perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uang
1. Pengetian Uang
Uang adalah sesuatu yang bisa diterima oleh umum sebagai alat
pembayaran dan sebagai alat tukar-menukar (Abdullah dan Tantri,
2012:44). Uang merupakan kebutuhan masyarakat yang paling utama, juga
merupakan kebutuhan pemerintah, produsen, distributor dan konsumen.
Menurut
Latumaerissa,
(2011:22);
dikatakan
bahwa
yang
dimaksud dengan uang sesungguhnya adalah sesuatu yang harus diterima
oleh umum. Segala sesuatu itu menyangkut unsur kebendaan. Jadi apapun
yang nanti dapat diterima oleh umum dikatakan sebagai uang. Sedangkan
menurut Mankiw et al. (2012:138), uang merupakan serangkaian aset
dalam perekonomian yang biasanya digunakan oleh orang untuk membeli
barang dan jasa dari orang lain.
2. Kriteria Uang
Menurut Latumaerissa, (2011:6), dalam moneter perbankan
terdapat suatu pemahaman bahwa syarat-syarat yang harus dipenuhi
sebagai uang meliputi:
a.
Acceptability
Uang harus acceptability (disukai oleh umum), yaitu yang
dikatakan sebagai uang harus dapat diterima secara umum oleh
9
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
masyarakat serta penggunaanya sebagai alat tukar, penyimpan
kekayaan, dan sebagainya.
b.
Stability of Value
Sesuatu yang dijadikan uang harus memiliki stability of value
(nilai yang stabil). Stabil tidak berarti nilainya tetap, tetapi
berfluktuasi dengan nilai yang tidak terlalu Lajam.
c.
Elasticity of Supply
Sesuatu yang dikategorikan sebagai persediaan uang dalam
perekonomian harus berada dalam jumlah yang cukup untuk
menjamin proses tukar menukar. Jumlah uang yang beredar harus
mencukupi kebutuhan perekonomian (dunia usaha).
d.
Portability
Karena uang dipakai sebagai alat pembayaran dan alat tukar
maka dalam setiap transaksi ekonomi yang modern orang selalu
menggunakan uang. Oleh karena itu, uang harus mudah diangkut dan
dibawa kemana-mana (portability) dengan jumlah fisik yang kecil,
tetapi nilai nominalnya besar. Hal ini jika dalam proses pertukaran
uang dibawa dalam satuan dan jumlah fisik.
e.
Durability
Karena sifatnya sebagai uang kartal maka jenis uang ini selalu
digunakan dalam kegiatan ekonomi masyarakat dan beredar dari
tangan ke tangan masyarakat setiap hari. Oleh karena peredarannya
itu, maka nilai fisik dari uang harus tetap dijaga agar tidak mudah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
rusak (durability), sehingga harga uang itu sendiri tidak turun.
f.
Divisibility
kriteria uang divisibility adalah uang harus dicetak dan
diedarkan oleh Bank Indonesia, harus meliputi semua satuan baik
yang
kecil
maupun
yang
besar
sehingga
mempermudah
pertukaran/mudah dibagi-bagi. Uang digunakan untuk memperlancar
berbagai transaksi, baik dalam jumlah bcsar maupun kecil, sehingga
uang dari berbagai nilai nominal (satuan) harus dicetak untuk
mencukupi dan memperlancar transaksi jual-beli tersebut.
3. Fungsi Uang
Fungsi uang yang penting yaitu suatu benda yang dipergunakan
oleh masyarakat sebagai alat tukar-menukar dalam pembayaran dan
sebagainya (Abdullah dan Tantri, 2012:44). Adapun fungsi uang meliputi
a. Alat tukar menukar
Fungsi uang sebagai alat tukar-menukar didasarkan pada
kebutuhan manusia yang mempunyai barang dan kebutuhan manusia
yang tidak mempunyai barang dan kebutuhan manusia yang tidak
mempunyai barang di mana uang adalah bagai perantara di antara
mereka.
b. Satuan hitung
Fungsi uang sebagai satuan hitung atau unit of account adalah
uang sebagai alat yang digunakan untuk menunjukkan nilai barang dan
jasa yang diperjualbelikan di pasar dan bcsarnya kekayaan yang bisa
dihitung berdasarkan penentuan harga dari barang tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
c. Penimbunan kekayaan
Fungsi uang sebagai alat penimbun kekayaan akan bisa
memengaruhi jumlah uang kas yang ada pada masyarakat. Masyarakat
yang mempunyai uang bisa menggunakan uang tersebut untuk
dibelanjakan, tapi juga bisa disimpan untuk keperluan yang lain di
kemudian hari. Penyimpan uang dalam bentuk uang tunai bisa
disimpan di rumah sendiri ataupun disimpan pada bank atau pada
pihak-pihak lain.
d. Standart pencicilan hutang
Fungsi uang sebagai standar untuk melakukan pembayaran
berjangka atau pencicilan utang. Penggunaan uang sebagai standar
pencicilan utang erat berkaitan dan bersamaan waktunya dengan
penerimaan masyarakat sebagai alat ukur ataupun alat satuan hitung.
4. Jenis-jenis Uang
Dalam masyarakat akan terlihat berbagai macam jenis uang yang
beredar sejak dahulu hingga sekarang. Dari perkembangan-perkembangan
penggunaan uang pada masa lalu dan sekarang, kita akan melihat beberapa
macam atau jenis uang yang beredar di masyarakat. Adapun secara rinci
jenis uang menurut Abdullah dan Tantri,(2012:48), sebagai berikut:
a. Berdasarkan Bahan (Uang Logam dan Uang Kertas)
StandarEmas
Dalam hal ini ada kesatuan hitung yang dipergunakan sebagai
standar di mana ada standar baku emas, baku perak, dan standar
kembar. Standar emas mempunyai beberapa bentuk yaitu: baku uang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
emas,baik inti emas, baku wesel emas dan baku cadangan emas.
