BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Keju merupakan produk makanan yang umumnya dibuat dari susu sapi dengan cara mengkoagulasi protein susu, kemudian memisahkan dan memadatkannya. Koagulasi atau penggumpalan susu terjadi karena adanya penggumpalan kasein yang terdapat pada susu. Koagulasi susu dapat dipengaruhi oleh 3 macam koagulan yaitu koagulan asam dan garam, serta koagulan enzim. Pada koagulasi yang disebabkan oleh koagulan asam dan garam berlangsungnya koagulasi dipengaruhi temperatur dan keseimbangan garam. Berbeda dengan koagulasi karena asam dan garam, koagulasi karena enzim disebabkan oleh enzim yang bersifat proteolitik akan memecah protein dalam susu sehingga menjadi tidak larut. Biasanya dalam pembuatan keju, enzim yang digunakan untuk menggumpalkan protein susu adalah enzim rennet. Rennet berisi campuran berbagai protease yang berasal dari abomasum mamalia terutama anak sapi yang masih mengkonsumsi susu induknya. Namun meningkatnya produksi keju di dunia diikuti dengan menurunnya produksi enzim rennet karena regenerasi hewan mamalia yang lama mengakibatkan enzim rennet menjadi langka dan mahal. Oleh karena itu perlu dicari alternatif sumber enzim yang lain dengan tipe protease yang lebih murah. Beberapa ahli telah berhasil mengekstrak dan memurnikan enzim protease dari beberapa tanaman, Albizialebbeck, Helianthusannus (Egito et al, 2007), 1 2 Ananascomosus (Cattaneo et al, 1994), Calotropisrocera (Sanni et al, 1999), Opunti phylloclades, Cereustriangularis, Euphorbiacaducifolia, Ficusbengalensis, F. elastic (Dahot et al, 1990) yang menunjukkan aktivitas proteolitik atau kemampuan curding yang tinggi terhadap protein susu. Namun, ekstrak enzim dari tanaman tersebut menyebabkan rasa pahit pada keju yang dihasilkan. Rasa pahit akan mengurangi penerimaan konsumen. Oleh karena masih belum sempurnanya enzim dari jaringan tanaman, maka penelitian enzim dari fungi juga banyak dilakukan. Terdapat beraneka macam produk olahan makanan yang menggunakan fungi sebagai starter fermentasi. Salah satu fungi tersebut adalah Amylomyces rouxii. Amylomyces rouxii merupakan salah satu fungi yang berperan penting dalam ragi untuk fermentasi tape ketan. Dalam penelitian, Kuo et al (1995) mengemukakan bahwa ragi yang digunakan dalam memfermentasi bahan berkarbohidrat dapat pula menghasilkan metabolit sebagai hasil samping berupa protease, lipase serta metabolit lainnya. Hal tersebut juga didukung oleh Yu et al (2004) yang menyatakan bahwa Amylomyces rouxii yang digunakan dalam pembuatan tape, menghasilkan protease sebagai enzim penggumpal susu (Milk-clotting Enzyme) sebesar 1,22 U/ml dalam media fermentasi substrat cair. Fermentasi secara umum dibagi menjadi dua menurut jenis medium yaitu fermentasi substrat cair (liquid state fermentation,LSF) dan fermentasi substrat padat (solid state fermentation, SSF) (Muchtadi et.al., 1992). Metode fermentasi dengan substrat padat dinilai lebih baik dibandingkan fermentasi substrat cair, karena ruang yang diperlukan untuk peralatan fermentasi substrat padat relatif kecil, inokulum dapat disiapkan secara sederhana, aerasi 3 dihasilkan dengan mudah karena ada ruang udara diantara tiap partikel substrat (Hardjo et.al., 1989). Selain itu, sekitar 50% nutrisi dari substrat pada fermentasi padat, digunakan jamur untuk pertumbuhan selnya (Pandey, 2002). Sehingga dari pernyataan tersebut maka penelitian ini ingin mengetahui bagaimana kondisi produksi enzim protease dari Amylomyces rouxii tipe B dengan fermentasi substrat padat, khususnya pada media beras ketan, jagung, dan kedelai. 1.2. RUMUSAN MASALAH Permasalahan yang mendasari penelitian ini adalah seberapa besar produktivitas dan aktivitas proteolitik enzim protease yang berasal dari fermentasi Amylomyces rouxii B pada berbagai variasi jenis media, suhu media, waktu fermentasi dan variasi jenis media yang dilakukan penambahan larutan basal dan tanpa penambahan larutan basal. 1.3. TUJUAN PENELITIAN Mengetahui kondisi produksi enzim protease oleh Amylomyces rouxii B dengan variasi jenis media, suhu media, waktu fermentasi dan pengaruh penambahan larutan basal dan tanpa penambahan larutan basal pada media terpilih. 4 1.4. MANFAAT PENELITIAN Kondisi produksi enzim yang baik dapat dikembangkan untuk tujuan produksi yang lebih besar sebagai koagulan susu dalam industri pembuatan keju.