7 BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Pendahuluan

advertisement
BAB II
TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI
II.1. Pendahuluan
Dalam bab tinjauan ini akan dibahas tiga hal utama, yaitu hotel kapsul,
klasifikasi hotel dan iklim tropis. Fungsi bab ini adalah sebagai panduan yang
akan menjadi landasan dalam tahap pelaksanaan dan pembahasan kajian. Pada
bagian hotel kapsul dijelaskan pengertian hotel kapsul dan karakteristik hotel
kapsul. Bagian klasifikasi hotel dijelaskan beberapa klasifikasi hotel, dan
kesimpulan hotel kapsul berdasarkan klasifikasi tersebut. Bagian iklim tropis
dijelaskan mengenai karakteristik iklim Indonesia hingga bagian inti wilayah
kajian, kenyamanan termal, penyelesaian permasalahan iklim, cara melakukan
analisa suhu. Penjelasan ketiga inti tinjauan pustaka ini, selanjutnya dibagi dalam
beberapa sub-bab.
II.2. Tinjauan Umum
II.2.1. Pengertian Hotel
Secara harfiah, kata hotel berasal dari bahasa Latin yaitu
hospitium, yang artinya ruang tamu. Kata ini kemudian mengalami
proses perubahan pengertian dan untuk membedakan guest house
dengan mansion house yang berkembang saat itu, maka rumah besar
disebut hostel. Hostel disewakan pada masyarakat umum untuk
menginap dan beristirahat sementara waktu, dan dikoordinir oleh
seorang host. Seiring perkembangan dan adanya tuntutan terhadap
kepuasan, di mana orang tidak menyukai peraturan yang terlalu
banyak pada hostel, maka kata hostel kemudian mengalami
perubahan, yakni penghilangan huruf “s” pada kata hostel sehingga
menjadi hotel.
Definisi hotel menurut SK Menparpostel Nomor KM 94/ HK
103/MPPT 1987 adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan
sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan
7
penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum, yang
dikelola secara komersial.
Hotel adalah sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan
dengan memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan
minuman
serta
akomodasi
dengan
syarat
pembayaran.
(Lawson,1976:27).
Pengertian hotel dapat disimpulkan dari beberapa definisi
diatas yaitu, hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang,
perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan
pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta
fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan
bagi masyarakat umum dan dikelola secara komersil.
II.2.2. Pengertian Hotel Kapsul
Hotel kapsul adalah inovasi terbaru di pasar hotel. Pertama kali
hotel kapsul dibuka di Osaka, Jepang. sekarang, hotel kapsul telah
banyak bermunculan di kota- kota besar Jepang.
Hotel kapsul adalah hotel berbentuk kapsul (capsule hotel)
dengan kamar yang sangat kecil namun memenuhi kebutuhan karena
dilengkapi berbagai fasilitas tempat tidur, tv, akses internert (baik
melalui kabel LAN maupun Wireless), radio, jam, pencahayaan yang
fleksibel, sebuah kotak penyimpanan untuk meletakan barang
berharga, dan meja mini untuk menulis. (A. K. Bhatia, 2008:406).
II.2.3. Karakteristik Hotel Kapsul
Hotel kapsul mempunyai dua bagian ruangan, yaitu untuk
ruang tidur (capsule sleeping room) dan ruang publik (public lounge
space). Kamar tidur di hotel kapsul umumnya berbaris dan
bertingkat ganda sepanjang lorong seperti di kompartemen tidur
kereta api. Ruang publik seperti toilet, kamar mandi, ruang mesin
penjual otomatis dan lounge terdapat di setiap lantai hotel. Fungsi
8
setiap kamar kapsul dikendalikan dan dipantau oleh sistem komputer
pusat dan keamanan di kontrol oleh kamera TV sirkuit.
Hotel kapsul cukup memenuhi kebutuhan terutama untuk para
pelaku bisnis. Tarif rendah dan lokasi yang berada di pusat kota dan
dekat dengan pusat transportasi utama merupakan faktor penting
dalam menunjang kebutuhan para pelaku bisnis.
Berikut adalah rangkuman karakteristik hotel kapsul :
1. Lokasi
Lokasi yang strategis berada di tengah- tengah kota besar,
merupakan tuntutan utama dan akan mempengaruhi target
pasar, yaitu merupakan para pelaku bisnis.
2. Fasilitas
Fasilitas yang disediakan mendukung fungsi utamanya
sebagai tempat peristirahatan, yaitu fasilitas pokok adalah
tidur (capsule sleeping room) sebagai area privasi dan
fasilitas publik yang terpisah dengan fasilitas privat yaitu
toilet, kamar mandi, ruang mesin penjual otomatis dan lounge
terdapat di setiap lantai hotel.
3. Segmen Pasar
Sasaran yang ingin dijangkau adalah para pelaku bisnis
menengah kebawah yang berada di tengah- tengah pusat kota.
(A. K. Bhatia, 2008:406).
II.2.4. Karakteristik Tamu Hotel Kapsul
Hotel kapsul umumnya berada di sekitar stasiun kereta api
utama target pasar utamanya adalah untuk salesman menengah
kebawah yang sering berada diluar kota yang sudah ketinggalan
kereta terakhir, dan mencari penginapan yang murah. Hotel kapsul
adalah alternatif penginapan karena mempunyai tarif yang rendah.
