marital rape - Digital Library UIN Sunan Kalijaga

advertisement
MARITAL RAPE
(STUDY ANALISIS TERHADAP ALASAN TINDAKAN
MARITAL RAPE DALAM KEHIDUPAN RUMAH TANGGA)
SKRIPSI
DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI'AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT
MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU
DALAM ILMU HUKUM ISLAM
Oleh :
NISWATUN HASANAH
NIM: 04350046
PEMBIMBING :
1. PROF. DR. KHOIRUDDIN NASUTION, M.A
2. DRA. ERMI SUHASTI S, M.S.I
JURUSAN AL-AHWAL ASY-SYAKHSHIYYAH
FAKULTAS SYARI'AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2009
ABSTRAK
Keluarga merupakan sebuah institusi terkecil di dalam kehidupan
bermasyarakat yang tidak terlepas dari berbagai masalah di dalamnya.
Problematika yang dihadapi pun senantiasa aktual dan dinamis karena situasi dan
kondisi setiap keluarga yang satu dengan yang lain selalu berbeda. Problematika
yang lahir dari kehidupan rumah tangga banyak yang menjurus kepada tindakantindakan kekerasan. Tindakan tersebut sebagian besar dialami oleh kalangan
wanita dalam hal ini adalah istri. Tindakan kekerasan terhadap istri merupakan
masalah sosial yang serius tetapi kurang mendapatkan tanggapan yang memadai.
Mereka menganggap bahwa persoalan rumah tangga merupakan persoalan
domestik (privat) yang bersifat tertutup, sehingga ada keengganan masyarakat
untuk membicarakan persoalan pribadi ke dalam wacana luar karena adanya nilainilai yang mengabsahkannya terlebih oleh agama.
Marital rape merupakan tindak kekerasan yang terjadi di dalam keluarga,
yaitu tindak kekerasan seksual suami terhadap istri. Bentuk kekerasan yang
dijadikan batasan pembahasan ini adalah hubungan seksual yang tidak
dikehendaki istri karena ketidaksiapan istri, baik fisik atau psikis karena mungkin
istri dalam kondisi yang lelah ataupun yang lainnya sehingga mengakibatkan sakit
pada istri. Hal seperti ini yang merupakan pemaksaan karena hanya satu pihak
yang merasakan kenikmatannya. Adanya tindakan marital rape ini menjadikan
terlintasnya pemikiran akan hal yang mendasar dari tindakan tersebut, yaitu
alasan-alasan apa yang menyebabkan para suami melakukan tindakan marital
rape atau dapat dirumuskan dengan mengapa kasus-kasus marital rape sering
terjadi di Indonesia dan bagaimana nash serta konsep fiqh konvensional
menyikapi tindakan tersebut dalam kehidupan berumahtangga.
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah Library Research dengan
sifat penelitian Deskriptif-Analitik dan pendekatan yang ditempuh adalah
pendekatan Normatif. Dari sini dapat diketahui bahwa Karena pola pikir
masyarakat yang masih tradisional, yang kental dengan kepatriarkhiannya,
sehingga terbentuklah masyarakat yang masih menganggap bahwa hubungan
seksual merupakan kewajiban istri sepenuhnya tanpa melihat prinsip yang
terkandung dalam kehidupan berumahtangga yaitu terwujudnya prinsip
mu'a<syarah bi al-ma'ru<f. Meskipun hal tersebut merupakan kewajiban istri tapi
masih perlu adanya komunikasi antar keduanya agar tidak terjadi tindakan suami
istri yang tidak diinginkannya. Sehingga mengakibatkan adanya pemaksaan secara
sepihak yang menjadikan tindakan marital rape terjadi di Indonesia. Nash dalam
menilai tindakan Marital rape (baik suami atau istri yang menjadi objek), yang
lebih menekankan pada unsur pemaksaan, sangat berlawanan dengan prinsip
kesetaraan yang sesuai dengan spirit dan prinsip umum al-Qur’an. Sedangkan fiqh
konvensional menilai marital rape, terkait dengan pemaksaan seksual, tidak
membenarkan tindakan tersebut. Pemenuhan seksual suami istri merupakan
hubungan timbal balik antara keduanya yang dilakukan secara ma'ruf.
ii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI
Hal
: Surat Persetujuan Skripsi
Lamp : I
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Syari’ah
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Di Yogyakarta
Assalamu’alaikum wr. wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi Saudari:
Nama
: Niswatun Hasanah
NIM
: 04380071
Judul Skripsi : MARITAL RAPE (Study Analisis terhadap Alasan
Tindakan Marital Rape dalam Kehidupan Rumah
Tangga)
sudah dapat diajukan kepada Fakultas Syari’ah Jurusan Program Studi al-Ahwal
asy-Syakhsiyyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Ilmu Hukum Islam.
Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudari tersebut di
atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapakan terima
kasih.
Yogyakarta, 22 Januari 2009 M.
25 Muharram 1430 H.
Pembimbing I
Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.A
NIP. 150 246 195
iii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI
Hal
: Surat Persetujuan Skripsi
Lamp : II
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Syari’ah
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Di Yogyakarta
Assalamu’alaikum wr. wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi Saudari:
Nama
: Niswatun Hasanah
NIM
: 04380071
Judul Skripsi : MARITAL RAPE (Study Analisis terhadap Alasan
Tindakan Marital Rape dalam Kehidupan Rumah
Tangga)
sudah dapat diajukan kepada Fakultas Syari’ah Jurusan Program Studi al-Ahwal
asy-Syakhsiyyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Ilmu Hukum Islam.
Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudari tersebut di
atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapakan terima
kasih.
Yogyakarta, 22 Januari 2009 M.
25 Muharram 1430 H.
Pembimbing II
Dra. Ermi Suhasti S, M.S.I
NIP. 150 240 578
iv
PENGESAHAN
Skripsi berjudul
MARITAL RAPE (Studi Analisis Terhadap Alasan Tindakan Marital
Rape Terjadi Dalam Kehidupan Rumah Tangga)
Yang disusun oleh:
NISWATUN HASANAH
NIM: 04350046
Telah dimunaqasyahkan di depan sidang munaqasyah pada hari,,,,, tanggal ,,,,,,
,,,,,,,,,,,, dinyatakan telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana strata satu dalam Ilmu Hukum Islam.
Yogyakarta, 29 Dzulqo’dah 1429 H
27 November 2008 M
DEKAN
FAKULTAS SYARI’AH
UIN SUNAN KALIJAGA
Yudian Wahyudi, Ph.D.
NIP:
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.A
NIP. 150246195
Dra. Ermi Suhasti S, M.Si
NIP. 150240578
Penguji I
Penguji II
v
MOTTO
Kalau kehidupan di permukaan bumi didasari
Oleh pilihan keikhlasan dan kesetiaan,
Kelurusan berpikir dan kebenaran tingkah laku,
Sesungguhnya kedua jenis manusia
-lelaki dan perempuanAdalah setara.
Muhammad al-Ghazali
(Penulis Mesir Kontemporer)
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Sederhana Ini Saya Persembahkan
Kepada :
Almamater Tercinta,
Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah
Fakultas Syari’ah
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Keluargaku Tercinta,
Serta
Para Pecinta Studi-Studi Islam
vii
SISTEM TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini
berpedoman pada surat keputusan bersama Departemen Agama dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tertanggal 22 Januari 1988
Nomor: 157/1987 dan 0593b/1987
I.
Konsonan Tunggal
Huruf Arab
‫ا‬
‫ب‬
‫ت‬
‫ث‬
‫ج‬
‫ح‬
‫خ‬
‫د‬
‫ذ‬
‫ر‬
‫ز‬
‫س‬
‫ش‬
‫ص‬
‫ض‬
‫ط‬
‫ظ‬
‫ع‬
‫غ‬
‫ف‬
‫ق‬
‫ك‬
‫ل‬
‫م‬
‫ن‬
‫و‬
‫ﻩ‬
Nama
alif
ba’
ta’
sa
jim
h
kha’
dal
zal
ra’
zai
sin
syin
sad
dad
ta’
za’
‘ain
gain
fa’
qaf
kaf
lam
mim
nun
waw
ha’
Huruf Latin
tidak dilambangkan
b
t
s\
j
h}
kh
d
z\
r
z
s
sy
s}
d}
t}
z}
…‘…
g
f
q
k
l
m
n
w
h
viii
Nama
tidak dilambangkan
be
te
es (dengan titik di atas)
je
ha (dengan titik di bawah)
ka dan ha
de
ze (dengan titik di atas)
er
zet
es
es dan ye
es (dengan titik di bawah)
de (dengan titik di bawah)
te (dengan titik di bawah)
zet (dengan titik di bawah)
koma terbalik di atas
ge
ef
qi
ka
‘el
‘em
‘en
w
ha
‫ء‬
‫ى‬
II.
hamzah
ya’
‘
y
apostrof
ye
Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap
‫ﻣﺘﻌ ﺪدة‬
‫ﻋﺪة‬
ditulis
ditulis
muta’addidah
‘iddah
ditulis
ditulis
hikmah
jizyah
III. Ta’ Marbūtah di akhir kata
a.
bila dimatikan tulis h
‫ﺣﻜﻤﺔ‬
‫ﺟﺰﻳ ﺔ‬
(ketentuan ini tidak diperlukan pada kata-kata arab yang sudah terserap ke
dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, salat, dan sebagainya, kecuali bila
dikehendaki lafal aslinya)
b.
bila diikuti kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka
ditulis dengan h
‫اﻷوﻟﻴ ﺎء‬
c.
ditulis
Karāmah al-auliyā’
bila ta’ marbūtah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah, dan
dammah ditulis t
‫زآ ﺎة اﻟﻔ ﺘﺮى‬
ditulis
Zakāt al-fitri
ditulis
ditulis
ditulis
a
i
u
IV. Vokal Pendek
---------V.
1.
2.
