BRAND EQUITY ANALYSIS OF INFLUENCE ON DECISIONS TO PURCHASE PRODUCTS INSTANT NOODLES INDOMIE Shandy Anangga K.P dan Dr. Ambo Sakka Hadmar Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Depok ABSTRACT The purpose of this study is to investigate and analyze the effect of brand awareness, perceived quality, brand associations and brand loyalty towards the brand purchase decision Indomie instant noodles. This research is a descriptive type, ie research that describes the objects related to the decision-making of a general nature. The population in this study were university students who had purchased Gunadarma instant noodles brand Indomie. The samples in this study were 100 college students at the University Gunadarma J Kalimalang who have bought instant noodles brand Indomie taken by non probability sampling. Data collection through a questionnaire. The results of the multiple regression analysis, Y = 0.482 X1 + 0.318 X2 + 0.120 X3 + 0.187 X4's most influential independent variable on the dependent variable is the awareness of the brand (.482), followed by the variable perceived quality (0.318), and brand loyalty variable (0.187) and the last is the brand association variable (0.120). Assay results obtained F F Calculate the value of 55.698 with probability 0.000. Since F count 55.698> F Table 2.47 and probability is much smaller than 0.05 then the regression model can be used to predict the buying decision (dependent variable) or it can be said that all the independent variables that Brand Awareness, Perceptions of Quality, Brand Association, and Brand loyalty is jointly affect consumer buying decision dependent variable. T test results prove that all the independent variables (brand awareness, perceived quality, brand associations and brand loyalty) has a positive influence on the dependent variable is the purchase decision Indomie instant noodles brand. And the coefficient of determination (adjusted R2) of 0.688 obtained. This means that 68.8% of the variation can be explained by the Purchasing Decision of variation to 4 independent variables, namely Brand Awareness, Perceptions of Quality, Brand Association, and Brand Loyalty. While the remaining 31.2% is explained by other causes outside the model. Key words: Brand Equity, Brand Awareness, Perceptions of Quality, brand association, and brand loyalty, buying decision. 1 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) ANALISIS PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK MI INSTAN INDOMIE Shandy Anangga K.P dan Dr. Ambo Sakka Hadmar Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Depok ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek dan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian mi instan merek Indomie. Penelitian ini merupakan penelitian yang berjenis deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan obyekobyek yang berhubungan untuk pengambilan keputusan yang bersifat umum. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Gunadarma yang telah membeli mi instan merek Indomie. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 mahasiswa Universitas Gunadarma kampus J Kalimalang yang telah membeli mi instan merek Indomie yang diambil secara accidental sampling. Pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasil analisis regresi berganda yaitu, Y = 0,482 X1 + 0,318 X2 + 0,120 X3 + 0,187 X4 Variabel independen yang paling berpengaruh terhadap variabel dependen adalah kesadaran merek (0,482), diikuti oleh variabel persepsi kualitas (0,318), lalu variabel loyalitas merek (0,187) dan terakhir adalah variabel asosiasi merek (0,120). Hasil Uji F didapat nilai F Hitung sebesar 55,698 dengan probabilitas 0,000. Karena F hitung 55,698 > F Tabel 2,47 dan probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Keputusan Pembelian (variabel dependen) atau dapat dikatakan bahwa seluruh variabel independen yaitu Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas, Asosiasi Merek, dan Loyalitas Merek secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen Keputusan Pembelian konsumen. Hasil uji t membuktikan bahwa semua variabel independen (kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek dan loyalitas merek) mempunyai pengaruh positif terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian mi instan merek Indomie. Dan koefisien determinasi (adjusted R2) yang diperoleh sebesar 0,688. Hal ini berarti 68,8% variasi Keputusan Pembelian dapat dijelaskan oleh variasi dari ke 4 variabel independen, yaitu Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas, Asosiasi Merek, dan Loyalitas Merek. Sedangkan sisanya sebesar 31,2% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model. Kata kunci : Ekuitas Merek, Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas, Asosiasi Merek, dan loyalitas merek, Keputusan Pembelian. 2 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini berdampak pada tingkat persaingan dunia usaha menjadi semakin ketat, baik perusahaan yang bergerak dalam bidang industri, perdagangan maupun jasa. Karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan konsumen baru. Adanya kemunculan berbagai produk dan jasa dengan berbagai merek dipasar dalam maupun luar negeri semakin meramaikan persaingan pasar di Indonesia. Berbagai upaya dilakukan perusahaan agar bisa memiliki daya tarik yang kuat tertancap dipikiran konsumen dan pada akhirnya dapat meraih pangsa pasar yang luas, sehingga mampu bersaing dengan kompetitor lain. Salah satu upaya yang dilakukan perusahaan ialah dengan membentuk identitas produk yang kuat melalui sebuah nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari para pesaing yang disebut dengan merek (AMA dalam Kotler dan Keller, 2009). Merek (brand) memang bukan sekedar nama, istilah (term), tanda (sign), simbol atau kombinasinya (Muafi dan Effendi, 2001). Lebih dari itu, merek adalah ‘janji’ perusahaan untuk secara konsisten memberikan feature, benefits dan services kepada para pelanggan (Muafi dan Effendi, 2001). Maka merek adalah produk atau jasa yang dimensinya mendiferensiasikan merek tersebut dengan beberapa cara dari produk atau jasa lainnyaya yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama (Kotler dan Keller, 2009). Karena merek mengidentifikasi sumber atau pembuat produk dan memungkinkan konsumen bisa individual atau organisasi untuk menuntut tanggung jawab atas kinerjanya kepada pabrikan atau distributor tertentu (Kotler dan Keller, 2009). Dalam hal ini, merek berperan sebagai penghubung antara perusahaan dengan pelanggan. Jika perusahaan mampu membangun merek yang kuat di pikiran pelanggan melalui strategi pemasaran yang tepat, perusahaan akan mampu 3 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) membangun mereknya (Astuti dan Cahyadi, 2007). Merek menandakan tingkat kualitas tertentu sehingga pembeli yang puas dapat dengan mudah memilih produk kembali (Kotler dan Keller, 2009). Brand Equity (ekuitas merek) adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa (Kotler dan Keller, 2009). Menurut Astuti dan Cahyadi (2007) ekuitas merek adalah seperangkat asosiasi dan perilaku yang dimiliki oleh pelanggan merek, anggota saluran distribusi, dan perusahaan yang memungkinkan suatu merek mendapatkan kekuatan, daya tahan, dan keunggulan yang dapat membedakan dengan merek pesaing. Indomie adalah merek produk mi instan yang sangat populer di Indonesia dan Nigeria. Indomie diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Namun sekarang ini banyak mi instan dengan merek lain yang bersaing cukup ketat dengan Indomie, ini merupakan ujian terhadap ketangguhan merek Indomie yang selama ini menjadi pilihan pertama konsumen, belum tentu ekuitas merek indomie akan selalu mempengaruhi konsumen dalam membeli mi instan, jika lengah (tidak ada pembaharuan) mungkin saja merek mi instan lain dapat mendahului Indomie. Sedangkan di Indonesia sendiri telah terdapat riset dan survei yang dapa membantu pemasar dan perusahaan untuk dapat mengetahui hasil kinerja mereka. Hal ini diselenggarakan oleh lembaga riset MARS dan majalah SWA yang dinamakan survei Indonesia Best Brand Award (IBBA). Sejak 2002, MARS dan majalah SWA terbukti bisa konsisten melakukan survei Indonesian Best Brand Award di kota-kota besar di Indonesia. Setiap tahun selama sewindu berturut-turut pula, SWA juga konsisten menampilkan merek-merek terbaik dan terkuat berdasarkan skor Brand Value (BV) yang dicapai merek-merek itu. Menurut Palupi (2009), Brand Value tersebut dapat menjadi alat ukur untuk melihat keberhasilan merek suatu produk atau jasa dalam mengelola dan meningkatkan kinerjanya. Skor Brand Value diyakini memiliki indikasi kuat terhadap peningkatan pangsa pasar maupun keuntungan perusahaan (Palupi, 2009). Brand Value yang dihasilkan dalam survei Indonesia Best Brand Award mempertimbangkan lima aspek, yaitu: brand awereness (popularitas merek), ad awareness (popularitas iklan), satisfaction & loyalty index (tingkat kepuasan dan 4 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) loyalitas pelanggan), brand share (pangsa pasar), dan gain index (potensi pertumbuhan merek di masa mendatang). Menurut Maulana (dalam Palupi, 2009) kelima aspek tersebut