PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN YANG

advertisement
PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN
YANG DILAKUKAN OLEH ”ARENA FUTSAL” TERHADAP
LOYALITAS PELANGGAN
Bayu Panji Wicaksono P
11206278
Abstrak
Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis pengaruh strategi bauran pemasaran yang
dilakukan oleh Arena Futsal terhadap loyalitas pelanggan.
Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan instrumen penelitian kuesioner.
Populasi penelitian yaitu pengguna sewa lapangan Arena Futsal. Dalam penelitian ini penulis
menyebarkan kuesioner kepada 100 pengguna sewa lapangan Arena Futsal. Skala pengukuran
yang digunakan adalah skala likert. Pada tahap analisis dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas,
uji normalitas, uji asumsi klasik, regresi linier berganda, uji F, uji T, dan analisis SWOT.
Aplikasi SPSS digunakan untuk membantu pengujian model ini. Data yang digunakan adalah
data primer.
Dan dari hasil penelitian diketahui bahwa dengan analisis SWOT, Arena Futsal
mempunyai kekuatan yang lebih besar dengan ancaman yang ada disekitarnya. Hasil persamaan
regresi linier berganda Y= 0,294 + 0,174 X1 + 0,162 X2 + 0,186 X3 + 0,221 X4 + 0,193 X5 +
0,382 X6 + 0,386 X7. Hasil pengujian secara bersama-sama (simultan) menunjukkan bahwa
bauran pemasaran (marketing mix), yang meliputi product, price, place, promotion, people,
phisycal evidence, dan process berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pelanggan Arena
Futsal. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial dapat diketahui bahwa loyalitas pelanggan
dapat dipengaruhi secara signifikan oleh promotion, people, phisycal evidence, dan process.
Sedangkan product, price, dan place kurang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
loyalitas pelanggan.
Kata Kunci : arena futsal, loyalitas pelanggan, strategi bauran pemasaran
PENDAHULUAN
Sekarang ini banyak perusahaan saling
berlomba untuk mendapatkan konsumen
agar memakai produk yang mereka
tawarkan. Perusahaan kurang berhasil
banyak disebabkan oleh kurang tepatnya
strategi pemasaran yang digunakannya.
Berhasil atau tidaknya perusahaan
sangat di tentukan bagaimana cara yang
dikembangkan oleh perusahaan untuk dapat
bersaing dalam merebut konsumen dalam
penerapan strategi pemasaran yang efektif.
Apabila strategi yang tidak dapat
dilaksanakan
dengan
baik
maka
pelaksanaan yang baik pun tidak
memberikan hasil yang memuaskan seperti
yang kita harapkan.
Secara umum tujuan dari perusahaan
adalah untuk memperoleh laba yang
maksimum sehingga perusahaan dapat terus
berkembang. Penerapan strategi pemasaran
dalam perusahaan sangat berpengaruh
dalam
kinerja
perusahaan
yang
bersangkutan. Sebab dalam penerapannya
posisi perusahaan di pasar potensial sangat
dipengaruhi oleh berhasil atau tidaknya
strategi pemasaran yang digunakan. Hal ini
juga merupakan sumber dana bagi
kelangsungan hidup perusahaan untuk terus
berkembang baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang.
Untuk itulah, perusahaan dituntut
untuk mampu memupuk keunggulan
kompetitifnya masing-masing melalui
upaya-upaya yang kreatif, inovatif serta
efisien, sehingga menjadi pilihan dari
banyak pelanggan yang pada gilirannya
nanti diharapkan loyal. Loyalitas pelanggan
memiliki peran penting dalam sebuah
perusahaan,
mempertahankan
mereka
berarti mempertahankan kelangsungan
hidup perusahaan. Hal ini menjadi alasan
utama bagi sebuah perusahaan untuk
menarik dan mempertahankan mereka.
TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui seberapa besar
kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman yang dihadapi oleh Arena
Futsal.
2. Untuk menganalisis pengaruh strategi
bauran pemasaran yang dilakukan oleh
Arena Futsal terhadap loyalitas
pelanggan.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Pemasaran
Apa sebenarnya arti pemasaran?
Banyak juga yang menduga pemasaran
hanya penjualan dan periklanan. Walaupun
penting, penjualan dan periklanan hanya
dua dari banyak fungsi pemasaran. Dewasa
ini, pemasaran harus dipahami tidak dalam
arti lama yaitu melakukan penjualan tetapi
dalam arti baru, yaitu berusaha memahami
dan memuaskan kebutuhan pelanggan.
Jadi, penjualan dan periklanan
merupakan bagian dari bauran pemasaran
(marketing mix) yang lebih besar, sebagai
seperangkat satu set alat pemasaran yang
bekerja sama untuk mempengaruhi pasar.
Maka, pemasaran adalah suatu proses sosial
dan manajerial yang membuat individu dan
kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan serta inginkan lewat penciptaan
dan pertukaran timbal balik produk dan
nilai dengan orang lain atau bisa juga
diartikan sebagai suatu sistem keseluruhan
dari
kegiatan-kegiatan
bisnis
yang
ditujukan
untuk
merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa yang
memuaskan kebutuhan baik kepada
pembeli yang ada maupun pembeli
potensial.
Definisi pemasaran menurut Philip
Kotler (2002:9) adalah suatu proses sosial
uang didalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan,
dan
secara
bebas
mempertukarkan produk yang bernilai
dengan pihak lain.
Tujuan pemasaran adalah mengetahui
dan memahami pelanggan dengan baik
sehingga produk atau jasa itu cocok dengan
pelanggan dan selanjutnya mampu menjual
dirinya sendiri-sendiri.
Pengertian Strategi
Strategi
merupakan
alat
untuk
mencapai tujuan. Dalam perkembangannya,
konsep
mengenai
strategi
terus
berkembang. Semua informasi yang
diperoleh memiliki peran penting dalam
desain strategi pemasaran. Strategi adalah
kekuatan motivasi untuk stajeholders,
seperti stakeholders, debtholders, manajer
karyawan,
konsumen,
komunitas,
pemerintah dan sebagainya baik secara
langsung maupun tidak langsung menerima
keuntungan atau biaya yang ditimbulkan
oleh semua tindakan yang dilakukan oleh
perusahaan, Andrews (1980), Chaffe
(1985).
Faktor situsional dan persaingan yang
harus dihadapi organisasi menjadi perhatian
dalam pemilihan strategi pemasaran.
Sebagai contoh, sewaktu manajemen
mengembangkan strategi untuk memasuki
pasar baru dapat dimanfaatkan data
permasalahan strategi dan pedoman strategi
untuk memasuki pasar baru. Pengertian
strategi menurut Hamel dan Prahalad
(1995), yaitu merupakan tindakan yang
bersifat incremental (senantiasa meningkat)
dan
terus-menerus
dan
dilakukan
berdasarkan sudut pandang tentang apa
yang diharapkan oleh para pelanggan di
masa depan.
Pengertian Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran pada tingkat unit
bisnis difokuskan pada segmentasi,
penentuan pasar sasaran dan posisi pasar.
Pengembangan
strategi
pemasaran
diarahkan
untuk
dapat
memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen pada
pasar yang akan dilayani.
Definisi utama dari strategi pemasaran
yaitu strategi pemasaran merupakan
rencana yang menjabarkan ekspektasi
perusahaan akan dampak dari berbagai
aktivitas atau program pemasaran terhadap
permintaan produk atau lini produknya di
pasar sasaran tertentu. Perusahaan dapat
menggunakan dua atau lebih program
pemasaran secara bersamaan, sebab setiap
jenis program memiliki pengaruh yang
berbeda-beda terhadap permintaan. Oleh
sebab itu, dibutuhkan mekanisme yang
dapat mengkoordinasi program-program
pemasaran agar program-program itu
sejalan dan terintegrasi dengan sinergestik.
Mekanisme ini disebut strategi pemasaran.
Pengertian Jasa
Menurut Zeithaml dan Bitner (2000:3) :
Jasa pada dasarnya adalah seluruh
aktivitas ekonomi dengan output selain
produk dalam pengertian fisik, dikonsumsi
dan diproduksi pada saat bersamaan,
memberikan nilai tambah dan secara
prinsip tidak berwujud (intangible) bagi
pembeli pertamanya.
Berdasarkan beberapa definisi di atas
maka, jasa pada dasarnya adalah sesuatu
yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Suatu yang tidak yang berwujud, tetapi
dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
b. Proses produksi jasa dapat menggunakan
atau tidak menggunakan bantuan suatu
produk fisik.
c. Jasa tidak mengakibatkan peralihan hak
atau kepemilikan.
d. Terdapat interaksi antara penyedia jasa
dengan pengguna jasa
Karakteristik Jasa
Menurut Kotler (2000:429), jasa
memiliki empat ciri utama yang sangat
mempengaruhi
rancangan
program
pemasaran, yaitu sebagai berikut:
a. Tidak berwujud
Hal ini menyebabkan konsumen
tidak dapat melihat, mencium, meraba
mendengar dan merasakan hasilnya
sebelum mereka membelinya.
b. Tidak terpisahkan (insereparability)
Jasa tidak dapat dipisahkan dari
sumbernya, yaitu perusahaan jasa yang
menghasilkannya. Jasa diproduksi dan
dikonsumsi pada saat bersamaan.
c. Bervariasi (variability)
Jasa yang diberikan sering kali
berubah-ubah tergantung dari siapa yang
menyajikannya, kapan dan dimana
penyajian jasa tersebut dilakukan.
d. Mudah musnah (perishability)
Jasa tidak dapat disimpan atau
mudah musnah sehingga tidak dapat
dijual pada masa yang akan datang.
Pemasaran Jasa
Jasa merupakan aktivitas atau manfaat
yang dapat ditawarkan oleh satu pihak ke
pihak lainnya dan tidak mengakibatkan
perpindahan kepemilikan. Jasa tidak
berwujud, tidak dapat dipisahkan, berubahubah dan tidak tahan lama.
Fungsi Pemasaran (Payne, 2000:28)
terdiri dari tiga komponen kunci yaitu
sebagai berikut :
a. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Merupakan unsur-unsur internal
penting yang membentuk program
pemasaran sebuah organisasi.
b. Kekuatan Pasar
Merupakan peluang dan ancaman
eksternal dimana operasi pemasaran
sebuah organisasi berinteraksi.
c. Proses Penyelarasan
Yaitu proses strategik dan
manajerial untuk memastikan bahwa
bauran pemasaran jasa dan kebijakankebijakan internal organisasi sudah
layak untuk menghadapi kekuatan
pasar.
Pengertian
Bauran
Pemasaran
(Marketing Mix)
Pengertian Bauran Pemasaran menurut
beberapa ahli, antara lain :
Philip Kotler (2000:15) :
Bauran pemasaran adalah sekumpulan
alat pemasaran yang dapat digunakan oleh
perusahaan
untuk
mencapai
tujuan
pemasarannya dalam pasar sasaran.
Pengertian Marketing Mix menurut
Zeithaml dan Bitner (2001:18), merupakan
unsur-unsur pemasaran yang saling terkait,
dibaurkan, diorganisir dan digunakan
dengan tepat, sehingga perusahaan dapat
mencapai tujuan pemasaran dengan efektif,
sekaligus memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen.
