LAPORAN PPL PELAKSANAAN PROGRAM INDONESIA PINTAR MELALUI KARTU INDONESIA PINTAR(KIP) DI SMK YOGYAKARTA (Disusun untuk memenuhi persyaratan Praktik Pengalaman Lapangan) Dosen Pembimbing : Dr. Mami Hajaroh, M.Pd. Disusun oleh : Valentinus Ama Kepala 13110244020 KEBIJAKAN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah di indonesia terlihat masih sangat kompleks,pemerintah sudah berusaha untuk mengatasinya secara komprehensif,teatapi belum berhasil secara optimal.hal ini sebagaimana dijelaskan oleh supriyoko bahwa pemecahan pokok pendidikan diantaranya mutu,pemerataan,efisiensi dan efektivtas pendidikan telah dilakukan hingga sekarang, baik dari segi makro maupun mikro.keempat permasalahan itu tampaknya akan sulit di tangani secara serempak karena di samping munculnya secara stimulun,juga muncul secara berangkai. (supriyoko,1993:5) Angka putus sekolah di Indonesia,masih menjadi perbincangangan public,dan merupakan masalah yang urgen.faktor internal seperti kemauan anak untuk bersekolah juga merupakan sebuah kendala namun yang menjadi pokok permasalahan adalah faktor external seperti biaya pendidikan.Status social ekonomi masyarakat Indonesia, rata-rata menengah ke bawah bahkan miskin.Hal ini yang menjadi kendala utama atau penyebab anak putus sekolah.Sebagian besar orang tua terpaksa memberhentikan anak dari sekolahnya dengan pertimangan biaya. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat kurang mampu serta mendorong keberlanjutan pendidikan anak dari keluarga kurang mampu, pemerintah memperluas cakupan pemberian bantuan tunai pendidikan melalui Program Indonesia Pintar.Dengan cakupan yang lebih luas, Pemerintah berusaha menjangkau anak putus sekolah dari keluarga kurang mampu agar mau kembali melanjutkan pendidikannya Dalam Permendikbud No.12 Tahun 2015 tentang Program Indonesia Pintar (PIP) menyampaikan secara tertulis bahwa Program Indonesia Pintar merupakan bantuan tunai pendidikan yang ditujukan bagi anak usia sekolah (6-21 tahun). Program tersebut hanya diperuntukan kepada keluarga penerima Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) atau yang memenuhi kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Sebagai penanda kepesertaan program, Pemerintah melalui Kemendikbud dan Kemenag membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada lebih dari 20,3 juta anak, termasuk anak putus sekolah. "Dengan Program ini, Pemerintah berusaha menjangkau sekitar empat juta anak putus sekolah dari keluarga kurang mampu, termasuk didalamnya anak jalanan dan anak usia sekolah yang terpaksa bekerja. Oleh karena itu, hingga saat ini disparitas partisipasi sekolah antar kelompok masyarakat di Indonesia masih cukup tinggi. Angka Partisipasi Kasar (APK) keluarga yang mampu secara ekonomi secara umum lebih tinggi dibandingkan dengan APK bagi keluarga tidak mampu. Salah satu alasannya adalah tingginya biaya pendidikan baik biaya langsung maupun tidak langsung. Biaya langsung meliputi antara lain iuran sekolah, buku, seragam, dan alat tulis, sementara biaya tidak langsung meliputi biaya transportasi, kursus, uang saku dan biaya lain-lain. Untuk membantu meningkatkan pendidikan bagi masyarakat tidak mampu, Pemerintah membuat Program Indonesia Pintar sebagaimana yang tertuang dalam instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor: 7 tahun 2014. Program Indonesia Pintar adalah pemberian bantuan tunai kepada anak usia sekolah yang berasal dari keluarga kurang mampu yang ditandai dengan pemberian Kartu Indonesia Pintar (KIP) sebagai kelanjutan dari Program Bantuan Siswa Miskin. Kartu Indonesia Pintar diberikan kepada anak usia sekolah yang berasal dari keluarga pemegang Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dengan maksud untuk menjamin seluruh anak usia sekolah dapat menempuh pendidikan sampai lulus ke jenjang pendidikan menengah. KIP mencakup pula anak usia sekolah yang tidak berada di sekolah seperti anak jalanan, pekerja anak-anak, anak yang berada di panti asuhan dan anak difable. KIP berlaku juga kepada anak yang berada di pondok pesantren, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan