MIRR - Blog UB

advertisement
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________
BAB VIII
ASPEK KEUANGAN
Keuangan merupakan salah satu fungsi bisnis yang bertujuan
untuk membuat keputusan keputusan investasi, pendanaan, dan
dividen.
Keputusan investasi ditujukan untuk menghasilkan
kebijakan yang berhubungan dengan (a) kebijakan pengalokasian
sumber dana secara optimal, (b) kebijakan modal kerja
(c) kebijakan investasi yang berdampak pada strategi perusahaan
yang lebih luas (merger dan akuisisi) (Damodaran, 1997).
Keputusan pendanaan difokuskan untuk medapatkan
usaha optimal dalam rangka mendapatkan dana atau dana
tambahan untuk mendukung kebijakan investasi. Sumber dana
dibagi dalam 2 kategori yakni:
(a) internal yaitu dari laba ditahan (retained earnings)
(b) sumber eksternal yaitu:
1. Dalam bentuk utang yang meliputi penundaan pembayaran
utang, pinjaman jangka pendek sebagai tambahan modal
kerja, dan pinjaman jangka panjang (obligasi) sebagai
dana investasi.
2. Menerbitkan saham, baik dalam bentuk saham perdana
(Initial Public Offer/IPO) maupun saham biasa baru
sebagai sumber modal investasi dalam rangka ekspansi
perusahaan.
Masalah utama dalam mengoptimalkan keputusan
pendanaan adalah menetapkan struktur modal (utang dan ekuitas)
yang optimal sebagai asumsi dasar dalam memutuskan berapa
jumlah dana dan bagaimana komposisi jumlah dana pinjaman dan
dana sendiri yang ditambahkan untuk mendukung kebijakan
1
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II
investasi sehingga kinerja keuangan perusahaan dapat tumbuh
secara sehat. Di samping itu, komposisi struktur modal harus pula
dipertimbangkan hubungan antara perusahaan, kreditur, maupun
pemegang saham sehingga tidak terjadi konflik (Saragih,
Manurung dan Manurung, 2005).
Keputusan dividen ditentukan dari jumlah keuntungan
perusahaan setelah pajak (earning after tax). Oleh karena itu
tujuan memaksimumkan keuntungan yang dibagikan kepada
pemegang saham (dividen) dengan kendala memaksimumkan
laba ditahan untuk diinvestasikan kembali sebagai sumber dana
internal, dengan kata lain semakin banyak jumlah laba ditahan
berarti semakin sedikit uang yang tersedia bagi pembayaran
dividen.
cash
Perusahaan
Investors
securities
reinvest
Cash flow
Secondary
markets
tax
Pemerintah
Gbr 8.1. Hubungan Perusahaan, Pemerintah, dan Investor
8.1. Kebutuhan Dana
Suatu aktivitas bisnis tidak akan dapat berjalan dengan
baik bila tidak didukung oleh ketersediaan dana yang baik dan
mencukupi. Bila suatu aktivitas bisnis tidak dapat memenuhi
permintaan barang atau jasa sesuai dengan jumlah dan kriteria
2
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________
pelanggan dikarenakan bisnis tersebut tidak memiliki dana yang
cukup untuk melakukan proses produksinya, maka sudah dapat
dipastikan usaha bisnis tersebut akan terancam gagal.
Dalam menentukan besarnya dana yang akan diperlukan
untuk menjalankan suatu aktivitas bisnis, dibutuhkan suatu
peramalan (forecasting) yang baik. Peramalan atau taksiran ini
berbeda-beda untuk masing-masing jenis proyek. Pada umumnya,
taksiran dana yang dibutuhkan tersebut tergantung pada
kompleksitas dari kegiatan pendanaan itu sendiri, misalnya
penentuan lokasi bisnis yang bergantung kepada harga tanah.
Semakin mahal harga tanah maka akan semakin besar pula dana
yang dibutuhkan oleh bisnis tersebut. Di samping itu, terdapat pula
faktor-faktor biaya yang akan dikeluarkan selama umur bisnis
tersebut.
Menurut Carter dan Usry (2004) biaya adalah: nilai tukar,
pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfat. Biaya
seringkali sinonim dengan beban. Biaya-biaya dapat dibagi dalam
kategori (diklasifikasi) menjadi biaya langsung, biaya utama, biaya
konversi, biaya tidak langsung, biaya tetap, biaya variabel, biaya
terkendali, biaya produk, biaya periode, biaya bersama (joint cost),
biaya estimasi, biaya standar, biaya tertanam (sunk cost), dan
biaya tunai.
Studi keuangan akan lebih memberikan pendalaman ke
arah bagaimana dana akan dialokasikan. Secara umum,
pengalokasian dana tersebut dapat dilakukan ke dalam dua
bentuk, yaitu untuk aktiva tetap (fixed assets), dan untuk modal
kerja (working capital).
1. Alokasi Dana untuk Aktiva Tetap
Aktiva tetap terdiri dari aktiva tetap berwujud (tangible
assets), dan aktiva tetap tidak berwujud (intangible assets). Aktiva
tetap berwujud adalah aktiva yang berwujud yang dapat digunakan
dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi, seperti
tanah, gedung perkantoran dan peralatannya, gedung pabrik dan
mesin-mesin, serta aktiva tetap lainnya. Aktiva tetap tidak berwujud
3
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II
adalah: aktiva tetap yang tidak berwujud secara fisik yang memiliki
umur lebih dari satu tahun seperti hak paten, lisensi, copyright,
goodwill, biaya pendahuluan, biaya-biaya pra-operasional, dan lain
sebagainya.
2. Alokasi Dana untuk Modal Kerja
Weston & Copeland (1995) mendefinisikan modal kerja
adalah investasi perusahaan dalam bentuk uang tunai, surat
berharga, piutang dan persediaan dikurangi beban lancar.
Sedangkan Sawir (2005), menyatakan modal kerja adalah
keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan untuk
membiayai kegiatan operasi sehari-hari.
Secara umum modal kerja dapat diartikan dalam dua
bentuk, yaitu: gross working capital dan net working capital.
Menurut Van Horne dan Wachowichz (2005) gross working capital
adalah: keseluruhan aktiva lancar yang akan digunakan dalam
operasi. Sedangkan net working capital menunjukkan kelebihan
aktiva lancar di atas hutang lancar. Modal kerja di sini akan
diartikan sebagai keseluruhan aktiva lancar yang akan digunakan
untuk kegiatan operasional bisnis, di luar dari penggunaan dana
untuk aktiva tetap yang tersebut di atas. Estimasi dari modal kerja
tergantung kepada rencana produksi dan penjualan dari bisnis
tersebut. Semakin besar rencana produksi dan penjualan yang
akan dilaksanakan oleh suatu bisnis, maka akan semakin besar
pula modal kerja yang dibutuhkan.
