perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori a. Komunikasi Pemasaran Menurut Schiffman & Kanuk (2007: 268) Komunikasi adalah “The process of Definisi tersebut mengimplikasikan bahwa proses transmitting sosial seorang yang terjadi meaningful symbols between individuals”. komunikasi adalah suatu antara sedikitnya dua orang, dimana salah mengirimkan sejumlah simbol tertentu pada orang lain. Komunikasi terjadi jika kedua pihak sama-sama dapat mengolah dengan baik simbol yang disampaikan. Simbol itu dapat disebut sebagi pesan, dimana proses penyampaiannya dilakukan dengan atau respons media, dan terjadi perubahan terhadap pesan yang disampaikan. Komunikasi tidak selalu dilakukan secara tatap muka tetapi dapat pula dengan menggunakan media, baik dalam konteks komunikasi antarpesona (interpersonal communication) atau komunikasi massa (mass communication). Komunikasi oleh Peter dan Samovar dalam Deddy Mulyana dan Jalaludin Rakhmat (1990:15) didefinisikan sebagai suatu proses dinamik transaksional yang mempengaruhi perilaku dimana sumber dan penerima dengan sengaja menyandi (to code) perilaku mereka untuk menghasilkan pesan yang mereka sampaikan melalui suatu saluran (channel) untuk merangsang atau mendapatkan sikap atau perilaku tertentu. Definisi komunikasi menurut Hovland, Janis dan Kelley seperti yang dikemukakan oleh Forsdale (1981) yang dikutip oleh Muhammad (2009:2) berbunyi, ”Communication is the process by which an individual transmits stimuly (usually verbal) to modify the behaviour of the other individuals”. (Komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain). Definisi tersebut commit to user 11 12 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id mengimplikasikan bahwa komunikasi adalah suatu proses sosial yang terjadi antara sedikitnya dua orang, dimana individu mengirim stimulus kepada orang lain. Stimulus dapat disebut sebagai pesan yang biasanya dalam bentuk verbal, dimana proses penyampaian dilakukan melalui saluran komunikasi, dan terjadi perubahan atau respons terhadap pesan yang disampaikan. Komunikasi diartikan sebagai proses tranfer pesan dalam penyaluran informasi atau message melalui sarana atau saluran komunikasi kepada komunikan yang tertuju (Prisgunanto, 2006:1). Komunikasi dalam hal pemasaran tidak hanya dipakai sebagai sarana atau tools saja, tetapi lebih dari itu, adalah sebagai bagian yang menyatu dalam strategi pemasaran perusahaan, bahkan misi perusahaan secara umum. Dalam bukunya Kotler mendefinisikan pemasaran sebagai “societal process by which individual and groups obtain what they need and want through creating offering, and freely exchangingi product and service of value with others” (Kotler, 2000: 8). Dapat dikatakan bahwa proses yang membentuk hubungan antara produsen dengan individu atau kelompok dalam menyampaikan produk, yaitu barang dan jasa dilakukan untuk kebutuhan dan keinginan guna mencapai tingkat tinggi memenuhi kepuasan yang lebih melalui penciptaan produk yang berkualitas. Konsep-konsep pemasaran berada di wilayah penentuan pasar sasaran, penentuan segmentasi pasar dan segmentasi potensial, kebutuhan dan keinginan, penawaran, nilai dan kepuasan, permintaan, produk dan pertukaran dan transaksi, hubungan dan jaringan, saluran pemasaran, rantai penjualan, persaingan, iklim pasar, serta penentuan strategi bauran pemasaran. Menurut Philip Kotler (2002: 9) “Marketing is a social and managerial process and by which individuals and group obtain what they need and want through creating, offering, and freely exchanging product and service of value with other”. Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan commit to user 13 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Menurut AMA (The American Marketing Association) tahun 1985 “Marketing is the process of planning and executing the conception pricing, promotion, and distribution of ideas, goods and services to create exchanging products of value with others”. Hubungan antara pemasaran dengan komunikasi merupakan hubungan yang erat. Komunikasi merupakan proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu, atau antara perusahaan dan individu. Komunikasi dalam kegiatan pemasaran bersifat kompleks, tidak sesederhana seperti berbincang-bincang dengan teman atau keluarga. Bentuk komunikasi yang lebih rumit akan mendorong penyampaian pesan oleh komunikator pada komunikan, melalui strategi komunikasi yang tepat dengan proses perencanaan yang matang. Komunikasi pemasaran menurut David Pickton & Amanda Broderick (Kartajaya, 2005: 56) adalah semua elemen-elemen promosi dari marketing mix yang melibatkan komunikasi antarorganisasi dan target audience pada segala bentuknya yang ditujukan untuk performance pemasaran. Target audience (khalayak) disini diartikan sebagai orang-orang atau pihak yang terlibat dan tertuju, baik dalam proses komunikasi antarorganisasi atau mereka yang berada di luar organisasi itu sendiri. Komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Jika digabungkan, komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua elemen dalam bauran pemasaran, yang memfasilitasi pertukaran dengan menargetkan merek untuk sekelompok pelanggan, posisi merek yang membedakan dengan merek pesaing dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggannya (Chitty, 2011:3). Marketing communication dapat didefinisikan sebagai kegiatan pemasaran dengan menggunakan teknikteknik komunikasi yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada khalayak commit to user 14 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id agar tujuan perusahaan tercapai, yaitu terjadinya peningkatan pendapatan atas penggunaan jasa atau pembelian produk yang ditawarkan (Kennedy dan Soemanagara, 2006:5). Bentuk utama dari komunikasi pemasaran meliputi: iklan, tenaga penjualan, papan nama, display ditempat pembelian, kemasan produk, direct-mail, sampel, produk gratis, kupon, publisitas, dan alat-alat komunikasi lainnya. Komunikasi pemasaran digunakan sebagai alat yang dapat menentukan posisi dan strategi apa yang cocok bagi perusahaan dilihat dari kondisi, situasi dan perubahan lingkungan sekitar. Lingkup komunikasi pemasaran terbagi menjadi dua bagian besar, yakni komunikasi pemasaran internal dan eksternal. Komunikasi internal lebih memiliki kekuatan dan berhubungan dengan komunikasi organisasi ke dalam perusahaan. Sedangkan komunikasi ekternal adalah para stackholders (pelangaan dan khalayak), program ekternal yang terkontrol akan lebih potensial dalam menciptakan gambaran dan citra produk. Menurut Nickles (Dharmmesta, 1990:56), komunikasi pemasaran merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual yang sangat membantu dalam pengambilan keputusan dibidang pemasaran, serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik. Definisi ini menyatakan bahwa komunikasi pemasaran merupakan pertukaran informasi dua arah antara pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran. Pihak-pihak yang terlibat akan mendengarkan, beraksi dan berbicara sehingga tercipta hubungan pertukaran yang memuaskan. Unsur-unsur dari komunikasi pemasaran dapat dilihat pada gambar 2.1. Model dasar sistem komunikasi pemasaran di bawah ini : commit to user 15 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Sumber Penerimaan mendengarkan-bereaksi-menanggapi-mendengarkan kebutuhan dan keinginan informasi PENJUAL persuas PEMBELI Berita Penerimaan Sumber Gambar 2.1 Model Dasar Sistem Komunikasi Pemasaran Sumber : Nickels yang dikutip oleh Dharmmesta, 1990 Dalam upaya memasarkan produk, perusahaan perlu menjalin komunikasi yang baik dengan konsumen dan perantara melalui komunikasi pemasaran. Seorang pemasar suatu produk harus memahami bagaimana komunikasi itu berlangsung. Secara umum, suatu model komunikasi pemasaran akan menjawab beberapa hal yang meliputi siapa pengirimnya, apa yang akan dikatakan (dikirimkan), saluran komunikasi atau media apa yang akan digunakan, ditujukan untuk siapa dan apa akibat yang akan ditimbulkannya. Dalam proses komunikasi, kewajiban seorang pengirim (komunikator) adalah berusaha agar pesan-pesannya dapat diterima oleh penerima sesuai dengan kehendak pengirim. Model proses komunikasi dapat memberi gambaran kepada pemasar bagaimana mempengaruhi atau mengubah sikap konsumen melalui commit to user perpustakaan.uns.ac.id 16 digilib.uns.ac.id desaign, implementasi dan komunikasi yang bersifat persuasif (Kotler, 2005 : 250). Kegiatan pemasaran bukan hanya berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan kegiatan dan kebutuhannya, hal ini dilakukan dengan menggunakan alat-alat promosi yaitu (Lumpiyoadi, 2006 : 120-122) : a) Periklanan Peranan periklanan dalam pemasaran jasa adalah untuk membangun kesadaran terhadap keberadaan jasa yang ditawarkan, menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang ditawarkan, membujuk calon konsumen untuk membeli dan menggunakan jasa tersebut, dan membedakan diri antara perusahaan satu dengan perusahaan lain yang mendukung positioning jasa. Dalam bisnis jasa perhotelan sasaran pengiklan adalah memperkenalkan produk baru