anak yang berada di Balai Latihan Kerja (BLK). Cakupan penerima manfaat Program Indonesia Pintar pada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan meliputi siswa Sekolah Dasar (SD), siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), dan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) hingga warga belajar / peserta yang berada di PKBM dan BLK. Untuk menjamin efektifitas dan efisiensi pelaksanaan Program Indonesia Pintar tepat sasaran, tepat jumlah, tepat guna, dan tepat waktu diperlukan penjabaran lebih lanjut yang tertuang dalam petunjuk teknis pelaksanaan Program Indonesia Pintar tahun 2015.Meski telah mengantongi data penerima KIP, pemerintah tetap saja mendapat sejumlah kritikan karena data yang dipakai dinilai sudah tidak sesuai karena merupakan data lama.Menteri pendidikan dasar dan menengah Anies Baswedan juga menjelaskan bahwa dengan konsep data berbasis keluarga, nantinya KIP akan lebih banyak menyasar anak usia sekolah yang bisa mendapatkan fasilitas pendidikan, baik formal maupun non-formal. Yogyakarta merupakan salah satu wilayah yang menjadi target implementasi program KIP dari pemerintah, mulai dari pendidikan dasar hingga ke pendidikan menengah. Oleh karena menjadi target, secara otomatis Sekolah Menengah Kejuruan atau yang akrab disapa SMK menjadi salah satu target program tersebut. Menurunnya minat sekolah juga angka putus sekolah pada SMK di Yogyakarta menyebabkan pemerintah menaruh perhatian untuk mengimplemnetasikan program tersebut hingga ke pendidikan menengah, termasuk SMK. 1.2 Analisis Situasi Kegiatan PPL (Praktek Pengalaman Lapangan) dimulai dengan kegiatan observasi lapangan terlebih dahulu. Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui gambaran awal mengenai keadaan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Magelang. Kegiatan selanjutnya adalah penerjunan PPL pada tanggal 15 Juli 2016 di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Yogyakarta. Keadaan di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Yogyakarta dari segi bangunan termasuk bangunan baru karena sudah direnovasi, sekarang pun masih ada gedung yang sedang di renovasi untuk di tambah gedungnya. Keadaan di dalam ruangan cukup banyak dokumen atau arsip yang tertumpuk di dekat meja kerja pegawai. Ruang kerja bidang Dikmenti Seksi SMK, tertata rapi dan bersih. Meskipun banyak tumpukan arsip namun tetap tersusun rapi dan terstruktur sehingga mudah untuk mencarinya. Di dalam ruangan terdapat 9 (sembilan) komputer yang dioperasikan, 9 (sembilan) printer yang digunakan, meja komputer, meja penerima tamu, dan meja kerja, kursi, rak penyimpanan surat dan arsip, AC, lemari penyimpanan logistik, dispenser, dan telepon kantor sebanyak 2 (dua) buah. Bagian Bidang Dikmenti Seksi SMK, memiliki 11 pegawai yang bekerja di ruangan tersebut. Menurut saya, bidang ini kekurangan tenaga kerja dikarenakan tugas yang diemban bidang tersebut sangatlah banyak. Namun, sejauh ini masih bisa teratasi dengan kerja keras dan semangat yang dijunjung tinggi oleh seluruh pegawai Seksi SMK.Sesuai dengan penempatan PPL, peneliti memperoleh kesempatan di Seksi SMK oleh karena itu, peneliti membuat judul pada pelaksanaan PPL yaitu: “Implementasi Program Indonesia Pintar Melalui Kartu Indonesia Pintar di SMK kota Yogyakarta’’. 1.3 Perumusan Program Kegiatan Berdasarkan hasil analisa situasi dari kegiatan observasi di Seksi SMK maka dirumuskan sebuah program kegiatan penelitian yang sederhana dengan judul “Implementasi Program Indonesia Pintar Melalui Kartu Indonesia Pintar di SMK kota Yogyakarta“.Program kegiatan ini bertujuan Untuk mengetahui implementasi program kartu Indonesia pintar di SMK kota Yogyakarta. Hasil dari program ini semoga dapat dijadikan rekomendasi dan referensi Seksi SMK, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Yogyakarta.Selain itu Memberikan gambaran/pandangan tentang hasil pelaksanaan program Indonesia pintar melalui kartu Indonesia pintar SMK di kota Yogyakarta. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Persiapan Pelaksanaan Program Persiapan yang dilakukan sebelum melaksanakan program, langkah awal yang dilakukan adalah melakukan koordinasi dengan Dosen Pembimbing Lapangan dalam perumusan kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan dari rancangan program yang akan dilaksanakan. Langkah yang kedua adalah melakukan koordinasi dengan Seksi SMK Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Yogyakarta. Persiapan yang selanjutnya adalah mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi, observasi, dokumentasi dan wawancara. Ketiga instrumen tersebut digunakan untuk mengumpulkan data di Bagian Perencanaan, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan. Setelah data-data terkumpul langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data yang merupakan program dari penelitian pada kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan. Sasaran dari program penelitian ini adalah Bagian Seksi SMK Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Yogyakarta, maka segala aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan Program Indonesia pintar selalu dicatat dan dianalisis. Kegiatan wawancara dilakukan dengan beberapa peserta yang mengikuti kegiatan ini. Program ini dapat dikatakan valid apabila terdapat kajian teori di dalamnya. Kajian teori ini berguna sebagai dasar dalam melaksanakan program. Adanya teori-teori yang berkaitan dengan program berguna untuk mendukung dan memperkuat penelitian, selain itu dapat mempermudah ketika penyusunan laporan. Sehingga laporan yang dihasilkan dari program PPL ini memiliki dasar teori yang kuat dan valid. A. Implementasi Program 1. Program Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002), mengemukakan implementasi sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2004:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”. Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclaughin (dalam Nurdin dan Usman, 2004). Adapun Schubert (dalam Nurdin dan Usman, 2002:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah sistem rekayasa.” Pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu, implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh obyek berikutnya yaitu kurikulum. B. Program Indonesia pintar(PIP) Berdasarkan Permendikbud No. 12 Tahun 2015 tentang Program Indonesia Pintar, yang mana Permendikbud ini ditetapkan dan mulai diundangkan pada tanggal 12 Mei 2015.PIP diselenggarakan dalam rangka melaksanakan ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat Untuk Membangun Keluarga Produktif.Program Indonesia Pintar, yang selanjutnya disebut PIP adalah bantuan berupa uang tunai dari pemerintah yang diberikan kepada peserta didik yang orang tuanya tidak dan/atau kurang mampu membiayai pendidikannya, sebagai kelanjutan dan perluasan sasaran dari program Bantuan Siswa Miskin (BSM).Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.(Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan) C. kartu indonesai pintar(KIP) Kartu Indonesia Pintar, yang selanjutnya diberikan kepada anak dari keluarga pemegang Kartu Perlindungan Sosial (KPS)/Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) sebagai penanda/identitas untuk mendapatkan manfaat PIP. Dan Pemangku Kepentingan adalah pihak-pihak yang mempunyai komitmen dan kepentingan terhadap kemajuan pendidikan baik formal maupun non formal.KIP diberikan sebagai penanda/identitas untuk menjamin dan memastikan agar anak mendapat bantuan Program Indonesia Pintar apabila anak telah terdaftar atau mendaftarkan diri (jika belum) ke lembaga pendidikan formal (sekolah/madrasah) atau lembaga pendidikan non formal (Pondok Pesantren, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat/PKBM, Paket A/B/C, Lembaga Pelatihan/Kursus dan Lembaga Pendidikan Non Formal lainnya di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama).KEMENAG : 2015) Program KIP ini juga dibuat untuk bisa menarik kembali siswa yang telah putus sekolah agar kembali bersekolah. Bukan hanya tentang biaya administrasi sekolah, program ini juga bertujuan untuk membantu siswa memenuhi kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran. Lebih luas lagi, program dalam KIP ini juga sangat mendukung