BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profile Responden PT. Indopay Merchant Services berdiri pada tanggal 7 Oktober 2005 dengan nomor surat C-04940 HT.01.04. pada tahun 2006 dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang disampaikan oleh notarsi Henny Singgih, SH. PT. Indopay Merchant Services merupakan perusahaan merchant acquiring dengan front – end system dengan total budget investasi USD 50 juta dalam kurun waktu 5 tahun ke depan. PT. Indopay Merchant Services memliki visi jangka panjang antara lain : • PT. Indopay Merchant Services yang pada awalnya berasal dari perusahaan Sampoerna Group dan pada saat ini berganti alih kepemilikan menjadi milik PT. Abhimata Persada pada Oktober 2007 untuk bisnis outsourcing. IMS’s ( Indopay Merchant Services ) bergerak di bidang merchant services seperti EDC ( Electronic Data Capture ),ATM, SMS dan Phone Banking dan Internet Banking, dan lain sebagainya. • PT. Abhimata Persada sendiri merupakan perusahaan yang bergerak sebagai system front end provider bagi bank – bank nasional di Indonesia. • Pada saat ini sudah lebih dari 20.000 EDC sudah aktif di bawah IMS’s. dalam cakupan di Indonesia. IMS akan melakukan outsourcing bisnis dan menambah bisnisnya di ATM. Selain itu sebagai perusahaan professional PT. Indopay Merchant Services juga memiliki misi jangka panjang yaitu : • Bekerja sama dengan seluruh bank di bidang EDC dan merchant service untuk bergabung dengan PT. Indopay Merchant Services. 58 59 • Menyediakan pelayanan “ Value Added “ dengan lebih baik untuk semua pemegang kartu dimana pemegang kartu dapat menggunakan ATM dan mini ATM sekaligus untuk melakukan transaksi dalam bank ataupun diluar bank yang bekerja sama dengan IMS. Serta dapat menggunakan IMS’s EDC Machine di outlet – outlet merchant. • Untuk meningkatkan citra publik dan hubungan baik bahwa PT. Indopay Merchant Services akan menjadi perusahaan Switching terbaik di lingkungannya Pada saat ini pelaksanaan operasional bisnis PT. Indopay Merchant Services dapat dibagi ke dalam beberapa macam dan pelayanan untuk dapat menunjang visi dan misi tersebut, antara lain : • EDC Service • EDC Brand Used • IMS’s Existing Merchant by Category • Coverage Area • Feature’s EDC Machine • Internet Payment Gateway 4.1.1 Macam – macam Bisnis PT.Indopay Merchant Services Sudah disebutkan sebelumnya mengenai macam – macam bisnis yang dilakukan oleh PT. Indopay Merchant Services. Di sub bab ini dijelaskan satu per satu bisnis yang dikerjakan oleh PT. Indopay Merchant Services. 1. EDC Service Dalam EDC Service sudah lebih dari 2000 EDC milik IMS sudah terinstalasi dan aktif di seluruh penjuru dunia. Dalam pengerjaan operasinya PT. IMS dilengkapi dengan EDC GPRS dan EDC Dial UP untuk melaksanakan transaksi. Selain itu EDC IMS didukung oleh EDC EMV level 1 & 2. Dalam hal ini diberikan pelayanan tambahan yaitu bebas biaya 60 untuk EDC IMS. Dan juga EDC IMS dapat digunakan untuk menerima semua tipe kartu dari seluruh bank. Gambar dibawah menjelaskan mengenai diagram koneksi EDC pada PT. Indopay Merchant Services. Gambar 4.1 Diagram Koneksi EDC pada PT. Indopay Merchant Services Sumber : PT. Indopay Merchant Services Gambar 4.2 Payment Process PT. Indopay Merchant Services Sumber : PT. Indopay Merchant Service 61 Data diatas menjelaskan mengenai proses pembayaran ( Payment Process ) dari EDC Merchant Service yang dilakukan oleh PT. Indopay Merchant Service Beberapa produk EDC yang dimiliki oleh PT. IMS antara lain : a. Verifone 2. b. Ingenico c. Hypercom IMS’s Existing Merchant by Category Beberapa pangsa pasar merchant atau badan usaha yang melakukan proses transaksi EDC yang dilakukan antara lain : • Hotel • Restaurant • Dept. Store • Jewellery • Rumah sakit • Electronic Store • Tour & Travel • Boutique, etc • Hypermarket 3. Cakupan Area ( Coverage Area ) Untuk area cakupan yang dilakukan oleh PT. Indopay Merchany Services antara lain : • Jabodetabek • Bandung • Surabaya • Yogyakarta • Denpasar • Medan 62 Cakupan area berdasarkan third party, antara lain : • Sumatera : Batam, Padang, Pekan Baru, Jambi, Palembang & Lampung. • Jawa : Cilegon, Cirebon, Tasik, Sukabumi, Tegal, Purwokerto, Semarang, Malang, Kediri & Jember • Sulawesi • Kalimantan : Banjarmasin, Pontianak, Balikpapan & Samarinda • Jayapura : Papua & sekitarnya • NTB : Mataram : Manado, Makassar & Palu 4. Ciri – ciri utama dari EDC Machine IMS antara lain : a. Ciri – ciri / keutamaan dari pembelian EDC yaitu : • Penjualan • Terdapat Kekosongan • Dapat disalin • Cicilan • Terdapat kode verifikasi kartu • Laporan audit • Penyelesaian b. Ciri – ciri dari Mini ATM antara lain : • Penarikan tunai • Transfer uang • E – Ticketing • Pembayaran tagihan 63 4.1.2 Internet Payment Gateway Internet Payment gateway ( sistem pembayaran via internet ) merupakan salah satu fasilitas bisnis yang disediakan oleh PT. Indopay Merchant Services. Internet Payment Gateway dibuat untuk dapat melayani dan memudahkan konsumen dalam melakukan pembayaran via internet. Selain itu pembayaran secara online ( online payment service ) ini dapat dilakukan untuk pengguna kartu kredit Visa dan Mastercard untuk wilayah domestik dan sekitarnya. Dan juga dalam proses Online Payment Service ini dapat diakses 24 jam dan dilakukan untuk seluruh website yang menggunakan transaksi kartu kredit tersebut. PT. Indopay Merchant Services menyediakan keamanan 3D untuk bank yang menjadi partner PT. IMS. Manfaat adanya pembayaran secara online secara tidak langsung juga berdampak untuk kasir merchant tersebut karena tidak memerlukan transaksi melalui EDC dalam penggunaan kartu kredit dikarenakan sudah ada jasa pembayaran secara online yang memudahkan pihak konsumen dan kasir. Pada dasarnya beberapa manfaat dari pembayaran secara online antara lain : Pembayaran tagihan, transfer, dll. Untuk pelaksanaan bisnis Online Payment Service akan dimulai pada bulan Juni 2008. Untuk saat ini anggota bank yang sudah bekerja sama dengan PT. Indopay Mechant Services antara lain Bank BNI & American Express. Bank – bank yang akan menjadi prospek target PT. Indopay Merchant Services, antara lain : • BRI • NISP • BII • Danamon • Dan bank lainnya 64 Di bawah ini merupakan proses pembayaran melalui Online Payment Service secara sederhana. Gambar 4.3 Proses pembayaran online payment oleh PT. Indopay Merchant Services Merchant 1 2 3 7 4 Customer 7 Issuer 6 6 Switching 5 5 Sumber : PT. Indopay Merchant Services 1. Customer mengunjungi website Merchant 2. Merchant meng-konfirmasi pemesanan dari Customer 3. Customer meng-konfirmasi pemesanan dan mengirim ke INDOPAY 4. Customer memberikan informasi kartunya kepada INDOPAY Gateway 5. INDOPAY mengirim permohonan pembayaran ke Bank/Switching Center 6. Bank/Switching Center mengirmkan kembali payment result ke INDOPAY 7. INDOPAY meneruskan payment result kepada Merchant dan Customer 65 4.1.3 Struktur Organisasi Gambar 4.4 Struktur 0rganisasi PT. Indopay Merchant Services DarwinSariaatmadja Pres Director Structured Organization Abhimata - Indopay TRIADI MARTIANTO Director E-Payment Solutions Division Head Winarto Widjaja HR Nita Finance Vacant Operation & System Operation Rukman Interchange Settlement Merchant Acquisit ion Istanti Merchant Corporate/ Bank Uki &Boyke Merchant Retail Uki &Boyke IT -PTAP Yasri BusinessDev (Product Dev) & Promotion Shanti Product Dev / BussinessDev Promotion ITData Center System Fauzi Reporting Office Andriansyah Internal Project EDC Eng. Hari Risk Management,, SOP, QA & Securty Sys Analyst Gitav Head OFArco - Bali (Panca) - Batam - Medan - Yogyakarta &Semarang (Yulianto) - Balikpapan - Makasar - Manado - Bandung (Ligar, Field Support) - Surabaya (Rio) Enhancement Ilen ∴ Profiling(Dadang,Judi) ∴ Admin EDC(Emi) ∴ Field Support(Jamal,Rizal, Budi S) Network&NAC Koesnadi Call Center Sumber : PT. Indopay Merchant Services Data Mining/ Port folio Management Project Management Technical Support Adi Djohan Dev -PTAP Roeddy Maintenance & Administration Yuni 66 4.1.4 Rincian Kerja dan Tanggung Jawab Dalam pembagian tugas PT. Indopay Merchant Services antara lain : 1. Presiden Director • Pimpinan dari para direksi • Pucuk pimpinan dari perusahaan 2. Director • Memberikan arahan untuk pencapaian perusahaan • Memberikan putusan – putusan yang bersifat strategic • Sebagai pucuk pimpinan untuk hal – hal yang bersifat makro 3. E-Payment Solutions Division Menjalankan unit bisnis berdasarkan target dari manajemen 4. Finance Bertanggung jawab untuk semua kegiatan financial dan permasalahan keuangan. 5. Operation & system Bertanggung jawab untuk seluruh kegiatan operasi dan sistem dari unit bisnis Untuk divisi ini terbagi dalam beberapa bagian, antara lain : a. Operations Bertanggung jawab untuk seluruh kegiatan operasi dan IT diantaranya : • IT Data Center • Proyek internal • Risk Management, SOP, QA & Security • Pelaporan • Settlement & Penanganan Dispute b. Technical Support Bertanggung jawab atas semua kegiatan kegiatan teknis dalam bisnis seperti : • Enhancement 67 • Profilling • Admin EDC • Field Support • Network & NAC • Call Center 6. Merchant Acquisition Bertanggung jawab untuk seluruh kegiatan dalam mengurusi merchant acquisition dalam unit bisnis diantaranya : a. Merchant Corporate b. Merchant Retail c. Administrator d. Head of Merchant Area • Bali • Batam • Medan • Yogyakarta • Semarang • Balikpapan • Makassar • Manado • Bandung • Surabaya 7. Business Development ( Product Development ) & Promotion Bertanggung jawab dalam seluruh pengembangan bisnis diantaranya : a. Product Development / Business Development b. Promotion 68 c. Data Mining / Port folio Management d. Project Management 8. Outsourcer • HRD • Within Group a. IT – PTAP, diantaranya : • System – Fauzi • IT – Office Related – Andrians • EDC Engineer – Hari b. Development – R & D, diantaranya : • System Analyst • Programmers 4.1.5 Menganalisis Kekuatan Perusahaan Melalui lima Kekuatan Porter 1. Kondisi Perusahaan Perusahaan PT. Indopay Merchant Services ( IMS ) mulai berjalan pada tanggal 7 Oktober 2005. Dan sampai saat ini telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Pada saat ini proses bisnis yang sudah berjalan adalah EDC Sevice. Dan bisnis yang sedang dikembangkan antara lain adalah : • online payment service dengan hosting di bank BNI • kerjasama EDC dan ATM dengan China Union Pay • Kerjasama pemasangan EDC pada taksi Blue Bird • Pembayaran e – Payment dengan perusahaan penerbangan Merpati 69 Secara umum pada saat ini perusahaan PT. IMS sedang dalam tahap pengembangan dikarenakan dengan umur perusahaan yang belum mencapai satu tahun. Untuk aspek finansial, PT. IMS saat ini sedang berusaha untuk mencapai titik BEP sehingga pada awal tahun ini mereka masih mengeluarkan banyak pengeluaran untuk mengembangkan pasar dan promosi perusahaan melalui kerjasama – kerjasama ke berbagai merchant. Setelah digambarkan kondisi peusahaan secara umum, maka perlu hal – hal lainnya guna menjelaskan kondisi perusahaan secara lebih lanjut, hal ini dapat digambarkan melalui analisis kekuatan perusahaan yang akan dijelaskan lebih lanjut, berikut analisis kekuatan PT. IMS ( Indopay Merchant Service ) melalui lima kekuatan porter. 