S-697/PJ.51/2002 PENJELASAN ATAS PERLAKUAN PPn BM BAGI

advertisement
Pusat Peraturan Pajak Online
S-697/PJ.51/2002 PENJELASAN ATAS PERLAKUAN PPn BM BAGI PENGUSAHA
BATU PERMATA DAN PENGUSAHA PERHIASA
Contributed by Administrator
Monday, 15 July 2002
PENJELASAN ATAS PERLAKUAN PPn BM BAGI PENGUSAHA BATU PERMATA DAN PENGUSAHA PERHIASAN
EMAS
Sehubungan dengan surat Saudara Nomor : XXX tanggal 27 Maret 2002 hal Mohon Penjelasan, dengan ini
disampaikan hal-hal sebagai berikut:
1.Dalam surat tersebut, Saudara mohon penjelasan:
a.Bagi Pengusaha/Pengrajin Batu Permata yang menjual Batu Permata yang diolah dengan
omset tidak lebih dari 360 juta setahun, tidak wajib dikukuhkan sebagai PKP, sehingga
tidak memungut PPn BM. Akan tetapi apabila omsetnya lebih dari 360 juta setahun, wajib
dikukuhkan sebagai PKP dan memungut PPn BM.
b.Bagi PKP pengusaha Pabrikan perhiasan emas, yang menjual perhiasan emas dengan batu
permata melekat/lepasan, tidak wajib memungut PPn BM.
c.Bagi PKP pengecer/toko perhiasan emas yang menjual perhiasan emas dengan batu
permata melekat/lepasan, tidak wajib memungut PPn BM.
d.Bagi PKP pabrikan perhiasan emas/toko pengecer perhiasan emas yang melakukan
kegiatan memasang/setting batu permata pada perhiasan emas, tidak wajib memungut
PPn BM.
2.Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor
18 Tahun 2000, mengatur antara lain:
a.Pasal 5 ayat (1)
Disamping pengenaan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Kena Pajak dan Jasa Kena
Pajak, dikenakan juga Pajak Penjualan Atas Barang Mewah terhadap penyerahan Barang
Kena Pajak Yang Tergolong Mewah yang dilakukan oleh Pengusaha yang menghasilkan
Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah tersebut di dalam daerah pabean, atau atas
impor Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah.
b.Pasal 5 ayat (2)
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dikenakan hanya satu kali pada waktu penyerahan
Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah oleh Pengusaha yang menghasilkan atau pada
waktu impor.
3.Keputusan Menteri Keuangan Nomor 552/KMK.04/2000 tentang Batasan Pengusaha Kecil Pajak
Pertambahan Nilai menetapkan antara lain:
a.Pasal 1 angka 1
yang dimaksud dengan Pengusaha Kecil adalah pengusaha yang selama satu tahun buku
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dengan jumlah peredaran bruto tidak lebih dari
Rp 360.000.000,-.
b.Pasal 2
atas penyerahan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak yang dilakukan oleh
Pengusaha Kecil tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai.
4.Keputusan Menteri Keuangan Nomor 83/KMK.03/2002 tentang Pajak Pertambahan Nilai Atas
Penyerahan Emas Perhiasan Oleh Pengusaha Toko Emas Perhiasan, mengatur antara lain:
http://www.rumahpajak.com
Powered by Joomla!
Generated: 4 November, 2017, 02:22
Pusat Peraturan Pajak Online
a.Pasal 1 angka 1
Pengusaha Toko Emas Perhiasan adalah orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha
dibidang penyerahan emas perhiasan, berdasarkan pesanan maupun penjualan langsung,
baik hasil produksi sendiri maupun pihak lain, yang memiliki karakteristik pedagang eceran.
b.Pasal 1 angka 2
Emas perhiasan adalah perhiasan dalam bentuk apapun yang bahannya sebagian atau
seluruhnya dari emas dan atau logam mulia lainnya, termasuk yang dilengkapi dengan
batu permata dan atau bahan lain yang melekat atau terkandung dalam emas perhiasan
tersebut.
c.Pasal 2
Pengusaha Toko Emas Perhiasan wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak.
5.Lampiran VI huruf b Keputusan Menteri Keuangan Nomor 570/KMK.04/2000 tentang Jenis Barang
Kena Pajak Yang Tergolong Mewah Selain Kendaraan Bermotor yang Dikenakan Pajak Penjualan
Atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 141/KMK.03/2002, menetapkan bahwa:
-Mutiara, alam atau budidaya, dikerjakan atau ditingkatkan mutunya, tetapi tidak diuntai,
dipasang atau disetel; mutiara, alam atau budidaya, diuntai sementara untuk memudahkan
pengangkutannya (Nomor HS 7101.10.000; 7101.21.000; 7101.22.000);
-Intan, dikerjakan atau ditingkatkan mutunya, tetapi tidak dipasang atau disetel (Nomor
HS 7102.10.000; 7102.21.000; 7102.29.000; 7102.31.000; 7102.39.000);
-Batu permata (selain intan), dikerjakan atau ditingkatkan mutunya tetapi tidak diikat, tidak
dipasang atau tidak disetel, diikat sementara hanya untuk memudahkan pengangkutannya
saja (Nomor HS ex 7103.91.000; ex 7103.99.000);
-Barang dari mutiara alam atau mutiara budidaya, batu permata atau batu setengah
permata alam (Nomor HS 7116.10.000; ex 7116.20.000)
Termasuk dalam Kelompok Barang-barang yang sebagian atau seluruhnya terbuat dari batu mulia
dan atau mutiara atau campuran daripadanya, yang atas impor dan penyerahannya dikenakan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 75% (Tujuh Puluh Lima Persen).
6.Sehubungan dengan hal-hal di atas, dengan ini ditegaskan bahwa:
a.Pengusaha/pengrajin batu permata dengan omset untuk seluruh kegiatan usahanya tidak
lebih dari Rp 360 juta setahun termasuk dalam pengertian Pengusaha Kecil.
b.Pajak Penjualan Atas Barang Mewah atas Batu Permata hanya dikenakan satu kali pada
waktu impor oleh importir atau pada waktu penyerahan oleh pabrikan batu permata.
c.Dalam hal Pengusaha Kena Pajak Pabrikan emas perhiasan juga merupakan pabrikan batu
permata, maka atas penyerahan batu permata (baik yang terpasang pada emas perhiasan
maupun tidak) dikenakan PPn BM dengan tarif 75% (tujuh puluh lima persen).
d.Mengingat bahwa Pajak Penjualan Atas Barang Mewah hanya dikenakan atas impor atau
penyerahan Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah, maka jasa pemasangan/setting
batu permata pada perhiasan emas yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak Pabrikan
emas perhiasan tidak dikenakan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.
Demikian untuk menjadi maklum.
A.n. DIREKTUR JENDERAL,
DIREKTUR PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN
PAJAK TIDAK LANGSUNG LAINNYA
ttd
I MADE GDE ERATA
http://www.rumahpajak.com
Powered by Joomla!
Generated: 4 November, 2017, 02:22
Pusat Peraturan Pajak Online
http://www.rumahpajak.com
Powered by Joomla!
Generated: 4 November, 2017, 02:22
Download