kebijakan implementasi undang-undang aparatur sipil negara

advertisement
LAYANAN ADM. PERENCANAAN DAN
PENGHARGAAN
APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)
BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGHARGAAN
BIRO KEPEGAWAIAN
SUBBAGIAN
FORMASI PEGAWAI
SUBBAGIAN
KESEJAHTERAAN
DAN
PENGHARGAAN
SUBBAGIAN
TATAUSAHA BIRO
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 yang
telah dicabut dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016
BAGIAN PENGADAAN DAN PERTIMBANGAN
PEGAWAI
SUBBAGIAN
PENGADAAN
PEGAWAI
SUBBAGIAN
PERTIMBANGAN
KEPEGAWAIAN
SUBBAGIAN
TATAUSAHA BIRO
Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016
Pasal 35
TUGAS :
Menyiapkan bahan penyusunan rencana kebutuhan, pengadaan dan pengangkatan pegawai, bahan
pertimbangan kepegawaian serta urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan biro
a.
b.
c.
Pasal 36
FUNGSI :
Menyiapkan bahan penyusunan rencana kebutuhan, pengadaan, dan pengangkatan pegawai
Penyiapan bahan pertimbangan kepegawaian
Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan biro
UU No.5 Th.2014
Jakarta, 15 Januari 2014 tentang
APARATUR SIPIL NEGARA
BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
CATATAN
Pasal 141
• UU No. 5 Th 2014 berlaku mulai
saat diundangkan tgl 15 Januari
2014.
• Pasal 135 PNS Pusat dan PNS
Daerah disebut ASN.
• Pasal 136
Pada saat UU No. 5 Th 2014
berlaku, UU No.8 Th 1974 diubah
dengan UU No. 43 Th 1999
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 139
• Pada saat UU No. 5 Th 2014
berlaku semua peraturan
perundang-undangan yang
merupakan pelaksanaan dari UU
No. 8 Th 1974 diubah dengan UU
No. 43 Th 1999 masih berlaku
sepanjang tidak bertenta- ngan
dan belum diganti.
Surat Kepala BKN No.K.26-30/V.7-3/99 Tgl 17-1-2014 tentang Batas Usia Pensiun PNS sambil menunggu PP
TUJUAN UU ASN
 bersih dari KKN dan
politisasi
MENCIPTAKAN
BIROKRASI
BERSIH,
KOMPETEN
DAN
MELAYANI
 kompeten terhadap
tugas dan tanggung
jawab yang diemban
 melayani masyarakat dan
dunia usaha/ investasi.
PRINSIP DASAR UU ASN
Memberlakukan “SISTEM MERIT ”
melalui:
• Seleksi dan promosi secara adil dan
kompetitif
• Menerapkan prinsip fairness
• Penggajian, reward and punishment berbasis
kinerja
• Standar integritas dan perilaku untuk
kepentingan publik
• Manajemen SDM secara efektif dan efisien
• Melindungi pegawai dari intervensi politik
dan dari tindakan semena-mena.
Sistem Merit adalah
kebijakan dan
Manajemen ASN yang
berdasarkan pada
kualifikasi, kompetensi,
dan kinerja secara adil
dan wajar dengan
tanpa membedakan
latar belakang politik,
ras, warna kulit, agama,
asal usul, jenis kelamin,
status pernikahan,
umur, ataupun kondisi
kecacatan.
PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA
PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)
1.Berstatus pegawai tetap
2.Memiliki NIP secara nasional;
A
S
N
3.Sebagai pembuat kebijakan;
4.Dapat menduduki jabatan pimpinan tinggi pemerintahan;
PEGAWAI PEMERINTAH dengan PERJANJIAN KERJA (PPPK)
1.Diangkat Dgn Perjanjian Kerja;
2.Dapat diberikan No Induk Pegawai Perjanjian Kerja;
3.Melaksanakan Tugas Pemerintahan;
4.Menduduki Jabatan Fungsional.
AREA PERUBAHAN
UU Pokok-pokok kepegawaian
a. Fit and proper test (uji
kelayakan dan kepatutan)
b. DUK
c. DP3
UU Aparatur Sipil Negara
a. Kompetitif
b. Kompetensi
c. Kinerja
Pelaksanaannya melalui Badan
Pertimbangan Jabatan dan
Pangkat (BAPERJAKAT)
Pelaksanaannya melalui
Panitia Seleksi (PANSEL)/Tim
Penilai Kinerja (TPK)
setkab.go.id
Pengertian Pegawai ASN
APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) :
profesi bagi pegawai negeri sipil (PNS)
dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja (PPPK) yang bekerja
pada instansi pemerintah
PEGAWAI ASN :
PNS dan PPPK yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian (PPK) dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara
lainnya dan di gaji berdasarkan peraturan Per-UU.