Vokal Panjang
Fathah + alif
ditulis
ā
‫ﺟﺎهﻠﻴ ﺔ‬
ditulis
jāhiliyyah
Fathah + ya’ mati
ditulis
ā
‫ﻧﺜ ﺎ‬
ditulis
tansā
ix
Kasrah + yā’ mati
ditulis
ī
‫آ ﺮﻳﻢ‬
ditulis
karīm
Dammah + wāwu mati
ditulis
ū
‫ﻓ ﺮوض‬
ditulis
furūd
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ai
bainakum
au
qaul
3.
4.
VI. Vokal Rangkap
Fathah + yā’ mati
1.
‫ﻢ‬
‫ﺑﻴﻨﻜ‬
Fathah + wāwu mati
2.
‫ﻗ ﻮل‬
VII. Vokal Pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan
apostrof
‫ااﻧﺘ ﻢ‬
‫اﻋﺪة‬
‫ﻟﺌ ﻦ ﺷ ﻜﺮﺗﻢ‬
ditulis
ditulis
ditulis
a’antum
u’iddat
la’in syakartum
VIII. Kata sandang Alif+Lam
a.
Bila diikuti huruf Qamariyyah
‫اﻟﻘ ﺮان‬
‫اﻟﻘﻴ ﺎس‬
b.
ditulis
ditulis
al-Qur’an
al-Qiyas
Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf
Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)nya
‫اﻟﺴ ﻤﺎء‬
‫اﻟﺸ ﻤﺲ‬
ditulis
ditulis
as-Sama’
asy-Syams
IX. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat
Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya
‫ذوى اﻟﻔ ﺮوض‬
‫اه ﻞ اﻟﺴ ﻨﺔ‬
ditulis
ditulis
x
Zawi al-furūd
Ahl as-Sunnah
KATA PENGANTAR
‫ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ‬
‫ﺍﻥ ﺍﳊﻤﺪ ﷲ ﳓﻤﺪﻩ ﻭﻧﺴﺘﻌﻴﻨﻪ ﻭﻧﺴﺘﻐﻔﺮﻩ ﻭﻧﻌﻮﺫ ﻣﻦ ﺷﺮﻭﺭ ﺍﻧﻔﺴﻨﺎ ﻭﻣﻦ ﺳﻴﺄﺕ‬
‫ﺍﺷﻬﺪ ﺍﻥ ﻻ ﺍﻟﻪ ﺍﻻ ﺍﷲ ﻭﺍﺷﻬﺪ ﺍﻥ ﳏﻤﺪﺍ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ‬.‫ﺍﻋﻤﺎﻟﻨﺎ‬
‫ﻋﻠﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﷲ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﳏﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺍﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﻭﻣﻦ ﺩﻋﺎ ﺑﺪﻋﻮﺗﻪ‬
.‫ﺪﺍﻩ‬ ‫ﻭﺍﻫﺘﺪﻯ‬
Seiring Asma Allah dilantunkan, tiada untaian kata yang patut
dipersembahkan kecuali rasa syukur atas segala nikmat, karunia dan petunjukNya. Shalawat dan salam senantiasa tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad saw yang telah membuka tabir keluasan ilmu, sehingga kita bisa
terlepas dari jeratan kebodohan yang membelenggu.
Setelah melalui proses yang cukup panjang, merupakan karunia yang
sangat besar bagi penyusun yang telah menyelesaikan skripsi ini. Dengan
mencoba mengkaji tema tentang MARITAL RAPE (Studi Analisis Terhadap
Alasan Tindakan Marital Rape Terjadi Dalam Kehidupan Rumah Tangga).
Meskipun jauh dari kesempurnaan, dengan segala keterbatasan yang ada pada diri
penyusun.
Selesainya penyusunan skripsi ini, tentu saja tidak merupakan hasil usaha
penyusun secara mandiri sebab keterlibatan berbagai pihak sangat memberi arti
penting dalam menyelesaikan penyusunan ini. Baik yang berupa motivasi,
bantuan pikiran, materiil dan moril serta spiritual. Oleh karena itu, dengan segala
xi
kerendahan hati, penyusun ingin menyampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1. Bapak Prof. Drs. Yudian Wahyudi, M.A., selaku Dekan Fakultas Syari’ah
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Supriatna, M.S.I., Selaku Ketua Jurusan Al-Ahwal AlSyakhsiyyah Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Ibu
Fatma Amilia, S.Ag. M.S.I., Selaku Penasehat Akademik penulis Jurusan
Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
3. Bapak Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.A dan Ibu Dra. Ermi Suhasti,
M.S.I., selaku pembimbing I dan II penyusun yang senantiasa memberikan
bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran, keikhlasan dan tanggung
jawab yang tinggi sehingga penyusunan skripsi ini selesai dengan baik,
serta
para dosen, karyawan Fakultas Syari’ah serta karyawan UPT
Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah melayani
penyusun dengan baik.
4. Rasa ta’dim dan terima kasih penyusun tujukan kepada kedua orang tua
(Mutaslimah dan Sutrisno), atas segala dukungan, doa dan cinta kasih
yang menyertai. Semoga Allah Swt membalas pengorbanan Ibu dan Bapak
dengan ganjaran yang berlipat. Tak lupa adek-adekku (Nur Shohifatul
Lailiyah dan Muhammad Wahbi Zadin Ka’ab) kehadiran kalian adalah
semangat utama yang berarti bagi mbak untuk mencapai cita dan asah.
Pada kalian pula mbak ingin selalu memberi kesejukan dan cahaya yang
xii
dapat masuk ke setiap cela sehingga dapat memberikan hembusan dan
sinarnya ke segala benda dan ruang yang dihembuskannya.
5. Para Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri, Bpk KH. Asyhari
Marzuki (Alm.) yang dari eksistensinya sebagai ”Insan al-Ghali”(karya
Almarhum) penyusun banyak ambil Ibroh, Bpk. KH. Agus Muslim
Nawawi, Bpk. KH. Munir Syafa’at serta Ibu Nyai Hj. Barakah Nawawi
terima kasih atas bimbingan spiritual dan pemenuhan rasa keingintahuan
penyusun yang lebih luas terhadap studi-studi Islam.
6. Teman-teman seperjuangan AS-1 Angkatan 2004/2005 (Lela, Tia,
Sholikul, Tyas, Dheas, Dll) Thanks for all, Istikharoh, S.Th.I., dan Marisa
Farhana, terima kasih atas semuanya, tempat dan bantuannya.
7. Teman seperjuangan di PonPes Putri “Nurul Ummah” Kotagede, tementemen kamar Aisyah Siji (Khawi, Mb Zulfa, Mb Khusnul, Nyi Aini, Mb
Zahra, Inayah, Mb Muthi’, dan Mb Meli) dari kalian penyusun banyak
mengerti akan warna-warni kehidupan yang banyak memberikan inspirasi
dan pengalaman baru dan bersyukur memiliki persahabatan seperti ini.
Serta teman-teman yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu,
terima kasih atas sumbangsih yang kalian berikan kepada penyusun atas
tukar pikiran dan motivasi morilnya.
Semoga segala kebaikan mereka akan dinilai dan diganti oleh Allah Swt.
dengan kebaikan yang berlipat ganda. Dengan ucapan Jazakumullah Khoiral
Jaza’.
xiii
Penyusun sadar sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca tetap penyusun harapkan demi
perbaikan dan sebagai bekal pengetahuan dalam penulisan-penulisan berikutnya.
Akhirnya, semoga skripsi ini dapat memberi tetesan embun pengetahuan baru dan
bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penyusun pribadi. Amin.
Yogyakarta, 6 Desember 2008 M.
9 Dzulqo'dah 1429 H.
Penyusun,
Niswatun Hasanah
NIM. 04350046
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................
i
HALAMAN ABSTRAK...............................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................
v
HALAMAN MOTTO ...................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................
vii
HALAMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN .........................................
viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................
xi
DAFTAR ISI.................................................................................................
xv
BAB I :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..............................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................
6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.................................................
6
D. Telaah Pustaka ............................................................................
7
E. Kerangka Teoritik .......................................................................
10
F. Metode Penelitian........................................................................
17
G. Sistematika Pembahasan .............................................................
20
BAB II :
TINJAUAN UMUM TENTANG MARITAL RAPE
A. Pengertian Marital Rape ..............................................................
22
B. Bentuk-Bentuk Marital Rape dalam Perkawinan .......................
25
C. Penyebab dan Dampak Marital Rape Terhadap Istri ..................
32
xv
BAB III:
HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI DALAM RUMAH
TANGGA
A.
Pengertian Dasar Hukum Hak Dan Kewajiban Suami Istri .....
B.
Hak Dan Kewajiban Suami Istri Dalam Rumah Tangga
C.
43
a) Konsep Undang-Undang Perkawinan ..................................
48
b) Konsep Fiqh Konvensional ...................................................
53
Seksualitas: Hak atau Kewajiban dalam Posisi Istri ...............
60
BAB IV: TINDAKAN MARITAL RAPE DALAM KEHIDUPAN RUMAH
TANGGA
A. Alasan Suami Melakukan Tindakan Marital Rape .....................
63
B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Tindakan Marital Rape .........
73
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................
82
B. Saran-Saran .................................................................................
83
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. TERJEMAHAN TEKS ARAB
B. BIOGRAFI ULAMA
C. CURRICULUME VITAE
xvi
85
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa.1 Sedangkan
dalam instruksi presiden No. 1 Tahun 1991 didefinisikan bahwa, perkawinan
bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah,
mawaddah dan rahmah.2 Dengan begitu akan didapat sebuah keluarga yang
sakinah dalam hidupnya sampai akhir hayat, yakni ketenangan dan
kebahagiaan yang kekal dan abadi karena keluarga dibangun oleh suami istri
atas dasar ikatan lahir dan batin.
