BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Signaling Theory Teori ini menekankan bahwa pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak eksternal perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi calon investor maupun pelaku bisnis lainnya, sebelum memutuskan investasi pada suatu perusahaan, karena infornasi suatu perusahaan menyajikan keterangan, catatan atau gambaran pada masa lalu, saat ini, maupun masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup perusahaan. Informasi yang relevan dan akurat digunakan pada calon investor sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan berinvestasi. Teori sinyal menurut Moldigliani dan Miller adalah (Brigham dan Houston 2013:184) : MM berasumsi bahwa setiap orang baik investor maupun manajer memiliki informasi yang sama tentang prospek suatu perusahaan. Hal ini disebut dengan informasi simetris (symmetric information). Namun, pada kenyataannya manajer sering kali memiliki informasi yang lebih baik dibandingkan dengan investor luar. Hal ini disebut sebagai informasi asimetris (asymmetric information), dan ia memiliki pengaruh penting pada struktur modal yang optimal. Sinyal (signal) adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen suatu perusahaan memberikan petunjuk kepada investor tentang bagaimana menilai prospek perusahaan tersebut (Brigham dan 11 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 Houston, 2013:186). Informasi mengenai keuangan perusahaan dapat memberikan informasi kepada investor mengenai kondisi keuangan perusahaan pada masa lalu maupun prospeknya dimasa yang akan datang. Dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan, investor atau pemilik kepentingan pihak eksternal dapat mencermati kondisi dan kinerja perusahaan. Informasi mengenai tingkat risiko, Price Earning Ratio dan dividen yang diberikan diharapkan dapat dianalisis oleh calon investor. Hal tersebut akan mempengaruhi minat investor untuk membuat keputusan dalam investasi. Minat investasi investor tersebut akan mempengaruhi penawaran dan permintaan saham di pasar bursa, sehingga berdampak pada Harga Sahamnya. 2. Bird In The Hand Theory Pendapat Myron Gordon dan John Lintner yang diberi nama Bird in the hand theory, karena menurut mereka investor lebih merasa aman untuk memperoleh pendapatan berupa pembayaran dividen daripada menunggu capital gain. Berdasarkan konsep time value of money, dividen yang dibayarkan perusahaan sekarang memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan mengharapkan capital gain yang akan terjadi di masa mendatang. Bird in the hand theory menjelaskan bahwa semakin tinggi dividen yang dibayarkan perusahaan, maka semakin tinggi pula minat investor http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 terhadap saham tersebut. hal ini akan meningkatkan nilai perusahaan yang diukur oleh harga sahamnya, karena akan terjadi permintaan yang tinggi terhadap saham tersebut yang akan meningkatkan harga sahamnya. 3. Financial Leverage Menurut Hendra dalam Prasetyo (2013) rasio Leverage mengukur sejauh mana perusahaan mendanai usahanya dengan membandingkan antara dana sendiri (shareholders equity) yang telah disetorkan dengan jumlah pinjaman dari para kreditur (creditors). Hal yang pertama adalah para kreditur melihat atau menganalisis berapa jumlah dana sendiri yang telah disetor (owner supplied funds) sebagai margin of safety, yaitu merupakan suatu batas aman atas kemungkinan buruk yang tejadi. Apabila pemilik perusahaan hanya memiliki dana sendiri dengan porsi yang kecil dari jumlah dana yang dibutuhkan, maka kreditur memiliki beban atau resiko besar. Kedua, dengan dana pinjaman dari kreditur, pemilik perusahaan memiliki keuntungan, yaitu masih memiliki hak mengendalikan perusahaan dengan jumlah investasi terbatas. Ketiga, jika perusahaan memiliki kelebihan atau keuntungan dari selisih keuntungan operasional dengan bunga atau biaya modal, maka pemilik perusahaan akan memperoleh keuntungan tersebut. Menurut Brigham dan Houston dalam Prasetyo (2013) ada tiga implikasi penting dalam Leverage ini, yaitu: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 a. Dengan memperoleh dana melalui utang, para pemegang saham dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahaan tersebut sekaligus membatasi investasi yang diberikan. b. Kreditor akan melihat ekuitas atau dana yang diperoleh sendiri, sehingga semakin tinggi tingkat proporsi dari jumlah modal yang diberikan pemegang saham, maka semakin kecil resiko yang dihadapi kreditor. c. Jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan dana hasil pinjaman lebih besar daripada bunga yang