Tinggal di hotel kapsul memberikan pengalaman yang menarik di
jepang, tetapi tidak semua orang dapat menikmati hotel kapsul ini,
orang
yang
mempunyai
9
ketakutan
akan
tempat
sempit
(claustrophobics), dan orang yang memiliki tinggi lebih dari dua
meter juga tidak dapat menikmati hotel kapsul ini. Perlu di
perhatikan bahwa hotel kapsul ini mayoritas di peruntukan hanya
untuk pria saja, namun ada beberapa hotel kapsul yang dapat
diperuntukan wanita. Umumnya menginap di hotel kapsul hanya
untuk satu malam.
Berikut adalah rangkuman karakteristik tamu hotel kapsul menurut
Dood, Jan., Simon Richmond (2001) :
1. Berpergian seorang diri atau berkelompok.
2. Menginap umumnya hanya untuk satu malam, biasanya
fasilitas yang paling digunakan adalah fasilitas pokok yaitu
ruang tidur.
3. Tidak memerlukan fasilitas rekreasi tambahan, karena tujuan
utamanya hanya untuk tidur dan kembali bekerja.
4. Tamu hotel tidak mempunyai ketakutan akan tempat sempit
atau mempunyai tinggi lebih dari dua meter.
5. Mayoritas diperuntukan untuk pria, namun ada beberapa hotel
kapsul yang diperuntukan untuk wanita.
II.2.5. Klasifikasi Hotel
Kriteria klasifikasi hotel di Indonesia secara resmi terdapat
pada peraturan pemerintah, yaitu SK: Kep-22/U/VI/78 oleh Dirjen
Pariwisata. Klasifikasi hotel ditinjau berdasarkan beberapa faktor,
yaitu:
1. Klasifikasi hotel berdasarkan sistem penjualan harga kamar, di
mana harga kamar yang dijual hanya harga kamar saja atau
merupakan sistem paket, yaitu:
a. European plan hotel : hotel dengan biaya untuk harga kamar
saja. Keistimewaan: Praktis, banyak digunakan di hotel,
memudahkan sistem billing. Semua sistem pemasaran kamar
kebanyakan menggunakan sistem ini.
10
b. American plan hotel : hotel dengan perencanaan biaya
termasuk harga kamar dan harga makan, terbagi dua yaitu:
•
Full American plan (FAP) : harga kamar termasuk
tiga kalimakan sehari (sarapan, makan siang dan
makan malam).
•
Modified American plan (MAP) : harga kamar
termasuk dua kali makan sehari, yaitu:
Kamar + makan pagi + makan siang
Kamar + makan pagi + makan malam
c. Continental plan hotel : hotel dengan perencanaan harga
kamar sudah termasuk dengan continental breakfast.
d. Bermuda plan hotel : hotel dengan perencanaan harga kamar
yang sudah termasuk dengan American breakfast.
2. Klasifikasi hotel berdasarkan ukuran ditentukan oleh jumlah
kamar yang ada, yaitu:
a.
Small hotel : hotel kecil dengan jumlah kamar di bawah 150
kamar.
b.
Average hotel : jumlah kamar antara 150 sampai 299 kamar.
c.
Above hotel : jumlah kamar antara 300 sampai 600 kamar.
d.
Large hotel : hotel besar dengan jumlah kamar minimal 600
kamar.
3. Klasifikasi hotel berdasarkan asal usul dan latar belakang tamu
menginap yaitu:
a. Family hotel : hotel untuk tamu yang menginap bersama
keluarga.
b. Business hotel : hotel untuk tamu berupa para pengusaha.
c. Tourist hotel : hotel untuk tamu yang menginap berupa
wisatawan, baik domestik maupun luar negeri.
d. Transit hotel : hotel untuk tamu yang transit (singgah
sementara)
e. Cure hotel : Hotel untuk tamu yang menginap dalam proses
pengobatan atau penyembuhan penyakit.
11
4. Sistem bintang. Semakin banyak jumlah bintang suatu hotel,
pelayanan yang dituntut semakin banyak dan baik. Klasifikasi
hotel berdasarkan sistem bintang, yaitu:
a. Hotel melati satu (*).
b. Hotel melati dua (**).
c. Hotel bintang tiga (***).
d. Hotel bintang empat (****).
e. Hotel bintang lima (*****)
Khusus untuk hotel bintang lima, terdapat tingkatan yaitu
Palm, Bronze, dan Diamond.
5. Klasifikasi hotel berdasarkan lamanya tamu menginap, yaitu:
a. Transit hotel : hotel dengan lama tinggal tamu rata-rata
semalam.
b. Semi residential hotel : hotel dengan lama tinggal tamu lebih
dari satu hari tetapi tetap dalam jangka waktu pendek,
berkisar dua minggu hingga satu bulan.
c. Residential hotel : hotel dengan lama tinggal tamu cukup
lama, berkisar paling sedikit satu bulan.
6. Klasifikasi hotel berdasarkan lokasi, yaitu:
a. City hotel : hotel yang terletak di dalam kota besar yang
menginap melakukan kegiatan bisnis.
b. Urban hotel : hotel yang terletak di dekat kota.
c. Suburb hotel : hotel yang terletak di pinggiran kota.
d. Resort hotel : hotel yang terletak diarea resort.
