PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TAPPS DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS V SDN DI KECAMATAN KALITIDU BOJONEGORO Nur Rohman, S.Pd., M.Pd Dosen Prodi Pendidikan Matematika IKIP PGRI Bojonegoro Email: [email protected] Abstrak. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi - eksperimen dengan desain faktorial 3x3 . Populasi penelitian adalah semua siswa di kelas V semester I Sekolah Dasar Negara 2013/2014 di Kabupaten Kecamatan Kalitidu Bojonegoro . Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik stratified random sampling . Data penelitian diuji dengan menggunakan uji statistik uji normalitas dengan rumus dan homogenitas uji Lilliefors dengan rumus Bartlett dengan α = 0,05 . Data sekolah ' nilai ujian akhir yang terkena menyeimbangkan uji dengan menggunakan analisis satu arah varians dengan sel yang tidak sama . Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis dua arah varians dengan sel yang tidak sama . Teknik analisis data yang digunakan analisis dua arah tidak seimbang varian . Hasil penelitian adalah: ( 1 ) Tapps belajar dan pembelajaran Ekspositori memiliki prestasi matematika persamaan garis lurus lebih baik daripada STAD , berarti sementara pembelajaran Ekspositori memiliki prestasi matematika persamaan garis lurus yang sama seperti belajar Tapps , ( 2 ) Dalam setiap kelompok belajar gaya ( visual, auditori , kinestetik ) , adalah sama prestasi matematika persamaan garis lurus , ( 3 ) Dalam setiap gaya belajar kelompok , belajar Tapps dan pembelajaran Ekspositori untuk mempengaruhi prestasi matematika persamaan garis lurus lebih baik dari STAD dan Tapps belajar untuk mempengaruhi prestasi matematika sama dengan pembelajaran Ekspositori . Kata kunci: STAD , Tapps , Ekspositoris , Gaya Belajar PENDAHULUAN Report 2011, Organisasi Pendidikan, Ilmu Rendahnya prestasi belajar matematika masih Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan menjadi masalah yang serius bagi dunia Bangsa-Bangsa (UNESCO), menempatkan pendidikan di Indonesia, baik tingkat SD, Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di SMP, maupun SMA. Berdasarkan hasil dunia. Indonesia masih tertinggal dari Brunei survei internasional Trends In International yang berada di peringkat ke-34 yang masuk Mathematics And Science Study (TIMSS) kelompok pencapaian tinggi bersama Jepang oleh Puspendik matematika signifikan siswa di yaitu di skor prestasi yang mencapai posisi nomor satu di dunia. Indonesia berada Sementara Malaysia berada di peringkat ke- bawah rata-rata 65 (http://herdy07.wordprress.com). internasional. Indonesia pada tahun 2003 Pada mata pelajaran matematika, berada di peringkat ke-35 dari 46 negara, dan sepatasnya kita perlu prihatin. Matematika tahun 2007 berada di peringkat ke-36 dari 49 yang posisinya sebagai “ratu” sekaligus negara “pelayan” (http://litbangkemdiknas.net/detail. php?id=214). Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring dari ilmu pengetahuan dan teknologi justru menjadi mata pelajaran yang dianggap paling sulit bahkan menjadi momok dalam setiap kegiatan belajar mengajar. Akhirnya apa yang diharapkan dari prestasi belajar matematika, ternyata masih jauh dari kemampuan bekerja sama untuk mencapai harapan. tujuan Pemilihan model pembelajaran yang belajar kooperatif tipe bersama. Pembelajaran Thinking Aloud Pairs tepat akan membantu siswa untuk lebih aktif Problem Solving (TAPPS) yang dikenalkan dalam belajar, sehingga proses dan hasil oleh Claparade. TAPPS merupakan salah belajar siswa diharapkan dapat meningkat. satu Selanjutnya, belajar akan lebih bermakna menggunakan apabila siswa secara aktif mengumpulkan masalah, yang juga mampu melibatkan siswa informasi dan secara aktif dalam pembelajaran. Ide dasar menggabungkannya untuk memperoleh suatu