Selanjutnya Zeithaml dan Bitner
mengemukakan konsep bauran pemasaran
tradisional (traditional marketing mix)
terdiri dari 4P, yaitu product (produk), price
(harga), place (tempat) dan promotion
(promosi). Sementara itu, untuk pemasaran
jasa perlu bauran pemasaran yang diperluas
(expanded marketing mix for services)
dengan penambahan unsur non-traditional
marketing mix, yaitu people (orang),
physical evidence (fasilitas fisik) dan
process (proses), sehingga menjadi tujuh
unsur (7P). Masing-masing dari tujuh unsur
bauran
pemasaran
tersebut
saling
berhubungan dan tergantung satu sama
lainnya dan mempunyai suatu bauran yang
optimal sesuai dengan karakteristik
segmennya (Zeithaml,2000:18-21).
1.
Produk (Product)
Produk menurut Kotler (2000:428) :
“Segala sesuatu yang dapat
ditawarkan
produsen
untuk
diperhatikan, diminta, dicari, dibeli
digunakan atau dikonsumsi pasar
sebagai pemenuhan kebutuhan atau
keinginan pasar yang bersangkutan“.
Produk jasa merupakan suatu
kinerja penampilan, tidak berwujud
dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan
dari pada dimiliki serta pelanggan
lebih dapat berpartisipasi aktif dalam
proses mengkonsimsi jasa tersebut.
Sesungguhnya
pelanggan
tidak
membeli barang atau jasa, tetapi
membeli manfaat dan nilai dari sesuatu
yang
ditawarkan.
“Apa
yang
ditawarkan” menunjukkan sejumlah
manfaat yang dapat pelanggan
dapatkan dari pembelian suatu barang
atau jasa, sedangkan sesuatu yang
ditawarkan itu sendiri dapat dibagi
menjadi empat kategori, yaitu :
a. Barang nyata,
b. Barang nyata yang disertai dengan
jasa,
c. Jasa utama yang disertai dengan
barang dan jasa tambahan, dan
d. Murni jasa.
2. Harga (Price)
Penentuan harga merupakan
titik kritis dalam bauran pemasaran
jasa karena harga menentukan
pendapatan dari suatu usaha atau
bisnis. Keputusan penentuan harga
juga sangat signifikan di dalam
penentuan nilai atau manfaat yang
dapat diberikan kepada pelanggan
dan memainkan peranan penting
dalam gambaran kualitas jasa.
Strategi penentuan tarif dalam
perusahaan jasa dapat menggunakan
penentuan tarif premium pada saat
permintaan tinggi dan tarif diskon
pada saat permintaan menurun.
3. Tempat (Place)
Keputusan mengenai lokasi
atau tempat pelayanan yang akan
digunakan melibatkan pertimbangan
bagaimana penyerahan jasa kepada
pelanggan dan dimana itu akan
berlangsung. Tempat juga penting
sebagai lingkungan dimana dan
bagaimana jasa akan diserahkan,
sebagai bagian dari nilai dan
manfaat dari jasa.
Lokasi berhubungan dengan
keputusan yang dibuat oleh
perusahaan mengenai di mana
operasi
dan
stafnya
akan
ditempatkan, yang paling penting
dari lokasi adalah tipe dan tingkat
interaksi antara penyedia jasa dan
pelanggan
yang
berhubungan
dengan pemilihan lokasi, yaitu
sebagai berikut :
a. Pelanggan
mendatangi
penyedia jasa,
b. Penyedia
jasa
mendatangi
pelanggan, atau
c. Penyedia jasa dan pelanggan
melakukan interaksi melalui
perantara.
Untuk tipe interaksi dimana
pelanggan mendatangi penyedia
jasa, letak lokasi menjadi sangat
penting. Didalam interaksi ini
penyedia jasa yang menginginkan
pertumbuhan
dapat
mempertimbangkan
menawarkan
jasa mereka di beberapa lokasi. Jika
penyedia
jasa
mendatangi
pelanggan, maka letak lokasi
menjadi tidak begitu penting
meskipun perlu dipertimbangkan
pula kedekatan terhadap pelanggan
untuk menjaga kualitas jasa yang
akan diterima.
4. Promosi (Promotion)
Secara umum bentuk-bentuk
promosi memiliki fungsi yang sama,
tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat
dibedakan berdasarkan tugas-tugas
khususnya. Beberapa tugas khusus
itu sering disebut bauran promosi
(promotion mix), yaitu mencakup :
1. Personal Selling
Adalah
komunikasi
langsung (tatap muka) antar
penjual dan calon pelanggan
untuk memperkenalkan suatu
produk kepada calon pelanggan
dan membentuk pemahaman
pelanggan terhadap produk
sehingga mereka kemudian
akan
mencoba
dan
membelinya.
2.
Mass Selling
Merupakan
pendekatan
yang menggunakan media
komunikasi
untuk
menyampaikan
informasi
kepada khalayak ramai dalam
satu waktu. Ada dua bentuk
utama mass selling, yaitu
periklanan dan publisitas.
3.
Sales Promotion
Adalah bentuk persuasif
langsung melalui penggunaan
berbagai insentif yang dapat
kepuasan
dan
kesetiaan
pelanggan terhadap perusahaan
yang
akhirnya
akan
meningkatkan
nama
baik
perusahaan.
diatur
untuk
merangsang
pembelian
produk
dengan
segera dan atau meningkatkan
jumlah barang yang dibeli
pelanggan.
4.
Public Relation
Merupakan
upaya
komunikasi menyeluruh dari
suatu
perusahaan
untuk
mempengaruhi persepsi, opini,
keyakinan dan sikap berbagai
kelompok terhadap perusahaan
tersebut.
5.
Direct Marketing
Adalah sistem pemasaran
yang bersifat interaktif, yang
memanfaatkan
satu
atau
beberapa media iklan untuk
menimbulkan respon yang
terukur dan atau transaksi di
sembarang lokasi.
5. Orang (People)
Oleh perusahaan jasa unsur
people ini bukan hanya memegang
peranan penting dalam bidang
produksi atau operasional saja,
tetapi juga dalam melakukan
hubungan kontak langsung dengan
konsumen. Perilaku orang-orang
yang terlibat langsung ini sangat
penting dalam mempengaruhi mutu
jasa yang ditawarkan dan image
perusahaan yang bersangkutan.
Elemen people ini memiliki dua
aspek, yaitu :
a. Service People
Untuk organisasi jasa,
servive
people
biasanya
memegang jabatan ganda, yaitu
mengadakan jasa dan menjual
jasa tersebut. Melalui pelayanan
yang baik, cepat, ramah, teliti
dan akurat dapat menciptakan
b.
Customer
Faktor
lain
yang
mempengaruhi
adalah
hubungan yang ada diantara
para pelanggan. Pelanggan
dapat memberikan persepsi
kepada nasabah lain, tentang
kualitas jasa yang pernah
didapatnya dari perusahaan.
Keberhasilan dari perusahaan
jasa berkaitan erat dengan
seleksi, pelatihan, motivasi dan
manajemen dari sumber daya
manusia.
6. Sarana Fisik (Phisycal Evidence)
Unsur-unsur yang termasuk di
dalam sarana fisik antara lain
lingkungan fisik, dalam hal ini
bangunan
fisik,
peralatan,
perlengkapan, logo, warna dan
barang-barang
lainnya
yang
disatukan dengan service yang
diberikan seperti tiket, sampul,
label, dan lain sebagainya.
Lovelock
(2002:248),
mengemukakan bahwa perusahaan
melalui
tenaga
pemasarnya
menggunakan tiga cara dalam
mengelola bukti fisik yang strategis,
yaitu sebagai berikut :
1.
An attention-creating medium
Perusahaan jasa melakukan
diferensial dengan pesaing dan
membuat
sarana
fisik
semenarik mungkin untuk
menjaring pelanggan dari target
pasarnya.
2.
3.
As
a
message-creatiang
medium
Menggunakan symbol atau
isyarat
untuk
mengkomunikasikan
secara
intensif
kepada
audiens
mengenai kekhususan kualitas
dari produk jasa.
An effect-creating medium
Baju
seragam
yang
berwarna, bercorak, suar dan
desain untuk menciptakan
sesuatu yang lain dari produk
jasa yang ditawarkan.
7. Proses (Process)
Elemen proses ini mempunyai
arti suatu upaya perusahaan dalam
menjalankan dan melaksanakan
aktifitasnya
untuk
memenuhi
kebutuhan
dan
keinginan
konsumennya. Untuk perusahaan
jasa, kerja sama antara pemasaran
dan operasional sangat penting
dalam elemen proses ini, terutama
dalam melayani segala kebutuhan
dan keinginan konsumen. Jika
dilihat
dari
sudut
pandang
konsumen, maka kualitas jasa
diantaranya dilihat dari bagaimana
jasa menghasilkan fungsinya.
Proses dalam jasa merupakan
faktor
utama
dalam
bauran
pemasaran jasa seperti pelanggan
jasa akan sering merasakan sistem
penyerahan jasa sebagai bagian dari
jasa itu sendiri. Selain itu keputusan
dalam manajemen operasi adalah
sangat penting untuk suksesnya
pemasaran jasa.
Seluruh aktifitas kerja adalah
proses, proses melibatkan prosedurprosedur,
tugas-tugas,
jadwaljadwal,
mekanisme-mekanisme,
aktifitas-aktifitas dan rutinitas-
rutinitas dengan apa produk (barang
dan jasa) disalurkan ke pelanggan.
Identifikasi manajemen proses
sebagai aktifitas terpisah adalah
prasyarat bagi perbaikan jasa..
Loyalitas Pelanggan
Griffin
(2003:113),
memberikan
pengertian loyalitas : “When a customer is
loyal, he or she exhibits purchase behavior
defined as non-random purchase expressed
over time by some decision-making unit”.
Pelanggan yang loyal merupakan aset
penting bagi perusahaan, hal ini dapat
dilihat dari karakteristik yang dimiliki,
sebagaimana
diungkapkan
Griffin
(2002:31), pelanggan yang loyal memiliki
karakteristik sebagai berikut :
1. Melakukan pembelian secara teratur.
2. Membeli di luar lini produk atau jasa.
3. Merekomendasikan produk lain.
4. Menunjukkan kekebalan dari daya
tarik produk sejenis dari pesaing.
Ciri-ciri Pelanggan yang Loyal :
• Melakukan pembelian ulang secara
teratur
(Makes
regular
repeat
purchase).
• Melakukan pembelian lini produk yang
lainnya
dari
perusahaan
Anda
(Purchases across product and service
lines).
• Memberikan referensi pada orang lain
(Refers others and).
• Menunjukkan kekebalan terhadap
tarikan dari pesaing atau tidak mudah
terpengaruh oleh bujukan pesaing
(Demonstrates in immunity to the pull
of the competition).
Indikator dari loyalitas pelanggan
menurut Kotler & Keller (2006:57) adalah
Repeat Purchase (kesetiaan terhadap
pembelian produk); Retention (Ketahanan
terhadap pengaruh yang negatif mengenai
perusahaan); referalls (mereferensikan
secara total esistensi perusahaan).
•
Analisis SWOT
Analisis
lingkungan
internal
merupakan semua macam manajemen
fungsional
:
pemasaran,
keuangan,
operasional, sumber daya manusia,
penelitian dan pengembangan, sistem
informasi
manajemen
dan
budaya
perusahaan (corporate culture). Dari
penugasan faktor internal perusahaan dapat
mengidentifikasi kekuatan (Strenght) dan
kelemahan (Weaknesses) yang dimiliki.
Secara umum, sebuah bisnis harus
mencari peluang yang atraktif dan di sisi
lain harus mampu meraih keuntungan dari
peluang tersebut. Setiap bisnis harus
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan
internal suatu perusahaan. Hal ini bisa
dipergunakan dengan menggunakan satu
cara seperti yang ditunjukkan dalam
kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan
tersebut.