Standar Perak
Dalam standar perak berarti mata uang peraklah yang paling
diutamakan sebagai alat penukaran. Tetapi negara yang menggunakan
mengalami berbagai kesulitan karena sulitnya diterima secara umum
oleh negara lain, tidak seperti halnya pada standar emas, karena itu
standar emas tentu lebih menguntungkan daripada standar perak.
Standar Kembar
Negara yang menggunakan standar kembar berarti emas. dan
perak dua-duanya bercdar dalam standar moneter negara tersebut, di
mana semua uang yang bercdar baik emas maupun perak dapat
ditukarkan dengan secara bebas dan kedua-duanya merupakan alat
pembayaran yang sah sampai jumlah yang tidak terbatas.
Full Bodied and Token Money
Full bodied and token money adalah uang yang bertanda atau
uang yang nilai intrinsiknya sama dcngan nilai nominalnya, atau uang
yang nilainya sebagai suatu barang untuk tujuan yang bersifat moneter.
b. Uang Kertas
Uang kertas yang sekarang kita gunakan sebagai alat
pembayaran yang sah untuk melakukan tukar-menukar dan sebagai
fungsi yang lain adalah uang paling populer dan digunakan di seluruh
dunia. Alasan penggunaan uang kertas; 1) Ongkos pembuatannya lebih
murah daripada pembuatan uang logam, 2) Kertas mudah dibawa dari
suatu tempat ke tempat yang lain, 3) Mudah memenuhi kebutuhan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
uang Negara apabila ada penambahan.
c. Uang Giral dan Near Money
Uang giral (giro, rekening koran, ataupun cek), dilakukan
karena dengan uang yang diperlukan dalam penyelesaian transaksi
dapat dengan mudah dituliskan dan diberikan kepada orang yang
berkepentingan dan untuk menukarkan sejumlah yang tertera dalam
cek tersebut yang bersangkutan dapat menukarkannya dengan uang
kartal di bank.
B. Penawaran Uang
1. Pengertian Penawaran Uang
Jumlah uang atau penawaran uang berkaitan dengan jumlah uang
yang beredar, yaitu uang kartal dan uang giral (Abdullah dan
Tantri,(2012:53). Kedua macam uang itu adalah uang yang digunakan
dalam kehidupan masyarakat untuk berbagai keperluan yaitu keperluan
pembayaran transaksi, jual-beli untuk digunakan sebagai pengukuran nilai
ataupun digunakan sebagai media untuk melakukan pembayaran transaksi,
jual-beli untuk digunakan sebagai pengukur nilai ataupun digunakan
sebagai media untuk melakukan pembayaran berjangka. Jumlah uang yang
beredar tersebut di atas bisa diciptakan oleh Bank Sentral yaitu bank yang
mencetak dan mengedarkan uang dan uang yang diciptakan oleh bank
khusus bank-bank umum atau bank komesial. Sementara itu, kecepatan
peredaran uang sangat besar pengaruhnya dalam perekonomian terutama
perpindahan uang dari satu tempat ke tempat lain atau sering juga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
dikatakan sebagai arus uang.
Sedangkan Jumlah Uang Beredar dalam arti sempit menurut
McEachern (2000:281) yaitu M1, yaitu ukuran Jumlah Uang Beredar yang
terdiri dari uang kartal (kertas dan logam) yang dipegang oleh masyarakat
non-bank, simpanan dalam bentuk giro, dan travelers check. Sedangkan
definisi dalam arti lebih luas J umlah Uang Beredar adalah M2; yaitu
agregat moneter yang meliputi M1, saving deposit, time deposit berjumlah
kecil, serta money market mutual fund account; dan M3 terdiri dari M2
ditambah time deposit berjumlah besar (McEachern, 2000:283).
2. Nilai uang dan Jumlah Uang
Kaitan nilai uang dengan jumlah uang yaitu kuantitas daripada
uang. Ada beberapa teori tentang nilai uang dan jumlah yang dikenal
dengan teori kuantitas (Abdullah dan Tantri,(2012:54).
a.
Kuantitas Ricardo
Teori ini disebut dengan teori jumlah yang sederhana atau asli
adalah teori yang memerhatikan hubungan yang khusus antara lain
uang dengan jumlah uang. Ricardo menyimpulkan bahwa jumlah
uang dan nilai uang mempunyai hubungan yang terbaik, sehingga ia
berpendapat jika uang menjadi dua kali lipat banyaknya maka nilai
uang akan turun juga dua kali lipat atau setengah dari harga semula.
Pendapat Ricardo di atas yang kemudian kita hubungkan
antara nilai uang dengan harga (price) maka definisi dari teori
Ricardo adalah sebagai berikut: bila jumlah uang naik dua kali lipat,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
harga akan naik juga dua kali lipat, demikian sebaliknya bila jumlah
uang turun dua kali lipat maka harga juga akan menjadi setengah dari
semula. Rumus dari teori Ricardo digambarkan seperti di bawah ini:
M Kp atau P = 1/k x M
Keterangan :
b.
M
: jumlah uang,
P
: tingkat harga;
k
: faktor yang tetap bila segala sesuatu tidak berubah.
Teori Kuantitas Irving Fisher
Teori
ini
merupakan
kelanjutan
dari
Ricardo
yang
disempurnakan lagi yaitu dengan memperhitungkan kecepatan
peredaran uang, peredaran barang dan jasa. Rumus dari Irving Fisher
adalah sebagai berikut:
MxP=VxT
Keterangan :
M : Money
c.
