pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe stad

advertisement
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
DAN TAPPS DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS V
SDN DI KECAMATAN KALITIDU BOJONEGORO
Nur Rohman, S.Pd., M.Pd
Dosen Prodi Pendidikan Matematika IKIP PGRI Bojonegoro
Email: [email protected]
Abstrak. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi - eksperimen dengan desain faktorial 3x3 . Populasi
penelitian adalah semua siswa di kelas V semester I Sekolah Dasar Negara 2013/2014 di Kabupaten
Kecamatan Kalitidu Bojonegoro . Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik stratified random
sampling . Data penelitian diuji dengan menggunakan uji statistik uji normalitas dengan rumus dan
homogenitas uji Lilliefors dengan rumus Bartlett dengan α = 0,05 . Data sekolah ' nilai ujian akhir yang
terkena menyeimbangkan uji dengan menggunakan analisis satu arah varians dengan sel yang tidak sama .
Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis dua arah varians dengan sel yang tidak sama . Teknik
analisis data yang digunakan analisis dua arah tidak seimbang varian . Hasil penelitian adalah: ( 1 ) Tapps
belajar dan pembelajaran Ekspositori memiliki prestasi matematika persamaan garis lurus lebih baik daripada
STAD , berarti sementara pembelajaran Ekspositori memiliki prestasi matematika persamaan garis lurus
yang sama seperti belajar Tapps , ( 2 ) Dalam setiap kelompok belajar gaya ( visual, auditori , kinestetik ) ,
adalah sama prestasi matematika persamaan garis lurus , ( 3 ) Dalam setiap gaya belajar kelompok , belajar
Tapps dan pembelajaran Ekspositori untuk mempengaruhi prestasi matematika persamaan garis lurus lebih
baik dari STAD dan Tapps belajar untuk mempengaruhi prestasi matematika sama dengan pembelajaran
Ekspositori .
Kata kunci: STAD , Tapps , Ekspositoris , Gaya Belajar
PENDAHULUAN
Report 2011, Organisasi Pendidikan, Ilmu
Rendahnya prestasi belajar matematika masih
Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan
menjadi masalah yang serius bagi dunia
Bangsa-Bangsa (UNESCO), menempatkan
pendidikan di Indonesia, baik tingkat SD,
Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di
SMP, maupun SMA. Berdasarkan hasil
dunia. Indonesia masih tertinggal dari Brunei
survei internasional Trends In International
yang berada di peringkat ke-34 yang masuk
Mathematics And Science Study (TIMSS)
kelompok pencapaian tinggi bersama Jepang
oleh
Puspendik
matematika
signifikan
siswa
di
yaitu
di
skor
prestasi
yang mencapai posisi nomor satu di dunia.
Indonesia
berada
Sementara Malaysia berada di peringkat ke-
bawah
rata-rata
65 (http://herdy07.wordprress.com).
internasional. Indonesia pada tahun 2003
Pada mata pelajaran matematika,
berada di peringkat ke-35 dari 46 negara, dan
sepatasnya kita perlu prihatin. Matematika
tahun 2007 berada di peringkat ke-36 dari 49
yang posisinya sebagai “ratu” sekaligus
negara
“pelayan”
(http://litbangkemdiknas.net/detail.
php?id=214).
Berdasarkan
data
dalam
Education For All (EFA) Global Monitoring
dari
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi justru menjadi mata pelajaran yang
dianggap paling sulit bahkan menjadi momok
dalam setiap kegiatan belajar mengajar.
Akhirnya apa yang diharapkan dari prestasi
belajar matematika, ternyata masih jauh dari
kemampuan bekerja sama untuk mencapai
harapan.
tujuan
Pemilihan model pembelajaran yang
belajar
kooperatif
tipe
bersama.
