BAB 4

advertisement
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profile Responden
PT. Indopay Merchant Services berdiri pada tanggal 7 Oktober 2005 dengan nomor surat
C-04940 HT.01.04. pada tahun 2006 dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia yang disampaikan oleh notarsi Henny Singgih, SH. PT. Indopay
Merchant Services merupakan perusahaan merchant acquiring dengan front – end
system dengan total budget investasi USD 50 juta dalam kurun waktu 5 tahun ke depan.
PT. Indopay Merchant Services memliki visi jangka panjang antara lain :
•
PT. Indopay Merchant Services yang pada awalnya berasal dari perusahaan
Sampoerna Group dan pada saat ini berganti alih kepemilikan menjadi milik PT.
Abhimata Persada pada Oktober 2007 untuk bisnis outsourcing. IMS’s ( Indopay
Merchant Services ) bergerak di bidang merchant services seperti EDC ( Electronic
Data Capture ),ATM, SMS dan Phone Banking dan Internet Banking, dan lain
sebagainya.
•
PT. Abhimata Persada sendiri merupakan perusahaan yang bergerak sebagai system
front end provider bagi bank – bank nasional di Indonesia.
•
Pada saat ini sudah lebih dari 20.000 EDC sudah aktif di bawah IMS’s. dalam
cakupan di Indonesia. IMS akan melakukan outsourcing bisnis dan menambah
bisnisnya di ATM.
Selain itu sebagai perusahaan professional PT. Indopay Merchant Services juga memiliki
misi jangka panjang yaitu :
•
Bekerja sama dengan seluruh bank di bidang EDC dan merchant service untuk
bergabung dengan PT. Indopay Merchant Services.
58
59
•
Menyediakan pelayanan “ Value Added “ dengan lebih baik untuk semua pemegang
kartu dimana pemegang kartu dapat menggunakan ATM dan mini ATM sekaligus
untuk melakukan transaksi dalam bank ataupun diluar bank yang bekerja sama
dengan IMS. Serta dapat menggunakan IMS’s EDC Machine di outlet – outlet
merchant.
•
Untuk meningkatkan citra publik dan hubungan baik bahwa PT. Indopay Merchant
Services akan menjadi perusahaan Switching terbaik di lingkungannya
Pada saat ini pelaksanaan operasional bisnis PT. Indopay Merchant Services dapat dibagi
ke dalam beberapa macam dan pelayanan untuk dapat menunjang visi dan misi tersebut,
antara lain :
•
EDC Service
•
EDC Brand Used
•
IMS’s Existing Merchant by Category
•
Coverage Area
•
Feature’s EDC Machine
•
Internet Payment Gateway
4.1.1 Macam – macam Bisnis PT.Indopay Merchant Services
Sudah disebutkan sebelumnya mengenai macam – macam bisnis yang dilakukan oleh PT.
Indopay Merchant Services. Di sub bab ini dijelaskan satu per satu bisnis yang dikerjakan
oleh PT. Indopay Merchant Services.
1. EDC Service
Dalam EDC Service sudah lebih dari 2000 EDC milik IMS sudah terinstalasi dan aktif di
seluruh penjuru dunia. Dalam pengerjaan operasinya PT. IMS dilengkapi dengan EDC
GPRS dan EDC Dial UP untuk melaksanakan transaksi. Selain itu EDC IMS didukung oleh
EDC EMV level 1 & 2. Dalam hal ini diberikan pelayanan tambahan yaitu bebas biaya
60
untuk EDC IMS. Dan juga EDC IMS dapat digunakan untuk menerima semua tipe kartu
dari seluruh bank. Gambar dibawah menjelaskan mengenai diagram koneksi EDC pada
PT. Indopay Merchant Services.
Gambar 4.1 Diagram Koneksi EDC pada PT. Indopay Merchant Services
Sumber : PT. Indopay Merchant Services
Gambar 4.2 Payment Process PT. Indopay Merchant Services
Sumber : PT. Indopay Merchant Service
61
Data diatas menjelaskan mengenai proses pembayaran ( Payment Process ) dari EDC
Merchant Service yang dilakukan oleh PT. Indopay Merchant Service
Beberapa produk EDC yang dimiliki oleh PT. IMS antara lain :
a.
Verifone
2.
b. Ingenico
c. Hypercom
IMS’s Existing Merchant by Category
Beberapa pangsa pasar merchant atau badan usaha yang melakukan proses transaksi
EDC yang dilakukan antara lain :
• Hotel
•
Restaurant
• Dept. Store
•
Jewellery
• Rumah sakit
•
Electronic Store
• Tour & Travel
•
Boutique, etc
• Hypermarket
3. Cakupan Area ( Coverage Area )
Untuk area cakupan yang dilakukan oleh PT. Indopay Merchany Services antara lain :
•
Jabodetabek
•
Bandung
•
Surabaya
•
Yogyakarta
•
Denpasar
•
Medan
62
Cakupan area berdasarkan third party, antara lain :
•
Sumatera : Batam, Padang, Pekan Baru, Jambi, Palembang & Lampung.
•
Jawa
: Cilegon, Cirebon, Tasik, Sukabumi, Tegal, Purwokerto, Semarang,
Malang,
Kediri & Jember
•
Sulawesi
•
Kalimantan : Banjarmasin, Pontianak, Balikpapan & Samarinda
•
Jayapura
: Papua & sekitarnya
•
NTB
: Mataram
: Manado, Makassar & Palu
4. Ciri – ciri utama dari EDC Machine IMS antara lain :
a. Ciri – ciri / keutamaan dari pembelian EDC yaitu :
•
Penjualan
•
Terdapat Kekosongan
•
Dapat disalin
•
Cicilan
•
Terdapat kode verifikasi kartu
•
Laporan audit
•
Penyelesaian
b. Ciri – ciri dari Mini ATM antara lain :
•
Penarikan tunai
•
Transfer uang
•
E – Ticketing
•
Pembayaran tagihan
63
4.1.2
Internet Payment Gateway
Internet Payment gateway ( sistem pembayaran via internet ) merupakan salah satu
fasilitas bisnis yang disediakan oleh PT. Indopay Merchant Services. Internet Payment
Gateway dibuat untuk dapat melayani dan memudahkan konsumen dalam melakukan
pembayaran via internet. Selain itu pembayaran secara online ( online payment service )
ini dapat dilakukan untuk pengguna kartu kredit Visa dan Mastercard untuk wilayah
domestik dan sekitarnya. Dan juga dalam proses Online Payment Service ini dapat diakses
24 jam dan dilakukan untuk seluruh website yang menggunakan transaksi kartu kredit
tersebut.
PT. Indopay Merchant Services menyediakan keamanan 3D untuk bank yang menjadi
partner PT. IMS. Manfaat adanya pembayaran secara online secara tidak langsung juga
berdampak untuk kasir merchant tersebut karena tidak memerlukan transaksi melalui EDC
dalam penggunaan kartu kredit dikarenakan sudah ada jasa pembayaran secara online
yang memudahkan pihak konsumen dan kasir. Pada dasarnya beberapa manfaat dari
pembayaran secara online antara lain : Pembayaran tagihan, transfer, dll. Untuk
pelaksanaan bisnis Online Payment Service akan dimulai pada bulan Juni 2008. Untuk
saat ini anggota bank yang sudah bekerja sama dengan PT. Indopay Mechant Services
antara lain Bank BNI & American Express.
Bank – bank yang akan menjadi prospek target PT. Indopay Merchant Services, antara
lain :
•
BRI
•
NISP
•
BII
•
Danamon
•
Dan bank lainnya
64
Di bawah ini merupakan proses pembayaran melalui Online Payment Service secara
sederhana.
Gambar 4.3 Proses pembayaran online payment oleh PT. Indopay Merchant Services
Merchant
1
2
3
7
4
Customer
7
Issuer
6
6
Switching
5
5
Sumber : PT. Indopay Merchant Services
1. Customer mengunjungi website Merchant
2. Merchant meng-konfirmasi pemesanan dari Customer
3. Customer meng-konfirmasi pemesanan dan mengirim ke INDOPAY
4. Customer memberikan informasi kartunya kepada INDOPAY Gateway
5. INDOPAY mengirim permohonan pembayaran ke Bank/Switching Center
6. Bank/Switching Center mengirmkan kembali payment result ke INDOPAY
7. INDOPAY meneruskan payment result kepada Merchant dan Customer
65
4.1.3
Struktur Organisasi
Gambar 4.4 Struktur 0rganisasi PT. Indopay Merchant Services
DarwinSariaatmadja
Pres Director
Structured Organization Abhimata - Indopay
TRIADI MARTIANTO
Director
E-Payment Solutions
Division Head
Winarto Widjaja
HR
Nita
Finance
Vacant
Operation & System
Operation
Rukman
Interchange
Settlement
Merchant Acquisit ion
Istanti
Merchant Corporate/
Bank
Uki &Boyke
Merchant Retail
Uki &Boyke
IT -PTAP
Yasri
BusinessDev (Product Dev) &
Promotion
Shanti
Product Dev /
BussinessDev
Promotion
ITData Center
System
Fauzi
Reporting
Office
Andriansyah
Internal Project
EDC Eng.
Hari
Risk Management,,
SOP, QA & Securty
Sys Analyst
Gitav
Head OFArco
- Bali (Panca)
- Batam
- Medan
- Yogyakarta &Semarang (Yulianto)
- Balikpapan
- Makasar
- Manado
- Bandung (Ligar, Field Support)
- Surabaya (Rio)
Enhancement
Ilen
∴ Profiling(Dadang,Judi)
∴ Admin EDC(Emi)
∴ Field Support(Jamal,Rizal, Budi S)
Network&NAC
Koesnadi
Call Center
Sumber : PT. Indopay Merchant Services
Data Mining/ Port
folio Management
Project Management
Technical Support
Adi Djohan
Dev -PTAP
Roeddy
Maintenance &
Administration
Yuni
66
4.1.4
Rincian Kerja dan Tanggung Jawab
Dalam pembagian tugas PT. Indopay Merchant Services antara lain :
1. Presiden Director
•
Pimpinan dari para direksi
•
Pucuk pimpinan dari perusahaan
2. Director
•
Memberikan arahan untuk pencapaian perusahaan
•
Memberikan putusan – putusan yang bersifat strategic
•
Sebagai pucuk pimpinan untuk hal – hal yang bersifat makro
3. E-Payment Solutions Division
Menjalankan unit bisnis berdasarkan target dari manajemen
4. Finance Bertanggung jawab untuk semua kegiatan financial dan permasalahan
keuangan.
5. Operation & system
Bertanggung jawab untuk seluruh kegiatan operasi dan sistem dari unit bisnis
Untuk divisi ini terbagi dalam beberapa bagian, antara lain :
a. Operations
Bertanggung jawab untuk seluruh kegiatan operasi dan IT diantaranya :
•
IT Data Center
•
Proyek internal
•
Risk Management, SOP, QA & Security
•
Pelaporan
•
Settlement & Penanganan Dispute
b. Technical Support
Bertanggung jawab atas semua kegiatan kegiatan teknis dalam bisnis seperti :
•
Enhancement
67
•
Profilling
•
Admin EDC
•
Field Support
•
Network & NAC
•
Call Center
6. Merchant Acquisition
Bertanggung jawab untuk seluruh kegiatan dalam mengurusi merchant acquisition
dalam unit bisnis diantaranya :
a. Merchant Corporate
b. Merchant Retail
c.
Administrator
d. Head of Merchant Area
•
Bali
•
Batam
•
Medan
•
Yogyakarta
•
Semarang
•
Balikpapan
•
Makassar
•
Manado
•
Bandung
•
Surabaya
7. Business Development ( Product Development ) & Promotion
Bertanggung jawab dalam seluruh pengembangan bisnis diantaranya :
a. Product Development / Business Development
b. Promotion
68
c.
Data Mining / Port folio Management
d. Project Management
8. Outsourcer
•
HRD
•
Within Group
a. IT – PTAP, diantaranya :
•
System – Fauzi
•
IT – Office Related – Andrians
•
EDC Engineer – Hari
b. Development – R & D, diantaranya :
•
System Analyst
•
Programmers
4.1.5 Menganalisis Kekuatan Perusahaan Melalui lima Kekuatan Porter
1. Kondisi Perusahaan
Perusahaan PT. Indopay Merchant Services ( IMS ) mulai berjalan pada tanggal 7 Oktober
2005. Dan sampai saat ini telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Pada saat
ini proses bisnis yang sudah berjalan adalah EDC Sevice. Dan bisnis yang sedang
dikembangkan antara lain adalah :
•
online payment service dengan hosting di bank BNI
•
kerjasama EDC dan ATM dengan China Union Pay
•
Kerjasama pemasangan EDC pada taksi Blue Bird
•
Pembayaran e – Payment dengan perusahaan penerbangan Merpati
69
Secara umum pada saat ini perusahaan PT. IMS sedang dalam tahap pengembangan
dikarenakan dengan umur perusahaan yang belum mencapai satu tahun. Untuk aspek
finansial, PT. IMS saat ini sedang berusaha untuk mencapai titik BEP sehingga pada awal
tahun ini mereka masih mengeluarkan banyak pengeluaran untuk mengembangkan pasar
dan promosi perusahaan melalui kerjasama – kerjasama ke berbagai merchant.
Setelah digambarkan kondisi peusahaan secara umum, maka perlu hal – hal lainnya guna
menjelaskan kondisi perusahaan secara lebih lanjut, hal ini dapat digambarkan melalui
analisis kekuatan perusahaan yang akan dijelaskan lebih lanjut, berikut analisis kekuatan
PT. IMS ( Indopay Merchant Service ) melalui lima kekuatan porter.
2. Lima Kekuatan Porter pada PT. Indopay Merchant Services
Untuk mengetahui kondisi perusahaan lebih lanjut, sangat dipelukan suatu pembahasan
melalui analisis terhadap kekuatan perusahaan, yang dapat dilihat melalui hal – hal
seperti posisi kekuatan persaingan perusahaan tersebut dalam menghadapi perusahaan
lain yang sejenis, kekuatan
tawar – menawar pemasok dari perusahaan tersebut,
pengaruh ancaman pendatang baru pada peusahaan tersebut, kekuatan tawar –
menawar pembeli dari perusahaan tesebut, dan pengaruh ancaman produk pengganti
terhadap perusahaan tersebut.
