Perancangan dan Implementasi

advertisement
BAB 3
METODOLOGI
3.1
Metode Penelitian
Dalam meneliti obyek yang akan dibahas, maka digunakan beberapa
instrumen penelitian seperti wawancara, observasi dan kuesioner.
3.1.1 Wawancara
Akan dilakukan wawancara dengan semua populasi yang ada termasuk
direksi, manajer, penyelia lapangan, bagian gudang dan bagian Electronic Data
Processing (EDP). Sehingga diharapkan akan didapatkan gambaran umum
mengenai kebutuhan dan bentuk format laporan yang dibutuhkan oleh berbagai
departemen yang berhubungan dengan proses pesanan serta proses bisnis yang
ada. Dalam tahap ini bentuk wawancara yang dilakukan adalah dengan kunjungan
langsung terhadap pihak yang terkait dan dilakukan secara berkelanjutan antar
komponen. Semua komponen dari mulai operator PO, salesman, manajer bagian
terus sampai tingkat puncak manajemen.
3.1.2 Observasi
Dalam tahap ini semua aktivitas akan difokuskan terhadap observasi
lapangan, di mana akan dianalisa dan dievaluasi mengenai sistem informasi yang
sedang berjalan dan bagaimana sistem yang digunakan untuk pembangunan
laporan serta struktur file dari sumber data yang ada.
34
35
Dan analisa semua proses bisnis khususnya yang terkait dengan proses
pesanan mulai dari pemesanan barang yang dilakukan oleh para pelanggan
melalui salesman sampai dengan pembayaran dan proses pelaporan.
3.1.3 Kuesioner
Kuesioner disini ditujukan kepada bagian operasional dan teknikal yang ada
dalam sistem informasi yang sedang berjalan, serta ditujukan pula bagi para
manajer yang sedang mengadakan perjalanan keluar negeri sehingga analisa dan
perancangan dapat terus dilanjutkan. Dan kuesioner ini lebih bersifat umum dan
mencakup kepada semua komponen organisasi perusahaan yang berhubungan
dengan proses pembangunan dan pengembangan laporan.
3.2
Kerangka Konseptual
Analisa terhadap pemahaman terhadap visi dan misi dari PT NL serta bisnis
utama yang dijalankan, produk serta jasa yang diberikan, teknologi informasi
yang ada di perusahaan tersebut, merupakan tahap awal dari kerangka konseptual
ini. Kemudian dilanjutkan dengan mata rantai daripada proses bisnis dan
pelaporan pada PT NL yang mencakup mulai dari proses permintaan barang,
persetujuan, pengiriman dan pembayaran terhadap jasa yang telah berikan kepada
pelanggan dan terakhir proses pelaporan yang dibuat untuk bagian penjualan.
Penggunaan EXTEND, untuk menggambarkan model yang ada terhadap proses
bisnis yang sedang berjalan. Penggunaan daftar dari kelayakan yang diberikan
dari solusi teknologi informasi yang dapat meningkatkan dan memecahkan
masalah yang terjadi dalam proses bisnis dan pelaporan.
36
Dengan solusi dari teknologi informasi ini diharapkan semua proses yang
ada dapat dieliminasi, disederhanakan, diintegrasikan dan diotomatisasikan proses
bisnis tersebut. Kemudian pengembangan dari usulan proses bisnis dan
mensimulasikannya dengan menggunakan program perangkat lunak EXTEND &
BPR.
- Visi & Misi
Perspektif Usaha
- Kebudayaan Jasa
- Standar Regulasi
-Pelayanan kepada Pelanggan
- Faktor Eksternal
- Sistem & Prosedur
- Faktor Kesuksesan Pelayanan
-Kompetitor
Tidak
Proses Bisnis
Yang Sedang
Berjalan
Simulasi BPR
dengan kriteria
TOC
Radikal &
Dramatis ?
Internal
Constraint
Solved?
YA
Proses Bisnis
Yang
Diusulkan
Kebutuhan Pelaporan
Real-Time & Ad hoc
Perspektif Teknologi Infomasi
- Sistem Informasi
- Manajemen Informasi
Gambar 3.1
Kerangka Konseptual
- Teknologi Informasi
37
3.2.1 Karakteristik Akan Laporan Ad Hoc
Segala karakteristik daripada perancangan dan pembangunan laporan ad hoc
ini akan segera dirangkum dalam sebuah kuesioner yang ditujukan kepada para
pengguna (users) dari laporan-laporan ad hoc ini, mengenai segala kebutuhan
pemakai akan laporan ini, sehingga sesuai dengan kebutuhan pemakai khususnya
untuk departemen pemasaran. Inti kuesioner ini ada dua:
1. Jenis-jenis laporan ad hoc yang diperlukan
2. Karakteristik laporan: apakah laporan operasional atau keuangan.
3.2.2 Sistem Laporan Yang Sedang Berjalan
Pengumpulan inventarisasi laporan-laporan pemasaran yang dihasilkan
sistem sebagai berikut:
1.
Jenis-jenis laporan
2.
Kategori laporan (rutin - harian, mingguan, bulanan) maupun
laporan-laporan ad hoc yang pernah dibuat.
3.
Cara pembuatan: secara otomatis, semi otomatis, atau manual
4.
Sumber asal data (Dbase, FoxPro, Access dsb)
5.
