DP. Jilid 11, Bil. 2/2011 Pendidikan Olah Raga KEGIATAN EKSTRAKULIKULER OLAHRAGA DALAM PENINGKATAN GERAK DASAR (MOTOR ABILITY) SISWA SEKOLAH DASAR Tatang Muhtar Pendahuluan Salah satu upaya pembangunan yang dapat menyentuh aspek fisik dan mental manusia adalah pembangunan di bidang jasmani. Oleh karena itu kebijaksanaan pendidikan jasmani di Indonesia diarahkan pada peningkatan dan pemasyarakatan usaha pembinaan kesehatan jasmani dan rohani, dengan melalui peningkatan prestasi berbagai cabang olahraga. Dalam hubungannnya dengan tujuan olahraga maka dalam melaksanakan pendidikan perlu diciptakan iklim yang sehat agar kreativitas anak didik dapat berkembang secara optimal. Masalah yang timbul dewasa ini adalah bagaimana memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang berguna misalnya dengan melakukan kegiatan olahraga, serta kegiatan lainnya yang positif. Ketidakmampuan memanfaatkan waktu dapat tumbuh menjadi masalah sosial yang serius misalnya meluasnya tindakan kenakalan dan kejahatan baik terhadap kaum remaja khususnya anak didik agar dapat memanfaatkan waktu luang merupakan usaha penting untuk dilaksanakan baik melaluin pendidikan di sekolah maupun pendidikan di luar sekolah. Dalam melaksanakan pendidikan di sekolah perlu diciptakan iklim yang sehat agar kreativitas anak didik dapat berkembang secara optimal. Masalah yang timbul adalah bagaimana memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang berguna misalnya dengan melakukan kegiatan olahraga, serta kegiatan lainnya yang positif. Kegiatan tersebut dilaksanakan di luar jam pelajaran, yang disebut ekstrakulikuler. Dengan kata lain ekstrakulikuler merupakan aktivitas tambahan, pelengkap bagi pelajaran wajib. Program ekstrakulikuler menurut Lutan (1988:12) yaitu; Merupakan bagian integral dari proses belajar yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan anak didik, anatara kegiatan intra dan ekstra keduaduanya tak dapat dipisahkan, bahkan ekstrakulikuler merupakan perpanjangan, pelengkap atau penguat kegiatan intra untuk menyalurkan bakat dan mendorong perkembangan potensi anak didik hingga mencapai taraf maksimum. 55 DP. Jilid 11, Bil. 2/2011 Pendidikan Olah Raga Berdasarkan kutipan di atas, jelas bahwa kegiatan ekstrakulikuler itu sangat bermanfaat untuk memupuk kebiasaan siswa dalam memanfaatkan waktu luang yang positif bagi pembinaan, pengembangan kepribadian siswa, dan pembentukan sikap yang positif yaitu membina kedisiplinan. Di samping itu pula, bakat yang dimiliki anak didik, dan dapat pula dijadikan media untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar siswa. Uraian di atas, dapat simpulkan bahwa kegiatan ekstrakulikuler olahraga merupakan suatu alat atau cara untuk memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang positif yaitu melakukan kegiatan olahraga baik yang bersifat prestatif maupun rekreatif dan bisa dijadikan kegiatan dalam rangka pembinaan disiplin siswa di sekolah. Di samping itu dapat juga dimanfaatkan sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar terutama bagi siswa sekolah dasar. Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga Belajar akan lebih efektif apabila kegiatan intrakurikuler diikuti oleh kegiatan ekstrakurikuler. Maksud dari kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan antara pola pikir dan aktivitas jasmani. Demikian pula dalam belajar keterampilan, terdapat koordinasi dalam menerapkan pemahaman teori dan praktik yang dilandasi oleh prinsip-prinsip tertentu. Diharapkan siswa banyak melakukan kegiatan belajar dengan cara mengalami sendiri, melakukan hal-hal yang dipelajari, tidak hanya mendengar atau melihat tetapi dipraktikan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di luar jam-jam pelajaran resmi atau pada waktu liburan sekolah secara teratur dan sistematis. Pelaksanaan program ekstrakurikuler olahraga harus diatur, dibina, dibimbing, dan diarahkan oleh guru. Dalam hal ini guru pendidikan jasmanilah yang mempunyai kemampuan mengelola yaitu mampu merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi, sehingga dapat membantu tujuan kurikuler. Menurut Lutan (1986:73) ekstrakurikuler mengandung pengertian sebagai berikut : “Segala aktivitas di sekolah atau lembaga pendidikan yang dilaksanakan di luar jam-jam pelajaran wajib bagi setiap anak dan aktivitas itu termasuk dalam kurikuler yang tersusun bagi setiap tingkat sekolah.” Kegiatan ekstrakurikuler olahraga pada dasarnya merupakan pengajaran gerak, di mana terjadi hubungan pembina dan anak didik. Yang menjadi tekanan dan harus diperhatikan oleh pembina ialah mengembangkan dan menumbuhkan unsur-unsur pendidikan yang mencakup antara lain sebagaimana diuraikan di bawah ini. Pembinaan watak. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga merupakan alat yang baik untuk membina perkembangan watak para siswa, dimana dapat ditanamkan sifat-sifat terpuji seperti kedisiplinan, jujur, toleransi, cara kerja sama, menghormati sesama, baik kawan maupun lawan, dan mematuhi peraturan-peraturan yang telah ditetapkan; 56 DP. Jilid 11, Bil. 2/2011 Pendidikan Olah Raga Peningkatan keterampilan. Latihan-latihan yang dilaksanakan dalam kegiatan ekstrakurikuler olahraga di sekolah yang sesuai dengan minat dan bakat para siswa akan dapat meningkatkan keterampilannya. Dalam rangka meningkatkan kader-kader penerus bangsa maka seluruh siswa harus kreatif dan ini dapat disalurkan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan semacam ini diharapkan dapat membantu program intrakurikuler yang dikoordinasikan antara pihak sekolah dengan OSIS. Dalam pelaksanaannya kegiatan ini bersifat sukarela, tidak ada paksaan atau tidak menjadi kewajiban bagi semua siswa. Adapun peranan kegiatan ekstrakurikuler ini diharapkan dapat mengembangkan gerak, minat serta potensi yang terkandung dalam diri siswa. Hal-hal yang belum terjangkau melalui program intrakurikuler diharapkan dapat diatasi melalui program ini. Hal tersebut selaras dengan pendapat Soenardi (1988:192) bahwa “Kegiatan ekstrakulikuler dapat lebih menampung minat serta potensi siswa, karena siswa tidak dapat memiliki minat dan potensi tidak akan mengikuti program ekstrakulikuler. Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka kegiatan ekstrakulikuler olahraga khususnya sangat penting dan patut dilaksanakan oleh para siswa. Dalam hal ini kepala sekolah dan guru-guru penjas sudah harus menyadari dan menyusun suatu rencana yang kongkrit untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pada waktu senggang melalui kegiatan ekstrakulikuler olahraga, dan dalam perencanaannya perlu perhatian yang sungguhsungguh, untuk kepentingan itu maka segala fasilitas, sarana dan prsarana haruslah disediakan oleh sekolah. Dengan demikian peranan ekstrakulikuler sangat menunjang bagi perkembangan anak, seperti yang dikemukakan Lutan (1986:76) bahwa “Peranan ekstraulikuler dapat meningkatakan banyak faktor antara lain faktor fisik, seperti kesegaran jasmani, perkembangan dan pertumbuhan badan, dan faktor psikis seperti pengetahuan dan menanamkan sikap budi pekerti yang luhur.” Berdasarkan kutipan tersebut penulis jelaskan peranan ekstrakulikuler olahraga seperti dibawah ini. 1. Meningkatkan kesegaran jasmani; kegiatan ekstrakulikuler olahraga seperti yang dikemukakan akan merangsang pertumbuhan organ tubuh secara menyeluruh maka anak didik akan mampu melakukan kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Umumnya berlari, melompat, mendorong, menangkat, dan sebagainya. Hal-hal tersebut memerlukan modal kemampuan fisik berupa kekuatan, daya tahan, kecepatan, dan kelincahan. 2. Meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan badan; melalui kegiatan ekstrakurikuler olahraga yang teratur, akan mempengaruhi organ-organ tubuh seperti darah, jantung dan paru-paru akan berfungsi lebih baik. Pengaruh kehidupan sehari-hari yang akan menimbulkan kelainan-kelainan organ-organ tubuh dapat diatasi. Dengan demikian ekstrakurikuler olahraga yang 57 DP. Jilid 11, Bil. 2/2011 Pendidikan Olah Raga dilaksanakan para siswa merangsang pertumbuhan organ tubuh secara keseluruhan. 3. Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman; dengan mengikuti dan menekuni kegiatan ekstrakurikuler olahraga, maka akan menambah pengetahuan dan pengalaman. 4. Membentuk budi pekerti luhur, dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga, umpamanya ikut berlatih bola basket atau berlatih sepak bola, maka dapat dipupuk sifat-sifat terpuji misalnya kedisiplinan waktu, sportivitas, kejujuran, rasa hormat, kerjasama, sadar akan potensi diri. Berdasarkan keempat hal tersebut dapat penulis tegaskan bahw kegiatan ekstrakurikuler olahraga besar manfaatnya terhadap pendidikan anak, karena olahraga merupakan kegiatan yang digemari banyak orang termasuk anak didik, khususnya olahraga permainan merupakan sesuatu yang tak dapat dipisahkan dari dunia anak, oleh karena itu pelaksanaan program ekstrakurikuler olahraga harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa, minat siswa, dan bakat siswa agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Makna Gerak dalam Olahraga Dalam setiap kegiatan olahraga, apakah bermain sepak bola, renang, atletik, senam dan cabang olahraga lainnya, terdapat ciri yang sama yaitu “bergerak”. Jadi hakekat olahraga adalah gerak. Setiap orang dapat mempelakari gerak baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Secara langsung yaitu dengan melakukan gerakan-gerakan dalam olahraga, sedangkan secara tidak langsung yaitu dengan cara mengamati. Batasan mengenai gerak itu sendiri menurut Kiram (1992:49) adalah “Perubahan tempat, posisi dan kecepatan tubuh atau bagian tubuh manusia yang terjadi dalam suatu dimensi ruang dan waktu serta dapat diamati secara objektif.” Gerak juga dijelaskan menurut Ucup dan Yadi (2000:62) adalah “Aksi atau suatu proses perpindahan tempat, atau posisi suatu benda atau seluruh bagian tubuh.”Dari kedua pendapat diatas, penulis simpulkan bawa gerak adalah proses perubahan tempat atau posisi suatu benda, atau seluruh tubuh yang terjadi dalam suatu dimensi ruang dan waktu serta dapat diamati secara objektif. Terjadinya gerak menurut Hidayat 91999:43) mengemukakan bahwa ;“Hal-hal yang menyebabkan terjadinya gerakan yaitu tulang sebagai penggerak, otot sebagai sumber penggerak, persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan.” Begitupun juga Kiram (1992:48) menjelaskan mengenai motorik; Motorik adalah suatu peristiwa laten yang meliputi keseluruhan proses-proses pengendalian dan pengaturan fungsifungsi organ tubuh baik secara fifiologis maupun secara psikis yang menyebabkan 58 DP. Jilid 11, Bil. 2/2011 Pendidikan Olah Raga terjadinya suatu gerakan. Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa motorik merupakan: 1. Suatu aksi yang direncanakan dan diatur secara sadar. 2. Motorik terjadi berdasarkan sistem pengaturan sensor motorik. 3. Proses motorik adalah proses yang terjadi secara psikologis dan bio kimia yang mempengaruhi kontraksi otot yang menimbulkan gerakan. Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat penulis simpulkan bahwa terjadinya gerak disebabkan oleh fungsi-fungsi organ tubuh baik secara fisiologis maupun psikis. Secara umum menurut Ucup dan Yadi (2000:63) gerak dibagi menjadi tiga jenis gerakan. Yaitu : “ 1) gerak tranlasi atau gerak linear, 2) gerak rotasi atau gerak menyudut, 3) gerak umum atau gerak kombinasi dari gerak tranlasi dengan gerak rotasi atau gerak menyudut.” Sementara menurut Amung dan Yudha (1999:15) yaitu: “...gerak kasar (gross movement) dan gerak halus (fine movement).” Lebih lanjut kedua tipe gerak tersebut dijelaskan; 1. Gerak kasar (gross movement) adalah gerakan yang melibatkan otot-otot besar, sebagai dasar utama gerakannya contoh : otot paha dan otot betis, otot-otot tersebut berintegrasi untuk menghasilkan gerak seperti : berjalan, lari dan loncat. 