Terwujudnya tujuan perkawinan itu tergantung pada maksimalisasi
peran dan tanggung jawab dari masing-masing pihak, baik itu istri ataupun
suami.
Perkawinan tidak saja dipandang sebagai media untuk merealisasikan
syari’at Allah agar memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat, tetapi juga
merupakan sebuah kontrak perdata yang akan menimbulkan hak dan kewajiban
antara keduanya.
1
UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Pasal 1. 2
Kompilasi Hukum Islam Tentang Perkawinan, Pasal 3. 1
2
Tidak sedikit di kalangan umat Islam yang mengupayakan remaining
dan reinterpretation terhadap teks dan pemahaman fiqh konvensional yang
dianggap telah membelenggu dan membatasi ruang gerak perempuan, serta
mengesampingkan hak-hak mereka, baik dalam lingkup masyarakat maupun
dalam kehidupan rumah tangga.
Kaitannya dengan relasi suami istri dalam rumah tangga, misalnya tidak
sedikit pemikiran para ulama’ yang justru memarginalkan perempuan dalam
posisinya sebagai penenang suami, sebagai ibu yang mengasuh anak dan
sebagai penjaga harta benda suami. Hal tersebut dianggap sebagai pekerjaan
perempuan yang paling asasi dan urgen yang memang sesuai dengan nalurinya
yaitu berada di dalam rumah.
Permasalahan yang lebih tragis dalam relasi suami istri adalah
permasalahan seksual. Seorang istri dituntut untuk memenuhi hasrat dan
keinginan seksual suami kapanpun dan di manapun, tanpa memperdulikan
kondisi fisik ataupun psikis istri, karena jika mereka menolak maka akan
dilaknat dan mendapatkan dosa besar.
Hubungan seksual antara suami istri merupakan kewajiban istri yang
harus dilakukan dan dipenuhi karena penolakan dari tuntutan tersebut akan
mengakibatkan dosa dan siksaan yang sangat berat. Adapun hadis yang
menyatakan tentang hal tersebut adalah:
3
‫ﺍﺫﺍ ﺑﺎﺗﺖ ﺍﳌﺮﺃﺓ ﻫﺎﺟﺮﺓ ﻓﺮﺍﺵ ﺯﻭﺟﻬﺎ ﻟﻌﻨﺘﻬﺎ ﺍﳌﻼﺋﻜﺔ ﺣﱴ ﺗﺼﺒﺢ‬
3
Imam Muslim, Shahi>h Musli>m (Beirut: Da>r al-Fikr, 1992), 1: 663. 3
Nalar sehat terhadap hadis di atas termasuk hal yang tidak adil, lebihlebih menyangkut soal relasi suami istri, dalam hal ini tentang hak dan
kewajiban antara suami istri maka hal tersebut bertentangan dengan prinsip
dasar dalam perkawinan tentang seksualitas dan beberapa Nas{ lain yang
menuntut suami agar memperlakukan istri secara baik dan bijak (mu'a>syarah bi
al-ma'ru>f). Sebagaimana yang telah difirmankan Allah dalam ayat-Nya yang
berbunyi:
4
‫ﻭﻋﺎﺷﺮﻭﻫﻦ ﺑﺎﳌﻌﺮﻭﻑ‬
Firman Allah di atas menjelaskan bahwa antara suami istri harus
melakukan pergaulan secara ma’ruf karena kebutuhan akan hal tersebut atau
seksualitas suami istri merupakan kebutuhan keduanya.
Islam, pada dasarnya, menganut prinsip kesetaraan, partnership (kerja
sama), dan keadilan dalam hubungan seksual laki-laki dan perempuan.5
Kedudukan istri setara dengan kedudukan suami, hak dan kewajiban yang
mereka embanpun sama, karena keduanya saling mengisi dan melengkapi
antara yang satu dengan yang lain.
Keluarga merupakan sebuah institusi terkecil di dalam kehidupan
bermasyarakat
yang tidak terlepas dari berbagai masalah di dalamnya.
Problematika yang dihadapi pun senantiasa aktual dan dinamis karena situasi
4
ِAn-Nisa>’ (4): 19. 5
Khoiruddin Nasution, Islam Tentang Relasi Suami Istri (Hukum Perkawinan I)
(Yogyakarta: Academia Dan Tazzafa, 2004), hlm. 59. 4
dan kondisi setiap keluarga yang satu dengan yang lain selalu berbeda.
Problematika yang lahir dari kehidupan rumah tangga banyak yang menjurus
kepada tindakan-tindakan kekerasan. Tindakan tersebut sebagian besar dialami
oleh kalangan wanita dalam hal ini adalah istri.
Tindak kekerasan terhadap istri merupakan masalah sosial yang serius
tetapi kurang mendapatkan tanggapan yang memadai. Mereka menganggap
bahwa persoalan rumah tangga merupakan persoalan domestik (privat)6 yang
bersifat tertutup, sehingga ada keengganan membicarakan persoalan pribadi ke
dalam wacana luar karena adanya nilai-nilai yang mengabsahkannya baik dari
segi tradisi, budaya, sosial, dan ajaran agama.
Jenis-jenis kekerasan yang sering terjadi dalam rumah tangga adalah (a)
kekerasan fisik, (b) kekerasan psikis, (c) kekerasan seksual, (d) penelantaran
rumah tangga7 atau kekerasan ekonomi, dan (e) kekerasan sosial.8 Adapun
salah satu bentuk kekerasan yang sering terjadi di dalam rumah tangga adalah
kekerasan seksual atau pemaksaan seksual.
Hal ini kemudian memunculkan perdebatan yang panjang seputar soal
pemerkosaan yang terjadi dalam ikatan perkawinan atau yang sering disebut
dengan marital rape.
6
Hal-hal yang berkaitan dengan persoalan domestic, seperti rumah tangga dan reproduksi
dikategorikan privat dan bersifat personal, misalnya: relasi suami istri, keluarga, dan seksualitas.
Lihat Rika Saraswati, Perempuan dan Penyelesaian kekerasan dalam rumah tangga (Bandung: PT
Citra Aditya Bakti, 2006), hlm. 3. 7
UU No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(PKDRT), Pasal 5. 8
Andy Dermawan, Marital Rape Dalam Prespektif al-Qur'an, dalam Mochammad Sodik
(ed.), Telaah Ulang Wacana Seksualitas (Yogyakarta: PSW IAIN Sunan Kalijaga, Depag RI, dan
Mc Gill-11 SEP- CIDA, 2004), hlm. 300. 5
Marital rape yang dimaksud dalam skripsi ini adalah hubungan seksual
yang tidak dikehendaki istri karena ketidaksiapannya, baik fisik ataupun psikis
karena mungkin istri dalam kondisi yang lelah ataupun yang lainnya sehingga
mengakibatkan sakit pada istri. Hubungan seks seperti ini merupakan
pemaksaan karena hanya satu pihak yang merasakan kenikmatannya sedangkan
pihak yang lain yaitu istri tidak merasakan keterpuasan atau kenikmatan yang
sama.
Bentuk tindakan marital rape, juga
tidak hanya dalam bentuk
hubungan seksual yang dilakukan suami secara paksa terhadap istri tetapi
hubungan seksual istri yang secara paksa terhadap suami pun dapat juga
tergolong tindakan tersebut. Jadi tidak menuntut kemungkinan seorang suami
pun menjadi korban tindakan marital rape.
Hubungan seksual suami istri dalam rumah tangga merupakan salah
satu kewajiban timbal balik antara suami dan istri yang harus dilakukan dengan
mu’a>syarah bi al-ma’ru>f serta adanya saling pengertian satu dengan yang lain.
Sehingga hubungan seksual yang terjadi pun dapat dinetralisir agar keduanya
dapat melakukannya dengan baik.
Sebenarnya marital rape ini merupakan permasalahan yang tabu untuk
dibahas karena tindakan pemerkosaan terhadap istri itu tidak dapat dilihat oleh
publik dan bukan sebagai wacana umum. Bagi mereka para istri enggan
menceritakan hal tersebut ke luar karena hal tersebut merupakan suatu aib
keluarga yang harus dijaga oleh seorang istri.
6
Berangkat dari hal tersebut penyusun akan menganalisis bagaimana
tindakan marital rape ketika dikaitkan dengan hak dan kewajiban suami istri
dan bagaimana pemahaman dalam fiqh konvensional terhadap nash-nash
tentang relasi suami istri sehingga dapat ditemukan beberapa alasan yang
mendasar mengapa kasus-kasus seperti marital rape ini dapat terjadi dalam
kehidupan berumah tangga. Akhirnya penyusun mencoba untuk mengkaji
permasalah tersebut dengan judul ”Marital Rape (Study Analisis Terhadap
Alasan Marital Rape Dalam Kehidupan Rumah Tangga).
B. Pokok Masalah
Dalam penyusunan karya ilmiah, rumusan masalah menjadi penting
untuk memberikan arahan yang tepat supaya tidak keluar dari alur
permasalahan inti. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka
untuk memperjelas dan mempertegas kajian penelitian, pokok masalah yang
penyusun ajukan, yaitu:
1. Mengapa kasus marital rape terjadi di Indonesia
2. Bagaimana Nash dan fiqh konvensional menilai tindakan marital rape
dalam kehidupan berumah tangga
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
Berangkat dari pokok masalah di atas, maka tujuan dan kegunaan
penelitian ini, adalah:
7
1. Tujuan
a. Menjelaskan alasan-alasan mengapa kasus marital rape terjadi di
masyarakat Indonesia.
b. Mendeskripsikan Nash dan pemahaman fiqh konvensional atas
penilaiannya terhadap hubungan suami istri akan tindakan marital
rape dalam kehidupan rumah tangga.