Analisis
lingkungan
eksternal
merupakan lingkungan bisnis yang
melingkupi operasi perusahaan yang dapat
menimbulkan
adanya
peluang
(Opportunities) dan ancaman (Threats)
bisnis. Secara umum, sebuah unit bisnis
harus memantau gaya lingkungan makro
yang
penting
(demografis-ekonomis,
teknologi, politik-legal dan sosial-budaya)
dan pelaku lingkungan makro (pelanggan,
pesaing, distributor, pemasok) yang
mempengaruhi
kemampuannya
untuk
mendapatkan laba.
Dengan kata lain perusahaan akan
mampu mencapai tujuan yang telah
ditetapkan ketika kekuatan perusahaan
melebihi kelemahan yang dimiliki. Oleh
karena itu, perusahaan tersebut mampu
mengeksploitasi peluang bisnis yang ada
meminimalkan ancaman bisnis yang
mengelilinginya. Hal inilah yang disebut
sebagai analisis SWOT (Strenght,
Weaknesses, Opportunities, Threats).
Empat hasil yang diperoleh sebagai berikut:
• Bisnis ideal, memiliki peluang utama
yang besar dan ancaman utama yang
kecil.
• Bisnis spekulatif, baik peluang maupun
ancaman utamanya besar.
• Bisnis dewasa, baik peluang maupun
ancaman utamanya kecil.
Bisnis bermasalah, memiliki peluang
yang kecil dan ancaman yang besar.
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penulisan ini
adalah Arena Futsal yang berlokasi di Jalan
Raya Akses UI No 59 , Kelapa Dua Cimanggis, Depok.
Data yang Digunakan
Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data primer, yang diperoleh dari
responden melalui pembagian kuesioner
kepada pengguna sewa lapangan Arena
Futsal, yang setiap responden harus
menjawab pertanyaan yang tertera dalam
kuesioner.
Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data untuk
penyusunan
penelitian
ini,
penulis
menggunakan cara sebagai berikut :
1) Studi pustaka
Yang meliputi daftar bacaan yang
menjadi sumber inspirasi dalam
melakukan penulisan ini. Cara ini
dilakukan dengan tujuan untuk
memperdalam teori yang ada kaitannya
dengan pokok-pokok pembahasan dan
permasalahan dalam penelitian ini
yaitu dengan membaca buku, majalah
ilmiah dan sebagainya.
bersangkutan dengan barang atau jasa.
(X3) adalah tempat, juga penting
sebagai lingkungan dimana dan
bagaimana jasa akan diserahkan,
sebagai bagian dari nilai dan manfaat
dari jasa. (X4) adalah promosi,
merupakan komponen yang dipakai
untuk
memberitahukan
dan
mempengaruhi pasar bagi produk
perusahaan (Dharmmesta, 1987). (X5)
adalah orang, yaitu semua pelaku yang
memainkan peranan dalam penyajian
jasa sehingga dapat mempengaruhi
persepsi pembeli (Zeithaml dan Bitner,
2000:19). (X6) adalah sarana fisik,
merupakan suatu hal yang secara nyata
turut
mempengaruhi
keputusan
konsumen
untuk
membeli
dan
menggunakan produk jasa yang
ditawarkan (Zeithaml dan Bitner,
2000:20). Dan proses sebagai (X7),
proses adalah semua prosedur actual,
mekanisme, dan aliran aktivitas yang
digunakan untuk menyampaikan jasa
(Zeithaml dan Bitner, 2000:20).
2) Studi lapangan
Dalam hal ini penulis mengadakan
penelitian langsung di Arena Futsal.
Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan :
a) Wawancara, ini diperlukan dalam
rangka melengkapi data dengan
mengajukan pertanyaan kepada
Pemilik dan Karyawan Arena
Futsal.
b) Survei, yaitu penulis datang
langsung ke objek yang dituju
untuk memperoleh data-data yang
dibutuhkan.
c) Kuesioner, merupakan suatu data
yang berisi serangkaian pertanyaan
tentang suatu hak atau suatu
bidang dan skala pengukuran yang
digunakan skala likert.
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan metode
yang digunakan untuk mendeskripsikan
masing-masing indikator dalam setiap
variabel, yaitu variabel Product (X1), Price
(X2), Place (X3), Promotion (X4), People
(X5), Phisycal Evidence (X6), dan Process
(X7) terhadap loyalitas pelanggan Arena
Futsal.
2.
Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah loyalitas pelanggan (Y).
Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek
penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian. Dalam proses
penganalisaannya,
penelitian
ini
menggunakan dua variabel, yaitu :
1.
Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah Produk yang dikonotasikan
dengan huruf (X1), produk adalah
sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar
untuk memenuhi keinginan atau
kebutuhan.
(X2)
adalah
harga,
merupakan nilai tukar barang atau jasa
dan berbagai macam manfaat lain yang
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel
Variabel
Sub
Variabel
Produk
(X1)
Indikator
Mudah
didapatkan
Independe
n
(X)
Harga
(X2)
Tempat
(X3)
Promosi
(X4)
Orang
(X5)
Sarana
Fisik
(X6)
Proses
(X7)
Variabel
Dependen
(Y)
Loyalitas
Pelangga
n
(Y)
Kualitas harga
Lokasi yg
strategis
Kemudahan
Keramahan dan
kecepatan
tanggapan
Keragaman
fasilitas
Kecepatan dan
rasa aman
Loyal dan
mempengaruhi
individu
Instrumen
Skala
Mengetahui produk yang
ditawarkan
Produk mudah didapatkan
pada saat dibutuhkan
Interval
Harga sangat terjangkau
untuk semua kalangan, baik
pelajar, mahasiswa maupun
umum
Harga sangat sesuai dengan
kualitas
Harga lebih murah
dibandingkan dengan
lapangan futsal yang lain
Dengan mudah menjangkau
lapangan
Lokasi sangat strategis
Lokasi dilalui kendaraan
umum 24 jam
Dengan mudah menjadi
member
Promosi sangat menarik
Interval
Karyawan sigap dalam
melayani konsumen
Karyawan sopan dan ramah
Fasilitas yang dimiliki
sudah lengkap
Fasilitas yang dimiliki
memberikan kenyamanan
bagi konsumen
Fasilitas parkir kendaraan
sangat luas
Proses pelayanan
pemesanan lapangan mudah
dan cepat
Merasa aman dalam
transaksi dengan karyawan
Interval
Interval
Interval
Interval
Interval
Interval
Interval
Interval
Interval
Interval
Interval
Interval
Interval
Interval
Interval
Interval
Akan merekomendasikan
kepada kerabat
Akan menjadi pelanggan
setia
Interval
Teknik Pengukuran Variabel
Alat
yang digunakan untuk
mengumpulkan data primer dalam
penelitian ini adalah kuesioner. Skala
pengukuran yang digunakan adalah adalah
skala likert. Variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel,
kemudian indikator variabel tersebut
dijadikan tolak ukur untuk menyusun
pertanyaan. Skala pengukuran mulai dari
sangat setuju sampai sangat tidak setuju,
selanjutnya pemberian skor dalam skala
pengukuran tersebut, seperti:
Sangat setuju
Setuju
Cukup setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
:5
:4
:3
:2
:1
Pengujian Instrumen Penelitian
Uji Validitas
Uji Validitas adalah untuk mengetahui
tingkat
kevalidan
dari
instrumen
(kuesioner)
yang
digunakan
dalam
pengumpulan data. Uji validitas ini
dilakukan untuk mengetahui apakah itemitem yang tersaji dalam kuesioner benarbenar mampu mengungkapkan dengan pasti
apa yang akan diteliti.
Uji Reliabilitas
Apabila suatu alat pengukur telah
dinyatakan valid, maka tahap berikutnya
adalah mengukur reliabilitas dari instrumen
atau alat. Kuesioner yang reliabel adalah
kuesioner yang apabila diuji cobakan
secara berulang-ulang kepada kelompok
yang sama akan menghasilkan data yang
sama asumsinya, tidak terdapat perubahan
psikologis pada responden. Uji reliabilitas
bertujuan untuk melihat konsistensi alat
ukur yang akan digunakan yakni apakah
alat ukur tersebut akurat, stabil dan
konsisten.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi, variabel
terikat dan variabel bebas keduanya
memiliki distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah yang
memiliki
distribusi
normal.
Untuk
mengetahui normal atau tidaknya suatu
data dapat dideteksi dengan melihat normal
probability plot. Jika data (titik) menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka menunjukkan model
regresi memenuhi asumsi normalitas.
Namun, jika data (titik) menyebar jauh dari
diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas (Ghozali,
2009:147).
Uji Asumsi Klasik
Model regresi linier berganda dapat
disebut sebagai model yang baik jika model
tersebut memenuhi asumsi normalitas data
dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik
statistik, baik itu multikolinearitas,
autokorelasi, dan heterokedastisitas.
1. Uji Multikolinearitas
Uji asumsi ini berarti bahwa antara
variabel independen yang satu dengan
independen yang lain dalam model regresi
tidak saling berhubungan secara sempurna
atau mendekati sempurna. Suatu data
terbebas dari multikolinearitas jika nilai
Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih
dari 10,0 dan nilai tolerance tidak kurang
dari 0,1. (Dwi Priyatno, 2008 : 39).
2. Uji Autokorelasi
Uji ini merupakan pengujian asumsi
dalam regresi di mana variabel dependen
tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri.
Maksud korelasi dengan dirinya sendiri
adalah bahwa nilai dari variabel
dependen tidak berhubungan dengan nilai
variabel itu sendiri, baik nilai variabel
sebelumnya atau nilai periode sesudahnya.
Untuk mendeteksi gejala autokorelasi kita
menggunakan uji Durbin-Watson (DW).
Uji ini menghasilkan nilai DW dihitung (d)
dan nilai DW tabel (dl&dv).
Hipotesisnya adalah:
Ho : Tidak ada autokorelasi, jika
Durbin-Watson -2 sampai dengan 2.
Ha : Ada autokorelasi positif /
negatif. Jika Durbin-Watson <-2 maka
terjadi autokorelasi positif, dan jika DW >2
maka terjadi autokorelasi negatif.
3. Uji Heterokedastisitas
Uji asumsi ini bertujuan untuk
mengetahui apakah dalam sebuah model
regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari
residual antara satu pengamatan dan
pengamatan yang lain. Dalam regresi, salah
satu asumsi yang harus dipenuhi adalah
bahwa varians dan residual dari suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain tidak
memiliki pola tertentu. Pola yang tidak
sama ini ditunjukkan dengan nilai yang
tidak sama antara satu varians dari residual.
Gejala varians yang tidak sama ini disebut
dengan gejala heterokedastisitas, sedangkan
gejala varians residual yang sama dari suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain
disebut dengan homokedastisitas. Salah
satu uji untuk menguji heterokedastisitas
ini adalah dengan melihat penyebaran dari
varians residual (Dwi Priyatno, 2008 : 41).
Analisis Regresi Berganda
Merupakan alat untuk menentukan
persamaan regresi yang digunakan untuk
meramalkan suatu dependen, berdasarkan
suatu atau beberapa variabel lain dalam
suatu persamaan linear atau dengan kata
lain untuk mengetahui apakah antara
variabel bebas dan variabel terikat
mempunyai pengaruh yang berarti atau
tidak.
