Hal/Kol : Hari, Tanggal: Minggu, 5 Januari 2014 http://www.jurnas.com/news/119321/BATAN_Fo kus_Memberi_Kontribusi_Bagi_Kesejahteraan_ Masyarakat/1/Ekonomi/Ekonomi Sumber: WWW.JURNAS.COM Minggu, 05 Januari 2014 , 17:12:11 WIB BATAN Fokus Memberi Kontribusi Bagi Kesejahteraan Masyarakat Reporter : iskandar haji abdul mutalib Redaktur : Arjuna Al Ichsan Foto : jurnas.com Jurnas.com | KEPALA Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Prof Dr Djarot S Wisnubroto menegaskan, untuk tahun 2014, visi BATAN adalah memberi kontribusi bagi kesejahteraan. Mungkin bagi sebagian orang terkaget-kaget mendengar hal itu. Apa hubungannya nuklir atau radiasi dengan kesejahteraan masyarakat? "Sebetulnya, kita di BATAN telah membantu pemerintah dalam hal ketahanan pangan. Misalnya saja, dari sisi pertanian dan pangan, dengan menciptakan varietas padi, gandum, sorgum, dan kedelai. Itu dapat memberi manfaat secara langsung kepada masyarakat," kata Djarot saat berbincang-bincang santai dengan jurnas.com di Jakarta, Jumat (3/1). Menurut Djarot, BATAN sudah menghasilkan 20 varietas atau 10 persen dari jumlah varietas yang ada di Indonesia. Sekalipun, BATAN tidak berisi orang-orang dari sektor pertanian. "Kalau ada yang bertanya bukan kah nuklir berbahaya, dan kita akan terkena dampaknya? Saya merupakan kelinci percobaan, karena saya makan setiap hari beras dari varietas yang dibuat BATAN. Ternyata sampai hari ini saya baik-baik saja," tutur Djarot. Djarot mengaku sengaja menjadi kelinci percobaan untuk memberi contoh kepada masyarakat kalau padi ataupun makanan lain yang dihasilkan BATAN tidaklah berbahaya. Justru, produktifitas padi naik, tahan hama, dan lebih subur. "20 varietas padi tersebut kini sudah didistribusikan ke 24 provinsi. Pertanyaan selanjutnya adalah, kenapa hasil padinya tidak terlihat? Justru, itu bagian dari strategi, agar masyarakat tidak takut," kata anak seorang guru SD itu. Djarot berkeinginan agar pertanian Indonesia unggul, negara lain mencari rujukan ke negara ini, bukan ke Asutralia, Korea, atau Jepang, tapi ke Indonesia. Ia menambahkan, rencananya BATAN juga melakukan produksi buah-buahan pascapanen atau makanan yang diawetkan dengan sinar. Ia meyakini, buah-buahan dari luar negeri, seperti jeruk, apel, pisang, merupakan hasil dari radiasi. "Kita tidak sadar, nyaman saja makannya. Penyinaran atau radiasi dilakukan untuk menghindari mikrobakteri. Masalahnya sekarang, makanan yang datang dari luar negeri tidak pernah dipermasalahkan, kalau bangsa sendiri yang buat bisa menjadi masalah. Yang begini harus kita ubah," kata Djarot. Selain pertanian dan perkebunan, terang Djarot, BATAN juga membantu pemerintah dalam bidang kesehatan. Yakni, dengan menciptakan peralatan -peralatan kesehatan, diantaranya isotop terapi kanker dan diagnosis kanker. Khusus untuk isotop sudah diekspor ke banyak negara, seperti Cina, Banglades, India, dan Filipina. "Rumah sakit di Indonesia pun menggunakan isotop buatan BATAN," katanya. PLTN BATAN juga terus mengkaji terkait pemanfaatan energi nuklir dalam skala lebih luas, dalam pengertian pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Itu juga menjadi satu opsi yang tidak terelakkan. Oleh karena itu, sampai saat ini, BATAN melakukan uji kelayakan di Pulau Bangka. "Itu adalah intruksi atau amanah dari pemerintah, kita diminta kalau suatu saat pemerintah menyatakan go nuklir, maka kita sudah siap dimana mau dibangun PLTN tersebut," jelasnya. Djarot mengatakan, 2015-2019, visi BATAN ingin unggul di tingkat regional, disamping masalahan kesejahteraan rakyat. Yang juga sangat penting, seperti yang dikatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah jangan sampai negara ini terjebak pada lingkaran persolan pendapatan kelas menengah atau midle income trap . "Kita ingin maju lagi, bahwa teknologi dapat dimanfaatkan, termasuk melindungi keputusankeputusan pemerintah. Kita bisa keluar dari midle income trap . Asalkan, kita tidak terlalu fokus berpikir bagaimana menjual hasil bumi kita, tapi tanpa memberi nilai tambah dari resources yang ada. Harusnya, teknologi masuk ke situ, sehingga kita membuat masyarakat makin sejahtera, ekonomi pun meningkat," katanya lagi. Djarot melanjutkan, BATAN ingin berposisi lebih di depan daripada negara jiran, seperti Malaysia, Singapura, dan Filipina dari sisi teknologi nuklir. “Mungkin ada pertanyaan masa sih, kita yang anggaran penelitiannya kecil bisa seperti itu? Tapi, kita punya fasilitas-fasilitas yang tidak dipunyai negara lain. Pusat reaktor serbaguna yang terbesar di Asia dengan menghasilkan 30 megawatt. Hal ini bisa dimanfaatkan sebagai corong kita dari sisi teknologi nuklir," ucap Djarot. Djarot menambahkan, pemerintah memberikan dua perintah langsung terhadap BATAN. Pertama, mengenai studi kelayakan yang sudah selesai dilaksanakan di Bangka Belitung. Kedua , mempromosikan dan mensosialisasikan energi nuklir. Pemerintah sangat sadar, nuklir merupakan isu kontroversial. “Maka pemerintah membuat program mensosialisasikan apa itu nuklir, apa manfaatnya, apa resikonya, bagaimana menangani resiko tersebut. BATAN mengukurnya setiap tahun, dari 2010 sampai 2014, berdasarkan jajak pendapat. Untuk mengukur hasil promosi kita seberapa jauh, apakah didukung masyarakat,” ujarnya. (*)