8.2. Sumber Pendanaan
Pendanaan adalah suatu indikator penting dalam
mendeteksi apakah suatu bisnis dapat dijalankan atau tidak. Akhirakhir ini, telah banyak berkembang berbagai lembaga keuangan
maupun non-keuangan yang telah bersedia untuk mendanai suatu
aktivitas bisnis, tentu saja dengan persyaratan tertentu. Sumber
dana dari lembaga-lembaga itu sering disebut sebagai modal
asing (modal pinjaman). Sumber dana bisa didapat dari (1) modal
4
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________
asing yaitu: sumber dana yang didapatkan dari luar perusahaan
(kreditur) yang tidak ikut memiliki perusahaan tersebut seperti
bank, perusahaan leasing, dan lain sebagainya. Sumber dana dari
modal asing biasanya berwujud hutang, baik hutang jangka
panjang, maupun hutang jangka pendek. (2) dari internal
perusahaan yang akan melakukan aktivitas bisnis. Sumber dana
ini disebut juga sebagai sumber dana modal sendiri. Sumber dana
modal sendiri biasanya berwujud modal saham dan laba ditahan.
Aktiva
NERACA
Pasiva
Hutang lancar
Hutang jangka panjang
Modal pemegang saham:
1. Modal saham preferen
2. Modal saham biasa
3. Laba ditahan
MODAL
ASING
MODAL
SENDIRI
Gbr 8.2. Sumber Pendanaan
Masalah yang sebenarnya pada akhirnya akan dibahas di
dalam studi aspek keuangan itu sendiri – perihal modal – adalah
bagaimana bisnis tersebut akan didanai baik dengan modal
sendiri, modal asing, ataupun gabungan keduanya, akan dapat
mencapai keuntungan yang ekonomis. Artinya: bagaimana struktur
modal tersebut disusun agar dapat meminimumkan biaya modal
(cost of capital), sehingga akan optimal penggunaannya.
Perhitungan biaya modal penting dilakukan untuk
menentukan tingkat keuntungan (cut off rate) yang diharapkan dari
suatu aktivitas bisnis. Artinya, suatu aktivitas bisnis akan sangat
bergantung kepada biaya modal perusahaan yang didanai oleh
modal asing atau modal sendiri atau gabungan keduanya
5
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II
Perbedaan antara Modal Hutang dan Modal Sendiri
Jenis Modal
Karakteristik
Modal Hutang
Modal Sendiri
Hak suara
Tidak ada
Ada
Tuntutan atas
pendapatan dan aset
Lebih didahulukan
dari modal sendiri
Kurang didahulukan
dari pinjaman
Jatuh tempo
Ada
Tidak ada
Perlakuan pajak atas
biaya modal
Bunga pinjaman
mengurangi pajak
Dividen dikeluarkan
dari laba bersih
setelah pajak
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dana
pembelanjaan dapat diperoleh dari 2 sumber, di antaranya:
1. Hutang/kredit/modal asing
2. Modal sendiri
Pembelanjaan Hutang
Pembelanjaan hutang (debt) sebagai sumber pendanaan
akan memiliki risiko (risk) berupa pembayaran bunga (interest) dan
pengembaliannya (repayment). Hal ini dikarenakan adanya prinsip
the risk–return trade off, yaitu: kecenderungan investor untuk
memberikan investasi kepada proyek dengan risiko yang tinggi,
dengan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return)
akan tinggi pula (Keown dkk., 2001). Artinya: hutang/kredit dapat
dipenuhi, apabila tingkat suku bunga terhadap pinjaman tersebut
sesuai dengan keinginan kreditor atau investor.
Hutang yang digunakan untuk membelanjai kegiatan
perusahaan dapat dibagi dua, yaitu:
1. Hutang jangka pendek (short term debt)
2. Hutang jangka panjang (long term debt)
6
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________
Hutang Jangka Pendek
Menurut Warren, Reeve & Fess, (2005), such liabilities that
are to be paid out of current assets and are due within a short
time, usually one year, are called current liabilities. Artinya: hutang
jangka pendek akan dikembalikan dalam tempo waktu kurang dari
1 tahun. Hutang jangka pendek ini hanya dapat digunakan untuk
pembiayaan investasi jangka pendek pula, misalnya: pembiayaan
aktiva lancar atau modal kerja.
Pendanaan hutang jangka pendek dapat berasal dari:
1. Pinjaman dari lembaga keuangan
Lembaga keuangan biasanya akan memiliki beberapa
penilaian tentang layak atau tidaknya suatu bisnis menerima
pinjaman investasi. Penilaian tersebut berkenaan dengan
faktor-faktor sebagai berikut:
a. Rencana penggunaan pinjaman perusahaan.
b. Kondisi keuangan bisnis perusahaan.
c. Peramalan tentang industri atau lingkungan di sekitar
bisnis perusahaan.
d. Adanya jaminan dari perusahaan yang dapat digunakan
untuk mengembalikan pinjaman.
Persyaratan-persyaratan tersebut akan menentukan jumlah
pinjaman, jangka waktu pinjaman, jaminan terhadap pinjaman,
dan tingkat suku bunga pinjaman.
Contoh:
suatu perusahaan membeli bahan baku secara kredit. Bunga
dari kredit tersebut sebesar 20%, tingkat pajak penghasilan
(tax rate) 30%, maka biaya hutang setelah pajak sebesar:
kt = kb (1- t) = 0,20 (1- 0,30) = 0,14 =14%
2. Menerbitkan surat dagang
Surat dagang misal: surat hutang wesel dan surat hutang
lainnya dengan tingkat suku bunga yang menarik.
3. Kredit dagang
Kredit dagang adalah surat hutang yang memiliki kekuatan
hukum lebih lemah dibandingkan surat dagang.
7
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II
4. Sumber keuangan lainnya
Misal: pegadaian, masyarakat
sebagainya.
pemodal
(kreditor),
dan
Biaya hutang yang ditanggung oleh perusahaan yang
menggunakan dana hutang tidak lain adalah sebesar tingkat
keuntungan yang telah disyaratkan oleh investor. Pada dasarnya
pengunaan hutang jangka panjang (cost of debt) yang biasanya
berasal dari obligasi (cost of bond) dapat dihitung dengan cara
perhitungan tingkat pendapatan investasi dalam obligasi dengan
rumus metode singkat dan metode present value.
Hutang Jangka Panjang
Menurut Warren, Reeve, & Fess (2005), liabilities that will
be due for a long time (usually more than one year) are called
long-term liabilities. Artinya hutang jangka panjang akan
diharapkan dibayarkan kembali dalam kurun waktu lebih dari 1
tahun, misal: obligasi (bonds), hipotik (mortage), dan sebagainya.