V
: Velocity of Circulation of Money
T
: Volume of trade
P
: Price
Kuantitas Robertson
Teori kuantitas Robertson diformulasikan dalam rumus seperti
di bawah ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
M = KTP
Keterangan :
M : Money
d.
k
: faktor yang tetap bila segala sesuatu tidak berubah
T
: Volume of trade
P
: Price
Kuantitas dari Marshall
Banyak pandangan-pandangan dari Marshall dan Fisher yang
dipergunakan dalam teori moneter di mana Marshall menitik beratkan
perhatian pada hubungan antara jumlah uang dengan harga dan
dikaitkan dengan pendapatan nasional. Oleh karena itu, pendapatan
nasional diperoleh dari hasil 0 atau output yang merupakan hasil dari
keseluruhan produksi yang bila dikalikan dengan nilai uangnya
adalah sama dengan E atau pendapatan nasional. Rumusnya adalah
sebagai berikut:
M = kY
Keterangan :
M
: Money
k
: faktor yang tetap bila segala sesuatu tidak berubah
Y
: Income
3. Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Uang
Bank Sentral memiliki sejumlah instrumen untuk mempengaruhi
jumlah uang dalam perekonomian dan Suku Bunga umum secara tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
langsung dan secara signifikan atau tidak. Instrumen-instrumen tersebut
menurut Fabozzi, et al (1999:87) meliputi:
a. Kewajiban cadangan/cadangan
Cadangan-cadangan perbankan memainkan peranan penting
dalam sistem perbankan dan moneter dan berhubungan secara
langsung dengan pertumbuhan Jumlah Uang Beredar. Secara umum,
semakin tinggi tingkat pertumbuhan cadangan, semakin tinggi tingkat
perubahan uang beredar.
b. Operasi pasar terbuka
Operasi Pasar Terbuka, dilakukan dengan membeli atau
menjual sekuritas-sekuritas pemerintah bagi kepentingannya sendiri di
pasar-pasar utang terbuka. Bank-bank individual yang cadangannya
naik umumnya akan memberikan pinjaman baru, sama dengan
deposito-deposito baru dikurangi cadangan wajib, karena pinjaman
menghasilkan bunga sedangkan cadangan tidak. Pinjaman baru
tersebut menggambarkan pertumbuhan Jumlah Uang Beredar.
c. Open Market Repurchase agreements
Open Market Repurchase agreement, sebenarnya lebih umum
dari penjualan atau pembelian. Dalam suatu repurchase agreement.
Pembelian sekuriras dalam jumlah tertentu dari penjual yang setuju
untuk membeli kembali sekuritas dalam jumlah yang sama dengan
harga yang lebih tinggi beberapa waktu yang akan datang, biasanya
beberapa minggu. Tentu saja, perubahan temporer dalam cadangan-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
cadangan perbankan ini mengubah kemampuan bank-bank untuk
memberikan pinjaman dan pada akhirnya, mendorong pertumbuhan
uang beredar untuk jangka waktu sementara.
d. Suku Bunga diskonto.
Suku Bunga diskonto merupakan instrumen yang paling tidak
efektif dan pemanfaatannya dalam kebijakan moneter terus menurun.
Perubahan-perubahan dalam Suku Bunga diskonto sebagian besar
berfungsi sebagai sinyal kepada publik mengenai keinginannya untuk
mengubah tingkat pertumbuhan Jumlah Uang Beredar.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi supply uang di
Indonesia menurut Wijaya dan Hadiwigeno (1981:43) meliputi:
a.
Sektor pemerintah
Besarnya kontribusi sektor pemerintah dalam kenaikan supply
uang disebabkan karena defisit anggaran belanja. Defisit anggaran
belanja dapat dilihat dari pendapatan dan pengeluaran pemerintah
secara terpisah. Disisi lain pendapatan pemerintah merupakan bagian
dari GDP yang tergantung pada perdagangan luar negeri.
b.
Permintaan Investasi (swasta)
Meningkatnya persentase investasi atas GDP akan menambah
besarnya bagian sektor non-pemerintah dalam kenaikan penawaran
uang.
c.
Perdagangan Luar Negeri
Surplusnya
ekspor
disektor
perdagangan
luar
negeri
membantu menyerap daya beli yang besar dari kenaikan penawaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
uang.
d.
Permintaan Konsumsi
Permintaan konsumsi merupakan salah satu komponen
permintaan agregatif selalu stabil. Adanya pemisahanan antar desa
dan kota yang sangat peka terhadap perubahan-perubahan moneter.
Dan kenaikan harga yang terjadi menyebabkan kenaikan permintaan
yang lain dalam arti uang dan kenaikan permintaan konsumsi secara
keseluruhan berdasarkan fungsi konsumsi yang stabil.
e.
Harga-Harga
Perubahan harga menyebabkan perubahan pada nilai GDP
secara nominal.
C. Produk Domestik Bruto
1. Pengertian Produk Domestik Bruto
Menurut Mankiw et al. (2012:6), Produk Domestik Bruto adalah
nilai pasar dari seluruh barang dan jasa jadi yang diproduksi di suatu
negara pada periode tertentu. Adapun tujuan GDP adalah meringkas
aktivitas ekonomi dalam suatu nilai uang tertentu selama periode waktu
tertentu (Mankiw, 2007:17).
2. Komponen Produk Domestik Bruto
Untuk memahami bagaimana ekonomi memanfaatkan sumber daya
langka, para ekonom sering tertarik utnuk memeperlajari kompisisi PDB
dari berbagai jenis pembelanjaan. Produk Domestik Bruto yang
dilambangkan dengan Y dibagi menjadi empat komponen, yaitu konsumsi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
yang dilambangkan dengan C, Investasi yang dilambangkan dengan I,
belanja pemerintah yang dilambangkan dengan G dan ekspor neto yang
dilambangkan dengan NX (Mankiw et al. 2012:10),
Y = C + I + G + NX
Keterangan :
a.
Konsumsi
Konsumsi adalah pembelanjaan rumah tangga untuk barang
dan jasa. Barang meliputi pembelanjaan rumah tangga untuk barang
awet dan barang tidak awet. Jasa meliputi barang-barang tidak kasat
mata.
b.
Investasi
Investasi adalah pembelian barang yang akan digunakan pada
masa depan untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak.
Investasi adalah jumlah pembelian peralatan modal, persediaan, dan
bangunan atau struktur.
c.