dibayarkan, maka pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar. Pengukuran Financial Leverage (FL) dapat menggunakan Debt Equity Ratio (DER), dirumuskan sebagai berikut : DER = TotalUtang TotalEkuitas 4. Price Earning Ratio (PER) Price Earning Ratio (PER) memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu, rasio ini menggambarkan kesediaan investor membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap rupiah perolehan laba perusahaan (Halim, 2015:10). Pengertian lain, PER merupakan rasio pasar yang menggambarkan apresiasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 tercermin pada besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah laba perusahaan (Rusdin dalam Amanda, et al. 2012). Rasio harga/laba (price/earnings-P/E) menunjukkan jumlah yang rela dibayarkan oleh investor untuk setiap dolar yang dilaporkan, pengukuran rasio PER dinyatakan sebagai berikut (Brigham dan Houston, 2012:150) : PER = ( ( ) ) Brigham dan Houston (2012:405) rasio PER dipengaruhi oleh risiko-investor mendiskontokan laba dari saham yang lebih berisiko dengan menggunakan tingkat yang lebih tinggi, jadi jika semua hal lain dianggap sama, saham yang lebih berisiko adalah saham yang memiliki PER yang rendah. 5. Dividen Keuntungan perusahaan yang diperoleh dari aktivitas bisnisnya akan menjadi pilihan bagi manajemen apakah untuk dijadikan laba ditahan sebagai penambahan modal kelangsungan hidup perusahaan atau dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen. Hidayat (2011:86) dividen adalah nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak (net income after tax atau earning after tax) dikurangi laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan perusahaan. Dividen http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 yang diperoleh bisa berbentuk tunai (dividen tunai) atau berupa saham (dividen saham). 1) Dividen Saham (Stock Dividend) Dividen saham adalah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu. Dividen saham dikeluarkan selain untuk memberikan keuntungan kepada pemegang saham juga digunakan untuk meningkatkan likuiditas saham di bursa efek (Hidayat, 2011:86). 2) Dividen Tunai (Cash Dividend) Dividen tunai adalah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham berupa uang tunai. Dividen tunai dberikan dengan tujuan selain untuk memacu kinerja saham di bursa efek juga untuk memberikan sebagian keuntungan yang diperoleh kepada pemegang saham (Hidayat, 2011:87). 6. Kebijakan Dividen Menurut Hatta dalam Wijaya, et al. (2010) : Terdapat sejumlah perdebatan mengenai bagaimana kebijakan dividen mempengaruhi nilai perusahaan. Pendapat pertama menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan, yang disebut dengan teori irrelevansi dividen. Pendapat kedua menyatakan bahwa dividen yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan, yang disebut dengan Bird in The Hand Theory. Pendapat ketiga menyatakan bahwa semakin tinggi Dividend Payout Ratio suatu perusahaan, maka nilai perusahaan tersebut akan semakin rendah. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 Dividend Signaling Theory pertama kali dicetuskan oleh Bhattacharya tahun 1979, teori ini menjelaskan bahwa informasi tentang cash dividend yang dibayarkan dianggap investor sebagai sinyal prospek perusahaan di masa mendatang. Untuk mengetahui seberapa besar dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham, penelitian ini menggunakan pengukuran Dividend Payout Ratio (DPR), yang dirumuskan sebagai berikut : DPR = DividendperShare EarningperShare 7. Saham 1) Definisi Saham Sapto dalam Prasetyo (2013) saham adalah surat berharga yang merupakan instrumen bukti kepemilikan atau penyertaan dari indvidu atau institusi dalam suatu perusahaan. Menurut istilah umum, saham adalah bukti penyertaan modal dalam suatu kepemilikan saham perusahaan. Sapto dalam Prasetyo (2013) saham dapat memberikan dua keuntungan bagi pemodal atau investor, yaitu terdiri dari: a. Capital Gain Capital Gain adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual saham yang lebih tinggi dari pada harga beli saham. Jika harga saham naik cukup tinggi, investor akan memperoleh keuntungan sesuai http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 dengan porsi saham yang dimilikinya. Investor yang dalam investasinya mampu memilih saham yang bagus akan memperoleh keuntungan pendapatan dalam bentuk capital gain. b. Dividen Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya presentase saham yang dimiliki. Investor saham yang cerdas akan memilih saham dari emiten yang mempunyai kinerja pendapatan bagus. Dengan begitu, mereka dapat mengharapkan pembagian dividen tunai dari emiten tersebut. Berarti, investor saham akan memperoleh tambahan penghasilan dari investasinya selain penghasilan dari capital gain. Selain kemungkinan mendapatkan dividen tunai (cash dividend), investor saham juga dimungkinkan untuk memperoleh keuntungan daripembagian dividen saham (stock dividend). 