MANAJEMEN ASN :
pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
JENIS, STATUS & KEDUDUKAN ASN
JENIS
STATUS
KEDUDUKAN
1. Berstatus pegawai tetap
PNS
Pasal 1 butir 3
& Pasal 7
2. Memiliki NIP secara
nasional;
3. Sebagai pembuat kebijakan;
4. Dapat menduduki jabatan
pimpinan tinggi
pemerintahan;
PPPK
Pasal 1 butir 4
& Pasal 7
1. Diangkat Dgn Perjanjian
Kerja;
2. Dapat diberikan No Induk
Pegawai Perjanjian Kerja;
3. Melaksanakan Tugas
Pemerintahan;
4. Menduduki Jabatan
Fungsional.
• Berkedudukan
sebagai unsur
aparatur negara
• Melaksanakan
kebijakan yang
ditetapkan oleh
pimpinan
• Harus bebas dari
pengaruh/intervensi
golongan & partai
politik
HAK DAN KEWAJIBAN ASN
JENIS
PNS
Pasal 1 butir 3
& Pasal 7
PPPK
Pasal 1 butir 4
& Pasal 7
HAK
1. gaji, tunjangan, dan
fasilitas;
2. cuti;
3. jaminan pensiun dan
jaminan hari tua;
4. perlindungan; dan
5. pengembangan
kompetensi.
1. gaji, tunjangan, dan
fasilitas;
2. cuti;
3. perlindungan; dan
4. pengembangan
kompetensi.
KEWAJIBAN
• setia dan taat pada Pancasila,
UUD NRI 1945, NKRI, dan
pemerintah yang sah;
• menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa;
• melaksanakan kebijakan
pemerintah;
• menaati ketentuan peraturan
perundang-undangan;
• melaksanakan tugas
kedinasan;
• menunjukkan integritas dan
keteladanan;
• menyimpan rahasia jabatan
• bersedia ditempatkan di
seluruh wilayah NKRI
MANAJEMEN ASN
1
REKRUITMEN
2
PENGEMBANGAN
PEGAWAI
3
PROMOSI
4
KESEJAHTERAAN
5
MANAJEMEN
KINERJA
6
DISIPLIN & ETIKA
7
PENSIUN
BASED ON NEED/ KEBUTUHAN (ANJAB &
ABK) untuk JANGKA WAKTU 5 THN
SEBAGAI HAK PEGAWAI ASN, BENTUK2
PENGEMBANGAN KOMPETENSI,
PERTUKARAN PNS-SWASTA
BASIS KARIR TERBUKA (KOMPETISI)
BERDASARKAN BEBAN KERJA, TANGGUNG
JAWAB, RESIKO PEKERJAAN & KINERJA
POSITION & PERFORMANCE BASED SALARY/
PROMOTION, SANKSI ATAS TDK TERCAPAINYA
KINERJA
RINCIAN KODE ETIK PROFESI DAN SANKSI
FULLY FUNDED : sistem pendanaan pensiun
yang bersumber dari iuran yang dilakukan
secara bersama-sama oleh PNS
MANAJEMEN PNS
Manajemen PNS meliputi:
1.penyusunan dan penetapan kebutuhan;
2.pengadaan;
3.pangkat dan jabatan;
4.pengembangan karier;
5.pola karier;
6.promosi;
7.mutasi;
8.Penilaian kinerja
9.penggajian dan tunjangan;
10.penghargaan;
11.disiplin;
12.pemberhentian;
13.pensiun dan tabungan hari tua; dan
14.perlindungan.
MANAJEMEN PPPK
Pengadaan
Pasal 58
Penilaian
Kinerja
Disiplin
Hak
 Tahapan: perencanaan, pengumuman lowongan, pelamaran,
seleksi, pengumuman hasil seleksi, dan pengangkatan menj. P3K.
 Berdasarkan kompetensi, kualifikasi, dan kebutuhan.
 Pengangkatan oleh Keputusan PPK.
 Perjanjian kerja minimal 1 tahun dan dapat diperpanjang.