Hutang jangka panjang dapat digunakan untuk pembiayaan modal
kerja ataupun membiayai aktiva tetap.
Banyak perusahaan besar yang umumnya membutuhkan
dana yang besar, memilih memperoleh dana dari obligasi, yaitu
merupakan surat hutang jangka panjang yang dibeli oleh para
investor dari negara. Hal ini dikarenakan tingkat suku bunga
obligasi yang relatif lebih rendah dibandingkan pinjaman terhadap
lembaga keuangan lainnya.
Ketika sebuah perusahaan berencana akan menerbitkan
obligasi, maka perusahaan tersebut akan membuat suatu indent
document (dokumen inden). Dokumen inden adalah suatu
dokumen resmi yang menerangkan atau menjamin kesanggupan
perusahaan untuk membayarkan hutang kepada pemegang
obligasi. Dokumen inden memberikan hak kepada perusahaan
penerbit obligasi untuk melakukan pembelian kembali obligasi
yang telah diterbitkan sebelum jatuh temponya obligasi tersebut.
8
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam
menggunakan pendanaan hutang untuk membelanjai aktivitas
usaha suatu bisnis, yaitu:
1. biaya
2. risiko
3. syarat-syarat yang ditetapkan kreditor
4. tingkat inflasi
5. kemampulabaan
6. posisi likuiditas
7. keamanan usaha
Pembelanjaan Modal Sendiri
Pembelanjaan yang akhir-akhir ini umumnya dipakai oleh
banyak aktivitas bisnis adalah pembelanjaan modal sendiri.
Pembelanjaan modal sendiri disebut juga sebagai pembelanjaan
atau pendanaan ekuitas, yang digunakan untuk waktu yang tidak
terbatas. Artinya pendanaan tersebut akan digunakan selama
perusahaan tersebut berdiri.
Di dalam pendanaan ekuitas, terdapat 2 hal yang penting,
yaitu:
1. Laba Ditahan
Perusahaan akan memilih menahan laba daripada
mendistribusikannya langsung kepada pemilik untuk memperoleh
pendanaan ekuitas, misal untuk tujuan memperluas ekspansi
perusahaan. Perusahaan besar biasanya akan menahan sebagian
labanya untuk dividen, dan sebagian lagi untuk ditahan.
Sementara perusahaan kecil akan menahan sebahagian besar
labanya untuk tujuan tertentu.
2. Penerbitan Saham
Pendanaan ekuitas, biasanya akan sering menggunakan
saham pada perseroan terbatas sebagai sumber pendanaannya,
atau pada persekutuan komanditer (CV) dan firma (Fa) digunakan
modal sekutu. Sementara untuk perusahaan perseorangan,
pembelanjaan sendirinya menggunakan modal pribadi. Sedangkan
untuk PT biasanya menerbitkan saham. Saham adalah sebuah
9
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II
tanda bukti keikutsertaan seseorang atau suatu pihak akan
kepemilikan suatu perusahaan atau suatu bisnis. Saham akan
diterbitkan oleh perusahaan yang membutuhkan pendanaan
ekuitas.
Saham yang akan diterbitkan dibagi menjadi dua, yaitu:
saham biasa dan saham preferen. Saham biasa adalah sekuritas
yang mewakili sebagian kepemilikan dari perusahaan tertentu.
Saham memiliki nilai nominal, dan dibukukan berdasarkan pada
nilai nominalnya. pemegang saham preferen adalah merupakan
partner yang diam karena mereka tidak mempunyai hak suara
dalam menentukan manajemen perusahaan
Di dalam perusahaan perseroan terbatas, yang menggunakan
pendanaan ekuitas, akan terdapat suatu Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS). Di dalam RUPS tersebut, hanya para pemegang
saham biasa yang memiliki suara di dalam mengambil keputusankeputusan perusahaan. Sementara pemegang saham preferen akan
memiliki prioritas utama di dalam penerimaan dividen, apabila sebuah
perusahaan tidak membayarkan dividen selama periode tertentu.
Dividen adalah balas jasa yang diterima oleh pemegang
saham (stock holder’s) berupa bunga dividen atas investasi yang
dilakukan oleh mereka. Besarnya dividen yang dibayar, dapat
ditentukan berdasarkan per lembar saham atau persentase.
Dividen yang diterima oleh para investor, akan ditentukan
berdasarkan suatu kebijakan perusahaan di dalam RUPS. Produk
kebijakan tersebut disebut juga devidend payout ratio, yang
besarnya antara 0–100% dihitung dari pendapatan yang tersedia
bagi para pemegang saham biasa (earnings available to common
stock holder’s). Saham preferen juga memiliki hak klaim yang
utama terhadap aktiva perusahaan bila perusahaan tersebut
mengalami kebangkrutan.
Saham diperdagangkan pada pasar modal (capital market).
Harga dari saham yang dijual oleh perusahaan (emisi saham)
akan menghadapi tiga kemungkinan:
10
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________
1. Harga pasar (market price) > nilai nominal
Apabila hal ini terjadi, maka proyek dinyatakan surplus. Para
pemegang saham yang bebas memperdagangkan sahamnya,
akan memperoleh pendapatan modal (capital gain).
2. Harga pasar = nilai nominal
Apabila hal ini terjadi, maka akan terjadi suatu kondisi Break
Event Point (BEP). Artinya: para pemegang saham berada
pada titik impas.
3. Harga pasar < nilai nominal
Apabila hal ini terjadi, maka proyek dikatakan akan mengalami
kerugian atau sering disebut defisit. Sementara para
pemegang saham, akan mengalami kerugian modal (capital
loss).
Pembelanjaan Campuran
Seperti dijelaskan sebelumnya, di dalam menjalankan
usahanya, suatu entitas bisnis diharapkan harus memiliki modal
yang cukup untuk melakukan pembiayaan terhadap aktivitasaktivitas bisnisnya dalam rangka pemenuhan atas barang ataupun
jasa terhadap kepuasan konsumen. Dari aktivitas pembiayaan
tersebut, diharapkan suatu perusahaan mampu menghasilkan laba.
Untuk memenuhi modal yang cukup tersebut, perusahaan
akan melakukan kegiatan pencarian modal. Modal tersebut dapat
diperoleh dari hutang atau modal sendiri. Dalam kenyataannya,
jumlah kredit atau hutang di dalam kegiatan permodalan suatu
perusahaan untuk membelanjai proyek selalu terbatas.