Berdasarkan kriteria hotel menurut peraturan pemerintah, SK:
Kep-22/U/VI/78 oleh Dirjen Pariwisata, dapat disimpulkan bshwa
hotel kapsul merupakan, hotel bisnis bertaraf bintang 3, hotel kecil
(small hotel), jika dilihat dari lokasi, target pasar dan jumlah
kamarnya.
12
II.2.6. Pengertian Hotel Bisnis
Hotel bisnis didefinisikan sebagai hotel yang banyak
digunakan para usahawan, dimana hotel ini memiliki fasilitas yang
lengkap untuk para pebisnis. Biasanya terletak dipusat kota, ataupun
area bisnis dan berfungsi menyediakan fasilitas, layanan dan
kemudahan akomodasi yang disesuaikan dengan karakter para
pelaku bisnis.
II.2.7. Karakteristik Hotel Bisnis
Menurut peraturan pemerintah, SK: Kep-22/U/VI/78 oleh Dirjen
Pariwisata, hotel bisnis memiliki berbagai karakteristik, di antaranya:
1. Lokasi
Lokasi yang strategis berada di tengah- tengah kota besar,
dekat dengan pusat bisnis dan perbelanjaan, merupakan
tuntutan utama dan akan mempengaruhi target pasar, yaitu
merupakan para pelaku bisnis.
2. Fasilitas
Fasilitas yang disediakan mendukung dalam kegiatan bisnis.
3. Segmen Pasar
Sasaran yang ingin dijangkau adalah para pelaku bisnis yang
berada di tengah- tengah pusat kota.
II.2.8. Karakteristik Tamu Hotel Bisnis
Karakteristik tamu hotel bisnis yaitu:
1.
Bepergian seorang diri atau berkelompok.
2.
Menginap dalam jangka waktu relatif singkat.
3.
Ingin cepat menyelesaikan tugasnya, sehingga pertimbangan
terhadap jarak pencapaian ke objek tujuan harus sedekat
mungkin.
4.
Pertimbangan ekonomi dan fasilitas
Dalam hal ini, rekreasi tidak diprioritaskan. Secara umum, kaum
pebisnis mempunyai karakter yang sangat efisien. Kualitas interaksi
13
bisnis merupakan perhatian utama. Mereka berusaha menjalin
interaksi sesingkat mungkin dan mencapai relasi seerat mungkin.
Interaksi bisnis dapat dilakukan di dalam dan luar hotel. Interaksi
yang dilakukan di luar hotel menuntut tamu beraktivitas di luar dan
memanfaatkan fasilitas hotel dalam waktu yang singkat, misalnya
beristirahat. Interaksi yang dilakukan dalam lingkungan hotel
menuntut disediakannya ruang yang nyaman, mempunyai privatisasi
tinggi dan dapat mendukung proses relasi bisnis yang diinginkan.
Kegiatan bisnis juga dapat dilakukan sambil makan, minum kopi,
olahraga dan kegiatan santai lainnya.
Hotel bisnis didefinisikan sebagai hotel yang banyak
digunakan para usahawan, dimana hotel ini memiliki fasilitas yang
lengkap untuk para pebisnis. Biasanya terletak dipusat kota, ataupun
area bisnis dan berfungsi menyediakan fasilitas, layanan dan
kemudahan akomodasi yang disesuaikan dengan karakter para
pelaku bisnis.
II.2.9. Kriteria Fasilitas Hotel Bintang 3
Menurut peraturan pemerintah, SK: Kep-22/U/VI/78 oleh Dirjen
Pariwisata, hotel kelas ini mempunyai kondisi sebagai berikut:
Umum
Unsur dekorasi Indonesia tercermin pada lobby, restoran,
kamar tidur, dan function room.
Bedroom
Terdapat minimum 20 kamar standar dengan luas 22 m2/
kamar.
Terdapat minimim 2 kamar suite dengan luas 44 m2/ kamar
Tinggi minimum 2.6 m tiap lantai.
Dining room
Bila tidak berdampingan dengan lobby, maka harus
dilengkapi dengan kamar mandi/WCsendiri.
14
Bar
Apabila berupa ruang tertutup maka harus dilengkapi AC
dengan suhu 24˚C.
Lebar ruang kerja bartender setidaknya 1m.
Ruang fungsional
Minimum terdapat 1 buah pintu masuk yang terpisah dari
lobby dengan kapasitas minimum 2,5 kali jumlah kamar.
Dilengkapi dengan toilet apabila tidak satu lantai dengan
lobby.
Terdapat pre function room.
Lobby
Mempunyai luasan minimum 30 m2.
Dilengkapi dengan lounge.
Toilet umum minimum 1 buah dengan perlengkapan.
Lebar koridor minimum 1,6 m.
Drug store
Minimum terdapat drugstore, bank, money changer, biro
perjalanan, air lineagent, souvenir shop, perkantoran, butik
dan salon.
Tersedia poliklinik
Tersedia paramedis.
Sarana rekreasi dan olah raga.
Minimum 1 buah dengan pilihan tenis, bowling, golf, fitness,
sauna, billiard, jogging, diskotik atau taman bermain anak.
Terdapat kolam renang dewasa yang terpisah dengan kolam
renang anak.
Utilitas penunjang
Terdapat transportasi vertikal mekanis.
Ketersediaan air bersih minimum 500 liter/ orang/ hari.
Dilengkapi dengan instalasi air panas/ dingin.