Pembelajaran
Thinking
Aloud
Pairs
tepat akan membantu siswa untuk lebih aktif
Problem Solving (TAPPS) yang dikenalkan
dalam belajar, sehingga proses dan hasil
oleh Claparade. TAPPS merupakan salah
belajar siswa diharapkan dapat meningkat.
satu
Selanjutnya, belajar akan lebih bermakna
menggunakan
apabila siswa secara aktif mengumpulkan
masalah, yang juga mampu melibatkan siswa
informasi
dan
secara aktif dalam pembelajaran. Ide dasar
menggabungkannya untuk memperoleh suatu
pembelajaran menggunakan TAPPS adalah
konsep matematika yang pada akhirnya akan
bagaimana
memberi hasil belajar matematika yang baik.
kelompok
yang
diperoleh
Beberapa model pembelajaran antara lain
pembelajaran
Ekspositori,
pembelajaran
pendekatan
memotivasi
agar
dengan
pemecahan
siswa
mereka
dalam
dapat
saling
membantu dan mendorong satu sama lain
dan
dalam menguasai materi yang disajikan.
TAPPS. Pembelajaran ekspositori adalah
Dengan menggunakan TAPPS, diharapkan
pembelajaran
siswa dapat saling membantu dalam rangka
yang
STAD
model
digunakan
dengan
memberikan keterangan terlebih dahulu,
menumbuhkan
kemampuan
definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran
masalah matematika.
pemecahan
serta memberikan contoh latihan pemecahan
Selain model pembelajaran, faktor
masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi,
lain yang mempengaruhi keberhasilan suatu
tanya jawab dan penugasan. Menurut Erman
proses pembelajaran adalah siswa sendiri.
Suherman
biasa
Pada diri siswa mempunyai karakteristik
dinamakan mengajar matematika dengan
yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar
metode
siswa
(2003:
ceramah
pelajaran)
sebenarnya
203
)
(seperti
menurut
adalah
yang
dalam satuan
penjelasan
model
di
antara
lain:
latar
belakang
atas
pengetahuan, taraf pengetahuan, motivasi
ekspositori.
belajar, gaya belajar, tingkat kematangan,
Pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut
kemampuan
awal,
lingkungan
sosial
Majokal, Dad & Tariq (2010) menyatakan
ekonomi, kecerdasan, dan lain-lain. Terkait
bahwa:
dengan gaya belajar, gaya belajar merupakan
“Student Team Achievement Division
(STAD) is a cooperative learning
strategy in which small groups of
learners with diferent levels of ability
work together to accomplish a shared
learning goal”
STAD adalah strategi pembelajaran
cara belajar siswa yang lebih disukai dalam
kooperatif dimana kelompok-kelompok kecil
bahwa murid yang belajar dengan gaya
peserta
belajar
didik
dengan
berbagai
tingkat
melakukan kegiatan berpikir, memproses dan
mengerti suatu informasi. Menurut Adi W.
Gunawan yang dikutip oleh Ria Noviana
Agus (2010: 3), hasil riset menunjukkan
mereka
yang
dominan
saat
mengerjakan tes, akan mencapai nilai yang
atau TAPPS terhadap prestasi belajar operasi
jauh lebih tinggi dibandingkan bila mereka
bilangan bulat?
belajar dengan cara yang tidak sejalan
dengan gaya belajar mereka.Pembelajaran
METODE PENELITIAN
konvensional yang cenderung memberikan
Penelitian ini merupakan penelitian
materi melalui ceramah akan memudahkan
eksperimental
bagi siswa dengan gaya belajar auditori
research). Budiyono (2003:81) menyatakan
karena dengan mendengarkan siswa dapat
bahwa tujuan penelitian eksperimen semu
dengan mudah memahami materi yang
adalah untuk memperoleh informasi yang
dipelajari, tetapi belum tentu bagi siswa
merupakan perkiraan bagi informasi yang
dengan belajar visual maupun kinestetik,
dapat diperoleh dengan eksperimen yang
yang mungkin dapat menimbulkan kesulitan
sebenarnya
memahami materi yang sedang dipelajari
memungkinkan untuk mengontrol dan atau
karena materi tidak dapat dilihat dan tidak
memanipulasi semua variabel yang relevan.