2. Kegunaan
a. Memberikan kontribusi bagi kelengkapan khazanah keilmuan hukum
Islam,
khususnya
hukum
kekeluargaan
(al-Ahwa>l
asy-
Syakhshiyyah).
b. Menambah kepustakaan mengenai pemikiran-pemikiran terhadap
tindakan kekerasan dalam rumah tangga khususnya rumah tangga
muslim terhadap hak dan kewajiban suami istri dalam kehidupan
rumah tangga, sehingga menjadi sebuah wacana serta pemahaman
bagi masyarakat awam agar tidak leterlejk dalam memahami segala
sesuatu.
D. Telaah Pustaka
Persoalan marital rape (kekerasan seksual dalam rumah tangga)
merupakan persoalan yang tidak klasik lagi didengar karena maraknya kasuskasus yang dapat terungkap dalam rumah tangga. Tulisan-tulisan yang
membahas tentang marital rape sudah banyak dilakukan. Buku-buku, jurnaljurnal, dan majalah-majalah secara detail telah banyak mengulasnya.
8
Buku-buku yang ditemukan setelah melakukan penelaahan adalah:
Kekerasan Terhadap Istri karya Fathul Djannah, dkk.9 Pembahasan buku ini
hanya terfokus pada tindak kekerasan terhadap istri yang secara ekonomi
mandiri (bekerja dan memiliki penghasilan). Hasil penelitiannya mewartakan
bahwa kemandirian ekonomi istri tidak mencegah mereka dari kekerasan
domestik yang dilakukan oleh suami, baik secara fisik, psikologis, ekonomi
maupun seksual.
Buku lain adalah Marital Rape: Kekerasan Seksual Terhadap Istri
karya Milda Marlia.10 Buku ini secara berturut-turut menjelaskan pengertian
marital rape dan dampak-dampak negatifnya serta menganalisis sejauh mana
aturan hukum Positif dan hukum Islam menanggapinya. Dalam hal ini
tanggapan yang diuraikannya hanya sekedar dalam segi hukum Islamnya saja
tidak terfokus pada hak dan kewajiban suami istri dalam kehidupan rumah
tangga.
Penelitian dalam bentuk skripsi dilakukan oleh Adib Mukhtar dengan
judul, "Perkosaan Dalam Keluarga Inti Menurut Perspektif Hukum Pidana
Islam."11 Skripsi ini lebih mendeskripsikan pada kriteria-kriteria dan
pertanggungjawaban pelaku tindak pidana pemerkosaan terhadap keluarga inti
(incest) menurut hukum Pidana Islam.
9
Fathul Djannah, dkk. Kekerasan Terhadap Istri (Yogyakarta: LKiS, 2003). 10
Milda Marlia, Marital Rape: Kekerasan Seksual terhadap Istri (Jogjakarta: Pustaka
Pesantren, 2007) 11
Adib Mukhtar, "Perkosaan Dalam Keluarga Inti Menurut Perspektif Hukum Pidana
Islam," skripsi tidak diterbitkan (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2006). 9
"Kekerasan Terhadap Istri Dalam Perspektif Hukum Islam (Telaah
Terhadap Pasal 6-9 UU No. 23 Tahun 2004 Tentang PKDRT)" karya
Muhammad Musyafa’,12 menitikberatkan pada bentuk-bentuk kekerasan yang
ada dalam undang-undang anti kekerasan terhadap istri dalam rumah tangga
(lebih khusus dalam pasal 6-9 UU PKDRT) yang ditinjau dari sisi hukum
Islamnya.
"Islam dan Problematika Ketimpangan Relasi Suami Istri dalam Rumah
Tangga: Study Pengalaman Rifka Annisa Women Crisis Center (WCC)
Yogyakarta" karya Anis Hamim.13 Penelitiannya berhasil mengkonstruksikan
adanya tindakan kekerasan terhadap istri dalam perkawinan. Tetapi skripsi ini
hanya menunjukkan telah adanya tindak kekerasan terhadap istri dan konteks
yang melatarbelakanginya tidak dikaitkan dengan hak dan kewajiban dalam
kehidupan rumah tangga.
Bentuk karya-karya di atas, baik yang berupa buku maupun skripsi
lebih banyak menjelaskan kekerasan dalam keluarga terutama terhadap istri
dari sisi komparasinya saja, yaitu hukum Positif dan hukum Islam serta sebuah
hasil penelitian yang menunjukkan bahwa adanya tindak kekerasan terhadap
istri dalam relasi suami istri. Skripsi yang penyusun bahas menitikberatkan
pada sisi hak dan kewajiban suami istri (huqu>q az-Zawjayn) dalam kehidupan
12
Muhammad Musyafa’, "Kekerasan Terhadap Istri Dalam Perspektif Hukum Islam
(Telaah Terhadap Pasal 6-9 UU No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam
Rumah Tangga)," skripsi tidak diterbitkan (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2006). 13
Anis Hamim, "Islam dan Problematika Ketimpangan Relasi Suami Istri Dalam Rumah
Tangga: Study Pengalaman Rifka Annisa Women Crisis Center (WCC) Yogyakarta," skripsi tidak
diterbitkan (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 1999). 10
rumah tangga yang dikaitkan terhadap tindak kekerasan seksual pada istri
(marital rape) dan nantinya akan dapat mengetahui alasan-alasan yang
mengakibatkan tindakan marital rape sering terjadi.
E. Kerangka Teoretik
Islam merupakan jalan hidup (way of life) yang harus diikat oleh
seluruh umat Islam untuk merealisasikan seluruh kehendak Tuhan di muka
bumi. Oleh karena itu, segala aktivitas umat Islam harus didasarkan pada
prinsip syari’at Islam yang asasi yaitu al-Qur’a<n dan al-Hadi<s. Kedua asas
tersebut diyakini akan tetap mampu menjawab segala tantangan zaman hingga
hari kiamat. Berkenaan dengan itu, terdapat sebuah tautologi14usu>l fiqh populer
yang berbunyi al-Isla>m sa>lih li kulli zama>n wa maka>n15 (Islam senantiasa
cocok disetiap waktu dan tempat). Tautologi ini yang merupakan jaminan
bahwa seluruh persoalan yang dihadapi umat manusia dapat dicarikan
solusinya dalam kedua sumber Hukum Islam tersebut.
Kekerasan terhadap sesama manusia memiliki sumber ataupun alasan
yang bermacam-macam, seperti politik, keyakinan agama, rasisme, dan
ideologi gender.16Salah satu sumber kekerasan yang diyakini penyebab
kekerasan dari laki-laki terhadap perempuan adalah ideologi gender.
14
Pius A Partanto dan M. Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, cet. I (Surabaya:
Arloka, 1994), hlm. 742.
15
Dikutip dari Fathurrahman Djamil, Filsafat Hukum Islam (Jakarta: logos, 1997), hlm.
16
Rika Saraswati, Perempuan dan Penyelesaian kekerasan dalam rumah tangga .., hlm.
14.
14. 11
Objek penderita tindak kekerasan dalam rumah tangga kebanyakan
adalah perempuan (istri), dan dalam kehidupan bersama pula perempuan
diletakkan di bawah dominasi dan kekuasaan laki-laki dengan sebutan konco
wingking, yang tidak berhak memegang kepemimpinan di rumah, di masjid dan
di masyarakat.17 Perempuan yang dijadikan sebagai sosok instrumental dan
inferior dihadapan laki-laki merupakam sebuah doktrin peristiwa kejatuhan
dengan menempatkan hawa sebagai makhluk yang diciptakan dari tulang rusuk
Adam.18 Sehingga dengan adanya doktrin seperti itu, mengakibatkan adanya
disposisi laki-laki dan perempuan dalam masyarakat.
‫ﻳﺎﺍﻳﻬﺎ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺍﺗﻘﻮﺍ ﺭﺑﻜﻢ ﺍﻟﺬﻯ ﺧﻠﻘﻜﻢ ﻣﻦ ﻧﻔﺲ ﻭﺍﺣﺪﺓ ﻭﺧﻠﻖ ﻣﻨﻬﺎ ﺯﻭﺟﻬﺎ‬
١٩
‫ﻭﺑﺚ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﺭﺟﺎﻻ ﻛﺜﲑﺍ ﻭﻧﺴﺎﺀ‬
Ayat di atas menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan secara
substansial dan sturktural antara laki-laki dan perempuan.20 Oleh karena itu,
sebenarnya tidak dapat dicari-cari alasan untuk memojokkan perempuan atau
17
Masdar F Mas'udi, Islam dan Hak-Hak Reproduksi Perempuan: Dialog Fiqh
Pemberdayaan (Bandung: Mizan, 1997), hlm. 50. 18
Siti Ruhaini Dzuhayati, Konstruksi Seksualitas dalam Islam, Moh. Mahfud, Dkk. (ed.),
Spiritualitas al-Qur'an dalam Membangun Kearifan Umat (Yogyakarta: UII-Prees, 1997), Hlm.
111.
19
20
An-Nisa' (4): 1.
Nurjannah Ismail, Perempuan dalam Pasungan: Bias Laki-Laki dalam Penafsiran
(Yogyakarta: LKiS, 2003), hlm. 250.
12
mengistimewakan salah satu jenis kelamin manusia. Perbedaan yang tampak di
sisi Allah hanya lah dilihat dari sisi ketaqwaannya bukan dari seksnya.
Marital rape adalah hubungan seksual yang tidak dikehendaki istri
karena ketidaksiapannya, baik fisik ataupun psikis karena mungkin istri dalam
kondisi yang lelah ataupun yang lainnya sehingga mengakibatkan sakit pada
istri. Hubungan seks seperti ini merupakan pemaksaan karena hanya satu pihak
yang merasakan kenikmatannya sedangkan pihak yang lain yaitu istri tidak
merasakan keterpuasan atau kenikmatan yang sama.
