“Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda

advertisement
“Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek
Sepeda Motor Yamaha Vixion”
(Deskripsi penelitian di Kec. Ambulu Kab. Jember)
Rifki Agung Pambudi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya
Jl. MT. Haryono 165 Malang
Email : [email protected]
ABSTRACT
Tougher competition for market indirectly force motorcycle manufacturers to maintain
customer loyalty. With the rise of emerging community that no other marks is the community
taking a brand and model of vehicle, car manufacturers believe that community is a potential
market of the future. The problem we face is the consumer brand loyalty will be very necessary
for a company to maintain its market share. Brand Community how can automakers maintain
fidelity to the members of the brand community. This research analyzes the influence of brand
communities to brand loyalty.
This study uses multiple regression analysis with SPSS version 11.5. This data collection
method uses a questionnaire to members of the community of Yamaha Vixion in Ambulu.
Questionnaire method used to determine further what factors were behind the brand loyalty of
Yamaha Vixion so community members decided to remain faithful to use the Yamaha Vixion.
Questionnaires were distributed 40 questionnaires.
The results showed six variables: the legitimacy of the brand community, oppositional
brand loyalty, celebrating the history of the brand, sharing brand stories, integrating and retain
members, and assisting in the use of the brand, which is significant oppositional brand loyalty,
sharing brand stories, integrating and retain members, and assisting in the use of the brand.
Keywords: brand loyalty, brand community
Era globalisasi menjanjikan suatu
peluang dan tantangan bisnis baru bagi
perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di
satu sisi, era globalisasi memperluas pasar
produk dari perusahaan Indonesia, disisi
lain, keadaan tersebut memunculkan
persaingan yang semakin ketat baik anatar
perusahaan domestik maupun dengan
perusahaan asing Durianto,Sugiarto &
Sitinjak (2001).
Hal seperti ini dapat dilihat pada
persaingan pada sepeda motor. Indonesian
Commercial Inteligence (2009) menyatakan
bahwa industri sepeda motor nasional
merupakan insdustri yang masih terus
mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan ini
di dorong oleh kebutuhan masyarakat akan
laat transportasi yang murah dan fleksibel.
Tren persaingan yang ketat menduduki
posisi nomor satu di industri sepeda motor
nasional sebetulnya sudah sudah terlihat dari
dahulu. Honda, yang biasanya menduduki
tempat teratas, selalu bersaing ketat dengan
Yamaha. Salip-menualip antara Yamaha dan
Honda tidak hanya pada arena balap, tapi
juga di angka penjualan sepeda motor.
Setelah menjadi runner up di belakang
Honda di tiga bulan pertama 2009, Yamaha
berhasil menyalip penjualan Honda di April
2009. Ini mengulang sukses pada Desember
2008. Saat itu, Yamaha juga menyusul
penjualan Honda (Indonesian Commercial
Inteligence 2009).
Menurut data Asosiasi Industri
Sepeda Motor Indonesia, selama April 2009,
Yamaha berhasil menjual 189.082 unit
sepeda motor, atau menguasai 49 % pasar
motor nasional. Honda ada di posisi kedua
dengan penjualan 155.789 uni (40,3%)
disusul Suzuki 36,901 unit (9,6%), dan
Kawasaki 3,384 unit (1%). Data kumulatif
ini menunjukan, selisih total penjualan
Honda dan Yamaha semakin menipis.
Hingga Maret 2009, jarak penjualan
keduanya masih sekitar 44.970 unit.
Sementara hingga April lalu, total penjualan
Yamaha hanya lebih rendah 11.677 unit
disbanding penjualan Honda (Indonesian
Commercial Inteligence 2009).
Durianto dkk (2001) berpendapat
bahwa salah satu asset untuk merebut
pangsa pasar tersebut adalah merek yang
dewasa ini berkembang menjadi sumber
asset terbesar bagi perusahaan. Kotler (
dalam Simamora, 2002) menyebutkan
bahwa merek merupakan nama, symbol,
desain atau kombinasi hal – hal tersebut,
yang ditunjukan untuk mengidentifikasi dan
mendiferensiasi atau membedakan barang
atau layanan suatu penjalan lain.
Sciffman dan Kanuk (2004) definisi
loyalitas merek yang umum dipakai oleh
para pemasar adalah suatu sikap dan
perilaku konsumen terhadap suatu merek.
Konsumen akan memeiliki prefensi terhadap
satu merek alternative. Pengukuran sukap
konsumen terhadap suatu merek meski
banyak
tersedia
merk
alternative.