2. Lima Kekuatan Porter pada PT. Indopay Merchant Services Untuk mengetahui kondisi perusahaan lebih lanjut, sangat dipelukan suatu pembahasan melalui analisis terhadap kekuatan perusahaan, yang dapat dilihat melalui hal – hal seperti posisi kekuatan persaingan perusahaan tersebut dalam menghadapi perusahaan lain yang sejenis, kekuatan tawar – menawar pemasok dari perusahaan tersebut, pengaruh ancaman pendatang baru pada peusahaan tersebut, kekuatan tawar – menawar pembeli dari perusahaan tesebut, dan pengaruh ancaman produk pengganti terhadap perusahaan tersebut. Analisis kekuatan perusahaan melalui lima kekuatan dari PT. Indopay Merchant Services akan dijelaskan sebagai berikut : a. Tingkat Persaingan antar Perusahaan Karena PT. Indopay Merchant Services merupakan bisnis yang bergerak di bidang switching, maka persaingan dalam bisnis switching menyebabkan persaingan antar perusahaan lain yang sejenis. Contoh : Bisnis EDC Service dari PT. IMS bersaing dengan 70 PT. Finnet, PT. Rintis Sejahtera dan PT. Jatimas. Untuk bisnis Online Payment Service PT. IMS bersaing dengan PT. Rintis Sejahtera dan PT. Jatimas. Pada saat ini PT. IMS memulai bisnis dengan bisnis EDC Service dan sedang digalakkan beberapa proyek bisnis ynag akan dikembangkan selanjutnya. Online Payment Service merupakan salah satu bisnis yang akan dikembangkan daln kemungkinan akan mulai direalisasikan pada akhir tahun 2008. PT. IMS sendiri bekerjasama dengan beberapa bank / issuer seperti bank BNI dan AMEX ( American Express ). Akan tetapi dikarenakan perusahaan ini tergolong pendatang baru di dunia bisnis switching, maka dapat disimpulkan bahwa PT. IMS memiliki posisi yang cukup lemah dalam menghadapi persaingan di bisnis swtching ini. b. Pendatang baru Potensial Hambatan untuk memasuki bisnis cukup besar dan kompleks, karena diperlukannya modal yang cukup besar untuk dapat mempersiapkan dan peralatan untuk menunjang bisnis switching. Selain itu diperlukan juga jaringan yang luas dalam memperluas pasar serta kerjasama kerjasama dengan merchant – merchant untuk meningkatkan produktivitas perusahaan. Peralatan yang dibutuhkan cukup besar dan kompleks sehingga jelas dibutuhkan fasilitas finansial yang memadai. Selain itu dari kebutuhan akan sumber daya manusia yang berkualitas dalam melakukan proses bisnis ini yang sangat minim di Indonesia menjadi penghambat tersendiri dalam menjalankan bisnis dan meningkatkan produktivitas. Sebenarnya dalam sistem mekanisme bisnis yang dijalankan oleh PT. IMS terbilang cukup baik. Dengan mekanisme kerja yang tidak berbeda jauh dengan kondisi dan operasional dari PT. IMS sebelumnya yang dimiliki oleh sampoerna Groups, maka peluang perusahaan untuk bertahan dalam bisnis ini cukup besar. Akan tetapi dikarenakan PT. IMS adalah 71 salah satu perusahaan yang baru berdiri dan termasuk muka baru dalam persaingan pasar bisnis switching, maka dapat disimpulkan bahwa ancaman akan pendatang baru yang potensial terhadap bisnis switching ini akan sangat berpengaruh tehadap PT. Indopay merchant Services. c. Ancaman Produk atau Jasa Pengganti Seiring dengan berkembangnya teknologi, banyak bermunculan inovasi – inovasi bisnis atau jasa bisnis yang dapat digunakan sebagai pengganti. Misalnya untuk bisnis switching ini, jasa penggantinya adalah mobile banking atau sms banking. Padahal jasa ini belum dapat direalisasikan oleh PT. IMS yang lebih berfokus kepada fasiltas EDC service dan online payment service. Sedangkan pada saat ini untuk jasa mobile banking respon konsumen lebih tinggi dibandingkan oleh online payment service. Hal tersebut dapat lebih dikarenakan oleh belum populernya fasilitas internet di mata konsumen Indonesia. Apalagi jumlah pengguna telepon selular meningkat tajam dari waktu ke waktu sehingga dengan melihat penetrasi pasar yang terjadi dalam jasa pengganti serta jaringan pasar yang yang dimiliki oleh PT. IMS belum luas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat ancaman yang cukup besar dari jasa pengganti, walaupun melihat dari peluang pasar online payment service yang cukup besar di masa yang akan datang. d. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Dalam bisnis switching yang dapat dikatakan pembeli adalah para nasabah bank atau pengguna kartu kredit / debit yang menggunakan fasilitas pembayaran via payment gateway atau sistem pembayaran yang berbasis teknologi IT. Terdapat dua kategori pembeli dalam bisnis ini, antara lain Merchant dan Issuer. 72 a. Kekuatan Merchant Bisnis Switching sangat bergantung dari merchant yang dijadikan sarana penyedia payment service provider. Merchant adalah badan usaha yang menyediakan jasa payment Service Provider. PT. IMS sendiri telah memliki beberapa merchant yang dijadikan partner kerja, seperti : Alfamart, Indomart, Chain Anchor Merchant ( Giant, HERO, Hypermart, Metro Dept Store, dan Carrefour ), Apotik, Tour & Travel, Boutique, Salon, Electronic, restaurant, dan Sport Club. Keuntungan yang didapat oleh PT. IMS ini adalah berupa fee based yang berasal dari MDR ( Merchant Discount rate ). Biasanya kisaran persentasenya tidak lebih dari 3 %. Untuk setiap kali melakukan transaksi, maka PT. IMS mendapatkan fee based dai hasil jasa tersebut. Sebenarnya untuk menentukan kekuatan pembeli merchant berdasarkan dari banyaknya merchant yang menyediakan jasa payment service provider yang diadakan oleh PT. IMS. Dengan semakin bekembangnya kesadaran akan adanya peran bisnis swtching yang memudahkan konsumen, maka akan semakin bekembang pula penyediaan jasa ini. Akan tetapi PT. IMS dan pihak bank / issuer akan membuat kesepakatan terlebih dahulu mengenai pengambilan keuntungan / fee based dari MDR untuk dapat direalisasikan di berbagai merchant dan itu bersifat tetap untuk jangka waktu yang tidak ditetapkan. Sehingga merchant tidak berhak untuk melakukan tawar menawar mengenai MDR tersebut. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kekuatan tawar menawar pembeli Merchant tidak memiliki pengaruh yang kuat terhadap perusahaan. b. Kekuatan Issuer Issuer disini dapat diartikan sebagai bank atau penyedia kartu kredit seperti visa atau Mastercard. Bank / issuer bertindak sebagai pemilik nasabah dalam bisnis swtching yang sumber pembayaran ke merchant, Contohnya : Nasabah bank BNI ingin melakukan pembelian tiket pesawat Adam Air via internet, dan fasilitas itu dapat dilakukan dengan 73 adanya penyediaan fasilitas dari PT. IMS untuk pembayaran online payment service. BNI sendiri berperan sebagai issuer dan Adam Air sebagai Merchant. Untung jasa online payment service itu sendiri, PT. IMS masih melakukan pengembangan dan akan terealisasi dalam waktu dekat. Untuk saat ini PT. IMS sudah melakukan kerjasama dengan pihak BNI sebagai issuer pertama yang menjadi partner kerja mereka. Issuer sangat berperan dalam proses tawar menawar pembeli karena dalam kesepakatan MDR dan fee based terjadi antara issuer dan PT. IMS sebagai penyedia jasa. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kekuatan Issuer dalam tawa menawar pembeli pengaruhnya cukup kuat pada perusahaan. e. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Pemasok dalam bisnis switching adalah para penyedia fasilitas peralatan dan perlengkapan kebutuhan jasa payment gateway, seperti : Kebutuhan EDC, Server, Jaringan sistem, dll. Untuk kebutuhan EDC sendiri yang menjadi pemasok adalah Verifone, Inegnico, dan Hypercom. Akan tetapi kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan non teknis yang faktor tawar menawar dalam pemasok tidak terlalu berpengaruh terhadap perusahaan. 74 Gambar 4.5 Analisis Persaingan Porter Ancaman pendatang baru Kekuatan tawar - Persaingan industri Menawar menawar Pembeli Pemasok Persaingan antar Perusahaan yang ada Ancaman produk pengganti Keterangan : 1. Pemasok bahan baku dan IMS adalah pemasok dari dalam dan luar negeri , sebagian besar IMS di dapat dari data perusahaan nya langsung, yaitu : Incegnito, Verifone, dan Hypercom. 2. Hambatan untuk memasuki bisnis ini cukup besar yang dimana dapat dilihat financial untuk melakukan investasi. 3. Pesaing dalam industri EDC antara lain : • Untuk Bisnis EDC Service PT. IMS bersaing dengan bisnis EDC Service : PT. Finnet, PT. Rintis Sejahtera, dan PT. Jatimas • Untuk bisnis Online Payment Service PT. IMS bersaing dengan PT. Jatimas dan PT. Rintis Sejahtera 75 4. Pembeli pada industri ini adalah dapat dilihat dari 2 kekuatan : • Pembeli Merchant : Alfamart, Indomart, Chain Anchor Merchant ( Giant, HERO, Hypermart, Metro Dept Store, dan Carrefour ), Apotik tour & travel, Boutique, Salon, Electronic, Resturant, dan Sport club. • Kekuatan Issuer : Bank BNI & Pesawat Adam Air. 5. Produk pengganti pada industri ini adalah mobile banking atau sms banking. 4.2 Analisa SWOT untuk bisnis online payment service oleh PT. Indopay Merchant Services Analisa SWOT adalah analisis yang dilakukan untuk mengatur faktor – faktor strategi dalam lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Perusahaan mengidentifikasi semua peluang yang ada ( O ) dan melihat ancaman ( T ) yang berasal dari faktor – faktor eksternal. Sedangkan analisis internal difokuskan pada kekuatan ( S ) dan kelemahan ( W ). Untuk pengedintifikasian analisa SWOT pada bisnis online payment service oleh PT. Indopay Merchant Services dilakukan dalam beberapa tahap, antara lain : • Tahap Pengumpulan Data Intenal dan ekstenal • Tahap Pembobotan Data • Tahap Pemberian skor data Internal dan Eksternal • Tahap Pencocokan Data 76 4.2.1 Tahap Pengumpulan Data Berikut adalah faktor internal bisnis Online payment service oleh PT. Indopay Merchant Services setelah digabungkan. Tabel 4.1 Faktor – faktor internal bisnis online payment service oleh PT. IMS No. S-1 Faktor internal Keterangan Transaksi yang cepat “ Real Transaksi menggunakan online payment service Time Online “ dapat lebih cepat oleh konsumen karena tanpa harus ke merchant terdekat untuk melakukan pembelian tanpa terbatas waktu, tempat, dan jarak S-2 Jangkauan yang luas Pelayanan yang diberikan oleh PT. Indopay Merchant Service dalam melayani via online dapat meraih pasar yang luas karena menggunakan teknologi internet S-3 S-4 Manajemen akuntansi dan PT. Indopay Merchant keuangan, Service akuntansi memiliki keuangan yang terencana dan perencanaan dan laba terorganisir dengan cukup jelas dan terorganisir Memiliki SDM yang berkualitas PT Indopay Merchant Service memiliki SDM yang berkualitas dan ahli di bidangnya sehingga dapat memaksimalkan kinerja dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen. S-5 Sistem infomasi berbasis Teknologi IT “ HSM Thales “ Pelaksanaan sistem informasi manajemen dengan teknologi Hardware HSM Thales ( Double Encryption ” dan sekuriti yang handal untuk identifikasi data entry sehingga konsumen dapat terjaga privasinya dan keamanannya serta dengan penyediaan data center yang lengkap dan canggih S-6 Pengembangan inovasi teknologi dan Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang teknologi IT, maka PT. IMS selalu memberikan pengembangan dalam produk dan pelayanan yang diberikan 77 W-1 Kurangnya jaringan dalam Dikarenakan sebagai pendatang baru, maka PT. IMS memiliki kekurangan dalam hal jaringan yang pemasaran perusahaan masih terbatas pada volume merchant dan partner issuer sebagai salah satu indikator perluasan jaringan W-2 Organisasi SDM dalam PT. perusahaan yang belum organisasi SDM dikarenakan sebagai perusahaan terstruktur dan terorganisir IMS masih mengalami kesulitan dalam baru maka belum tercipta culture yang jelas dan terstruktur dengan rapi. W-3 Maintenance tools yang belum baik dan jelas Sebagai perusahaan baru, maka terdapat masalah dalam manajemen tools dan maintenancenya yang belum memiliki sistem yang kokoh dan solid W-4 Kurangnya modal Dikarenakan masih