Pengaruh Audit Tenure Terhadap Peringkat

advertisement
UNIVERSITAS INDONESIA
Pengaruh Audit Tenure Terhadap Peringkat Obligasi Perdana
(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia)
SKRIPSI
Ruth M. Siahaan
0806351943
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM AKUNTANSI
DEPOK
JANUARI 2012
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
Pengaruh Audit Tenure Terhadap Peringkat Obligasi Perdana
(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia)
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat untuk me mpe roleh gelar sarjana ekonomi
Ruth M. Siahaan
0806351943
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
JANUARI 2012
ii
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua
sumbe r baik yang dikutip maupun dirujuk telah
saya nyatakan dengan benar.
Nama
: Ruth Marsaulina Siahaan
NPM
: 0806351943
Tanda Tangan
:
Tanggal
: 25 Januari 2010
iii
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh:
Nama
NPM
Program Studi
Judul Skripsi
: Ruth Marsaulina Siahaan
: 0806351943
: Akuntansi
: Pengaruh Audit Tenure Terhadap Peringkat Obligasi
Perdana (Studi Empiris pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan dite rima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk me mperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Dr. Fitriany,SE.,M.Si.,Ak
(
)
Ketua
: Dr. Siti Nurwahyuningsih Harahap S.E., MBA (
)
Anggota
: Debby Fitriasari S.E., MSM
)
Ditetapkan di : Depok
Tanggal
: 25 Januari 2012
iv
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
(
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan
skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan bisa selesai tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1
Ibu Fitriany, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,
tenaga, dan pikirannya. Terima kasih untuk semua bantuan, bimbingan, dan
nasihat yang sangat membangun selama menjalani penulisan skripsi ini.
2
Ibu Siti Nurwahyuningsih dan Ibu Debby Fitriasari, selaku dosen penguji
yang telah menyediakan waktu untuk menguji penulis. Terima kasih banyak
ya Bu, karena telah berbaik hati meluluskan saya
3
Bu Sylvia Veronica, Pak Budi, dan Pak Haikal, selaku dosen FE UI. Terima
kasih atas segala bantuan Bapak dan Ibu dalam penulisan skripsi ini. Terima
kasih atas saran dan jawaban-jawaban dari pertanyaan yang diajukan penulis.
4
Kedua orang tua yang sangat penulis sayangi, Bapak M. Siahaan dan Ibu R.
Damanik. Terima kasih banyak atas cinta kasih dan dukungan kalian terhadap
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih untuk Bapak yang
terus menyemangati dan memberikan saran-saran yang sangat membantu.
5
Saudara dan saudari penulis yang juga tak henti-hentinya menyemangati
penulis dengan segala saran dan candaan mereka. Terima kasih untuk Kak
Duma dan Bang Rio yang selalu memberikan perhatian dan saran kepada
penulis. Dan juga kepada adik-adik yang sangat penulis sayangi, Nita, Retta
dan Puji yang selalu memberikan semangat buat penulis
6
Junius, teman sebimbingan penulis. Makasih banyak ya Jun atas semua
bantuan dan sarannya untuk permasalahan-permasalahan yang dihadapi
penulis dalam penulisan skripsi ini.
7
Teman-teman seperjuangan penulis dalam menulis skripsi: Dika, Ela, Ella,
Ester, Yuri, Christin, Linda, Darwin, dan Lala. Akhirnya skripsi kita selesai
juga....
v
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
8
Teman-teman dari Pondok Kartika (Kak Abi, Kak Tuti, Kak Sonti, dan
Amel), terima kasih ya kalian sudah banyak membantu penulis dalam
menjalani penulisan skripsi ini dan bersedia mendengar curhatan penulis.
9
Karyawan-karyawan di Departemen Akuntansi yang telah membantu anak
akuntansi dalam semua proses administrasi kami. Terima kasiha ya...
10 Bapak penjaga perpustakaan FE UI, terutama yang menjaga ruang skripsi dan
PDEB. Terima kasih banyak ya Pak atas bantuannya dalam memperoleh data
dan referensi yang penulis perlukan
11 Teman-teman FE UI angkatan 2008 yang telah bersama dengan penulis
melewati masa-masa perkuliahan di FE UI dari awal semester hingga
penyelesaian penulisan skripsi ini.
12 Dan untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan semuanya.... Terima
kasih banyak.....
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Depok, 25 Januari 2012
Penulis
vi
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama
: Ruth Marsaulina Siahaan
NPM
: 0806351943
Program Studi : Akuntansi
Departemen
: Akuntansi
Fakultas
: Ekonomi
Jenis Karya
: Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneklusif (Non-exclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGARUH AUDIT TENURE TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI
PERDANA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA)
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneklusif
ini
Universitas
Indonesia
berhak
menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di
: Depok
Pada tanggal : 25 Januari 2012
Yang menyatakan
( Ruth Marsaulina Siahaan)
vii
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
ABSTRAK
Nama
: Ruth Marsaulina Siahaan
Program Studi : Akuntansi
Judul
: Pengaruh Audit Tenure Terhadap Peringkat Obligasi Perdana
(Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia)
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh audit tenure terhadap
peringkat obligasi perdana perusahaan. Adapun obligasi perusahaan yang diteliti
adalah obligasi perdana perusahaan yang diterbitkan pada periode observasi 19992011. Audit tenure diukur dengan menghitung lamanya masa penugasan audit
KAP pada suatu perusahaan dalam satuan tahun sedangkan peringkat obligasi
perdana perusahaan merupakan peringkat yang dikeluarkan oleh lembaga
pemeringkat efek Moody’s Indonesia, Fitch Rating dan PT PEFINDO. Pengujian
permasalahan pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model Ordered
Logit. Hasil penelitian ini menemukan bahwa audit tenure tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap peringkat obligasi perdana yang dikeluarkan oleh agen
pemeringkat. Hal ini mungkin disebabkan karena agen pemeringkat obligasi
menngganggap tenure KAP tidak berpengaruh terhadap risiko default perusahaan.
Selain itu, penelitian ini juga menemukan hanya variabel ukuran perusahaan dan
variabel dummy tahun yang berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi
perdana. Sedangkan variabel kontrol lainnnya seperti status obligasi subordinasi,
tingkat hutang, profitabilitas, beta perusahaan, dan jenis industri ditemukan tidak
berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi perdana.
Kata Kunci: audit tenure, peringkat obligasi perdana
viii
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name
: Ruth Marsaulina Siahaan
Study Program: Accounting
Title
: The Impact of Audit Tenure on Initial Bond Ratings (Empirical
Study on Go Public Companies in Indonesia Stock Exchange)
This research is aimed to analyze the influence of audit tenure on initial
bond ratings. Corporate bonds used in this research are published at observation
periode 1999-2011. Audit tenure is measured by the length of KAP tenure at a
company and intial bond rating is published by rating agency Moody’s Indonesia
and PT PEFINDO. The problem in this research is solved by using Ordered Logit
Model. This research shows that audit tenure has no significant influence on
initial bond rating that published by ratings agency. This result probably is caused
by perception of rating agencies that audit tenure doesn’t influence the company’s
default risk. Furthermore, this research finds only company’s size and dummy
variable year that has significant influence on initial bond rating whereas other
control variables such as subordinate bond, leverage, profit, beta, and industry, do
not have a significant influence on initial bond rating.
Key words: audit tenure, initial bond rating
ix
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......................
ABSTRAK ......................................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
ii
iii
iv
v
vi
vii
ix
xi
xii
xiii
1. PENDAHULUAN .....................................................................................
1.1 Latar Belakang ......................................................................................
1.2 Perumusan Masalah ..............................................................................
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................
1.6 Sistematika Penelitian ..........................................................................
1
1
4
4
5
5
5
2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................
2.1 Obligasi ................................................................................................
2.2 Jenis-Jenis Obligasi .............................................................................
2.3 Risiko Obligasi .....................................................................................
2.4 Peringkat Obligasi ...............................................................................
2.5 Agen Pemeringkat Obligasi ..................................................................
2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi .......................
2.7 Proses Pemeringkatan Obligasi ............................................................
2.8 Pengertian Audit ...................................................................................
2.9 Tujuan Audit .........................................................................................
2.10 Audit Tenure .......................................................................................
2.11Penelitian Terdahulu ............................................................................
2.12 Pengembangan Hipotesis ....................................................................
7
7
10
12
13
20
20
24
25
26
27
29
32
3. METODOLOGI PENELITIAN ..............................................................
3.1 Kerangka Pemikiran .............................................................................
3.2 Model Penelitian ...................................................................................
3.3 Operasionalisasi Variabel .....................................................................
3.4 Pengumpulan Data ................................................................................
3.4.1 Jenis Data dan Sumber Data .......................................................
3.4.2 Metode Pengumpulan Data ........................................................
3.5 Teknik Pengolahan Data ......................................................................
3.6 Pengujian Ekonometrika ......................................................................
3.6.1 Pengujian Asumsi .......................................................................
3.6.1.1 Uji Normalitas ................................................................
34
34
36
37
43
43
43
43
45
46
46
x
Universitas Indonesia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
3.6.1.2 Uji Multikolinieritas .......................................................
3.6.2 Pengujian Signifikansi Variabel secara Bersama-sama .............
3.6.3 Pengujian Koefisien Determinasi ...............................................
3.6.4 Uji Signifikansi Setiap Parameter ..............................................
46
47
47
48
4. ANALISIS HASIL PENELITIAN ...........................................................
4.1 Hasil Pemilihan Sampel ........................................................................
4.2 Deskripi Statistik ..................................................................................
4.3 Distribusi Frekuensi Peringkat Obligasi ...............................................
4.4 Pengujian Ekonometrika ......................................................................
4.4.1 Pengujian Asumsi .......................................................................
4.4.1.1 Uji Normalitas ................................................................
4.4.1.2 Uji Multikolinearitas ......................................................
4.4.2 Pengujian Signifikansi Variabel secara Bersama-sama ............
4.4.3 Pengujian Koefisien Determinasi ...............................................
4.4.4 Uji Signifikansi Setiap Variabel .................................................
4.5 Analisis Tambahan: Perhitungan Probabilita .......................................
49
49
51
53
54
54
54
55
56
58
59
65
5. KESIMPULAN .......................................................................................... 69
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 69
5.2 Keterbatasan Penelitian dan Saran ....................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 71
xi
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Peringkat Obligasi berdasarkan S&P dan Moody’s ...... 14
Tabel 2.2 Peringkat Obligasi berdasarkan S&P dan Moody’s......................... 15
Tabel 2.3 Peringkat Obligasi berdasarkan PEFINDO...................................... 17
Tabel 2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi yang
Digunakan dalam Penelitian ............................................................ 22
Tabel 3.1 Prediksi Pengaruh Variabel terhadap Peringkat Obligasi ............... 36
Tabel 3.2 Klasifikasi Peringkat Obligasi ......................................................... 38
Tabel 4.1 Proses Pemilihan Sampel ................................................................. 50
Tabel 4.2 Deskripsi Statistik ........................................................................... 51
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi RATING ........................................................ 53
Tabel 4.4 Matriks Korelasi .............................................................................. 55
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Ordered Logit ....................................................... 57
xii
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Pemeringkatan Obligasi ................................................... 24
Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran .................................................................... 35
Gambar 4.1 Histogram Normality Test ........................................................... 54
xiii
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Daftar sampel Perusahaan ..................................................... 75
LAMPIRAN 2 Hasil Regress Ordered Logit ................................................. 78
LAMPIRAN 3 Matriks Korelasi ..................................................................... 79
LAMPIRAN 4 Probabilitas Peringkat Obligasi .............................................. 80
LAMPIRAN 5 Penyimpangan Prediksi Peringkat Obligasi ........................... 83
xiv
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laporan
keuangan
merupakan
bentuk
pertanggungjawaban
pihak
manajemen sebagai konsekuensi adanya pemisahan antara kepemilikan dan
kepengurusan perusahaan. Akan tetapi tidak ada jaminan bahwa laporan keuangan
yang telah disiapkan oleh pihak manajemen bebas dari salah saji ataupun
kecurangan. Oleh karena itu dibutuhkanlah pihak independen, yakni auditor
independen untuk melakukan penilaian atas kewajaran laporan keuangan.
Paska kejatuhan Enron, independensi pihak auditor eksternal diragukan,
terutama bila auditor terlalu lama mengaudit kliennya. Hal tersebut kemudian
menjadi salah satu latar belakang munculnya Sarbanes-Oxley pada tahun 2002
yang mewajibkan adanya rotasi auditor. Kebijakan rotasi auditor juga dikeluarkan
oleh pemerintah Indonesia dimana aturan mengenai rotasi terdapat pada KMK No
423/KMK.06/2002,
yang
kemudian
disempurnakan
dengan
KMK
No359/KMK.06/2003 tentang pemberian jasa audit laporan keuangan pada suatu
entitas yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik maksimal lima tahun berturutturut dan oleh Akuntan Publik maksimal tiga tahun berturut-turut. Peraturan ini
kemudian diganti dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008
tentang Jasa Akuntan Publik. Peraturan ini menetapkan pemberian jasa audit
laporan keuangan pada suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk enam
tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk tiga
tahun berturut-turut.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi penurunan independensi
auditor yaitu audit tenure atau jangka waktu penugasan auditor. Audit tenure
didefinisikan sebagai jumlah tahun suatu Kantor Akuntan Publik atau seorang
Akuntan Publik mengaudit suatu perusahaan (Yuvisa dkk, 2008). Banyak
penelitian yang berkaitan dengan audit tenure, terutama yang berkaitan dengan
kualitas audit, menunjukkan bahwa kualitas audit mempengaruhi persepsi pasar
1
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
Universita s Indone sia
2
terhadap informasi laporan keuangan. Peningkatan audit tenure memiliki dampak
positif (Ghosh & Moon, 2005) maupun negatif (Davis et al., 2003) pada kualitas
audit, terutama pada tingkat independensi auditor.
Penelitian yang dilakukan Jenkins et al (2008) menunjukkan bahwa
konservatisme dalam pelaporan keuangan relatif lebih rendah pada tahun-tahun
awal hubungan kerja sama auditor dengan kliennya. Lebih lanjut lagi, mereka
menjelaskan bahwa hasil penelitian mereka dikontribusikan sebagai literatur
untuk peraturan keharusan rotasi auditor, dengan menyarankan bahwa rotasi
auditor yang bersifat mandatory dapat berpengaruh negatif pada waktu pelaporan
bad news.
Perusahaan membutuhkan modal dan salah satu sumber modal perusahaan
yaitu menerbitkan surat hutang atau obligasi. Investasi dalam obligasi dianggap
sebagai investasi yang aman. Namun, sering kali perusahaan mengalami gagal
bayar sehingga para investor memanfaatkan peringkat obligasi yang dikeluarkan
oleh para pemeringkat surat hutang untuk menilai risiko dari obligasi tersebut.
Peringkat atas obligasi sangat penting karena memberikan informasi atas risiko
gagal bayar obligasi dimana jika peringkat obligasi semakin baik maka risiko
gagal bayarnya semakin kecil dan sebaliknya, jika peringkat obligasi semakin
rendah maka risiko gagal bayarnya semakin tinggi. Agen pemeringkat obligasi
yaang diakui di Indonesia sesuai dengan Surat Edaran
10/19/DPNP
Bank Indonesia No.
yaitu Standard & Poor’s ratings, Fitch Ratings, Kasnic Credit
Rating Indonesia atau Moody’s Indonesia dan PT Pemeringkat Efek Indonesia
(PEFINDO).
Para analis pemeringkat obligasi memberikan peringkat atas obligasi yang
baru diterbitkan dengan menggunakan semua informasi yang dapat diperoleh
mengenai perusahaan dan prospek ke depannya dalam memenuhi pembayaran
bunga dan jumlah pokoknya sampai jatuh tempo. Salah satu komponen informasi
yang digunakan para analis yaitu laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit.
Peringkat obligasi yang diberikan akan merefleksikan persepsi analis atas kualitas
pengujian auditor terhadap laporan keuangan. Semakin tinggi kualitas laporan
keuangan maka peringkat obligasi perusahaan juga akan semakin tinggi, dengan
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
3
faktor lainnya ceteris paribus. Dalam penelitian Ziebart dan Reiter (1992),
peringkat yang diberikan kepada tingkat hutang menjadi faktor yang signifikan
dalam ultimate yield yang harus dibayar perusahaan. Peringkat obligasi yang
semakin tinggi mengindikasikan risiko gagal bayar yang lebih kecil dan
sebaliknya, peringkat obligasi yang lebih rendah menunjukkan adanya risiko
gagal bayar yang lebih tinggi. Penggunaan obligasi yang baru diterbitkan
membantu meyakinkan para pemberi peringkat (rating analyst) melakukan
analisis yang mendetail dan terbaru atas prospek keseluruhan perusahaan ke
depannya.
Dalam penelitian ini, penulis ingin meneliti hubungan audit tenure dengan
pemeringkatan obligasi. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa peringkat
obligasi merefleksikan persepsi analis terhadap kualitas audit yang diberikan pada
laporan keuangan suatu perusahaan.
Konteks peringkat baru atas obligasi perdana lebih tepat digunakan dalam
menguji dampak audit tenure dibandingkan peringkat yang telah berubah
(seasoned rating) atas obligasi karena peringkat obligasi sendiri mungkin tidak
lagi dapat menunjukkan probabilitas risiko default dari emiten obligasi . Penilaian
obligasi yang baru diterbitkan lebih baik daripada memberikan perubahan
peringkat pada obligasi karena beberapa penelitian telah menunjukkan perubahan
peringkat biasanya terjadi setelah terjadinya perubahan ke arah peningkatan
kinerja perusahaan (Goh dan Ederington, 1993; Goh dan Ederington 1998). Oleh
karena itu, pengujian yang dilakukan lebih tepat dan lebih sesuai dengan
menggunakan data obligasi yang baru diterbitkan. Dalam hal ini, penulis ingin
menguji pengaruh dari audit tenure terhadap proses keputusan pemberian
peringkat obligasi, dan memperoleh pemahaman mengenai persepsi analis
obligasi terhadap independensi dan kualitas audit.
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Crabtree et al
(2006) yang menemukan adanya pengaruh positif dari audit tenure terhadap
peringkat obligasi perdana. Hal yang menjadi pembeda penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya adalah penulis hanya menggunakan tujuh variabel kontrol
yaitu jenis obligasi (obligasi subordinasi), ukuran perusahaan, tingkat hutang,
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
4
tingkat profitabilitas, beta perusahaan, jenis industri, dan tahun terbit obligasi.
Selain itu, penulis melakukan penelitian pada perusahaan-perusahaan publik yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jadi, dari hasil penelitian ini, akan
diketahui apakah terdapat pengaruh positif audit tenure terhadap peringkat
obligasi perdana.
1.2 Perumusan Masalah
Telah banyak literatur yang meneliti tentang audit tenure dan peringkat
obligasi. Allen (1994) dan Brandon et al., (2004) menemukan bahwa kualitas
audit memiliki hubungan yang signifikan dengan peringkat obligasi. Penelitian
yang sama juga dilakukan oleh Ghosh dan Moon (2005) yang melaporkan
koefisien earning response dan seasoned rating memiliki hubungan yang positif
dengan audit tenure. Crabtree et al. (2004) melakukan penelitian tentang
hubungan independensi auditor dengan peringkat obligasi dan menemukan bahwa
jasa non audit memiliki hubungan negatif dengan peringkat obligasi. Pada tahun
2006, Crabtree et al. juga melakukan penelitian tentang peringkat obligasi namun
dihubungkan dengan audit tenure. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa
terdapat hubungan positif signifikan antara audit tenure dengan peringkat obligasi.
Namun, masih sangat sedikit penelitian tentang hubungan audit tenure dan
peringkat obligasi di Indonesia.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin memfokuskan masalah
dalam penelitian ini pada pertanyaan berikut:
Apakah audit tenure memiliki pengaruh positif dengan peringkat obligasi perdana
perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
Untuk meneliti apakah terdapat hubungan positif antara audit tenure dengan
peringkat obligasi yang diberikan oleh agen pemeringkat efek, seperti PEFINDO,
Moody’s Indonesia dan Fitch rating.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
5
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh bagi beberapa pihak dari penelitian ini adalah:
•
Bagi Akedemisi dan Peneliti, menambah literatur penelitian yang berkaitan
dengan audit tenure terutama tentang pengaruh audit tenure terhadap
peringkat obligasi.