Pengukuran sikap konsumen terhadap suatu
merek menyangkut seluruh perasaan
konsumen mengenai produk dan merek serta
kecendurungan meraka untuk membeli
produk dan merek tersebut. Pengukuran
perilaku bergantung pada respon perilaku
konsumen yang telah diberi sebuah stimulus
yang bertujuan untuk mempromosikan
produk dan merek alternatif.
Anker (2006) menyatakan bahwa
loyalitas merek mencerminkan tingkat
keterkaitan konsumen dengan satu merek
produk. Sekali mereka loyal terhadap
produk atau jasa tertentu, bias jadi sepanjang
hidup mereka menggunakan produk dan jasa
tersebut. Sehingga para konsumen yang
loyal merupakan sumber pendapatan
perusahaan yang bisa diandalkan sekaligus
kunci
kesuksesan
suatu
perusahaan
(Djatmoko,2005). Bagi pemasar, kesetiaan
atau loyalitas pelanggan bisa menjadi
barometer kelangsungan perusahaan. Karena
dengan pelanggan setia, perusahaan
mendapat jaminan produknya akan terus
dibeli dan bsinis kedepan akan lancer.
Pelanggan yang setia tidak akan berpindah
ke merek lain walaupun diberi iming-iming
yang menggiurkan Durianto dkk (2001).
Menurut Muniz dan O’Guin (2001),
komunitas merek adalah sesuatu yang
spesial, hubungan yang tak terbatas
wilayahnya,
berdasarkan
kepada
seperangkat struktur hubungan sosial
diantara pecinta merek. Konsep ini
digagaskan dalam sebuah jurnal penelitian
konsumen, yaitu gagasan dalam dunia
pemasaran yang memberikan sense of
belonging bagi para pelanggannya.
Loyalitas merek dipengaruhi oleh
faktor social driver, yaitu lingkungan sosial
di sekitar konsumen mempengaruhi siikap
konsumen
terhadap
suatu
merek,
diantaranya adalah social group dan peer
recommendation.
Kelompok
sosial
berpengaruh secara langsung terhadap sikap
dan perilaku seeorang. Suatu kelompok akan
menjadi refrensi utama seseorang dalm
membeli suatu produk. Pengaruh kelompok
refrensi yang kuat dengan mudah dapat
mengubah perilaku angotanya atau calon
anggotanya Gounaris & Stathakophulus,
(2004).
Dalam membentuk loyalitas merek
adalah kepuasaan, Kepuasan konsumen
adalah sejauh mana manfaat sebuah produk
dirasakan (perceived) sesuai dengan apa
yang diharapkan pelanggan (Amir, 2005).
Kotler (2000) mengatakan bahwa kepuasan
konsumen merupakan tingkat perasaan
seseorang setelah membandingkan antara
kinerja produk yang ia rasakan dengan
harapannya. Kepuasan atau ketidakpuasan
konsumen adalah respon terhadap evaluasi
ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang
dirasakan antara harapan sebelumnya dan
kinerja aktual produk yang dirasakan setelah
pemakaian (Tse dan Wilson dalam Nasution,
2004).
Dalam hal ini yang menjadi alasan
mengapa loyalitas merek menjadi salah
tolok ukur bagaimana kondisi suatu merek
tertentu dalam siklus pemasaran dan
produktifitas, dikarenakan loyalitas merek
merupakan satu impact yang muncul dari
konsumen terhadap merek, sehingga hal ini
dapat membuktikan kondisi merek atau
posisi merek tertentu dengan mengukur
menggunakan loyalitas merek.
Salah satu contoh dari social group
adalah virtual group dan brand community.
Para produsen sangat tertarik dalam
mempelajari tentang, mengorganisasi, dan
mengfasilitasi suatu brand community
McAlexander, Schouten, and Keaning
(2002). Banyak alasan yang mendasari
keterkaitan
tersebut,
diantaranya
kemampuan brand community dalam
mempengaruhi presepsi dan tindakan
anggotanya, serta untuk mempelajari
evaluasi konsumen terhadap kebijakan
perusahaan terutama tentang produk Brown,
Koznets and Shery (2003)
Peneliti mengambil objek penelitian
pada komunitas motor Yamaha Vixion
Community
Ambulu
(YVCA).
Dan
komunitas ini saling berhubungan dengan
komunitas
Yamaha
vixion
seluruh
Indonesia.Berdasarkan tabel diatas diketahui
bahwa komunitas tersebut anggotanya terus
bertambah dari waktu ke waktu. Hal ini
menyatakan komunitas mempunyai andil
dalam pemasaran akan sebuah produk.