hotel, menarik kelompok pelanggan baru, membangun ataupun memperbaiki citra hotel dan menjelaskan keadaan hotel secara umum. Untuk itu ada beberapa pilihan media yang dapat digunakan untuk melakukan pengiklanan, antara lain melalui: surat kabar, majalah, radio, televisi, papan reklame dan surat langsung. b) Penjualan perseorangan Penjualan perseorangan mempunyai peranan yang penting dalam pemasaran jasa, karena: 1) Interaksi secara personal antara penyedia jasa dan konsumen sangat penting, 2) Jasa tersebut disediakan oleh orang bukan mesin, 3) Orang merupakan bagian dari produk jasa. Sifat penjualan perorangan dapat dikatakan lebih luwes karena tenaga penjualan dapat secara langsung menyesuaikan penawaran penjualan dengan kebutuhan dan perilaku masing-masing calon pembeli. Selain itu, tenaga penjualan juga dapat segera mengetahui reaksi calon pembeli terhadap penawaran commit to user 17 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id penjualan, sehingga dapat mengadakan penyesuain-penyesuain ditempat pada saat itu juga. c) Promosi penjualan Promosi penjualan adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan arus barang atau jasa dari produsen sampai pada penjualan akhirnya. Point of sales promotion terdiri atas brosur, lembar informasi dan lainlain. Promosi penjualan dapat diberikan kepada: 1) Konsumen, berupa penawaran cuma-cuma, sampel produk, pengembalian tunai, hadiah, kontes dan garansi, 2) Perantara, berupa barang cuma-cuma, diskon, advertising allowances, iklan kerjasama, distribution contests, penghargaan, 3) Tenaga penjualan, berupa brosur, penghargaan, contests dan hadiah untuk tenaga penjualan terbaik. d) Hubungan masyarakat/ Public Relations (PR) Hubungan masyarakat merupakan kiat pemasaran penting lainnya, dimana perusahaan tidak hanya harus berhubungan dengan pelanggan, pemasok dan penyalur, tetapi juga harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih besar. Hubungan masyarakat sangat peduli terhadap tugas pemasaran, antara lain: membangun citra, mendukung aktivitas komunikasi lainnya, mengatasi permasalahan dan isu yang ada, memperkuat positioning perusahaan, mempengaruhi publik yang spesifik dan mengadakan peluncuran untuk produk/ jasa baru. e) Informasi dari mulut ke mulut Dalam hal ini peranan orang sangat penting dalam mempromosikan jasa. Pelanggan sangat dekat dengan penyampaian jasa. Dengan kata lain pelanggan tersebut akan berbicara kepada pelanggan lain yang berpotensial tentang pengalamannya dalam menerima jasa tersebut, sehingga informasi dari mulut ke mulut ini sangat besar pengaruhnya dan dampaknya terhadap pemasaran jasa dibandingkan dengan aktivitas komunikasi lainnya. commit to user 18 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id f) Pemasaran langsung Pemasaran langsung merupakan unsur terakhir dalam bauran komunikasi dan promosi. Terdapat enam dari pemasaran langsung, yaitu: Direct mail, Mail order, Direct respons, Direct selling, Telemarketing, dan Digital marketing. Saat ini khalayak cenderung semakin selektif, terkonsentrasi dan tersegmentasi pengetahuan mereka terhadap produk. oleh sebab itu peran dari positioning dalam pemilihan pesan yang cocok dengan khalayak menjadi sesuatu yang sangat penting. Positioning ini akan menunjukkan bahwa strategi dan taktik dalam penyusunan komunikasi pemasaran haruslah sangat diperhatikan. Secara definitif Terence A. Shimp menyatakan bahwa “Marketing Communications represent the collection of all element in brand’s marketing mix that facilitate exchanges by establishing shared meaning with the brand’s customers or clients” (Shimp, 1999: 10). Dari definisi tersebut nampak bahwa ada elemen-elemen dalam komunikasi pemasaran yang penting dan harus dilaksanakan, yang disebut sebagai bauran pemasaran (marketing mix). Terence A. Shimp (1999) membaginya ke dalam elemen-elemen personal selling, advertising, sales promotion, sponsorship marketing, publicity dan Point-ofPurchase Communications. Kegiatan marketing communications memiliki fase-fase yang merupakan acuan penting dalam menyusun strategi promosi, yang meliputi : 1. Segmentasi pasar. 2. Menentukan segmentasi dengan produk yang spesifik atau bentuk promosi. 3. Menentukan posisi produk sebagai suatu produk yang dapat memuaskan konsumen dengan cara yang berbeda dari pesaing yang diwujudkan dalam bentuk pesan khusus. Sehubungan dengan fase-fase kegiatan komunikasi pemasaran tersebut, Schiffman dan Kanuk (2007: 53) membagi konsumen dalam berbagai segmen commit to user perpustakaan.uns.ac.id 19 digilib.uns.ac.id antara lain Geografis (wilayah, kota, daerah berkembang dan lain sebagainya), Demografis (usia, jenis kelamin, agama, pendapatan, pendidikan) dan Psikologis (kebutuhan, kepribadian, persepsi, gaya hidup dan sikap). Setelah memperhatikan dan menerapkan fase-fase yang harus dijalankan dalam kegiatan komunikasi pemasaran dan memperhatikan dengan seksama segmentasi konsumennya, maka komunikasi pemasaran akan memfasilitasi proses pertukaran dan pengembangan hubungan dengan konsumen. Ini semua dilakukan dengan cara mengamati secara cermat kebutuhan dan keinginan konsumen yang dilanjutkan dengan mengembangkan suatu produk (product) yang memuaskan kebutuhan konsumen dan menawarkan produk tersebut pada harga (price) tertentu serta mendistribusikannya agar tersedia di tempat (place) yang menjadi pasar bagi produk bersangkutan. Untuk itu perlu dilaksanakan suatu program promosi (promotion) atau komunikasi guna menciptakan kesadaran dan ketertarikan konsumen kepada produk yang bersangkutan. Proses ini yang disebut sebagai marketing mix yang terdiri atas elemen-elemen, yaitu product, price, place (distribution) dan promotion, yang disingkat dengan ‘empat P’ (Morissan, 2010:5). Komunkasi pemasaran yang dilakukan antara barang dan jasa memiliki perbedaan, berikut merupakan empat karakteristik yang paling sering dijumpai dalam jasa adalah (Payne, 1993:9) : 1. Tidak berwujud – jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud. 2. Heterogenitas – jasa merupakan variabel non standar dan sangat variasi. 3. Tidak dapat dipisahkan – jasa umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada saat yang bersamaa, dengan partisipasi konsumen dalam proses tersebut. 4. Tidak tahan lama – jasa tidak mungkin disimpan dalam persediaan. b. Bauran Pemasaran (Marketing mix) Dengan berbagai paparan tersebut di atas maka dapat kita lihat bahwa komunikasi pemasaran lebih luas jika dibandingkan dengan sekedar promosi maupun periklanan. Oleh karena itu ketika kita berbicara tentang bauran commit to user 20 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id komunikasi pemasaran (marketing communications mix) mengandung pengertian yang menyangkut segenap jangkauan aktivitas dan peralatan yang tersedia pada suatu organisasi dalam berkomunikasi dengan target audiens-nya tentang berbagai hal yang mempunyai implikasi terhadap performasi bisnisnya. “Marketing communications mix : the range of activities/tools available to an organisation to communicate with its target audiences on all matters that affect business performance” (Pickton & Broderick , 2001 :4). Marketing mix terdiri dari empat komponen biasanya disebut ”empat P (4P)”, yaitu Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan Promotion (Promosi). Price (Harga) adalah jumlah uang yang harus dibayakan pelanggan untuk memperoleh produk. Place(Tempat) meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Promotion (Promosi) berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan membelinya. Menurut Philip Kotler (2005:17) pengertian bauran pemasaran adalah sebagai berikut: “Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya dipasar sasaran”.. Menurut Zeithaml dan Bitner yang dikutif oleh Ratih Hurriyati (2005:28) pengertian bauran pemasaran adalah sebagai berikut: “Bauran pemasaran adalah elemen-elemen organisasi perusahaan yang dapat dikontrol oleh perusahaan dalam melakukan komunikasi dengan konsumen dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen”. Dalam pemasaran jasa dengan hanya mengandalkan 4P (product, price, promotion, place), perusahaan tidak dapat memahami hubungan timbal balik antara aspek-aspek kunci dalam bisnis jasa. People, process dan physical evidence ditambahkan dalam bauran pemasaran jasa dikarenakan sifat dan karakteristik unik yang dimiliki oleh jasa itu sendiri, dalam hal ini dikenal dengan istilah 7P. Bauran pemasaran jasa adalah serangkaian alat-alat pemasaran jasa yang dapat dikendalikan untuk melayani Target Market Segments (Sucherly, 1999: 9). Masing-masing pemasaran memiliki kelebihan dan kelemahan sehingga untuk commit to user 21 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id mengatasi kelemahan dengan cara mencari kelebihan alat yang lain dari bentuk bauran (mix). Bauran pemasaran merupakan kiat kelompok pemasaran yang digunakan perusahaan barang/ jasa untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran. Setelah perusahaan barang/ jasa menentukan pasar sasarannya dan menentukan posisi apa yang akan didudukinya di pasar sasaran, maka langkah selanjutnya adalah merancang strategi bauran pemasaran. Menurut Sucherly (1999: 10) ada dua macam bauran pemasaran yaitu : 1. Bauran pemasaran barang (Tradition marketing Mix) terdiri dari 4 P, yaitu : Product (fisik), Price, Place, dan Promotion. 