•
Bagi investor, memperoleh pemahaman yang dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan investasi.
•
Bagi perusahaan, memberi masukan tentang pengaruh audit tenure terhadap
pasar modal, terutama pasar obligasi.
•
Bagi regulator, memberikan masukan sebagai pihak regulator mengenai
pengaruh audit tenure terhadap peringkat obligasi perdana.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Jangka waktu penelitian cukup panjang yaitu dari tahun 1999-2011
dikarenakan jumlah sampel yang tidak banyak. Data ya ng digunakan bersumber
dari laporan keuangan perusahaan, laporan auditor dan data harga saham
perusahaan serta harga saham gabungan yang bersumber dari Bursa Efek
Indonesia sedangkan peringkat obligasi perusahaan diperoleh dari laporan
keuangan perusahaan. Perusahaan yang menjadi objek penelitian ini adalah
perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan
obligasi perdana dalam periode penelitian yaitu tahun 1999-2011.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
• Bab I : Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penulisan, serta ruang lingkup penelitian. Bab ini
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
6
bertujuan untuk memberikan gambaran umum mengenai keseluruhan
penelitian ini.
• Bab II : Landasan Teori
Bab ini menguraikan landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini
tentang obligasi dan peringkat obligasi, audit tenure serta penelitian
terdahulu yang membahas tentang peringkat obligasi.
• Bab III : Metode Penelitian
Bab ini menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan. Bab ini
akan diawali dengan kerangka pemikiran dan estimasi mode l penelitian,
uraian mengenai variabel penelitian dan pengukuran variabel kemudian
dillanjutkan dengan metode pengumpulan data, dan metode analisis data.
• Bab IV : Pembahasan
Bab ini berisi pembahasan dan analisis hasil dari data yang telah diolah
berdasarkan model penelitian yang telah disebutkan pada bab sebelumnya.
Adanya bab ini diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian.
• Bab V : Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi rangkuman dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian
beserta saran untuk penelitian selanjutnya.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang digunakan serta referensi
dari penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai landasan dalam
penelitian ini. Bab ini mencakup tentang definisi dan jenis obligasi, peringkat
obligasi, pengertian dan tujuan audit, audit tenure, serta penelitian-penelitian
terdahulu tentang peringkat obligasi.
2.1 Obligasi (bond)
Obligasi adalah instrumen hutang jangka
panjang yang mewakilkan
kewajiban kontraktual penerbitnya (Jones et al., 2009). Pembeli obligasi
meminjamkan dananya kepada penerbit obligasi, yang nantinya akan memberikan
bunga pinjaman dan membayar jumlah pokoknya pada saat jatuh tempo. Menurut
Fabozzi (2000), obligasi adalah instrumen hutang yang ditawarkan oleh penerbit
yang juga dapat disebut debitur atau peminjam (borrower) untuk membayar
kembali kepada investor (lender) sejumlah dana yang dipinjam ditambah dengan
bunga selama tahun yang ditentukan dalam obligasi.
Obligasi sebenarnya merupakan sekuritas dengan pendapatan tetap karena
pembayaran bunga dan pokoknya ditetapkan pada saat obligasi diterbitkan dan
jumlahnya tetap selama masa hidup obligasi tersebut sehingga sering disebut
sebagai fixed-income securities (Bodie et al., 2005). Dengan kata lain, saat
pembelian, pembeli telah mengetahui future cash flow yang akan diterima dari
membeli dan memegang obligasi sampai dengan jatuh tempo.
Karakteristik dari obligasi yaitu nilai par, kupon, tanggal jatuh tempo, dan
tingkat kupon. Nilai par (face value) merupakan nilai nominal atas sebuah obligasi
yang akan dibayar kembali kepada investor pada saat jatuh tempo. Kupon
menunjukkan besaran bunga yang dibayar oleh emiten obligasi kepada investor.
Tanggal jatuh tempo (maturity) adalah tanggal dimana jumlah pokok obligasi
7
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
Universita s Indone sia
8
dibayarkan kepada pemegang obligasi. Sedangkan tingkat kupon (coupon rate)
merupakan jumlah kupon tahunan dibagi dengan nilai par dari obligasi.
Nilai par dari kebanyakan obligasi di Indonesia adalah satu milyar rupiah.
Kebanyakan obligasi merupakan obligasi kupon dimana kupon merujuk pada
bunga periodik yang dibayarkan penerbit kepada pemegang obligasi. Pembayaran
bunga obligasi biasanya dibayarkan setiap semester. Harga dari suatu obligasi
dipengaruhi oleh risiko dan return
yang diharapkan dari obligasi tersebut.
Adapun bentuk return yang dapat diperoleh yaitu kupon ataupun bunga dari
obligasi dan capital gain yang diperoleh dari selisih harga beli dan harga jual
obligasi.
Prosedur penerbitan obligasi hampir sama dengan prosedur penerbitan
saham yaitu obligasi yang akan diterbitkan harus mendapatkan persetujuan dewan
direksi,
kemudian perusahaan menyiapkan registration statement yang akan
diperiksa oleh lembaga terkait, dan jika disetujui, registration statement akan
berlaku 20 hari setelahnya kemudian obligasi dapat diperjualbelikan. Dalam
registration statement, terdapat indenture yang merupakan perjanjian tertulis
antara perusahaan penerbit obligasi dengan dengan trustee (bank). Bank yang
ditunjuk sebagai trustee bertugas untuk memastikan bahwa semua persyaratan
indenture telah dipatuhi, mengelola sinking fund, dan mewakili para bondholders
bila perusahaan mengalami gagal bayar (Ross, 2008). Dokumen indenture
obligasi biasanya mencantumkan provisi-provisi berikut:
1. Aturan-aturan dasar obligasi seperti nilai denominasi obligasi, waktu jatuh
tempo, tingkat bunga, dan aturan pembayarannya serta transaksi antar
pembeli dan penjual obligasi yang nantinya akan menentukan harga pasar
dari obligasi tersebut.
2. Jumlah keseluruhan obligasi yang diterbitkan
3. Penjelasan tentang properti yang digunakan sebagai jaminan berupa aset
seperti properti atau real estate. Nilai dari jaminan ini bergantung pada
harga aset yang dijaminkan.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
9
4. Penjadwalan pembayaran dimana pembayaran obligasi dapat dilakukan
pada saat jatuh tempo maupun sebelum jatuh tempo. Pihak trustee
biasanya menyediakan sinking fund untuk mengelola pembayaran obligasi.
5. Call provision memungkinkan emiten obligasi untuk membeli kembali
obligasi yang sudah diterbitkan pada harga yang telah ditentukan
sebelumnya.
6. Detail dari perjanjian perlindungan (protective covenants) yang merupakan
bagian dari indenture yang membatasi kegiatan emiten obligasi untuk
melindungi hak pemegang obligasi. Protective covenant dapat dibagi
menjadi dua yaitu positif covenant dan negatif covenant. Positif covenant
mencantumkan setiap kegiatan yang harus dilakukan oleh emiten obligasi
seperti menjaga working capital pada level tertentu dan menyerahkan
laporan keuangan periodik pada pemberi pinjaman. Sedangkan negative
covenant membatasi kegiatan yang boleh dilakukan oleh emiten obligasi
seperti membatasi jumlah dividen yang boleh dibayarkan dan perusahaan
tidak boleh menerbitkan hutang jangka panjang lagi.
Sama seperti saham, obligasi juga merupakan sumber pembiayaan
eksternal perusahaan tetapi memiliki derajat yang lebih rendah dibandingkan
saham. Hal ini dikarenakan obligasi adalah surat hutang perusahaan sehingga
tidak ada terjadi pengalihan kepemilikan ataupun sharing risiko kepada investor.
Menurut Nugroho dkk (2009), ada beberapa keuntungan yang mendorong
perusahaan untuk menerbitkan obligasi, yaitu:
1
Memenuhi kebutuhan pembiayaan investasi yang tidak terpenuhi dari
sumber pembiayaan internal.
2
Menunjukkan kualitas perusahaan karena hanya perusahaan dengan
reputasi (credit rating) yang bagus yang mempunyai kecenderungan
menerbitkan obligasi.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
10
3
Meningkatkan laba perusahaan karena biaya bunga obligasi dikategorikan
sebagai biaya sehingga dapat mengurangi pajak.
4
Dapat mendisiplinkan manajer dalam pemanfaatan cash flow perusahaan.
2.2 Jenis-jenis Obligasi
2.2.1 Berdasarkan Penerbitannya
1. Obligasi Pemerintah Pusat (government bond) merupakan jenis sekuritas
yang dikeluarkan pemerintah dan digunakan untuk pendanaan pemerintah
2. Obligasi Pemerintah Daerah (municipal bond) merupakan sekuritas
pemerintah daerah yang terdiri atas general obligation (arus kasnya
bersumber dari penerimaan pajak) dan revenue bond ( pembayaran kupon
dan pokok obligasi bersumber dari proyek yang dibiayainya).
3. Obligasi Badan Usaha Milik Negara (stated owned company bond) adalah
obligasi yang diterbitkan oleh BUMN.
4. Obligasi Perusahaan Swasta (corporate bond) adalah obligasi yang
dikeluarkan perusahaan dimana perusahaan berjanji untuk membayar
kupon dan pokok pinjaman kepada pemegang obligasi sampai saat jatuh
tempo.
2.2.2 Berdasarkan Jenis Kupon
1. Fixed rate bond: obligasi yang memberikan tingkat kupon yang tetap sejak
obligasi diterbitkan hingga jatuh tempo.
2. Floating rate bond: obligasi dengan tingkat kupon yang mengikuti tingkat
bunga obligasi yang berlaku di pasar.
3. Mixed rate bond: jenis obligasi ini memberikan tingkat bunga yang tetap
selama periode tertentu, misalnya 1-3 tahun, dan kemudian memberikan
tingkat bunga yang mengikuti tingkat bunga yang berlaku di pasar.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
11
2.2.3 Berdasarkan Jaminan
1. Unsecured bond atau debentures merupakan obligasi tanpa jaminan. Jenis
obligasi ini terdiri dari dua tingkat yaitu senior dan junior (subordinate
debentures), dimana klaim junior dipertimbangkan setelah klaim senior
terpenuhi.
2. Indenture bond merupakan jenis obligasi yang memberikan jaminan. Jenis
obligasi ini terdiri dari:
a. Mortgage bond: obligasi yang dijamin dengan properti sehingga
pemegang obligasi berhak memperoleh properti yang dijaminkannya
apabila perusahaan penerbit obligasi mengalami default.
b. Collateral trust bond: merupakan obligasi yang dijamin oleh sekuritas
lain dan biasanya dimiliki oleh wali amanat (trustee)
c. Equipment trust certificates: obligasi yang dijaminkan dengan aset
tertentu misalnya pesawat, mobil, dan mesin.
d. Collateralized mortgage obligations: obligasi yang dijamin pool of
mortgage atau portfolio mortage-backed securities. Penghasilan kupon
obligasi ini terutama disediakan oleh mortgages yang dijaminkan.
2.2.4 Berdasarkan Kupon
1. Coupon bonds: obligasi yang memiliki kupon mewajibkan penerbitnya
membayarkan kupon secara periodik kepada pemegang obligasinya.
2. Zero Coupon Bonds: dalam obligasi ini, penerbit tidak membayar bunga
pada pemegang obligasi. Mereka hanya menerima sekali pembayaran dari
penerbit saat jatuh tempo sebesar nilai nominal dimana obligasi jenis ini
selalu dijual dibawah nilai nominalnya.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
12
2.2.5 Berdasarkan Konve rsi
1. Convertible bond: obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham setelah
jangka waktu tertentu.
2. Non convertible bond: obligasi yang tidak dapat dikonversi menjadi
saham.
2.2.6 Berdasarkan Peringkat
1. Investment grade Bonds: merupakan obligasi dengan peringkat minimal
BBB dan obligasi ini layak untuk dijadikan investasi karena memiliki
risiko yang tidak terlalu besar.
2. Non Invetsment grade Bonds: merupakan obligasi dengan peringkat CCC
(speculative) dan D (junk bond) dimana obligasi tersebut lebih berisiko
untuk investasi dibandingkan dengan obligasi dengan investment grade.
2.3 Risiko Obligasi
Ada beberapa risiko yang dapat timbul bila melakukan investasi pada obligasi
(Harsono, 2010; Fabozzi, 2000), yaitu:
a. Credit risk (default risk). Risiko ini merupakan risiko gagal bayar emiten baik
atas bunga maupun pokok hutang. Risiko ini biasa digunakan sebagai salah
satu ukuran dalam menentukan peringkat obligasi.
b. Market risk. Risiko pasar merupakan risiko atas volatilitas harga instrumen,
yaitu obligasi dan risiko adanya reinvestasi dari kupon yang diterima akibat
pergerakan tingkat suku bunga. Dengan kata lain, alat ukur risiko ini
digunakan untuk melihat sensitivitas harga terhadap pergerakan suku bunga.
c. Liquidity risk. Risiko likuiditas merupakan risiko kesulitan bagi investor
obligasi untuk menjual obligasi pada harga wajar ketika terpaksa harus
menjualnya.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
13
d. Foreign exchage risk. Risiko ini merupakan risiko yang timbul sebagai akibat
dari pergerakan kurs mata uang bila berinvestasi pada obligasi dengan mata
uang yang berbeda.
e. Political (country) risk. Risiko ini timbul sebagai akibat adanya tindakan
dalam bentuk kebijakan atau peraturan oleh pemerintah, seperti restrukturisasi
hutang.
f.
Event risk. Risiko penurunan kemampuan emiten untuk membayar bunga dan
pokok hutang yang disebabkan karena bencana alam atau pengambilalihan.
g. Interest rate risk atau price risk. Risiko ini timbul bila terjadi kenaikan
tingkat bunga pasar yang menyebabkan menurunnya harga obligasi. Kenaikan
tingkat bunga pasar tidak akan merubah tingkat bunga yang telah ditetapkan
sehingga akan muncul capital loss bagi investor yang ingin menjual obligasi
sebelum jatuh tempo.
h. Call risk. Risiko ini terdapat pada callable bond, yaitu obligasi yang dibeli
kembali oleh emitennya pada harga yang telah ditetapkan. Risiko ini terjadi
bila emiten membeli kembali obligasi ketika suku bunga pasar sedang rendah,
pola aliran kas emiten tidak pasti, dan terdapat potensi kenaikan harga
obligasi.
2.4 Peringkat Obligasi
Menurut Harsono (2010), peringkat obligasi merupakan opini tentang
kelayakan kredit dari penerbit obligasi berdasarkan faktor- faktor risiko yang
relevan dan berfokus pada kapasitas dan kemauan penerbit obligasi dalam
memenuhi kewajibannya
secara
tepat
waktu.
Peringkat
obligasi akan
mempengaruhi tingkat pengembalian (return) yang diharapkan oleh investor
dimana obligasi dengan peringkat rendah akan menyediakan bunga yang lebih
tinggi dibandingkan obligasi dengan peringkat tinggi. Hal ini dikarenakan obligasi
dengan peringkat tinggi menandakan kualitas obligasi yang baik ( Darmawan,
2007).
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
14
Berdasarkan
Peraturan
Bursa
Efek
Surabaya
No.
SK-
024/LGL/BES/XI/2004 tanggal 25 November 2004, emiten yang akan melakukan
pencatatan efek bersifat hutang di Bursa wajib untuk memenuhi salah satu
ketentuan yaitu hasil pemeringkatan efek dari lembaga pemeringkat efek yang
diakui oleh BAPEPAM sekurang-kurangnya adalah BBBkategori investment grade.
atau berada dalam
Menurut Kliger dan Sarig (2000), emiten obligasi
atau surat hutang lainnya akan membayar biaya yang tidak sedikit untuk peringkat
yang diberikan oleh lembaga pemeringkat tersebut. Hal ini dikarenakan, dalam
proses penentuan peringkat oleh lembaga pemeringkat, emiten obligasi atau surat
hutang lainnya dapat memasukkan informasi internal perusahaan tanpa
memperlihatkan hal- hal terperinci yang spesifik kepada publik dalam jumlah
besar untuk menilai kondisi keuangan perusahaan. Lembaga pemeringkat dapat
menggunakan informasi yang diperoleh dari emiten tanpa harus mengungkapkan
keseluruhan informasi yang dimiliki emiten tersebut.
Obligasi perusahaan swasta tidak seperti obligasi pemerintah dimana
obligasi perusahaan swasta memiliki risiko default dari penerbitnya. Peringkat
obligasi merupakan peringkat dalam bentuk huruf yang digunakan untuk
memperlihatkan kecenderungan probabilitas default obligasi tersebut. Peringkat
obligasi menunjukkan kualitas relatif dari perusahaan penerbit obligasi untuk
membayar bunga dan pokok obligasi sampai jatuh tempo. Selain itu, peringkat
yang diberikan atas suatu efek dapat berfungsi seb agai media bagi investor untuk
mengetahui kondisi surat hutang maupun perusahaan penerbitnya sehingga dapat
diperkirakan tingkat risiko yang kemudian akan diketahui tingkat return yang
layak sesuai dengan kondisi surat hutang.
Tabel 2.1 Klasifikasi Peringkat Obligasi berdasarkan S&P dan Moody’s
Kualitas
sangat tinggi
Kualitas
tinggi
Spekulatif
Sangat
buruk
Standard &
Poor’s
AAA
AA
A
BBB
BB
BB
CCC
D
Moody’s
Aaa
Aa
A
Baa
Ba
B
Caa
C
Sumber: Ross, 2008
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
15
Berikut ini adalah peringkat obligasi yang diterbitkan oleh beberapa
lembaga pemeringkat obligasi:

Standard & Poor’s: AAA, AA+, AA, AA-, A+, A, A-, BBB+, BBB, BBB-,
BB+, BB, BB-, B+, B, B-, CCC+, CCC, CCC-, D.

Moody’s : Aaa, Aa1, Aa2, Aa3, A1, A2, A3, Baa1, Baa2, Baa3, Ba1, Ba2,
Ba3, B1, B2, B3, Caa1, Caa2, Caa3, Ca, C.

Fitch Ratings: AAA, AA+, AA, AA-, A+, A, A-, BBB+, BBB, BBB-, BB+,
BB, BB-, B+, B, B-, CCC, DDD, DD, D.
Sedangkan definsi setiap peringkat obligasi yang diberikan oleh Moody’s
dan S&P adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Peringkat Obligasi berdasarkan S&P dan Moody’s
Moody’s
S&P
Keterangan
Peringkat tertinggi obligasi. Kemampuan emiten untuk
Aaa
AAA
membayar bunga dan pokok obligasi sangat kuat
(extremely strong).
Obligasi dengan peringkat Aa dan AA
Aa
AA
memiliki
kemampuan membayar bunga dan pokok obigasi yang
kuat sekali (very strong)
Obligasi dengan peringkat A memiliki kemampuan yang
kuat (strong) dalam memabayar bunga dan pokok
A
A
obligasi. Akan tetapi, obligasi ini akan lebih rentan
terhadap perubahan kondisi ekonomi dibandingkan
obligasi dengan peringkat yang lebih tinggi.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
16
Moody’s
S&P
Keterangan
Peringkat ini menandakan emiten memiliki kemampuan
yang cukup untuk membayar bunga dan pokok obligasi
tetapi perubahan keadaan atau penurunan dalam kondisi
Baa
BBB
ekonomi dapat memperlemah kemampuan membayar
emiten dibandingkan emiten dengan peringkat obligasi
yang lebih tinggi. Obligasi dengan peringkat Baa atau
BBB merupakan obligasi tingkat menengah.
Ba; B
BB; B
Obligasi dengan peringkat ini sebagian besar memiliki
kemampuan membayar yang spekulatif. Peringkat Ba
Caa
CCC
Ca
CC
C
C
dan BB mengindikasikan peringkat spekulatif terendah
dan peringkat Ca dan CC mengindikasikan peringkat
spekulatif tertinggi.
Peringkat ini diberikan pada obligasi yang emitennya
tidak mampu membayar bunga.
Peringkat ini menunjukkan emiten obligasi dalam posisi
D
D
(default). Emiten obligasi menunggak pembayaran bunga
ataupun pokok obligasi.