Dilengkapi dengan telepon lokal dan interlokal.
Dilengkapi sentral video/TV, radio, paging, carcall.
15
Dari kriteria fasilitas hotels bintang 3 diatas, tidak semua kriteria
fasilitas hotel bintang 3 dapat di masukan ke hotel kapsul, karena
hotel kapsul di rancang lebih kecil dari standar hotel bintang 3 dan
sarana penunjangnya tidak selengkap bintang 3.
II.2.10. Organisasi Fungsional Hotel
Secara prinsip, hotel dapat dibagi menjadi 3 area aktivitas, antara
lain:
Private Area
Area ini merupakan area untuk kegiatan pribadi pengunjung,
seperti kamar pada hotel.
Public Area
Area ini merupakan area pertemuan antara yang melayani,
yaitu karyawan dengan yang dilayani, yaitu tamu dan juga
tamu dengan tamu lainnya.
Semi Public Area
Area ini merupakan area untuk kegiatan para karyawan
terutama karyawan administrasi ruang rapat, zaona di mana
hanya orang-orang tertentu yang dapat memasukinya.
Service Area
Area ini merupakan area khusus untuk karyawan, di sini
segala
macam
pelayanan
disiapkan
untuk
kebutuhan
pengunjung.
Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain:
1. Front of The House (Sektor Depan Hotel)
Terdiri dari private area dan public area. Yang termasuk
dalam area front of the house yaitu:
a. Guest Room
Kamar tamu, ruang tempat tamu menginap.
b. Public Space Area
16
Merupakan tempat dimana suatu hotel dapat memperlihatkan isi
dan tema yang ingin disampaikan kepada tamunya. Daerah ini
menjadi pusat kegiatan utama dari aktivitas yang terjadi pada
hotel, dalam hall ini menjadi jelas bahwa wajah sebuah hotel
dapat terwakili olehnya.
Lobby
Tempat untuk mendapatkan informasi, menyelesaikan
masalah administrasi dan keuangan yang bertalian dengan
penyewaan kamar. Ruang-ruang yang termasuk dalam
lobby:
Entrance Hall
Ruang penerima utama yang menghubungkan ruang luar
atau main entrance dengan ruang-ruang dalam hotel.
Bersifat terbuka dengan besaran ruang yang cukup luas.
Front Desk / Reception Desk
Terdiri atas ruang-ruang personil front desk yang
berfungsi untuk memproses dan mengelola administrasi
pengunjung.
Guest Elevator
Sebagai sarana sirkulasi vertical untuk para tamu dari
lobby atau public area menuju guest room atau fungsi
lainnya di atas.
Sirkulasi
Merupakan hal penting dalam public area yang berfungsi
sebagai sarana untuk menghubungkan fungsi-fungsi di
dalamnya untuk kegunaan pengunjung.
Seating Area
Menyediakan wadah bagi tamu untuk berisitirahat atau
sekedar berbincang-bincang. Sarana ini sangat berguna
untuk terjadinya kontak social di antara pengunjung.
17
Retail Area
Berfungsi untuk menyediakan kebutuhan pengunjung
sehari-hari.
Bell Man
Sebagai sarana pelayanan kepada tamu yang baru datang
atau hendak meninggalkan hotel dengan pelayanan berupa
membawakan koper-koper pengunjung.
Support Function
Sebagai sarana penunjang untuk tamu yang berada si
public area, antara lain seperti toilet, telepon umum,
mesin ATM, dan lain-lain.
Food and Beverages Outlets
Yaitu area yang digunakan untuk menikmati makanan dan
minuman berupa:
Restoran
Coffee Shop
Lounge
Bar
Ruang Serbaguna
2. Back of The House (Sektor Belakang Hotel)
Terdiri dari area servis. Yang termasuk back of the house
yaitu:
Daerah dapur dan gudang (food and storages area)
Area ini merupakan gudang penyimpanan makanan dan
minuman. Terdapat gudang kering dan gudang basah,
disesuaikan dengan kebutuhan makanan dan minuman
yang dimasukkan.
Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum
(receiving, trash and general storage area).
Area ini merupakan tempat turun naiknya barang dari
dank ke dalam mobil pengangkut.
Daerah pegawai / staff hotel (employees area)
18
Area ini merupakan ruang karyawan yang berisi loker
untuk karyawan, gudang, dll.
Daerah pencucian dan pemeliharaan (laundry and
housekeeping)
Daerah mekanikal dan elektrikal (Mechanical dan
Engineering area)
Ruang ini berisi peralatan untuk heating dan cooling yang
berupa tangki dan pompa untuk menjaga system operasi
mekanikal secara keseluruhan.
Dengan melihat data diatas klasifikasi hotel kapsul yang akan
digunakan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hotel kapsul merupakan hotel bisnis, jika melihat dari target
pasar utamanya.
2. Ukuran hotel termasuk medium hotel.
3. Sistem Bintang menggunakan bintang 3 dilihat dari fasilitas dan
jumlah kamar yang akan direncanakan.
II.3. Tinjauan Khusus Topik
II.3.1. Deskripsi Proyek
Proyek adalah hotel kapsul, tempat peristirahatan singkat yang
disasarkan untuk para commuter kendaraan umum seperti Kereta Api
Listrik yang jam operasinya terbatas serta para pengunjung Ibu Kota
yang memiliki anggaran dana yang minim. Biaya hotel kapsul
cenderung murah dan memiliki fasilitas yang mencukupi untuk para
pengunjung.