merupakan perusahaan baru, maka PT. IMS masih belum mencapai titik laba untuk tahun pertama sehingga membutuhkan permodalan yang cukup besar. W-5 Kurangnya promosi Terhambatnya permodalan dan jaringan pada PT.IMS sehingga menghambat promosi kepada pasar W-6 Sistem manajemen perusahaan yang belum baik dan kokoh Sumber: PT.Indopay Merchant Services Sebagai produk jasa yang baru akan terealisasi, maka akan terjadi sebuah permasalahan dalam sistem yang belum kokoh dan baik 78 Berikut di bawah ini adalah faktor eksternal bisnis online payment service pada PT.Indopay Merchant Services setelah digabungkan. Tabel 4.2 Faktor – faktor eksternal bisnis online payment service PT. IMS NO Faktor eksternal Keterangan O-1 pangsa pasar bisnis masih luas Jaringan pasar dari bisnis jasa ini sangat luas dan ini di tandai dengan meningkatnya masyarakat Indonesia yang menggunakan internet O-2 Adanya kebijakan pemerintah Dengan adanya ketegasan dari pemerintah dengan dibuatnya peraturan mengenai kegiatan mengenai bisnis via internet maya, maka menjadi peluang untuk bisnis online payment service yang dilakukan PT. IMS untuk meningkatkan ekspetasi publik O-3 Dengan meningkatnya perkembangan teknologi Perkembangan teknologi di dunia dan khususnya di Indonesia terutama mengenai kesadaran akan adanya internet sehingga menjadi sebuah peluang yang baik untuk perusahaan O-4 Berkembangnya trend kebutuhan Pada zaman sekarang ini terdapat peningkatan konsumen pada perkembangan transaksi pembayaran yang dengan pembayaran yang transaksi cepat dan efisien O-5 Adanya / instant dan efisien diiringi oleh peningkatan teknologi informasi dan internet peningkatan kualitas Dengan semakin berkembangnya kualitas hidup konsumen, maka adanya peningkatan mengenai hidup konsumen O-6 cepat kebutuhan transaksi via internet Sifat masyarakat yang konsumtif Pasar di Indonesia memiliki sifat konsumen yang konsumtif sehingga menjadi peluang yang besar untuk perusahaan dalam menjalani bisnis T-1 Kondisi Perekonomian belum stabil yang Kondisi perekonomian Indonesia yang sedang tidak stabil sehingga membuat orang enggan untuk melakukan pembayaran melalui internet dikarenakan perlu adanya biaya tambahan yang lebih mahal untuk distribusi barang 79 T-2 Persaingan dengan kompetitor Sebagai pendatang baru dalam bisnis online payment service, PT.IMS memiliki kesulitan dalam bisnis memasuki pasar yang memang sudah banyak pesaing bisnis yang telah bergelut dalam bisnis tersebut T-3 Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah kepada bank – bank yang menjadi mitra PT. IMS Nasabah bank yang banyak merupakan pengguna kartu BCA atau Mandiri yang notabene lebih familiar dan memiliki nilai ekspetasi lebih tinggi menjadi penghalang dan hambatan untuk PT. IMS melakukan penetrasi pasar karena hanya baru bank BNI yang telah bermitra dengan PT. IMS T-4 Jaringan internet di Indonesia Permasalahan terjadi pada belum meluasnya jaringan internet di seluruh Indonesia sehingga yang belum merata mempersulit PT. IMS untuk melakukan penetrasi pasar T-5 pengetahuan Di Indonesia bisnis yang dilakukan via internet masyarakat terhadap jasa yang masih terbatas dan masih belum dikenal oleh ditawarkan orang Kurangnya banyak sehingga menjadi kesulitan tersendiri bagi PT. IMS untuk memperluas pasar T-6 Permasalahan dengan keamanan bisnis Sudah dikenal bahwa Indonesia memiliki tingkat pembajak maya serta penipuan yang cukup tinggi yang menyebabkan nilai ekspetasi terhadap bisnis ini terhambat Sumber: PT.Indopay Merchant Services 80 4.2.2 Tahap Pembobotan Data Tabel 4.3 Hasil Wawancara Pemberian Skor Faktor – faktor Internal No Keterangan Rating S-1 Transaksi yang cepat “ Real Time Online “ 4 S-2 Jangkauan yang luas 4 S-3 Manajemen akuntansi dan keuangan yang terencana dan 2 terorganisir S-4 Memiliki SDM yang berkualitas 2 S-5 Sistem infomasi berbasis Teknologi IT “ HSM Thales “ 3 S-6 Pengembangan teknologi dan inovasi 3 W-1 Kurangnya jaringan dalam pemasaran perusahaan 1 W-2 Organisasi SDM dalam perusahaan yang belum 3 terstruktur dan terorganisir W-3 Maintenance tools yang belum baik dan jelas 3 W-4 Kurangnya modal 1 W-5 Kurangnya promosi 2 W-6 Sistem manajemen perusahaan yang belum baik dan 2 kokoh Sumber: PT.Indopay Merchant Services Keterangan : S = Strengths ( Kekuatan ) W = Weakness ( Kelemahan ) O = Oportunities ( Peluang ) T = Threats ( Ancaman ) Rating: 1 = Sangat berpengaruh 2 = berpengaruh 81 3 = Tidak Berpengaruh 4 = Sangat tidak berpengaruh Tabel 4.4 Hasil Wawancara Pemberian Skor Faktor - faktor Eksternal Keterangan Rating O-1 Pangsa pasar bisnis masih luas 4 O-2 Adanya kebijakan pemerintah mengenai bisnis via 2 internet O-3 Perkembangan teknologi 3 O-4 Berkembangnya trend kebutuhan konsumen dengan 3 transaksi pembayaran yang cepat dan efisien O-5 Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen 2 O-6 Sifat masyarakat yang konsumtif 3 T-1 Kondisi Perekonomian yang belum stabil 2 T-2 Persaingan dengan kompetitor bisnis 1 T-3 Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah kepada bank – 2 bank yang menjadi mitra PT. IMS T-4 Jaringan internet di Indonesia yang belum merata 2 T-5 Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap jasa yang 2 ditawarkan T-6 Permasalahan dengan keamanan bisnis Sumber: PT.Indopay Merchant Services 2 82 Tabel 4.5 Tabel hasil wawancara pembobotan hubungan antar variabel internal N o 1. Manakah Keterangan yang lebih berpengaruh Bobot (A atau B) A. Transaksi yang cepat B 4 A 4 A 4 A 4 A 4 B 4 A 4 A 4 B 4 A 4 B 4 A 4 B. Jangkauan yang luas 2. A. Transaksi yang cepat B. Manajemen akuntansi dan keuangan yang terencana dan terorganisir 3. A. Transaksi yang cepat B. Memiliki SDM yang berkualitas 4. A. Transaksi yang cepat B. Sistem infomasi berbasis Teknologi IT “ HSM Thales “ 5. A. Transaksi yang cepat B.pengembangan teknologi dan inovasi 6 A. Transaksi yang cepat B. Kurangnya jaringan dalam pemasaran perusahaan 7 A. Transaksi yang cepat B.Organisasi SDM dalam perusahaan yang belum terstruktur dan terorganisir 8 A. Transaksi yang cepat B. Maintenance tools yang belum baik dan jelas 9 A. Transaksi yang cepat B. Kurangnya modal 10 A. Transaksi yang cepat B. Kurang Promosi 11 A. Transaksi yang cepat B. Sistem yang belum baik dan kokoh 12 A. Jangkauan yang luas B. Manajemen akuntansi dan keuangan yang 83 terencana dan terorganisir 13 A. Jangkauan yang luas A 4 A 4 A 4 B 4 A 4 A 4 B 4 A 4 A 4 A 2 B 3 B 3 B. Memiliki SDM yang berkualitas 14 A. Jangkauan yang luas B. Sistem infomasi berbasis Teknologi IT “ HSM Thales “ 15 A. Jangkauan yang luas B.pengembangan teknologi dan inovasi 16 A. Jangkauan yang luas B. Kurangnya jaringan dalam pemasaran perusahaan 17 A. Jangkauan yang luas B.Organisasi SDM dalam perusahaan yang belum terstruktur dan terorganisir 18 A. Jangkauan yang luas B. Maintenance tools yang belum baik dan jelas 19 A. Jangkauan yang luas B. Kurangnya modal 20 A. Jangkauan yang luas B. Kurang Promosi 21 A. Jangkauan yang luas B. Sistem yang belum baik dan kokoh 22 A. Manajemen akuntansi dan keuangan yang terencana dan terorganisir B. Memiliki SDM yang berkualitas 23 A. Manajemen akuntansi dan keuangan yang terencana dan terorganisir B. Sistem infomasi berbasis Teknologi IT “ HSM Thales “ 24 A. Manajemen akuntansi dan keuangan yang terencana dan terorganisir B.pengembangan teknologi dan inovasi 84 25 A. Manajemen akuntansi dan keuangan yang B 4 A 2 A 2 B 4 B 3 B 3 B 3 B 3 B 4 B 2 B 4 terencana dan terorganisir B. Kurangnya jaringan dalam pemasaran perusahaan 26 A. Manajemen akuntansi dan keuangan yang terencana dan terorganisir B. Organisasi SDM dalam perusahaan yang belum terstruktur dan terorganisir 27 A. Manajemen akuntansi dan keuangan yang terencana dan terorganisir B. Maintenance tools yang belum baik dan jelas 28 A. Manajemen akuntansi dan keuangan yang terencana dan terorganisir B. Kurangnya modal 29 A. Manajemen akuntansi dan keuangan yang terencana dan terorganisir B. Kurang Promosi 30 A. Manajemen akuntansi dan keuangan yang terencana dan terorganisir B. Sistem yang belum baik dan kokoh 31 A. Memiliki SDM yang berkualitas B. Sistem infomasi berbasis Teknologi IT “ HSM Thales “ 32 A. Memiliki SDM yang berkualitas B.pengembangan teknologi dan inovasi 33 A. Memiliki SDM yang berkualitas B. Kurangnya jaringan dalam pemasaran perusahaan 34 A. Memiliki SDM yang berkualitas B. Maintenance tools yang belum baik dan jelas 35 A. Memiliki SDM yang berkualitas 85 B. Kurangnya modal 36 A. Memiliki SDM yang berkualitas B 3 B 3 B 2 B 3 B 4 A 3 A 3 B 4 A 3 A 3 B. Kurang Promosi 37 A. Memiliki SDM yang berkualitas B. Sistem manajemen yang belum baik dan kokoh 38 A. Memiliki SDM yang berkualitas B. Organisasi SDM dalam perusahaan yang belum terstruktur dan terorganisir 39 A. Sistem infomasi berbasis Teknologi IT “ HSM Thales “ B. Pengembangan teknologi dan inovasi 40 A. Sistem infomasi berbasis Teknologi IT “ HSM Thales “ B. Kurangnya jaringan dalam pemasaran perusahaan 41 A. Sistem infomasi berbasis Teknologi IT “ HSM Thales “ B.Organisasi SDM dalam perusahaan yang belum terstruktur dan terorganisir 42 A. Sistem infomasi berbasis Teknologi IT “ HSM Thales “ B. Maintenance tools yang belum baik dan jelas 43 A. Sistem infomasi berbasis Teknologi IT “ HSM Thales “ B. Kurangnya modal 44 A. Sistem infomasi berbasis Teknologi IT “ HSM Thales “ B. Kurang Promosi 45 A. Sistem infomasi berbasis Teknologi IT “ HSM Thales “ B. Sistem yang belum baik dan kokoh 86 46 A. pengembangan teknologi dan inovasi B 4 A 3 A 3 B 4 A 3 A 3 A 4 A 4 B. Kurangnya jaringan dalam pemasaran perusahaan 47 A. pengembangan teknologi dan inovasi B.Organisasi SDM dalam perusahaan yang belum terstruktur dan terorganisir 48 A. Pengembangan teknologi dan inovasi B. Maintenance tools yang belum baik dan jelas 49 A. Pengembangan teknologi dan inovasi B. Kurangnya modal 50 A. Pengembangan teknologi dan inovasi B. Kurangnya promosi 51 A. Pengembangan teknologi dan inovasi B. Sistem yang belum baik dan kokoh 52 A.Kurangnya jaringan dalam pemasaran perusahaan B.Organisasi SDM dalam perusahaan yang belum terstruktur dan terorganisir 53 A.Kurangnya jaringan dalam pemasaran perusahaan B. Maintenance tools yang belum baik dan jelas 54 A.Kurangnya jaringan dalam pemasaran B 4 dalam pemasaran A 4 dalam pemasaran A 4 A 2 perusahaan B. Kurangnya modal 55 A.Kurangnya jaringan perusahaan A. Kurang Promosi 56 A.Kurangnya jaringan perusahaan B. Sistem yang belum baik dan kokoh 57 A.Organisasi SDM dalam perusahaan yang 87 belum terstruktur dan terorganisir B. Maintenance tools yang belum baik dan jelas 58 A.Organisasi SDM dalam perusahaan yang B 4 B 3 B 3 B 4 B 3 B 3 A 4 A 4 A 3 belum terstruktur dan terorganisir B. Kurangnya modal 59 A.Organisasi SDM dalam perusahaan yang belum terstruktur dan terorganisir B. Kurang Promosi 60 A.Organisasi SDM dalam perusahaan yang belum terstruktur dan terorganisir B. Sistem yang belum baik dan kokoh 61 A.Maintenance tools yang belum baik dan Jelas B. Kurangnya modal 62 A.Maintenance tools yang belum baik dan Jelas B. Kurang Promosi 63 A.Maintenance tools yang belum baik dan Jelas B. Sistem yang belum baik dan kokoh 64 A. Kurangnya modal B. Kurang Promosi 65 A. Kurangnya modal B. Sistem yang belum baik dan kokoh 66 A. Kurang Promosi B. Sistem yang belum baik dan kokoh Sumber: PT.Indopay Merchant Service 88 Tabel 4.6 Hasil wawancara pembobotan hubungan antar variabel eksternal Manakah No Keterangan lebih yang berpengaruh Bobot (A atau B) 1 A. Pangsa pasar bisnis masih luas A 4 A 4 B 4 A 4 A 4 A 4 B 4 A 4 A 4 A 4 A 4 B. Adanya kebijakan pemerintah mengenai bisnis via internet 2 A. Pangsa pasar bisnis masih luas B. Perkembangan teknologi 3 A. Pangsa pasar bisnis masih luas B. Berkembangnya trend kebutuhan konsumen dengan transaksi pembayaran yang cepat dan efisien 4 A. Pangsa pasar bisnis masih luas B. Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen 5 A. Pangsa pasar bisnis masih luas B. Sifat masyarakat yang konsumtif 6 A. Pangsa pasar bisnis masih luas B. Kondisi Perekonomian yang belum stabil 7 A. Pangsa pasar bisnis masih luas B. Persaingan dengan kompetitor bisnis 8 A. Pangsa pasar bisnis masih luas B Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah kepada bank – bank yang menjadi mitra PT. IMS 9 A. Pangsa pasar bisnis masih luas B. Jaringan internet di Indonesia yang belum merata 10 A. Pangsa pasar bisnis masih luas B. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap jasa yang ditawarkan 11 A. Pangsa pasar bisnis masih luas B. Permasalahan dengan keamanan 89 12 A. Adanya kebijakan pemerintah mengenai B 3 B 3 B 2 B 3 B 3 B 4 B 3 B 3 B 3 bisnis via internet B. Perkembangan teknologi 13 A. Adanya kebijakan pemerintah mengenai bisnis via internet B. Berkembangnya trend kebutuhan konsumen dengan transaksi pembayaran yang cepat dan efisien 14 A. Adanya kebijakan pemerintah mengenai bisnis via internet B. Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen 15 A. Adanya kebijakan pemerintah mengenai bisnis via internet B. Sifat masyarakat yang konsumtif 16 A. Adanya kebijakan pemerintah mengenai bisnis via internet B. Kondisi Perekonomian yang belum stabil 17 A. Adanya kebijakan pemerintah mengenai bisnis via internet B. Persaingan dengan kompetitor bisnis 18 A. Adanya kebijakan pemerintah mengenai bisnis via internet B. Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah kepada bank – bank yang menjadi mitra PT. IMS 19 A. Adanya kebijakan pemerintah mengenai bisnis via internet B. Jaringan internet di Indonesia yang belum merata 20 A. Adanya kebijakan pemerintah mengenai bisnis via internet B. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap jasa yang ditawarkan 90 21 A. Adanya kebijakan pemerintah mengenai B 3 B 3 A 3 A 3 A 3 B 4 B 3 B 3 B 3 A 3 A 3 A 3 bisnis via internet B. Permasalahan dengan keamanan 22 A. Perkembangan teknologi B. Berkembangnya trend kebutuhan konsumen dengan transaksi pembayaran yang cepat dan efisien 23 A. Perkembangan teknologi B. Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen 24 A. Perkembangan teknologi B. Sifat masyarakat yang konsumtif 25 A. Perkembangan teknologi B. Kondisi Perekonomian yang belum stabil 26 A. Perkembangan teknologi B. Persaingan dengan kompetitor bisnis 27 A. Perkembangan teknologi B. Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah kepada bank – bank yang menjadi mitra PT. IMS 28 A. Perkembangan teknologi B. Jaringan internet di Indonesia yang belum merata 29 A. Perkembangan teknologi B. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap jasa yang ditawarkan 30 A. Perkembangan teknologi B. Permasalahan dengan keamanan 31 A. Berkembangnya trend kebutuhan konsumen dengan transaksi pembayaran yang cepat dan efisien B. Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen 32 A. Berkembangnya trend kebutuhan konsumen dengan transaksi pembayaran yang cepat dan efisien 91 B. Sifat masyarakat yang konsumtif 33 A. Berkembangnya trend kebutuhan konsumen B 3 B 4 B 3 B 3 B 3 A 3 B 3 B 3 dengan transaksi pembayaran yang cepat dan efisien dengan transaksi pembayaran yang cepat dan efisien B. Kondisi Perekonomian yang belum stabil 34 A. Berkembangnya trend kebutuhan konsumen dengan transaksi pembayaran yang cepat dan efisien B. Persaingan dengan kompetitor bisnis 35 A.Berkembangnya trend kebutuhan konsumen dengan transaksi pembayaran yang cepat dan efisien B. Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah kepada bank – bank yang menjadi mitra PT. IMS 36 A.Berkembangnya trend kebutuhan konsumen dengan transaksi pembayaran yang cepat dan efisien B. Jaringan internet di Indonesia yang belum merata 37 A.Berkembangnya trend kebutuhan konsumen dengan transaksi pembayaran yang cepat dan efisien B. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap jasa yang ditawarkan 38 A. Berkembangnya trend kebutuhan konsumen dengan transaksi pembayaran yang cepat dan efisien B. Permasalahan dengan keamanan 39 A. Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen B. Sifat masyarakat yang konsumtif 40 A. Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen 92 B. Kondisi Perekonomian yang belum stabil 41 A. Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen B 4 B 3 B 3 B 3 B 3 B 3 B 4 A 3 B 3 B 3 B 3 B 4 B 3 B. Persaingan dengan kompetitor bisnis 42 A. Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen B. Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah kepada bank – bank yang menjadi mitra PT. IMS 43 A. Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen B. Jaringan internet di Indonesia yang belum merata 44 A. Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen B. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap jasa yang ditawarkan 45 A. Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen B. Permasalahan dengan keamanan 46 A. Sifat masyarakat yang konsumtif B. Kondisi Perekonomian yang belum stabil 47 A. Sifat masyarakat yang konsumtif B. Persaingan dengan kompetitor bisnis 48 A. Sifat masyarakat yang konsumtif B. Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah kepada bank – bank yang menjadi mitra PT. IMS 49 A. Sifat masyarakat yang konsumtif B. Jaringan internet di Indonesia yang belum merata 50 A. Sifat masyarakat yang konsumtif B. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap jasa yang ditawarkan 51 A. Sifat masyarakat yang konsumtif B. Permasalahan dengan keamanan 52 A.Kondisi Perekonomian yang belum stabil B. Persaingan dengan kompetitor bisnis 53 A. Kondisi Perekonomian yang belum stabil B.Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah kepada 93 bank – bank yang menjadi mitra PT. IMS 54 A. Kondisi Perekonomian yang belum stabil B 3 B 3 A 3 A 4 A 4 A 4 A 4 B 3 B 3 B 3 A 3 B. Jaringan internet di Indonesia yang belum merata 55 A. Kondisi Perekonomian yang belum stabil B. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap jasa yang ditawarkan 56 A. Kondisi Perekonomian yang belum stabil B. Permasalahan dengan keamanan 57 A. Persaingan dengan kompetitor bisnis B. Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah kepada bank – bank yang menjadi mitra PT. IMS 58 A. Persaingan dengan kompetitor bisnis B. Jaringan internet di Indonesia yang belum merata 59 A. Persaingan dengan kompetitor bisnis B.Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap jasa yang ditawarkan 60 A. Persaingan dengan kompetitor bisnis B. Permasalahan dengan keamanan 61 A. Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah kepada bank – bank yang menjadi mitra PT. IMS B. Jaringan internet di Indonesia yang belum merata 62 A. Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah kepada bank – bank yang menjadi mitra PT. IMS B. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap jasa yang ditawarkan 63 A. Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah kepada bank – bank yang menjadi mitra PT. IMS B. Permasalahan dengan keamanan 64 A. Jaringan internet di Indonesia yang belum merata 94 B. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap jasa yang ditawarkan 65 A. Jaringan internet di Indonesia yang belum A 3 A 3 merata B. Permasalahan dengan keamanan 66 A. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap jasa yang ditawarkan B. Permasalahan dengan keamanan Sumber: PT.Indopay Merchant Services 1. Perbandingan berpasangan Faktor Internal Berdasarkan data diatas maka akan dilakukan perbandingan pada faktor internal yang pengambilan datanya bersumber hasil pengumpulan pembobotan data internal dengan rumusnya sebagai berikut : Internal B = 1/b A = a/1 95 Tabel 4.7 perbandingan berpasangan faktor internal NO S1 Perbandingan berpasangan Transaksi yang cepat “ Real Time Online “ S2 Jangkauan yang luas S3 Manajemen akuntansi dan keuangan yang terencana dan terorganisir Memiliki SDM yang berkualitas S4 S5 Sistem infomasi berbasis Teknologi IT “ HSM Thales “ S6 Pengembangan teknologi dan inovasi W1 W2 Kurangnya jaringan dalam pemasaran perusahaan Organisasi SDM dalam perusahaan yang belum terstruktur dan terorganisir W3 Maintenance W4 Kurangnya modal W5 Kurangnya promosi W6 Sistem manajemen perusahaan yang belum baik dan kokoh S1 S2 S3 S4 S5 S6 W1 W2 W3 W4 W5 1.00 0.25 4.00 4.00 4.00 4.00 0.25 4.00 4.00 0.25 4.00 0.25 30.00 4.00 1.00 4.00 4.00 4.00 4.00 0.25 4.00 4.00 0.25 4.00 4.00 37.50 0.25 0.25 1.00 2.00 0.33 0.33 0.25 2.00 2.00 0.25 0.33 0.33 9.32 0.25 0.25 0.50 1.00 0.33 0.33 0.25 0.50 0.50 0.25 0.33 0.33 4.82 0.25 0.25 3.00 3.00 1.00 0.33 0.25 3.00 3.00 0.25 3.00 3.00 20.33 0.25 0.25 3.00 3.00 3.00 1.00 0.25 3.00 3.00 0.25 3.00 3.00 23.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 1.00 4.00 4.00 0.25 4.00 4.00 41.25 0.25 0.25 0.50 2.00 0.33 0.33 0.25 1.00 2.00 0.25 0.33 0.33 7.82 0.25 0.25 0.50 2.00 0.33 0.33 0.25 0.50 1.00 0.25 0.33 0.33 6.32 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 1.00 4.00 4.00 45.00 0.25 0.25 3.00 3.00 0.33 0.33 0.25 3.00 3.00 0.25 1.00 3.00 17.66 4.00 0.25 3.00 3.00 0.33 0.33 0.25 3.00 3.00 0.25 0.33 1.00 18.74 11.25 30.50 35.00 32.00 33.50 W6 Total tools yang belum baik dan jelas TOTAL 18.75 Sumber : Pengolahan data 21.98 19.31 7.50 3.75 24.65 23.57 261.76 96 Tabel 4.8 Normalisasi bobot faktor internal Perbandingan berpasangan S1 S2 S3 S4 S5 S6 W1 W2 W3 W4 W5 W6 Total Transaksi yang cepat “ Real Time Online “ 0.057 0.022 0.131 0.114 0.182 0.207 0.033 0.125 0.119 0.066 0.162 0.010 0.102 S2 Jangkauan yang luas 0.213 0.092 0.131 0.114 0.182 0.207 0.033 0.125 0.119 0.066 0.162 0.169 0.134 S3 Manajemen akuntansi dan keuangan yang terencana dan terorganisir Memiliki SDM yang berkualitas 0.013 0.022 0.036 0.057 0.015 0.017 0.033 0.062 0.059 0.066 0.013 0.014 0.033 0.013 0.022 0.016 0.033 0.015 0.017 0.033 0.016 0.015 0.066 0.013 0.014 0.026 0.013 0.022 0.098 0.085 0.046 0.017 0.033 0.093 0.089 0.066 0.121 0.127 0.067 0.013 0.022 0.098 0.085 0.136 0.053 0.033 0.093 0.089 0.066 0.121 0.127 0.078 0.213 0.355 0.131 0.114 0.182 0.207 0.137 0.125 0.119 0.066 0.162 0.169 0.165 0.013 0.022 0.016 0.057 0.015 0.017 0.033 0.034 0.059 0.066 0.013 0.014 0.030 0.013 0.022 0.016 0.057 0.015 0.017 0.033 0.016 0.035 0.066 0.013 0.014 0.026 0.213 0.355 0.131 0.114 0.182 0.207 0.533 0.125 0.119 0.274 0.162 0.169 0.215 0.013 0.022 0.098 0.085 0.015 0.017 0.033 0.093 0.089 0.066 0.045 0.127 0.058 0.213 0.022 0.098 0.085 0.015 0.017 0.033 0.093 0.089 0.066 0.013 0.046 0.066 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 NO S1 S4 S5 S6 W1 W2 W3 Sistem infomasi berbasis Teknologi IT “ HSM Thales “ Pengembangan teknologi dan inovasi Kurangnya jaringan dalam pemasaran perusahaan Organisasi SDM dalam perusahaan yang belum terstruktur dan terorganisir Maintenance tools yang belum baik dan jelas W4 Kurangnya modal W5 Kurangnya promosi W6 Sistem manajemen perusahaan yang belum baik dan kokoh TOTAL Sumber : Pengolahan data 2. Perbandingan berpasangan Faktor eksternal Dibawah ini merupakan perbandingan pada faktor eksternal yang pengambilan datanya bersumber hasil pengumpulan pembobotan data eksternal dengan rumusnya 97 B = 1/b A = a/1 