2. Bauran pemasaran jasa (The Expended Marketing Mix for service) terdiri dari 7 P, yaitu : Product (jasa), Price, Place/ Delivery, Promotion, Physical Evidence, Process, dan People/ Participants. Bauran Pemasaran Jasa dapat dijabarkan sebagai berikut : a) Product (Produk) Menurut Kotler dalam Ratih Hurriyati (2005: 50) pengertian produk adalah sebagai berikut: “Product (Produk) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan”. b) Price (Harga) Menurut DR. Buchari Alma (2007:169) pengertian harga adalah sebagai berikut: “Price (Harga) adalah nilai suatu barang atau jasa yang dinyatakan dengan uang”. Harga merupakan satu-satunya dari unsur bauran pemasaran (marketing mix) yang menghasilkan pendapatan sementara unsur-unsur lainnya menimbulkan biaya. Seperti halnya unsur-unsur bauran pemasaran yang lain, diantaranya produk dan promosi hargapun memiliki komponen bauran harga yang commit to user 22 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id terdiri dari: Daftar Harga (Price List). Daftar harga adalah suatu uraian harga yang dicantumkan pada label atau produk. Contohnya bandrol harga pada kemasan sampo, bandrol harga pada kemasan lotion. Potongan Harga (Discount) Potongan harga adalah pengurangan dari harga yang normal. Contohnya diskon saat bazaar, diskon saat cuci gudang, diskon saat hari raya, diskon saat liburan sekolah. Penghargaan atau keringanan (Allowance). Keringanan yang dimaksud adalah keringanan pada konsumen untuk cicilan kredit. Contohnya bunga kredit motor yang rendah, cicilan rumah, simpan pinjam. Jangka Waktu Pembayaran (Payment Period) Jangka waktu pembayaran adalah cicilan kredit sesuai kesepakatan antara penjual dengan pembeli (berhubungan dengan kredit). c) Promotion (Promosi). Menurut Buchari Alma dalam Ratih Hurriyati (2005:57) pengertian promosi adalah sebagai berikut: “Promotion (Promosi) adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran, yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan”. Tiga tujuan utama dari promosi adalah sebagai berikut: Menginformasikan (Informing) Membujuk pelanggan sasaran (Persuading) Mengingatkan (Reminding) meskipun secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi bentukbentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya. Beberapa tugas khusus sering disebut bauran promosi (Promotion Mix), yaitu mencakup: Periklanan (Advertising) adalah semua bentuk penyajian nonpersonal, promosi ide-ide promosi barang atau jasa yang dilakukan oleh sponsor yang dibayar. Medianya antara lain: brosur, buklet, poster, penayangan pada audio visual, billboard, dan lain-lain. commit to user 23 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Promosi Penjualan (Sales Promotion) adalah variasi insentif jangka pendek untuk merangsang pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa. Medianya antara lain: pemberian hadiah, sampel, pemberian kupon, potongan harga, dan lain-lain. Hubungan Masyarakat (Public Relation) adalah suatu usaha (variasi) dari rancangan program guna memperbaiki, mempertahankan, atau melindungi perusahaan atau citra produk. Publisitas adalah suatu komunikasi promosional tentang perusahaan atau produk yang dihasilkan perusahaan yang disajikan melalui media akan tetapi tidak dibayar oleh sponsor atau perusahaan. Media tersebut antara lain: kontak pers, seminar, sponsor, sumbangan, dan lain-lain. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling) adalah penjualan pribadi atau tatap muka adalah penyajian lisan dalam suatu pembicaraan dengan satu atau beberapa pembeli potensial dengan tujuan untuk melakukan penjualan. Medianya antara lain: persentase penjualan, pertemuan penjualan, pameran dagang, dan lain-lain. Pemasaran Langsung (Direct Marketing) adalah komunikasi secara langsung yang digunakan dari mail, telepon, fax, e-mail atau internet untuk mendapatkan tanggapan langsung dari konsumen secara jelas. Medianya antara lain: pemasaran lewat telepon, surat, katalog, internet, dan lain-lain. d) Place (Tempat Atau Lokasi) Menurut Ratih Hurriyati (2005:55) untuk produk industri manufactur place di artikan sebagai saluran distribusi (zero channel, two channel, dan multilevel channels), sedangkan untuk produk industri jasa, place diartikan sebagai tempat pelayanan jasa. Lokasi pelayanan jasa yang digunakan dalam memasok jasa kepada pelanggan yang dituju merupakan keputusan kunci. Keputusan mengenai lokasi pelayanan yang akan digunakan melibatkan pertimbangan bagaimana penyerahan jasa kepada pelanggan dan dimana itu akan berlangsung. Tempat juga penting sebagai lingkungan dimana dan bagaimana jasa akan diserahkan, sebagian dari nilai dan manfaat dari jasa. commit to user 24 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Keanekaragaman jasa membuat penyeragaman strategi tempat menjadi sulit. Masalah ini melibatkan pertimbangan bagaimana interaksi antara organisasi penyedia jasa dan pelanggan serta keputusan tentang apakah organisasi tersebut memerlukan satu lokasi atau beberapa lokasi. Seseorang pemasar produk jasa seharusnya mencari cara untuk membangun pendekatan penyerahan jasa yang tepat serta menghasilkan keuntungan untuk perusahaannya. Lokasi berhubungan dengan keputusan yang dibuat oleh perusahaan mengenai dimana operasi dan stafnya akan ditempatkan, yang paling penting dari lokasi adalah tipe dan tingkat interaksi yang terlibat. Terdapat tiga macam tipe interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan yang berhubungan dengan pemilihan lokasi, yaitu sebagai berikut : Pelanggan mendatangi penyedia jasa, penyedia jasa mendatangi pelanggan, atau penyedia jasa dan pelanggan melakukan interaksi melalui perantara. e) People (Orang) Menurut Zeithaml and Bitner yang dikutif oleh Ratih Hurriyati (2005:62) pengertian people adalah sebagai berikut: “Orang (people) adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen-elemen dari ‘people’ adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Semua sikap dan penampilan karyawan mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen atau keberhasilan penyampaian jasa (service encounter).” Semua karyawan yang berhubungan dengan konsumen dapat disebut sebagai tenaga penjual. Dengan kata lain, dalam pengertian yang luas, pemasaran merupakan pekerjaan semua personel organisasi jasa. Oleh karena itu penting kiranya semua perilaku karyawan jasa harus diorientasikan kepada konsumen. Itu berarti organisasi jasa harus merekrut dan mempertahankan karyawan yang commit to user 25 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id mempunyai skill, sikap, komitmen, dan kemampuan dalam membina hubungan baik dengan konsumen. f) Process (Proses) Menurut Zeithaml and Bitner yang dikutif oleh Ratih Hurriyati (2005:50) pengertian proses adalah sebagai berikut: “Proses adalah semua procedure actual, mekanisme, dan aliran aktifitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa.” Elemen proses ini mempunyai arti suatu upaya perusahaan dalam menjalankan dan melaksanakan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya. Untuk perusahan jasa, kerja sama antara pemasaran dan operasional sangat penting dalam elemen proses ini, terutama dalam melayani segala kebutuhan dan keinginan konsumen. Jika dilihat dari sudut pandang konsumen, makan kualitas jasa diantaranya dilihat dari bagaimana jasa menghasilkan fungsinya. Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan sering merasakan sistem penyerahan jasa sebagai bagian dari jasa itu sendiri. Selain itu keputusan dalam manajemen operasi adalah sangat penting untuk suksesnya pemasaran jasa. Seluruh aktifitas kerja adalah proses, proses melibatkan prosedur-prosedur, tugas-tugas, mekanisme- mekanisme, aktifitas-aktifitas dan rutinitas-rutinitas dengan apa produk (barang atau jasa) disalurkan ke pelanggan. Identitas manajemen proses sebagai aktifitas terpisah adalah prasyarat bagi perbaikan jasa. Pentingnya elemen proses ini khususnya dalam bisnis jasa disebabkan oleh persediaan jasa yang tidak dapat disimpan. g) Physical Evidence (Bukti Fisik) Menurut Hurriyati Zeithaml and Bitner yang dikutif oleh Ratih (2005:63) pengertian physical evidence adalah sebagai berikut: commit to user 26 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id “Physical evidence (sarana fisik) ini merupakan suatu hal yang secara turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan.” Unsur-unsur yang termasuk didalam saran fisik antara lain lingkungan fisik, dalam hal ini bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainya yang disatukan dengan service yang di berikan seperti tiket, sampul, label, dan lain sebagainya. Lovelock (2002:248) mengemukakan bahwa perusahaan melalui tenaga pemasaranya menggunakan tiga cara dalam mengelola bukti fisik yang strategis, yaitu sebagai berikut: § An attention-creating Medium. Perusahaan jasa melakukan diferensisansi dengan