Semakin tinggi peranan hutang di dalam pembiayaan
aktivitas bisnis suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula
kemungkinan untuk mencapai kemampulabaan modal sendiri yang
tinggi dari perusahaan tersebut, diikuti semakin tingginya risiko,
namun keamanan yang dijamin akan semakin rendah. Sebaliknya,
bila peranan modal sendiri yang semakin tinggi, maka risiko yang
dihadapi perusahaan akan lebih rendah, sementara keamanan
akan lebih tinggi, dan sekaligus pula kemampulabaan akan modal
sendiri semakin rendah.
11
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II
Karena faktor-faktor di atas, banyak pimpinan proyek selalu
menggunakan pembelanjaan campuran di dalam mendanai kegiatan
bisnisnya. Pembelanjaan campuran (financing mix) adalah penggunaan
pembelanjaan dengan mengkombinasikan antara pembelanjaan modal
sendiri dan pembelanjaan hutang/kredit. Dengan pembelanjaan
campuran, diharapkan perusahaan dapat menghasilkan laba dengan
cara yang efektif.
Pertimbangan di dalam memilih penggunaan pembelanjaan
campuran adalah dengan melihat faktor kemampulabaan (return
on equity) dan risiko serta keamanan.
Risiko dan Kemampulabaan (Return on Equity)
Tujuan untuk menentukan biaya penggunaan modal adalah
dalam rangka penentuan investasi yang terbaik. Kalau
berinvestasi menggunakan modal sendiri, maka cut off rate-nya
adalah biaya modal sendiri.
Kemampulabaan atau Return on Equity (ROE) adalah
merupakan tingkat pengembalian perusahaan bisnis terhadap
investasi yang diberikan oleh para kreditor. Sedangkan risiko
adalah: tingkat perbedaan antara nilai yang diharapkan (expected
value), dengan nilai yang sebenarnya akan diterima (actual value)
di masa depan.
Tingkat pengembalian investasi adalah balas jasa dari
risiko. Artinya semakin besar risiko suatu proyek, maka akan
semakin besar pula ROE yang diharapkan akan diterima di masa
depan. Sebaliknya, semakin kecil risiko suatu proyek, akan
semakin rendah pula tingkat ROE yang diharapkan akan diterima.
Van Horne (2005) untuk menganalisis risiko biasanya
dilakukan dengan mengukur secara operasional suatu standar
deviasi. Standar deviasi adalah: ukuran lebar dispersi titik tengah
distribusi probabilitas.
12
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________
Risiko yang muncul dari kegiatan pendanaan adalah risiko
ekonomi (economic risk), dan risiko keuangan (financial risk).
Risiko ekonomi berhubungan dengan faktor permintaan dan faktor
penawaran. Risiko keuangan berkaitan erat dengan penggunaan
kredit untuk aktivitas pembiayaan itu sendiri, yang sering
digambarkan dengan tingkat bunga dan keamanan pembayaran
kembali (repayment).
Keamanan
Setiap penanam modal/investor tentunya menanamkan
modalnya, dengan tujuan ingin memperoleh kompensasi
tambahan lebih dari modal yang akan ia tanamkan pada suatu
perusahaan. Namun, meskipun demikian, kompensasi atau tingkat
pengembalian yang diharapkan oleh investor di masa depan,
tentunya tidak selamanya akan sesuai dengan harapan si
pemegang saham. Sebab masa depan penuh dengan risiko dan
ketidakpastian. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu tingkat
keamanan dari perusahaan yang dapat digambarkan dari laporan
keuangan dan analisis pengembalian modal dari perusahaan yang
bersangkutan.
Keterkaitan antara keamanan dengan analisis keuangan,
terutama kegiatan pembelanjaan campuran, yaitu: semakin lama
jangka waktu (validitas) jatuh tempo suatu dana yang digunakan
dalam aktivitas pendanaan perusahaan, maka akan semakin
aman pula aktivitas pendanaan tersebut digunakan untuk
membiayai proyek. Sehingga dapat kita simpulkan, dana yang
paling aman digunakan untuk membelanjai aktiva adalah dari
modal sendiri. Sebab modal sendiri dapat digunakan untuk
membiayai proyek selama umur proyek, artinya dana modal
sendiri memiliki probabilitas pembayaran kompensasi nilai lebih
besar dibandingkan dengan hutang/kredit. Dan dana yang paling
tidak aman untuk diinvestasikan adalah yang bersumber dari
hutang lancar, karena hutang lancar akan dilunasi dalam kurun
waktu kurang dari 1 tahun.
13
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II
8.3. Biaya Modal (Cost of Capital)
Setiap modal yang ditanamkan atau diinvestasikan, akan
mengeluarkan biaya modal (cost of capital) tersendiri. Biaya modal
tersebut maksudnya adalah: biaya yang harus dikeluarkan setelah
adanya penanaman modal, misalnya keharusan adanya
pembayaran dividen bagi pemegang saham.
Biaya modal hutang jangka panjang mengurangi besarnya
pajak pendapatan. Biaya hutang jangka pendek akan dibayar sebelum
perhitungan pajak pendapatan, sehingga tidak berpengaruh terhadap
perhitungan pajak pandapatan. Sebaliknya, perhitungan biaya modal
dari modal sendiri baik dividen saham preferen, maupun saham biasa
diperhitungkan setelah perhitungan pajak pendapatan.
Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk
masing-masing sumber dana atau disebut biaya modal individual.
Biaya modal individual tersebut dihitung satu per satu untuk tiap
jenis modal. Namun, apabila perusahaan menggunakan beberapa
sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya
modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital
disingkat WACC) dari seluruh modal yang digunakan. Konsep
biaya modal erat kaitannya dengan dengan konsep mengenai
pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of
return). Tingkat keuntungan yang disyaratkan sebenarnya dapat
dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi investor dan perusahaan.
8.4. Aliran Kas (Cash Flow)
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan
informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran
kas sebuah perusahaan selama suatu periode. Rincian
pengeluaran dan penerimaan kas di dalam laporan arus kas dapat
dibedakan menjadi tiga aktivitas, antara lain:
1. Aktivitas Operasi (Operating Activities)
Aktivitas ini meliputi segala aktivitas bisnis perusahaan yang
berhubungan baik secara langsung, maupun tidak langsung
dengan kegiatan operasional pokok atau yang utama dari
14
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________
perusahaan, yaitu dari transaksi yang digunakan untuk
menentukan laba bersih.
2. Aktivitas Investasi (Investing Activities)
Aktivitas ini meliputi segala kegiatan yang berhubungan
dengan harta (assets) yang terdapat pada neraca.
3. Aktivitas Pembiayaan (Financing Activities)
Aktivitas ini akan memiliki kaitan dengan segala transaksi atau
proses aktivitas bisnis suatu perusahaan yang mempengaruhi
pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik.