2. Gerak halus (fine movement) adalah gerakan yang melinatakan otot-otot kecil sebagai dasar utama gerakannya. Contohnya otot yang terdapat pada jari tangan, otot-otot tersebut berintegrasi untuk menghasilka gerakan seperti: mengggambar, menjahit, mengetik dan lain sebagainya. Berdasarkan beberapa tipe atau jenis gerakan di atas, gerak dasar yang sering dilakukan dalam olahraga, diantaranya olahraga permainan. Hakikat Kemampuan Gerak Dasar Seperti sudah dijelaskan tadi bahwa kegiatan bermain yang dilakukan oleh anak dapat mempengaruhi terhadap berbagai macam keterampilan, salah satunya adalah kemampuan gerak dasar. Gerak merupakan ciri dari mahluk hidup dan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap mahluk hidup. Dengan bergerak menandakan bahwa 59 DP. Jilid 11, Bil. 2/2011 Pendidikan Olah Raga sesuatu itu hidup, tanpa bergerak tidak mungkin mahluk hidup bisa bertahan lama hidup. Begitu juga manusia sebagai mahluk yang paling sempurna dengan akal pikirannya dan berbagai potensi yang ada, akan selalu berusaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, untuk dapat bertahan hidup sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Menurut Amung dan Yudha (1999:20), “Gerak sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak manusia.” Hal ini menunjukan bahwa gerak sangat penting bagi manusia dan hewan, artinya setiap mahluk hidup harus menguasai gerak dasar, tanpa gerak dasar mustahil kemampuan motorik selanjutnya yang lebih kompleks dapat dikuasai. Keterampilan merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh seorang individu untuk melakukan sesuatu hal. Seseorang dikatakan terampil apabila orang tersebut mampu menyelesaikan tugas atau pekerjaannya secara efektif dan efesien. Derajat penguasaan yang dicapai oleh seseorang menggambarkan tingkat keterampilannya, main baik dan cepat seseorang dalam menyelesaikan suatu tugas, maka orang tersebut dikatakan mempunyai keterampilan yang baik. Dalam hal ini Singer (1980) dalam Amung dan Yudha (1999:57) mengatakan bahwa “Keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam mencapai suatu tujuan dengan efisien dan efektif.” Dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa keterampilan itu merupakan suatu kemampuan dalam mencapai suatu tujuan yang maksimal dengan efesien dan efektif. Keterampilan bersifat konsisten, dan keterampilan merupakan kerjasama dari sistem tubuh. Salah satu masalah pokok dalam kajian ini adalah ingin mengkaji kemampuan gerak dasar. Kemampuan gerak dasar adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh seorang anak atau individu yang merupakan dasar dari perkembangan gerak selanjutnya. Dalam hal ini Supandi dan Seba (1983:48) mengemukakan bahwa, “Gerak dasar manusia merupakan gerak dasar fundamental, lebih lanjut gerak dasar fundamental merupakan pola gerakan yang menjadi dasar untuk ketangkasan gerak yang lebih kompleks”. Pernyataan yang sama juga dikemukakan oleh Amung dan Yudha (1999:20) yang mengatakan bahwa, “Kemampuan gerak dasar adalah keterampilan yang biasa siswa lakukan guna meningkatkan kualitas hidup.” Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan gerak adalah jenis keterampilan yang merupakan landasan dari semua gerak yang sangat berguna untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari. Gerak dasar tersebut harus dikuasai oleh anak, karena dengan menguasai gerak dasar maka seorang anak akan lebih mudah mengatasi persoalan hidupnya terutama untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Jenis Kemampuan Gerak Dasar Kemampuan gerak dasar sangat beraneka ragam jenisnya, Matakupan (1993:26) memaparkan bahwa, “Dasar gerak untuk keterampilan meliputi gerak lokomotor, non lokomotor, manipulasi dan menyadari gerak yang kelanjutannya merupakan dasar gerak terhadap macam-macam keterampilan”. Pendapat yang sama 60 DP. Jilid 11, Bil. 2/2011 Pendidikan Olah Raga juga dikemukakan oleh Amung dan Yudha (1999:20) yaitu bahwa, “Kemampuan gerak dibagi dalam tiga kategori antara lain keterampilan lokomotor, keterampilan non lokomotor, dan keterampilan manipulatif.” Selanjutnya Amung dan Yudha (1992:23) menjelaskan bahwa : 1. Kemampuan motorik lokomotor (gerak berpindah tempat), contohnya lari, jalan dan lompat. 