pesaing dan membuat sarana fisik semenarik mungkin untuk menjaring pelanggan dari target pasarnya. § As a message-creating medium. Menggunakan simbol atau syarat untuk mengkomunikasikan secara intensif kepada audiens mengenai kekhususan kualitas dari produk jasa. § An effect-creating medium. Baju seragam yang berwarna, bercorak, suara dan desain untuk menciptakan sesuatu yang lain dari produk jasa yang di tawarkan. c. Segmentasi Teknik mendasar pada strategi pemasaran yang pertama kali didefinisikan oleh Wendell Smith pada artikel pengubahan dasar pemikiran pada 1956 ide intinya adalah bahwa ada pengelompokkan pelanggan menurut keinginan dan kebutuhan yang berbeda-beda dan yang membutuhkan produk berbeda. Apa yang dihasilkan adalah pembagian pasar yang sepenuhnya heterogen ke sejumlah kelompok atau sektor dengan kebutuhan dan keinginan yang relatif homogen. Pemasaran yang baik, dari saat itu hingga kini akan bergantung pada segmentasi commit to user 27 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pasar yang semakin canggih, yang secara perlahan-lahan melemahkan konsep pemasaran masal secara keseluruhan. Pencatatan, keragaman, pengklusteran pelanggan menurut berbagai kriteria perlu menjadi inti riset bagi pemasar. Segmentasi pasar adalah usaha untuk meningkatkan ketepatan sasaran dari suatu perusahaan (Purnama, 2002:82). Segmentasi pasar merupakan proses pembagian pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang berbeda-beda berdasarkan kebutuhan dasar, karakteristik, atau perilaku, yang mungkin memerlukan produk dan bauran pemasaran terpisah (Kotler & Armstrong, 2001: 68). Menurut Rhenald Kasali (Setiadi, 2005:56-58) segmentasi adalah proses mengkotak-kotakkan pasar yang heterogen kedalam potensial customer yang memiliki kesamaan kebutuhan dan atau kesamaan karakter yang memiliki respons yang sama dalam membelanjakan uangnya. Segmentasi pasar dikembangkan untuk memilih salah satu pasar sasaran yang bisa diidentifikasi dari berbagai sudut pandang seperti demografi, perilaku, psikografi dan variabel-variabel lain yang relevan. Segmentasi pasar adalah mengidentifikasi konsumen yang sama dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu dengan menawarkan produk. Tujuan utama dalam segmentasi pasar adalah untuk melayani konsumen secara lebih baik dan memperbaiki posisi kompetitif perusahaan terhadap pesaing. Tujuan utama tersebut juga diiringi dengan tujuan-tujuan lain yang lebih sempit seperti meningkatkan penjualan, meningkatkan pangsa pasar, melakukan komunikasi dan promosi yang lebih baik, serta memperkuat citra. Dalam melakukan segmentasi setidaknya ada lima manfaat yang dapat diperoleh yaitu (Lupiyoadi, 2006: 46); 1) Mendesain jasa yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar, 2) Menganalisis pasar, 3) Menemukan peluang, 4) Menguasai posisi yang superior (unggul) dan kompetitif, 5) Menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien. commit to user 28 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Tahapan pertama segmentasi adalah menetapkan kriteria untuk mensegmen pasar tertentu, kemudian membagi pasar yang heterogen ke sejumlah subkelompok terkluster relevan. Salah satu keterbatasan utama segmentasi adalah bahwa jika pasar itu di bagi-bagi lagi ke relung yang sangat kecil, tidak diperoleh cukup pelanggan yang mampu menghasilkan laba; atau pembagian itu terlalu mahal biayanya, karena memerlukan perubahan terus menerus atau bauran pemasaran untuk melayani segmen tersebut. Segmen pasar harus dapat diukur, dan informasi rinci tentang karakteristik pelanggan harus dapat diperoleh dengan efektif biaya, sehingga pemasar dapat meraih segmen itu; informasi harus dapat diakses sehinga perusahaan bersangkutan dapat berkomunikasi secara efektif dengan segmen yang dipilih dengan menggunakan metode pemasaran; segmen harus cukup besar sehingga dapat dipertimbangkan aktivitas pemasaran yang terpisah dan bermakna, yang memiliki cukup pelanggan dengan kelebihan/ sukaan yang berbeda yang dapat ditangani dengan sejumlah upaya pemasaran (Doyle, 2013: 355-356). 1. Segmentasi Geografis, adalah bentuk segmentasi yang paling klasik, yang membagi pasar tertentu menjadi wilayah, negara, kota besar, negara bagaian, provinsi, pingir kota atau RT. 2. Segmentasi Demografis adalah teknik segmentasi yang paling luas digunakan bagi produk konsumen. Ada banyaka data sensus yang tersedia tentang usia, penghasilan, jenis kelamin, kelebih sukaan konsumen, lingkungan RT dan etnisitas. 3. Segmentasi loyalitas brand didasarkan pada loyalitas yang dimiliki konsumen atas satu brand melebihi brand lain. Segmentasi ini dapat diterapkan ke jasa dan juga produk. 4. Segmentasi tingkat penggunaan mengkluster kelompok yang merupakan pengguna ringan, sedang, atau berat produk atau jasa tertentu. 5. Segmentasi produk mendefinisikan pasar menurut jenis konsumen yang berbeda-beda pula. commit to user 29 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 6. Segmentasi manfaat adalah segmentasi pelanggan yang lebih menyukai jenis manfaat sama tertentu. Contohnya sejumlah pelanggan lebih menyukai kualitas tinggi dan kemewahan; pelanggan lain lebih menyukai harga rendah dan fungsi yang sederhana; pelanggan lain lebih menyukai inovasi terbaru. 7. Segmentasi gaya hidup adalah pengelompokkan orang berdasarkan cara mereka mengeluarkan penghasilan siap dibelanjakan ke waktu luang dan citarasa pribadi. 8. Relung pasar adalah ketika industri luas di-segmentasi-kan kesejumlah segmen yang semakin kecil hingga dapat diidentifikasi relung pembeli yang sama keinginan dan kebutuhannya serta yang dapat dipuaskan. 9. Segmentasi Psikografi adalah cara men-segmentasi pasar tertentu berdasar sikap budaya dan tipe psikologi ; orang moderat, orang fasionable, pencari kejutan, pencari keamanan, pencari risiko, penghindar risiko, pemberi aspirasi, sadar citra, dll. Berikut merupakan segmentasi pasar yang umum (Yoeti, 2002: 80-86): a) Business Segments Suatu perjalanan bisnis dibarengi dengan pertimbangan individu untuk memilih kualitas jasa (hospitality). Tiap kategori memerlukan standar yang berbeda, mulai dari akomodasi tempat menginap, jenis dan macam makanan yang diinginkan. Hal itu tergantung pada profesi, pendapatan, tata cara hidup atau posisi mereka dalam masyarakat. Biasanya segmentasi yang utama adalah: 1) Sales Representative, yang sedang melakukan kunjungan pelanggan. 2) Para Executive dan Profesional, yang melakukan perjalanan dinas. 3) Mereka yang mengikuti Meeting, Incentive, Converention, dan Exhibition (MICE). commit to user 30 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 4) Usahawan yang melakukan perjalanan untuk mengurus bisnis mereka. b) Pleasure Segments Segmen ini termasuk kelompok orang-orang yang melakukan perjalanan bukan untuk alasan berbisnis atau mencari nafkah tetapi untuk kesenangan seperti: 1. Mereka yang melakukan perjalanan untuk melakukan perjalanan untuk menyenangkan orang lain (compassionate), seperti honeymoon couples and lovers. 2. Mereka yang melakukan perjalanan untuk mengunjungi teman atau famili, yang bisa disebut dengan istilah Visiting Friends and Relative (VFR). 3. Pasangan yang sedang berlibur dengan itinerary yang fix. 4. Mereka yang melakukan perjalanan wisata diorganisir oleh BPW (Biro Perjalann Wisata). 5. Rombongan wisatawan yang nembeli paket wisata (package tour) yang diatur oleh Tour Operator. 6. Mereka yang melakukan perjalanan dengan rombongan untuk maksud pertandingan olahraga atau reuni. 7. Pasangan keluarga dengan anak-anak atau family lain dengan tujuan memenuhi hadiah atau menunaikan janji pada seseorang yang dicintai. 8. Mereka yang berlibur karena dapat cuti untuk menghilangkan stres atau membuat badan lebih fit. c) Demographic Market Segments Biasanya tiap individu dalam grup mempunyai kebutuhan sendirisendiri. Remaja berumur antara 18-24 tahun memiliki perbedaan yang sangat besar dengan mereka yang berumur antara 55-65 tahun. Anak muda commit to user 31 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id senang ke acara disko, sedang orang yang sudah berumur ingin beristirahat di ruangan yang tenang dan nyaman. Jenis kelamin dapat menunjukan kesukaan orang. Apa yang dipikirkan seorang pria tidak sama dengan yang dipikirkan seorang wanita. Besarnya keluarga mengubah kebutuhan orang. Satu keluarga dengan tiga anak akan memiliki kebutuhan akomodasi yang berbeda denga mereka yang single. Di sini kita lihat bahwa pendapatan (income) mengubah pilihan orang. d) Social Class Segmements Ada beberapa cara untuk melakukan segmentasi pasar dan segmentasi sosial. Dua diantaranya yang biasa dilakukan adalah: 1. Segmentasi Demografis, yang mengelompokkan orang dalam umur, jenis kelamin, pekerjaan, kemampuan untuk membayar dan tempat tinggal asal. 2. Segmentasi Psycografis, yang mengelompokkan orang berdasarkan personality types, lifestyle aspirations dan alasan untuk menikmati sesuatu yang istimewa dan menyenangkan. Sedangkan klasifikasi seperti; Super Class, Upper Middle, Lower Middle, dan Upper Lower serta Lower sudah lama ditinggalkan, tetapi adakalanya juga