KEGIATAN EKSTRAKULIKULER OLAHRAGA DALAM

advertisement
DP. Jilid 11, Bil. 2/2011
Pendidikan Olah Raga
KEGIATAN EKSTRAKULIKULER OLAHRAGA DALAM PENINGKATAN
GERAK DASAR (MOTOR ABILITY) SISWA SEKOLAH DASAR
Tatang Muhtar
Pendahuluan
Salah satu upaya pembangunan yang dapat menyentuh aspek fisik dan mental
manusia adalah pembangunan di bidang jasmani. Oleh karena itu kebijaksanaan
pendidikan jasmani di Indonesia diarahkan pada peningkatan dan pemasyarakatan usaha
pembinaan kesehatan jasmani dan rohani, dengan melalui peningkatan prestasi berbagai
cabang olahraga.
Dalam hubungannnya dengan tujuan olahraga maka dalam melaksanakan
pendidikan perlu diciptakan iklim yang sehat agar kreativitas anak didik dapat
berkembang secara optimal. Masalah yang timbul dewasa ini adalah bagaimana
memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang berguna misalnya dengan melakukan
kegiatan olahraga, serta kegiatan lainnya yang positif. Ketidakmampuan memanfaatkan
waktu dapat tumbuh menjadi masalah sosial yang serius misalnya meluasnya tindakan
kenakalan dan kejahatan baik terhadap kaum remaja khususnya anak didik agar dapat
memanfaatkan waktu luang merupakan usaha penting untuk dilaksanakan baik melaluin
pendidikan di sekolah maupun pendidikan di luar sekolah.
Dalam melaksanakan pendidikan di sekolah perlu diciptakan iklim yang sehat
agar kreativitas anak didik dapat berkembang secara optimal. Masalah yang timbul
adalah bagaimana memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang berguna misalnya
dengan melakukan kegiatan olahraga, serta kegiatan lainnya yang positif.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di luar jam pelajaran, yang disebut
ekstrakulikuler. Dengan kata lain ekstrakulikuler merupakan aktivitas tambahan,
pelengkap bagi pelajaran wajib. Program ekstrakulikuler menurut Lutan (1988:12)
yaitu;
Merupakan bagian integral dari proses belajar yang menekankan pada
pemenuhan kebutuhan anak didik, anatara kegiatan intra dan ekstra keduaduanya tak dapat dipisahkan, bahkan ekstrakulikuler merupakan perpanjangan,
pelengkap atau penguat kegiatan intra untuk menyalurkan bakat dan mendorong
perkembangan potensi anak didik hingga mencapai taraf maksimum.
55
DP. Jilid 11, Bil. 2/2011
Pendidikan Olah Raga
Berdasarkan kutipan di atas, jelas bahwa kegiatan ekstrakulikuler itu sangat
bermanfaat untuk memupuk kebiasaan siswa dalam memanfaatkan waktu luang yang
positif bagi pembinaan, pengembangan kepribadian siswa, dan pembentukan sikap yang
positif yaitu membina kedisiplinan. Di samping itu pula, bakat yang dimiliki anak didik,
dan dapat pula dijadikan media untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar siswa.
Uraian di atas, dapat simpulkan bahwa kegiatan ekstrakulikuler olahraga merupakan
suatu alat atau cara untuk memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang positif
yaitu melakukan kegiatan olahraga baik yang bersifat prestatif maupun rekreatif dan
bisa dijadikan kegiatan dalam rangka pembinaan disiplin siswa di sekolah. Di samping
itu dapat juga dimanfaatkan sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan gerak
dasar terutama bagi siswa sekolah dasar.
Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga
Belajar akan lebih efektif apabila kegiatan intrakurikuler diikuti oleh kegiatan
ekstrakurikuler. Maksud dari kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk meningkatkan
wawasan dan keterampilan antara pola pikir dan aktivitas jasmani. Demikian pula
dalam belajar keterampilan, terdapat koordinasi dalam menerapkan pemahaman teori
dan praktik yang dilandasi oleh prinsip-prinsip tertentu. Diharapkan siswa banyak
melakukan kegiatan belajar dengan cara mengalami sendiri, melakukan hal-hal yang
dipelajari, tidak hanya mendengar atau melihat tetapi dipraktikan melalui kegiatan
ekstrakurikuler yang dilakukan di luar jam-jam pelajaran resmi atau pada waktu liburan
sekolah secara teratur dan sistematis.
