BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konstipasi merupakan masalah kesehatan pada anak yang masih cukup tinggi dan sering menimbulkan masalah yang cukup serius. Konstipasi umumnya menimbulkan gejala berupa rasa cemas sewaktu buang air besar (BAB) oleh karena rasa nyeri yang dirasakan, sakit perut berulang kronis, sampai keadaan penurunan nafsu makan dan gangguan pertumbuhan.1 Sebagian besar konstipasi pada anak (>90%) adalah fungsional tanpa adanya kelainan yang bersifat organik dan 40% diantaranya diawali sejak usia satu sampai empat tahun. Pada anak usia tujuh sampai delapan tahun prevalensinya sebesar 1.5% dan usia 10 sampai 12 tahun sebesar 0.8%.1-3 Pada awalnya penyebab konstipasi sangat sederhana yaitu kurangnya mengkonsumsi serat, tetapi karena tidak ditangani dengan memadai perjalanan kliniknya menjadi kronis. Fungsi serat salah satunya adalah mengurangi waktu transit makanan di saluran cerna. Kurangnya asupan serat (dietary fiber) sebagai kerangka feses (stool bulking), kurang minum dan meningkatnya kehilangan cairan merupakan faktor penyebab terjadinya konstipasi. Diet tinggi serat dapat mencegah dan mengobati konstipasi. Sementara itu terdapat kasus-kasus konstipasi akut yang memerlukan diagnosis etiologi segera karena memerlukan tindakan yang segera pula. Singkatnya ada kasus konstipasi ringan tetapi memerlukan penanganan yang adekuat, ada juga kasus yang memerlukan diagnosis etiologi dan tindakan segera dan adapula kasus konstipasi kronis yang memerlukan kesabaran dan penanganan yang cermat.4 Universitas Sumatera Utara Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang bila diberikan dalam jumlah cukup akan menguntungkan pejamu. Bakteri probiotik seperti Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium adalah mikroflora normal usus yang menguntungkan dimana fungsinya dapat meningkatkan motilitas usus, memperbaiki konsistensi feces dan meningkatkan frekuensi defekasi sehingga memberikan efek yang baik dalam pengobatan konstipasi.5,6 Mekanisme kerja probiotik dalam melindungi kesehatan saluran cerna adalah dengan memproduksi substansi antimikroba, berkompetisi dan menduduki ikatan patogen, berkompetensi dengan makanan dan memodulasi sistem imun.7-9 Sistematic review dari lima uji klinis acak terkontrol pada tahun 2010 di Polandia dengan subjek 377 anak, didapatkan hasil bahwa pemberian probiotik menunjukkan efek yang bermanfaat pada pengobatan konstipasi.10 Agar-agar adalah rumput laut yang telah dikeringkan mengandung serat nabati cukup tinggi pertama kali direkomendasikan berguna dalam pengobatan konstipasi fungsional pada tahun 1905 di Jerman. Agar-agar dikenal luas di daerah Asia Tropika sebagai makanan sehat karena mengandung serat (fiber) lunak yang tinggi dan kalori yang rendah. Kandungan serat lunak yang tinggi membantu melancarkan pembuangan sisa-sisa makanan di usus. Agar-agar merupakan koloid hidrofil mengandung polisakarida atau derivat selulosa yang menyerap air ke dalam lumen kolon dan meningkatkan massa feces dengan menarik air dan membentuk suatu hidrogel sehingga terjadi peregangan dinding saluran cerna dan merangsang gerak peristaltik. Hal ini akan menstimulasi motilitas dan mengurangi waktu transit feses di kolon. Beberapa penelitian membuktikan ternyata asupan serat yang rendah sebagai penyebab terbanyak terjadinya konstipasi fungsional.11 Di Indonesia, masih belum ada penelitian yang dilakukan untuk mengetahui Universitas Sumatera Utara efektivitas pemberian gabungan agar-agar ditambah probiotik pada pengobatan konstipasi fungsional, sehingga hal ini menjadi latar belakang dilakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas pemberian gabungan agar-agar ditambah probiotik dibandingkan dengan pemberian agar-agar saja pada pengobatan konstipasi fungsional. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan: - Apakah ada perbedaan efektivitas pemberian gabungan agar-agar probiotik dibandingkan pemberian agar-agar saja pada ditambah pengobatan konstipasi fungsional pada anak? 1.3 Hipotesis Terdapat perbedaan efek antara pemberian gabungan agar-agar ditambah probiotik dengan pemberian agar-agar saja pada pengobatan konstipasi fungsional pada anak. 1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui efek pemberian gabungan agar-agar ditambah probiotik pada pengobatan konstipasi fungsional pada anak. 1.4.2 Tujuan Khusus Untuk mengetahui efektivitas pemberian gabungan agar-agar ditambah probiotik dibandingkan dengan pemberian agar-agar saja pada pengobatan konstipasi fungsional pada anak. Universitas Sumatera Utara 1.5. Manfaat Penelitian 1. Di bidang akademik/ilmiah Memberikan masukkan mengenai pengaruh pemberian gabungan agar- agar ditambah probiotik pada pengobatan konstipasi fungsional pada anak. 2. Di bidang pelayanan masyarakat Memberi informasi kepada masyarakat terutama orang tua tentang pemberian gabungan agar-agar ditambah probiotik dapat dijadikan pilihan terapi untuk konstipasi fungsional pada anak. 3. Di bidang pengembangan penelitian Dapat dijadikan sumbangan pemikiran dalam penelitian efek pengelolaan konstipasi fungsional pada anak. Universitas Sumatera Utara