Permasalahan yang lebih tragis dalam relasi suami istri adalah
permasalahan seksual. Seorang istri dituntut untuk memenuhi hasrat dan
keinginan seksual suami kapanpun dan dimanapun, tanpa memperdulikan
kondisi fisik ataupun psikis istri, karena jika mereka menolak maka akan
dilaknat dan mendapatkan dosa besar. Sebagaimana dalam sebuah hadis yang
berbunyi:
21
‫ﺍﺫﺍ ﺑﺎﺗﺖ ﺍﳌﺮﺃﺓ ﻫﺎﺟﺮﺓ ﻓﺮﺍﺵ ﺯﻭﺟﻬﺎ ﻟﻌﻨﺘﻬﺎ ﺍﳌﻼﺋﻜﺔ ﺣﱴ ﺗﺼﺒﺢ‬
Nalar terhadap hadis di atas termasuk hal yang tidak adil karena dalam
hal ini ketika dikaitkan dengan relasi suami istri yaitu hak dan kewajibannya
maka hal tersebut bertentangan dengan prinsip dasar dalam perkawinan tentang
seksualitas. Salah satu prinsip yang menuntut suami agar memperlakukan istri
secara baik dan bijak (mu’a>syarah bi al-ma’ru>f). Sebagaimana dalam firman
Allah yang berbunyi:
21
Imam Muslim, Shahi>h Musli>m (Beirut: Da>r al-Fikr, 1992), 1: 663.
13
22
‫ﻭﻋﺎﺷﺮﻭﻫﻦ ﺑﺎﳌﻌﺮﻭﻑ‬
Hadis di atas ketika dibaca secara tekstual, maka yang menjadi sasaran
adalah perempuan belaka. Padahal dalam realitanya, sekarang seringkali
dijumpai perempuan-perempuan yang dengan setia tidur di kursi menunggu
suaminya sampai pagi. Oleh karena itu, jika hadis tersebut diartikan secara
kontekstual, berdasarkan asas keadilan, maka seharusnya hadis tersebut tidak
hanya tertuju kepada istri (perempuan) saja melainkan juga kepada suami (lakilaki).
Bentuk tindakan marital rape, tidak hanya dalam bentuk hubungan
seksual yang dilakukan suami secara paksa terhadap istri tetapi hubungan
seksual istri yang secara paksa terhadap suami pun dapat juga tergolong
tindakan tersebut. Jadi tidak menuntut kemungkinan seorang suami pun
menjadi korban tindakan marital rape. Bahkan suami dapat juga menjadi objek
meskipun hal tersebut jarang terjadi.
Metode penafsiran yang digunakan untuk memahami nas seharusnya
tidak dengan penafsiran yang tekstual atau parsial tanpa mengkaitkannya
dengan nas yang lain atau dengan konteks. Antara nas yang satu dengan nas
yang lain masih ada benang merahnya dan sejarah atau konteks merupakan
pendekatan yang diperlukan untuk memahami nas.
Penafsiran hadi<s atau al-Qur’a<n, dalam modelnya terbagi menjadi 3
yaitu (1) model juz’y, (2) model kully dan (3) model maud{u<’i (tematik). Dalam
22
ِAn-Nisa>’ (4): 19. 14
mendiskusikan permasalahan yang terkait dengan perkawinan, yaitu hubungan
suami istri, penafsiran yang digunakan adalah model penafsiran secara kully.
Sehingga dapat ditemukan hasil yang terkait dengan relasi suami istri yaitu
perlunya prinsip kesetaraan (egalitarian) antara laki-laki dan perempuan
(suami dan istri) dan keadilan. Metode ini dipakai dengan tahapan, hadis-hadis
yang terkait dengan relasi suami istri dikumpulkan secara tematik kemudian
digunakan pendekatan secara kontekstual, dan terakhir disesuaikan dengan
prinsip-prinsip yang terdapat di dalam al-Qur’a<n. Sebagaimana perspektif
Fazlur Rahman mengenai Teori Kully, sebagaimana yang dikutip oleh
Khoiruddin Nasution bahwa memahami al-Qur’a<n sebagai satu kesatuan yang
utuh dan menyatu tanpa terpisahkan.23 Jika pemahaman nas difahami secara
parsial maka pemahaman yang dihasilkan pun tidak komprehensif.
Hukum Islam adalah hukum yang bersifat universal, yang mengatur
seluruh aspek kehidupan manusia, baik dalam hubungan dengan Tuhan
maupun sesama manusia dan alam. Hukum Islam yang bersifat universal ini
memberikan petunjuk bagi manusia untuk menjelaskan apa yang harus
dilakukan dan apa yang harus ditinggalkan manusia melalui al-Qur’a<n dan alHadi<s. Meskipun petunjuk sudah lengkap dalam al-Qur’an dan al-Hadis. Oleh
karena itu manusia menetapkan hukum dengan berpedoman pada al-Qur’an
dan al-Hadis terhadap permasalahan yang tidak ada Nas dan hukumnya secara
jelas, dan inilah yang menjadi pangkal perbedaan ulama.
23 Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam .., hlm. 118.
15
Menurut pandangan ulama’ fiqh, madzhab Syafi'iyah dan madzhab
Hanbali bahwa seorang istri tidak wajib melakukan pekerjaan yang berkaitan
dengan kebutuhan rumah tangga sehari-sehari, juga tidak perlu mengurusinya,
karena yang benar-benar menjadi kewajiban bagi seorang istri adalah memberi
pelayanan dan servis yang bagus kepada "kebutuhan" suaminya.24 Sebenarnya
peran seorang istri urusannya dengan pekerjaan rumah tangga yang mendasar
bukan merupakan kewajiban dan tanggung jawabnya, tetapi hanya merupakan
tradisi yang terkait dengan sopan santun dan tata cara pergaulan yang biasa
dilakukan oleh suami istri untuk saling tolong-menolong dan bantu-membantu
dalam urusan rumah tangganya.
Salah satu teori yang dapat menjelaskan fenomena terkait dengan relasi
suami istri dalam kehidupan rumah tangga adalah teori dari Scanzoni,25 bahwa
hubungan suami istri dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu
(1) Owner property, di mana pola ini istri merupakan kepentingan, kebutuhan,
ambisi, dan cita-cita.
(2) Head complement, istri di lihat sebagai pelengkap suami. Dalam pola ini
ada perbedaan dengan pola pertama yaitu terkait dengan ketaatan, ketika suami
memerintah istri bisa mempertanyakan atau memberi tanggapan. Sehingga di
sini suami tidak bersifat memaksakan kehendak dan keputusan akhir tetap di
tangan suami.
24
Mohammad Asmawi, Nikah dalam Perbincangan dan Perbedaan (Yogyakarta:
Darussalam, 2004), hlm. 210. 25
Dikutip dari Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam .., hlm. 136-138.
16
(3) Senior junior partner, pola ini istri tidak lebih sebagai pelengkap suami
tetapi sudah menjadi partner, terutama dalam hal ekonomi. Tetapi suami pun
masih mempunyai kekuasaan yang lebih besar dari istri dalam rumah tangga
meski istri membantunya dalam perekonomian keluarga.
(4) Equel partner, dalam pola ini antara suami dan istri tidak ada posisi yang
lebih tinggi atau rendah, di mana istri mempunyai hak dan kewajiban yang
sama untuk mengembangkan diri sepenuhnya dan melakukan tugas-tugas
rumah tangga. Keputusan pun diambil berdasarkan kesepakatan bersama.
Dengan landasan teori di atas dapat digunakan untuk memberikan
orientasi analisis dan klasifikasi dari fenomena relasi suami istri. Bahwa
masyarakat sekarang ini termasuk pola perkawinan yang mana, ketika
dikaitkan dengan alasan-alasan suami melakukan tindakan marital rape.
Islam menekankan pada salah satu aspek perlindungan yang merupakan
tujuan syari'at agama bagi manusia yang dikenal dengan istilah al-kulliyyat alkhams atau ad-daru>riyyah al-khams (lima asas perlindungan), yaitu:
1.
Agama (h{ifz ad-di>n)
2.
Jiwa (h{ifz an-nafs)
3.
Keturunan dan keluarga (h{ifz an-nasab wa al-'arad)
4.
Akal (h{ifz al-'aql)
5.
Harta (h{ifz al-ma>l)
26
26
Muh}ammad ibn Muh{ammad Abu> Syuhbah, al-Hudu>d fi al-Isla>m (Kairo: Amieriyyah,
1974), hlm.127. Lihat juga Abd al-Waha>b Khalla>f, 'Ilm Us{u>l al-Fiqh (Kairo: Da>r al-Qalam, 1978),
hlm.199. 17
Tujuan syari'at agama bagi manusia tersebut dikategorikan mas}lah{ah}27
(kemaslahatan) dan semua yang mengancam keselamatan atau merugikan
kelima pokok itu dikategorikan mafsadah.28 Upaya untuk menghindarkannya
adalah juga mas}lah}ah}.
Hukum Islam mengenal adanya al-mas}a>lih} al-'ammah yang menjadi
kepentingan bersama masyarakat atau kepentingan umum. Hal ini menyangkut
publik dan fardhu kifayah. Penanganan ini merupakan realisasi dari al-mas}a>lih}
al-'ammah karena bersifat melindungi perempuan yang hak-haknya telah
ditindas.
Dasar-dasar di atas dapat digunakan sebagai acuan dalam memandang
hukum dasar manusia yang merupakan norma-norma yang melekat dalam
fitroh manusia, artinya perlindungan yang mengakomodasikan kepentingan
semua pihak tanpa memandang keyakinan, golongan, etnis dan jenis kelamin.