cukup menggambarkan ekuitas merek (brand equity) secara komprehensif dan terukur. Berdasarkan Brand Value, pengelola merek sudah bisa mendapatkan rapor merek setiap tahun dan dari hasil rapor tersebut pengelola merek sudah bisa menjadikannya sebagai umpan balik untuk melihat aspek mana saja yang kuat dan aspek mana saja yang membutuhkan perhatian khusus (Palupi, 2009). Metodologi penelitian yang digunakan dalam Indonesia Best Brand Award merupakan pengembangan dari konsep Brand Equity oleh David A. Aaker (Palupi, 2008). Brand Equity (ekuitas merek) merupakan tingkat kemampuan sebuah merek dalam memenuhi kebutuhan dan harapan pengguna atau pelanggannya. Oleh karena itu merek yang memiliki ekuitas tinggi akan memiliki daya tarik yang kuat pula dalam memikat konsumen untuk membeli produk tersebut. Nilai indeks pada periode sebelumnya tidak memiliki standar, dalam arti tidak memiliki batas atas dan bersifat relatif terhadap nilai merek lainnya, sedangkan mulai tahun 2007 nilai indeks telah distandarisasi, alias memiliki batas minimum dan maksimum yakni 0 hingga 100. Semakin besar nilai indeks suatu merek, semakin kuat kemampuan merek tersebut dalam memenuhi kebutuhan dan harapan penggunanya, demikian pula sebaliknya (Palupi, 2008). Tabel 1.1 Tren Brand Value Produk Mi Instan di Indonesia 2009 – 2011 Ranking Merek Brand Value 2009 Brand Value 2010 Brand Value 2011 1 Indomie 81,9 85,6 81,3 2 Mie Sedap 47,9 47,1 50,9 3 Supermi 41,0 41,5 41,0 4 Sarimi 39,0 40,8 40,9 Sumber : SWA Sembada No.15/XXVII/18-27 Juli 2011 Berdasarkan tabel 1.1 yang ada diatas menunjukkan dalam 3 tahun terakhir Brand Value Indomie masih dapat bertahan sebagai merek terbaik 5 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) diantara merek pesaing yang ada dan sebagai market leader produk mi instan di Indonesia. Namun dapat dilihat bahwa Brand Value Indomie mengalami fluktuasi pada tahun 2010 mengalami kenaikan skor sebesar 3,7 menjadi 85,6 lalu pada tahun berikutnya yaitu tahun 2011 mengalami penurunan skor sebesar 4,3 menjadi 81,3. Dengan adanya tren penurunan Brand Value yang dialami oleh produk Indomie tersebut patut untuk diwaspadai karena tren penurunan tersebut mengindikasikan adanya penurunan kinerja dari merek Indomie yang dapat menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan jika dibiarkan dapat merugikan perusahaan yang bersangkutan. Apalagi penurunan skor Brand Value Indomie tersebut diikuti dengan adanya peningkatan skor Brand Value dari para pesaingnya seperti Mie Sedap dan Sarimi pada tahun 2011 yang dapat dilihat pada tabel 1.1 diatas. Indomie harus mewaspadai hal ini, karena Mie Sedap yang terus konsisten menempel Indomie dengan menempati urutan ke-2 di 3 tahun terakhir bisa saja merebut posisi Indomie sebagai market leader jika penurunan skor Brand Value terus dialami oleh Indomie. Sekuat apapun merek suatu produk di pasar dan sejauh apapun posisinya saat ini dibandingkan dengan pesaing terdekat, jangan pernah lengah. Ketika posisi ini dipertahankan sekadarnya (atau bahkan tidak terlihat usaha apapun untuk mempertahankan), suatu saat keunggulan merek akan tumbang dan merek lain yang lebih agresif siap menggantikan memimpin pasar (Subroto dalam Palupi, 2009). Berdasarkan hasil tersebut Brand Value dapat dijadikan salahsatu indikator untuk menilai kinerja kekuatan merek berupa peningkatan maupun penurunan pangsa pasar (Market Share) dan keuntungan perusahaan (Palupi, 2008). Oleh karena itu Tren Brand Value Indomie mengalami ketidakstabilan, menandakan bahwa PT Indofood Tbk harus lebih waspada, karena perusahaan harus meningkatkan Brand Value agar tetap bertahan dan memenangkan persaingan dalam memperebutkan pangsa pasar (Market Share) tertinggi yang tentunya akan berpengaruh terhadap keuntungan perusahaan. 6 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) Tabel 1.2 Top Brand Index Indomie 2009 – 2011 Tahun Top Brand Index 2009 71,9 % 2010 75,5 % 2011 75,2 % Sumber : www.topbrand-award.com Berdasarkan tabel 1.2 dapat dilihat statistik pengukuran terhadap kekuatan merek atau Top Brand Index (TBI) yang dilakukan oleh Frontier Consulting Group, Indomie menunjukkan performa yang tidak stabil. Pada tahun 2009 Indomie meraih angka TBI sebesar 71,9%, pada tahun 2010 terjadi kenaikan menjadi 75,5%, akan tetapi pada tahun 2011 mengalami penurunan mejadi sebesar 75,2%. Kekuatan merek (BrandIndex) suatu produk dapat diukur dengan menggunakan tiga parameter, yaitu Mind Share, Market Share dan Commitment Share. Mind Share mengindikasikan kekuatan merek didalam benak konsumen pada kategori produk yang bersangkutan. Market Share menunjukkan kekuatan merek didalam pasar tertentu dalam hal perilaku pembelian aktual dari konsumen.Commitment Share menjelaskan kekuatan merek dalam mendorong konsumen untuk membeli merek terkait di masa mendatang. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi prosentase Top Brand Index suatu produk akan mempengaruhi tingkat daya tarik konsumen terhadap produk tersebut. Membangun ekuitas merek yang kuat adalah isu utama bagi pihak top manajemen karena hal tersebut menentukan nilai dari sebuah perusahaan. (Kotler dan Keller, 2007), mendefisinisikan ekuitas merek sebagai nilai tambah yang diberikan kepada produk dan jasa. Yang menjadi dasar dalam ekuitas merek adalah, kesadaranmerek, persepsi kualitas serta asosiasi merek. Semakinkuat ekuitas merek suatu produk, maka akan semakin kuat pula dayat ariknya bagi konsumen untuk membeli produk tersebut dan pada akhirnya akan memberikan keuntungan yang terus meningkat kepada perusahaan (Durianto, dkk 2004). 7 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) Berdasarkan data-data yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam Tren Brand Value selama 3tahun terakhir Brand Value mi instan Indomie menduduki Top Brand Value walaupun pada tahun 2011 mengalami penurunan. Selain itu, konsumen merasa tingkat kepuasan yang diperoleh ketika menggunakan Indomie mengalami penurunan, yang diketahui dari peringkat Top Brand Index Indomie menandakan menurunnya ekuitas merek yang diukur oleh tingkat kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek dan loyalitas merek yang mengarah kepada terjadinya penurunan keputusan pembelian pada konsumen terhadap produk mi instan Indomie. Penelitian ini akan menguji pengaruh ekuitas merek (BrandEquity) yang terdiri dari beberapa faktor tersebut, yaitu kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek dan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian konsumen. Dari latar belakang masalah di atas, maka dilakukan suatu penelitian dengan judul : “ANALISIS PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK MI INSTAN INDOMIE” 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan permasalahan tersebut maka untuk mejawab masalah penelitian ini, akan digunakan pertanyaan–pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh kesadaran merek (brand awareness) terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk mi instan Indomie? 2. Bagaimana pengaruh persepsi kualitas (perceived quality) terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk mi instan Indomie? 3. Bagaimana pengaruh asosiasi merek (brand association) terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk mi instan Indomie? 4. Bagaimana pengaruh loyalitas merek (brand loyalty) terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk mi instan Indomie? 8 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kesadaran merek (brand awareness) terhadap keputusan pembelian konsumen. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh persepsi kualitas merek (perceived quality) terhadap keputusan pembelian konsumen. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh asosiasi merek (brand association) terhadap keputusan pembelian konsumen. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh loyalitas merek (brand loyalty) terhadap keputusan pembelian konsumen. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan akan mempunyai kegunaan penelitian, yaitu : 1. Bagi Penulis Memberikan informasi mengenai pengaruh ekuitas merek terhadap keputusan pembelian. 2. Bagi Universitas Gunadarma Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu penelitian dalam bidang manajemen pemasaran yang kaitannya berhubungan dengan keputusan pembelian. 3. Bagi Perusahaan Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan perusahaan untuk meningkatkan daya beli konsumen melalui variable-variabel yang mempengaruhinya. 