plagiat merupakan tindakan tidak terpuji plagiat

advertisement
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA SD MATERI PERKALIAN BERBASIS
METODE MONTESSORI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Mianti Dian Pertiwi
NIM: 111134042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk:
 Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas semua berkat dan
karunia yang telah dilimpahkan selama proses penyusunan skripsi.
 Kedua orangtua Budi Caksono dan Puji Rusmini yang tiada henti
memberikan kasih dan lantunan doa sampai saat ini.
 Teman Payung Montessori yang selalu memberikan doa, semangat,
dukungan, dan motivasi.
 Teman-teman kelas D yang tercinta, tawa canda kalian yang selalu
menghiburku.
 Almamaterku Universitas Sanata Dharma.
 Segala pihak yang mendukung dan membantu dalam setiap proses
penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak bias diucapkan
satu per satu.
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MOTTO
“Mintalah maka diberikan kepadamu,
carilah maka akan mendapat,
ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu”.
(Mat 7:7)
“Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam
segala perbuatan-Nya”.
(Mianti Dian Pertiwi)
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xii
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
Dian, Mianti. (2015). Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran Matematika SD
Materi Perkalian Berbasis Montessori. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
Kata kunci: penelitian dan pengembangan, Metode Montessori, alat peraga
perkalian, matematika
Siswa Sekolah Dasar (SD) mengembangkan kemampuan berpikir ketika
dihadapkan langsung dengan objek dan aktivitas konkret, salah satunya dengan
menggunakan alat peraga. Metode Montessori adalah salah satu metode belajar
yang menggunakan alat peraga dalam pengajarannya. Montessori mendesain alat
peraga dengan menggunakan empat ciri, yaitu menarik, bergradasi, autocorrection, dan auto-education. Peneliti menambahkan unsur lain pada penelitian
ini, yaitu kontekstual.
Jenis Penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan pengembangan (R&D).
Penelitian dan pengembangan ini terdiri dari lima tahapan antara lain (1) potensi
masalah, (2) perencanaan, (3) pengembangan desain alat peraga, (4) validasi
produk, dan (5) uji coba terbatas. Hasil dari penelitian dan pengembangan ini
berupa prototype alat peraga papan perkalian berbasis Metode Montessori.
Produk yang dikembangkan telah divalidasi oleh ahli di bidangnya. Hasil
validasi produk menunjukkan bahwa, (1) alat peraga memiliki lima ciri, yaitu
menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan kontekstual. (2)
memiliki rerata skor 3,55 dan masuk kategori “sangat baik”. Terdapat perbedaan
nilai ketika uji coba lapangan terbatas, skor pretest menunjukkan rerata 3,95
sedangkan posttest menunjukkan rerata 8,62. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa alat peraga papan perkalian sudah layak digunakan dan dapat melalui tahap
uji coba yang lebih luas.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
Dian, Mianti. (2015). Development of Elementary School Mathematic Learning
Material for Multiplication Based on Montessori Method. A thesis. Yogyakarta:
Elementary Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University.
Keywords: research and development method, Montessori method, material,
multiplication, Mathematic
Elementary students develop the ability to think when they face real objects
and concrete activities; one of them is by using learning media. One of the ways
to do that is used visual aids. The Montessori Method was one of method which
was using visual aids to the teaching. The Montessori designed the visual aids
using four features; there were interesting, gradation, auto-correction, and autoeducation. The researcher added other element in the research, it was contextual.
The researcher used is research and development (R&D). This research and
development is consists of by five steps (1) analyzing problem potential,(2)
research planning,(3) developing design, (4) product validation, and (5) the trial of
specified ground. The result from this research and development in the form of
prototype of appliance of physic of multiplication board base on the Montessori
Method.
The product was validated by credible experts. The result showed: (1) the
teaching aids have five characteristics: attractive, gradation, auto-correction, autoeducation, and contextual; (2) the validation score was 3,5 on average and was
categorized as “very good”. There are different grading shoun, score pretest show
the average 3,95 while posttest show the average 8,62. Therefore, it can be
concluded that the Montessori appliance of multiplication board is worthy of use
and it is possible to undergone further test.
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
karunianya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran Matematika SD Materi Perkalian
Berbasis Metode Montessori sesuai dengan waktu yang diharapkan. Penyusunan
skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana di
Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Peneliti menyadari bahwa terselesainya skripsi ini karena adanya
bimbingan, perhatian, arahan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu memberikan rahmat kesehatan dan
kelancaran selama kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi ini.
2. Rohandi., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
3. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Kaprodi Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakaprodi Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd. selaku dosen pembimbing I, yang telah
memberikan saran, kritik, dorongan, tenaga, pikiran, dan waktu untuk
membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi.
6. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing II,
yang telah memberikan saran, kritik, dorongan, tenaga, pikiran, dan
waktu untuk membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi.
7. Albertus Wargo Tomo, S.E. selaku Kepala Sekolah Dasar Kanisius
Kumendaman yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan
penelitian.
8. Lucia Windu Andari S.Pd. selaku guru kelas II SD Kanisius
Kumendaman yang telah memberikan waktu dan bantuan yang
bermanfaat bagi peneliti.
9. Siswa-siswi kelas II SD Kanisius Kumendaman yang telah bersedia
membantu selama proses penelitian.
10. Kedua orangtua Budi Caksono dan Puji Rusmini yang senantiasa
memberikan doa, dukungan dan semangat.
11. Yohanes Arga Pribadi dan Michael Doni Prihantoro yang selalu
memberikan doa, dukungan, dan semangat.
12. Teman-teman payung Montessori Noi, Rindi, Fetra, Bowo, Charla,
Dita, dan Britiga.
13. Sahabat-sahabatku Paula, Odilla, Tyas, Tiara, Elena, Agnes, mbak
Debby, mbak Wulan, mbak Wiwid dan dek Teti untuk motivasi,
dukungan, dan doa selama penyusunan skripsi.
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xix
DAFTAR TABEL ................................................................................................xx
DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xxiii
DAFTAR RUMUS ........................................................................................... xxiv
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xxv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xxvi
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah .....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................6
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................................6
1.5 Spesifikasi Produk..............................................................................................7
1.6 Definisi Operasional...........................................................................................9
BAB 2 LANDASAN TEORI ..............................................................................11
2.1 Kajian Pustaka. ................................................................................................11
2.1.1 Hakikat Belajar ............................................................................................11
2.1.2 Pembelajaran Montessori .............................................................................12
2.1.2.1 Pengertian Pembelajaran Montessori ........................................................12
2.1.2.2 Prinsip-prinsip dalam Pembelajaran Montessori ......................................13
2.1.3 Tahapan Perkembangan Siswa SD ...............................................................16
2.1.4 Alat Peraga Montessori.................................................................................17
2.1.4.1 Pengertian Alat Peraga ..............................................................................17
2.1.4.2 Pengertian Alat Peraga Montessori ...........................................................18
2.1.4.3 Ciri-ciri Alat Peraga Montessori ...............................................................19
2.1.4.4 Manfaat Alat Peraga ..................................................................................24
2.1.5 Pembelajaran Matematika ............................................................................25
2.1.5.1 Hakikat Matematika ...................................................................................25
2.1.5.2 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar .............................................26
2.1.5.3 Perkalian dalam Matematika SD................................................................27
2.2 Penelitian yang Relevan .................................................................................28
2.2.1 Penelitian tentang Metode Montessori ........................................................28
2.2.2 Penelitian tentang Alat Peraga Perkalian .....................................................30
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.3 Kerangka Berpikir ...........................................................................................33
BAB 3 METODE PENELITIAN ........................................................................36
3.1 Jenis Penelitian............................................................................................... 36
3.2 Setting Penelitian ............................................................................................37
3.2.1 Objek Penelitian ...........................................................................................37
3.2.2 Subjek Penelitian ..........................................................................................37
3.2.3 Lokasi Penelitian ..........................................................................................38
3.3 Rancangan Penelitian .....................................................................................38
3.4 Prosedur Penelitian dan Pengembangan ....................................................... 41
3.5 Instrumen Penelitian .......................................................................................45
3.5.1 Pedoman Wawancara ...................................................................................45
3.5.1.1 Wawancara Kepala Sekolah ..................................................................... 45
3.5.1.2 Wawancara Guru ........................................................................................46
3.5.1.3 Wawancara Siswa .................................................................................... 46
3.5.2 Pedoman Observasi .................................................................................... 47
3.5.3 Kuesioner .....................................................................................................48
3.5.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan ................................................................. 48
3.5.3.2 Kuesioner Validasi Produk ...................................................................... 49
3.5.3.3 Kuesioner Validasi Produk melalui Uji Coba Terbatas ........................... 49
3.5.4 Tes ............................................................................................................... 51
3.6 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 52
3.6.1 Wawancara ................................................................................................. 52
3.6.2 Observasi .................................................................................................... 52
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3.6.3 Kuesioner .................................................................................................... 53
3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan ................................................................. 53
3.6.3.2 Kuesioner Uji Validasi Produk untuk Ahli .............................................. 53
3.6.3.3 Kuesioner Uji Validasi Produk melalui Uji Coba Terbatas ..................... 54
3.6.4 Triangulasi .................................................................................................. 54
3.7 Teknik Analisis Data ..................................................................................... 55
3.7.1 Wawancara ................................................................................................. 55
3.7.2 Observasi ..................................................................................................... 57
3.7.3 Kuesioner ..................................................................................................... 57
3.7.3.1 Teknik Analisis Kebutuhan ...................................................................... 57
3.7.3.2 Teknik Analisis Validasi Ahli .................................................................. 58
3.7.3.3 Teknik Analisis Uji Coba Terbatas ........................................................... 58
3.8 Jadwal Penelitian .......................................................................................... 60
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................61
4.1 Hasil .............................................................................................................. 61
4.1.1 Potensi Masalah ........................................................................................... 61
4.1.1.1 Identifikasi Masalah ................................................................................. 61
4.1.1.2 Wawancara ............................................................................................... 62
4.1.1.2.1 Kepala Sekolah ...................................................................................... 63
4.1.1.2.2 Guru ..................................................................................................... 64
4.1.1.2.3 Siswa ..................................................................................................... 65
4.1.1.3 Observasi .................................................................................................. 67
4.1.1.4 Analisis Kebutuhan .................................................................................. 69
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4.1.1.4.1 Pembuatan Instrumen Analisis Kebutuhan ........................................... 69
4.1.1.4.2 Uji Validitas Instrumen ......................................................................... 70
4.1.1.4.2.1 Ahli Pembelajaran Matematika ......................................................... 70
4.1.1.4.2.2 Ahli Bahasa ........................................................................................ 73
4.1.1.4.2.3 Guru SD Setara ...................................................................................76
4.1.1.4.2.4 Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan oleh Siswa ..............78
4.1.1.4.3 Data Analisis Kebutuhan ...................................................................... 79
4.1.1.4.3.1 Data Hasil Analisis Kebutuhan oleh Guru ......................................... 79
4.1.1.4.3.2 Data Hasil Analisis Kebutuhan oleh Siswa ........................................ 81
4.1.2 Perencanaan ................................................................................................. 87
4.1.2.1 Validitas Instrumen Tes ........................................................................... 87
4.1.2.1.1 Ahli Pembelajaran Matematika ............................................................. 87
4.1.2.1.2 Uji Validasi Guru .................................................................................. 88
4.1.2.1.3 Uji Keterbacaan Instrumen Tes oleh Siswa ......................................... 88
4.1.2.1.4 Uji Empiris ........................................................................................... 89
4.1.2.1.4.1 Uji Validitas ...................................................................................... 89
4.1.2.1.4.2 Uji Reliabilitas ................................................................................... 90
4.1.2.2 Kuesioner Validasi Produk ....................................................................... 91
4.1.2.2.1 Uji Validitas Konstruk Ahli Bahasa ..................................................... 91
4.1.2.2.2 Uji Validitas Konstruk Guru ................................................................. 92
4.1.2.2.3 Uji Keterbacaan Kuesioner Validasi Produk oleh Siswa ....................... 93
4.1.3 Pengembangan Desain ................................................................................ 94
4.1.3.1 Konsep Pembuatan Alat Peraga .............................................................. 94
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4.1.3.2 Desain Alat Peraga ................................................................................... 95
4.1.3.2.1 Alat Peraga Papan Perkalian ................................................................ 95
4.1.3.2.2 Album Alat Peraga ................................................................................ 96
4.1.3.3 Pengumpulan Bahan ................................................................................. 97
4.1.3.4 Pembuatan Alat Peraga Papan Perkalian .................................................. 97
4.1.4 Validasi Produk ............................................................................................ 99
4.1.4.1 Validasi Produk Alat Peraga Papan Perkalian ......................................... 99
4.1.4.1.1 Ahli Pembelajaran Matematika ........................................................... 100
4.1.4.1.2 Ahli Pembelajaran Montessori ............................................................ 100
4.1.4.1.3 Guru Kelas .......................................................................................... 101
4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas ..................................................................... 102
4.1.5.1 Data dan Analisis Hasil Tes ................................................................... 102
4.1.5.2 Data dan Analisis Kuesioner .................................................................. 105
4.1.5.3 Analisis II ............................................................................................... 106
4.2 Pembahasan .................................................................................................. 106
BAB 5 PENUTUP.............................................................................................. 108
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 108
5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 109
5.3 Saran ............................................................................................................ 109
DAFTAR REFERENSI .....................................................................................110
LAMPIRAN ....................................................................................................... 113
xviii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR BAGAN
2.1 Literature Map dari Penelitian-Penelitian yang Relevan ................................. 33