Pelaksanaan program ekstrakurikuler olahraga harus diatur, dibina, dibimbing,
dan diarahkan oleh guru. Dalam hal ini guru pendidikan jasmanilah yang mempunyai
kemampuan mengelola yaitu mampu merencanakan, mengorganisasikan,
melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi, sehingga dapat membantu tujuan
kurikuler.
Menurut Lutan (1986:73) ekstrakurikuler mengandung pengertian sebagai
berikut : “Segala aktivitas di sekolah atau lembaga pendidikan yang dilaksanakan di
luar jam-jam pelajaran wajib bagi setiap anak dan aktivitas itu termasuk dalam kurikuler
yang tersusun bagi setiap tingkat sekolah.”
Kegiatan ekstrakurikuler olahraga pada dasarnya merupakan pengajaran gerak,
di mana terjadi hubungan pembina dan anak didik. Yang menjadi tekanan dan harus
diperhatikan oleh pembina ialah mengembangkan dan menumbuhkan unsur-unsur
pendidikan yang mencakup antara lain sebagaimana diuraikan di bawah ini.
Pembinaan watak. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga merupakan alat yang baik
untuk membina perkembangan watak para siswa, dimana dapat ditanamkan sifat-sifat
terpuji seperti kedisiplinan, jujur, toleransi, cara kerja sama, menghormati sesama, baik
kawan maupun lawan, dan mematuhi peraturan-peraturan yang telah ditetapkan;
56
DP. Jilid 11, Bil. 2/2011
Pendidikan Olah Raga
Peningkatan keterampilan. Latihan-latihan yang dilaksanakan dalam kegiatan
ekstrakurikuler olahraga di sekolah yang sesuai dengan minat dan bakat para siswa akan
dapat meningkatkan keterampilannya.
Dalam rangka meningkatkan kader-kader penerus bangsa maka seluruh siswa
harus kreatif dan ini dapat disalurkan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan semacam ini diharapkan dapat membantu program
intrakurikuler yang dikoordinasikan antara pihak sekolah dengan OSIS. Dalam
pelaksanaannya kegiatan ini bersifat sukarela, tidak ada paksaan atau tidak menjadi
kewajiban bagi semua siswa.
Adapun peranan kegiatan ekstrakurikuler ini diharapkan dapat
mengembangkan gerak, minat serta potensi yang terkandung dalam diri siswa. Hal-hal
yang belum terjangkau melalui program intrakurikuler diharapkan dapat diatasi melalui
program ini. Hal tersebut selaras dengan pendapat Soenardi (1988:192) bahwa
“Kegiatan ekstrakulikuler dapat lebih menampung minat serta potensi siswa, karena
siswa tidak dapat memiliki minat dan potensi tidak akan mengikuti program
ekstrakulikuler.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka kegiatan ekstrakulikuler olahraga
khususnya sangat penting dan patut dilaksanakan oleh para siswa. Dalam hal ini kepala
sekolah dan guru-guru penjas sudah harus menyadari dan menyusun suatu rencana yang
kongkrit untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pada waktu senggang melalui kegiatan
ekstrakulikuler olahraga, dan dalam perencanaannya perlu perhatian yang sungguhsungguh, untuk kepentingan itu maka segala fasilitas, sarana dan prsarana haruslah
disediakan oleh sekolah. Dengan demikian peranan ekstrakulikuler sangat menunjang
bagi perkembangan anak, seperti yang dikemukakan Lutan (1986:76) bahwa “Peranan
ekstraulikuler dapat meningkatakan banyak faktor antara lain faktor fisik, seperti
kesegaran jasmani, perkembangan dan pertumbuhan badan, dan faktor psikis seperti
pengetahuan dan menanamkan sikap budi pekerti yang luhur.”