9 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Pemikiran Kotler dan Keller (2007), mendefinisikan ekuitas merek sebagai nilai tambah yang diberikan kepada produk dan jasa. Nilai ini bisa dicerminkan dalam bentuk cara seorang konsumen dalam berpikir, merasa, dan bertindak terhadap merek, harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang dimiliki perusahaan. Menurut Astuti dan Cahyadi (2007), jika pelanggan tidak tertarik pada suatu merek dan membeli karena karateristik produk, harga, kenyamanan, dan dengan hanya sediki memperdulikan merek, kemungkinan ekuitas mereknya rendah. Sedangkan jika para pelanggan cenderung membeli suatu merek walaupun dihadapkan pada para pesaing yang menawarkan produk yang lebih unggul, misalnya dalam hal harga dan kepraktisan, maka merek tersebut memiliki nilai ekuitas yang tinggi. Pendekatan ekuitas merek yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan ekuitas merek berbasis pelanggan. Pendekatan ekuitas merek berbasis pelanggan akan memandang ekuitas merek dari sudut konsumen. Dasar pemikiran model ekuitas merek berbasis pelanggan mengungkapkan bahwa kekuatan suatu merek terletak pada apa yang telah dilihat, dibaca, didengar, dipelajari, dipikirkan, dan dirasakan konsumen tentang merek selama ini (Kotler dan Keller, 2007). Menurut Kotler dan Keller (2007), ekuitas merek berbasis pelanggan dapat didefinisikan sebagai perbedaan dampak dari pengetahuan merek terhadap tanggapan konsumen pada merek tersebut. Suatu merek dapat dikatakan memiliki ekuitas merek berbasis pelanggan yang positif apabila konsumen bereaksi lebih menyenangkan terhadap produk tertentu. Sebaliknya, suatu merek dapat dikatakan memiliki ekuitas merek berbasis pelanggan yang negatif apabila konsumen bereaksi secara kurang menyenangkan terhadap aktivitas pemasaran merek dalam situasi yang sama. 10 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) Ekuitas merek dapat memberikan nilai bagi perusahaan (Durianto, dkk, 2004). Berikut adalah nilai ekuitas merek bagi perusahaan: a. Ekuitas merek yang kuat dapat membantu perusahaan dalam upaya menarik minat calon konsumen serta upaya untuk menjalin hubungan yang baik dengan para pelanggan dan dapat menghilangkan keraguan konsumen terhadap kualitas merek. b. Seluruh elemen ekuitas merek dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen karena ekuitas merek yang kuat akan mengurangi keinginan konsumen untuk berpindah ke merek lain. c. Konsumen yang memiliki loyalitas tinggi terhadap suatu merek tidak akan mudah untuk berpindah ke merek pesaing, walaupun pesaing telah melakukan inovasi produk. d. Asosiasi merek akan berguna bagi perusahaan untuk melakukan evaluasi atas keputusan strategi perluasan merek. e. Perusahaan yang memiliki ekuitas merek yang kuat dapat menentukan harga premium serta mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap promosi. f. Perusahaan yang memiliki ekuitas merek yang kuat dapat menghemat pengeluaran biaya pada saat perusahaan memutuskan untuk melakukan perluasan merek. g. Ekuitas merek yang kuat akan menciptakan loyalitas saluran distribusi yang akan meningkatkan jumlah penjualan perusahaan. h. Empat elemen inti ekuitas merek (brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty) yang kuat dapat meningkatkan kekuatan elemen ekuitas merek lainnya seperti kepercayaan konsumen, dan lain-lain. Ekuitas merek dapat mempengaruhi rasa percaya diri konsumen dalam pengabilan keputusan pembelian atas dasar pengalaman masalalu dalam penggunaan atau kedekatan, dan asosiasi dengan berbagai karakteristik merek (Durianto,dkk,2004). Semakin kuat ekuitas mereks uatuproduk, maka semakin kuat pula daya tariknya dimata konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut dan pada akhirnya akan mengarah pada keputusan pembelian produk. 11 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) Beberapa pemasar menganggap bahwa pada saat ini persaingan harga bukanlah suatu hal yang utama untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Seiring dengan berjalannya waktu, konsumen modern tampaknya mulai mengalihkan perhatiannya pada kualitas dan gengsi semata. Mereka rela mengeluarkan uang lebih hanya untuk mendapatkan sebuah barang bermerek terkenal. Selain bergengsi, konsumen menganggap bahwa barang bermerek terkenal mempunyai kualitas yang lebih baik dibanding barang merek lain yang kurang terkenal, walaupun pada kenyataannya tidaklah selalu begitu. Disinilah letak kekuatan ekuitas merek. Ekuitas merek yang kuat diharapkan dapat mempengaruhi konsumen untuk menjatuhkan pilihan pada suatu produk tertentu meski harga yang ditawarkan tidaklah murah. Terdapat beberapa elemen utama yang merupakan pendukung dari ekuitas merek yaitu : kesadaran merek (Brand Awareness),asosiasi merek (Brand Association), persepsi kualitas (Perceived Quality), loyalitas merek (Brand Loyalty). Elemen-elemen tersebut akan membentuk ekuitas merek (Brand Equity) yang merupakan dasar dalam menentukan keunggulan kompetitif dan komparatif suatu merek. Kesadaran merek adalah kemampuan pelanggan untuk mengenali atau mengingat kembali sebuah merek dan mengkaitkannya dengan satu kategori produk tertentu. Kesadaran konsumen terhadap merek dapat digunakan oleh perusahaan sebagai sarana untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai suatu merek kepada konsumen (Humdiana, 2005). Perusahaan dapat menciptakan nilai-nilai kesadaran merek agar konsumen dapat lebih memahami pesan merek yang akan disampaikan (Humdiana, 2005). Berikut adalah nilai-nilai kesadaran merek yang diciptakan oleh perusahaan (Humdiana, 2005): 1. Jangkar yang menjadi pengait asosiasi lain Tingkat kesadaran merek yang tinggi akan lebih memudahkan pemasar untuk melekatkan suatu asosiasi terhadap merek karena merek tersebut telah tersimpan dibenak konsumen. 2. Rasa suka Kesadaran merek yang tinggi dapat menimbulkan rasa suka konsumen terhadap merek tersebut. 12 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) 3. Komitmen Jika kesadaran suatu merek tinggi, maka konsumen dapat selalu merasa kehadiran merek tersebut. 4. Mempertimbangkan merek Ketika konsumen akan melakukan keputusan pembelian, merek yang memiliki tingkat kesadaran merek tinggi akan selalu tersimpan di benak konsumen dan akan dijadikan pertimbangan oleh konsumen. Asosiasi merek (Brand Association) adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan (memory) mengenai sebuah merek (Aeker dalam Humdiana, 2005). Sebuah merek adalah serangkaian asosiasi, biasanya terangkai dalam berbagai bentuk yang bermakna. Suatu merek yang lebih mapan akan mempunyai posisi yang menonjol dalam suatu kompetisi karena didukung oleh berbagai asosiasi yang kuat. Asosiasi merek dapat memberikan nilai bagi suatu merek dari sisi perusahaan maupun dari sisi konsumen, berikut adalah berbagai fungsi dari asosiasi tersebut (Humdiana, 2005): 1. Membantu proses penyusunan informasi. 2. Membedakan merek dengan merek lain. 3. Alasan pembelian, 4. Menciptakan sikap atau perasaan positif karena pengalaman ketik menggunakan produk. 5. Landasan perusahaan untuk melakukan perluasan merek. Menurut David A. Aeker (dalam Humdiana, 2005) persepsi kualitas merupakan persepsi pelanggan atas atribut yang dianggap penting bagi dirinya. Dimensikualitassuatumerekapatdiukurberdasarkanaspekdiantaralain: a. Nilai produk yang lebih inovatif b. Publisitas yang menggambarkan produk pada konsumen c. Kredibilitas perusahaan 13 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) Terdapat 5 nilai yang dapat (Durianto, dkk, 2004) menggambarkan nilai-nilai dari persepsi kualitas sebagai berikut: I. Alasan untuk membeli Persepsi kualitas yang baik dapat membantu periklanan dan promosi yang dilakukan perusahaan menjadi lebih efektif, yang akan terkait dengan keputusan pembelian oleh konsumen. II. Diferensiasi atau posisi Persepsi kualitas suatu merek akan berpengaruh untuk menentukan posisi merek tersebut dalam persaingan. III. Harga optimum Penentuan harga optimum yang tepat dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan persepsi kualitas merek tersebut. IV. Minat saluran distribusi Pedagang akan lebih menyukai untuk memasarkan produk yang disukai oleh konsumen, dan konsumen lebih menyukai produk yang memiliki persepsi kualitas yang baik. V. Perluasan merek Persepsi kualitas yang kuat dapat dijadikan sebagai dasar oleh perusahaan untuk melaksanakan kebijakan perluasan merek. Dan berikut adalah dimensi-dimensi yang mempengaruhi kualitas suatu produk (Durianto, dkk, 2004) : a. Performance, yaitu karakteristik operasional produk yang utama. b. Features, yaitu elemen sekunder dari produk atau bagian tambahan dari produk. c. Conformance with specifications, yaitu tidak ada produk yang cacat. d. Reliability, yaitu konsistensi kinerja produk. 14 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) e. Durability, yaitu daya tahan sebuah produk. f. Serviceability, yaitu kemampuan memberikan pelayanan sehubungan dengan produk. g. Fit and finish, yaitu menunjukkan saat munculnya atau dirasakannya kualitas produk. Menurut Durianto, dkk (2004) kepuasan adalah pengukuran secara langsung mengenai konsumen yang loyal terhadap suatu merek, sedangkan loyalitas merupakan hasil akumulasi dari pengalaman konsumen selama menggunakan produk. Loyalitas merek merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek lain, terutama jika pada merek tersebut didapati terjadinya perubahan baik menyangkut harga ataupun atribut lain (Durianto, dkk, 2004). Konsumen yang memiliki loyalitas kuat terhadap suatu merek akan tetap melanjutkan pembelian produk tersebut, meskipun saat ini banyak bermunculan berbagai merek di pasar yang menawarkan karakteristik produk yang lebih unggul serta dapat memberikan jaminan peningkatan perolehan laba perusahaan di masa yang akan datang (Durianto, dkk, 2004). Selain itu, konsumen yang loyal juga akan secara sukarela merekomendasikan untuk menggunakan merek tersebut kepada orang lain yang pada akhirrnya akan meningkatkan keuntungan perusahaan (Durianto, dkk, 2004). Berdasarkan teori-teori yang ada, maka penulis membuat kerangka pemikiran bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh ekuitas merek, yang terdiri dari kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas merek. Kerangka pemikiran teoritis di gambarkan sebagai berikut: 15 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Sumber : Teori yang di kembangkan 1.5.2 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan suatu ide untuk mencari fakta yang harus dikumpulkan. Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara atau dugaan yang paling memungkinkan yang masih harus dicari kebenarannya. Hubungan antar variabel dalam penelitian ini memiliki hipotesis sebagai berikut: 1 : terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel independen kesadaran merek (X1) terhadap variabel dependen keputusan pembelian konsumen (Y) 2 : terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel independen persepsi kualitas (X2) terhadap variabel dependen keputusan pembelian konsumen (Y) 3 : terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel independen asosiasi merek (X3) terhadap variabel dependen keputusan pembelian konsumen (Y) 4 : terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel independen loyalitas merek (X4) terhadap variabel dependen keputusan pembelian konsumen (Y) 16 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) 2. TELAAH PUSTAKA Inti dari pemasaran (marketing) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah ”memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan”. American Marketing Association (AMA) menawarkan definisi formal berikut: Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya (Kotler dan Keller, 2009:5). Pengambilan keputusan (untuk membeli atau tidak membeli) seseorang dipengaruhi oleh faktor personal dan sosialnya. Faktor personal meliputi motivasi,persepsi, pemahaman, kepercayaan, sikap, dan kepribadian seseorang. American Marketing Association (Kotler dan Keller, 2009:258) mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi keseluruhannya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari penjualnya atau sekelompok penjual, agar dapat dibedakan dari kompetitornya. Kotler dan Keller (2007:334), mendefinisikan ekuitas merek sebagai nilai tambah yang diberikan kepada produk dan jasa. Nilai ini bisa dicerminkan dalam bentuk cara seorang konsumen dalam berpikir, merasa, dan bertindak terhadap merek, harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang dimiliki perusahaan. Kesadaran merek adalah kemampuan pelanggan untuk mengenali atau mengingat kembali sebuah merek dan mengkaitkannya dengan satu kategori produk tertentu. Kesadaran konsumen terhadap merek dapat digunakan oleh perusahaan sebagai sarana untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai suatu merek kepada konsumen (Humdiana, 2005:45). Menurut David A. Aeker (dalam Humdiana, 2005) persepsi kualitas merupakan persepsi pelanggan atas atribut yang dianggap penting bagi dirinya.Dimensi kualitas suatu merek apat diukur berdasarkan aspek diantara lain: a. Nilai produk yang lebih inovatif 17 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) b. Publisitas yang menggambarkan produk pada konsumen c. Kredibilitas perusahaan Asosiasi merek (Brand Association) adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan (memory) mengenai sebuah merek (Aeker dalam Humdiana, 2005:47). Sebuah merek adalah serangkaian asosiasi, biasanya terangkai dalam berbagai bentuk yang bermakna. Loyalitas merek (brand loyalty) menurut (Aeker dalam Humdiana, 2005:50). merupakan satu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek. Menurut konsep Brand Equity Ten yang dikembangkan oleh David A. 3. METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Variabel independen yang dilambangkan dengan (X) adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif (Ferdinanad, 2006). Variabel independen dalam penelitian ini adalah: a. Kesadaran merek (X1) kesadaran merek (brand awareness) adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Yang dimaksud dengan kesadaran merek pada penelitian ini adalah kekuatan sebuah mi instan merek Indomie dalam pikiran atau ingatan (memory) pelanggan, dengan indikator (Astuti dan Cahyadi, 2007) : • Kemampuan pelanggan mengenali logo mi instan merek Indomie. • Kemampuan pelanggan mengingat varian mi instan merek Indomie. • Kemampuan pelanggan mengingat salah satu iklan mi instan merek Indomie yang ditayangkan di televisi. b. Persepsi kualitas (X2) 18 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) Persepsi kualitas (perceived quality) merupakan persepsi pelanggan atas atribut yang dianggap penting baginya. Persepsi pelanggan merupakan penilaian, yang tentunya tidak selalu sama antara pelanggan satu dengan lainnya. Yang dimaksud persepsi kualitas pada penelitian ini adalah persepsi pelanggan terhadap atribut mi instan merek Indomie, dengan indikator (Astuti dan Cahyadi, 2007) : • Overall quality, meliputi persepsi pelanggan terhadap penampilan mi instan merek Indomie sebagai produk yang berkualitas. • Reliability (kehandalan), meliputi persepsi pelanggan terhadap kehandalan bahan mi instan merek Indomie. • Functional, meliputi persepsi pelanggan terhadap kemudahan mengolah mi instan merek Indomie. c. Asosiasi merek (X3) Asosiasi merek (brand association) adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan (memory) mengenai sebuah merek. Sebuah merek adalah serangkaian asosiasi, biasanya terangkai dalam berbagai bentuk yang bermakna. yang dimaksud dengan asosiasi merek pada penelitian ini adalah hal yang berkaitan dengan ingatan pelanggan mengenai mi instan merek Indomie, yang dapat dirangkai sehingga membentuk citra merek di dalam pikiran pelanggan, yang diukur dengan indikator (Astuti dan Cahyadi, 2007) : • Nilai produk yang lebih identik dengan produk yang lebih inovatif, misalnya : Mi instan merek Indomie adalah mi instan dengan inovasi rasa yang bervariasi • Publisitas yang dapat memberikan gambaran produk pada konsumen, misalnya : Mi instan merek Indomie adalah mi instan yang terkenal mereknya dan laku di pasaran. • Kredibilitas perusahaan, misalnya : Mi instan merek Indomie adalah mi instan yang diproduksi oleh perusahaan yang kredibilitasnya tinggi yaitu Indofood. 19 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) d. Loyalitas merek (X4) Loyalitas merek merupakan suatu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek. Loyalitas merek didasarkan atas perilaku konsisten pelanggan untuk membeli sebuah merek sebagai bentuk proses pembelajaran pelanggan atas kemampuan merek memenuhi kebutuhannya. Yang dimaksud loyalitas merek pada penelitian ini adalah kemungkinan pelanggan untuk terus konsisten terhadap Mi instan merek Indomie, yang diukur dengan indikator (Astuti dan Cahyadi, 2007) : • Komitmen pelanggan, meliputi kemungkinan pelanggan untuk terus menggunakan mi instan merek Indomie tanpa terpengaruh oleh promosi mi instan merek merek lain. • Rekomendasi pelanggan kepada pihak lain, meliputi kemungkinan pelanggan untuk merekomendasikan mi instan merek Indomie kepada orang lain. • Harga optimum, meliputi kemungkinan pelanggan untuk bersedia membeli mi instan merek Indomie dengan harga yang lebih tinggi dari mi instan merek lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah: keputusan pembelian (Y). Keputusan pembelian adalah serangkaian unsur-unsur keputusan konsumen dalam membeli, merupakan yang mencerminkan tahap dimana konsumen diharapkan pada satu pilihan untuk melakukan pembelian atau tidak. Yang dimaksud dengan keputusan pembelian pada penelitian ini adalah rasa percaya diri yang kuat pada diri konsumen yang merupakan keyakinan bahwa keputusan atas pembelian mi instan merek Indomie adalah benar. Indikator keputusan pembelian antara lain : • Kemantapan membeli, misalnya : pelanggan atau konsumen membeli mi instan merek Indomie dengan keputusan yang cepat dan mantap. • Pertimbangan dalam membeli, misalnya : pelanggan atau konsumen membeli mi instan merek Indomie tanpa mempertimbangkannya dengan mi instan merek lainnya. • Kesesuaian atribut dengan keinginan dan kebutuhan, misalnya : pelanggan atau konsumen membeli mi instan merek Indomie karena sesuai dengan keinginannya sendiri dan sesuai dengan kebutuhannya. 