Berkaitan dengan kekerasan terhadap istri dalam hal ini, kekerasan seksual
atau pemerkosaan terhadap istri, maka kemaslahatan adalah sesuatu yang
menjadi hajat hidup yang dibutuhkan dan menjadi kepentingan yang berguna
dalam mendatangkan kebaikan terhadap seseorang.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
27
Maslahah adalah manfaat atau suatu pekerjaan yang mengandung manfa'at. Lihat
Ensiklopedi Hukum Islam, Abdul Azis Dahlan (ed.), (Jakarta: PT.Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996),
vol 4, hlm 1143. 28
Mafsadah adalah sesuatu yang membawa madharah (madarat, bahaya, bencana, atau
kerusakan) atas agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta benda. Ibid., Vol. 3, hlm. 1038. 18
Jenis penelitian dalam skripsi ini menggunakan penelitian kepustakaan
(library research), yaitu penelitian yang mempunyai objek sumber-sumber
tertulis, mencakup buku-buku, kitab, jurnal, ensiklopedi dan sumber tulisan
lainnya yang memiliki relevansi dengan masalah yang dibahas.29
2. Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif-analitik, yaitu menggambarkan dan
menguraikan pokok permasalahan yang diteliti secara proporsional dengan
melalui proses analisis hak dan kewajiban suami istri (huqu>q az-zawjayn)
dalam kehidupan rumah tangga.
3. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang ditempuh dalam penelitian ini adalah: pendekatan
Normatif. Pendekatan Normatif
30
untuk mengetahui dalil-dalil yang berupa
Nas{ baik al-Qur'a>n maupun al-Hadi>s tentang tidak dibolehkannya kekerasan
dalam bentuk apapun dalam rumah tangga terlebih dalam hubungan suami
istri, serta pendapat para ulama' dalam kitab-kitab fiqh konvensional.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah
penelusuran naskah, yaitu: mengkaji sumber-sumber yang terkait dengan data
29
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial (Bandung: Masdar Maju, 1996),
hlm. 33. 30
Pendekatan normatif yaitu studi islam yang memandang masalah dari sudi legalformalnya dan atau normatifnya. Maksud legal-formal adalah hubungan halal dan haram, boleh
dan tidak, dan sejenisnya. Sementara normatif adalah seluruh ajaran yang terkandung dalam Nash.
Lihat Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam.., hlm. 141. 19
primer, yaitu bahan-bahan yang mengikat,31 berupa
buku yang berjudul
"Marital Rape: Kekerasan Seksualitas Dalam Rumah Tangga" karya Milda
Marlia, dan karya Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi "syarh{ Uqu<d alLujjain Fi Baya<<n Huqu<q al-Lujjain". Data sekunder, yaitu data yang
memberikan penjelasan terhadap bahan-bahan primer,32 karya-karya lain yang
berkaitan dengan pokok masalah akan dijadikan sebagai sumber data sekunder
diantaranya buku-buku atau literatur yang memiliki relevansi dengan skripsi
ini. Data tertier, yaitu bahan yang memberi petunjuk maupun penjelasan data
primer dan skunder,33 diantaranya menggunakan berbagai kamus, ensiklopedi,
jurnal dan situs-situs.
5. Analisis Data
Metode yang dipakai dalam menganalisa data supaya diperoleh data
yang memadai, dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif.
Suatu analisis yang bukan menggunakan data angka. Data-data yang diperoleh
digeneralisir, diklasifikasikan kemudian dianalisa dengan penalaran deduktif
dan induktif. Metode deduktif digunakan untuk menganalisa data yang bersifat
umum kemudian diterapkan dalam persoalan-persoalan yang bersifat khusus.
Sementara metode induktif digunakan untuk menganalisa persoalan-persoalan
khusus kemudian dirangkaikan menjadi prinsip-prinsip yang bersifat umum.34
31
32
33
34
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: UI-Press, 1986), hlm. 52. Ibid. Ibid. Metode ini diadopsi dari metodologi yang digunakan oleh Nasaruddin umar dalam
melakukan penelitian terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang terdapat bias jender dalam penafsirannya.
20
Dari metode yang digunakan, penelitian ini dapat menemukan titik tolak hasil
dari permasalahan yang telah dirumuskan yaitu alasan-alasan apa saja yang
dapat mengakibatkan tindakan marital rape dalam kehidupan rumah tangga
terjadi dengan mengaitkan hak dan kewajiban suami istri (huqu>q az-zawjayn).
G. Sistematika Pembahasan
Sebagai upaya untuk membahas pokok permasalahan dalam skripsi ini,
penyusun memaparkan pembahasan dalam lima bab, dengan masing-masing bab
terdiri dari sub-bab.
Bab pertama, berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang
masalah yang merupakan pendeskripsian permasalahan yang penyusun bahas
dengan menyesuaikan pokok masalah yang menjadi pertegasan dan perjelasan
dari kajian agar dapat memberikan arahan yang tepat sehingga tidak keluar dari
alur permasalahan. Tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka yang
menjelaskan karya-karya yang dapat digunakan rujukan peneliti dengan
membandingkannya bahwa permasalahan yang dibahas belum pernah ada yang
meneliti sebelumnya, kerangka teoritik merupakan analisa dari pemikiranpemikiran
teori
yang
digunakan
dalam
penelitian
sehingga
dapat
dioperasionalisasikan ke dalam penelitian, metode penelitian berisi tentang jenis,
sifat, dan pendekatan
penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data, dan
terakhir sistematika pembahasan yang merupakan sistematik dari karya ilmiah.
(Nasaruddin Umar, Argumentasi Kesetaraan Jender Perspektif al-Qur’an (Jakarta: Paramadina,
1999) Cet.I. hlm. 31-32.
21
Bab kedua, berisi tinjauan umum tentang marital rape yang meliputi
pengertian marital rape, bentuk-bentuk marital rape yang meliputi kekerasan
fisik, psikis, ekonomi, dan seksual. Serta penyebab dan dampaknya terhadap istri.
Bab ketiga, membahas tentang
hak dan kewajiban antara suami istri
dalam kehidupan rumah tangga yang meliputi pengertian dan dasar hukumnya,
serta hak dan kewajiban suami istri dalam rumah tangga yang dilihat dari konsep
fiqh konvensional dan konsep Undang-Undang perkawinan.
Bab keempat, analisis tindakan marital rape dalam kehidupan rumah
tangga yang meliputi: alasan suami melakukan tindakan marital rape dan tinjauan
hukum Islam terhadap tindakan marital rape.
Bab kelima merupakan penutup yang meliputi kesimpulan dari berbagai
permasalahan yang telah dibahas sebelumnya disertai saran-saran yang berkaitan
dengan masalah tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang
penyusun dapatkan dari hasil persoalan marital rape terhadap analisis tindakan
marital rape terjadi dalam kehidupan rumah tangga.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penyusun mendeskripsikan bentuk dan jenis dari marital rape
yang terkait dengan hak dan kewajiban suami istri terhadap alasan suami
melakukan tindakan marital rape, serta pandangan hukum Islam terhadap
tindakan marital rape sebagaimana yang telah diuraikan panjang dalam babbab sebelumnya, maka dalam bab akhir ini penyusun dapat menarik beberapa
kesimpulan sekaligus saran sebagai berikut:
1. Karena pola pikir masyarakat yang masih tradisional, yang kental dengan
kepatriarkhiannya,
sehingga
terbentuklah
masyarakat
yang
masih
menganggap bahwa hubungan seksual merupakan kewajiban istri
sepenuhnya tanpa melihat prinsip yang terkandung dalam kehidupan
berumahtangga yaitu terwujudnya prinsip mu'a<syarah bi al-ma'ru<f.
Meskipun hal tersebut merupakan kewajiban istri tapi masih perlu adanya
komunikasi antar keduanya agar tidak terjadi tindakan suami istri yang
tidak diinginkannya. Sehingga mengakibatkan adanya pemaksaan secara
sepihak
yang menjadikan tindakan marital rape terjadi di Indonesia.
Masyarakat yang masih berpola pikir demikian, perlu mengetahui dan
memahami sebuah perkawinan.
2. Nash dalam menilai tindakan Marital rape (baik suami atau istri yang
menjadi objek), yang lebih menekankan pada unsur pemaksaan, sangat
berlawanan dengan prinsip kesetaraan yang sesuai dengan spirit dan
82
83
prinsip umum al-Qur’an. Jika terdapat nas yang berlawanan dengan
kenyatannya maka perlu adanya penafsiran dengan melihat asba<b alwuru<dnya.
Sedangkan fiqh konvensional menilai marital rape, terkait dengan
pemaksaan seksual, tidak membenarkan tindakan tersebut. Pemenuhan
seksual suami istri merupakan hubungan timbal balik antara keduanya
yang dilakukan secara ma'ruf.
B. Saran-Saran
1. Merubah pandangan budaya yang selalu menempatkan perempuan dalam
posisi subordinat dan marginal menyebabkan perempuan tidak dapat
mandiri dan tidak dapat mengambil keputusan dalam keluarga, khususnya
mengenai hak dan kewajiban sebagai istri.
2. Perlunya pemahaman ulang terhadap interpretasi teks-teks agama sehingga
tidak adanya suatu penjustifikasian dalam pengaplikasian hukum yang
tersirat atau pun tersurat di dalam teks-teks agama tersebut. Yaitu dengan
melakukan dialog dan sosialisasi terhadap penafian dogmatisasi ”berbagai
pemahaman sebagai suatu bentuk yang baku, statis dan tidak bisa dikritisi
dengan
merekonstruksi,
reinterpretasi
bahkan
dengan
mendekonstruksinya” terhadap para ahli mufassirin atau ahli fiqh.
3. Dalam setiap keluarga harus ada tempat untuk dialog atau interaksi aktif
dari masing-masing pihak, karena hal tersebut merupakan inti dari
84
keberhasilan suatu keluarga dalam membina keluarga yang sakinah,
mawaddah dan rahmah.
4. Meskipun tindakan marital rape merupakan permasalahan yang sangat tabu
untuk dibicarakan, tetapi perlu adanya telaah lebih lanjut mengenai hal ini.
Sehingga dapat dirumuskan suatu pemahaman atau pemikiran yang baru
dalam menyikapi tindakan tersebut agar lebih egaliter dalam kaitannya
dengan relasi suami istri.
DAFTAR PUSTAKA
A. Kelompok al-Qur’a>n dan Tafsir
Ali, Abdullah Yusuf, al-Qur’a>n, Terjemahan dan Tafsirnya, (Terj.). Ali
Audah, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993.