Di sini peneliti ingin meneliti pada
komunitas sepeda motor di Kota Ambulu
Kabupaten Jember. Dimana di Kota Ambulu
terdapat berbagai macam komunitas
otomotif mulai dari mobil hingga sepeda
motor dari berbagai merek dan tipe. Dalam
hal ini mengapa penilti memilih sepeda
motor Yamaha Vixion sebagai objek
penelitian dikarenakan peranan merek
sepeda motor Yamaha Vixion sangat besar
dalam dunia otomotif, kalau kita menyadari
yang menjadi top of mid merek sepeda
motor ada dua yaitu Yamaha dan Honda,
maka dari itu untuk mendapat data yang
akurat dan maksimal maka peneliti memilih
merek sepeda motor Yamaha Vixion sebagai
Objek Peneltian.
Berdasarkan uraian latar belakang
diatas, maka penulis tertarik untuk
memahami dan membahas tentang brand
community dan pengaruhnya terhadap
loyalitas merek melalui penelitian yang
berjudul :
“Pengaruh Brand Community Terhadap
Loyalitas Merek Sepeda Motor Yamaha
Vixion (Deskripsi Di Kecamatan Ambulu,
Kabupaten Jember)”
Landasan Teori
2.1.5. Loyalitas Merek
Loyalitas secara harfiah diartikan
kesetiaan, yaitu kesetiaan seseorang
terhadap suatu objek. Menurut Schiffman
dan Kanuk (2004) loyalitas merek
merupakan hasil yang paling diharapkan
dari sebuah penelitian mengenai perilaku
konsumen. Ada banyak definisi loyalitas
merek ditinjau dari berbagai macam sudut
pandang. Definisi yang umum dipakai
adalah penjelasan bahwa loyalitas merek
merupakan suatu preferensi konsumen
secara
konsisten
untuk
melakukan
pembelian pada merek yang sama pada
produk yang spesifikasi atau pelayanan
tertentu.
Loyalitas menurut Mowen dan
Minor (2008) adalah kondisi dimana
pelanggan mempunyai sikap yang positif
terhadap
suatu
merek,
mempunyai
komitmen terhadap merek tersebut, dan
bermaksud
meneruskan pembeliannya
dimasa mendatang. Pernyataan yang sama
berasal dari Dharmmesta (1999) dalam
Fandi Tjiptono (2006) yang menyatakan
bahwa
loyalitas
menunjukkan
kecenderungan
pelanggan
untuk
menggunakan suatu merek tertentu dengan
tingkat konsistensi yang tinggi.
Hal ini berarti loyalitas selalu
berkaitan dengan preferensi pelanggan dan
pembelian aktual. Pernyataan yang terkait
dengan tingkat konsistensi ini juga berasal
dari Oliver (1999) dalam Fandi Tjiptono
(2006) yang menyatakan, bahwa loyalitas
merek merupakan komitmen yang teguh
untuk membeli ulang atau berlangganan
dengan produk atau jasa yang disukai secara
konsisten
dimasa
datang,
sehingga
menimbulkan pembelian merek atau
rangkaian merek yang sama secara berulang,
meskipun pengaruh situasional dan upaya
pemasaran berpotensi untuk menyebabkan
perilaku beralih merek.
2.1.7. Merek
Keahlian dari pemasar yang sangat
profesional adalah kemampuannya untuk
menciptakan, memelihara, melindungi, dan
meningkatkan merek. Para pemasar
mengatakan bahwa pemberian merk adalah
seni dan bagian paling penting dalam
pemasaran.
Menurut
American
Marketing
Association (Kotler, 2000), merek adalah
nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau
kombinasi dari hal-hal tersebut, yang
dimaksud untuk mengidentifikasi barang
atau jasa dari seseorang atau kelompok
penjual dan untuk membedakan dari produk
pesaing.
Pengertian Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen adalah sejauh
mana manfaat sebuah produk dirasakan
(perceived) sesuai dengan apa yang
diharapkan pelanggan (Amir, 2005). Kotler
(2000) mengatakan bahwa kepuasan
konsumen merupakan tingkat perasaan
seseorang setelah membandingkan antara
kinerja produk yang ia rasakan dengan
harapannya. Kepuasan atau ketidakpuasan
konsumen adalah respon terhadap evaluasi
ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang
dirasakan antara harapan sebelumnya dan
kinerja aktual produk yang dirasakan setelah
pemakaian (Tse dan Wilson dalam Nasution,
2004)
2.1.11. Brand Community
Brand community adalah suatu
komunitas yang disusun atas dasar
kedekatan dengan suatu produk atau merek.
