BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Komunikasi

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
2.1.1 Komunikasi Sebagai Ilmu
Komunikasi adalah salah satu dari aktivitas manusia yang dikenali
oleh semua orang namun sangat sedikit yang dapat mendefinisikannya secara
memuaskan. Komunikasi memiliki variasi definisi yang tidak terhingga
seperti; saling berbicara satu sama lain, televisi, penyebaran informasi, gaya
rambut kita, kritik sastra, dan masih banyak lagi.8
Sedangkan melvin DeFleur dan Dennis McQuail merumuskan bahwa
komunikasi adalah proses dimana komunikator menggunakan media untuk
menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan
makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan
berbeda dengan melalui berbagai cara9
2.1.2 Komunikasi Massa
Komunikasi massa pada dasarnya merupakan suatu bentuk komunikasi
dengan melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan tekhnologi
media massa, seperti suratkabar, majalah, radio, dan televisi. Hadirnya media
baru memberi perspektif pandangan yang baru terhadap komunikasi massa.
8
9
Fiske, John. 2012, Pengantar Ilmu Komunikasi, Rajawali Pers, Jakarta. Hal 1
Riswandi, 2009. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hlm. 103
8
9
Littlejohn (2002:303) menawarkan definisi yang barang kali lebih
memadai mengenai komunikasi komunikasi massa dengan menyatakan bahwa
komunikasi massa merupakan the process whereby media organizations
produce and transmit message to large publics and the process by which those
messages are sought, used, understood, and influenced by audiences (proses
dimana organisasi-organisasi media memproduksi dan menyampaikan pesanpesan kepada khalayak luas dan proses dimana pesan-pesan dicari, digunakan,
dipahami, dan di pengaruhi oleh khalayak.10
2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa
Ada beberapa fungsi yang seharusnya terdapat dalam komunikasi
massa yaitu seperti berikut:
1. Informasi
Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat
dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui
informasi ini adalah berita-berita yang disajikan.
2. Hiburan
Fungsi hiburan menduduki posisi paling tingggi dibandingkan fungsifungsi yang lain. Masalahnya, masyarakat kita masih menjadikan televisi
sebagai media hiburan.
3. Persuasi
10
Pawito, Ph.D, 2007, Penelitian Komunikasi Kualitatif, LKiS, Yogyakarta. Hal 16
10
Fungsi persuasi komunikasi massa tidak kalah penting dengan fungsi
informasi dan hiburan. Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilas
hanya berupa informassi, akan tetapi jika diperhatikan secara teliti lagi
ternyata mendapat fungsi persuasi.
4. Mendorong Kohesi Sosial
Media massa mendorong masyarakat untuk bersatu. Dengan kata lain,
media massa merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa
bercerai-cerai bukan keadaan yang baik bagi kehidupan mereka.
5. Pengawasan
Bagi Lasswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan.
Artinya menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai
kejadian-kejadian yang ada disekitar kita.
6. Korelasi
Fungsi korelasi yang dimaksud adalah fungsi yang menghhubungkan
bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya.
7. Pewarisan Sosial
Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik
yang menyangkut pendidikan formal, maupun informal yang mencoba
meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata
dan etika dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
11
8. Melawan Kekuasaan dan Kekuatan Represif
Komunikasi massa dipahami secara linier memerankan fungsi-fumgsi
klasik seperti yang diungkapkan sebelumnya. Komunikasi massa berpeeran
memberikan informasi. Namun, informasi yang diungkapkan ternyata
mempunyai motif-motif tertentu untuk melawan kemapanan.
9. Menggugat Hubungan Trikotomi
Hubungan trikotomi adalah hubungan yang bertolak belakang antara
tiga pihak. Dalam kajian komunikasi, hubungan trikonomi melibatkan
pemerintah, pers, dan masyarakat. Ketiga pihak ini dianggap tidak pernah
mencapai sepakat karena perbedaan kepentingan masing-masing pihak.11
2.1.4 Karakteristik Komunikasi Massa
Karakteristik Komunikasi massa adalah sebagai berikut :
1. komunikator Terlembagakan
Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Kita sudah
memahami bahwa komunikasi massa itu menggunakan media masa, baik
media cetak maupun elektronik. Dengan mengingat kembali pendapat Wringt,
bahwa komunikasi massa itu malibatkan lembaga, dan komunikatornya
bergerak dalam organisasi yang kompleks.12
2. Pesan Bersifat Umum
11
12
Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2007. Hal 63-90
Ibid Elvinaro Ardianto. Hlm 3.