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +.......+ bnXn
Dimana :
Y = Variabel terikat (Loyalitas
Pelanggan)
a = Konstanta
X1 = Variabel bebas 1 (Produk)
X2 = Variabel bebas 2 (Harga)
X3 = Variabel bebas 3 (Tempat)
X4 = Variabel bebas 4 (Promosi)
X5 = Variabel bebas 5 (Karyawan)
X6 = Variabel bebas 6 (Sarana fisik)
X7 = Variabel bebas 7 (Proses)
Xn = Variabel bebas ke n
b1 = Koefisien regresi berganda X1
(Produk)
b2 = Koefisien regresi berganda X2
(Harga)
b3 = Koefisien regresi berganda X3
(Tempat)
b4 = Koefisien regresi berganda X4
(Promosi)
b5 = Koefisien regresi berganda X5
(Karyawan)
b6 = Koefisien regresi berganda X6
(Sarana fisik)
b7 = Koefisien regresi berganda X7
(Proses)
bn = Koefisien regresi berganda ke n
Variabel bebas (independent variable)
adalah suatu variabel yang fungsinya
menerangkan variabel terikat. Variabel
bebas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
(X1) Produk
(X2) Harga
(X3) Tempat
(X4) Promosi
(X5) Orang/karyawan
(X6) Sarana fisik
(X7) Proses
Variabel terikat (dependent variable)
adalah suatu variabel yang dikenai
pengaruh atau diterangkan oleh
variabel bebas. Variabel terikat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Loyalitas Pelanggan (Y).
Pengujian Hipotesis
Uji ANOVA ( Uji F)
Digunakan
untuk
mengetahui
pengujian variabel bebas secara simultan
(bersama-sama). Hasil uji F ini pada output
SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA.
Menurut Triton P. B. (2005:197), langkahlangkah uji F statistik adalah sebagai
berikut:
a) Hipotesis nol (Ho) dan hipotesis
alternative (Ha) yang digunakan yaitu:
Ho : bo = 0, artinya tidak ada pengaruh
antara
variabel
product,
price,
place,
promotion,
people, phisycal evidence dan
process terhadap loyalitas
pelanggan.
Ha : ba ≠ 0, artinya ada pengaruh
antara variabel product,
price, place, promotion,
people, phisycal evidence
dan
process
terhadap
loyalitas pelanggan.
b) Tingkat signifikan yang digunakan
yaitu = 0.05
Jika Sig. F > 0.05 maka Ha ditolak dan
Ho diterima, berarti tidak ada pengaruh
antara variabel bebas (X) dan terikat
(Y).
Jika Sig. F < 0.05 maka Ho ditolak dan
Ha diterima, berarti ada pengaruh
antara variabel bebas (X) dengan
terikat (Y).
Uji T (Parsial)
Metode pengujian ini digunakan untuk
menguji koefisien regresi secara parsial
dari variabel bebas tehadap variabel terikat
dengan hipotesis yang telah dikemukakan
oleh Singgih Santoso (2001:227) sebagai
berikut :
™ Jika t hitung > t tabel atau nilai p value
pada kolom sig. < level of significant
( ) maka Ho ditolak dan Ha diterima,
berarti secara parsial ada pengaruh
antara variabel bebas dan terikat.
™ Jika t hitung < t tabel atau nilai p value
pada kolom sig. > level of significant
maka Ho diterima dan Ha ditolak,
berarti secara parsial tidak ada
pengaruh antara variabel bebas dan
terikat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sejarah Singkat Arena Futsal
Pada awalnya, ide untuk memiliki
bisnis ini datang dari kakak tertua Pak
Anton (Managing Director dan Head of
Programme) yaitu Pak Andri (Komisaris)
beserta teman-temannya karena pada masa
itu. Meski sedang trend, lahan untuk
bermain futsal masih sangat terbatas bagi
jumlah animo bermain yang jauh lebih
besar.
Namun karena satu hal dan lainnya,
setelah rumah mereka diagunkan ke bank
guna mendapatkan kucuran kredit untuk
memulai bisnis ini, teman-teman kakak Pak
Anton tersebut mundur. Pencarian calon
lokasi pun memakan waktu yang lama.
Karena preferensi lokasi mereka dari sudut
bisnis pun sangat spesifik yaitu Bekasi,
Pamulang, sepanjang TB Simatupang dan
Depok. Jadi, meskipun dana telah
dikucurkan, pencarian dan penetapan lokasi
bisnis sebenarnya masih dalam proses.
Setelah menunggu kurang lebih 2 bulan
dari tanggal pengucuran dana oleh bank
dan setelah negosiasi yang alot dengan
pemilik tanah di Kelapa Dua, Depok
beserta
diskusi
keluarga
tentang
penggarapan dan lay-out konstruksi dan
bisnis ini, pada akhirnya almarhum Bapak
Mohammad Ridwan (Ayahanda Pak
Anton) memulai pembangunan Arena
Futsal dengan dibantu oleh Pak Anton dan
istrinya. Lokasi yang mereka pilih pun
sangat bersifat strategis dari sudut bisnis
karena berada di ‘gudangnya’ mahasiswa di
Jabodetabek.
Pembangunan bisa berjalan cepat
karena pada awalnya lokasi tersebut
merupakan tempat pool taksi, sehingga
struktur tanah tidak memerlukan perhatian
lebih (pengecoran) dan lay-out infrastruktur
ternyata bisa disesuaikan dengan desain
yang baru (atau malah sebaliknya). Adapun
spesifikasi lapangan futsal adalah minimum
standar FIFA, yaitu luas 15 x 25m² dengan
batasan langit setinggi 4,5m. Masalah net
atau
jaring
yang
diposisikan
mengkungkung lapangan futsal sebenarnya
opsional, hanya untuk mencegah bola
keluar terlalu jauh dari lapangan, karena
lapangan futsal yang mereka dirikan
bersifat semi-outdoor.
Arena Futsal didirikan di Jl. Raya
Akses UI No. 59 Kelapa Dua, Cimanggis Depok pada tanggal 10 Januari 2008.
Pembangunan 2 lapangan futsal pertama
memakan waktu kurang lebih 5 (lima)
bulan. Adapun pertimbangan untuk
memulai pembangunan lapangan ketiga
baru dimulai setelah adanya kelebihan
kapasitas dari 2 (dua) lapangan futsal yang
pertama. Indikasi tersebut bisa dilihat dari
padatnya jam sewa yang bisa mencapai
hingga jam 02.00 wib, bahkan terkadang
sampai jam 03.00 wib. Lokasi untuk
lapangan ketiga ini pun sudah direncanakan
sejak awal, hanya menunggu waktu yang
tepat
untuk
memulainya.
Lama
pembangunan lapangan ketiga hanya
memakan waktu sekitar 2 bulan karena
semua sumber daya yang ada difokuskan
hanya kepada pembangunan lapangan ini.
Strategi Bauran Pemasaran pada Arena
Futsal
Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
adalah sekumpulan alat pemasaran yang
dapat digunakan oleh perusahaan untuk
mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar
sasaran. Dalam memasarkannya, ARENA
FUTSAL menggunakan strategi Bauran
Pemasaran (Marketing Mix) dengan 7P
yang meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Product (Produk)
Price (Harga)
Place (Tempat)
Promotion (Promosi)
People (Orang)
Physical Evidence (Sarana Fisik)
Process (Proses)
Product (Produk)
Pada awalnya hanya lapangan futsal
serta fasilitas makanan dan minuman.
Manajemen Arena Futsal menerapkan
kebijakan larangan membawa makanan dan
minuman dari luar. Fungsi dari larangan ini
adalah untuk melindungi tenants yang
menyewa tempat untuk berjualan makanan,
melindungi
sponsor
yang
sudah
membranding lapangan dan menghemat
waktu serta biaya para pemain futsal.
Manajemen Arena Futsal bisa berkata
demikian, karena walaupun dengan adanya
larangan tersebut bukan berarti makanan dan
minuman di Arena Futsal lebih mahal
daripada bisnis setara di luaran. Karena itu
Manajemen Arena Futsal bisa memposisikan
harga sedemikian rupa sehingga harga
minuman sama dengan di warung-warung
manapun dan bahkan bisa lebih murah. Hal
ini bisa terjadi karena harga sewa tempat
yang murah, sehingga tenants bisa
memposisikan harga jual mereka tanpa
merugikan dirinya masing-masing. Jadi
daripada para penyewa lapangan membawa
minuman yang notabene harus dibeli dulu di
suatu tempat, lebih baik mereka menghemat
waktu dan uang untuk hal tersebut dengan
langsung datang untuk bermain karena
Arena Futsal akan menyediakan kebutuhankebutuhan yang lain.
Bisnis lain pun bisa terbuka, seperti
misalnya penyewaan prasarana futsal seperti
kaos tim dengan harga Rp 5.000/jam per
orang, bola futsal fun (yang lebih empuk)
Rp
10.000/jam
dan
sepatu
futsal
Rp.10.000/jam per orang. Kesemuanya ini
dinamakan barang komplementer (tanpa
menghilangkan unsur komparatifnya, yakni
perbandingan kualitas produk dengan brand
kelas yang sama (adidas, reebok, mitre,
uhlsport dan nike)).
Sekolah Arena Futsal pun dimulai per
1 Februari 2009. Sebagai salah satu
sumbangsih Arena Futsal bagi futsal
Indonesia itu sendiri, Sekolah Arena Futsal
dimulai dengan idealisme tinggi yaitu
pendidikan murah. Peruntukkan kelas
dibagi menjadi 3 kelas, yaitu kelas junior
(6-10 tahun), kelas senior (11-16 tahun)
dan kelas umum (17-tidak terbatas). Untuk
menghindari tingkat komersialisme yang
tinggi, Manajemen dan sistem finansial
Sekolah Arena Futsal terpisah dari Arena
Futsal itu sendiri. Sebagai tambahan, Arena
Futsal sendiri turut mensponsori tim putri
umum 2 bulan sejak Arena Futsal berdiri.
Meski tim putri tersebut ‘disekolahkan’ di
Sekolah Arena Futsal, urusan pembiayaan
turnamen, pembayaran sewa lapangan dan
lain-lain, sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Arena Futsal.
Price (Harga)
Pada awalnya Arena Futsal memang
diperuntukkan bagi kantong pelajar dan
mahasiswa, maka tarif bermain per jam pun
tidak bisa mahal. Karena awalnya tarif
yang
dicantumkan
banyak
menuai
pertanyaan dari para penyewa lapangan
futsal.
Manajemen
Arena
Futsal
memutuskan untuk menurunkan tarif
sebelumnya dengan pertimbangan kalkulasi
bisnis seandainya tarif memang diturunkan
dan masih untung walau tipis, merugi atau
balik
modal.
Faktor-faktor
yang
menentukan tarif ini, antara lain biaya
bunga pinjaman ke bank, gaji karyawan,
tagihan listrik dan air per bulan, retained
profit untuk melanjutkan sewa 5 (lima)
tahun ke depannya lagi dan maintenance
cost dan fixed cost lainnya yang mencakup
prasarana penyewaan lapangan seperti
pengadaan bola futsal.
Tabel 4.1.
Harga sewa lapangan Arena
Futsal untuk Umum
Hari
Senin Jumat
Sabtu Minggu
Jam
08.00 16.00
08.00 16.00
16.00 Senin 24.00
Kamis
(Usai)
16.00 Jumat 24.00
Minggu
(Usai)
Sumber : Arena Futsal
Tarif
Rp
100.000 /
Jam
Rp
150.000 /
Jam
Rp
150.000 /
Jam
Rp
180.000 /
Jam
Khusus
Member
Rp
80.000 /
Jam
Rp
120.000 /
Jam
Rp
120.000 /
Jam
Rp
150.000 /
Jam
Tabel 4.2.