banyak membantu. Semua segmen yang termasuk socio-economic sangat menarik bagi marketing, tergantung pada besar atau kecilnya pendapatan, pendidikan, tempat tinggal, dan kedudukan dalam masyarakat. e) Lifestyle Segments Psychographic atau motivational segmentation merupakan alasan yang kuat untuk melakukan segmentasi. Tata cara hidup (lifestyle) sering menjadi alasan untuk memilih fasilitas akomodasi yang sesuai dengan kelas dan kedudukannya. Segmen lifestyle ini memberikan kesempatan commit to user 32 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id kepada pemasar (marketer) untuk merencanakan target yang lebih akurat dan mempertahankan fasilitas yang diinginkannya. f) Buying Stage Segments Meningkatnya hari libur dan perjalanan bisnis akan mendongkrak permintaan untuk bermacam-macam fasilitas yang dapat disediakan hotel, mereka ini merupakan pasar potensial yang besar, karena mereka dalam keadaan Ready To Buy yang setiap waktu dapat menjadi pelanggan hotel. Oleh karena itu marketer harus dapat memberi perhatian khusus, sehingga tidak hilang menjadi potensi yang sia-sia atau tidak terpikirkan untuk memberi pelayanan yang baik kepadanya. g) Benefits Sought Segments Sekarang ada banyak segmen yang sedang tumbuh dan berkembang. Mereka adalah orang yang sedang mencari manfaat khusus dari hospitality, dalam hal: 1. Akomodasi hotel yang unik (certain style) seperti yang bernuansa tradisional, suasana lingkungan etnis tertentu, lingkungan yang asri, aman dan nyaman, limit budget, luxurius, populer dan memiliki fasilitas yang lengkap. 2. Macam-macam makanan, yang bervariasi, seperti gourmet, regional fare, carvery, fast food, vegetarian, special meat, Japaness food, Korean food, Padang food, atau Chinese food. 3. Lokasi hotel yang dianggap menarik, seperti dipinggir danau atau laut, pemandangan dan udara yang segar, dekat dengan pusat perbelanjaan, dekat dengan pusat-pusat rekreasi dan hiburan, memiliki fasilitas olah raga yang berkualitas (Golf, Tennis Court, Swimming Pool, Sauna, dan lain-lain). commit to user perpustakaan.uns.ac.id 33 digilib.uns.ac.id h) Purchase Cycle and Frequency Segments Kebanyakan produk memiliki pasar yang terjadi berulang kali (cyclic), khususnya produk dan jasa-jasa bidang hospitality. Seperti kita ketahui biasanya orang-orang hanya sempat berlibur sekali dalam setahun, tetapi juga ada yang sempat lebih dari satu kali, dan bahkan 3-4 kali dalam setahun. Pasar semacam ini disebut pasar Seasional atau habitual holiday makers market. i) User Segments Ada banyak organisasi atau kelompok orang-orang yang memiliki profesi yang sama, yang secara teratur menggunakan hotel, restoran, bar, atau club untuk keperluan pertemuan mereka, baik secara rutin, maupun secara insidental. Kelompok seperti ini digolongkan sebagai pelanggan yang loyal. Karena itu, kebutuhan dan keinginan mereka perlu mendapat perhatian kita. Makanan dan minuman apa yang disukai mereka, hiburan dan rekreasi apa yang mereka cari, perlengkapan apa yang mereka perlukan, semuanya merupakan suatu strategi membuat mereka datang, dan datang kembali, dan karena itu mereka disebut dengan istilah Shifting Loyals. Segmen pasar yang juga cukup potensial adalah mereka yang memerlukan Banquet Service untuk keperluan pesta: perkawinan, ulang tahun perusahaan (anniversary), ulang tahun (birthdays), reuni dan macam-macam kesempatan spesial lainnya. j) Price Segments Setiap orang selalu sensitif terhadap harga dan selalu menyediakan waktu untuk mempertimbangakannya, patut atau tidak, mampu atau tidak untuk membayarnya. Banyak pula orang menghendaki harga supaya dapat ditekan serendah mungkin, karena kelompok sangat berhati-hati dengan pengeluaran yang dilakukannya. Menurut pendapat kelompok ini, kalau commit to user 34 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id memang mahal, produk dan pelayanan yang dinikmati harus setimpal. Pemasar hendaknya memperhatikan segmen ini, karena kalau kita dapat menyesuaikan fasilitas dengan kebutuhan mereka, kelompok ini dapat menjadi pelanggan yang loyal. Banyak cara bisa dilakukan untuk membagi-bagikan suatu pasar kedalam segmen-segmen, walaupun tidak semua segmentasi akan efektif. Bila memang diinginkan manfaat yang maksimal, maka segmen pasar harus memnuhi persyaratan sebagai berikut: 1) Dapat diukur; besar dan daya beli setiap segmen harus dapat diukur dengan tingkat tertentu, 2) Dapat dicapai; seberapa jauh segmen dapat dijangkau dan dilayani dengan efektif, 3) Besarnya; suatu kelompok akan pantas disebut segmen apabila cukup besar dan atau cukup menguntungkan, 4) Dapat dilaksankan; seberapa jauh program-program efektif dapat disusun untuk menarik minat segmen (Kotler, 1994: 371). Menurut Levitt tahun 1987 (Setiadi, 2005:92) syarat yang harus dimiliki perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha menciptakan tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Agar tujuan tersebut tercapai maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen dengan haraga yang pantas (reasonable). Dengan demikian perusahaan harus memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya, karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai lambang yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sangat tergantung pada perilaku konsumennya. Setelah dilakukan penentuan pasar sasaran, langkah selanjutnya adalah penentuan posisi pasar. Penentuan posisi (positioning) merupakan tindakan untuk merancang penawaran dan citra perusahaan agar menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berbeda dalam benak pelanggan sasarannya. Hal ini akan membantu konsumen mengenali perbedaan yang pasti di antara produk yang bersaing sehingga mereka dapat memilih salah satu yang paling bernilai di antara commit to user 35 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id produk tersebut. Penentuan posisi pasar menunjukkan bagaimana produk atau merek dibedakan dari para pesaingnya (Purnama, 2002: 97). Berikut merupakan tabel 2.1 langkah-langkah dalam proses segmentasi menurut Roger J. Best (Kotler, 2009: 249) sebagai berikut : Penjelasan 1. Segmentasi Mengelompokkan pelanggan ke dalam berdasarkan beberapa segmen berdasarkan kebutuhan dan kebutuhan manfaat yang sama yang diinginkan pelanggan dalam menyelesaikan masalah konsumsi tertentu. 2. Identifikasi Untuk setiap segmen berbasis kebutuhan, Segmen tentukan kelompok demografis, gaya hidup dan perilaku penggunaan mana yang membuat segmen itu berbeda dan dapat diidentifikasi (ditindaklanjuti). 3. Daya Segmen tarik Menggunakan kriteria daya tarik segmen yang sudah ditentukan sebelumnya (seperti pertumbuhan pasar, intensitas persaingan, dan akses pasar), menentukan keseluruhan daya tarik setiap segmen. 4. Profitabilitas Menentukan profitabilitas segmen. Segmen 5. Positioning Segmen Untuk setiap segmen, ciptakan “proposisi nilai” dan strategi positioning harga-produk berdasarkan kebutuhan dan karakteristik unik pelanggan segmen tersebut. 6. “Acid Test” Menciptakan “jalan cerita segmen” untuk commit to user 36 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Segmen menguji daya tarik setiap strategi positioning segmen. 7. Strategi Bauran Memperluas strategi positioning segmen untuk mencakup semua aspek bauran pemasaran; pemasaran produk, harga, promosi dan tempat. Tabel 2.1. Langkah-Langkah Segmentasi sumber : Roger J. Best (Kotler, 2009: 249) Berikut merupakan langkah-langkah dalam memilih pasar menurut Rhenald Kasali (1998 : 64-68). 1. Analisis peluang pasar Seorang marketer harus selalu memulai analisisnya dengan mencari peluang usaha yang paling menarik. 2. Analisis lingkungan usaha Peluang yang dilihat bisa jadi tidak hanya dilihat oleh kita saja tetapi juga oleh pesaing, pemerintah dan pihak-pihak lainnya. 3. Menyeleksi pasar sasaran (Target Market) Dalam manajemen pemasaran, sasaran pasar ini disebut segmentasi pasar, yaitu bagian pasar yang potensial, dapat diukur, dapat dijangkau dan spesifik. Mulanya pasar di-segmentasi-kan menurut variabel-variabel demografi, seperti gender, lokasi, pendapatan, pekerjaan, usia, pendidikan, dan sebagainya. Selanjutnya segmen demografi dipertajam oleh segmensegmen psikografis (perilaku), seperti orientasi terhadap karier, keluarga dan komunitas, kecenderungan terhadap mode, dan sebagainya. commit to user 37 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Agar bermanfaat, segmen pasar diurutkan berdasarkan lima kriteria kunci (Kotler, 2009: 250) : 1. Terukur. Ukuran, daya beli, dan karakteristik segmen dapat diukur 2. Substansial. Segmen cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani. Sebuah segmen harus menjadi kelompok homogen terbesar yang layak dikejar dengan program pemasaran yang disesuaiakan. 3. Dapat diakases. Segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif. 4. Dapat dideferensiasi. Segmen dapat dibedakan secara konseptual dan mempunyai respons yang berbeda terhadap elemen dan program bauran pemasaran yang berbeda. 