Sumber: Ross (2008)
Selain S&P dan Moody’s, terdapat PT Pemeringkat Efek Indonesia
(PEFINDO) yang merupakan lembaga pemeringkat lokal yang telah banyak
memberikan penilaian peringkat terhadap obligasi yang diterbitkan oleh
perusahaan-perusahaan di Indonesia. PT PEFINDO memiliki level peringkat
obligasi sebagai berikut:
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
17
Tabel 2.3 Peringkat Obligasi berdasarkan PEFINDO
Peringkat
Keterangan
Merupakan efek
idAAA
tertinggi.
hutang dengan peringkat
Kemampuan
obligor
untuk
yang
memenuhi
komitmen finansial jangka panjangnya atas sekuritas
hutang adalah superior.
Efek hutang yang memiliki peringkat
idAA
idAA
berbeda
sedikit dengan peringkat tertinggi. Kemampuan obligor
untuk
memenuhi
komitmen
finansial
jangka
panjangnya atas sekuritas hutang adalah very strong.
Efek hutang dengan peringkat
kemampuan
idA
obligor
untuk
idA
mengindikasikan
memenuhi komitmen
finansialnya terhadap efek hutang adalah strong.
Namun,
efek
hutang
ini lebih rentan terhadap
perubahan keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan
obligasi dengan peringkat yang lebih tinggi.
Efek hutang dengan peringkat
idBBB
menunjukka n
parameter proteksi yang baik. Namun perubahan
idBBB
ekonomi atau bisnis dapat memperlemah kemampuan
obligor atas komitmen finansial jangka panjang yaitu
efek hutang.
Efek hutang dengan peringkat
idBB
menunjukkan
parameter proteksi yang lemah. Kemampuan obligor
idBB
untuk
memenuhi
panjangnya
atas
komitmen
efek
hutang
finansial
rentan
jangka
terhadap
uncertainty atau exposure pada kondisi bisnis, finansial,
dan ekonomi.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
18
Peringkat
Keterangan
Efek
hutang dengan peringkat
id B
menunjukkan
parameter proteksi yang lemah. Meskipun obligor
masih
idB
mampu
memenuhi komitmen
finansialnya
terhadap efek hutang, perubahan bisnis, finansial, atau
ekonomi
dapat
memperburuk
kemampuan
atau
kemauan obligor untuk memenuhi komitmen finansial
jangka panjang atas efek hutangnya.
Efek hutang dengan peringkat
idCCC
menandakan
obligor tidak mampu memenuhi komitmen finansialnya
idCCC
atas efek hutang dan bergantung pada perbaikan kondisi
bisnis dan finansial untuk
memenuhi komitmen
finansial jangka panjang atas surat hutang.
Efek hutang dengan peringkat idD menunjukkan efek
hutang yang macet (default) atau emitennya sudah
idD
berhenti berusaha dan tidak mampu lagi memenuhi
komitmen finansialnya atas efek hutang.
Sumber: PEFINDO
Peringkat obligasi mulai dari peringkat id AA sampai dengan peringkat idB
dapat diberikan tambahan tanda positif (+) atau negatif (-) yang menandakan
kekuatan relatif dari jenis peringkat tersebut. Tanda positif (+) menandakan
peringkat obligasi memiliki kemungkinan untuk meningkat. Tanda negatif (-)
menunjukkan peringkat obligasi dapat menjadi lebih rendah. Selain itu peringkat
yang stabil (stable) berarti peringkat obligasi tidak cenderung berubah sedangkan
peringkat yang berkembang (developing) berarti peringkat obligasi dapat
meningkat atau menurun.
Menurut Rahardjo (2003), ada beberapa manfaat peringkat yang diberikan
atas obligasi bagi investor yaitu:
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
19
1 Informasi
risiko
investasi.
Tujuan
utama
investasi
adalah
untuk
meminimalkan risiko serta mendapatkan keuntungan yang maksimal. Oleh
karena itu, dengan adanya peringkat obligasi diharapkan informasi risiko
dapat diketahui lebih jelas posisinya.
2 Rekomendasi investasi. Investor akan dengan mudah mengambil keputusan
investasi berdasarkan hasil peringkat
kinerja emiten obligasi tersebut.
Dengan demikian investor dapat melakukan strategi investasi untuk membeli
atau menjual sesuai perencanaannya.
3 Perbandingan. Hasil peringkat akan dijadikan patokan dalam membandingkan
obligasi yang satu dengan yang lain, serta membandingkan struktur yang lain
seperti suku bunga dan metode penjaminannya.
Sedangkan manfaat peringkat obligasi bagi perusahaan penerbit obligasi
(Harsono, 2010), yaitu:
1. Informasi posisi bisnis. Perusahaan penerbit obligasi dapat mengetahui posisi
bisnis dan kinerja usahanya dibandingkan perusahaan sejenis lainnya.
2. Mendukung kinerja. Jika emiten mendapatkan peringkat yang cukup bagus
maka kewajiban menyediakan sinking fund atau jaminan kredit yang dapat
menjadi pilihan alternatif.
3. Menjaga kepercayaan investor. Peringkat obligasi yang lebih baik dan berasal
dari pihak yang independen akan membuat investor merasa lebih aman
berinvestasi.
4. Menentukan
struktur
obligasi.
Perusahaan
penerbit
obligasi
dapat
menentukan struktur obligasi yang meliputi tingkat suku bunga, jenis
obligasi, jangka waktu jatuh tempo, jumlah emisi obligasi serta berbagai
struktur pendukung lainnya.
5. Alat pemasaran. Obligasi dengan peringkat yang lebih baik terlihat lebih
menarik dan aman bagi investor untuk menjadi pilihan investasinya.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
20
2.5 Agen Pe meringkat Obligasi
Pemeringkatan obligasi di Indonesia dilakukan oleh beberapa lembaga
permeringkat yang diakui oleh Bank Indonesia melalui Surat Edaran Bank
Indonesia No. 10/19/DPNP tanggal 30 April 2008 yaitu Standard & Poor’s
Ratings, Fitch Ratings, Kasnic Credit Rating Indonesia atau Moody’s Indonesia
dan PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO).
PT Kasnic Credit Rating Indonesia ditetapkan menjadi agen pemeringkat
oleh Bank Indonesia melaui Surat Edaran Bank Indonesia No.7/8/DPNP
tertanggal 31 Maret 2005. Sejak tahun 2007, nama PT Kasnic Credit Rating
berubah menjadi Moody’s Rating Indonesia dan kepemilikan Kasnic 99% dimiliki
oleh Moody’s Rating. Sedangkan PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO)
didirikan pada tanggal 21 Desember 1993 dengan memperoleh lisensi dari
Bapepam No. 39/PM-PI/1994 yang dikeluarkan pada tanggal 13 Agustus 1994.
Pendirian PEFINDO merupakan inisiatif dari Bapepam dan Bank Indonesia serta
menjadi salah satu institusi pendukung di pasar modal. Agen pemeringkat ini
bekerja sama dengan Standard & Poor’s Rating Services (S&P’s) guna
meningkatkan metodologi pemeringkatan yang digunakan dan kriteria dalam
melakukan
pemeringkatan,
baik
pemeringkatan
perusahaan
maupun
pemeringkatan obligasi.
2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi
Pemberian peringkat pada obligasi membantu investor dalam menilai
kemampuan perusahaan, hutang dan risiko kegagalan (default), yaitu kegagalalan
emiten dalam membayar bunga dan pokok obligasi sampai jatuh tempo. Dalam
menentukan peringkat obligasi, perusahaan pemeringkat efek seperti S&P’s,
Moody, dan PEFINDO memiliki kriteria kualitatif dan kuantitatif. Faktor- faktor
yang mempengaruhi peringkat obligasi menurut Bringham dan Houston (2006)
yaitu:
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
21
1. Risiko-risiko keuangan, seperti debt ratio, current ratio, profitability dan
fixed charge coverage ratio. Risiko keuangan yang semakin kecil
mengakibatkan peringkat yang semakin tinggi.
2. Jaminan aset atas obligasi dimana bila dijaminkan dengan aset yang bernilai
tinggi maka peringkat yang diberikan juga akan lebih baik.
3. Kedudukan obligasi dibandingkan jenis hutang lain. Apabila kedudukan
obligasi lebih rendah maka peringkat yang diberikan akan lebih rendah dari
seharusnya.
4. Obligasi yang lemah namun dijamin oleh perusahaan yang kuat akan diberi
peringkat yang lebih tinggi.
5. Ada tidaknya provisi bagi emiten untuk membayar pokok pinjaman sedikit
demi sedikit secara bulanan (sinking fund).
6. Umur obligasi dimana obligasi yang berumur lebih pendek memiliki risiko
yang lebih kecil.
7. Stabilitas laba dan penjualan emiten.
8. Peraturan yang berkaitan dengan industri emiten.
9. Faktor-faktor lingkungan dan tanggung jawab produk.
10. Kebijakan akuntansi.
Dalam melakukan pemeringkatan untuk sektor Korporasi (non financial),
PEFINDO melakukan penilaian secara umum yang mencakup tiga risiko utama
yaitu risiko industri (industry risk), risiko bisnis (business risk), dan risiko
finansial (financial risk). Selain itu, analisis juga akan mencakup analisis
perbandingan terhadap pesaing-pesaing sejenis dalam industri yang sama maupun
industri itu sendiri dengan industri lainnya.
Penilaian risiko industri untuk peringkat obligasi dilakukan dengan
menganalisis pertumbuhan industri dan stabilitasnya, penghasilan dan struktur
biaya dari industri, hambatan masuk dan persaingan dalam industri, peraturan dan
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
22
deregulasi industri, serta profil keuangan industri. Sedangkan penilaian risiko
keuangan dilakukan dengan menganalisis kebijakan keuangan perusahaan, capital
structure, perlindungan cash flow, dan financial flexibility.
Tabel 2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi yang
Digunakan dalam Penelitian
No
1
2
Nama
Kaplan dan
Urwitz
(1979)
Ziebart dan
Reiter (1992)
Variabel yang
Digunakan
Hasil Penelitain
Statistical
Models of Bond
Ratings
Subordination
status, total asset,
leverage,
profitability, beta,
interest coverage
ratio
Subordination
status, total asset,
leverage,
profitability, dan
beta berpengaruh
signifikan terhadap
peringkat obligasi
sedangkan variabel
interest coverage
ratio tidak
berpengaruh
signifikan.
Bond
Yields,ratings,
and Financial
Information:
Evidence from
Public Utility
Issues
Years to maturity,
presence of
sinking fund
agreement, total
asset, problem
with regulatory
climate, cash flow,
property, debt to
equity ratio,
permanent
capitalization,
return on equity,
and interest
coverage ratio
Semua variabel
berpengaruh
signifikan terhadap
peringkat obligasi
kecuali variabel
debt to equity ratio
Judul
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
23
No
3
4
Nama
Brandon,
Crabtree, dan
Maher (2004)
Crabtree,
Brandon, dan
Maher
(2006)
5
6
Bekman
Siagian
(2001)
Arvin
Harsono
(2010)
Judul
Variabel yang
Digunakan
Hasil Penelitain
Non-audit fees,
Auditor
Independence,
and Bond
Ratings
Subordination
status, total asset,
leverage,
profitability,
pension liability,
variability of
firm’s income
stream, beta, cash
flow, industry,
audit fee
Jasa non audit (audit
fee) yang diberikan
oleh eksternal
auditor berpengaruh
negatif terhadap
peringkat obligasi
The Impact of
Auditor Tenure
on Initial Bond
Ratings
Subordination
status, total asset,
leverage,
profitability,
pension liability,
interest coverage
ratio, beta, age,
tenure
Hanya variabel
interest coverage
ratio yang tidak
signifikan dalam
mempengaruhi
obligasi perdana
dan audit tenure
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap peringkat
obligasi perdana
Peranan kinerja
Keuangan dalam
Memprediksi
Peringkat
Obligasi
Korporasi di
Indonesia
Rasio
profitabilitas,
struktur modal,
total asset, interest
coverage ratio, net
working capital
Semua variabel
signifikan
mempengaruhi
peringkat obligasi
kecuali variabel
interest coverage
ratio
Current ratio, debt
to equity ratio,
return on asset,
total asset
Return on asset dan
total asset
berpengaruh
signifikan dan
positif terhadap
peringkat obligasi.
Sedangkan current
ratio dan debt to
equity ratio tidak
signifikan
mempengaruhi
peringkat obligasi.
Pengaruh
Current Ratio,
Debt to Equity
Ratio, Return on
Assets, dan
Ukuran
Perusahaan
terhadap
Peringkat
Obligasi
Sumber: Olahan Penulis
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
24
2.7 Proses Pemeringkatan Obligasi
Sumber: PEFINDO
Gambar 2.1 Proses Pemeringkatan Obligasi
Proses pemeringkatan oleh PEFINDO biasanya diawali dengan adanya
permintaan (rating request) dari perusahaan penerbit obligasi. Agen pemeringkat
obligasi, dalam hal ini PEFINDO, akan membalas dengan mengirimkan kontrak
dan surat yang meminta laporan keuangan yang telah diaudit 3-5 tahun, beberapa
pertanyaan yang mendetail dan data-data operasional, serta beberapa dokumen
lainnya, seperti prospektus, memo, dan lainnya. Pemeringkatan akan dimulai
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
25
setelah PEFINDO resmi menerima kontrak yang telah ditanda tangani serta semua
data dan dokumen yang dibutuhkan.
PEFINDO akan menugaskan tim analis yang ahli dalam industri
perusahaan tersebut. Tim analis akan melakukan analytical process dengan
meninjau kembali informasi yang telah disediakan perusahaan.
Proses
pemeringkatan juga dilakukan dengan mengunjungi perusahaan atau fasilitas
operasi utamanya dan berdiskusi dengan pihak yang berwenang untuk
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bisnis perusahaan. Setelahnya,
pihak analis akan mengadakan ”Management Meeting” dengan pihak perusahaan,
yang juga dihadiri oleh satu atau lebih dewan direksi PEFINDO. Hal ini ditujukan
untuk membantu tim analis dalam menghasilkan keputusan yang lebih baik atas
penilaian
kualitatifnya,
terutama
pada
tingkat
pengetahuan
manajemen
perusahaan, kemampuan, kebijakan dan ukuran kualitatif lainnya, yang mungkin
dapat memberikan dampak signifikan atas peringkat yang diberikan.
Pihak analis akan mengadakan “Rating Committee Meeting” untuk
mengajukan peringkat perusahaan kepada anggota rating committee. Peringkat
akhir perusahaan merupakan hasil voting terbanyak dari anggota rating
committee. Hasil dari proses pemeringkatan akan diserahkan dalam bentuk “rating
rationale”, yang merupakan satu lembar laporan yang meringkas beberapa
tinajuan finansial dan penjelasan pada faktor pendukung dan pengurang atas
peringkat yang dihasilkan. Perusahaan dapat menerbitkan ataupun tidak peringkat
yang dihasilkan oleh PEFINDO. Jika peringkat diterbitkan, PEFINDO akan
menerbitkan press release kepada media dan kepada daftar anggota mailing
PEFINDO.
2.8 Pengertian Audit
Menurut Arens, Beasley, dan Elder (2009), jasa audit didefinisikan sebagai
jasa pengumpulan dan pengevaluasian informasi untuk menentukan dan
melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria-kriteria
standar pelaporan yang telah ditentukan.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
26
Sedangkan Boyton, Johnson, dan Kell (2001) mendefinisikan audit
sebagai proses sistematis yang secara objektif untuk mendapatkan dan
mengevaluasi bukti terkait pernyataan tentang aktivitas ekonomi dan peristiwa
untuk memperoleh keyakinan akan tingkat korespondensi antara pernyataan
dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada
pihak yang berkepentingan.
Berdasarkan lingkup dan objeknya, audit dapat dikelompokkan ke dalam
tiga jenis yaitu:
1
Audit operasional yang menilai efisiensi dan efektivitas atas setiap bagian
dari prosedur dan metode operasi perusahaan. Biasanya pihak manajemen
perusahaan mengharapkan adanya rekomendasi untuk mengembangkan
aktivitas perusahaan dari pihak auditor saat audit opersional selesai
dilaksanakan.
2
Audit kepatuhan yang dilaksanakan untuk menilai apakah pihak
perusahaan (auditee) telah menjalankan perusahaannya sesuai dengan
prosedur dan peraturan yang berlaku. Hasil dari audit ini biasanya
dilaporkan hanya kepada pihak manajemen perusahaan karena manajemen
merupakan pihak utama yang terkait atas tingkat kepatuhan dengan
prosedur dan peraturan yang berlaku.
3
Audit laporan keuangan yang dilaksanakan untuk menilai apakah laporan
keuangan telah dilaporkan sesuai dengan kriteria tertentu, yaitu prinsip
akuntansi berlaku umum.
2.9 Tujuan audit
Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), tujuan audit atas
laporan keuangan pada umumnya untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran,
dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas,
dan arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia yaitu PSAK.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
27
Menurut Sukrisno (2004), ada beberapa alasan mengapa laporan keuangan
yang merupakan tanggung jawab manajemen perlu diaudit oleh Akuntan Publik
sebagai pihak independen yaitu:
a. Terdapat kemungkinan bahwa terdapat ketidakwajaran yang disengaja
maupun tidak disengaja di dalam laporan keuangan suatu perusahaan
apabila tidak diaudit
b. Pengguna laporan keuangan dapat meyakini bahwa laporan keuangan
tersebut bebas dari salah saji yang material dan disajikan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia apabila audit telah
dilakukan dan laporan keuangan mendapatkan opini wajar tanpa
pengecualian
c. Terdapat syarat bahwa perusahaan yang memiliki total aset lebih dari atau
sama dengan Rp 25 milyar, harus memasukkan laporan keuangan yang
telah diaudit ke Departemen Perdagangan dan Perindustrian
d. Kewajiban bagi perusahaan yang telah go public untuk menyerahkan
laporan keuangan yang telah diaudit kepada Badan Pengawas Pasar Modal
(BAPEPAM) maksimal 90 hari setelah tahun buku.
e. Pihak pajak lebih mempercayai SPT yang did ukung oleh laporan keuangan
yang telah diaudit dibandingkan dengan SPT yang didukung oleh laporan
keuangan yang belum diaudit.
2.10 Audit Tenure
Audit tenure (Yuvisa dkk, 2008) dapat diartikan sebagai periode
keterikatan antara auditor dengan klien dalam memberikan jasa audit. Ketentuan
mengenai audit tenure telah dijelaskan dalam Peraturan Menteri Keuangan No.
17/PMK.01/2008
tentang Jasa Akuntan Publik pasal 3 ayat 1 dimana masa
jabatan KAP paling lama enam tahun berturut-turut dan untuk akuntan publik
paling lama tiga tahun berturut-turut.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
28
Dalam penelitian Siregar et al (2009), rotasi auditor yang terjadi setelah
tahun 2003 adalah rotasi semu dimana perubahan KAP dengan cara mengubah
komposisi partner audit sehingga seolah-olah telah terjadi rotasi, padahal KAPnya tidak berubah. Selain rotasi semu, terdapat juga istilah rotasi riil dimana jika
benar-benar terjadi pergantian KAP yang mengaudit suatu perusahaan, bukan
hanya perubahan komposisi partner atau perubahannama KAP. Hal inilah yang
membuat tenure KAP dibagi menjadi tenure semu dan tenure riil. Dan dalam
penelitian ini yang digunakan adalah tenure riil.
Johnson, Khurana, & Reynolds (2002) meneliti hubungan audit tenure
dengan akrual diskresioner dan menemukan bahwa akrual diskresioner lebih
tinggi pada tenure yang pendek (2-3 tahun) daripada yang menengah (4-8 tahun)
dan tidak terdapat bukti bahwa pada tenure yang panjang (9 tahun) kualitas laba
berkurang. Selain itu Chen et al. (2004) melaporkan adanya hubungan negatif
antara audit tenure dengan nilai absolut dari unexpected accrual untuk sampel
perusahaan Taiwan dari tahun 1990-2001. Fanny (2007) melakukan penelitian
tentang pengaruh audit tenure terhadap kualitas laba di Indonesia. Ia menemukan
bahwa tenure KAP dan akuntan publik berpengaruh negatif signifikan terhadap
akrual diskresioner dan dengan demikian berpengaruh positif terhadap kualitas
laba.
Geiger & Raghunandan (2002) meneliti tentang hubungan antara audit
tenure dengan kegagalan audit. Ia meneliti perusahaan di Amerika yang
mengalami kebangkrutan pada tahun 1990-1998 dan menemukan bahwa risiko
kegagalan audit lebih besar pada tahun awal masa audit. Menurut Hamilton et al.