Format akhir laporan (Excel, Dbase, Foxpro dsb)
6.
Pengguna dari laporan-laporan tersebut
7.
Kegunaan laporan (masih digunakan atau sudah tidak digunakan)
Tujuan inventarisasi ini adalah untuk mengetahui segala jenis laporan yang
beredar di departemen pemasaran sehingga akan diperbaiki dan dikembangkan
dengan menggunakan metode rekaya ulang, yaitu eliminasi, penyederhaan,
integrasi dan otomatisasi proses pelaporan.
38
3.3
Pengenalan Perusahaan
Dalam sub bab ini akan dijelaskan semua hal yang berkaitan dengan perusahaan
dimulai dari sejarah perusahaan, struktur organisasi, visi dan misi, bisnis utama
dari perusahaan serta para supplier dan pelanggan yang berhubungan dalam mata
rantai perusahaan.
3.3.1 Sejarah Perusahaan
PT NL didirikan pada tahun 1987, yang dimiliki oleh perusahaan
bisnis keluarga. Tujuan utama didirikannya perusahaan ini adalah sebagai
penyalur dari produk coklat yang diproduksi oleh PT CERES sebagai
pemasok produk tersebut. Awalnya diharapkan usaha distribusi ini dapat
menyalurkan produk ke semua supermarket yang berada di Jakarta.
Sejalan dengan perkembangan usaha maka tidak hanya produk coklat
dan biskuit yang disalurkan kesemua supermarket, bahkan bertambah jenis
produk baik lokal maupun impor yang berorientasi kepada makanan pagi,
coklat, biskuit, permen, bubuk coklat, dan saus serta kecap. Usaha distribusi
tersebut meluas tidak hanya kepada supermarket tetapi kepada pasar
perkulakan dan toko-toko yang berada diseluruh Indonesia. Dengan semakin
meluasnya jaringan distribusi yang tersebar di Indonesia, maka PT NL
mempunyai cabang dibeberapa daerah yaitu : Bali, Palembang dan Lampung
dengan pusat distribusi di Bekasi.
.
39
3.3.2 Struktur Organisasi
Adapun pemilik daripada usaha distribusi PT Nirwana Lestari ini
adalah Bapak Joseph Tiong Liep Chuang dan bertugas sebagai Presiden
Direktur yang membawahi beberapa direktur dan manajer lainnya, seperti
gambar berikut ini :
STRUKTUR ORGANISASI
PT NIRWANA LESTARI
1
President Director
1.1
Commercial
Director
1.1.1
Product
Manager
1.1.2
AM
Bali
1.1.2.1
AS
1.1.2.2
Salesmn
1.1.3
AM
Palembang
1.1.3.1
Salesmn
1.1.4
Supervisor
Lampung
1.1.4.1
Salesmn
1.1.5
KA
Bima
1.1.5.1
Salesmn
Gambar 3.2
Struktur Organisasi
President Director
1.1.6
KA
Srikandi
1.1.6.1
Salesmn
1.1.7
KA
Gatot Kaca
1.1.7.1
AS
1.1.7.2
Salesmn
1.1.8
KA
Arjuna
1.1.8.1
Salesmn
1.1.9
KA
Sadewa
1.1.9.1
Salesmn
1.
40
Merupakan pucuk pimpinan dalam pengambilan keputusan yang bersifat
kritikal bagi perusahaan baik untuk dimasa sekarang maupun mendatang. Dan
bertanggung jawab penuh terhadap visi dan misi perusahaan.
Commercial Director
Bertanggung jawab atas semua proses yang terjadi dengan departemen
komersial terutama yang berhubungan dengan pihak internal maupun
eksternal. Menyiapkan kebijakan-kebijakan yang dibutuhkan dalam mengatur
proses bisnis khususnya penjualan serta arus informasi yang terjadi. Serta
melakukan negoisasi terhadap principal.
Product Manager
Memantau dan mengkoordinasikan terhadap semua area manager maupun Key
Account Manager terhadap produk-produk yang sedang dipromosikan atau
yang sedang diluncurkan. Mencari area dan produk yang tepat untuk dijual
dan dikembangkan. Serta bertanggung jawab penuh terhadap pengembangan
dan penelitian produk-produk baru baik lokal maupun lokal. Serta mencari
segementasi pasar yang baru dan sesuai dengan kegunaan dari produk yang
ditanganinya guna mencapai sasaran pemasaran yang tepat.
Area Manager
Bertanggung jawab atas perkembangan maupun masalah yang ada didalam
suatu daerah yang menjadi teritorialnya. Mengkoordinir status barang serta
keluhan pelanggan didaerah-daerah. Serta memantau perkembangan pasar dan
melaporkannya kepada product manager dan commercial director terhadap
pasar atau wilayah yang ditanganinya.
Key Account Manager
41
Membuka peluang dan komunikasi terhadapa retail maupun supermarket
untuk peluncuran maupun promosi produk dan jasa yang disediakan oleh PT
NL. Serta bertanggung jawab terhadap transaksi penjualan antara perusahaan
dengan toko atau supermarket.
Supervisor
Lebih bersifat bertugas dilapangan dimana memantau semua kegiatan dari
para SPG , MD dan salesman dalam menjalankan tugas mereka masingmasing dan melaporkan segala kejadian yang terjadi kepada Key Account
Manager.