Tabel 4.9 Perbandingan berpasangan faktor eksternal NO S1 S2 S3 S4 S5 S6 W1 W2 W3 W4 W5 W6 Perbandingan berpasangan Pangsa pasar bisnis masih luas Adanya kebijakan pemerintah mengenai bisnis via internet Perkembangan teknologi Berkembangnya trend kebutuhan konsumen dengan transaksi pembayaran yang cepat dan efisien Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen Sifat masyarakat yang konsumtif Kondisi Perekonomian yang belum stabil Persaingan dengan kompetitor bisnis Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah kepada bank – bank yang menjadi mitra PT. IMS Jaringan internet di Indonesia yang belum merata Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap jasa yang ditawarkan Permasalahan dengan keamanan bisnis S1 S2 S3 S4 S5 S6 W1 W2 W3 W4 W5 W6 Total 1.00 4.00 4.00 0.25 4.00 4.00 4.00 0.25 4.00 4.00 4.00 4.00 37.50 0.25 1.00 0.33 0.33 0.50 0.33 0.33 0.25 0.33 0.33 0.33 0.33 4.64 0.25 3.00 1.00 0.33 3.00 3.00 3.00 0.25 0.33 0.33 0.33 3.00 17.82 4.00 3.00 3.00 1.00 3.00 3.00 0.33 0.25 0.33 0.33 0.33 3.00 21.57 0.25 2.00 0.33 0.33 1.00 0.33 0.33 0.25 0.33 0.33 0.33 0.33 6.14 0.25 3.00 0.33 0.33 3.00 1.00 0.33 0.25 3.00 0.33 0.33 0.33 12.48 0.25 3.00 0.33 3.00 3.00 3.00 1.00 0.25 0.33 0.33 0.33 3.00 17.82 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 1.00 4.00 4.00 4.00 4.00 45.00 0.25 3.00 3.00 3.00 3.00 0.33 3.00 0.25 1.00 0.33 0.33 0.33 17.82 0.25 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 0.25 3.00 1.00 3.00 3.00 28.50 0.25 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 0.25 3.00 0.33 1.00 3.00 25.83 0.25 3.00 0.33 0.33 3.00 3.00 0.33 0.25 3.00 0.33 0.33 1.00 15.15 11.25 35.00 22.65 18.90 33.50 27.99 22.65 3.75 22.65 11.97 14.64 25.32 250.27 TOTAL Sumber : Pengolahan data 98 Tabel 4.10 Normalisasi bobot faktor eksternal Perbandingan NO berpasangan S1 Pangsa pasar bisnis masih luas S2 S3 S4 S5 S6 Adanya kebijakan pemerintah mengenai bisnis via internet Perkembangan teknologi Berkembangnya trend kebutuhan konsumen dengan transaksi pembayaran yang cepat dan efisien Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen Sifat masyarakat yang konsumtif W1 Kondisi Perekonomian yang belum stabil W2 Persaingan dengan kompetitor bisnis S1 S2 S3 S4 S5 S6 W1 W2 W3 W4 W5 W6 Total 0.092 0.114 0.177 0.013 0.119 0.143 0.177 0.067 0.177 0.334 0.273 0.158 0.154 0.022 0.027 0.014 0.017 0.014 0.012 0.015 0.067 0.015 0.028 0.022 0.013 0.022 0.022 0.086 0.048 0.017 0.089 0.107 0.132 0.067 0.015 0.028 0.022 0.118 0.063 0.355 0.086 0.132 0.055 0.089 0.107 0.015 0.067 0.015 0.028 0.022 0.118 0.091 0.022 0.057 0.014 0.017 0.036 0.012 0.015 0.067 0.015 0.028 0.022 0.013 0.026 0.022 0.086 0.014 0.017 0.089 0.036 0.015 0.067 0.132 0.028 0.022 0.013 0.045 0.022 0.086 0.014 0.159 0.089 0.107 0.043 0.067 0.015 0.028 0.022 0.118 0.064 0.355 0.114 0.177 0.211 0.119 0.143 0.177 0.263 0.177 0.334 0.273 0.158 0.209 0.022 0.086 0.132 0.159 0.089 0.012 0.132 0.067 0.043 0.028 0.022 0.013 0.067 0.022 0.086 0.132 0.159 0.089 0.107 0.132 0.067 0.132 0.080 0.204 0.118 0.111 0.022 0.086 0.132 0.159 0.089 0.107 0.132 0.067 0.132 0.028 0.074 0.118 0.095 0.022 0.086 0.014 0.017 0.089 0.107 0.015 0.067 0.132 0.028 0.022 0.042 0.053 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 W3 Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah kepada bank – bank yang menjadi mitra PT. IMS W4 Jaringan internet di Indonesia yang belum merata W5 Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap jasa yang ditawarkan W6 Permasalahan dengan keamanan bisnis TOTAL Sumber : Pengolahan data 99 3. Matrik IFAS Matrik IFAS diperoleh dari hasil perhitungan data yang berasal dari hasil tabel normalisasi bobot faktor internal PT. Indopay Merchant Services, rating yang didapatkan dari hasil wawancara penentuan rating yang telah diisi sebelumnya (tabel 4.3). Tabel 4.11 Matrik IFAS PT. IMS NO. Keterangan Bobot Rating TOTAL S-1 Transaksi yang cepat “ Real Time Online “ 0.102 4 0.408 S-2 Jangkauan yang luas 0.134 4 0.536 S-3 Manajemen akuntansi dan keuangan yang terencana dan terorganisir 0.033 2 0.066 S-4 Memiliki SDM yang berkualitas 0.026 2 0.052 S-5 Sistem infomasi berbasis Teknologi IT “ HSM Thales “ 0.067 3 0.201 S-6 Pengembangan teknologi dan inovasi 0.078 3 0.234 Subtotal W-1 1.497 0.165 1 0.165 Kurangnya jaringan dalam pemasaran perusahaan W-2 0.030 3 0.09 W-3 Organisasi SDM dalam perusahaan yang belum terstruktur dan terorganisir Maintenance tools yang belum baik dan jelas 0.026 3 0.078 W-4 Kurangnya modal 0.215 1 0.215 W-5 Kurangnya promosi 0.058 2 0.116 W-6 Sistem manajemen perusahaan yang belum baik dan kokoh 0.066 2 0.132 Subtotal Total Sumber : Pengolahan data 0.796 1 2.293 100 4. Matrik EFAS Matrik EFAS diperoleh dari hasil perhitungan data yang berasal dari hasil tabel normalisasi bobot faktor eksternal PT. Indopay Merchant Service ,rating yang didapatkan dari hasil wawancara penentuan rating yang telah diisi sebelumnya ( Tabel 4.4 ). Tabel 4.12 Matrik EFAS PT. IMS NO. Keterangan Bobot Rating TOTAL O-1 Pangsa pasar bisnis masih luas 0.154 4 0.616 O-2 Adanya kebijakan pemerintah mengenai bisnis via internet 0.022 2 0.044 O-3 Perkembangan teknologi 0.063 3 0.189 O-4 Berkembangnya trend kebutuhan konsumen dengan transaksi pembayaran yang cepat dan efisien 0.091 3 0.273 O-5 Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen 0.026 2 0.052 O-6 Sifat masyarakat yang konsumtif 0.045 3 0.135 Subtotal 1.309 T-1 Kondisi Perekonomian yang belum stabil 0.064 2 0.128 T-2 Persaingan dengan kompetitor bisnis 0.209 1 0.209 T-3 Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah kepada bank – bank yang menjadi mitra PT. IMS 0.067 2 0.134 T-4 Jaringan internet di Indonesia yang belum merata 0.111 2 0.222 T-5 Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap jasa yang ditawarkan 0.095 2 0.19 T-6 Permasalahan dengan keamanan bisnis 0.053 2 0.106 Subtotal Total Sumber : Pengolahan data 0.989 1 2.298 101 4.2.3 Tahap Pencocokan Data 1. Hasil Matriks IE Dalam melakukan pencocokan data, maka dalam hal ini penulis menggunakan beberapa metode untuk memperoleh strategi yang tepat untuk dijalankan oleh PT. Indopay Payment Services. Metode tersebut adalah Matriks Internal – Eksternal, Diagram SWOT dan Matriks SWOT. Penjabarannya akan digambarkan dalam tabel di masing – masing sub bab dibawah ini. Gambar 4.6 Matriks IE Total nilai IFE yang diberi bobot Kuat ( 3,0 - 4,0 ) Rata - rata ( 2,0 - 2,99 ) Lemah 1,0 1,99 I II III Sedang 2,0 2,99 IV V VI Rendah 1,0 1,99 VII VIII IX Tinggi 3,0 - 4,0 Total nilai EFE yang diberi bobot Sumber : Hasil Pengolahan data Berdasarkan hasil dari tabel matrik IFAS ( tabel 4.11 ) dan EFAS ( Tabel 4.12 ) yang diketahui nilainya adalah : • IFAS = 2.267 • EFAS = 2.298 102 Dengan demikian bisnis online payment service berada pada kuadran II. Untuk sel ini strategi yang diterapkan adalah strategi growth strategy ( strategi pertumbuhan ). Perusahaan yang berada di kuadran II berada dalam posisi strategik yang baik. Dalam hal ini, konsentrasi terus – menerus pada pasar ini ( penetrasi pasar dan pengembangan pasar ) dan juga produk / jasa ( pengembangan produk ) merupakan strategi yang tepat. Strategi ini didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, asset, profit, atau kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk atau jasa, atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan cara meminimalkan biaya ( minimize cost ) sehingga dapat meningkatkan profit. 2. Hasil Matrik TOWS Dari berbagai kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang yang dimiliki oleh PT. IMS maka terbentuklah matrik TOWS seperti berikut: Tabel 4.13 Hasil Matriks TOWS IFAS Strenghts (S) Weaknesses (W) 1. Transaksi yang cepat ” real 1. Kurangnya time online ” 2. Organisasi 3. Manajemen akuntansi yang terencana dan terorganisir EFAS SDM yang berkualitas 5. Sistem dalam pemasaran perusahaan 2. Jangkauan yang luas 4. Memiliki jaringan informasi dalam yang belum terstruktur dan terorganisir 3. Maintenance tools yang belum baik dan jelas berbasis teknologi IT ” HSM Thales ” 6. Pengembangan perusahaan SDM teknologi dan inovasi 4. Kurangnya modal 5. Kurangnya promosi 6. Sistem manajemen perusahaan yang belum baik dan kokoh Oportunities (O) Strategi SO Strategi WO 1. Pangsa pasar bisnis masih 1. Dengan sistem bisnis jasa via 1. Dengan peluang pangsa pasa 103 luas internet 2. Adanya kebijakan pemerintah mengenai bisnis via internet yang memiliki yang masih luas, jangkauan yang luas sehingga kesempatan dapat untuk meningkatkan jaringan menjangkau pangsa perusahaan 3. Perkembangan teknologi pasar bisnis yang masih luas( dan 4. Berkembangnya S2, O1 ) terbuka ( W1, O1) trend kebutuhan konsumen dengan maka 2. Seiring dengan mitra akan 2. Dengan semakin berkembangnya transaksi pembayaran yang berkembangnya cepat dan efisien kebutuhan konsumen dengan dengan tipe pembayaran yang cepat dan 5. Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen 6. Sifat masyarakat yang konsumtif transaksi trend pembayaran trend kebutuhan konsumen sistem yang cepat dan efisien maka efisien sistem jasa bisnis perusahaan mengurangi dengan transaksi cepat dapat perusahaan memenuhi promosi ( W5, O4 ) kebutuhan transaksi maka dapat hambatan dalam hal konsumen tersebut ( S1, O4 ) 3. Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat PT. IMS untuk melakukan inovasi dan pengembangan teknologi agar dapat bersaing ( S6, O3 ) 4. Dengan memiliki SDM yang yang berkualitas, maka perusahaan dapat melakukan terobosan strategi untuk dapat menjangkau konsumen sesuai kualitas hidupnya ( S4, O5 ) Threats (T) Strategi ST 1. Kondisi perekonomian yang 1. Sistem belum stabil 2. Persaingan dengan kompetitor bisnis Strategi WT keuangan dan 1. Dengan akuntansi di perusahaan yang jaringan berjalan perusahaan dengan terencana meningkatkan pasar, maka akan dan rapi akan mengurangi meningkatkan 3. Kurangnya nilai ekspetasi dari permasalahan peekonomian di dengan kompetitor ( W1, T2 ) nasabah kepada bank – bank Indonesia yang belum stabil 2. Dengan keuangan yang kuat, yang menjadi mitra PT. IMS (S3, T1 ) 4. Jaringan internet di Indonesia yang belum merata 5. Kurangnya pengetahuan 2.Dengan SDM yang berkualitas maka daya perusahaan menanggulangi saing dapat hambatan perusahaan bisa menghadapi ekonomi di Indonesia ( W4, persaingan dengan kompetitor T1 ) 104 masyarakat terhadap jasa yang ditawarkan 6. Pemasalahan 3. Dengan bisnis ( S4, T2 ) 3.Jangkauan pasar yang dimiliki dengan keamanan bisnis oleh PT. mengurangi IMS nilai dapat ekspetasi nasabah kepada bank – bank yang menjadi mitra usaha PT. IMS ( S2, T3 ) 4.Sistem informasi yang berbasis teknologi ” HSM Thales ” akan meningkatkan keamanan dalam transaksi via online ( S5, T6 ) 5.Dengan melakukan pengembangan dan teknologi inovasi, maka permasalahan kurangnya akan pengetahuan masyarakat mengenai bisnis ini akan diminimalisir ( S6, T5 ) 6.Dengan transaksi pembayaran yang relatif via internet cepat efisien, dan maka permasalahan jaringan internet di Indonesia yang belum merata dapat dikurangi dengan semakin sadarnya masyarakat akan pentingnya internet ( S1, T4 ) Sumber : Pengolahan data meningkatkan promosi, maka menambah dapat pengetahuan masyarakat terhadap jasa yang ditawarkan (W5, T5 ) 4. Apabila maintenance tools yang dilakukan perusahaan semakin oleh berjalan baik, permasalahan maka keamanan akan diminimalisir ( W3,T6 ) 105 Berdasarkan data diatas maka sebaiknya PT. Indopay Merchant Services menghasilkan 2 Strategi