MARITAL RAPE (STUDY ANALISIS TERHADAP ALASAN TINDAKAN MARITAL RAPE DALAM KEHIDUPAN RUMAH TANGGA) SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI'AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM Oleh : NISWATUN HASANAH NIM: 04350046 PEMBIMBING : 1. PROF. DR. KHOIRUDDIN NASUTION, M.A 2. DRA. ERMI SUHASTI S, M.S.I JURUSAN AL-AHWAL ASY-SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARI'AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2009 ABSTRAK Keluarga merupakan sebuah institusi terkecil di dalam kehidupan bermasyarakat yang tidak terlepas dari berbagai masalah di dalamnya. Problematika yang dihadapi pun senantiasa aktual dan dinamis karena situasi dan kondisi setiap keluarga yang satu dengan yang lain selalu berbeda. Problematika yang lahir dari kehidupan rumah tangga banyak yang menjurus kepada tindakantindakan kekerasan. Tindakan tersebut sebagian besar dialami oleh kalangan wanita dalam hal ini adalah istri. Tindakan kekerasan terhadap istri merupakan masalah sosial yang serius tetapi kurang mendapatkan tanggapan yang memadai. Mereka menganggap bahwa persoalan rumah tangga merupakan persoalan domestik (privat) yang bersifat tertutup, sehingga ada keengganan masyarakat untuk membicarakan persoalan pribadi ke dalam wacana luar karena adanya nilainilai yang mengabsahkannya terlebih oleh agama. Marital rape merupakan tindak kekerasan yang terjadi di dalam keluarga, yaitu tindak kekerasan seksual suami terhadap istri. Bentuk kekerasan yang dijadikan batasan pembahasan ini adalah hubungan seksual yang tidak dikehendaki istri karena ketidaksiapan istri, baik fisik atau psikis karena mungkin istri dalam kondisi yang lelah ataupun yang lainnya sehingga mengakibatkan sakit pada istri. Hal seperti ini yang merupakan pemaksaan karena hanya satu pihak yang merasakan kenikmatannya. Adanya tindakan marital rape ini menjadikan terlintasnya pemikiran akan hal yang mendasar dari tindakan tersebut, yaitu alasan-alasan apa yang menyebabkan para suami melakukan tindakan marital rape atau dapat dirumuskan dengan mengapa kasus-kasus marital rape sering terjadi di Indonesia dan bagaimana nash serta konsep fiqh konvensional menyikapi tindakan tersebut dalam kehidupan berumahtangga. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah Library Research dengan sifat penelitian Deskriptif-Analitik dan pendekatan yang ditempuh adalah pendekatan Normatif. Dari sini dapat diketahui bahwa Karena pola pikir masyarakat yang masih tradisional, yang kental dengan kepatriarkhiannya, sehingga terbentuklah masyarakat yang masih menganggap bahwa hubungan seksual merupakan kewajiban istri sepenuhnya tanpa melihat prinsip yang terkandung dalam kehidupan berumahtangga yaitu terwujudnya prinsip mu'a<syarah bi al-ma'ru<f. Meskipun hal tersebut merupakan kewajiban istri tapi masih perlu adanya komunikasi antar keduanya agar tidak terjadi tindakan suami istri yang tidak diinginkannya. Sehingga mengakibatkan adanya pemaksaan secara sepihak yang menjadikan tindakan marital rape terjadi di Indonesia. Nash dalam menilai tindakan Marital rape (baik suami atau istri yang menjadi objek), yang lebih menekankan pada unsur pemaksaan, sangat berlawanan dengan prinsip kesetaraan yang sesuai dengan spirit dan prinsip umum al-Qur’an. Sedangkan fiqh konvensional menilai marital rape, terkait dengan pemaksaan seksual, tidak membenarkan tindakan tersebut. Pemenuhan seksual suami istri merupakan hubungan timbal balik antara keduanya yang dilakukan secara ma'ruf. ii SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI Hal : Surat Persetujuan Skripsi Lamp : I Kepada Yth. Dekan Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Di Yogyakarta Assalamu’alaikum wr. wb. Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi Saudari: Nama : Niswatun Hasanah NIM : 04380071 Judul Skripsi : MARITAL RAPE (Study Analisis terhadap Alasan Tindakan Marital Rape dalam Kehidupan Rumah Tangga) sudah dapat diajukan kepada Fakultas Syari’ah Jurusan Program Studi al-Ahwal asy-Syakhsiyyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Ilmu Hukum Islam. Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudari tersebut di atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapakan terima kasih. Yogyakarta, 22 Januari 2009 M. 25 Muharram 1430 H. Pembimbing I Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.A NIP. 150 246 195 iii SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI Hal : Surat Persetujuan Skripsi Lamp : II Kepada Yth. Dekan Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Di Yogyakarta Assalamu’alaikum wr. wb. Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi Saudari: Nama : Niswatun Hasanah NIM : 04380071 Judul Skripsi : MARITAL RAPE (Study Analisis terhadap Alasan Tindakan Marital Rape dalam Kehidupan Rumah Tangga) sudah dapat diajukan kepada Fakultas Syari’ah Jurusan Program Studi al-Ahwal asy-Syakhsiyyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Ilmu Hukum Islam. Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudari tersebut di atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapakan terima kasih. Yogyakarta, 22 Januari 2009 M. 25 Muharram 1430 H. Pembimbing II Dra. Ermi Suhasti S, M.S.I NIP. 150 240 578 iv PENGESAHAN Skripsi berjudul MARITAL RAPE (Studi Analisis Terhadap Alasan Tindakan Marital Rape Terjadi Dalam Kehidupan Rumah Tangga) Yang disusun oleh: NISWATUN HASANAH NIM: 04350046 Telah dimunaqasyahkan di depan sidang munaqasyah pada hari,,,,, tanggal ,,,,,, ,,,,,,,,,,,, dinyatakan telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana strata satu dalam Ilmu Hukum Islam. Yogyakarta, 29 Dzulqo’dah 1429 H 27 November 2008 M DEKAN FAKULTAS SYARI’AH UIN SUNAN KALIJAGA Yudian Wahyudi, Ph.D. NIP: Panitia Ujian Munaqasyah Ketua Sidang Sekretaris Sidang Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.A NIP. 150246195 Dra. Ermi Suhasti S, M.Si NIP. 150240578 Penguji I Penguji II v MOTTO Kalau kehidupan di permukaan bumi didasari Oleh pilihan keikhlasan dan kesetiaan, Kelurusan berpikir dan kebenaran tingkah laku, Sesungguhnya kedua jenis manusia -lelaki dan perempuanAdalah setara. Muhammad al-Ghazali (Penulis Mesir Kontemporer) vi HALAMAN PERSEMBAHAN Karya Sederhana Ini Saya Persembahkan Kepada : Almamater Tercinta, Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Keluargaku Tercinta, Serta Para Pecinta Studi-Studi Islam vii SISTEM TRANSLITERASI ARAB-LATIN Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini berpedoman pada surat keputusan bersama Departemen Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tertanggal 22 Januari 1988 Nomor: 157/1987 dan 0593b/1987 I. Konsonan Tunggal Huruf Arab ا ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل م ن و ﻩ Nama alif ba’ ta’ sa jim h kha’ dal zal ra’ zai sin syin sad dad ta’ za’ ‘ain gain fa’ qaf kaf lam mim nun waw ha’ Huruf Latin tidak dilambangkan b t s\ j h} kh d z\ r z s sy s} d} t} z} …‘… g f q k l m n w h viii Nama tidak dilambangkan be te es (dengan titik di atas) je ha (dengan titik di bawah) ka dan ha de ze (dengan titik di atas) er zet es es dan ye es (dengan titik di bawah) de (dengan titik di bawah) te (dengan titik di bawah) zet (dengan titik di bawah) koma terbalik di atas ge ef qi ka ‘el ‘em ‘en w ha ء ى II. hamzah ya’ ‘ y apostrof ye Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap ﻣﺘﻌ ﺪدة ﻋﺪة ditulis ditulis muta’addidah ‘iddah ditulis ditulis hikmah jizyah III. Ta’ Marbūtah di akhir kata a. bila dimatikan tulis h ﺣﻜﻤﺔ ﺟﺰﻳ ﺔ (ketentuan ini tidak diperlukan pada kata-kata arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, salat, dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya) b. bila diikuti kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h اﻷوﻟﻴ ﺎء c. ditulis Karāmah al-auliyā’ bila ta’ marbūtah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah, dan dammah ditulis t زآ ﺎة اﻟﻔ ﺘﺮى ditulis Zakāt al-fitri ditulis ditulis ditulis a i u IV. Vokal Pendek ---------V. 1. 