Perkembangan terakhir dalam pemasaran
dan penelitian perilaku konsumen sebagai
hasil dari hubungan antara merek, identitas
individu dan budaya. Diantara konsep yang
menjelaskan perilaku konsumen dengan
suatu merek tertentu.
Komponen-komponen Brand Community
Muniz dan O’Guin (2001), dalam
jurnal yang berjudul Brand Community,
menemukan bahwa terdapat tiga tanda
penting dalam komunitas, yaitu :
Consciousness of kind ( kesadaran
bersama )
Elemen terpenting dari komunitas
adalah kesadaran masyarakat atas suatu jenis
produk, dan ini jelas terlihat dalam
komunitas. Setiap anggota saling berbagi
(share) seperti yang dikemukakan oleh
Bender (1978) yang menggambarkan seperti
“we-ness”. Setiap anggota merasa bahwa
hubungannya dengan merek itu penting,
namun lebih penting lagi, mereka merasa
hubungannya lebih kuat satu sama lain
sesama anggota. Anggota merasa bahwa
mereka yang saling mengenal, walaupun
mereka tidak pernah bertemu. Segitiga ini
adalah konstelasi sosial yaitu pusat dari
komunitas merek Cova’s (1997) dalam
Muniz dan O’Guin (2001penegasan bahwa
link lebih penting dari suatu hal.
Didalam indikator Conciousness of Kind ini
terdapat dua elemen, yaitu:
Legitimacy (Legitimasi)
Legitimasi adalah proses dimana
anggota komunitas membedakan antara
anggota komunitas dengan yang bukan
anggota komunitas, atau memiliki hak yang
berbeda. Dalam konteks ini merek
dibuktikan atau ditunjukkan oleh “yang
benar-benar
mengetahui
merek”
dibandingkan dengan “alasan yang salah”
memakai merek. Alasan yang salah biasanya
dinyatakan
oleh
kegagalan
dalam
menghargai budaya, sejarah, ritual, tradisi,
dan simbol-simbol komunitas.
Opposotional Brand Loyalty (Loyalitas
Merek Oposisi)
Komunitas merek oposisi adalah
proses sosial yang terlibat selain kesadaran
masyarakat atas suatu jenis produk
(Conciousness of kind). Melalui oposisi
dalam kompetisi merek, anggota komunitas
merek mendapat aspek pengalaman yang
penting
dalam
komunitasnya,
serta
komponen penting pada arti merek tersebut.
Ini berfungsi untuk menggambarkan apa
yang bukan merek dan siapakah yang bukan
anggota komunitas merek.
Rituals and tradition ( ritual dan tradisi )
Ritual dan tradisi juga nyata adanya
dalam komunitas merek. Ritual dan tradisi
mewakili proses sosial yang penting dimana
arti
dari
komunitas
itu
adalah
mengembangkan dan menyalurkan dalam
komunitas.
Beberapa
diantaranya
berkembang dan dimengerti oleh seluruh
anggota komunitas, sementara yang lain
lebih diterjemahkan dalam asal usulnya dan
diaplikasikan.
Celebrating The History Of The Brand
(Merayakan Sejarah Merek)
Menanamkan
sejarah
dalam
komunitas dan melestarikan budaya adalah
penting. Pentingnya sejarah merek yang juga
tampak jelas tertera di halaman web yang
dikhususkan. Adanya konsistensi yang jelas
ini adalah suatu hal yang luar biasa.
Sharing Brand Stories (Berbagi Cerita
Merek)
Berbagi
cerita
pengalaman
menggunakan produk merek adalah hal yang
penting untuk menciptakan dan menjaga
komunitas. Cerita berdasarkan pengalaman
memberi arti khusus antar anggota
komunitas, hal ini akan menimbulkan
hubungan kedekatan dan rasa solidaritas
antar anggota.
Moral responsibiliy ( rasa tanggung
jawab moral )
Komunitas juga ditandai dengan
tanggungjawab
moral
bersama.
Tanggungjawab moral adalah memiliki rasa
tanggungjawab dan berkewajiban secara
keseluruhan, serta kepada setiap anggota
komunitas. Rasa tanggungjawab moral ini
adalah hasil kolektif yang dilakukan dan
memberikan
kontribusi
pada
rasa
kebersamaan dalam kelompok.
Tanggungjawab moral tidak perlu terbatas
untuk menghukum kekerasan, peduli pada
hidup. Sisitem moral bisa halus dan
kontekstual. Demikianlah halnya dengan
komunitas merek. Sejauh ini tanggungjawab
moral hanya terjadi dalam komunitas merek.