Harga sewa lapangan Arena Futsal untuk
Mahasiswa dan Pelajar
Hari
Jam
Senin Kamis
08.00 16.00
Jumat
08.00 16.00
Sabtu Minggu
Tarif
08.00 16.00
16.00 Senin 24.00
Kamis
(Usai)
16.00 Jumat 24.00
(Usai)
Minggu
Sumber : Arena Futsal
Rp
80.000 /
Jam
Rp
100.000 /
Jam
Rp
150.000 /
Jam
Rp
150.000 /
Jam
Rp
180.000 /
Jam
Khusus
Member
Rp
65.000 /
Jam
Rp
80.000 /
Jam
Rp
120.000
/ Jam
Rp
120.000
/ Jam
Rp
150.000
/ Jam
Tabel 4.3.
Harga sewa lapangan Arena Futsal untuk
Umum, Mahasiswa dan Pelajar
Paket Harga Murah Hidup Sehat
Hari
Jam
Senin - Minggu
06.00 - 08.00
Minggu
08.00 - 16.00
16.00 - 18.00
Sumber : Arena Futsal
Tarif
Rp
80.000 / 2
Jam
Rp
180.000 /
2 Jam
Rp
250.000 /
2 Jam
Place (Tempat)
Lokasi yang mereka pilih untuk bisnis
ini berada dalam radius yang relatif dekat
dengan
Universitas
Indonesia
dan
Universitas Gunadarma. Di samping itu,
ada kurang lebih 5 (lima) fasilitas
pendidikan tambahan di luar Universitas
Indonesia dan Universitas Gunadarma yang
relatif tidak terlalu jauh dari Arena Futsal.
Mereka-mereka inilah yang Manajemen
Arena Futsal kategorikan sebagai given
market, karena sudah lama ada sebelum
Arena Futsal dimulai. Hal ini memudahkan
para pelanggan maupun calon pelanggan
menjangkau tempat tersebut, karena
tempatnya strategis, dilalui kendaraan
umum 24 jam dan akses untuk parkir
kendaraan yang sangat luas, bisa
menampung hingga 120 motor dan 30
mobil, sehingga setiap harinya ada
pelanggan baru yang menyewa lapangan
futsal.
Promotion (Promosi)
Sedari awal, baik dalam bisnis ini
maupun yang lain, Manajemen Arena
Futsal selalu menerapkan promosi mulutke-mulut dalam arti, biar yang pernah
memakai lapangan kami yang menyebarkan
iklan Arena Futsal. Pada bisnis intinya,
Arena Futsal menyuguhkan jasa bukan
barang. Untuk itu, pengelolaan pelayanan
terhadap konsumen, yakni penyewa
lapangan futsal selalu menjadi tugas utama
Manajemen Arena Futsal karena mereka
yakin jika mereka melayani dengan baik,
otomatis hanya kalimat-kalimat manis yang
terdengar dari mulut pemakai lapangan
kami.
Promosi lainnya adalah melalui
“Turnamen”. Sejak Arena Futsal berdiri,
sudah ada 2 (dua) turnamen yang masingmasing melibatkan 900-an individual
dengan target umur yang sesuai dari
berbagai
wilayah
di
Jabodetabek,
menjadikan turnamen suatu wadah promosi
yang paling tepat. Bisa dilihat, karena
selepas masa turnamen banyak konsumen
baru yang tidak hanya bermain futsal tapi
menjadi member Arena Futsal yang
bermain rutin 1 (satu) kali seminggu,
yang artinya Arena Futsal mendapatkan
tambahan 1 penetapan penghasilan per 1
bulan ke depan. Sejauh ini Arena Futsal
pernah memiliki hingga 120 tim member
yang bermain, dimana 80% bermain rutin
per bulannya. Apakah hal berikut berkaitan
dengan turnamen-turnamen Arena Futsal,
sebelumnya mereka tidak bisa memastikan.
Tapi terlepas dari ini, Penyelenggara Acara
lain (Event Organizer) juga tertarik bekerja
sama dengan Arena Futsal, dimana mereka
menyewa lapangan Arena Futsal untuk
mengadakan turnamen futsal lainnya.
Sejauh ini sudah ada lebih dari 10 bentuk
kerjasama yang dilakukan oleh Arena
Futsal dengan pihak lain.
Promosi lainnya adalah dengan
“Branding”,
dimana
Arena
Futsal
mengundang suatu perusahaan untuk
mencantumkan logo dalam bentuk apapun
di dalam areal Arena Futsal dengan
imbalan. Terlepas dari nilai imbalannya,
bentuk kerjasama seperti ini pun saling
menguntungkan karena perusahaan yang
sudah mem”branding” Arena Futsal
diuntungkan melalui promosi atau iklan
produknya ke sekitar 15.000-an individual
per bulannya. Sedangkan bagi Arena
Futsal, perusahaan ini mempromosikan
Arena Futsal di sarana penyewaan lapangan
futsal lainnya yang tersebar di Jabodetabek,
yang tentunya telah mereka branding juga.
Ini terbukti dengan adanya animo pemain
yang di antaranya berdomisili di
Cengkareng, BSD, dan Cibubur. Jika
ditilik, segala macam bentuk kerjasama
selama tidak membebankan biaya adalah
win-win solution bagi keduabelah pihak.
Jadi Arena Futsal selalu terbuka untuk
diajak kerjasama oleh pihak lain.
Bentuk promosi lainnya adalah
dengan “Mendirikan Sekolah Arena Futsal”
karena sepak terjangnya akan selalu
menyangkut nama Arena Futsal. Maka dari
itu Sekolah Arena Futsal direncanakan
menjadi salah satu kendaraan promosi yang
mobilitasnya tinggi.
People (Orang)
Orang disini merupakan pegawai atau
sumber daya manusia yang dimiliki
ARENA FUTSAL, dimana sekarang
terdapat 22 orang karyawan yaitu : Pak
Agung sebagai Asisten Managing Director,
Pak Momo sebagai General Affairs, Pak
Soleh sebagai Asisten Administrasi dan
dibantu
oleh
3
orang
karyawan
administrasi,
Pak
Niman
sebagai
Koordinator Keamanan dan dibantu oleh 5
orang Satpam, Pak Asep sebagai
Koordinator Courtboy dan dibantu oleh 5
orang Courtboy dan Bu Yuni sebagai
Kepala kantin dan dibantu oleh 3 orang
karyawan. Karyawan-karyawan tersebut
memiliki skill (kemampuan), sikap atau
perilaku (tatakrama) dan komitmen
(tanggung jawab) dalam menjalankan
tugasnya agar tidak mengecewakan
pelanggan yang menggunakan jasa sewa
lapangan ARENA FUTSAL.
Physical Evidence (Sarana Fisik)
Dalam hal ini sarana fisik yang
dimiliki oleh ARENA FUTSAL adalah
terletak di atas lahan seluas 5700m²,
memiliki 3 (tiga) lapangan futsal yang
masing-masing berukuran 25x15m². Ada 4
(empat) bangunan yang sebelumnya ada
dan tidak mereka hancurkan karena bisa
digunakan sebagai tempat jual-beli (toko),
kantor administrasi, pujasera, mess dan
gudang. Sebagai prasarana Manajemen
Arena Futsal pun membangun 2 (dua)
kamar ganti beserta fasilitas mandi (dengan
merenovasi bangunan induk). Dengan
berjalannya
waktu,
kedinamisan
infrastruktur Arena Futsal diuji dengan
sebagai contoh, pindahnya lokasi pujasera
dari bangunan pusat ke tepat di depan
Lapangan
2
guna
memudahkan
aksesibilitas pemain ke minuman atau
makanan dan relokasi karyawan.
2.
3.
4.
Process (Proses)
Proses adalah semua prosedur aktual,
mekanisme dan aliran aktivitas yang
digunakan untuk menyampaikan jasa.
Adapun proses yang dilakukan oleh
ARENA FUTSAL adalah sebagai berikut :
TAHAP I : Administrasi
Dilakukan oleh bagian administrasi / kasir.
5.
6.
minuman-minuman
yang
dipakai
konsumen sebelumnya.
Jika lapangan sudah dipastikan bersih,
maka petugas courtboy mempersilakan
konsumen untuk memasuki lapangan.
Petugas courtboy menanyakan terlebih
dahulu kepada konsumen, lapangan
berapa yang akan mereka gunakan.
Petugas courtboy bertanggung jawab
penuh selama konsumen berada di
dalam lapangan, jika konsumen
melakukan komplain.
Jika waktu yang telah ditentukan habis,
petugas curtboy meniupkan peluit
pertanda yang mereka sewa sudah
habis.
Petugas courtboy membantu konsumen
keluar dari lapangan.
Setelah itu petugas courtboy memasuki
lapangan
untuk
membersihkan
lapangan sebelum konsumen berikutnya
menggunakan lapangan.
1. Konsumen datang dan memesan
lapangan pada hari, jam dan lapangan
yang ditentukan oleh konsumen.
2. Sambil menunggu bagian administrasi
mengecek daftar penyewa lapangan,
konsumen diminta menunggu di tempat
yang telah disediakan.
3. Jika yang dipesan konsumen kosong,
maka konsumen harus membayar uang
muka minimal 50 % dari tarif yang
telah ditentukan.
4. Nota pembayaran rangkap ke-1 tersebut
kemudian diberikan kepada konsumen.
5. Jika kosumen membayar lunas dimuka,
maka nota tersebut dicap “LUNAS”
oleh bagian administrasi.
6. Jika konsumen belum membayar, maka
pembayaran dapat dilakukan paling
lambat 1 hari sebelum jadwal bermain.
7.
TAHAP II : Courtboy
Analisis SWOT
Pada analisis ini penulis mencoba
menganalisa strategi pemasaran yang
dilakukan ARENA FUTSAL melalui
analisis SWOT. Analisis ini dimaksudkan
untuk memberikan gambaran mengenai
jasa yang diberikan oleh ARENA
FUTSAL, untuk mengetahui seberapa besar
Dilakukan oleh petugas lapangan.
1. Sebelum
konsumen
memasuki
lapangan,
petugas
courtboy
membersihkan
lapangan
terlebih
dahulu, apakah ada kotoran atau bekas
TAHAP III : Administrasi
Dilakukan oleh bagian administrasi / kasir.
1. Konsumen yang telah bermain, diminta
menunjukkan nota rangkap ke 1 (satu).
2. Jika konsumen membayar lunas
dimuka,
bagian
administrasi
mengembalikan lagi nota tersebut
kepada konsumen.
3. Jika konsumen baru membayar uang
muka, konsumen tersebut harus
melunasi
pembayarannya
sesuai
pemesanan konsumen pada saat dia
memesan lapangan.
harapan, kelemahan, peluang dan ancaman
yang dimiliki serta dihadapi oleh ARENA
FUTSAL.
1. Kekuatan (Strenght)
• Mempunyai tempat usaha yang
berada dipinggir jalan (strategis)
dan dilalui kendaraan umum 24
jam, sehingga mudah dijangkau
oleh para pengguna jasa sewa
lapangan.
• Lokasi yang relatif dekat dengan
kampus, sekolah dan fasilitas
bimbingan belajar (tempat les).
• Memiliki lahan parkir untuk
kendaraan yang sangat luas, bisa
menampung hingga 120 motor dan
30 mobil.
• Mempunyai Tim Futsal putri dan
sering juara di berbagai kompetesi,
sehingga ARENA FUTSAL sudah
tidak asing lagi bagi para futsal
mania.
2. Kelemahan (Weaknesses)
• Apabila turun hujan, percikan air
hujan masuk sedikit ke dalam
lapangan.
• Kurangnya keterampilan SDM atau
tenaga kerja yang dimiliki, seperti
petugas lapangan yang kurang sigap
dalam melayani konsumen.