3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode R&D .................................................... 39
3.2 Tahap Pengembangan Alat Peraga ...................................................................... 42
3.3 Analisis Triangulasi Data .................................................................................... 54
3.4 Triangulasi Sumber Data Analisis Kebutuhan ................................................... 55
4.1 Teknik Triangulasi Sumber Data Wawancara .................................................. 66
xix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara Kepala Sekolah ...................................................... 45
Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Guru ....................................................................... 46
Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Siswa ...................................................................... 46
Tabel 3.4 Kisi-kisi Observasi .................................................................................... 47
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru dan Siswa .................... 48
Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli ..................................... 49
Tabel 3.7 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk melalui Uji Coba Terbatas ......... 50
Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Empiris ....................................................... 52
Tabel 3.9 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif .................................................. 58
Tabel 4.1 Hasil Validasi Instrumen Wawancara ..................................................... 62
Tabel 4.2 Rekapitulasi Komentar Validasi Instrumen Wawancara oleh Ahli .... 63
Tabel 4.3 Hasil Wawancara Kepala Sekolah ........................................................... 64
Tabel 4.4 Hasil Wawancara Guru .............................................................................. 65
Tabel 4.5 Hasil Wawancara Siswa Kelas II ............................................................. 66
Tabel 4.6 Hasil Validasi Instrumen Observasi ......................................................... 67
Tabel 4.7 Rekapitulasi Komentar Validasi Instrumen Observasi oleh Ahli ........ 68
Tabel 4.8 Hasil Observasi Pembelajaran Matematika ............................................. 68
Tabel 4.9 Skor Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli
Matematika ................................................................................................. 71
Tabel 4.10 Rekapitulasi Komentar Validasi Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli
Matematika ................................................................................................ 71
Tabel 4.11 Skor Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli Matematika ........ 72
Tabel 4.12 Rekapitulasi Komentar Hasil Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh
Ahli Matematika ...................................................................................... 72
xx
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabel 4.13 Skor Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli Bahasa
...................................................................................................................... 73
Tabel 4.14 Rekapitulasi Komentar Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru
oleh Ahli Bahasa ...................................................................................... 74
Tabel 4.15 Skor Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli Bahasa
...................................................................................................................... 74
Tabel 4.16 Rekapitulasi Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli
Bahasa ....................................................................................................... 75
Tabel 4.17 Skor Validasi Analisis Kebutuhan Guru oleh Guru SD Setara ........... 76
Tabel 4.18 Rekapitulasi Komentar Validasi Analisis Kebutuhan Guru oleh Guru
SD Setara ……..……………………………...…………………….. 77
Tabel 4.19 Skor Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh Guru SD Setara ........... 77
Tabel 4.20 Rekapitulasi Komentar Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh Guru
SD Setara ................................................................................................... 78
Tabel 4.21 Skor Keterbacaan Analisis Kebutuhan oleh Siswa .............................. 78
Tabel 4.22 Rekapitulasi Analisis Kebutuhan oleh Guru ......................................... 80
Tabel 4.23 Rekapitulasi Analisis Kebutuhan oleh Siswa ....................................... 84
Tabel 4.24 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Hasil Analisis Kebutuhan oleh Siswa
...................................................................................................................... 85
Tabel 4.25 Hasil Validasi Instrumen Tes oleh Ahli Matematika ............................ 88
Tabel 4.26 Hasil Validasi Instrumen Tes oleh Guru SD .......................................... 88
Tabel 4.27 Hasil Uji Empiris ...................................................................................... 89
Tabel 4.28 Hasil Pengujian Reliabilitas .................................................................... 90
Tabel 4.29 Uji Validasi Kuesioner Produk Ahli oleh Ahli Bahasa ....................... 91
Tabel 4.30 Uji Validasi Kuesioner Produk Siswa oleh Ahli Bahasa ..................... 92
Tabel 4.31 Penilaian Kuesioner Validasi Produk Ahli oleh Guru ......................... 92
Tabel 4.32 Uji Validasi Kuesioner Produk Siswa oleh Guru ................................ 93
xxi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabel 4.33 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Kelayakan Produk Siswa ……..... 93
Tabel 4.34 Rekapitulasi Penilaian Produk Alat Peraga oleh Ahli Pembelajaran
Matematika ……………………….……...……………………….. 100
Tabel 4.35 Rekapitulasi Penilaian Produk Alat Peraga oleh Ahli Pembelajaran
Montessori ……………………………………….……………….. 100
Tabel 4.36 Validasi Produk oleh Guru .................................................................... 101
Tabel 4.37 Hasil Rekapitulasi Validasi Keseluruhan …..……..………………. 101
Tabel 4.38 Perolehan Skor Pretest dan Posttest ………………....…...……..... 103
Tabel 4.39 Rekapitulasi Hasil Validasi Produk oleh Siswa ................................. 105
Tabel 4.40 Rekapitulasi Penilaian Produk Alat Peraga Papan Perkalian ........... 106
xxii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Perbedaan Skor Pretest dan Posttest Tiap Siswa ................................ 104
Grafik 4.2 Perbedaan Skor Rata-rata Pretest dan Posttest ................................... 105
xxiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR RUMUS
Rumus 3.1 Persentase Jawaban dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan ……...… 57
Rumus 3.2 Mendapatkan Nilai Pretest dan Posttest ................................................. 59
Rumus 3.3 Rata-rata Nilai Tes …………………………………………........…. 59
Rumus 3.4 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest……….………………...…….. 59
Rumus 3.5 Rata-rata Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest ………...........…….. 59
xxiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Desain Papan Perkalian …………………………………………….. 7
Gambar 1.2 Manik Satuan, Puluhan, Ratusan dan Kartu Angka …….......……… 8
Gambar 1.3 Kotak Manik-manik, Kotak Kartu Soal …………………….…..….. 9
Gambar 4.1 Multiplication Board………………………………….....………… 94
Gambar 4.2 Desain Awal Papan Perkalian ………………………….........……. 98
Gamabar 4.3 Manik Satuan, Puluhan, Ratusan dan Kartu Angka ......................... 99
xxv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. INSTRUMEN IDENTIFIKASI POTENSI MASALAH ..... [1]
1.1 Transkrip Wawancara Kepala Sekolah SD Kanisius Kumendaman ..…...... [1]
1.2 Transkrip Wawancara Guru Kelas II SD Kanisius Kumendaman …..…..... [5]
1.3 Transkrip Wawancara Siswa Kelas II SD Kanisius Kumendaman ...…...… [8]
LAMPIRAN 2. INSTRUMEN ANALISIS KEBUTUHAN ......................... [10]
2.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ………………………...…….…….. [10]
2.2 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli ......... [14]
2.3 Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa .............................................................. [20]
2.4 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa oleh Ahli ........ [23]
2.5 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan oleh Siswa SD Setara
................................................................................................................................ [29]
2.6 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan yang Diisi oleh Guru SD Penelitian [35]
2.7 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan yang Diisi oleh Siswa SD Penelitian
................................................................................................................................ [38]
LAMPIRAN 3. INSTRUMEN VALIDASI PRODUK ................................ [41]
3.1 TES ............................................................................................................ [41]
3.1.1 Instrumen Soal Tes …………………………………………….……….. [41]
3.1.2 Instrumen Hasil Validasi Soal oleh Ahli …………………………...…... [47]
3.1.3 Uji Keterbacaan Soal oleh Siswa .................................................................. [58]
3.1.4 Uji Empiris ....................................................................................................... [68]
3.1.5 Hasil Uji Validitas .......................................................................................... [74]
3.1.6 Hasil Uji Reliabilitas ...................................................................................... [75]
3.2 KUESIONER …………………………………………………..……...… [76]
3.2.1 Kuesioner Validasi Produk untuk Ahli ………………………...………. [76]
3.2.2 Kuesioner Validasi Produk untuk Siswa ……………………………….. [80]
xxvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3.2.3 Hasil Uji Validitas Konstruk Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli …... [82]
3.2.4 Hasil Uji Validitas Konstruk Kuesioner Validasi Produk untuk Siswa ... [84]
3.2.5 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Validasi Produk oleh Siswa SD Setara
............................................................................................................................. [87]
LAMPIRAN 4. VALIDASI PRODUK .......................................................... [89]
4.1 Hasil Validasi Produk oleh Ahli ...................................................................... [89]
LAMPIRAN 5. UJI COBA LAPANGAN TERBATAS ............................... [92]
5.1 Hasil Pretest ...................................................................................................... [92]
5.2 Hasil Posttest ...................................................................................................... [95]
5.3 Hasil Validasi Produk oleh Siswa ................................................................... [98]
LAMPIRAN 6. SURAT ................................................................................ [100]
6.1 Surat Ijin Melaksanakan Penelitian .............................................................. [100]
6.2 Surat Telah Melaksanakan Penelitian ………...…………………..……. [101]
LAMPIRAN 7. DOKUMENTASI ............................................................... [102]
LAMPIRAN 8. ALBUM .............................................................................. [103]
CURRICULUM VITAE ............................................................................... [121]
xxvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB 1
PENDAHULUAN
Bab ini dijelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, spesifikasi produk yang dikembangkan, dan definisi
operasional.
1.1 Latar Belakang
Proses pembelajaran membutuhkan kemampuan berpikir yang tinggi dan
logis karena menggabungkan beberapa kegiatan belajar secara beriringan. Salah
satu mata pelajaran yang menuntut kemampuan berpikir siswa secara logis adalah
mata pelajaran Matematika (Susanto, 2013: 185). Mata pelajaran Matematika
merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan di SD. Pada tingkat SD,
mata pelajaran Matematika mencakup aspek bilangan, geometri dan pengukuran,
serta pengolahan data. Dalam matematika, pembelajaran dimulai dengan
pemecahan masalah dan menghubungkan gagasan dengan menggunakan simbol,
tabel, diagram, dan media lainnya (Departemen Pendidikan Nasional, 2008).
Siswa SD merupakan anak-anak yang berusia 7-12 tahun. Pada usia ini anak
memiliki karakteristik tersendiri dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Menurut teori kognitif Jean Piaget anak usia 7-12 tahun berada pada tahap
operasional konkret dan tahap awal operasi formal (Suparno, 2001:25). Pada
tahap operasional konkret pemikiran anak sudah berdasarkan logika atau aturan
logis tertentu. Anak sudah mampu memecahkan masalah dengan pemikiran yang
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
lebih teratur dan terarah menggunakan logikanya namun masih terbatas pada
masalah konkret. Pada aspek afektif anak mulai mencari teman dan menyadari
bahwa orang lain memiliki pemikiran yang lain. Aspek psikomotorik ditandai
dengan kesukaan anak pada usia ini untuk melakukan aktivitas motorik.
Berdasarkan uraian ketiga aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa anak pada usia
7-12 tahun memiliki karakteristik tersendiri. Berkaitan dengan masalah tersebut
pentingnya menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Undang-Undang (UU) Pendidikan nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Berdasarkan pasal tersebut dapat diartikan bahwa dalam
pembelajaran perlu adanya komunikasi dua arah. Komunikasi tersebut dapat
berlangsung antara siswa dengan guru, guru dengan siswa, dan siswa dengan
siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk mewujudkan hal
tersebut adalah dengan mengadakan dan memanfaatkan media pembelajaran yang
menarik misalnya dengan menggunakan alat peraga.
Salah satu metode pembelajaran yang menggunakan alat peraga adalah
metode Montessori. Metode Montessori merupakan sebuah metode pembelajaran
yang diperkenalkan dan dikembangkan oleh Montessori, seorang dokter wanita
Italia yang memiliki keprihatinan khusus terhadap dunia anak-anak dan
pendidikan. Metode ini menekankan pembelajaran yang berbasis sensorial. Anak
memiliki kesempatan untuk berkembang secara alami sesuai dengan tuntunan dari
lingkungannya. Dalam proses tersebut muncul motivasi intrinsik dari seorang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
anak untuk bekerja yang mendukung terciptanya konsentrasi penuh dan
kemampuan untuk menjadi tuan atas dirinya (Kahn, 2003:1).
Metode Montessori bukan menjadi hal yang baru dalam pendidikan di
Indonesia. Belakangan ini beberapa sekolah di Indonesia mulai menerapkan
metode ini seiring dengan banyaknya penelitian yang mengungkapkan
keberhasilan metode tersebut. Sekolah Montessori yang pertama di Indonesia
berdiri pada tahun 1986 yaitu Jakarta Montessori School. Sekolah Montessori lain
yag berkembang saat ini adalah Bali Montessori School, Sekolah Montessori di
Bandung, Batam, dan Yogyakarta sendiri. Meskipun demikian sampai saat ini
penerapan metode Montessori di Indonesia masih sebatas pada sekolah-sekolah
swasta yang berlabel mahal. Hal tersebut menjadi fenomena yang wajar karena
alat-alat peraga Montessori belum diproduksi di Indonesia dan masih
menggunakan bahan terstandar khusus. Awal sejarah metode ini bermula dari
pelayanan pendidikan terhadap anak-anak pinggiran di Itali dan Montessori
sendiri mengembangkan media pembelajaran berdasarkan hasil observasinya
terhadap kesulitan belajar anak didiknya (Montessori, 2002:36). Hal ini
menunjukkan bahwa
dikembangkan
sendiri
sebenarnya
sesuai
media pembelajaran
dengan
kemampuan
Montessori
yang
dimiliki
dapat
oleh
penyelenggara pendidikan.
Melihat begitu pentingnya penggunaan alat peraga seperti yang telah
dipaparkan sebelumnya, keberadaan dari alat peraga khususnya di Sekolah Dasar
menjadi salah satu hal yang pokok. Alat peraga dapat diperoleh dari pemerintah
maupun melalui usaha pengadaaan secara mandiri oleh sekolah. Bahkan guru
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
sebagai pendidik juga dapat membuat sendiri alat peraga yang hendak digunakan.
Menurut Scriven (Gall, Gall, & Borg, 2007: 590-591) alat peraga dalam dunia
pendidikan yang berguna sebagai alat bantu dalam pembelajaran seharusnya telah
melewati serangkaian tahap uji coba secara ilmiah.
Berdasarkan sumber yang peneliti dapat dari hasil wawancara yang dilakukan
dengan guru kelas II SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta pada tanggal 18 Juli
2014, diperoleh informasi bahwa siswa di kelas II mengalami kesulitan dalam
mata pelajaran matematika yang berkaitan dengan materi perkalian.
Hasil pengamatan saat siswa belajar di kelas yang dilakukan pada 27 Agustus
2014, peneliti menemukan penyebab kesulitan belajar yaitu kendala ketersedian
media dan penggunaan media yang telah tersedia pun masih belum maksimal.
Seringkali guru menggunakan jari untuk mengajarkan kepada anak mengenai
perkalian. Alat peraga yang ada di kelas kebanyakan masih terbatas pada gambargambar dan dadu kecil-kecil yang tidak setiap saat dapat digunakan dalam
pembelajaran. Pengadaan alat peraga yang mahal seringkali menjadi penyebab
minimnya penggunaan alat peraga. Alat peraga yang digunakanpun lebih sering
dibuat guru secara mandiri berdasarkan kebutuhan materi yang akan diajarkan.
Diungkapkan oleh kepala sekolah bahwa alat peraga yang dibuat guru juga
sebatas dibuat dan langsung digunakan tanpa melalui uji coba secara ilmiah
terlebih dahulu. Kurang dari satu persen alat peraga di Amerika yang sudah
diujicobakan terlebih dahulu di lapangan untuk mengetahui kualitasnya (Gall dkk,
2007: 589). Peneliti melihat kenyataan bahwa di Indonesia masih terbatas bukti
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
atau referensi yang menunjukkan penggunaan alat peraga yang telah melalui
serangkaian tahap uji coba secara ilmiah untuk memastikan kualitasnya.
Penelitian pengembangan ini merupakan salah satu upaya untuk melakukan
inovasi dalam pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab kebutuhan
mengenai alat peraga yang telah teruji secara ilmiah. Penelitian ini memberikan
sumbangan bagi dunia pendidikan yang berguna untuk mengembangkan produk
alat peraga dan melakukan serangkaian uji coba untuk mengetahui kualitasnya.
Penelitian ini dibatasi pada pengembangan alat peraga matematika berbasis
metode Montessori untuk materi perkalian bagi siswa kelas II SD. Peneliti
mengambil SD Kanisius Kumendaman yang berlokasi di di Jl. MT Haryono
nomor 17, Desa Mantrijeron, Kecamatan Suryodiningratan, Kabupaten Kota
Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,sebagai sampel uji coba
lapangan terbatas. Materi pembelajaran matematika yang digunakan dibatasi pada
Standar Kompetensi (KI) “3. Memahami pengetahuan faktualdengan cara
mengamati (mendengar,melihat, membaca) dan menanyaberdasarkan rasa ingin
tahu tentangdirinya, makhluk ciptaan Tuhan dankegiatannya, dan benda-benda
yangdijumpainya di rumah dan di sekolah”, dengan Kompetensi Dasar (KD)
“Mengenal operasi perkalian dan pembagian padabilangan asli yang hasilnya
kurang dari 100 melalui kegiatan eksplorasi menggunakan benda konkrit”.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 yang
terfokus pada mata pelajaran matematika materi perkalian yang hasilnya bilangan
tiga angka. Tujuan pengembangan alat peraga ini adalah untuk memberikan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
sumbangan ilmu terhadap pendidikan di Indonesia tentang pengembangan alat
yang diuji secara ilmiah guna mengetahui kualitas alat peraga.
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Bagaimana ciri-ciri alat peraga papan perkalian berbasis metode Montessori
yang dikembangkan untuk melatih kemampuan perkalian pada siswa kelas II SD?