12
Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu
ditujukan untuk semua orang dan tidak ditunjukan untuk sekelompok orang
tertentu. Oleh karena itu, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan
komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Pesan komunikasi
massa yang dikemas dalam bentuk apa pun harus memenuhi kriteria penting
atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar
komunikasi.
3. komunikannya Anonim Heterogen
Komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Dalam komunikasi
massa,
komunikator
tidak
mengenal
komunikan
(anonim),
karena
komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping
anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri
berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan
berdasarkan faktor : usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang
budaya, agama.13
4. media Massa Menimbulkan Keserampakan
Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya,
adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikasi yang dicapainya relatif
banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak
tersebut secara serempak pada waktu bersamaan memperoleh pesan yang
sama pula.
13
Ibid.Hlm 8.
13
5. komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
Demensi isi menunjukkan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang
dikatakan, sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara
mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta
komunikasi itu.14
6. komunikasi massa bersifat Satu Arah
Selain ada ciri
yang merupakan keunggulan komunkasi
massa
dibandingkan dengan komuniklasi lainnya, ada juga ciri komunikasi massa
yang merupakan kelemahannya. Karena komunikasinya melalui media massa,
maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak
langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif
menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog
sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpersona. Dengan kata lain,
komunikasi massa itu bersifat satu arah.15
7. stimulasi Alat Indra Terbatas
Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu
kelemahannya, adalah stimulasi alat indra yang terbatas. Pada komunikasi
antarpersona yang bersifat tatap muka, maka seluruh alat indra pelaku
komunikasi, komunikator dan komunikan, dapat digunakan secara maksimal.
Kedua belah pihak dapat melihat, mendengar secara langsung, bahkan
14
15
Ibid. Hlm 7.
Ibid. Hlm 10.
14
mungkin merassa. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung
pada jenis media massa.16
8. umpan Balik Tertunda dan tidak langsung
Komponen umpan balik atau yang popular dengan sebutan feedback
merupakan faktor penting dalam proses komunikasi antarpersona, komunikasi
kelompok, dan komunikasi massa. Efetivitas komunikasi komunikasi
seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan.
Umpan balik sebagai respons mempunyai volume yang tidak terbatas pada
komunikasi antarpersona. Dalam proses komunikasi massa, umpan baik
bersifat tidak langsung dan tertunda. Artinya, komunikator komunikasi massa
tidak dapat dengan segera mengetahui bagaimana reaksi khalayak terhadap
pesan yang disampaikannya. Tanggapan khalayak bisa diterima lewat telepon,
e-mail itu menunjukkan bahwa feedback komunikasi massa bersifat tertunda
(delayed).17
2.1.4 Media Massa
Media massa adalah suatu jenis komunikasi yang di tunjukan kepada
sejumlah khalayak besar atau banyak yang tersebar, heterogen dari anonim
melewati media cetak atau elektronik, sehingga pesan informasi yang sama
dapat diterima secara serentak dan sesaat. 18
16
17
18
Ibid. Hlm 11.
Ibid. Hlm 12.
McLuhan,M.Understanding Media: The Extensive of Man, New York, 1964, hal 11
15
Dengan demikian yang dimaksud dengan Media Massa merupakan
alat yang digunakan menyebarkan informasi kepada khalayak.
2.1.5 Jenis-jenis Media Massa
Media massa adalah alat yang digunakan untuk penyampain pesan dari
sumber
kepada
khalayak
(penerima)
dengan
menggunakan
alat-alat
komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi.19
1. Surat kabar
Surat kabar sebagai media massa tertua sebelum ditemukan
film,radio, dan tv. Salah satu kelebihan surat kabar ialah mampu memberi
informasi yang lebih lengkap, bisa dibawa kemana-mana, terdokumentasi
sehingga mudah diperoleh bila diperlukan.20
2. Film
Film merupakan karya seni yang diproduksi secara kreatif dan
memenuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika
(keindahan) yang sempurna. Film lebih dahulu menjadi hiburan dibanding
radio siaran dan televisi. Seperti halnya televisi siara, tujuan khalayak
menonton film terutama adalah memperoleh hiburan.21
19
Ibid. Hafid Cangara. Hlm 122.
Ibid. Hafid cangara. Hlm 127.
21
Elvinaro Ardianto, lukiati komala, Siti karlinah. Hlm 145.