Para investor biasanya terlebih dahulu akan memperhatikan
laporan arus kas dibandingkan laporan laba rugi (income
statement). Hal ini dikarenakan kas adalah tergolong harta lancar
yang tingkat likuiditasnya paling tinggi di antara semua harta
lancar. Karena tingkat likuiditasnya paling tinggi, maka kas
tersebut dapat dengan segera melunasi segala kewajiban yang
ada pada perusahaan terhadap investor. Dengan kata lain, dalam
keadaan yang paling buruk, sejauhmana perusahaan dalam
menjalankan aktivitas bisnisnya dapat melunasi kewajibannya,
dapat diukur dengan seberapa besar nilai kas yang ada pada
laporan arus kas-nya.
8.5. Pemilihan Investasi
Dalam bisnis kategori pemilihan investasi didasarkan pada
replacement (mengganti peralatan yang telah rusak/boros) dan
expansion (ekspansi untuk produk yang sudah ada atau produk
yang berbeda).
Beberapa metode yang dapat dilakukan di dalam penilaian
investasi akan dipaparkan dalam bagian ini. Metode-metode yang
akan dikemukakan ini adalah metode-metode yang secara umum
digunakan di dalam Laporan Studi Kelayakan Bisnis.
15
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II
Metode-Metode Evaluasi Proyek
Keputusan investasi merupakan keputusan manajemen
keuangan yang paling penting di antara ketiga keputusan jangka
panjang yang diambil manajer keuangan. Disebut penting, karena
selain penanaman modal pada bidang usaha yang membutuhkan
modal yang besar, juga keputusan tersebut mengandung risiko
tertentu, serta langsung berpengaruh pada nilai perusahaan.
Pada umumnya, langkah-langkah yang perlu dilakukan
dalam pengambilan keputusan investasi adalah sebagai berikut:
1. Adanya usulan investasi (proposal investasi).
2. Memperkirakan arus kas (cash flow) dari usulan investasi
tersebut.
3. Mengevaluasi profitabilitas investasi dengan menggunakan
beberapa metode penilaian kelayakan investasi.
4. Memutuskan menerima atau menolak usulan investasi
tersebut.
Untuk menilai profitabilitas rencana investasi dikenal dua
macam metode, yaitu metode konvensional dan metode nonkonvensional (discounted cash flow). Dalam metode konvensional
dipergunakan dua macam tolok ukur untuk menilai profitabilitas
rencana investasi, yaitu payback period dan accounting rate of
return, sedangkan dalam metode non-konvensional dikenal tiga
macam tolok ukur profitabilitas, yaitu Net Present Value (NPV),
Profitability Index (PI), dan Internal Rate of Return (IRR).
1. Metode Payback Period (PP)
Payback period adalah suatu metode berapa lama
investasi akan kembali atau periode yang diperlukan untuk
menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment)
dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period
merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash flownya yang hasilnya merupakan satuan waktu. Suatu usulan
investasi akan disetujui apabila payback period-nya lebih cepat
atau lebih pendek dari payback period yang disyaratkan oleh
perusahaan.
16
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________
x Rumus payback period jika arus kas dari suatu rencana
investasi/proyek berbeda jumlahnya setiap tahun:
Payback Period
n
ab
u 1 tahun
c b
di mana:
n = tahun terakhir di mana arus kas masih belum bisa menutupi
initial investment
a = jumlah initial investment
b = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n
c = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n+1
x Rumus payback period jika arus kas dari suatu rencana
investasi/proyek sama jumlahnya setiap tahun:
Payback Period
Initial Investment
u 1 tahun
Cash Flow
Metode payback period merupakan metode penilaian
investasi yang sangat sederhana perhitungannya, sehingga
banyak digunakan oleh perusahaan. Tetapi di lain pihak metode ini
mempunyai kelemahan-kelemahan, yaitu:
a) Tidak memperhatikan nilai waktu uang.
b) Mengabaikan arus kas masuk yang diperoleh sesudah
payback period suatu rencana investasi tercapai.
c) Mengabaikan nilai sisa (salvage value) investasi.
Meskipun metode payback period memiliki beberapa
kelemahan, namun metode ini masih terus digunakan secara
intensif dalam membuat keputusan investasi, tetapi metode ini
tidak digunakan sebagai alat utama melainkan hanya sebagai
indikator dari likuiditas dan risiko investasi.
17
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II
a)
b)
c)
Keunggulan metode payback period adalah sebagai berikut:
Perhitungannya mudah dimengerti dan sederhana.
Mempertimbangkan arus kas dan bukan laba menurut akuntansi.
Sebagai alat pertimbangan risiko karena makin pendek
payback makin rendah risiko kerugian.
Contoh:
1.
Besarnya suatu project 250 juta, penerimaan investasi 50
juta/tahun, maka payback period project adalah 5 tahun.
2.
Berapa lama suatu investasi akan kembali, jika dana yang di
investasikan sebesar 650 juta dan penerimaan investasi per
tahun sebesar 150 juta.
(650) 150 150 150 150 150 150 150
0
1
2
3
4
5
6
7
150
8
Payback period sebesar 4,33 tahun
Jika perusahaan merencanakan pengembalian investasi
selama 5 tahun, maka project diterima.
2. Metode Net Present Value (NPV)
Secara umum ada anggapan bahwa metode net present
value merupakan kriteria seleksi kuantitatif yang paling baik
sehingga paling sering digunakan untuk menilai kelayakan suatu
usulan investasi. Namun ada kalanya perusahaan dalam proses
pembuatan keputusan investasi tidak hanya menggunakan
metode net present value tetapi juga menggunakan metodemetode lainnya secara bersama-sama.
Metode ini adalah metode yang mengurangkan nilai
sekarang dari uang dengan aliran kas bersih operasional atas
investasi selama umur ekonomis termasuk terminal cash flow
dengan initial cash flow (initial investment).
Secara matematik rumus untuk menghitung Net Present
Value (NPV) dapat dituliskan sebagai berikut:
18
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________
n
NPV
¦
t 1
CIF t
1 k t
COF
di mana:
CIF
= cash inflow pada waktu t yang dihasilkan suatu investasi
k
= biaya modal
COF = initial cash outflow
n
= usia investasi
Metode ini memperhatikan nilai waktu uang, maka arus kas
masuk (cash inflow) yang digunakan dalam menghitung net
present value (nilai sekarang bersih) adalah arus kas masuk yang
didiskontokan atas dasar discount rate tertentu (biaya modal,
opportunity cost, tingkat bunga yang berlaku umum). Selisih antara
present value penerimaan kas dengan present value pengeluaran
kas dinamakan Net Present Value.
Kriteria keputusan:
x Jika NPV bertanda positif (NPV > 0), maka rencana investasi
diterima.
x Jika NPV bertanda negatif (NPV < 0), maka rencana investasi
ditolak.
