PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (CERPEN) MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAKEM) ARTIKEL JURNAL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh Teti Nurhayati 09210085 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2013 PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (CERPEN) MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAKEM) Teti Nurhayati [email protected] Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pembelajaran Menulis Cerpen dengan menggunakan Model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) . Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa kesulitan Siswa kelas X yang merasa kesulitan dalam mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk tulisan. Seperti pada pelajaran menulis terutama pada menulis cerpen. Padahal jika saja siswa diberikan cara dan model mengajar yang berbeda tentunya siswa akan menerimanya dengan antusias karena pada pembelajaran sebelumnya mereka belum mengetahui cara dan model pembelajarannya. Pada saat ini minat menulis pada siswa sangat rendah, itu karena siswa tidak mengetahui bagaimana cara menulis yang mudah dan menyenangkan. Permasalahan ini dilakukan pada perencanaan, penerapan dan pelaksanaanya dalam menulis cerpen dengan menggunakan model pembelajaran aktif, efektif, kreatif dan menyenangkan (PAKEM) pada siswa kelas XB MA Bina Insani Cisarua. Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan, penerapan, pelaksanaanya dan hasil kemampuan siswa dalam menulis cerpen dengan menggunakan model pembelajaran aktif, efektif, kreatif dan menyenangkan (PAKEM). Dalam pembelajaran menulis cerpen, siswa dapat bekerja dengan aktif dan kondusif. Model pembelajaran aktif, efektif, kreatif dan menyenangkan (PAKEM) merupakan gambaran metode pembelajaran yang akan dijalankan dan dan diterapkan sebagai metode pembelajaran sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Dengan adanya bimbingan dari seorang guru dan alat peraga untuk menyampaikan suatu pembelajaran maka pembelajaran dengan model PAKEM ini akan mengarahkan siswa ke dalam proses pembelajaran menulis cerpen yang mudah dan menyenangkan. Model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) efektif digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen di kelas X. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata pretes sebesar 58,5 dan nilai ratarata postes sebesar 77,25. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) dibandingkan dengan sebelum menggunakan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM). Kata kunci: Cerpn, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) PENDAHULUAN Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia, karena dengan bahasa kita dapat mengetahui informasi yang kita butuhkan, selain itu kita dapat menyampaikan ide dan gagasan kita melalui bahasa. Bahasa juga bersifat dinamis, maksud dinamis disini yaitu bahasa itu tidak akan terlepas dari beberapa kemungkinan perubahan yang sewaktu-waktu dapat terjadi pada setiap waktu, kemungkinan ada kosakata baru yang masuk dalam berbahasa dan adapula kosakata lama yang ikut tenggelam. Hal ini yang membuat pemakaian bahasa menjadi tidak sesuai dengan kaidahnya. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, kita biasanya melalui suatu hubungan urutan yang teratur: mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Untuk menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia biasanya mengutarakannya dengan menulis. Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang melambangkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut (Tarigan:2008:1). Kegiatan menulis di kelas sering menjadi pelajaran yang menjenuhkan. Ketika seorang anak akan memulai menulis mereka sering mengalami kesulitan karena sulit mengeluarkan ide dan gagasannya. Salah satu hambatannya adalah anak selalu beranggapan bahwa dalam menulis haruslah rutin, baku, penulisannya harus sesuai dengan EYD, dan lain-lain. Hal ini ternyata memicu anak menjadi enggan dan terbatasi dalam keterampilannya untuk menulis. Seperti dalam kegiatan pembelajaran menulis cerpen. Cerpen sesuai dengan namanya adalah cerita pendek. Akan tetapi, berapa pun ukuran panjang atau pendeknya cerpen itu memang tidak ada artinya, tak ada satu kesepakatan diantara para pengarang dan para ahli. Cerita pendek (Cerpen/short story) termasuk ke dalam jenis karya sastra yang disebut fiksi. Fiksi pertama-tama menyaran pada prosa naratif, yang dalam hal ini adalah novel dan cerpen, bahkan kemudian fiksi sering dianggap bersinonim dengan novel (Abrams, 1981:61) dalam buku (Nurgiyantoro:2010:9). Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di MA Bina Insani Cisarua, diketahui bahwa permasalahan yang banyak ditemui adalah kurang adanya minat yang timbul dari diri sendiri yang memotivasi untuk menulis suatu karya sastra seperti menulis cerpen. Maka daripada itu peneliti akan mencoba menerapkan belajar menulis cerpen dengan menggunakan model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) pada penelitian ini. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) merupakan salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. PAKEM adalah sebuah Model yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan pemahamannya dengan penekanan belajar sambil bekerja (Asmani:2012:59). KAJIAN TEORI DAN METODE A. Kajian Teori 1. Pembelajran Pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, yang diantara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya (Trianto, 2011: 17). 2. Menulis (Cahyani, 2006: 97) mengutip Ahmadi menulis sebagai suatu proses menyusun, mencatat, dan mengkomunikasikan makna dalam tataran ganda, bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan sistem tanda-tanda konvensional yang dapat dibaca. 