20
16
3. Radio
Salah satu kelebihan radio dibanding dengan media lainya, ialah
cepat dan mudah dibawah kemana-mana. Radio bisa dinikmati sambiln
mengerjakan pekerjaan lain, seperti memasak, menulis, menjahit, dan
semacamnya.22
4. Televisi
Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling
berpengaruh pada kehidupan manusia.23 Fungsi televisi sama dengan
fungsi media lainnya (surat kabar dan radio siran), akni memberi
informasi, mendidik, menghibur.24
2.2 Film
2.2.1 Pengertian Film
Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi massa
visual dibelahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di
bioskop, flm televisi dan film video laser setiap minggunya. Di Amerika
Serikat dan kanada lebih dari satu juta tiket film terjual setiap tahunnya (Agee,
et. Al., 2001:364).25
Teoritikus Perancis membedakan “film” dengan “sinema”. “films”
berarti berhubungan dengan film dan dunia disekitarnya, misalnya sosial,
22
Ibid. Hafid Cangara. Hlm 124.
Ibid. Hafid Cangara. Hlm 134.
24
Ibid. Hafid. Cangara. Hlm 137.
23
25
Hayward, Susan. 1996, Key Concept in Cinema Studies, Hal 72
17
politik dan kebudayaan. Film juga berfungsi sebagai arsip sejarah yang
merekam jiwa zaman tertentu.26
2.2.2 Karakteristik Film
Faktor-faktor yang menunjukkan karakteristik film adalah layar lebar,
pengambilan gambar, konsentrasi penuh dan identifikasi psikologis.
1. Layar yang luas/lebar
Film dan televisi sama-sama menggunakan layar, namun kelebihan
media film adalah layarnya yang berukuran luas.
2. Pengambilan gabar
Sebagai konsekuensi layar lebar, maka pengambilan gambar atau shot
dalam film bioskop memungkinkan dari jarak jauh extreme long shot, dan
panoramic shot, yakni pengambilan pemandangan menyeluruh. Shot tersebut
dipakai untuk memberi kesan artistik dan suasana yang sesungguhnya,
sehingga film menjadi lebbih menarik.
3. Konsentrasi Penuh
Dari pengalaman kita masing-masing, di saat kita meonton film di
bioskop, bla tempat duduk sudah penuh atau waktu main sudah tiba, pintupintu ditutup, lampu dimatikan, tampak di depan kita layar luas dengan
gambar-gambar cerita film tersebut. Kita semua terbebas dari gangguan hiruk
pikuknya suara diluar karena biasanya ruang kedap suara. Semua mata hanya
tertuju pada layar, sementara pikiran perasaan kita tertuju pada alur cerita.
26
Al-Malaky, Ekky. 2004, Remaja Doyan Nonton, PT. Mizan Bunaya Kreativa, Bandung. Hal 42
18
4. Identifikasi Psikologis
Kita semua dapat merasakan bahwa suasana digedung bioskop telah
membuat pikiran dan perasaan kita larut dalam cerita yang disajikan. Karena
penghayatan kita amat mendalam, sering kali secara tidak sadar kita
menyamakan (mengidentifikasi) pribadi kita dengan seorang pemeran dalam
film itu, sehingga seolah-olah kita lah yang sedang berperan. Gejala ini
menurut ilmu jiwa sosial disebut sebagai identifikasi psikologis (Effendy,
1981: 19).
2.2.3. Jenis-jenis Film
Sebagai seorang komunikator penting untuk mengetahui jenis-jenis
film agar dapat memanfaatkan film tersebut sesuai dengan karakteristiknya.
Film dapat dikelompokkan pada jenis film cerita, film berita, film dokumenter,
dan film kartun.
1. Film Cerita
Film cerita (story film), adalah jenis film yang mengandung suatu
cerita yang lazim dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop dengan bintang
film tenar dan film ini didistribusikan sebagai barang dagangan.
2. Film Berita
Film berita atau newsreeladalah film mengenai fakta, peristiwa yang
benar-benar terjadi. Karena sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada
publik harus mengandung nilai berita (news reel).
19
3. Film Dokumenter
Film dokumenter (dokumentary film) didefinisikan oleh Robert
Flaherty sebagai “karya ciptaan mengenai kenyataan” (creative tretment of
actualy). Berbeda dengan film berita yang merupakan rekaman kenyataan,
maka film dokumenter merupakan hasil interpretasi pribadi (pembuatnya)
mengenai kenyataan tersebut.