20 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) 3.2 Metode Pengumpulan Data Studi Lapangan Dalam hal ini peneliti memperoleh data dengan memberikan kuesioner kepada responden. Pengajuan kuesioner ini dilakukan dengan mengajukan daftar pertanyaan tertulis dalam suatu daftar pertanyaan kepada responden. Kuesioner ini menggunakan sistem tertutup, yaitu bentuk pertanyaan yang disertai alternatif jawaban dan responden tinggal memilih salah satu dari alternatif jawaban tersebut. Data yang dikumpulkan meliputi : 1. Identitas responden 2. Data mengenai tanggapan responden terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi keputusan pembelian Studi Pustaka Yaitu pengumpulan data-data yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku atau literatur yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Studi kepustakaan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penggunaan data sebagai teori dasar yang diperoleh serta dipelajari dalam kepustakaan tentang masalah keputusan pembelian konsumen, kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas merek. Alat Analisis Skala Likert Skala Likert’s digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial. Responden diminta untuk mengisi jawaban dari pertanyaan dalam jumlah kategori tertentu. Jumlah responden yang dijadikan sampel penulisan ini sebanyak 100 responden. Adapun rumus pengujian skala Likert yang digunakan adalah : Nilai Indeks = [(%F1×1) + (%F2× 2) + (%F3× 3) + (%F4× 4) + (%F5×5)]/ 5 21 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) Dimana : %F1 = frekuensi responden yang menjawab 1 dari skor yang digunakan dalam daftar pertanyaan. %F2 = frekuensi responden yang menjawab 2 dari skor yang digunakan dalam daftar pertanyaan. %F3 =frekuensi responden yang menjawab 3 dari skor yang b digunakan dalam daftar pertanyaan. %F4 = frekuensi responden yang menjawab 4 dari skor yang digunakan dalam daftar pertanyaan. %F5 = frekuensi responden yang menjawab 5 dari skor yang digunakan dalam daftar pertanyaan. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Sebelum melakukan pengujian Hipotesis, diperlukan pengujian validitas dan realibilitas terhadap indikator yang ada dalam kuesioner. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Misalnya dalam mengukur keputusan pembelian suatu produk di mata konsumen diukur dalam tiga pernyataan berupa satu pertanyaan tiap indikator. Untuk mengukur variabel keputusan pembelian jawaban responden dikatakan valid apabila item-item dalam kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dalam kuesioner tersebut. 3.4.2.2 Uji Reabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha (α) >0,60. 22 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dapat dilakukan agar model regresi yang digunakan dapat memberikan hasil yang representatif. Uji Normalitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Kita dapat melihatnya dari normal probability plot yang membentuk suatu garis lurus diagonal, dan ploting data yang akan dibandingkan dengan garis diagonalnya. Jika data menyebar disekitar garis diagonalnya dan mengikuti arah garis diagonalnya / grafik histogram maka menunjukkan pola distribusi normal. Apabila data jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonalnya / grafik histogram maka menunjukkan pola distribusi tidak normal. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen dan tidak orthogonal atau nilai korelasi antarsesama variabel independen sama dengan nol. Dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan Variante Inflation Factor (VIF), nilai tolerance yang besarny di atas 0,1 dan nilai VIF di bawah 10 menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas pada variabel independennya. Uji Heteroskedastisitas Uji ini dilakukan untuk menganalisis apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Kita dapat melihatnya dari grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. Dasar membentuk pola tertentu atau teratur maka mengidentifikasi telah terjadi heterokedastisitas. Sebaliknya apabila titik-titik yang ada menyebar di atas dan di bawah angka 0 sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Analisis Regresi Linier Berganda 23 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) Analisis Regresi Linier Berganda adalah suatu metode analisa yang digunakan untuk menentukan ketepatan prediksi dari pengaruh yang terjadi antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Rumus : Y = a + b 1 x1 + b 2 x2 + b 3 x 3 + b 4 x3 Keterangan : Y = variabel terikat (dependent variable) x1, x2, x3,x4 = variabel bebas (independent variable) a = konstanta b1, b2, b3.,b4 = koefisien regresi Analisis Determinasi Berganda (R2) Analisis determinasi berganda (R2) dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik dalam analisa regresi, hal ini ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R2) antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu). Jika koefisien determinasi nol berarti variabel independen sama sekali tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Apabila koefisien determinasi semakin mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Karena variabel independen pada penelitian ini lebih dari 2, maka koefisien determinasi yang digunakan adalah Adjusted R Square (Imam Ghozali, 2005). Dari koefisien determinasi (R2) ini dapat diperoleh suatu nilai untuk mengukur besarnya sumbangan dari beberapa variabel X terhadap variasi naik turunnya variabel Y yang biasanya dinyatakan dalam persentase. 24 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) Uji f Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005). Uji ini dilakukkan dengan membandingkan antara nilai F hitung dengan nilai F tabel dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar 5%. Jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel maka secara bersama-sama seluruh variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi = 5%), maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05 maka variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Uji t Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara indivdual (parsial) dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005). Hipotesis yang digunakan adalah : - Ho : b1 = 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel independen kesadaran merek terhadap variabel dependen keputusan pembelian - H1 : b1 ≠0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel independen kesadaran merek terhadap variabel dependen keputusan pembelian - Ho : b2 = 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel independen persepsi kualitas terhadap variabel dependen keputusan pembelian - H1 : b2 ≠0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel independen persepsi kualitas terhadap variabel dependen keputusan pembelian - Ho : b3 = 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel independen asosiasi merek terhadap variabel dependen keputusan pembelian 25 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) - H1 : b3 ≠0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel independen asosiasi merek terhadap variabel dependen keputusan pembelian - Ho : b4 = 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel independen loyalitas merek terhadap variabel dependen keputusan pembelian - H1 : b4 ≠0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel independen loyalitas merek terhadap variabel dependen keputusan pembelian Sedangkan kriteria pengujian pada uji statistik t dilakukan dengan membandingkan antara nilai t hitung dengan nilai t tabel dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5%. Jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel maka secara individual variabel independen mempengaruhi variabel dependen (Ho ditolak dan Ha diterima). Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi = 5%), maka variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05 maka variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 4. PEMBAHASAN Skala Likert Skala likert dalam penulisan ini untuk mengetahui pengaruh kualitas produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap keputusan pembelian mi instan Indomi, yang berupa data kualitatif yang kemudian diubah menjadi data kuantitatif dengan menggunakan skala Likert. Teknik skoring yang dilakukan dalam penelitian ini adalah minimum 1 dan maksimum 5, maka perhitungan indeks jawaban responden dilakukan dengan rumus berikut : Nilai Indeks = [(%F1×1) + (%F2× 2) + (%F3× 3) + (%F4× 4) + (%F5×5)]/ 5 26 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) Dimana : %F1 = frekuensi responden yang menjawab 1 dari skor yang digunakan dalam daftar pertanyaan. %F2 = frekuensi responden yang menjawab 2 dari skor yang digunakan dalam daftar pertanyaan. %F3 =frekuensi responden yang menjawab 3 dari skor yang b digunakan dalam daftar pertanyaan. %F4 = frekuensi responden yang menjawab 4 dari skor yang digunakan dalam daftar pertanyaan. %F5 = frekuensi responden yang menjawab 5 dari skor yang digunakan dalam daftar pertanyaan. Angka jawaban responden dimulai dari angka 1 hingga 5. Jumlah pertanyaan pada masing-masing variabel adalah berjumlah 3 pertanyaan. Adapun total nilai indeks adalah 100, karena jumlah responden dalam penelitian ini adalah 100 orang. yang akan digunakan untuk menentukan indeks persepsi responden terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut : a. 10,00 - 40,00 = Rendah b. 40,01 - 70,00 = Sedang c. 70,01 - 100 = Tinggi Tabel 4.19 Tabel Analisis Pengaruh Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas, Asosiasi Merek, Loyalitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Mi Instan Indomie Pernyataan Nilai Indeks Kesadaran Merek (X1) X11 Apabila diminta untuk menyebutkan merek produk mi instan, maka 77,4 Indomie adalah merek pertama kali yang muncul dalam benak Saya. 27 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) X12 Saya dapat langsung mengenali mi instan merek 67,4 Indomie dengan hanya melihat dari bungkus variannya. X13 Saya mengingat salah satu iklan mi instan merek Indomie yang 80,8 ditayangkan di Televisi. Rata - Rata 75,2 Persepsi Kualitas (X2) X21 Mi instan merek Indomie adalah mi instan yang berkualitas. 