pembelajaran menggunakan TAPPS adalah konsep matematika yang pada akhirnya akan bagaimana memberi hasil belajar matematika yang baik. kelompok yang diperoleh Beberapa model pembelajaran antara lain pembelajaran Ekspositori, pembelajaran pendekatan memotivasi agar dengan pemecahan siswa mereka dalam dapat saling membantu dan mendorong satu sama lain dan dalam menguasai materi yang disajikan. TAPPS. Pembelajaran ekspositori adalah Dengan menggunakan TAPPS, diharapkan pembelajaran siswa dapat saling membantu dalam rangka yang STAD model digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu, menumbuhkan kemampuan definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran masalah matematika. pemecahan serta memberikan contoh latihan pemecahan Selain model pembelajaran, faktor masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, lain yang mempengaruhi keberhasilan suatu tanya jawab dan penugasan. Menurut Erman proses pembelajaran adalah siswa sendiri. Suherman biasa Pada diri siswa mempunyai karakteristik dinamakan mengajar matematika dengan yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar metode siswa (2003: ceramah pelajaran) sebenarnya 203 ) (seperti menurut adalah yang dalam satuan penjelasan model di antara lain: latar belakang atas pengetahuan, taraf pengetahuan, motivasi ekspositori. belajar, gaya belajar, tingkat kematangan, Pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut kemampuan awal, lingkungan sosial Majokal, Dad & Tariq (2010) menyatakan ekonomi, kecerdasan, dan lain-lain. Terkait bahwa: dengan gaya belajar, gaya belajar merupakan “Student Team Achievement Division (STAD) is a cooperative learning strategy in which small groups of learners with diferent levels of ability work together to accomplish a shared learning goal” STAD adalah strategi pembelajaran cara belajar siswa yang lebih disukai dalam kooperatif dimana kelompok-kelompok kecil bahwa murid yang belajar dengan gaya peserta belajar didik dengan berbagai tingkat melakukan kegiatan berpikir, memproses dan mengerti suatu informasi. Menurut Adi W. Gunawan yang dikutip oleh Ria Noviana Agus (2010: 3), hasil riset menunjukkan mereka yang dominan saat mengerjakan tes, akan mencapai nilai yang atau TAPPS terhadap prestasi belajar operasi jauh lebih tinggi dibandingkan bila mereka bilangan bulat? belajar dengan cara yang tidak sejalan dengan gaya belajar mereka.Pembelajaran METODE PENELITIAN konvensional yang cenderung memberikan Penelitian ini merupakan penelitian materi melalui ceramah akan memudahkan eksperimental bagi siswa dengan gaya belajar auditori research). Budiyono (2003:81) menyatakan karena dengan mendengarkan siswa dapat bahwa tujuan penelitian eksperimen semu dengan mudah memahami materi yang adalah untuk memperoleh informasi yang dipelajari, tetapi belum tentu bagi siswa merupakan perkiraan bagi informasi yang dengan belajar visual maupun kinestetik, dapat diperoleh dengan eksperimen yang yang mungkin dapat menimbulkan kesulitan sebenarnya memahami materi yang sedang dipelajari memungkinkan untuk mengontrol dan atau karena materi tidak dapat dilihat dan tidak memanipulasi semua variabel yang relevan. memerlukan keterlibatan siswa secara semu dalam Menurut (quasi-experimental keadaan Budiyono yang tidak (2009:121), langsung. Pembelajaran berbasis masalah populasi adalah keseluruhan pengamatan yang memberikan orientasi siswa sebagai yang ingin diteliti berhingga atau tak permasalahan pada awal pembelajaran akan berhingga. Populasi penelitian ini adalah memudahkan siswa dengan gaya belajar peserta didik kelas V SD Negeri se- auditori yang fasih berbicara, tetapi belum kecamatan tentu memberikan kemudahan bagi siswa palajaran 2013/2014, yang berjumlah 40 SD dengan gaya belajar visual maupun kinestetik Negeri, dibagi berdasarkan