4. Film Kartun
Film kartun (cartoon film) dibuat untuk konsumsi anak-anak. Dapat
dipastikan, kita semua mengenal tokoh Donal Bebek (Donald Duck), putri
salju (Snow White), Miki Tikus (Mickey Mouse) yang diciptakan oleh seniman
Amerika Serikat Walt Disney.
2.2.4 Tema Film
1. Drama
Dalam tema ini film yang diangkat merupakan aspek-aspek human
interest. Sehingga sasarannya adalah perasaan penonton untuk meresapi
kejadian yang menempatkan tokoh dalam film ini.
2. Action
Jenis film yang mengandung unsur pertengkaran secara fisik
diantara tokoh jahat dan baik, padaa degan perkelahian misalnya tokoh
utama bias digantikan oleh pemeran pengganti atau stundman yang
diperankan seolah-olah pelaku adalah tokoh tersebut.
3. Komedi
20
Film dengan tema ini adalah jenis film yang mengutamakan sisi
lucu dan menghibur. Film komedi tidak harus dimainkan oleh pelawak,
tetapi juga bias dimainkan oleh pemain biasa dan selalu menawarkan
sesuatu yang dapat membuat penonton tertawa dan senyum.
4. Tragedi
Film yang bertemakan tragedi biasanya menitik beratkan pada
nasib tokoh utama yang selamat dari perampokan atau pembunuhan yang
lainnya.
5. Horror
Film horror adalah film yang menawarkan suasana menakutkan
dan menyeramkan yang dapat membuat bulukuduk penontonnya
merinding. Suasana dibuat sedemikian rupa dibantu dengan animasi dan
special effect atau pun dukungan dari artis-artis dalam film tersebut,
sehingga dapat menimbulkan kedan mencengkam dan menyeramkan.
6. Drama Action
Dalam film drama action menyuguhkan suasana drama serta
dibalut dengan adegan-adegan pertengkaran fisik. Biasanya film dimulai
dengan suasana drama lalu suasana tegang dengan pertengkaranpertengkaran.
7. Drama Komedi
Merupakan jenis film yang bertemakan drama yang kental namun
dibalut dengan komedi sehingga film tersebut terasa tidak membosankan.
8. Komedi Horror
21
Film ini menampilkan film horror yang berkembang kemudian
diplesetkan menjadi film komedi.
9. Musikal
Jenis film yang diisikan dengan lagu-lagu maupun irama melodius,
sehingga penyutradaraan, penyuntingan, acting, termasuk dialog dikonsep
termasuk dalam lagu-lagu dan irama melodius. 27
1.2.5
Unsur-unsur Film
1. Sutradara
Sutradara memiliki tanggung jawab yang meliputi aspek-aspek
kreatif baik interpretative maupun teknis dari sebuah produksi film.
Sutradara juga harus mampu membuat film dengan wawasan dan
karakteristikan untuk mengontrol film dari awal produksi hingga tahap
penyelesaian.
2. Penulis Skenario
Naskah atau skenario merupakan unsure yang sangat penting
dalam film. Naskah sebuah skenario adalah sebuah cerita yang sudah
ditata dan dipersiapkan menjadi naskah jadi yang siap diproduksi.
27
Hayward, Susan. 1996, Key Concept in Cinema Studies, Hal 72
22
3. Penyunting
Seorang editing atau editor bertugas menyusun hasil shooting
hingga membentuk suatu cerita agar sempurna dan mendapatkan isi
yang diinginkan.
4. Penata Artistik
Penyusun segala sesuatu yang melatar belakangi cerita film atau
yang biasa disebut setting. Piñata artistik menerjemahkan konsep
visual sutradara kep[ada pengertian-pengertian visual.
5. Penata Suara
Adalah media audio-visual dalam film yang akan membuat
pertunjukan film lebih hidup. 28
Dengan demikian pengertian film menurut peneliti adalah
sebuah komunikasi yang di visualisasikan lewat audio visual untuk
menyampaikan pesan kepada khalayak.
2.3 Figur Jurnalis Perang
2.3.1 Figur
Menurut Aminuddin (2002:79) figur adalah pelaku yang mengemban
peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalanin suatu
28
Marselli. Sumarno, 1996, Dasar-dasar Apresiasi Film, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, Hal
31.
23
cerita. Ditambahkan oleh Nurgiyantoro, bahwa istilah tokoh mengacu pada
orangnya, pelaku cerita (2007:165).29
2.3.2 Jurnalis
Jurnalistik atau journalism berasal dari perkataan journal, artinya
catatan harian, atau catatan mengenai kejadian sehari-hari, atau bias juga
berarti surat kabar. Journal berasal dari perkataan latin diurnalis, artinya harian
atau tiap hari. Dari perkataan latin kata jurnalis, yaitu orang yang melakukan
pekerjaan jurnalistik.