Analisis kekuatan perusahaan melalui lima kekuatan dari PT. Indopay Merchant Services
akan dijelaskan sebagai berikut :
a.
Tingkat Persaingan antar Perusahaan
Karena PT. Indopay Merchant Services merupakan bisnis yang bergerak di bidang
switching, maka persaingan dalam bisnis switching menyebabkan persaingan antar
perusahaan lain yang sejenis. Contoh : Bisnis EDC Service dari PT. IMS bersaing dengan
70
PT. Finnet, PT. Rintis Sejahtera dan PT. Jatimas. Untuk bisnis Online Payment Service PT.
IMS bersaing dengan PT. Rintis Sejahtera dan PT. Jatimas.
Pada saat ini PT. IMS memulai bisnis dengan bisnis EDC Service dan sedang digalakkan
beberapa proyek bisnis ynag akan dikembangkan selanjutnya. Online Payment Service
merupakan salah satu bisnis yang akan dikembangkan daln kemungkinan akan mulai
direalisasikan pada akhir tahun 2008. PT. IMS sendiri bekerjasama dengan beberapa bank
/ issuer seperti bank BNI dan AMEX ( American Express ).
Akan tetapi dikarenakan perusahaan ini tergolong pendatang baru di dunia bisnis
switching, maka dapat disimpulkan bahwa PT. IMS memiliki posisi yang cukup lemah
dalam menghadapi persaingan di bisnis swtching ini.
b.
Pendatang baru Potensial
Hambatan untuk memasuki bisnis cukup besar dan kompleks, karena diperlukannya
modal yang cukup besar untuk dapat mempersiapkan dan peralatan untuk menunjang
bisnis switching. Selain itu diperlukan juga jaringan yang luas dalam memperluas pasar
serta kerjasama kerjasama dengan merchant – merchant untuk meningkatkan
produktivitas perusahaan. Peralatan yang dibutuhkan cukup besar dan kompleks sehingga
jelas dibutuhkan fasilitas finansial yang memadai.
Selain itu dari kebutuhan akan sumber daya manusia yang berkualitas dalam melakukan
proses bisnis ini yang sangat minim di Indonesia menjadi penghambat tersendiri dalam
menjalankan bisnis dan meningkatkan produktivitas.
Sebenarnya dalam sistem mekanisme bisnis yang dijalankan oleh PT. IMS terbilang cukup
baik. Dengan mekanisme kerja yang tidak berbeda jauh dengan kondisi dan operasional
dari PT. IMS sebelumnya yang dimiliki oleh sampoerna Groups, maka peluang perusahaan
untuk bertahan dalam bisnis ini cukup besar. Akan tetapi dikarenakan PT. IMS adalah
71
salah satu perusahaan yang baru berdiri dan termasuk muka baru dalam persaingan
pasar bisnis switching, maka dapat disimpulkan bahwa ancaman akan pendatang baru
yang potensial terhadap bisnis switching ini akan sangat berpengaruh tehadap PT.
Indopay merchant Services.
c.
Ancaman Produk atau Jasa Pengganti
Seiring dengan berkembangnya teknologi, banyak bermunculan inovasi – inovasi bisnis
atau jasa bisnis yang dapat digunakan sebagai pengganti. Misalnya untuk bisnis switching
ini, jasa penggantinya adalah mobile banking atau sms banking. Padahal jasa ini belum
dapat direalisasikan oleh PT. IMS yang lebih berfokus kepada fasiltas EDC service dan
online payment service. Sedangkan pada saat ini untuk jasa mobile banking respon
konsumen lebih tinggi dibandingkan oleh online payment service. Hal tersebut dapat lebih
dikarenakan oleh belum populernya fasilitas internet di mata konsumen Indonesia.
Apalagi jumlah pengguna telepon selular meningkat tajam dari waktu ke waktu sehingga
dengan melihat penetrasi pasar yang terjadi dalam jasa pengganti serta jaringan pasar
yang yang dimiliki oleh PT. IMS belum luas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
ancaman yang cukup besar dari jasa pengganti, walaupun melihat dari peluang pasar
online payment service yang cukup besar di masa yang akan datang.
d.
Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Dalam bisnis switching yang dapat dikatakan pembeli adalah para nasabah bank atau
pengguna kartu kredit / debit yang menggunakan fasilitas pembayaran via payment
gateway atau sistem pembayaran yang berbasis teknologi IT. Terdapat dua kategori
pembeli dalam bisnis ini, antara lain Merchant dan Issuer.
72
a.
Kekuatan Merchant
Bisnis Switching
sangat bergantung dari merchant yang dijadikan sarana penyedia
payment service provider. Merchant adalah badan usaha yang menyediakan jasa payment
Service Provider. PT. IMS sendiri telah memliki beberapa merchant yang dijadikan partner
kerja, seperti : Alfamart, Indomart, Chain Anchor Merchant ( Giant, HERO, Hypermart,
Metro Dept Store, dan Carrefour ), Apotik, Tour & Travel, Boutique, Salon, Electronic,
restaurant, dan Sport Club. Keuntungan yang didapat oleh PT. IMS ini adalah berupa fee
based yang berasal dari MDR ( Merchant Discount rate ). Biasanya kisaran persentasenya
tidak lebih dari 3 %. Untuk setiap kali melakukan transaksi, maka PT. IMS mendapatkan
fee based dai hasil jasa tersebut. Sebenarnya untuk menentukan kekuatan pembeli
merchant berdasarkan dari banyaknya merchant yang menyediakan jasa payment service
provider yang diadakan oleh PT. IMS. Dengan semakin bekembangnya kesadaran akan
adanya peran bisnis swtching yang memudahkan konsumen, maka akan semakin
bekembang pula penyediaan jasa ini. Akan tetapi PT. IMS dan pihak bank / issuer akan
membuat kesepakatan terlebih dahulu mengenai pengambilan keuntungan / fee based
dari MDR untuk dapat direalisasikan di berbagai merchant dan itu bersifat tetap untuk
jangka waktu yang tidak ditetapkan. Sehingga merchant tidak berhak untuk melakukan
tawar menawar mengenai MDR tersebut. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
kekuatan tawar menawar pembeli Merchant tidak memiliki pengaruh yang kuat terhadap
perusahaan.
b.
Kekuatan Issuer
Issuer disini dapat diartikan sebagai bank atau penyedia kartu kredit seperti visa atau
Mastercard. Bank / issuer bertindak sebagai pemilik nasabah dalam bisnis swtching yang
sumber pembayaran ke merchant, Contohnya : Nasabah bank BNI ingin melakukan
pembelian tiket pesawat Adam Air via internet, dan fasilitas itu dapat dilakukan dengan
73
adanya penyediaan fasilitas dari PT. IMS untuk pembayaran online payment service. BNI
sendiri berperan sebagai issuer dan Adam Air sebagai Merchant. Untung jasa online
payment service itu sendiri, PT. IMS masih melakukan pengembangan dan akan
terealisasi dalam waktu dekat. Untuk saat ini PT. IMS sudah melakukan kerjasama dengan
pihak BNI sebagai issuer pertama yang menjadi partner kerja mereka. Issuer
sangat
berperan dalam proses tawar menawar pembeli karena dalam kesepakatan MDR dan fee
based terjadi antara issuer dan PT. IMS sebagai penyedia jasa. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa kekuatan Issuer dalam tawa menawar pembeli pengaruhnya cukup
kuat pada perusahaan.
e.
Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Pemasok dalam bisnis switching
adalah para penyedia fasilitas peralatan dan
perlengkapan kebutuhan jasa payment gateway, seperti : Kebutuhan EDC, Server,
Jaringan sistem, dll. Untuk kebutuhan EDC sendiri yang menjadi pemasok adalah
Verifone, Inegnico, dan Hypercom. Akan tetapi kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan
non teknis yang faktor tawar menawar dalam pemasok tidak terlalu berpengaruh
terhadap perusahaan.
74
Gambar 4.5 Analisis Persaingan Porter
Ancaman pendatang baru
Kekuatan tawar -
Persaingan industri
Menawar
menawar
Pembeli
Pemasok
Persaingan antar
Perusahaan yang ada
Ancaman produk
pengganti
Keterangan :
1. Pemasok bahan baku dan IMS adalah pemasok dari dalam dan luar negeri , sebagian
besar IMS di dapat dari data perusahaan nya langsung, yaitu : Incegnito, Verifone, dan
Hypercom.
2. Hambatan untuk memasuki bisnis ini cukup besar yang dimana dapat dilihat financial
untuk melakukan investasi.
3. Pesaing dalam industri EDC antara lain :
•
Untuk Bisnis EDC Service PT. IMS bersaing dengan bisnis EDC Service : PT. Finnet,
PT. Rintis Sejahtera, dan PT. Jatimas
•
Untuk bisnis Online Payment Service PT. IMS bersaing dengan PT. Jatimas dan PT.
Rintis Sejahtera
75
4. Pembeli pada industri ini adalah dapat dilihat dari 2 kekuatan :
•
Pembeli Merchant :
Alfamart, Indomart, Chain Anchor Merchant
( Giant, HERO, Hypermart, Metro Dept
Store, dan Carrefour ), Apotik tour & travel, Boutique, Salon, Electronic, Resturant,
dan Sport club.
•
Kekuatan Issuer :
Bank BNI & Pesawat Adam Air.
5. Produk pengganti pada industri ini adalah mobile banking atau sms banking.
4.2 Analisa SWOT untuk bisnis online payment service oleh PT. Indopay Merchant
Services
Analisa SWOT adalah analisis yang dilakukan untuk mengatur faktor – faktor strategi
dalam lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Perusahaan mengidentifikasi semua
peluang yang ada ( O ) dan melihat ancaman ( T ) yang berasal dari faktor – faktor
eksternal. Sedangkan analisis internal difokuskan pada kekuatan ( S ) dan kelemahan ( W
).
Untuk pengedintifikasian analisa SWOT pada bisnis online payment service oleh PT.
Indopay Merchant Services dilakukan dalam beberapa tahap, antara lain :
•
Tahap Pengumpulan Data Intenal dan ekstenal
•
Tahap Pembobotan Data
•
Tahap Pemberian skor data Internal dan Eksternal
•
Tahap Pencocokan Data
76
4.2.1 Tahap Pengumpulan Data
Berikut adalah faktor internal bisnis Online payment service oleh PT. Indopay Merchant
Services setelah digabungkan.
Tabel 4.1 Faktor – faktor internal bisnis online payment service oleh PT. IMS
No.
S-1
Faktor internal
Keterangan
Transaksi yang cepat “ Real
Transaksi menggunakan online payment service
Time Online “
dapat lebih cepat oleh konsumen karena tanpa
harus ke merchant terdekat untuk melakukan
pembelian tanpa terbatas waktu, tempat, dan
jarak
S-2
Jangkauan yang luas
Pelayanan yang diberikan oleh PT. Indopay
Merchant Service dalam melayani via online dapat
meraih pasar yang luas karena menggunakan
teknologi internet
S-3
S-4
Manajemen
akuntansi
dan
PT.
Indopay
Merchant
keuangan,
Service
akuntansi
memiliki
keuangan yang terencana dan
perencanaan
dan
laba
terorganisir
dengan cukup jelas dan terorganisir
Memiliki SDM yang berkualitas
PT Indopay Merchant Service memiliki SDM yang
berkualitas dan ahli di bidangnya sehingga dapat
memaksimalkan
kinerja
dan
meningkatkan
kualitas pelayanan kepada konsumen.
S-5
Sistem
infomasi
berbasis
Teknologi IT “ HSM Thales “
Pelaksanaan sistem informasi manajemen dengan
teknologi
Hardware
HSM
Thales
(
Double
Encryption ” dan sekuriti yang handal untuk
identifikasi data entry sehingga konsumen dapat
terjaga
privasinya
dan
keamanannya
serta
dengan penyediaan data center yang lengkap dan
canggih
S-6
Pengembangan
inovasi
teknologi
dan
Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang teknologi IT, maka PT. IMS selalu
memberikan pengembangan dalam produk dan
pelayanan yang diberikan
77
W-1
Kurangnya
jaringan
dalam
Dikarenakan sebagai pendatang baru, maka PT.
IMS memiliki kekurangan dalam hal jaringan yang
pemasaran perusahaan
masih terbatas pada volume merchant dan
partner
issuer
sebagai
salah
satu
indikator
perluasan jaringan
W-2
Organisasi
SDM
dalam
PT.
perusahaan
yang
belum
organisasi SDM dikarenakan sebagai perusahaan
terstruktur dan terorganisir
IMS
masih
mengalami
kesulitan
dalam
baru maka belum tercipta culture yang jelas dan
terstruktur dengan rapi.
W-3
Maintenance tools
yang belum
baik dan jelas
Sebagai perusahaan baru, maka terdapat masalah
dalam manajemen tools dan maintenancenya
yang belum memiliki sistem yang kokoh dan solid
W-4
Kurangnya modal
Dikarenakan masih merupakan perusahaan baru,
maka PT. IMS masih belum mencapai titik laba
untuk tahun pertama sehingga membutuhkan
permodalan yang cukup besar.
W-5
Kurangnya promosi
Terhambatnya permodalan dan jaringan pada
PT.IMS sehingga menghambat promosi kepada
pasar
W-6
Sistem manajemen perusahaan
yang belum baik dan kokoh
Sumber: PT.Indopay Merchant Services
Sebagai produk jasa yang baru akan terealisasi,
maka akan terjadi sebuah permasalahan dalam
sistem yang belum kokoh dan baik
78
Berikut di bawah ini adalah faktor eksternal bisnis online payment service pada
PT.Indopay Merchant Services setelah digabungkan.