bisnis yaitu, Strategi intensif pengembangan produk dan Strategi integrasi ke belakang yang dimana melalui dari tahap pencocokan antara 12 strategi bisnis dengan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan tersebut. Hal ini berarti bahwa dengan meningkatkan penjualan melalui perbaikan produk / jasa saat ini atau mengembangkan produk jasa baru, agar dapat melakukan suatu inovasi bisnis dan meningkatkan kontrol atas pemasok bagi perusahaan tersebut. Tabel 4.14 Daftar strategi menurut kedudukan posisi EFAS & IFAS Kuadran I Kuadran III Kuadran IV Perkembangan pasar Kuadran II Perkembangan pasar Rasionalisasi Diversifikasi konsentris Penetrasi pasar Penetrasi pasar Diversifikasi konsentris Diversifikasi Horisontal Pengembangan produk Pengembangan produk Diversifikasi konglomerat Diversifikasi konglomerat Integrasi ke depan Integrasi horisontal Diversifikasi Horisontal Usaha patungan Integrasi ke belakang Divestiture Divestiture Integrasi horisontal Likuidasi Likuidasi Diversifikasi konsentris Sumber : Fred R. David, Manajemen Strategis, 2004 - - Berdasarkan dari hasil diatas, maka bisnis online payment service yang dilakukan oleh PT. IMS berada di kuadran II. Perusahaan yang berada pada kuadran ini dapat melakukan strategi alternatif dengan perkembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk, integrasi horizontal, Divestiture , dan Likuidasi. Tidak bijaksana untuk PT. IMS yang berada di kuadran II bergeser dari keunggulan kompetitif yang telah terbentuk. Jika PT. IMS mempunyai sumber daya yang berlebihan, maka integrasi horizontal, Divestiture , atau Likuidasi merupakan strategi yang efektif. Jika PT. IMS terlalu berkomitmen terhadap suatu produk tunggal, maka diversifikasi konsentris dapat mengurangi resiko yang berkaitan dengan lini produk yang sempit. PT. IMS dapat memanfaatkan peluang – 106 peluang ekstenal di beberapa bidang : mereka dapat mengambil resiko dengan agresif jika perlu. Walaupun PT. IMS merupakan perusahaan baru, akan tetapi dengan melihat dari peluang serta kekuatan yang ada, maka posisi persaingan cukup besar dan kuat. 3. Matrik Kompetitif Untuk mengetahui posisi relatif perusahaan yang dianalisis, dibandingkan dengan perusahaan pesaing maka digunakan matrik kompetitif. Untuk itu dapat dilihat matrik kompetitif bisnis online payment service PT. Indopay Merchant Services dengan tabel di bawah ini. Tabel 4.15 Matrik kompetitif bisnis online payment service PT. Indopay Merchant Services PT.Indopay Faktor Merchant Service Strategis Pesaing 1 Pesaing 2 PT. Rintis Sejahtera PT. Jatimas Bobot Rating Bobot Rating Bobot Rating Skor Skor Skor Bobot Pangsa pasar 0.25 2 0.50 4 1.00 3 0.75 Pelayanan 0.30 3 0.90 4 1.20 3 0.90 Jaringan 0.20 1 0.20 3 0.60 3 0.60 Promosi 0.15 2 0.30 3 0.45 2 0.30 Keuangan 0.10 1 0.10 3 0.30 3 0.30 TOTAL 1.00 2.00 3.55 2.85 Sumber : PT. Indopay Merchant Services Berdasarkan tabel matrik kompetitif diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bisnis online payment service PT. Indopay Merchant Services memiliki pesaing yang cukup berat dimana bobot skor PT. Rintis Nusantara dan PT. Jatimas lebih tinggi dibanding bobot skor PT. Indopay Merchant Services. Jika dilihat dari tabel diatas, PT. Rintis Sejahtera menjadi 107 kompetitior terberat karena mereka merupakan mitra indenpenden bank BCA yang notebene merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia dan memiliki jumlah nasabah terbanyak. Selain itu PT. Jatimas juga memiliki nilai skor yang cukup mencolok apabila kita bandingkan dengan bobot skor PT. IMS. PT. Jatimas yang merupakan mitra dari bank Mandiri juga menjadi salah satu kompetitor terberat. Berdasarkan hasil analisis diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam bisnis online payment service oleh PT. IMS memerlukan strategi pertumbuhan yang gencar disertai dengan pengembangan inovasi produk untuk dapat meraih pasar dan dapat bersaing dengan kompetitor lain. Selain itu diperlukan kerjasama - kerjasama dengan bank serta merchant untuk dapat menjalankan penetrasi pasarnya. Apalagi jaringan pasar di Indonesia dalam sektor bisnis ini masih sangat luas. 4.2.4 Tahap Keputusan Setelah melakukan tahap pencocokan dimana telah diketahui beberapa opsi strategi alternatif dari matriks IFAS & EFAS, , matriks TOWS, dan matriks Kompetitif. Maka dapat ditentukan rancangan teknik untuk menetukan daya tarik relatif dan daftar prioritas dari strategi alternatif dengan teknik Matriks perencanaan Strategi Altenatif ( QSPM ). Terdapat beberapa langkah dalam penentuan strategi altenatif, antara lain : 1. Membuat daftar analisis internal dan ekstenal 2. Memberi bobot 3. Menentukan strategi alternatif yang menjadi prioritas utama berdasarkan matriks IE, matriks TOWS, dan matriks kompetitif. 4. Menghitung nilai daya tarik ( AS ) 5. Menghitung TAS ( Total Nilai Daya Tarik ) 6. Hitunglah jumlah Total Nilai daya Tarik 108 Tabel 4.16 matriks QSPM untuk penentuan alternatif strategi pada PT. IMS Faktor Internal pengembangan integrasi ke produk belakang BOBOT NDT TNDT NDT TNDT Transaksi yang cepat ” real time online ” 0.154 3 0.462 4 0.616 Jangkauan yang luas 0.022 4 0.088 4 0.088 0.063 - - - - Memiliki SDM yang berkualitas 0.091 2 0.182 3 0.273 Sistem informasi berbasis teknologi IT ” HSM 0.026 3 0.078 3 0.078 Pengembangan teknologi dan inovasi 0.045 3 0.135 3 0.135 Kurangnya jaringan dalam pemasaran perusahaan 0.165 1 0.165 1 0.165 Organisasi SDM dalam perusahaan yang belum 0.030 - - - - Maintenance tools yang belum baik dan jelas 0.026 1 0.026 2 0.052 Kurangnya modal 0.215 1 0.215 2 0.43 Kurangnya promosi 0.058 2 0.116 1 0.058 Sistem manajemen perusahaan yang belum baik 0.066 - - - - Manajemen akuntansi yang terencana dan terorganisir Thales ” terstruktur dan terorganisir dan kokoh TOTAL 1.00 FAKTOR EKSTERNAL Pangsa pasar bisnis masih luas 0.154 4 0.616 3 0.462 Adanya kebijakan pemerintah mengenai bisnis via 0.022 - - - - 0.063 3 0.189 3 0.189 0.091 4 0.364 3 0.273 internet Perkembangan teknologi Berkembangnya trend kebutuhan konsumen dengan transaksi pembayaran yang cepat dan efisien 109 Adanya peningkatan kualitas hidup konsumen 0.026 4 0.104 3 0.078 Sifat masyarakat yang konsumtif 0.045 4 0.18 3 0.135 Kondisi perekonomian yang belum stabil 0.064 - - - - Persaingan dengan kompetitor bisnis 0.209 1 0.209 1 0.219 Kurangnya nilai ekspetasi dari nasabah kepada 0.067 1 0.067 1 0.067 Jaringan internet di Indonesia yang belum merata 0.111 2 0.222 1 0.111 Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap jasa 0.095 2 0.19 1 0.095 Pemasalahan dengan keamanan bisnis 0.053 2 0.106 1 0.053 TOTAL 1.00 bank – bank yang menjadi mitra PT. IMS yang ditawarkan 3.714 3.577 Sumber : PT. Indopay Merchant Services Keterangan : TNDT = Total Nilai Daya Tarik NDT = Nilai Daya tarik Pembobotan : 1 = Sangat menarik 2 = menarik 3 = Tidak Menarik 4 = Sangat Tidak menarik Berdasarkan data diatas maka dapat dihasilkan bahwa untuk strategi pengembangan produk memiliki nilai TNDT lebih baik yaitu dengan berjumlah 3.714 dibandingkan dengan integrasi ke belakang yaitu dengan jumlah 3.577. Oleh kaena itu PT. IMS bisa memprioritaskan untuk fokus kepada pengembangan produk dalam penerapan altenatif strategi. 110 4.3 Mengetahui dan Menganalisis Inovasi Bisnis Seperti yang sudah dijelaskan di bab 2 mengenai teori inovasi. Inovasi adalah suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk, proses atau jasa (Stephen P. Robbin,2003). Maka dari itu inovasi yang dimaksud tidak mengisyaratkan kebaruan absolut, sebab perubahan dapat dipandang sebagai suatu inovasi jika perubahan itu baru bagi organisasi yang memperkenalkannya. Kerja tim yang diperkenalkan dalam suatu departemen pemerintah juga dianggap sebagai suatu inovasi jika ia baru dalam departemen pemerintah itu, terlepas dari apakah dia pernah diperkenalkan di departemen – departemen lainnya. Jadi, semua inovasi menyangkut perubahan, tetapi tidak semua perubahan harus mencakup gagasan baru atau mendorong ke perubahan yang mencolok. Pada analisis alternatif strategi pada subbab sebelumnya dihasilkan bahwa PT. Indopay Merchant Services dapat melakukan alternatif strategi pengembangan produk atau membuat inovasi produk baru. Untuk dapat mengetahui dan menganalisis inovasi harus berdasarkan dari ciri – ciri inovasi antara lain : 1. Keunggulan relatif adalah sejauh mana inovasi tersebut tampak lebih unggul daripada produk – produk sebelumnya. 2. Kesesuaian adalah sejauh mana inovasi tersebut sesuai dengan nilai – nilai dan pengalaman orang – orang. 3. Kerumitan adalah sejauh mana inovasi tersebut relatif sukar dimengerti atau digunakan. 4. Kemampuan di pecah – pecah adalah sejauh mana inovasi tersebut dapat dicoba secara terbatas. 111 5. Di komunikasikan adalah sejauh mana hasil – hasil yang menguntungkan dari penggunaan tersebut dapat diamati atau dijelaskan kepada orang – orang lain. Dalam penelitian ini dbahas mengenai inovasi bisnis yang dilakukan dan direncanakan oleh PT. Indopay Merchant Services. Berdasarkan dari subbab 4.1.2 dijelaskan bahwa Internet Payment gateway ( sistem pembayaran via internet ) merupakan salah satu fasilitas bisnis yang disediakan oleh PT. Indopay Merchant Services. Internet Payment Gateway dibuat untuk dapat melayani dan memudahkan konsumen dalam melakukan pembayaran via internet. Akan tetapi pelaksanaan bisnis akan dimulai pada bulan Juni 2008. Sekarang marilah kita membahas mengenai ciri – ciri inovasi yang bersangkutan dengan bisnis Online Payment Services yang dilakukan oleh PT. Indopay Merchant Services. 4.3.1 Keunggulan relatif Keunggulan relatif merupakan sejauh mana inovasi tersebut tampak lebih unggul daripada produk – produk sebelumnya. Dalam penelitian ini yang menjadi keunggulan relatif adalah bagaimana bisnis Online Payment Service dapat memiliki keunggulan dibandingkan dengan produk – produk sebelumnya yang notabene bisnis EDC Service. Ada baiknya kita lihat terlebih dahulu mekanisme dan data mengenai EDC yang sudah berjalan di PT. Indopay Merchant Services ini. a. EDC Service EDC di PT. INDOPAY memiliki komunitas merchant-merchant besar, seperti SOGO, Ramayana, Pasaraya, dll. yang tersebar di seluruh Indonesia, Memiliki Front-End system untuk memberikan kemudahan bagi Bank, sehingga Bank tidak perlu melakukan settlement langsung ke merchant, Memiliki komitmen untuk mengembangkan bisnis merchant acquiring dan menambah jumlah EDC guna memperluas jaringan bank anggota 112 Debit ATM Bersama dan jaringan bank lainnya, dan memberikan kemudahan dan keamanan bagi pemegang kartu untuk melakukan pembayaran elektronik baik berupa kredit, debit, cash advance, pembayaran tagihan, e-top up, dsb. Untuk dapat mengetahui keunggulan dari EDC Merchant Service maka kita dapat mengetahui dari strategy plan dan business plan dari EDC Merchant Service PT. Indopay Merchant Services. Tabel 4.17 Strategy Plan 2008 STRATEGI PLAN TH 2008 Target EDC 2008 Existing Target deploy Target Sales Volume/year (Rp) Target Sales Volume/month (Rp) = = = 10,000 2,000 8,000 = 1,533,000,000,000 127,750,000,000 Sumber : PT. Indopay Merchant Services Data diatas menjelaskan mengenai target EDC PT. Indopay merchant Services yang mencapai 10.000 unit dengan target sales Rp. 127,750,000,000. Tabel 4.18 Strategi Pencapaian Target EDC A. Strategi Pencapaian Target EDC Target EDC/month 667 Target EDC/MO/month 37 50 Applikasi Apprv : 40 Sumber : Data Business Plan EDC PT. Indopay Merchant Services Selain itu data diatas juga menjelaskan mengenai strategi dan target EDC yang mencapai 667 per bulannya. 