(2005), rotasi auditor dapat mempertinggi tingkat independensi yang berakibat
pada kualitas audit yang lebih tinggi tetapi akan ada financial cost terkait usaha
pengenalan KAP baru terhadap lingkungan bisnis, kontrol internal, dan kebijakan
pelaporan keuangan kliennya dan juga ada potential cost terkait pengurangan
biaya tersebut yang berakibat pada kualitas audit yang lebih rendah.
Pendukung dari rotasi KAP berpendapat bahwa rotasi dapat memperbaiki
penurunan potensial dari independensi auditor dan penurunan terkait kualitas
pelaporan keuangan akibat lamanya hubungan dengan klien (DeAngelo, 1981).
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
29
Mereka mengatakan bahwa rotasi auditor yang bersifat mandatory dapat
memberikan pandangan baru atas laporan keuangan perusahaan yang akan
meningkatkan kecenderungan auditor untuk menentukan salah saji dan/atau
praktek akuntansi yang meragukan (DeAngelo, 1981; Carcello & Nagy, 2004).
Sedangkan penentang dari rotasi KAP berpendapat bahwa menghindari hubungan
yang lama antara auditor dan klien dapat menurunkan kualitas audit (Melancon,
2002; PricewaterhouseCoopers, 2002). Peningkatan audit tenure akan membuat
auditor mempelajari lebih banyak tentang klien dan memperoleh pemahaman
yang lebih mendetail tentang bisnis proses klien. Selain itu, auditor baru mungkin
tidak memiliki keahlian yang cukup akan industri perusahaan atau mungkin tidak
memiliki tingkat pengetahuan spesifik yang sama tentang perusahaan yang
dibutuhkan dalam melakukan audit atas klien baru (Dunham, 2002).
Penelitian lain tentang audit tenure menemukan bahwa kualitas audit akan
menurun seiring dengan peningkatan jangka waktu audit (Deis dan Giroux, 1992).
Sedangkan Knechel dan Vanstraelen (2007) menyimpulkan bahwa hubungan
jangka panjang antara auditor dengan kliennya akan meningkatkan kemungkinan
auditor mengeluarkan opini unqualified. Audit tenure yang negatif terhadap
kualitas audit juga dibuktikan dalam penelitian Mautz dan Sharaft (1961), Kaplan
(2004), Gavious (2007), Gietzmann dan Sen (2001), Dopuch et al (2001) Chi et al
(2005). Semakin panjang jangka waktu audit, auditor akan semakin dekat atau
menjadi familiar dengan klien. Dengan demikian, klien akan semakin memiliki
peluang untuk melakukan kompromi tentang pilihan akuntansi dan pelaporan
klien sehingga akan mengurangi independensi auditor dan akan mengakibatkan
penurunan kualitas audit.
2.11 Penelitian Terdahulu
Siagian (2001) dan Harsono (2010) melakukan penelitian untuk menguji
kinerja keuangan dalam memprediksi peringkat obligasi. Siagian (2001)
menggunakan rasio profitabilitas, struktur modal, total asset, interest coverage
ratio, dan net working capital dalam memprediksi peringkat obligasi. Ia
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
30
menemukan bahwa hanya interest coverage ratio yang tidak signifikan dalam
mempengaruhi peringkat obligasi. Sedangkan Harsono (2010) menggunakan
current ratio, debt to equity ratio,
return on asset, dan total asset dalam
memprediksi peringkat obligasi. Hasil penelitiannya menemukan return on asset
dan total asset berpengaruh signifikan da positif terhadap peringkat obligasi
sedangkan current ratio dan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan
terhadap peringkat obligasi.
Bhojraj & Sengupta (2003) dan Setyaningrum (2005) telah melakukan
penelitian untuk menguji adanya hubungan antara mekanisme coorporate
governance dengan peringkat obligasi. Penelitian yang dilakukan Bhojraj &
Sengupta (2003) menemukan bahwa mekanisme coorporate governance dapat
mengurangi risiko default melalui pengurangan biaya keagenan (agency cost)
dengan mengawasi kinerja manajemen dan mengurangi asimetri informasi antara
perusahaan dengan kreditur. Selain risiko default, Bhojraj & Sengupta (2003) juga
menemukan
mekanisme
governance
dapat
mengurangi risiko
informasi
(information risk) dengan cara mendorong perusahaan untuk menyampaikan
laporan keuangan tepat pada waktunya. Sedangkan penelitian yang dilakukan
Setyaningrum (2005) menemukan peringkat obligasi memiliki hubungan yang
signifikan negatif dengan blockholders, positif dengan persentase kepemilikan
industri, positif dengan kualitas audit big-4 dan dengan komite audit. Hubungan
tidak signifikan ditemukan atas peringkat obligasi dengan persentase kepemilikan
insider, ukuran dewan komisaris, dan persentase komisaris independen.
Penelitian Allen (1994) mencoba untuk menguji hubungan kualitas audit
dengan peringkat obligasi. Ia menggunakan KAP big-8 dan non big-8 sebagai
proksi kualitas audit dan menemukan informasi akuntansi yang dia udit oleh big-8
signifikan dalam menjelaskan peringkat municipal bond. Ghosh dan Moon (2005)
melakukan penelitian tentang audit tenure dan persepsi akan kualitas audit. Ia
menemukan bahwa audit tenure memiliki hubungan yang positif dengan
peringkat seasoned bond. Dengan demikian, semakin panjang audit tenure suatu
perusahaan maka akan semakin tinggi pula peringkat seasoned bond yang
diberikan oleh agen pemeringkat.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
31
Penelitian yang menguji hubungan antara audit tenure dan obligasi belum
banyak dilakukan, termasuk di Indonesia. Crabtree et al telah melakukan beberapa
penelitian berkaitan dengan obligasi, diantaranya adalah penelitian tentang
hubungan independensi auditor dengan peringkat obligasi (2004) dan hubungan
audit tenure dengan peringkat obligasi perdana (2006). Pada penelitian tersebut,
Crabtree et al menemukan bahwa jasa non audit memiliki dampak negatif
terhadap peringkat obligasi dikarenakan pemberian jasa non audit kepada klien
diduga akan mengurangi tingkat independensi auditor.
Penelitian selanjutnya yang menguji hubungan audit tenure terhadap
peringkat obligasi didasari pada dua argumen yakni pertama semakin lama audit
tenure akan mengurangi kualitas jasa audit yang diberikan karena mungkin
independensi auditor telah terganggu atau auditor tidak kritis lagi. Sedangkan
pendapat yang kedua menyatakan audit tenure yang semakin lama akan
memberikan pemahaman yang lebih spesifik terhadap klien dan menghasilkan
kualitas audit yang lebih tinggi. Penelitian tersebut menemukan hubungan positif
antara audit tenure dengan peringkat obligasi perdana perusahaan. Crabtree et al
(2004) berpendapat bahwa para pengguna laporan keuangan beranggapan audit
tenure yang semakin lama akan menambah kualitas audit karena meningkatkan
pemahaman spesifik akan kliennya.
Penelitian tentang obligasi perdana juga dilakukan oleh Yasa (2010) yang
meneliti tentang hubungan peringkat obligasi perdana dengan manajemen laba
dengan membandingkan perusahaan yang menerbitkan obligasi dan perusahaan
yang tidak menerbitkan obligasi. Ia menemukan bahwa perusahaan yang
menerbitkan obligasi melakukan manajemen laba yang lebih besar dibandingkan
perusahaan yang tidak menerbitkan obligasi pada periode yang sama. Hal ini
disebabkan karena adanya peraturan dari pemerintah yang mensyaratkan
peringkat minimal obligasi yang terdaftar di bursa adalah BBB- atau obligasi
harus termasuk dalam kategori investment grade sehingga pihak manajemen
perusahaan akan berusaha agar obligasi perusahaan mendapatkan peringkat
investment grade, salah satunya dengan cara melakukan manajemen laba.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
32
2.12 Pengembagan Hipotesis
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas audit dengan
peringkat obligasi perusahaan dengan meneliti hubungan antara audit tenure
dengan peringkat obligasi yang diberikan oleh agen pe meringkat efek.
Pada saat perusahaan melakukan IPO saham maupun obligasi, para analis,
termasuk agen pemeringkat, akan melakukan pengamatan yang mendetail
terhadap perusahaan dan prospek ke depannya (Crabtree et al, 2006). Banyak
penelitian terkait kualitas audit dan IPO yang menunjukkan bahwa kualitas audit
dapat mengurangi underpricing atas sekuritas perusahaan dengan mengurangi
ketidakpastian informasi keuangan (Balvers et al., 1998; Michaelly & Shaw,
1995; Muzatko et al., 2004). Sama seperti IPO, kualitas audit juga memiliki
hubungan signifikan dengan peringkat obligasi (Allen, 1994; Brandon et al.,
2004). Allen (1994) menggunakan ukuran auditor sebagai proksi atas kualitas
audit. Ia menemukan bahwa informasi akuntansi yang diaudit oleh auditor big-8
sebagai proksi kualitas audit signifikan dalam menjelaskan peringkat municipal
bond sementara informasi akuntansi yang diaudit oleh auditor non-big 8 memiliki
hubungan tidak signifikan dengan peringkat municipal bond. Brandon et al (2004)
melakukan penelitian antara kualitas audit dan peringkat obligasi. Ia melakukan
pengujian terhadap independensi auditor dengan melihat pemberian jasa non audit
kepada perusahaan dan pengaruhnya terhadap peringkat obligasi. Penelitiannya
menemukan bahwa terdapat hubungan negatif antara biaya jasa non audit yang
dibayarkan oleh perusahaan dengan peringkat obligasi.
Banyak
penelitian yang
menemukan bahwa
audit
tenure
dapat
memberikan pengaruh positif (Ghosh & Moon, 2005; Carcello & Naggy, 2004)
maupun negatif (Deis & Giroux, 1992; Davis et al., 2003) terhadap kualitas audit.
Menurut Johnstone et al (2001), jika pengguna laporan keuangan menganggap
auditor tenure yang semakin panjang akan meningkatkan kompetensi auditor
terhadap kliennya, maka akan menghasilkan peringkat obligasi yang lebih tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh Crabtree et al. (2006) tentang hubungan
audit tenure dengan peringkat obligasi perdana menunjukkan bahwa tidak
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
33
terdapat bukti pertambahan jangka waktu hubungan auditor-klien akan
mengurangi kualitas audit. Selain itu, penelitian tersebut juga menemukan bahwa
terdapat dampak postif yang signifikan audit tenure terhadap peringkat obligasi
perdana. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis ingin menguji apakah audit
tenure memiliki pengaruh terhadap persepsi analis peringkat obligasi atas risiko
default perusahaan.
Dengan demikian hipotesis yang akan diuji untuk penelitian ini adalah:
Ha : lamanya hubungan kerja sama auditor dengan klien memiliki pengaruh positif
terhadap peringkat obligasi klien
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Pe mikiran
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh audit tenure terhadap
peringkat obligasi perdana. Tenure yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tenure riil.
Audit tenure yang semakin lama dapat mengindikasikan dua hal yaitu: (1)
adanya kemungkinan peningkatan compacency atau penurunan objektivitas yang
nantinya akan meningkatkan risiko atau (2) pemahaman yang semakin baik
terhadap risiko inheren dan aktivitas operasional klien yang nantinya akan
mengurangi risiko secara keseluruhan.
Berdasarkan penelitian Crabtree et al. (2006), audit tenure memiliki
pengaruh positif dengan peringkat obligasi perdana. Selain itu Ghosh dan Moon
(2005) menemukan bahwa seasoned bond rating berhubungan positif dengan
audit tenure, Allen (1994) menemukan bahwa kualitas audit yang diproksikan
dengan big-8 signifikan dalam menjelaskan peringkat municipal bond. Kemudian
Johnstone et al. (2001) mengatakan bahwa pengguna laporan keuangan
menganggap tenure yang semakin panjang mengakibatkan auditor memiliki
keahlian yang cukup tentang kliennya, perusahaan akan mengeluarkan biaya audit
yang lebih rendah sehingga menghasilka peringkat obligasi yang lebih tinggi.
Penelitian ini menggunakan umur perusahaan, ukuran perusahaan, tingkat
hutang, ukuran profitabilitas perusahaan, dan industri perusahaan dalam
menentukan hubungan audit tenure dengan peringkat obligasi perdana.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka kerangka pemikiran yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
34
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
Universi tas Indone sia
35
variabel bebas
variabel te rikat
Audit Tenure
Initial Bond
Rating
variabel kontrol
Sub
Size
Leverage
Profit
Beta
Industry
Year
Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran
Variabel kontrol status subordinasi (SUB) dapat memiliki pengaruh
negatif terhadap peringkat obligasi (Horrigan, 1966). Ukuran perusahaan
diprediksi memiliki pengaruh positif terhadap peringkat obligasi (Ziebart dan
Reiter, 1992). Leverage diperkirakan berpengaruh negatif dengan peringkat
obligasi (Crabtree et al, 2006). Profit dapat memiliki pengaruh positif terhadap
peringkat obligasi (Setyaningrum, 2005). Variabel beta diperkirakan memiliki
huungan yang negatif dengan peringkat obligasi (Bhojraj dan Sengupta, 2003).
Variabel dummy industri dan dummy tahun dapat memiliki pengaruh postif
ataupun negatif terhadap peringkat obligasi.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
36
Tabel 3.1 Prediksi Pengaruh Variabel terhadap Pe ringkat Obligasi
Variabel
Prediksi terhadap peringkat obligasi
TENURE
Positif
SUB
Negatif
SIZE
Positif
LEVERAGE
Negatif
PROFIT
Positif
BETA
Positif
INDUSTRY
Positif/Negatif
YEAR
Positif/Negatif
3.2 Model Penelitian
Penelitian ini menggunakan model penelitian yang digunakan Crabtree et
al (2006). Dalam model ini, terdapat satu variabel terikat dan satu variabel bebas.
Variabel terikat yang dimaksud adalah peringkat obligasi perdana perusahaan
sedangkan variabel bebas yang digunakan adalah audit tenure yang diukur
berdasarkan jangka waktu KAP memberikan jasa audit kepada kliennya dalam
satuan tahun. Variabel kontrol yang digunakan adalah jenis obligasi, ukuran
perusahaan, tingkat hutang, tingkat profitabilitas, risiko perusahaan, jenis industri
dan tahun terbit obligasi perdana.
Keterangan:
RATING
: peringkat obligasi perdana
TENURE
: masa penugasan auditor dalam satuan tahun
SUB
: 1 untuk obligasi subordinated dan 0 untuk lainnya
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
37
SIZE
: logaritma natural dari total asset
LEVERAGE
: tingkat hutang jangka panjang
PROFIT
: operating income
BETA
: beta dari saham perusahaan
INDUSTRY
: variabel dummy. Nilai 1 untuk lembaga keuangan
dan 0 untuk lainnya.
YEAR
: variabel dummy. Nilai 1 untuk obligasi perdana yang
terbit mulai dari tahun 2008 dan 0 untuk obligasi
perdana yang terbit sebelum tahun 2008

: error
3.3 Ope rasionalisasi Variabel
1. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah peringkat
obligasi perdana (RATING) atas obligasi perusahaan-perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Obligasi berdasarkan peringkatnya
dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu investment grade dan kategori
speculative grade. Obligasi dengan kategori investment grade memiliki
peringkat mulai dari AAA sampai dengan BBB- dan merupakan obligasi
yang layak untuk dijadikan investasi karena memiliki risiko yang tidak
terlalu besar. Sedangkan obligasi speculative grade (non investment
grade) memiliki peringkat mulai dari BB+ sampai dengan peringkat
terendah D. Investasi pada obligasi ini lebih berisiko dibandingkan
obligasi dengan kategori investment grade. Peringkat obligasi dalam
penelitian ini akan diberikan nilai angka dimana nilai yang lebih tinggi
diberikan kepada peringkat obligasi yang lebih tinggi. Berdasarkan
penelitian Crabtree et al (2006), obligasi dengan peringkat tertinggi
(AAA) diberikan nilai 20.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
38
Tabel 3.2 Klasifikasi Peringkat Obligasi
Bond Rating
PEFINDO
S&P
Moody's Indonesia
Peringkat
Fitch Ratings
Investment Grade
AAA
AAA
Aaa
AAA
20
AA+
AA+
Aa1
AA+
19
AA
AA
Aa2
AA
18
AA-
AA-
Aa3
AA-
17
A+
A+
A1
A+
16
A
A
A2
A
15
A-
A-
A3
A-
14
BBB+
BBB+
Baa1
BBB+
13
BBB
BBB
Baa2
BBB
12
BBB-
BBB-
Baa3
BBB-
11
Speculative Grade
BB+
BB+
Ba1
BB+
10
BB
BB
Ba2
BB
9
BB-
BB-
Ba3
BB-
8
B+
B+
B1
B+
7
B
B
B2
B
6
B-
B-
B3
B-
5
CCC+
CCC+
Caa1
CCC
4
CCC
CCC
Caa2
DDD
3
SD
CCC-
Caa3
DD
2
D
D
D
1
Ca
C
Sumber: Olahan penulis
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
39
2. Variabel Bebas (Independent Variable)
Penelitian ini menggunakan audit tenure sebagai variabel bebasnya.
Pengukuran audit tenure dilakukan dengan menghitung tenure, yang
merupakan masa penugasan Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam satuan
tahun. Dalam penelitian ini, audit tenure yang digunakan adalah tenure
KAP riil dimana pengukuran tenure didasarkan pada KAP, bukan pada
partner KAP sehingga meskipun terjadi pergantian partner KAP atau
perubahan nama partner tetapi tidak terjadi pergantian KAP maka akan
tetap diperhitungkan ke dalam tenure KAP tersebut.
Penelitian Crabtree et al (2006) menemukan bahwa audit tenure
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi
perdana. Ia menemukan bahwa semakin lama auditor memberikan jasa
audit kepada kliennya akan meningkatkan peringkat obligasi yang
diberikan oleh agen pemeringkat efek.
3. Variabel kontrol
Berikut ini variabel kontrol yang diperkirakan dapat memberikan pengaruh
terhadap bond rating yaitu:
a. Subordinate bond (SUB)
Variabel ini merupakan variabel indikator dimana nilai 1 diberikan
untuk obligasi non subordinasi sedangkan nilai 0 diberikan untuk
obligasi subordinasi. Pemberian nilai 1 terhadap obligasi subordinasi
didasarkan pada anggapan bahwa obligasi subordinasi memiliki risiko
yang lebih tinggi dibandingkan obligasi non subordinasi. Obligasi
subordinasi diekspektasi memiliki hubungan negatif dengan peringkat
obligasi karena semakin tinggi peringkat suatu obligasi maka semakin
rendah risiko yang terdapat di dalamnya. Dalam penelitian Kaplan dan
Urwitz (1979) serta Crabtree et al (2006), jenis obligasi subordinasi
memiliki hubungan negatif dan signifikan terhadap peringkat obligasi.
Obligasi subordinasi (junior) merupakan obligasi tanpa jaminan
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
40
dimana pelunasannya dilakukan setelah pelunasan obligasi senior
terpenuhi sehingga obligasi jenis ini memiliki risiko gagal bayar yang
lebih tinggi. Oleh karena itu, obligasi subordinasi biasanya akan
diberikan peringkat yang lebih rendah dibandingkan obligasi berjenis
bukan subordinasi (Siagian, 2001).
b. Ukuran perusahaan (SIZE)
Ukuran perusahaan (SIZE) diproksikan dengan menghitung logaritma
natural dari total aset perusahaan. Pada penelitian Kaplan dan Urwitz
(1979), Bhojraj dan Sengupta (2003), dan Crabtree et al (2006),
ukuran perusahaan ditemukan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat.