3. Kesempatan (Opportunities)
• Sedang trendnya bermain futsal,
sedangkan lahan untuk bermain
futsal masih terbatas.
4. Ancaman (Threaths)
• Semakin banyak usaha yang sejenis.
• Gencarnya promosi yang dilakukan
oleh pesaing.
• Kenaikan biaya listrik yang
digunakan
dengan kampus, sekolah dan bimbingan
belajar. Adapun kelemahan dalam usaha ini
adalah apabila turun hujan, percikan air
hujan, sedikit masuk ke dalam lapangan
dan kurangnya keterampilan petugas
lapangan dalam melayani konsumen
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan pada
penelitian ini agar dapat mengetahui
karakteristik dari responden dalam hal ini
adalah pengguna sewa lapangan Arena
Futsal, yang berlokasi di Jalan Raya Akses
UI No 59 , Kelapa Dua - Cimanggis. Dari
beberapa pernyataan diperoleh ringkasan
hasil jawaban responden, yaitu :
Deskripsi Karekteristik Responden
Deskripsi karekteristik responden
merupakan informasi yang dapat dibaca
dan dipahami sehingga dapat ditarik suatu
kesimpulan. Berdasarkan hasil penyebaran
kuesioner terhadap 100 responden pada
pengguna sewa lapangan Arena Futsal
diperoleh gambaran umum mengenai
deskripsi karakteristik responden sebagai
berikut:
Berdasarkan sampel yang diambil
telah teridentifikasi pada 3 (tiga) kriteria
yaitu menurut jenis kelamin, usia
responden, dan pekerjaan responden yang
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Jenis Kelamin Responden
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
perempuan
12 %
Analisis SWOT
Dengan melihat dari analisis SWOT
ARENA FUTSAL memiliki tempat usaha
yang strategis dan lokasi relatif dekat
88 %
laki-laki
Sumber : Data diolah, 2010
Berdasarkan Gambar 4.2 tersebut
diketahui bahwa kebanyakan responden
pengguna sewa lapangan Arena Futsal
didominasi oleh jenis kelamin laki-laki
sebanyak 88 orang dengan persentase
88%, dan jenis kelamin perempuan
sebanyak 12 orang dengan persentase
12%, dari 100 responden.
2.
Usia Responden
Responden Berdasarkan Usia
> 36 Tahun
26 - 35 Tahun
18 - 25 Tahun
6%
13 %
52 %< 18 Tahun
29 %
Sumber : Data diolah, 2010
Berdasarkan Gambar 4.3 tersebut
diketahui bahwa kebanyakan responden
pengguna sewa lapangan Arena Futsal pada
kategori usia responden didominasi dengan
usia 18 s/d 25 tahun yaitu sebanyak 52
orang dengan persentase 52 %, usia < 18
tahun yaitu sebanyak 29 orang dengan
persentase 29 %, sedangkan 26 s/d 35 tahun
sebanyak 13 orang dengan persentase 13
%, > 36 tahun sebanyak 6 orang dengan
persentase 6 % dari 100 responden.
3. Pekerjaan Responden
Responden Berdasarkan Pekerjaan
Wiraswasta
Karyawan
Lain-lain
45
%%
19 %
72 %
Pelajar/
Mahasisw
a
Sumber : Data diolah, 2010
Berdasarkan Gambar 4.4 tersebut
diketahui bahwa kebanyakan responden
pengguna sewa lapangan Arena Futsal pada
kategori pekerjaan responden adalah
pelajar/mahasiswa sebanyak 72 orang
dengan persentase 72 %, karyawan
sebanyak 19 orang dengan persentase 19
%, wiraswasta sebanyak 4 orang dengan
persentase 4 % dan lain-lain sebanyak 5
orang dengan persentase 5 % dari 100
responden.
Hasil Uji Instrumen Penelitian
Sebelum melakukan penyebaran
kuesioner dalam rangka pengambilan data
primer dalam penelitian ini dilakukan
terlebih dahulu uji validitas dan reliabilitas
terhadap 30 responden yang dilakukan pada
konsumen Arena Futsal yang berlokasi di
Jalan Raya Akses UI No 59 , Kelapa Dua Cimanggis, Depok.
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Menurut Trinton P.B (2005:248),
metode pengujian reliabilitas instrumen
dapat dilakukan salah satunya dengan
metode Alpha-Cronbach, yaitu diukur
berdasarkan skala alpha 0 - 1. Apabila skala
tersebut dikelompokkan ke dalam lima
kelas dengan range yang sama, maka
ukuran
kemantapan
alpha
dapat
diinterpretasikan seperti tabel berikut :
Tabel 4.29
Tingkat Reliabilitas Berdasarkan
Nilai Alpha
Alpha
Tingkat Reliabilitas
0,00 s.d. 0,20
Kurang Reliabel
> 0,20 s.d. 0,40
Agak Reliabel
> 0,40 s.d. 0,60
Cukup Reliabel
> 0,60 s.d. 0,80
Reliabel
> 0,80 s.d. 1,00
Sangat Reliabel
Sumber : Triton P.B., Riset Statistik
Parametrik, p.248 (2005)
Dalam
pengujian
reliabilitas
instrumen penelitian, maka peneliti
menggunakan teori tersebut sebagai acuan.
Untuk mengetahui apakah pernyataan
dalam kuesioner yang diajukan kepada
konsumen dapat dikatakan valid atau tidak
dan reliabel atau tidak, maka peneliti
melakukan uji coba atau tryout kepada 30
responden dengan memberikan 24 butir
pernyataan untuk menguji validitas dan
reliabilitas dari seluruh pernyataan yang
telah diberikan. Kemudian hasilnya akan
diolah menggunakan SPSS versi 16.0 for
windows.
Setelah dilakukan tryout terhadap 30
responden tersebut, hasilnya dapat dilihat
pada tabel berikut.
Dari
hasil
pengolahan
data
diketahui bahwa semua pernyataan untuk
ketujuh variabel (Product, Price, Place,
Promotion, People, Phisycal Evidence,
Process,
dan
Loyalitas
Pelanggan)
mempunyai nilai Corrected Item-Total
Correlation ≤ Cronbach’s Alpha. Hal ini
menunjukkan bahwa alat ukur yang
digunakan telah valid dan reliabel sehingga
dapat digunakan sebagai indikator dalam
penelitian ini.
Dari hasil pengolahan data validitas
dan reliabilitas diketahui nilai cronbach’s
alpha untuk variabel Product sebesar
0.759, untuk variabel Price sebesar 0.768,
untuk variabel Place sebesar 0.732, untuk
variabel Promotion sebesar 0.794, untuk
variabel People sebesar 0.776, untuk
variabel Phisycal Evidence sebesar 0.787,
untuk variabel Process sebesar 0.786, dan
untuk variabel Loyalitas Pelanggan sebesar
0,777. Nilai cronbach’s alpha seluruh
variabel lebih besar dari 0.6, hal ini berarti
butir-butir pernyataan yang dipergunakan
layak (reliabel) digunakan pada analisis
berikutnya.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas
keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi data normal atau
mendekati normal. Cara untuk mengetahui
normalitas adalah dengan melihat Normal
Probability plot yang membandingkan
distribusi normal. Distribusi normal akan
membentuk suatu garis lurus diagonal. Jika
distribusi data adalah normal, maka garis
yang menggambarkan data sesungguhnya
akan mengikuti garis diagonalnya. (Dwi
Priyatno, 2008:28).
Gambar 4.5
Grafik Uji Normalitas
Sumber : Data diolah, 2010
Dari gambar 4.5 grafik Normal
Probability Plot menunjukkan pola grafik
yang normal, terlihat dari titik-titik
distribusi data yang terletak di sekitar garis
lurus diagonal, sehingga dapat disimpulkan
bahwa data terdistribusi normal sehingga
model regresi layak digunakan.
Uji Asumsi Klasik
Suatu model persamaan regresi yang
telah di uji dan dibutuhkan dapat diterima
secara ekonometrik, maka diperlukan cara
sebagai
estimasi
yaitu
dengan
menggunakan OLS (metode kuadrat
terkecil). Dapat dikatakan bahwa setiap
penelitian tidak akan dapat menghindari
pengimpangan dari asumsi kenormalan
klasik. Untuk dapat memenuhi syarat
BLUE (Best Linier Unbias Estimate), maka
dapat diperlukan beberapa asumsi klasik
sebagai berikut:
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas diperlukan
untuk mengetahui ada tidaknya variabel
independen yang memiliki kemiripan
dengan variabel independen lain dalam satu
model. Dalam penelitian ini, ada tidaknya
gejala multikolinearitas dilihat dari nilai
Tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF). Model regresi yang bebas dari
masalah multikolinearitas (Dwi Priyatno,
2008:39). yaitu pada nilai VIF (Variance
Inflation Factor) bernilai tidak lebih dari 10
dan nilai Tolerancenya tidak kurang dari
0,1. Hasil uji multikolinearitas dalam
penelitian ini ditunjukkan pada tabel
berikut :
Tabel 4.31
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity
Statistics
Tolerance
VIF
Model
1
(Constant)
Product
0.498
Price
0.535
Place
0.533
Promotion
0.428
People
0.751
Phisycal
0.679
Process
0.84
a. Dependent Variable: Loyalitas
Sumber : Data diolah, 2010
2.007
1.87
1.876
2.336
1.331
1.473
1.191
Jika kita lihat tabel 4.31 di atas,
dapat diketahui bahwa Variance Inflation
Factor (VIF) pada hasil Output SPSS tabel
coefficients, masing-masing
variabel
independen memiliki nilai VIF tidak lebih
dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang
dari 0,1. Pada variabel product VIF
bernilai 2.007 dengan nilai Tolerance
sebesar 0.498. Pada variabel price nilai
VIF sebesar 1.870 dengan nilai Tolerance
sebesar 0.535. Pada variabel place VIF
bernilai 1.876 dengan nilai Tolerance
sebesar 0.533. Pada variabel promotion
nilai VIF sebesar 2.336 dengan nilai
Tolerance sebesar 0.428. Pada variabel
people VIF bernilai 1.331 dengan nilai
Tolerance sebesar 0.751. Pada variabel
phisycal evidence nilai VIF sebesar 1.473
dengan nilai Tolerance sebesar 0.679.
Sedangkan pada variabel process VIF
bernilai 1.191 dengan nilai Tolerance
sebesar 0.840. Maka dapat disimpulkan
bahwa model regresi pada penelitian ini
tidak
mengalami
gangguan
multikolinearitas atau tidak terdapat
korelasi antar variabel bebas sehingga
model regresi layak digunakan.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan tujuan
pengujian asumsi dalam regresi dimana
variabel dependen tidak berkorelasi
dengan dirinya sendiri. Artinya bahwa
nilai dari variabel dependen tidak
berhubungan dengan variabel itu sendiri,
baik nilai periode sebelumnya (t-1)
maupun nilai periode sesudahnya (T).
Untuk mendeteksi gejala autokorelasi
maka peneliti menggunakan nilai DurbinWatson (DW) pada model regresi sebagai
acuan (Dwi Priyanto, 2008 : 47). Jika
Durbin-Watson bernilai antara -2 sampai
dengan 2, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat autokorelasi. Hasil uji
autokorelasi dapat dilihat dalam tabel 4.32
berikut ini :
Gambar 4.6
Grafik Uji Heterokedastisitas
Tabel 4.32
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model
1
R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of
the
Estimate
DurbinWatson
.570a
0.325
0.274
0.69133
1.849
a. Predictors : (Constant), Process, Price,
Product,People,
Phisycal,
Place,
Promotion
b. Dependent Variable : Loyalitas
Sumber : Data diolah, 2010
Berdasarkan pada tabel 4.32 di atas
dapat diketahui bahwa nilai Durbin-Watson
adalah sebesar 1.849 artinya nilai Durbin
Watson berada diantara -2 sampai dengan 2.