Berdasarkan kutipan tersebut penulis jelaskan peranan ekstrakulikuler olahraga
seperti dibawah ini.
1. Meningkatkan kesegaran jasmani; kegiatan ekstrakulikuler olahraga seperti
yang dikemukakan akan merangsang pertumbuhan organ tubuh secara
menyeluruh maka anak didik akan mampu melakukan kegiatan-kegiatan yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Umumnya berlari, melompat,
mendorong, menangkat, dan sebagainya. Hal-hal tersebut memerlukan modal
kemampuan fisik berupa kekuatan, daya tahan, kecepatan, dan kelincahan.
2. Meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan badan; melalui kegiatan
ekstrakurikuler olahraga yang teratur, akan mempengaruhi organ-organ tubuh
seperti darah, jantung dan paru-paru akan berfungsi lebih baik. Pengaruh
kehidupan sehari-hari yang akan menimbulkan kelainan-kelainan organ-organ
tubuh dapat diatasi. Dengan demikian ekstrakurikuler olahraga yang
57
DP. Jilid 11, Bil. 2/2011
Pendidikan Olah Raga
dilaksanakan para siswa merangsang pertumbuhan organ tubuh secara
keseluruhan.
3. Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman; dengan mengikuti dan menekuni
kegiatan ekstrakurikuler olahraga, maka akan menambah pengetahuan dan
pengalaman.
4. Membentuk budi pekerti luhur, dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
olahraga, umpamanya ikut berlatih bola basket atau berlatih sepak bola, maka
dapat dipupuk sifat-sifat terpuji misalnya kedisiplinan waktu, sportivitas,
kejujuran, rasa hormat, kerjasama, sadar akan potensi diri.
Berdasarkan keempat hal tersebut dapat penulis tegaskan bahw kegiatan
ekstrakurikuler olahraga besar manfaatnya terhadap pendidikan anak, karena olahraga
merupakan kegiatan yang digemari banyak orang termasuk anak didik, khususnya
olahraga permainan merupakan sesuatu yang tak dapat dipisahkan dari dunia anak, oleh
karena itu pelaksanaan program ekstrakurikuler olahraga harus disesuaikan dengan
kebutuhan siswa, minat siswa, dan bakat siswa agar tujuan yang diharapkan dapat
tercapai dengan baik.
Makna Gerak dalam Olahraga
Dalam setiap kegiatan olahraga, apakah bermain sepak bola, renang, atletik,
senam dan cabang olahraga lainnya, terdapat ciri yang sama yaitu “bergerak”. Jadi
hakekat olahraga adalah gerak. Setiap orang dapat mempelakari gerak baik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Secara langsung yaitu dengan melakukan
gerakan-gerakan dalam olahraga, sedangkan secara tidak langsung yaitu dengan cara
mengamati. Batasan mengenai gerak itu sendiri menurut Kiram (1992:49) adalah
“Perubahan tempat, posisi dan kecepatan tubuh atau bagian tubuh manusia yang terjadi
dalam suatu dimensi ruang dan waktu serta dapat diamati secara objektif.” Gerak juga
dijelaskan menurut Ucup dan Yadi (2000:62) adalah “Aksi atau suatu proses
perpindahan tempat, atau posisi suatu benda atau seluruh bagian tubuh.”Dari kedua
pendapat diatas, penulis simpulkan bawa gerak adalah proses perubahan tempat atau
posisi suatu benda, atau seluruh tubuh yang terjadi dalam suatu dimensi ruang dan
waktu serta dapat diamati secara objektif.