113 Di bawah ini tedapat perencanaan volume EDC untuk 5 tahun ke depan dari tahun 2005 2010. Data ini masih digunakan oleh PT. Indopay Merchant Service walaupun terdapat pergantian kepemilikan dari perusahaan tersebut. Gambar : 4.7 Volume EDC dalam 5 tahun ke depan Sumber : PT. Indopay Merchant Services Gambar diatas menjelaskan bahwa bisnis EDC yang dilakukan oleh PT. Indopay Merchant Service akan terus mengalami peningkatan dalam jaringan pasar dikarenakan semakin maraknya pengguna kartu kredit di Indonesia. Keunggulan – keunggulan dari EDC acquiring yang dilakukan oleh PT. Indopay Merchant Service antara lain : • Merupakan transaksi yang potensial untuk anggota bank dari Indopay • MDR yang kompetitif apabila dibandingkan dengan visa / Mastercard • Indopay POS dapat menerima berbagai macam tipe dari kartu kredit • Meningkatkan volume transaksi kartu yang bersangkutan • Menurunkan tingkat kebutuhan akan produktivitas kasir 114 • Respon waktu yang cepat • Membantu memfasilitasi toko atau tempat transaksi dengan bank yang bersangkutan • Melatih kasir secara perodik Sedangkan secara global perkembangan bisnis switching dan merchant service sudah berkembang dengan pesat. Bisnis switching yang merupakan salah satu bisnis dengan alat pembayaran menggunakan kartu ( APMK ) pada saat ini sudah sangat variatif. Selama tahun 2006 saja, industri APMK diwarnai oleh upaya para penerbit APMK untuk menawarkan berbagai jensi kartu dengan fitur dan fasilitas yang semakin beragam, terutama kartu kredit. Hal ini secara signifikan berkontribusi dalam pertumbuhan peningkatan volume dan nominal transaksi. Rasio total jumlah kartu yang beredar dengan jumlah angkatan kerja saat ini sekitar 365 kartu untuk 1000 penduduk dengan asumsi satu penduduk hanya memegang satu kartu ( Sumber : Laporan Tahunan Sistem Pembayaran 2006 ). Pembayaran menggunakan kartu seperti kartu kredit, katu debet, dan kartu ATM telah cukup berkembang luas di masyarakat, tercermin dari peningkatan jumlah pemegang, volume dan nilai transaksi. Jumlah kartu beredar saat ini mencapai 37 juta, jumlah kartu yang merupakan account based seperti kartu ATM dan kartu debit mengalami pertumbuhan yang signifikan. Apabila dibandingkan dengan tahun 2003 pertumbuhannya mencapai 54 %, dan untuk pemegang kartu kredit tumbuh sebesar 82 %. Sementara itu secara total volume dan nilai transaksi pembayaran dengan menggunakan kartu tumbuh sebesar 5 % dan 25 % dalam tahun 2006. Kartu kredit sendiri yang merupakan bisnis yang digiatkan oleh PT. Indopay Merchant Service secara umum, selama tahun 2006 mengalami pertumbuhan yang cukup pesat dibanding tahun sebelumnya. Hal ini tergambarkan dari jumlah kartu beredar yang 115 meningkat sebesar 5 % yaitu dari 7,6 juta menjadi 8 juta kartu. Untuk aktivitas transaksi, nominal penggunaan kartu kredit mengalami pertumbuhan sebesar 15 % dari Rp. 49.6 ribu milyar menjadi Rp. 57.3 ribu milyar, sedangkan dari sisi volume tumbuh sebesar 12 % dari sebesar 102 juta menjadi 114 juta transaksi di tahun 2006. Pesatnya pertumbuhan ini tak lepas dari adanya peningkatan kebutuhan konsumsi masyarakat dan merebaknya pemberian fasilitas tambahan untuk penggunaan katu kredit dari penerbit, antara lain pemberian diskon di merchant dan reward ( sumber : Laporan Tahunan Sistem Pembayaran 2006 ). Dari penjelasan diatas sudah jelas bahwa bisnis Merchant kartu kredit yang digiatkan oleh PT. Indopay Merchant Services dengan usaha yang telah berjalan kurang lebih setengah tahun tersebut memiliki keunggulan - keunggulan tersendiri yang sudah dijelaskan diatas baik dari aspek perusahaan maupun global. b. Online Payment service Dalam penelitian ini diidentifikasikan mengenai keunggulan relatif yang dimiliki oleh Online Payment Service sehingga layak dijadikan sebuah inovasi bisnis yang berpropek di masa depan. Dalam hal ini Online Payment Service yang dilakukan oleh PT. Indopay Merchant Services memiliki mekanisme seperti yang digambarkan pada gambar 4.3. Kerja Online Payment Service sangat berhubungan dengan penetrasi dari intenet dan teknologi informasi. Internet sendiri dikenal dan diakui sebagai fondasi dari masyarakat infomasi. Internet memberikan lingkungan yang inovatif yang memungkinkan komunikasi yang bertambah cepat dan murah. Ia telah menjadi basis perdagangan global dan menjadi suatu sarana membantu menyimpan banyak esensi tujuan – tujuan pembangunan. Sejak tahun 1970an, jumlah negara yang terhubung dengan internet telah meningkat tajam dari 60 pada tahun 1993 menjadi 214 pada tahun 2001. Terdapat 40 juta orang di 116 seluruh dunia menggunakan intenet secara reguler pada tahun 1995, dan melonjak menjadi 131 juta pada akhir 1999, menjadi 606 juta pada September 2002 dan saat ini pengguna Internet di dunia mencapai lebih dari satu milyar manusia. Berdasarkan data di bawah ini dijelaskan mengenai perkembangan Internet di kawasan ASEAN dari tahun 2000 – 2006. Tabel 4.19 Data Pengguna Internet dan Pertumbuhannya di kawasan ASEAN dari tahun 2000 – 2006 Data Pengguna Internet dan Pertumbuhannya di kawasan ASEAN dari tahun 2000 - 2006 Negara Indonesia Malaysia Vietnam Thailand Filipina Singapura Myanmar Brunei Darussalam Kamboja Laos Timor timur Populasi ( Perkiraan 2006 ) Pengguna Internet ( Thn 2000 ) Pengguna Internet ( Thn 2006 ) Pengguna Internet ( per 1.000 populasi ) Pertumbuhan ( 2000 - 2005 ) 221.900.701 27.392.442 83.994.402 66.527.271 2.000.000 3.700.000 200.000 2.300.000 18.000.000 10.040.000 10.000.000 8.420.000 81 367 119 127 800,0 % 171,4 % 4.900,0 % 266,1 % 85.712.221 3.601.745 54.021.571 2.000.000 1.200.000 1.000 7.820.000 2.421.000 63.000 91 672 1 291,0 % 101,8 % 6.270,0 % 358.000 15.017.110 5.719.497 947.000 30.000 6.000 6.000 0 56.000 41.000 20.000 1.000 142 3 4 1 86,7 % 583,3 % 248,3 % 0 Sumber : Kajian Teknologi Informasi dan Komunikasi, 2006 Data diatas sudah menjelaskan bahwa jika dibandingkan negara – negara tetangga Asia Tenggara, Indonesia mempunyai pengguna internet paling banyak. Disusul oleh pengguna internet Malaysia yang berjumlah lebih dari 10 juta. Vietnam dengan 10 juta, 117 Thailand dengan 8,4 juta, Filipina dengan 7,8 juta dan Singapura dengan 2,4 juta. Sedangkan negara lainnya, yaitu Myanmar, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, dan Timor Timur pengguna internetnya dibawah angka 100 ribu. Namun juka dilihat dari penetrasinya, Singapura jauh lebih baik. Dari 1000 penduduk Singapura, 672 oang pernah menggunakan internet. Disusul oleh Malaysia 367, Brunei Darussalam 142, Thailand 127, dan Vietnam 119. Indonesia hanya mempunyai angka penetrasi 81, kalah dari Filipina ya mencapai angka 91. Sedangkan pertumbuhan intenet sendiri di kawasan Indonesia dapat dilihat dari data tabel dibawah ini. Tabel 4.20 Pertumbuhan Pelanggan Internet dan Perkiraan Pengguna, 1998 - 2005 Pertumbuhan Pelanggan Internet dan Perkiraan Pengguna, 1998 – 2005 Pelanggan ( Pertumbuhan dalam Tahun %) Pengguna ( Pertumbuhan dalam % ) 1998 134,000 512,000 1999 256,000 91% 1,000,000 2000 400,000 56% 1,900,000 90% 2001 581,000 45% 4,200,000 121% 2002 667,002 15% 4,500,000 7% 2003 865,706 30% 8,080,543 80% 2004 1,087,428 26% 11,226,143 39% 2005 1,500,000 38% 16,000,000 43% Sumber : Teknologi Informasi dan Komunikasi, 2005 Berdasarkan data tabel diatas dijelaskan bahwa terjadi pertumbuhan yang cepat dan tetap pada kategori pelanggan internet dan pengguna internet dalam tujuh tahun terakhir sampai tahun 2005. Rata – rata pertumbuhan tahunan pelanggan internet meningkat semakin cepat. Transaksi finansial terutama dalam cara pembayaran di dunia usaha telah terpengaruh oleh kondisi masyarakat yang mobile akibat tumbuh pesatnya internet yang benar – benar 118 mampu menghilangkan jarak dan waktu. Metoda pembayaran secara online menjadi tumbuh subur menggunakan semacam portal pembayaran yang menyediakan transaksi pembayaran dengan menghubungkan layanan debit atau kartu kredit secara online yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, dan dapat dijangkau oleh siapapun tanpa batas. Keunggulan – Keunggulan dari Online Payment Service yang dilakukan oleh PT. Indopay Merchant Services antara lain : • Melakukan transaksi secara online dengan mudah dan efisien • Biaya relatif lebih murah • Perusahaan – perusahaan dapat menjangkau pelanggan di seluruh wilayah • Tepat waktu dan proses transaksi lebih cepat • Peningkatan pendapatan dan loyalitas pelanggan Dengan melihat trend informasi dan teknologi yang sudah berbasis digital informasi. Serta berdasarkan dari data serta fakta penjelasan diatas. Maka dapat disimpulkan bahwa Bisnis Online Payment Service yang dilakukan oleh PT. Indopay Merchant Services memiliki keunggulan relatif dibanding produk – produk sebelumnya. 4.3.2 Kesesuaian Kesesuaian adalah sejauh mana inovasi tersebut sesuai dengan nilai – nilai dan pengalaman orang – orang. Nilai adalah sesuatu yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang menanggap menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Woods mendefinisikan nilai sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan 119 sehari-hari. Sedangkan pengalaman merupakan pengetahuan dan ketrampilan tentang sesuatu yang diperoleh lewat keterlibatan atau berkaitan dengannya selama periode tertentu. Secara umum, pengalaman menunjuk kepada mengetahui bagaimana atau pengetahuan prosedural, daripada pengetahuan proposisional. Berdasarkan kesimpulan dari pengertian diatas maka apabila kita kaitkan dengan penelitian Online Payment Service maka nilai dan pengalaman disini merupakan segala sesuatu yang baik dan buruk serta pengalaman dari orang lain mengenai pembayaran secara online apakah bisnis ini baik atau buruk. Untuk menentukan nilai dan pengalaman mengenai Online Payment Service maka kita harus mengetahui terlebih dahulu perkembangan internet secara global dan di Indonesia pada khususnya. Sejarah Internet di Indonesia bermula di tahun 90 – an, saat itu jaringan internet lebih terasa semangat kerjasama, kekeluargaan dan gotong royong. Suasana Internet Indonesia pada perkembangannya sekarang lebih komersil dan individual. Sampai saat ini hanya kalangan terpelajar dan masyarakat perkotaan saja yang mengenal Internet. Sementara bagi kebanyakan masyarakat. Indonesia yang tersebar hingga ke pelosok desa internet bisa jadi masih terlalu asing bagi mereka. Meski pengguna internet di indonesia sudah melonjak drastis, rasionalnya terhadap jumlah penduduk termasuk paling kecil dibandingkan negara – negara berkembang lainnya. Data dari tabel 4.19 dan 4.20 sudah menjelaskan dengan baik bahwa perkembangan internet di wilayah regional dan domestik di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat positif dan memiliki prospek serta peluang bisnis yang sangat besar. 120 Gambar 4.8 Grafik peningkatan penggunaan Cable Modems dari tahun 2003 – 2008 Sumber : Kajian Teknologi Informasi dan komunikasi tahun 2006 Jika melihat dari perkembangan diatas, tampak jelas bahwa perkembangan internet di Indonesia semakin berkembang dengan pesat dengan makin meningkatnya penyediaan fasilitas cable modems dan lainnya untuk menunjang jaringan internet di seluruh pelosok Indonesia. Berdasarkan data - data tersebut diatas maka dapat disimpulkan mengenai perkembangan internet di Indonesia yang semakin pesat. Online Payment Service yang merupakan penyediaan pembayaran secara online dengan menggunakan fasilitas internet otomatis memiliki prospek yang semakin pesat. Apabila kita hubungkan dengan unsur kesesuaian yang berarti memiliki nilai sesuai dengan pengalaman dan nilai lingkungan masyarakat, maka dapat kita simpulkan bahwa Bisnis Online Payment Service yang dilakukan oleh pihak PT. Indopay Merchant Services memiliki unsur kesesuaian yang merupakan dasar dari ciri – ciri inovasi bisnis. 