Belanja Pemerintah
Belanja pemerintah meliputi pengeluaran untuk barang dan
jasa yang dilakukan oleh pemerintah. Belanja pemerintah mencakup
upah pegawai negeri dan pengeluaran untuk pekerjaan umum.
d.
Ekspor Neto
Ekspor neto sama dengan pembelian barang produksi domestik oleh
warga asing (ekspor) dikurangi dengan pembelian barang asing oleh
warga domestik (impor). Penjualan dilakukan oleh perusahaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
domestik kepada pembeli luar negeri.
3. Perhitungan Produk Domestik Bruto
Perhitungan Produk Domestik Bruto dapat dilakukan dengan tiga
pendekatan (Nanga, 2005:19), meliputi
a. Pendekatan pengeluaran
Pendekatan pengeluaran (expenditure approach) adalah
suatu pendekatan dimana Produk Domestik Bruto diperoleh
dengan cara menjumlahkan nilai pasar dari seluruh permintaan
akhir (final demand) atas ouput yang dihasilkan di dalam
perekonomian, diukur pada harga pasar yang berlaku. Dengan
kata lain Produk Domestik Bruto adalah penjumlahan nilai pasar
dari permintaan sektor rumah tangga untuk barang-barang
konsumsi dan jasa, pengeluaran sektor bisnis untuk investasi,
pengeluaran sektor pemerintah untuk barang dan jasa dan
pengeluaran sektor luar negari untu ekspor dan impor. Pendekatan
pengeluaran ini dapat dituliskan derngan rumus:
Y = C +I + G+NX
b. Pendekatan pendapatan
Pendekatan pedapatan (income approch) adalah suatu
pendekatan dimana pendapatan nasional diperoleh dengan cara
menjumlahkan pendaptan dari berbagai faktor produksi yang
menyumbang terhadap proses produksi. Adapun unsur-unsur atau
jenis pendapatan yang membentuk pendapatan nasional meliputi:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
a.
Konpensasi untuk pekerja
Konpensasi untuk pekerja yang terdiri atas upah dan
gaji plus suplement terhadap upah dan gaji.
b. Keuntungan perusahaan
Keuntungan perusahaan yang merupakan konpensasi
kepada pemilik perusahaan, dimana sebagian daripadanya
digunakan untuk membayar pajak keuntungan perusahan,
sebagian lagi untuk pemegang saham, dan sebagian lagi
ditabung oleh perusahaan sebagai laba perusahaan yang tidak
dibagikan.
c. Pendapatan usaha perorangan
Pendapatan
usaha
perorangan,
yang
merupakan
konpensasi untuk penggunaan tenaga kerja dan submersumber dari self-employed persons, dan lain-lain.
d. Pendapatan sewa
Pendapatan sewa, yang merupakan konpensasi para
pemilik tanah, rental busines and residential properties
e. Bunga Netto
Bunga netto terdiri atas bunga yang dibayarkan oleh
perusahaan kurangi bunga diterima oleh perusahaan ditambah
bunga netto yang diterima dari luar negeri
Secara ringkas pendekatan pendapatan dapat dituliskan
dalam rumus :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
NI = Yw + Yr+Yi+Y +Y
Dimana Yw
adalah pendapatan dari upah, gaji dan
pendapatan lainnya sebelum dikenakan pajak, Yr adalah
pendapatan bersih dari sewa, Yi adalah pendapatan dari bungan,
Y ,Y
adalah pendapatan dari keuntungan perusah dan
pendapatan lain sebelum pengenaan pajak. Sehingga apabila
pendapatan nasional ditabamh dengna pajak tidak langsung akan
diperoleh produk domestik netto, dan apabila NDP ditambah lagi
dengan penyusutan atau depresiasi, maka akan diperoleh Produk
Domestik Bruto (GDP).
c. Pendekatan produksi
Pendekatan produksi diperoleh degan menjumlahkan nilai
pasar dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oelh berbagai
sektor di dalam perekonomian. Jadi, GDP menurut pendekatan
produksi merupakan penjumlahan dari hasil perkalian antara
kuantitas atua jumlah masing-masing barang dan jasa dengan
harga dari barang atau jasa tersebut.
4. Macam Produk Domestik Bruto
Macam Produk Domestik Bruto di bagi menjadi dua (Nanga, 2005:
28), meliputi:
a. Produk Domestik Bruto Nominal
Produk Domestik Bruto Nominal adalah produk domestic yang
dihitung berdasarkan harga pasar yang berlaku, dan belum disesuaikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
dengan perubahan yang terjadi dalam peningkatan harga barang.
b. Produk Domestik Bruto Riil
Produk Domestik Bruto Riil adalah produk domestik yang
dihitung berdasarkan harga konstan atau harga tahun dasar
5. Hubungan Produk Domestik Bruto terhadap Uang Beredar
Hubungan Produk Domestik Bruto dengan kuantitas uang bisa
dilihat dari sisi pemintaan uang. Menurut McEachern (2000:303) kuantitas
uang yang diminta berhubungan terbalik dengan harga memegang uang,
yaitu tingkat bunga. Tingkat bunga dan GDP riil diasumsikan konstan,
sehingga apabila salah satu saja meningkat, permintaan uang juga akan
meningkat.
Melalui persamaan pertukaran yang merupakan salah satu cara
untuk mengekpresikan hubungan transaksi dalam perekonomian yang
meliputi dua tahap petukaran: penjual menyerahkan barang dan jasanya
untuk uang, dan pembeli menyerakan uang yang sama nilainya dengan
harga yang telah disetuji. Adapun persamaan pertukaran yaitu Jumlah
Uang Beredar (M) dikalikan kecepatan peredaran uang (V) sama dengan
GDP nominal; GDP nominal merupakan perkalian antara tingkat harga (P)
dan GDP riil (Y) (McEachern 2000:309), secara ringkat dapat dituliskan
dalam persamaan berikut
MxV=PxY
Persamaan pertukaran ini merupakan cara untuk menjelaskan
tingkat harga dalam perekonomian yang menyatakan bahwa belanja total
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
(M x Y) adalah selalu sama dengan penerimaan total (PxY). Selain itu
hubungan antara GPD dan Jumlah Uang Beredar menurut Wijaya dan
Hadiwigeno (1981:37) mengatakan bahwa hubungan antara supply uang
dan harga-harga tentu saja tergantung pada perkembangan pendapatan riil.