Keunggulan metode NPV
Kelemahan metode NPV
a) Memperhitungkan nilai
waktu dari uang.
b) Memperhitungkan arus kas
selama usia ekonomis
proyek.
c) Memperhitungkan nilai
sisa proyek.
a) Manajemen harus dapat menaksir
tingkat biaya modal yang relevan
selama usia ekonomis proyek.
b) Jika proyek memiliki nilai invetasi
inisial yang berbeda, serta usia
ekonomis yang juga berbeda, maka
NPV yang lebih besar belum
menjamin sebagai proyek yang
lebih baik.
c) Derajat kelayakan tidak hanya
dipengaruhi oleh arus kas,
melainkan juga dipengaruhi oleh
faktor usia ekonomis proyek.
19
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II
Contoh:
Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan proyek A dan B,
tiap proyek memerlukan investasi sebesar Rp 50.000.000,- biaya
modal proyek itu adalah 10%. Cash flow investasi proyek A dan B
sebagai berikut:
Tahun
0
1
2
3
4
Proyek A
(dalam ribuan)
Rp (50. 000)
25.000
15.000
12.000
8.000
Proyek B
Rp (50. 000)
8.000
16.000
18.000
25.000
Hitung NPV tiap-tiap project?
Proyek A
NPV = -50.000 + 25.000 + 15.000 + 12.000 + 8.000
(1+0.1)¹ (1+0.1)² (1+0.1)³ (1+0.1)4
NPV = - 50.000 + 25.000 (0.9091) + 15.000 (0.8264) + 12.000
(0.7513) + 8.000 (0.6830)
NPV = - 50.000 + 22.727 + 12.396 + 9.015 + 5464
= -398
Proyek B
NPV = -50.000 + 7.272 + 13.222 + 13.523 + 17.075
= 1.092
Jika NPV positif, usulan proyek investasi dinyatakan layak,
sedangkan jika NPV negatif dinyatakan tidak layak. jika NPV = 0
maka nilai perusahaan tetap walaupun usulan proyek diterima
atau ditolak.
20
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________
3. Metode Discount Payback Period
Untuk mengatasi salah satu kelemahan dari metode
payback period, yaitu tidak memperhatikan nilai waktu uang, maka
dicoba untuk memperbaiki metode tersebut dengan cara
mempresent-valuekan arus kas masuk (cash inflow) dari rencana
investasi tersebut kemudian baru dihitung payback period-nya.
Dengan demikian arus kas yang dipakai adalah arus kas yang
telah didiskontokan atas dasar cost of capital/interest rate/required
rate of return atau opportunity cost.
Contoh:
misalkan sebuah perusahaan ingin membiayai sebuah proyek.
Total investasi sebuah proyek sebesar Rp 1,1 Milyar, tingkat
pengembalian dilihat dari data-data di bawah ini:
Tahun
(A)
1
2
3
4
5
6
Arus Kas bersih
(B)
400.000.000
450.000.000
425.000.000
500.000.000
525.000.000
400.000.000
DF (20%)
(C)
0,833
0,694
0,579
0,482
0,402
0,335
Total Investasi
PV Arus Kas Bersih tahun 1
PV Arus Kas Bersih tahun 2
PV Arus Kas Bersih tahun 3
Total PV Arus Kas Bersih
Kekurangan
PV Arus Kas Bersih
(D) = (B x C)
333.200.000
312.300.000
246.075.000
241.000.000
211.050.000
134.000.000
Rp 1. 100.000.000
Rp 333.200.000
Rp 312.300.000
Rp 246.075.000 +
Rp
891.575.000 Rp
209.425.000
209.425.000 x 12 bulan = 10, 42
241.000.000
Payback period investasi adalah 3 tahun, 10, bulan 12 hari
21
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II
4. Metode Internal Rate of Return
IRR adalah nilai discount rate i yang membuat NPV dari
proyek sama dengan nol. Discount rate yang dipakai untuk
mencari present value dari suatu benefit/biaya harus senilai
dengan opportunity cost of capital seperti terlihat dari sudut
pandangan si penilai proyek. Konsep dasar opportunity cost pada
hakikatnya merupakan pengorbanan yang diberikan sebagai
alternatif terbaik untuk dapat memperoleh sesuatu hasil dan
manfaat atau dapat pula menyatakan harga yang harus dibayar
untuk mendapatkannya.
Cara 1. Secara matematik rumus internal rate of return (IRR)
dapat dituliskan sebagai berikut:
n
COF
¦
t 1
CIF t
1 IRR t
Contoh:
Diketahui initial investment = 20 juta
Procedd tahunan
= 6 juta selama 4 tahun,
Tingkat bunga 14%
Ditanya IRR:
Jawab:
PVIFA 4 tahun, 14% = 2,9137
Maka 2,9137 X Rp 6 Juta = 17,48 Juta
Investasi........................... = 20,00 Juta
NPV= -2.52 Juta
Keputuan:
Investasi tak dapat diterima.
Kriteria penilaian yang dilakukan adalah: jika IRR yang diperoleh
ternyata memiliki nilai lebih besar dari rate of return yang
ditentukan, maka investasi dapat diterima.
22
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________
Cara 2. Secara trial dan error
Menggunakan rumus:
IRR = Dr1 – Dr2 - Dr1
X NPV1
NPV2 - NPV1
Keterangan:
= Tingkat bunga ke-1
Dr1
= Tingkat bunga ke-2
Dr2
NPV1 = NPV yang dihitung berdasarkan Dr1
NPV2 = NPV yang dihitung berdasarkan Dr2
Contoh:
Sebuah proyek membutuhkan investasi sebesar 5.000.000,- dan
mempunyai perkiraan cash inflow untuk tahun 1 = 2.500.000,
tahun 2 = 2.000.000,-, tahun 3 = 1.800.000,-, dan tahun 4 sebesar
1.200.000,-, hitung IRR dengan tingkat bunga 12% – 15%.
Jawab:
Tahun
1
2
3
4
Cash Inflow
2.500.000
2.000.000
1.800.000
1.200.000
IRR = Dr1 –
Tingkat Bunga 12%
DF
PV
0.8929
2.232.250
0.7972
1.944.000
0.7118
1.281.240
0.6355
762. 600
PV of CI = 6.220.090
C0
= 5.000.000
NPV1
= 1. 220.090
Dr2 - Dr1
NPV2 - NPV1
X
Tingkat Bunga 15%
DF
PV
0.8696 2.174.000
0.7561 1.512.200
0.6575 1.183.500
0.5718
686.160
PV of CI = 5.755.860
C0
= 5.000.000
NPV2 = 755.860
NPV1
= 0.12 - (0.03/ -464.230) 1. 220.090
= 0.12 – (-0.078)
= 0.198 = 19,8%
Keputusan, jika diketahui COC sebesar 12-15% maka investasi
dapat dilaksanakan.