Terjadinya gerak menurut Hidayat 91999:43) mengemukakan bahwa ;“Hal-hal
yang menyebabkan terjadinya gerakan yaitu tulang sebagai penggerak, otot sebagai
sumber penggerak, persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan.” Begitupun
juga Kiram (1992:48) menjelaskan mengenai motorik; Motorik adalah suatu peristiwa
laten yang meliputi keseluruhan proses-proses pengendalian dan pengaturan fungsifungsi organ tubuh baik secara fifiologis maupun secara psikis yang menyebabkan
58
DP. Jilid 11, Bil. 2/2011
Pendidikan Olah Raga
terjadinya suatu gerakan. Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa motorik
merupakan:
1. Suatu aksi yang direncanakan dan diatur secara sadar.
2. Motorik terjadi berdasarkan sistem pengaturan sensor motorik.
3. Proses motorik adalah proses yang terjadi secara psikologis dan bio kimia yang
mempengaruhi kontraksi otot yang menimbulkan gerakan.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat penulis simpulkan bahwa terjadinya
gerak disebabkan oleh fungsi-fungsi organ tubuh baik secara fisiologis maupun psikis.
Secara umum menurut Ucup dan Yadi (2000:63) gerak dibagi menjadi tiga jenis
gerakan. Yaitu : “ 1) gerak tranlasi atau gerak linear, 2) gerak rotasi atau gerak
menyudut, 3) gerak umum atau gerak kombinasi dari gerak tranlasi dengan gerak rotasi
atau gerak menyudut.” Sementara menurut Amung dan Yudha (1999:15) yaitu: “...gerak
kasar (gross movement) dan gerak halus (fine movement).” Lebih lanjut kedua tipe
gerak tersebut dijelaskan;
1. Gerak kasar (gross movement) adalah gerakan yang melibatkan otot-otot besar,
sebagai dasar utama gerakannya contoh : otot paha dan otot betis, otot-otot
tersebut berintegrasi untuk menghasilkan gerak seperti : berjalan, lari dan
loncat.
2. Gerak halus (fine movement) adalah gerakan yang melinatakan otot-otot kecil
sebagai dasar utama gerakannya. Contohnya otot yang terdapat pada jari
tangan, otot-otot tersebut berintegrasi untuk menghasilka gerakan seperti:
mengggambar, menjahit, mengetik dan lain sebagainya.
Berdasarkan beberapa tipe atau jenis gerakan di atas, gerak dasar yang sering
dilakukan dalam olahraga, diantaranya olahraga permainan.
Hakikat Kemampuan Gerak Dasar
Seperti sudah dijelaskan tadi bahwa kegiatan bermain yang dilakukan oleh anak
dapat mempengaruhi terhadap berbagai macam keterampilan, salah satunya adalah
kemampuan gerak dasar. Gerak merupakan ciri dari mahluk hidup dan merupakan
kebutuhan pokok bagi setiap mahluk hidup. Dengan bergerak menandakan bahwa
59
DP. Jilid 11, Bil. 2/2011
Pendidikan Olah Raga
sesuatu itu hidup, tanpa bergerak tidak mungkin mahluk hidup bisa bertahan lama
hidup. Begitu juga manusia sebagai mahluk yang paling sempurna dengan akal
pikirannya dan berbagai potensi yang ada, akan selalu berusaha untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungannya, untuk dapat bertahan hidup sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidupnya. Menurut Amung dan Yudha (1999:20), “Gerak sebagai istilah umum
untuk berbagai bentuk perilaku gerak manusia.” Hal ini menunjukan bahwa gerak
sangat penting bagi manusia dan hewan, artinya setiap mahluk hidup harus menguasai
gerak dasar, tanpa gerak dasar mustahil kemampuan motorik selanjutnya yang lebih
kompleks dapat dikuasai.
Keterampilan merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh seorang
individu untuk melakukan sesuatu hal. Seseorang dikatakan terampil apabila orang
tersebut mampu menyelesaikan tugas atau pekerjaannya secara efektif dan efesien.
Derajat penguasaan yang dicapai oleh seseorang menggambarkan tingkat
keterampilannya, main baik dan cepat seseorang dalam menyelesaikan suatu tugas,
maka orang tersebut dikatakan mempunyai keterampilan yang baik. Dalam hal ini
Singer (1980) dalam Amung dan Yudha (1999:57) mengatakan bahwa “Keterampilan
adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam mencapai suatu tujuan dengan efisien
dan efektif.” Dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa keterampilan itu
merupakan suatu kemampuan dalam mencapai suatu tujuan yang maksimal dengan
efesien dan efektif. Keterampilan bersifat konsisten, dan keterampilan merupakan
kerjasama dari sistem tubuh.