Variabel ini diharapkan memiliki hubungan yang positif dengan
peringkat obligasi karena perusahaan dengan total aset yang lebih
besar dianggap memiliki risiko default yang lebih kecil dan
mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dalam memenuhi kewajiban
jangka panjangnya.
c. Tingkat hutang (LEVERAGE)
Perusahaan dengan tingkat hutang yang besar dianggap memiliki risiko
default yang lebih tinggi. Banyak penelitian yang menghasilkan bahwa
tingkat hutang berperngaruh negatif secara signifikan terhadap
peringkat obligasi perusahaan (Kaplan dan Urwitz, 1979; Ziebart dan
Reiter, 1992; Crabtree dan Maher, 2005; Setyaningrum, 2005; Crabtree,
2006; Laplante, 2008; Crabtree dan Maher, 2009). Oleh karena itu,
tingkat hutang memiliki hubungan negatif dengan peringkat ob ligasi
dimana perusahaan dengan tingkat hutang yang besar akan memiliki
obligasi dengan peringkat yang lebih rendah dibandingkan perusahaan
dengan tingkat hutang yang lebih kecil. Tingkat hutang yang
digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah hutang jangka panjang
perusahaan. Variabel ini dihitung sebagai berikut:
LEVERAGE = Total long term debt/Total Assets
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
41
d. Profit (PROFIT)
Variabel ini digunakan untuk mengukur efisiensi aset yang dikelola
perusahaan untuk menghasilkan laba (operating income). Tingkat
profitabilitas perusahaan diharapkan memiliki hubungan yang positif
dengan peringkat obligasi. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa
perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi diharapkan
mampu menghasilkan cash flow untuk membayar pokok obligasi dan
bunganya. Anggapan ini sesuai dengan hasil penelitian Crabtree dan
Maher (2005), Setyaningrum (2005), dan Crabtree et al. (2006) dimana
laba operasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat
obligasi. Namun dalam penelitian Rahmawati (2005), laba operasi
ditemukan memberikan pengaruh negatif dan signifkan terhadap
peringkat obligasi. Variabel ini dihitung dengan cara sebagai berikut:
PROFIT = Operating Income/Total Assets
e. Beta (BETA)
Variabel beta digunakan sebagai proksi dari tingkat risiko perusahaan.
Beta dihitung dengan melakukan regresi atas variabel- variabel dalam
Single Index Model, yang merupakan model yang menghubungkan
return saham dengan return pasar (IHSG). Single Index Model
dinyatakan dalam persamaan berikut:
Ri merupakan imbal hasil saham i, RM merupakan imbal hasil dari
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), ɑi adalah bagian imbal hasil
saham i yang independen dari kinerja pasar, β i adalah konstanta yang
mengukur perubahan yang diekspektasikan dalam variabel dependen
Ri jika terdapat perubahan dalam variabel independen RM, dan terakhir
ei merupakan kesalahan residual.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan harga saham mingguan
untuk mendapatkan return saham perusahaan dan return saham pasar
(IHSG).
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
42
Model langsung yang dapat digunakan untuk menghitung beta (Bodie,
2005) yaitu:
Berdasarkan penelitian Crabtree et al (2006), risiko perusahaan yang
diukur dengan beta berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
peringkat obligasi perdana. Perusahaan dengan beta yang lebih tinggi
dianggap memiliki risiko yang lebih tinggi. Dengan demikian, beta
perusahaan diprediksi memiliki hubungan negatif dengan peringkat
obligasi.
f.
Industri (INDUSTRY)
Variabel ini merupakan variabel dummy dimana nilai 1 diberikan
untuk kategori industri keuangan dan nilai 0 untuk kategori industri
non-keuangan. Variabel ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
industri terhadap peringkat obligasi.
Pada penelitian Siagian (2001), klasifikasi industri keuangan dan nonkeuangan memiliki pengaruh positif terhadap peringkat obligasi.
Obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan dari industri keuangan
mendapatkan peringkat yang lebih tinggi dibandingkan obligasi
perusahaan dari industri non-keuangan.
Hasil dari penelitian
Setyaningrum juga menunjukkan bahwa obligasi yang berasal dari
industri keuangan dan utility memiliki peringkat yang lebih tinggi
dbandingkan obligasi dari industri di luar industri keuangan dan utility.
g. Tahun terbit obligasi (YEAR)
Variabel YEAR digunakan untuk membantu agar data dapat dijadikan
sebagai data cross sectional. Variabel ini merupakan variabel dummy
dimana nilai 1 diberikan jika obligasi terbit mulai dari tahun 2008,
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
43
yaitu saat krisis ekonomi global terjadi. Sedangkan nilai 0 diberikan
untuk obligasi yang terbit sebelum tahun 2008.
3.4 Pengumpulan Data
3.4.1 Jenis Data dan Sumbe r Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder
dimana data berasal dari laporan keuangan audited setiap perusahaan, baik yang
bersumber dari website masing- masing perusahaan bersangkutan maupun dari
website BEI (www.idx.co.id). Sedangkan untuk mencari nilai beta saham
perusahaan, penulis menggunakan data saham yang bersumber dari Yahoo
Finance (www.yahoofinance.com). Selain itu, penulis juga mencari dari berbagai
sumber seperti buku teks, skripsi, tesis, disertasi, serta jurnal untuk melihat
kerangka teori dari penelitian sebelumnya.
3.4.2 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari lapora n
keuangan audited perusahaan satu tahun sebelum obligasi diterbitkan. Misalnya
data dalam laporan keuangan 2005 akan digunakan untuk mengukur variabel
independen dalam model penelitian untuk tahun 2006. Data-data sekunder
tersebut digunakan untuk mengukur variabel dalam penelitian Pengumpulan data
dilakukan dengan mendokumentasikan data-data laporan keuangan termasuk
peringkat obligasi perusahaan yang dinyatakan dalam laporan keuangan
perusahaan. Sementara untuk variabel- variabel lainnya yang tidak terdapat dalam
laporan keuangan diolah sendiri dengan menggunakan data tersedia yang
berkaitan dengan variabel tersebut.
3.5 Teknik Pengolahan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengujian ordered
logit regression dalam melakukan analisis statistik. Ordered logit model
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
44
(OLOGIT) dalam penelitian dipilih karena variabel dependen adalah peringkat
obligasi. Peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat merupakan
ukuran risiko default dari emiten obligasi yang ditunjukkan dengan skala ordinal.
Dengan demikian, interval antar peringkat obligasi tidaklah sama. Misalnya AAA
tidak bisa dikatakan dua kali lebih baik atau dua kali kurang berisiko daripada
peringkat AA. Alasan lain menggunakan ordered logit model adalah variabel
dependen dalam penelitiaan ini, yakni peringkat obligasi, merupakan variabel
kualitatif yang memiliki urutan (ordered).
Menurut Greene (2003), ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam
menentukan peringkat obligasi dengan ordered logit models, yaitu sebagai
berikut:
1) Dalam ordered logit model terdapat variabel berskala ordinal yang
diobservasi, Y
2) Y merupakan fungsi dari variabel lain, Y*, yang tidak terukur:
a. Dalam ordered logit model, ada variabel yang bersifat kontinu yang
tidak terukur, yaitu variabel (latent) Y*, yang nilainya menentukan apa
yang sesuai dengan nilai ordered variable Y yang akan diobservasi.
b. Continous latent variable Y* memiliki cut points dan nilai variabel Y
yang akan diobservasi tergantung pada interval cut points tertentu.
Dalam penelitian ini peringkat (RATING) obligasi memiliki niai
numerik 1-19 dari
id AAA
sampai dengan
idD.
Dengan demikian,
Interval cut points yang digunakan adalah sebagai berikut:
Yi=1 jika Y*i ≤  1
Yi=2 jika  1 ≤ Y*i ≤ 2
Yi=3 jika  2 ≤ Y*i ≤ 3
dan seterusnya hingga:
Yi=20 jika Y*i ≥  20
Nilai continuous latent variable Y* diestimasikan dengan persamaan
berikut:
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
45
Nilai β dan  adalah parameter yang akan diestimasi dari model dan
setelah mendapatkan angka tersebut maka akan diperoleh nilai Z, dimana
Probabilitas peringkat obligasi untuk masing- masing nilai yang diberikan
atas variabel dependen adalah sebagai berikut:
dan seterusnya hingga:
3.6 Pengujian Ekonometrika
Dalam melakukan penelitian terdapat beberapa asumsi yang harus
dipenuhi sehingga perlu dilakukan beberapa pengujian untuk melihat apakah
terdapat pelanggaran asumsi dalam model penelitian
yang digunakan.
Berdasarkan jurnal penelitian Crabtree dan Maher (2009), pengujian asumsi yang
dilakukan hanyalah uji multikolinearitas.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
46
3.6.1 Pengujian Asumsi
3.6.1.1 Uji Normalitas
Pengujian asumsi normalitas digunakan untuk megetahui apakah error
telah terdistribusi normal atau tidak. Data yang tidak terdistribusi normal
mengindikasikan adanya outlier. Pengujian untuk normalitas dapat dilakukan
dengan melakukan histogram normality test
pada aplikasi pengolahan data
Eviews 6. Data diakatakan memiliki error yang terdistrribusi normal bila
probabilitas jacque-bera > α=5%.
3.6.1.2 Uji Multikolinieritas
Dalam penelitian ini, uji asumsi klasik yang akan dilakukan adalah
multikolinieritas. Interpretasi dari persamaan regresi menjadi tidak tepat bila
variabel- variabel bebas dalam model penelitian memiliki hubungan linier.
Multikolinieritas sebenarnyaa tidak dapat dihindari karena sulit menemukan dua
variabel bebas yang secara sistematis tidak berkorelasi.
Ada beberapa akibat dari multikolinieritas yaitu:
a. Varian koefisien regresi menjadi besar.
b. Interval kepercayaan menjadi lebar.
c. Uji-t menjadi tidak signifikan.
d. Koefisien determinasi (R2 ) tinggi tetapi banyak variabel yang tidak
signifikan dari uji t dan uji F signifikan.
e. Dapat menyesatkan interpretasi karena estimasi koefisien yang diperoleh
tidak sesuai dengan substansi.
Multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai R2 dimana
diakatakan terdapat multikolinieritas bila nilai R2 yang dihasilkan dari suatu
model terlalu tinggi namun tidak banyak variabel bebas yang mempengaruhi
variabel terikat. Selain itu, multikolinieritas juga dapat diketahui dengan melihat
korelasi antar variabel bebas dalam matriks korelasi dan bila nilai korelasinya
melebihi 80% maka terdapat multikolinieritas antar dua variabel bebas tersebut.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
47
3.6.2 Pengujian Signifikansi Variabel Bebas Secara Bersama-Sama
Pengujian signifikansi variabel bebas secara bersama-sama dapat juga
disebut dengan uji G untuk ordered logit yang sama dengan uji F untuk Ordinary
Least Square (OLS).
Secara umum, hipotesisnya dibuat sebagai berikut:
Ho : β1 = β2 = β3 = ...... = βP = 0
H1: minimal terdapat satu βj ≠ 0
Statistik uji yang digunakan:
Model B: model yang hanya terdiri dari satu konstanta
Model A: model yang terdiri dari seluruh variabel
G berdistribusi Chi Square dengan derajat bebas p atau G   p 2 .
H0 ditolak jika G > 2 α, P ; α : tingkat signifikansi. Bila H0 ditolak artinya model A
signifikan pada tingkat signifikansi α (Nachrowi dan Usman, 2002)
Dalam hasil regresi orderred logit, uji ini dilakukan dengan melihat nilai
LR stat yang terdapat pada hasil regrresi model dan bila nilainya kurang dari α
maka variabel bebas berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap
variabel terikat.
3.6.3 Pengujian Koefisien Determinasi
Pengujian koefisien deterimansi dilakukan untuk mentahui seberapa baik
variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Dalam ordered logit,
pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai dari Pseudo-R2 dimana nilainya
berkisar dari 0 sampai dengan 1 atau 0 < Pseudo-R2 < 1. Nilai yang semakin
mendekati 1 mengindikasikan variabel independen dalam model regresi dapat
menjelaskan variabel dependen dengan baik dan sebaliknya jika nilainya semakin
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
48
mendekati nol maka keseluruhan variabel independen kurang dapat menjelaskan
variabel dependennya.
3.6.4 Uji Signifikansi Setiap Parameter
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi setiap variabel
bebas dalam mempengaruhi variabel terikat secara individu dengan menganggap
ariabel lain bersifat konstan. Dalam ordered logit, uji signifikansi setiap parameter
dapat disebut dengan uji wald yang sama dengan uji t pada OLS
Hipotesis dalam uji ini adalah sebagai berikut:
H0 : βj = 0 untuk sesuatu j tertentu; j=0, 1, 2, ....., p
H1 : β1 ≠ 0
Statistik uji yang digunakan adalah:
; j = 0, 1, 2, ...., p
Statistik ini berdistribusi Chi Square dengan derajat bebas 1 atau secara simbolis
ditulis Wj  2 .
H0 ditolak jika Wj 
2
α, 1 ;
α : tingkat signifikansi yang dipilih. Bila H0 ditolak
artinya parameter tersebut signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi α
(Nachrowi dan Usman, 2002). Dengan kata lain, variabel independen dapat
dikatakan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen jika p-value < α
(α=5% atau α=10%).
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
BAB 4
ANALISIS HASIL PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan tentang proses pengolahan data dalam menguji
hipotesis yang telah disebutkan pada bab 3. Bab ini akan diawali dengan
pemilihan sampel yang menggunakan metode purposive sampling kemudian
dilanjutkan dengan deskripsi statistik sampel dan distribusi peringkat obligasi.
Statiska
deskripsi
digunakan
sebagai
metode
untuk
merangkum
dan
merepresentasikan data dengan cara yang informatif (Lind et al., 2007).
Kemudian dilakukan pengujian asumsi normalitas dan multikolinearitas untuk
melihat kelayakan data dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan
ordered logit (ologit).
4.1 Hasil Pe milihan Sampel
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data peringkat obligasi
dimana emiten obligasi tersebut memiliki saham yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia. Jenis obligasi seperti general obligation, medium term notes,
promissory notes, maupun convertible bond tidak dimasukkan ke dalam sampel
penelitian dikarenakan adanya perbedaan karakteristik dengan obligasi yang
menjadi sampel penelitian. Sedangkan convertible bond tidak dimasukkan ke
dalam sampel karena penelitian ini menggunakan obligasi dimana dasar
pemberian peringkatnya secara keseluruhan berdasarkan pada risiko default
emiten bukan pada risiko atas aset yang menjadi jaminannya atau option . Penulis
juga membatasi penelitian ini dalam jangka waktu penerbitan obligasi untuk tahun
1999-2011. Penulis memilih rentang waktu yang cukup panjang karena
terbatasnya jumlah sampel dalam penelitian ini. Sampel yang digunakan adalah
obligasi pertama (initial) yang diterbitkan perusahaan dalam rentang waktu 19992011.
Metode yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah purposive
sampling dimana obligasi yang dipilih sebagai sampel adalah obligasi emiten
yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
49
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
Universita s Indone sia
50
 Obligasi yang dipilih adalah obligasi yang emitennya memiliki saham tercatat
di BEI dan merupakan obligasi perdana (initial) yang diterbitkaan emiten
selama periode pengamatan yaitu dalam rentang tahun 1999-2011.
 Obligasi yang dipilih bukan merupakan general obligation, medium term
notes, promissory notes, maupun convertible bond. Selain itu, obligasi
syariah mudhaharabah dan obligasi syariah ijarah tidak dimasukkan dalam
sampel.
 Semua variabel yang terdapat dalam model penelitian tersedia secara lengkap.
 Emiten obligasi mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit dan
tersedia untuk periode tahun sebelum obligasi diterbitkan.
 Obligasi yang dipilih adalah obligasi yang diterbitkan dan diberi peringkat
oleh lembaga pemeringkat obligasi yang diakui oleh Bank Indonesia
berdasarkan Surat Edaran bank Indonesia No. 10/19/DPNP tanggal 30 April
2008 yaitu Standard & Poor’s ratings, Fitch Ratings, Moody’s Indonesia dan
PEFINDO.
Hasil proses pemilihan sampel dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Proses Pemilihan Sampel
Keterangan
Jumlah
Perusahaan yang terdaftar di BEI yang menerbitkan
116
obligasi perdana tahun 1999-2011
Perusahaan yang terdaftar di BEI yang hanya
(58)
menerbitkan obligasi perdana
Perusahaan yang terdaftar di BEI yang menerbitkan
58
saham dan obligasi perdana
Perusahaan yang laporan keuangannya tidak diperoleh
(1)
Perusahaan yang data harga sahamnya tidak diperoleh
(5)
Perusahaan yang peringkat obligasinya tidak diperoleh
(2)
Jumlah sampel penelitian
48
Sumber: Olahan Penulis
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
51
4.2 Deskripsi Statistik
Analisis deskripsi statistik dilakukan untuk melihat karakteristik dari data.
Hasil pengujian deskripsi statistik atas seluruh variabel yang digunakan dalam
model penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.2 Deskripsi Statistik
RATING
15
15
20
11 2.133821 0.703764 3.431566
Sum Sq.
Obs.
Dev.
720
214 48
TENURE
4.9375
4
19
1 4.10711 1.369201 4.663929
237 792.8125 48
SUB
0.0625
0
1
0 0.244623 3.614784 14.06667
Mean
SIZE
Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
Sum
3
2.8125 48
1.86E+13 2.05E+12 3.58E+14 1.31E+11 5.67E+13 4.879594 28.58401 8.93E+14 1.51E+29 48
LEVERAGE 0.245084 0.19719 0.86061 0.00252 0.21696 1.05448 3.461039 11.76403 2.212371 48
PROFIT
0.103733 0.08661 0.32607 0.00858 0.076504 1.067347 3.735158 4.97919 0.275083 48
BETA
0.659725 0.671985 2.26278 -2.00521 0.719303 -0.706207 5.426129 31.66679 24.31763 48
INDUSTRY
YEAR
0.25
0
1
0 0.437595 1.154701 2.333333
12
9 48
0.208333
0
1
0 0.410414 1.43637 3.063158
10 7.916667 48
Sumber: Hasil output Eviews 6
Ket: Rating: Peringkat obligasi perdana; TENURE: masa penugasan KAP dalam
satuan tahun; SIZE: logaritma natural dari total asset ; LEVERAGE: tingkat
hutang jangka panjang; PROFIT: tingkat profitabilitas, BETA: beta perusahaan;
INDUSTRY: 1 untuk industri keungan dan 0 untuk lainnya; YEAR: 1 untuk
obligasi yang terbit mulai dari tahun 2008 dan 0 untuk lainnya
Tabel diatas merupakan hasil pengukuran atas variabel- variabel yang
digunakan dalam penelitian. RATING merupakan variabel terikat yang diuji
dalam penellitian, TENURE merupakan variabel bebas dalam hipotesis yang
memberikan pengaruh terhadap variabel terikat, sedangkan SUB, SIZE,
LEVERAGE, PROFIT, BETA, INDUSTRY, YEAR merupakan variabel kontrol
dalam model penelitian.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
52
Dari tabel tersebut, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata variabel terikat,
RATING, sama dengan nilai tengahnya. Sementara itu, nilai rata-rata untuk
variabel BETA tidak begitu jauh berbeda dengan nilai tengahnya. Variabel
RATING memiliki nilai minimum 11 dan nilai maksimum 20 atau sama dengan
peringkat terendah adalah BBB- dan peringkat tertinggi adalah AAA. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa obligasi perdana yang diperdagangkan di Bursa
Efek Indonesia memiliki peringkat minimal BBB-. Hal ini sesuai dengan
Peraturan Bursa Efek Surabaya No. SK-024/LGL/BES/XI/2004 tanggal 25
November 2004, dimana emiten yang akan menerbitkan obligasi harus
memperoleh peringkat minimal BBB- (investment grade) oleh lembaga
pemeringkat efek yang diakui oleh BAPEPAM.
Nilai rata-rata dari variabel SIZE merupakan angka yang cukup besar,
yaitu 18.456.558.424.560. Hal ini berarti emiten obligasi dalam penelitian
memiliki nilai total aset yang cukup besar sehingga diharapkan memiliki risiko
default yang kecil. Sedangkan rata-rata variabel LEVERAGE adalah 0,2451
dengan nilai tengah 0,1972 yang berarti rata-rata perusahaan yang menerbitkan
obligasi perdananya memiliki jumlah kewajiban jangka panjang secara
keseluruhan sebesar 24,51% dari total asetnya.