1.2.2 Bagaimana kualitas alat peraga papan perkalian matematika berbasis metode
Montessori yang dikembangkan untuk melatih kemampuan pada siswa kelas II
SD?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mengembangkan alat peraga papan perkalian berbasis metode Montessori
sesuai dengan ciri-ciri secara spesifik yang ditetapkan untuk melatih kemampuan
perkalian pada siswa kelas II SD.
1.3.2 Mengembangkan alat peraga papan perkalian berbasis metode Montessori
yang berkualitas untuk melatih kemampuan perkalian pada siswa kelas II SD.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi guru
Menambah referensi dalam penggunaan alat peraga perkalian yang bersifat
kontekstual.
1.4.2 Bagi siswa
1.4.2.1 Siswa kelas I SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta tahun ajaran
2014/2015 dapat memahami materi perkalian sampai hasilnya bilangan tiga angka.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
1.4.2.2 Siswa kelas II SD Kanisius KumendamanYogyakarta tahun ajaran
2014/2015 terbantu dalam belajar perkalian menggunakan alat peraga perkalian
berbasis metode Montessori.
1.4.3 Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat meningkatkan mutu sekolah melalui alat peraga yang telah
dikembangkan.
1.4.4 Bagi peneliti
Mendapatkan pengalaman baru dalam mengembangkan alat peraga perkalian
dalam mengembangkan media pembelajaran matematika berupa alat peraga
Montessori.
1.5 Spesifikasi Produk
Gambar 1.1 Desain Papan Perkalian
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah papan perkalian
yang berbasis metode Montessori dan dilengkapi dengan album alat peraga.
Adapun beberapa komponen yang dikembangkan dalam penelitian ini diantaranya
papan perkalian, manik-manik kayu yang diberi warna berbeda terdiri atas manikmanik satuan, puluhan, dan ratusan. Alat peraga ini dilengkapi dengan kartu
angka1-50, tempat manik-manik, dan tempat kartu soal dan album alat peraga.
Album alat peraga berisi deskripsi alat peraga dan cara penggunaannya.
Papan perkalian ini berbentuk persegi panjang dengan ukuran 70cm x 30cm.
Papan perkalian ini terdiri dari lubang-lubang kecil untuk menaruh manik-manik,
lubang kecil disamping kiri untuk tempat kartu angka, dan terdapat angka satuan,
puluhan dan ratusan. Warna angka pada papan perkalian tersebut sudah
disesuaikan dengan prinsip metode Montessori, hijau untuk satuan, biru untuk
puluhan dan merah untuk ratusan. Warna manik-manik juga disesuaikan dengan
prinsip metode Montessori berwarna satuan, puluhan dan ratusan. Kemudian alat
ini dilengkapi dengan kartu angka untuk membantu dalam melakukan perkalian
dengan ukuran 4cm x 2,5cm.
Gambar 1.2 Manik Satuan, Puluhan, Ratusan dan Kartu Angka
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
Komponen lainnya dari alat peraga ini adalah kotak manik-manik yang
berukuran 26cm x 7cm, sedangkan tempat kartu soal dengan alas berbentuk
persegi panjang dengan ukuran 11cm x 13cm dan untuk samping berbentuk
trapezium siku-siku dengan ukuran depan 3,8cm dan belakang 7,2cm.
Gambar 1.3 Kotak Manik-manik, Kotak Kartu Soal
1.6
Definisi Operasional
1.6.1 Alat peraga Montessori adalah media pembelajaran berbentuk 3 dimensi
yang menerapkan filosofi pembelajaran Montessori dan memiliki karakteristik
yang berbeda dengan alat peraga pada umumnya.
1.6.2 Album alat peraga penjumlahan dan pengurangan Montessori adalah buku
panduan yang berisi materi pembelajaran, tema pembelajaran, nama alat peraga,
tujuan pembelajaran, dan presentasi penggunaan alat peraga, serta beberapa
latihan soal.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
1.6.3 Pembelajaran matematika adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk
membekali keterampilan-keterampilan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis,
kreatif dan memiliki kemampuan kerjasama demi kemajuan teknologi.
1.6.4 Perkalian adalah materi pada mata pelajaran Matematika di SD yang
mempelajari penjumlahan bilangan yang dilakukan secara berulang dan
menggunakan simbol kali (x) dalam operasi tersebut.
1.6.5 Kontekstual adalah segala sesuatu yang berada di suatu tempat atau daerah
dan berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi benda yang memiliki kegunaan.
1.6.6 Alat peraga perkalian berbasis metode Montessori yang bersifat kontekstual
adalah alat peraga perkalian yang mengadaptasi alat peraga Montessori dan
dikembangkan menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar.
1.6.7 Siswa SD adalah siswa kelas II semester ganjil SD Kanisius Kumendaman
Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 20 siswa yang terdiri
dari 12 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB 2
LANDASAN TEORI
Bab II yang berupa landasan teori ini akan membahas empat bagian, yaitu
kajian pustaka, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir.
2.1 Kajian Pustaka
Pada sub bab kajian teori ini memuat hakikat belajar, pembelajaran
Montessori, tahapan perkembangan siswa SD, alat peraga Montessori, alat peraga
manik-manik emas berbasis metode Montessori, matematika.
2.1.1 Hakikat Belajar
Para konstruktivis percaya bahwa siswa mengkonstruksikan sendiri
pengalaman-pengalaman
pengajaran
dan
pembelajaran
untuk
menantang
pemikiran siswa sehingga mereka akan mampu membangun pengetahuannya
sendiri (Schunk, 2012: 384; Suyono & Hariyanto, 2012: 106). Teori Piaget yang
termasuk salah satu teori konstruktivis mengetengahkan bahwa belajar merupakan
suatu proses yang dialami anak dengan melewati serangkaian tahapan yang
berbeda-beda (Schunk, 2012: 384).
Teori konstruktivisme lain juga dikemukan oleh Vygotsky bahwa
pembelajaran merupakan proses dengan mediasi sosial yang memungkinkan anakanak belajar banyak konsep saat berinteraksi dengan banyak orang dan
lingkungan (Schunk, 2012:385). Tujuan dari belajar adalah untuk memberikan
pengalaman-pengalamn baru yang dapat mendorong siswa untuk belajar. Teori
11
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
konstruktivis menekankan bahwa belajar merupakan proses penanaman konsepkonsep besar dengan banyak menggunakan aktivitas siswa, interaksi sosial, dan
penilaian-penilaian autentik untuk menggali ide-ide siswa (Schunk, 2012: 386).
Berdasarkan beberapa teori belajar yang dikemukakan oleh konstruktivis,
peneliti menarik kesimpulan bahwa belajar tidak dititikberatkan pada hasil saja,
namun juga pada proses untuk membangun pengetahuan siswa secara mandiri.
Pada penilitian ini, peneliti ingin mengetahui proses belajar siswa sehingga siswa
dapat menemukan konsep matematis secara mandiri dan mengetahui hasil dari
proses belajar yang telah berlangsung selama ini. Pada penelitian ini, proses
belajar dilakukan siswa dengan menggunakan alat peraga papan perkalian.
2.1.2 Pembelajaran Montessori
2.1.2.1 Pengertian Pembelajaran Montessori
Pembelajaran Montessori pada dasarnya menitikberatkan pengembangan
kemandirian anak dan memberi kebebasan pada anak untuk memilih dan
menentukan atas apa yang dilakukan sesuai dengan perkembangan anak.
Pembelajaran yang dilakukan sambil bermain dan penggunaan panca indera
secara maksimal selama pembelajaran menciptakan kesenangan pada anak ketika
belajar (Montessori, 2003:33).
Pendidikan Montessori merupakan pendidikan yang sistematis dan dalam
pembelajarannya
melibatkan
sensorial
yang
dihubungkan
dengan
pengorganisasian saraf dan lingkungan anak (Lillard, 2005:324). Pembelajaran
yang melibatkan sensorial tersebut dinyatakan dengan penggunaan alat peraga
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
dalam pembelajaran Montessori. Selama pembelajaran, lingkungan belajar anak
juga berpengaruh terhadap proses belajar yang dialaminya.
Montessori menjelaskan bahwa dalam pembelajarannya anak belajar dengan
terstruktur, berfokus pada suatu proyek tertentu, dan anak juga memiliki
kebebasan untuk kapan dan hal apa yang ingin mereka kerjakan. Pembelajaran
Montessori juga merupakan belajar penemuan melalui alat peraga yang didesain
secara eksplisit dapat memberikan makna bagi anak-anak (Lillard, 2005:328).
Deskripsi
tersebut
menunjukkan
bahwa
pembelajaran
Montessori
menekankan pada pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan anak,
mengembangkan kemandirian, menggunakan panca indera selama proses belajar,
dan bersifat menyenangkan. Pembelajaran Montessori juga mendukung
pengembangan pembelajaran aktif yaitu pembelajaran yang mengajak peserta
didik untuk mendominasi aktivitas pembelajaran, aktif melibatkan mental, fisik,
dan otak anak (Zaini, dkk, 2008:16).
2.1.2.2 Prinsip-prinsip dalam Pembelajaran Montessori
Pembelajaran Montessori menggunakan delapan prinsip, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Lillard (2005:30-33), yaitu:
1.
Keleluasaan dalam beraktivitas
Anak-anak dalam kelas Montessori bebas untuk berpindah tempat guna
mengerjakan tugas mereka. Anak-anak mendapat keleluasaan untuk bergerak
bebas bekerja di meja maupun di lantai dengan beralaskan karpet kecil.
2.
Kemerdekaan dalam memilih
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
Montessori menekankan bahwa anak-anak bertumbuh sesuai pilihannya dan
kontrol lingkungan mereka. Anak diberi kebebasan dalam memilih sendiri
apa yang mau dipelajari, seberapa lama akan beraktivitas, dan dengan siapa
akan bekerja.
3.
Pentingnya minat
Montessori menyadari betapa penting mengembangkan minat anak. Ia
merancang materi yang membuat anak-anak ingin ikut berinteraksi.
Montessori
mengajarkan
guru-guru
di
sekolah
Montessori
untuk
memberikan pelajaran dengan cara yang dapat menginspirasi anak-anak,
contohnya dengan menunjukkan informasi secukupnya untuk memancing
keingintahuan anak-anak. Sekolah Montessori juga menyoroti minat unik
setiap anak-anak.
4.
Pentingnya motivasi intrinsik dengan menghapus hadiah dan hukuman
Penghargaan dan penghukuman tidak dikenal di ruang kelas Montessori.
Jika anak diberi perhatian yang cukup, anak akan bekerja secara serius
dengan cara mereka sendiri. Anak-anak akan melakukan pekerjaan mereka
karena dorongan dari dalam dirinya untuk menyempurnakan kemampuan
mereka.
5.
Pentingnya kolaborasi dengan teman sebaya
Melalui kolaborasi dengan teman sebaya, anak dapat memiliki pemahaman
yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang lainnya. Anak-anak dapat
menemukan pemecahan masalah dalam berbagai hal, mendapat pengetahuan
yang lebih banyak tentang kerja sama, meningkatkan motivasi dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
kemampuan belajar anak. Teman sebaya juga dapat membantu yang lainnya
untuk belajar melalui proses (Lillard, 2005:194-195).
6.
Pentingnya konteks dalam pembelajaran
Pembelajaran di kelas Montessori secara keseluruhan dilakukan melalui
praktek. Dimana anak-anak akan dapat mengaplikasi secara langsung
pengetahuan mereka dan makna yang didapat ketika belajar akan lebih
dimengerti setiap anak. Proses belajar mereka disituasikan dalam konteks
aksi dan objek.
7.
Pentingnya gaya interaksi autoritatif dari orang dewasa
Montessori memandang bahwa guru adalah cermin bagi anak-anak dalam
gaya interaksi sosial. Misalnya ketika di rumah orang tua menyediakan
batas yang jelas kepada anak-anak dan memberi tanggapan terhadap
keinginan anak-anak ketika memiliki suatu harapan yang tinggi. Dengan
gaya interaksi semacam ini, anak-anak akan menunjukkan mutu yang tinggi
dalam kedewasaan, prestasi, empati, dan karakter yang diperlukan.
8.
Pentingnya keteraturan dan kerapian lingkungan belajar
Ruangan kelas di sekolah Montessori sangat teratur dan tertata rapi baik
secara jasmani (dalam hal tata ruang) maupun secara konseptual (dalam hal
bagaimana penggunaan materi-materi yang berkembang). Salah satu target
dari
Montessori
adalah
menciptakan
keteraturan
di
lingkungan
sekolah.Penelitian dalam psikologi mengungkapkan bahwa tata tertib ini
sangat membantu dalam pembelajaran dan pengembangan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
2.1.3 Tahapan Perkembangan Siswa SD
Seiring dengan perkembangannya, anak-anak mengalami perkembangan
kognitif yang bertahap. Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif anak
menjadi periode I, periode II, periode III, dan periode IV (Crain, 2007: 17), yang
dijelaskan sebagai berikut.
1. Periode I: Kepandaian Sensori-Motorik (usia 0-2 tahun)
Pada tahap ini, anak banyak bereaksi secara refleks dan belum terkondisi
seperti menghisap, menggenggam, dan memukul.
2. Periode II: Pikiran Praoperasional (2-7 tahun)
Pada periode ini anak mulai belajar berpikir dan menggunakan simbol-simbol
yang berupa gambaran dan bahasa ucapan, namun pikiran mereka belum
sistematis.
3. Periode III: Operasional Konkret (7-11 tahun)
Dalam tahap ini anak-anak telah mampu mengembangkan kemampuan
berpikir sistematis, namun hanya ketika mereka melihat objek-objek dan
melakukan aktivitas nyata.
4. Periode IV: Operasional Formal (lebih dari 11 tahun)
Pada periode keempat ini usia anak telah beranjak menuju dewasa. Orang
dewasa telah mampu mengembangkan kemampuan berpikir sistematis dan
abstrak.
Tahapan-tahapan perkembangan anak juga dikemukakan oleh Montessori.
Montessori membaginya menjadi usia 0-6, 6-12, dan 12-18 tahun (Holt, 2008:
xii). Siswa SD pada umumnya berusia 7-12 tahun jika dilihat dari teori
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
perkembangan anak menurut Montessori, termasuk ke dalam tahap fanciulezza (612 tahun) yaitu usia anak yang mulai memasuki periode sensitif (Lillard,1996:
44). Periode sensitif tersebut meliputi (1) periode sensitif untuk logika dan
pembenaran yang ditandai dengan munculnya banyak pertanyaan “mengapa”, (2)
periode sensitif untuk perkembangan imajinasi yang menggunakan bantuan benda
nyata, (3) periode sensitif untuk perkembangan mental yang luas, (4) periode
sensitif untuk perkembangan rasa berkelompok, (5) periode sensitif untuk
pengenalan budaya, (6) periode sensitif untuk menampilkan kekuatan fisik.
Berdasarkan teori yang dikemukan oleh Piaget dan Montessori, dapat
disimpulkan bahwa siswa SD yang berada pada usia 7-12 tahun termasuk di
dalamnya anak usia kelas II telah memasuki tahap operasional konkret dan
memasuki periode sensitif. Pada periode ini, anak memiliki kemampuan berpikir
yang bersifat holistik dan menyeluruh, memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan
memiliki keinginan untuk berkelompok. Pada usia ini, anak juga akan lebih
mudah menerima informasi apabila menggunakan objek dan aktivitas nyata.
Dengan kata lain penggunaan media (termasuk alat peraga) dalam pembelajaran
matematika di SD memang diperlukan, karena sesuai dengan tahap berpikir anak.