MacDougall menyebutkan bahwa journalisme adalah kegiatan
menghimpun berita, mencari fakta, dan melaporkan peristiwa. Jurnalisme
sangat diperlukan dalam suatu Negara Demokratis.
2.3.3 Perang
perang adalah satu bukti sejarah di mana-mana yang hakikatnya adalah
bukti keserakahan manusia. Di lain pihak, perang juga merupakan manifestasi
harga diri sebuah bangsa, sulit untuk disalahkan, pun sama sulitnya untuk
dibenarkan.30
Ciri-ciri jurnalis yang berorientasipada perang atau kekerasan adalah:
1. Hanya menyoroti daerah-daerah konflik, biasanya hanya melihat dua
pihak yang
29
Rokhmansyah. Alfian, 2014. Studi dan Pengkajian Sastra: Perkenalan Awal Terhadap Ilmu Sastra,
Yogyakarta. Hal 34
30
Hariyadi, Langit Kresna. 2006, Gajah Mada, Perang Bubat, Tiga Serangkai, Solo. Hal xi
24
bertikai dengan satu tujuan (kemenangan), konflik direduksi menjadi
sebuah perang yang tidak mungkin mencapai titik temu.
2. Melihat waktu dan konflik secara tertutup, hanya menyoroti tempat-tempat
kejadian. Melihat sebab dan akibat hanya sebatas peristiwa, seperti siapa
yang pertama kali membunuh, bagaimana pihak lain membalasnyadan
sebagainya.
3. Membuat konflik bersifat rahasia.
4. Menggunakan kerangka “kita-mereka” dan hanya menyuarakan kita.
5. Melihat keberadaan mereka sebagai masalah dan selalu menyoroti
kemenangan atau Kekalahan dari mereka yang terlibat konflik.
6. Menciptakan kesan tentang musuh yang biadab, terutama jika ada yang
menggunakan Senjata.
7. Reaktif: Hanya membuat laporan atau berita ketika kekerasan terjadi.
8. Hanya menyoroti akibat-akibat yang terlihat dari kekerasan, seperti korban
pembunuhan, luka-luka, kerusakan bangunan dan sebagainya.31
Beberapa hal yang menjadikan siaran langsung dari tengah wilayah
konflik yang dilanda peperangan lebih kompleks.
Pertama,siaran langsung dari tengah wilayah yang dilanda konflik
peperangan menuntut peralatan yang canggih namun ringkas.
Kedua, diwilayah yang dilanda konflik, keamanan dari reporter perlu
mendapat perhatian. Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik selalu berusaha
31
Lynch, Jake, dan McGoldrick, Anabel. (2005). “Peace Journalism: How To Do It” ?,Jurnalisme
Damai: Bagaiamana Melakukannya ?.LSPP dan The British Council.
25
agar tindakan yang mereka lakukan diberitakan dengan pemberitaan yang
mereka inginkan menguntungkan mereka.
Ketiga, tekanan untuk melakukan reportase langsung. Para reporter
yang bertugas di wilayah konflik perang bekerja dalam tekanan deadline yang
berlangssung setiap detik.32
2.4 Analisis Semiotika Komunikasi Charles Sander Pierce
2.4.1 Pengertian Semiotika
Istilah semiotik lazim dipakai oleh ilmuan Amerika, sedangkan
ilmuan Eropa lebih banyak menggunakan istilah semiologi. Semiotika adalah
cabang ilmu yang mengkaji persoalan tanda dan proses yang yang berlaku
bagi tanda. Semiotik adalah tanda sebagai tindak komunikasi yang
disempurnakan menjadi model sastra yang mempertanggungjawabkan semua
faktor dan aspek substansi untuk pemahaman gejala kesusastraan sebagai alat
komunikasi yang khas dalam masyarakat.33
Secara etimologis, istilah semiotika berasal dari kata yunani semeion
yang berarti tanda. Tanda itu didefinisikan sebagai suatu yang atas dasar suatu
konvensi sosial yang terbangun sebelumnya dapat dianggap mewakili sesuatu
32
Junaedi. Fajar, 2013, Jurnalisme Penyiaran Dan Reportase Televisi, Jakarta, Kencana Prenada Media
Group. Hal 126-127
33
Rusmana. Dadan, M.Ag. 2014, Filsafat Semiotika, CV PUTAKA SETIA, Bandung. Hal 5
26
yang lain. Contohnya asap menandai adanya api, sirine mobil yang keras
meraung-raung menandai adanya kebakaran disudut kota. 34
Secara terminologis, semiotika dapat diidentifikasikan sebagai ilmu
yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh
kebudayaan sebagai tanda.