Salah satu masalah pokok dalam kajian ini adalah ingin mengkaji kemampuan
gerak dasar. Kemampuan gerak dasar adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh
seorang anak atau individu yang merupakan dasar dari perkembangan gerak
selanjutnya. Dalam hal ini Supandi dan Seba (1983:48) mengemukakan bahwa, “Gerak
dasar manusia merupakan gerak dasar fundamental, lebih lanjut gerak dasar
fundamental merupakan pola gerakan yang menjadi dasar untuk ketangkasan gerak
yang lebih kompleks”. Pernyataan yang sama juga dikemukakan oleh Amung dan
Yudha (1999:20) yang mengatakan bahwa, “Kemampuan gerak dasar adalah
keterampilan yang biasa siswa lakukan guna meningkatkan kualitas hidup.”
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan gerak
adalah jenis keterampilan yang merupakan landasan dari semua gerak yang sangat
berguna untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari. Gerak dasar tersebut harus
dikuasai oleh anak, karena dengan menguasai gerak dasar maka seorang anak akan lebih
mudah mengatasi persoalan hidupnya terutama untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
Jenis Kemampuan Gerak Dasar
Kemampuan gerak dasar sangat beraneka ragam jenisnya, Matakupan
(1993:26) memaparkan bahwa, “Dasar gerak untuk keterampilan meliputi gerak
lokomotor, non lokomotor, manipulasi dan menyadari gerak yang kelanjutannya
merupakan dasar gerak terhadap macam-macam keterampilan”. Pendapat yang sama
60
DP. Jilid 11, Bil. 2/2011
Pendidikan Olah Raga
juga dikemukakan oleh Amung dan Yudha (1999:20) yaitu bahwa, “Kemampuan gerak
dibagi dalam tiga kategori antara lain keterampilan lokomotor, keterampilan non
lokomotor, dan keterampilan manipulatif.”
Selanjutnya Amung dan Yudha (1992:23) menjelaskan bahwa :
1. Kemampuan motorik lokomotor (gerak berpindah tempat), contohnya lari, jalan
dan lompat.
2. Kemampuan motorik non lokomotor (tidak berpindah tempat), contohnya
peregangan, mendorong/menarik, mengayun.
3. Kemampuan motorik manipulatif (manipulasi), contohnya gerakan menangkap
bola tenis, melempar bola tenis dan menendang.
Berdasarkan kutipan di atas dapat penulis simpulkan bahwa keterampilan
lokomotor merupakan gerak yang digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu
tempat ke tempat lain atau untuk mengangkat tubuh ke atas seperti lompat dan loncat.
Keterampilan lainnya adalah berjalan, berlari, skipping, melompat dan meluncur.
Keterampilan non lokomotor merupakan gerak yang dilakukan di tempat, tanpa
ada ruang gerak yang memadai. Keterampilan non lokomotor terdiri dari menekuk dan
meregang, mendorong dan menarik, mengangkat dan menurunkan, melipat dan
memutar, mengocok, melingkar, melambungkan dan lain-lain.
Keterampilan manipulatif merupakan gerak yang dikembangkan ketika anak
tengah menguasai macam-macam objek. Keterampilan manipulatif lebih banyak
melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan.
Manipulasi objek lebih jauh unggul daripada koordinasi mata-kaki dan tangan-mata
yang mana cukup penting untuk item; berjalan (gerakan melangkah) dalam ruang.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Gerak Dasar
Untuk mencapai gerakan yang efektif dan efisien diperlukan dukungan dari
beberapa unsur kemampuan yang terdapat pada diri seseorang. Pencapaian suatu
keterampilan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti yang diungkapkan oleh Amung
dan Yudha (1999:70) bahwa “Faktor yang mempengaruhi terhadap suatu keterampilan
dibedakan menjadi tiga hal yang utama yaitu faktor proses belajar mengajar, faktor
pribadi, dan faktor lingkungan.”\
Selanjutnya Matakupan (1993:37) menjelaskan bahwa, “komponen-komponen
yang mempengaruhi kemampuan gerak terdiri dari kekuatan, kecepatan, koordinasi.”