82,8 X22 Mi instan merek Indomie adalah mi instan dengan kualitas bahan 81,4 yang baik X23 Mi instan merek Indomie adalah mi instan dengan cara pengolahan 83 yang sangat mudah. Rata - Rata 82,4 Asosiasi Merek (X3) X31 Mi instan merek Indomie adalah mi instan dengan inovasi rasa 71,8 yang bervariasi. X32 Mi instan merek Indomie adalah mi instan yang terkenal 74 mereknya dan laku di pasaran. X33 Mi instan merek Indomie adalah mi instan yang diproduksi oleh 77,4 perusahaan yang kredibilitas nya tinggi (terpercaya). Rata - Rata 74,4 Loyalitas Merek (X4) X41 Saya hanya akan membeli dan menggunakan mi instan merek 72,6 Indomie saja dan tidak akan terpengaruh oleh promosi mi instan 28 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) merek lain. X42 Saya akan merekomendasikan mi instan merek Indomie kepada 77,2 orang lain. X43 Saya akan tetap membeli mi instan merek Indomie meskipun 66 harganya lebih tinggi daripada mi instan merek lainnya yang sejenis. Rata - Rata 71,93 Keputusan Pembelian (Y) Y1 Saya mantap memilih mi instan merek Indomie sebagai pilihan 76,6 pertama ketika memutuskan untuk membeli mi instan. Y2 Alternatif-alternatif merek mi instan lainnya kurang menjadi 72,4 pertimbangan bagi Saya ketika memutuskan untuk membeli mi instan merek Indomie. Y3 Saya memilih mi instan merek Indomie karena keinginan sendiri 81,6 dan karena mi instan tersebut sesuai dengan kebutuhan Saya. Rata - Rata 76,86 Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Dari hasil perhitungan pernyataan kuesioner tentang kesadaran merek diatas, menunjukkan bahwa responden memiliki kemampuan mengingat logo merek Indomie yang tinggi, dapat ditunjukkan dengan nilai indeks indikator paling tinggi pada variabel Kesadaran Merek, yaitu sebesar 77,4. Kemudian diketahui juga bahwa kemampuan responden mengingat bungkus varian mi instan merek Indomie cukup tinggi, dengan nilai indeks sebesar 67,4. Kemampuan responden dalam mengingat salah satu iklan mi instan merek Indomi juga cukup tinggi, dengan nilai indeks sebesar 80,8. Semua ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran responden akan mi instan merek Indomi cukup tinggi, dengan nilai indeks rata-rata sebesar 75,2. 29 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) Dari hasil perhitungan pernyataan kuesioner tentang persepsi kualitas diatas, menunjukkan bahwa Indomie adalah mi instan yang berkualitas, dengan nilai indeks indikator sebesar 82,8. Kemudian diketahui juga persepsi responden menilai mi instan merek Indomie di buat dengan bahan yang berkualitas baik cukup tinggi, dengan nilai indeks sebesar 81,4. Persepsi paling tinggi dinyatakan oleh responden bahwa mi instan merek Indomie adalah mi instan dengan cara pengolahan yang sangat mudah, dengan nilai indeks indikator paling tinggi pada variabel Persepsi Kualitas dengan nilai indeks sebesar 83. Semua ini menunjukkan bahwa tingginya persepsi responden yang positif terhadap kualitas mi instan merek Indomie, dengan nilai indeks rata-rata sebesar 82,4. Dari hasil perhitungan pernyataan kuesioner tentang asosiasi merek ini menunjukkan responden menilai mi instan merek Indomie adalah mi instan dengan inovasi inovasi rasa yang bervariasi, dengan nilai indeks sebesar 71,8. Kemudian responden menilai pada indikator publisitas yang menggambarkan produk pada konsumen yang menyatakan bahwa mi instan merek Indomie adalah mi instan yang terkenal mereknya dan laku di pasaran., dengan nilai indeks sebesar 74. Kemudian responden menilai pada indikator kredibilitas perusahaan yang menyatakan bahwa hmi instan merek Indomie adalah mi instan yang diproduksi oleh perusahaan yang kredibilitas nya tinggi (terpercaya), dengan nilai indeks indikator paling tinggi pada variabel Asosiasi Merek, yaitu sebesar 77,4. Semua ini menunjukkan bahwa kuatnya ingatan responden yang positif mengenai mi instan merek Indomie, dengan nilai indeks rata-rata sebesar 74,4. Dari hasil perhitungan pernyataan kuesioner tentang loyalitas merek menunjukkan keinginan yang tinggi dari responden untuk hanya membeli dan menggunakan mi instan merek Indomi saja dan tidak akan terpengaruh oleh promosi mi instan merek lain, dengan nilai indeks sebesar 72,6. Kemudian keinginan responden untuk merekomendasikan mi instan merek Indomi kepada orang lain juga tinggi, dengan nilai indeks sebesar 77,2. Sedangkan keinginan responden untuk tetap membeli mi instan merek Indomi meskipun harganya naik dan lebih tinggi daripada mi instan merek lainnya yang sejenis tidak begitu tinggi seperti indikator lainnya (sedang), dengan nilai indeks indikator paling rendah pada variabel loyalitas merek, yaitu sebesar 66. Semua ini menunjukkan bahwa tingginya keinginan responden untuk tetap loyal pada mi instan merek Indomie, dengan nilai indeks rata-rata sebesar 71,93 30 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) Dari hasil perhitungan pernyataan kuesioner tentang keputusan pembelian menunjukkan tingkat kemantapan yang tinggi dalam memilih mi instan merek Indomie sebagai pilihan pertama ketika memutuskan untuk membeli mi instan, dengan nilai indeks sebesar 76,6. Alternatif-alternatif merek mi instan lainnya menjadi pertimbangan bagi kebanyakan responden ketika memutuskan untuk membeli mi instan merek Indomie, hal tersebut dinyatakan dengan nilai indeks sebesar 72,4. Selain itu kebanyakan responden membeli mi instan merek Indomi karena keinginan sendiri dan karena mi instan tersebut sesuai dengan kebutuhan responden, hal tersebut dinyatakan dengan nilai indeks indikator paling tinggi pada variabel Keputusan Pembelian, yaitu sebesar 81,6. Semua ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden memiliki rasa percaya diri yang kuat dan yakin bahwa keputusan atas pembelian produk Mi instan merek Indomie yang diambilnya adalah benar, dengan nilai indeks rata-rata sebesar 76,86. Uji Validitas dan Reabilitas Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatukuesioner (Ghozali, 2005). Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan antara nilai r hitung dengan r tabel untuk degrre of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel dalam penelitian ini, yaitu (n) = 100. Maka besarnya df dapat dihitung 100-2 = 98. Dengan df = 98 dan alpha = 0,05 didapat r tabel = 0,197 r hitung diperoleh dari hasil output, nilai tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai r tabel dari buku statistik, Jika nilai r hitung lebih besar daripada r tabel dan bernilai positif, maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2005).Pengujian validitas selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.20 berikut ini : 31 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) Tabel 4.20 Tabel Hasil Uji Validitas Variabel Item r hitung ≈ r tabel Keterangan Kesadaran Indikator 1 0,632 > 0,197 Valid Indikator 2 0,642 > 0,197 Valid Indikator 3 0,452 > 0,197 Valid Indikator 1 0,416 > 0,197 Valid Indikator 2 0,468 > 0,197 Valid Indikator 3 0,451 > 0,197 Valid Indikator 1 0,434 > 0,197 Valid Indikator 2 0,688 > 0,197 Valid Indikator 3 0,679 > 0,197 Valid Indikator 1 0,691 > 0,197 Valid Indikator 2 0,693 > 0,197 Valid Indikator 3 0,599 > 0,197 Valid Indikator 1 0,698 > 0,197 Valid Indikator 2 0,626 > 0,197 Valid Indikator 3 0,566 > 0,197 Valid Merek (X1) Persepsi Kualitas (X2) Asosiasi Merek (X3) Loyalitas Merek (X4) Keputusan Pembelian(Y) Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Tabel 4.25 menunjukkan bahwa semua indikator yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai koefisien 32 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) korelasi yang lebih besar dari rtable. Untuk sampel sebanyak 100 orang yaitu 0,197. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa semua indikator tersebut adalah valid. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha, suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha (α ) > 0,6. Hasil pengujian reliabilitas untuk masing-masing variabel yang diringkas pada tabel berikut ini: Tabel 4.21 Tabel Hasil Uji Reabilitas Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan Kesadaran merek (X1) 0,742 Reliabel Persepsi Kualitas (X2) 0,634 Reliabel Asosiasi Merek (X3) 0,762 Reliabel Loyalitas Merek (X4) 0,802 Reliabel Keputusan Pembelian (Y) 0,787 Reliabel Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Hasil uji reliabilitas pada tabel 4.21 menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai Cronbach Alpha yang cukup besar yaitu diatas 0,6 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel yang berarti bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang handal. 33 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2005). Gambar 4.1 Grafik Histogram Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Berdasarkan tampilan grafik histogram pada gambar 4.1 diatas dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang normal (simetris / tidak menceng). Hal ini menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. 