2) Jenis Saham Menurut Hidayat (2011:93) jenis-jenis saham adalah sebagai berikut : a. Saham Bonus (Bonus Share) Saham bonus adalah saham yang berasal dari kapitalisasi agio saham. Agio saham itu sendiri adalah selisih antara harga saham saat penawaran umum dengan harga nominal saham. Dengan kata lain, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 saham bonus merupakan agio saham yang dikembalikan kepada pemegang saham dalam bentuk saham bonus. Dari segi akuntansi, tidak ada cash inflow dan cash outflow karena kapitalisasi dari agio saham ini akan menjadi akun modal disetor penuh. Tujuan penerbitan saham bonus ini adalah untuk memacu kinjerja saham. Penerbitan saham bonus diharapkan dapat menarik minat beli investor sehingga meningkatkan perdagangan dan harga saham. Konsekuensi penerbitan saham bonus adalah terjadinya dilusi atau penurunan presentase kepemilikan saham yang sebanding dengan rasio saham bonus. b. Saham Preferen (Preffered Stock) Saham ini memiliki karakteristik yang sedikit berbeda dibanding dengan saham biasa. Boleh dibilang, saham ini adalah produk hybrid atau campuran antara saham biasa dengan efek pendapatan tetap karena pemilik saham ini akan mendapatkan pendapatan tetap yang dibagikan secara rutin dalam bentuk dividen. Bagi pihak yang menerbitkan, saham ini memiliki kelebihan karena dua hal : a) Tidak diperhitungkan dalam perhitungan Earning per Sahre (EPS) b) Tidak dianggap sebagai debt equity sehingga tidak menambah beban utang perusahaan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 Bagi investor pemilik saham, saham ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya : a) Memberikan dividen secara rutin, b) Mendapatkan keuntungan dari capital gain, c) Jika perusahaan dilikuidasi, saham preferen mumpunyai hak likuidasi yang lebih tinggi dibandingkan saham karena pemilik saham ini akan didahulukan untuk menerima pembayaran, d) Memiliki hak pemberian suara. Namun, sebagai efek yang memiliki sifat pendapatan tetap, saham ini memiliki beberapa kelemahan diantaranya : a) Seperti obligasi, saham ini sangat rentan terhadap inflasi dan perubahan suku bunga b) Jika tidak ada dividen yang dibagikan, hal ini tidak termasuk dalam tindakan wanprestasi. c. Saham Biasa (Common Stock) Saham adalah tanda penyertaan, andil atau pemilikan seseorang, atau lembaga dalam suatu perusahaan. Saham biasa (biasa disebut saham) adalah saham dimana pemegang saham yang memilikinya mewakili kepemilikan perusahaan sebesar modal yang ditanamkan. Saham ini memiliki karakteristik sebagai berikut : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 a) Jika perusahaan mendapatkan keuntungan, pemegang saham akan mendapatkan dividen. Namun, apabila perusahaan dilikuidasi atau bangkrut, pemegang saham jenis ini adalah pihak yang paling akhir mendapatkan hak atas aset perusahaan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi. b) Capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh dari penjualan saham dimana harga jual lebih tinggi dari harga beli. c) Tidak ada tanggal jatuh tempo d) Memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). e) Pemegang saham tidak memiliki tanggung jawab terbatas secara pribadi dalam arti harta pribadi milik pemegang saham tersebut tidak ikut dipertanggungjawabkan. f) Saat perusahaan mengeluarkan saham baru, pemegang saham memiliki hak untuk memesan efek lebih dulu. 3) Harga dan Nilai Saham Saham adalah surat berharga yang memiliki nilai, setiap investor atau calon investor dengan begitu harus mengetahui harga atau nilai suatu saham yang besarnya berbeda-beda. Harga nominal dan harga perdana adalah harga saham yang berhubungan dengan pihak yang membeli saham di pasar perdana, sedangkan harga pembukaan, harga pasar dan harga penutupan akan berkaitan dengan pihak yang bertransaksi di pasar sekunder atau bursa efek (Hidayat 2011:103). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 Berikut adalah beberapa jenis harga dan nilai saham menurut Hidayat (2011:103) : a. Harga Saham a) Harga nominal Harga nominal saham adalah harga yang tercantum pada lembar saham yang diterbitkan. Harga ini akan digunakan untuk tujuan akuntansi yaitu mencatat modal disetor penuh. b) Harga perdana Harga perdana adalah harga yang berlaku untuk pihak yang membeli saham pada saat masa penawaran umum. Meski harga nominal sudah ditetapkan, harga penawaran umum perdana kepada investor di pasar perdana belum tentu sama dengan harga nominal saham tersebut. Bisa jadi harga perdana saham lebih kecil atau lebih tinggi dari harga nominal. Jika harga perdana lebih tinggi dari harga nominal, akan ada selisih yang disebut dengan agio. Sebaliknya jika harga perdana lebih rendah dari harga nominal, selisih tersebut disebut dengan disagio. c) Harga pembukaan (opening price) Harga pembukaan adalah harga saham yang berlaku saat pasar saham dibuka pada hari itu. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 d) Harga pasar (market price) Setelah diperdagangkan di lantai bursa, harga saham tersebut kemudian akan ditentukan oleh permintaan-penawaran. Harga pasar adalah harga saham di bursa efek pada saat itu. e) Harga penutupan (closing price) Setelah dibuka sejak pagi, pasar atau bursa saham akan ditutup pada sore hari. Tepat pukul 16.00 WIB, transaksi jual-beli saham di Bursa Efek Indonesia dihentikan dan akan dilanjutkan keesokan harinya. Saat bursa tutup, harga pasar saham yang saat itu sedang berlaku akan menjadi harga penutupan untuk hari itu. Harga penutupan saham hari itu juga akan menjadi acuan harga pembukaan untuk keesokan harinya. b. Nilai Saham Surat berharga adalah sesuatu yang memiliki nilai dan dapat diperjual-belikan. Saham sebagai salah satu efek atau surat berharga dengan begitu juga memiliki nilai. berdasarkan fungsinya, nilai suatu saham terdiri dari tiga jenis yaitu nilai nominal, nilai dasar, dan nilai pasar. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 a) Par value / face value / stated value Perusahaan menerbitkan saham dengan tujuan untuk mendapatkan tambahan modal yang berasal dari masyarakat atau investor. Berapa jumlah modal yang akan disetor dapat dilihat dari harga nominal saham dikalikan dengan banyaknya saham yang dikeluarkan suatu perusahaan. Untuk itu, pada lembar saham tersebut akan tercantum nilai nominal (Par value / face value / stated value) yang akan digunakan untuk mencatat modal disetor penuh tersebut. b) Base value Base value atau nilai dasar merupakan hasil perkalian antara base price (harga dasar) dengan outstanding share (jumlah saham yang diterbitkan. c) Market value Market value atau kapitalisasi pasar adalah hasil perkalian antara harga pasar (market price) suatu saham saat itu dengan jumlah saham yang diterbitkan (outstanding shares). Market price itu sendiri adalah harga saham pada saat pasar berlangsung di pasar sekunder atau bursa efek. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 4) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Menurut Hidayat (2011:115) harga pasar terjadi manakala terjadi kesepakatan pada harga bid (penawaran beli) dan offer (penawaran jual). Selama tidak ada titik temu antara harga beli dengan harga jual, harga pasar tidak akan berubah. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham menurut. Prasetyo (2012) : a. Laba per Lembar Saham Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per sahamnya (EPS) yang diberikan perusahaan, maka akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan meningkat pesat b. Tingkat Bunga Tingkat bunga memperngaruhi harga saham dengan cara: a) Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dengan obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjual sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan menurunkan harga saham, sebaliknya juga akan terjadi apabila tingkat bunga mengalami penurunan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 b) Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga adalah biaya. Semakin tinggi suku bunga maka akan semakin rendah laba perusahaan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan ekonomi yang juga akan mempengaruhi laba perusahaan. c. Jumlah Kas dan Dividen yang Diberikan Kebijakan pembagian dividen dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagian dibagikan dalam bentuk dividen dan sebagian lagi disisihkan sebagai laba ditahan. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi pembagian dividen harga saham, maka peningkatan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham itu sendiri. Karena, jumlah kas dividen yang besar adalah yang diinginkan oleh investor sehingga harga saham naik. d. Jumlah Laba yang didapat Perusahaan Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukkan prospek yang cerah dan membuat investor tertarik untuk berinvestasi. Yang mana nantinya akan memperngaruhi harga saham perusahaan tersebut. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 e. Tingkat Risiko dan Pengembalian Apabila resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan meningkat, maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Biasanya semakin tinggi resikonya maka akan semakin tinggi pula tingkat pengembalian saham yang diterima. 8. Penelitian Terdahulu Hasil penelitian mengenai Pengaruh Financial Leverage, Price Earning Ratio (PER), dan Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham, terdapat beberapa ketidak konsistenan dalam penelitian terdahulu mengenai pengaruh Financial Leverage, Price Earning Ratio (PER), dan Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham diantaranya adalah penelitian Bahreni, et al (2013) menyatakan bahwa Financial Leverage berpengaruh negatif terhadap Harga Saham perusahaan yang terdaftar di pasar saham Teheran, sedangkan penelitian Presetyo (2013) mengukur rasio Leverage yang diukur oleh rasio DR, dan DER, yang hasilnya DR mempunyai pengaruh signifikan yang negatif terhadap Harga Saham, dan DER mempunyai pengaruh signifikan yang positif terhadap Harga Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Sedangkan penelitian mengenai Price Earning Ratio (PER) dan Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham diantaranya, penelitian Amanda, et al (2012) menemukan bahwa PER tidak mempunyai pengaruh http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 yang signifikan terhadap Harga Saham perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di BEI. Sementara sharif, et al (2015) menemukan adanya hubungan pengaruh positif siginifikan antara PER dengan Harga Saham pada perusahaan yang terdaftar pada Bahrain Stock Exchange. Penelitian Abdullah,et al(2013) meneliti tentang dampak Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham pada perusahaan go public di Bangladesh, menemukan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham. Sedangkan Al-Masum (2014) pada penelitiannya tentang Kebijakan Dividen dan Dampaknya Terhadap Harga Saham pada Bank Komersial yang terdaftar pada Dhaka Stock Exchange menemukan adanya hubungan negatif yang signifikan antara Dividend Yield dengan terhadap Harga Saham, rasio retensi menunjukkan hubungan negatif tetapi tidak signifikan terhadap Harga Saham. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 Berikut adalah daftar tabel penelitian terdahulu mengenai mengenai Pengaruh Financial Leverage, Price Earning Ratio (PER), dan Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham : TABEL 2.1 RINGKASAN PENELITIAN TERDAHULU No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Penulis Rusliati dan Prasetyo (2011) Variabel Variabel Dependen : Harga Saham Variabel Independen : - Financial Leverage - EPS - DPS Astird, Variabel Dependen : Darminto Harga Saham dan Variabel Independen : Achmad - DER (2012) - ROE - EPS - PER Biyanti Variabel Dependen : (2012) Harga Saham Variabel Independen : - EPS - ROA - Financial Leverage Topan Tejo Variabel Dependen : Sukmono Harga Saham (2013) Variabel Independen : - EPS - ROI - DER - ROE - GPM Abdullah, Variabel Dependen : Asaduzza Harga Saham man,dan Variabel Independen : Rashed Kebijakan dividen (2013) Andri Prasetyo (2013) Variabel Dependen : Harga Saham Variabel Independen : Hasil - Financial Leverage tidak mempengaruhi Harga Saham - EPS berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham - DPS berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham - DER mempengaruhi Harga Saham ROE mempengaruhi Harga Saham EPS mempengaruhi Harga Saham PER tidak mempengaruhi Harga Saham - EPS signifikan mempengaruhi Harga Saham - ROA signifikan mempengaruhi Harga Saham - FL signifikan mempengaruhi Harga Saham - EPS tidak mempengaruhi Harga Saham - ROI mempengaruhi Harga Saham - DER tidak mempengaruhi Harga Saham - ROE mempengaruhi Harga Saham - GPM tidak mempengaruhi Harga Saham Kebijakan dividen mempengaruhi positif terhadap Harga Saham - DR mempengaruhi negatif terhadap Harga Saham - DER mempengaruhi positif terhadap http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 7. 8. 9. 10. 11. 