 PPPK tidak dapat diangkat secara otomatis menjadi calon PNS
 Perjanjian kerja di tingkat individu dan tingkat unit atau
organisasi.
 Sebagai dasar perpanjangan perjanjian kerja, pemberian
tunjangan, dan pengembangan kompetensi.
 Pemberhentian jika tidak mencapai target kinerja.
PPPK wajib mematuhi disiplin dan akan dijatuhi hukuman disiplin
jika melanggarnya
 Mendapatkan gaji serta tunjangan yang dibebankan kpd
APBN/APBD.
 Diberikan kesempatan untuk pengembangan kompetensi.
 Dapat diberikan penghargaan.
 Mendapatkan perlindungan berupa jaminan (hari tua, kesehatan,
kecelakaan kerja, kematian) dan bantuan hukum
DIISI TNI
DAN POLRI
DIISI DARI PEGAWAI ASN
JABATAN dalam UU ASN
Jabatan
Administrasi
Jabatan Administrator
(setara eselon III)
memimpin pelaksanaan
kegiatan pelayanan
publik serta administrasi
pemerintahan dan
pembangunan
Jabatan Pengawas
(setara eselon IV)
mengendalikan
pelaksanaan
kegiatan yang
dilakukan oleh
pejabat pelaksana
Jabatan Pelaksana
(setara Eselon V atau JF
Umum) melaksanakan
kegiatan pelayanan
publik serta administrasi
pemerintahan dan
pembangunan
Jafung keterampilan: a) penyelia;
b) mahir;
c) terampil; dan
d) pemula
Jabatan
Fungsional
Jafung keahlian: a) ahli utama;
b) ahli madya;
c) ahli muda; dan
d) ahli pertama.
Jabatan
Pimpinan
Tinggi
• Jabatan pimpinan tinggi utama (setara pimp. lembga non-Kem);
• Jabatan pimpinan tinggi madya (setara eselon I); dan
• Jabatan pimpinan tinggi pratama (setara eselon II).
Jabatan ASN
tertentu
PENYETARAAN JABATAN
UNDANG-UNDANG
UNDANG UNDANG
APARATUR SIPIL NEGARA
POKOK KEPEGAWAIAN
Jabatan Pimpinan Tinggi Utama
 Jabatan eselon Ia
 Kepala lembaga pemerintah
non kementerian
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya
Jabatan eselon Ia dan eselon Ib
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama
Jabatan eselon II
Jabatan Administrator
Jabatan eselon III
Jabatan Pengawas
Jabatan eselon IV
Jabatan Pelaksana
Jabatan eselon V dan fungsional
umum
STRUKTUR JABATAN (UU ASN)
PIMPINAN TINGGI
UTAMA
MADYA
PRATAMA
JABATAN ADMINISTRASI
ADMINSTRATOR
PENGAWAS
JABATAN FUNGSIONAL
 Utama
 Madya
 Muda
 Pertama
PELAKSANA
 Penyelia
 Mahir
 Terampil
 Pemula
KEAHLIAN
KETERAMPILAN
JABATAN, PANGKAT, DAN JENJANG PNS
NO
JABATAN
1
2
1
PIMPINAN TINGGI
FUNGSIONAL KEAHLIAN
2
FUNGSIONAL KETERAMPILAN
PEGAWAI NEGERI SIPIL
NOMENKLATUR
3
Kepala LPNK
1. Sekjen
2. Sesmen
3. Sestama
4. Deputi
5. Dirjen
6. Irjen
7. Sekda Prop.
1. Ka. Biro
2. Direktur
3. Asisten Deputi
4. Sekda Kab/Kota
5. Asisten Daerah
6. Kepala Dinas
1. Ahli Utama
2. Ahli Madya
3. Ahli Muda
4. Ahli Pertama
1. Penyelia
2. Mahir
3. Terampil
4. Pemula
PANGKAT
4
21
20
JENJANG
5
UTAMA
MADYA
19
18
17
PRATAMA
16
15
14
13
12
11
10
9
8
ADMINISTRASI
ADMINISTRATOR
PENGAWAS
PELAKSANA
Pejabat yang Berwenang
• Presiden dapat mendelegasikan kewenangan pembinaan Manajemen ASN
kepada Pejabat yang Berwenang di kementerian, sekjen/ sekretariat
LN, sekretariat LNS, Sekda provinsi dan kabupaten/kota.
• Pejabat yang Berwenang dalam menjalankan fungsi Manajemen ASN di
Instansi Pemerintah berdasarkan Sistem Merit dan berkonsultasi dengan
Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi masing-masing.