61
DP. Jilid 11, Bil. 2/2011
Pendidikan Olah Raga
Aspek kekuatan berkaitan dengan peningkatan bobot tubuh. Aspek kecepatan berkaitan
dengan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu gerakan. Aspek koordinasi
berkaitan dengan kualitas penampilan gerak seperti: akurasi, ketepatan, kemulusan dan
irama gerak (ritme). Kemudian Sugiyanto (1992:259) mengemukakan bahwa, “Untuk
mencapai gerakan yang efektif dan efisien diperlukan dukungan dan beberapa unsur
kemampuan yang terdiri dari kemampuan fisik, mental dan emosional.”
Berdasarkan pendapat para ahli di atas penulis dapat menarik kesimpula bahwa
koordinasi gerak dapat terganggu akibat emosi yang tidak terkendali, sehingga tidak
mungkin melakukan gerakan dengan baik. Merasa perlu dan ingin melakukan gerakan
merupakan motivasi internal untuk berbuat dalam bentuk mempelajari atau melakukan
gerakan. Bersikap positif terhadap prestasi cenderung menimbulkan usaha untuk
mencapai prestasi. Sebaliknya tanpa ada sikap positif terhadap prestasi maka
kemungkinan untuk mencapai prestasi akan tertutup.
Perkembangan Kemampuan Gerak Siswa Sekolah Dasar
Kegiatan bermain yang dilakukan oleh anak dapat berpengaruh terhadap
perkembangan anak. Perkembangan anak merupakan suatu proses yang bersifat
menyeluruh, yaitu proses yang melibatkan interelasi berbagai aspek biologis, kognitif,
sosial, emosional maupun psikomotor.
Secara umum perkembangan gerak siswa sekolah dasar tidak secepat seperti
pada masa bayi dan remaja. Perkembangan gerak pada dasarnya terbentuk pada dasardasar tertentu yang terdapat dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya.
Perkembangan gerak anak pada dasarnya merupakan penyempurnaan beberapa macam
gerak dasar seperti berjalan, berlari, melompat, dan melempar, yang kemudian gerakgerak dasar tersebut digabung-gabungkan untuk dapat membentuk suatu gerak yang
bermakna yang menunjang terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan.
Taraf perkembangan gerak pada setiap anak untuk setiap fase berbeda-beda
seperti yang dikemukakan oleh Surjono (1988:446-47) sebagai berikut; Masa umur 6-8
tahun terjadi pengenalan lingkungan yang lebih luas dengan perkembangan sosialisasi
dan berlatih, terutama gerakan keseimbangan dan koordinasi gerak. Pada umur 9-12
tahun, terjadi pertumbuhan yang cepat dan peningkatan kekuatan, dimana koordinasi
mata-tangan menjadi lebih baik, demikian pula gerakan otot yang kecil.
Berdasarkan pendapat tersebut ternyata bahwa perkembangan geerak anak
dalam penyemprnaan beberapa macam gerak di mulai pada usia 6-8 tahun, yang
kemudian dilanjutkan dengan perkembangan yang lebih meyakinkan seperti
meningkatnya faktor-faktor koordinasi, keseimbangan, kekuatan serta meningkatnya
fungsi-fungsi fisiologis di dalam tubuh.
62
DP. Jilid 11, Bil. 2/2011
Pendidikan Olah Raga
Uraian yang telah dikemukakan di atas dapat penulis simpulkan bahwa
karakteristik perkembangan gerak pada anak untuk setiap fase berbeda-beda, sehingga
perlu adanya pengenalan yang lebih lanjut agar materi yang akan diberikan sesuai
dengan karakteristik yang dimilikinya baik dari segi fisik, psikologis maupun
sosiologis.
Untuk kelas V termasuk pada fase usia 9-12 tahun, dimana pertumbuhan
berlangsung cepat dengan peningkatan kekuatan juga koordinasinya makin membaik.