memerlukan
keterlibatan
siswa
secara
semu
dalam
Menurut
(quasi-experimental
keadaan
Budiyono
yang
tidak
(2009:121),
langsung. Pembelajaran berbasis masalah
populasi adalah keseluruhan pengamatan
yang memberikan orientasi siswa sebagai
yang ingin diteliti berhingga atau tak
permasalahan pada awal pembelajaran akan
berhingga. Populasi penelitian ini adalah
memudahkan siswa dengan gaya belajar
peserta didik kelas V SD Negeri se-
auditori yang fasih berbicara, tetapi belum
kecamatan
tentu memberikan kemudahan bagi siswa
palajaran 2013/2014, yang berjumlah 40 SD
dengan gaya belajar visual maupun kinestetik
Negeri, dibagi berdasarkan peringkat nilai
yang cenderung tidak fasih berbicara.
UAN, yaitu: (1) SD Negeri peringkat tinggi
Kalitidu
Bojonegoro
tahun
Adapun tujuan penelitian ini adalah
(14 SD), (2) SD Negeri peringkat sedang (14
mengetahui:
yang
SD), (3) SD Negeri peringkat bawah (12 SD).
memberi pengaruh lebih baik, pembelajaran
Dari masing–masing peringkat dipilih secara
Ekspositori, STAD atau TAPPS terhadap
random 3 SD Negeri melalui teknik random
prestasi belajar materi operasi bilangan bulat?
sampling sebanyak 9 SD. 3 SD sebagai kelas
2) manakah yang memberi pengaruh lebih
ekperimen 1, 3 SD sebagai kelas eksperimen
baik dalam pembelajaran, siswa dengan gaya
2, dan 3 SD sebagai kelas kontrol.
untuk
belajar
visual,
1)
auditori,
manakah
atau
kinestetik
Teknik pengumpulan data menggunakan
terhadap prestasi belajar materi operasi
3 cara yaitu: 1) dokumentasi, berupa nilai
bilangan bulat? 3) pada siswa dengan
rapor
berbagai gaya belajar, manakah model
pelajaran
pembelajaran yang memberi pengaruh lebih
kemampuan awal, apakah populasi dalam
baik, model pembelajaran Ekspositori, STAD
keadaan normal, homogen dan akhirnya
semester
genap kelas
2012/2013
untuk
IV
tahun
mengetahui
seimbang, 2) angket, berupa seperangkat
0.0905 < Ltab= 0.0944, berarti Ho diterima.
pernyataan untuk mengetahui gaya belajar
Uji
yang dimiliki siswa dan 3) tes, berupa
pembelajaran Ekspositori adalah Lobs =
seperangkat butir soal,
0.0888 < Ltab= 0.0961, berarti Ho diterima.
untuk mengetahui
normalitas
populasi
siswa
dengan
prestasi belajar setelah siswa mengalami
Dengan demikian ketiga
model pembelajaran. Sebelum instrumen
keadaan normal. Antar ketiga populasi
angket digunakan, dilakukan uji validitas, uji
pembelajaran pada uji homogenitas diperoleh
konsistensi
internal (Karl Person) dan uji
2obs = 2.535 < 2tab = 5.991 sehingga H0
reliabilitas (Alpha Cronbach), sedangkan
diterima, berarti variansi ketiga populasi
instrumen tes prestasi
terlebih dahulu
homogen. Hasil uji keseimbangan antara
dilakukan analisis validitas, daya pembeda,
populasi pembelajaran TAPPS, STAD dan
tingkat kesukaran dan uji relibilitas (KR-20).
Ekspositori diperoleh Fobs =1.695< Ftab=3.000
Teknik analisis data dalam penelitian ini
adalah: 1) uji keseimbangan, menggunakan
anava satu jalan sel tak sama dengan uji
prasyarat uji normalitas
dengan metode
populasi dalam
sehingga Ho diterima, berarti ketiga populasi
dalam keadaan seimbang.
Pengolahan data hasil penelitian agar
dapat digunakan uji anava adalah uji
Lilliefort dan uji homogenitas dengan uji
normalitas
Bartllet, 2) uji hipotesis, menggunakan anava
pembelajaran TAPPS adalah Lobs = 0.0898 <
dua jalan sel tak sama, (Budiyono,2009:
Ltab= 0.0955, berarti Ho diterima. Uji
229). 3) uji komparasi ganda, dengan
normalitas
menggunakan
pembelajaran STAD adalah
metode
Scheffe.