• Pejabat yang Berwenang memberikan rekomendasi usulan kepada Pejabat
Pembina Kepegawaian di instansi masing-masing.
• Pejabat yang Berwenang mengusulkan pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhentian Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional kepada
Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi masing-masing.
Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan
melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PANGKAT DAN JABATAN
• Pasal 68
(1) PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu pada instansi pemerintah
(2) Pengangkatan PNS dalam jabatan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditentukan berdasarkan perbandingan objektif antara lain kompetensi,
kualifikasi, dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan dengan kompetensi,
kualifikasi, dan persyaratan yang dimiliki oleh pegawai.
(3) Setiap jabatan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelompokkan
dalam klasifikasi jabatan PNS yang menunjukkan karakteristik, mekanisme dan
pola kerja
(4) PNS dapat berpindah antar dan antara Jabatan Pimpinan Tinggi, Jabatan
Administrator, dan Jabatan Fungsional di Instansi Pusat dan Daerah
berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan penilaian kinerja
PROMOSI PNS
• Setiap PNS yang memenuhi syarat mempunyai hak yang sama untuk
dipromosikan ke jenjang jabatan yang lebih tinggi.
• Promosi PNS dilakukan berdasarkan perbandingan objektif antara:
- kompetensi;
- kualifikasi;
- persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan;
- penilaian atas prestasi kerja;
- kepemimpinan, kerja sama, kreativitas; dan
- pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja PNS pada Instansi Pemerintah
“tanpa membedakan jender, suku, agama, ras, dan golongan.”
• Promosi Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional PNS dilakukan oleh
PPK setelah mendapat pertimbangan Tim Penilai Kinerja PNS pada
Instansi yang dibentuk oleh PyB.
PROMOSI
• Pasal 72
(1) Promosi PNS dilakukan berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi,
kualifikasi, dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan, penilaian atas
prestasi kerja, kepemimpinan, kerjasama, kreativitas, dan pertimbangan tim
penilai kinerja PNS pada Instansi Pemerintah, tanpa membedakan jender, suku,
agama, ras, dan golongan;
(2) Setiap PNS yang memenuhi syarat mempunyai hak yang sama untuk
dipromosikan ke jenjang jabatan yang lebih tinggi;
(3) Promosi Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional PNS dilakukan oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian setelah mendapat pertimbangan Tim Penilai
Kinerja PNS pada Instansi Pemerintah.
(4) Tim Penilai Kinerja PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibentuk oleh
Pejabat yang berwenang.
PENILAIAN
Pasal 69
• Kompetensi Teknis yang diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan
teknis fungsional, dan pengalaman bekerja secara teknis;
• Kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural
atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan;
• Kompetensi sosial kultural yang diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki
wawasan kebangsaan.
• Integritas yang diukur dari kejujuran, kepatuhan terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan, kemampuan bekerjasama, dan pengabdian kepada
masyarakat, bangsa dan negara;
• Moralitas yang diukur dari penerapan dan pengalaman nilai etika agama, budaya,
dan sosial kemasyarakatan.
MUTASI PNS
• Setiap PNS dapat dimutasi tugas dan/atau lokasi dalam satu Instansi Pusat, antarInstansi Pusat, satu Instansi Daerah, antar-Instansi Daerah, antar-Instansi Pusat
dan Instansi Daerah, dan ke perwakilan NKRI di luar negeri.
• Dilakukan oleh PPK dalam wilayah kewenangannya.
• Perpindahan PNS antar kabupaten/kota dalam satu provinsi ditetapkan oleh
Gubernur setelah memperoleh pertimbangan Kepala BKN.
• Mutasi PNS antar provinsi ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri setelah
memperoleh pertimbangan Kepala BKN.
• Mutasi PNS daerah ke Instansi Pusat atau sebaliknya, ditetapkan oleh Pejabat
yang Berwenang setelah mendapatkan pertimbangan teknis dari Kepala BKN.
• Mutasi PNS antar Instansi Pusat ditetapkan oleh Kepala BKN.
• Mutasi PNS dilakukan dengan memperhatikan prinsip larangan “konflik
kepentingan”.
• Pembiayaan sebagai dampak mutasi dibebankan pada APBN dan APBD.
Penggajian dan Tunjangan PNS
• Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada PNS serta
menjamin kesejahteraan PNS.
• Dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggungjawab, & resiko
pekerjaan.