peringkat nilai yang cenderung tidak fasih berbicara. UAN, yaitu: (1) SD Negeri peringkat tinggi Kalitidu Bojonegoro tahun Adapun tujuan penelitian ini adalah (14 SD), (2) SD Negeri peringkat sedang (14 mengetahui: yang SD), (3) SD Negeri peringkat bawah (12 SD). memberi pengaruh lebih baik, pembelajaran Dari masing–masing peringkat dipilih secara Ekspositori, STAD atau TAPPS terhadap random 3 SD Negeri melalui teknik random prestasi belajar materi operasi bilangan bulat? sampling sebanyak 9 SD. 3 SD sebagai kelas 2) manakah yang memberi pengaruh lebih ekperimen 1, 3 SD sebagai kelas eksperimen baik dalam pembelajaran, siswa dengan gaya 2, dan 3 SD sebagai kelas kontrol. untuk belajar visual, 1) auditori, manakah atau kinestetik Teknik pengumpulan data menggunakan terhadap prestasi belajar materi operasi 3 cara yaitu: 1) dokumentasi, berupa nilai bilangan bulat? 3) pada siswa dengan rapor berbagai gaya belajar, manakah model pelajaran pembelajaran yang memberi pengaruh lebih kemampuan awal, apakah populasi dalam baik, model pembelajaran Ekspositori, STAD keadaan normal, homogen dan akhirnya semester genap kelas 2012/2013 untuk IV tahun mengetahui seimbang, 2) angket, berupa seperangkat 0.0905 < Ltab= 0.0944, berarti Ho diterima. pernyataan untuk mengetahui gaya belajar Uji yang dimiliki siswa dan 3) tes, berupa pembelajaran Ekspositori adalah Lobs = seperangkat butir soal, 0.0888 < Ltab= 0.0961, berarti Ho diterima. untuk mengetahui normalitas populasi siswa dengan prestasi belajar setelah siswa mengalami Dengan demikian ketiga model pembelajaran. Sebelum instrumen keadaan normal. Antar ketiga populasi angket digunakan, dilakukan uji validitas, uji pembelajaran pada uji homogenitas diperoleh konsistensi internal (Karl Person) dan uji 2obs = 2.535 < 2tab = 5.991 sehingga H0 reliabilitas (Alpha Cronbach), sedangkan diterima, berarti variansi ketiga populasi instrumen tes prestasi terlebih dahulu homogen. Hasil uji keseimbangan antara dilakukan analisis validitas, daya pembeda, populasi pembelajaran TAPPS, STAD dan tingkat kesukaran dan uji relibilitas (KR-20). Ekspositori diperoleh Fobs =1.695< Ftab=3.000 Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah: 1) uji keseimbangan, menggunakan anava satu jalan sel tak sama dengan uji prasyarat uji normalitas dengan metode populasi dalam sehingga Ho diterima, berarti ketiga populasi dalam keadaan seimbang. Pengolahan data hasil penelitian agar dapat digunakan uji anava adalah uji Lilliefort dan uji homogenitas dengan uji normalitas Bartllet, 2) uji hipotesis, menggunakan anava pembelajaran TAPPS adalah Lobs = 0.0898 < dua jalan sel tak sama, (Budiyono,2009: Ltab= 0.0955, berarti Ho diterima. Uji 229). 3) uji komparasi ganda, dengan normalitas menggunakan pembelajaran STAD adalah metode Scheffe. Semua populasi populasi analisis penelitian ini menggunakan tingkat Lobs = 0.0926 < L signifikansi diterima. 5% dan perhitungan menggunakan Microsoft Office Excel 2007. siswa tab= siswa dengan dengan 0.0944, berarti Ho Uji normalitas populasi siswa dengan pembelajaran Ekspositori adalah Lobs = 0.0835< Ltab= 0.0961, berarti Ho diterima. HASIL DAN PEMBAHASAN Dengan demikian ketiga populasi dalam Untuk mengetahui kemampuan awal keadaan normal. Antar ketiga populasi populasi, apakah dalam keadaan normal, pembelajaran dari uji homogenitas diperoleh homogen dan seimbang kemampuannya, 2obs = 4.872 < 2tab = 5.991 sehingga H0 maka dilakukan normalitas, uji diterima, berarti variansi ketiga populasi akhirnya uji homogen. Uji normalitas populasi siswa keseimbangan. Hasil dari uji normalitas dengan gaya belajar visual adalah Lobs= populasi siswa dengan pembelajaran TAPPS 0.1103< Ltab= 0.1229 berarti Ho diterima. Uji adalah Lobs = 0.0923 < Ltab= 0.0955, berarti normalitas populasi siswa dengan gaya Ho diterima. Uji