Semua
populasi
populasi
analisis penelitian ini menggunakan tingkat
Lobs = 0.0926 < L
signifikansi
diterima.
5%
dan
perhitungan
menggunakan Microsoft Office Excel 2007.
siswa
tab=
siswa
dengan
dengan
0.0944, berarti Ho
Uji normalitas populasi siswa
dengan pembelajaran Ekspositori adalah Lobs
= 0.0835< Ltab= 0.0961, berarti Ho diterima.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dengan demikian ketiga populasi dalam
Untuk mengetahui kemampuan awal
keadaan normal. Antar ketiga
populasi
populasi, apakah dalam keadaan normal,
pembelajaran dari uji homogenitas diperoleh
homogen dan seimbang kemampuannya,
2obs = 4.872 < 2tab = 5.991 sehingga H0
maka
dilakukan
normalitas,
uji
diterima, berarti variansi ketiga populasi
akhirnya
uji
homogen. Uji normalitas populasi siswa
keseimbangan. Hasil dari uji normalitas
dengan gaya belajar visual adalah Lobs=
populasi siswa dengan pembelajaran TAPPS
0.1103< Ltab= 0.1229 berarti Ho diterima. Uji
adalah Lobs = 0.0923 < Ltab= 0.0955, berarti
normalitas populasi siswa dengan gaya
Ho diterima. Uji normalitas populasi siswa
belajar auditori adalah Lobs=0.0709 < L
dengan pembelajaran STAD adalah Lobs =
0.0721 berarti Ho diterima. Uji normalitas
homogenitas
yang
uji
pada
tab=
populasi siswa dengan gaya belajar kinestetik
hasil belajar berdasarkan model pembelajaran
adalah Lobs = 0.1142 < Ltab= 0.1184, berarti
dan gaya belajar diperoleh seperti pada tabel
Ho
berikut:
diterima.
Dengan
demikian
ketiga
populasi dalam keadaan normal. Untuk
ketiga populasi gaya belajar pada uji
homogenitas diperoleh 2obs = 0.068 < 2tab =
5.991 sehingga H0 diterima, berarti variansi
ketiga populasi homogen. Adapun rerata tes
Tabel 1
Rerata Tes Prestasi Belajar Siswa Pada Model Pembelajaran dan gaya belajar
Pembelajaran (A)
Gaya Belajar (B)
Auditori
53,5455
42,4615
51,2727
48,9007
Visual
54,2857
40,7059
46,5714
47,7692
TAPPS
STAD
Ekspositori
Rerata Marginal
Kinestetik
50,8571
44,5263
47,0000
47,6071
Rerata
Marginal
53,0698
42,5682
49,6941
Setelah prasyarat analisis variansi terpenuhi,
sama yang hasilnya seperti rangkuman
dilakukan uji hipotesis anava dua jalan sel tak
analisis
variansi
dua
jalan
berikut:
Tabel 2
Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan
Sumber
Pembelajaran
(A)
Gaya Belajar
(B)
Interaksi (AB)
Galat
Total
JK
Dk
RK
Fobs
Ftab
Kep. Uji
3609.1518
2
1804.6403
11.5235
3.000
H0A ditolak
143.0454
2
71.5227
0.4567
3.000
H0B diterima
470.8872
39151.2932
43374.5064
4
250
258
117.7218
156.6052
0.7517
2.370
H0AB diterima
Berdasarkan Tabel 2 di atas, diketahui
kinestetik terhadap prestasi belajar pada
bahwa pada efek utama (A), ada pengaruh
materi operasi bilangan bulat, artinya ketiga
model pembelajaran kooperatif tipe TAPPS,
gaya belajar memberi prestasi belajar yang
STAD
sama dan pada efek interaksi (AB), tidak ada
dan
pembelajaran
Ekspositori
terhadap prestasi belajar siswa pada materi
interaksi
antara
pembelajaran
yang
operasi bilangan bulat, artinya tidak semua
digunakan dan gaya belajar terhadap prestasi
model pembelajaran memberi prestasi belajar
belajar matematika.