2. Vokal Panjang Fathah + alif ditulis ā ﺟﺎهﻠﻴ ﺔ ditulis jāhiliyyah Fathah + ya’ mati ditulis ā ﻧﺜ ﺎ ditulis tansā ix Kasrah + yā’ mati ditulis ī آ ﺮﻳﻢ ditulis karīm Dammah + wāwu mati ditulis ū ﻓ ﺮوض ditulis furūd ditulis ditulis ditulis ditulis ai bainakum au qaul 3. 4. VI. Vokal Rangkap Fathah + yā’ mati 1. ﻢ ﺑﻴﻨﻜ Fathah + wāwu mati 2. ﻗ ﻮل VII. Vokal Pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof ااﻧﺘ ﻢ اﻋﺪة ﻟﺌ ﻦ ﺷ ﻜﺮﺗﻢ ditulis ditulis ditulis a’antum u’iddat la’in syakartum VIII. Kata sandang Alif+Lam a. Bila diikuti huruf Qamariyyah اﻟﻘ ﺮان اﻟﻘﻴ ﺎس b. ditulis ditulis al-Qur’an al-Qiyas Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)nya اﻟﺴ ﻤﺎء اﻟﺸ ﻤﺲ ditulis ditulis as-Sama’ asy-Syams IX. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya ذوى اﻟﻔ ﺮوض اه ﻞ اﻟﺴ ﻨﺔ ditulis ditulis x Zawi al-furūd Ahl as-Sunnah KATA PENGANTAR ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ ﺍﻥ ﺍﳊﻤﺪ ﷲ ﳓﻤﺪﻩ ﻭﻧﺴﺘﻌﻴﻨﻪ ﻭﻧﺴﺘﻐﻔﺮﻩ ﻭﻧﻌﻮﺫ ﻣﻦ ﺷﺮﻭﺭ ﺍﻧﻔﺴﻨﺎ ﻭﻣﻦ ﺳﻴﺄﺕ ﺍﺷﻬﺪ ﺍﻥ ﻻ ﺍﻟﻪ ﺍﻻ ﺍﷲ ﻭﺍﺷﻬﺪ ﺍﻥ ﳏﻤﺪﺍ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ.ﺍﻋﻤﺎﻟﻨﺎ ﻋﻠﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﷲ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﳏﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺍﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﻭﻣﻦ ﺩﻋﺎ ﺑﺪﻋﻮﺗﻪ .ﺪﺍﻩ ﻭﺍﻫﺘﺪﻯ Seiring Asma Allah dilantunkan, tiada untaian kata yang patut dipersembahkan kecuali rasa syukur atas segala nikmat, karunia dan petunjukNya. Shalawat dan salam senantiasa tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw yang telah membuka tabir keluasan ilmu, sehingga kita bisa terlepas dari jeratan kebodohan yang membelenggu. Setelah melalui proses yang cukup panjang, merupakan karunia yang sangat besar bagi penyusun yang telah menyelesaikan skripsi ini. Dengan mencoba mengkaji tema tentang MARITAL RAPE (Studi Analisis Terhadap Alasan Tindakan Marital Rape Terjadi Dalam Kehidupan Rumah Tangga). Meskipun jauh dari kesempurnaan, dengan segala keterbatasan yang ada pada diri penyusun. Selesainya penyusunan skripsi ini, tentu saja tidak merupakan hasil usaha penyusun secara mandiri sebab keterlibatan berbagai pihak sangat memberi arti penting dalam menyelesaikan penyusunan ini. Baik yang berupa motivasi, bantuan pikiran, materiil dan moril serta spiritual. Oleh karena itu, dengan segala xi kerendahan hati, penyusun ingin menyampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Bapak Prof. Drs. Yudian Wahyudi, M.A., selaku Dekan Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Bapak Drs. Supriatna, M.S.I., Selaku Ketua Jurusan Al-Ahwal AlSyakhsiyyah Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Ibu Fatma Amilia, S.Ag. M.S.I., Selaku Penasehat Akademik penulis Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 3. Bapak Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.A dan Ibu Dra. Ermi Suhasti, M.S.I., selaku pembimbing I dan II penyusun yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran, keikhlasan dan tanggung jawab yang tinggi sehingga penyusunan skripsi ini selesai dengan baik, serta para dosen, karyawan Fakultas Syari’ah serta karyawan UPT Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah melayani penyusun dengan baik. 4. Rasa ta’dim dan terima kasih penyusun tujukan kepada kedua orang tua (Mutaslimah dan Sutrisno), atas segala dukungan, doa dan cinta kasih yang menyertai. Semoga Allah Swt membalas pengorbanan Ibu dan Bapak dengan ganjaran yang berlipat. Tak lupa adek-adekku (Nur Shohifatul Lailiyah dan Muhammad Wahbi Zadin Ka’ab) kehadiran kalian adalah semangat utama yang berarti bagi mbak untuk mencapai cita dan asah. Pada kalian pula mbak ingin selalu memberi kesejukan dan cahaya yang xii dapat masuk ke setiap cela sehingga dapat memberikan hembusan dan sinarnya ke segala benda dan ruang yang dihembuskannya. 5. Para Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri, Bpk KH. Asyhari Marzuki (Alm.) yang dari eksistensinya sebagai ”Insan al-Ghali”(karya Almarhum) penyusun banyak ambil Ibroh, Bpk. KH. Agus Muslim Nawawi, Bpk. KH. Munir Syafa’at serta Ibu Nyai Hj. Barakah Nawawi terima kasih atas bimbingan spiritual dan pemenuhan rasa keingintahuan penyusun yang lebih luas terhadap studi-studi Islam. 6. Teman-teman seperjuangan AS-1 Angkatan 2004/2005 (Lela, Tia, Sholikul, Tyas, Dheas, Dll) Thanks for all, Istikharoh, S.Th.I., dan Marisa Farhana, terima kasih atas semuanya, tempat dan bantuannya. 7. Teman seperjuangan di PonPes Putri “Nurul Ummah” Kotagede, tementemen kamar Aisyah Siji (Khawi, Mb Zulfa, Mb Khusnul, Nyi Aini, Mb Zahra, Inayah, Mb Muthi’, dan Mb Meli) dari kalian penyusun banyak mengerti akan warna-warni kehidupan yang banyak memberikan inspirasi dan pengalaman baru dan bersyukur memiliki persahabatan seperti ini. Serta teman-teman yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu, terima kasih atas sumbangsih yang kalian berikan kepada penyusun atas tukar pikiran dan motivasi morilnya. Semoga segala kebaikan mereka akan dinilai dan diganti oleh Allah Swt. dengan kebaikan yang berlipat ganda. Dengan ucapan Jazakumullah Khoiral Jaza’. xiii Penyusun sadar sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca tetap penyusun harapkan demi perbaikan dan sebagai bekal pengetahuan dalam penulisan-penulisan berikutnya. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat memberi tetesan embun pengetahuan baru dan bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penyusun pribadi. Amin. Yogyakarta, 6 Desember 2008 M. 9 Dzulqo'dah 1429 H. Penyusun, Niswatun Hasanah NIM. 04350046 xiv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..................................................................................... i HALAMAN ABSTRAK............................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... v HALAMAN MOTTO ................................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii HALAMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ......................................... viii KATA PENGANTAR .................................................................................. xi DAFTAR ISI................................................................................................. xv BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian................................................. 6 D. Telaah Pustaka ............................................................................ 7 E. Kerangka Teoritik ....................................................................... 10 F. Metode Penelitian........................................................................ 17 G. Sistematika Pembahasan ............................................................. 20 BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG MARITAL RAPE A. Pengertian Marital Rape .............................................................. 22 B. Bentuk-Bentuk Marital Rape dalam Perkawinan ....................... 25 C. Penyebab dan Dampak Marital Rape Terhadap Istri .................. 32 xv BAB III: HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI DALAM RUMAH TANGGA A. Pengertian Dasar Hukum Hak Dan Kewajiban Suami Istri ..... B. Hak Dan Kewajiban Suami Istri Dalam Rumah Tangga C. 43 a) Konsep Undang-Undang Perkawinan .................................. 48 b) Konsep Fiqh Konvensional ................................................... 53 Seksualitas: Hak atau Kewajiban dalam Posisi Istri ............... 60 BAB IV: TINDAKAN MARITAL RAPE DALAM KEHIDUPAN RUMAH TANGGA A. Alasan Suami Melakukan Tindakan Marital Rape ..................... 63 B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Tindakan Marital Rape ......... 73 BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 82 B. Saran-Saran ................................................................................. 