Jadi dapat disimpulkan bahwa model
tersebut tidak ada atau tidak terjadi
autokorelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode T dengan kesalahan pada
periode t-1.
Uji Heterokedastisitas
Masalah heterokedastisitas terjadi
apabila kesalahan atau residual pada model
yang sedang diamati tidak memiliki varians
yang konstan dari satu observasi ke
observasi lainnya. Gejala heterokedastisitas
lebih sering terjadi apabila regresi
menggunakan data berupa silang tempat
(cross-section) dibandingkan dengan data
runtut waktu (time-series) (Triton P.B.,
2006 : 152). Hasil uji heterokedastisitas
dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Sumber : Data diolah, 2010
Berdasarkan gambar 4.6 diatas,
Scatterplot menunjukkan penyebaran titik
data sebagai berikut, menunjukkan model
regresi linier berganda terbebas dari uji
asumsi klasik heterokedastisitas, yaitu:
¾ Titik-titik data menyebar di atas dan di
sekitar angka nol.
¾ Titik-titik data tidak mengumpul hanya
diatas atau dibawah saja.
¾ Penyebaran titik-titik tidak tidak
berpola.
¾ Penyebaran titik-titik dan tidak boleh
membentuk
pola
bergelombang
melebar kemungkinan menyempit dan
melebar kembali.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
regresi linear berganda antara variabel
product (X1), variabel price (X2), variabel
place (X3), variabel promotion (X4),
variabel people (X5), variabel phisycal
evidence (X6), dan variabel process (X7)
dengan variabel loyalitas pelanggan (Y)
memiliki heterokedasitisitas.
Uji Analisis Regresi Berganda
Dalam penelitian ini, analisis regresi
berganda digunakan untuk mengetahui arah
hubungan antara variabel independen
(product, price, place, promotion, people,
phisycal evidence, dan process) dengan
variabel dependen (loyalitas pelanggan).
Data-data dalam penelitian ini diolah
dengan menggunakan program SPSS 16.0
for Windows.
Tabel 4.33
Hasil analisis regresi linear berganda
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
Model
(Constant)
Product
Price
Place
Promotion
People
Phisycal
Process
a.
Standard
ized
Coeffici
ents
Beta
T
Sig.
0.297
0.767
0.294
0.992
0.174
0.109
0.194
1.599
0.113
0.162
0.142
0.134
1.143
0.256
0.186
0.139
0.157
1.34
0.183
0.221
0.13
0.223
1.706
0.091
0.193
0.09
0.211
2.139
0.035
0.382
0.12
0.331
3.185
0.002
0.386
0.205
0.176
1.888
0.062
Dependent Variable : Loyalitas
Sumber : Data diolah, 2010
Dengan melihat pada tabel 4.33
diatas, didapat persamaan regresinya
adalah:
Y = 0,294 + 0,174 X1 + 0,162 X2 + 0,186
X3 + 0,221 X4 + 0,193 X5+ 0,382 X6 +
0,386 X7
Dimana :
Y = Loyalitas Pelanggan
X1 = Product
X2 = Price
X3 = Place
X4 = Promotion
X5 = People
X6 = Phisycal Evidence
X7 = Process
Dari persamaan regresi tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 0,294 ; artinya jika
Product (X1), Price (X2), Place (X3)
Promotion (X4), People (X5), Phisycal
b. Evidence (X6), dan Process (X7),
nilainya adalah 0, maka Loyalitas
c. Pelanggan (Y) nilainya adalah 0,294.
d. Koefisien regresi variabel product
sebesar 0.174 artinya jika product
meningkat sebesar 1 satuan maka
loyalitas pelanggan akan meningkat
sebesar 0.174. Dan dari tabel diatas
diketahui pula bahwa kesalahan
standar yang mungkin terjadi dari
penaksiran nilai product adalah
sebesar 0.109. Koefisien bernilai
positif artinya terjadi hubungan positif
antara product dengan loyalitas
pelanggan.
e. Koefisien regresi variabel price
sebesar 0.162 artinya jika price
meningkat sebesar 1 satuan maka
loyalitas pelanggan akan meningkat
sebesar 0.162. Dan dari tabel diatas
diketahui pula bahwa kesalahan
standar yang mungkin terjadi dari
penaksiran nilai price adalah sebesar
0.142 Koefisien bernilai positif artinya
terjadi hubungan positif antara price
dengan loyalitas pelanggan.
f. Koefisien regresi variabel place
sebesar 0.186 artinya jika place
meningkat sebesar 1 satuan maka
loyalitas pelanggan akan meningkat
sebesar 0.186. Dan dari tabel diatas
diketahui pula bahwa kesalahan
standar yang mungkin terjadi dari
penaksiran nilai place adalah sebesar
0.139. Koefisien bernilai positif
artinya terjadi hubungan positif antara
place dengan loyalitas pelanggan.
g. Koefisien regresi variabel promotion
sebesar 0.221 artinya jika promotion
meningkat sebesar 1 satuan maka
loyalitas pelanggan akan meningkat
sebesar 0.221. Dan dari tabel diatas
diketahui pula bahwa kesalahan
standar yang mungkin terjadi dari
penaksiran nilai promotion adalah
sebesar 0.130. Koefisien bernilai
positif artinya terjadi hubungan positif
antara promotion dengan loyalitas
pelanggan.
h. Koefisien regresi variabel people
sebesar 0.193 artinya jika people
meningkat sebesar 1 satuan maka
loyalitas pelanggan akan meningkat
sebesar 0.193. Dan dari tabel diatas
diketahui pula bahwa kesalahan
standar yang mungkin terjadi dari
penaksiran nilai people adalah sebesar
0.090 Koefisien bernilai positif artinya
terjadi hubungan positif antara people
dengan loyalitas pelanggan.
i. Koefisien regresi variabel phisycal
evidence sebesar 0.382 artinya jika
phisycal evidence meningkat sebesar 1
satuan maka loyalitas pelanggan akan
meningkat sebesar 0.382. Dan dari
tabel diatas diketahui pula bahwa
kesalahan standar yang mungkin
terjadi dari penaksiran nilai phisycal
evidence adalah sebesar 0.120.
Koefisien bernilai positif artinya
terjadi hubungan positif antara
phisycal evidence dengan loyalitas
pelanggan.
j. Koefisien regresi variabel process
sebesar 0.386 artinya jika process
meningkat sebesar 1 satuan maka
loyalitas pelanggan akan meningkat
sebesar 0.386. Dan dari tabel diatas
diketahui pula bahwa kesalahan
standar yang mungkin terjadi dari
penaksiran nilai process adalah sebesar
0.205. Koefisien bernilai positif
artinya terjadi hubungan positif antara
process dengan loyalitas pelanggan.
Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis Uji F
Digunakan
untuk
mengetahui
pengujian variabel bebas secara simultan
(bersama-sama). Hasil uji F ini pada output
SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA.
Menurut Triton P. B. (2005:197), langkahlangkah uji F statistik adalah sebagai
berikut:
a) Hipotesis nol (Ho) dan hipotesis
alternative (Ha) yang digunakan yaitu :
Ho : bo = 0, artinya tidak ada pengaruh
antara variabel product,
price, place, promotion,
people, phisycal evidence
dan process terhadap
loyalitas pelanggan.
Ha : ba ≠ 0, artinya ada pengaruh
antara variabel product,
price, place, promotion,
people, phisycal evidence
dan process terhadap
loyalitas pelanggan.
b) Tingkat signifikan yang digunakan
yaitu = 0.05
Jika Sig. F > 0.05 maka Ha ditolak dan
Ho diterima, berarti tidak ada
pengaruh antara variabel bebas (X) dan
terikat (Y).
Jika Sig. F < 0.05 maka Ho ditolak dan
Ha diterima, berarti ada pengaruh
antara variabel bebas (X) dengan
terikat (Y).
Kriteria yang digunakan adalah
sebagai berikut :
• thitung > ttabel , maka H0 ditolak
• thitung < ttabel , maka H0 diterima.
Tabel 4.34
Hasil Uji F (Simultan)
ANOVAb
Model
1
Mean
Sum of
Squar
Squares Df
e
Regre
21.177
ssion
7 3.025
Resid
43.971 92
ual
F
Tabel 4.35
Uji T (Parsial)
Sig.
6.33 .000
a
0
Coefficientsa
.478
Total 65.148 99
a. Predictors: (Constant), Process, Price,
Product, People, Phisycal, Place,
Promotion
b. Dependent Variable : Loyalitas
Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
Model
(Constant)
Product
Price
Place
Sumber : Data diolah, 2010
Dari uji Anova diatas, didapat Fhitung
adalah 6.330 dan Ftabel adalah 2,111
dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena
Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak.
Pengambilan keputusan juga dapat
dilakukan dengan melihat probabilitasnya
dimana nilai 0.000 < 0.05 sehingga H0
ditolak. Artinya, variabel product, price,
place, promotion, people, phisycal
evidence dan process berpengaruh secara
nyata (signifikan) terhadap loyalitas
pelanggan pada Arena Futsal.
Uji T (Parsial)
Pembahasan
ditekankan
pada
pengaruh variabel bebas secara individual
terhadap variabel terikat. Dengan demikian
pengaruh masing-masing variabel akan
dapat diperbandingkan. Untuk menguji
signifikansi koefisien regresi, yaitu apakah
variabel independent (X) berpengaruh
secara nyata atau tidak maka akan
digunakan uji t.
Promotion
People
Phisycal
Process
Standard
ized
Coeffici
ents
Beta
T
Sig.
0.297
0.767
0.294
0.992
0.174
0.109
0.194
1.599
0.113
0.162
0.142
0.134
1.143
0.256
0.186
0.139
0.157
1.34
0.183
0.221
0.13
0.223
1.706
0.091
0.193
0.09
0.211
2.139
0.035
0.382
0.12
0.331
3.185
0.002
0.386
0.205
0.176
1.888
0.062
a. Dependent Variable : Loyalitas
Sumber : Data diolah, 2010
•
•
Uji t antara variabel product dengan
loyalitas pelanggan menunjukkan t
hitung sebesar 1.559, sedangkan t tabel
(α = 0.05 ; db = 92) adalah sebesar
1.662 karena t hitung < t tabel yaitu
1.559 < 1.662, maka H0 diterima dan H1
ditolak, sehingga dapat disimpulkan
bahwa product secara parsial kurang
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap loyalitas pelanggan Arena
Futsal atau pengaruh negatif
(-)
terhadap loyalitas pelanggan.
Uji t antara variabel price dengan
loyalitas pelanggan menunjukkan t
hitung sebesar 1.143, sedangkan t tabel
(α = 0.05 ; db = 92) adalah sebesar
1.662 karena t hitung < t tabel yaitu
•
•
•
•
1.143 < 1.662, maka H0 diterima dan H1
ditolak, sehingga dapat disimpulkan
bahwa price secara parsial kurang
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap loyalitas pelanggan Arena
Futsal atau pengaruh negatif (-)
terhadap loyalitas pelanggan.
Uji t antara variabel place dengan
loyalitas pelanggan menunjukkan t
hitung sebesar 1.340, sedangkan t tabel
(α = 0.05 ; db = 92) adalah sebesar
1.662 karena t hitung < t tabel yaitu
1.340 < 1.662, maka H0 diterima dan H1
ditolak, sehingga dapat disimpulkan
bahwa place secara parsial kurang
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap loyalitas pelanggan Arena
Futsal atau pengaruh negatif (-)
terhadap loyalitas pelanggan.