yang sama, pada efek utama (B), tidak ada
Karena H0A ditolak maka dilakukan uji
pengaruh gaya belajar visual, auditori dan
komparasi rerata antar baris. Dari uji
komparasi rerata antar baris didapat hasil
gaya belajar visual, auditori dan kinestetik
seperti tabel rangkuman uji komparasi rerata
memberikan pengaruh yang sama terhadap
antar baris berikut :
prestasi belajar siswa.
Tabel 3
Untuk uji komparasi antar sel pada
Rangkuman Uji Komparasi Rerata Antar Baris
Ho
Fobs
Nilai
Kritis
Keputusan
pembelajaran dan gaya belajar, dari analisis
(2.F
Uji
variansi dua arah diputuskan bahwa H0AB
diterima. Dari hasil uji komparasi antar baris
0.05;2;250)
µ1· = µ2·
30.6292
kolom yang sama yaitu antara model
6.0000
µ1· = µ3·
3.1105
6.0000
µ2· = µ3·
14.0195
6.0000
Ho ditolak
Ho
dan uji komparasi antar kolom, maka dapat
disimpulkan: 1) berdasarkan gaya belajar,
diterima
Ho ditolak
bahwa siswa dengan
gaya belajar visual,
auditori dan kinestetik menunjukkan bahwa
prestasi belajar matematika siswa pada
Kesimpulan berdasarkan Tabel 3 di
atas adalah: pada µ1· = µ2· keputusan uji Ho
ditolak,
dengan
memperhatikan
rerata
marginal 𝑥 1.= 53,0698 dan 𝑥 2.= 42,5682
menunjukkan
bahwa
pembelajaran
tipe
TAPPS memberi pengaruh yang lebih baik
dibanding
dengan pembelajaran STAD
terhadap prestasi belajar siswa . Pada µ1· =
µ3·
keputusan
uji
Ho
diterima,
maka
pembelajaran tipe TAPPS dan Ekspositori
memberi pengaruh yang sama terhadap
prestasi belajar siswa. Pada µ2· = µ3·
keputusan
uji
Ho
ditolak,
dengan
memperhatikan rerata marginal 𝑥 2. = 42,5682
dan
rerata
menunjukkan
marginal
𝑥 3. = 49,6941
bahwa
pembelajaran
Ekspositori memberi pengaruh yang lebih
baik dibanding pembelajarn STAD terhadap
prestasi belajar siswa.
antara gaya belajar, dari analisis variansi dua
diputuskan
bahwa
TAPPS
dan
Ekspositori
memberi pengaruh yang lebih baik daripada
siswa pada pembelajaran STAD, sedangkan
pada
pembelajaran
TAPPS
memberi
pengaruh yang sama dengan siswa pada
pembelajaran Ekspositori. 2) berdasarkan
model pembelajaran, bahwa siswa pada
pembelajaran
kooperatif
pembelajaran
STAD
dan
tipe
TAPPS,
pembelajaran
Ekspositori menunjukkan bahwa baik gaya
belajar viasual, auditori maupun kinestetik
memberi pengaruh yang sama terhadap
prestasi belajar matematika.
Pembahasan hasil penelitian berdasarkan
hipótesis di atas adalah:
Dari hipótesis pertama, diperoleh kesimpulan
bahwa pembelajaran tipe TAPPS memberi
pengaruh yang lebih baik dibanding dengan
pembelajaran STAD terhadap prestasi belajar
Untuk uji komparasi antar kolom yaitu
jalan
pembelajaran
H0B
diterima,
sehingga dapat disimpulkan bahwa antara
siswa,
pembelajaran tipe TAPPS dan
Ekspositori memberi pengaruh yang sama
terhadap prestasi belajar siswa, pembelajaran
Ekspositori memberi pengaruh yang lebih
baik
dibanding
pembelajaran
STAD
terhadap prestasi belajar siswa.