untuk mewujudkan program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan Pendidikan Menengah Universal/Wajib Belajar 12 Tahun.KIP juga mencakup anak usia sekolah yang tidak berada di sekolah seperti Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) seperti anak-anak di Panti Asuhan/Sosial, anak jalanan, dan pekerja anak dan difabel. KIP juga berlaku di Pondok Pesantren, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat dan Lembaga Kursus dan Pelatihan yang ditentukan oleh Pemerintah.KIP mendorong pengikut-sertaan anak usia sekolah yang tidak lagi terdaftar di satuan pendidikan untuk kembali bersekolah.KIP menjamin keberlanjutan bantuan antar jenjang pendidikan sampai tingkat SMA/SMK/MA. 1.Tujuan KIP Tujuan PIP (Program Indonesia Pintar)melalui KIP adalah: a. Meningkatkan akses bagi anak usia 6 (enam) sampai dengan 21 (dua puluh satu) tahun untuk mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat satuan pendidikan menengah untuk mendukung pelaksanaan Pendidikan Menengah Universal/Rintisan Wajib Belajar 12 (dua belas) Tahun; b. Mencegah peserta didik dari kemungkinan putus sekolah (drop out) atau tidak melanjutkan pendidikan akibat kesulitan ekonomi; dan c. Menarik siswa putus sekolah (drop out) atau tidak melanjutkan agar kembali mendapatkan layanan pendidikan di sekolah/Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)/Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)/Lembaga Kursus Pelatihan (LKP)/satuan pendidikan nonformal lainnya dan Balai Latihan Kerja (BLK). 2. Prinsip KIP di antaranya : a. Efisien, yaitu harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang ada untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggung jawabkan; b. Efektif, yaitu harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan; c. Transparan, yaitu menjamin adanya keterbukaan yang memungkinkan masyarakat dapat mengetahui dan mendapatkan informasi mengenai PIP; d. Akuntabel, yaitu pelaksanaan kegiatan dapat dipertanggungjawabkan; e. Kepatutan, yaitu penjabaran program/kegiatan harus dilaksanakan secara realistis dan proporsional; dan f. Manfaat, yaitu pelaksanaan program/kegiatan yang sejalan dengan prioritas nasional. 3. Sasaran KIP Selanjutnya berdasarkan Permendikbud No. 12 Tahun 2015, Sasaran PIP adalah anak berusia 6 (enam) sampai dengan 21 (dua puluh satu) tahun dengan kriteria sebagai berikut: a. Siswa/anak dari keluarga pemegang Kartu Perlindungan Sosial/Kartu Keluarga Sejahtera (KPS/KKS); b. Siswa/anak dari keluarga peserta Program Keluarga Harapan (PKH); c. Siswa/anak yang berstatus yatim piatu/yatim/piatu dari panti sosial/panti asuhan; d. Siswa/anak yang tidak bersekolah (drop out) yang diharapkan kembali bersekolah; e. Siswa/anak yang terkena dampak ekonomi akibat bencana alam; atau f. Siswa dari keluarga miskin/rentan miskin yang terancam putus sekolah. 4. Pelaksanaan program KIP Program dinaspendidikan Indonesia Pintar provinsi, dinas dilaksanakan oleh pendidikan direktorat kabupaten/kota, jenderal dan terkait, satuan pendidikan.Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyediakan Kartu Indonesia Pintar(KIP) berdasarkan Basis Data Terpadu (BDT) yang dikeluarkan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).Pembiayaan pencetakan KIP dibebankan kepada anggaran direktorat jenderal terkait sesuai dengan kuota nasional masing-masing. Peserta didik yang termasuk sasaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dapat diusulkan oleh sekolah/SKB/PKBM/Lembaga Kursus Pelatihan (LKP)/satuanpendidikan nonformal lainnya, Balai Latihan Kerja (BLK), dan pemangkukepentingan.Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berdasarkan sasaran dan kriteriapenerima, membayarkan manfaat PIP kepada sasaran yang telah terdaftar di satuanpendidikan formal atau non formal dengan mengecualikan satuan pendidikan yang berada di bawah pembinaan Kementerian Agama.Pembayaran manfaat PIP kepada sasaran peserta sebagaimana dimaksud dalam 5. Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksanaan PIP Pengelola PIP 2015 tingkat pusat adalah direktorat teknis pada direktorat jenderal terkait dengan rincian tugas sebagai berikut: a. Menetapkan Petunjuk Teknis pelaksanaan PIP; b. Melakukan sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan PIP; c. Menyalurkan dana PIP; d. Menghimpun dan melayani pengaduan masyarakat terkait dengan PIP; e. Melakukan pemantauan implementasi PIP f. Melaporkan pelaksanaan PIP. Pengelola PIP 2015 tingkat provinsi adalah dinas pendidikan provinsi dengan rincian tugas sebagai berikut: melakukan sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan PIP di wilayahnya menghimpun dan melayani pengaduan masyarakat di wilayahnya, melakukan pemantauan implementntasi PIP di wilayahnya.Pengelola PIP 2015 tingkat kabupaten/kota adalah dinas pendidikan kabupaten/kota dengan rincian tugas sebagai berikut: Mengusulkan peserta didik calon penerima dana BSM/PIP dari satuan Pendidikan di wilayahnya; Melakukan sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan PIP di wilayahnya; Menghimpun dan melayani pengaduan masyarakat di wilayahnya; dan Melakukan pemantauan implementasi PIP di wilayahnya. Pengelola PIP 2015 tingkat satuan pendidikan adalah sekolah/SKB/PKBM/LembagaKursus Pelatihan (LKP)/satuan pendidikan nonformal lainnya dan BalaiLatihan Kerja (BLK) yang ditunjuk dengan rincian tugas sebagai berikut: Memasukan daftar nama peserta didik dalam data pokok pendidikan (Dapodik); Mengusulkan peserta didik calon penerima dana BSM/PIP; Memantau proses pengambilan dana BSM/PIP; dan Menerima anak usia 6 (enam) sampai dengan 21 (dua puluh satu) tahun Pemegang KIP yang belum/putus sekolah. 2.2 Pelaksanaan Program A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.berdasarkan permasalahan yang diajukan dalam penelitian yang lebih mengutamakan pada masalah proses,makna,pemahaman,interaksi,serta presepsi.Pendekatan ini menghasilkan data deskritif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang dapat dijadikan narasumber peneliti.Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta sifat dan hubungan antar fenomena Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan secara langsung di lapangan untuk memperoleh data yang diperlukan.Penelitian ini secara khusus didesain untuk menggambarkan fenomena yang dihadapi yaitu fenomena sosial yang berkaitan dengan implementasi pemberdayaan pengawas SMK se-DIY. B. Subjek Pelaksanaan Teknik pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian dengan purposive sampling. Purposive sampling mempunya maksud dalam pengambilan sample berdasarkan bidang penelitian dengan subyek yang diteliti ditentukan atas dasar tujuan dan pertimbangan tertentu (Arikunto, 1998: 330). Sampel yang peneliti ambil yaitu kepala seksi SMK, ketua panitia program, dan peserta SMK yang mendapatkan kartu Indonesia pintar. C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Pengalam Lapangan akan dilaksanakan mulai tanggal 15 Juli 2016 sampai 15 September 2016 di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Magelang Bidang Perencanaan. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara –cara dapat digunakan oleh peneliti mengumpukan data.teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:i 1. Observasi Nasution (Sugiyono;2006) mengemukakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. 2. wawancara wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait dengan program bantuan kartu Indonesia pintar di kota Yogyakarta.dalam penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan semistruktur, yaitu untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapatnya tentang pelaksanaan kartu Indonesia pintar, serta beberapa data hasil dokumentasi yang diperoleh dari lembaga atau organisasi yang diteliti. 3. Dokumentasi Peneliti melakukan dokumentasi pelaksanaan kegiatan penelitian melalui foto atau gambar, sebagai bukti fisik pelaksanaan penelitian. 