Merchandising Promotion
Memantau display-display yang ada disetiap supermarket dan mengawasi
kegiatan para SPG dan MD dalam menjalankan tugas mereka masing-masing.
SPG / MD
Menawarkan produk tertentu kepada pembeli disetiap supermarket dan retail
serta merapikan tampilan (display) produk di supermarket. Dan bertanggung
jawab terhadap perkembangan pasar yang terjadi diarea tugasnya, kemudian
melaporkan perkembangan tersebut ke pada merchandising promotion.
Salesman
Mengambil dan meminta orderan kepada para pelanggan baik PO maupun
stock return.
3.3.3 Visi dan Misi
42
Visi dari PT NL adalah menjadi pemimpin dalam pemasaran, gudang dan
perusahaan distribusi untuk proses makanan dan bahan makanan di Indonesia
Sedangkan misinya adalah sebagai berikut :
•
Penyediaan pelayanan yang baik kepada pelanggan dan supplier
•
Penyediaan produk dengan kualitas yang terbaik
•
Pengiriman barang yang tepat waktu
•
Penyediaan pendukung pemasaran
3.4 Proses Bisnis Utama dan Aktifitas Pendukung
Penentuan mata rantai PT NL yang berhubungan dengan teori keunggulan
berkomptesi dari Michael Porter adalah sebagai berikut :
Order
Processing
Order
Fulfillment
Order
Payment
Sales Result
Reporting
Finance and Accounting
Administration
Human Resources
Technology Information Development
Procurement and Logistics
Gambar 3.3
Mata Rantai Proses Bisnis PT. NL
Order Processing
Æ kegiatan yang dimulai dari penerimaan PO, validasi
PO, pemasukkan data PO kedalam sistem sampai
43
dengan pencetakkan picking list. Validasi PO
dilakukan oleh para checker PO kemudian setelah
diperiksa berdasarkan batas kredit, maka PO
tersebut diserahkan kebagian pemasukkan data PO.
Proses pemasukan data PO tersebut dilakukan para
operator PO sebelum di cetak picking list untuk
pengambilan dan pemenuhan pesanan di gudang.
Order Fulfillment
Æ berdasarkan picking list maka proses pemenuhan
pemesanan kepada pelanggan terhadap barang dan
jasa akan dilakukan. (distribusi barang). Ada picker
yang menyiapkan barang dari main w/h ke area
picking w/h, sebelum barang-barang tersebut
dikirim ke pelanggan.
Order Payment
Æ pelanggan
akan
melakukan
pembayaran
berdasarkan faktur pajak yang dikirim oleh pihak
PT. NL.
Sales Result Reporting Æ proses yang merupakan inti dari pengambilan
keputusan ini melalui proses yang cukup panjang
dan relatif membutuhkan banyak waktu. Semua
data dari awal proses (order processing sampai
dengan order payment) dimasukkan kedalam sistem
foxpro kemudian untuk menyiapkan laporan, semua
data tersebut di transfer kedalam bentuk paradox.
Karena sistem yang sedang berjalan menyediakan
semua format dan program aplikasi laporan dengan
menggunakan program paradox. Kemudian dari
sistem paradox ini mengalami beberapa sub proses
seperti data query, data calculating, printing dan
exporting ke dalam bentuk spreadsheet.
Disamping proses bisnis inti diatas, dibantu oleh beberapa proses
pendukung lainnya seperti :
Finance and Accounting
Administration
Æ mengatur semua proses dan alur informasi
keuangan pada PT NL terhadap proses bisnis yang
terjadi.
Æ mendokumentasikan semua proses transaksi dan
pemberian jasa kepada pelanggan.
44
Human Resources
Æ tanpa adanya faktor pendukung ini maka proses
diatas tidak dapat dilakukan secara penuh dan
maksimal. Serta dibutuhkan keahlian dalam tiaptiap departemen dalam melakukan aktifitas bisnis.
IT Development
Æ sesuai dengan misi dari perusahaan, maka faktor
pendukung yang satu ini difokuskan kepada
pengembangan TI untuk mendongkrak proses
bisnis dan pelaporan.
Procurement & LogisticÆ bisnis utama dari PT NL adalah distribusi maka
faktor pendukung ini tidak kalah pentingnya dengan
faktor pendukung lainnya, guna memberikan
layanan yang memuaskan pelanggan.
3.5 Analisa dari Proses Bisnis dan Pelaporan Yang Sedang Berjalan
Berdasarkan proses bisnis dan pelaporan yang sedang berjalan pada PT NL
terdiri dari empat proses utama yaitu : proses pesanan, pemenuhan pesanan,
pembayaran dari pesanan serta hasil pelaporan pemasaran. Seperti yang digambarkan
pada lampiran A mengenai proses ini maka dilakukan simulasi terhadap proses yang
sedang berjalan, dimana pendefinisian waktu dalam mensimulasikan proses ini adalah
480 menit dalam satu hari.
Proses awal dimulai dari Purchase Order (PO) yang masuk dari para pelanggan,
dengan rata-rata 1 menit per PO yang masuk (total 480 PO / hari). PO yang masuk ini
didapatkan dari beberapa proses pemasukkan seperti PO yang masuk melalui
faksimil, telepon dan salesman yang datang kepelanggan untuk mengambil PO
tersebut.
