BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Protein adalah komponen terbesar dalam tubuh manusia setelah air. Jumlahnya 1/6 dari berat tubuh manusia, dan tersebar di dalam otot, tulang, kulit, serta berbagai cairan tubuh. Fungsi bagi tubuh antara lain :protein diperlukan oleh tubuh sebagai zat pembangun, pengatur dan bahan bakar. Sebagai zat pembangun, protein adalah bahan pembentuk jaringan baru di dalam tubuh,sedangkan sebagai zat pengatur, protein berperan mengatur berbagai sistem di dalam tubuh. Selain itu, sebagai bahan bakar, protein akan dibakar ketika kebutuhan energi tubuh tidak dapat dipenuhi oleh hidrat arang dan lemak ( Muchtadi, 2009). Kecukupan protein setiap orang berbeda tergantung pada beberapa faktor, yaitu; berat badan, umur, jenis kelamin, serta jumlah jaringan tubuh yang masih aktif. Makin besar dan berat bobot tubuh seseorang, semakin banyak jaringan aktifnya, sehingga makin banyak protein yang diperlukan untuk mempertahankan atau memelihara jaringan-jaringan tersebut (Muchtadi,2009). Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8). Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994). Karena itu di dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural disebut penyakit degeneratif yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan episode terminal (Darmojo dan Martono, 1994). Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun. Pada usia lanjut akan terjadi berbagai kemunduran pada organ tubuh Bagi orang usia lanjut pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia. Terutama bagi orang lanjut usia, protein sangat dibutuhkan untuk tubuh mereka. Kecukupan protein sehari yang dianjurkan pada usia lanjut adalah sekitar 0,8 gram/kg berat badan atau 15-25% dari kebutuhan energi. Konsumsi protein berlebih dapat membebani faal ginjal sehingga tidak dianjurkan untuk usia lanjut. Dalam keadaan normal, protein yang ada di dalam darah akan disaring oleh glomerulus ginjal sehingga tidak akan mungkin didapat di dalam urine. Protein darah merupakan molekul yang memiliki ukuran molekul yang sangat besar sehingga pada orang yang normal, tidak akan bisa menembus glomerulus. Jika ditemukan protein di dalam urine, kemungkinan glomerulus tersebut telah rusak. Sebagai catatan, jika telah dijumpai protein dalam tubulus, protein tersebut tidak akan direabsorpsi sehingga akan keluar melalui urine dan ini berbeda dengan zat – zat lain yang ukuran molekulnya lebih kecil, seperti glukosa, yang masih bisa direabsorpsi pada bagian tubulus. Itulah sebabnya mengapa proteinuria dapat juga digunakan untuk menduga adanya kerusakan pada ginjal. Berdasarkan hal tersebut diatas, penting untuk diteliti tentang apakah dijumpai protein dalam urine dan kalau ada berapa kadar protein dalam urin pada orang lanjut usia. 1.2. Rumusan Masalah Bagaimana kadar protein dalam urin orang yang lanjut usia, yaitu yang berumur lebih dari 60 tahun?. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Untuk mengetahui seberapa banyak kadar protein yang terdapat dalam urin pada orang lanjut usia (>60 tahun) 1.3.2. Tujuan khusus 1. Untuk mengetahui kadar protein dalam urin wanita lanjut usia. 2. Untuk mengetahui kadar protein dalam urin pria lanjut usia. 3. Untuk mengetahui berapa banyak lansia yang proteinuria dan yang normal. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Memberikan tambahan informasi/data tentang bagaimana protein pada urin orang usia lanjut. 2. Sebagai gambaran tak langsung fungsi ginjal pada lansia tersebut.