Variabel PROFIT memiliki nilai tengah 0,08 dan nilai rata-rata 0,103. Hal
ini berarti perusahaan yang menerbitkan obligasi rata-rata menghasilkan laba
operasional sekitar 10,37% dari jumlah keseluruhan asetnya pada tahun sebelum
menerbitkan obligasi. Dari tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa rata-rata usia
perusahaan yang menerbitkan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah
sekitar 8 tahun. Dan untuk variabel BETA, nilai rata-ratanya adalah 0,6597 dan
nilai tengahnya yaitu 0,6719 sehingga dapat dikatakan kebanyakan perusahaan
yang menerbitkan obligasi memiliki risiko perusahaan menengah. Selain itu, nilai
maksimum BETA yaitu 2,26278 menunjukkan bahwa terdapat perusahaan yang
menerbitkan obligasi dengan risiko perusahaan yang cukup tinggi dan nilai
minimum BETA -2,0052 menunjukkan bahwa terdapat juga perusahaan yang
menerbitkan obligasi dengan tingkat risiko perusahaan yang sangat rendah.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perusahaan yang ingin menerbitkan
obligasi perdananya memiliki risiko perusahaan (BETA) yang cukup beragam.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
53
Nilai rata-rata dari variabel industri adalah 0,25 yang berarti sebanyak
25% emiten obligasi dalam sampel penelitian merupakan perusahaan yang
termasuk dalam industri keuangan dan perbankan. Jadi, dari tahun 1999 sampai
dengan tahun 2011 kebanyakan perusahaan yang menerbitkan obligasi perdana
adalah perusahaan yang bergerak pada industri non-keuangan.
Sedangkan
variabel tahun memiliki nilai rata-rata 0,2083 yang berarti sekitar 20,83% dari
sampel penelitian menerbitkan obligasi perdana mulai dari tahun 2008.
4.3 Distribusi Frekuensi Peringkat Obligasi
Tabel 4. merepresentasikan distribusi frekuensi untuk setiap peringkat
obligasi. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa obligasi perdana yang
diterbitkan perusahaan dalam kurun waktu 1999-2011 kebanyakan berada di tiga
peringkat yaitu peringkat 14 (A-) sebanyak 27%, peringkat 15 (A) sebanyak 22%,
dan peringkat 16 (A+) sebanyak 14% dari total sampel. Sementara itu, hanya tiga
(6%) obligasi perdana perusahaan dalam sampel yang memperoleh peringkat
AAA dan hanya satu obligasi perdana dalam sampel yang memperoleh peringkat
AA.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi RATING
Cumulative
Dep. Value
Count
Percent
Count
Percent
11
2
4.00
2
4.17
12
2
4.00
4
8.33
13
5
10.00
9
18.75
14
13
27.00
22
45.83
15
11
22.00
33
68.75
16
7
14.00
40
83.33
17
2
4.00
42
87.50
18
1
2.00
43
89.58
19
2
4.00
45
93.75
20
3
6.00
48
100.00
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
54
4.4 Pengujian ekonometrika
4.4.1 Pengujian Asumsi
4.4.1.1 Uji Normalitas
Pengujian
terdistribusi
normalitas dilakukan
normal atau
tidak.
Data
untuk
mengetahui apakah error
yang
tidak
terdistribusi
normal
mengindikasikan terdapat banyak outlier. Uji asumsi normalitas dilakukan dengan
menggunakan aplikas Eviews 6 yaitu Histogram Normality Test. Hasil pengujian
asumsi normalitas dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
5
Series: Standardized Residuals
Sample 1 48
Observations 48
4
3
2
1
0
-1.0
-0.5
-0.0
0.5
Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Skewness
Kurtosis
1.47e-11
-0.076350
0.917101
-0.980188
0.563961
0.000428
1.909442
Jarque-Bera
Probability
2.378634
0.304429
1.0
Gambar 4.1 Histogram Normality Test
Dalam menguji asumsi normalitas, hipotesis statistik yang digunakan
yaitu:
H0
: Eror berdistribusi normal
H1
: Eror tidak berdistribusi normal
Berdasarkan hasil histogram normality test di atas, dapat dilihat bahwa
nilai probabilitasnya adalah 0,304 > α=0,05 atau α=0,1 sehingga Ho diterima atau
eror berdistribusi normal. Dengan demikian, data dalam penelitian dapat
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
55
dikatakan normal sehingga memenuhi salah satu persyaratan
ordered logit
dimana data harus memiliki eror yang terdistribusi normal.
4.4.1.2 Uji Multikolinearitas
Identifikasi gejala multikolinieritas dalam suatu persamaan regresi dapat
dilakukan dengan melihat nilai hubungan antar variabel bebas dalam matriks
korelasi.
Tabel 4.4 Matriks Korelasi
RATING
TENURE
SUB
SIZE
TENURE
0.123816 1.0000
SUB
0.32609** -0.101915
1.0000
SIZE
0.322652** 0.018776
0.535273*** 1.0000
LEVERAGE
PROFIT
LEVERAGE -0.233906 -0.110855
-0.224238
PROFIT
0.000182 0.216422
-0.292012** -0.191156 -0.020115 1.0000
BETA
0.047326 0.04824
0.188826
BETA
INDUSTRY YEAR
-0.200173 1.0000
0.269462* -0.175991 0.215431
1.0000
INDUSTRY -0.045572 -0.287082** 0.447214*** 0.224542 -0.025899 -0.434922*** -0.019663 1.0000
YEAR
*)
**)
***)
0.315839** 0.045756
0.291397** 0.264311* -0.09808 -0.255992*
-0.045755* 0.177705 1.0000
signifikan pada α = 10%
signifikan pada α = 5%
signifikan pada α = 1%
Ket: Rating: Peringkat obligasi perdana; TENURE: masa penugasan KAP dalam
satuan tahun; SIZE: logaritma natural dari total asset ; LEVERAGE: tingkat
hutang jangka panjang; PROFIT: tingkat profitabilitas, BETA: beta perusahaan;
INDUSTRY: 1 untuk industri keungan dan 0 untuk lainnya; YEAR: 1 untuk
obligasi yang terbit mulai dari tahun 2008 dan 0 untuk lainnya
Tabel 4.4 memperlihatkan matriks korelasi antar variabel yang d igunakan
dalam penelitian. Jenis obligasi subordinasi diprediksi korelasi negatif terhadap
peringkat obligasi, namun berdasarkan tabel diatas jenis obligasi subordinasi
memiliki korelasi positif dan signifikan. Sementara ukuran perusahaan juga
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
56
memiliki korelasi positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi perdana.
Tingkat probabilitas, beta perusahaan, dan dummy industri memiliki koefisien
korelasi yang kecil dengan peringkat obligasi namun tidak signifikan. Variabel
dummy tahun juga memiliki korelasi positif dan signifikan terhadap peringkat
obligasi perdana. Audit tenure dan tingkat hutang memiliki korelasi yang tidak
signifikan terhadap peringkat obligasi perdana.
Dari tabel matriks korelasi diatas dapat dilihat bahwa korelasi antar
variabel bebas yang terdapat pada model penelitian memiliki nilai kurang dari
80%. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa tidak
terdapat gejala
multikolinieritas antar variabel bebas sehingga variabel pengujian hipotesis dapat
dilanjutkan.
4.3.2 Pengujian Signifikansi Variabel Bebas secara Bersama-sama
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah seluruh variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependennya atau tidak.
Hipotesis yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat secara bersama-sama yaitu:
H0
: α1 = α2 = α3 =.... αa=0 atau model tidak dapat menjelaskan variabel terikat
H1
: bukan H0 atau model tidak dapat menjelaskan variabel terikat
Hasil pengolahan data dengan menggunakan model regres i ordered logit
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
57
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Ordered Logit
Prob.
Predi
ksi
Coefficient
TENURE
SUB
+
-
0.04101
1.611863
0.2649
0.1373
SIZE
LEVERAGE
PROFIT
+
+
0.257233
-0.71883
2.665953
0.072
0.2862
0.25355
BETA
INDUSTRY
YEAR
+/+/-
-0.26944
-0.84229
1.457645
0.25
Variable
Pseudo R-squared
LR statistic
Prob(LR statistic)
Two tail
One tail
0.271
0.035
Sig.
*
**
0.074654
14.27179
0.074951
Ket: Variabel Dependen Rating: Peringkat obligasi perdana;
TENURE: masa penugasan KAP dalam satuan tahun; SIZE:
logaritma natural dari total asset ; LEVERAGE: tingkat hutang
jangka panjang; PROFIT: tingkat profitabilitas, BETA: beta
perusahaan; INDUSTRY: 1 untuk industri keungan dan 0 untuk
lainnya; YEAR: 1 untuk obligasi yang terbit mulai dari tahun 2008
dan 0 untuk lainnya
*)
**)
signifikan pada α = 10%
signifikan pada α = 5%
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai LR statistik dari model
adalah 14,27179 dan probabilitas LR statistik adalah 0,0749 < α=0,1 sehingga
hipotesis nol ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan
90% (α=10%), model dapat menjelaskan variabel terikat dan setidaknya terdapat
satu variabel bebas yang memiliki pengaruh terhadap variabel terikat.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
58
Berikut ini adalah persamaan regresi untuk model penelitian:
RATING
=
0.0410102270047(TENURE)
0.257233355281(SIZE)*
2.6659529008(PROFIT)
-
+
1.61186289892(SUB)
+
0.71882708094(LEVERAGE) +
-
0.269442414028(BETA)
-
0.842285331585(INDUSTRY ) + 1.45764453207(YEAR)**
*) signifikan pada α = 10%
**) signifikan pada α = 5%
4.4.3 Pengujian Koefisien Determinasi
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel
independen dapat menjelaskan variabel terikatnya dalam model yang digunakan
pada penelitian. Dari tabel 4.4 diatas, dapat dilihat bahwa nilai Pseudo-R2 adalah
sebesar 0,07465. Hasil tersebut menunjukkan bahwa 7,47% variasi peringkat
obligasi dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya, yaitu variabel audit tenure, dan
variabel kontrolnya obligasi subordinasi, ukuran perusahaan, tingkat hutang,
tingkat profitabilitas, beta perusahaan, jenis industri dan tahun perusahaan
menerbitkan obligasi, sedangkan 92,53% dijelaskan oleh variabel lain di luar
model penelitian.
Angka Pseudo-R2 dari hasil regresi tersebut dapat diterima karena variabel
bebas ataupun variabel kontrol yang digunakan dalam menguji hipotesis hanya
merupakan sebagian dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi peringkat
obligasi.
Adapun faktor-faktor lain yang mempengaruhi peringkat obligasi yaitu
risiko industri, kebijakan keuangan, struktur permodalan, perlindungan arus kas
dan fleksibilitas keuangan. Penilaian risiko industri dilakukan dengan melihat
pertumbuhan dan stabilitas industri, penghasilan dan struktur biaya, hambatan
masuk dan persaingan di dalam industri, peraturan dan deregulasi industri, serta
profil keuangannya.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
59
4.4.4 Uji Signifikansi Setiap Variabel
Uji Wald pada model regresi ordinal logit sama dengan uji t pada model
regresi least square (OLS). Pengujian statistik ini dilakukan untuk mengetaui
seberapa besar signifikansi pengaruh setiap variabel bebas terhadap variabel
terikatnya.
1.
Variabel Independen: Pengaruh Audit Tenure (TENURE) Terhadap
Peringkat Obligasi Pe rdana
Audit tenure (TENURE) merupakan lamanya KAP memberikan jasa audit
kepada perusahaan dalam satuan waktu. Variabel ini diharapkan memiliki
hubungan positif dengan variabel dependennya, yaitu RATING.
Lamanya hubungan kerja sama auditor dengan klien diukur dengan
menggunakan tenure KAP. Berdasarkan dari hasil tabel 4.4, variabel TENURE
memiliki nilai p = 0,529 > α=10% sehingga Ha ditolak. Hal ini berarti jangka
waktu penugasan audit tidak memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi
perusahaan. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Crabtree et al (2006) dimana
peningkatan audit tenure berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi
perdana. Menurutnya, hubugan yang positif antara audit tenure dan peringkat
obligasi disebabkan karena lembaga pemeringkat menggunakan jangka waktu
penugasan auditor sebagai proksi untuk risiko default perusahaan. Sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Walker et al. (2001) menemukan bahwa
perusahaan yang mengganti auditornya cenderung menjadi perusahaan dengan
risiko yang default yang lebih tinggi. Menurut Fisher & Fisher (n.d), perusahaan
yang mengganti auditornya cenderung memiliki risiko default yang lebih tinggi
disebabkan adanya anggapan dari investor maupun kreditur bahwa pergantian
auditor independen akan mempengaruhi kehandalan dari hasil laporan keuangan
perusahaan. Namun penelitian Fisher tersebut menghasilkan bukti yang
mengindikasikan semakin sering perusahaan berganti ke auditor independen yang
sama tidak memberikan pengaruh positif terhadap peringkat obligasi perusahaan.
Perbedaan hasil penelitian ini mungkin disebabkan karena lembaga pemeringkat
di Indonesia, misalnya PEFINDO, tidak melihat audit tenure sebagai salah satu
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
60
faktor penentu atas risiko default perusahaan. Hal ini dapat disebabkan karena
lembaga pemeringkat juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan
auditor yaitu mengunjungi langsung perusahaan atau fasilitas operasi utamanya
dan berdiskusi dengan pihak yang berwenang untuk memperoleh pemahaman
yang lebih baik tentang bisnis perusahaan.
2.
Variabel Kontrol
a.
Pengaruh
Jenis Obligasi Subordinasi (SUB) Terhadap Peringkat
Obligasi Perdana
Variabel SUB merupakan variabel yang digunakan untuk membedakan
jenis obligasi subordinate dan yang non-subordinate. Dengan tingkat signifikansi
90% (α=10%), variabel ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen RATING karena memiliki p-value 13,73% > α=10%. Hal ini tidak
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Crabtree et al (2006), dimana
obligasi subordinasi mempengaruhi peringkat obligasi dengan signifikan.
Menurut Siagian (2001), di tingkat internasional, obligasi subordinasi
signifikan mempengaruhi peringkat dimana obligasi subordinasi biasanya akan
memperoleh peringkat yang lebih rendah (di bawah BBB). Akan tetapi, hasil
tersebut berbeda untuk kasus di Indonesia dimana obligasi subordinasi tidak
signifikan mempengaruhi peringkat yang diberikan oleh lembaga pemeringkat.
Misalnya obligasi perdana CIMB Niaga adalah obligasi subordinasi namun
memeperoleh peringkat tertinggi dari lembaga pemeringkat yaitu AAA. Hal ini
dapat disebabkan karena sangat sedikit perusahaan yang menerbitkan ob ligasi
subordinasi sebagai obligasi perdana. Selain itu, alasan lain yang memungkinkan
variabel ini tidak signifikan dalam mempengaruhi peringkat obligasi dikarenakan
data yang tersedia kurang mencerminkan variabel jenis obligasi subordinasi.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
61
b.
Pengaruh Ukuran Perusahaan (SIZE) Te rhadap Peringkat Obligasi
Perdana
Ukuran perusahaan (SIZE) merupakan hasil logaritma natural dari jumlah
keseluruhan aset perusahaan. Variabel SIZE memiliki p-value 0,072 < α=10%
sehingga dapat dikatakan bahwa variabel ini berpengaruh signifikan terhadap
variabel RATING. Bila dilihat pada tabel 4.5, variabel SIZE memiliki koefisien
positif yang sesuai dengan prediksi sebelumnya.
Hasil dari penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Crabtree et al
(2006) dimana ukuran perusahaan berpengaruh signifikan dan positif terhadap
peringkat obligasi perdana. Perusahaan dengan ukuran yang besar dianggap
memiliki kemampuan membayar yang lebih tinggi sehingga biasanya perusahaan
memiliki risiko default
yang lebih kecil. Menurut Harsono (2010), obligasi
perusahaan dengan ukuran yang lebih besar biasanya akan memiliki peringkat
obligasi yang lebih tinggi. Selain itu, perusahaan yang berukuran besar biasanya
memiliki posisi yang kuat dalam industrinya dibandingkan dengan perusahaan
yang berukuran kecil yang harus menghadapi kompetisi yang lebih berat.
c.
Pengaruh Tingkat Hutang (LEVERAGE) Terhadap Peringkat Obligasi
Perdana
Variabel kontrol ini merepresentasikan salah satu rasio hutang perusahaan
sehingga diharapkan memiliki hubungan negatif dengan peringkat obligasi.
Berdasarkan tabel 4.5, diketahui bahwa variabel ini memiliki p-value 28,62% >
α=10% sehingga variabel LEVERAGE dapat dikatakan tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen RATING. Variabel ini memiliki koefisien
yang negatif sehingga semakin tinggi tingkat hutang maka peringkat obligasi
perusahaan akan semakin rendah. Variabel LEVERAGE merupakan salah satu
rasio solvabilitas, dimana perusahaan dengan tingkat hutang jangka panjang yang
lebih tinggi akan lebih banyak membiayai investasinya dengan hutang. Dengan
demikian, perusahaan yang memiliki tingkat hutang yang tinggi ce nderung
memiliki risiko gagal bayar (default) yang lebih tinggi juga.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
62
Hasil dari penelitian ini menunjukkan total hutang jangka panjang tidak
signifikan
dalam
mempengaruhi peringkat
obligasi.
Meskipun
variabel
LEVERAGE memiliki tanda koefisien yang sesuasi prediksi, yaitu negatif, hasil
penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Crabtree et al (2006) dimana
tingkat hutang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peringkat obligasi.
Tingkat hutang yang berpengaruh tidak signifikan terhadap peringkat obligasi
juga ditemukan dalam penelitian Budiarti (2007).
Variabel LEVERAGE menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan dengan tingkat hutang yang
sangat tinggi akan kesulitan dalam melunasi hutangnya sehingga memiliki risiko
default yang lebih besar. Perusahaan dengan tingkat hutang yang rendah belum
tentu lebih baik daripada perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi. Hal ini
dikarenakan sifat hutang perusahaan sangat tergantung pada industrinya. Tingkat
hutang yang wajar juga tergantung pada bagaimana perusahaan menjalankan
bisnisnya (Harsono, 2010).
d.
Pengaruh Tingkat Profitabilitas (PROFIT) Terhadap Peringkat Obligasi
Perdana
Berdasarkan tabel 4.5 variabel PROFIT memiliki p-value 0,2536 > α=10%
sehingga variabel ini dapat dikatakan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
variabel RATING. Bila dilihat dari koefisiennya yang positf, dapat diartikan
setiap kenaikan tingkat profitabilitas perusahaan akan meningkatkan peringkat
obligasinya. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Crabtree et al
(2006), Setyaningrum (2005), dan Harsono(2010) dimana tingkat profitabilitas
perusahaan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peringkat obligasi.
Menurut Burton (2003), tingkat profitabilitas perusahaan yang lebih tinggi dapat
menurunkan risiko insolvency, yaitu ketidakmampuan membayar hutang,
sehingga peringkat obligasi perusahaan tersebut akan semakin tinggi.
Tingkat profitabilitas tidak signifikan dalam mempengaruhi peringkat
obligasi perdan. Hal tersebut dapat disebabkan meskipun laba operasional
perusahaan tinggi tetapi laba tersebut digunakan untuk membayar hutang jangka
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
63
pendek maupun hutang jangka panjang perusahaan. Dengan demikian, laba
operasional perusahaan tidak mencerminkan laba yang sebenarnya dan laba
tersebut tidak digunakan untuk memenuhi kewajiban terkait dengan obligasi
(Susilowati dan Sumarto, 2010).
e.
Pengaruh Beta Perusahaan (BETA) Terhadap Peringkat Obligasi
Perdana
Variabel BETA merupakan variabel yang mengukur tingkat risiko
perusahaan. Nilai probabilitas variabel ini adalah 0,25 dan dengan tingkat
signifikansi 90% (α=10%) maka dapat dikatakan bahwa variabel ini tidak
berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Crabtree et al (2006) dimana
variabel beta signifikan dalam mempengaruhi peringkat obligasi perdana. Namun,
ia juga menemukan bahwa variabel beta perusahaan tidak signifikan dalam
mempengaruhi peringkat obligasi untuk obligasi perdana yang berada dalam
kategori non-investment grade. Menurut Fama French (1992), beta tidak
berpengaruh signifikan karena beta mengandung risiko yang terkait dengan
variabel makro sehingga beta mempengaruhi seluruh perusahan yang terdapat di
pasar modal.
f.