Setelah semua PO yang masuk per-hari tersebut, maka mulai diproses PO
tersebut, yang pertama dilakukan adalah pemeriksaan (validasi) PO berdasarkan batas
45
kredit pelanggan, produk-produk yang sedang dirpomosikan (diskon / bonus)
kemudian penduplikasian PO rata-rata membutuhkan waktu sekitar 3 sampai 5 menit
per-checker, selain itu pula juga disesuaikan dengan keberadaan posisi persediaan
barang digudang. Jika posisi persediaan barang tidak mencukupi maka dibutuhkan
prioritas pemberian barang. Total jumlah checker yang bertugas ini adalah dua orang
checker dimana kedua checker tersebut melakukan proses validasi PO ini pada waktu
bersamaan.
Dari total 480 PO yang masuk kedalam sistem setiap harinya maka sekitar 75%
dari total PO tersebut lolos dalam validasi PO yang pertama, sedangkan selebihnya
masuk kedalam tahap kedua proses validasi PO. Hal ini dikarenakan keputusan yang
harus diambil bukan oleh checker melainkan berdasarkan estimasi dan pertimbangan
Key Account Manager untuk kasus-kasus tertentu. Seperti melewati batas kredit atau
posisi persediaan barang yang tidak mencukupi untuk diberikan kepada pelanggan.
Dari 25% total PO yang masuk dalam tahap kedua tersebut hanya 10% yang
ditolak dan dikembalikan ke pelanggan, sedangkan selebihnya masuk kedalam proses
pemasukkan data PO setelah melalui proses penyeleksian dari pihak KAM.
Setelah itu data PO yang disetujui akan dimasukkan kedalam sistem oleh dua
orang operator entry PO dan membutuhkan waktu sekitar 3 sampai dengan 5 menit.
Dan hasil dari pemasukkan data tersebut akan dihasilkan satu atau lebih picking list
(PL) yang dapat dibuat pengelompokkan barang berdasarkan jenis produk maupun
jumlah produk.
Berdasarkan PL inilah para pekerja digudang mengambil barang kemudian
mengelompokkan barang-barang tersebut berdasarkan pelanggan dan mobil
46
pengangkut. Dalam proses ini membutuhkan waktu yang relatif lama, karena semua
dilakukan secara manual berdasarkan PL tersebut, sehingga pengiriman barang
kepelanggan dilakukan pada malam atau pagi hari pada keesokkan harinya. Hal ini
disebabkan para picker yang menyiapkan barang melakukan semua persiapan tersebut
berdasarkan pengalaman dan ingatan dari masing-masing picker tersebut mengenai
lokasi barang yang ingin disiapkan.
Pelanggan akan melakukan pembayaran berdasarkan barang yang diterima
dengan baik dan melakukan validasi serta koreksi jika terjadi kesalahan terhadap
delivery order. Berdasarkan DO yang diverifikasi inilah pihak PT. NL melakukan
penagihan dan pengiriman faktur pajak ke pelanggan.
Proses selanjutnya adalah pembuatan pelaporan penjualan yang dilakukan pada
setiap awal bulan untuk data bulan lalu atau pada waktu tertentu jika dibutuhkan
terhadap data bulan yang sudah lewat. Untuk proses pembuatan pelaporan ini secara
garis besar melalui dua proses, yang pertama adalah proses closing terhadap semua
proses penjualan bulan lalu. Proses ini dilakukan dengan menggunakan program
FoxPRO yang merupakan program dasar dari pendokumentasian data penjualan.
Kemudian setelah proses closing dilakukan, maka semua data akan ditransfer ke
dalam database Paradox untuk dibuatkan pelaporannya. Dalam proses Paradox ini
juga mengalami proses yang relatif panjang dan membutuhkan waktu yang lama
karena melalui beberapa tahap seperti pengurutan data, pengelompokan data,
perhitungan data serta pencetakan data.
Sehingga pihak manajemen baru akan mendapatkan laporan bulan lalu pada
pertengahan bulan setelah laporan yang dihasilkan tersebut didistribusikan ke pihak
47
manajemen dan dilakukan penyaringan data ulang serta ekspor data kedalam format
spreadsheet atau grafik.
3.5.1 Proses Pemesanan Yang Sedang Berjalan
Dalam proses pemesanan yang sedang berjalan ini, dibagi menjadi
beberapa model yaitu : validasi PO, pemasukkan data PO dan pencetakan
picking list.
3.5.1.1
Validasi PO
Rata-rata PO yang masuk perhari adalah 480 PO dimana setiap satu menit
masuk satu PO baik melalui faksimili, telepon ataupun salesman yang
mengambil PO tersebut dari pelanggan. Setiap PO yang masuk akan
langsung melalui proses validasi PO yang diperiksa oleh dua orang
checker PO untuk melakukan verifikasi terhadap persyaratan PO tersebut
(validasi tahap I). Para checker tersebut melakukan pemeriksaan terhadap
PO tersebut berdasarkan batas kredit perpelanggan, produk-produk yang
sedang dipromosikan (diskon ataupun bonus) dimana untuk proses ini
membutuhkan waktu rata-rata 3 sampai 5 menit per-checker dan per-PO,
selain melakukan validasi PO para checker tersebut kadangkala
melakukan
penduplikasian
PO
(fotocopy)
karena
untuk
alasan
dokumentasi manual. Jenis proses ini dilakukan secara bersamaan.