5. Dapat ditindak lanjuti. Program yang efektif dapat diformulasikan untuk menarik dan melayani segmen. Dalam mengevaluasi segmen pasar ada tiga faktor yang harus diperhatikan, yaitu (Budi, 2013: 89) 1. Ukuran dan Pertumbuhan Segmen Sebuah perusahaan sebaiknya menyeleksi tingkat laba, pertumbuhan yang diharapkan dan laba yang diharapkan dari setiap segmen. Sebuah segmen yang memiliki ukuran yang besar dan pertumbuhan yang cepat mungkin akan menarik minat semua perusahaan. Tetapi perusahaan juga harus memperhatikan sumber daya dan kemampuan bersaingnya di segmen ini. 2. Daya Tarik Struktural Segmen Sebuah segmen yang mempunyai ukuran dan pertumbuhan yang diinginkan belum tentu menyediakan laba yang menarik. Ada beberapa faktor struktural utama yang memengaruhi daya tarik segmen dalam jangka panjang. Faktor-faktor ini antara lain pesaing yang kuat dan agresif, keberadaan produk pengganti yang aktual, daya beli commit to user 38 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id masyarakat, kekuatan tawar-menawar konsumen, dan pemasok yang kuat. 3. Sasaran dan Sumber Daya Perusahaan Apabila ternyata sebuah segmen memiliki ukuran dan pertumbuhan yang tepat serta memiliki daya tarik struktural yang baik, perusahaan masih harus memperhatikan sasaran dan sumber daya perusahaan. Sebuah segmen yang besar dan menarik tidak akan berarti jika sumber daya yang ada tidak memungkinkan perusahaan untuk bersaing di segmen ini. Proses segmentasi membagi pasar yang heterogen ke dalam segmensegmen homogen yang spesifik. Segmentasi memungkinkan segmen-segmen yang teridentifikasi menjadi tertargetkan dengan jasa-jasa yang spesifik dan bauran pemasaran yang unik. Dengan demikian, segmentasi mempunyai tujuan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan secara lebih efektif, memastikan retensi pelanggan dan loyalitas pelanggan (Payne, 1993:84). d. Targeting Setelah mengidentifikasi segmen pasar, pemasar lalu memutuskan segmen mana yang memberikan peluang terbesar. Segmen itulah yang akan menjadi pasar sasarannya. Untuk setiap segmen, perusahaan mengembangkan suatu penawaran pasar yang diposisikannya didalam benak pembeli sasaran sebagai keuntungan utama. Dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda perusahaan harus melihat dua faktor; daya tarik keseluruhan segmen serta tujuan dan sumber daya perusahaan. Seberapa baik nilai segmen potensial terhadap kelima kriteria diatas? Apakah suatu segmen potensial mempunyai karakteristik yang membuatnya menarik secara umum, seperti ukuran, pertumbuhan, profitabilitas, skala ekonomi commit to user 39 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id dan risiko rendah? Apakah investasi pada segmen tersebut masuk akal berdasarkan tujuan, kompetensi, dan sumber daya perusahaan? Beberapa segmen menarik mungkin tidak sesuai dengan tujuan jangka panjang perusahaan, atau perusahaan mungkin tidak mempunyai satu atau lebih kompetensi yang diperlukan untuk menawarkan nilai yang unggul (Kotler, 2009: 250). Setelah mengevaluasi berbagai segmen, perusahaan dapat mempertimbangkan lima pola pemilihan pasar sasaran menurut Derek F. Abell (Kotler, 2009:250-25) : 1. Konsentrasi segmen tunggal Melalui pemasaran terkonsentrai, perusahaan mendapatkan pengetahuan yang kuat tentang kebutuhan segmne dan kehadirannya di pasar akan kuat. Selain itu, perusahaan menikmati keekonomisan operasi melalui spesialiasi produksi, distribusi dan promosinya. Jika perusahaan memimpin segmen, perusahaan dapat menghasilkan tingkat pengembalian tinggi atas investasinya. 2. Spesialisasi selektif Perusahaan memilih sejumlah segmen, masing-masing secar objektif menarik dan tepat. Mungkin ada sedikit atau tidak ada sinergi antara segmen tersebut, tetapi masing-masing segmen menjanjikan sebagai penghasil uang. 3. Spesialisasi produk Perusahaan membuat produk tertentu yang kemudian dijual ke beberapa segmen pasar. 4. Spesialisasi pasar Perusahaan berkonsentrasi untuk melayani berbagai kebutuhan dari satu kelompok pelanggan tertentu. 5. Cakupan pasar penuh Perusahaan berusaha melayani semua kelompok pelanggan dengans emua produk yang mungkin mereka perlukan. commit to user 40 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Produk dari targeting adalah target market (pasar sasaran), yaitu satu atau beberapa segmen pasar yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran (Kasali, 2003:371). Pemilihan pasar sasaran (target market) juga menentukan bagaimana mengalokasikan sumber daya perusahaan diarahkan untuk program pemasaran. Berikut merupakan tiga pendekatan dalam menentukan pasar sasaran (Sutisna, 2002:254): 1. Pemasaran tidak dideferensiasikan (undifferentiated marketing atau mass marketing) Pendekatan pemasaran massal yang menentukan pasar sasaran yang bertujuan untuk menangkap seluruh pasar melalui satu program pemasaran dasar. Dengan pendekatan ini perusahaan percaya bahwa konsumen mempunyai keinginan yang sama berkenaan dengan atribut-atribut produk dan mengabaikan adanya perbedaan-perbedaan diantara segmen. 2. Pemasaran diferensiasi (differentiated marketing) Dalam pemasaran diferensiasikan (multi segmen) perusahaan berusahaa menarik dua atau lebih kelompok konsumen dengan strategi pemasaran yang berbeda-beda untuk masing-masing segmen. 3. Pemasaran konsentrasi (concentrated marketing) Pemasaran konsentrasi bertujuan mempersempit segmen konsumen yang spesifik, dengan satu rencana pemasaran yang melayani kebutuhan segmen yang ditentukan. Pemasaran konsentrasi berarti memfokuskan bidikan pada kelompok tertentu dan konsumen tertentu. Oleh karena itu produk yang ditawarkan juga harus khusus dengan program yang khusus pula. Sedangkan menurut Cancly dan Shulman (Kasali, 2003: 375) menyebutkan empat kriteria yang harus dipenuhi untuk mendapatkan pasar sasaran yang optimal, yaitu: commit to user 41 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 1. Responsif terhadap pasar sasaran Pasar sasaran harus responsif terhadap produk dan program-program pemasaran yang dikembangkan. 2. Potensi penjualan Potensi penjualan harus cukup luas. Semakin besar pasar sasaran, semakin besar nilainya. Besarnya bukan hanya ditentukan oleh jumlah populasi, tetapi juga daya beli dan keinginan pasar untuk memiliki produk tersebut. 3. Pertumbuhan media Pasar tidak dapat dengan segera bereaksi. Pasar tumbuh perlahan-lahan sampai akhirnya meluncur dengan pesat dan mencapai titik pendewasaannya. 4. Jangkauan media Pasar sasaran dapat dicapai dengan optimal kalau pemasar tepat memilih media untuk mempromosikan dan memperkenalkan produknya. Oleh karena itu pemasar harus kreatif dan tahu bagaimana menjangkau sasaran pasarnya dengan optimal. Menurut Budi (2013:83) pembagian segmen-segmen pasar hendaknya dilakukan berdasarkan riset yang memadai karena untuk memasuki suatu segmen pasar tertentu ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan antara lain: 1. Apakah segmen tersebut cukup besar atau tidak? 2. Apakah ada daya belinya atau tidak? 3. Apakah dapat dibedakan dengan segmen lainnya atau tidak? 4. Apakah sudah ada pesaing lain yang menguasai segmen tersebut atau belum? 5. Apakah pasar tersebut dapat dijangkau dan bagaimana menjangkaunya? 6. Apakah perusahaan memiliki sumber daya yang memadai atau tidak? commit to user cara 42 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id e. Positioning Positioning adalah unsur terpenting pada pemasaran strategis. Jika positioning tidak tepat bagi perusahaan tertentu, atau produk dan jasanya, maka banyak pelaksanaan pemasaran yang mengalir dari ide positioning ini akan tidak efektif. Positioning erat kaitanya dengan ekuitas brand dan segmentasi pasar, karena semua positioning yang bagus harus dikaitkan dengan relatif pasar, berserta tren dan dinamika eksternalnya. Sangat berbahaya mengklaim posisi pasar yang tidak lagi dapat diberikan oleh perusahaan atau organisasi tertentu. Positioning keseluruhan harus relevan dan menarik perhatian pembeli potensial yang cukup masal agar dapat menjadikan investasi ke positioning keseluruhan ini bernilai (Doyle, 2013: 406-407). Menurut Hermawan Kartajaya (2005; 54) Positioning adalah elemen pertama dalam segitiga positioning-diferensiasi-brand yang sekaligus menjadi simpul dan titik awal perumusan strategi. Positioning menjadi menjadi acuan bagi penyusunan diferensiasi. Dan karena itu menjadi landasan untuk membangun ekuitas merek. Michael Porter, seorang pakar strategi bersaing, dalam sebuah artikelnya di Harvard Business Review akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa intinya strategi sesungguhnya adalah positioning dan diferensiasi. Posisi tersebut harus unik agar tidak mudah ditiru oleh pesaing. Positinoning adalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan agar mendapatkan tempat khusus dalam pikiran pasar sasaran. Tujuannya adalah menempatkan merek dalam pikiran konsumen untuk memaksimalkan manfaat potensial bagi perusahaan. Positioning merek yang baik membantu memandu strategi pemasaran dengan cara memperjelas esensi merek, tujuannya apa yang dapat diraih pelanggan dengan bantuan merek, dan bagaimana merek menjalankannya secara unik. Hasil positioning adalah terciptanya dengan sukses suatu proposisi nilai yang terfokus pada pelanggan, satu alasan kuat mengapa pasar sasaran harus membeli produk bersangkutan (Kotler 2009 : 292-293). commit to user 43 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id “Positioning is not what you do to a product. Is is what you do to the mind of the prospect” (Ries & Trout, 1986). Positioning bukan sesuatu yang Anda lakukan terhadap produk, tetapi sesuatu yang anda lakukan terhadap otak calon pelanggan. Positioning bukanlah strategi produk, tetapi strategi komunikasi. Komunikasi dilakukan untuk menjembatani produk/merek/nama Anda dengan calon konsumen. Komunikasi menyangkut soal citra yang disalurkan melalui model iklan, media yang dipilih, outlet yang menyalurkan produk Anda, sikap para manajer dan tenaga penjual, berbagai bentuk sponsorship, produk-produk terkait, bentuk fisik bangunan, manajer/CEO/komisaris yang diangkat, dan sebagainya (Kasali, 2000:527). Berikut merupakan cara mem-positioning-kan menurut Rhenald Kasali (2000:538-540) : 1. Positioning berdasarkan perbedaan produk Marketer dapat menunjukkan kepada pasarnya di mana letak perbedaan produknya terhadap pesaing (unique product feature). 