Pengaruh Dummy Industri (INDUSTRY) Te rhadap Peringkat Obligasi
Perdana
Variabel ini merupakan variabel dummy yang digunakan untuk mengontrol
efek industri perusahaan. Variabel ini tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat, RATING, karena memiliki p-value 0,1355 > 10%. Namun
koefisien variabel INDUSTRY yang negatif menunjukkan bahwa variabel ini
memiliki hubungan yang negatif dengan peringkat obligasi. Dengan kata lain,
peringkat obligasi perusahaan dalam industri keuangan lebih rendah dibandingkan
peringkat obligasi industri non-keuangan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Siagian (2001) dan Setyaningrum 2005) dimana
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
64
obligasi perusahaan yang berasal dari industri keuangan memiliki peringkat
obligasi yang lebih tinggi dibandingkan obligasi yang berasal dari industri non
keuangan. Audit tenure tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi
perdana dapat disebabkan
karena
lembaga
pemeringkat obligasi tidak
membedakan risiko default perusahaan yang terdapat pada industri keuangan dan
perusahaan yang terdapat pada industri non-keuangan.
g.
Pengaruh Dummy Tahun (YEAR) Terhadap Peringkat Obligasi Pe rdana
Variabel ini merupakan variabel dummy dimana nilai 1 diberikan jika
obligasi terbit mulai dari tahun 2008, yaitu saat krisis ekonomi global terjadi.
Sedangkan nilai 0 diberikan untuk obligasi yang terbit sebelum tahun 2008.
Variabel ini berpengaruh positif dan signifikan terhadap RATING, karena
memiliki p-value 0,035 < 5%. Koefisien variabel YEAR yang positif
menunjukkan bahwa variabel ini memiliki hubungan yang positif dimana
perusahaan yang menerbitkan obligasi mulai dari tahun 2008 memiliki peringkat
yang lebih tinggi dibandingkan obligasi yang diterbitkan sebelum peraturan
tersebut.
Pengaruh yang signifikan dari variabel ini terhadap peringkat obligasi perdana
mungkin dapat disebabkan oleh kondisi ekonomi makro pada tahun 2008 dan
setelahnya.
Hal ini terlihat dari perkembangan peringkat yang diberikan oleh lembaga
pemeringkat internasional seperti Standard & Poor’s, Fitch Ratings, dan Moody’s,
dimana Indonesia memperoleh peringkat yang berada satu peringkat di bawah
investment grade, yaitu BB+. Menurut Kahlil Rowter (2011), jika peringkat surat
hutang pemerintahnya turun, akan diikuti peringkat obligasi perusahaan di negara
tersebut (http://bisnis.vivanews.com). Dengan demikian, kenaikan peringkat
Indonesia akan mengakibatkan kenaikan peringkat obligasi korporasi di Indonesia.
Hal ini terbukti dari sedikitnya 25 obligasi korporasi yang diterbitkan masuk
dalam perngkat layak investasi (http://bataviase.co.id/node/703011).
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
65
4.5 Analisis Tambahan: Perhitungan Probabilita
Dari hasil regresi ordinal logit (lampiran 2), dihasilkan limit point dari
tiap-tiap peringkat sebagai berikut:
Yi=11 jika Y*i ≤ 4,1193
Yi=12 jika 4,1193 ≤ Y*i ≤ 4,9292
Yi=13 jika 4,9292 ≤ Y*i ≤ 5,9579
Yi=14 jika 5,9579 ≤ Y*i ≤ 7,4639
Yi=15 jika 7,4639 ≤ Y*i ≤ 8,6229
Yi=16 jika 8,6229 ≤ Y*i ≤ 9,6207
Yi=17 jika 9,6207 ≤ Y*i ≤ 10,0558
Yi=18 jika 10,0558 ≤ Y*i ≤ 10,3298
Yi=19 jika 10,3298 ≤ Y*i ≤ 10,9938
Yi=20 jika Y*i ≥ 10,9938
Obligasi akan mendapatkan peringkat 11 jika nilai Y*i ≤ 4,1193, peringkat
12 jika nilai Y*i berada pada interval 4,1193 ≤ Y*i ≤ 4,9292, peringkat 13 jika
nilai Y*i berada pada interval 4,9292 ≤ Y*i ≤ 5,9579, peringkat 14 jika nilai Y*i
berada pada interval 5,9579 ≤ Y*i ≤ 7,4639, peringkat 15 jika nilai Y*i berada
pada interval 7,4639 ≤ Y*i ≤ 8,6229, peringkat 16 jika nilai Y*i berada pada
interval 8,6229 ≤ Y*i ≤ 9,6207, peringkat 17 jika nilai Y*i berada pada interval
9,6207 ≤ Y*i ≤ 10,0558, peringkat 18 jika nilai Y*i berada pada interval 10,0558
≤ Y*i ≤ 10,3298, peringkat 19 jika nilai Y*i berada pada interval 10,3298 ≤ Y*i ≤
10,9938, dan peringkat 20 jika nilai Y*i ≥ 10,9938.
Sedangkan nilai Y*i dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Dan nilai Zi dihitung dengan menggunakan rumus:
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
66
Misalnya obligasi I Astra Graphia tahun 2003, perhitungan nilai Z adalah sebagai
berikut:
ZASGR = (0.0410102270047*2) + (1.61186289892*0) +
(0.257233355281*27,3061) – (0.71882708094*0,2187) +
(2.6659529008*0,0863) – (0.269442414028*1,13695) –
(0.842285331585*0) + (1.45764453207*0)
= 6,873
Berdasarkan perhitungan nilai Z tersebut, maka kemungkinan besar
peringkat obligasi I ASGR 2003 berada pada peringkat 14 dimana nilai ZASGR
adalah 6,873 dan berada pada interval 5,9579 ≤ Y*i ≤ 7,4639. Adapun probabilitas
masing- masing peringkat untuk obligasi ASGR adalah sebagai berikut:
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
67
Berdasarkan perhitungan diatas maka probabilitas obligasi I ASGR untuk
mendapatkan peringkat 11 (BBB-) adalah 5,99%, peringkat 12 (BBB) adalah
6,54%, peringkat 13 (BBB+) adalah 1,61%, peringkat 14 (A-) adalah 35,76%,
peringkat 15 (A) adalah 20,83%, peringkat 16 (A+) adalah 8,78%, peringkat 17
(AA-) adalah 2,04%, peringkat 18 (AA) adalah 0,09%, peringkat 19 (AA+) adalah
1,46%, dan terakhir peringkat 20 (AAA) adalah 1,59%.
Probabilitas obligasi I ASGR terbesar yaitu 35,76% dan berada pada
peringkat 14. Hal ini sesuai dengan perhitungan nilai Z sebelumnya yaitu 6,873
yang berada pada interval 5,9579 ≤ Y*i ≤ 7,4639. Peringkat tersebut ternyata
sesuai dengan peringkat yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat untuk
Obligasi I ASGR tahun 2003.
Dari keseluruhan sampel perusahaan dalam penelitian, sekitar 31,25% atau
15 obligasi perdana yang memiliki peringkat sesuai dengan yang dikeuarkan oleh
lembaga pemeringkat obligasi. Selebihnya sekitar 39,58% peringkat obligasi
perdana memiliki selisih 1 dan 29,17% peringkat obligasi memiliki selisih lebih
dari satu dengan peringkat yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat obligasi.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
68
Selisih peringkat yang cukup besar antara prediksi dengan peringkat aktual
terdapat pada obligasi dengan peringkat aktual yang tinggi, yaitu prediksi
peringkatnya adalah A- sedangkan peringkat aktualnya adalah AAA. Namun tidak
terdapat prediksi peringkat obligasi perdana yang berada di luar kategori
investment grade (speculative grade). Dengan demikian, hasil prediksi peringkat
tersebut masih sesuai dengan aturan pemerintah tentang peringkat minimal dari
obligasi yang akan diterbitkan yaitu BBB- (investment grade).
Hasil prediksi dari peringkat obligasi perdana memiliki penyimpangan
sekitar 68,75% dari peringkat aktual yang diberikan lembaga pemeringkat.
Penyimpangan tersebut disebabkan adanya faktor lain yang turut berpengaruh
terhadap obligasi perdana selain audit tenure dan keuangan perusahaan. Faktor
tersebut dianggap memberikan pengaruh yang kuat terhadap peringkat obligasi
perdana sehingga meskipun perusahaan memiliki audit tenure yang cukup lama
dan ukuran perusahaan yang besar tidak menjamin obligasi perdana perusahaan
akan mendapatkan peringkat obligasi yang tinggi. Faktor lain tersebut dapat
berupa risiko industri, kebijakan keuangan, struktur permodalan, perlindungan
arus kas dan fleksibilitas keuangan.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah audit tenure
memberikan pengaruh atas peringkat obligasi perdana perusahaan. Dalam
penelitian ini audit tenure yang digunakan adalah tenure audit riil dimana masa
penugasan auditor yang digunakan adalah tenure KAP.
Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa jangka waktu penugasan
auditor tidak memberikan pengaruh signifikan pada peringkat obligasi perdana.
Tidak signifikannya audit tenure terhadap peringkat obligasi perdana mungkin
disebabkan agen pemeringkat obligasi perdana di Indonesia tidak melihat jangka
waktu penugasan KAP sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi
default perusahaan sehingga tidak turut serta mempengaruhi peringkat obligasi
yang diberikan.
Penelitian ini juga menemukan hanya dua variabel kontol yang
berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi perdana, yaitu variabel ukuran
perusahaan (SIZE) dan variabel dummy tahun.
Sedangkan variabel kontrol
lainnya, seperti tingkat hutang (LEVERAGE), tingkat profitabilitas (PROFIT),
beta perusahaan (BETA), dan dummy industri (INDUSTRY) ditemukan tidak
berpengaruh signifikan terhadap peringakt obligasi perdana.
Selain itu, berdasarkan analisa tambahan tentang prediksi peringkat
obligasi perdana hanya 31,25% prediksi peringkat obligasi yang sesuai dengan
peringkat aktual yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat obligasi. Penyimpangan
prediksi peringkat obligasi perdana mungkin disebabkan adanya faktor- faktor di
luar variabel yang digunakan dalam penelitian yang juga memberikan pengaruh
terhadap peringkat obligasi perdana seperti risiko industri, kebijakan keuangan,
struktur permodalan, perlindungan arus kas dan fleksibilitas keuangan.
5.2 Keterbatasan Penelitian dan Saran
1. Sampel penelitian hanya berasal dari obligasi emiten yang mencatatkan
sahamnya di Bursa Efek Indonesia dikarenakan keterbatasan data. Oleh
69
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
Universita s Indone sia
70
sebab itu, untuk penelitian selanjutnya disarankan mengikutsertakan
obligasi perdana perusahaan non publik untuk memperbanyak sampel
penelitian.
2. Periode observasi penelitian cukup panjang yaitu dari tahun 1999 sampai
dengan tahun 2011
3. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk menggunakan variabelvariabel kontrol yang telah terbukti berpengaruh signifikan terhadap
peringkat obligasi perdana dalam penelitian-penelitian terdahulu, seperti
arus kas dari kegiatan operasi dan aset tetap perusahaan (Property, Plant
and Equipment).
4. Penelitian selanjutnya dapat mmenggunakan audit tenure sebagai variabel
pemoderasi atas variabel bebas yang dapat berupa risiko perusahaan
terhadap peringkat obligasi.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
71
DAFTAR REFERENSI
Adrian, N. (2011). Analisis faktor- faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
SKRIPSI FE-UNDIP .
Adriani, G. A. (2009). Pengaruh Peringkat kredit terhadap struktur modal pada
perusahaan-perusahaan non-keuangan di Indonesia periode 2005-2008.
Skripsi FEUI .
Allen, A. C. (1994). The effect of large- firm audits on municipal bond rating
decision. Auditing: A Journal of Practice & Theory , 115-125.
Arens, A. A., Beasley, M. S., & Elder, R. J. (2006). Auditing and assurance
service an integrated approach 11th edition. New Jersey: Pearson
Education International.
Bodie, Z., Kane, A., & Marcus, A. J. (2005). INVESTMENT. New York: McGraw
Hill.
Boyton, W. C., Johnson, R., & Kell, W. G. (2001). Modern auditing (7th Edition
ed.). New York: John Wiley and Sons Inc.
Brandon, D. M., Crabtree, A. D., & Maher, J. J. (2004). nonaudit fees, auditor
independence, and bond ratings. Auditing: A Journal of Practice & Teory ,
99-101.
Bringham, & Houston. (2006). Dasar-dasar manajemen keuangan (Edisi
Kesepuluh ed.). Jakarta: Salemba Empat.
Budiarti, E. D. (2007). Pengaruh struktur kepemilikan, disclosure, responsibility
dan karakteristik perusahaan terhadap corporate bond rating perusahaan.
Tesis FEUI .
Burton, B., Adam, M., & Hardwick, P. (2003). The determinants of credit ratings
in the United Kingdom insurance industry. Journal of Business Finance
and Accounting , 539-572.
Christina, Vinna. (2010). Analisis Pengaruh Book Tax Differences Terhadap
Peringkat Obligasi. Skripsi FEUI .
Crabtree, A. D., & Maher, J. J. (2005). Earnings predictability, bond ratings, and
bond yields. Review of Quantitative Finance and Accounting , 233-254.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
72
Crabtree, A. D., & Maher, J. J. (2009). The influence of differences in taxable
income and book income on the bond credit market. Journal of the
American Taxation Association , 389-413.
Crabtree, A. D., Brandon, D. M., & Maher, J. J. (2006). The impact of auditor
tenure on initial bond ratings. Advances in Accounting .
Darmawan, D. L. (2007). Pengaruh debt to equity ratio, current ratio, return on
asset, dan risiko sistematika terhadap peringkat obligasi. Jurnal
Manajemen Investasi , 14.
Davis, L. R., Soo, B. S., & Trompeter, G. (2003). Auditor tenure, auditor
indepndence and earnings management. Working Paper .
Elder, R. J., Beasley, M. S., Arens, A. A., & Jusuf, A. A. (2009). Auditing and
assurance services: An integrated approach (An Indonesian Adaptation).
Singapore: Pearson Education South Asia Pte Ltd.
Fabozzi, F. J. (2000). Bond market, analysis and strategies (4th edition ed.).
Prentice-Hall, Inc.
Fama, E. F., & French, K. R. (1992). The cross-section of expected stock returns
on stocks and bonds. Journal of Financial Economics , 427-486.
Fanny, M., & Siregar, S. V. (2007). Pengaruh pergantian dan jangka waktu
penugasan auditor terhadap kualitas laba: studi pada emiten bursa efek
jakarta. The 1st Accounting Conference. Universitas Indonesia .
Fisher, S. A., & Fisher, D. M. (n.d). Independent audior switching and changes in
corporate bond ratings. Journal of Applied Business Research , Vol. 9 No.2.
Ghosh, A., & Mood, D. (2005). Audit tenure and perceptions audit quality. The
Accounting Review , 585-612.
Hamilton, J., Ruddock, C., Stokes, D., & Taylor, S. (2005). Audit partner rotation,
earnings quality and earnings conservatism. Working Paper .
Harsono, A. S. (2010). Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on
Assets, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi. Tesis FEUI .
Hartanto, A. (2010). Pengaruh Tenure dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas
Laba dengan Pendekatan Nilai Prediksi, Netralitas, Ketepatan Waktu, dan
Penyajian Jujur: Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2005-2007. Skripsi FEUI.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
73
Horrigan, J. O. (1966). The determination of long term credit standing with
financial ratios. Journal of Accounting Research .
Jauhari, A. (2011). Pengaruh kualitas audit terhadap manajemen laba dan
manajemen pajak. Tesis FEUI .
Jenkins, D., & Velury, U. (2008). Does auditor tenure influence the reporting of
conservative earnings? Journal of Accounting and Public Policy , 27, 115132.
Johnson, V. E., Khurana, I. K., & Reynolds, J. K. (2002). Audit firm tenure and
the quality of financial reports. Contemporary Accounting Research , 637660.
Johnstone, K. M., Sutton, M. H., & Warfield, T. D. (2001). Antecedents and
consequences of independence risk: Framework for analysis. Accounting
Horizons , 1-18.
Jones, C. P., Utama, S., Frensidy, B., Ekaputra, I. A., & Budiman, R. U. (2009).
Investment: Analysis and management (Indonesian Adaptation). Jakarta:
Penerbit Salemba 4.
Kim, K. S. (2005). Predicting bond ratings using publicly available information.
Expert Systems with Applications .
Kliger, D., & sarig, O. (1998). the information value of bond ratings. Financial
Research Working Paper .
Knechel, W. R., & Vanstraden, A. (2007). The relationship between auditor
tenure and audit quality implied by going concern opinions. Auditing: A
Journal of Practice and Theory , 26, 113-131.
Lind, D. A., Marchal, W. G., & Wathen, s. A. (2007). Statistical techniques in
business and economics (13rd Edition ed.). New York: McGraw-Hill.
Nachrowi, N. D., & Usman, H. (2005). Penggunaan teknik ekonometri. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Nugroho, M. T. (2009). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(periode 2005-2007). FE UMS .
Rahardjo, S. (2003). Panduan investasi obligasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
74
Rahmawati, R. (2005). Manfaat rasio keuangan untuk memprediksi rating obligasi.
Tesis FEUI .
Ross, S. A., Westerfield, R. W., & Jordan, B. D. (2008). Corporate finance
fundamentals. New York: McGraw Hill.
Setyaningrum, D. (2005). Pengaruh mekanisme corporate governance terhadap
peringkat surat utang perusahaan di Indonesia. Tesis FEUI .
Siagian, B. (2001). Peranan kinerja keuangan dalam memprediksi peringkat
obligasi korporasi di Indonesia. Tesis FEUI .
Sukrisno, A. (2004). Auditing. Jilid 1. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Susilowati, L., & Sumarto. (2010). Memprediksi tingkat obligasi perusahaan
manufaktur yang listing di BEI. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen
Bisnis , 163-175.
Walker, P. L., Lewis, B. L., & Castarella, J. R. (2001). Mandatory auditor
rotation: Arguments and current evidence. Accounting Enquiries , 209-242.
Wibowo, A. (2009). Pengaruh Masa Penugasan Audit Terhadap Kualitas Audit
Dengan Pendekatan Earnings Surprise Benchmark pada Perusahaan
Terbuka. Tesis FEUI .
www.idx.co.id.
www.yahoofinance.com.
Yasa, G. W. (2010). Pemeringkatan obligasi perdana sebagai pemicu manajemen
laba: Bukti empiris dari pasar modal Indonesia. Imposium Nasional
Akuntansi .
Yullyan. (2006). Hubungan antara audit firm tenure dan praktek earnings
management pada perusahaan publik yang tercatat di BEJ. Tesis FEUI .
Yuvisa, E., Rohman, A., & Handayani, S. (2008). Pengaruh identifikasi auditor
atas klien terhadap objektivitas auditor dengan auditor tenure, client
importance dan client image sebagai variabel anteseden. Simposium
Nasional XI .
Ziebart, D. A., & Reiter, S. A. (1992). Bond Ratings, bond yields, and financial
information. Contemporary Accounting Research , 252-282.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
75
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Daftar Sampel Perusahaan
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Nama Perusahaan
KODE TAHUN
Astra Graphia Tbk.
Bakrie Telecom Tbk.
Bakrieland Development Tbk.
Bentoel International Investama Tbk.
Berlian Laju Tanker Tbk.
Berlina Tbk.
Bw Plantation Tbk.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.
Humpuss Intermoda Transportasi Tbk.
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
Indo Kordsa Tbk.
Indofood Sukses Makmur Tbk.
JAPFA Comfeed Indonesia Tbk.
Kalbe Farma Tbk.
Lautan Luas Tbk.
Matahari Putra Prima Tbk.
ASGR
BTEL
ELTY
RMBA
BLTA
BRNA
BWPT
CPIN
HMSP
HITS
INKP
BRAM
INDF
JPFA
KLBF
LTLS
MPPA
2003
2007
2008
2007
2000
2004
2010
2003
2000
2004
1999
2004
2000
2007
2006
2000
2002
INDUSTRI
Computer and Services
Infrastructure, Utilities, & Transportation
Property, Real Estate, and Building Construction
Consumer Good Industry
Infrastructure, Utilities, & Transportation
Basic Industry and Chemicals
Agriculture
Basic Industry and Chemicals
Consumer Good Industry
Infrastructure, Utilities, & Transportation
Basic Industry and Chemicals
Miscellaneous Industry
Consumer Good Industry
Basic Industry and Chemicals
Consumer Good Industry
Trade, Services, & Investment
Trade, Services, & Investment
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
PERINGKAT
OBLIGASI
AABBB+
A
AAA
AAA+
A
AAA+
BBB+
A+
A
A-
76
LAMPIRAN 1 Daftar Sampel Perusahaan (lanjutan)
NO
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Nama Perusahaan
Medco Energi International Tbk.