Dari validasi tersebut terdapat 75% PO yang memenuhi syarat untuk
diproses lebih lanjut, sedangkan sisanya harus melalui validasi tahap II.
Dalam tahap II ini para checker melakukan verifikasi secara lebih
48
mendetil dan langsung menanyakan masalah tersebut kepada masingmasing Key Account Manager bahkan jika belum terselesaikan akan
langsung diproses ke Commercial Director. Setelah melalui tahap kedua
tersebut ternyata masih ada 10% dari total sisa PO tersebut yang tidak
bisa diproses sedangkan selebihnya dapat digabungkan dengan PO yang
telah disetujui sebelumnya.
Masalah yang akan timbul adalah pertama proses validasi memerlukan
waktu yang relatif banyak karena melalui beberapa proses manual,
sedangkan untuk menaikkan service level dalam pemberian layanan
kepada pelanggan dimana biasanya pelanggan menginginkan jika
pemesanan pagi hari tersebut turun maka barang yang dipesan harus
datang malam hari yang sama juga atau paling lambat esok hari.
Sedangkan dengan proses yang sedang berjalan ini membutuhkan waktu
satu sampai dua hari untuk pendistribusian barang bahkan jika terbentur
dengan pemesanan yang melonjak naik maka pengiriman barang
dilakukan sampai 4 hari.
Kedua adalah PO yang masuk relatif membutuhkan banyak SDM dan
waktu, karena salesman harus mengambil PO tersebut dan keesokkan
paginya
baru
dapat
diberikan
keproses
validasi
PO
sehingga
menyebabkan waktu yang lebih lama, sedangkan untuk faks, biasanya
pada jam-jam tertentu sibuk sehingga pelanggan menunda untuk
mengirim PO tersebut.
Tabel 3.1
49
Masalah dan Solusi untuk Validasi PO Yang Sedang Berjalan
Block
1.2
1.2
1.1
3.5.1.2
Masalah
Validasi PO
membutuhkan
waktu relatif lama
dan dilakukan
secara manual
Penduplikasian PO
(backup PO)
PO yang masuk
relatif terlalu lama
dan membutuhkan
banyak SDM
Penyebab
Dampak
Solusi
- membutuhkan
banyak
dokumentasi,
proses validasi
secara manual
mengakibatkan
waktu validasi
relatif lama
- Komputerisasi
proses validasi
dimana semua
peraturan dan
kebijakan serta
syarat PO
dimasukkan
kedalam sistem
Untuk disimpan
oleh para KAM
- membutuhkan
banyak
dokumentasi,
biaya kertas ,
fotocopy dll
- Filling
Faks, Telepon,
Salesman yang
mengambil PO
dari Pelanggan
- mengurangi
jumlah PO yang
masuk karena
kesibukan mesin
faks, telepon
bahkan salesman
yang tidak sempat
mengambil PO
- Order via Internet
Tidak
terkomputerisas
i dan
terintegrasi
Rekomendasi
- Komputerisasi
Validasi PO
- tambah checker
- Scanning PO
- Scanning PO
- Order via Internet
(B2B)
- EDI
- EDI
- menambah
jumlah mesin faks
dan salesman
Pemasukan Data PO
Semua data PO yang telah disetujui akan dimasukkan kedalam sistem,
dengan mempekerjakan dua orang operator PO untuk proses tersebut.
Dimana masing-masing operator membutuhkan waktu tiga sampai lima
menit per-PO dengan waktu yang bersamaan, kelemahan dari proses ini
adalah jika salah satu atau bahkan kedua operator tersebut berhalang hadir
maka akan mempengaruhi waktu pemasukkan data PO karena mungkin
operator pengganti tidak secepat kedua operator tersebut.
50
Masalah kedua adalah kedua operator tersebut belum dapat
menyelesaikan pemasukkan data tersebut maka akan terjadi lembur bagi
kedua operator tersebut. Dan masalah lainnya adalah kemungkinan
terjadinya kesalahan pemasukkan data serta tidak dapat memberikan
laporan secara cepat kepada pihak manajemen mengenai status penjualan
per-hari, per-minggu dan perbulan karena faktor program aplikasi yang
digunakan tidak mendukung untuk hal tersebut.
Bahkan jika cara lama ingin digunakan maka diadakannya pelatihan
akan pengenalan produk dan barcode kepada para operator tersebut. Jika
salah satu operator berhalangan hadir maka dapat disiapkan operator
cadangan yang tugas rutinitasnya adalah bukan sebagai operator tetapi
untuk pekerjaan lainnya. Sehingga tidak akan mempengaruhi proses
bisnis yang sedang berjalan.