2. Positioning berdasarkan manfaat produk Manfaat produk dapat pula ditonjolkan sebagai positioning sepanjang dianggap penting oleh konsumen. 3. Positioning berdasarkan pemakaian Positioning ini mengharapkan agar konsumen tidak memilih merek lain, karena disini yang ditonjolkan adalah pemakaian produk. 4. Positoning berdasarkan kategori produk Positioning ini dilakukan oleh produk-produk baru yang muncul dalam suatu kategori produk. 5. Positioning kepada pesaing Di Indonesia marketer dilarang mengiklankan produknya dengan membandingkan dirinya dengan para pesaingnya. Dalam periklanan modern, positioning berdasarkan pesaing adalah hal yang mulai menjadi biasa di mana-mana. commit to user 44 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 6. Positioning melalui imajinasi Positioning memang merupakan hubungan asosiatif, perusahaan dapat mengembangkan positioning produk dengan menggunakan imajinasiimajinasi seperti tempat, orang, benda-benda, situasi dan lain sebagainya. 7. Positioning berdasarkan masalah Terutama untuk produk-produk/jasa-jasa yang belum begitu dikenal. Produk (barang atau jasa) baru biasanya diciptakan untuk memberi solusi kepada konsumennya. Menurut Kotler dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2006 :57–66), setidaknya ada tiga langkah dalam melakukan positioning, yaitu : 1. Mengenali keunggulan-keunggulan yang mungkin dapat ditampilkan dalam hubungan dengan pesaing 2. Memilih keunggulan-keunggulan yang paling kuat dan menonjol 3. Menyampaikan keunggulan itu secara efektif kepada target pasar Tidak semua keunggulan merupakan indikator yang bisa ditampilkan ke pasar, tetapi harus diseleksi. Menurut Kotler, sebuah keunggualn yang patut ditampilkan harus memnuhi kriteria; penting, berbeda, lebih unggul dibandingkan pesaing, dapat dikomunikasikan, tidak mudah ditiru, terjangkau dan menguntungkan. Positioning ditujukan langsung pada konsumen dimana komunikasi berperan besar dalam menancapkan citra produk ke dalam benak konsumen. Namun sebenarnya positioning tidak saja sekedar iklan maupun promosi. Positioning juga dapat dibentuk melalui penentuan harga, distribusi, dan produk atau proses jasa itu sendiri. commit to user 45 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id f. Hospitality Industri / Industri Perhotelan Hospitality Industri (Industri Perhotelan) merupakan cakupan yang sangat luas, dalam bidang industri jasa yang meliputi penginapan, restoran, perencanaan acara, taman hiburan, transportasi, jalur pelayaran, dan bidang tambahan dalam industri pariwisata. Industri perhotelan merupakan industri yang sebagian besar tergantung pada ketersediaan waktu luang dan disposable income. Sebuah unit perhotelan seperti restoran, hotel, atau bahkan sebuah taman hiburan terdiri dari beberapa kelompok seperti pemeliharaan fasilitas, operasi langsung (server, pembantu rumah tangga, kuli, pekerja dapur, bartender, dll), manajemen, pemasaran, dan sumber daya manusia. (http://en.wikipedia.org/wiki/Hospitality_industry) . Hospitality Industry (Industri Perhotelan) adalah segala macam bentuk usaha yang berhubungan dengan penyediaan akomodasi dalam penginapan, makanan serta minuman dan berbagai jenis jasa lainnya yang saling berhubungan dan bentuk pelayanannya ditujukan untuk masyarakat, baik yang menggunakan fasilitas penginapan atau yang hanya sekedar menggunakan jasa atau produksi tertentu dari hotel tersebut. Hotel menurut SK MENPARPOSTEL No KM 34/HK/103/MPPT-87 adalah; suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jenis pelayanan penginapan, makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan yang di tetapkan di dalam keputusan pemerintah. Hotel adalah salah satu bagian dari hospitality industry, suatu establishment yang bergerak dalam bisnis penjualan jasa penginapan yang di dalamnya termasuk penyediaan makanan, minuman dan fasilitas lain (Bartono, 2005: 56). Adapun klasifikasi hotel adalah sebagai berikut (Komar, 2007: 115130): commit to user 46 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 1. Berdasarkan besarnya hotel (Hotel Size) a) Hotel yang memiliki jumlah kamar tidak lebih dari 150 kamar. b) Hotel yang memiliki jumlah kamar antara 150 hingga 299 kamar. c) Hotel yang memiliki jumlah kamar antara 300 hingga 600 kamar. d) Hotel yang memiliki jumlah kamar lebih dari 600 kamar. 2. Berdasarkan pemakaian jasa hotel (Hotel Trget Market) a) Business Hotel Hotel yang sebagian besar kegiatannya ditujukan untuk melayani para pengusaha atau businessman. Hotel ini biasanya berlokasi di pusat kota atau daerah bisnis. Walaupun hotel ini diperuntukkan bagi para usahawan, namun banyak juga wisatawan yang tertarik menginap di hotel ini. Pada umumnya hotel ini menyediakan beberapa ruang pertemuan, laundry valet service, retail store, gift shop, swimming poll, helath club, sauna dan jogging area. b) Airport Hotel Hotel yang dekat dengan pusat perjalanan seperti bandar udara atau airport. Hotel ini menjadi pilihan penginapan para wisatawan dan usahawan penumpang pesawat terbang yang tiba kemalaman di daerah airport daerah atau negara tujuan atau mengalami penundaan pesawat terbang. c) Suite Hotel Suite hotel merupakan usaha perhotelan yang sangat cepat perkembangannya. Jenis hotel ini mempunyai kamar dengan ciri tersendiri, karena kamar tidur yang terpisah dari ruang tamu. Jenis hotel ini hanya mampu menampung lebih sedikit tamu dibandingkan hotel lainnya, sehingga tarifnya lebih kompetitif. d) Residental Hotel Hampir mirip dengan suite hotel, karena jenis hotel ini memiliki kamar tidur, ruang tamu, dan dapur kecil. Biasanya disewa untuk waktu lama. Sistem penyewaan hotel ini menawarkan dua pilihan, yakni tamu bisa commit to user perpustakaan.uns.ac.id 47 digilib.uns.ac.id menyewa hanya gedungnya saja tanpa pelayanan atau menyewa gedung bersifat service, seperti service tata graha, telpon, belboy dan lain-lain. e) Resort Hotel Hotel ini memiliki ciri khusus dengan pemadangan indah dan kegiatan yang menyenangkan seperti menari, bermain golf, menunggang kuda, jet ski dan lain-lain. f) Bed and Breakfast Hotel (B&B) Hotel ini bervariasi bentuknya, mulai dari bentuk rumah yang terdiri atas beberapa kamar yang dilengkapi dengan fasilitas penginapan hingga bentuk gedung kecil yang memiliki 20 hingga 30 kamar tidur. Hotel ini menyuguhkan sarapan kepada tamu mulai dari sarapan yang disebut simple continental breakfast hingga full course meal dengan pelayanan yang intim. g) Casino Hotel Hotel yang dilengkapi dengan fasilitas judi. h) Conference Hotel Hotel yang dirancang untuk menangani grup yang mengadakan pertemuan tujuan utama hotel ini adalah untuk memberikan pelayanan yang mendukung keberhasilan penyelenggaraan pertemuan dengan menyediakan peralatan audio visual dan sound system beserta tehnisinya, meja dan kursi dan lain sebagainya. 3. Berdasarkan mutu pelayanan (Level of Service) a) World Class Service Hotel yang menawarkan pelayanan kelas dunia terutama untuk memikat konsumen kelas tinggi. b) Mid Range Service Hotel yang menawarkan service kelas menengah. Mutu service yang disuguhkan jenis hotel ini sederhana tapi menyenangkan. Ciri hotel ini adalah hotel yang berukuran sedang. Hotel ini kadang-kadang commit to user 48 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id memberikan diskon bagi tamu langganan, rombongan dan tamu keluarga. c) Economy/ Limited Service Hotel yang memberikan harga yang relatif murah. 