Pada dasarnya, analisis semiotika memang merupakan sebuah ikhtiar
untuk merasakan sesuatu yang aneh, sesuatu yang perlu dipertanyakan lebih
lanjut ketika membaca teks atau narasi/wawancara tertentu.
Tanda-tanda (sign) adalah basis atau dasar dari seluruh komunikasi
kata pakar komunikasi Littlejohn yang terkenal dengan bukunya: ”Theories on
Human Behaviour” (1996). Menurut Littlejohn, manusia dengan perantaraan
tanda-tanda dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya dan banyak hal
yang bisa dikomunikasikan di dunia ini.
Sedangkan menurut Umberto Eco ahli semiotika yang lain, kajian
semiotika sampai sekarang membedakan dua jenis semiotika yakni semiotika
komunikasi dan semiotika signifikasi.
Semiotika komunikasi menekankan pada teori tentang produksi tanda
yang salah satu di antaranya mengasumsikan adanya enam factor dalam
34
Wibowo. Indrawan Seto Wahyu, 2011, Semiotika Komunikasi, Mitra Wacana Media, Jakarta. Hal 5
27
komunikasi yaitu pengirim, penerima kode atau system tanda, pesan, saluran
komunikasi dan acuan yang dibicarakan.
Sementara, semiotika signifikasi tidak „mempersoalkan‟ adanya tujuan
berkomunikasi. Pada jenis yang kedua, yang lebih diutamakan adalah segi
pemahaman suatu tanda sehingga proses kognisinya pada penerima tanda
lebih diperhatikan ketimbang prosesnya.35
2.4.2 Analisis Semiotika Komunikasi Charles Sander Pierce
Semiotika sebagai suatu cabang keilmuan memperlihatkan pengaruh
yang semakin luas dan kuat dalam berbagai bidang. semiotika mempunyai
pengaruh pada bidang seni rupa, seni tari, seni film, desain produk, arsitektur,
desain komunikasai visual, antropologi, sosilogi, politik, kajian keagamaan,
media studies dan cultural studies.
Secara etimologis, kata atau istilah semiotika berasal dari Yunani:
semion yang berarti “tanda” atau seme yang berarti “penafsiran tanda”.
Semiotika berakar dari studi klasik dan skolastik atau seni logika, retorika, dan
poetika. “Tanda” bermakna sesuatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain.
Contohnya, asap menandai api.
Secara terminologis semiotika dapat diidentifikasikan sebagai ilmu
yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh
kebudayaan sebagai tanda. Karena pada dasarnya, analisis semiotika bersifat
35
Ibid. Hal 7-9
28
paradignatic dalam arti berupaya menemukan makna termasuk dari hal-hal
yang tersembunyi di balik sebuah teks.36
Charles Sander Peirce lahir dalam sebuah keluarga intelektual pada
tahun 1839, Pierce berkembang pesat dalam pendidikannya di Harvad. Pada
tahun 1859 dia menerima gelar BA, kemudian pada tahun 1862 dan 1863
secara berturut-turut dia menerima gelar M.A dan B.sc dari Universitas
Harvad.
Teori Peirce seringkali disebut sebagai „grand theory’ dalam
semiotika. Mengapa begitu? Ini lebih disebabkan karena gagasan Pierce
bersifat menyeluruh, deskripsi structural dari semua system penandaan. Pierce
ingin mengidentifikasi partikel dasar dari tanda dan menggabungkan kembali
semua komponen dalam struktur tunggal.
Sebuah tanda atau representamen menurut Charles Sanders Peirce
adalah sesuatu yang bagi seorang mewakili sesuatu yang lain dalam beberapa
hala atau kapasitas. Sesuatu yang lain itu ---oleh Pierce disebut interpretandinamakan sebagi interpretan dari tanda yang pertama, pada gilirannya akan
mengacu pada objek memiliki relasi „triadik‟ langsung dengan interpretan dan
objeknya. Apa yang dimaksud dengan proses „semiosis‟ merupakan suatu
proses yang memadukan entitas (berupa representamen) dengan entitas lain
yang disebut sebagai objek.37
36
37
Indiwan Seto Wahyu Wibowo. Semiotika Komunikasi. Jakarta. Mitra Wacana Media. 2011. Hal 5
Ibid. Hal 13-14
29
Makna ini oleh Pierce disebut sebagai signifikasi.
