xiv KEPATUHAN ANAK DEWASA AWAL PADA ORANG TUA

advertisement
KEPATUHAN ANAK DEWASA AWAL PADA ORANG TUA
DALAM KELOMPOK DEWAN DA’WAH JAWA TENGAH
Khadijah Auliaur Rohmaani dan Bagus Riyono
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada
INTISARI
Keluarga adalah kelompok sosial terkecil dimana orang tua merupakan pendidik pertama
bagi anak. Orang tua bertanggung jawab mengasuh dan mendidik anak, termasuk
mengenalkan anak pada kultur sosial atau nilai-nilai yang dipercaya. Seiring bertambahnya
usia, anak akan mengalami perubahan dan menuntut kemandirian sehingga kepatuhan yang
ditunjukkan anak akan berkurang. Pada usia dewasa awal, anak mulai melakukan
eksplorasi diri, terutama mengenai pilihan sekolah, pilihan pekerjaan, dan pilihan pasangan
hidup. Anak dewasa awal mulai belajar untuk memutuskan kebutuhan hidupnya sendiri
dan terlepas dari aturan orang tua. Akan tetapi, dalam Agama Islam, kepatuhan anak
kepada orang tua adalah wajib sehingga anak yang telah menginternalisasi nilai-nilai
ajaran Islam cenderung lebih patuh. Anak dapat menginternalisasi nilai-nilai agama Islam
salah satunya karena pola asuh orang tua yang religius, yaitu berusaha membangun
keluarga dengan berpedoman pada ajaran agama, dalam hal ini Agama Islam. Melalui
wawancara mendalam, peneliti mencoba memahami kepatuhan anak dewasa awal kepada
orang tua yang tergabung dalam Kelompok Dewan Da’wah Jawa Tengah. Hasil penelitian
yang didapatkan dari pendekatan fenomenologis mengenai kepatuhan adalah
ditemukannya enam kategori, yaitu keinginan anak, harapan orang tua, konflik, dukungan
orang tua, kemandirian, dan hikmah kepatuhan. Dari keenam kategori tersebut dapat
dideskripsikan bahwa kepatuhan tercipta karena interaksi dua pihak, yaitu orang tua dan
anak. Keinginan anak dan harapan orang tua yang tidak seiring akan menimbulkan konflik.
Sebaliknya, keinginan anak dan harapan orang tua yang seiring akan menghasilkan
dukungan orang tua. Konflik yang mengalami resolusi dan dukungan orang tua akan
menimbulkan kemandirian anak sehingga anak dapat mengambil hikmah kepatuhan
melalui pengalaman hidupnya.
Kata kunci: orang tua, anak dewasa awal, kepatuhan
xiv
OBEDIENCE FROM EMERGING ADULT TOWARD PARENTS
IN DEWAN DA’WAH JAWA TENGAH COMMUNITY
Khadijah Auliaur Rohmaani and Bagus Riyono
Faculty of Psychology Universitas Gadjah Mada
ABSTRACT
The family is the smallest social group where parents are the first educators for children.
Parents are responsible for caring, educating, and introducing children about social culture
and religious values. As the child get older there are some changes, among others
autonomy will increase while obedience will decrease. Emerging adulthood is in terms of
identity exploration, especially about various possibilities in school, work, and love.
Emerging adult start learning about freedom of choice, making their own decision, and
asking autonomy toward parents. However, Islam requires children be obedient to parents
with the result that children who have internalized the values of Islam tend to be more
obedient. The child can internalize the values of Islam either because religious parenting
style, that is parents tried to build a family based on Islamic religious theacings. Through
in-depth interviews, researcher figure out how obedience from emerging adult toward
parents in Dewan Da’wah Jawa Tengah. The results that obtained through a
phenomenological theory approach revealed six categories, there are emerge adult’s urges,
parents’ expectations, conflict, parents’ acceptance, autonomy, and obedience meaning.
The categories can be described that obedience created by the interaction of two parties,
namely the parents and emerge adults. Emerge adult’s urges and parents’ expectations that
are not in line will cause conflict. Otherwise, emerge adult’s urges and parents’ expectation
in line will generate parents’ acceptance. Experiencing conflict resolution and parents’
acceptance will lead to emerge adult’s autonomy so that there are lessons about obedience
meaning through life experiences.
Keywords: parents, emerging adult, obedience
xv
Download