12. - DR - DER - GPM Sri Layla Variabel Dependen : Wahyu Harga Saham Istanti Variabel Independen : (2013) Kebijakan Dividen Vahid, Variabel Dependen : Mehdi, dan Harga Saham Rezvan Variabel Independen : (2013) Financial Leverage Abdullah Variabel Dependen : Al Masum Harga Saham (2014) Variabel Independen : - Dividend Yield - Retensi Rasio Ema Variabel Dependen : Novasari Harga Saham Variabel Independen : - PER - EPS - ROA - DER Ni Made Variabel Dependen : Dewi Harga Saham Puspita Variabel Independen : Sari & - Profitabilitas Nyoman - EPS (2014) - PER Sri Zuliarni Variabel Dependen : (2012) Harga Saham Variabel Independen : Kinerja Keuangan Harga Saham - GPM mempengaruhi positif terhadap Harga Saham - Kebijakan Dividen mempengaruhi Harga Saham - FL mempengaruhi negatif terhadap Harga Saham - DY mempengaruhi negatif terhadap Harga Saham - RR mempengaruhi negatif terhadap Harga Saham - PER tidak mempengaruhi Harga Saham - EPS tidak mempengaruhi Harga Saham - ROA berpengaruh terhadap Harga Saham - DER berpengaruh terhadap Harga Saham - ROE berpengaruh terhadap Harga Saham - EPS berpengaruh terhadap Harga Saham - PER berpengaruh terhadap Harga Saham - ROA berpengaruh terhadap Harga Saham - PER berpengaruh terhadap Harga Saham - DPR tidak berpengaruh terhadap Harga Saham Sumber : Berbagai hasil penelitian http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 B. Rerangka Pemikiran Berdasarkan landasan teori, hasil penelitian sebelumnya, serta permasalahan yang dikemukakan, berikut rerangka pemikiran teoritis yang dituangkan dalam model penelitian seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut : Financial Leverage (X1) Price Earning Ratio Harga Saham (PER) Perusahaan Agriculture (X2) (Y) Kebijakan Dividen (X3) GAMBAR 2.1 RERANGKA PEMIKIRAN http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 C. Hipotesis Dari penjelasan teoritis dan hasil dari penelitian terdahulu maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah Financial Leverage, Price Earning Ratio (PER), dan Kebijakan Dividen sebagai variabel independen (bebas) dan Harga Saham sebagai variabel dependen (variabel terikat). Sehingga hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengaruh Financial Leverage Terhadap Harga Saham Financial Leverage (FL) merupakan perbandingan antara utang yang dimiliki perusahaan dan total asset yang dimiliki perusahaan, FL mencerminkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang dan dibiayai oleh modal sendiri. Rasio leverage yang cukup tinggi pada perusahaan memberikan risiko yang tinggi pula bagi para investor untuk tidak mendapat return atas investasinya, karena perusahaan mengutamakan memenuhi kewajiban utangnya. Hal ini dapat mempengaruhi minat investor untuk membeli saham pada tingkat leverage yang tinggi, yang akan berdampak pada turunnya harga saham perusahaan tersebut. Apabila perusahaan dapat mengkontrol proporsi utang pada modal usahanya, mungkin akan meningkatkan minat investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Financial Leverage dapat berpengaruh terhadap Harga Saham, maka bunyi hipotesisnya adalah : Ha1 : Financial Leverage berpengaruh terhadap Harga Saham. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 2. Pengaruh Price Earning Ratio (PER) Terhadap Harga Saham Price Earning Ratio (PER) adalah rasio pasar yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara Market Price per Share (harga pasar perlembar saham) dengan Earning per Share (laba per lembar saham). PER menggambarkan penilaian investor terhadap return di masa yang akan datang. Dengan demikian, PER yang rendah akan menggambarkan ekspektasi laba yang rendah di masa yang akan datang, sebaliknya PER yang tinggi menggambarkan ekspektasi laba yang tinggi di masa yang akan datang. Dapat diasumsikan dengan tingkat PER yang tinggi dapat mempengaruhi minat investor untuk membeli saham suatu perusahaan, minat investor dalam membeli saham akan meningkatkan permintaan saham di pasar bursa, semakin tinggi permintaan akan semakin tinggi harga saham tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa PER dapat mempengaruhi harga saham. Ha2 : Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap Harga Saham. 3. Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham Kebijakan Dividen merupakan keputusan yang di dapat dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk memutuskan berapa bagian dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dari laba perusahaan. Proporsi dividen yang dibagikan kepada pemegang saham http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 akan mempengaruhi presepsi investor terhadap kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Pembagian dividen kepada para pemegang saham menimbulkan dilema kepada manajemen. Tujuan manajemen adalah untuk memaksimalkan pertumbuhan perusahaan dengan laba ditahan, namun disisi lain para pemegang saham mengharapkan return dari investasinya berupa dividen. Dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham dapat memberikan sinyal kepada pasar bahwa kondisi keuangan perusahaan sedang baik, dengan begitu akan meningkatkan minat investor untuk membeli saham perusahaan, dengan demikian Kebijakan Dividen dapat diasumsikan dapat mempengaruhi Harga Saham. Ha3 : Kebijakan Dividen berpengaruh terhadap Harga Saham http://digilib.mercubuana.ac.id/