normalitas populasi siswa belajar auditori adalah Lobs=0.0709 < L dengan pembelajaran STAD adalah Lobs = 0.0721 berarti Ho diterima. Uji normalitas homogenitas yang uji pada tab= populasi siswa dengan gaya belajar kinestetik hasil belajar berdasarkan model pembelajaran adalah Lobs = 0.1142 < Ltab= 0.1184, berarti dan gaya belajar diperoleh seperti pada tabel Ho berikut: diterima. Dengan demikian ketiga populasi dalam keadaan normal. Untuk ketiga populasi gaya belajar pada uji homogenitas diperoleh 2obs = 0.068 < 2tab = 5.991 sehingga H0 diterima, berarti variansi ketiga populasi homogen. Adapun rerata tes Tabel 1 Rerata Tes Prestasi Belajar Siswa Pada Model Pembelajaran dan gaya belajar Pembelajaran (A) Gaya Belajar (B) Auditori 53,5455 42,4615 51,2727 48,9007 Visual 54,2857 40,7059 46,5714 47,7692 TAPPS STAD Ekspositori Rerata Marginal Kinestetik 50,8571 44,5263 47,0000 47,6071 Rerata Marginal 53,0698 42,5682 49,6941 Setelah prasyarat analisis variansi terpenuhi, sama yang hasilnya seperti rangkuman dilakukan uji hipotesis anava dua jalan sel tak analisis variansi dua jalan berikut: Tabel 2 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sumber Pembelajaran (A) Gaya Belajar (B) Interaksi (AB) Galat Total JK Dk RK Fobs Ftab Kep. Uji 3609.1518 2 1804.6403 11.5235 3.000 H0A ditolak 143.0454 2 71.5227 0.4567 3.000 H0B diterima 470.8872 39151.2932 43374.5064 4 250 258 117.7218 156.6052 0.7517 2.370 H0AB diterima Berdasarkan Tabel 2 di atas, diketahui kinestetik terhadap prestasi belajar pada bahwa pada efek utama (A), ada pengaruh materi operasi bilangan bulat, artinya ketiga model pembelajaran kooperatif tipe TAPPS, gaya belajar memberi prestasi belajar yang STAD sama dan pada efek interaksi (AB), tidak ada dan pembelajaran Ekspositori terhadap prestasi belajar siswa pada materi interaksi antara pembelajaran yang operasi bilangan bulat, artinya tidak semua digunakan dan gaya belajar terhadap prestasi model pembelajaran memberi prestasi belajar belajar matematika. yang sama, pada efek utama (B), tidak ada Karena H0A ditolak maka dilakukan uji pengaruh gaya belajar visual, auditori dan komparasi rerata antar baris. Dari uji komparasi rerata antar baris didapat hasil gaya belajar visual, auditori dan kinestetik seperti tabel rangkuman uji komparasi rerata memberikan pengaruh yang sama terhadap antar baris berikut : prestasi belajar siswa. Tabel 3 Untuk uji komparasi antar sel pada Rangkuman Uji Komparasi Rerata Antar Baris Ho Fobs Nilai Kritis Keputusan pembelajaran dan gaya belajar, dari analisis (2.F Uji variansi dua arah diputuskan bahwa H0AB diterima. Dari hasil uji komparasi antar baris 0.05;2;250) µ1· = µ2· 30.6292 kolom yang sama yaitu antara model 6.0000 µ1· = µ3· 3.1105 6.0000 µ2· = µ3· 14.0195 6.0000 Ho ditolak Ho dan uji komparasi antar kolom, maka dapat disimpulkan: 1) berdasarkan gaya belajar, diterima Ho ditolak bahwa siswa dengan gaya belajar visual, auditori dan kinestetik menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika siswa pada Kesimpulan berdasarkan Tabel 3 di atas adalah: pada µ1· = µ2· keputusan uji Ho ditolak, dengan memperhatikan rerata marginal 𝑥 1.= 53,0698 dan 𝑥 2.= 42,5682 menunjukkan bahwa pembelajaran tipe TAPPS memberi pengaruh yang lebih baik dibanding dengan pembelajaran STAD terhadap prestasi belajar siswa . Pada µ1· = µ3· keputusan uji Ho diterima, maka pembelajaran tipe TAPPS dan Ekspositori memberi pengaruh yang sama terhadap prestasi belajar siswa. Pada µ2· = µ3· keputusan uji Ho ditolak, dengan memperhatikan rerata marginal 𝑥 2. = 42,5682 dan rerata menunjukkan marginal 𝑥 3. = 49,6941 bahwa pembelajaran Ekspositori memberi pengaruh yang lebih baik dibanding pembelajarn STAD terhadap prestasi belajar siswa. antara gaya belajar, dari analisis variansi dua diputuskan bahwa TAPPS dan Ekspositori memberi pengaruh yang lebih baik daripada siswa pada pembelajaran STAD, sedangkan pada pembelajaran TAPPS memberi pengaruh yang sama dengan siswa pada pembelajaran Ekspositori. 