19
II.3.2. Peta Lokasi
Lokasi proyek berada di dalam wilayah DKI Jakarta, Kecamatan
Tanah Abang, Kelurahan Kampung Bali.
Peta 2.3.2 Peta lokasi DKI Jakarta
II.3.3. Data Tapak
Peta 2.3.3 Peta lokasi tapak Hotel Kapsul Tanah Abang
20
Lokasi Tapak
: Jl. Fachrudin, Kampung Bali, Jakarta Pusat
Luas Lahan
: 6.456,37 m2
KDB
: 55 %
L. Lantai dasar yang boleh dibangun
: 55 % x 6.456,37 m2 = 3.551,0035 m2
KLB
:3
L. Total bangunan yang boleh dibangun
: 3 x 6.456,37 m2 = 19.369,11 m2
Ketinggian Maks : 8
Jumlah lantai bangunan yang direncanakan
: 8 lantai
Jumlah Tower bangunan yang direncanakan
: 1 Tower dengan 2 lantai podium.
Batas Area Lahan
Utara
: Pembangunan proyek dan pemukiman
Timur
: Universitas dan Wisma Sinar Mas.
Barat
: Jl K.H Mas Mansyur (Flyover), Ps. Onderdil
Mobil.
Selatan
: Djayanti Plaza, Ruko, The Boulevard Apartment.
Tata Ruang Lahan : Tipe massa bangunan tunggal.
Peruntukan
: Kkt (Karya Kantor) atau Kpd (Karya
Perdagangan).
II.3.4. Pengertian Iklim Tropis
Climate
(iklim) berasal dari bahasa Yunani,
klima yang
berdasarkan kamus Oxford berarti region (daerah) dengan kondisi
tertentu dari suhu dryness (kekeringan), angin, cahaya dan
sebagainya. Dalam pengertian ilmiah, iklim adalah integrasi pada
suatu waktu (integration in time)
dari kondisi fisik lingkungan
atmosfir, yang menjadi karakteristik kondisi geografis kawasan
tertentu”. Sedangkan cuaca adalah “kondisi sementara lingkungan
atmosfer pada suatu kawasan tertentu”. Secara keseluruhan, iklim
21
diartikan sebagai “integrasi dalam suatu waktu mengenai keadaan
cuaca” (Koenigsberger, 1975:3).
II.3.5. Karakteristik Iklim Tropis
Secara umum arsitektur tropis terbagi menjadi 2 bagian, yaitu
arsitektur tropis lembab dan arsitektur tropis kering. Indonesia dilalui
oleh garis khatulistiwa, maka Indonesia tergolong wilayah beriklim
tropis lembab. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta
terletak pada posisi 6°LS dan 106°BT dan beriklim tropis lembab.
maka arsitektur tropis lembab akan lebih di bahas lebih mendalam.
DR. Ir. RM Sugiyanto, mengatakan bahwa ciri-ciri iklim tropis
lembab sebagaimana ada di Indonesia adalah “kelembapan udara
yang tinggi dan temperatur udara yang relatif panas sepanjang
tahun”.
Ciri-ciri daerah beriklim tropis lembab menurut Lippsmeier (1994)
adalah:
1. Suhu udara relatif tinggi dengan amplitudo suhu siang-malam
kecil (24ºC-32ºC) dengan suhu maksimum rata-rata adalah antara
27ºC–32ºC, minimum rata-rata adalah antara 20ºC-23ºC.
2. Radiasi matahari relatif tinggi,
1500-2500/m2/tahun. (Jakarta ± 1800 kwh/m2/tahun).
3. Curah hujan sekitar 2000-3000 mm/tahun
(Jakarta ± 2000 mm/tahun).
4. Kelembapan udara tinggi (Jakarta 60-95%).
5. Kecepatan angin relatif rendah (Jakarta 5 m/s).
De Wall membagi iklim tropis menjadi 10 klasifikasi
berdasarkan suhu harian rata-rata dan perbedaan antara suhu siang
dan malam. Dalam pengelompokan ini, hanya kota atau wilayah
yang memiliki suhu udara harian rata-rata 28oC atau lebih dimasukan
dalam katagori iklim tropis. Jakarta disebutkan sebagai masuk dalam
kategori tropis lembab, dengan suhu rata-rata 28oC serta deviasi
22
sekitar 7oC, sementara kota-kota sejuk seperti Bandung, Malang,
Bukit Tinggi, Prapat, dan lainnya tidak masuk dalam klasifikasi
tropis yang dirumuskan oleh de Wall karena memiliki suhu rata-rata
harian yang lebih rendah. Karakteristik utama iklim tersebut adalah
memiliki suhu tinggi, kelembaban tinggi, dan curah hujan tinggi.
Karena itu penyelesaian masalah bangunan di Indonesia harus
berpijak pada kondisi tersebut (Mangunwijaya, 2000: 13).
Dapat disimpulkan dari data diatas bahwa perencanaan hotel
kapsul yang berada di lokasi Jl. Fachrudin, Kampung Bali, Jakarta
Pusat ini masuk dalam kategori iklim tropis lembab.