Hal ini nyata paling tidak ada dua hal
penting dan misi umum tradisional, yaitu :
1) Integrating and retaining members
(Integrasi
dan
Mempertahankan
Anggota)
Dalam
komunitas
tradisional
memperhatikan pada kehidupan umum.
Perilaku yang konsisten dianggap sebagai
dasar
tanggungjawab
keanggotaan
komunitas. Untuk memastikan kelangsungan
hidup jangka panjang yang diperlukan untuk
mempertahankan
anggota
lama
dan
mengintegrasikan
baru.
Tradisional
masyarakat di sana adalah adanya kesadaran
moral sosial.
2) Assisting in the use of the brand
(Membantu Dalam Penggunaan Merek)
Tanggungjawab moral meliputi
pencarian dan membantu anggota lain dalam
penggunaan merek. Meskipun terbatas
dalam cakupan, bantuan ini merupakan
komponen penting dari komunitas. Sebagian
besar informan melaporkan telah membantu
orang lain baik yang dikenal maupun tidak.
Ini adalah sesuatu yang mereka lakukan
“tanpa berpikir,” hanya bertindak dari rasa
tanggungjawab yang mereka rasakan
terhadap anggota komunitas.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini yang akan
dilakukan termasuk penelitian Explanatory,
Explanatory Research adalah peneltian yang
menjelaskan hubungan kausal antara
variabel – variabel penelitian melalui uji
hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya,
sehingga dapat mengetahui berapa besar
kontribusi variabel – variabel bebas terhadap
variabel terikatnya serta besar arah
hubungan yang terjadi Sugiyono (2008).
Lokasi Penelitian di Kecamatan Ambulu,
Kabupaten Jember. Pengambilan sampel
atau sampling berarti mengambil suatu
bagian dari populasi sebagai wakil
(represesntasi) dari populasi itu.
Sampling Menurut Sugiyono (2003)
adalah teknik pengambilan sampel. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan Non
Probability Sampling dimana teknik
pengambilan sampel ini tidak memberi
peluang/kesempatan yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel Sugiyono (2011.
Untuk melengkapi penelitian ini,
maka perlu didukung oleh data yang lengkap
dan akurat. Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi dua data, yaitu data
primer dan data sekunder.
Data Primer
Menurut Sugiarto (2002) data primer
merupakan data yang di dapat dari sumber
pertama baik dari individu maupun
perseorangan. Jadi data primer adalah data
yang di peroleh secara langsung dari
sumbernya, diamati, dan dicatat untuk
pertama kalinya melalui wawancara atau
hasil pengisian kuesioner. Data primer ini
diperoleh dari komunitas yang menjadi
objek dalam penelitian ini.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah
dikumpulkan oleh pihak lain, bukan dari
pihak peneliti sendiri untuk tujuan yang lain
(Istijanto, 2005). Data sekunder diperoleh
dari berbagai bahan pustaka, baik berupa
buku, jurnal-jurnal dan dokumen lainnya
yang ada hubungannya dengan materi
kajian tentang Brand Community dan
loyalitas merek.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
3Wawancara
Wawancara merupakan metode yang
digunakan untuk memperoleh informasi
langsung, mendalam, tidak terstruktur, dan
individual menggunakan pertanyaan lisan
kepada subjek penelitian (Indriantoro dan
Supomo, 1999) dalam Sugiyono (2009).
Data yang dkumpulkan umumnya berupa
masalah yang bersifat kompleks, sensitif
atau kontroversial. Dari wawancara ini,
periset akan memperoleh informasi spontan
dan mendalam dari setiap responden.
Kuesioner
Menurut Rangkuti (1997) dalam
Sugiyono (2009) tujuan kuesioner adalah
memperoleh informasi yang relevan dengan
tujuan survei, memperoleh informasi
dengan tingkat keandalan dan tingkat
keabsahan setinggi mungkin. Jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan tersebut dilakukan
sendiri oleh responden tanpa bantuan dari
pihak peneliti. Pertanyaan yang diajukan
pada responden harus jelas dan tidak
meragukan responden. Dengan melakukan
penyebaran kuesioner responden untuk
mengukur persepsi responden digunakan
Skala Likert (Freddy Rangkuti,
1997)
dalam Sugiyono (2009).
3. Studi Pustaka
Mempelajari literatur atau buku-buku yang
relevan, surat kabar, jurnal, artikel, maupun
penelitian atau tulisan ilmiah yang berkaitan.
4. Observasi
Observasi menurut Sugiyono (2009) suatu
proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis dengan jalan mengadakan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis
fenomena-fenomena yang diteliti.
