bab vi simpulan dan saran

advertisement
 140 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Kegiatan magang yang berlangsung selama 4.5 bulan, di Nindya-TWW, JO, telah memberikan pengalaman dan pemahaman terkait proses pelaksanaan pekerjaan lanskap. Terdapat tiga hal yang dipelajari, yaitu manajemen proyek, pekerjaan studio, proses pelaksanan pekerjaan hardscape dan softscape di lapang, serta perumusan permasalahan berdasarkan sudut pandang ilmu arsitektur lanskap. Dalam sistem manajemen proyek, terdapat fungsi perencanaan dan pengendalian yang tidak terpisahkan. Perencanaan operasional berhubungan dengan pengorganisasian jadwal pelaksanaan, tenaga kerja, peralatan dan material. Adapun pengendalian mencakup kegiatan pelaksanaan dan koordinasi lapang, pengkajian sistem informasi serta evaluasi. Koordinasi berperan penting dalam pemecahan masalah dan pengambilan kebijakan. Dari kegiatan studio, dipelajari prosedur kerja studio, justifikasi teknis material, pembuatan shop drawing dan as-built drawing pekerjaan softscape. Shop drawing berperan sebagai pedoman dalam pekerjaan pelaksanaan di lapang, adapun as-built drawing menggambarkan perubahan yang terjadi antara shop drawing dan realisasinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi adanya perbedaan antara shop drawing dan as-built drawing adalah data survai yang kurang akurat sehingga pada saat pelaksanaan diperlukan penyesuaian luasan area, dimensi dan sebagainya terhadap kondisi lapang. Adapun dari aspek pelaksanaan, dipelajari pengendalian terhadap pemanfaatan sumber daya melalui pengawasan (supervisi) terhadap penggunaan sumberdaya berupa waktu, material dan tenaga kerja. Secara umum, tahapan pelaksanaan pekerjaan hardscape dan softscape, terdiri dari: persiapan, pelaksanaan, penyempurnaan dan pemeliharaan. Pada tahap pelaksanaan kegiatan pengawasan berperan penting dalam keberhasilan suatu proyek. Indikator dalam menilai keberhasilan suatu pelaksanaan adalah tercapai atau tidaknya tujuan proyek, yaitu menyelesaikan proyek tepat waktu, sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan serta berkualitas baik. Penulis mengukur
141 hasil pekerjaan pelaksanaan lanskap kawasan SCR berdasarkan kualitas dan waktu. Faktor kualitas/mutu dipengaruhi oleh aplikasi metode kerja serta penggunaan bahan dan alat. Adapun dari segi waktu, walaupun pada awal pelaksanaan proyek terdapat deviasi keterlambatan yang mengkhawatirkan, namun kontraktor dapat mengejar keterlambatan dan meminialisir persentase deviasi melalui pengambilan strategi yang tepat. Beberapa potensi yang ditemukan pada kontraktor, yaitu: proyek dikelola oleh tim manajemen konstruksi yang berpengalaman, tim kerja solid, memiliki modal serta ketersediaan fasilitas dan peralatan yang memadai. Adapun kekurangan kontraktor berdasarkan kegiatan pengawasan lapang (supervisi), yaitu: (1) lemahnya koordinasi, (2) kualitas pekerjaan yang kurang memuaskan pada beberapa pekerjaan disebabkan penggunaan bahan dan alat yang kurang memenuhi standar, (3) kurangnya jumlah tenaga kerja. Secara umum, kontraktor sudah cukup baik dalam mengelola proyek, namun perlu diupayakan perbaikan agar lebih optimal. Produk (output) magang yang dihasilkan adalah shopdrawing, gambar konstruksi pohon, planting plan, dan as-built drawing pekerjaan softscape serta rekomendasi. 6.2 Saran Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan magang, ada beberapa hal yang dapat dipertimbangkan. Nindya-TWW, JO sebagai kontraktor pelaksana hendaknya perlu meningkatkan kualitas pekerjaan dan pengawasan lapang. Kontraktor seharusnya tidak hanya berorientasi pada efisiensi biaya tanpa mempertimbangkan kualitas pekerjaan, karena manajemen mutu merupakan salah satu dari tujuan proyek, dan dapat menentukan citra perusahaan. Pengawasan yang baik mampu menjaga keseimbangan antara sumberdaya, anggaran dan penjadwalan sehingga sesuai dengan perencanaan. Rapat koordinasi perlu ditingkatkan sebagai alat pengendalian dan pengkajian ulang bersama secara periodik karena sifat kegiatan proyek yang dinamis. Konsultan perencana hendaknya lebih memperhatikan proses berfikir lengkap karena inventarisasi dan perencanaan yang tepat berpengaruh terhadap kelancaran proses pelaksanaan. Adapun MK hendaknya bersikap netral dan profesional dalam memberikan masukan atau kebijakan terkait pemilihan sub
142 kontraktor dan supplier. Saran bagi pemilik proyek (owner) yaitu DISPORA agar meningkatkan koordinasi dan komunikasi kepada seluruh peserta proyek. Departemen Arsitektur Lanskap diharapkan mempertahankan kegiatan magang pada perusahaan kontraktor sebagai sarana mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman kerja nyata serta meningkatan kemampuan, pengetahuan dan soft skill yang sangat berguna bagi profesi arsitek lanskap.
Download