121 4.3.3 Kerumitan Kerumitan adalah sejauh mana inovasi tersebut relatif sukar dimengerti atau digunakan. Dalam penggunaan kerumitan ini kami melakukan penelitian berdasarkan tingkat kemampuan pelanggan dan pengguna di Indonesia sampai tahun 2007 terhadap internet yang notabene adalah basis dari sistem online payment service. Sedangkan untuk tingkat pengguna dan pelanggan internet baik di Indonesia maupun di kawasan regional ASEAN sudah digambarkan dengan jelas pada tabel 4.19 dan 4.20 Dimana terdapat peningkatan pengguna dan pelanggan yang berarti tingkat pengetahuan akan teknologi internet informasi dan internet semakin berkembang dengan pesat. Pertumbuhan pengguna internet dapat terlihat jelas dalam grafik dibawah ini. Grafik dibawah menegaskan bahwa terdapat peningkatan dalam estimasi pengguna internet dari tahun 1995 – 2005 Gambar 4.9 Estimasi Pengguna Internet dari tahun 1995 – 2005 80000 70000 60000 50000 40000 User 30000 20000 10000 0 95 97 99 2001 2003 2005 Sumber : Artikel ”Arah pergerakan infrastruktur di Indonesia” Di bawah ini terdapat data – data yang bersangkutan mengenai jumlah total penduduk yang menggunakan internet atau komputer di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. 122 Tabel 4.21 Rumah Tangga Menurut Kepemilikan Komputer / Desktop / Laptop / Notebook Berdasarkan Kotamadya / Kabupaten Administratif, 2005 Kep Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakrta DKI Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta 63 99.047 71.808 29.673 86.436 47.978 335.005 Tidak 6.657 416.238 620.928 215.082 491.274 369.334 2.119.513 Jumlah 6.720 515.285 692.736 244.755 577.710 417.312 2.454.518 Memilki Computer / Laptop ya Sumber : Statistik Kesejahteraan rakyat DKI Jakarta, 2005 Tabel 4.22 Rumah Tangga menurut Penggunaan Komputer untuk Akses Internet Berdasarkan Kotamadya / Kabupaten Administratif, 2005 Menggunakan Kep jakarta jakarta jakarta jakarta jakarta DKI Komputer Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta Ya 63 44.912 25.334 13.797 42.336 16.100 142.552 - 54.135 46.464 15.876 44.100 31.878 192.453 63 99.047 Tidak Jumlah 71.808 29.673 Sumber : Statistik Kesejahteraan rakyat DKI Jakarta, 2005 86.436 47.978 335.005 123 Tabel 4.21 menjelaskan bahwa dari populasi penduduk DKI Jakarta yang berjumlah 2.454.518 ART penduduk yang tersebar ke seluruh wilayah Jakarta, ternyata hanya memiliki 335.005 ART yang memiliki komputer / notebook / desktop / laptop pada tahun 2005. Sehingga jumlah ART yang tidak memiliki komputer sebesar 2.119.513. Hal ini menjelaskan bahwa masih sangat banyak orang yang belum memiliki komputer di daerah Jakarta yang notabene merupakan ibu kota tanah air Indonesia. Selain itu pada tabel 4.22 dijelaskan bahwa dari total 335.005 ART yang memiliki komputer / note book ternyata hanya 142. 552 ART yang menggunakannya untuk keperluan internet. Akan tetapi kebanyakan dari mereka menggunakan warung internet dan fasilitas atau kantor / sekolah untuk mengakses internet. Seperti yang digambarkan dalam tabel di bawah ini. Tabel 4.23 Rumah Tangga Menurut Penggunaan Internet Di luar Rumah Berdasarkan Kotamadya / Kabupaten Administratif, 2005 Tempat Kep Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI Menggunakan Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta Internet Warnet Ya 336 30.877 33.264 Tidak 6.384 484.408 659.472 Jumlah 6.720 515.285 692.736 12.096 232.659 244.755 30.870 14.812 122.255 546.840 402.500 2.332.263 577.710 417.312 2.454.518 48.069 14.812 183.575 Kantor / Sekolah Ya 147 60.952 40.128 19.467 Tidak 6.573 454.333 652.608 Jumlah 6.720 515.285 692.736 21 7.619 8.976 3.213 Tidak 6.699 507.666 683.760 241.542 Jumlah 6.720 515.285 225.288 244.755 529.641 402.500 2.270.943 577.710 417.312 2.454.518 Lainnya Ya 692.736 244.755 6.615 571.095 577.710 1.610 28.054 415.702 2.426.464 417.312 2.454.518 124 Sumber : Statistik Kesejahteraan rakyat DkI Jakarta, 2005 Dari data diatas dijelaskan bahwa dari total ART sebanyak 2.454.518, ternyata tedapat 122.255 ART yang menggunakan fasilitas warung internet, 183. 575 ART menggunakan fasilitas internet dan di kantor, dan 28. 054 ART yang memakai internet dai fasilitas lainnya. Sehingga apabila kita totalkan sebagai berikut : Memiliki akses internet sendiri + warung internet + Kantor / sekolah + lainnya = total pengguna internet 142.552 + 122.255 + 183.575 + 28.054 = 476.436 ART Jadi tedapat 476.436 ART yang mengakses internet dari berbagai fasilitas di wilayah Indonesia dan sisanya berjumlah 1.978.082 ART tidak pernah mengakses internet. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa untuk sistem transaksi online payment service yang dilakukan oleh PT. Indopay Merchant Service memiliki tingkat kerumitan dalam penggunaan yang cukup besar dilihat dari jumlah ART yang masih banyak yang belum pernah menggunakan internet. Akan tetapi melihat dari perkembangan dan peningkatan pengguna internet di dunia khususnya di Indonesia, maka bisnis ini memiliki prospek serta peluang yang sangat besar dan positif sebagai salah satu inovasi bisnis yang berkembang di masa yang akan datang. 4.3.4 Kemampuan di pecah – pecah Kemampuan dipecah - pecah adalah sejauh mana inovasi tersebut dapat dicoba secara terbatas. Maksudnya adalah bagaimana inovasi bisnis yang dilakukan dapat digunakan secara terbatas dan tidak mengalami perubahan yang signifikan di masa yang akan datang. Sebenarnya untuk bisnis Online Payment Service yang sangat bergantung terhadap mobilitas dari internet, akan memiliki prospek peluang bisnis yang sangat besar 125 di masa datang. Hal tersebut dapat disimpulkan berdasarkan dari data tabel maupun gambar dari penjelasan sebelumnya diatas. Gambar 4.8, 4.9, dan 4.10 serta tabel 4.19 dan 4.20 semuanya menyimpulkan bahwa perkembangan dan pertumbuhan internet sekarang ini sangat tinggi dan akan berprospek di masa yang akan datang. Melihat dari mekanisme serta keunggulan – keunggulan dari online payment service yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka kemungkinan bisnis ini akan bertahan untuk beberapa tahun mendatang. Di bawah ini terdapat data perkiraan pelanggan internet serta perkembangan internet yang dapat menunjang kegiatan bisnis online payment service. Tabel 4.24 Estimasi kebutuhan ( Demand ) akan jasa telematika dari Direktorat Jenderal Postel pada tahun 2003 126 Sumber : Demand Forecast Ditjen Postel,200 Data diatas merupakan perkiraan estimasi kebutuhan ( Demand ) akan jasa telematika dari Direktorat Jenderal Postel pada tahun 2003. Dari data diatas maka dapat dilihat mengenai perkiraan pertumbuhan dan perkembangan kebutuhan pelanggan yang diperkirakan sebesar 31,79 % penetrasinya pada tahun 2015 dan 12,4 % penetrasi dalam pengembangan jaringan kapasitas sambungan tetap internet di Indonesia. Maka dapat disimpulkan dari data diatas bahwa bisnis online payment service yang dilakukan oleh PT. Indopay Merchant Services dapat berbasis dari internet dapat bertahan untuk waktu yang lama sehingga tidak mudah untuk dapat dipecah – pecah atau mengalami perubahan. 4.3.5 Di komunikasikan Maksudnya adalah sejauh mana hasil – hasil yang menguntungkan dari penggunaan tersebut dapat diamati atau dijelaskan kepada orang – orang lain. Mekanisme operasional bisnis online payment service yang dilakukan oleh PT. Indopay Merchant Services sudah tergambar dengan jelas di gambar 4.3 pada pembahasan sebelumnya. Untuk dapat mengetahui apakah bisnis online payment service dapat dijelaskan dengan baik kepada orang lain atau pelanggan, maka patut diketahui terlebih dahulu mengenai perkembangan jumlah user atau pelanggan internet di Indonesia. Pada tabel 4.21, 4.22, dan 4.23 yang mengambil sampel di ibu kota DKI jakarta juga menyimpulkan bahwa mayoritas penduduk Jakarta masih belum mengerti dan memahami internet. Oleh karena itu hal ini dapat menjadi penghambat dalam mengkomunikasikan sistem bisnis online payment service kepada konsumen dikarenakan pengetahuan yang terbatas. Akan tetapi melihat dari perkembangan serta peningkatan pelanggan yang cenderung positif yang dijelaskan pada gambar 4.8, 4.9, dan 4.10 serta tabel 4.19, 4.20, 127 dan 4.24. Maka kita dapat optimis bahwa dengan pemasaran serta segementasi yang tepat sasaran, maka bisnis online payment service yang dilakukan oleh PT. Indopay Merchant Services dapat memiliki prospek bisnis yang cerah serta menggiurkan di masa yang akan datang. Dalam bahasan ini dapat disimpulkan bahwa terjadi penghambat dalam mengkomunikasikan bisnis online payment service yang dilakukan oleh PT. IMS ( Indopay Merchant Services ) kepada pelanggan dikarenakan faktor – faktor diatas. Akan tetapi dengan kebijakan pemasaran dan promosi serta segmentasi yang tepat sasaran, maka bisnis ini dapat berprospek di masa yang akan datang. 4.4 Strategi Terpilih Setelah dilakukan analisis mengenai alternatif strategi bisnis dan penentuan inovasi bisnis online payment service pada PT. Indopay Merchant Services, maka dapat diketahui solusi inovasi dan strategi bisnis terbaik untuk perusahaan.Kesimpulan yang didapat adalah sebaiknya perusahaan PT. Indopay Merchant Services dalam melakukan bisnis online payment service antara lain : 1. . Meningkatkan sistem keuangan dan akuntansi di perusahaan 2. Meningkatkan SDM yang berkualitas 3. Meningkatkan pangsa pasar dengan kendali merchant dan issuer 4. Mengembangkan teknologi dan inovasi 5. Meningkatkan pelayanan dan kualitas jasa 6. Meningkatkan sistem informasi IT 7. Meningkatkan kendali atas pemasok 8. Meningkatkan daya saing dengan kompetitor 9. Menambah produk atau jasa baru / diversifikasi konsentris 128 10. Memperkenalkan jasa ke wilayah geografis baru / Pengembangan pasar 11. Menurunkan harga / MDR 12. Dalam matriks kompetitif variabel pelayanan dan promosi menjadi variabel yang paling mungkin bisa bersaing dengan kompetitor dibandingkan dengan variabel lainnya, sehingga strategi no. 3 dan no. 5 paling mungkin dicapai atau realistis Akan tetapi berdasarkan dari hasil QSPM maka direkomendasikan untuk penentuan alternatif strategi terbaik maka dihasilkan strategi peningkatan pangsa pasar yang memiliki nilai TNDT paling tinggi. Strategi ini merupakan pengembangan dari strategi penetrasi pasar dan pengembangan pasar dimana perusahaan dapat meningkatkan promosi pemasaran dengan gencar atau melakukan pengambangan pasar ke wilayah geografis baru sehingga dapat menarik pasar konsumen. Di bawah ini terdapat data penjualan perusahaan PT. Indopay Merchant Services. Gambar 4.10 Volume Penjualan EDC Service PT. IMS dari bulan januari – Juli 2007 129 Sumber : PT. Indopay Merchant Services Berdasarkan dari data diatas maka terlihat jelas secara global PT. Indopay Merchant Services memiliki peningkatan penjualan dari 3 bulan pertama operasional perusahaan dengan penjualan terakhir mencapai Rp. 19.000.000.000 dengan EDC berjumlah 1700. Sehingga berdasarkan data tersebut ditambah dengan informasi dari data – data sebelumnya maka perencanaan jasa online payment service yang baru berjalan diprediksikan menjadi inovasi bisnis yang akan sukses dan berprospek di masa yang akan datang dengan alternatif strategi peningkatan pangsa pasar.