Pertanyaan dalam kuesioner dibuat dengan
menggunakan skala 1-5 untuk mewakili
pendapat dari responden. Nilai untuk skala
tersebut adalah:
a. Sangat Setuju : 5
b. Setuju : 4
c. Netral : 3
d. Tidak Setuju : 2
e. Sangat Tidak Setuju : 1
Alat uji yang digunakan untuk
menguji instrumen penelitian ini beupa uji
validitas, uji reliabilitas, dan uji asumsi
klasik.
Uji
hipotesis
dilakukan
menggunakan uji F dan uji t dan uji
dominan. Teknik analisis data menggunakan
analisis regresi linear berganda.
Gujarati dalam Ghozali (2001)
menjelaskan bahwa analisis regresi pada
dasarnya
adalah
studi
mengenai
ketergantungan variabel dependen (terikat)
dengan satu atau lebih variabel independen
(variabel penjelas/ bebas), dengan tujuan
untuk mengestimasi atau memprediksi ratarata populasi atau nilai rata-rata variabel
dependen berdasarkan nilai variabel
independen yang diketahui. Karena satuan
dari Legitimasi (X1) Loylitas Merek Oposisi
(X2) Merayakan Sejarah Merek (X3) Berbagi
Cerita
Merek
(X4)
Integrasi
dan
Mempertahankan Anggota (X5) Membantu
Dalam Penggunaan Merek (X6).belum sama,
maka perlu disamakan dahulu dengan
menggunakan standardized beta, sehingga
tidak ada konstantanya Ghozali, (2001).
Oleh karena itu, persamaan regresi berganda
yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
Y = b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 +
b6X6 + e
Dimana :
Y = Loyalitas merek
b1 = Koefisien regresi Legitimasi
b2 = Koefisien regresi Loyalitas Merek
Oposisi
b3 = Koefisien regresi Merayakan Sejarah
Merek
b4 = Koefisien regresi Berbagi Cerita Merek
b5 = Koefisien regresi Integrasi dan
Mempertahankan Anggota
b6 = Koefisien regresi Membantu Dalam
Penggunaan Merek
X1 = Legitimasi
X2 = Loylitas Merek Oposisi
X3 = Merayakan Sejarah Merek
X4 = Berbagi Cerita Merek
X5 = Integrasi dan Mempertahankan
Anggota
X6 = Membantu Dalam Penggunaan Merek
e = Varians pengganggu
HASIL DAN ANALISIS
Analisis Regresi Linear Berganda
Proses
analisis
data
dengan
menggunakan
analisis
regresi
linier
berganda dilakukan beberapa tahapan untuk
mencari
pengaruh
antara
variabel
independen dan dependen. Variabel
independen dalam penelitian ini adakah
variabel legimitasi (X1), lolaylitas merek
oposisi (X2), membantu dalam penggunaan
merek (X3), merayakan sejarah merek (X4),
berbagi cerita merek (X5), dan integrasi dan
mempertahankan anggota (X6). Sedangkan
varibel dependen dalam peneltian ini adalah
variabel loyalitas merek (Y).
Berdasarkan hasil pengolahan data
dengan menggunakan SPSS 11.5 dapat
ringkasan seperti pada Tabel 4.16.
1. β1 = -0,327
Merupakan nilai koefisen beta variabel
legimitasi (X1). Koefsien beta bernilai
negatif menunjukan pengaruh berlawanan
arah, artinya jika legimitasi mempengaruhi
anggota komunitas, maka loyalitas merek
berkurang.
2. β2 = -0,117
Merupakan nilai koefisen beta variabel
loyalitas merek oposisi (X2). Koefsien beta
bernilai negatif menunjukan pengaruh
berlawanan arah, artinya jika loyalitas merek
oposisi mempengaruhi anggota komunitas,
maka loyalitas merek berkurang.
3. β3 = 1,154
Merupakan nilai koefisen beta variabel
merayakan sejarah merek (X3). Koefsien
beta bernilai negatif menunjukan pengaruh
berlawanan arah, artinya jika merayakan
sejarah mempengaruhi anggota komunitas,
maka loyalitas merek berkurang.
4. β4 = -0,154
Merupakan nilai koefisen beta variabel
berbagi cerita merek (X4). Koefsien beta
bernilai positif menunjukan pengaruh
searah, artinya jika berbagi cerita merek
mempengaruhi anggota komunitas, maka
loyalitas merek bertambah.
5. β5 = 0,706
Merupakan nilai koefisen beta variabel
integrasi dan mempertahankan anggota
(X5). Koefsien beta bernilai positif
menunjukan pengaruh searah, artinya jika
besar integrasi dan mempertahankan
anggota mempengaruhi anggota komunitas,
maka loyalitas bertambah
6. β6 = 0,506
Merupakan nilai koefisen beta variabel
membantu dalam penggunaan merek (X6).