2) berdasarkan model pembelajaran, bahwa siswa pada pembelajaran kooperatif pembelajaran STAD dan tipe TAPPS, pembelajaran Ekspositori menunjukkan bahwa baik gaya belajar viasual, auditori maupun kinestetik memberi pengaruh yang sama terhadap prestasi belajar matematika. Pembahasan hasil penelitian berdasarkan hipótesis di atas adalah: Dari hipótesis pertama, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran tipe TAPPS memberi pengaruh yang lebih baik dibanding dengan pembelajaran STAD terhadap prestasi belajar Untuk uji komparasi antar kolom yaitu jalan pembelajaran H0B diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa antara siswa, pembelajaran tipe TAPPS dan Ekspositori memberi pengaruh yang sama terhadap prestasi belajar siswa, pembelajaran Ekspositori memberi pengaruh yang lebih baik dibanding pembelajaran STAD terhadap prestasi belajar siswa. untuk ketiga model pembelajaran yang diterapkan peneliti mendorong siswa untuk Dari beberapa hasil penelitian yang belajar dari berbagai gaya belajar yang relevan, pembelajaran STAD lebih efektif dimiliki pada diri siswa sendiri. Dari ketiga daripada pembelajaran langsung (Sulani, gaya belajar yang dimiliki siswa pada 2010: model penelitian ini, khususnya pada pokok bahasan pembelajaran TAPPS diterapkan, usaha para operasi bilangan bulat, ketiga gaya belajar siswa untuk belajar terwujud dengan baik tersebut dimanfaatkan oleh siswa dalam dalam komunikasi dan argumentasi logika di proses antara sesama siswa sekelas di dalam selama proses pembelajaran siswa belajar kelompok pada melalui kombinasi dari ketiga gaya belajar mencari tersebut. Siswa belajar melalui gaya belajar informasi dari beberapa sumber, adanya visual, auditori dan kinestetik. Hal ini sesuai pembagian tugas dalam kelompok dan berani dengan eksistensi teori gaya belajar, bahwa menyampaikan ide-ide dalam diskusi serta siswa belajar melalui berbagai macam cara. adanya rasa tanggung jawab menyelesaiakan Akibatnya, dalam penelitian ini diperoleh tugas kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa antara gaya belajar visual, auditori dan di penelitian ini TAPPS telah mendukung kinestetik kemampuan kelompok pada siswa secara matematika yang sama. 75-76), Selama tersebut. pembelajaran ini proses Selain siswa itu dapat keseluruhan. Pada pembelajaran Ekspositori siswa mendapatkan Dari Dengan memberikan hipotesis demikian, prestasi ketiga, belajar berdasarkan dalam analisis variansi dua arah dengan sel tak sama memahani materi karena model pembelajaran disimpulkan Fobs= 0.7517< F0,05;2;259 = 2.370 ini siswa sebelumnya (H0AB diterima) berarti tidak ada interaksi digunakan dalam kelas sementara pada model antara pembelajaran yang digunakan dan STAD rasa tanggungjawab setiap anggota gaya prestasi belajar kelompok pada materi yang berbeda menjadi matematika. Namun jika dilihat efek beban tersendiri. Tingkat kedewasaan siswa utamanya dapat disimpulkan bahwa pada ternyata juga belum mampu mendukung siswa penerapan model pembelajaran STAD. pembelajaran TAPPS memberi pengaruh kata Dari beberapa hipotesis kemudahan pembelajaran. kedua, diperoleh belajar dengan terhadap gaya belajar visual, yang lebih baik daripada pembelajaran STAD kesimpulan bahwa antara gaya belajar visual, terhadap presetasi belajar matematika, auditori dan kinestetik berdasarkan prestasi pembelajaran TAPPS memberi pengaruh belajar siswa memberikan pengaruh yang yang sama dengan Ekspositori, pembelajaran sama terhadap prestasi belajar matematika. Ekspositori memberi pengaruh yang lebih Hal ini tidak sama dengan hipotesis kedua baik daripada pembelajaran STAD