D. Suku Bunga
1. Pengertian Suku Bunga
Menurut McEachern (2000:138), bunga adalah sejumlah uang yang
dibayarkan oleh peminjam kepada pemberi pinjaman. Sedangkan Suku
Bunga adalah bunga per tahun sebagai persentase dari jumlah yang
dipinjamkan. Sedangkan menurut Dornbusch, et al. (2008:43), tingkat
Suku Bunga menyatakan tingkat pembayaran atas pinjaman atau investasi,
di atas perjanjian pembayaran kembali, yang dinyatakan dalam persentase
tahunan.
Menurut Fabozzi, et al (1999:204). Suku Bunga adalah harga yang
dibayar "peminjam" ("debitur") kepada "pihak yang meminjamkan"
("kreditur") untuk pemakaian sumber daya selama interval waktu tertentu .
Jumlah pinjaman yang diberikan disebut prinsipal dan harga yang dibayar
biasanya diekspresikan sebagai persentase dari prinsipal per unit waktu
(umumnya > setahun) Suku Bunga yang menyediakan jangkar bagi Suku
Bunga-Suku Bunga yang lain yaitu, Suku Bunga riil jangka pendek yang
bebas risiko. Suku Bunga riil adalah Suku Bunga yang akan berlaku dalam
perekonomian jika harga rata-rata barang dan jasa diperkirakan tetap
konstan selama usia pinjaman. Suku Bunga bebas-risiko adalah Suku
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
Bunga pinjaman di mana peminjamnya tidak akan gagal memenuhi
kewajiban apa pun. Yang dimaksud dengan jangka pendek adalah Suku
Bunga dari pinjaman yang akan jatuh tempo dalam satu tahun. Semua
Suku Bunga yang lain berbeda dengan Suku Bunga ini sesuai dengan
aspek-aspek tertentu dari pinjaman.
2. Penentuan Suku Bunga
a. Pendekatan Klasik Fisher
Irving Fisher menganalisis penentuan tingkat Suku Bunga
dalam ekonomi dengan mengkaji mengapa orang-orang menabung
(mengapa mereka tidak mengkonsumsi semua surnber daya mereka)
dan mengapa orang lain yang meminjam (Fabozzi, et al (1999:204).
Teori Fisher dalam konteks sebuah perekonomian hanya terdiri dari
para individu yang melakukan konsumsi dan menabung penghasilan
berjalan mereka, perusahaan-perusahaan yang meminjam penghasilan
yang tidak dikonsumsi dan berinvestasi suatu pasar tempat di mana
para penabung memberi pinjaman sumber daya kepada para peminjam,
dan proyek-proyek tempat perusahaan berinvestasi. Adapun penentuan
Suku Bunga secara detail sebagari berikut:
1) Keputusan untuk Menabung dan Meminjam
Faktor utama yang mempengaruhi keputusan untuk
menabung adalah preferensi pilihan waktu marginal (marginal rate
of time preference) seorang individu, yaitu kemauan untuk
menukarkan sebagian konsumsi sekarang dengan konsumsi di
masa depan. Faktor lain yang mempengaruhi keputusan menabung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
adalah penghasilan, balas jasa (kompensasi) bagi tabungan, atau
tingkat bunga untuk pinjaman yang diberikan oleh para penabung,
jika Suku Bunga naik, setiap individu akan mau menabung lebih
banyak, terlepas dari rate of time preference-nya.
2) Ekuilibrium di Pasar
Suku Bunga ekuilibrium ditentukan oleh interaksi antara
fungsi penawaran dan permintaan. Sebagai biaya bagi peminjam
dan juga balas jasa bagi yang meminjamkan, Suku Bunga harus
mencapai titik di mana total penawaran tabungan sama dengan
total permintaan bagi peminjam dan investasi.
3) Suku Bunga riil dan Suku Bunga nominal.
Pertimbangan perbedaan antara Suku Bunga nominal
dengan Suku Bunga riil. Bunga riil adalah pertumbuhan daya
konsumsi selama usia pinjaman. Bunga nominal, adalah jumlah
unit moneter yang harus dibayar per unit yang dipinjam, dan,
sebenarnya, merupakan Suku Bunga pasar dari pinjaman.
b. Loanable Fund Theory
Teori ini menyatakan bahwa tingkat Suku Bunga umum
ditentukan oleh interaksi kompleks dari dua faktor. Yang pertama
adalah total permintaan dana oleh perusahaan-perusahaan, pemerintah,
dan rumah tangga (atau individu-individu), untuk melakukan berbagai
macam aktivitas ekonomi dengan dana tersebut. Permintaan ini
berhubungan negatif dengan Suku Bunga (kecuali permintaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
pemerintah). Faktor kedua yang mempengaruhi tingkat bunga adalah
total penawaran dana dari perusahaan-perusahaan, pemerintah, dan
individu-individu. Penawaran berhubungan positif dengan Suku
Bunga, jika semua faktor ekonomi yang lain konstan. Jika Suku Bunga
meningkat,
perusahaan-perusahaan
dan
individu-individu
akan
menabung dan meminjamkan lebih banyak, dan bank-bank terdorong
untuk memberikan pinjaman lebih banyak.
c. Liquidity Preference Theory
Liquidity preference theory (teori preferensi/hasrat likuiditas),
menganalisa Suku Bunga ekuilibrium melalui interaksi penawaran
uang dengan permintaan agregat publik untuk memegang uang.
Keynes mengasumsikan bahwa sebagian besar individu memegang
kekayaan hanya dalam dua bentuk: "uang" dan "obligasi". Uang
ekuivalen dengan valuta dan rekening giro (demand deposits), yang
tidak membayar bunga (atau mem-bayar bunga sangat rendah), tetapi
sangat likuid dan bisa digunakan bagi transaksi. Obligasi mewakili
kategori yang luas dan melipuri aset-aset keuangan jangka panjang
yang membayar bunga, tidak likuid dan memiliki sejumlah risiko
karena harga aset-aset ini bervariasi dan berhubungan terbalik dengan
tingkat Suku Bunga.
3. Hubungan Suku Bunga Terhadap Jumlah Uang Beredar
Menurut Hubbard (1997) dan Laksmono (2001), bunga adalah
biaya yang harus dibiayai oleh peminjam (borrower) atas pinjaman yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
diterima dan imbalan lender atas investasinya. Suku bunga mempengaruhi
keputusan individu terhadap pilihan membelanjakan uang lebih banyak
(spending) atau menabung (saving). Menurut Kem dan Guttman (1992)
seperti diuraikan Laksmono (2001) menganggap bahwa suku bunga
merupakan sebuah harga dan sebagaimana harga lainnya maka tingkat
suku bunga ditentukan oleh interaksi antara permintaan dengan
penawaran. Analisis John Maynard Keyness dalam teorinya yang
dinamakan Monetary Theory of Interest Rate, menyatakan bahwa tingkat
suku bunga ditentukan oleh jumlah permintaan dan penawaran. Kondisi
ekuilibrim akan terjadi apabila jumlah uang yang diminta sama dengan
jumlah uang yang ditawarkan. Seiring dengan berkurangnya jumlah uang
beredar, keinginan masyarakat untuk melakukan pembelanjaan (spending)
pun akan menurun. Selanjutnya harga barang dan jasa umum akan
cenderung stagnan, atau tidak terjadi dorongan peningkatan harga barang.
Sebaliknya jika suku bunga rendah, masyarakat cenderung tidak tertarik
lagi untuk menyimpan uangnya di bank dan kecenderungan untuk
melakukan pembelanjaan dananya (spending) akan meningkat (Maesaroh
dan Triani, 2013). Kenaikan dalam penawaran uang akan menyebabkan
turunnya tingkat suku bunga, dan sebaliknya, penurunan jumlah uang yang
ditawarkan, akan menyebabkan kenaikan tingkat suku bunga. Sehingga
ada dua kemungkinan hubungan yang terjadi antara Suku Bunga dengan
Jumlah Uang Beredar. Bedasarkan ulasan diatas maka secara negatif Suku
Bunga berpengaruh terhadap Jumlah Uang Beredar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
E. Penduduk
1. Pengertian Penduduk
Penduduk merupakan orang yang tinggal di daerah tersebut dan
orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata
lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di daerah
itu. Misalkan mempunyai bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal
di daerah lain. Secara teori pertumbuhan penduduk yang besar bila diikuti
dengan tingkat produktivitas yang tinggi akan menyebabkan tingkat
pertumbuhan ekonomi tiggi. Tingginya pertumbuhan ekonomi akan
mampu meningkatkan kesejahteraan dan tingkat pendidikan dan pada
akhirnya akan mampu memperbaiki mutu dan citra hidup.
Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan
menjadi dua:
a. Orang yang tinggal di daerah tersebut
b. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan
kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ.
Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah
lain. Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang
menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Masalah-masalah
kependudukan dipelajari dalam ilmu Demografi. Berbagai aspek perilaku
menusia dipelajari dalam sosiologi, ekonomi, dan geografi. Demografi
banyak digunakan dalam pemasaran, yang berhubungan erat dengan unitunit ekonmi, seperti pengecer hingga pelanggan potensial.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
2. Pertumbuhan Penduduk dalam Ekonomi Moneter
Pertumbuhan penduduk dan hal-hal yang berhubungan dengan
kenaikan jumlah angkatan kerja (labor force) dianggap sebagai faktor
yang
positif
dalam merangsang pertumbuhan ekonomi, namun
kemampuan merangsang pertumbuhan ekonomi
kemampuan
sistem
ekonomi
yang
berlaku
bergantung
pada
dalam menyerap dan
mempekerjakan tenaga kerja yang ada secara produktif.
Profesor Kuznets (dalam Todaro, 2000) juga mengemukakan
enam karakteristik atau ciri proses pertumbuhan ekonomi sebagai berikut:
a. Tingkat pertambahan output perkapita dan pertambahan penduduk
yang tinggi.
b. Tingkat kenaikan total produktivitas faktor yang tinggi, khususnya
produktivitas tenaga kerja.
c. Tingkat transformasi struktural ekonomi yang tinggi.
d. Tingkat transformasi sosial dan ideologi yang tinggi.
e. Adanya kecenderungan daerah yang mulai atau sudah maju
perekonomiannya untuk berusaha menambah bagian-bagian daerah
lainnya sebagai daerah pemasaran dan sumber bahan baku.
f. Terbatasnya penyebaran pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai
sepertiga bagian penduduk dunia.
Menurut ekonomk klasik, Smith, pertumbuhan ekonomi secara
klasik dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni pertumbuhan output total
dan pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
oleh produktivitas sektor-sektor dalam menggunakan faktor-faktor
produksinya. Produktivitas dapat ditingkatkan melalui berbagai sarana
pendidikan, pelatihan dan manajemen yang lebih baik (Sukirno, 2008).
Menurut teori pertumbuhan neo-klasik tradisional, pertumbuhan
output selalu bersumber dari satu atau lebih dari tiga faktor yakni
kenaikan kualitas dan kuantitas tenaga kerja, penambahan modal
(tabungan dan investasi) dan penyempurnaan teknologi (Todaro dan
Smith, 2008).