II.3.6. Permasalahan pada Iklim Tropis
Menurut DR. Ir. RM. Sugiyatmo, permasalahan yang
berpengaruh dalam perancangan bangunan pada iklim tropis lembab
adalah :
1. Mendapatkan kenyamanan termal
Panas yang tidak menyenangkan menyebabkan kenyamanan fisik
terganggu akibat suhu di luar bangunan diatas kondisi
kenyamanan termal yang dibutuhkan oleh manusia.
2. Radiasi panas
Radiasi panas dapat terjadi oleh sinar matahari yang langsung
masuk ke dalam bangunan dan dari permukaan yang lebih panas
dari sekitarnya, untuk mencegah hal itu dapat digunakan alat-alat
peneduh (Sun Shading Device). Pancaran panas dari suatu
permukaan akan memberikan ketidaknyamanan termal bagi
penghuni, jika beda temperatur udara melebihi 40C. hal ini sering
kali terjadi pada permukaan bawah dari langit-langit atau
permukaan bawah dari atap.
3. Silau
Intensitas dan pantulan cahaya matahari yang kuat merupakan
gejala dari iklim tropis. Cahaya yang terlalu kuat dan kontras
yang terlalu besar (brightness) dirasakan kurang menyenangkan,
23
di sini perlu diperhatikan perbedaan mendasar antara daerah
tropis kering dan tropis lembab. Daerah tropis kering kesilauan
terjadi karena pantulan oleh bidang tanah atau banguan yang
terkena cahaya, berarti bahwa mata yang memandang ke bawah
akan menjadi silau. Sedangkan di daerah lembab tingginya
kelembaban udara dapat menimbulkan efek silau pada langit,
berarti mata yang memandang ke atas menjadi silau. Dengan
tumbuhan rendah dan rerumputan, kesilauan tanah dapat
dihindarkan begitu juga kesilauan langit dapat diatasi dengan
pohon-pohon yang menjulang tinggi.
4. Aliran Udara (angin)
Aliran udara terjadi karena adanya gaya termal yaitu terdapat
perbedaan temperatur antara udara didalam dan diluar ruangan
dan perbedaan tinggi antara lubang ventilasi. Kedua gaya ini
dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendapatkan jumlah
aliran udara yang dikehendaki.
Kelembapan udara yang tinggi menyebabkan udara di Tanah
Abang cenderung lembab dan tidak nyaman, oleh karena itu
diperlukan analisa yang membahas tentang angin. Angin dapat
mengurangi kelembapan udara di tapak dan dapat membantu
menyejukan bangunan secara alami. Penempatan bukaan, besaran
bukaan yang tepat dan orientasi bangunan, bentuk bangunan
dapat mempengaruhi penghawaan alami yang baik.
5. Curah Hujan
Tanah Abang memiliki curah hujan yang cukup tinggi, oleh
karena itu diperlukan analisa tentang curah hujan agar
mendapatkan penangulangan dari masalah tersebut. Rancangan
bentuk kanopi dan besar kanopi selain untuk menghalau panas
matahari masuk kedalam bangunan, juga sebagai penghalau air
hujan masuk kedalam bangunan.
24
II.3.7. Sun Shading Device
Elemen sun shading sebagai penghalang masuknya radiasi
panas matahari. Apabila posisi bangunan pada arah Timur dan Barat
tidak dapat dihindari, maka pandangan bebas melalui jendela pada sisi
ini harus dihindari karena radiasi panas yang langsung masuk ke
dalam bangunan (melalui bukaan/kaca) akan memanaskan ruang dan
menaikkan suhu/temperatur udara dalam ruang. Di samping itu efek
silau yang muncul pada saat sudut matahari rendah juga sangat
mengganggu. Gambar di bawah adalah elemen arsitektur yang sering
digunakan sebagai pelindung terhadap radiasi matahari (solar shading
devices).
(1)
(2)
Reveals
Vertical Sun-Screen
(3)
(4)
Overhangs
Roller shades with vertical slidebar
Gambar 2.3.7 Sun shading device
25
II.3.8. Kenyamanan Termal
Kenyamanan termal adalah suatu kondisi termal yang
dirasakan oleh manusia yang dikondisikan oleh lingkungan dan
benda-benda di sekitar arsitekturnya. Kenyamanan termal dalam
suatu ruangan tergantung dari banyak hal, yaitu suhu, kelembapan
dan kecepatan angin. (Frick, 2008:74).
Faktor yang mempengaruhi kenyamanan termal menurut Satwiko
(2004) terdiri atas :
1. Suhu udara.
2. Kecepatan udara.
3. Kelembapan udara.
4. Curah hujan
II.3.9. Standar Kenyamanan Termal
Standar kenyamanan termal berdasarkan Lippsmeir (1997:38) :
1. Suhu udara
Standar kenyamanan termal untuk suhu yang menyatakan
daerah
kenyamanan
termal
pada
bangunan
yang
dikondisikan untuk orang Indonesia adalah
MOM : 200C-260C.
2. Kecepatan Udara
Standar kenyamanan termal untuk kecepatan udara yang
digunakan untuk menyatakan bahwa patokan untuk
kecepatan angin ialah :
6. 0.25 m/s ialah nyaman, tanpa dirasakan adanya gerakan
udara.
7. 0.25 – 0.5 m/s ialah nyaman, gerakan udara terasa.
8. 1.0 – 1.5 m/s aliran udara ringan sampai tidak
menyenangkan.