Tabel 3.2
Masalah dan Solusi untuk Pemasukkan Data PO Yang Sedang Berjalan
Block
Masalah
Penyebab
Dampak
Solusi
Rekomendasi
1.3
Berkurangnya
service level
Operator PO
salah
memasukkan
data
- salah
memasukkan data
QTY atau produk
dalam pengiriman
barang
- Training
Operator (Barcode
dan pengenalan
produk)
- Training
Operator
1.3
Berkurangnya
service level
Operator PO
berhalangan
hadir
- terlambat dalam
persiapan barang
yg mengakibatkan
terlambatnya
pengiriman
barang
- Siapkan operator
PO cadangan
- Siapkan operator
PO cadangan
Manajemen tidak
dapat memantau
Program
lik i
Lambat dalam
bil
- Ganti program
aplikasi dengan
- Online Sales
Reporting
51
1.3
status penjualan
secara on-line
aplikasi yang
digunakan tidak
mendukung
mengambil
keputusan
program yang
mendukung online
reporting
- Intranet System
- Intranet System
3.5.1.3
Pencetakan Picking List
Setelah semua proses pemasukkan data selesai dilakukan maka
langkah selanjutnya adalah pencetakkan picking list guna membantu para
picker dalam mempersiapkan barang digudang sebelum dikirim ke
pelanggan. Masalah yang dihadapi adalah lambatnya proses pencetakan
picking list karena pengelompokan data membutuhkan waktu.
Tabel 3.3
Masalah dan Solusi untuk Pencetakan Picking List Yang Sedang Berjalan
Block
1.4
Masalah
Lambatnya
pencetakkan
picking list
Penyebab
Pengelompokan
data
- Printer
Dampak
- mempengaruhi
proses persiapan
barang
Solusi
Rekomendasi
- PC diganti
dengan yang lebih
cepat
- PL
dikelompokkan
berdasarkan jenis
produk
- Penambahan
Printer
- PC diganti
- Penambahan
jumlah Printer
Disamping itu pula dibutuhkan suatu datawarehouse yang dapat
menampung data pemesanan ini sehingga dapat diintegrasikan ke bagian
gudang serta laporan yang ingin dihasilkan dapat cepat tersaji.
3.5.2 Proses Pemenuhan Pemesanan Yang Sedang Berjalan
Proses ini adalah untuk memenuhi semua pesanan barang digudang
berdasarkan picking list. Proses ini masih dilakukan manual oleh para picker.
52
Berdasarkan picking list tersebut para picker akan mengambil barang diarea
picking warehouse dan main warehouse.
Picking warehouse berisi semua barang yang sudah dipisahkan perkarton maupun per-box, sedangkan didalam main warehouse barang yang
tersimpan masih dalam bentuk pallet. Sehingga untuk pesanan barang yang
berjumlah box atau karton akan diambil didalam picking warehouse dan
sebaliknya. Kemudian barang-barang tersebut akan dikumpulkan dan
dikelompokan didalam picking area berdasarkan per-van atau per-truk dan
per-langganan.
Kelemahan dari proses ini adalah bergantungnya proses pengambilan
barang kepada para picker, yang akan mempunyai masalah dikemudian hari
adalah jika para picker tersebut berhalangan hadir. Sehingga akan
mempengaruhi waktu proses pemenuhan barang. Karena para picker tersebut
sudah sangat menghafal sekali letak dari produk-produk yang ada digudang,
sedangkan untuk kode lokasi barang masih belum sepenuhnya dijalankan.
Masalah lainnya adalah terbatasnya lokasi yang disediakan serta belum
dimaksimalkannya penempatan produk dilokasi. Sehingga dalam pengambilan
barang (routing system) belum diefektifkan dari segi waktu dan tenaga.
Tabel 3.4
Masalah dan Solusi untuk Pemenuhan Pesanan Yang Sedang Berjalan
Block
2.1
Masalah
Lambat dalam
persiapan
pemenuhan barang
Penyebab
- Dilakukan
secara manual
- Bergantung
Dampak
- Mengambil
barang
berdasarkan
pemikiran picker
Solusi
- Dijalankannya
kode lokasi
barang
- Terkomputerisasi
t
bil
Rekomendasi
- WMS
(Warehouse
Management
System)
53
kepada SDM
rute pengambilan
barang
- Location System
- Routing System
3.5.3 Proses Pembayaran Pesanan Yang Sedang Berjalan
Pihak NL akan mempersiapkan faktur pajak untuk dikirim ke pelanggan
sebagai bukti penagihan. Cara penagihan ini adalah dengan melakukan
validasi data pesanan dengan data pengiriman barang, jika data sesuai maka
akan dibuatkan faktur pajak (FP). Kemudian FP tersebut akan dikirim ke
pelanggan melalui salesman, lalu proses pembayaran akan dilakukan
berdasarkan FP tersebut.
Kemungkinan masalah yang akan timbul adalah FP akan terlambat
dikirim jika salesman berhalangan atau terlambat menyampaikan FP tersebut.
Dan resiko kehilangan FP diperjalanan juga akan menjadi faktor
keterlambatan penagihan.
Salah satu solusi yang dapat diambil adalah dengan diadakannya e-FP
dimana FP yang telah selesai diperiksa melalui otomatisasi komputer
(database validation) kemudian FP tersebut dikirim ke pelanggan via e-mail
atau dapat dilakukan juga sebagai tanda tagihan awal yaitu dengan
mengirimkan faktur pajak melalui mesin faksimil kemudian bersamaan
dengan itu surat faktur pajak yang asli diantar ke pelanggan.
Sehingga pada saat faktur pajak asli diterima oleh pelanggan dapat
dilakukan pembayaran. Hal ini merupakan suatu cara yang harus dilakukan
dengan saling melakukan kesepakatan bersama mengenai cara penagihan dan
cara pembayaran.