Elemen Makna Pierce (Tipologi Tanda Versi Charles S Pierce)
Interpretan
----------------------------- ---
Representament/ground
Object
Sebuah tanda atau representamen menurut Charles Sanders Peirce
adalah yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau
kapasitas. Sesuatu yang lain itu oleh Peirce di sebut interpretant , dinamakan
sebagai interpretant dari tanda yang pertama, pada gilirannya akan mengacu
pada objek tertentu. Dengan demikian menurut Peirce sebuah tanda atau
representamen memiliki relasi „triadik‟ langsung dengan interpretan dan
objeknya. Apa yang dimaksud dengan proses „semiosis‟ merupakan suatu
proses yang memadukan entitas (berupa representamen) dengan entitas lain
yang disebut sebagai objek. Proses ini oleh Peirce disebut sebagai signifikasi.
30
a. Interpretant (Makna)
konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan
menurunkan ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak
seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.
Contohnya: 1 foto lee min hoo artis korea yang sedang berdiri di panggung
dengan baju putih dan berdasi sambil mengkedepankan bibir nya tetapi lee min
hoo tidak menatap ke kamera mungkin lee min hoo sedang disuruh bergaya
seperti itu dan salah satu cameramen tidak sengaja mengambil gambarnya.
Bab 3 contoh: 1 adegan film brilliant legancy (korea) yang seorang wanita
sedang duduk dengan menggunakan headset dan handphone di sebuah tepi jalan
sedang menunggu adiknya yang pulang sekolah itu makna interpretant mungkin
wanita itu bosan menunggu adiknya maka dari itu dia mendengarkan lagu dari
hanphone nya.
b. Representament/ground (Tanda)
diartikan sebagai representasi dari gejala yang memiliki sejumlah
kriteria, seperti nama, peran, fungsi, tujuan, dan makna. Tanda tersebut berada
di seluruh kehidupan manusia sehingga menjadi nilai intrisik dari setiap
kebudayaan manusia dan menjadi system tanda yang digunakan sebagai
pengatur kehidupan. Tanda dapat muncul dalam bentuk struktur karya sastra,
stuktur real, bangunan, artefak, nyanyian, mode pakaian, sejarah, dan
sebagainnya. Oleh karena itu,tanda-tanda itu (yang berada dalam system tanda)
sangat akrab, bahkan melekat pada kehidupan manusia yang penuh makna
31
(meaningful action) seperti teraktualisasi pada bahasa, religi, seni, sejarah, dan
ilmu pengetahuan (Alex Sobur,2001:124).38
Contohnya: dari foto tersebut semua gambar atau yang berada di panggung itu
adalah tanda, dari baju nya, dasi, lampu, panggung, orang-orang yang berada di
gambar itu adalah tanda dari gambar itu.
Bab 3: dari film brilliant legancy semua gambar itu adalah tanda, dari
bangkunya, handphone nya, dan juga tempat lain disekitar nya adalah tanda.
c. Object
adalah konteks social yang menjadi refrensi dari tanda atau sesuatu
yang dirujuk tanda.
Contohnya: lee min hoo adalah objek nya yang nyata lee min hoo berdiri di
pnggung sedang berpose seperti itu dial ah objek nyata nya.
Bab 3: di film brilliant legancy wanita yang sedang duduk santai itu menunggu
adiknya tetapi di dunia nyata wanita itu tidak seperti di film yang menunggu
adiknya sedang duduk santai.
Upaya klasifikasi yang dilakukan oleh Pierce terhadap tanda memiliki
kekhasan meski tidak bisa dibilang sederhana. Pierce membedakan tipe-tipe
tanda menjadi : Ikon (icon), Indeks (index) dan simbol (symbol) yang
didasarkan atas relasi diantara representamen dan objeknya.
1. Ikon
38
Ibid hal: 39
32
Adalah tanda yang mengandung kemiripan „rupa‟ sehingga tanda itu
mudah dikenali oleh para pemakianya. Di dalam ikon hubungan antar
representamen dan objeknya terwujud sebagai kesamaan dalam beberapa
kualiatas.
