PERLINDUNGAN HUKUM TERTANGGUNG DALAM HAL TERJADI GAGAL BAYAR KLAIM PRODUK ASURANSI INVESTASI (ASURANSI JIWA UNIT-LINK) OLEH PERUSAHAAN ASURANSI DALAM KERANGKA KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM DAGANG (KUHD) DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG USAHA PERASURANSIAN ABSTRAK Asuransi sebagai salah satu lembaga keuangan non bank yang mempunyai peran penting dalam kehidupan perekonomian negara Indonesia. Hal tersebut dikarenakan lembaga asuransi menghimpun dana dari masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi dan dana tersebut digunakan sebagai investasi untuk mendukung pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional. Penerbitan produk campuran di sektor lembaga keuangan non bank juga sangat berkembang dengan sangat cepat. Misalnya produk asuransi digabung dengan produk investasi (unit link). Sebagai pihak yang awam tentang hukum dan ketentuan perjanjian asuransi tertanggung seringkali menjadi pihak yang lemah apabila timbul persengketaan. Oleh sebab itu, sudah tentu dibutuhkan suatu perlindungan hukum bagi tertanggung agar mendapatkan rasa aman dan agar mendapatkan kepastian hukum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah ketentuan KUHD dan UU Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Peransuransian memberikan perlindungan hukum kepada tertanggung dalam hal terjadi gagal bayar dan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana peranan Menteri Keuangan dalam pengawasan terhadap perusahaan asuransi dalam hal terjadi praktik gagal bayar menurut UU Nomor 2 Tahun 1992. Pendekatan yang digunakan dalam metode penelitian ini adalah metode pendekatan yang bersifat yuridis normatif atau penelitian yang menitikberatkan kepada data kepustakaan dan penelitian yang menekankan pada ilmu hukum dan juga berusaha menelaah kaidah-kaidah yang berlaku dalam masyarakat. Penelitian ini bersifat deskriptif analitis yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan dan menganalisis permasalahan yang ada dan menghubungkan antara kenyataan dengan peraturan yang berlaku secara menyeluruh. Hasil penelitian ini pada akhirnya ialah Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tidak memberikan perlindungan hukum kepada tertanggung apabila terjadi terhadap gagal bayar klaim produk asuransi investasi oleh perusahaan asuransi. Selain itu, simpulan lain yang dapat diambil dari penelitian tersebut adalah peran Menteri Keuangan dalam melakukan pengawasan terhadap perusahaan asuransi dalam hal terjadi praktik gagal bayar klaim tidak ketat.