KEPATUHAN ANAK DEWASA AWAL PADA ORANG TUA DALAM KELOMPOK DEWAN DA’WAH JAWA TENGAH Khadijah Auliaur Rohmaani dan Bagus Riyono Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada INTISARI Keluarga adalah kelompok sosial terkecil dimana orang tua merupakan pendidik pertama bagi anak. Orang tua bertanggung jawab mengasuh dan mendidik anak, termasuk mengenalkan anak pada kultur sosial atau nilai-nilai yang dipercaya. Seiring bertambahnya usia, anak akan mengalami perubahan dan menuntut kemandirian sehingga kepatuhan yang ditunjukkan anak akan berkurang. Pada usia dewasa awal, anak mulai melakukan eksplorasi diri, terutama mengenai pilihan sekolah, pilihan pekerjaan, dan pilihan pasangan hidup. Anak dewasa awal mulai belajar untuk memutuskan kebutuhan hidupnya sendiri dan terlepas dari aturan orang tua. Akan tetapi, dalam Agama Islam, kepatuhan anak kepada orang tua adalah wajib sehingga anak yang telah menginternalisasi nilai-nilai ajaran Islam cenderung lebih patuh. Anak dapat menginternalisasi nilai-nilai agama Islam salah satunya karena pola asuh orang tua yang religius, yaitu berusaha membangun keluarga dengan berpedoman pada ajaran agama, dalam hal ini Agama Islam. Melalui wawancara mendalam, peneliti mencoba memahami kepatuhan anak dewasa awal kepada orang tua yang tergabung dalam Kelompok Dewan Da’wah Jawa Tengah. Hasil penelitian yang didapatkan dari pendekatan fenomenologis mengenai kepatuhan adalah ditemukannya enam kategori, yaitu keinginan anak, harapan orang tua, konflik, dukungan orang tua, kemandirian, dan hikmah kepatuhan. Dari keenam kategori tersebut dapat dideskripsikan bahwa kepatuhan tercipta karena interaksi dua pihak, yaitu orang tua dan anak. Keinginan anak dan harapan orang tua yang tidak seiring akan menimbulkan konflik. Sebaliknya, keinginan anak dan harapan orang tua yang seiring akan menghasilkan dukungan orang tua. Konflik yang mengalami resolusi dan dukungan orang tua akan menimbulkan kemandirian anak sehingga anak dapat mengambil hikmah kepatuhan melalui pengalaman hidupnya. Kata kunci: orang tua, anak dewasa awal, kepatuhan xiv OBEDIENCE FROM EMERGING ADULT TOWARD PARENTS IN DEWAN DA’WAH JAWA TENGAH COMMUNITY Khadijah Auliaur Rohmaani and Bagus Riyono Faculty of Psychology Universitas Gadjah Mada ABSTRACT The family is the smallest social group where parents are the first educators for children. Parents are responsible for caring, educating, and introducing children about social culture and religious values. As the child get older there are some changes, among others autonomy will increase while obedience will decrease. Emerging adulthood is in terms of identity exploration, especially about various possibilities in school, work, and love. Emerging adult start learning about freedom of choice, making their own decision, and asking autonomy toward parents. However, Islam requires children be obedient to parents with the result that children who have internalized the values of Islam tend to be more obedient. The child can internalize the values of Islam either because religious parenting style, that is parents tried to build a family based on Islamic religious theacings. Through in-depth interviews, researcher figure out how obedience from emerging adult toward parents in Dewan Da’wah Jawa Tengah. The results that obtained through a phenomenological theory approach revealed six categories, there are emerge adult’s urges, parents’ expectations, conflict, parents’ acceptance, autonomy, and obedience meaning. The categories can be described that obedience created by the interaction of two parties, namely the parents and emerge adults. Emerge adult’s urges and parents’ expectations that are not in line will cause conflict. Otherwise, emerge adult’s urges and parents’ expectation in line will generate parents’ acceptance. Experiencing conflict resolution and parents’ acceptance will lead to emerge adult’s autonomy so that there are lessons about obedience meaning through life experiences. Keywords: parents, emerging adult, obedience xv