34 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) Gambar 4.2 Grafik Normal Probability Plot Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Data yang normal adalah data yang membentuk titik-titik yang menyebar tidak jauh dari garis diagonal. Hasil analisis regresi linier dengan grafik normal P-P Plot terhadap residual error model regresi diperoleh sudah menunjukkan adanya pola grafik yang normal, yaitu adanya sebaran titik yang berada tidak jauh dari garis diagonal. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa titik-titik berada tidak jauh dari garis diagonal. Hal ini berarti bahwa model regresi tersebut sudah berdistribusi normal. 35 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) Uji Multikolinearitas Uji mulitikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2005).Suatu variabel menunjukkan gejala multikolinearitas bisa dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) yang tinggi pada variabel-variabel bebas suatu model regresi. Nilai VIF yang lebih besar dari 10 menunjukkan adanya gejala multikolinearitas dalam model regresi. Hasil pengujian multikolinieritas dengan nilai VIF adalah sebagai berikut : Tabel 4.22 a Coefficients Model 1 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B (Constant) Std. Error -1.834 1.126 Brand Awareness .477 .068 Perceived Quality .401 Brand Association Brand Loyality Collinearity Statistics t Beta Sig. Tolerance VIF -1.629 .107 .482 7.013 .000 .665 1.503 .088 .318 4.577 .000 .650 1.539 .122 .058 .120 2.098 .039 .970 1.031 .154 .061 .187 2.501 .014 .563 1.775 a. Dependent Variable: K. Pembelian Tabel Hasil Uji Multikolinearitas Sumber : Data primer yang diolah, 2012 36 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan sebagai prediktor model regresi menunjukkan nilai VIF yang cukup kecil, dimana semuanya berada di bawah 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1. Hal ini berarti bahwa variable variabel bebas yang digunakan dalam penelitian tidak menunjukkan adanya gejala multikolinearitas, yang berarti bahwa semua variabel tersebut dapat digunakan sebagai variabel yang saling independen. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2005). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan grafik scatterplot untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas. Caranya adalah dengan melihat grafik scatterplot tersebut. Jika ada pola tertentu, seperti tititk-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (homoskedastisitas).. Hasil pengujian pada Lampiran sebagaimana juga pada Gambar 4.3 berikut ini : Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas 37 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan tidak terdapat pola yang jelas dari titik-titik tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi tidak memiliki gejala adanya heteroskedastisitas, yang berarti bahwa tidak ada gangguan yang berarti dalam model regresi ini. Analisis Regresi Linear Berganda Hasil dari perhitungan analisis koefisien regresi linier berganda yang didapat dari pengolahan data menggunakan program SPSS 17 : Tabel 4.23 Tabel Regresi Linear a Coefficients Model 1 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B (Constant) Std. Error -1.834 1.126 Brand Awareness .477 .068 Perceived Quality .401 Brand Association Brand Loyality Collinearity Statistics t Beta Sig. Tolerance VIF -1.629 .107 .482 7.013 .000 .665 1.503 .088 .318 4.577 .000 .650 1.539 .122 .058 .120 2.098 .039 .970 1.031 .154 .061 .187 2.501 .014 .563 1.775 a. Dependent Variable: K. Pembelian Sumber : Data primer yang diolah, 2012 38 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) Dalam penelitian ini digunakan hasil uji regresi yang standardized regresi yang standardized digunakan karena ingin melihat tingkat prioritas. maka persamaan regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut : Y = 0,482 X1 + 0,318 X2 + 0,120 X3 + 0,187 X4 Keterangan : Y = Keputusan Pembelian konsumen X1 = Kesadaran Merek (Brand Awareness) X2 = Persepsi Kualitas (Perceived Quality) X3 = Asosiasi Merek (Brand Association) X4 = Loyalitas Merek (Brand Loyalty) Dari persamaan regresi diatas dapat diketahui bahwa koefisien dari persamaan regresinya adalah positif. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Variabel independen Kesadaran Merek (X1) berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian konsumen (Y) dengan nilai koefisien sebesar 0,482. 2. Variabel independen Persepsi Kualitas (X2) berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian konsumen (Y) dengan nilai koefisien sebesar 0,318. 3. Variabel independen Asosiasi Merek (X3) berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian konsumen (Y) dengan nilai koefisien sebesar 0,120. 4. Variabel independen Loyalitas Merek (X4) berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian konsumen (Y) dengan nilai koefisien sebesar 0,187. Pengujian Model Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005). Nilai 39 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) R2 yang semakin mendekati 1, berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen. Koefisien determinasi yang digunakan adalah nilai Adjusted R Square karena lebih dapat dipercaya dalam mengevaluasi model regresi. Nilai Adjusted R Square dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model. Berbeda dengan nilai R2 yang pasti akan meningkat setiap tambahan satu variabel independen, tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Tabel 4.24 Koefisien Determinasi Berganda R2 b Model Summary Model 1 R R Square a .837 .701 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .688 1.159 a. Predictors: (Constant), Brand Loyality, Brand Association, Brand Awareness, Perceived Quality b. Dependent Variable: K. Pembelian Dari tabel koefisien determinasi (R2) diatas menunjukkan besarnya adjusted R2 adalah 0,688, hal ini berarti 68,8% variasi Keputusan Pembelian dapat dijelaskan oleh variasi dari ke 4 variabel independen, yaitu Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas, Asosiasi Merek, dan Loyalitas Merek. Sedangkan sisanya sebesar 31,2% (100% - 68,8%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model. Standard Error of the Estímate (SEE) dari tabel diatas sebesar 1,159. Semakin kecil nilai SEE, maka akan membuat persamaan regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen. 40 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) Uji Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005). Uji ini dilakukkan dengan membandingkan antara nilai F hitung dengan nilai F tabel dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar 5%. Jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel maka secara bersama-sama seluruh variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi = 5%), maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05 maka variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Tabel 4.25 Uji F b ANOVA Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression 299.290 4 74.823 Residual 127.620 95 1.343 Total 426.910 99 F 55.698 Sig. a .000 a. Predictors: (Constant), Brand Loyality, Brand Association, Brand Awareness, Perceived Quality b. Dependent Variable: K. Pembelian Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Dari uji ANOVA atau Uji F diatas didapat nilai F Hitung sebesar 55,698 dengan probabilitas 0,000. Karena F hitung 55,698 > F Tabel 2,47 dan probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Keputusan Pembelian (variabel dependen) atau dapat dikatakan bahwa seluruh variabel independen 41 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) yaitu Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas, Asosiasi Merek, dan Loyalitas Merek secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen Keputusan Pembelian konsumen. Uji Parsial (Uji t) Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas, Asosiasi Merek, dan Loyalitas Merek) secara individual mempengaruhi variabel dependen Keputusan Pembelian konsumen. Nilai t tabel dalam penelitian ini adalah 1,661 (dengan melihat t tabel pada tingkat signifikansi 0,05). Tabel 4.26 Uji t a Coefficients Model 1 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B (Constant) Std. Error -1.834 1.126 Brand Awareness .477 .068 Perceived Quality .401 Brand Association Brand Loyality Collinearity Statistics t Beta Sig. Tolerance VIF -1.629 .107 .482 7.013 .000 .665 1.503 .088 .318 4.577 .000 .650 1.539 .122 .058 .120 2.098 .039 .970 1.031 .154 .061 .187 2.501 .014 .563 1.775 a. Dependent Variable: K. Pembelian 42 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Hasil analisis uji t diatas adalah sebagai berikut : 1. Variabel Kesadaran Merek - Ho : b1 = 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel independen kesadaran merek terhadap variabel dependen keputusan pembelian - H1 : b1 ≠0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel independen kesadaran merek terhadap variabel dependen keputusan pembelian Nilai t hitung pada variabel Kesadaran Merek (X1) adalah 7,013 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena nilai t hitung 7,013 > nilai t tabel 1,661 dan tingkat signifikansi 0,000 < probabilitas signifikansi α = 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti variabel Kesadaran Merek secara individual berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian konsumen. 