54
Akibat dari proses ini maka akan dihasilkan waktu yang lebih cepat
dalam menagih sehingga para pelanggan dapat melakukan pembayaran
dengan lebih cepat karena alasan mengenai keterlambatan penagihan dapat
dikurangi secara maksimal.
Cara ini bukan melakukan pembayaran tetapi hanya cara penyampaian
penagihan yang lebih efektif dan efisien serta relatif cepat baik dari pihak NL
dan pelanggan.
Tabel 3.5
Masalah dan Solusi untuk Pembayaran Pesanan Yang Sedang Berjalan
Block
Masalah
2
Lambatnya proses
penagihan
Penyebab
- Penagihan
diantar oleh
salesman
- Validasi data
pesanan dengan
pengiriman semi
manual.
Dampak
- Membutuhkan
banyak SDM
Solusi
Rekomendasi
- e-FP
- e-FP
- Database
Validation
- Database
Validation
- Membutuhkan
banyak waktu
proses
3.5.4 Proses Pelaporan Pemasaran Yang Sedang Berjalan
Untuk proses ini, membutuhkan beberapa tahap. Yang pertama adalah
proses transfer data dari database FoxPRO ke Paradox, hal ini dilakukan
karena program aplikasi untuk pembuatan laporan telah dibuat berdasarkan
bahasa pemrograman Paradox dan program akuntansi dan keuangan yang
55
menyimpan data-data penjualan, dibuat dengan FoxPRO tanpa ada kode
sumber (source code).
Sehingga menyulitkan programmer untuk melakukan penambahan
program untuk proses pelaporan. Selain itu pula dengan menggunakan
program yang sudah ada yaitu dalam bentuk paradox sudah dibuatkan
program lengkap mengenai pelaporan yang sering dikerjakan.
Order processing sampai dengan order payment dilakukan dengan
sistem foxpro, karena sistem tersebut sudah terhubung dengan sistem
keuangan dan akuntansi, sehingga dalam pembuatan laporan pajak maupun
laporan keuangan sudah terintegrasi.
Setelah proses transfer data dilakukan, selanjutnya adalah proses
pengurutan data dan pengelompokan berdasarkan kategori, salesman, KAM,
produk dan lainnya. Semua proses ini dilakukan dengan bahasa pemrograman
Paradox. Dilanjutkan dengan perhitungan data penjualan bersih (Netto =
Actual – Return) untuk mendapatkan beberapa hasil laporan yang sesuai
dengan kebutuhan pihak manajemen.
Proses pencetakan laporan dilakukan berdasarkan laporan yang rutinas
dan ad hoc. Untuk laporan ad hoc agak sulit untuk dilakukan karena
keterbatasan fungsi dan sumber data di Paradox, sehingga membutuhkan
waktu yang relatif lama.
56
Kemudian untuk laporan yang membutuhkan grafik, dengan bahasa
pemrograman Paradox tidak dapat dilakukan, sehingga ada beberapa data
yang diekspor kedalam bentuk format database atau spreadsheet (.dbf / .xls)
kemudian diolah oleh para sekretaris masing-masing departemen untuk
dijadikan bentuk grafik sebagai bahan presentasi.
Melihat dari beberapa proses diatas, maka dapat dilihat bahwa masih
banyak kekurangan yang ada dalam proses tersebut, yang mempunyai indikasi
masalah yang akan timbul. Seperti lambatnya penyediaan laporan, padahal
informasi bagi pihak manajemen sangatlah penting dan kritikal bagi
perusahaan. Tetapi hal ini merupakan suatu penyumbatan (bottleneck), karena
sebenarnya sumber data mendukung, tetapi prosesnya yang lambat. Sehingga
penyajian laporan tidak dapat dilakukan dengan cepat.
Serta beberapa keterbatasan format laporan yang disajikan, biasanya
bersifat kaku dan umum. Sedangkan untuk pelaporan ad hoc hal ini sulit
sekali untuk dilakukan, karena keterbatasan sumber data dan fasilitas
pendukung lainnya.
Untuk itulah ada beberapa solusi untuk dapat membantu memecahkan
masalah-masalah diatas, seperti diubah semua proses pencatatan dan
penyimpanan
data
penjualan
kedalam
suatu
bentuk
gudang
data
(datawarehouse) dimana semua data tersimpan secara transparan bagi
pengguna.
Dan untuk data-data pendukung lainnya juga tersimpan dalam
datawarehouse tersebut sehingga pihak manajemen dapat melakukan
57
penelusuran informasi (drill down) terhadap data-data tersebut menjadi
informasi yang berguna.
Selain itu juga, perlu dibuatnya sistem on-line reporting, dimana setiap
menit atau transaksi yang ada, dapat dengan cepat disajikan dalam bentuk
laporan baik kepada pihak manajemen maupun operasional.
Hal ini sangat perlu guna mengantisipasi masalah-masalah yang sudah
maupun yang akan terjadi. Seperti pengembangan laporan yang ingin
disajikan secara on-line oleh setiap cabang perusahaan maupun pihak
pimpinan yang berada diluar area perusahaan.
