1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi

advertisement
1
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi menyebabkan tingkat persaingan yang semakin
kompleks. Hal ini menuntut perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan
kompetensinya dalam membangun strategi pemasaran yang unggul. Bagi
perusahaan-perusahaan yang pemasarannya merambat ke pasar luar
negeri, persaingan internasional yang semakin ketat tersebut harus disikapi
dengan selalu tanggap terhadap situasi pasar global. Pasar luar negeri di
mana pun pasti menggiurkan. Terlebih ditengah kondisi tidak menentu
saat ini, usaha berorientasi ekspor merupakan pilihan brilian yang sangat
menguntungkan. Dari sisi peluang jelas sangat besar, potensi juga ada dan
cukup besar. Permintaan pun tidak pernah surut (Hasto, 2006).
Sisi menguntungkan ini tidak hanya dinikmati oleh perusahaan itu
sendiri, tetapi juga oleh pemerintah. Selain profit yang masuk ke
perusahaan, devisa negara juga akan meningkat jika usaha berorientasi
ekspor di negara tersebut mengalami kenaikan. Katsikeas dan Nigel (1993)
menyatakan bahwa aktivitas ekspor yang meningkat telah menjadi penting
bagi kelangsungan hidup, pertumbuhan dan profitabilitas dari organisasi
bisnis modern. Akan tetapi, minimnya kemampuan, ketrampilan, dan
pengetahuan akan seluk beluk ekspor dapat menghalangi aktivitas usaha
commit to
user
ekspor dalam meraup keuntungan
besar.
1
2
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Di Indonesia, aktivitas ekspor mendapat dukungan penuh dari
pemerintah. Melalui Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN),
segala informasi mengenai seluk beluk usaha ekspor dapat diperoleh. Bisa
dikatakan pula bahwa lembaga tersebut juga merupakan wadah bagi
eksporir yang ingin menjajakan barangnya ke pasar mancanegara. Namun
realitanya, kinerja usaha ekspor cenderung tidak stabil, mengalami
penurunan atau tidak dapat signifikan berkembang dalam periode saat ini.
Mari Elka Pangestu dalam rapat koordinasi terbatasnya, seperti yang
dikutip dalam Harian Suara Merdeka Edisi Selasa, 27 Februari 2007,
mengungkapkan
bahwa
target
pertumbuhan
ekspor
tahun
2007
diperkirakan hanya 14,5 persen atau lebih rendah dari pencapaian 2006
sebesar 19 persen.
Kegiatan ekspor dilakukan dengan cara mengeluarkan barangbarang dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan yang
berlaku. Menurut Priadi (2000), ekspor merupakan total barang dan jasa
yang dijual oleh sebuah negara ke negara lain, termasuk diantara barangbarang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu. Hal ini diperkuat
oleh pendapat Mankiw (2006) bahwa ekspor merupakan barang dan jasa
yang diproduksi di dalam negeri yang dijual secara luas ke luar negeri.
Kegiatan ekspor mempunyai peran yang penting dalam kemajuan dan
pembangunan suatu negara. Kegiatan tersebut dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi negara. Keuntungan yang diperoleh dari kegiatan
commit to suatu
user negara memiliki keunggulan
ekspor antara lain mendorong
3
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
komparatif, mendorong surplus neraca perdagangan, dan
mendorong
penerimaan devisa negara.
Indonesia merupakan salah satu negara yang aktif dalam kegiatan
ekspor. Pada awal tahun 1980 Indonesia menetapkan kebijakan export
promotion (promosi ekspor). Promosi ekspor yang dilakukan bertujuan
untuk menghasilkan devisa yang lebih besar untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara (Arikunto : 2005). Komoditas ekspor yang
memberikan devisa terbesar dalam perekonomian yaitu komoditas pada
sektor non migas. Berikut adalah tabel pertumbuhan ekspor Indonesia
tahun 2010-2014.
Tabel 1.1 Data Ekspor Indonesia
Ekspor Indonesia
Tahun
Value/Nilai ($)
Berat/Weight (Kg)
2010
157,779.103.470
478,846.797.632
2011
203.496.620.060
582.219.779.283
2012
190.031.845.244
600.137.346.950
2013
182.551.794.701
700.005.037.290
2014
175.980.836.906
549.465.743.578
Sumber : www.bps.go.id
Dalam kurun waktu 2005-2011, ekspor Indonesia tumbuh
fluktuatif, terlihat pertumbuhan ekspor Indonesia tertinggi terjadi pada
tahun 2011 mencapai 203.496.620.060$. Pada tahun 2012 sampai 2014
commit
to dibandingkan
user
pertumbuhan ekspor semakin
turun
tahun 2011. Kondisi ini
perpustakaan.uns.ac.id
4
digilib.uns.ac.id
dapat dipengaruhi oleh adanya kondisi krisis finansial global sejak
pertengahan 2008. Krisis tersebut berdampak terhadap perekonomian
global, termasuk turunnya omset ekspor terhadap produk-produk
Indonesia ke pasaran dunia (Hamid, 2009).