2. Kemampuan motorik non lokomotor (tidak berpindah tempat), contohnya peregangan, mendorong/menarik, mengayun. 3. Kemampuan motorik manipulatif (manipulasi), contohnya gerakan menangkap bola tenis, melempar bola tenis dan menendang. Berdasarkan kutipan di atas dapat penulis simpulkan bahwa keterampilan lokomotor merupakan gerak yang digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau untuk mengangkat tubuh ke atas seperti lompat dan loncat. Keterampilan lainnya adalah berjalan, berlari, skipping, melompat dan meluncur. Keterampilan non lokomotor merupakan gerak yang dilakukan di tempat, tanpa ada ruang gerak yang memadai. Keterampilan non lokomotor terdiri dari menekuk dan meregang, mendorong dan menarik, mengangkat dan menurunkan, melipat dan memutar, mengocok, melingkar, melambungkan dan lain-lain. Keterampilan manipulatif merupakan gerak yang dikembangkan ketika anak tengah menguasai macam-macam objek. Keterampilan manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan. Manipulasi objek lebih jauh unggul daripada koordinasi mata-kaki dan tangan-mata yang mana cukup penting untuk item; berjalan (gerakan melangkah) dalam ruang. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Gerak Dasar Untuk mencapai gerakan yang efektif dan efisien diperlukan dukungan dari beberapa unsur kemampuan yang terdapat pada diri seseorang. Pencapaian suatu keterampilan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti yang diungkapkan oleh Amung dan Yudha (1999:70) bahwa “Faktor yang mempengaruhi terhadap suatu keterampilan dibedakan menjadi tiga hal yang utama yaitu faktor proses belajar mengajar, faktor pribadi, dan faktor lingkungan.”\ Selanjutnya Matakupan (1993:37) menjelaskan bahwa, “komponen-komponen yang mempengaruhi kemampuan gerak terdiri dari kekuatan, kecepatan, koordinasi.” 61 DP. Jilid 11, Bil. 2/2011 Pendidikan Olah Raga Aspek kekuatan berkaitan dengan peningkatan bobot tubuh. Aspek kecepatan berkaitan dengan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu gerakan. Aspek koordinasi berkaitan dengan kualitas penampilan gerak seperti: akurasi, ketepatan, kemulusan dan irama gerak (ritme). Kemudian Sugiyanto (1992:259) mengemukakan bahwa, “Untuk mencapai gerakan yang efektif dan efisien diperlukan dukungan dan beberapa unsur kemampuan yang terdiri dari kemampuan fisik, mental dan emosional.” Berdasarkan pendapat para ahli di atas penulis dapat menarik kesimpula bahwa koordinasi gerak dapat terganggu akibat emosi yang tidak terkendali, sehingga tidak mungkin melakukan gerakan dengan baik. Merasa perlu dan ingin melakukan gerakan merupakan motivasi internal untuk berbuat dalam bentuk mempelajari atau melakukan gerakan. Bersikap positif terhadap prestasi cenderung menimbulkan usaha untuk mencapai prestasi. Sebaliknya tanpa ada sikap positif terhadap prestasi maka kemungkinan untuk mencapai prestasi akan tertutup. Perkembangan Kemampuan Gerak Siswa Sekolah Dasar Kegiatan bermain yang dilakukan oleh anak dapat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Perkembangan anak merupakan suatu proses yang bersifat menyeluruh, yaitu proses yang melibatkan interelasi berbagai aspek biologis, kognitif, sosial, emosional maupun psikomotor. Secara umum perkembangan gerak siswa sekolah dasar tidak secepat seperti pada masa bayi dan remaja. Perkembangan gerak pada dasarnya terbentuk pada dasardasar tertentu yang terdapat dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya. Perkembangan gerak anak pada dasarnya merupakan penyempurnaan beberapa macam gerak dasar seperti berjalan, berlari, melompat, dan melempar, yang kemudian gerakgerak dasar tersebut digabung-gabungkan untuk dapat membentuk suatu gerak yang bermakna yang menunjang terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan. Taraf perkembangan gerak pada setiap anak untuk setiap fase berbeda-beda seperti yang dikemukakan oleh Surjono (1988:446-47) sebagai berikut; Masa umur 6-8 tahun terjadi pengenalan lingkungan yang lebih luas dengan perkembangan sosialisasi dan berlatih, terutama gerakan keseimbangan dan koordinasi gerak. Pada umur 9-12 tahun, terjadi pertumbuhan yang cepat dan peningkatan kekuatan, dimana koordinasi mata-tangan menjadi lebih baik, demikian pula gerakan otot yang kecil. Berdasarkan pendapat tersebut ternyata bahwa perkembangan geerak anak dalam penyemprnaan beberapa macam gerak di mulai pada usia 6-8 tahun, yang kemudian dilanjutkan dengan perkembangan yang lebih meyakinkan seperti meningkatnya faktor-faktor koordinasi, keseimbangan, kekuatan serta meningkatnya fungsi-fungsi fisiologis di dalam tubuh. 