Tabel 3.6
Masalah dan Solusi untuk Pelaporan Pemasaran Yang Sedang Berjalan
Block
Masalah
Penyebab
2
Lambatnya proses
pelaporan
- Melalui
beberapa proses
yang berbeda
database
- Penyajian
pelaporan selalu
terlambat
- Program
aplikasi yang
sudah tidak
dapat diperluas
- Akan
mempengaruhi
ruang lingkup
dalam
pengambilan
keputusan
- Datawarehouse
- EIS
- Execxutive
Information
System
- DSS
- Lambat dalam
mengatisipasi
masalah yang
timbul
- Datawarehouse
2
Pihak manajemen
terbatas dalam
mendapatkan
informasi
- Terbatas pada
format
pemrograman
dan database
2
Sulit untuk
menghasilkan
laporan yang
bersifat ad-hoc
- Keterbatasan
database dan
bahasa
pemrograman
Dampak
Solusi
- On-line
Reporting
- Datawarehouse
Rekomendasi
- On-line
Reporting dan
Datawarehouse
- Integrated
Application
Program (IAP)
- Decision Support
System
- Multidimentional
database
- Multidimentional
Database
(Oracle dll)
58
3.6 Analisa Hasil Pelaporan Yang Sedang Berjalan
Dalam sub bab ini akan diterangkan lebih detil mengenai semua hasil
laporan yang telah disajikan oleh sistem yang sedang berjalan dengan
menggunakan program paradox. Dimana semua hasil laporan yang diterangkan
dalam sub bab ini adalah semua laporan yang umumnya bersifat rutinitas.
Seperti dalam tabel 3.7 akan dijelaskan mengenai semua hasil laporan yang
disajikan kepada departemen pemasaran guna pengambilan keputusan bagi
departemen tersebut.
Tabel 3.7
Daftar Hasil Laporan Yang Sedang Berjalan
No. Lampiran
Judul Laporan
Frekuensi
L-01
Group Customer by Product Report Per- KAM
and Per - Customer Group
Bulanan /
Mingguan
Customer Report
Bulanan
L-03
Year to Date Breakdown Sales Per- Branch
And Per - Product Group
Bulanan /
Mingguan
L-04
Year to Date Budget
( in value )
Bulanan /
Mingguan
Last Year, Actual, Budget By Group
( in million )
per - Branch and per - Quartal
Bulanan /
Quartal
L-06
Year to Date Breakdown Sales
Per - Branch
Bulanan /
Mingguan
L-07
Net Sales vs Budget Sales by Customer
( Incentive per - Salesman )
Bulanan /
Mingguan
L-02
L-05
59
Sales Performance by Product
Per - Month and per - Group Customer
Bulanan /
Mingguan
Customer by Category Product Report
( value in thousand ) ( in carton )
per - KAM
Ad hoc
Customer by Category Product Report
( in carton ) per - YTD
Ad hoc
Actual Sales per - Group Product
Ad hoc
L-12
Sales Industrial
by Salesman - Customer - Product
Bulanan /
Mingguan
L-13
Penjualan Industrial
Per - Chain Outlet
Bulanan /
Mingguan
L-14
Penjualan Industrial
Product - Customer
Bulanan /
Mingguan
Customer by Product Report
( in quantity )
per - KAM
Bulanan /
Mingguan
Customer by Product Report
Bulanan /
Mingguan
L-17
Customer by Product Report
Per - Product Group
Bulanan /
Mingguan
L-18
Customer by Product Report
( Total Product Group Only )
Bulanan /
Mingguan
L-19
Customer by Product Report
( per - product type )
Bulanan /
Mingguan
L-20
Customer by Product Report
( per - customer )
Bulanan /
Mingguan
L-08
L-09
L-10
L-11
L-15
L-16
Semua hasil laporan diatas diberikan ke masing-masing departemen dan sub
departemen serta key account manager dan product manager.
60
Ada beberapa laporan yang disajikan setiap bulannya oleh departemen,
karena data laporan yang ada ditransfer setiap bulannya. Sehingga kebutuhan
laporan untuk setiap harinya belum dapat disajikan.
Masalah inilah yang terjadi dalam proses pelaporan, karena biasanya pihak
manajemen
membutuhkan
laporan
pada
saat
yang
penting
terhadap
perkembangan produk ataupun pelanggan yang mempunyai masalah.
Jika ada permintaan laporan yang sifatnya ad hoc maka pihak EDP akan
melakukan prioritas terhadap permintaan tersebut. Melihat keadaaan diatas maka
sangat sulit untuk disajikannya laporan yang bersifat real-time dan fleksibelitas
untuk format laporannya juga akan terbatas oleh program paradox.
Sedangkan jika departemen ingin membuat laporan dalam bentuk presentasi
maka cara yang dilakukan adalah dari laporan-laporan yang ada di ekspor ke
dalam bentuk database lainnya seperti .dbf kemudian dikembangkan dalam
spreadsheet atau powerpoint. Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk proses
penyiapan laporan dan presentasi tersebut mengalami waktu yang relatif lama.
Selain itu juga masalah pendistribusian laporan tersebut harus dicetak oleh
bagian EDP maupun per-departemen, sehingga membutuhkan hard copy dalam
penyajian laporan tersebut. Hal ini berarti menambah waktu dalam penyajian
laporan.
Untuk keperluan laporan pihak manajemen yang mungkin sedang berada
diluar area perusahaan (luar kota atau luar negeri) maka hal tersebut akan
61
mengalami hambatan, seperti pengiriman melalui kurir karena kebiasaan melihat
laporan dalam bentuk hard copy. Demikianlah keadaan yang sedang berjalan.
Download