Uji t antara variabel promotion dengan
loyalitas pelanggan menunjukkan t
hitung sebesar 1.706, sedangkan t tabel
(α = 0.05 ; db = 92) adalah sebesar
1.662 karena t hitung > t tabel yaitu
1.706 > 1.662, maka H0 ditolak dan H1
diterima, sehingga dapat disimpulkan
bahwa promotion secara parsial
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap loyalitas pelanggan Arena
Futsal atau pengaruh positif (+)
terhadap loyalitas pelanggan.
Uji t antara variabel people dengan
loyalitas pelanggan menunjukkan t
hitung sebesar 2.139, sedangkan t tabel
(α = 0.05 ; db = 92) adalah sebesar
1.662 karena t hitung > t tabel yaitu
2.139 > 1.662, maka H0 ditolak dan H1
diterima, sehingga dapat disimpulkan
bahwa
people
secara
parsial
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap loyalitas pelanggan Arena
Futsal atau pengaruh positif (+)
terhadap loyalitas pelanggan.
Uji t antara variabel phisycal evidence
dengan
loyalitas
pelanggan
menunjukkan t hitung sebesar 3.185,
•
sedangkan t tabel (α = 0.05 ; db = 92)
adalah sebesar 1.662 karena t hitung > t
tabel yaitu 3.185 > 1.662, maka H0
ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa phisycal evidence
secara parsial mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap loyalitas
pelanggan Arena Futsal atau pengaruh
positif (+) terhadap loyalitas pelanggan.
Uji t antara variabel process dengan
loyalitas pelanggan menunjukkan t
hitung sebesar 1.888, sedangkan t tabel
(α = 0.05 ; db = 92) adalah sebesar
1.662 karena t hitung > t tabel yaitu
1.888 > 1.662, maka H0 ditolak dan H1
diterima, sehingga dapat disimpulkan
bahwa
process
secara
parsial
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap loyalitas pelanggan Arena
Futsal atau pengaruh positif (+)
terhadap loyalitas pelanggan.
Analisis Manajerial
Hasil
pengujian
dan
hipotesis
menunjukkan bahwa bauran pemasaran
(marketing mix), yang meliputi product,
price, place, promotion, people, phisycal
evidence, dan process berpengaruh secara
signifikan terhadap loyalitas pelanggan
Arena Futsal.
Teori diatas relevan dan sangat sesuai
diterapkan dan digunakan sebagai bahan
acuan penelitian di masa sekarang dan
masa depan. Pembahasan mengenai hasil
dari penelitian ini akan dijelaskan sebagai
berikut.
Berdasarkan pengujian hipotesis, dapat
disimpulkan bahwa phisycal evidence
merupakan
variabel
yang
paling
berpengaruh (dominan) terhadap loyalitas
pelanggan Arena Futsal. Hal ini
ditunjukkan dari nilai beta yang lebih besar
dari variabel lainnya. Faktor phisycal
evidence dalam penelitian ini meliputi,
fasilitas yang dimiliki Arena Futsal sudah
lengkap, memberikan kenyaman bagi
konsumen, dan fasilitas parkir kendaraan di
Arena Futsal sangat luas.
Hasil deskripsi data menunjukkan
bahwa Arena Futsal memiliki ketujuh
komponen bauran pemasaran secara baik.
Ditinjau dari product Arena Futsal,
menurut pernyataan sebagian besar
responden Arena Futsal menyatakan setuju
mengetahui produk yang ditawarkan Arena
Futsal, menyukai produk yang ditawarkan
Arena Futsal, dan produk yang ditawarkan
Arena Futsal mudah didapatkan pada saat
dibutuhkan.
Ditinjau dari segi price dalam
menentukan harga sewa lapangan menurut
pernyataan sebagian besar responden Arena
Futsal telah mampu memberikan harga
yang relatif terjangkau. Hal ini ditunjukkan
dari harga yang ditawarkan sangat
terjangkau untuk semua kalangan, baik
pelajar, mahasiswa maupun umum dan
harga sangat sesuai dengan kualitas, serta
harga yang ditawarkan Arena Futsal lebih
murah dibandingkan dengan lapangan
futsal yang lain.
Ditinjau dari place menurut pernyataan
sebagian besar responden Arena Futsal
menyatakan,
dapat
dengan
mudah
menjangkau lapangan Arena Futsal, lokasi
sangat strategis, dan dilalui kendaraan
umum 24 jam.
Ditinjau dari aspek promotion menurut
pernyataan sebagian besar responden Arena
Futsal
menyatakan,
Arena
Futsal
mempunyai program diskon yang menarik,
dengan mudah menjadi member, serta
promosi yang ditawarkan Arena Futsal
sangat menarik.
Ditinjau dari people menunjukkan
bahwa secara umum telah baik. Perilaku
karyawan Arena Futsal telah mampu
menanamkan kepercayaan pada konsumen,
sigap dalam melayani konsumen, serta
sopan dan ramah.
Ditinjau dari phisycal evidence
menurut pernyataan sebagian besar
responden Arena Futsal menyatakan
fasilitas yang dimiliki Arena Futsal sudah
lengkap dan fasilitas parkir kendaraan di
Arena Futsal sangat luas. Dengan
dimilikinya segala kondisi fisik Arena
Futsal yang memadai tentunya akan
memberikan kenyaman bagi konsumen.
Sedangkan ditinjau dari process
menurut pernyataan sebagian besar
responden Arena Futsal menyatakan proses
pelayanan pemesanan lapangan dengan
mudah dan cepat, merasa puas dengan
kecepatan kasir dalam bertransaksi, serta
merasa aman dalam transaksi dengan
karyawan Arena Futsal. Dengan adanya
kemudahan
dan
kecepatan
dalam
melakukan transaksi tersebut maka
konsumen akan merasa terpuaskan dan
akan tetap memakai jasa layanan ini untuk
waktu-waktu yang akan datang.
Berdasarkan hasil pengujian secara
parsial dapat diketahui bahwa loyalitas
pelanggan dapat dipengaruhi secara
signifikan oleh promotion, people, phisycal
evidence, dan process. Sedangkan product,
price, dan place kurang mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas
pelanggan.
Dengan hasil yang penulis dapatkan
dari penyebaran kuesioner kepada 100
responden, penulis mengidentifikasi bahwa
konsumen masih menaruh kepercayaan
pada Arena Futsal.
Penelitian Sebelumnya
Vera, Mustika Sari. 2009. Jurnal
Manajemen Pemasaran. Analisa Pengaruh
Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas
Konsumen di Gelore Cafe Surabaya,
Surabaya.
Dengan
hasil
penelitian
yang
menyimpulkan beberapa kesimpulan antara
lain :
Berdasarkan hasil analisis dapat
diketahui bahwa loyalitas konsumen dapat
dipengaruhi secara signifikan oleh produk,
fasilitas fisik, dan proses manajemen. Maka
dapat disimpulkan pendapat Ferrinadewi
dan Darmawan (2004) yang menyatakan
produk sangat erat berhubungan dengan
loyalitas konsumen dan Timpe (1990)
menyatakan fasilitas fisik berperan penting
dalam meningkatkan pemasaran serta
pencapainan loyalitas konsumen, serta
proses dalam jasa merupakan faktor utama
dalam bauran pemasaran.
Sedangkan variabel harga, place,
promosi dan people kurang mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas
konsumen pada Gelore Cafe Surabaya. Dari
data yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa pendapat (Alma, 2004) yang
menyatakan promosi sangat berpengaruh
terhadap loyalitas konsumen, kurang sesuai
dengan hasil penelitian di lapangan, karena
pada kenyataannya pada Gelare Cafe.
PENUTUP
Simpulan
Adapun kesimpulan yang dihasilkan
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dari hasil analisis SWOT, diketahui
bahwa Arena Futsal mempunyai
kekuatan
yang
lebih
besar
dibandingkan dengan ancaman yang
ada disekitarnya.
2. Berdasarkan hasil analisis regresi
linear berganda disimpulkan bahwa
product, price, place, promotion,
phisycal evidence, dan process secara
bersama-sama (simultan) mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap
loyalitas pelanggan Arena Futsal.
Berdasarkan hasil analisis regresi
linear berganda bahwa promotion,
people, phisycal evidence, dan process
secara parsial (individu) mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap
loyalitas
pelanggan.
Sedangkan
product, price, dan place diketahui
secara parsial (individual) mempunyai
pengaruh yang kurang signifikan
terhadap loyalitas pelanggan di Arena
Futsal.
Implikasi
Berdasarkan simpulan diatas, maka
dapat dikemukakan beberapa implikasi
yang dihasilkan dalam penelitian strategi
bauran pemasaran yang akan dilakukan
oleh Arena Futsal terhadap loyalitas
pelanggan, yaitu sebagai berikut:
• Hendaknya pihak Arena Futsal selalu
memperhatikan promotion, people,
phisycal evidence, dan process, agar
konsumen semakin loyal. Karena
berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa variabel tersebut mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap
loyalitas pelanggan.
• Penelitian yang akan datang sebaiknya
menambahkan variabel lain yang diduga
berpengaruh
terhadap
loyalitas
pelanggan
Arena
Futsal
atau
membandingkan dengan perusahaan
lain.
DAFTAR PUSTAKA
Angelica, Agustine. ”Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Loyalitas Pelanggan pada
Giant Hypermarket”, Jurnal Manajemen
Pemasaran, 2009
Fajar, Laksana. Manajemen Pemasaran.
Edisi Pertama. Graha Ilmu : Yogyakarta,
2008.
Freddy, Rangkuti. Riset Pemasaran.
Cetakan kelima. Gramedia Pustaka Utama :
Jakarta, 2002.
Ghozali,
Imam.
Aplikasi
Analisis
Multivariate dengan Program SPSS. Edisi
ke empat. Badan Penerbit UNDIP:
Semarang, 2009.
Hayashi, Aiko. “Pengaruh Relationship
Marketing Mix Terhadap Loyalitas
Pelanggan Pada PT. BRI Syari’ah Cabang
Malang”, Jurnal Manajemen Pemasaran,
2008.
Istijanto, MM, MCom. Aplikasi Riset
Pemasaran. PT. Gramedia Pustaka Utama :
Jakarta, 2005.
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. DasarDasar Pemasaran. Prenhallindo : Jakarta,
2002.
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran.
Edisi Milenium jilid 2. Printice Hall :
Jakarta, 2002.
Lamb, Charles W Hair, dkk. Pemasaran.
Edisi Pertama. Salemba Empat : Jakarta,
2001.
Mustika, Vera. ”Analisa Pengaruh Bauran
Pemasaran Terhadap Loyalitas Konsumen
di Gelora Cafe Surabaya”. Jurnal
Manajemen Pemasaran, 2009
Priyatno. Dwi. Mandiri Belajar SPSS.
Mediakom : Yogyakarta, 2008
Rambat, Lupiadi, dkk. Manajemen
Pemasaran Jasa. Edisi 2. Salemba Empat :
Jakarta, 2006.
Ratih, Hurriyati. Bauran Pemasaran dan
Loyalitas Konsumen. Edisi 2. Alfabeta :
Bandung, 2008.
Santoso, Singgih & Tjiptono, Fandy. Riset
Pemasaran dan Konsep Aplikasi dengan
SPSS. PT. Alex Media Komputindo.
Jakarta : 2001.
Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Edisi
Kedua. Andi Offset : Yogyakarta, 2002.
http://marketing-teori.blogspot.com/
Download