9. Diatas 1.5 m/s tidak menyenangkan.
3. Kelembapan udara
kelembapan udara relative yaitu 20 – 50 %.
26
II.3.10. Data Iklim di Tanah Abang
Lokasi perencanaan hotel kapsul berada di dalam wilayah DKI
Jakarta, Kecamatan Tanah Abang, Kelurahan Kampung Bali.
Berikut merupakan data iklim spesifik di Tanah Abang.
1. Curah Hujan
Tabel 2.3.9 Tabel Curah Hujan di Tanah Abang
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG), curah hujan di Tanah Abang pada bulan Januari
hingga Mei merupakan curah hujan tertinggi dan kembali tinggi pada
27
bulan November hingga Desember. Kesimpulan dari data tersebut
adalah Tanah Abang di kategorikan termasuk iklim tropis yang
memiliki curah hujan yang cukup tinggi, oleh karena itu
perancangan hotel kapsul di Tanah Abang, harus memperhatikan
tingginya curah hujan tersebut dan merancang penangulangannya.
2. Suhu udara
Tabel 2.3.10 Tabel Suhu Udara di Tanah Abang
28
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG), suhu udara di Tanah Abang tertinggi pada bulan
September yaitu mencapai 33,80C. Standar kenyamanan termal
berdasarkan MOM adalah 200C-260C, kesimpulannya adalah di
Tanah Abang belum dapat di kategorikan sudah memenuhi standar
kenyamanan
termal.
Ini
merupakan
suatu
masalah
dalam
perancangan hotel kapsul yang berlokasi di Tanah Abang dan
diperlukan upaya perancangan untuk menurunkan suhu tersebut
untuk menjadi suhu nyaman.
3. Kecepatan udara
Tabel 2.3.11 Tabel Kecepatan Udara di Tanah Abang
29
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG), kecepatan udara di Tanah Abang rata-rata pada
tahun 2011 adalah 5,42km/h atau 0,542m/s. Berdasarkan standar
kenyamanan termal kecepatan udara di Tanah Abang masih dalam
batas nyaman, kecepatan udara akan mempengaruhi kenyamanan
termal dalam suatu perancangan, jadi kecepatan udara tetap dapat
diupayakan untuk mendukung dalam mencapai kenyamanan termal
pada perancangan hotel kapsul.
4. Kelembapan udara.
Tabel 2.3.12 Tabel Kelembapan Udara di Tanah Abang
30
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG), kelembapan udara di Tanah Abang rata-rata
pada tahun 2011 adalah 73,91%. Standar kenyamanan termal adalah
20%-50%, kesimpulannya adalah di Tanah Abang belum dapat di
kategorikan sudah memenuhi standar kenyamanan termal. Ini
merupakan suatu masalah dalam perancangan hotel kapsul yang
berlokasi di Tanah Abang dan diperlukan upaya perancangan untuk
mendapatkan suhu nyaman.
II.3.11. Kriteria Perencanaan Pada Iklim Tropis Lembab
Kondisi iklim tropis lembab memerlukan syarat-syarat khusus
dalam perancangan bangunan dan lingkungan binaan, mengingat ada
beberapa faktor-faktor spesifik yang hanya dijumpai secara khusus
pada iklim tersebut, sehingga teori-teori arsitektur, komposisi,
bentuk, fungsi bangunan, citra bangunan dan nilai-nilai estetika
bangunan yang terbentuk akan sangat berbeda dengan kondisi yang
ada di wilayah lain yang berbeda kondisi iklimnya.
Berdasarkan Lippsmeier (1994) ditentukan beberapa hal yang
mempengaruhi perencanaan terhadap arsitektur tropis, yaitu :
1. Orientasi bangunan
2. Ventilasi silang.
3. Perlindungan matahari.
4. Kelembapan udara, air.
5. Penyimpanan dan penghambat panas
6. Vegetasi.
31
II.4. Kelengkapan Data dan Relevansi Pustaka Pendukung
II.4.1. Studi Banding Hotel Kapsul
Nama Hotel
Nakagin Capsule Tower
Hotel Kapsul Akihabara
KESIMPULAN
Nakagin yang di rancang oleh kisho kurokawa
merupakan hotel kapsul pertama didunia yang
didirikan di jepang.
Hotel 9 Hours yang dirancang oleh Masaaki
Hiromura dan Takaaki Naandara adalah hotel
kapsul yang didirikan tahun 2010 dengan
Nama Arsitek
Kisho Kurokawa
Masaaki Hiromura dan Takaaki
dengan hotel kapsul nakagin.
Naandara
Tahun
1970 - 1972
rancangan lebih modern bila dibandingkan
2010
Kedua hotel kapsul ini mempunyai perbedaan
umurku yang sangat jauh yaitu 38 tahun.
Lokasi
Ginza Tokyo, Japan
Tokyo, Japan
Kedua hotel kapsul ini berlokasi di tengahtengah kota besar di Jepang.
32
Tipe Kamar
Tipe kamar kedua hotel ini mempunyai
perbedaan yang cukup besar, dilihat dari
besaran ruang kamar tidur.