Mitra Adiperkasa Tbk.
Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
Selamat Sempurna Tbk.
Semen Gresik Tbk.
Mobile-8 Telecom Tbk.
Sona Topas Tourism Industry Tbk.
Summarecon Agung Tbk.
Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Ultra Jaya Milk Tbk.
Tunas Baru Lampung Tbk.
Budi Acid Jaya Tbk.
Radiant Utama Interinsco Tbk.
Unggul Indah Cahaya Tbk.
Malindo Feedmill Tbk.
Ricky Putra Globalindo Tbk.
Agung Podoromo Land Tbk.
Fast Food Indonesia Tbk.
Verena Oto Finance Tbk.
Astra Argo Lestari Tbk.
KODE TAHUN
MEDC
MAPI
PJAA
SMSM
SMGR
FREN
SONA
SMRA
TLKM
ULTJ
TBLA
BUDI
RUIS
UNIC
MAIN
RICY
APLN
FAST
VRNA
AALI
2004
2009
2007
2000
2001
2007
2004
2003
2002
1999
2004
2000
2007
2003
2008
2000
2011
2011
2011
2000
INDUSTRI
Mining
Trade, Services, & Investment
Trade, Services, & Investment
Miscellaneous Industry
Basic Industry and Chemicals
Infrastructure, Utilities, & Transportation
Trade, Services, & Investment
Property, Real Estate, and Building Construction
Infrastructure, Utilities, & Transportation
Consumer Good Industry
Agriculture
Basic Industry and Chemicals
Mining
Basic Industry and Chemicals
Basic Industry and Chemicals
Miscellaneous Industry
Property, Real Estate, and Building Construction
Trade, Services, & Investment
Finance
Agriculture
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
PERINGKAT
OBLIGASI
BBB+
A+
A
A
AAA+
A+
BBB
A
AAA
BBB
BBB+
AAA
A
A+
A
A
AA
A
A-
77
LAMPIRAN 1 Daftar Sampel Perusahaan (lanjutan)
NO
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
Nama Perusahaan
Bank danamon Indonesia Tbk.
Bank Mandiri Tbk.
Bank Permata Tbk.
Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.
Bank Victoria International Tbk.
Bank Negara Indonesia Tbk.
Clipan Finance Indonesia Tbk.
Kresna Graha Sekurindo Tbk.
Panin Sekuritas Tbk.
Bank CIMB Niaga Tbk.
Trimegah Securities Tbk.
KODE
TAHUN
BDMN
BMRI
BNLI
BTPN
BVIC
BBNI
CFIN
KREN
PANS
BNGA
TRIM
2007
2009
2006
2009
2000
2003
2003
2007
2003
2010
2004
INDUSTRI
Finance
Finance
Finance
Finance
Finance
Finance
Finance
Finance
Finance
Finance
Finance
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
PERINGKAT
OBLIGASI
AAAA+
AA+
BBB+
ABBBABBBAAA
A-
78
LAMPIRAN 2 Hasil Regress Ordered Logit
Dependent Variable: RATING
Method: ML - Ordered Logit (Quadratic hill climbing)
Date: 12/26/11 Time: 21:32
Sample: 1 48
Included observations: 48
Number of ordered indicator values: 10
Convergence achieved after 7 iterations
Covariance matrix computed using second derivatives
Variable
Coefficient
Std. Error
z-Statistic
Prob.
TENURE
0.052564
0.082630
0.636136
0.5247
SIZE
0.335024
0.164479
2.036878
0.0417
LEVERAGE
-0.846758
1.237663
-0.684159
0.4939
PROFIT
1.316181
3.893791
0.338020
0.7353
AGE
-0.020454
0.062620
-0.326639
0.7439
INDUSTRY
-0.661191
0.728897
-0.907111
0.3643
YEAR
1.495141
0.738750
2.023879
0.0430
Limit Points
LIMIT_12:C(8)
6.221381
4.654190
1.336727
0.1813
LIMIT_13:C(9)
7.051377
4.654891
1.514832
0.1298
LIMIT_14:C(10)
8.063311
4.666853
1.727784
0.0840
LIMIT_15:C(11)
9.557680
4.711192
2.028718
0.0425
LIMIT_16:C(12)
10.71898
4.749171
2.257020
0.0240
LIMIT_17:C(13)
11.69494
4.790519
2.441267
0.0146
LIMIT_18:C(14)
12.10153
4.814439
2.513591
0.0120
LIMIT_19:C(15)
12.34991
4.832651
2.555515
0.0106
LIMIT_20:C(16)
12.95454
4.868517
2.660881
0.0078
Pseudo R-squared
0.067394
Akaike info criterion
Schwarz criterion
5.004769
Log likelihood
-89.14486
Hannan-Quinn criter.
4.616746
Restr. log likelihood
-95.58688
LR statistic
12.88406
Avg. log likelihood
-1.857184
Prob(LR statistic)
0.074984
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
4.381036
79
LAMPIRAN 3 Matriks Korelasi
Covariance Analysis: Ordinary
Date: 01/24/12 Time: 07:18
Sample: 1 48
Included observations: 48
Correlation
Probability
RATING
RATING
1.000000
-----
TENURE
SUB
SIZE LEVERAGE
PROFIT
TENURE
0.123816
0.4018
1.000000
-----
SUB
0.326090
0.0237
-0.101915
0.4907
1.000000
-----
SIZE
0.322652
0.0253
0.018776
0.8992
0.535273
0.0001
1.000000
-----
LEVERAGE
-0.233906
0.1096
-0.110855
0.4532
-0.224238
0.1255
-0.200173
0.1725
1.000000
-----
PROFIT
0.000182
0.9990
0.216422
0.1396
-0.292012
0.0440
-0.191156
0.1931
-0.020115
0.8921
1.000000
-----
BETA
0.047326
0.7494
0.048240
0.7447
0.188826
0.1987
0.269462
0.0640
-0.175991
0.2315
0.215431
0.1414
1.000000
-----
INDUSTRY
-0.045572
0.7584
-0.287082
0.0479
0.447214
0.0014
0.224542
0.1249
-0.025899
0.8613
-0.434922
0.0020
-0.019663
0.8945
1.000000
-----
YEAR
0.315839
0.0288
0.045756
0.7575
0.291397
0.0445
0.264311
0.0695
-0.098080
0.5072
-0.255992
0.0791
-0.045755
0.7575
0.177705
0.2269
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
BETA INDUSTRY
YEAR
1.000000
-----
80
LAMPIRAN 4 Probabilitas Peringkat Obligasi
Prob
(Y=11)
Prob
(Y=12)
Prob
(Y=13)
Prob
(Y=14)
Prob
(Y=15)
Prob
(Y=16)
Prob
(Y=17)
Prob
(Y=18)
Prob
(Y=19)
Prob
(Y=20)
Obs
Bond
Z
1
ASGR
6.87279
0.059891
0.065366
0.160747
0.357617
0.208347
0.087834
0.020389
0.00925
0.014591
0.015969
2
BTEL
7.348062
0.038098
0.04365
0.117637
0.329543
0.252643
0.125023
0.030887
0.014262
0.02282
0.025438
3
ELTY
8.701934
0.010125
0.012349
0.037952
0.164353
0.255474
0.234557
0.079948
0.041119
0.072324
0.091799
4
RMBA 7.682671
0.027562
0.03233
0.091367
0.294265
0.273622
0.154999
0.040608
0.01908
0.030975
0.035191
5
BLTA
7.460593
0.034182
0.039506
0.108338
0.318801
0.260925
0.134866
0.033933
0.015752
0.025315
0.028382
6
BRNA
7.324547
0.038969
0.044561
0.119635
0.331618
0.250776
0.123008
0.030279
0.013966
0.022328
0.024862
7
BWPT
9.158148
0.00644
0.007919
0.024798
0.116061
0.214076
0.244347
0.096821
0.052981
0.09899
0.137566
8
9
CPIN
HMSP
7.672964
8.211129
0.027824
0.016434
0.032618
0.019763
0.092069
0.058875
0.295414
0.226353
0.273179
0.280087
0.154107
0.2022
0.040298
0.059785
0.018923
0.029207
0.030706
0.049027
0.034863
0.058268
10
HITS
7.238498
0.042323
0.048035
0.127093
0.338662
0.243584
0.11577
0.028136
0.01293
0.020609
0.022859
11
INKP
7.806582
0.024429
0.028856
0.082745
0.279129
0.278296
0.166415
0.044711
0.021172
0.034597
0.03965
12
BRAM 7.527293
0.032047
0.037216
0.103042
0.311852
0.265279
0.140833
0.035845
0.016696
0.026908
0.03028
13
14
INDF
JPFA
8.069894
7.196623
0.01888
0.044053
0.02258
0.049806
0.066478
0.130802
0.245036
0.341764
0.281859
0.239896
0.19021
0.112331
0.054264
0.027138
0.026194
0.012451
0.043514
0.019818
0.050984
0.021942
15
KLBF
8.261762
0.015636
0.018836
0.056333
0.219679
0.278833
0.206286
0.061817
0.030338
0.051133
0.061109
16
LTLS
7.168027
0.045273
0.051047
0.133362
0.343752
0.237314
0.110016
0.026474
0.012132
0.019293
0.021336
17
MPPA
7.726084
0.026422
0.031072
0.088276
0.289057
0.275468
0.158996
0.042015
0.019793
0.032204
0.036696
18
19
MEDC
MAPI
8.098803
9.033118
0.018352
0.007291
0.021975
0.008949
0.064859
0.027902
0.241214
0.128186
0.281706
0.226532
0.192726
0.243971
0.055374
0.09266
0.026793
0.049785
0.0446
0.091331
0.052402
0.123393
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
81
LAMPIRAN 4 Probabilitas Peringkat Obligasi (lanjutan)
Obs
Bond
Z
Prob
(Y=11)
Prob
(Y=12)
Prob
(Y=13)
Prob
(Y=14)
Prob
(Y=15)
Prob
(Y=16)
Prob
(Y=17)
Prob
(Y=18)
Prob
(Y=19)
Prob
(Y=20)
20
PJAA
7.533563
0.031853
0.037007
0.102553
0.311179
0.265666
0.141399
0.036029
0.016787
0.027063
0.030465
21
22
SMSM
SMGR
7.469798
7.371758
0.033879
0.037239
0.039183
0.042747
0.107598
0.115643
0.317866
0.327391
0.261552
0.254478
0.135684
0.127069
0.034192
0.03151
0.015879
0.014565
0.02553
0.023326
0.028637
0.026032
23
FREN
7.778909
0.025097
0.029601
0.084617
0.282578
0.277413
0.163866
0.043772
0.02069
0.033757
0.038609
24
SONA
6.888597
0.059007
0.064528
0.159252
0.3572
0.209976
0.088938
0.020681
0.009387
0.014813
0.016219
25
SMRA
7.433349
0.035093
0.040477
0.110549
0.321519
0.259024
0.132455
0.033175
0.015379
0.024689
0.02764
26
27
TLKM
ULTJ
7.890337
7.163137
0.02251
0.045485
0.026704
0.051262
0.077269
0.133802
0.268495
0.344082
0.28039
0.236867
0.174103
0.109623
0.047632
0.026362
0.022684
0.012079
0.037248
0.019205
0.042965
0.021235
28
TBLA
6.684114
0.071438
0.075993
0.178598
0.359605
0.188585
0.075411
0.017177
0.007753
0.01218
0.01326
29
BUDI
7.342801
0.038291
0.043852
0.118082
0.330013
0.252229
0.124571
0.03075
0.014195
0.022709
0.025308
30
RUIS
7.09234
0.048659
0.054453
0.140234
0.348491
0.230252
0.104024
0.024782
0.011325
0.017968
0.019812
31
UNIC
7.463474
0.034087
0.039405
0.108106
0.318509
0.261122
0.135122
0.034014
0.015792
0.025382
0.028462
32
MAIN
8.701553
0.010128
0.012353
0.037966
0.164398
0.255502
0.23454
0.079933
0.041109
0.072304
0.091767
33
RICY
6.562498
0.079938
0.083444
0.189914
0.357942
0.175757
0.068145
0.015357
0.006912
0.010833
0.011759
34
APLN
9.090957
0.006884
0.008458
0.026423
0.12247
0.220843
0.244368
0.094642
0.051276
0.09485
0.129787
35
FAST
9.551661
0.004354
0.005379
0.017026
0.083533
0.172884
0.2341
0.106151
0.061852
0.123507
0.191215
36
37
VRNA
AALI
7.163826
7.401451
0.045455
0.036189
0.051231
0.041639
0.13374
0.11317
0.344036
0.324609
0.23693
0.256711
0.109678
0.129654
0.026378
0.032304
0.012086
0.014953
0.019218
0.023974
0.021249
0.026796
38
BDMN 7.332407
0.038676
0.044255
0.118965
0.330931
0.251405
0.12368
0.030481
0.014064
0.022491
0.025053
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
82
LAMPIRAN 4 Probabilitas Peringkat Obligasi (lanjutan)
Prob
(Y=11)
Prob
(Y=12)
Prob
(Y=13)
Prob
(Y=14)
Prob
(Y=15)
Prob
(Y=16)
Prob
(Y=17)
Prob
(Y=18)
Prob
(Y=19)
Prob
(Y=20)
Obs
Bond
Z
39
BMRI
10.49214
0.001704
0.002118
0.006798
0.035545
0.087464
0.161344
0.097635
0.066895
0.163345
0.377151
40
BNLI
8.53215
0.011976
0.014546
0.044294
0.184921
0.266936
0.225454
0.072947
0.03679
0.063547
0.078591
41
BTPN
8.605638
0.011137
0.013552
0.041441
0.175872
0.262314
0.229712
0.075993
0.038644
0.067256
0.08408
42
BVIC
5.507484
0.1997
0.159634
0.251408
0.265403
0.08138
0.026385
0.005616
0.00249
0.003858
0.004126
43
BBNI
7.622884
0.029211
0.034138
0.095748
0.301242
0.270724
0.149515
0.038724
0.018132
0.02935
0.033217
44
CFIN
6.499197
0.08472
0.087501
0.195669
0.356173
0.169123
0.064589
0.014481
0.006509
0.01019
0.011046
45
KREN
5.493517
0.201942
0.160614
0.251502
0.263595
0.080436
0.026041
0.00554
0.002457
0.003805
0.004069
46
47
PANS 5.469644
BNGA 10.62531
0.205816
0.001492
0.162274
0.001856
0.251609
0.005961
0.260493
0.031335
0.078844
0.078307
0.025461
0.149104
0.005413
0.093292
0.0024
0.06531
0.003716
0.164438
0.003973
0.408905
48
TRIM
0.097373
0.097783
0.209005
0.349425
0.153355
0.056612
0.012549
0.005624
0.008784
0.009492
6.346078
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
83
LAMPIRAN 5 Penyimpangan Prediksi Peringkat Obligasi
NO
Nama Perusahaan
KODE TAHUN
Bakrie Telecom Tbk.
ASGR
BTEL
2003
2007
3
Bakrieland Development Tbk.
ELTY
2008
4
Bentoel International Investama Tbk.
5
Berlian Laju Tanker Tbk.
6
Berlina Tbk.
7
Bw Plantation Tbk.
8
Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
9
Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.
10
Humpuss Intermoda Transportasi Tbk.
11
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
12
Indo Kordsa Tbk.
13
Indofood Sukses Makmur Tbk.
14
JAPFA Comfeed Indonesia Tbk.
15
Kalbe Farma Tbk.
16
Lautan Luas Tbk.
17
Matahari Putra Prima Tbk.
RMBA
BLTA
BRNA
BWPT
CPIN
HMSP
HITS
INKP
BRAM
INDF
JPFA
KLBF
LTLS
MPPA
2007
2000
2004
2010
2003
2000
2004
1999
2004
2000
2007
2006
2000
2002
1
Astra Graphia Tbk.
2
INDUSTRI
Computer and Services
Infrastructure, Utilities, & Transportation
Property, Real Estate, and Building
Construction
Consumer Good Industry
Infrastructure, Utilities, & Transportation
Basic Industry and Chemicals
Agriculture
Basic Industry and Chemicals
Consumer Good Industry
Infrastructure, Utilities, & Transportation
Basic Industry and Chemicals
Miscellaneous Industry
Consumer Good Industry
Basic Industry and Chemicals
Consumer Good Industry
Trade, Services, & Investment
Trade, Services, & Investment
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
Peringkat obligasi
Selisih
Prediksi Aktual
14
14
0
14
14
0
16
13
3
15
14
14
16
15
15
14
15
15
15
14
15
14
15
15
14
14
15
14
14
16
15
14
19
13
16
15
14
0
0
0
1
1
1
2
0
1
4
1
1
1
1
84
LAMPIRAN 5 Penyimpangan Prediksi Peringkat Obligasi (lanjutan)
NO
Nama Perusahaan
KODE
TAHUN
Sona Topas Tourism Industry Tbk.
MEDC
MAPI
PJAA
SMSM
SMGR
FREN
SONA
2004
2009
2007
2000
2001
2007
2004
25
Summarecon Agung Tbk.
SMRA
2003
26
Telekomunikasi Indonesia Tbk.
27
Ultra Jaya Milk Tbk.
28
Tunas Baru Lampung Tbk.
29
Budi Acid Jaya Tbk.
30
Radiant Utama Interinsco Tbk.
31
Unggul Indah Cahaya Tbk.
32
Malindo Feedmill Tbk.
33
Ricky Putra Globalindo Tbk.
TLKM
ULTJ
TBLA
BUDI
RUIS
UNIC
MAIN
RICY
2002
1999
2004
2000
2007
2003
2008
2000
18
Medco Energi International Tbk.
19
Mitra Adiperkasa Tbk.
20
Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
21
Selamat Sempurna Tbk.
22
Semen Gresik Tbk.
23
Mobile-8 Telecom Tbk.
24
INDUSTRI
Mining
Trade, Services, & Investment
Trade, Services, & Investment
Miscellaneous Industry
Basic Industry and Chemicals
Infrastructure, Utilities, & Transportation
Trade, Services, & Investment
Property, Real Estate, and Building
Construction
Infrastructure, Utilities, & Transportation
Consumer Good Industry
Agriculture
Basic Industry and Chemicals
Mining
Basic Industry and Chemicals
Basic Industry and Chemicals
Miscellaneous Industry
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
Peringkat obligasi
Selisih
Prediksi Aktual
15
13
2
16
16
0
15
15
0
15
15
0
14
17
3
15
16
1
14
16
2
14
12
2
15
14
14
14
14
14
16
14
15
20
12
13
20
15
16
15
0
6
2
1
6
1
0
1
85
LAMPIRAN 5 Penyimpangan Prediksi Peringkat Obligasi (lanjutan)
NO
Nama Perusahaan
KODE
TAHUN
INDUSTRI
Peringkat
obligasi
Selisih
Prediksi Aktual
34
Agung Podoromo Land Tbk.
APLN
2011
Property, Real Estate, and Building Construction
16
15
1
35
Fast Food Indonesia Tbk.
FAST
2011
Trade, Services, & Investment
16
18
2
36
Verena Oto Finance Tbk.
VRNA
2011
Finance
14
15
1
37
Astra Argo Lestari Tbk.
AALI
2000
Agriculture
14
14
0
38
Bank danamon Indonesia Tbk.
BDMN
2007
Finance
14
17
3
39
Bank Mandiri Tbk.
BMRI
2009
Finance
19
19
0
40
41
Bank Permata Tbk.
Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.
BNLI
BTPN
2006
2009
Finance
Finance
15
15
14
16
1
1
42
Bank Victoria International Tbk.
BVIC
2000
Finance
13
13
0
43
Bank Negara Indonesia Tbk.
BBNI
2003
Finance
15
14
1
44
Clipan Finance Indonesia Tbk.
CFIN
2003
Finance
14
11
3
45
46
Kresna Graha Sekurindo Tbk.
Panin Sekuritas Tbk.
KREN
PANS
2007
2003
Finance
Finance
13
13
14
11
1
2
47
Bank CIMB Niaga Tbk.
BNGA
2010
Finance
19
20
1
48
Trimegah Securities Tbk.
TRIM
2004
Finance
14
14
0
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
Download