Mankiw, Romer dan Weil (MRW) melakukan modifikasi terhadap
model pertumbuhan neo-klasik dimana mereka mengusulkan pemakaian
variabel akumulasi modal manusia (human capital). Sumber pertumbuhan
ekonomi dengan demikian berasal dari pertumbuhan kapital, tenaga kerja
dan modal manusia. Hasil estimasi yang dihasilkan dari model MRW
ternyata lebih baik dibandingkan dengan model neo-klasik (Mankiw,
2006)
Teori pertumbuhan baru memberikan kerangka teoritis untuk
menganalisis pertumbuhan yang bersifat endogen. Pertumbuhan ekonomi
merupakan hasil dari dalam sistem ekonomi. Kemajuan
teknologi
merupakan hal yang endogen, pertumbuhan merupakan bagian dari
keputusan pelaku-pelaku ekonomi untuk berinvestasi dalam pengetahuan.
Peran modal lebih besar dari hanya sekedar bagian dari pendapatan apabila
modal yang tumbuh bukan hanya modal fisik saja tapi menyangkut modal
manusia. Akumulasi modal merupakan sumber utama pertumbuhan
ekonomi (Mankiw, 2006)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
Laju pertumbuhan penduduk dan hal-hal yang berhubungan dengan
kenaikan jumlah angkatan kerja (labor force) secara tradisional telah
dianggap sebagai faktor yang positif dalam merangsang pertumbuhan
ekonomi. Kebenaran hubungan yang positif tersebut tergantung pada
kemampuan sistem ekonomi untuk menyerap dan mempekerjakan
tambahan pekerja secara produktif. Teori neo-klasik menyatakan bahwa
tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang menjelaskan tinggi
rendahnya pertumbuhan ekonomi. Sodik et al (2007) dalam penelitiannya
berusaha
memeriksa
pengaruh
aglomerasi
dalam
pertumbuhan
ekonomi regional. Hasilnya menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi
regional salah satunya dipengaruhi oleh angkatan kerja. Teori Solow
(Neo-Klasik) juga menyatakan bahwa laju pertumbuhan angkatan
kerja.
F. Penelitian Terdahulu
Interest Rate Transmission
Effect on Money Supply: The Nigerian Experience Metode analisis data
menggunakan pendekatan autoregressive analysis. Berdasarkan hasil analisis
data menunjukkan bahwa tingkat rediscount minimum dan tingkat tabungan
berdampak positif dan signifikan pada pasokan uang. Di sisi lain, Suku Bunga
kredit telah membuat dampak negatif tidak signifikan pada penawaran uang.
-faktor Yang
Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar Di Indonesia Periode 1990-2010.
Metode analisis data menggunakan pendekatan metode estimasi regresi linear.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa serempak (bersama)
variabel-variabel independen ( PDB, SBI, PMT), mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen (JUB). Dan secara parsial variabelvariabel independent yaitu PDB, PMT mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap variabel dependen (JUB). Sedangkan variabel independent
Suku Bunga SBI berpengaruh negatif pada JUB, serta secara keseluruhan dari
hasil estimasi menunjukkan bahwa pembentukan modal tetap (PMT)
mempunyai pengaruh paling besar terhadap Jumlah Uang Beredar di
Indonesia.
Pertumbuhan PDB, Suku Bunga SBI, IHK, Cadangan Devisa, dan Nilai Tukar
Rupiah Terhadap Pertumbuhan Jumlah Uang Beredar Di In
Metode
analisis data menggunakan pendekatan metode regresi linear berganda.
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap pertumbuhan
Jumlah Uang Beredar (JUB). Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Suku
Bunga SB1 terhadap pertumbuhan Jumlah Uang Beredar (JUB). Tidak
terdapat pengaruh positif yang signifikan indeks harga konsumen (IHK.)
terhadap pertumbuhan Jumlah Uang Beredar (JUB). Terdapat pengaruh positif
yang signifikan cadangan devisa (CDS) terhadap pertumbuhan Jumlah Uang
Beredar (JUB). Tidak terdapat pengaruh yang signifikan nilai tukar rupiah
(ER) terhadap pertumbuhan Jumlah Uang Beredar (JUB).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
r, Produk
Domestik Bruto, Cadangan Devisa, Tingkat Suku Bunga, Cadangan Minimum
Dan Tingkat Diskonto Dengan Jlmlah Uang Beredar Di Indonesia (1997Metode analisis data menggunakan pendekatan analisis korelasi
Product Moment. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa Ekspor,
PDB, cadangan devisa dan cadangan minimum masing-masing memiliki
hubungan positif dengan Jumlah Uang Beredar di Indonesia periode 19972006. Tingkat Suku Bunga (SBI) memiliki hubungan negatif dengan Jumlah
Uang Beredar di Indonesia periode 1997-2006. Tingkat diskonto dari hasil
analisis yang dilakukan tidak memiliki hubungan dengan Jumlah Uang
Beredar di Indonesia periode 1997-2006.
The Amount Of Money Circulating In Indonesia (Review Money Supply (M2)
2006-
-sama variabel tingkat
Suku Bunga, kurs, dan PDB berpengaruh secara nyata terhadap Jumlah Uang
Beredar di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diambil
kesimpulan bahwa tingkat Suku Bunga, kurs, dan PDB berpengaruh dan
signifikan terhadap Jumlah Uang Beredar. Saran yang dapat diajukan dalam
penelitian ini antara lain, pemerintah maupun pelaku ekonomi yang lain
diharapkan dapat menjaga stabilitas ekonomi, politik dan keamanan dalam
negeri serta Bank Indonesia dapat menurunkan tingkat Suku Bunga, menjaga
stabilitas nilai tukar, serta PDB meningkat sehingga Jumlah Uang Beredar
dapat dikendalikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
Ika, KhoirotuAfifah (2011), dengan judul penelitia
Berdasarkan hasil penelitian secara simultan diperoleh Fhitung sebesar 62,608 >
Ftabel sebesar 3,48 maka H0 ditolak dan Hi diterima. Sedangkan uji pengaruh
masing-masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat
digunakan uji t, yaitu variabel Kurs Valuta Asing thitung sebesar 4,910 > ttabel
sebesar 2,228 yang berarti secara parsial Kurs Valuta Asing (X1) yang
berpengaruh secara nyata terhadap Jumlah Uang Beredar Di Indonesia (Y).