62 DP. Jilid 11, Bil. 2/2011 Pendidikan Olah Raga Uraian yang telah dikemukakan di atas dapat penulis simpulkan bahwa karakteristik perkembangan gerak pada anak untuk setiap fase berbeda-beda, sehingga perlu adanya pengenalan yang lebih lanjut agar materi yang akan diberikan sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya baik dari segi fisik, psikologis maupun sosiologis. Untuk kelas V termasuk pada fase usia 9-12 tahun, dimana pertumbuhan berlangsung cepat dengan peningkatan kekuatan juga koordinasinya makin membaik. Kegiatan permainan kucing pris maupun akan sangat membantu pada percepatan pertumbuhan dan perkembangan anak usia 9-12 tahun. Hubungan Kegiatan Ekstrakulikuler Olahraga dengan Keterampilan Gera Dasar Didalam kegiatan ekstrakulikuler olahraga, siswa lebih dominan melakukan gerakan-gerakan baik secara fisik maupun secara teknik. Dengan demikian ekstrakulikuler olahraga di samping meningkatkan keterampilan, juga secara tidak langsung akan meningkatkan aspek-aspekk kemampuan gerak. Aspek-aspek kemampuan gerak menurut Nurhasan (2000:98) di antaranya: “Kecepatan, kelincahan, keseimbangan, power otot, dan koordinasi mata dan tangan.” Aspek-aspek tersebut termasuk aspek kondisi fisik yang paling mendasar bagi penguasaan keterampilan, khususnya pada keterampilan olahraga. Prestasi maksimal akan dapat tercapai bila dukungan kemampuan gerak yang baik. Oleh karena itu, kemampuan gerak sangat berhubungan dengan penguasaan keterampilan teknik pada berbagai cabang olahraga. Beberapa bentuk hubungan kemampuan gerak terhadap keterampilan teknik dasar cabang olahraga antara lain: Kecepatan (Speed) Kecepatan merupakan keterampilan gerak dan merupakan komponene kondisi fisik yang mendukung keterampilan teknik. Kecepatan dijelaskan oleh Harsono (1988:216) adalah “kemampuan untuk melakukan gerak-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.” Begitu juga Hidayat (1990:41) menjelaskan bahwa “Kecepatan adalah perbandingan jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.” Berdasarkan beberapa pendapat diatas penulis simpulakan bahwa kecepatan adalah kemampuan bergerak dengan waktu yang sesingkat-singkatnya. Dalam aktivitas olahraga permainan bahwa kecepatan sangat dibutuhkan terutama dalam penguasaan teknik dasar yang baik. Hal tersebut sesuai engan pendapat Wibawa (1997:49) bahwa “Di dalam permainan sepakbola harus mampu mendribble bola dengan kecepatan 63 DP. Jilid 11, Bil. 2/2011 Pendidikan Olah Raga penuh. Di dalam permainan tenis meja harus dapat memukul bola dengan cepat, dan di dalam permainan bulutangkis harus dapat melakukan smash dengan cepat.” Kelincahan (Agility) Kelincahan dapat diartikan menurut Oxendine (1998) serta Broer dan Zernicke (1997) dalam Harsono (1988:171) adalah “...speed in changing body position or direction, atau kecepatan dalam merubah arah atau posisi tubuh.” Dari pernyataan di atas bahwa agilitas adalah kecepatan dalam merubah arah atau posisi tubuh. Agilitas tersebut merupakan hal yang sangat penting dalam cabang olahraga permainan seperti yang diungkapkan Sucipto dkk (1999/2000:11) yaitu: Agilitas itu sanat penting dalam bermain sepakbola, seperti untuk menjaga, atau melepaskan jagaan lawan, dribbling melewati lawan dan masih banyak lagi manuvermanuver yang membutuhkan agilitas dalam permainan sepak bola. Dengan demikian bahwa agilitas sangat dibutuhkan dalam penguasaan teknik dasar sepak bola diantaranya : kelincahan dalam mengumpan dan menerima bola (passing dan stopimg), kelincahan