4. Tinjauan Literatur Peneliti membaca buku-buku yang dapat membantu peneliti melakukan penelitian untuk memperoleh data yang relevan. Tinjauan literatur digunakan sebagai bagian dari komponen teknik pengumpulan E. Instrumen Penelitian Suharsimi Arikunto (2002: 136), menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan, maka instrumen penelitian ini menggunakan panduan wawancara dan panduan observasi. F. Keabsahan Data Keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji creadibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), keabsahan data menggunakan uji kredibilitas, artinya penelitian menggunakan triangulasi, bahan referensi, analisis kasus negatif, diskusi dengan teman sejawat, dan member check. Selain menggunakan reduksi data peneliti juga menggunakan teknikTriangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Dimana dalampengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yangmemanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancaraterhadap objek penelitian (Moloeng, 2004:330)Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda(Nasution, 2003:115) yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasiini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untukmemperkaya data. Menurut Nasution, selain itu triangulasi juga dapat bergunauntuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena itutriangulasi bersifat reflektif.Denzin (dalam Moloeng, 2004), membedakan empat macam triangulasidiantaranya dengan memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik danteori. Pada penelitian ini, dari keempat macam triangulasi tersebut, penelitihanya menggunakan teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan sumber.Triangulasi dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek balikderajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alatyang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton,1987:331). Adapun untukmencapai kepercayaan itu, maka ditempuh langkah sebagai berikut : 1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara 2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. 3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. 4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas. 5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Sementara G. Teknik Analisis Data Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model teknik analisis data persentase. Semua data yang dikumpulkan baik kuesione rmaupun dokumentasi,dianalisis dengan menggunakan teknik analisis persentase kemudian dideskripsikan dan diambil kesimpulan tentang ditentukan.Besarnya masing-masing persentase pada komponen kategori atas dasar kriteria mana,menunjukan yang telah informasi yang diungkapkan langsung dapat diketahui posisi masing-masing aspek dalam keseluruhan maupun bagian-bagian permasalahan yang diteliti. Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif kuantitatif. 2.3 Hasil dan Pembahasan A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Potensi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Yogyakarta Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai uraian potensi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Yogyakarta. Struktur organisasi, visi, misi, tujuan dan peran Disdikpora Yogyakarta juga akan dipaparkan sebagai usaha nyata untuk memajukan pendidikan di wilayah Provinsi Yogyakarta. Pada laporan penelitian ini akan difokuskan pada implementasi program pemberdayaan bagi pengawas sekolah SMA/SMK yang dilaksanakan oleh bagian seksi SMK bidang DIKMENTI Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Yogyakarta. 2. Potensi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Magelang Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Magelang terletak di Jl Soekarno-Hatta No. 59 Kota Mungkid 56511. Sebagai sebuah organisasi, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Magelang memiliki visi dan Misi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga sebagai berikut: Visi : Sumber Daya Manusia (SDM) Kabupaten Magelang Yang Bertaqwa, Unggul dan Berbudaya (TANGGUL BUDAYA) Misi : a. Meningkatkan manajemen layanan pendidikan, pembinaan generasi muda dan olahraga yang transparan, efektif dan efisien. b. Meningkatkan pemerataan akses pendidikan. c. Meningkatkan mutu pendidikan. d. Meningkatkan relevansi kurikulum yang mendorong pengembangan dan penerapan teknologi madya di berbagai bidang serta orientasi kesepadanan dan