Tabel 4.2 Faktor – faktor eksternal bisnis online payment service PT. IMS
NO
Faktor eksternal
Keterangan
O-1
pangsa pasar bisnis masih luas
Jaringan pasar dari bisnis jasa ini sangat luas dan
ini di tandai dengan meningkatnya masyarakat
Indonesia yang menggunakan internet
O-2
Adanya
kebijakan
pemerintah
Dengan
adanya
ketegasan
dari
pemerintah
dengan dibuatnya peraturan mengenai kegiatan
mengenai bisnis via internet
maya, maka menjadi peluang untuk bisnis online
payment service yang dilakukan PT. IMS untuk
meningkatkan ekspetasi publik
O-3
Dengan meningkatnya perkembangan teknologi
Perkembangan teknologi
di dunia dan khususnya di Indonesia terutama
mengenai
kesadaran
akan
adanya
internet
sehingga menjadi sebuah peluang yang baik
untuk perusahaan
O-4
Berkembangnya trend kebutuhan
Pada zaman sekarang ini terdapat peningkatan
konsumen
pada perkembangan transaksi pembayaran yang
dengan
pembayaran
yang
transaksi
cepat
dan
efisien
O-5
Adanya
/
instant
dan
efisien
diiringi
oleh
peningkatan teknologi informasi dan internet
peningkatan
kualitas
Dengan semakin berkembangnya kualitas hidup
konsumen, maka adanya peningkatan mengenai
hidup konsumen
O-6
cepat
kebutuhan transaksi via internet
Sifat masyarakat yang konsumtif
Pasar di Indonesia memiliki sifat konsumen yang
konsumtif sehingga menjadi peluang yang besar
untuk perusahaan dalam menjalani bisnis
T-1
Kondisi
Perekonomian
belum stabil
yang
Kondisi perekonomian Indonesia yang sedang
tidak stabil sehingga membuat orang enggan
untuk melakukan pembayaran melalui internet
dikarenakan perlu adanya biaya tambahan yang
lebih mahal untuk distribusi barang
79
T-2
Persaingan
dengan
kompetitor
Sebagai pendatang baru dalam bisnis online
payment service, PT.IMS memiliki kesulitan dalam
bisnis
memasuki pasar yang memang sudah banyak
pesaing bisnis yang telah bergelut dalam bisnis
tersebut
T-3
Kurangnya nilai ekspetasi dari
nasabah kepada bank – bank
yang menjadi mitra PT. IMS
Nasabah bank yang banyak merupakan pengguna
kartu BCA atau Mandiri yang notabene lebih
familiar dan memiliki nilai ekspetasi lebih tinggi
menjadi penghalang dan hambatan untuk PT.
IMS melakukan penetrasi pasar karena hanya
baru bank BNI yang telah bermitra dengan PT.
IMS
T-4
Jaringan internet di Indonesia
Permasalahan terjadi pada belum meluasnya
jaringan internet di seluruh Indonesia sehingga
yang belum merata
mempersulit PT. IMS untuk melakukan penetrasi
pasar
T-5
pengetahuan
Di Indonesia bisnis yang dilakukan via internet
masyarakat terhadap jasa yang
masih terbatas dan masih belum dikenal oleh
ditawarkan
orang
Kurangnya
banyak
sehingga
menjadi
kesulitan
tersendiri bagi PT. IMS untuk memperluas pasar
T-6
Permasalahan dengan keamanan
bisnis
Sudah dikenal bahwa Indonesia memiliki tingkat
pembajak maya serta penipuan yang cukup tinggi
yang menyebabkan nilai ekspetasi terhadap bisnis
ini terhambat
Sumber: PT.Indopay Merchant Services
80
4.2.2 Tahap Pembobotan Data
Tabel 4.3 Hasil Wawancara Pemberian Skor Faktor – faktor Internal
No
Keterangan
Rating
S-1
Transaksi yang cepat “ Real Time Online “
4
S-2
Jangkauan yang luas
4
S-3
Manajemen akuntansi dan keuangan yang terencana dan
2
terorganisir
S-4
Memiliki SDM yang berkualitas
2
S-5
Sistem infomasi berbasis Teknologi IT “ HSM Thales “
3
S-6
Pengembangan teknologi dan inovasi
3
W-1
Kurangnya jaringan dalam pemasaran perusahaan
1
W-2
Organisasi
SDM
dalam
perusahaan
yang
belum
3
terstruktur dan terorganisir
W-3
Maintenance tools yang belum baik dan jelas
3
W-4
Kurangnya modal
1
W-5
Kurangnya promosi
2
W-6
Sistem manajemen perusahaan yang belum baik dan
2
kokoh
Sumber: PT.Indopay Merchant Services
Keterangan :
S = Strengths ( Kekuatan )
W = Weakness ( Kelemahan )
O = Oportunities ( Peluang )
T = Threats ( Ancaman )
Rating:
1 = Sangat berpengaruh
2 = berpengaruh
81
3 = Tidak Berpengaruh
4 = Sangat tidak berpengaruh
Tabel 4.4 Hasil Wawancara Pemberian Skor Faktor - faktor Eksternal
Keterangan
Rating
O-1
Pangsa pasar bisnis masih luas
4
O-2
Adanya kebijakan pemerintah mengenai bisnis via
2
internet
O-3
Perkembangan teknologi
3
O-4
Berkembangnya trend kebutuhan konsumen dengan
3
transaksi pembayaran yang cepat dan efisien
O-5
Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen
2
O-6
Sifat masyarakat yang konsumtif
3
T-1
Kondisi Perekonomian yang belum stabil
2
T-2
Persaingan dengan kompetitor bisnis
1
T-3
Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah kepada bank –
2
bank yang menjadi mitra PT. IMS
T-4
Jaringan internet di Indonesia yang belum merata
2
T-5
Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap jasa yang
2
ditawarkan
T-6
Permasalahan dengan keamanan bisnis
Sumber: PT.Indopay Merchant Services
2
82
Tabel 4.5 Tabel hasil wawancara pembobotan hubungan antar variabel internal
N
o
1.
Manakah
Keterangan
yang
lebih berpengaruh
Bobot
(A atau B)
A. Transaksi yang cepat
B
4
A
4
A
4
A
4
A
4
B
4
A
4
A
4
B
4
A
4
B
4
A
4
B. Jangkauan yang luas
2.
A. Transaksi yang cepat
B. Manajemen akuntansi dan keuangan yang
terencana dan terorganisir
3.
A. Transaksi yang cepat
B. Memiliki SDM yang berkualitas
4.
A. Transaksi yang cepat
B. Sistem infomasi berbasis Teknologi IT “
HSM Thales “
5.
A. Transaksi yang cepat
B.pengembangan teknologi dan inovasi
6
A. Transaksi yang cepat
B. Kurangnya jaringan dalam pemasaran
perusahaan
7
A. Transaksi yang cepat
B.Organisasi SDM dalam perusahaan yang
belum terstruktur dan terorganisir
8
A. Transaksi yang cepat
B. Maintenance tools
yang belum baik dan
jelas
9
A. Transaksi yang cepat
B. Kurangnya modal
10
A. Transaksi yang cepat
B. Kurang Promosi
11
A. Transaksi yang cepat
B. Sistem yang belum baik dan kokoh
12
A. Jangkauan yang luas
B. Manajemen akuntansi dan keuangan yang
83
terencana dan terorganisir
13
A. Jangkauan yang luas
A
4
A
4
A
4
B
4
A
4
A
4
B
4
A
4
A
4
A
2
B
3
B
3
B. Memiliki SDM yang berkualitas
14
A. Jangkauan yang luas
B. Sistem infomasi berbasis Teknologi IT “
HSM Thales “
15
A. Jangkauan yang luas
B.pengembangan teknologi dan inovasi
16
A. Jangkauan yang luas
B. Kurangnya jaringan dalam pemasaran
perusahaan
17
A. Jangkauan yang luas
B.Organisasi SDM dalam perusahaan yang
belum terstruktur dan terorganisir
18
A. Jangkauan yang luas
B. Maintenance tools
yang belum baik dan
jelas
19
A. Jangkauan yang luas
B. Kurangnya modal
20
A. Jangkauan yang luas
B. Kurang Promosi
21
A. Jangkauan yang luas
B. Sistem yang belum baik dan kokoh
22
A. Manajemen akuntansi dan keuangan yang
terencana dan terorganisir
B. Memiliki SDM yang berkualitas
23
A. Manajemen akuntansi dan keuangan yang
terencana dan terorganisir
B. Sistem infomasi berbasis Teknologi IT “
HSM Thales “
24
A. Manajemen akuntansi dan keuangan yang
terencana dan terorganisir
B.pengembangan teknologi dan inovasi
84
25
A. Manajemen akuntansi dan keuangan yang
B
4
A
2
A
2
B
4
B
3
B
3
B
3
B
3
B
4
B
2
B
4
terencana dan terorganisir
B. Kurangnya jaringan dalam pemasaran
perusahaan
26
A. Manajemen akuntansi dan keuangan yang
terencana dan terorganisir
B. Organisasi SDM dalam perusahaan yang
belum terstruktur dan terorganisir
27
A. Manajemen akuntansi dan keuangan yang
terencana dan terorganisir
B. Maintenance tools
yang belum baik dan
jelas
28
A. Manajemen akuntansi dan keuangan yang
terencana dan terorganisir
B. Kurangnya modal
29
A. Manajemen akuntansi dan keuangan yang
terencana dan terorganisir
B. Kurang Promosi
30
A. Manajemen akuntansi dan keuangan yang
terencana dan terorganisir
B. Sistem yang belum baik dan kokoh
31
A. Memiliki SDM yang berkualitas
B. Sistem infomasi berbasis Teknologi IT “
HSM Thales “
32
A. Memiliki SDM yang berkualitas
B.pengembangan teknologi dan inovasi
33
A. Memiliki SDM yang berkualitas
B. Kurangnya jaringan dalam pemasaran
perusahaan
34
A. Memiliki SDM yang berkualitas
B. Maintenance tools
yang belum baik dan
jelas
35
A. Memiliki SDM yang berkualitas
85
B. Kurangnya modal
36
A. Memiliki SDM yang berkualitas
B
3
B
3
B
2
B
3
B
4
A
3
A
3
B
4
A
3
A
3
B. Kurang Promosi
37
A. Memiliki SDM yang berkualitas
B. Sistem manajemen yang belum baik dan
kokoh
38
A. Memiliki SDM yang berkualitas
B. Organisasi SDM dalam perusahaan yang
belum terstruktur dan terorganisir
39
A. Sistem infomasi berbasis Teknologi IT “
HSM Thales “
B. Pengembangan teknologi dan inovasi
40
A. Sistem infomasi berbasis Teknologi IT “
HSM Thales “
B.