2.1.4 Alat Peraga Montessori
2.1.4.1 Pengertian Alat Peraga
Alat peraga terdiri atas dua kata, yaitu alat dan peraga. Alat merupakan benda
yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu, mencapai suatu maksud tertentu;
sedangkan peraga merupakan alat bantu dalam pengajaran untuk mengajarkan
sesuatu agar apa yang diajarkan mudah dimengerti siswa (KBBI, 2008).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
Berdasarkan pengertian tersebut, alat peraga dapat diartikan sebagai benda yang
digunakan dalam proses pengajaran agar membantu siswa dalam memahami
materi yang diajarkan. Senada dengan itu, Sudono (2010: 14) mengemukakan
bahwa alat peraga berfungsi untuk menerangkan atau memperagakan suatu mata
pelajaran dalam proses belajar mengajar.
Munadi (2010: 7-8) mengungkapkan bahwa alat peraga adalah segala sesuatu
yang dapat menyampaikan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta
lingkungan belajar yang kondusif dan dapat membuat penerima belajar secara
efisien dan efektif. Alat peraga digunakan sebagai media untuk mendukung
tercapainya tujuan pembelajaran yang disampaikan (Anitah, 2010: 83). Guna
mencapai tujuan pembelajaran tersebut, dalam hal ini alat peraga dapat berfungsi
sebagai sumber belajar yang dapat mengaktifkan siswa dan penyampai materi
(Munadi, 2010: 37).
Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli, dapat
disimpulkan bahwa alat peraga adalah bagian dari media pembelajaran sebagai
salah satu sumber belajar yang dapat membantu proses belajar mengajar dan dapat
berfungsi untuk memperjelas materi yang disampaikan, sehingga tujuan dalam
pembelajaran dapat tercapai.
2.1.4.2 Pengertian Alat Peraga Montessori
Montessori mengartikan alat peraga sebagai material yang didesain untuk
menarik perhatian anak-anak dan dapat mengajarkan berbagai konsep dengan
menggunakan alat tersebut secara berulang-ulang (Lillard, 2005:21). Alat-alat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
peraga
Montessori
dirancang
untuk
mengembangkan
kemandirian
19
dan
pengetahuan akademik anak, mengandung unsur seni, mengembangkan rasa
tanggung jawab dan bangga terhadap alat yang dimilikinya. Alat peraga
Montessori didesain dengan mengembangkan unsur kesederhanaan, daya tahan,
keindahan, kemungkinan anak belajar secara kreatif dan belajar dari penemuan,
dan memungkinkan anak dapat memperbaiki kesalahan mereka sendiri.
Alat peraga matematika Montessori mencakup jumlah dan simbol, sistem
desimal, dan empat operasi hitung matematika (perkalian, pembagian,
penjumlahan, dan pengurangan). Alat yang digunakan di sekolah Montessori
didesain bukan untuk “mengajarkan matematika” tetapi untuk membantu
mengembangkan kemampuan matematikanya. Pikiran tersebut mencakup
kemampuan untuk memahami perintah, urutan, sesuatu yang abstrak, dan
memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi konsep-konsep baru sebagai
pengetahuan yang diperoleh dalam pembelajaran (Lillard, 1997:137).
2.1.4.3 Ciri-ciri Alat Peraga Montessori
Alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran Montessori merupakan alat
yang didesain oleh Montessori sendiri dengan menyesuaikan kebutuhan anak
sebagai pengguna. Seluruh perabot yang ada di Montessori didesain sesuai dengan
ukuran anak agar anak dapat mengambil dan mengembalikan sendiri alat peraga
ke tempatnya (Magini, 2013: 50-51). Setiap alat yang dibuat oleh Montessori
memiliki ciri tersendiri jika dibandingkan dengan alat peraga yang lain. Ciri-ciri
tersebut adalah sebagai berikut (Montessori, 2002: 170-176).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
1. Menarik
Setiap alat peraga Montessori harus mampu menarik perhatian anak, sehingga
secara spontan anak ingin menyentuh, meraba, memegang, merasakan, dan
menggunakannya untuk belajar (Montessori, 2002: 174-175). Alat peraga
yang menarik adalah alat yang memiliki keindahan dari segi warna dan
kecerahannya. Warna yang digunakan merupakan warna yang lembut dan
terang.
2. Bergradasi
Alat peraga yang baik seharusnya bergradasi. Gradasi yang dimaksudkan
adalah rangsangan yang rasional tentang suatu gradasi (Montessori, 2002:
175). Unsur gradasi pada umumnya tampak dari segi warna dan bentuk.
Ketika anak bekerja menggunakan alat peraga, anak akan menggunakan lebih
dari satu indera. Salah satu alat peraga Montessori yang berguna untuk
memperkenalkan gradasi adalah permainan pink tower terdiri dari 10 kubus
dengan kubus paling besar memiliki sisi 10 centimeter. Kubus yang lebih
kecil berikutnya selalu memiliki ukuran sisi 1 centimeter lebih kecil. Kubus
yang paling besar diletakkan paling bawah hingga yang terkecil di posisi
paling atas. Kubus-kubus ini akan membentuk sebuah menara. Dengan begitu
anak belajar membeda-bedakan besar-kecil dan berat-ringan suatu objek
(Montessori, 2002: 174).
3. Auto-correction(Memiliki Pengendalian Kesalahan)
Alat peraga harus memiliki pengendali kesalahan, maksudnya melalui alat
peraga tersebut anak dapat mengetahui sendiri setiap kesalahan yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
dilakukannya sehingga dengan sendirinya anak tahu jika ia melakukan
kekeliruan. Montessori memberikan contoh tentang model balok yang
berlubang-lubang (papan silinder). Dalam lubang-lubang itu terpasang
silinder-silinder kecil dari kayu yang memiliki perbedaan ukurandari yang
paling kecil sampai paling besar. Silinder-silinder itu dilepas dan ditempatkan
di atas meja secara acak, lalu anak diminta untuk memasang kembali ke
lubang-lubang yang sesuai. Anak sangat antusias untuk mengamati hubungan
antara ukuran lubang dan silinder. Silinder yang ukurannya lebih kecil dari
lubang bisa masuk, tetapi yang lebih besar tidak bisa masuk. Anak akan
mengetahui kesalahannya dan mengulang berkali-kali jika silinder yang
mereka masukkan tidak tepat pada lubangnya (Montessori, 2002: 172).
4. Auto-education(Pembelajaran Mandiri)
Seluruh
alat
peraga
Montessori
dibuat
sedemikian
rupa
sehingga
memungkinkan anak melakukan pendidikan diri (auto-education). Hal
tersebut akan meningkatkan kemandirian anak dalam belajardan campur
tangan pendidik semakin diminimalisir. Montessori menggarisbawahi bahwa
“a man is not what he is because of the teachers he has had, but because of
what he has done” (Montessori, 2002: 172). Peran pendidik dalam kelas
Montessori adalah sebagai pengamat. Oleh sebab itu, Montessori tidak lagi
menggunakan istilah “guru” tetapi “direktris” bagi pendidik, sebab direktris
bertugas untuk mengarahkan aktivitas psikis anak dan perkembangan
fisiologisnya yaitu hidup dan jiwanya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
5. Kontekstual
Montessori telah menyebutkan keempat ciri alat peraga, pada penelitian ini
peneliti menambahkan satu ciri yaitu kontekstual. Dalam perkembangannya,
metode Montessori sudah semakin meluas dikembangkan ke berbagai negara
dan sudah menjadi bisnis tersendiri untuk kalangan tertentu sehingga menjadi
sangat mahal. Karena itu, dalam penelitian ini dimasukkan ciri kontekstual
sebagai ciri alat peraga. Kontekstual berarti “teralami” oleh siswa, yang
artinya menghubungkan materi ajar dengan lingkungan personal dan sosial
siswa (Johnson, 2010: 20). Pembelajaran kontekstual atau sering dikenal
dengan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan sebuah sistem
belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap
pembelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi akademis yang
mereka terima, dan mereka mampu menangkap makna dalam tugas-tugas
sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan
pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya (Johnson, 2010: 14).
Kontekstual merupakan sistem pengajaran yang cocok dengan otak karena
menghubungan muatan akademis dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa
sehingga dapat merangsang otak untuk menyusun pola-pola
yang
mewujudkan makna (Johnson, 2010: 57).
Pada penelitian ini, kontekstual mengandung arti memanfaatkan potensi local
yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah. Pemanfaatan potensi lokal ini terlihat
dari penggunaan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat alat peraga berasal
dari lingkungan sekitar siswa sehingga mudah ditemukan. Melihat kembali dari
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
sejarah Montessori yang mulai mengembangkan metode pembelajarannya bagi
anak-anak gelandangan di pemukiman kumuh sekitar Roma, alat-alat peraga yang
diciptakan saat itu berasal dari material apa adanya di lingkungan sekitar. Itu
berarti konteks lingkungan sekitar menjadi sumber yang tidak terbatas untuk
pembelajaran.
Pengembangan alat peraga Montessori untuk perkalian yang hasilnya kurang
dari 100 mengandung kelima ciri alat peraga. Penerapan ciri pertama menarik
terlihat dari warna yang digunakan pada manik-manik yaitu warna cerah (hijau,
merah, biru). Ciri kedua yaitu bergradasi, ciri ini tampak pada penggunaan indera
penglihatan dan perabaan yang bersamaan pada saat menggunakan papan
perkalian serta dapat digunakan untuk memahami konsep-konsep yang berbeda,
bahkan untuk pembelajaran pada kelas selanjutnya. Ketika menggunakan manikmanik perkalian, siswaakan belajar membedakan manik satuan, puluhan, ratusan
dan ribuanmelalui bentuknya. Manik satuan diletakkan paling kanan hingga
manik ribuan di posisi paling kiri. Melalui letak manik perkalian ini siswa belajar
membedakan nilai tempat suatu bilangan. Alat peraga yang dikembangkan dapat
digunakan untuk menjelaskan konsep nilai tempat puluhan dan satuan pada kelas I
bahkan dapat juga digunakan untuk memahami nilai tempat ratusan dan ribuan
pada kelas II dan melakukan perkalian tiga angka pada kelas berikutnya. Ciri
ketiga yaitu pengendali kesalahan (auto-correction). Ciri initampak saat anak
meletakan manik di papan perkalian pada satuan atau puluhan. Selain itu, kartu
soal juga mengandung pengendali kesalahan yang terletak pada kunci jawaban di
bagian belakang setiap soal. Unsur keempat yaitu auto-education terlihat dari
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
manik perkalian yang memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri. Ciri
kelima, kontekstual tampak pada penggunaan potensi lokal di lingkungan sekitar
sekolah yang digunakan untuk membuat alat peraga yaitu kayu mlinjo, mindi, dan
lidi.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan alat peraga montesori
adalah media pembelajaran berbentuk 3 dimensi yang menerapkan filosofi
pembelajaran Montessori dan memiliki karakteristik yang berbeda dengan alat
peraga pada umumnya.
2.1.4.4 Manfaat Alat Peraga
Arsyad (2010: 26-27) menyebutkan lima manfaat dari penggunaan alat peraga
dalam proses belajar mengajar, yaitu dapat: (1) memperjelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat memperlancar proses belajar; (2) meningkatkan
perhatian dan motivasi belajar anak serta memacu terjadinya interaksi langsung
dengan lingkungan; (3) memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri sesuai
dengan minat dan kemampuannya; (4) mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan
waktu; (5) memberi kesamaan pengalaman bagi siswa terhadap lingkungan.
Penggunaan alat peraga Montessori, membuat siswa mampu mengembangkan
kemampuan dan pemahamannya mengenai suatu materi yang abstrak. Perlahanlahan siswa akan meninggalkan penggunaan alat peraga dan membangun konsepkonsep baru sehingga dapat menghitung tanpa alat peraga dan mulai menghitung
dengan menggunakan daya imajinasinya (Payne & Ridout, 2008: 10). Manfaat
dari penggunaan alat peraga sangat sesuai dengan karakteristik pembelajaran
Montessori yang telah dikemukakan pada pembahasan sebelumnya. Melihat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25
begitu banyaknya manfaat dari alat peraga, dipandang sangat perlu untuk
mengembangkan alat peraga yang digunakan dalam proses pembelajaran.
2.1.5 Pembelajaran Matematika
2.1.5.1 Hakikat Matematika
Kata matematika berasal dari bahasa Latin, yaitu mathematicus dari bahasa
Yunani ataumathematikos dengan akar kata manthanein yang berarti belajar atau
hal yang dipelajari, sedangkan dalam bahasa Belanda, matematika disebut
wiskunde atau ilmu pasti yang berkaitan dengan penalaran (Susanto, 2013: 184).
Matematika merupakan ide-ide abstrak yang berupa simbol-simbol, karena itu
konsep-konsep dalam matematika harus terlebih dahulu dipahami (Susanto, 2013:
183). Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1), matematika termasuk dalam
kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Kelompok mata
pelajaran ini dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku
ilmiah yang kritis, kreatif, dan mandiri.
Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2007, mata
pelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan
di SD. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan daya pikir manusia (Depdiknas, 2008: 134). Tujuan dari mata
pelajaran Matematika adalah untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama
(Depdiknas, 2008: 135).
Dalam kelas Montessori, matematika di SD berfungsi sebagai literasi yang
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami konsepkonsep yang abstrak dengan menggunakan benda-benda kongkret (Payne &
Ridout, 2008: 10). Penekanan matematika bukan hanya mengenai rumus dan
ketepatan atau benar salah saja, melainkan lebih kepada bagaimana siswa
memahami materi melalui proses trial and error yang harus dilewatinya sehingga
dapat membantu mengembangkan kemampuan berpikir logis dan matematis
(Payne & Ridout, 2008: 9). Dengan demikian, matematika memiliki kedudukan
dan esensi yang penting dalam struktur kurikulum pendidikan, khususnya di
Sekolah Dasar.
2.1.5.2 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Mata pelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide
dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lainnya. Di Sekolah
Dasar, mata pelajaran Matematika meliputi aspek bilangan, geometri dan
pengukuran, serta pengolahan data (Depdiknas, 2008: 134-135). Berdasarkan
peraturan menteri pendidikan nasional nomor 23 tahun 2006, Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) pada mata pelajaran Matematika SD/MI meliputi kemampuan
memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan sifat-sifatnya;
memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsur-unsur dan sifatnya;
memahami konsep ukuran dan pengukuran berat, panjang, luas, volume, sudut,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
waktu, kecepatan, serta debit; memahami konsep koordinat; memahami konsep
pengumpulan data dan penyajiannya; memiliki sikap menghargai matematika;
serta memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif.
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi pada materi pembelajaran mengenal
operasi perkalian dan pembagian pada bilangan asli yang hasilnya kurang dari 100
melalui kegiatan eksplorasi menggunakan benda konkrit. Pada penelitian ini,
hanya melakukan penelitian tentang perkalian.
2.1.5.3 Perkalian dalam Matematika SD
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang wajib dipelajari
oleh siswa SD. Sesuai dengan Kurikulum 2013 tujuan matematika adalah
membangun kemampuan siswa untuk berpikir logis, analitis, sistematis, kritis,
kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar
siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan
informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan
kompetitif.
Perkalian merupakan penjumlahan berulang (Heruman, 2007:17). Materi
perkalian pada siswa kelas II SD meliputi perkalian sebagai penjumlahan
berulang, mengalikan dua bilangan satu angka, mengalikan bilangan dua angka
dengan bilangan satu angka, mengenal sifat pertukaran pada perkalian, sifat
perkalian bilangan satu angka dengan bilangan 1, mengalikan bilangan satu angka
dengan bilangan 0, mengalikan tiga bilangan berturut-turut, pasangan bilangan
dengan hasil kali tertentu.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28
2.2 Penelitian yang Relevan
Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian dan pengembangan ini yaitu
penelitian tentang metode Montessori dan penelitian pengembangan alat peraga
perkalian.