2. Indeks
Adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal atau eksistensi
diantara representamen dan objeknya. Di dalam indeks, hubungan antara tanda
dengan objeknya bersifat konkret, aktual dan biasanya melalui suatu cara yang
sekuensial atau kausal.
3. Symbol
Merupakan jenis tanda yang bersifat arbiter konvensional sesuai
kesepakatan atau konvensi sejumlah orang atau masyarakat. Tanda-tanda
kebahasaan pada umumnya adalah symbol-simbol.
Dari sudut pandang Charles Pierce ini, proses signifikasi bisa saja
menghasilkan rangkaian hubungan yang tidak berkesudahan, sehingga pada
gilirannya sebuah interpretan akan menjadi representamen, menjadi interpretan
lagi, jadi representamen lagi seterusnya.39
Peneliti memilih semiotika komunikasi peirce karena Peirce pernah
menegaskan bahwa kita hanya biasa berfikir dengan sarana tanda. Itulah
sebabnya tanpa tanda kita tidak dapat berkomunikasi.40
39
40
Ibid. Hal 18-19
Sobur, Alex. 2009. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal xxii
33
Table 2. Tahap Tanda
Tahap 1
Manusia memersepsi dasar (ground) tanda (disebut
juga representamen), misalnya melihat asap dari jauh.
Tahap 2
Ia mengaitkan dasar (ground) dengan pengalaman, (O)
misalnya asap dikaitkan dengan kebakaran. Jadi,
kebakaran dirujuk oleh asap atau dasar (asap) merujuk
pada objek (kebakaran).
Tahap 3
Kemudian ia menafsirkan kebakaran itu terjadi di (I)
pertokoan yang dikenalnya. Proses ini disebut dengan
interpretant.
(R)
2.4.2 Cara kerja semiotika Charles Sander Pierce
Charles Sander Pierce (1893-1914) membagi tanda dan cara kerjanya
kedalam tiga kategori sebagaimana tampak dalam table dibawah ini. Meski
begitu dalam praktiknya, tidak dapat dilakukan secara ‘mutually exlusive’ sebab
dalam konteks-konteks tertentu ikon dapat menjadi symbol. Banyak simbol
yang berupa ikon. Disamping menjadi indeks, sebuah tanda sekaligus juga
berfungsi sebagai simbol.
Selain itu, Pierce juga memilah-milh tipe tanda menjadi kategori
lanjutan, yakni kategori firstness, secondness dan thirdness. Tipe-tipe tanda
tersebut meliputi (1) qualisign, (2) signsign, dan (3) legisign. Begitu juga
dibedakan menjadi (1) rema (rheme), (2) tanda disen (dicent sign) dan (3)
argumen (argument).
34
Dari berbagai kemungkinan persilangan diantara seluruh tipe tanda ini
tentu dapat dihasilkan berpuluh-puluh kombinasi yang kompleks.41
Table 3. Kerangka Kerja Analisis Semiotik C.S.P
Interpretant
adalah
tanda yang tertera di
Representement
Object adalah sesuatu
adalah unsur tanda
dalam
pikiran
si
yang diwakili.
penerima setelah melihat
yang mewakili sesuatu.
representamen.
Deskripsi
Deskripsi
Deskeipsi
RUPA TANDA
ACUAN
TANDA
dengan
menghubungkan rupa
tanda dan acuan tanda,
serta memperlihatkan
kategori tanda: ICON
keserupaan atau “tiruan
tak serupa” dengan
bentuk objek, INDEX
keterkaitan
atau
hubungan kausal antara
tanda dan objek, atau
SYMBOL
tanda
sebenarnya
yang
terbentuk
karena
adanya
konvensi
kesepakatan.
keberadaan
TANDA
dengan
meperlihatkan
kategori
tanda
dan
kualitas makna, serta
kualitas tanda: RHEME
tanda
yang
masih
memiliki kemungkinan
untuk
diinterpretasi(qualisign),
DISCISIGN tanda yang
sudah dapat dijadikan
fakta real (sinsign), atau
ARGUMENT tanda yang
sudah
dihubungkan
dengan
kaidah
atau
proposisi
tertentu
(legisign).
Deskripsi
Keberadaan TANDA
dengan
memperlihatkan
Kategori tanda dan
kualitas maka, seta
kualitas
tanda:
QUALISIGN
yakni
kualitas sejauh yang
dimiliki tanda. Kata
keras
menunjukan
kualitas
tanda,
SIGSIGN fakta real
dalam konteks tertentu,
ATAU
LEGISIGN
kaidah/aturan.
41
Ibid. Hal 18-19
Download