pasar kerja sesuai potensi daerah. e. Meningkatkan kepeloporan, peran serta dan prestasi yang mendukung pengembangan kreativitas, keterampilan dan kewirausahaan pemuda. f. Meningkatkan pembinaan, pemasyaratan, serta penyediaan sarana dan prasarana olahraga. B.Pembahasan Alur Penerima kartu indonesia pintar (pip) 2016 Anggaran dan pagu/kuota penerima kip 2015/2016 Lembaga Penyalur mana saja yang ditunjuk untuk menyalurkan manfaat Program Indonesia Pintar melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) ? Lembaga penyalur yang ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kementerian Agama berbeda-beda tergantung lembaga penyalur yang terpilih dalam proses seleksi lembaga penyalur yang dilakukan oleh kementerian pelaksana program. Untuk apa sajakah bantuan tunai melalui KIP ini dapat digunakan? Bantuan/dana tunai pendidikan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pendukung biaya pendidikan siswa seperti: 1. Pembelian buku dan alat tulis sekolah 2. Pembelian pakaian/seragam dan alat perlengkapan sekolah (tas, sepatu, dll) 3. Biaya transportasi ke sekolah 4. Uang saku siswa/ iuran bulanan siswa 5. Biaya kursus/les tambahan 6. Keperluan lain yang berkaitan dengan kebutuhan pendidikan di sekolah/madrasah Apa yang harus dilakukan bila ada pengaduan atau permasalahan mengenai KIP/KKS/KPS? Kirim pengaduan melalui No SMS atau Website Pengaduan di: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agama No SMS: 0857 7529 5050 No SMS: 0857 7529 5151 Format SMS: Format SMS: KIP#Provinsi#Kab/Kota#Kecamatan#Nama KIP#Provinsi#Kab/Kota#Kecamatan#Nama Sekolah#Isi Pesan Sekolah#Isi Pesan Pengaduan Online: Pengaduan Online: http://pengaduanpip.kemdikbud.go.id http://indonesiapintar.kemenag.go.id Selain itu bisa juga disampaikan ke masing-masing direktorat terkait: Direktorat Pembinaan di Kemendikbud Direktorat Telepon Fax Email Direktorat Pembinaan SD 021-5725638 021-5725644 [email protected] Direktorat Pembinaan SMP 021- 5725648 021- 5725648 [email protected] Direktorat 021-75912057 [email protected] 021-5725469 [email protected] Pembinaan 021- 75912056 SMA 08128538515 Direktorat Pembinaan 021-5725469 SMK PENUTUP A. Kesimpulan Program Indonesia Pintar (PIP) merupakan program prioritas Presiden Joko Widodo, yang dirancang khusus untuk membantu anak dari keluarga miskin/tidak mampu agar tetap mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat pendidikan menengah/sederajat. Selain itu, PIP ditujukan untuk membantu meringankan biaya personal pendidikan, mencegah agar siswa tidak putus sekolah, serta mendorong siswa putus sekolah dapat melanjutkan pendidikan di satuan pendidikan formal maupun non formal. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2014 mengamanatkan agar Kartu Indonesia Pintar (KIP) diberikan kepada anak-anak yang berusia 6 sampai dengan 21 tahun dari keluarga pemegang Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), sebagai identitas untuk mendapatkan manfaat PIP. Bantuan pendidikan yang diberikan pemerintah... B. Saran dan Rekomendasi Sebaiknya pemerintah sendiri turun tangan dalam hal pemberian kartu Indonesia pintar kepada anak-anak yang membutuhkan agar realisasi penyaluran KIP tepat sasaran DAFTAR PUSATAKA Arcaro S. Jerome, 2005, Pendidikan Berbasis Mutu, Yogyakarta, Pustaka Pelajar http://www.tnp2k.go.id/id/program/program-membangun-keluarga-produktif/kartuindonesia-pintar/ http://www.dadangjsn.com/2015/07/pengertian-tujuan-prinsip-pelaksanaan.html http://www.tnp2k.go.id/id/tanya-jawab/klaster-i/program-indonesia-pintar-melalui-kartuindonesia-pintar-kip/ (Permendikbud No. 12 Tahun 2015 tentang Program Indonesia Pintar,) (supriyoko,1993:5 tentang mutu pendidikan di Indonesia) Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta. ________, 2003, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung; Alfabeta. Majone dan Wildavsky,2002 Implementasi program http://eprints.undip.ac.id/40650/3/BAB_III.pdf LAMPIRAN 1.kondisi fisik dinas pendidikan pemuda olahraga DIY (mesjid) (kondisi ruangan seksi SMK) ( (Pemberian kenang-kenangan kepada Kepala seksi SMK) (halaman dan tempat parkiran) (