2.2.1 Penelitian tentang Metode Montessori
Penelitian tentang Montessori dilakukan oleh Rathunde (2003), Manner
(2006), dan Koh & Frick (2010).
Rathunde (2003) melakukan penelitian tentang perbandingan mengenai
sekolah Montessori dengan sekolah tradisional biasa dalam hal motivasi, kualitas
pengalaman, dan konteks sosial. Hubungan antara pembelajaran Montessori dan
teori pengalaman yang optimal adalah: (1) teori pengalaman, (2) perhatian
terhadap konteks pengalaman, (3) sikap alamiah manusia dalam merayakan
motivasi intrinsik pada anak. Disebutkan bahwa sekolah dengan metode
Montessori menunjukkan motivasi dan pengalaman yang lebih positif jika
dibandingkan dengan siswa di sekolah tradisional. Sekolah Montessori memiliki
orientasi yang sangat kuat pada pengalaman, sangat memperhatikan konteks
terjadinya pengalaman yang diharapkan, dan pentingnya mengembangkan
pembelajaran berdasarkan motivasi intrinsik anak. Sementara itu, siswa di
sekolah-sekolah yang tradisionalyang selalu menjadi pemikir banyak mengalami
stres dan memiliki tingkat emosional tinggi. Sekolah tradisional pada umumnya
lebih menekankan prestasi belajar tanpa memberikan perhatian cukup pada
pengembangan kualitas pengalaman anak. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa anak-anak di sekolah Montessori memiliki motivasi intrinsik, tingkat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
konsentrasi, kontrol emosi, kesadaran, pengalaman, dan kontesks sosial yang jauh
lebih baik dibandingkan sekolah dengan metode biasa.
Manner (2006) juga membandingkan prestasi akademis antara sekolah
Montessoridengan sekolah tradisional biasa. Penelitian ini membandingkan
kemampuan membaca dan kemampuan matematika dengan skor yang sama antara
sekolah Montessori dan sekolah tradisonal biasa dengan menggunakan instrumen
tes prestasi Standford dalam periode tiga tahun berturut-turut. Penelitiannya
menunjukkan bahwa pada tahun pertama anak-anak sekolah Montessori dan
sekolah tradisional biasa tidak mengalami perbedaan dalam mencapai skor
Standford. Perbedaan yang signifikan mulai muncul di tahun kedua. Pada tahun
ketiga anak-anak di sekolah Montessori memperlihatkan kemampuan yang sangat
drastis dibandingkan anak-anak di sekolah tradisonal biasa.
Koh & Frick (2010) meneliti penerapan dukungan untuk kebebasan individu
(autonomy support) dalam kelas Montessori. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui karakteristik guru yang memiliki autonomy support dalam kelas
Montessori dan bagaimana hal tersebut berpengaruh terhadap motivasi intrinsik
siswa dalam bekerja. Penelitian ini dilakukan terhadap guru dan asistennya pada
sekolah Montessori serta kelas Montessori yang terdiri dari 28 siswa yang berusia
9-11 tahun, sejajar dengan kelas 4-6 pada sekolah dasar tradisional. Penelitian ini
dilakukan di salah satu sekolah Montessori yang terletak di Indiana, USA. Hasil
penelitian ini terdiri atas dua hal, yaitu (1) guru dan asistennya memiliki strategi
yang sesuai dengan filosofi Montessori dalam mendukung kemandirian siswa dan
(2) siswa Montessori memiliki motivasi instrinsik dalam mengerjakan tugasnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30
Berkaitan dengan hasil yang pertama, guru dan asistennya mendukung
kemandirian siswa melalui memberikan kesempatan pada siswa untuk memilih
sendiri jenis aktivitas yang akan dilakukannya dan teman bekerjanya. Guru
mengembangkan kemandirian berpikir siswa melalui pemberian dorongan
terhadap kebebasan berpikir siswa, inisiatif diri, dan menghormati pendapat siswa.
Dalam menerapkan kontrol, guru dan asistennya mengakui dan menghargai
perasaan siswa, mendukung rasional untuk tingkah laku yang diharapkan, dan
menekan kecaman. Berkaitan dengan hasil yang kedua, siswa Montessori
memiliki kecenderungan untuk mengerjakan setiap tugas belajarnya dikarenakan
siswa menyadari pentingnya aktivitas tersebut untuk dirinya dan tujuan yang
dicapai dari aktivitas tersebut.
Ketiga penelitian terhadap metode Montessori tersebut menunjukkan bahwa
metode Montessori berpengaruh positif terhadap perkembangan diri seorang anak
secara menyeluruh. Hal tersebut ditunjukkan dengan tingginya motivasi intrinsik,
kemandirian, pencapaian nilai akademik, dan tingkah laku (sosial) anak ketika
belajar di sekolah Montessori. Seorang anak mengalami perkembangan secara
alami baik dalam kemampuan maupun kepribadiannya.
2.2.2 Penelitian Pengembangan Alat Peraga Perkalian
Beberapa penelitian yang berkaitan dengan pengembangan alat peraga
perkalian di SD adalah penelitian oleh Rahmawati (2009), Fariha (2010), dan
Sugiarni (2012).
Rahmawati (2009) meneliti pengaruh penggunaan alat peraga perkalian
model matriks terhadap kemampuan menghitung hasil kali pada siswa kelas III B
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31
SD N Balun 3 Cepu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prestasi belajar
matematika dengan pembelajaran menggunakan alat peraga perkalian model
matriks lebih baik daipada prestasi belajar matematika dengan menggunakan alat
peraga pada pokok bahasan perkalian.
Fariha (2010) meneliti efektivitas alat peraga model matriks dengan metode
pembelajaran kooperatif tipe TGT siswa kelas II SD N Sukorejo 02 Tunjungan
Blora. Hasil penelitian ini ditunjukkan dengan meningkatnya kriteria efektivitas
hasil 80 menjadi 100 dan nilai rata-rata evaluasi kelas menjadi 95,6 dari yang
semula 72,8 dan dapat meningkatkan efektivitas proses pembelajaran siswa dari
kriteria efektivitas proses 61,82 menjadi 93,33. Pada persentase keefektivitasan
belajar siswa sebelum tindakan sebesar 61,82 dan meningkat pada akhir tindakan
sebesar 93,33.
Sugiarni (2012) meneliti hasil peningkatan proses dan hasil belajar
matematika dengan memanfaatkan media dan alat peraga materi operasi hitung
campuran pada siswa kelas II semester 2 di SDN Suniarsih, Kecamatan Bojong,
Kabupaten Tegal. Penelitian ini merupakan penelitian yang memanfaatkan media
dan alat peraga dalam pembelajaran matematika pada materi operasi hitung
campuran. Hasil penelitian ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan terhadap
pemahaman dan prestasi belajar siswa pada materi operasi hitung campuran
melalui aktivitas-aktivitas pemberian apersepsi yang menarik melalui tanya jawab
interaktif, perlibatan siswa dalam demonstrasi, pengaktifan siswa dalam tanya
jawab, pengaktifan siswa dalam latihan pengerjaan soal, dan pemanfaatan alat
peraga.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32
Secara garis besar ketiga penelitian tersebut meneliti tentang manfaat
penggunaan alat peraga untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi
yang dipelajari. Hasil dari ketiga penelitian tersebut menunjukkan adanya
peningkatan keaktifan siswa selama mengikuti pelajaran, peningkatan terhadap
pemahaman siswa, dan prestasi belajar pada materi perkalian. Berdasarkan studi
literatur penelitian di Indonesia mengenai pengembangan alat peraga perkalian,
peneliti belum menemukan adanya penelitian yang meneliti dan mengembangkan
alat peraga perkalian.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang relevan, belum ditemukan penelitian
pengembangan
produk
alat
peraga
berbasis
metode
Montessori
yang
menggunakan perkalian dan metode Montessori, peneliti belum menemukan
adanya penelitian mengenai pengembangan alat peraga perkalian yang
berlandaskan pada filosofi pembelajaran Montessori. Kerangka penelitian dalam
penelitian ini dapat dilihat di literature map pada bagan 2.1. Penelitian ini akan
memberikan pengetahuan baru dalam dunia penelitian mengenai pengembangan
alat peraga perkalian.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Metode Montessori
Alat peraga matematika
Rathunde (2003)
Metode Montessori, motivasi,
kualitas pengalaman, dan konteks
sosial.
Rahmawati (2009) dan Fariha
(2010)
Alat peraga perkalian model
matriks.
Manner (2006)
Membandingkan prestasi akademis
antara sekolah Montessori dengan
sekolah tradisional biasa
Sugiarni (2012) Media dan alat
peraga
33
Dewi (2012)
Peningkatan hasil belajar
matematika dengan metode
Montessori
Yang perlu diteliti:
Pengembangan alat peraga Montessori
untuk materi perkalian
Bagan 2.1 Literature map dari penelitian-penelitian yang relevan
2.3 Kerangka Berpikir
Siswa usia SD (7-11 tahun) umumnya masih senang untuk bermain, bergerak,
dan bekerja di dalam kelompok. Anak pada usia tersebut menurut Jean Piaget
(dalam Suparno, 2001:70) merupakan anak yang berada pada tahap operasional
konkret. Pada tahap ini anak mulai mencari validitas dengan temannya melalui
penggunaan bahasa yang lebih komunikatif. Pemikiran anak dalam banyak hal
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
sudah lebih teratur dan terarah karena sudah dapat berpikir serasi, klasifikasi
dengan lebih baik, bahkan mengambil secara probabilitas. Anak sudah mampu
mengembangkan berpikir logisnya namun masih terbatas pada hal-hal atau benda
konkret. Dari hal tersebut, perlu adanya penggunaan benda konkret yang dapat
ditangkap dengan panca indera anak sehingga anak lebih mudah memahami suatu
hal.
Alat peraga merupakan salah satu komponen dalam pembelajaran yang
bermanfaaat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan alat peraga dalam
pembelajaran dapat memudahkan siswa untuk memahami materi. Interaksi antara
guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa juga dapat terwujud dengan
penggunaan alat peraga.
Metode Montessori merupakan salah satu metode pembelajaran yang
menerapkan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran. Metode ini merupakan
sebuah metode pembelajaran yang diperkenalkan dan dikembangkan oleh seorang
dokter wanita Italia yang bernama Maria Montessori. Montessori terus
mengembangkan metodenya dengan adanya observasi yang dilakukan terhadap
anak didiknya di Casa Dei Bambini. Observasi yang dilakukan oleh Montessori
menjadikan beliau untuk terus mengoreksi dan memperbaiki alat peraga yang ada.
Berdasarkan berbagai observasi yang dilakukan oleh Montessori, akhirnya beliau
dapat mengembangkan alat peraga yang kekhasan tersendiri dan sesuai dengan
karakteristik perkembangan anak.
Berdasarkan
fenomena
yang
ada,
peneliti
berinisiatif
untuk
mengembangkan metode pembelajaran Montessori melalui pengembangkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
media pembelajaran berbasis metode Montessori yang ekonomis. Peneliti akan
mengembangkan alat peraga perkalian berbasis metode Montessori untuk siswa
kelas II SDKanisius Kumendaman Yogyakarta.Alat peraga yang dikembangkan
oleh peneliti disesuaikan dengan ciri-ciri alat peraga Montessori dengan
memanfaatkan potensi lokal, alat ini diharapkan dapat membantu siswa
memahami konsep perkalian.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB 3
METODE PENELITIAN
Bab 3 membahas metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian
ini. Pembahasan metode penelitian yaitu mencakupjenis penelitian, setting
penelitian, rancangan penelitian, prosedur pengembangan, instrumen penelitian,
teknik pengumpulan data, teknik analisis data danjadwal penelitian.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan
(Research and Development/ R&D). Metode R&D adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan kemudian menguji produk
tersebut (Sugiyono, 2011: 297). R&D juga dapat diartikan sebagai suatu proses
atau
langkah-langkah
untuk
mengembangkan
suatu
produk
baru
atau
menyempurnakan produk yang telah ada dan dapat dipertanggungjawabkan
(Sukmadinata, 2011: 164). Penelitian ini berbasis pada model pengembangan
industri yang menggunakan penelitian untuk menemukan suatu desain produk dan
prosedur yang baru (Borg & Gall, 2007:589). Penelitian R&D lebih menekankan
pengembangan model-model proses, bahan, dan sarana yang berawal dari adanya
kebutuhan akan sebuah produk untuk memecahkan suatu permasalahan.
Penelitian jenis ini dapat menghasilkan produk berupa perangkat keras
(hardware) maupun perangkat lunak (software). Penelitian ini mengembangkan
alat peraga yang sudah ada di Montessori yaitu Multiplication Board dengan
36
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
tujuan untuk meningkatkatkan kualitas dari yang sudah baik menjadi lebih baik
lagi. Produk yang akan dihasilkan dalam penelitian ini berupa prototipealat peraga
Montessori untuk materi perkalian yang diberi nama papan perkalian.
3.2 Setting Penelitian
Setting penelitian pengembangan alat peraga berbasis metode Montessori
akan menguraikan tentang objek penelitian, subjek penelitian, lokasi penelitian.
3.2.1 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah alat peraga Matematika Montessori yang
berupa papan perkalian. Alat peraga yang berupa papan perkalian ini dilengkapi
dengan manik-manik (satuan, puluhan dan ratusan), kartu bilangan, kartu soal,
dan album pembelajaran.
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah sekelompok siswa kelas II semester ganjil di
SD Kanisius Kumendaman tahun ajaran 2014/2015. Pemilihan sekelompok siswa
yang terdiri atas enam siswa didasarkan atas rekomendasi guru kelas. Siswa yang
direkomendasikan oleh guru kelas adalah siswa-siswa yang memiliki nilai di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran Matematika.
KKM yang ditetapkan guru adalah 70, siswa yang memiliki nilai di bawah KKM
dipilih dengan alasan siswa tersebut masih mengalami kesulitan dalam berhitung,
sehingga diperlukan pendampingan dalam belajar. Sekelompok siswa dipilih
sebagai subjek karena mengacu pada filosofi pembelajaran Montessori, yaitu
pembelajaran yang bersifat individual. Secara keseluruhan, siswa kelas
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38
IISDKanisius Kumendaman Yogyakarta berjumlah 20 anak yang terdiri atas 8
siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.
3.2.3 Lokasi Penelitian
Peneliti melaksanakan penelitian di SDK Kumendaman yang berlokasi di
Jl. MT Haryono nomor 17, Desa Mantrijeron, Kecamatan Suryodiningratan,
Kabupaten
Kota
Yogyakarta,
Provinsi
Daerah
Istimewa
Yogyakarta,
55182.Alasan pemilihan SD tersebut antara lain yaitu pertama letak sekolah yang
berada di dekat dengan SD PPL dan memiliki akreditasi ”A”, memiliki prestasi
yang cukup baik. Prestasi tersebut terlihat dari hasil belajar siswa berupa nilai
rata-rata UN pada tahun ajaran 2013/2014. Alasan kedua karena siswa yang
bersekolah di SDK Kumendaman memiliki latar belakang keluarga yang sangat
beragam. Keberagaman ini dilihat dari latar belakang keluarga, pekerjaan orang
tua, juga tingkat kemampuan ekonomi yaitu mulai dari menengah ke bawah
hingga menengah ke atas.