• Pelaksanaannya dilakukan secara bertahap.
• PNS di pusat dibebankan pada APBN, PNS di daerah dibebankan APBD.
• Selain gaji, PNS juga menerima tunjangan dan fasilitas yang meliputi:
• tunjangan kinerja dan (dibayar sesuai pencapaian kinerja)
• tunjangan kemahalan (dibayar sesuai tingkat kemahalan: indeks harga di daerah)
• Tunjangan PNS dibebankan pada APBN dan APBD
Penghargaan PNS
• PNS yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian,
kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi
kerja dalam melaksanakan tugasnya dapat diberikan
penghargaan.
• Penghargaan sebagaimana dimaksud dapat berupa
pemberian:
•
•
•
•
tanda kehormatan;
kenaikan pangkat istimewa;
kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan.
Batas Usia Pensiun
BATAS USIA PENSIUN
58 (lima puluh delapan) tahun bagi Pejabat Administrasi;
60 (enam puluh) tahun bagi Pejabat Pimpinan Tinggi
Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi Pejabat
Fungsional.
PP 21/2014
•
•
PEMULA, TERAMPIL, MAHIR AHLI PERTAMA DAN AHLI MUDA (BUP: 58)
PENYELIA, MADYA, UTAMA (BUP: 60)
Pemberhentian PNS
PNS diberhentikan dengan hormat karena:
• meninggal dunia;
• atas permintaan sendiri;
• mencapai batas usia pensiun;
• perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pensiun
dini; atau
• tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan
kewajiban.
PNS dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak diberhentikan karena:
dihukum penjara/kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan hukuman pidana
penjara p singkat 2 (dua) tahun dengan tidak berencana.
PNS diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri karena:
melakukan pelanggaran disiplin PNS tingkat berat.
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat
PNS diberhentikan tidak dengan hormat karena:
a. melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUDNRI 1945;
b.dihukum penjara/kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana
kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya
dengan jabatan dan/atau pidana umum;
c. menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; atau
d.dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan pidana
penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan pidana yang dilakukan dengan
berencana.
Pemberhentian Sementara PNS
PNS diberhentikan sementara, apabila:
• diangkat menjadi pejabat negara;
• diangkat menjadi komisioner atau anggota lembaga
nonstruktural; atau
• ditahan karena menjadi tersangka tindak pidana.
Pengaktifan kembali PNS yang diberhentikan
sementara dilakukan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian.
POLA KARIR JPT
• Diduduki maksimal selama 5 (lima) tahun.
• Pejabat yang habis masa jabatannya harus mengikuti seleksi/uji
kompetensi kembali untuk menduduki jabatan yang sama pada periode
berikutnya.
• Pejabat ybs harus memenuhi target kinerja yang diperjanjikan dengan
atasan.
• Pejabat yang tidak memenuhi kinerja yang diperjanjikan dalam waktu 1
(satu) tahun pada suatu jabatan, diberikan kesempatan selama 6 (enam)
bulan untuk memperbaiki kinerjanya.
• Dalam hal Pejabat sebagaimana dimaksud tidak menunjukan perbaikan
kinerja, maka Pejabat yang bersangkutan harus mengikuti seleksi ulang
uji kompetensi kembali. Dari hasil seleksi ulang tersebut Pejabat ybs
dapat dipindahkan pada jabatan lain sesuai dengan kompetensi yang
dimiliki atau ditempatkan pada jabatan yang lebih rendah.
KETENTUAN TRANSISI
• Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini harus
sudah ditetapkan paling lambat 2 (dua) tahun sejak
Undang-Undang ini diundangkan.
• ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
kode etik dan penyelesaian pelanggaran terhadap
kode etik bagi jabatan fungsional tertentu dinyatakan
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
Undang-Undang ini.
• Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil
Daerah disebut sebagai Pegawai ASN.
KELEMBAGAAN DALAM KEBIJAKAN DAN
MANAGEMEN ASN
Presiden merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam kebijakan,
pembinaan profesi, dan Manajemen ASN, mendelegasikan sebagian
kekuasaannya kepada:
 KemPAN merumuskan kebijakan
 LAN melaksanakan diklat dan kajian
 BKN mengelola pegawai ASN
 KASN menjamin perwujudan sistem merit
PRESIDEN
KEMENPAN-RB
LAN
BKN
KASN
NON-STRUKTURAL INDEPENDEN
DASAR PENGISIAN JPT DI KEM.AGAMA
• INPRES No 3 TAHUN 2015 TGL 25-2-2015 tentang Percepatan Pengisian JPT
pada K/l
• Surat Menpan RB No.B.602.1/M.PAMRB/02/2015 tgl 12-2-2015 tentang
Pengisian JPT
• Surat Menpan RB No.B.870/M.PAMRB/03/2015 tgl 13-3-2015 tentang
Penjelasan Pengangkatan JPT
• Surat Menpan RB No.B.900/M.PAMRB/03/2015 tgl 17-3-2015 tentang
Pengawasan Pelaksanaan Pengisian JPT
• KMA No.48 TAHUN 2015 TGL 31-3-2015 jo No.63 TAHUN 2015 tentang
Pedoman Pengisian JPT Pada Kementerian Agama
• KMA No 185 TAHUN 2015 tgl 8 Juli 2015 tentang Pembentukan Panitia
Penyelenggara Seleksi Pengisian JPT Kementerian Agama
• Surat KASN No.B/636/KASN/7/2015 TGL 28 JULI 2015 tentang Seleksi Terbuka
JPT ASN yang didalamnya terdapat proses pengangkatan jabatan
Administrator dan Pengawas
BAB IX
PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI
• Pasal 108
• Terbuka
• Kompetitif dikalangan PNS dengan memperhatikan syarat :
kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam
jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan
jabatan sesuai perUUan;
• Untuk JPT Madya dan Utama dilakukan pada tingkat nasional.
• JPT Pratama dilakukan secara nasional antar Kab/Ko. dalam satu
provinsi.
• Pasal 116 penggantian JPT 2-5 tahun, s.d pasal 118
PERENCANAAN PENGANGKATAN ASN
Pengisian E-Formasi dengan menyusun :
1. ANJAB dan ABK ke dalam E-formasi MENPAN
2. Alokasi formasi dari MENPAN
3. Penyusunan rincian formasi
4. Penetapan prinsip tambahan formasi
5. Seleksi dg CAT = TKD (Jfu) + TKB (Jafung tertentu)
6. Pengumuman kelulusan
7. Pengangkatan
Pengembalian Formasi yang tidak terisi ke MENPAN
PELAKSANAAN UJIAN
• Peraturan Pemerintah No. 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil
• Permenpan & RB No. 17 Tahun 2014 tentang Tambahan Alokasi Formasi dan Pengadaan CPNS
Tahun 2014
• Perka BKN No. 9 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan CPNS
• UJIAN menggunakan CAT
• MATERI UJIAN TKD, TKB
• Unsur TKD
Wawasan Kebangsaan
Inteligensia Umum
Karakteristik Pribadi
• Unsur TKB
Performance Test (Penampilan)
Psikologi Lanjutan (Sikap)
Potensi Akademik (teori materi bidang)
Wawancara
Permasalahan Kepegawaian
• Penyusunan Anjab dan ABK (satker belum menyusun sesuai kondisi riil)
• Rekruitmen PNS dan PPPK (formasi yang diberikan oleh menpan belum memenuhi kebutuhan
satker)
• Pengangkatan PNS (tidak sesuai formasi dengan penempatan)
• Redistribusi pegawai (sulit memindahkan pegawai dari satker yang kelebihan pegawai ke satker yang
kekurangan pegawai)
• Mutasi, rotasi dan promosi (tidak berdasarkan kebutuhan satker tetapi atas permintaan
pegawai)
• Alih fungsi jabatan (ada kecenderungan karena penghasilan atau perpanjangan usia)
• Pelanggaran disiplin PNS (meningkatnya jumlah kasus kepegawaian)
TAMBAHAN FORMASI PNS TAHUN 2016
Surat Menpan & RB No. R/106/M.PAN-RB/08/2016 tanggal 26
Agustus 2016 tentang Persetujuan Prinsi Tambahan
Kebutuhan CPNS dari Pelamar Umum Tahun Anggaran 2016
sebanyak 1.000 untuk Jenis jabatan Guru dan Dosen.
Berdasarkan
undangan
rapat
Menpan
&
RB
No.Und/112/D.III.PAN-RB/09/2016 tanggal 16 September
2016 bahwa dalam tambahan formasi 1.000 terdapat alokasi
formasi Lulusan Cullaude (100), Penyandang disabilitas (20),
dan putra-putri berprestasi Internasional (50).
TERIMA KASIH
SEMOGA
BERMANFAAT
Download