dalam menyundul bola dan lain sebagainya. Keseimbangan (Balance) Keseimbnagan (Balance) dapat diartikan menurut Harsono (1988:23) adalah “Kemampuan untuk mempertahankan sistem neuromuscular kita dalam kondisi statis atau mengontrol sistem neuromuscular tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang efisien selagi kita bergerak”. Dari pendapat di atas keseimbangan merupakan kemampuan untuk mengontrol alat-alat tubuh dalam ondisi statis atau mengontrol pada saat bergerak yang bersifat neuromusculr. Dengan demikian keseimbangan sangat dibutuhkan dalam cabang olahraga permainan terutama dalam penguasaan teknik dasar, seperti keseimbangan pada saat menendang bola, keseimbangan pada saat menyetop bola (stoping), keseimbangan pada saat menggiring bola (dribbling) dan keseimbangan pada saat menyundul bola (heading). Koordinasi Mata dan Tangan Koordinasi merupakan komponen penting dalam cabang olahraga permainan. Koordinasi dijelaskan oleh Harsono (1988:219) adalah “Suatu kemampuan biomotorik yang sangat kompleks.” Begitu juga Borrow dan Me Gee (1979) dalam Harsono (1988:220) adalah “Kemampuan untuk memadukan berbagai macam gerakan kedalam satu atau lebih pola gerak khusus.” Sedangkan menurut Bompa (1983) dalam Harsono (1988:219) koordinasi adalah “Erat hubungannya dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas.” Dari beberapa pernyataan diatas penulis simpulkan bahwa 64 DP. Jilid 11, Bil. 2/2011 Pendidikan Olah Raga koordinasi adalah suatu kemampuan biomotorik untuk memadukan berbagai macam gerakan ke dalam satu atau beberapa pola gerak dan erat hubungannya dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas. Dengan demikian koordinasi sangat dibutuhkan terutama koordinasi mata terhadap bola baik pada saat mengumpan (passing) maupun pada saat menghentikan (stoping). Koordinasi mata juga dibutuhkan untuk membaca permainan lawan, melihat situasi di sekitar seorang pemain dan dapat menghindari dari perlakuan kasar dari seorang pemain lawan. Kesimpulan Kegiatan ekstrakulikuler olahraga merupakan kegiatan yang memiliki pengaruh yang positif dalam pembentukan kemampuan gerak dasar pada siswa sekolah dasar. Dengan demikian kegiatan ekstrakulikuler olahraga dibutuhkan penanganan yang baik dan diharapkan lembaga pendidikan khususnya sekolah dasar hendaknya mampu memfasilitasi berbagai kegiatan ekstrakulikuler olahraga, dengan demikian siswa mampu tumbuh berkembang baik dari aspek, kognitif, apektif maupun psikomotor. Rujukan Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra. (1999). Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak. Bandung : Proyek Penataran Guru SLTP Setara D III. Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikollogis dalam Coaching. Bandung. CV. Tambak Kusuma. Hidayat, Imam. (1999). Biomekanika. Bandung : Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP Bandung. Kiram, Yanuar. 91992). Belajar Motorik. jakarta : Depdikbud, Dirjen Dikti, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Lutan, Rusli. (1986). Dasar-dasar Pendidikan Evaluasi ; Pengantar, Teori dan Praktek. Bandung : FPOK IKIP Bandung. Matakupan (1993). Teori Bermain. Depdikbud, Bagian Proyek Penataran Guru Penjas Setara D-II. 65 DP. Jilid 11, Bil. 2/2011 Pendidikan Olah Raga Nurhasan. (2000). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung : fkultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP Bandung. Soenardi. (1988). Ilmu Jiwa Anak. Surabaya : C.V. Tambak Sari. Sucipto. (1999). Sepak Bola. Depdikbud. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Sugiyanto (1992). Bermain Mainan dan Permainan. Jakarta : Dirjen Dikti. Supandi dan Lauren Seba. (1983). Teori Belajar Mengajar Gerak. Bandung : Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP Bandung. Surjono. (1988). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Departemen Pandidikan dan kebudayaan. Ucup dan Yadi. (2000). Teori Belajar Gerak. Bandung : Ganeca Exact. Wibawa. (1997). Permainan Bola Besar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 66