3.3 Rancangan Penelitian
Model
pengembangan
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
mengadopsidari dua model. Model pengembangan yang pertama yaitu
dariSugiyono (2011: 298) menyebutkan 10 langkah yang harus dilaksanakan
dalam penelitian dan pengembangan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
Langkah-langkah pengembangan menurut Sugiyono adalah sebagai berikut:
Potensi
Masalah
Pengumpulan Data
Desain
Produk
Validasi
Desain
Ujicoba
Pemakaian
Revisi
Produk
Ujicoba
Produk
Revisi
Desain
Revisi
Produk
Produksi
Massal
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode R&D (Sugiyono, 2014:409)
Langkah-langkah penggunaan metode R&D seperti yang dikemukakan
Sugiyono pada bagan 3.1 berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi
atau masalah yang dikemukakan harus ditunjukkan dengan data empirik yang
diperoleh berdasarkan laporan penelitian atau dokumentasi laporan tertentu yang
masih up to date. Data sebagai sumber informasi tersebut kemudian dikumpulkan
dan digunakan sebagai perencanaan produk tertentu untuk mengatasi masalah
tersebut. Produk yang akan dihasilkan didesain dalam wujud gambar atau bagan
sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Desain produk ini kemudian
dinilai atau divalidasi dengan menghadirkan beberapa pakar yang sudah
berpengalaman di bidangnya. Hasil dari validasi kemudian menjadi dasar
pertimbangan perbaikan desain (Sugiyono, 2011: 298-302). Desain produk
kemudian dibuat dalam bentuk prototipe yang selanjutnya digunakan dalam uji
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40
coba produk secara terbatas untuk mengetahui penilaian dari ahli. Penilaian
ahlimenjadi dasar revisi atau perbaikan produk yang dikembangkan. Setelah
direvisi, produk perlu diujicobakan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang lebih
luas dan jika dalam pemakaiannya terdapat kekurangan atau kelemahan produk
tersebut akan direvisi kembali. Jika produk dinyatakan layak digunakan, produk
tersebut dapat diproduksi secara massal. Jika masih ada kekurangan, peneliti harus
melakukan revisi produk lagi dan kemudian produk dapat dilakukan produksi
massal.
Model penelitian dan pengembangan yang kedua adalah langkah-langkah
penelitian R and D menurut Borg & Gall (2007) dengan sepuluh langkah, yaitu 1)
penelitian dan pengumpulan data dengan mengumpulkan informasi terkait
literatur yang relevan; 2) perencanaan dengan kegiatan meliputi perumusan tujuan
penelitian, kompetensi, sasaran, langkah-langkah penelitian, dan pengujian dalam
lingkup terbatas; 3) pengembangan draft produk yang meliputi perancangan
media pembelajaran, pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran,
dan evaluasinya; 4) uji lapangan awal pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai
12 subjek uji coba (guru), selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara, dan
pengedaran angket; 5) revisi produk berdasarkan masukan yang diperoleh dari uji
coba terbatas; 6) uji coba produk di lapangan yaitu dengan melakukan uji coba
lebih luas; 7) penyempurnaan produk hasil uji lapangan; 8) uji pelaksanaan
lapangan melalui angket, wawancara, dan hasil observasi; 9) revisi produk akhir
berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh dari langkah ke-6; dan 10)
diseminasi hasil penelitian dan implementasi untuk melaporkan hasil penelitian
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41
dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal, bekerja sama dengan penerbit, dan
melakukan monitor pada penyabaran produk serta kontrol kualitas.
Pengembangan alat peraga matematika Montessori terdiri dari 5 tahapan
yang dimodifikasi dari Sugiyono dan Borg dan Gall.Peneliti melakukan
modifikasi karena terbatasnya waktu penelitian yang menyesuaikan pelaksanaan
pembelajaran dengan kalender akademik di SD Kanisius Kumendaman. Lima
tahapan penelitian dan pengembangan ini antara lain (1) potensi masalah, (2)
perencanaan, (3) pengembangan desain alat peraga, (4) validasi produk alat
peraga, (5) uji coba terbatas.
3.4 Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Prosedur penelitian dan pengembangan ini mengadopsi dan memodifikasi
model Sugiyono (2010) dan langkah-langkah menurut Borg dan Gall
(2007).Penelitian melakukan modifikasi karena terbatasnya waktu penelitian yang
menyesuaikan pelaksanaan pembelajaran dengan kalender di SD Kanisius
Kumendaman. Lima tahapan penelitian dan pengembangan ini antara lain (1)
potensi masalah, (2) perencanaan, (3) pengembangan desain alat peraga, (4)
validasi produk alat peraga, (5) uji coba terbatas. Berikut bagan prosedur
penelitian dan pengembangan alat peraga papan perkalian.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
TAHAP PERTAMA
Potensi Masalah
Wawancara
Analisis Karakteristik Alat Peraga Montessori
Identifikasi
Permasalahan
Analisis
Kebutuhan
Pembuatan Kuesioner
Analisis Kebutuhan
Analisis Karakteristik Siswa
Observasi
Validasi Ahli Bahasa
Penyebaran
Kuesioner
Analisis Kebutuhan
Uji Keterbacaan
Siswa
Revisi
Revisi
Validator Ahli Matematika
Validasi Guru SD Setara
TAHAP KEDUA
Perencanaan
Uji Validasi Ahli Bahasa
Kuesioner
Uji Validasi Ahli Matematika
Revisi
Uji Keterbacaan
Instrumen oleh Siswa
Revisi
Instrumen siap
digunakan
Revisi
Uji Keterbacaan Soal
oleh Siswa
Revisi
Uji Empiris
Uji Validasi Guru SD Setara
Instrumen
Uji Validasi Ahli Pembelajaran MTK
Tes
Uji Validasi Ahli Guru SD Setara
Uji Validasi Ahli Guru SD Penelitian
TAHAP KETIGA
Pengembangan Desain
Desain Alat Peraga
Pengumpulan Bahan
Pembuatan Alat Peraga dan Album
Konsep
Desain Album Alat Perga
TAHAP KEEMPAT
Validasi Produk
Validasi oleh ahli pembelajaran Montessori
Validasi Alat Peraga
Validasi oleh ahli pembelajaran Matematika
Analisis I
Validasi oleh guru kelas
TAHAP KELIMA
Uji Coba Lapangan Terbatas
Pretest
Uji Coba Lapangan
Terbatas
Posttest
Analisis II
Revisi
Produk
Prototipe Alat Peraga
Pembelajaran Matematika SD
Materi Perkalian
Berbasis Metode Montessori
Bagan 3.2 Tahap Pengembangan Alat Peraga Papan Perkalian
42
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43
Berdasarkan langkah-langkah penelitian pengembangan yang telah
diungkapkan oleh Sugiyono serta Borg dan Gall, dalam membuat prosedur
pengembangan untuk penelitian pengembangan alat peraga papan perkalian di SD
Kanisius Kumendaman peneliti memodifikasi beberapa langkah sesuai bagan 3.2.
Tahap pertama dari penelitian yang dilakukan adalah mengidentifikasi
masalah
dengan
wawancara
kebutuhan.Berdasarkan
hasil
dan
wawancara
observasi
dan
untuk
observasi
menganalisis
tesebut
peneliti
menganalisis kebutuhan yang terdiri dari analisis karakteristik alat peraga
Montessori dan analisis karakteristik siswa.Kedua karakteristik tersebut
digunakan untuk pedoman pembuatan kuesioner analisis kebutuhan.Sebelum
kuesioner analisis kebutuhan disebarkan kepada siswa maka dilakukan pengujian
validasi oleh ahli bahasa, ahli matematika, dan guru SD setara.Lalu melakukan
revisi berdasarkan masukan yang telah diberikan oleh para ahli.Setelah melakukan
revisi kuesioner diuji keterbacaannya kepada siswa.Kemudian melakukan revisi,
lalu penyebaran kuesioner.Penyebaran dilakukan kepada siswa dan guru, maka
analisis kebutuhan diperoleh dari siswa, dan guru serta observasi keadaan sekolah.
Tahap kedua adalah rangkaian perencanaan.Perencanaan merupakan tahap
membuat instrumen penelitian yaitu tes dan kuesioner.Instrumen tes dan
kuesioner sebelum digunakan dilakukan pengujian.Kuesioner diujikan kepada ahli
bahasa, matematika, dan guru.Sedangkan tes diujikan kepada ahli pembelajaran
matematika, guru SD setara dan guru SD penelitian.Kemudian merevisi
instrumen, lalu menguji keterbacaannya kepada siswa agar dalam penyebarannya,
kalimat mudah dimengerti oleh siswa.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44
Tahap ketiga adalah pengembangan desain.Pengembangan desain terdiri
dari konsep pembuataan alat peraga dan desain album alat peraga.Desain alat
peraga mengacu pada hasil analisis kebutuhan siswa dan guru.Setelah desain
selesai maka langkah selanjutnya adalah pengumpulan bahan untuk pembuatan
alat peraga.Kemudian, alat peraga dan album siap dibuat.
Tahap keempat adalah validasi produk.Produk yang telah selesai dalam
langkah pembuatan, lalu diujikan kepada ahli pembelajaran metematika, ahli
pembelajaran matematika, dan kepada guru kelas.Hasil uji kepada tiga ahli
tersebut kemudian dianalisis.Hasil analisis merupakan nilai kualitas alat peraga
yang telah diciptakan.
Tahap kelima adalah ujicoba lapangan terbatas.Uji coba lapangan terbatas
dilakukan kepada siswa yang menjadi sampel penelitian yaitu, enam siswa SD
kelas II SD Kanisius Kumendaman.Langkah tahap uji coba lapangan terbatas
dimulai dengan pretest untuk menguji kemampuan awal siswa.Kemudian
dilakukan
uji
coba
lapangan
menggunakan
alat
peraga
yang
telah
diciptakan.Langkah selanjutnya adalah posttes untuk mengetahui kemampuan
siswa setelah menggunakan alat peraga.Hasil dari pretest, proses ujicoba
lapangan, dan hasil posttes dianalisis.Berdasarkan hasil analisis kemudian
merevisi apabila ada yang kurang tepat.Hasil revisi tersebut merupakan prototipe
alat peraga pembelajaran matematika SD materi perkalian berbasis metode
Montessori.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti ada empat yaitu
pedoman wawancara, pedoman observasi, kuesioner, dan tes.Berikut penjelasan
mengenai instrumen penelitian.
3.5.1 Pedoman Wawancara
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman
wawancara.Jenis
wawancara
terstruktur.Wawancara
tidak
dilakukan
terstruktur
adalah
adalah
wawancara
wawancara
tidak
yang
bebas
mengajukan pertanyaan tanpa menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan data.
3.5.1.1 Wawancara kepala sekolah
Wawancara
dilakukan
kepada
kepala
sekolah
SD
Kanisius
Kumendaman.Wawancara tersebut digunakan untuk mengumpulkan data analisis
kebutuhan yang berada di sekolah.Berikut ini kisi-kis wawancara kepada kepala
sekolah.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara Kepala Sekolah
No.
1.
2.
3.
4.
Topik Pertanyaan
Informasi berkaitan dengan sekolah
Ketersediaan alat peraga di sekolah antara lain:
a. Alat peraga matematika yang sudah ada di sekolah
b. Pengadaan alat peraga matematika di sekolah
c. Perawatan alat peraga matematika di sekolah
Penggunaan alat peraga matematika dalam pembelajaran
Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan alat peraga.
Kisi-kisi
tersebut
kemudian
disusun
menjadi
pertanyaan
wawancara.Sebelum pedoman digunakan, dilakukan validasi kepada guru SD
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46
setara, ahli matematika dan ahli bahasa.Hasil validasi pedoman tersebut
memperoleh skor 3,62 dengan kategori “sangat baik”.
3.5.1.2 Wawancara guru
Wawancara
dilakukan
kepada
guru
sekolah
SD
Kanisius
Kumendaman.Wawancara tersebut digunakan untuk mengumpulkan data analisis
kebutuhan.Berikut ini kisi-kisi wawancara kepada guru kelas II.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Guru
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Topik Pertanyaan
Ketersediaan alat peraga di kelas antara lain:
a. Alat peraga matematika yang dimiliki oleh kelas
b. Pengadaan alat peraga matematika oleh guru
Penggunaan alat peraga matematika dalam pembelajaran
Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran
matematika
Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika
Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan di atas
Kisi-kisi
tersebut
kemudian
disusun
menjadi
pertanyaan
wawancara.Sebelum pedoman digunakan, dilakukan validasi kepada guru SD
setara, ahli matematika dan ahli bahasa. Hasil validasi pedoman tersebut
memperoleh skor 3,62 dengan kategori “sangat baik”.
3.5.1.3 Wawancara siswa
Wawancara
dilakukan
kepada
guru
sekolah
SD
Kanisius
Kumendaman.Wawancara tersebut digunakan untuk mengumpulkan data analisis
kebutuhan.Berikut ini kisi-kisi wawancara kepada siswa kelas II.
Tabel. 3.3 Kisi-kisi Wawancara Siswa
No.
1.
2.
3.
Topik Pertanyaan
Tanggapan terhadap pembelajaran matematika yang selama ini terjadi.
Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika.
Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika .
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kisi-kisi
tersebut
kemudian
disusun
menjadi
47
pertanyaan
wawancara.Sebelum pedoman wawancara digunakan untuk mengukur, dilakukan
validasi kepada guru.Guru yang memvalidasi pedoman wawancara ialah guru SD
Kanisius Pugeran sebagai SD yang setara, ahli matematika dan ahli bahasa. Hasil
validasi pedoman tersebut memperoleh skor 3,62 dengan kategori “sangat baik”.
3.5.2 Pedoman Observasi
Pedoman observasi yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut
adalah observasi tidak terstruktur.Apabila dilihat dari prosesnya merupakan
observasi non partisipatif.Berikut ini adalah kisi-kisi observasi.
Tabel 3.4 Kisi-kisi Observasi
No.
Kisi-kisi Observasi
Item
1.
Ketersediaan
alat
peraga
matematika di kelas
2.
Penggunaan alat peraga dalam
pembelajaran matematika di
kelas
3.
Cara penggunaan alat peraga
matematika di kelas
4, 5. Kesulitan belajar yang dialami
siswa dalam pembelajaran
matematika
Objek yang Diamati
Adanya alat peraga yang didisplay untuk
pembelajaran matematika di kelas.
Guru menggunakan alat peraga selama
pembelajaran matematika di kelas untuk
menjelaskan materi pembelajaran.
Guru menjelaskan cara penggunaan alat
peraga matematika kepada siswa.
Siswa mengalami kesulitan mengikuti
proses pembelajaran matematika di kelas.
Siswa mengalami kesulitan mengerjakan
soal matematika yang diberikan guru.
Kisi-kisi tersebut kemudian disusun menjadi pedoman observasi.Sebelum
pedoman digunakan, dilakukan validasi kepada ahli matematika, ahli bahasa dan
guru SD setara. Hasil validasi pedoman tersebut memperoleh skor 3,62 dengan
kategori “sangat baik”.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48
3.5.3 Kuesioner
Kuesioner yang digunakan peneliti ada dua, yaitu kuesioner analisis
kebutuhan dan kuesioner validasi produk.Berikut penjelasan mengenai kuesioner
yang digunakan peneliti.
3.5.3.1 Kuesioner analisis kebutuhan
Kuesioner analisi kebutuhan digunakan untuk mengetahui kebutuhan
dilapangan.Kuesioner disusun menggunakan kisi-kisi sebagai berikut.