23
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II
5. Modified Internal Rate of Return (MIRR)
IRR adalah suatu tingkat diskonto yang menyebabkan
present value biaya (cash outflow) sama dengan present value
nilai terminal, di mana nilai terminal adalah future value dari arus
kas masuk (cash inflow) yang digandakan dengan biaya modal.
MIRR memiliki kelebihan dibandingkan IRR karena MIRR
mengasumsikan arus kas dari proyek diinvestasikan kembali
(digandakan) dengan menggunakan biaya modal. Selain itu MIRR
juga dapat menghindari masalah “multiple IRR” yang terjadi pada
metode IRR.
Rumus untuk menghitung MIRR adalah:
N ila i T e r m in a l
P V B ia ya
1 M IR R n
n
nt
¦ CIFt 1 i PV Biaya
t 1
1 MIRR n
6. Metode Profitability Index (PI)
Profitability index dapat dihitung dengan membandingkan
antara PV kas masuk dengan PV kas keluar.
Rumus:
PV kas masuk
PI
PV kas keluar
Kriteria penilaian PI adalah: jika nilai PI lebih besar dari 1,
usulan proyek dinyatakan layak, sebaliknya jika PI lebih kecil dari
1 usulan proyek dinyatakan tidak layak.
24
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________
Contoh:
Perusahaan XYZ dihadapkan pada pilihan proyek A dan B. Proyek
A biaya investasinya sebesar 50 juta dan proyek B biaya
investasinya sebesar 60 juta.
Proceeds yang diperoleh proyek A selama 10 tahun adalah 8 juta
dan 12 juta untuk proyek B. Manakah yang dipilih jika tingkat suku
bunga 15%?
PI A = PVIFA 10 tahun, 15% X 8.000.000
50.000.000
= 0.803
= 5.0188 X 8.000.000
50.000.000
PI B = PVIFB 10 tahun, 15% X 12.000.000
50.000.000
= 1.00376
= 5.0188 X 12.000.000
50.000.000
Investasi B dinyatakan layak karena lebih besar dari 1
8.6. Menganalisis Laporan Keuangan
Seorang pebisnis yang ingin menanamkan investasinya atau
menyertakan modalnya pada perusahaan lain tentu membutuhkan
informasi-informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai
kinerja perusahaan tersebut. Salah satu cara adalah dengan melihat
laporan keuangan, karena memberikan informasi lengkap mengenai
aktivitas perusahaan tersebut.
Laporan keuangan adalah laporan yang memberikan
gambaran akuntansi atas operasi serta posisi keuangan
perusahaan. Financial statements terdiri atas:
1) Laporan Laba/Rugi (Income Statement), yang berisi laporan
sistematis tentang pendapatan-pendapatan/revenues dan
biaya-biaya/expenses perusahaan selama satu periode
tertentu.
25
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II
Contoh:
LAPORAN LABA RUGI
[Nama Perusahaan]
TAHUN 2008
A.
HASIL PENJUALAN
Penjualan
Sub Total Hasil Penjualan
B.
HARGA POKOK PENJUALAN
Bahan Baku
Bahan Pembantu
Upah Buruh Produksi
Transport (Pengiriman Produk)
Biaya Lain-Lain
Sub Total HPP
C.
BEBAN TETAP
Gaji Pimpinan
Gaji Staf Administrasi dan Umum
Biaya Pemeliharaan
Penyusutan
Sub Total Beban Tetap
D.
BEBAN ADMINISTRASI
Biaya Pemasaran
Alat Tulis Kantor
Listrik, Air, Telepon
Biaya Lain-Lain
Sub Total Beban Administrasi
E.
TOTAL (B + C + D)
F.
Laba Sebelum Pajak (A - E)
G.
Pajak
H.
Laba Bersih (F - G)
26
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________
2) Laporan Arus Kas (Statements of Cash Flows), laporan arus
kas berupa laporan atas dampak kegiatan operasi, investasi,
dan pembiayaan perusahaan terhadap arus kas selama satu
periode tertentu.
Penggunaan laporan arus kas:
a) Pembuatan laporan sumber dari penggunaan dana/kas:
Sumber:
(1) Setiap kenaikan dalam prakiraan utang atau modal
sendiri, seperti peminjaman dari bank;
(2) Setiap penurunan dalam perkiraan aktiva, seperti menjual
aktiva tetap.
Penggunaan:
(1) Setiap penurunan dalam perkiraan utang atau modal
sendiri, seperti melunasi pinjaman;
(2) Setiap kenaikan dalam perkiraan aktiva, seperti membeli
aktiva tetap.
Laporan sumber dan penggunaan dana/kas.
27
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II
LAPORAN ARUS KAS
[Nama Perusahaan]
TAHUN 2008
DES.
2006
A.
PENERIMAAN
Penerimaan Penjualan
Penerimaan Pinjaman
Sub Total Penerimaan
B.
PENGELUARAN
Pembelian Aset (Investasi)
Pembelian Bahan Baku
Pembelian Bahan Pembantu
Upah Buruh Produksi
Transport (Pengiriman Produk)
Biaya Produksi Lain-Lain
Gaji Pimpinan
Gaji Staf Administrasi dan Umum
Biaya Pemeliharaan
Beban Pemasaran
Alat Tulis Kantor
Listrik, Air, Telepon
Beban Administrasi Lain-Lain
Angsuran Pokok
Biaya Bunga
Biaya Pajak
Sub Total Pengeluaran
C.
SELISIH KAS
D.
SALDO KAS AWAL
E.
SALDO KAS AKHIR
28
JAN.
2007
FEB.
2007
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________
3). Laporan Tahunan (Annual Report), annual report adalah
laporan yang disampaikan setiap tahun oleh perusahaan
kepada para pemegang sahamnya. Annual report terdiri atas:
1) Informasi verbal, yang berisi opini manajemen atas operasi
tahun lalu dan prospek perusahaan di masa mendatang;
2) Informasi kuantitatif, yang berupa laporan keuangan/
financial statements.
[Nama Perusahaan]
TAHUN 2008
AKTIVA
A.
AKTIVA LANCAR
Kas
Piutang
Persediaan
Bahan Baku
Bahan Pembantu
Barang Jadi
Jumlah Aktiva Lancar
B.
AKTIVA TETAP
Tanah
Bangunan
Peralatan
Penyusutan
Lain-Lain
Jumlah Aktiva Lancar
JUMLAH AKTIVA (A + B)
29
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II
PASIVA
C.
HUTANG JANGKA PENDEK
Hutang Dagang
Hutang Jatuh Tempo
Lain-Lain
Jumlah Hutang Jangka Pendek
D.