Kurangnya jaringan dalam pemasaran
perusahaan
41
A. Sistem infomasi berbasis Teknologi IT “
HSM Thales “
B.Organisasi SDM dalam perusahaan yang
belum terstruktur dan terorganisir
42
A. Sistem infomasi berbasis Teknologi IT “
HSM Thales “
B. Maintenance tools
yang belum baik dan
jelas
43
A. Sistem infomasi berbasis Teknologi IT “
HSM Thales “
B. Kurangnya modal
44
A. Sistem infomasi berbasis Teknologi IT “
HSM Thales “
B. Kurang Promosi
45
A. Sistem infomasi berbasis Teknologi IT “
HSM Thales “
B. Sistem yang belum baik dan kokoh
86
46
A. pengembangan teknologi dan inovasi
B
4
A
3
A
3
B
4
A
3
A
3
A
4
A
4
B. Kurangnya jaringan dalam pemasaran
perusahaan
47
A. pengembangan teknologi dan inovasi
B.Organisasi SDM dalam perusahaan yang
belum terstruktur dan terorganisir
48
A. Pengembangan teknologi dan inovasi
B. Maintenance tools
yang belum baik dan
jelas
49
A. Pengembangan teknologi dan inovasi
B. Kurangnya modal
50
A. Pengembangan teknologi dan inovasi
B. Kurangnya promosi
51
A. Pengembangan teknologi dan inovasi
B. Sistem yang belum baik dan kokoh
52 A.Kurangnya
jaringan
dalam
pemasaran
perusahaan
B.Organisasi SDM dalam perusahaan yang
belum terstruktur dan terorganisir
53 A.Kurangnya
jaringan
dalam
pemasaran
perusahaan
B. Maintenance tools
yang belum baik dan
jelas
54 A.Kurangnya
jaringan
dalam
pemasaran
B
4
dalam
pemasaran
A
4
dalam
pemasaran
A
4
A
2
perusahaan
B. Kurangnya modal
55 A.Kurangnya
jaringan
perusahaan
A. Kurang Promosi
56 A.Kurangnya
jaringan
perusahaan
B. Sistem yang belum baik dan kokoh
57
A.Organisasi SDM dalam perusahaan yang
87
belum terstruktur dan terorganisir
B. Maintenance tools
yang belum baik dan
jelas
58
A.Organisasi SDM dalam perusahaan yang
B
4
B
3
B
3
B
4
B
3
B
3
A
4
A
4
A
3
belum terstruktur dan terorganisir
B. Kurangnya modal
59 A.Organisasi SDM dalam perusahaan yang
belum terstruktur dan terorganisir
B. Kurang Promosi
60 A.Organisasi SDM dalam perusahaan yang
belum terstruktur dan terorganisir
B. Sistem yang belum baik dan kokoh
61
A.Maintenance tools yang belum baik dan
Jelas
B. Kurangnya modal
62
A.Maintenance tools yang belum baik dan
Jelas
B. Kurang Promosi
63
A.Maintenance tools yang belum baik dan
Jelas
B. Sistem yang belum baik dan kokoh
64
A. Kurangnya modal
B. Kurang Promosi
65
A. Kurangnya modal
B. Sistem yang belum baik dan kokoh
66
A. Kurang Promosi
B. Sistem yang belum baik dan kokoh
Sumber: PT.Indopay Merchant Service
88
Tabel 4.6 Hasil wawancara pembobotan hubungan antar variabel eksternal
Manakah
No
Keterangan
lebih
yang
berpengaruh
Bobot
(A atau B)
1
A. Pangsa pasar bisnis masih luas
A
4
A
4
B
4
A
4
A
4
A
4
B
4
A
4
A
4
A
4
A
4
B. Adanya kebijakan pemerintah mengenai bisnis
via internet
2
A. Pangsa pasar bisnis masih luas
B. Perkembangan teknologi
3
A. Pangsa pasar bisnis masih luas
B. Berkembangnya trend kebutuhan konsumen
dengan transaksi pembayaran yang cepat dan
efisien
4
A. Pangsa pasar bisnis masih luas
B. Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen
5
A. Pangsa pasar bisnis masih luas
B. Sifat masyarakat yang konsumtif
6
A. Pangsa pasar bisnis masih luas
B. Kondisi Perekonomian yang belum stabil
7
A. Pangsa pasar bisnis masih luas
B. Persaingan dengan kompetitor bisnis
8
A. Pangsa pasar bisnis masih luas
B Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah kepada
bank – bank yang menjadi mitra PT. IMS
9
A. Pangsa pasar bisnis masih luas
B. Jaringan internet di Indonesia yang belum
merata
10
A. Pangsa pasar bisnis masih luas
B. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap
jasa yang ditawarkan
11
A. Pangsa pasar bisnis masih luas
B. Permasalahan dengan keamanan
89
12
A. Adanya kebijakan pemerintah mengenai
B
3
B
3
B
2
B
3
B
3
B
4
B
3
B
3
B
3
bisnis via internet
B. Perkembangan teknologi
13
A. Adanya kebijakan pemerintah mengenai
bisnis via internet
B. Berkembangnya trend kebutuhan konsumen
dengan transaksi pembayaran yang cepat dan
efisien
14
A. Adanya kebijakan pemerintah mengenai
bisnis via internet
B. Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen
15
A. Adanya kebijakan pemerintah mengenai
bisnis via internet
B. Sifat masyarakat yang konsumtif
16
A. Adanya kebijakan pemerintah mengenai bisnis
via internet
B. Kondisi Perekonomian yang belum stabil
17
A. Adanya kebijakan pemerintah mengenai bisnis
via internet
B. Persaingan dengan kompetitor bisnis
18
A. Adanya kebijakan pemerintah mengenai
bisnis via internet
B. Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah
kepada bank – bank yang menjadi mitra PT. IMS
19
A. Adanya kebijakan pemerintah mengenai
bisnis via internet
B. Jaringan internet di Indonesia yang belum
merata
20
A. Adanya kebijakan pemerintah mengenai
bisnis via internet
B. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap
jasa yang ditawarkan
90
21
A. Adanya kebijakan pemerintah mengenai
B
3
B
3
A
3
A
3
A
3
B
4
B
3
B
3
B
3
A
3
A
3
A
3
bisnis via internet
B. Permasalahan dengan keamanan
22
A. Perkembangan teknologi
B. Berkembangnya trend kebutuhan konsumen
dengan transaksi pembayaran yang cepat dan
efisien
23
A. Perkembangan teknologi
B. Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen
24
A. Perkembangan teknologi
B. Sifat masyarakat yang konsumtif
25
A. Perkembangan teknologi
B. Kondisi Perekonomian yang belum stabil
26
A. Perkembangan teknologi
B. Persaingan dengan kompetitor bisnis
27
A. Perkembangan teknologi
B. Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah
kepada bank – bank yang menjadi mitra PT. IMS
28
A. Perkembangan teknologi
B. Jaringan internet di Indonesia yang belum
merata
29
A. Perkembangan teknologi
B. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap
jasa yang ditawarkan
30
A. Perkembangan teknologi
B. Permasalahan dengan keamanan
31
A. Berkembangnya trend kebutuhan konsumen
dengan transaksi pembayaran yang cepat dan
efisien
B. Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen
32
A. Berkembangnya trend kebutuhan konsumen
dengan transaksi pembayaran yang cepat dan
efisien
91
B. Sifat masyarakat yang konsumtif
33
A. Berkembangnya trend kebutuhan konsumen
B
3
B
4
B
3
B
3
B
3
A
3
B
3
B
3
dengan transaksi pembayaran yang cepat dan
efisien dengan transaksi pembayaran yang
cepat dan efisien
B. Kondisi Perekonomian yang belum stabil
34
A. Berkembangnya trend kebutuhan konsumen
dengan transaksi pembayaran yang cepat dan
efisien
B. Persaingan dengan kompetitor bisnis
35
A.Berkembangnya trend kebutuhan konsumen
dengan transaksi pembayaran yang cepat dan
efisien
B. Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah
kepada bank – bank yang menjadi mitra PT.
IMS
36
A.Berkembangnya trend kebutuhan konsumen
dengan transaksi pembayaran yang cepat dan
efisien
B. Jaringan internet di Indonesia yang belum
merata
37
A.Berkembangnya trend kebutuhan konsumen
dengan transaksi pembayaran yang cepat dan
efisien
B.
Kurangnya
pengetahuan
masyarakat
terhadap jasa yang ditawarkan
38
A. Berkembangnya trend kebutuhan konsumen
dengan transaksi pembayaran yang cepat dan
efisien
B. Permasalahan dengan keamanan
39
A. Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen
B. Sifat masyarakat yang konsumtif
40
A. Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen
92
B. Kondisi Perekonomian yang belum stabil
41
A. Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen
B
4
B
3
B
3
B
3
B
3
B
3
B
4
A
3
B
3
B
3
B
3
B
4
B
3
B. Persaingan dengan kompetitor bisnis
42
A. Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen
B. Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah
kepada bank – bank yang menjadi mitra PT. IMS
43
A. Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen
B. Jaringan internet di Indonesia yang belum
merata
44
A. Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen
B. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap
jasa yang ditawarkan
45
A. Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen
B. Permasalahan dengan keamanan
46
A. Sifat masyarakat yang konsumtif
B. Kondisi Perekonomian yang belum stabil
47
A. Sifat masyarakat yang konsumtif
B. Persaingan dengan kompetitor bisnis
48
A. Sifat masyarakat yang konsumtif
B. Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah
kepada bank – bank yang menjadi mitra PT. IMS
49
A. Sifat masyarakat yang konsumtif
B. Jaringan internet di Indonesia yang belum
merata
50
A. Sifat masyarakat yang konsumtif
B.
Kurangnya
pengetahuan
masyarakat
terhadap jasa yang ditawarkan
51
A. Sifat masyarakat yang konsumtif
B. Permasalahan dengan keamanan
52
A.Kondisi Perekonomian yang belum stabil
B. Persaingan dengan kompetitor bisnis
53
A. Kondisi Perekonomian yang belum stabil
B.Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah kepada
93
bank – bank yang menjadi mitra PT. IMS
54
A. Kondisi Perekonomian yang belum stabil
B
3
B
3
A
3
A
4
A
4
A
4
A
4
B
3
B
3
B
3
A
3
B. Jaringan internet di Indonesia yang belum
merata
55
A. Kondisi Perekonomian yang belum stabil
B. Kurangnya pengetahuan masyarakat
terhadap jasa yang ditawarkan
56
A. Kondisi Perekonomian yang belum stabil
B. Permasalahan dengan keamanan
57
A. Persaingan dengan kompetitor bisnis
B. Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah
kepada bank – bank yang menjadi mitra PT. IMS
58
A. Persaingan dengan kompetitor bisnis
B. Jaringan internet di Indonesia yang belum
merata
59
A. Persaingan dengan kompetitor bisnis
B.Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap
jasa yang ditawarkan
60
A. Persaingan dengan kompetitor bisnis
B. Permasalahan dengan keamanan
61
A. Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah
kepada bank – bank yang menjadi mitra PT. IMS
B. Jaringan internet di Indonesia yang belum
merata
62
A. Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah
kepada bank – bank yang menjadi mitra PT. IMS
B.
Kurangnya
pengetahuan
masyarakat
terhadap jasa yang ditawarkan
63
A. Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah
kepada bank – bank yang menjadi mitra PT. IMS
B. Permasalahan dengan keamanan
64
A. Jaringan internet di Indonesia yang belum
merata
94
B. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap
jasa yang ditawarkan
65
A. Jaringan internet di Indonesia yang belum
A
3
A
3
merata
B. Permasalahan dengan keamanan
66
A. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap
jasa yang ditawarkan
B. Permasalahan dengan keamanan
Sumber: PT.Indopay Merchant Services
1. Perbandingan berpasangan Faktor Internal
Berdasarkan data diatas maka akan dilakukan perbandingan pada faktor internal yang
pengambilan datanya bersumber hasil pengumpulan pembobotan data internal dengan
rumusnya sebagai berikut :
Internal
B = 1/b
A = a/1
95
Tabel 4.7 perbandingan berpasangan faktor internal
NO
S1
Perbandingan
berpasangan
Transaksi yang cepat
“ Real Time Online “
S2
Jangkauan yang luas
S3
Manajemen akuntansi
dan keuangan yang
terencana
dan
terorganisir
Memiliki SDM yang
berkualitas
S4
S5
Sistem
infomasi
berbasis Teknologi IT
“ HSM Thales “
S6
Pengembangan
teknologi dan inovasi
W1
W2
Kurangnya jaringan
dalam
pemasaran
perusahaan
Organisasi
SDM
dalam
perusahaan
yang
belum
terstruktur
dan
terorganisir
W3
Maintenance
W4
Kurangnya modal
W5
Kurangnya promosi
W6
Sistem manajemen
perusahaan yang
belum baik dan
kokoh
S1
S2
S3
S4
S5
S6
W1
W2
W3
W4
W5
1.00
0.25
4.00
4.00
4.00
4.00
0.25
4.00
4.00
0.25
4.00
0.25
30.00
4.00
1.00
4.00
4.00
4.00
4.00
0.25
4.00
4.00
0.25
4.00
4.00
37.50
0.25
0.25
1.00
2.00
0.33
0.33
0.25
2.00
2.00
0.25
0.33
0.33
9.32
0.25
0.25
0.50
1.00
0.33
0.33
0.25
0.50
0.50
0.25
0.33
0.33
4.82
0.25
0.25
3.00
3.00
1.00
0.33
0.25
3.00
3.00
0.25
3.00
3.00
20.33
0.25
0.25
3.00
3.00
3.00
1.00
0.25
3.00
3.00
0.25
3.00
3.00
23.00
4.00
4.00
4.00
4.00
4.00
4.00
1.00
4.00
4.00
0.25
4.00
4.00
41.25
0.25
0.25
0.50
2.00
0.33
0.33
0.25
1.00
2.00
0.25
0.33
0.33
7.82
0.25
0.25
0.50
2.00
0.33
0.33
0.25
0.50
1.00
0.25
0.33
0.33
6.32
4.00
4.00
4.00
4.00
4.00
4.00
4.00
4.00
4.00
1.00
4.00
4.00
45.00
0.25
0.25
3.00
3.00
0.33
0.33
0.25
3.00
3.00
0.25
1.00
3.00
17.66
4.00
0.25
3.00
3.00
0.33
0.33
0.25
3.00
3.00
0.25
0.33
1.00
18.74
11.25
30.50
35.00
32.00
33.50
W6
Total
tools
yang belum baik dan
jelas
TOTAL
18.75
Sumber : Pengolahan data
21.98
19.31
7.50
3.75
24.65
23.57
261.76
96
Tabel 4.8 Normalisasi bobot faktor internal
Perbandingan
berpasangan
S1
S2
S3
S4
S5
S6
W1
W2
W3
W4
W5
W6
Total
Transaksi yang cepat “
Real Time Online “
0.057
0.022
0.131
0.114
0.182
0.207
0.033
0.125
0.119
0.066
0.162
0.010
0.102
S2
Jangkauan yang luas
0.213
0.092
0.131
0.114
0.182
0.207
0.033
0.125
0.119
0.066
0.162
0.169
0.134
S3
Manajemen akuntansi
dan keuangan yang
terencana
dan
terorganisir
Memiliki
SDM
yang
berkualitas
0.013
0.022
0.036
0.057
0.015
0.017
0.033
0.062
0.059
0.066
0.013
0.014
0.033
0.013
0.022
0.016
0.033
0.015
0.017
0.033
0.016
0.015
0.066
0.013
0.014
0.026
0.013
0.022
0.098
0.085
0.046
0.017
0.033
0.093
0.089
0.066
0.121
0.127
0.067
0.013
0.022
0.098
0.085
0.136
0.053
0.033
0.093
0.089
0.066
0.121
0.127
0.078
0.213
0.355
0.131
0.114
0.182
0.207
0.137
0.125
0.119
0.066
0.162
0.169
0.165
0.013
0.022
0.016
0.057
0.015
0.017
0.033
0.034
0.059
0.066
0.013
0.014
0.030
0.013
0.022
0.016
0.057
0.015
0.017
0.033
0.016
0.035
0.066
0.013
0.014
0.026
0.213
0.355
0.131
0.114
0.182
0.207
0.533
0.125
0.119
0.274
0.162
0.169
0.215
0.013
0.022
0.098
0.085
0.015
0.017
0.033
0.093
0.089
0.066
0.045
0.127
0.058
0.213
0.022
0.098
0.085
0.015
0.017
0.033
0.093
0.089
0.066
0.013
0.046
0.066
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
NO
S1
S4
S5
S6
W1
W2
W3
Sistem
infomasi
berbasis Teknologi IT “
HSM Thales “
Pengembangan
teknologi dan inovasi
Kurangnya
jaringan
dalam
pemasaran
perusahaan
Organisasi SDM dalam
perusahaan yang belum
terstruktur
dan
terorganisir
Maintenance tools yang
belum baik dan jelas
W4
Kurangnya modal
W5
Kurangnya promosi
W6
Sistem manajemen
perusahaan yang belum
baik dan kokoh
TOTAL
Sumber : Pengolahan data
2. Perbandingan berpasangan Faktor eksternal
Dibawah ini merupakan perbandingan pada faktor eksternal yang pengambilan datanya
bersumber hasil pengumpulan pembobotan data eksternal dengan rumusnya
97
B = 1/b
A = a/1
Tabel 4.9 Perbandingan berpasangan faktor eksternal
NO
S1
S2
S3
S4
S5
S6
W1
W2
W3
W4
W5
W6
Perbandingan
berpasangan
Pangsa pasar
bisnis masih luas
Adanya kebijakan
pemerintah
mengenai bisnis
via internet
Perkembangan
teknologi
Berkembangnya
trend kebutuhan
konsumen dengan
transaksi
pembayaran yang
cepat dan efisien
Adanya
peningkatan
kualitas hidup
konsumen
Sifat masyarakat
yang konsumtif
Kondisi
Perekonomian
yang belum stabil
Persaingan dengan
kompetitor bisnis
Kurangnya nilai
ekspetasi dari
nasabah kepada
bank – bank yang
menjadi mitra PT.
IMS
Jaringan internet
di Indonesia yang
belum merata
Kurangnya
pengetahuan
masyarakat
terhadap jasa
yang ditawarkan
Permasalahan
dengan keamanan
bisnis
S1
S2
S3
S4
S5
S6
W1
W2
W3
W4
W5
W6
Total
1.00
4.00
4.00
0.25
4.00
4.00
4.00
0.25
4.00
4.00
4.00
4.00
37.50
0.25
1.00
0.33
0.33
0.50
0.33
0.33
0.25
0.33
0.33
0.33
0.33
4.64
0.25
3.00
1.00
0.33
3.00
3.00
3.00
0.25
0.33
0.33
0.33
3.00
17.82
4.00
3.00
3.00
1.00
3.00
3.00
0.33
0.25
0.33
0.33
0.33
3.00
21.57
0.25
2.00
0.33
0.33
1.00
0.33
0.33
0.25
0.33
0.33
0.33
0.33
6.14
0.25
3.00
0.33
0.33
3.00
1.00
0.33
0.25
3.00
0.33
0.33
0.33
12.48
0.25
3.00
0.33
3.00
3.00
3.00
1.00
0.25
0.33
0.33
0.33
3.00
17.82
4.00
4.00
4.00
4.00
4.00
4.00
4.00
1.00
4.00
4.00
4.00
4.00
45.00
0.25
3.00
3.00
3.00
3.00
0.33
3.00
0.25
1.00
0.33
0.33
0.33
17.82
0.25
3.00
3.00
3.00
3.00
3.00
3.00
0.25
3.00
1.00
3.00
3.00
28.50
0.25
3.00
3.00
3.00
3.00
3.00
3.00
0.25
3.00
0.33
1.00
3.00
25.83
0.25
3.00
0.33
0.33
3.00
3.00
0.33
0.25
3.00
0.33
0.33
1.00
15.15
11.25
35.00
22.65
18.90
33.50
27.99
22.65
3.75
22.65
11.97
14.64
25.32
250.27
TOTAL
Sumber : Pengolahan data
98
Tabel 4.10 Normalisasi bobot faktor eksternal
Perbandingan
NO berpasangan
S1 Pangsa pasar
bisnis masih luas
S2
S3
S4
S5
S6
Adanya kebijakan
pemerintah
mengenai bisnis
via internet
Perkembangan
teknologi
Berkembangnya
trend kebutuhan
konsumen dengan
transaksi
pembayaran yang
cepat dan efisien
Adanya
peningkatan
kualitas hidup
konsumen
Sifat masyarakat
yang konsumtif
W1 Kondisi
Perekonomian
yang belum stabil
W2 Persaingan
dengan
kompetitor bisnis
S1
S2
S3
S4
S5
S6
W1
W2
W3
W4
W5
W6
Total
0.092
0.114
0.177
0.013
0.119
0.143
0.177
0.067
0.177
0.334
0.273
0.158
0.154
0.022
0.027
0.014
0.017
0.014
0.012
0.015
0.067
0.015
0.028
0.022
0.013
0.022
0.022
0.086
0.048
0.017
0.089
0.107
0.132
0.067
0.015
0.028
0.022
0.118
0.063
0.355
0.086
0.132
0.055
0.089
0.107
0.015
0.067
0.015
0.028
0.022
0.118
0.091
0.022
0.057
0.014
0.017
0.036
0.012
0.015
0.067
0.015
0.028
0.022
0.013
0.026
0.022
0.086
0.014
0.017
0.089
0.036
0.015
0.067
0.132
0.028
0.022
0.013
0.045
0.022
0.086
0.014
0.159
0.089
0.107
0.043
0.067
0.015
0.028
0.022
0.118
0.064
0.355
0.114
0.177
0.211
0.119
0.143
0.177
0.263
0.177
0.334
0.273
0.158
0.209
0.022
0.086
0.132
0.159
0.089
0.012
0.132
0.067
0.043
0.028
0.022
0.013
0.067
0.022
0.086
0.132
0.159
0.089
0.107
0.132
0.067
0.132
0.080
0.204
0.118
0.111
0.022
0.086
0.132
0.159
0.089
0.107
0.132
0.067
0.132
0.028
0.074
0.118
0.095
0.022
0.086
0.014
0.017
0.089
0.107
0.015
0.067
0.132
0.028
0.022
0.042
0.053
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
W3 Kurangnya nilai
ekspetasi dari
nasabah kepada
bank – bank yang
menjadi mitra PT.
IMS
W4 Jaringan internet
di Indonesia yang
belum merata
W5 Kurangnya
pengetahuan
masyarakat
terhadap jasa
yang ditawarkan
W6 Permasalahan
dengan keamanan
bisnis
TOTAL
Sumber : Pengolahan data
99
3. Matrik IFAS
Matrik IFAS diperoleh dari hasil perhitungan data yang berasal dari hasil tabel normalisasi
bobot faktor internal PT. Indopay Merchant Services, rating yang didapatkan dari hasil
wawancara penentuan rating yang telah diisi sebelumnya (tabel 4.3).
Tabel 4.11 Matrik IFAS PT. IMS
NO.
Keterangan
Bobot
Rating
TOTAL
S-1
Transaksi yang cepat “ Real Time Online “
0.102
4
0.408
S-2
Jangkauan yang luas
0.134
4
0.536
S-3
Manajemen akuntansi dan keuangan yang terencana dan terorganisir
0.033
2
0.066
S-4
Memiliki SDM yang berkualitas
0.026
2
0.052
S-5
Sistem infomasi berbasis Teknologi IT “ HSM Thales “
0.067
3
0.201
S-6
Pengembangan teknologi dan inovasi
0.078
3
0.234
Subtotal
W-1
1.497
0.165
1
0.165
Kurangnya jaringan dalam pemasaran perusahaan
W-2
0.030
3
0.09
W-3
Organisasi SDM dalam perusahaan yang belum terstruktur dan
terorganisir
Maintenance tools yang belum baik dan jelas
0.026
3
0.078
W-4
Kurangnya modal
0.215
1
0.215
W-5
Kurangnya promosi
0.058
2
0.116
W-6
Sistem manajemen perusahaan yang belum baik dan kokoh
0.066
2
0.132
Subtotal
Total
Sumber : Pengolahan data
0.796
1
2.293
100
4. Matrik EFAS
Matrik EFAS diperoleh dari hasil perhitungan data yang berasal dari hasil tabel normalisasi
bobot faktor eksternal PT. Indopay Merchant Service ,rating yang didapatkan dari hasil
wawancara penentuan rating yang telah diisi sebelumnya ( Tabel 4.4 ).
Tabel 4.12 Matrik EFAS PT. IMS
NO.
Keterangan
Bobot
Rating
TOTAL
O-1
Pangsa pasar bisnis masih luas
0.154
4
0.616
O-2
Adanya kebijakan pemerintah mengenai bisnis via internet
0.022
2
0.044
O-3
Perkembangan teknologi
0.063
3
0.189
O-4
Berkembangnya trend kebutuhan konsumen dengan transaksi pembayaran
yang cepat dan efisien
0.091
3
0.273
O-5
Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen
0.026
2
0.052
O-6
Sifat masyarakat yang konsumtif
0.045
3
0.135
Subtotal
1.309
T-1
Kondisi Perekonomian yang belum stabil
0.064
2
0.128
T-2
Persaingan dengan kompetitor bisnis
0.209
1
0.209
T-3
Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah kepada bank – bank yang menjadi
mitra PT. IMS
0.067
2
0.134
T-4
Jaringan internet di Indonesia yang belum merata
0.111
2
0.222
T-5
Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap jasa yang ditawarkan
0.095
2
0.19
T-6
Permasalahan dengan keamanan bisnis
0.053
2
0.106
Subtotal
Total
Sumber : Pengolahan data
0.989
1
2.298
101
4.2.3 Tahap Pencocokan Data
1. Hasil Matriks IE
Dalam melakukan pencocokan data, maka dalam hal ini penulis menggunakan beberapa
metode untuk memperoleh strategi yang tepat untuk dijalankan oleh PT. Indopay
Payment Services. Metode tersebut adalah Matriks Internal – Eksternal, Diagram SWOT
dan Matriks SWOT. Penjabarannya akan digambarkan dalam tabel di masing – masing
sub bab dibawah ini.
Gambar 4.6 Matriks IE
Total nilai IFE yang diberi bobot
Kuat ( 3,0 - 4,0
)
Rata - rata ( 2,0 - 2,99
)
Lemah 1,0 1,99
I
II
III
Sedang 2,0 2,99
IV
V
VI
Rendah 1,0 1,99
VII
VIII
IX
Tinggi 3,0 - 4,0
Total nilai
EFE yang
diberi
bobot
Sumber : Hasil Pengolahan data
Berdasarkan hasil dari tabel matrik IFAS ( tabel 4.11 ) dan EFAS ( Tabel 4.12 ) yang
diketahui nilainya adalah :
•
IFAS = 2.267
•
EFAS = 2.298
102
Dengan demikian bisnis online payment service berada pada kuadran II. Untuk sel ini
strategi yang diterapkan adalah strategi growth strategy ( strategi pertumbuhan ).
Perusahaan yang berada di kuadran II berada dalam posisi strategik yang baik. Dalam hal
ini, konsentrasi terus – menerus pada pasar ini ( penetrasi pasar dan pengembangan
pasar ) dan juga produk / jasa ( pengembangan produk ) merupakan strategi yang tepat.
Strategi ini didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, asset, profit,
atau kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara menurunkan harga,
mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk atau jasa, atau meningkatkan
akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan cara
meminimalkan biaya ( minimize cost ) sehingga dapat meningkatkan profit.
2. Hasil Matrik TOWS
Dari berbagai kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang yang dimiliki oleh PT. IMS maka
terbentuklah matrik TOWS seperti berikut:
Tabel 4.13 Hasil Matriks TOWS
IFAS
Strenghts (S)
Weaknesses (W)
1. Transaksi yang cepat ” real
1. Kurangnya
time online ”
2. Organisasi
3. Manajemen akuntansi yang
terencana dan terorganisir
EFAS
SDM
yang
berkualitas
5. Sistem
dalam
pemasaran perusahaan
2. Jangkauan yang luas
4. Memiliki
jaringan
informasi
dalam
yang
belum
terstruktur dan terorganisir
3. Maintenance
tools
yang
belum baik dan jelas
berbasis
teknologi IT ” HSM Thales ”
6. Pengembangan
perusahaan
SDM
teknologi
dan inovasi
4. Kurangnya modal
5. Kurangnya promosi
6. Sistem manajemen
perusahaan yang belum baik
dan kokoh
Oportunities (O)
Strategi SO
Strategi WO
1. Pangsa pasar bisnis masih
1. Dengan sistem bisnis jasa via
1. Dengan peluang pangsa pasa
103
luas
internet
2. Adanya kebijakan pemerintah
mengenai bisnis via internet
yang
memiliki
yang
masih
luas,
jangkauan yang luas sehingga
kesempatan
dapat
untuk meningkatkan jaringan
menjangkau
pangsa
perusahaan
3. Perkembangan teknologi
pasar bisnis yang masih luas(
dan
4. Berkembangnya
S2, O1 )
terbuka ( W1, O1)
trend
kebutuhan konsumen dengan
maka
2. Seiring
dengan
mitra
akan
2. Dengan
semakin
berkembangnya
transaksi pembayaran yang
berkembangnya
cepat dan efisien
kebutuhan konsumen dengan
dengan
tipe
pembayaran yang cepat dan
5. Adanya peningkatan kualitas
hidup konsumen
6. Sifat
masyarakat
yang
konsumtif
transaksi
trend
pembayaran
trend kebutuhan konsumen
sistem
yang cepat dan efisien maka
efisien
sistem jasa bisnis perusahaan
mengurangi
dengan transaksi cepat dapat
perusahaan
memenuhi
promosi ( W5, O4 )
kebutuhan
transaksi
maka
dapat
hambatan
dalam
hal
konsumen tersebut ( S1, O4 )
3. Perkembangan teknologi yang
semakin pesat membuat PT.
IMS untuk melakukan inovasi
dan pengembangan teknologi
agar dapat bersaing ( S6, O3 )
4. Dengan memiliki SDM yang
yang
berkualitas,
maka
perusahaan dapat melakukan
terobosan
strategi
untuk
dapat menjangkau konsumen
sesuai kualitas hidupnya ( S4,
O5 )
Threats (T)
Strategi ST
1. Kondisi perekonomian yang
1. Sistem
belum stabil
2. Persaingan
dengan
kompetitor bisnis
Strategi WT
keuangan
dan
1. Dengan
akuntansi di perusahaan yang
jaringan
berjalan
perusahaan
dengan
terencana
meningkatkan
pasar,
maka
akan
dan rapi akan mengurangi
meningkatkan
3. Kurangnya nilai ekspetasi dari
permasalahan peekonomian di
dengan kompetitor ( W1, T2 )
nasabah kepada bank – bank
Indonesia yang belum stabil
2. Dengan keuangan yang kuat,
yang menjadi mitra PT. IMS
(S3, T1 )
4. Jaringan internet di Indonesia
yang belum merata
5. Kurangnya
pengetahuan
2.Dengan SDM yang berkualitas
maka
daya
perusahaan
menanggulangi
saing
dapat
hambatan
perusahaan bisa menghadapi
ekonomi di Indonesia ( W4,
persaingan dengan kompetitor
T1 )
104
masyarakat
terhadap
jasa
yang ditawarkan
6. Pemasalahan
3. Dengan
bisnis ( S4, T2 )
3.Jangkauan pasar yang dimiliki
dengan
keamanan bisnis
oleh
PT.
mengurangi
IMS
nilai
dapat
ekspetasi
nasabah kepada bank – bank
yang menjadi mitra usaha PT.
IMS ( S2, T3 )
4.Sistem
informasi
yang
berbasis teknologi ” HSM
Thales
”
akan
meningkatkan
keamanan
dalam transaksi via online (
S5, T6 )
5.Dengan
melakukan
pengembangan
dan
teknologi
inovasi,
maka
permasalahan
kurangnya
akan
pengetahuan
masyarakat
mengenai
bisnis ini akan diminimalisir
( S6, T5 )
6.Dengan
transaksi
pembayaran
yang
relatif
via
internet
cepat
efisien,
dan
maka
permasalahan
jaringan
internet di Indonesia yang
belum
merata
dapat
dikurangi dengan semakin
sadarnya masyarakat akan
pentingnya internet ( S1,
T4 )
Sumber : Pengolahan data
meningkatkan
promosi,
maka
menambah
dapat
pengetahuan
masyarakat terhadap jasa
yang ditawarkan (W5, T5 )
4. Apabila maintenance tools
yang
dilakukan
perusahaan
semakin
oleh
berjalan
baik,
permasalahan
maka
keamanan
akan diminimalisir ( W3,T6
)
105
Berdasarkan data diatas maka sebaiknya PT. Indopay Merchant Services menghasilkan 2
Strategi bisnis yaitu, Strategi intensif pengembangan produk dan Strategi
integrasi ke belakang yang dimana melalui dari tahap pencocokan antara 12 strategi
bisnis dengan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan tersebut. Hal ini
berarti bahwa dengan meningkatkan penjualan melalui perbaikan produk / jasa saat ini
atau mengembangkan produk jasa baru, agar dapat melakukan suatu inovasi bisnis dan
meningkatkan kontrol atas pemasok bagi perusahaan tersebut.
Tabel 4.14 Daftar strategi menurut kedudukan posisi EFAS & IFAS
Kuadran I
Kuadran III
Kuadran IV
Perkembangan pasar
Kuadran II
Perkembangan
pasar
Rasionalisasi
Diversifikasi konsentris
Penetrasi pasar
Penetrasi pasar
Diversifikasi konsentris
Diversifikasi Horisontal
Pengembangan
produk
Pengembangan
produk
Diversifikasi konglomerat
Diversifikasi konglomerat
Integrasi ke depan
Integrasi horisontal
Diversifikasi Horisontal
Usaha patungan
Integrasi ke belakang
Divestiture
Divestiture
Integrasi horisontal
Likuidasi
Likuidasi
Diversifikasi
konsentris
Sumber : Fred R. David, Manajemen Strategis, 2004
-
-
Berdasarkan dari hasil diatas, maka bisnis online payment service yang dilakukan oleh PT.
IMS berada di kuadran II. Perusahaan yang berada pada kuadran ini dapat melakukan
strategi alternatif dengan perkembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk,
integrasi horizontal, Divestiture , dan Likuidasi. Tidak bijaksana untuk PT. IMS yang
berada di kuadran II bergeser dari keunggulan kompetitif yang telah terbentuk. Jika PT.
IMS mempunyai sumber daya yang berlebihan, maka integrasi horizontal, Divestiture ,
atau Likuidasi merupakan strategi yang efektif. Jika PT. IMS terlalu berkomitmen terhadap
suatu produk tunggal, maka diversifikasi konsentris dapat mengurangi resiko yang
berkaitan dengan lini produk yang sempit. PT. IMS dapat memanfaatkan peluang –
106
peluang ekstenal di beberapa bidang : mereka dapat mengambil resiko dengan agresif
jika perlu. Walaupun PT. IMS merupakan perusahaan baru, akan tetapi dengan melihat
dari peluang serta kekuatan yang ada, maka posisi persaingan cukup besar dan kuat.
3. Matrik Kompetitif
Untuk mengetahui posisi relatif perusahaan yang dianalisis, dibandingkan dengan
perusahaan pesaing maka digunakan matrik kompetitif. Untuk itu dapat dilihat matrik
kompetitif bisnis online payment service PT. Indopay Merchant Services dengan tabel di
bawah ini.
Tabel 4.15 Matrik kompetitif bisnis online payment service PT. Indopay Merchant Services
PT.Indopay
Faktor
Merchant Service
Strategis
Pesaing 1
Pesaing 2
PT. Rintis Sejahtera
PT. Jatimas
Bobot
Rating
Bobot
Rating
Bobot
Rating
Skor
Skor
Skor
Bobot
Pangsa pasar
0.25
2
0.50
4
1.00
3
0.75
Pelayanan
0.30
3
0.90
4
1.20
3
0.90
Jaringan
0.20
1
0.20
3
0.60
3
0.60
Promosi
0.15
2
0.30
3
0.45
2
0.30
Keuangan
0.10
1
0.10
3
0.30
3
0.30
TOTAL
1.00
2.00
3.55
2.85
Sumber : PT. Indopay Merchant Services
Berdasarkan tabel matrik kompetitif diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bisnis
online payment service PT. Indopay Merchant Services memiliki pesaing yang cukup berat
dimana bobot skor PT. Rintis Nusantara dan PT. Jatimas lebih tinggi dibanding bobot skor
PT. Indopay Merchant Services. Jika dilihat dari tabel diatas, PT. Rintis Sejahtera menjadi
107
kompetitior terberat karena mereka merupakan mitra indenpenden bank BCA yang
notebene merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia dan memiliki jumlah nasabah
terbanyak.
Selain itu PT. Jatimas juga memiliki nilai skor yang cukup mencolok apabila kita
bandingkan dengan bobot skor PT. IMS. PT. Jatimas yang merupakan mitra dari bank
Mandiri juga menjadi salah satu kompetitor terberat.
Berdasarkan hasil analisis diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam bisnis online
payment service oleh PT. IMS memerlukan strategi pertumbuhan yang gencar disertai
dengan pengembangan inovasi produk untuk dapat meraih pasar dan dapat bersaing
dengan kompetitor lain. Selain itu diperlukan kerjasama - kerjasama dengan bank serta
merchant untuk dapat menjalankan penetrasi pasarnya. Apalagi jaringan pasar di
Indonesia dalam sektor bisnis ini masih sangat luas.
4.2.4 Tahap Keputusan
Setelah melakukan tahap pencocokan dimana telah diketahui beberapa opsi strategi
alternatif dari matriks IFAS & EFAS, , matriks TOWS, dan matriks Kompetitif. Maka dapat
ditentukan rancangan teknik untuk menetukan daya tarik relatif dan daftar prioritas dari
strategi alternatif dengan teknik Matriks perencanaan Strategi Altenatif ( QSPM ).
Terdapat beberapa langkah dalam penentuan strategi altenatif, antara lain :
1. Membuat daftar analisis internal dan ekstenal
2. Memberi bobot
3. Menentukan strategi alternatif yang menjadi prioritas utama berdasarkan matriks IE,
matriks TOWS, dan matriks kompetitif.
4. Menghitung nilai daya tarik ( AS )
5. Menghitung TAS ( Total Nilai Daya Tarik )
6. Hitunglah jumlah Total Nilai daya Tarik
108
Tabel 4.16 matriks QSPM untuk penentuan alternatif strategi pada PT. IMS
Faktor Internal
pengembangan
integrasi ke
produk
belakang
BOBOT
NDT
TNDT
NDT
TNDT
Transaksi yang cepat ” real time online ”
0.154
3
0.462
4
0.616
Jangkauan yang luas
0.022
4
0.088
4
0.088
0.063
-
-
-
-
Memiliki SDM yang berkualitas
0.091
2
0.182
3
0.273
Sistem informasi berbasis teknologi IT ” HSM
0.026
3
0.078
3
0.078
Pengembangan teknologi dan inovasi
0.045
3
0.135
3
0.135
Kurangnya jaringan dalam pemasaran perusahaan
0.165
1
0.165
1
0.165
Organisasi SDM dalam perusahaan yang belum
0.030
-
-
-
-
Maintenance tools yang belum baik dan jelas
0.026
1
0.026
2
0.052
Kurangnya modal
0.215
1
0.215
2
0.43
Kurangnya promosi
0.058
2
0.116
1
0.058
Sistem manajemen perusahaan yang belum baik
0.066
-
-
-
-
Manajemen
akuntansi
yang
terencana
dan
terorganisir
Thales ”
terstruktur dan terorganisir
dan kokoh
TOTAL
1.00
FAKTOR EKSTERNAL
Pangsa pasar bisnis masih luas
0.154
4
0.616
3
0.462
Adanya kebijakan pemerintah mengenai bisnis via
0.022
-
-
-
-
0.063
3
0.189
3
0.189
0.091
4
0.364
3
0.273
internet
Perkembangan teknologi
Berkembangnya
trend
kebutuhan
konsumen
dengan transaksi pembayaran yang cepat dan
efisien
109
Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen
0.026
4
0.104
3
0.078
Sifat masyarakat yang konsumtif
0.045
4
0.18
3
0.135
Kondisi perekonomian yang belum stabil
0.064
-
-
-
-
Persaingan dengan kompetitor bisnis
0.209
1
0.209
1
0.219
Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah kepada
0.067
1
0.067
1
0.067
Jaringan internet di Indonesia yang belum merata
0.111
2
0.222
1
0.111
Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap jasa
0.095
2
0.19
1
0.095
Pemasalahan dengan keamanan bisnis
0.053
2
0.106
1
0.053
TOTAL
1.00
bank – bank yang menjadi mitra PT. IMS
yang ditawarkan
3.714
3.577
Sumber : PT. Indopay Merchant Services
Keterangan :
TNDT = Total Nilai Daya Tarik
NDT = Nilai Daya tarik
Pembobotan :
1 = Sangat menarik
2 = menarik
3 = Tidak Menarik
4 = Sangat Tidak menarik
Berdasarkan data diatas maka dapat dihasilkan bahwa untuk strategi pengembangan
produk memiliki nilai TNDT lebih baik yaitu dengan berjumlah 3.714 dibandingkan dengan
integrasi ke belakang yaitu dengan jumlah 3.577. Oleh kaena itu PT. IMS bisa
memprioritaskan untuk fokus kepada pengembangan produk dalam penerapan altenatif
strategi.
110
4.3 Mengetahui dan Menganalisis Inovasi Bisnis
Seperti yang sudah dijelaskan di bab 2 mengenai teori inovasi. Inovasi adalah suatu
gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk,
proses atau jasa (Stephen P. Robbin,2003). Maka dari itu inovasi yang dimaksud tidak
mengisyaratkan kebaruan absolut, sebab perubahan dapat dipandang sebagai suatu
inovasi jika perubahan itu baru bagi organisasi yang memperkenalkannya. Kerja tim yang
diperkenalkan dalam suatu departemen pemerintah juga dianggap sebagai suatu inovasi
jika ia baru dalam departemen pemerintah itu, terlepas dari apakah dia pernah
diperkenalkan di departemen – departemen lainnya. Jadi, semua inovasi menyangkut
perubahan, tetapi tidak semua perubahan harus mencakup gagasan baru atau
mendorong ke perubahan yang mencolok.
Pada analisis alternatif strategi pada subbab sebelumnya dihasilkan bahwa PT. Indopay
Merchant Services dapat melakukan alternatif strategi pengembangan produk atau
membuat inovasi produk baru. Untuk dapat mengetahui dan menganalisis inovasi harus
berdasarkan dari ciri – ciri inovasi antara lain :
1. Keunggulan relatif adalah sejauh mana inovasi tersebut tampak lebih unggul daripada
produk – produk sebelumnya.
2. Kesesuaian adalah sejauh mana inovasi tersebut sesuai dengan nilai – nilai dan
pengalaman orang – orang.
3. Kerumitan adalah sejauh mana inovasi tersebut relatif sukar dimengerti atau
digunakan.
4. Kemampuan di pecah – pecah adalah sejauh mana inovasi tersebut dapat dicoba
secara terbatas.
111
5. Di komunikasikan adalah sejauh mana hasil – hasil yang menguntungkan dari
penggunaan tersebut dapat diamati atau dijelaskan kepada orang – orang lain.
Dalam penelitian ini dbahas mengenai inovasi bisnis yang dilakukan dan direncanakan
oleh PT. Indopay Merchant Services. Berdasarkan dari subbab 4.1.2 dijelaskan bahwa
Internet Payment gateway ( sistem pembayaran via internet ) merupakan salah satu
fasilitas bisnis yang disediakan oleh PT. Indopay Merchant Services. Internet Payment
Gateway dibuat untuk dapat melayani dan memudahkan konsumen dalam melakukan
pembayaran via internet. Akan tetapi pelaksanaan bisnis akan dimulai pada bulan Juni
2008.
Sekarang marilah kita membahas mengenai ciri – ciri inovasi yang bersangkutan dengan
bisnis Online Payment Services yang dilakukan oleh PT. Indopay Merchant Services.
4.3.1 Keunggulan relatif
Keunggulan relatif merupakan sejauh mana inovasi tersebut tampak lebih unggul
daripada produk – produk sebelumnya. Dalam penelitian ini yang menjadi keunggulan
relatif adalah bagaimana bisnis Online Payment Service dapat memiliki keunggulan
dibandingkan dengan produk – produk sebelumnya yang notabene bisnis EDC Service.
Ada baiknya kita lihat terlebih dahulu mekanisme dan data mengenai EDC yang sudah
berjalan di PT. Indopay Merchant Services ini.
a. EDC Service
EDC di PT. INDOPAY memiliki komunitas merchant-merchant besar, seperti SOGO,
Ramayana, Pasaraya, dll. yang tersebar di seluruh Indonesia, Memiliki Front-End system
untuk memberikan kemudahan bagi Bank, sehingga Bank tidak perlu melakukan
settlement langsung ke merchant, Memiliki komitmen untuk mengembangkan bisnis
merchant acquiring dan menambah jumlah EDC guna memperluas jaringan bank anggota
112
Debit ATM Bersama dan jaringan bank lainnya, dan memberikan kemudahan dan
keamanan bagi pemegang kartu untuk melakukan pembayaran elektronik baik berupa
kredit, debit, cash advance, pembayaran tagihan, e-top up, dsb.
Untuk dapat mengetahui keunggulan dari EDC Merchant Service maka kita dapat
mengetahui dari strategy plan dan business plan dari EDC Merchant Service PT. Indopay
Merchant Services.
Tabel 4.17 Strategy Plan 2008
STRATEGI PLAN TH 2008
Target EDC 2008
Existing
Target deploy
Target Sales Volume/year
(Rp)
Target Sales Volume/month
(Rp)
=
=
=
10,000
2,000
8,000
=
1,533,000,000,000
127,750,000,000
Sumber : PT. Indopay Merchant Services
Data diatas menjelaskan mengenai target EDC PT. Indopay merchant Services yang
mencapai 10.000 unit dengan target sales Rp. 127,750,000,000.
Tabel 4.18 Strategi Pencapaian Target EDC
A. Strategi Pencapaian
Target EDC
Target EDC/month
667
Target EDC/MO/month
37
50
Applikasi Apprv : 40
Sumber : Data Business Plan EDC PT. Indopay Merchant Services
Selain itu data diatas juga menjelaskan mengenai strategi dan target EDC yang mencapai
667 per bulannya.
113
Di bawah ini tedapat perencanaan volume EDC untuk 5 tahun ke depan dari tahun 2005 2010. Data ini masih digunakan oleh PT. Indopay Merchant Service walaupun terdapat
pergantian kepemilikan dari perusahaan tersebut.
Gambar : 4.7 Volume EDC dalam 5 tahun ke depan
Sumber : PT. Indopay Merchant Services
Gambar diatas menjelaskan bahwa bisnis EDC yang dilakukan oleh PT. Indopay Merchant
Service akan terus mengalami peningkatan dalam jaringan pasar dikarenakan semakin
maraknya pengguna kartu kredit di Indonesia.
Keunggulan – keunggulan dari EDC acquiring yang dilakukan oleh PT. Indopay Merchant
Service antara lain :
•
Merupakan transaksi yang potensial untuk anggota bank dari Indopay
•
MDR yang kompetitif apabila dibandingkan dengan visa / Mastercard
•
Indopay POS dapat menerima berbagai macam tipe dari kartu kredit
•
Meningkatkan volume transaksi kartu yang bersangkutan
•
Menurunkan tingkat kebutuhan akan produktivitas kasir
114
•
Respon waktu yang cepat
•
Membantu memfasilitasi toko atau tempat transaksi dengan bank yang bersangkutan
•
Melatih kasir secara perodik
Sedangkan secara global perkembangan bisnis switching dan merchant service sudah
berkembang dengan pesat. Bisnis switching yang merupakan salah satu bisnis dengan
alat pembayaran menggunakan kartu ( APMK ) pada saat ini sudah sangat variatif.
Selama tahun 2006 saja, industri APMK diwarnai oleh upaya para penerbit APMK untuk
menawarkan berbagai jensi kartu dengan fitur dan fasilitas yang semakin beragam,
terutama kartu kredit. Hal ini secara signifikan berkontribusi dalam pertumbuhan
peningkatan volume dan nominal transaksi. Rasio total jumlah kartu yang beredar dengan
jumlah angkatan kerja saat ini sekitar 365 kartu untuk 1000 penduduk dengan asumsi
satu penduduk hanya memegang satu kartu ( Sumber : Laporan Tahunan Sistem
Pembayaran 2006 ).
Pembayaran menggunakan kartu seperti kartu kredit, katu debet, dan kartu ATM telah
cukup berkembang luas di masyarakat, tercermin dari peningkatan jumlah pemegang,
volume dan nilai transaksi. Jumlah kartu beredar saat ini mencapai 37 juta, jumlah kartu
yang merupakan account based seperti kartu ATM dan kartu debit mengalami
pertumbuhan yang signifikan. Apabila dibandingkan dengan tahun 2003 pertumbuhannya
mencapai 54 %, dan untuk pemegang kartu kredit tumbuh sebesar 82 %. Sementara itu
secara total volume dan nilai transaksi pembayaran dengan menggunakan kartu tumbuh
sebesar 5 % dan 25 % dalam tahun 2006.
Kartu kredit sendiri yang merupakan bisnis yang digiatkan oleh PT. Indopay Merchant
Service secara umum, selama tahun 2006 mengalami pertumbuhan yang cukup pesat
dibanding tahun sebelumnya. Hal ini tergambarkan dari jumlah kartu beredar yang
115
meningkat sebesar 5 % yaitu dari 7,6 juta menjadi 8 juta kartu. Untuk aktivitas transaksi,
nominal penggunaan kartu kredit mengalami pertumbuhan sebesar 15 % dari Rp. 49.6
ribu milyar menjadi Rp. 57.3 ribu milyar, sedangkan dari sisi volume tumbuh sebesar 12
% dari sebesar 102 juta menjadi 114 juta transaksi di tahun 2006. Pesatnya pertumbuhan
ini tak lepas dari adanya peningkatan kebutuhan konsumsi masyarakat dan merebaknya
pemberian fasilitas tambahan untuk penggunaan katu kredit dari penerbit, antara lain
pemberian diskon di merchant dan reward ( sumber : Laporan Tahunan Sistem
Pembayaran 2006 ).
Dari penjelasan diatas sudah jelas bahwa bisnis Merchant kartu kredit yang digiatkan oleh
PT. Indopay Merchant Services dengan usaha yang telah berjalan kurang lebih setengah
tahun tersebut memiliki keunggulan - keunggulan tersendiri yang sudah dijelaskan diatas
baik dari aspek perusahaan maupun global.
b. Online Payment service
Dalam penelitian ini diidentifikasikan mengenai keunggulan relatif yang dimiliki oleh
Online Payment Service sehingga layak dijadikan sebuah inovasi bisnis yang berpropek di
masa depan. Dalam hal ini Online Payment Service yang dilakukan oleh PT. Indopay
Merchant Services memiliki mekanisme seperti yang digambarkan pada gambar 4.3.
Kerja Online Payment Service sangat berhubungan dengan penetrasi dari intenet dan
teknologi informasi. Internet sendiri dikenal dan diakui sebagai fondasi dari masyarakat
infomasi. Internet memberikan lingkungan yang inovatif yang memungkinkan komunikasi
yang bertambah cepat dan murah. Ia telah menjadi basis perdagangan global dan
menjadi
suatu
sarana
membantu
menyimpan
banyak
esensi
tujuan
–
tujuan
pembangunan.
Sejak tahun 1970an, jumlah negara yang terhubung dengan internet telah meningkat
tajam dari 60 pada tahun 1993 menjadi 214 pada tahun 2001. Terdapat 40 juta orang di
116
seluruh dunia menggunakan intenet secara reguler pada tahun 1995, dan melonjak
menjadi 131 juta pada akhir 1999, menjadi 606 juta pada September 2002 dan saat ini
pengguna Internet di dunia mencapai lebih dari satu milyar manusia. Berdasarkan data di
bawah ini dijelaskan mengenai perkembangan Internet di kawasan ASEAN dari tahun
2000 – 2006.
Tabel 4.19 Data Pengguna Internet dan Pertumbuhannya di kawasan ASEAN dari tahun 2000
– 2006
Data Pengguna Internet dan Pertumbuhannya di kawasan ASEAN dari tahun 2000
- 2006
Negara
Indonesia
Malaysia
Vietnam
Thailand
Filipina
Singapura
Myanmar
Brunei
Darussalam
Kamboja
Laos
Timor timur
Populasi
( Perkiraan
2006 )
Pengguna
Internet
( Thn 2000 )
Pengguna
Internet
( Thn 2006 )
Pengguna
Internet
( per 1.000
populasi )
Pertumbuhan
( 2000 - 2005 )
221.900.701
27.392.442
83.994.402
66.527.271
2.000.000
3.700.000
200.000
2.300.000
18.000.000
10.040.000
10.000.000
8.420.000
81
367
119
127
800,0 %
171,4 %
4.900,0 %
266,1 %
85.712.221
3.601.745
54.021.571
2.000.000
1.200.000
1.000
7.820.000
2.421.000
63.000
91
672
1
291,0 %
101,8 %
6.270,0 %
358.000
15.017.110
5.719.497
947.000
30.000
6.000
6.000
0
56.000
41.000
20.000
1.000
142
3
4
1
86,7 %
583,3 %
248,3 %
0
Sumber : Kajian Teknologi Informasi dan Komunikasi, 2006
Data diatas sudah menjelaskan bahwa jika dibandingkan negara – negara tetangga Asia
Tenggara, Indonesia mempunyai pengguna internet paling banyak. Disusul oleh
pengguna internet Malaysia yang berjumlah lebih dari 10 juta. Vietnam dengan 10 juta,
117
Thailand dengan 8,4 juta, Filipina dengan 7,8 juta dan Singapura dengan 2,4 juta.
Sedangkan negara lainnya, yaitu Myanmar, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, dan Timor
Timur pengguna internetnya dibawah angka 100 ribu.
Namun juka dilihat dari penetrasinya, Singapura jauh lebih baik. Dari 1000 penduduk
Singapura, 672 oang pernah menggunakan internet. Disusul oleh Malaysia 367, Brunei
Darussalam 142, Thailand 127, dan Vietnam 119. Indonesia hanya mempunyai angka
penetrasi 81, kalah dari Filipina ya mencapai angka 91. Sedangkan pertumbuhan intenet
sendiri di kawasan Indonesia dapat dilihat dari data tabel dibawah ini.
Tabel 4.20 Pertumbuhan Pelanggan Internet dan Perkiraan Pengguna, 1998 - 2005
Pertumbuhan Pelanggan Internet dan Perkiraan Pengguna, 1998 – 2005
Pelanggan ( Pertumbuhan dalam
Tahun
%)
Pengguna ( Pertumbuhan dalam % )
1998
134,000
512,000
1999
256,000
91%
1,000,000
2000
400,000
56%
1,900,000
90%
2001
581,000
45%
4,200,000
121%
2002
667,002
15%
4,500,000
7%
2003
865,706
30%
8,080,543
80%
2004
1,087,428
26%
11,226,143
39%
2005
1,500,000
38%
16,000,000
43%
Sumber : Teknologi Informasi dan Komunikasi, 2005
Berdasarkan data tabel diatas dijelaskan bahwa terjadi pertumbuhan yang cepat dan
tetap pada kategori pelanggan internet dan pengguna internet dalam tujuh tahun terakhir
sampai tahun 2005. Rata – rata pertumbuhan tahunan pelanggan internet meningkat
semakin cepat.
Transaksi finansial terutama dalam cara pembayaran di dunia usaha telah terpengaruh
oleh kondisi masyarakat yang mobile akibat tumbuh pesatnya internet yang benar – benar
118
mampu menghilangkan jarak dan waktu. Metoda pembayaran secara online menjadi
tumbuh subur menggunakan semacam portal pembayaran yang menyediakan transaksi
pembayaran dengan menghubungkan layanan debit atau kartu kredit secara online yang
dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, dan dapat dijangkau oleh siapapun tanpa
batas.
Keunggulan – Keunggulan dari Online Payment Service yang dilakukan oleh PT. Indopay
Merchant Services antara lain :
•
Melakukan transaksi secara online dengan mudah dan efisien
•
Biaya relatif lebih murah
•
Perusahaan – perusahaan dapat menjangkau pelanggan di seluruh wilayah
•
Tepat waktu dan proses transaksi lebih cepat
•
Peningkatan pendapatan dan loyalitas pelanggan
Dengan melihat trend informasi dan teknologi yang sudah berbasis digital informasi. Serta
berdasarkan dari data serta fakta penjelasan diatas. Maka dapat disimpulkan bahwa Bisnis
Online Payment Service yang dilakukan oleh PT. Indopay Merchant Services memiliki
keunggulan relatif dibanding produk – produk sebelumnya.
4.3.2 Kesesuaian
Kesesuaian adalah sejauh mana inovasi tersebut sesuai dengan nilai – nilai dan
pengalaman orang – orang. Nilai adalah sesuatu yang dianut oleh suatu masyarakat,
mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat.
Sebagai contoh, orang menanggap menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri
bernilai buruk. Woods mendefinisikan nilai sebagai petunjuk umum yang telah
berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan
119
sehari-hari. Sedangkan pengalaman merupakan pengetahuan dan ketrampilan tentang
sesuatu yang diperoleh lewat keterlibatan atau berkaitan dengannya selama periode
tertentu. Secara umum, pengalaman menunjuk kepada mengetahui bagaimana atau
pengetahuan prosedural, daripada pengetahuan proposisional. Berdasarkan kesimpulan
dari pengertian diatas maka apabila kita kaitkan dengan penelitian Online Payment
Service maka nilai dan pengalaman disini merupakan segala sesuatu yang baik dan buruk
serta pengalaman dari orang lain mengenai pembayaran secara online apakah bisnis ini
baik atau buruk.
Untuk menentukan nilai dan pengalaman mengenai Online Payment Service maka kita
harus mengetahui terlebih dahulu perkembangan internet secara global dan di Indonesia
pada khususnya.
Sejarah Internet di Indonesia bermula di tahun 90 – an, saat itu jaringan internet lebih
terasa semangat kerjasama, kekeluargaan dan gotong royong. Suasana Internet
Indonesia pada perkembangannya sekarang lebih komersil dan individual. Sampai saat ini
hanya kalangan terpelajar dan masyarakat perkotaan saja yang mengenal Internet.
Sementara bagi kebanyakan masyarakat. Indonesia yang tersebar hingga ke pelosok desa
internet bisa jadi masih terlalu asing bagi mereka. Meski pengguna internet di indonesia
sudah melonjak drastis, rasionalnya terhadap jumlah penduduk termasuk paling kecil
dibandingkan negara – negara berkembang lainnya.
Data dari tabel 4.19 dan 4.20 sudah menjelaskan dengan baik bahwa perkembangan
internet di wilayah regional dan domestik di Indonesia mengalami
peningkatan yang
sangat positif dan memiliki prospek serta peluang bisnis yang sangat besar.
120
Gambar 4.8 Grafik peningkatan penggunaan Cable Modems dari tahun 2003 – 2008
Sumber : Kajian Teknologi Informasi dan komunikasi tahun 2006
Jika melihat dari perkembangan diatas, tampak jelas bahwa perkembangan internet di
Indonesia semakin berkembang dengan pesat dengan makin meningkatnya penyediaan
fasilitas cable modems dan lainnya untuk menunjang jaringan internet di seluruh pelosok
Indonesia.
Berdasarkan
data
-
data
tersebut
diatas
maka
dapat
disimpulkan
mengenai
perkembangan internet di Indonesia yang semakin pesat. Online Payment Service yang
merupakan penyediaan pembayaran secara online dengan menggunakan fasilitas internet
otomatis memiliki prospek yang semakin pesat. Apabila kita hubungkan dengan unsur
kesesuaian yang berarti memiliki nilai sesuai dengan pengalaman dan nilai lingkungan
masyarakat, maka dapat kita simpulkan bahwa Bisnis Online Payment Service yang
dilakukan oleh pihak PT. Indopay Merchant Services memiliki unsur kesesuaian yang
merupakan dasar dari ciri – ciri inovasi bisnis.
121
4.3.3 Kerumitan
Kerumitan adalah sejauh mana inovasi tersebut relatif sukar dimengerti atau digunakan.
Dalam penggunaan kerumitan ini kami melakukan penelitian berdasarkan tingkat
kemampuan pelanggan dan pengguna di Indonesia sampai tahun 2007 terhadap internet
yang notabene adalah basis dari sistem online payment service.
Sedangkan untuk tingkat pengguna dan pelanggan internet baik di Indonesia maupun di
kawasan regional ASEAN sudah digambarkan dengan jelas pada tabel 4.19 dan 4.20
Dimana terdapat peningkatan pengguna dan pelanggan yang berarti tingkat pengetahuan
akan teknologi internet informasi dan internet semakin berkembang dengan pesat.
Pertumbuhan pengguna internet dapat terlihat jelas dalam grafik dibawah ini. Grafik
dibawah menegaskan bahwa terdapat peningkatan dalam estimasi pengguna internet dari
tahun 1995 – 2005
Gambar 4.9 Estimasi Pengguna Internet dari tahun 1995 – 2005
80000
70000
60000
50000
40000
User
30000
20000
10000
0
95
97
99
2001
2003
2005
Sumber : Artikel ”Arah pergerakan infrastruktur di Indonesia”
Di bawah ini terdapat data – data yang bersangkutan mengenai jumlah total penduduk
yang menggunakan internet atau komputer di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
122
Tabel 4.21 Rumah Tangga Menurut Kepemilikan Komputer / Desktop / Laptop / Notebook
Berdasarkan Kotamadya / Kabupaten Administratif, 2005
Kep
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakrta
DKI
Seribu
Selatan
Timur
Pusat
Barat
Utara
Jakarta
63
99.047
71.808
29.673
86.436
47.978
335.005
Tidak
6.657
416.238
620.928
215.082
491.274
369.334
2.119.513
Jumlah
6.720
515.285
692.736
244.755
577.710
417.312
2.454.518
Memilki
Computer
/
Laptop
ya
Sumber : Statistik Kesejahteraan rakyat DKI Jakarta, 2005
Tabel 4.22 Rumah Tangga menurut Penggunaan Komputer untuk Akses Internet
Berdasarkan Kotamadya / Kabupaten Administratif, 2005
Menggunakan
Kep
jakarta
jakarta
jakarta
jakarta
jakarta
DKI
Komputer
Seribu
Selatan
Timur
Pusat
Barat
Utara
Jakarta
Ya
63
44.912
25.334
13.797
42.336
16.100
142.552
-
54.135
46.464
15.876
44.100
31.878
192.453
63
99.047
Tidak
Jumlah
71.808
29.673
Sumber : Statistik Kesejahteraan rakyat DKI Jakarta, 2005
86.436
47.978 335.005
123
Tabel 4.21 menjelaskan bahwa dari populasi penduduk DKI Jakarta yang berjumlah
2.454.518 ART penduduk yang tersebar ke seluruh wilayah Jakarta, ternyata hanya
memiliki 335.005 ART yang memiliki komputer / notebook / desktop / laptop pada tahun
2005. Sehingga jumlah ART yang tidak memiliki komputer sebesar 2.119.513.
Hal ini menjelaskan bahwa masih sangat banyak orang yang belum memiliki komputer di
daerah Jakarta yang notabene merupakan ibu kota tanah air Indonesia. Selain itu pada
tabel 4.22 dijelaskan bahwa dari total 335.005 ART yang memiliki komputer / note book
ternyata hanya 142. 552 ART yang menggunakannya untuk keperluan internet. Akan
tetapi kebanyakan dari mereka menggunakan warung internet dan fasilitas atau kantor /
sekolah untuk mengakses internet. Seperti yang digambarkan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.23 Rumah Tangga Menurut Penggunaan Internet Di luar Rumah Berdasarkan
Kotamadya / Kabupaten Administratif, 2005
Tempat
Kep
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
DKI
Menggunakan
Seribu
Selatan
Timur
Pusat
Barat
Utara
Jakarta
Internet
Warnet
Ya
336
30.877
33.264
Tidak
6.384
484.408
659.472
Jumlah
6.720
515.285
692.736
12.096
232.659
244.755
30.870
14.812
122.255
546.840
402.500
2.332.263
577.710
417.312
2.454.518
48.069
14.812
183.575
Kantor / Sekolah
Ya
147
60.952
40.128
19.467
Tidak
6.573
454.333 652.608
Jumlah
6.720
515.285 692.736
21
7.619
8.976
3.213
Tidak
6.699
507.666
683.760
241.542
Jumlah
6.720
515.285
225.288
244.755
529.641 402.500
2.270.943
577.710 417.312
2.454.518
Lainnya
Ya
692.736
244.755
6.615
571.095
577.710
1.610
28.054
415.702
2.426.464
417.312
2.454.518
124
Sumber : Statistik Kesejahteraan rakyat DkI Jakarta, 2005
Dari data diatas dijelaskan bahwa dari total ART sebanyak 2.454.518, ternyata tedapat
122.255 ART yang menggunakan fasilitas warung internet, 183. 575 ART menggunakan
fasilitas internet dan di kantor, dan 28. 054 ART yang memakai internet dai fasilitas
lainnya. Sehingga apabila kita totalkan sebagai berikut :
Memiliki akses internet sendiri + warung internet + Kantor / sekolah + lainnya = total
pengguna internet
142.552 + 122.255 + 183.575 + 28.054 = 476.436 ART
Jadi tedapat 476.436 ART yang mengakses internet dari berbagai fasilitas di wilayah
Indonesia dan sisanya berjumlah 1.978.082 ART tidak pernah mengakses internet.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa untuk sistem transaksi online payment service
yang dilakukan oleh PT. Indopay Merchant Service memiliki tingkat kerumitan dalam
penggunaan yang cukup besar dilihat dari jumlah ART yang masih banyak yang belum
pernah menggunakan internet. Akan tetapi melihat dari perkembangan dan peningkatan
pengguna internet di dunia khususnya di Indonesia, maka bisnis ini memiliki prospek serta
peluang yang sangat besar dan positif sebagai salah satu inovasi bisnis yang berkembang
di masa yang akan datang.
4.3.4 Kemampuan di pecah – pecah
Kemampuan dipecah - pecah adalah sejauh mana inovasi tersebut dapat dicoba secara
terbatas. Maksudnya adalah bagaimana inovasi bisnis yang dilakukan dapat digunakan
secara terbatas dan tidak mengalami perubahan yang signifikan di masa yang akan
datang. Sebenarnya untuk bisnis Online Payment Service yang sangat bergantung
terhadap mobilitas dari internet, akan memiliki prospek peluang bisnis yang sangat besar
125
di masa datang. Hal tersebut dapat disimpulkan berdasarkan dari data tabel maupun
gambar dari penjelasan sebelumnya diatas. Gambar 4.8, 4.9, dan 4.10 serta tabel 4.19
dan 4.20 semuanya menyimpulkan bahwa perkembangan dan pertumbuhan internet
sekarang ini sangat tinggi dan akan berprospek di masa yang akan datang. Melihat dari
mekanisme serta keunggulan – keunggulan dari online payment service yang sudah
dijelaskan sebelumnya, maka kemungkinan bisnis ini akan bertahan untuk beberapa
tahun mendatang. Di bawah ini terdapat data perkiraan pelanggan internet serta
perkembangan internet yang dapat menunjang kegiatan bisnis online payment service.
Tabel 4.24 Estimasi kebutuhan ( Demand ) akan jasa telematika dari Direktorat Jenderal
Postel pada tahun 2003
126
Sumber : Demand Forecast Ditjen Postel,200
Data diatas merupakan perkiraan estimasi kebutuhan ( Demand ) akan jasa telematika
dari Direktorat Jenderal Postel pada tahun 2003. Dari data diatas maka dapat dilihat
mengenai perkiraan pertumbuhan dan perkembangan kebutuhan pelanggan yang
diperkirakan sebesar 31,79 % penetrasinya pada tahun 2015 dan 12,4 % penetrasi dalam
pengembangan jaringan kapasitas sambungan tetap internet di Indonesia.
Maka dapat disimpulkan dari data diatas bahwa bisnis online payment service yang
dilakukan oleh PT. Indopay Merchant Services dapat berbasis dari internet dapat bertahan
untuk waktu yang lama sehingga tidak mudah untuk dapat dipecah – pecah atau
mengalami perubahan.
4.3.5 Di komunikasikan
Maksudnya adalah sejauh mana hasil – hasil yang menguntungkan dari penggunaan
tersebut dapat diamati atau dijelaskan kepada orang – orang lain.
Mekanisme
operasional bisnis online payment service yang dilakukan oleh PT. Indopay Merchant
Services sudah tergambar dengan jelas di gambar 4.3 pada pembahasan sebelumnya.
Untuk dapat mengetahui apakah bisnis online payment service dapat dijelaskan dengan
baik kepada orang lain atau pelanggan, maka patut diketahui terlebih dahulu mengenai
perkembangan jumlah user atau pelanggan internet di Indonesia.
Pada tabel 4.21, 4.22, dan 4.23 yang mengambil sampel di ibu kota DKI jakarta juga
menyimpulkan bahwa mayoritas penduduk Jakarta masih belum mengerti dan memahami
internet. Oleh karena itu hal ini dapat menjadi penghambat dalam mengkomunikasikan
sistem bisnis online payment service kepada konsumen dikarenakan pengetahuan yang
terbatas. Akan tetapi melihat dari perkembangan serta peningkatan pelanggan yang
cenderung positif yang dijelaskan pada gambar 4.8, 4.9, dan 4.10 serta tabel 4.19, 4.20,
127
dan 4.24. Maka kita dapat optimis bahwa dengan pemasaran serta segementasi yang
tepat sasaran, maka bisnis online payment service yang dilakukan oleh PT. Indopay
Merchant Services dapat memiliki prospek bisnis yang cerah serta menggiurkan di masa
yang akan datang.
Dalam
bahasan
ini
dapat
disimpulkan
bahwa
terjadi
penghambat
dalam
mengkomunikasikan bisnis online payment service yang dilakukan oleh PT. IMS ( Indopay
Merchant Services ) kepada pelanggan dikarenakan faktor – faktor diatas. Akan tetapi
dengan kebijakan pemasaran dan promosi serta segmentasi yang tepat sasaran, maka
bisnis ini dapat berprospek di masa yang akan datang.
4.4 Strategi Terpilih
Setelah dilakukan analisis mengenai alternatif strategi bisnis dan penentuan inovasi bisnis
online payment service pada PT. Indopay Merchant Services, maka dapat diketahui solusi
inovasi dan strategi bisnis terbaik untuk perusahaan.Kesimpulan yang didapat adalah
sebaiknya perusahaan PT. Indopay Merchant Services dalam melakukan bisnis online
payment service antara lain :
1. . Meningkatkan sistem keuangan dan akuntansi di perusahaan
2. Meningkatkan SDM yang berkualitas
3. Meningkatkan pangsa pasar dengan kendali merchant dan issuer
4. Mengembangkan teknologi dan inovasi
5. Meningkatkan pelayanan dan kualitas jasa
6. Meningkatkan sistem informasi IT
7. Meningkatkan kendali atas pemasok
8. Meningkatkan daya saing dengan kompetitor
9. Menambah produk atau jasa baru / diversifikasi konsentris
128
10. Memperkenalkan jasa ke wilayah geografis baru / Pengembangan pasar
11. Menurunkan harga / MDR
12. Dalam matriks kompetitif variabel pelayanan dan promosi menjadi variabel yang
paling mungkin bisa bersaing dengan kompetitor dibandingkan dengan variabel
lainnya, sehingga strategi no. 3 dan no. 5 paling mungkin dicapai atau realistis
Akan tetapi berdasarkan dari hasil QSPM maka direkomendasikan untuk penentuan
alternatif strategi terbaik maka dihasilkan strategi peningkatan pangsa pasar yang
memiliki nilai TNDT paling tinggi. Strategi ini merupakan pengembangan dari strategi
penetrasi pasar dan pengembangan pasar dimana perusahaan dapat meningkatkan
promosi pemasaran dengan gencar atau melakukan pengambangan pasar ke wilayah
geografis baru sehingga dapat menarik pasar konsumen. Di bawah ini terdapat data
penjualan perusahaan PT. Indopay Merchant Services.
Gambar 4.10 Volume Penjualan EDC Service PT. IMS dari bulan januari – Juli 2007
129
Sumber : PT. Indopay Merchant Services
Berdasarkan dari data diatas maka terlihat jelas secara global PT. Indopay Merchant Services
memiliki peningkatan penjualan dari 3 bulan pertama operasional perusahaan dengan
penjualan terakhir mencapai Rp. 19.000.000.000 dengan EDC berjumlah 1700. Sehingga
berdasarkan data tersebut ditambah dengan informasi dari data – data sebelumnya maka
perencanaan jasa online payment service yang baru berjalan diprediksikan menjadi inovasi
bisnis yang akan sukses dan berprospek di masa yang akan datang dengan alternatif strategi
peningkatan pangsa pasar.
Download