Koefsien beta bernilai positif menunjukan
pengaruh searah, artinya jika membantu
dalam penggunaan merek mempengaruhi
anggota komunitas, maka loyalitas merek
bertambah.
Model regresi tersebut memiliki koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,417. Hal ini
berarti bahwa model regresi yang
menjelaskan pengaruh antara variabel
legimitasi (X1), lolaylitas merek oposisi
(X2), membantu dalam penggunaan merek
(X3),
merayakan sejarah merek (X4),
berbagi cerita merek (X5), dan integrasi dan
mempertahankan anggota (X6) terhadap
loyalitas merek (Y) sebesar 41,7% dan
sisanya sebesar 58,3% dijelaskan oleh
variabel lain yang terdeteksi tetapi tidak
dimasukkan ke dalam penelitian.
Berdasarkan Tabel 4.18, dapat dilihat bahwa
nilai sig.0,000 ata lebih kecil dari nilai
probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,000
maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Jadi analisis regresi berganda dan uji
F ini dapat diketahui bahwa logimitasi,
loyalitas merek oposisi, membantu dalam
penggunaan merek, merayakan sejarah
merek, berbagi cerita merek, dan integrasi
dan mempertahankan anggota berpengaruh
simulan terhadap dan sigifikan terhadap
loyalitas merek.
1.
Variabel legimitasi (X1) mempunyai
signifikansi sebesar 0,181 atau lebih besar
dari nilai probabilitas 0,05. Dengan kata lain
nilai 0,181 > 0,05 sehingga diputuskan H0
diterima.
Dengan
demikian
dapat
disimpulkan bahwa belum cukup bukti
bahwa legimitasi memiliki pengaruh yang
nyata terhadap loyalitas merek dengan
kesalahan sebesar 5%.
2.
Variabel loyalitas merek oposisi (X2)
mempunyai signifikansi sebesar 0,472 atau
lebih besar dari nilai probabilitas 0,05.
Dengan kata lain nilai 0,472 > 0,05 sehingga
diputuskan H0 diterima. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa belum cukup bukti
bahwa leoyalitas merek oposisi memiliki
pengaruh yang nyata terhadap loyalitas
merek dengan kesalahan sebesar 5%.
3.
Variabel merayakan sejarah merek
(X3) mempunyai signifikansi sebesar 0,360
atau lebih besar dari nilai probabilitas 0,05.
Dengan kata lain nilai 0,360 > 0,05 sehingga
diputuskan H0 diterima. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa belum cukup bukti
bahwa merayakan sejarah merek memiliki
pengaruh yang nyata terhadap loyalitas
merek dengan kesalahan sebesar 5%.
4.
Variabel berbagi cerita merek (X4)
mempunyai signifikansi sebesar 0,028 atau
lebih besar dari nilai probabilitas 0,05.
Dengan kata lain nilai 0,028 > 0,05 sehingga
diputuskan H0 diterima. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa belum cukup bukti
bahwa berbagi cerita merek memiliki
pengaruh yang nyata terhadap loyalitas
merek dengan kesalahan sebesar 5%.
5.
Variabel
integarsi
dan
mempertahankan anggota (X5) mempunyai
signifikansi sebesar 0,245 atau lebih besar
dari nilai probabilitas 0,05. Dengan kata lain
0,245 > 0,05 sehingga diputuskan H0
diterima.
Dengan
demikian
dapat
disimpulkan bahwa belum cukup bukti
bahwa
mengatakan
integrasi
dan
mempertahankan
anggota
memiliki
pengaruh yang nyata terhadap loyalitas
merek dengan kesalahan sebesar 5%.
6.
Variabel
membantu
dalam
penggunaan merek (X6) mempunyai
signifikansi sebesar 0,003 atau lebih besar
dari nilai probabilitas 0,05. Dengan kata lain
nilai 0,003 < 0,05 sehingga diputuskan H0
ditolak.
Dengan
demikian
dapat
disimpulkan bahwa belum bahwa membantu
dalam
penggunaan
merek
memiliki
pengaruh yang nyata terhadap loyalitas
merek dengan kesalahan sebesar 5%.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdsarkan hasil analisis dan
pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1.
Hasil uji hipotesis yang ditolak
hanya
variabel
membantu
dalam
penggunaan merek dengan demikian
variabel membantu dalam penggunaan
merek berpangaruh terhadap loyalitas merek
Yamaha Vixion
2.