terhadap yang peneliti ambil. Dalam penelitian ini, prestasi belajar siswa, Pada siswa dengan gaya belajar auditori, pembelajaran TAPPS TAPPS terhadap prestasi belajar siswa, 2) memberi pengaruh yang lebih baik daripada antara gaya belajar visual, auditori dan pembelajaran presetasi kinestetik memberi pengaruh yang sama belajar matematika, pembelajaran TAPPS terhadap prestasi belajar siswa, 3) dari ketiga memberi gaya STAD pengaruh Ekspositori, terhadap yang sama pembelajaran dengan Ekspositori belajar kinestetik, visual, auditori pembelajaran maupun TAPPS dan memberi pengaruh yang lebih baik daripada Ekspositori memberi pengaruh yang lebih pembelajaran STAD terhadap prestasi belajar baik daripada pembelajaran STAD terhadap siswa. Pada siswa dengan gaya belajar prestasi kinestetik, pembelajaran TAPPS memberi pembelajaran TAPPS memberi pengaruh pengaruh yang pembelajaran lebih STAD belajar siswa, sedangkan baik daripada yang sama dengan pembelajaran Ekspositori terhadap presetasi terhadap prestasi belajar siswa. belajar matematika, pembelajaran TAPPS memberi pengaruh Ekspositori, yang sama pembelajaran dengan pembelajaran STAD terhadap prestasi belajar siswa. Jadi secara umum disimpulkan bahwa dari ketiga gaya belajar baik gaya belajar visual, auditori dan kinestetik siswa dengan TAPPS dan Ekspositori memberi prestasi belajar lebih baik daripada pembelajaran pembelajaran belajar yang STAD. Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti Ekspositori memberi pengaruh yang lebih baik daripada pembelajaran Saran Sedangkan TAPPS memberi prestasi sama baiknya dengan sarankan bahwa: 1) untuk materi operasi bilangan bulat sebaiknya dalam pembelajaran menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAPPS pembelajaran atau non jika ingin kooperatif model sebaiknya menggunakan pembelajaran Ekspositori, 2) untuk materi operasi bilangat bulat dominansi gaya belajar yang dimiliki siswa tidak perlu dipermasalahkan karena gaya belajar yang dimiliki siswa tidak memberi pengaruh yang berbeda pada model pembelajaran TAPPS, pembelajaran Ekspositori. STAD maupun Ekspositori. SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA. Kesimpulan Kesimpulan penelitian ini adalah: 1) Pembelajaran TAPPS dan Pembelajaran Ekspositori memberi pengaruh yang lebih baik daripada Pembelajaran STAD terhadap prestasi belajar siswa, sedangkan Pembelajaran Ekspositori memberi pengaruh yang sama baiknya dengan Pembelajaran Budiyono, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Budiyono. 2009. Statistik Untuk Penelitian Edisi ke 2. Surakarta: SebelasMaret University Press. Erman Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Konteporer Bandung: JICA FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Herdy. 2001. Education For All Global Monitoring Report. (http://herdy07. wordprress.com). Diakses pada 15 Juli 2013 09:39:17. Majokal, M. I., Dad, M. H., & Mahmood, T. 2010, Student Team Achievement Division (STAD)as an Active Learning Strategy: Empirical Evidence From Mathematics Classroom. Journal of Education and Sociology, ISSN: 2078032X, Desember, 2010. Page 1. Puspendik. 2011. Survei Internasional TIMSS. http://litbangkemdiknas.net/ detai. php?id=214. Diunduh pada 10 Agustus 2013, 10:45:16. Ria Noviana Agus. 2010. Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Realistics Mathematics Education (RME) Dengan Pemecahan Masalah dan Realistic Mathematics Education (RME) Ditinjau Dari Gaya Belajar. Slavin, R.E. 2008. Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik. Bandung :Nusa Media Sulani. 2010. Eksperimentasi Model Pembelajaran STAD Pada Materi Pokok Sistem Persamaan Linier Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri Se-Kabupaten Tulungagung Tahun Ajaran 2009/2010. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret