ABSTRAKSI Di Indonesia banyak kasus yang seharusnya dapat

advertisement
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
ABSTRAKSI
Di Indonesia banyak kasus yang seharusnya dapat digolongkan sebagai tindak pidana ringan,
namun diberlakukan sebagaimana tindak pidana biasa, sehingga berdasarkan ketentuan pasal
21 KUHAP, para pelaku tindak pidana tersebut di tahan dan diproses berdasarkan ketentuan
acara biasa sebagaimana diatur dalam KUHAP. Pada tanggal 27 Februari 2012, Mahkamah
Agung telah mengeluarkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Penyesuaian Batasan Tindak Pidana Ringan dan Jumlah Denda dalam KUHP, yang di
dalamnya mengatur beberapa ketentuan mengenai penyesuaian batasan tindak pidana ringan
dan jumlah denda di dalam KUHP. Berdasarkan pasal 79 Undang-Undang 14/1985
Mahkamah Agung mempunyai kewenangan untuk mengatur lebih lanjut hal-hal yang
diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan apabila terdapat hal-hal yang belum
cukup diatur, jelas bahwa berdasarkan kewenangannya disini Mahkamah Agung mempunyai
wewenang untuk mengeluarkan PERMA 2/2012 tersebut. PERMA 2/2012 tidak mempunyai
kekuatan mengikat terhadap Lembaga Kepolisian dan Lembaga Kejaksaan dalam Sistem
Peradilan Terpadu karena Lembaga Kepolisian dan Lembaga Kejaksaan berada langsung
dibawah Presiden dan tidak mempunyai hubungan hirarkhis dengan Mahkamah Agung.
Dalam kaitannya dengan proses pemeriksaan hakim di Pengadilan, PERMA 2/2012 tidak
mempunyai akibat hukum terhadap proses pemeriksaan Hakim di Pengadilan karena Hakim
dalam memeriksa perkara pidana tetap berdasarkan Undang-Undang yang kedudukan
hirarkhisnya lebih tinggi dari PERMA 2/2012 yaitu KUHP dan KUHAP.
Kata Kunci : wewenang, penahanan, kejaksaan, kepolisian, Pengadilan, akibat hukum
SKRIPSI
IMPLIKASI PERMA NOMOR 2 TAHUN 2012 DALAM...
RISKY PUTRA DEWA
Download