Hasil uji hipotesis yang diterima
diantaranya Variabel legimitasi, lolaylitas
merek oposisi, merayakan sejarah merek,
berbagi cerita merek, dan integrasi dan
mempertahankan anggota diketahui tidak
memiliki pengaruh yang kuat terhadap
loyalitas merek sepeda motor Yamaha
Vixion,dikarenakan ada beberapa hal yang
mendasari diantaranya, komunitas YVCA
terbilang
masih
muda
dari
awal
pembentukan yaitu 26 Oktober 2011,
sehingga bebrapa variabel yang lain belum
memenuhi kriteria yang berpengaruh
terhadap loyalitas merek sepeda motor
Yamaha Vixion, sehingga hanya membantu
dalam pemggunaan merek yang berpengaruh
terhadap loyalitas merek sepeda motor
Yamaha Vixion.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil peneltian yang
telah dilakukan, maka peneliti memberikan
saran sebagai berikut :
1.
Meskipun
diketahui
bahwa
legimitasi , lolaylitas merek oposisi ,
merayakan sejarah merek , berbagi cerita
merek , dan integrasi dan mempertahankan
anggota tidak berpangaruh terhadap loyalitas
merek tetapi semua variabel yang
disebutkan menjadi hal penting dalam
membentuk
komunitas
yang
solid,
teroganisir dengan baik demi kebaikan
komunitas YVCA dan juga meningkatkan
loyalitas merek Yamaha Vixion.
2.
Bagi
penelitian
selanjutnya
diharapkan dapat melakukan penelitian
dengan cakupan yang lebih luas lagi dari
penelitian terdahulu yang belum sempat
diteliti dalam penelitian ini, sehingga dapat
yang
O’Guinn,Muniz.2001.Manajemen
Pemasaran.Edisi
Kedua.Salemba
Empat.Jakarta.
Durianto, D., Sitinjak, T. 2001. Strategi
Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas
dan Perilaku Merek. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Purbaningtyas,
Retno.2009.
Pengaruh
Brand Community Terhadap Loyalitas
Merek (Studi Pada Komunitas Motor
Jakarta Mio Club.Skripsi.Progam Studi
Manajemen Bisnis.Bogor.
Sekaran.2006. Manajemen Pemasaran. Tim
Indeks (Penterjemah). 2006. PT. Indeks
Kelompok Gramedia. Jakarta
diketahui
faktor-faktor
lain
mempengaruhi loyalitas merek.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi.2000. Manajemen Pemasaran Jasa:
Teori dan Praktek. Edisi Pertama. Jakarta :
Salemba Empat
Hasan, Ali. 2008. Marketing. Yogyakarta:
Media Pressindo.
Imam,Ghozali. 2001. Analisis Multivariate
dengan Program SPSS. Semarang: Badan
Penerbit Undip.
Imam,Ghozali.2005. Analisis Multivariate
dengan Program SPSS. Edisi 2. Semarang:
Badan Penerbit Undip.
Kotler, Philip, 2006. According to Kotler,
Edisi Pertama. Terjemahan, Jakarta : PT
Bhuana Ilmu Populer
Kotler,
Pihlip,
2002,
Manajemen
Pemasaran, Jilid 1,2, Salemba Empat,
Jakarta.
Kotler
Keller,
2006.,
Management, Manajemen
Penerjemah Benyamin
Marketing
Pemasaran,
Mowen, C. & Minor, M. 2008. Perilaku
konsumen. Bandung : Erlangga. Riduwan.
2004. Statistika untuk Lembaga & Instansi
Pemerintah/Swasta. CV. Alfabeta, Bandung.
Schiffman, Leon G. & Kanuk, Leslie L.
2004. Consumer Behaviour (8th ed). New
Jersey: Printice Hall.
Sugiyono.2009.
Metode
Kuantitatif
Kualitatif
R&D.Alfabeta.Bandung
Peneltian
dan
Simamora, B. 2004. Panduan Riset Perilaku
Konsumen. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Sugiarto.2002. Manajemen Pemasaran. Tim
Indeks (Penterjemah). 2006. PT. Indeks
Kelompok Gramedia. Jakarta
Sujianto, Agus.2002. Aplikasi
dengan
SPSS
11.5.
PT.
Pustaka.Jakarta.
Statistik
Prestasi
Tjiptono, Fandy. 2006. Prinsip-Prinsip
Total Quality Service. Edisi keempat.
Yogyakarta. Penerbit Andi
Yudianto,Yefri.2010.Pengaruh
Brand
Community Terhadap Loyalitas Merek
Sepeda Motor Yamaha.Skripsi.Progam Studi
Manajemen Universitas Diponegoro.
Download