Departemen Agama, al-Qur’a>n dan Terjemahannya, Bandung: Lubuk Agung,
1989.
Hamka, Tafsir al-azhar, Jakarta: PT. Pustaka Panji Mas, 1983.
Ismail, Nurjannah, Perempuan dalam Pasungan: Bias laki-laki dalam
Penafsiran, Yogyakarta: LkiS, 2003.
Mahfud, Mohammad, Spiritualitas al-Qur’an dalam Membangun Kearifan
Umat, Yogyakarta: UII Press, 1997.
Maraghi>, Ahmad Must{afa al-, Tafsir al-Maraghi> (Terj.) Baharun Abubakar
dan Hery Noer Aly, cet. II, Semarang: Toha Putra, 1993.
Shihab, M. Quraish, Wawasan al-Qur’a>n: Tafsir Maudhu’I atas Pelbagai
Persoalan Umat, Bandung: Mizan, 1998.
Umar, Nasaruddin, Argumentasi Kesetaraan Jender Perspektif al-Qur’an,
Jakarta: Paramadina, 1999.
B. Kelompok Hadis
Fudhaili, Ahmad, Perempuan Di lembaran Suci; Kritik atas H{adi>s-H{adi>s
Sahi>h, Yogyakarta: Pilar Media, 2005.
Muh{ammad, Ima>m Abi> Abdulla>h bin Ismail bin Ibra>hi>m bin Mughiroh bin
Barzabah, S{ah{ih> { al-Bukha>ri>, 4 Jilid, Beiru>t: Da>r al-Kutub al-'Ilmiyah,
2005.
Muslim, Ima>m, S{ah{i>h} Muslim, Beiru>t: Da>r al-Fikr, 1992.
C. Kelompok Fiqh dan Us{ul Fiqh
Asmawi, Mohammad, Nikah dalam Perkembangan dan Perbedaan,
Yogyakarta: Darussalam, 2004.
85
86
Basyir, Ahmad Azhar, Hukum Perkawinan Islam, Yogyakarta: UII Press,
2004.
Ciciek, Farha, Ikhtiar Mengatasi Kekerasan Dalam Rumah Tangga: Belajar
Dari Kehidupan Rasul, Jakarta: Lkaj, 1998.
Djannah, Fathul, Kekerasan terhadap Istri, Yogyakarta: LkiS, 2003.
Dewantoro, M. Hajar dan Asmawi (ed.),. Rekonstruksi Fiqh Perempuan:
dalam Peradaban Masyarakat Modern,Yogyakarta: UII dan Ababil,
1996.
Habsyi>, Muh{ammad Baqir al-, Fiqh Praktis: Menurut al-Qur’an, as-Sunnah
dan Pendapat Para Ulama’, Bandung: Mizan, 2005.
Harahap, Yahya, Hukum Perkawinan Nasional, Medan: Zahir Trading, 1975
Inpres, Nomor I tahun 1991, Tentang Kompilasi Hukum Islam, Direktorat
jendral Pengembangan Kelembagaan Agama Islam, 2000.
Forum Kajian Kitab Kuning (FK3), Kembang Setaman Perkawinan: Analisis
Kritis Kitab ’Uqu>d al-Lujjain, Yogyakarta: Kompas, 2005.
_________________________ (FK3), Wajah Baru Suami Istri: Telaah Kitab
‘Uqu>d al-Lujjain, Yogyakarta: Lkis, 2003.
Khalla>f, Abd al-Wahab, 'Ilm Us{u>l al-Fiqh, Kairo: Da>r al-Qalam, 1974.
Nasution, Khoiruddin, Islam tentang Relasi Suami Istri (Hukum Perkawinan
I), Yogyakarta: Academia dan Tazzafa, 2004.
Nawawi>, Muh{ammad Umar an-, Syarh Uqu>d al-Lujjain Fi bayan Huqu>q alZaujain, Semarang: Maktabah wa al-Mat{bu’ah, Toha Putra, t.t.
Nuruddin, Amiur dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di
Indonesia: Studi Kritis Perkembangan Hukum Islam dari Fikih, UU No.
1/1974 sampai KHI, Jakarta: Kencana, 2006.
Masudi, Masdar F, Islam dan Hak-hak Reproduksi Perempuan: dialog Fiqh
Pemberdayaan, Bandung: Mizan, 1997.
Muhammad, Husein, Fiqh Perempuan: Refleksi Kiai atas Wacana Agama dan
Gender, Yogyakarta: LkiS, 2001.
87
Muhdlor, Zuhdi, Memahami Hukum Perkawinan (Nikah, Talak, Cerai dan
Rujuk), Bandung: Mizan, 1994.
Rafiq, Ahmad, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1998.
Ramulyo, Mohd. Idris, Hukum Perkawinan Islam: Suatu Analisis dari
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam,
Jakarta: Bumi Aksara, 1999.
Shiddieqy, Moh. Hasbi ash-, Falsafah Hukum Islam, Semarang: PT. Pustaka
Rizki Putra, 2001.
Syarifudin, Amir, Us{u>l Fiqh, Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1997.
Syuhbah, Muh{ammad Ibn Abu, al-H{udu<d fi al-Isla<m, Kairo: Ameriyyah,
1974.
Thalib, Sayuti, Hukum Kekeluargaan Indonesia Berlaku bagi Umat Islam,
Jakarta: UI Press, 1982.
Zuh{aili>, Wahbah az-, al-Fiqh al-Isla>my wa 'Adillatuhu, Damaskus: Da>r alFikr, 1989.
D. Kelompok Skripsi Dan Buku-Buku Umum
Fakih, Mansour, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 1999.
Hamim, Anis, "Islam dan Problematika Ketimpangan Relasi Suami Istri
Dalam Rumah Tangga: Study Pengalaman Rifka Annisa Women Crisis
Center (WCC) Yogyakarta," skripsi tidak diterbitkan (Yogyakarta: IAIN
Sunan Kalijaga, 1999).
Handayani, Christina S. & Ardhian Novianto, Kuasa Wanita Jawa, Cet. I,
Yogyakarta: LKiS, 2004.
Idrus, Nurul Ilmi, Marital Rape: Kekerasan Seksual dalam Perkawinan,
Yogyakarta: PPK UGM dan Fond Foundation, 1999.
Kartono, Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung: Masdar Maju,
1996.
Khairuddin, Pelecehan Seksual Terhadap Istri, Yogyakarta: PPK UGM, 1998.
88
Luhalima, A.S., Pemahaman Terhadap Bentuk-Bentuk Kekerasan Terhadap
Kekerasan Dan Alternatif Pemecahannya, Jakarta: Kelompok Kerja
”Convention Watch”, Pusat Kajian Wanita dan Fewler al,.
Marlia, Milda, Marital Rape: Kekerasan Seksual terhadap Istri, Yogyakarta:
Pustaka Pesantren, 2007.
Mernissi, Fatima dan Riffat Hassan, Setara Dihadapan Allah: Relasi Hak dan
Perempuan dalam Tradisi Islam Pasca Patriarkhi, Yogyakarta: LSPPA,
1995.
Mukhtar, Adib, "Perkosaan Dalam Keluarga Inti Menurut Perspektif Hukum
Pidana Islam," skripsi tidak diterbitkan (yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga,
2006).
Musyafa’, Muhammad, "Kekerasan Terhadap Istri Dalam Perspektif Hukum
Islam (Telaah Terhadap Pasal 6-9 UU No. 23 Tahun 2004 Tentang
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga)," skripsi tidak
diterbitkan (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2006).
Nasution, Khoiruddin, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Academia dan
Tazzafa, 2004.
Saraswati, Rika, Perempuan dan Penyelesaian Kekerasan dalam Rumah
Tangga, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2006.
Sjahrir, Kartini, Negara dan kekerasan terhadap perempuan, Jakarta: Yayasan
Jurnal Perempuan dan the Asia Fuondation Indonesia, 2000.
Sodik, Muhammad (ed.), Telaah Ulang Wacana Seksualitas, Yogyakarta:
PSW IAIN Sunan Kalijaga, depag RI, dan Mc Gill- 11 Sep- CIDA, 2004.
Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1986.
E. Kelompok Kamus, Ensiklopedi, Jurnal, dan Undang-undang
Anis, Ibra>hi>m, al-Mu’jam al-Wasi>t, t.t.p: Da>r al-Fikr, t.t.
Ensiklopedi Hukum Islam, Abdul Azis Dahlan (ed.), Jakarta: PT. Ichtiar Baru
Van Hoeve, 1996.
Najwah, Nurun, “Mengapa Relasi Suami-Istri tak Berimbang” dalam Jurnal
Musawa, Vol.3, No.2, Sept 2004.
89
Kamus Besar Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988.
Kamus Induk Istilah Seri Intelektual, M. Dahlan Y al-Barry dan L. Lya Sofyan
Yacub, Surabaya: Arkola, 2003.
Kamus Inggris-Indonesia, John M Echols dan Hassan Shadily, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 1993.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Penjelasannya.
UU No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah
Tangga (PKDRT).
UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.
Wahab, Rochmat, “Kekerasan dalam Rumah Tangga: Perspektif Psikologis
dan Edukatif” UNISIA, No. 61/XXIX/III/2006, (Juli-September 2006).
Articel dari internet dengan judul “Marital Rape sebagai Masalah Publik” di
akses tanggal, 19 November 2008.
Lampiran 1
TERJEMAHAN TEKS ARAB
NO BAB
1.
1
HLM
2
F.N
3
2.
3.
1
1
3
11
4
19
4.
1
12
21
5.
6.
1
2
13
34
22
25
7.
2
34
26
8.
3
43
2
9.
3
44
5
10.
3
47
13
11.
12.
3
3
47
47
14
15
13.