Hotel nakagin mempunyai besaran ruang 4
meter x 2,5 meter terdiri dari 1 unit kamar
nakagin Kamar hotel kapsul 9 Hours
tidur dan 1 unit kamar mandi.
berukuran 4 meter x 2,5 meter berukuran 2 meter x 1 meter x 1
Kamar
hotel
terdiri dari 1 unit tempat tidur, meter. Terdiri dari 1 unit tempat
Hotel 9 Hours mempunyai besaran ruang tidur
1 unit kamar mandi, dengan tidur dengan fasilitas yang
2 meter x 1 meter terdiri dari 1 unit tempat
fasilitas yang legkap yaitu : lengkap, yaitu : TV, radio,
tidur dan unit kamar mandinya terpisah dari
TV, radio, alarm.internet, alarm.internet, meja lipat, lampu
kamar tidur.
meja, lampu baca, jam, akses baca, jam, akses internet, AC.
internet, AC
Fasilitas
Lobby
Lobby
14 Lantai dengan 140 unit 9 Lantai dengan 125 unit kamar Perbedaan yang cukup besar yaitu, pada
kapsul.
kapsul.
nakagin, tidak terdapat area kamar mandi yang
Cafe
Cafe
dapat dipakai bersama, dan ruang loker karena
Lift
Lift
rancangan unit per kamar tidurnya berbeda.
Vending machine
Parking lot
33
Shared bathroom
Locker room
Vending machine
Keistimewaan Kurokawa
mengembangkan Pendekatan canggihnya, sistem Keistimewaannya nakagin tiap unitnya terdiri
teknologi untuk menginstal tata
cahaya
dikerjakan
oleh atas kamar tidur dan kamar mandi sudah
unit kapsul ke dalam inti Panasonic Matsushita Electric, dirancang satu kesatuan.
beton dengan hanya 4 baut dan sistem pengaturan suhu 9 hour tiap unit kapsul kamar tidurnya sudah
tegangan
tinggi,
serta udara dalam unit kamar.
di rancang interior yang menyatu.
memungkinkan tiap unitnya
dapat dilepas dan di ganti
apabila rusak.
Target Pasar
Para
pebisnis
menengah Para
kebawah
Sumber
Cooper,
pebisnis
menengah
kebawah
Graham.
Sama- sama target pasar untuk menengah
kebawah
2000. Dood, Jan., Simon Richmond.
Project Japan Architecture 2001. The Rough
and art media Edo to Now. Guide To Tokyo. London
Australia.
34
II.4.2. Studi Banding Hotel dengan Penerapan Arsitektur Tropis di Jakarta
Nama Hotel
Cilandak Mansion
KESIMPULAN
Hotel Cilandak Mansion di buka
Agustus
2011,
hotel
ini
di
peruntukan untuk sewa harian dan
bulanan, rating hotel ini adalah
melati
2
namun
mempunyai
fasilitas yang cukup lengkap.
Lokasi
hotel
cukup
strategis
berada di pusat kota Jakarta.
Lokasi
Jl. BDN II No. 21
Cipete – Cilandak Barat Jakarta Selatan. Indonesia.
35
Tipe Kamar
3 meter x 5,5 meter
Tipe kamar hotel Cilandak Mansion
ini mempunyai besaran yang relatif
kecil yaitu 3 meter x 5,5 meter namun
mempunyai fasilitas yang lengkap,
mirip dengan hotel kapsul, namun
hotel kapsul memiliki besaran ruang
yang lebih kecil.
Kamar hotel Cilandak Mansion ini berukuran 3 meter x 5,5 meter terdiri
dari 1 unit tempat tidur, 1 unit kamar mandi, dengan fasilitas yang
lengkap yaitu : TV, radio, internet, meja, lampu baca, jam, akses internet,
AC, meja dan kursi. 1 unit kamar mandi dengan air hangat.
36
Fasilitas
41 Bedroom,
Fasilitas yang cukup memadai untuk
41 Bathroom,
hotel ini.
Swimming Pool
CCTV
Water heater,
WiFi, Security,
Housekeeping,
Share Pantry,
Parking Spaces,
Lounge,
Dining Area
Keistimewaan pada hotel cilandak
Keistimewaan
masion ini adalah adanya kolam
renang di tengah-tengah koridor yang
ternyata dapat membuat udara sejuk
tanpa
menggunakan
ac
yang
berlebihan, terdapat sky light diatas
Desain Cilandak Mansion berkosep arsitektur tropis dan menciptakan kolam renang sebagai pencahayaan
wilayah yang asri teduh dan nyaman, menciptakan suasana open space alami tanpa mengubah suhu udara di
pada selasar hotel dengan adanya kolam renang yang berada di tengah- dalam hotel.
tengah selasar menciptakan suasana teduh membantu mengurangi
37
penggunaan AC yang berlebihan, atau pada kasus ini selasar hotel tidak
menggunakan pendingin buatan yaitu AC melainkan dengan mengguakan
pendingin alami dengan bukaan- bukaan tetapi tetap nyaman dengan
adanya kolam renang sebagai peneduh.
Pada racangan Cilandak Mansion ini terdapat sky light pada selasar hotel
yang membuat cahaya matahari masuk dan memantul ke air kolam
renang yang membuat hotel ini tidak gelap tanpa cahaya buatan yaitu
lampu, namun suhu ruangan tetap nyaman. Hotel ini sangat menarik
karena merupakan hotel double loaded yang ditengah- tengahnya di
tambahkan kolam renang dan sky light sebagai pencahayaan alami dan
tidak mempengaruhi suhu nyaman terhadap ruangan.
38
Download