2. Variabel Persepsi Kualitas - Ho : b1 = 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel independen persepsi kualitas terhadap variabel dependen keputusan pembelian - H1 : b1 ≠0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel independen persepsi kualitas terhadap variabel dependen keputusan pembelian Nilai t hitung pada variabel Persepsi Kualitas (X2) adalah 4,577 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena nilai t hitung 4,577 > nilai t tabel 1,661 dan tingkat signifikansi 0,000 < probabilitas signifikansi α = 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti variabel Persepsi Kualitas secara individual berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian konsumen. 43 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) 3. Asosiasi Merek - Ho : b1 = 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel independen asosiasi merek terhadap variabel dependen keputusan pembelian - H1 : b1 ≠0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel independen asosiasi merek terhadap variabel dependen keputusan pembelian Nilai t hitung pada variabel Asosiasi Merek (X3) adalah 2,098 dengan tingkat signifikansi 0,039. Karena nilai t hitung 2,098 > nilai t tabel 1,661 dan tingkat signifikansi 0,039 < probabilitas signifikansi α = 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti variabel Asosiasi Merek secara individual berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian konsumen. 4. Loyalitas Merek - Ho : b1 = 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel independen loyalitas merek terhadap variabel dependen keputusan pembelian - H1 : b1 ≠0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel independen loyalitas merek terhadap variabel dependen keputusan pembelian Nilai t hitung pada variabel Loyalitas Merek (X4) adalah 2,501 dengan tingkat signifikansi 0,014. Karena nilai t hitung 2,501 > nilai t tabel 1,661 dan tingkat signifikansi 0,014 < probabilitas signifikansi α = 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti variabel Loyalitas Merek secara individual berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian konsumen. 44 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) 5. KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian mi instan Indomie di kalangan mahasiswa Universitas Gunadarma kampus J, dan untuk mengetahui pengaruh paling besar dari keempat variabel independen terhadap keputusan pembelian. Dapat ditarik beberapa kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Berdasarkan pada hasil analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan pada penelitian ini, didapat persamaan regresi Y = 0,482 X1 + 0,318 X2 + 0,120 X3 + 0,187 X4 . Dari persamaan regresi tersebut dapat diketahui bahwa koefisien dari persamaan regresinya adalah positif, maka dapat ditarik kesimpulan: 1. Pernyataan hipotesis pertama yang menyatakan bahwa “terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel independen kesadaran merek (X1) terhadap variabel dependen keputusan pembelian konsumen (Y)” dapat diterima, karena variabel Kesadaran Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian konsumen dengan nilai koefiseien regresi sebesar 0,482. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis uji t yang menunjukkan nilai t hitung 7,013 > nilai t tabel 1,661 dan tingkat signifikansi 0,000 < probabilitas signifikansi α = 0,05. 2. Pernyataan hipotesis ke-2 yang menyatakan bahwa “terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel independen persepsi kualitas(X2) terhadap variabel dependen keputusan pembelian konsumen (Y)” dapat diterima, karena variabel Persepsi Kualitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian konsumen dengan nilai koefiseien regresi sebesar 0,318. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis uji t yang menunjukkan nilai t hitung 4,577 > nilai t tabel 1,661 dan tingkat signifikansi 0,000 < probabilitas signifikansi α = 0,05. 3. Pernyataan hipotesis ke-3 yang menyatakan bahwa “terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel independen asosiasi merek (X3) terhadap variabel dependen keputusan pembelian konsumen (Y)” dapat diterima, karena variabel Asosiasi Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan 45 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) Pembelian konsumen dengan nilai koefiseien regresi sebesar 0,120. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis uji t yang menunjukkan nilai t hitung 2,098 > nilai t tabel 1,661 dan tingkat signifikansi 0,039 < probabilitas signifikansi α = 0,05. 4. Pernyataan hipotesis ke-4 yang menyatakan bahwa “terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel independen loyalitas merek (X4) terhadap variabel dependen keputusan pembelian konsumen (Y)” dapat diterima, karena variabel Loyalitas Konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian konsumen dengan nilai koefiseien regresi sebesar 0,187. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis uji t yang menunjukkan t hitung 2,501 > nilai t tabel 1,661 dan tingkat signifikansi 0,014 < probabilitas signifikansi α = 0,05. 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka diajukan saran-saran sebagai pelengkap terhadap hasil penelitian yang dapat diberikan sebagai berikut : Mempertahankan dan selalu meningkatkan kualitas sebagai salah satu hal yang penting dan lebih utama. Indomie sebaiknya meningkatkan kesadaran merek yang menjadi salah satu faktor penting yang berpengaruh secara langsung terhadap ekuitas merek. membangun kesadaran merek merupakan langkah penting, terutama bagi calon pelanggan (potential market) melalui upaya komunikasi pemasaran yang baik. Kesadaran merek akan menimbulkan kesan kualitas di pikian pelanggan jika di dalam pesan yang dikomunikasikan, perusahaan mengasosiasikan merek dengan hal-hal yang menarik dan mudah diingat pelanggan. Dengan kualitas produk yang dirasakan setelah pembelian, akan terbangun loyalitas pelanggan dengan sendirinya. 46 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) 6. DAFTAR PUSTAKA Aaker, David A. 1997, Manajemen Ekuitas Merek: Memanfaatkan Nilai dari Suatu Merek. Cetakan Pertama, Jakarta: Penerbit Mitra Utama. Augusty Ferdinand. 2006, Metode Penelitian Manajemen : Pedoman Penelitian untuk Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Astuti, Sri Wahjuni dan Cahyadi, I Gde. 2007, “Pengaruh Elemen Ekuitas Merek Terhadap Rasa Percaya Diri Pelanggan Di Surabaya Atas Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda”, Majalah Ekonomi, Tahun XVII, No.2 Agustus 2007. Durianto, Darmadi, Sugiarto, L. J. Budiman. 2004, Brand Equity Ten Strategi Memimpin Pasar. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. Ghozali, Imam. 2005., Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hair Lamb, Mc Daniel, 2001, Pemasaran, Salemba Empat, Jakarta. Humdiana. 2005, “Analisis Elemen-Elemen Ekuitas Merek Produk Rokok Merek Djarum Black”, Jurnal Ekonomi Perusahaan, Vol.12, No.1 Maret 2005. Indomie “History” http://www.indomie.com/About/History (diakses 8 Juli 2012) Kotler, P., dan Keller, K.L., 2003, Manajemen Pemasaran Edisi 12, Cetakan III, Alih Bahasa oleh Benyamin Molan. Kotler, Philip, 2004, Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, Penerbit PT. Prenhallinda, Jakarta. Kotler, Philip dan K. L. Keller, 2007, Manajemen Pemasaran, Ed.12. jilid1. Jakarta: Indeks. 47 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) Kotler, Philip dan K. L. Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi 13, Jilid1, Badan Penerbit Erlangga, Jakarta, 2009. Muafi dan Effendi, M. Irhas. 2001, ”Mengelola Ekuitas Merek : Upaya Memenangkan Persaingan Di Era Global”, Jurnal EKOBIS, Vol.2, No.3, September 2001, h.129-139. Nugroho J Setiadi, 2003, Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Bisnis Pemasaran, Prenada Media, Jakarta. Philip Kotler dan Gary Amstrong, 2000, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Erlangga, Jakarta. Palupi, Dyah Hasto, 2008, ”Indonesia Best Brand 2008.” SWA, No.18/XXIV/, 21 Agustus – 3 September 2008. Palupi, Dyah Hasto, 2009, ”Indonesia Best Brand 2009.” SWA, No.16/XXV/, 27 Juli – 5 Agustus 2009. Palupi, Dyah Hasto, 2011, ” Indonesia Best Brand 2011.” SWA, No.15/XXVII/, 18 – 27 Juli 2011. Setiadi, J. Nugroho, 2008, Perilaku Konsumen, cetakan ketiga, Jakarta: Prenada Media Group. Sugiyono , 2004, Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung. Sulistiyo, Joko, 2011, 6 Hari Jago SPSS 17, cetakan kedua. Yogyakarta : Cakrawala. Tjiptono, Fandy, 2005, Pemasaran Jasa. Malang : Bayu Media Publishing. 48 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) Top Brand Award “Top Brand Survey Result 2009” http://www.topbrandaward.com/top-brand-survey/survey-result/top-brand-result-2009/ (diakses 8 Juli 2012) Top Brand Award “Top Brand Survey Result 2010” http://www.topbrandaward.com/top-brand-survey/survey-result/top-brand-result-2010/ (diakses 8 Juli 2012) Top Brand Award “Top Brand Survey Result 2011” http://www.topbrandaward.com/top-brand-survey/survey-result/top-brand-result-2011/ (diakses 8 Juli 2012) 49 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)