3
48
18
TERJEMAHAN
Jika istri itu bermalam meningalkan tempat tidur
suaminya, maka para malaikat mengutuknya hingga
pagi.
Dan bergaullah dengan mereka secara patut.
Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu
yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu dan
diri padanya, Allah menciptakan istrinya dan
daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan
laki-laki dan perempuan yang banyak.
Jika istri itu bermalam meningalkan tempat tidur
suaminya, maka para malaikat mengutuknya hingga
pagi.
Dan bergaullah dengan mereka secara patut.
Dan pukullah mereka, kemudian jika mereka
mentaatimu maka janganlah kamu mencari-cari jalan
untuk menyusahkannya.
Istri-istri adalah (seperti) tanah tempat kamu
bercocok tanam maka datangilah tanah tempat
bercocok tanammu itu bagaimana saja kamu
kehendaki.
Supaya dia (Muhammad) memberi peringatan kepada
orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah
(ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir.
Hak adalah suatu kemaslahatan yang ditentukan
secara syara’.
Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian
kepada ibu dengan cara yang ma’ruf.
Dan bergaullah dengan mereka secara patut.
Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam
masa menanti itu, jika mereka (para suami) itu
menghendaki ishlah. Dan para wanita mempunyai
hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut
cara yang ma’ruf.
Sebab itu maka wanita yang saleh ialah karena Allah
lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh
karena Allah telah memelihara (mereka).
14.
3
54
26
15.
3
57
32
16.
3
61
38
17.
3
62
41
18.
4
75
13
Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang
dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.
Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang
dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.
Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan
kelebihan daripada istrinya.
Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu
bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat
bercocok tanammu itu bagaimana kamu kehendaki.
Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu dan
bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa
kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar
gembira orang-orang yang beriman.
Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka
itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.
Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang
dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.
Lampiran II
BIOGRAFI ULAMA DAN SARJANA
FATIMA MERNISSI
Lahir pada 1940 di Fez, Maroko. Setelah mempelajari ilmu politik dan
sosiologi di Universitas Mohammad V, dia mengajar di Universitas tersebut sejak
1974 hingga 1980.dia prduktif dalam menerbitkan karya-karya baik dalam Bahasa
Perancis maupun Arab. Di antara karyanya yang telah diterbitkan ke dalam Bahasa
Inggris adalah Beyond the Veil (Indiana University Press/ Al Saqi); Doing Daily
Battle (Women’s Press/ Rutgers University Press); the Veil and the Male Elite
(Addison Wesley), diterbikan di Inggris dengan judul Women and Islam (Blackwell);
the Forgotten Queens of Islam (Polity Press/ University of Minnesota Press); Islam
and Democracy(Addison Wesley/Virago); dan Dreams of Trespass (Addison
Wesley) diterbitkan di inggis dengan judul The Harem Within (Doubleday).
HUSEIN MUHAMMAD
Lahir di Cirebon Jawa Barat, 9 Mei 1953. Setelah menyelesaikan pendidikan
di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur, Tahun 1973 melanjutkan ke
Perguruan Tinggi al-Qur’an (PTIQ) Jakarta, tamat Tahun 1980. Kemudian
meneruskan belajar di Universitas al-Azhar Kairo, Mesir. Saat ini memimpin Pondok
Pesantren Dar al-Tauhid Arjawinangun Cirebon. Aktif dalam seminar-seminar yang
membincangkan seputar agama dan jender serta isu-isu perempuan lainnya.
IMAM ABU HANIFAH
Nama lengkapnya adalah Abu Hanifah an-Nu’man bin Sabit bin Zufi atTamimi. Lahir di Kufah pada Tahun 150 H/ 699 M, pada masa pemerintahan al-Qalid
bin Abdul Malik. Dia salah stu mujtahid yang sangat banyak pengikutnya yang
mengklaim diri mereka dengan golongan madzhab Hanafi. Semasa hidupnya, Abu
Hanifah dikenal sebagai seorang yang dalam ilmunya, zuhud dan tawadhu’ serta
memegang ajaran agama. Beliau tidak tertarik dengan jabatan-jabatan kenegaraan,
sehinga beliau pernah menolak sebagai hakim (qadhi) yang ditawarkan oleh alMansur. Konon, karena penolakannya itu dia dipenjarakan hingga akhir hayatnya.
Dia meninggalkan beberapa karya di antaranya al-Musuan (kitab hadis, dikumpulkan
oleh muridnya), al-Makharij (buku ini dinisbatkan pada Imam Abu Hanifah,
diriwayatkan oleh Abu Yusuf), dan Fiqh Akbar, Abu Hanifah meninggal pada tahun
150 H/ 767 M, pada usia 70 tahun dan dimakamkan di Kizra.
IMAM MALIK BIN ANAS
Imam Malik bin Anas, merupakan panutan bagi mereka yang menamakan
dirinya sebagai aliran Maliki, mereka tersebar luas hampir merata diseluruh negara
Islam. Imam Maliki sendiri dilahirkan di Madinah pada Tahun 93 H/ 712 M. Dia
adalah salah satu ulama’ yang sangat terkemuka, terutama dalam bidang ilmu hadis
dan fiqh. Salah satu karyanya yang sangat terkenal hingga kini sebagai rujukan dalam
ilmu hadis dan fiqh adalah kitabnya yang berjudul al-Muwatha’. Imam Malik
meninggal dunia pada usia 86 tahun pada tahun 179 H/ 795 M.
IMAM SYAFI’I
Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i al-Quraisyi. Lahir
pada Tahun 150 H/767 M. Dan meninggal pada Tahun 204 H/ 820 M. Beliau adalah
salah satu dari Mazahib al-Arba’ah yang sangat ketat baik dalam penggunaan akal
maupun sunnah. Pandangan-pandangan yang ia kemukakan di Iraq atau tepatnya di
Baghdad sering di sebut sebagai qaul qadim. Sedangkan pendapat atau pandangannya
yang ia kemukakan setelah beliau hijah ke mesir di sebut sebagai qaul jadid.
IMAM AHMAD BIN HANBAL
Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal
bin Hilal al-Syaibani. Dia dilahirkan di Baghdad pada tahun 164 H/ 780 M. Dia
merupakan ahli hadis yang handal dan banyak meriwayatkan hadis. Karya
monumentalnya adalah Musnad Ahmad Hambal, sebuah karya besar dalam bidang
hadis. Pada masa pemerintahan al-Muktasim-Khalifah Abasiyah beliau sempat di
penjara, karena bersebrangan dengan teologi pemerintah, dan baru dibebaskan pada
masa al-Mutawakkil. Dia meningal di Baghdad dalam usia 77 tahun, pada tahun 241
H/ 855 m. Sepeninggalnya, pemikiran-pemikirannya brkembang pesat menjadi salah
sau madzhab yang memiliki banyak pengikut.
MASDAR FARID MAS’UDI
Lahir di Purwokerto, Jawa Tengah,1954. pendidikannya banyak dihabiskan di
pesantren, antara lain Pesantren Tegalrejo Magelang (1966-1969) dan Pesantren
Krapyak Yogyakarta (1969-1975). Kemudian menyelesaikan study di IAIN Snan
Kalijaga Yogyakarta (1979). Dia dikenal sebagai aktivis Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) khususnya melalui dunia kepesantrenan. Sebagai motivator LSM,
dia pernah aktif di LP3ES kemudian Lakpesdam PBNU, terakhir di P3M, Jakarta.
Karya utuhnya Agama Keadilan: Risalah Zakat (pajak) dalam Islam (Pustaka
Firdaus, 1995), dan Hak-Hak Reproduksi Perempuan (Mizan, 1999).
WAHBAH AZ-ZUHAILY
Nama lengkapnya adalah Wahbah Mustafa az-Zuhaili. Dilahirkan dikota
Dayratiyah, bagian Damaskus pada tahun 1932 M. Setelah menamatkan Ibtida’iyah
dan belajar al-Kulliyah as-Syar’iyyah di Damaskus (1952), dia kemudian meneruskan
pendidikannya di Fakultas asy-Syariah Universitas al-Azhar Mesir (1956). Di
samping ia mendapatkan ijazah khusus pendidikan (Tahassus at-Tadris) dari Fakultas
Bahasa Arab, ijazah at-Tadris dari Universitas yang sama. Mendapatkan gelar Lc.
Dalam Ilmu Hukum di Universitas ‘Ain Syam, gelar Diploma dari Ma’had as-Syariah
Universitas al-Qahirah dan memperoleh gelar Doktor dalam bidang Hukum pada
tahun 1963, dimana semua pendidikannya lulus dengan predikat terbaik. Ia kemudian
menjadi dosen di Universitas Damaskus, dan mengisi aktifitasnya sebagai pengajar,
penulis dan pembimbing. Sebagai ahli di bidang fiqh dan ushul fiqh, Wahbah telah
banyak menulis buku, di antara karya monumentalnya adalah al-Fiqh al-Islam wa
Adilatuh.
Lampiran III
CURRICULUM VITAE
Nama
: Niswatun Hasanah
Tempat tanggal lahir
: Gresik, 03 April 1987
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Mahasiswa
Alamat di Jogja
: Ponpes Putri ”Nurul Ummah” Jln. Raden Ronggo No.
982 Prenggan Kotagede Yogyakarat
Alamat Asal
: Jln. Sunan Giri II Rt: 03 Rw: 01 Sidokumpul Bungah
Gresik
Nama Ayah
Ibu
: Sutrisno
: Mutaslimah
Latar Belakang Pendidikan:
1. TK Darunnajah Sidokumpul Bungah Gresik
2. SDN I Sidokumpul Bungah Gresik
3. MI Darunnajah Sidokumpul Bungah Gresik
4. MTS Assa’adah II Bungah Gresik
5. MAK Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran Lamongan
6. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarata
Yogyakarta, 6 Desember 2008 M
9 Dzulqo'dah 1429 H
Hormat Kami,
Niswatun Hasanah
04350046
Download