83 DAFTAR PUSTAKA................................................................................. LAMPIRAN-LAMPIRAN A. TERJEMAHAN TEKS ARAB B. BIOGRAFI ULAMA C. CURRICULUME VITAE xvi 85 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa.1 Sedangkan dalam instruksi presiden No. 1 Tahun 1991 didefinisikan bahwa, perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah.2 Dengan begitu akan didapat sebuah keluarga yang sakinah dalam hidupnya sampai akhir hayat, yakni ketenangan dan kebahagiaan yang kekal dan abadi karena keluarga dibangun oleh suami istri atas dasar ikatan lahir dan batin. Terwujudnya tujuan perkawinan itu tergantung pada maksimalisasi peran dan tanggung jawab dari masing-masing pihak, baik itu istri ataupun suami. Perkawinan tidak saja dipandang sebagai media untuk merealisasikan syari’at Allah agar memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat, tetapi juga merupakan sebuah kontrak perdata yang akan menimbulkan hak dan kewajiban antara keduanya. 1 UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Pasal 1. 2 Kompilasi Hukum Islam Tentang Perkawinan, Pasal 3. 1 2 Tidak sedikit di kalangan umat Islam yang mengupayakan remaining dan reinterpretation terhadap teks dan pemahaman fiqh konvensional yang dianggap telah membelenggu dan membatasi ruang gerak perempuan, serta mengesampingkan hak-hak mereka, baik dalam lingkup masyarakat maupun dalam kehidupan rumah tangga. Kaitannya dengan relasi suami istri dalam rumah tangga, misalnya tidak sedikit pemikiran para ulama’ yang justru memarginalkan perempuan dalam posisinya sebagai penenang suami, sebagai ibu yang mengasuh anak dan sebagai penjaga harta benda suami. Hal tersebut dianggap sebagai pekerjaan perempuan yang paling asasi dan urgen yang memang sesuai dengan nalurinya yaitu berada di dalam rumah. Permasalahan yang lebih tragis dalam relasi suami istri adalah permasalahan seksual. Seorang istri dituntut untuk memenuhi hasrat dan keinginan seksual suami kapanpun dan di manapun, tanpa memperdulikan kondisi fisik ataupun psikis istri, karena jika mereka menolak maka akan dilaknat dan mendapatkan dosa besar. Hubungan seksual antara suami istri merupakan kewajiban istri yang harus dilakukan dan dipenuhi karena penolakan dari tuntutan tersebut akan mengakibatkan dosa dan siksaan yang sangat berat. Adapun hadis yang menyatakan tentang hal tersebut adalah: 3 ﺍﺫﺍ ﺑﺎﺗﺖ ﺍﳌﺮﺃﺓ ﻫﺎﺟﺮﺓ ﻓﺮﺍﺵ ﺯﻭﺟﻬﺎ ﻟﻌﻨﺘﻬﺎ ﺍﳌﻼﺋﻜﺔ ﺣﱴ ﺗﺼﺒﺢ 3 Imam Muslim, Shahi>h Musli>m (Beirut: Da>r al-Fikr, 1992), 1: 663. 3 Nalar sehat terhadap hadis di atas termasuk hal yang tidak adil, lebihlebih menyangkut soal relasi suami istri, dalam hal ini tentang hak dan kewajiban antara suami istri maka hal tersebut bertentangan dengan prinsip dasar dalam perkawinan tentang seksualitas dan beberapa Nas{ lain yang menuntut suami agar memperlakukan istri secara baik dan bijak (mu'a>syarah bi al-ma'ru>f). Sebagaimana yang telah difirmankan Allah dalam ayat-Nya yang berbunyi: 4 ﻭﻋﺎﺷﺮﻭﻫﻦ ﺑﺎﳌﻌﺮﻭﻑ Firman Allah di atas menjelaskan bahwa antara suami istri harus melakukan pergaulan secara ma’ruf karena kebutuhan akan hal tersebut atau seksualitas suami istri merupakan kebutuhan keduanya. Islam, pada dasarnya, menganut prinsip kesetaraan, partnership (kerja sama), dan keadilan dalam hubungan seksual laki-laki dan perempuan.5 Kedudukan istri setara dengan kedudukan suami, hak dan kewajiban yang mereka embanpun sama, karena keduanya saling mengisi dan melengkapi antara yang satu dengan yang lain. Keluarga merupakan sebuah institusi terkecil di dalam kehidupan bermasyarakat yang tidak terlepas dari berbagai masalah di dalamnya. Problematika yang dihadapi pun senantiasa aktual dan dinamis karena situasi 4 ِAn-Nisa>’ (4): 19. 5 Khoiruddin Nasution, Islam Tentang Relasi Suami Istri (Hukum Perkawinan I) (Yogyakarta: Academia Dan Tazzafa, 2004), hlm. 59. 4 dan kondisi setiap keluarga yang satu dengan yang lain selalu berbeda. Problematika yang lahir dari kehidupan rumah tangga banyak yang menjurus kepada tindakan-tindakan kekerasan. Tindakan tersebut sebagian besar dialami oleh kalangan wanita dalam hal ini adalah istri. Tindak kekerasan terhadap istri merupakan masalah sosial yang serius tetapi kurang mendapatkan tanggapan yang memadai. Mereka menganggap bahwa persoalan rumah tangga merupakan persoalan domestik (privat)6 yang bersifat tertutup, sehingga ada keengganan membicarakan persoalan pribadi ke dalam wacana luar karena adanya nilai-nilai yang mengabsahkannya baik dari segi tradisi, budaya, sosial, dan ajaran agama. Jenis-jenis kekerasan yang sering terjadi dalam rumah tangga adalah (a) kekerasan fisik, (b) kekerasan psikis, (c) kekerasan seksual, (d) penelantaran rumah tangga7 atau kekerasan ekonomi, dan (e) kekerasan sosial.8 Adapun salah satu bentuk kekerasan yang sering terjadi di dalam rumah tangga adalah kekerasan seksual atau pemaksaan seksual. Hal ini kemudian memunculkan perdebatan yang panjang seputar soal pemerkosaan yang terjadi dalam ikatan perkawinan atau yang sering disebut dengan marital rape. 6 Hal-hal yang berkaitan dengan persoalan domestic, seperti rumah tangga dan reproduksi dikategorikan privat dan bersifat personal, misalnya: relasi suami istri, keluarga, dan seksualitas. Lihat Rika Saraswati, Perempuan dan Penyelesaian kekerasan dalam rumah tangga (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2006), hlm. 3. 7 UU No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT), Pasal 5. 8 Andy Dermawan, Marital Rape Dalam Prespektif al-Qur'an, dalam Mochammad Sodik (ed.), Telaah Ulang Wacana Seksualitas (Yogyakarta: PSW IAIN Sunan Kalijaga, Depag RI, dan Mc Gill-11 SEP- CIDA, 2004), hlm. 300. 5 Marital rape yang dimaksud dalam skripsi ini adalah hubungan seksual yang tidak dikehendaki istri karena ketidaksiapannya, baik fisik ataupun psikis karena mungkin istri dalam kondisi yang lelah ataupun yang lainnya sehingga mengakibatkan sakit pada istri. Hubungan seks seperti ini merupakan pemaksaan karena hanya satu pihak yang merasakan kenikmatannya sedangkan pihak yang lain yaitu istri tidak merasakan keterpuasan atau kenikmatan yang sama. Bentuk tindakan marital rape, juga tidak hanya dalam bentuk hubungan seksual yang dilakukan suami secara paksa terhadap istri tetapi hubungan seksual istri yang secara paksa terhadap suami pun dapat juga tergolong tindakan tersebut. Jadi tidak menuntut kemungkinan seorang suami pun menjadi korban tindakan marital rape. Hubungan seksual suami istri dalam rumah tangga merupakan salah satu kewajiban timbal balik antara suami dan istri yang harus dilakukan dengan mu’a>syarah bi al-ma’ru>f serta adanya saling pengertian satu dengan yang lain. Sehingga hubungan seksual yang terjadi pun dapat dinetralisir agar keduanya dapat melakukannya dengan baik. Sebenarnya marital rape ini merupakan permasalahan yang tabu untuk dibahas karena tindakan pemerkosaan terhadap istri itu tidak dapat dilihat oleh publik dan bukan sebagai wacana umum. Bagi mereka para istri enggan menceritakan hal tersebut ke luar karena hal tersebut merupakan suatu aib keluarga yang harus dijaga oleh seorang istri. 6 Berangkat dari hal tersebut penyusun akan menganalisis bagaimana tindakan marital rape ketika dikaitkan dengan hak dan kewajiban suami istri dan bagaimana pemahaman dalam fiqh konvensional terhadap nash-nash tentang relasi suami istri sehingga dapat ditemukan beberapa alasan yang mendasar mengapa kasus-kasus seperti marital rape ini dapat terjadi dalam kehidupan berumah tangga. Akhirnya penyusun mencoba untuk mengkaji permasalah tersebut dengan judul ”Marital Rape (Study Analisis Terhadap Alasan Marital Rape Dalam Kehidupan Rumah Tangga). B. Pokok Masalah Dalam penyusunan karya ilmiah, rumusan masalah menjadi penting untuk memberikan arahan yang tepat supaya tidak keluar dari alur permasalahan inti. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka untuk memperjelas dan mempertegas kajian penelitian, pokok masalah yang penyusun ajukan, yaitu: 1. Mengapa kasus marital rape terjadi di Indonesia 2. Bagaimana Nash dan fiqh konvensional menilai tindakan marital rape dalam kehidupan berumah tangga C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian Berangkat dari pokok masalah di atas, maka tujuan dan kegunaan penelitian ini, adalah: 7 1. Tujuan a. Menjelaskan alasan-alasan mengapa kasus marital rape terjadi di masyarakat Indonesia. b. Mendeskripsikan Nash dan pemahaman fiqh konvensional atas penilaiannya terhadap hubungan suami istri akan tindakan marital rape dalam kehidupan rumah tangga. 2. Kegunaan a. Memberikan kontribusi bagi kelengkapan khazanah keilmuan hukum Islam, khususnya hukum kekeluargaan (al-Ahwa>l asy- Syakhshiyyah). b. Menambah kepustakaan mengenai pemikiran-pemikiran terhadap tindakan kekerasan dalam rumah tangga khususnya rumah tangga muslim terhadap hak dan kewajiban suami istri dalam kehidupan rumah tangga, sehingga menjadi sebuah wacana serta pemahaman bagi masyarakat awam agar tidak leterlejk dalam memahami segala sesuatu. D. Telaah Pustaka Persoalan marital rape (kekerasan seksual dalam rumah tangga) merupakan persoalan yang tidak klasik lagi didengar karena maraknya kasuskasus yang dapat terungkap dalam rumah tangga. Tulisan-tulisan yang membahas tentang marital rape sudah banyak dilakukan. Buku-buku, jurnaljurnal, dan majalah-majalah secara detail telah banyak mengulasnya. 8 Buku-buku yang ditemukan setelah melakukan penelaahan adalah: Kekerasan Terhadap Istri karya Fathul Djannah, dkk.9 Pembahasan buku ini hanya terfokus pada tindak kekerasan terhadap istri yang secara ekonomi mandiri (bekerja dan memiliki penghasilan). Hasil penelitiannya mewartakan bahwa kemandirian ekonomi istri tidak mencegah mereka dari kekerasan domestik yang dilakukan oleh suami, baik secara fisik, psikologis, ekonomi maupun seksual. Buku lain adalah Marital Rape: Kekerasan Seksual Terhadap Istri karya Milda Marlia.10 Buku ini secara berturut-turut menjelaskan pengertian marital rape dan dampak-dampak negatifnya serta menganalisis sejauh mana aturan hukum Positif dan hukum Islam menanggapinya. Dalam hal ini tanggapan yang diuraikannya hanya sekedar dalam segi hukum Islamnya saja tidak terfokus pada hak dan kewajiban suami istri dalam kehidupan rumah tangga. Penelitian dalam bentuk skripsi dilakukan oleh Adib Mukhtar dengan judul, "Perkosaan Dalam Keluarga Inti Menurut Perspektif Hukum Pidana Islam."11 Skripsi ini lebih mendeskripsikan pada kriteria-kriteria dan pertanggungjawaban pelaku tindak pidana pemerkosaan terhadap keluarga inti (incest) menurut hukum Pidana Islam. 9 Fathul Djannah, dkk. Kekerasan Terhadap Istri (Yogyakarta: LKiS, 2003). 10 Milda Marlia, Marital Rape: Kekerasan Seksual terhadap Istri (Jogjakarta: Pustaka Pesantren, 2007) 11 Adib Mukhtar, "Perkosaan Dalam Keluarga Inti Menurut Perspektif Hukum Pidana Islam," skripsi tidak diterbitkan (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2006). 9 "Kekerasan Terhadap Istri Dalam Perspektif Hukum Islam (Telaah Terhadap Pasal 6-9 UU No. 23 Tahun 2004 Tentang PKDRT)" karya Muhammad Musyafa’,12 menitikberatkan pada bentuk-bentuk kekerasan yang ada dalam undang-undang anti kekerasan terhadap istri dalam rumah tangga (lebih khusus dalam pasal 6-9 UU PKDRT) yang ditinjau dari sisi hukum Islamnya. "Islam dan Problematika Ketimpangan Relasi Suami Istri dalam Rumah Tangga: Study Pengalaman Rifka Annisa Women Crisis Center (WCC) Yogyakarta" karya Anis Hamim.13 Penelitiannya berhasil mengkonstruksikan adanya tindakan kekerasan terhadap istri dalam perkawinan. Tetapi skripsi ini hanya menunjukkan telah adanya tindak kekerasan terhadap istri dan konteks yang melatarbelakanginya tidak dikaitkan dengan hak dan kewajiban dalam kehidupan rumah tangga. Bentuk karya-karya di atas, baik yang berupa buku maupun skripsi lebih banyak menjelaskan kekerasan dalam keluarga terutama terhadap istri dari sisi komparasinya saja, yaitu hukum Positif dan hukum Islam serta sebuah hasil penelitian yang menunjukkan bahwa adanya tindak kekerasan terhadap istri dalam relasi suami istri. Skripsi yang penyusun bahas menitikberatkan pada sisi hak dan kewajiban suami istri (huqu>q az-Zawjayn) dalam kehidupan 12 Muhammad Musyafa’, "Kekerasan Terhadap Istri Dalam Perspektif Hukum Islam (Telaah Terhadap Pasal 6-9 UU No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga)," skripsi tidak diterbitkan (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2006). 13 Anis Hamim, "Islam dan Problematika Ketimpangan Relasi Suami Istri Dalam Rumah Tangga: Study Pengalaman Rifka Annisa Women Crisis Center (WCC) Yogyakarta," skripsi tidak diterbitkan (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 1999). 10 rumah tangga yang dikaitkan terhadap tindak kekerasan seksual pada istri (marital rape) dan nantinya akan dapat mengetahui alasan-alasan yang mengakibatkan tindakan marital rape sering terjadi. E. Kerangka Teoretik Islam merupakan jalan hidup (way of life) yang harus diikat oleh seluruh umat Islam untuk merealisasikan seluruh kehendak Tuhan di muka bumi. Oleh karena itu, segala aktivitas umat Islam harus didasarkan pada prinsip syari’at Islam yang asasi yaitu al-Qur’a<n dan al-Hadi<s. Kedua asas tersebut diyakini akan tetap mampu menjawab segala tantangan zaman hingga hari kiamat. Berkenaan dengan itu, terdapat sebuah tautologi14usu>l fiqh populer yang berbunyi al-Isla>m sa>lih li kulli zama>n wa maka>n15 (Islam senantiasa cocok disetiap waktu dan tempat). Tautologi ini yang merupakan jaminan bahwa seluruh persoalan yang dihadapi umat manusia dapat dicarikan solusinya dalam kedua sumber Hukum Islam tersebut. Kekerasan terhadap sesama manusia memiliki sumber ataupun alasan yang bermacam-macam, seperti politik, keyakinan agama, rasisme, dan ideologi gender.16Salah satu sumber kekerasan yang diyakini penyebab kekerasan dari laki-laki terhadap perempuan adalah ideologi gender. 14 Pius A Partanto dan M. Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, cet. I (Surabaya: Arloka, 1994), hlm. 742. 15 Dikutip dari Fathurrahman Djamil, Filsafat Hukum Islam (Jakarta: logos, 1997), hlm. 16 Rika Saraswati, Perempuan dan Penyelesaian kekerasan dalam rumah tangga .., hlm. 14. 14. 11 Objek penderita tindak kekerasan dalam rumah tangga kebanyakan adalah perempuan (istri), dan dalam kehidupan bersama pula perempuan diletakkan di bawah dominasi dan kekuasaan laki-laki dengan sebutan konco wingking, yang tidak berhak memegang kepemimpinan di rumah, di masjid dan di masyarakat.17 Perempuan yang dijadikan sebagai sosok instrumental dan inferior dihadapan laki-laki merupakam sebuah doktrin peristiwa kejatuhan dengan menempatkan hawa sebagai makhluk yang diciptakan dari tulang rusuk Adam.18 Sehingga dengan adanya doktrin seperti itu, mengakibatkan adanya disposisi laki-laki dan perempuan dalam masyarakat. ﻳﺎﺍﻳﻬﺎ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺍﺗﻘﻮﺍ ﺭﺑﻜﻢ ﺍﻟﺬﻯ ﺧﻠﻘﻜﻢ ﻣﻦ ﻧﻔﺲ ﻭﺍﺣﺪﺓ ﻭﺧﻠﻖ ﻣﻨﻬﺎ ﺯﻭﺟﻬﺎ ١٩ ﻭﺑﺚ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﺭﺟﺎﻻ ﻛﺜﲑﺍ ﻭﻧﺴﺎﺀ Ayat di atas menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan secara substansial dan sturktural antara laki-laki dan perempuan.20 Oleh karena itu, sebenarnya tidak dapat dicari-cari alasan untuk memojokkan perempuan atau 17 Masdar F Mas'udi, Islam dan Hak-Hak Reproduksi Perempuan: Dialog Fiqh Pemberdayaan (Bandung: Mizan, 1997), hlm. 50. 18 Siti Ruhaini Dzuhayati, Konstruksi Seksualitas dalam Islam, Moh. Mahfud, Dkk. (ed.), Spiritualitas al-Qur'an dalam Membangun Kearifan Umat (Yogyakarta: UII-Prees, 1997), Hlm. 111. 19 20 An-Nisa' (4): 1. Nurjannah Ismail, Perempuan dalam Pasungan: Bias Laki-Laki dalam Penafsiran (Yogyakarta: LKiS, 2003), hlm. 250. 