Kegiatan permainan kucing pris maupun akan sangat membantu pada percepatan
pertumbuhan dan perkembangan anak usia 9-12 tahun.
Hubungan Kegiatan Ekstrakulikuler Olahraga dengan Keterampilan Gera Dasar
Didalam kegiatan ekstrakulikuler olahraga, siswa lebih dominan melakukan
gerakan-gerakan baik secara fisik maupun secara teknik. Dengan demikian
ekstrakulikuler olahraga di samping meningkatkan keterampilan, juga secara tidak
langsung akan meningkatkan aspek-aspekk kemampuan gerak. Aspek-aspek
kemampuan gerak menurut Nurhasan (2000:98) di antaranya: “Kecepatan, kelincahan,
keseimbangan, power otot, dan koordinasi mata dan tangan.” Aspek-aspek tersebut
termasuk aspek kondisi fisik yang paling mendasar bagi penguasaan keterampilan,
khususnya pada keterampilan olahraga. Prestasi maksimal akan dapat tercapai bila
dukungan kemampuan gerak yang baik. Oleh karena itu, kemampuan gerak sangat
berhubungan dengan penguasaan keterampilan teknik pada berbagai cabang olahraga.
Beberapa bentuk hubungan kemampuan gerak terhadap keterampilan teknik
dasar cabang olahraga antara lain:
Kecepatan (Speed)
Kecepatan merupakan keterampilan gerak dan merupakan komponene kondisi
fisik yang mendukung keterampilan teknik. Kecepatan dijelaskan oleh Harsono
(1988:216) adalah “kemampuan untuk melakukan gerak-gerakan yang sejenis secara
berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.” Begitu juga Hidayat (1990:41)
menjelaskan bahwa “Kecepatan adalah perbandingan jarak dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya.”
Berdasarkan beberapa pendapat diatas penulis simpulakan bahwa kecepatan
adalah kemampuan bergerak dengan waktu yang sesingkat-singkatnya. Dalam aktivitas
olahraga permainan bahwa kecepatan sangat dibutuhkan terutama dalam penguasaan
teknik dasar yang baik. Hal tersebut sesuai engan pendapat Wibawa (1997:49) bahwa
“Di dalam permainan sepakbola harus mampu mendribble bola dengan kecepatan
63
DP. Jilid 11, Bil. 2/2011
Pendidikan Olah Raga
penuh. Di dalam permainan tenis meja harus dapat memukul bola dengan cepat, dan di
dalam permainan bulutangkis harus dapat melakukan smash dengan cepat.”
Kelincahan (Agility)
Kelincahan dapat diartikan menurut Oxendine (1998) serta Broer dan Zernicke
(1997) dalam Harsono (1988:171) adalah “...speed in changing body position or
direction, atau kecepatan dalam merubah arah atau posisi tubuh.” Dari pernyataan di
atas bahwa agilitas adalah kecepatan dalam merubah arah atau posisi tubuh. Agilitas
tersebut merupakan hal yang sangat penting dalam cabang olahraga permainan seperti
yang diungkapkan Sucipto dkk (1999/2000:11) yaitu:
Agilitas itu sanat penting dalam bermain sepakbola, seperti untuk menjaga, atau
melepaskan jagaan lawan, dribbling melewati lawan dan masih banyak lagi manuvermanuver yang membutuhkan agilitas dalam permainan sepak bola.
Dengan demikian bahwa agilitas sangat dibutuhkan dalam penguasaan teknik
dasar sepak bola diantaranya : kelincahan dalam mengumpan dan menerima bola
(passing dan stopimg), kelincahan dalam menyundul bola dan lain sebagainya.
Keseimbangan (Balance)
Keseimbnagan (Balance) dapat diartikan menurut Harsono (1988:23) adalah
“Kemampuan untuk mempertahankan sistem neuromuscular kita dalam kondisi statis
atau mengontrol sistem neuromuscular tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang
efisien selagi kita bergerak”. Dari pendapat di atas keseimbangan merupakan
kemampuan untuk mengontrol alat-alat tubuh dalam ondisi statis atau mengontrol pada
saat bergerak yang bersifat neuromusculr. Dengan demikian keseimbangan sangat
dibutuhkan dalam cabang olahraga permainan terutama dalam penguasaan teknik dasar,
seperti keseimbangan pada saat menendang bola, keseimbangan pada saat menyetop
bola (stoping), keseimbangan pada saat menggiring bola (dribbling) dan keseimbangan
pada saat menyundul bola (heading).