Adanya perkembangan nilai ekspor setiap tahun dapat mendorong
adanya kerjasama ekonomi regional. Kerjasama di kawasan Asia Tenggara
dikenal dengan sebutan ASEAN (Association of South East Asian
Nations). Bentuk kerjasama dalam organisasi tersebut terletak pada bidang
keamanan, ekonomi, dan sosial budaya. Terdapat beberapa bentuk
kerjasama ekonomi. Kegiatan dalam upaya mendorong nilai ekspor tidak
hanya dilakukan oleh pemerintah pusat tetapi juga oleh masing-masing
daerah, yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang
semakin tinggi (Telaumbanua, 2013). Secara spesifik, kinerja ekspor
Indonesia ditentukan oleh keadaan pertumbuhan ekonomi dan kegiatan
perdagangan masing-masing Provinsi di Indonesia. Oleh karena itu,
kegiatan ekspor setiap provinsi menjadi penting untuk diperhatikan.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menganalisis
faktor-faktor perdagangan antar dua negara diantaranya adalah gravity
model. Gravity model menarik karena disajikan secara empiris dengan
mengunakan variabel jarak dan poulasi penduduk negara tujuan. Penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan gravity model. Berbeda dengan teori
perdagangan internasional konvensional seperti Richardian, Heckschercommit to user
Ohline hingga Monopolistic Competition yang lebih menitik beratkan pada
5
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pada sisi penawaran, gravity model menjelaskan sisi permintaan dalam
perdagangan internasional. Model awal gravitasi melihat pengaruh tingkat
pendapatan dan jarak tempuh antara negara eksporir dan importair
terhadap pola perdagangan internasional (Anderson, 1979) dalam Winarno
(2008).
Krugman (1991)
dalam Yuniarti (2007) mempertimbangkan
bahwa jarak dua mitra dagang menjadi determinan penting pola
perdagangan
secara
geografis.
Hal
ini
disebabkan
jarak
akan
meningkatkan biaya transportasi, sehingga jarak berhubungan negatif
dengan ekspor.
Beberapa studi terdahulu telah mengembangkan persamaan gravity
model menjadi formasi yang dirubah berdasarkan tinjauan perdagangan
bebas yang bersifat bilateral atau regional. Menurut samuelson (2004),
selain PDB, Volume dan Nilai Ekspor dipengaruhi oleh harga relatif suatu
komoditas di pasar international yang berkaitan erat dengan nilai tukar
mata uang. Selain itu, Suryata (2012) menjelaskan bahwa populasi Negara
importir juga berpengaruh terhadap nilai ekspor. Jumlah populasi Negara
importir menunjukan besarnya potensi pasar barang ekspor dari Negara
eksportir.
Maka berdasarkan latar belakang ini, penulis tertarik untuk
mengkaji secara mendalam mengenai pengaruh GDP Surakarta dan GDP
negara importir terhadap commit
ekspor Kota
to userSurakarta serta pengaruh populasi
6
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penduduk negara tujuan, jarak antara Indonesia dengan negara tujuan dan
nilai ekspor riil (real effective exchange rate/REER) terhadap ekspor Kota
Surakarta dengan menggunakan gravity model. Periode penelitian ini yaitu
dari tahun 2010 sampai 2014. Adapun judul penelitian ini adalah
“ANALISIS DETERMINAN EKSPOR SURAKARTA KE ENAM
NEGARA TUJUAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN
GRAVITY MODEL”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang
dirumuskan untuk dibahas dalam penelitian ini antara lain adalah :
1. Apakah GDP Surakarta berpengaruh terhadap ekspor Kota
Surakarta?
2. Apakah GDP Negara tujuan berpengaruh terhadap ekspor Kota
Surakarta?
3. Apakah populasi penduduk Negara tujuan berpengaruh terhadap
ekspor Kota Surakarta?
4. Apakah jarak relatif antara Indonesia dengan Negara tujuan
berpengaruh terhadap ekspor Kota Surakarta?
5. Apakah nilai tukar riil berpengaruh terhadap ekspor Kota
Surakarta?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
7
digilib.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian
Penuliasan karya ilmiah ini bertujuan untuk mendapatkan jawaban
atas rumusan masalah yang telah disimpulkan sebelumnya. Melalui
masalah yang telah diuraikan maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui :
1. Untuk mengetahui pengaruh GDP Surakarta terhadap ekspor Kota
Surakarta.
2. Untuk mengetahui pengaruh GDP Negara tujuan terhadap ekspor Kota
Surakarta.
3. Untuk mengetahui pengaruh populasi Negara tujuan terhadap ekspor
Kota Surakarta.
4. Untuk mengetahui pengaruh jarak relatif antara Indonesia dengan
Negara tujuanterhadap ekspor Kota Surakarta.
5. Untuk mengetahui pengaruh nilai tukar rill terhadap ekspor Kota
Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Melalui tulisan ilmiah ini diharapkan memberikan manfaat
wawasan ilmu kepada penulis sendiri dan pihak-pihak yang memiliki
peran dalam penulisan karya ini. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi:
1.
Bagi peneliti dan rekan-rekan satu bidang keilmuan, dapat
meningkatkan pemahaman tentang ilmu-ilmu di bidang kebijakan
ekonomi pada bidang ekspor barang serta faktor-faktor yang
mempengaruhi ekspor. Sehingga dalam pengelolaan perekonomian
commit to user
8
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kedepannya dapat berjalan lebih baik, khususnya pada pemerintahan
Kota Surakarta.
2.
Bagi Pemerintah Kota Surakarta, tulisan ini mampu memberikan
refrensi dalam mengambil keputusan untuk menentukan kebijakan
guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Jawa Tengah melalui
kebijakan
ekonomi
melalui
peraturan
daerah
dalam
bidang
pengelolaan perekonomian.
3.
Bagi Kalangan Akademisi dan pihak lain, melalui tulisan ini
diharapkan mampu meningkatkan ranah materi maupun sebagai dasar
acuan dan bahan pertimbangan bagi penelitian lebih lanjut dan
pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang pelaksanaan ekspor.
commit to user
Download