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru dan Siswa
Indikator
Auto-education
Kontekstual
Menarik
Bergradasi
Auto-correction
Deskriptor
1. Penggunaan alat peraga matematika
2. Belajar secara mandiri
1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar
1. Memiliki warna
1. Dapat digunakan untuk lebih dari satu
kompetensi
2. Berat alat peraga
1. Membantu menemukan kesalahan sendiri
2. Membantu menenukan jawaban yang benar
Nomor Item
1, 2
7, 8
3, 4
5, 6
9, 10
Kisi-kisi tersebut kemudian disusun menjadi pertanyaan.Sebelum pedoman
digunakan, dilakukan validasi kepada ahli bahasa, ahli matematika, dan guru SD
setara. Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru diperoleh skor 3,58
kategori “sangat baik”. Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan oleh siswa
diperoleh skor 3,42 dengan kategori “sangat baik”. Selain validasi kontruk,
peneliti juga menguji keterbacaan kalimat kepada siswa SD Kanisius Pugeran
untuk kuesioner analisis kebutuhan siswa, dan diperoleh skor 3,74 dengan
kategori “sangat baik”.Berdasarkan skor bobot yang diperoleh maka kuesioner
layak digunakan sebagai instrumen pengumpulan data, sebagai analisis kebutuhan
guru dan siswa.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49
3.5.3.2 Kuesioner Validasi Produk
Kuesioner validasi produk digunakan untuk menguji kelayakan produk yang
telah diciptakan.Kuesioner validasi produk diberikan kepada ahli pembelajaran
Montessori, ahli pembelajaran matematika dan guru kelas.Kuesioner validasi
produk mempunyai kisi-kisi sebagai berikut.
Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli
Indikator
Auto-education
Auto-correction
Menarik
Bergradasi
Konstektual
Deskriptor
1. Membantu siswa memahami konsep
matematika
2. Siswa belajar secara mandiri
1. Membantu siswa menemukan kesalahan sendiri
2. Membantu siswa menemukan jawaban yang
benar
1. Memiliki warna yang menarik bagi siswa
2. Bentuk alat menarik bagi siswa untuk belajar
1. Dapat digunakan untuk berbagai kompetensi
dasar yang berbeda
2. Memiliki berat yang sesuai dengan siswa
1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar
2. Dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar
Nomor Item
1, 2
7, 8
3, 4
5, 6
9, 10
Kuesioner validasi produk telah divalidasi oleh ahli bahasa dan guru kelas
SD setara.Validasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan
setiap instrumen yang digunakan. Hasil validasi kuesioner validasi produk
menunjukkan 3,9 termasuk dalam kategori sangat baik.Oleh karena itu, instrumen
tersebut layak digunakan tanpa perbaikan.
3.5.1.3 Kuesioner Validasi Produk melalui Uji Coba Terbatas
Kuesioner validasi produk melalui uji coba terbatas disusun berdasarkan 5
karakteristik alat peraga seperti menarik, bergradasi, auto-correction, autoeducation, dan kontekstual.Kuesioner ini diisi oleh siswa kelas II, setelah peneliti
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
melakukan uji coba lapangan terbatas.Berikut merupakan kisi-kisi kuesioner
validasi produk.
Tabel 3.7 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk melalui Uji Coba Terbatas
Indikator
Auto-education
Auto-correction
Menarik
Bergradasi
Kontekstual
Deskriptor
1. Membantu siswa memahami konsep
matematika
2. Siswa belajar secara mandiri
1. Membantu siswa menemukan kesalahan sendiri
2. Membantu siswa menemukan jawaban yang
benar
1. Memiliki warna yang menarik bagi siswa
2. Bentuk alat menarik bagi siswa untuk belajar
1. Dapat digunakan untuk berbagai kompetensi
dasar yang berbeda
2. Memiliki berat yang sesuai dengan siswa
1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar
2. Dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar
Nomor Item
1, 2
7, 8
3, 4
5, 6
9, 10
Kisi-kisi tersebut dikembangankan menjadi 10 pertanyaan.Pertanyaanpertanyaan
yang
diajukan
digunakan
sebagai
pengendali
kesesuaian
pengembangan berdasarkan 5 karakteristik alat peraga.Hasil validasi kuesioner
validasi produk melalui uji coba terbatas menunjukkan skor 4 termasuk dalam
kategori sangat baik.
Setelah melalui uji validasi oleh ahli, selanjutnya peneliti melakukan uji
keterbacaan kuesioner kepada sekelompok siswa kelas II SD Kanisius
Pugeran.Uji keterbacaan instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap bahasa yang digunakan dalam instrumen (Haladyna,
dkk, 2002: 326).Berdasarkan hasil uji keterbacaan, didapatkan skor rerata 3,5
termasuk dalam kategori sangat baik sehingga instrumen layak digunakan tanpa
perbaikan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
3.5.4 Tes
Tes dalam penelitian dan pengembangan alat peraga papan perkalian
menggunakan tes uraian dengan jumlah soal 30 soal diuraikan dari enam indikator
dengan kompetensi inti “Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah” dan kompetensi dasar “Mengenal operasi
perkalian dan pembagian pada bilangan asli yang hasilnya kurang dari 100
melalui kegiatan eksplorasi menggunakan benda konkrit”.Soal tes diujikan kepada
ahli pembelajaran matematika dan guru kelas II.Setelah diperoleh soal yang layak,
instrumen tes diujicobakan secara empiriskepada sekelompok siswa SD
setara.Instrumen tes diuji validitas dan reliabilitasnya secara empiris.Uji empiris
terhadap instrumen tes bertujuan untuk mengkaji teori yang berkaitan dengan
konstruk yang relevan oleh tes yang dikembangkan (Kusaeri & Suprananto, 2009:
79).Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu tes.Reliabilitas
adalah alat untuk mengukur kestabilan suatu tes.Melalui jawaban seseorang
terhadap butir tes dari waktu ke waktu.Tes yang dikembangkan adalah materi
perkalian.Uji validitas soal dilakukan menggunakan SPSS 16.0 for Windows dan
diperoleh 25 soal valid dengan reliabilitas 0,873.Berikut kisi-kisi intrumen tes
yang digunakan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Empiris
3. Memahami pengetahuan faktualdengan cara mengamati [mendengar,melihat,
membaca] dan menanyaberdasarkan rasa ingin tahu tentangdirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dankegiatannya, dan benda-benda yangdijumpainya di rumah dan
di sekolah
KD: 3.2 Mengenal operasi perkalian dan pembagian pada bilangan asli yang hasilnya
kurang dari 100 melalui kegiatan eksplorasi menggunakan benda konkrit
No. Indikator
Nomor Soal
1.
Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya
1, 3, 8, 18, 21, 23, 24
bilangan dua angka.
2.
Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya
2, 19, 20, 22
bilangan tiga angka.
3.
Mengubah bentuk penjumlahan berulang kedalam 4, 5, 11, 12, 15, 16
bentuk perkalian.
4.
Mengubah bentuk perkalian kedalam bentuk 6, 7, 17
penjumlahan berulang.
5.
Menggunakan operasi hitung pertukaran untuk
9, 10
mempermudah perhitungan perkalian.
6.
Menyelesaikan masalah berkaitan dengan operasi 13, 14, 25, 26, 27, 28, 29,
hitung perkalian.
30
KI:
3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.6.1 Wawancara
Penelitian
dan
pengembangan
ini
menggunakan
jenis
wawancara
terstruktur.Wawancara yang terstruktur adalah wawancara yang menggunakan
pedoman
wawancara
yang
telah
tersusun
secara
sitematis
(Sugiyono,
2010:319).Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk menganalisis
kebutuhan alat peraga matematika dari beberapa narasumber antara lain 5 siswa
kelas II, guru kelas II, dan kepala sekolah SD Kanisius Kumendaman.
3.6.2 Observasi
Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan
pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2011:220).
Observasi yang dilakukan peneliti tidak terlibat langsun g dalam kegiatan dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
hanya menjadi pengamat independen (Sugiyono, 2014:204).Melalui observasi
peneliti mengetahui perilaku responden dan penggunaan alat peraga di dalam
kelas.
3.6.3 Kuesioner
3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan beberapa pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawab sesuai dengan keadaan siswa (Widoyoko, 2014: 154-155). Kuesioner
yang digunakan pada tahapan ini adalah kuesioner terbuka dengan berisi
pertanyaan-pertanyaan pokok yang bisa direspon secara bebas oleh responden
(Sukmadinata, 2011:219).Tujuan penggunaan kuesioner pada tahap ini adalah
untuk mengetahui kebutuhan penggunaan alat peraga.Penyusunan kuesioner
mengacu pada indikator-indikator yang disesuaikan dengan kelima ciri-ciri alat
peraga berbasis metode Montessori.
3.6.3.2 Kuesioner Uji Validasi Produk untuk Ahli
Uji validasi produk dilakukan dengan tujuan memperoleh data dalam
menentukan kualitas produk yang dikembangkan oleh peneliti.Kuesioner uji
validasi produk oleh ahli terdiri dari sepuluh pertanyaan yang mengacu pada ciriciri alat peraga berbasis metode Montessori.Tujuan menggunakan kuesioner
validasi produk ini untuk mengetahui kualitas produk alat peraga yang
dikembangkan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
3.6.3.3 Kuesioner Uji Validasi Produk melalui Uji Coba Terbatas
Uji validasi produk dilakukan dengan cara uji coba terbatas kepada
sekelompok siswa kelas II SD Kanisius Kumendaman. Kuesioner uji validasi
produk melalui uji coba terbatas terdiri dari sepuluh pertanyaan yang mengacu
pada ciri-ciri alat peraga berbasis metode Montessori.Uji validasi produk melalui
uji coba terbatas dilakukan untuk memperoleh masukan dan penilaian dari
siswa.Masukan dan penilaian dari siswa menjadi umpan balik mengenai kualitas
dan kelayakan produk ketika digunakan dalam pembelajaran matematika materi
perkalian.
3.6.4 Triangulasi
Triangulasi data digunakan untuk memperoleh data dari berbagai sumber
dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam. Analisis
data melalui triangulasi dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan
setelah pengumpulan data dalam periode tertentu (Sugiyono, 2011: 246). Proses
analisis melalui triangulasi data dapat dilihat pada bagan 3.3 berikut.
Pengumpulan
data
Kuesioner
Observasi
Wawancara
Bagan 3.3 Analisis Triangulasi Data
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55
Berdasarkan bagan 3.3menunjukkan 3teknik yang digunakan oleh peneliti
untuk menganalisis kebutuhan alat peraga matematika kelas II untuk guru dan
siswa. Hasil analisis, selanjutnya digunakan sebagai bahan pertimbangan
pembuatan alat peraga yang disesuaikan dengan kebutuhan guru dan siswa.Selain
itu, peneliti juga menggunakan teknik triangulasi untuk menganalisis data
wawancara dari tiga sumber data.Penelitian ini menggunakan hasil data yang
diperoleh dari hasil wawancara kepala sekolah, guru dan siswa.
Kepala Sekolah
Wawancara
Guru
Siswa
Bagan 3.4 Triangulasi Sumber Data Analisis Kebutuhan
Triangulasi sumber dilakukan kepada responden yang akan menjadi obyek
penelitian saat melakukan uji coba produk. Informasi yang diperoleh dari
responden, akan mempengaruhi produk yang akan dihasilkan dalam penelitian
dan pengembangan.
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1 Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses pengumpulan informasi dengan kontak
langsung atau tatap muka antara pencari informasi dan sumber informasi yang
dilakukan dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56
dijawab secara lisan pula (Margono, 2010: 165).Dalam penelitian ini, wawancara
digunakan untuk memperoleh data secara kualitatif. Pada penelitian ini digunakan
jenis
wawancara tidak terstruktur. Pewawancara maupun subjek
yang
diwawancarai dapat dengan bebas memberikan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan dari peneliti karena pada dasarnya jawaban yang diperoleh dari subjek
tidak dapat diprediksi sebelumnya sebab sangat bergantung pada realitas yang
terjadi sebenarnya (Krathwohl, 2004: 298-299). Wawancara tidak terstruktur
biasanya digunakan dalam pertanyaan-pertanyaan tentang pandangan hidup,
sikap, keyakinan subjek, atau keterangan lainnya yang dapat diajukan secara
bebas kepada subjek (Margono, 2010: 167). Peneliti menggunakan pedoman
wawancara sebagai acuan untuk memberikan pertanyaan, namun pertanyaanpertanyaan yang diberikan dapat berkembang sesuai dengan jawaban narasumber
dan kondisi di lapangan.
Peneliti melakukan wawancara secara langsung di awal pertemuan guna
mencari tahu mengenai ketersediaan dan penggunaan alat peraga selama ini.
Wawancara awal ini dilakukan sebagai bentuk follow up terhadap hasil kuesioner
analisis kebutuhan. Selain itu, wawancara juga dilakukan untuk mengonfirmasi
kuesioner validasi produk yang telah diberikan dan untuk mendapatkan informasi
secara lebih mendalam mengenai kualitas produk yang dikembangkan.
Wawancara juga dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai dampak
proses yaitu persepsi siswa dalam penggunaan alat peraga papan perkalian.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
57
3.7.2 Observasi
Teknik observasi merupakan salah satu teknik yang digunakan peneliti
untuk mengumpulkan data tentang ketersediaan dan penggunaan alat peraga.Data
yang dihasilkan dari observasi merupakan data kualitatif.Observasi bertujuan
untuk memperkuat informasi yang telah diperoleh memperkuat informasi yang
telah diperoleh kuesioner dan wawancara dari subjek penelitian.Hasil observasi
digunakan untuk mengolah kebutuhan di sekolah.Informasi yang diperoleh dari
data tersebut diolah beserta dengan hasil wawancara dari guru, siswa, dan kepada
sekolah.
3.7.3 Kuesioner
3.7.3.1 Teknik Analisis Kebutuhan
Teknik analisis data pada kuesioner analisis kebutuhan berupa penghitungan
nilai dalam bentuk persen.Tujuan dari penghitungan nilai dalam bentuk persen
adalah untuk memperoleh data rasio dari analisis kebutuhan.Penghitungan
tersebut untuk mengetahui persentase setiap item pada kuesioner.
Presentase =
Rumus 3.1 Rumus Persentase Jawaban dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan.
Selain dalam bentuk presentase, kuesioner analisis kebutuhan memberikan
kesempatan kepada responden untuk memberikan pendapat secara terbuka.Teknik
analisis data untuk mengolah pendapat yang muncul dengan menginterpretasikan
data kualitatif berupa pendapat terbuka dari responden.Analisis tersebut
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
58
digunakan untuk mengetahui berbagai alasan sekaligus data penguat dari jawaban
responden dalam data kualitatif.
3.7.3.2 Teknik Analisis Validasi Ahli
Data yang diperoleh berdasarkan kuesioner dari responden selanjutnya
dianalisis dengan statistik deskriptif sebagai pertimbangan dalam pengembangan
alat peraga matematika berbasis metode Montessori dan album pembelajarannya.
Langkah-langkah analisis statistik deskriptif meliputi, (1) pengumpulan data
kasar, (2) pemberian skor untuk analisis kuantitatif, dan (3) skor yang diperoleh
melalui uji validasi dikonversikan menjadi data kualitatif dengan skala empat.
Pengkonversian tersebut mengacu pada skala Likert yang diadaptasi oleh
Widoyoko (2013: 144).