12 mengistimewakan salah satu jenis kelamin manusia. Perbedaan yang tampak di sisi Allah hanya lah dilihat dari sisi ketaqwaannya bukan dari seksnya. Marital rape adalah hubungan seksual yang tidak dikehendaki istri karena ketidaksiapannya, baik fisik ataupun psikis karena mungkin istri dalam kondisi yang lelah ataupun yang lainnya sehingga mengakibatkan sakit pada istri. Hubungan seks seperti ini merupakan pemaksaan karena hanya satu pihak yang merasakan kenikmatannya sedangkan pihak yang lain yaitu istri tidak merasakan keterpuasan atau kenikmatan yang sama. Permasalahan yang lebih tragis dalam relasi suami istri adalah permasalahan seksual. Seorang istri dituntut untuk memenuhi hasrat dan keinginan seksual suami kapanpun dan dimanapun, tanpa memperdulikan kondisi fisik ataupun psikis istri, karena jika mereka menolak maka akan dilaknat dan mendapatkan dosa besar. Sebagaimana dalam sebuah hadis yang berbunyi: 21 ﺍﺫﺍ ﺑﺎﺗﺖ ﺍﳌﺮﺃﺓ ﻫﺎﺟﺮﺓ ﻓﺮﺍﺵ ﺯﻭﺟﻬﺎ ﻟﻌﻨﺘﻬﺎ ﺍﳌﻼﺋﻜﺔ ﺣﱴ ﺗﺼﺒﺢ Nalar terhadap hadis di atas termasuk hal yang tidak adil karena dalam hal ini ketika dikaitkan dengan relasi suami istri yaitu hak dan kewajibannya maka hal tersebut bertentangan dengan prinsip dasar dalam perkawinan tentang seksualitas. Salah satu prinsip yang menuntut suami agar memperlakukan istri secara baik dan bijak (mu’a>syarah bi al-ma’ru>f). Sebagaimana dalam firman Allah yang berbunyi: 21 Imam Muslim, Shahi>h Musli>m (Beirut: Da>r al-Fikr, 1992), 1: 663. 13 22 ﻭﻋﺎﺷﺮﻭﻫﻦ ﺑﺎﳌﻌﺮﻭﻑ Hadis di atas ketika dibaca secara tekstual, maka yang menjadi sasaran adalah perempuan belaka. Padahal dalam realitanya, sekarang seringkali dijumpai perempuan-perempuan yang dengan setia tidur di kursi menunggu suaminya sampai pagi. Oleh karena itu, jika hadis tersebut diartikan secara kontekstual, berdasarkan asas keadilan, maka seharusnya hadis tersebut tidak hanya tertuju kepada istri (perempuan) saja melainkan juga kepada suami (lakilaki). Bentuk tindakan marital rape, tidak hanya dalam bentuk hubungan seksual yang dilakukan suami secara paksa terhadap istri tetapi hubungan seksual istri yang secara paksa terhadap suami pun dapat juga tergolong tindakan tersebut. Jadi tidak menuntut kemungkinan seorang suami pun menjadi korban tindakan marital rape. Bahkan suami dapat juga menjadi objek meskipun hal tersebut jarang terjadi. Metode penafsiran yang digunakan untuk memahami nas seharusnya tidak dengan penafsiran yang tekstual atau parsial tanpa mengkaitkannya dengan nas yang lain atau dengan konteks. Antara nas yang satu dengan nas yang lain masih ada benang merahnya dan sejarah atau konteks merupakan pendekatan yang diperlukan untuk memahami nas. Penafsiran hadi<s atau al-Qur’a<n, dalam modelnya terbagi menjadi 3 yaitu (1) model juz’y, (2) model kully dan (3) model maud{u<’i (tematik). Dalam 22 ِAn-Nisa>’ (4): 19. 14 mendiskusikan permasalahan yang terkait dengan perkawinan, yaitu hubungan suami istri, penafsiran yang digunakan adalah model penafsiran secara kully. Sehingga dapat ditemukan hasil yang terkait dengan relasi suami istri yaitu perlunya prinsip kesetaraan (egalitarian) antara laki-laki dan perempuan (suami dan istri) dan keadilan. Metode ini dipakai dengan tahapan, hadis-hadis yang terkait dengan relasi suami istri dikumpulkan secara tematik kemudian digunakan pendekatan secara kontekstual, dan terakhir disesuaikan dengan prinsip-prinsip yang terdapat di dalam al-Qur’a<n. Sebagaimana perspektif Fazlur Rahman mengenai Teori Kully, sebagaimana yang dikutip oleh Khoiruddin Nasution bahwa memahami al-Qur’a<n sebagai satu kesatuan yang utuh dan menyatu tanpa terpisahkan.23 Jika pemahaman nas difahami secara parsial maka pemahaman yang dihasilkan pun tidak komprehensif. Hukum Islam adalah hukum yang bersifat universal, yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, baik dalam hubungan dengan Tuhan maupun sesama manusia dan alam. Hukum Islam yang bersifat universal ini memberikan petunjuk bagi manusia untuk menjelaskan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus ditinggalkan manusia melalui al-Qur’a<n dan alHadi<s. Meskipun petunjuk sudah lengkap dalam al-Qur’an dan al-Hadis. Oleh karena itu manusia menetapkan hukum dengan berpedoman pada al-Qur’an dan al-Hadis terhadap permasalahan yang tidak ada Nas dan hukumnya secara jelas, dan inilah yang menjadi pangkal perbedaan ulama. 23 Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam .., hlm. 118. 15 Menurut pandangan ulama’ fiqh, madzhab Syafi'iyah dan madzhab Hanbali bahwa seorang istri tidak wajib melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan kebutuhan rumah tangga sehari-sehari, juga tidak perlu mengurusinya, karena yang benar-benar menjadi kewajiban bagi seorang istri adalah memberi pelayanan dan servis yang bagus kepada "kebutuhan" suaminya.24 Sebenarnya peran seorang istri urusannya dengan pekerjaan rumah tangga yang mendasar bukan merupakan kewajiban dan tanggung jawabnya, tetapi hanya merupakan tradisi yang terkait dengan sopan santun dan tata cara pergaulan yang biasa dilakukan oleh suami istri untuk saling tolong-menolong dan bantu-membantu dalam urusan rumah tangganya. Salah satu teori yang dapat menjelaskan fenomena terkait dengan relasi suami istri dalam kehidupan rumah tangga adalah teori dari Scanzoni,25 bahwa hubungan suami istri dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu (1) Owner property, di mana pola ini istri merupakan kepentingan, kebutuhan, ambisi, dan cita-cita. (2) Head complement, istri di lihat sebagai pelengkap suami. Dalam pola ini ada perbedaan dengan pola pertama yaitu terkait dengan ketaatan, ketika suami memerintah istri bisa mempertanyakan atau memberi tanggapan. Sehingga di sini suami tidak bersifat memaksakan kehendak dan keputusan akhir tetap di tangan suami. 24 Mohammad Asmawi, Nikah dalam Perbincangan dan Perbedaan (Yogyakarta: Darussalam, 2004), hlm. 210. 25 Dikutip dari Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam .., hlm. 136-138. 16 (3) Senior junior partner, pola ini istri tidak lebih sebagai pelengkap suami tetapi sudah menjadi partner, terutama dalam hal ekonomi. Tetapi suami pun masih mempunyai kekuasaan yang lebih besar dari istri dalam rumah tangga meski istri membantunya dalam perekonomian keluarga. (4) Equel partner, dalam pola ini antara suami dan istri tidak ada posisi yang lebih tinggi atau rendah, di mana istri mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk mengembangkan diri sepenuhnya dan melakukan tugas-tugas rumah tangga. Keputusan pun diambil berdasarkan kesepakatan bersama. Dengan landasan teori di atas dapat digunakan untuk memberikan orientasi analisis dan klasifikasi dari fenomena relasi suami istri. Bahwa masyarakat sekarang ini termasuk pola perkawinan yang mana, ketika dikaitkan dengan alasan-alasan suami melakukan tindakan marital rape. Islam menekankan pada salah satu aspek perlindungan yang merupakan tujuan syari'at agama bagi manusia yang dikenal dengan istilah al-kulliyyat alkhams atau ad-daru>riyyah al-khams (lima asas perlindungan), yaitu: 1. Agama (h{ifz ad-di>n) 2. Jiwa (h{ifz an-nafs) 3. Keturunan dan keluarga (h{ifz an-nasab wa al-'arad) 4. Akal (h{ifz al-'aql) 5. Harta (h{ifz al-ma>l) 26 26 Muh}ammad ibn Muh{ammad Abu> Syuhbah, al-Hudu>d fi al-Isla>m (Kairo: Amieriyyah, 1974), hlm.127. Lihat juga Abd al-Waha>b Khalla>f, 'Ilm Us{u>l al-Fiqh (Kairo: Da>r al-Qalam, 1978), hlm.199. 17 Tujuan syari'at agama bagi manusia tersebut dikategorikan mas}lah{ah}27 (kemaslahatan) dan semua yang mengancam keselamatan atau merugikan kelima pokok itu dikategorikan mafsadah.28 Upaya untuk menghindarkannya adalah juga mas}lah}ah}. Hukum Islam mengenal adanya al-mas}a>lih} al-'ammah yang menjadi kepentingan bersama masyarakat atau kepentingan umum. Hal ini menyangkut publik dan fardhu kifayah. Penanganan ini merupakan realisasi dari al-mas}a>lih} al-'ammah karena bersifat melindungi perempuan yang hak-haknya telah ditindas. Dasar-dasar di atas dapat digunakan sebagai acuan dalam memandang hukum dasar manusia yang merupakan norma-norma yang melekat dalam fitroh manusia, artinya perlindungan yang mengakomodasikan kepentingan semua pihak tanpa memandang keyakinan, golongan, etnis dan jenis kelamin. Berkaitan dengan kekerasan terhadap istri dalam hal ini, kekerasan seksual atau pemerkosaan terhadap istri, maka kemaslahatan adalah sesuatu yang menjadi hajat hidup yang dibutuhkan dan menjadi kepentingan yang berguna dalam mendatangkan kebaikan terhadap seseorang. F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian 27 Maslahah adalah manfaat atau suatu pekerjaan yang mengandung manfa'at. Lihat Ensiklopedi Hukum Islam, Abdul Azis Dahlan (ed.), (Jakarta: PT.Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996), vol 4, hlm 1143. 28 Mafsadah adalah sesuatu yang membawa madharah (madarat, bahaya, bencana, atau kerusakan) atas agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta benda. Ibid., Vol. 3, hlm. 1038. 18 Jenis penelitian dalam skripsi ini menggunakan penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang mempunyai objek sumber-sumber tertulis, mencakup buku-buku, kitab, jurnal, ensiklopedi dan sumber tulisan lainnya yang memiliki relevansi dengan masalah yang dibahas.29 2. Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif-analitik, yaitu menggambarkan dan menguraikan pokok permasalahan yang diteliti secara proporsional dengan melalui proses analisis hak dan kewajiban suami istri (huqu>q az-zawjayn) dalam kehidupan rumah tangga. 3. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang ditempuh dalam penelitian ini adalah: pendekatan Normatif. Pendekatan Normatif 30 untuk mengetahui dalil-dalil yang berupa Nas{ baik al-Qur'a>n maupun al-Hadi>s tentang tidak dibolehkannya kekerasan dalam bentuk apapun dalam rumah tangga terlebih dalam hubungan suami istri, serta pendapat para ulama' dalam kitab-kitab fiqh konvensional. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah penelusuran naskah, yaitu: mengkaji sumber-sumber yang terkait dengan data 29 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial (Bandung: Masdar Maju, 1996), hlm. 33. 30 Pendekatan normatif yaitu studi islam yang memandang masalah dari sudi legalformalnya dan atau normatifnya. Maksud legal-formal adalah hubungan halal dan haram, boleh dan tidak, dan sejenisnya. Sementara normatif adalah seluruh ajaran yang terkandung dalam Nash. Lihat Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam.., hlm. 141. 19 primer, yaitu bahan-bahan yang mengikat,31 berupa buku yang berjudul "Marital Rape: Kekerasan Seksualitas Dalam Rumah Tangga" karya Milda Marlia, dan karya Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi "syarh{ Uqu<d alLujjain Fi Baya<<n Huqu<q al-Lujjain". Data sekunder, yaitu data yang memberikan penjelasan terhadap bahan-bahan primer,32 karya-karya lain yang berkaitan dengan pokok masalah akan dijadikan sebagai sumber data sekunder diantaranya buku-buku atau literatur yang memiliki relevansi dengan skripsi ini. Data tertier, yaitu bahan yang memberi petunjuk maupun penjelasan data primer dan skunder,33 diantaranya menggunakan berbagai kamus, ensiklopedi, jurnal dan situs-situs. 5. Analisis Data Metode yang dipakai dalam menganalisa data supaya diperoleh data yang memadai, dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif. Suatu analisis yang bukan menggunakan data angka. Data-data yang diperoleh digeneralisir, diklasifikasikan kemudian dianalisa dengan penalaran deduktif dan induktif. Metode deduktif digunakan untuk menganalisa data yang bersifat umum kemudian diterapkan dalam persoalan-persoalan yang bersifat khusus. Sementara metode induktif digunakan untuk menganalisa persoalan-persoalan khusus kemudian dirangkaikan menjadi prinsip-prinsip yang bersifat umum.34 31 32 33 34 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: UI-Press, 1986), hlm. 52. Ibid. Ibid. Metode ini diadopsi dari metodologi yang digunakan oleh Nasaruddin umar dalam melakukan penelitian terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang terdapat bias jender dalam penafsirannya. 20 Dari metode yang digunakan, penelitian ini dapat menemukan titik tolak hasil dari permasalahan yang telah dirumuskan yaitu alasan-alasan apa saja yang dapat mengakibatkan tindakan marital rape dalam kehidupan rumah tangga terjadi dengan mengaitkan hak dan kewajiban suami istri (huqu>q az-zawjayn). G. Sistematika Pembahasan Sebagai upaya untuk membahas pokok permasalahan dalam skripsi ini, penyusun memaparkan pembahasan dalam lima bab, dengan masing-masing bab terdiri dari sub-bab. Bab pertama, berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah yang merupakan pendeskripsian permasalahan yang penyusun bahas dengan menyesuaikan pokok masalah yang menjadi pertegasan dan perjelasan dari kajian agar dapat memberikan arahan yang tepat sehingga tidak keluar dari alur permasalahan. Tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka yang menjelaskan karya-karya yang dapat digunakan rujukan peneliti dengan membandingkannya bahwa permasalahan yang dibahas belum pernah ada yang meneliti sebelumnya, kerangka teoritik merupakan analisa dari pemikiranpemikiran teori yang digunakan dalam penelitian sehingga dapat dioperasionalisasikan ke dalam penelitian, metode penelitian berisi tentang jenis, sifat, dan pendekatan penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data, dan terakhir sistematika pembahasan yang merupakan sistematik dari karya ilmiah. (Nasaruddin Umar, Argumentasi Kesetaraan Jender Perspektif al-Qur’an (Jakarta: Paramadina, 1999) Cet.I. hlm. 31-32. 21 Bab kedua, berisi tinjauan umum tentang marital rape yang meliputi pengertian marital rape, bentuk-bentuk marital rape yang meliputi kekerasan fisik, psikis, ekonomi, dan seksual. Serta penyebab dan dampaknya terhadap istri. Bab ketiga, membahas tentang hak dan kewajiban antara suami istri dalam kehidupan rumah tangga yang meliputi pengertian dan dasar hukumnya, serta hak dan kewajiban suami istri dalam rumah tangga yang dilihat dari konsep fiqh konvensional dan konsep Undang-Undang perkawinan. Bab keempat, analisis tindakan marital rape dalam kehidupan rumah tangga yang meliputi: alasan suami melakukan tindakan marital rape dan tinjauan hukum Islam terhadap tindakan marital rape. Bab kelima merupakan penutup yang meliputi kesimpulan dari berbagai permasalahan yang telah dibahas sebelumnya disertai saran-saran yang berkaitan dengan masalah tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang penyusun dapatkan dari hasil persoalan marital rape terhadap analisis tindakan marital rape terjadi dalam kehidupan rumah tangga. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penyusun mendeskripsikan bentuk dan jenis dari marital rape yang terkait dengan hak dan kewajiban suami istri terhadap alasan suami melakukan tindakan marital rape, serta pandangan hukum Islam terhadap tindakan marital rape sebagaimana yang telah diuraikan panjang dalam babbab sebelumnya, maka dalam bab akhir ini penyusun dapat menarik beberapa kesimpulan sekaligus saran sebagai berikut: 1. Karena pola pikir masyarakat yang masih tradisional, yang kental dengan kepatriarkhiannya, sehingga terbentuklah masyarakat yang masih menganggap bahwa hubungan seksual merupakan kewajiban istri sepenuhnya tanpa melihat prinsip yang terkandung dalam kehidupan berumahtangga yaitu terwujudnya prinsip mu'a<syarah bi al-ma'ru<f. Meskipun hal tersebut merupakan kewajiban istri tapi masih perlu adanya komunikasi antar keduanya agar tidak terjadi tindakan suami istri yang tidak diinginkannya. Sehingga mengakibatkan adanya pemaksaan secara sepihak yang menjadikan tindakan marital rape terjadi di Indonesia. Masyarakat yang masih berpola pikir demikian, perlu mengetahui dan memahami sebuah perkawinan. 2. Nash dalam menilai tindakan Marital rape (baik suami atau istri yang menjadi objek), yang lebih menekankan pada unsur pemaksaan, sangat berlawanan dengan prinsip kesetaraan yang sesuai dengan spirit dan 82 83 prinsip umum al-Qur’an. Jika terdapat nas yang berlawanan dengan kenyatannya maka perlu adanya penafsiran dengan melihat asba<b alwuru<dnya. Sedangkan fiqh konvensional menilai marital rape, terkait dengan pemaksaan seksual, tidak membenarkan tindakan tersebut. Pemenuhan seksual suami istri merupakan hubungan timbal balik antara keduanya yang dilakukan secara ma'ruf. B. Saran-Saran 1. Merubah pandangan budaya yang selalu menempatkan perempuan dalam posisi subordinat dan marginal menyebabkan perempuan tidak dapat mandiri dan tidak dapat mengambil keputusan dalam keluarga, khususnya mengenai hak dan kewajiban sebagai istri. 