Keterkaitan Keterbukaan Diri dengan Keterampilan Komunikasi

advertisement
Keterkaitan Keterbukaan Diri dengan Keterampilan
Komunikasi Interpersonal pada Mahasiswa Tingkat
Awal
•
De Vito (2007) mengemukakan bahwa terdapat lima sikap positif yang mendukung
proses komunikasi interpersonal yaitu keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap
positif, dan kesetaraan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu keterampilan sosial untuk
berhubungan dengan orang lain dan salah satunya adalah keterbukaan diri. Penelitian
se elu ya dari Mulya afi
e ge ai Per edaa Ketera pila Ko u ikasi
Interpersonal Pada Mahasiswa Fisip Universitas Brawijaya Ditinjau Dari Keaktifan
Berorga isasi . Terdapat per edaa ketera pila ko u ikasi i terperso al pada
mahasiswa FISIP Universitas Brawijaya ditinjau dari keaktifan berorganisasi. Mahasiswa
FISIP Universitas Brawijaya yang aktif berorganisasi memiliki nilai rata-rata
keterampilan komunikasi interpersonal sebesar 95,88 yang lebih tinggi dibanding
dengan mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi dengan nilai rata-rata keterampilan
komunikasi interpersonal sebesar 89,56 Secara keseluruhan mahasiswa yang
menempuh pendidikan di FISIP Universitas Brawijaya memiliki keterampilan
komunikasi interpersonal yang cukup baik. Mahasiswa sangat penting untuk
melakukan keterbukaan diri dengan cara melakukan komunikasi dengan temantemannya ataupun dengan dosen yang mengajar
Lanjutan
•
•
Keterbukaan diri merupakan aspek penting dalam komunikasi interpersonal (Chow,
Ruhl, & Buhrmester, 2012). Keterbukaan diri sebagai bagian dari komunikasi
interpersonal (Sari dkk, 2006). Menurut Romdhon dan Wahyuningsih (2013)
keterbukaan diri merupakan salah satu keterampilan komunikasi yang penting bagi
individu ketika berhubungan dan menjalin interaksi dengan individu lainnya.
Rahmawati (2014) mengungkapkan dalam penelitiannya mengenai Hubungan antara
Keterbukaan diri dengan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Pada siswa kelas VIII
SMP N 1 MLATI SLEMAN. Pada variabel keterbukaan diri, intensitas suatu
pengungkapan diri merupakan aspek yang memiliki nilai rata-rata tertinggi dalam skala
keterbukaan diri berdasarkan jawaban yang dipilih oleh siswa yang menjadi sampel
dalam penelitian ini, Ini berarti bahwa indikator yang terdapat dalam aspek tersebut
sesuai dengan apa yang dialami atau dirasakan oleh siswa. Lebih lanjut pada variabel
keterampilan komunikasi interpersonal, empati memiliki nilai rata-rata tertinggi dalam
pengaruhnya terhadap keterampilan komunikasi interpersonal berdasarkan rata-rata
jawaban yang dipilih. Ini berarti bahwa empati mempengaruhi bagaimana tingkat
keterbukaan diri siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
Metodologi Penelitian
1.
2.
•
•
•
Variabel Terikat (Y) : Keterampilan Komunikasi Interpersonal
Variabel Bebas (X): Keterbukaan Diri
Populasi : Mahasiswa
Sampel
: Mahasiswa tingkat awal.
Karakteristik subjek :berjenis kelamin perempuan dan laki-laki
yang menjadi mahasiswa tingkat awal jurusan psikologi dengan
sampel berjumlah 70 orang yang berusia antara 18 sampai dengan
25 tahun.
• Teknik pengambilan sampel yaitu: purposive sampling.
Lanjutan
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
Kuesioner.
Skala Keterampilan Interpersonal didasarkan pada aspek dari Umar
(2005). Skala ini di adaptasi dari Yolanda (2014). Dari uji reliabilitas
alat ukur tersebut diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,916. Hal ini
berarti alat ukur tersebut dikatakan reliabel.
Skala keterbukaan diri yang disusun berdasarkan dimensi
keterbukaan diri dari Billeter (dalam Yoseptian, 2011) dan
diadaptasi dari Yoseptian (2011). Dari hasi uji reliabilitas alat ukur
tersebut diperoleh reliabilitas sebesar 0,884 dan terdapat 20 aitem
dengan nilai diskriminasi aitem 0,324 sampai dengan 0,691 yang
berarti alat ukur tersebut sudah akurat.
Lanjutan
•
•
•
•
•
Menurut Sugiyono (2008) validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan
kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Jadi pengujian validitas itu mengacu pada
sejauh mana suatu instrument dalam menjalankan fungsi. Instrument dikatakan valid
jika instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. .
Dalam penelitian ini yang digunakan adalah validitas isi dengan menggunakan SPSS For
Window Seri 23.0. Menurut Azwar (2010) validitas isi merupakan validitas yang
diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat
professional judgement.
Daya diskriminasi aitem adalah kemampuan suatu aitem untuk membedakan
peserta yang memiliki kemampuan tinggi (kelompok tinggi) dan peserta yang memiliki
kemampuan rendah (kelompok rendah) (Azwar, 2010). Suatu aitem dikatakan memiliki
daya diskri i asi aite ya g ti ggi apa ila ilai koefisie ya se esar ≥ ,
.
Reliabilitas alat ukur adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam
mengukur apa yang diukurnya. Artinya, kapan pun alat ukur tersebut digunakan akan
e erika hasil ukur ya g sa a. Relia ilitas dikataka ukup apa ila ilai ya ≥
0,700. Untuk menguji reliabilitas alat pengumpul data pada penelitian ini digunakan
analisis Alpha Cronbach. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS
For Windows Seri 23.0.
Download