untuk ketiga model pembelajaran yang
diterapkan peneliti mendorong siswa untuk
Dari beberapa hasil penelitian yang
belajar dari berbagai gaya belajar yang
relevan, pembelajaran STAD lebih efektif
dimiliki pada diri siswa sendiri. Dari ketiga
daripada pembelajaran langsung (Sulani,
gaya belajar yang dimiliki siswa pada
2010:
model
penelitian ini, khususnya pada pokok bahasan
pembelajaran TAPPS diterapkan, usaha para
operasi bilangan bulat, ketiga gaya belajar
siswa untuk belajar terwujud dengan baik
tersebut dimanfaatkan oleh siswa dalam
dalam komunikasi dan argumentasi logika di
proses
antara sesama siswa sekelas di dalam
selama proses pembelajaran siswa belajar
kelompok
pada
melalui kombinasi dari ketiga gaya belajar
mencari
tersebut. Siswa belajar melalui gaya belajar
informasi dari beberapa sumber, adanya
visual, auditori dan kinestetik. Hal ini sesuai
pembagian tugas dalam kelompok dan berani
dengan eksistensi teori gaya belajar, bahwa
menyampaikan ide-ide dalam diskusi serta
siswa belajar melalui berbagai macam cara.
adanya rasa tanggung jawab menyelesaiakan
Akibatnya, dalam penelitian ini diperoleh
tugas kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa
bahwa antara gaya belajar visual, auditori dan
di penelitian ini TAPPS telah mendukung
kinestetik
kemampuan kelompok pada siswa secara
matematika yang sama.
75-76),
Selama
tersebut.
pembelajaran
ini
proses
Selain
siswa
itu
dapat
keseluruhan. Pada pembelajaran Ekspositori
siswa
mendapatkan
Dari
Dengan
memberikan
hipotesis
demikian,
prestasi
ketiga,
belajar
berdasarkan
dalam
analisis variansi dua arah dengan sel tak sama
memahani materi karena model pembelajaran
disimpulkan Fobs= 0.7517< F0,05;2;259 = 2.370
ini
siswa sebelumnya
(H0AB diterima) berarti tidak ada interaksi
digunakan dalam kelas sementara pada model
antara pembelajaran yang digunakan dan
STAD rasa tanggungjawab setiap anggota
gaya
prestasi
belajar
kelompok pada materi yang berbeda menjadi
matematika. Namun jika dilihat
efek
beban tersendiri. Tingkat kedewasaan siswa
utamanya dapat disimpulkan bahwa pada
ternyata juga belum mampu mendukung
siswa
penerapan model pembelajaran STAD.
pembelajaran TAPPS memberi pengaruh
kata
Dari
beberapa
hipotesis
kemudahan
pembelajaran.
kedua,
diperoleh
belajar
dengan
terhadap
gaya
belajar
visual,
yang lebih baik daripada pembelajaran STAD
kesimpulan bahwa antara gaya belajar visual,
terhadap
presetasi
belajar
matematika,
auditori dan kinestetik berdasarkan prestasi
pembelajaran TAPPS memberi pengaruh
belajar siswa memberikan pengaruh yang
yang sama dengan Ekspositori, pembelajaran
sama terhadap prestasi belajar matematika.
Ekspositori memberi pengaruh yang lebih
Hal ini tidak sama dengan hipotesis kedua
baik daripada pembelajaran STAD terhadap
yang peneliti ambil. Dalam penelitian ini,
prestasi belajar siswa, Pada siswa dengan
gaya belajar auditori, pembelajaran TAPPS
TAPPS terhadap prestasi belajar siswa, 2)
memberi pengaruh yang lebih baik daripada
antara gaya belajar visual, auditori dan
pembelajaran
presetasi
kinestetik memberi pengaruh yang sama
belajar matematika, pembelajaran TAPPS
terhadap prestasi belajar siswa, 3) dari ketiga
memberi
gaya
STAD
pengaruh
Ekspositori,
terhadap
yang
sama
pembelajaran
dengan
Ekspositori
belajar
kinestetik,
visual,
auditori
pembelajaran
maupun
TAPPS
dan
memberi pengaruh yang lebih baik daripada
Ekspositori memberi pengaruh yang lebih
pembelajaran STAD terhadap prestasi belajar
baik daripada pembelajaran STAD terhadap
siswa. Pada siswa dengan gaya belajar
prestasi
kinestetik, pembelajaran TAPPS memberi
pembelajaran TAPPS memberi pengaruh
pengaruh
yang
pembelajaran
lebih
STAD
belajar
siswa,
sedangkan
baik
daripada
yang sama dengan pembelajaran Ekspositori
terhadap
presetasi
terhadap prestasi belajar siswa.