2. Perlunya pemahaman ulang terhadap interpretasi teks-teks agama sehingga tidak adanya suatu penjustifikasian dalam pengaplikasian hukum yang tersirat atau pun tersurat di dalam teks-teks agama tersebut. Yaitu dengan melakukan dialog dan sosialisasi terhadap penafian dogmatisasi ”berbagai pemahaman sebagai suatu bentuk yang baku, statis dan tidak bisa dikritisi dengan merekonstruksi, reinterpretasi bahkan dengan mendekonstruksinya” terhadap para ahli mufassirin atau ahli fiqh. 3. Dalam setiap keluarga harus ada tempat untuk dialog atau interaksi aktif dari masing-masing pihak, karena hal tersebut merupakan inti dari 84 keberhasilan suatu keluarga dalam membina keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah. 4. Meskipun tindakan marital rape merupakan permasalahan yang sangat tabu untuk dibicarakan, tetapi perlu adanya telaah lebih lanjut mengenai hal ini. Sehingga dapat dirumuskan suatu pemahaman atau pemikiran yang baru dalam menyikapi tindakan tersebut agar lebih egaliter dalam kaitannya dengan relasi suami istri. DAFTAR PUSTAKA A. Kelompok al-Qur’a>n dan Tafsir Ali, Abdullah Yusuf, al-Qur’a>n, Terjemahan dan Tafsirnya, (Terj.). Ali Audah, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993. Departemen Agama, al-Qur’a>n dan Terjemahannya, Bandung: Lubuk Agung, 1989. Hamka, Tafsir al-azhar, Jakarta: PT. Pustaka Panji Mas, 1983. Ismail, Nurjannah, Perempuan dalam Pasungan: Bias laki-laki dalam Penafsiran, Yogyakarta: LkiS, 2003. Mahfud, Mohammad, Spiritualitas al-Qur’an dalam Membangun Kearifan Umat, Yogyakarta: UII Press, 1997. Maraghi>, Ahmad Must{afa al-, Tafsir al-Maraghi> (Terj.) Baharun Abubakar dan Hery Noer Aly, cet. II, Semarang: Toha Putra, 1993. Shihab, M. Quraish, Wawasan al-Qur’a>n: Tafsir Maudhu’I atas Pelbagai Persoalan Umat, Bandung: Mizan, 1998. Umar, Nasaruddin, Argumentasi Kesetaraan Jender Perspektif al-Qur’an, Jakarta: Paramadina, 1999. B. Kelompok Hadis Fudhaili, Ahmad, Perempuan Di lembaran Suci; Kritik atas H{adi>s-H{adi>s Sahi>h, Yogyakarta: Pilar Media, 2005. Muh{ammad, Ima>m Abi> Abdulla>h bin Ismail bin Ibra>hi>m bin Mughiroh bin Barzabah, S{ah{ih> { al-Bukha>ri>, 4 Jilid, Beiru>t: Da>r al-Kutub al-'Ilmiyah, 2005. Muslim, Ima>m, S{ah{i>h} Muslim, Beiru>t: Da>r al-Fikr, 1992. C. Kelompok Fiqh dan Us{ul Fiqh Asmawi, Mohammad, Nikah dalam Perkembangan dan Perbedaan, Yogyakarta: Darussalam, 2004. 85 86 Basyir, Ahmad Azhar, Hukum Perkawinan Islam, Yogyakarta: UII Press, 2004. Ciciek, Farha, Ikhtiar Mengatasi Kekerasan Dalam Rumah Tangga: Belajar Dari Kehidupan Rasul, Jakarta: Lkaj, 1998. Djannah, Fathul, Kekerasan terhadap Istri, Yogyakarta: LkiS, 2003. Dewantoro, M. Hajar dan Asmawi (ed.),. Rekonstruksi Fiqh Perempuan: dalam Peradaban Masyarakat Modern,Yogyakarta: UII dan Ababil, 1996. Habsyi>, Muh{ammad Baqir al-, Fiqh Praktis: Menurut al-Qur’an, as-Sunnah dan Pendapat Para Ulama’, Bandung: Mizan, 2005. Harahap, Yahya, Hukum Perkawinan Nasional, Medan: Zahir Trading, 1975 Inpres, Nomor I tahun 1991, Tentang Kompilasi Hukum Islam, Direktorat jendral Pengembangan Kelembagaan Agama Islam, 2000. Forum Kajian Kitab Kuning (FK3), Kembang Setaman Perkawinan: Analisis Kritis Kitab ’Uqu>d al-Lujjain, Yogyakarta: Kompas, 2005. _________________________ (FK3), Wajah Baru Suami Istri: Telaah Kitab ‘Uqu>d al-Lujjain, Yogyakarta: Lkis, 2003. Khalla>f, Abd al-Wahab, 'Ilm Us{u>l al-Fiqh, Kairo: Da>r al-Qalam, 1974. Nasution, Khoiruddin, Islam tentang Relasi Suami Istri (Hukum Perkawinan I), Yogyakarta: Academia dan Tazzafa, 2004. Nawawi>, Muh{ammad Umar an-, Syarh Uqu>d al-Lujjain Fi bayan Huqu>q alZaujain, Semarang: Maktabah wa al-Mat{bu’ah, Toha Putra, t.t. Nuruddin, Amiur dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia: Studi Kritis Perkembangan Hukum Islam dari Fikih, UU No. 1/1974 sampai KHI, Jakarta: Kencana, 2006. Masudi, Masdar F, Islam dan Hak-hak Reproduksi Perempuan: dialog Fiqh Pemberdayaan, Bandung: Mizan, 1997. Muhammad, Husein, Fiqh Perempuan: Refleksi Kiai atas Wacana Agama dan Gender, Yogyakarta: LkiS, 2001. 87 Muhdlor, Zuhdi, Memahami Hukum Perkawinan (Nikah, Talak, Cerai dan Rujuk), Bandung: Mizan, 1994. Rafiq, Ahmad, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998. Ramulyo, Mohd. Idris, Hukum Perkawinan Islam: Suatu Analisis dari Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1999. Shiddieqy, Moh. Hasbi ash-, Falsafah Hukum Islam, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2001. Syarifudin, Amir, Us{u>l Fiqh, Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1997. Syuhbah, Muh{ammad Ibn Abu, al-H{udu<d fi al-Isla<m, Kairo: Ameriyyah, 1974. Thalib, Sayuti, Hukum Kekeluargaan Indonesia Berlaku bagi Umat Islam, Jakarta: UI Press, 1982. Zuh{aili>, Wahbah az-, al-Fiqh al-Isla>my wa 'Adillatuhu, Damaskus: Da>r alFikr, 1989. D. Kelompok Skripsi Dan Buku-Buku Umum Fakih, Mansour, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999. Hamim, Anis, "Islam dan Problematika Ketimpangan Relasi Suami Istri Dalam Rumah Tangga: Study Pengalaman Rifka Annisa Women Crisis Center (WCC) Yogyakarta," skripsi tidak diterbitkan (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 1999). Handayani, Christina S. & Ardhian Novianto, Kuasa Wanita Jawa, Cet. I, Yogyakarta: LKiS, 2004. Idrus, Nurul Ilmi, Marital Rape: Kekerasan Seksual dalam Perkawinan, Yogyakarta: PPK UGM dan Fond Foundation, 1999. Kartono, Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung: Masdar Maju, 1996. Khairuddin, Pelecehan Seksual Terhadap Istri, Yogyakarta: PPK UGM, 1998. 88 Luhalima, A.S., Pemahaman Terhadap Bentuk-Bentuk Kekerasan Terhadap Kekerasan Dan Alternatif Pemecahannya, Jakarta: Kelompok Kerja ”Convention Watch”, Pusat Kajian Wanita dan Fewler al,. Marlia, Milda, Marital Rape: Kekerasan Seksual terhadap Istri, Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2007. Mernissi, Fatima dan Riffat Hassan, Setara Dihadapan Allah: Relasi Hak dan Perempuan dalam Tradisi Islam Pasca Patriarkhi, Yogyakarta: LSPPA, 1995. Mukhtar, Adib, "Perkosaan Dalam Keluarga Inti Menurut Perspektif Hukum Pidana Islam," skripsi tidak diterbitkan (yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2006). Musyafa’, Muhammad, "Kekerasan Terhadap Istri Dalam Perspektif Hukum Islam (Telaah Terhadap Pasal 6-9 UU No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga)," skripsi tidak diterbitkan (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2006). Nasution, Khoiruddin, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Academia dan Tazzafa, 2004. Saraswati, Rika, Perempuan dan Penyelesaian Kekerasan dalam Rumah Tangga, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2006. Sjahrir, Kartini, Negara dan kekerasan terhadap perempuan, Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan dan the Asia Fuondation Indonesia, 2000. Sodik, Muhammad (ed.), Telaah Ulang Wacana Seksualitas, Yogyakarta: PSW IAIN Sunan Kalijaga, depag RI, dan Mc Gill- 11 Sep- CIDA, 2004. Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1986. E. Kelompok Kamus, Ensiklopedi, Jurnal, dan Undang-undang Anis, Ibra>hi>m, al-Mu’jam al-Wasi>t, t.t.p: Da>r al-Fikr, t.t. Ensiklopedi Hukum Islam, Abdul Azis Dahlan (ed.), Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996. Najwah, Nurun, “Mengapa Relasi Suami-Istri tak Berimbang” dalam Jurnal Musawa, Vol.3, No.2, Sept 2004. 89 Kamus Besar Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988. Kamus Induk Istilah Seri Intelektual, M. Dahlan Y al-Barry dan L. Lya Sofyan Yacub, Surabaya: Arkola, 2003. Kamus Inggris-Indonesia, John M Echols dan Hassan Shadily, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Penjelasannya. UU No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (PKDRT). UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Wahab, Rochmat, “Kekerasan dalam Rumah Tangga: Perspektif Psikologis dan Edukatif” UNISIA, No. 61/XXIX/III/2006, (Juli-September 2006). Articel dari internet dengan judul “Marital Rape sebagai Masalah Publik” di akses tanggal, 19 November 2008. Lampiran 1 TERJEMAHAN TEKS ARAB NO BAB 1. 