Koordinasi Mata dan Tangan
Koordinasi merupakan komponen penting dalam cabang olahraga permainan.
Koordinasi dijelaskan oleh Harsono (1988:219) adalah “Suatu kemampuan biomotorik
yang sangat kompleks.” Begitu juga Borrow dan Me Gee (1979) dalam Harsono
(1988:220) adalah “Kemampuan untuk memadukan berbagai macam gerakan kedalam
satu atau lebih pola gerak khusus.” Sedangkan menurut Bompa (1983) dalam Harsono
(1988:219) koordinasi adalah “Erat hubungannya dengan kecepatan, kekuatan, daya
tahan, dan fleksibilitas.” Dari beberapa pernyataan diatas penulis simpulkan bahwa
64
DP. Jilid 11, Bil. 2/2011
Pendidikan Olah Raga
koordinasi adalah suatu kemampuan biomotorik untuk memadukan berbagai macam
gerakan ke dalam satu atau beberapa pola gerak dan erat hubungannya dengan
kecepatan, kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas. Dengan demikian koordinasi sangat
dibutuhkan terutama koordinasi mata terhadap bola baik pada saat mengumpan
(passing) maupun pada saat menghentikan (stoping). Koordinasi mata juga dibutuhkan
untuk membaca permainan lawan, melihat situasi di sekitar seorang pemain dan dapat
menghindari dari perlakuan kasar dari seorang pemain lawan.
Kesimpulan
Kegiatan ekstrakulikuler olahraga merupakan kegiatan yang memiliki pengaruh
yang positif dalam pembentukan kemampuan gerak dasar pada siswa sekolah dasar.
Dengan demikian kegiatan ekstrakulikuler olahraga dibutuhkan penanganan yang baik
dan diharapkan lembaga pendidikan khususnya sekolah dasar hendaknya mampu
memfasilitasi berbagai kegiatan ekstrakulikuler olahraga, dengan demikian siswa
mampu tumbuh berkembang baik dari aspek, kognitif, apektif maupun psikomotor.
Rujukan
Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra. (1999). Perkembangan Gerak dan
Belajar Gerak. Bandung : Proyek Penataran Guru SLTP Setara D III.
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikollogis dalam Coaching.
Bandung. CV. Tambak Kusuma.
Hidayat, Imam. (1999). Biomekanika. Bandung : Fakultas Pendidikan Olahraga
dan Kesehatan IKIP Bandung.
Kiram, Yanuar. 91992). Belajar Motorik. jakarta : Depdikbud, Dirjen Dikti,
Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Lutan, Rusli. (1986). Dasar-dasar Pendidikan Evaluasi ; Pengantar, Teori dan
Praktek. Bandung : FPOK IKIP Bandung.
Matakupan (1993). Teori Bermain. Depdikbud, Bagian Proyek Penataran Guru
Penjas Setara D-II.
65
DP. Jilid 11, Bil. 2/2011
Pendidikan Olah Raga
Nurhasan. (2000). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung : fkultas
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP Bandung.
Soenardi. (1988). Ilmu Jiwa Anak. Surabaya : C.V. Tambak Sari.
Sucipto. (1999). Sepak Bola. Depdikbud. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Sugiyanto (1992). Bermain Mainan dan Permainan. Jakarta : Dirjen Dikti.
Supandi dan Lauren Seba. (1983). Teori Belajar Mengajar Gerak. Bandung :
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP Bandung.
Surjono. (1988). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Jakarta : Departemen Pandidikan dan kebudayaan.
Ucup dan Yadi. (2000). Teori Belajar Gerak. Bandung : Ganeca Exact.
Wibawa. (1997). Permainan Bola Besar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
66
Download