belajar matematika, pembelajaran TAPPS
memberi
pengaruh
Ekspositori,
yang
sama
pembelajaran
dengan
pembelajaran STAD terhadap prestasi belajar
siswa. Jadi secara umum disimpulkan bahwa
dari ketiga gaya belajar baik gaya belajar
visual, auditori dan kinestetik siswa dengan
TAPPS
dan
Ekspositori
memberi prestasi belajar lebih baik daripada
pembelajaran
pembelajaran
belajar
yang
STAD.
Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti
Ekspositori
memberi pengaruh yang lebih baik daripada
pembelajaran
Saran
Sedangkan
TAPPS
memberi
prestasi
sama
baiknya
dengan
sarankan bahwa: 1) untuk materi operasi
bilangan bulat sebaiknya dalam pembelajaran
menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe
TAPPS
pembelajaran
atau
non
jika
ingin
kooperatif
model
sebaiknya
menggunakan pembelajaran Ekspositori, 2)
untuk materi operasi bilangat bulat dominansi
gaya belajar yang dimiliki siswa tidak perlu
dipermasalahkan karena gaya belajar yang
dimiliki siswa tidak memberi pengaruh yang
berbeda pada model pembelajaran TAPPS,
pembelajaran Ekspositori.
STAD maupun Ekspositori.
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA.
Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini adalah: 1)
Pembelajaran TAPPS
dan
Pembelajaran
Ekspositori memberi pengaruh yang lebih
baik daripada Pembelajaran STAD terhadap
prestasi
belajar
siswa,
sedangkan
Pembelajaran Ekspositori memberi pengaruh
yang sama baiknya dengan Pembelajaran
Budiyono, 2003. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Surakarta: Sebelas Maret
University Press.
Budiyono. 2009. Statistik Untuk Penelitian
Edisi ke 2. Surakarta: SebelasMaret
University Press.
Erman Suherman, dkk. 2003. Strategi
Pembelajaran Matematika Konteporer
Bandung: JICA FPMIPA Universitas
Pendidikan Indonesia
Herdy. 2001. Education For All Global
Monitoring Report. (http://herdy07.
wordprress.com). Diakses pada 15 Juli
2013 09:39:17.
Majokal, M. I., Dad, M. H., & Mahmood, T.
2010, Student Team Achievement
Division (STAD)as an Active Learning
Strategy: Empirical Evidence From
Mathematics Classroom. Journal of
Education and Sociology, ISSN: 2078032X, Desember, 2010. Page 1.
Puspendik. 2011. Survei Internasional
TIMSS.
http://litbangkemdiknas.net/
detai. php?id=214. Diunduh pada 10
Agustus 2013, 10:45:16.
Ria
Noviana Agus. 2010. Efektivitas
Pembelajaran Matematika Melalui
Pendekatan Realistics Mathematics
Education (RME) Dengan Pemecahan
Masalah dan Realistic Mathematics
Education (RME) Ditinjau Dari Gaya
Belajar.
Slavin, R.E. 2008. Cooperative Learning,
Teori, Riset dan Praktik. Bandung
:Nusa Media
Sulani.
2010.
Eksperimentasi
Model
Pembelajaran STAD Pada Materi
Pokok Sistem Persamaan Linier
Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa
Kelas X SMA Negeri Se-Kabupaten
Tulungagung
Tahun
Ajaran
2009/2010.
Tesis.
Program
Pascasarjana
Universitas
Sebelas
Maret
Download