1 HLM 2 F.N 3 2. 3. 1 1 3 11 4 19 4. 1 12 21 5. 6. 1 2 13 34 22 25 7. 2 34 26 8. 3 43 2 9. 3 44 5 10. 3 47 13 11. 12. 3 3 47 47 14 15 13. 3 48 18 TERJEMAHAN Jika istri itu bermalam meningalkan tempat tidur suaminya, maka para malaikat mengutuknya hingga pagi. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu dan diri padanya, Allah menciptakan istrinya dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Jika istri itu bermalam meningalkan tempat tidur suaminya, maka para malaikat mengutuknya hingga pagi. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Dan pukullah mereka, kemudian jika mereka mentaatimu maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Istri-istri adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Supaya dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir. Hak adalah suatu kemaslahatan yang ditentukan secara syara’. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada ibu dengan cara yang ma’ruf. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) itu menghendaki ishlah. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Sebab itu maka wanita yang saleh ialah karena Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). 14. 3 54 26 15. 3 57 32 16. 3 61 38 17. 3 62 41 18. 4 75 13 Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya. Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu bagaimana kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Lampiran II BIOGRAFI ULAMA DAN SARJANA FATIMA MERNISSI Lahir pada 1940 di Fez, Maroko. Setelah mempelajari ilmu politik dan sosiologi di Universitas Mohammad V, dia mengajar di Universitas tersebut sejak 1974 hingga 1980.dia prduktif dalam menerbitkan karya-karya baik dalam Bahasa Perancis maupun Arab. Di antara karyanya yang telah diterbitkan ke dalam Bahasa Inggris adalah Beyond the Veil (Indiana University Press/ Al Saqi); Doing Daily Battle (Women’s Press/ Rutgers University Press); the Veil and the Male Elite (Addison Wesley), diterbikan di Inggris dengan judul Women and Islam (Blackwell); the Forgotten Queens of Islam (Polity Press/ University of Minnesota Press); Islam and Democracy(Addison Wesley/Virago); dan Dreams of Trespass (Addison Wesley) diterbitkan di inggis dengan judul The Harem Within (Doubleday). HUSEIN MUHAMMAD Lahir di Cirebon Jawa Barat, 9 Mei 1953. Setelah menyelesaikan pendidikan di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur, Tahun 1973 melanjutkan ke Perguruan Tinggi al-Qur’an (PTIQ) Jakarta, tamat Tahun 1980. Kemudian meneruskan belajar di Universitas al-Azhar Kairo, Mesir. Saat ini memimpin Pondok Pesantren Dar al-Tauhid Arjawinangun Cirebon. Aktif dalam seminar-seminar yang membincangkan seputar agama dan jender serta isu-isu perempuan lainnya. IMAM ABU HANIFAH Nama lengkapnya adalah Abu Hanifah an-Nu’man bin Sabit bin Zufi atTamimi. Lahir di Kufah pada Tahun 150 H/ 699 M, pada masa pemerintahan al-Qalid bin Abdul Malik. Dia salah stu mujtahid yang sangat banyak pengikutnya yang mengklaim diri mereka dengan golongan madzhab Hanafi. Semasa hidupnya, Abu Hanifah dikenal sebagai seorang yang dalam ilmunya, zuhud dan tawadhu’ serta memegang ajaran agama. Beliau tidak tertarik dengan jabatan-jabatan kenegaraan, sehinga beliau pernah menolak sebagai hakim (qadhi) yang ditawarkan oleh alMansur. Konon, karena penolakannya itu dia dipenjarakan hingga akhir hayatnya. Dia meninggalkan beberapa karya di antaranya al-Musuan (kitab hadis, dikumpulkan oleh muridnya), al-Makharij (buku ini dinisbatkan pada Imam Abu Hanifah, diriwayatkan oleh Abu Yusuf), dan Fiqh Akbar, Abu Hanifah meninggal pada tahun 150 H/ 767 M, pada usia 70 tahun dan dimakamkan di Kizra. IMAM MALIK BIN ANAS Imam Malik bin Anas, merupakan panutan bagi mereka yang menamakan dirinya sebagai aliran Maliki, mereka tersebar luas hampir merata diseluruh negara Islam. Imam Maliki sendiri dilahirkan di Madinah pada Tahun 93 H/ 712 M. Dia adalah salah satu ulama’ yang sangat terkemuka, terutama dalam bidang ilmu hadis dan fiqh. Salah satu karyanya yang sangat terkenal hingga kini sebagai rujukan dalam ilmu hadis dan fiqh adalah kitabnya yang berjudul al-Muwatha’. Imam Malik meninggal dunia pada usia 86 tahun pada tahun 179 H/ 795 M. IMAM SYAFI’I Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i al-Quraisyi. Lahir pada Tahun 150 H/767 M. Dan meninggal pada Tahun 204 H/ 820 M. Beliau adalah salah satu dari Mazahib al-Arba’ah yang sangat ketat baik dalam penggunaan akal maupun sunnah. Pandangan-pandangan yang ia kemukakan di Iraq atau tepatnya di Baghdad sering di sebut sebagai qaul qadim. Sedangkan pendapat atau pandangannya yang ia kemukakan setelah beliau hijah ke mesir di sebut sebagai qaul jadid. IMAM AHMAD BIN HANBAL Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal al-Syaibani. Dia dilahirkan di Baghdad pada tahun 164 H/ 780 M. Dia merupakan ahli hadis yang handal dan banyak meriwayatkan hadis. Karya monumentalnya adalah Musnad Ahmad Hambal, sebuah karya besar dalam bidang hadis. Pada masa pemerintahan al-Muktasim-Khalifah Abasiyah beliau sempat di penjara, karena bersebrangan dengan teologi pemerintah, dan baru dibebaskan pada masa al-Mutawakkil. Dia meningal di Baghdad dalam usia 77 tahun, pada tahun 241 H/ 855 m. Sepeninggalnya, pemikiran-pemikirannya brkembang pesat menjadi salah sau madzhab yang memiliki banyak pengikut. MASDAR FARID MAS’UDI Lahir di Purwokerto, Jawa Tengah,1954. pendidikannya banyak dihabiskan di pesantren, antara lain Pesantren Tegalrejo Magelang (1966-1969) dan Pesantren Krapyak Yogyakarta (1969-1975). Kemudian menyelesaikan study di IAIN Snan Kalijaga Yogyakarta (1979). Dia dikenal sebagai aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) khususnya melalui dunia kepesantrenan. Sebagai motivator LSM, dia pernah aktif di LP3ES kemudian Lakpesdam PBNU, terakhir di P3M, Jakarta. Karya utuhnya Agama Keadilan: Risalah Zakat (pajak) dalam Islam (Pustaka Firdaus, 1995), dan Hak-Hak Reproduksi Perempuan (Mizan, 1999). WAHBAH AZ-ZUHAILY Nama lengkapnya adalah Wahbah Mustafa az-Zuhaili. Dilahirkan dikota Dayratiyah, bagian Damaskus pada tahun 1932 M. Setelah menamatkan Ibtida’iyah dan belajar al-Kulliyah as-Syar’iyyah di Damaskus (1952), dia kemudian meneruskan pendidikannya di Fakultas asy-Syariah Universitas al-Azhar Mesir (1956). Di samping ia mendapatkan ijazah khusus pendidikan (Tahassus at-Tadris) dari Fakultas Bahasa Arab, ijazah at-Tadris dari Universitas yang sama. Mendapatkan gelar Lc. Dalam Ilmu Hukum di Universitas ‘Ain Syam, gelar Diploma dari Ma’had as-Syariah Universitas al-Qahirah dan memperoleh gelar Doktor dalam bidang Hukum pada tahun 1963, dimana semua pendidikannya lulus dengan predikat terbaik. Ia kemudian menjadi dosen di Universitas Damaskus, dan mengisi aktifitasnya sebagai pengajar, penulis dan pembimbing. Sebagai ahli di bidang fiqh dan ushul fiqh, Wahbah telah banyak menulis buku, di antara karya monumentalnya adalah al-Fiqh al-Islam wa Adilatuh. Lampiran III CURRICULUM VITAE Nama : Niswatun Hasanah Tempat tanggal lahir : Gresik, 03 April 1987 Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Pekerjaan : Mahasiswa Alamat di Jogja : Ponpes Putri ”Nurul Ummah” Jln. Raden Ronggo No. 982 Prenggan Kotagede Yogyakarat Alamat Asal : Jln. Sunan Giri II Rt: 03 Rw: 01 Sidokumpul Bungah Gresik Nama Ayah Ibu : Sutrisno : Mutaslimah Latar Belakang Pendidikan: 1. TK Darunnajah Sidokumpul Bungah Gresik 2. SDN I Sidokumpul Bungah Gresik 3. MI Darunnajah Sidokumpul Bungah Gresik 4. MTS Assa’adah II Bungah Gresik 5. MAK Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran Lamongan 6. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarata Yogyakarta, 6 Desember 2008 M 9 Dzulqo'dah 1429 H Hormat Kami, Niswatun Hasanah 04350046