PINJAMAN JANGKA PENDEK
Pinjaman Jangka Panjang
Lain-Lain
Jumlah Pinjaman Jangka Panjang
E.
MODAL
Modal Disetor
Laba Ditahan
Jumlah Modal
JUMLAH PASIVA (C + D + E)
Analisis Rasio Keuangan
Penganalisisan rasio keuangan ada beberapa cara, di
antaranya:
1) Analisis horizontal/trend analysis, yaitu membandingkan rasiorasio keuangan perusahaan dari tahun-tahun yang lalu dengan
tujuan agar dapat dilihat trend dari raiso-rasio perusahaan
selama kurung waktu tertentu.
2) Analisis vertikal, yaitu membandingkan data rasio keuangan
perusahaan dengan rasio semacam dari perusahaan lain yang
sejenis atau industri untuk waktu yang sama.
3) The du pont chart berupa bagan yang dirancang untuk
memperlihatkan hubungan antara ROI, assets turnover, dan
profit margin.
30
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________
Rasio Likuiditas
Current ratio
Cash ratio
(Ratio of
immediate
solvency)
Quick (Acid
test) ratio
Working
capital to
total assets
ratio
Kemampuan untuk
membayar hutang yang
segera harus dipenuhi
dengan aktiva lancar.
Setiap hutang lancar Rp.
1,- dijamin oleh aktiva
lancar Rp. 2,50
Kemampuan untuk
membayar hutang yang
segera harus dipenuhi
dengan kas yang tersedia
dalam perusahaan dan efek
yang dapat segera
diuangkan. Setiap hutang
lancar Rp. 1,- dijamin oleh
kas dan efek Rp. 0,71
Kemampuan untuk
membayar hutang yang
segera harus dipenuhi
dengan aktiva lancar yang
lebih likuid (quick assets).
Setiap hutang lancar Rp.
1,- dijamin oleh quick
assets Rp. 1,Likuiditas dari total aktiva
dan posisi modal kerja
(netto)
Rasio Leverage
Total debt to
Equity ratio
Bagian dari
setiap rupiah
modal sendiri
yang
dijadikan
jaminan
untuk
keseluruhan
hutang. Rp.
0,63 dari
setiap rupiah
1 sendiri
menjadi
jaminan
hutang.
31
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II
Total debt to
total capital
Assets
Long term
debt to
Equity ratio
Tangible
assets debt
coverage
32
Berapa bagian
dari
keseluruhan
kabutuhan
dana yang
dibelanjai
dengan
hutang atau
Berapa bagian
dari aktiva
yang
digunakan
untuk
menjamin
hutang. Rp.
0,39 dari
setiap rupiah
aktiva
digunakan
untuk
menjamin
hutang.
Bagian dari
setiap rupiah
modal sendiri
yang
dijadikan
jaminan
untuk hutang
jangka
panjang. Rp.
0,33 dari
setiap rupiah
modal sendiri
digunakan
untuk
menjamin
Hutang
jangka
panjang.
Besarnya
aktiva tetap
tangible yang
digunakan
untuk
menjamin
hutang
jangka
panjang
setiap
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________
Times
interest
earned ratio
rupiahnya.
Setiap rupiah
hutang
jangka
panjang
dijamin oleh
aktiva
tangible
sebesar Rp.
3,90
Besarnya
jaminan
keuntungan
untuk
membayar
bunga hutang
jangka
panjang.
Setiap rupiah
bunga hutang
jangka
panjang
dijamin oleh
EBIT sebesar
Rp. 14,3
Rasio Aktivitas
Total Assets
Turnover
Kemampuan Dana
yang tertanam dalam
keseluruhan aktiva
berputar dalam suatu
periode tertentu atau
kemampuan modal
yang diinvestasikan
untuk menghasilkan
'revenue'. Dana yang
tertanam dalam
keseluruhan aktiva
rata-rata dalam satu
tahun berputar 1,33 X
atau setiap rupiah
aktiva selama
setahun dapat
menghasilkan
revenue sebesar 1,33
X
33
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II
Recievables
turnover
Average
Collection
Periode
Inventory
Turnover
Average
day's
inventory
Working
Capital
Turnover
34
Kemampuan dana
yang tertanam dalam
piutang berputar
dalam suatu periode
tertentu. Dalam satu
tahun rata-rata dana
tertanam dalam
piutang berputar 25 X
Periode rata-rata
yang diperlukan
untuk mengumpulkan
piutang. Piutang
dikumpulkan ratarata setiap 15 hari
sekali. Makin
kecil/makin sedikit
jumlah hari, ACP-nya
makin baik
Kemampuan dana
yang tertanam dalam
inventory berputar
dalam suatu periode
tertentu atau
likuiditas dari
inventory dan
tendensi untuk
adanya 'overstock'.
Dana yang tertanam
dalam inventory
berputar rata-rata 3,6
X dalam setahun
Periode menahan
persediaan rata-rata
atau periode rata-rata
persediaan barang di
gudang
Kemampuan modal
kerja (netto) berputar
dalam suatu perisklis
kas (cash cycle) dari
perusahaan. Dana
yang tertanam dalam
modal kerja berputar
rata-rata 4,8 x dalam
setahunnya.
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________
IV. Rasio Keuntungan
Gross profit
margin
Operating
income ratio
(Operating
profit
margin)
Operating
ratio
Net profit
margin
(sales
margin)
Laba bruto per
rupiah
penjualan.
Setiap rupiah
penjualan
menghasilkan
laba bruto Rp.
0,25,Laba operasi
sebelum bunga
dan pajak (net
operating
income) yang
dihasilkan oleh
setiap rupiah
penjualan.
Setiap rupiah
penjualan
menghasilkan
laba operasi Rp.
0,11
Biaya Operasi
per rupiah
penjualan.
Setiap rupiah
penjualan
mempunyai
biaya operasi
Rp. 0,89,Makin besar
rasio, berarti
makin buruk
Keuntungan
netto per rupiah
penjualan.
Setiap rupiah
penjualan
menghasilkan
keuntungan
netto sebesar
Rp. 0.06,-
35
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II
Analisis Keuangan Sistem Du Pont
Sistem analisis yang dirancang untuk menunjukkan
hubungan antara return on investment, assets turnover, dan profit
margins.
Du Pont Chart
Return on
investment
Dikali
Dengan
Net profit
margin
Penjualan
Total
biaya
Dibagi
dengan
Dikurangkan
dari
Asset
turnover
Laba setelah
pajak
Penjualan
Penjualan
Aktiva
tetap
Dibagi
dengan
Harta
lancar
HPP
Biaya
operasi
Kas
Depresiasi
Bunga
Piutang
Pajak
36
Kurang
pendapatan
lain-lain
Laba setelah
pajak
Surat
berharga
Persediaan
Download