Variabel Investasi (X2) thitung sebesar 2,443 > ttabel sebesar 2,228 yang berarti
secara parsial Investasi (X2) yang berpengaruh secara nyata positif terhadap
Jumlah Uang Beredar di Indonesia (Y). Variabel Impor (X3) thitung sebesar 1,246 < ttabel sebesar 2,228 yang berarti secara parsial Impor (X3) tidak
berpengaruh secara nyata terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia (Y).
Variabel Produk Domestik Bruto (X4) thitung sebesar 8,710 > ttabel sebesar 2,228
yang berarti secara parsial Produk Domestik Bruto (X4) yang berpengaruh
secara nyata terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia (Y). Berdasarkan
hasil perhitungan dan pengolahan data yang dilakukan, maka diketahui bahwa
Kurs Valuta Asing (X1), Investasi (X2), Impor (X3),dan Produk Domestik
Bruto (X4) berpengaruh secara nyata terhadap Jumlah Uang Beredar di
Indonesia (Y). Dan dari semua variabel bebas yang mempunyai pengaruh
paling dominan adalah Kurs Valuta Asing (X1).
-Faktor
yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar di Indonesia Periode 2000-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
cadangan devisa, kurs, dan PDB berpengaruh dan signifikan terhadap Jumlah
Uang Beredar. Saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini antara lain
Pemerintah, maupun pelaku ekonomi yang lain diharapkan dapat menjaga
stabilitas ekonomi, politik dan keamanan dalam negeri serta Bank Indonesia
dapat menurunkan tingkat Suku Bunga sehingga investasi dapat meningkat
sehingga produksi bertambah, ekspor dapat meningkat serta PDB meningkat
dan menjaga stabilitas nilai tukar agar Jumlah Uang Beredar dapat
dikendalikan.
G. Kerangka Penelitian
Berdasarkan uraian teori dan penelitian terdahulu di atas maka
kerangka penelitian yang menjelaskan antara variabel independent dan
variabel dependen sebagai berikut:
GDP
Produk Domestik Bruto
X1 : Kompetensi
SB
Suku Bunga
JUB
Jumlah Uang Beredar
JP
Jumlah Penduduk
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
Berdasarkan gambar di atas maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sebagaimana di kemukakan oleh McEachern, (2000:309) bahwa dalam
persamaan pertukaran, Jumlah Uang Beredar dikalikan kecepatan peredaran
uang sama dengan GDP nominal. GDP nominal merupakan perkalian tingkat
harga dan GDP riil. Wijaya dan Hadiwigeno (1981:37) mengatakan terdapat
hubungan antara supply uang dan harga-harga (tergantung perkembangan
pendapatan riil), dengan kata lain terdapat hubungan antara GDP dan Jumlah
Uang Beredar. Hal ini diperkuat temuan penelitian Hariani, RS (2010), Purba
(2013), Kristiawan (2008), Maesaroh dan Triani (2013), Ika (2011), dan
Dimyati (2012) yang menyatakan bahwa Produk Domestik Bruto berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Jumlah Uang Beredar. Berdasarkan deskripsi
hasil analisis tersebut peneliti merumuskan kerangka pemikiran bahwa
variabel Produk Domestik Bruto berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Jumlah Uang Beredar.
Factor lain yang mempengaruhi Jumlah Uang Beredar sebagaimana
dalam bagan di atas, adalah Suku Bunga. Menurut Maesaroh dan Triani
(2013), menyatakan bahwa kenaikan
dalam
penawaran
uang akan
menyebabkan turunnya tingkat Suku Bunga dan sebaliknya, penurunan jumlah
uang yang ditawarkan akan menyebabkan kenaikan tingkat Suku Bunga.
Penelitian yang dilakukan oleh Maesaroh dan Triani (2013), Kristiawan
(2008) dan Hariani RS (2010) menyatakan bahwa Suku Bunga berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap Jumlah Uang Beredar. Sedangkan penelitian
yang dilakukan oleh Purba (2013) dan Ebiringa (2012) menyatakan bahwa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
Suku Bunga berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Jumlah Uang
Beredar. Sebagaimana yang dikemukakan oleh peneliti sebelumnya, kerangka
pemikiran yang diadopsi dalam penelitian ini adalah bahwa variabel Suku
Bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Jumlah Uang Beredar.
Jumlah uang beredar berkaitan dengan penawaran dan permintaan
uang, dan hal ini berhubungan dengan jumlah penduduk. Menurut Todaro
(2010:119) menyatakan bahwa pertumbuhan jumlah penduduk pada akhirnya
dihubungkan dengan kenaikan kerja, secara tradisional dianggap sebagai salah
satu faktor positif yang merangsang pertumbuhan ekonomi . Jika angkatan
kerja tersedia dalam jumlah yang lebih besar, berarti tersedia juga lebih
banyak pekerja yang produktif, dan jumlah penduduk yang besar akan
meningkatkan ukuran potesial pasar domestik. Sebagaimana yang telah
dikemukakan oleh peneliti di atas maka dapat dirumuskan bahwa variabel
Jumlah Penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Jumlah Uang
Beredar.
H. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu maka hipotesis
dalam penelitian ini yaitu
H1
: Diduga Produk Domestik Bruto berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Jumlah Uang Beredar pada Negara ASEAN -5 tahun 20002013
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
H2
: Diduga Tingkat Suku Bunga berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap Jumlah Uang Beredar pada Negara ASEAN -5 tahun 20002013
H3
: Diduga Jumlah Penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Jumlah Uang Beredar pada Negara ASEAN -5 tahun 2000-2013
commit to user
Download