4. Berdasarkan cara kepemilikan (Ownership) a) Hotel independen (Independent Hotel) Hotel yang tidak memiliki kerjasama kepemilikan ataupun manajemen dengan hotel lain. Hotel ini memiliki hubungan dengan hotel lain dalam hal kebijakan, prosedur ataupun obligasi financial. Akan tetapi banyak pemilik hotel independen menjadikan hotelnya berupa perseorangan guna mengurangi resiko dan tanggung jawab pribadi. b) Hotel Berantai (Chain Hotel) Terdiri atas beberapa bentuk tergantung asosasi dimana hotel yang bersangkutan bergabung. Macam hotel berantai adalah: § Purent Company Hotel yang dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan multi uni. Hotel yang bersangkutan menggunakan nama yang sama dengan hotel atau perusahaan induknya dan pimpinanya bertanggung jawab kepada pimpinan kantor pusat. Kantor pusat menentukan standart dan prosedur pengoperasian untuk seluruh hotel yang berantai. § Bentuk Management Contract lain dari pada organisasi hotel berantai adalah pengoperasian hotel yag dimiliki oleh sekelompok usahawan yang bergerak di bidang industri perhotelan dan bekerjasama dengan pemilik modal besar dan setelah suatu hotel didirikan mereka mengontrak manajemen hotel profesional dari afisiliasi hotel berantai untuk mengoperasikannya selama waktu yang disepakati. § Franchise and Referral Hotel commit to user 49 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Di antara hotel-hotel terbaik yang ada sekarang ini adalah hotelhotel yang termasuk dalam grup refferal dan franchise. Hotel besar memiliki bagian-bagian tertentu, antara lain: 1. Main Bulding : bangunan utama hotel atau bangunan induk. 2. Wing : sayap bagunan, di sisi kiri dan kanan. 3. Pool side : tempat di mana terdapat kolam renang. 4. Yard and Garden : halaman depan dan belakang hotel. 5. Bassement : bagian hotel yang ada di bawah tanah. 6. Hotel Top : atap hotel di mana terdapat fasilitas helicopter pad, garden, sistem komunikasi dan antena telex, antena parabola. 7. Garbage palace : tempat luas di mana sampah dikumpulkan. 8. Smoke house : bangunan tempat membuat makanan yang diasap. 9. Incinegrator : pusat pembakaran sampah, kertas dan arsip. 10. Power plant : pusat pembangkit tenaga, di luar main building. 11. Tennis court dan Golf court : lapangan tenis dan lapangan golf. B. Penelitian Terdahulu Penelitian yang pernah dilakukan Maarit Karppinen tahun 2011 berjudul Strategi Pemasaran untuk Hotel, membahas mengani rencana pemasaran strategis untuk sebuah hotel kecil di kawasan Helsinki. Metode penilitan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, dimana dengan mengumpulkan data dan melakukan penyebaran quesioner semi struktural. Wawancara mendalam dilakukan dengan pemilik hotel dan staff hotel lainnya. Dalam penelitian ini, hasil yang diperoleh adalah, dalam membuat strategi pemasaran, strategi tersebut haruslah bersifat up to date, atau mengikuti pola lapangan, dan penelitian ini membentuk rencana pemasaran yang strategis dengan adanya hasil dari penyebaran quesioner tersebut. commit to user 50 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Penelitian berjudul Segmentasi Pasar di Industri Perhotelan yang dilakukan oleh Silva Petrovic tahun 2007, penelitian ini mengarah kepada penerapan segmentasi pada persaingan kompetitif, dimana dengan adanya tekanan dari sebelah pihak (pemilik perusahaan) dan keterbatasan sumber daya manusia yang dimiliki apakah mampu membuat industri perhotelan tetap bertahan dan mencapai sasaran yang efektif. Segmentasi sering dikritik karena kuranganya actionability. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana segmentasi di implementasikan dalam praktek bisnis. Model konseptual proses segmentasi yang dikembangkan untuk penelitian ini melalui 5 tahapan : informasi, wawasan, pelaksanaan, indikasi dan industri. Dengan menggunakan pendekatan dan penyelidikan terhadap dua hotel dan penelitian di lakukan dengan wawancara mendalam. Penelitian lain yang dilakukan Marita Haasa, Domba Kristen dan Hannes Werthner tahun 2009 yang berjudul Kerangka Strategis Posisi DMO meneliti mengenai internet dan perubahan perilaku konsumen yang menciptakan tantangan bagi lembaga pariwisata. DMO di Australia merupakan salah satu lembaga pariwisata yang menghadapi masalah bagaimana memenuhi pemangku kepentingan yang berbeda. Penelitian bertujuan untuk mendefinisikan posisi strategis DMO dengan menggunakan pendekatan multi-metodis, penulis menyelidiki i) harapan hotel dan wisatawan lokal melalui online-kuesioner, ii) perilaku-konsumen akhir melalui Model kausal statistik, melalui analisis file log serta 44 studi empiris dan akademis, dan iii ) Layanan Internet portofolio melalui patokan Eropa. Jurnal Penelitian Internasional yang berjudul Peluang Pasar Perhotelan untuk Segmen Pasar Bisnis di Borlange yang dilakukan pada tahun 2007 oleh Julia Smolyaninova bertujuan untuk menganalisa pasar perhotelan lokal di Borlange Swedia, serta mengetahui peluang bagi para investor untuk membangun hotel di daerah tersebut yang akan berfokus pada segmen Business. Penelitian ini menggunakan empat hotel sebagai objek penelitian, yaitu First Hotel Brage, Park commit to user perpustakaan.uns.ac.id 51 digilib.uns.ac.id Inn Gustaf Wasa, Quality Hotel Galaxen dan Hotel Scandic Borlänge. Hasil penelitian menunjukkan terdapat kesenjangan antara janji perusahaan terhadap fasilitas yang diberikan, sehingga banyak pelanggan yang kecewa dengan fasilitas yang dimiliki hotel-hotel tersebut. Penelitian lain yang dilakukan oleh Novia Indah (2011) yang berjudul “Penerapan Bauran Promosi Dalam Meningkatkan Jumlah Pengunjung Pada Hotel DANA Solo”. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa Hotel Dana Solo menggunakan empat variabel bauran promosi yaitu periklanan, personal selling, promosi penjualan, dan publikasi. Dari keempat variabel yang ada pada Hotel Dana Solo, variabel promosi penjualan adalah variabel yang paling tepat untuk Hotel Dana Solo. Pengaruh biaya promosi dapat dilihat biaya promosi tertinggi pada tahun 2010 dengan total Rp 117.753.915 diikuti dengan peningkatan jumlah pengunjung 1,1% dan peningkatan jumlah pengunjung terbanyak terdapat pada tahun 2008 mencapai 2,2% dengan total biaya promosi Rp. 114.858.980. Penelitian Stefanus Agung (2011) yang berjudul “Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Kualitas Pelayanan di Hotel Sukowati Ngawi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang di berikan oleh Hotel Sukowati, Ngawi. Dalam mengetahui kepuasan pelanggan, dapat diketahui melalui lima dimensi mutu pelayanan, yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, kuesioner, observasi dan studi pustaka. Sedangkan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, teknis analisis yang digunakan adalah teknis analisis data deskriptif kualitatif-kuantitatif dengan menggunakan importance-performance analysis dengan membandingkan tehnik analisis tingkat kepentingan dan tingkat kinerja Hotel Sukowati Ngawi. Berdasarkan hasil penelitian, kualitas pelayanan yang di harapkan pelanggan sudah memuaskan bagi pelanggan. Prioritas utama yang perlu diperhatikan oleh perusahaan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanannya commit to user 52 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id yaitu atribut materi-materi berkaitan dengan layanan Hotel Sukowati (seperti pamflet, atau pernyataan) menarik secara fisual dan Hotel Sukowati memiliki jam operasional yang nyaman bagi semua pelanggannya. Penelitian yang dilakukan Dwi Cahyo Riyanto (2011) yang berjudul Strategi Segmentasi, Targeting dan Positioning pada PDAM Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan strategi pemasaran (Segmentasi, Targeting dan Positioning) terhadap produk air minum yang dilakukan oleh PDAM Surakarta. Hasil penelitian ini menggambarkan segmentasi yang dilakukan oleh PDAM Surakarta terhadap produk air minum didapat bahwa variabel geografis yang terletak di Surakarta, variabel Psikografis menggambarkan tingkah laku setiap pelanggan yang berbeda-beda, dan para pelanggan yang mempunyai usaha kecil menggambarkan vairabel konsumsi. Dalam menentukan pasar sasaran (target market) PDAM Surakarta menggunakan penetapan pasar sasaran yang berbeda (differentiated marketing). Positioning yang dilakukan oleh PDAM Surakarta menggunakan beberapa dasar yaitu harga, pemakaian atau aplikasi. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan tersebut diatas, adapun yang menjadi pembeda dengan penelitian ini adalah perbedaan pada lokasi penelitian dan tujuan penelitian. Lokasi penelitian ini adalah ABADI Hotel Jogja yang berada di Yogyakarta, dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran dan mengevaluasi segmentasi, targeting dan positioning yang sudah dilakukan ABADI Hotel Jogja. C. Kerangka Pikiran Berdasarkan uraian teori pada pembahasan terdahulu, maka peneliti berusaha untuk menyusunnya ke dalam suatu kerangka pemikiran yang berupa diagram. Ditengah persaingan industri perhotelan, sebuah hotel harus mempunyai commit to user 53 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id segmentasi, targeting dan positioning yang jelas untuk dapat memenangkan persaingan, masing-masing memegang peran yang sangat besar dalam kesukesan sebuah perusahaan. Strategi komunikasi merupakan kunci sukses sebuah perusahaan dapat bertahan di era persaingan saat ini. Strategi komunikasi yang tepat dapat membuat sebuah perusahaan mampu bersaing dengan kompetitor lainnya, adapun kerangka pemikiran penulis gambarkan sebagai berikut: ABADI Hotel Jogja Hambatan Eksternal Hambatan Internal Komunikasi Pemasaran Segmentasi Targeting Evaluasi commit to user Positioning