3. Cerita Pendek (CERPEN) Menurut Nurgiyantoro (2006 : 1) mengutip Allan Poe, Cerita pendek diartikan sebagai bacaan singkat, yang dapat dibaca sekali duduk, dalam waktu setengah sampai dua jam, genrenya mempunyai efek tunggal, karakter, plot dan setting yang terbatas, tidak beragam dan tidak kompleks (Pengarang cerpen tidak melukiskan seluk beluk kehidupan tokohnya secara menyeluruh, melainkan hanya menampilkan bagian – bagian penting kehidupan tokoh yang berfungsi untuk mendukung cerita tersebut yang juga bertujuan untuk menghemat penulisan cerita karena terbatasnya ruang yang ada. 4. PAKEM PAKEM adalah sebuah pendekatan yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan pemahamannya dengan penekanan belajar sambil bekerja (Asmani, 2012: 59). Pelaksanaan Pakem Dalam pelaksanaan PAKEM perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu: 1. Memahami sifat anak; 2. Mengenal peserta didik secara individu/perorangan; 3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan mampu memecahkan masalah; 4. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik; 5. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar 6. Memberikan umpan balik yang bertanggungjawab untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar 7. Membedakan antara aktif fisik dan mental. 5. Tinjauan Kurikulum Dalam KTSP pada tingkat SMA/MA tahun 2006, materi cerpen diberikan untuk kelas X pada semester satu dan semester dua. 1. Standar Kompetensi Menulis 16. Mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen 2. Kompetensi Dasar 16.1. Menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar). Indikator dalam menulis cerita pendek (cerpen) adalah sebagai berikut : 1. Siswa dapat menentukan topik yang berhubungandengan kehidupan diri sendiri untuk menulis cerita pendek 2. Siswa dapat menulis kerangka cerpen dengan memperhatikan kronologi waktu dan peristiwa 3. siswa dapat mengembangkan kerangka yang telah dibuat dalam bentuk cerpen (pelaku, peristiwa, latar dan konflik) dengan memperhatikan pilihan kata, tanda baca dan ejaan. Alokasi waktu yang diberikan untuk pembelajaran menulis cerita pendek yaitu 2X45 menit. melihat uraian tersebut maka, dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajaran apresiasi sastra khususnya cerpen yang merupakan bagian dari bidang studi bahasa dan sastra Indonesia, saat ini telah mendapatkan porsi yang layak. B. Metode Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiono, 2011:2). Metode penelitian yang penulis pakai adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah salah satu jenis metode penelitian yang berusaha menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada pemecahan masalahmasalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dari test menulis cerpen. Teknik tersebut melalui tahap sebagai berikut: 1. Tes awal, yaitu tes yang diberikan sebelum pemebelajaran dimulai, bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis cerpen dengan menggunakan model PAKEM. 2. Tes akhir, yaitu tes yang diberikan setelah pembelajaran selesai. Tujuannya untuk mengetahui kemampuan menulis cerpen. HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang akan disajikan merupakan hasil dari evaluasi pretes dan postes, yang berupa hasil kegiatan menulis cerpen di kelas X, penulis menyajikan sebuah tes baik itu pretes maupun postes. Setelah data terkumpul penulis melakukan pengkajian data berdasarkan hasil penelitian dengan soal tes membuat sebuah cerita pendek (cerpen) dengan tema bebas sesuai pengalaman pribadi, kemudian data diolah dengan menggunakan rumusan sebagai berikut: 1. Tiap jawaban yang benar skornya 14 2. Jumlah skor maksimal 20 3. Perhitungan nilai akhir dalam skala 1-100 dengan rumus Nilai akhir = Perolehan Skor X 100 20 Pada tahap selanjutnya penulis melakukan analisis pada hasil pretes dan postes. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan penulis dalam melaksanakan pembelajaran menulis cerita pendek (cerpen) dengan menggunakan model PAKEM pada siswa kelas X. Berikut hasil analisis yang dilakukan penulis, kemudian diolah sehingga menghasilkan data berikut ini: Pretes Postes Rata-rata 58,5 77,25 Berdasarkan analisis data tersebut maka dapat diketahui bahwa nilai yang diperoleh siswa dari tes awal ke tes akhir mengalami peningkatan dari 64,5 menjadi 84,5. SIMPULAN Berdasarkan rumusan masalah dan hasil pembahasan sebagaimana dipaparkan pada bab sebelumnya maka pada bab ini akan dikemukakan simpulan dan saran berkaitan dengan pembelajran menulis cerpen dengan menggunakan model PAKEM di kelas X. Berikut ini penulis akan mengemukakan beberapa simpulan sebagai berikut. 1. Pembelajaran menulis cerpen dengan model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) dapat melatih keterampilan siswa dalam menulis cerpen pada siswa kelas X ini terbukti pada saat peneliti melaksanakan praktik, dengan model pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan siswa sangat antusias dengan cara diperlihatkan suatu video klip lagu untuk dijadikan acuan dalam menginspirasi tulisannya. 2. Model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) efektif digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen di kelas X. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata pretes sebesar 58,5 dan nilai rata-rata postes sebesar 77,25. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) 3. Dengan menggunakan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM), tidak ada permasalahanpermasalahan yang dihadapi oleh siswa yang biasanya dialami pada saat menulis cerpen, seperti kekurangan ide cerita/permasalahan pada akhir cerita. DAFTAR PUSTAKA Asmani, Jamal Ma’mur. 2012. 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Jogjakarta: Diva Press. Hal:59. Cahyani, Isah dan Iyos Ana Rosmana. 2006. Pendidikan Bahasa Indonesia. Bandung: UPI Press. Hal:97. Nurgianto, Burhan. 2010.Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal:1&9. Nurgianto, Burhan. 2012.Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi Yogyakarta: BPFE. Hal:291. Sugiono. 2012. Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfa Beta. Hal:2. Tarigan, Guntur Henry. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung. Hal:1. Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajran InovatifProgresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. Hal:17.