Tabel 3.9 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif
Interval Skor
3,25<X≤4,00
2,50<X≤3,25
1,75<X≤2,50
1,00≤X≤1,75
Klasifikasi
Sangat Baik
Baik
Kurang
Sangat Kurang
Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan empat kriteriapenilaian
alat peraga, yaitu sangat baik (4), baik (3), kurang baik (2), dan sangat kurang
baik (1).Konversi skor diatas menjadi acuan peneliti dalam mengukur kelayakan
instrumen non tes yang digunakan maupun validasi produk alat peraga.
3.7.4 Teknik Analisis Uji Coba terbatas
Sebelum melakukan uji coba lapangan terbatas, peneliti mengadakan pretest
dan posttest. Soal tersebut digunakan untuk melihat kemampuan awal siswa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59
sebelum uji coba lapangan terbatas dan melihat kemampuan siswa setelah
mengikuti uji coba lapangan terbatas. Rumus perhitungan pretest dan posttest.
Nilai tes =
Rumus 3.2 Nilai Pretest dan Posttest
Langkah selanjutnya yaitu menghitung rata-rata nilai tes semua siswa
dengan rumus.
Rata-rata nilai tes =
Rumus 3.3 Rata-rata Nilai Tes
Dari nilai rata-rata dapat diketahui perbedaan nilai pretest dan posttest.
Perbedaan nilai = (nilai posttest – nilai pretest)
Rumus 3.4 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest
Perbedaan nilai =
Rumus 3.5 Rata-rata Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60
3.8 Jadwal penelitian
Penelitian dan pengembangan ini dilaksanakan dari 12 Juli 2014 hingga 19
Desember 2014.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab 4 berisi hasil penelitian dan pembahasannya yang mencakup hasil dan pembahasan.
4.1 Hasil
Bab ini berisi uraian tentang proses penelitian dari persiapan sampai pelaksanaan. Uraian
tersebut meliputi potensi masalah, perencanaan, pengembangan desain, validasi produk, dan uji
coba lapangan terbatas.
4.1.1 Potensi Masalah
Potensi masalah dikaji dengan mengidentifikasi masalah yang terjadi di lapangan.
4.1.1.1 Identifikasi Masalah
Tahap awal penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh penelitian adalah
mengidentifikasi permasalahan terkait dengan kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.Peneliti
mengkaji
permasalahan
tersebut
dengan
menggunakan
teknik
wawancara
dan
observasi.Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru dan sekelompok siswa.Wawancara
dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi.Peneliti melakukan observasi secara
nonpartisipatif, yakni peneliti sebagai pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dan berperan
sebagai pengamat.Peneliti melakukan analisis kebutuhan setelah melakukan wawancara dengan
kepala sekolah, guru dan sekelompok siswa dan observasi yang dilakukan di dalam kelas ketika
guru mengajar. Data yang diperoleh akan dianalisis sebagai dasar pembuatan kuesioner. Hasil
61
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
62
dari triangulasi data wawancara, observasi dan kuesioner akan menjadi analisis kebutuhan untuk
menentukan potensi dan masalah.
4.1.1.2 Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik yang dilakukan oleh peneliti dalam mengkaji
permasalahan yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran matematika.Kegiatan wawancara
dilakukan kepada kepala sekolah, guru kelas, dan 5 siswa kelas II.Sebelum dilakukan kegiatan
wawancara, instrumen wawancara divalidasi kepada beberapa ahli seperti ahli bahasa,
pembelajaran matematika, dan guru SD setara.Validasi yang dilakukan merupakan validasi
konstrak yaitu melihat kesesuaian instrumen yang digunakan dengan teori yang ada.Adapun hasil
validasi terhadap instrumen wawancara dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Validasi Instrumen Wawancara
Ahli
Bahasa
Matematika
Guru 1
Guru 2
1
4
3
4
4
2
4
4
4
4
Nomor Item
3
4
4
4
4
3
3
3
4
4
Rerata
5
2
3
4
3
6
4
3
4
4
Total
Rerata
22
20
22
23
21,75
3,67
3,33
3,67
3,83
3,62
Berdasarkan hasil validasi tersebut, didapatkan rerata skor sebesar 3,62. Hal tersebut
menunjukkan bahwa instrumen wawancara layak digunakan.Beberapa ahli tersebut juga
memberikan komentar terkait dengan pedoman wawancara.Berikut merupakan hasil rekapitulasi
komentar yang disajikan dalam tabel 4.2.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63
Tabel 4.2 Rekapitlasi Komentar Validasi Instrumen Wawancara oleh Ahli
Ahli
No. Item
Bahasa
Matematika
Guru 1
1
-
2
-
3
-
4
-
Guru 2
-
-
-
Penggunaan
huruf kapital
5
Tidak ada
Tidak ada
pedoman
penskoran
-
6
-
-
Beberapa komentar tersebut menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti dalam memperbaiki
instrumen wawancara sebelum digunakan. Selanjutnya, pedoman wawancara tersebut digunakan
untuk mencari data tentang ketersediaan dan penggunaan alat peraga dengan responden antara
lain kepala sekolah, guru, dan siswa kelas II. Berikut akan dipaparkan hasil wawancara ketiga
narasumber.
4.1.1.2.1 Wawancara Kepala Sekolah
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap kepala sekolah SD Kanisius
Kumendaman pada tanggal 18 Juli 2014.Wawancara yang dilakukan kepada kepala sekolah telah
diperoleh bahwa guru memiliki metode masing-masing untuk mengajar dikelas.Metode yang
dilakukan disesuaikan kebutuhan kelas atau kondisi kelas.Pada pembelajaran matematika
khususnya, sampai saat ini siswa belum memperoleh prestasi dalam bidang tersebut.Namun
untuk hasil ujian nasional, beberapa siswa memperoleh nilai maksimal. Pelajaran bidang
matematika sendiri, beberapa anak yang dapat memahaminya, maka akan semakin suka namun,
anak merasa ketakutan apabila merasa kesulitan dalam belajar matematika. Kesulitan
matematika sendiri, dikarenakan karena anak yang minder, dan kurangnya kreatifitas guru
membantu anak yang mengalami kesulitan, misalkan menggunakan alat peraga atau
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
64
media.Kesulitan dalam bidang matematika pun tidak dialami oleh siswa kelas tertentu.Kesulitan
dapat dialami ketika siswa tidak menyukai sehingga merasa ketakutan dan minder, serta
kurangnya pendampingan untuk selalu berlatih.Bukan hanya itu saja, kemampuan guru dalam
mendampingi
siswa
mempengaruhi
kemampuan
siswa
dalam
memahami
konsep
abstrak.Pengadaan alat peraga di SD Kanisius Kumendaman dilakukan dengan menduplikat alat
peraga, dan dapat membuatnya sendiri.Pengadaan dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan
siswa.Terkait dengan alat peraga, SD Kanisius Kumendaman sudah pernah dilakukan penelitian
dengan mengembangkan alat peraga dan diujicobakan secara terbatas, serta pretest dan
posttest.Berikut ini adalah hasil wawancara kepala sekolah berkaitan dengan alat peraga.
Tabel 4.3 Hasil Wawancara Kepala Sekolah
No
1.
Topik Pertanyaan
Informasi berkaitan dengan sekolah
2.
Ketersediaan alat peraga di sekolah antara lain:
a. Alat peraga matematika yang sudah ada di
sekolah
b. Pengadaan alat peraga matematika di
sekolah
c. Perawatan alat peraga matematika di sekolah
Penggunaan alat peraga matematika dalam
pembelajaran
3.
4.
Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah
berkaitan dengan alat peraga.
Hasil Wawancara
Siswa SD Kanisius Kumendaman pernah
mendapat kejuaran terkait dalam pembelajaran
matematika.
Sekolah berupaya menyediakan alat peraga
meskipun hanya menduplikat atau hanya
menggunakan bahan yang ada disekitar sekolah
dan tergantung kreatifitas masing-masing guru
dalam membuat alat peraga bersama siswa
diwaktu pelajaran berlangsung.
Penggunaan disesuaikan dengan kondisi kelas.
Terbatasnya alat peraga mempengaruhi cara
penggunaan. Apabila tersedia alat hanya satu,
maka digunakan secara klasikal.
Penelitian terkait dengan alat peraga belum
pernah dilakukan di SD Kanisius Kumendaman.
4.1.1.2.2Wawancara Guru
Berdasarkan wawancara dengan guru kelas II SD KanisiusKumendaman yang
dilaksanakan pada tanggal 18 Juli 2014, diperoleh bahwa beberapa siswa merasa kesulitan saat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
65
melakukan perkalian. Ketika pembelajaran dikelas, guru hanya menggunakan alat peraga
seadanya yang ada di sekolah namun alat peraga tersebut belum dapat menarik minat siswa
untuk belajar, sehingga saat pembelajaran berhitung siswa bermain dan berlarian di dalam kelas.
Guru mengatakan bahwa siswa terlihat mengeluh ketika pembelajaran matematika yakni pada
materioperasi hitung perkalian. Meskipun pembelajaran tersebut sudah menggunakan alat peraga
dadu kecil-kecil, anak masih merasa kesulitan.
Tabel 4.4 Hasil Wawancara Guru
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Topik Pertanyaan
Ketersediaan alat peraga di kelas antara lain:
a. Alat peraga matematika yang dimiliki oleh
kelas
b. Pengadaan alat peraga matematika oleh
guru
Penggunaan alat peraga matematika dalam
pembelajaran
Kesulitan yang dialami guru dalam
menyampaikan
materi
pembelajaran
matematika
Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam
pembelajaran matematika
Hasil Wawancara
Alat peraga sudah disediakan sekolah, tetapi
hanya terbatas. Guru merasa kerepotan jika
diminta untuk menyediakan alat peraga terlebih
dahulu. Kadang-kadang siswa diminta untuk
membuat alat peraga sendiri.
Alat peraga hanya terbatas dan tidak semua
materi menggunakan alat peraga.
Kemampuan siswa yang berbeda-beda dalam
menangkap materi pembelajaran, membuat guru
harus menjelaskan ulang.
Kesulitan yang dialami siswa kelas II yaitu
dalam penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian.
Usaha yang dilakukan untuk mengatasi Memberikan jam tambahan setelah pulang
kesulitan-kesulitan di atas
sekolah.
4.1.1.2.3 Wawancara Siswa
Wawancara kepada siswa kelas II SD Kanisius Kumendaman pada tanggal 1 September
2014.Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui kesulitan dalam belajar matematika.Berikut ini
adalah hasil dari wawancara yang ditunjukan kepada siswa.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
66
Tabel 4.5 Hasil Wawancara Siswa Kelas II
No.
1.
2.
3.
Topik Pertanyaan
Hasil Wawancara
Tanggapan
terhadap
pembelajaran Siswa mengatakan pelajaran matematika itu
matematika yang selama ini terjadi.
susah dan membosankan. Tetapi ada juga yang
mengatakan matematika itu menyenangkan.
Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran Siswa hanya menyebutkan spidol, kapur, papan
matematika
tulis, balok kecil-kecil, lemari, penggaris.
Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam Kesulitan belajar yang dialami oleh siswa
pembelajaran matematika
diantaranya:
- Perkalian
- Perkalian dengan teknik menyimpan
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa ketersediaan dan
penggunaan alat peraga masih terbatas.Hal tersebut dapat terlihat dari jawaban narasumber yang
digambarkan dalam bagan berikut.
Guru Kelas:
Kepala Sekolah:
Sekolah
sudah
menyediakan
beberapa
alat
peraga tetapi ada
guru yang kreatif
untuk membuat
alat
peraga
sendiri.
Alat peraga terbatas
dan tidak semua
materi
menggunakan. Guru
merasa
kerepotan
dalam menjelaskan
materi pembelajaran
matematika.
Siswa:
Siswa
hanya
menyebutkan
spidol,
kapur,
papan tulis, balok
kecil-kecil,
lemari, penggaris.
Bagan 4.1 Teknik Triangulasi Sumber Data Wawancara
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67
Berdasarkan sumber data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa pengadaan alat peraga
masih terbatas dan penggunaan dalam pembelajaran matematika belum optimal.Alat peraga
perlu memperhatikan karakteristik siswa, sehingga mampu menarik minat belajarnya, serta
memperhatikan karakteristik alat peraga yang baik.
4.1.1.3 Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik yang digunakan penliti untuk menganalisis
permasalahan di sekolah. Secara Khusus, observasi dilakukan untuk mengetahui keberadaan dan
penggunaan alat peraga. Selain itu, tujuan lain dari observasi adalah mengetahui kesulitan dan
karakteristik siswa pada saat pembelajaran matematika.
Validasi instrumen observasi dilakukan beberapa ahli yaitu, ahli bahasa, matematika dan
guru SD setara.Validasi yang dilakukan merupakan validasi konstrak yaitu melihat kesesuaian
instrumen yang digunakan dengan teori yang ada. Adapun hasil validasi terhadap instrumen
observasi dapat dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.6 Hasil Validasi Instrumen Observasi
Ahli
Bahasa
Matematika
Guru 1
Guru 2
1
4
3
4
4
2
4
4
3
4
Nomor Item
3
4
4
4
4
3
3
4
4
3
Rerata
5
2
3
4
4
6
4
3
4
4
Total
Rerata
22
20
22
23
21,75
3,67
3,33
3,67
3,83
3,62
Berdasarkan hasil validasi tersebut, didapatkan rerata skor sebesar 3,62. Hal ini
menunjukkan bahwa instrumen wawancara layak digunakan.Selain itu, ahli juga memberikan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
68
beberapa komentar terkait dengan pedoman wawancara. Berikut merupakan hasil rekapitulasi
komentar yang disajikan dalam tabel 4.7
Tabel 4.7 Rekapitulasi Komentar Validasi Instrumen Observasi oleh Ahli
Ahli
Bahasa
Matematika
Guru 1
Guru 2
Nomor Item
1
-
2
-
3
-
4
-
Pada lembar
observasi
tidak ada
kolom ya
atau tidak
-
-
-
Perhatikan
ejaan
-
-
-
5
Kriteria
Penskoran
belum ada
-
6
-
-
-
-
Observasi dilakukan oleh peneliti pada tanggal 27 Agustus 2014.Observasi dilakukan saat
pembelajaran di kelas.Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan saat pembelajaran di
kelas II SD Kanisius Kumendaman, diperoleh hasil bahwa beberapa siswa masih mengalami
kesulitan dalam melakukan perkalian.
Tabel. 4.8 Hasil Observasi Pembelajaran Matematika
No. Item
1.
2.
3.
4.
5.
Objek yang Diamati
Guru mempersiapkan alat peraga yang
digunakan untuk pembelajaran matematika di
kelas.
Guru menggunakan alat peraga selama
pembelajaran matematika di kelas untuk
menjelaskan materi pembelajaran.
Hasil
Guru tidak mempersiakan alat peraga untuk
pembelajaran
matematika
disaat
pembelajaran berlangsung.
Guru menggunakan papan tulis dan spidol
untuk menjelaskan materi pembelajaran.
Guru hanya memberi contoh gambar yang
ada dalam buku pelajaran.
Guru menjelaskan cara penggunaan alat Tidak ada.
peraga matematika kepada siswa
Siswa mengalami kesulitan mengikuti proses Masih ada beberapa siswa yang harus
pembelajaran matematika di kelas.
dijelaskan ulang ketika guru menerangkan
materi perkalian.
Siswa mengalami kesulitan mengerjakan soal Siswa mengalami kesulitan ketika ditanya
matematika yang diberikan oleh guru.
atau disuruh mengerjakan soal yang ada
dibuku.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
69
Berdasarkan hasil observasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan alat peraga
matematika masih terbatas.Selain itu, guru tidak menggunakan alat peraga selama pembelajaran
matematika.Beberapa siswa memperhatikan guru saat menjelaskan namun sebagian besar
bermain sendiri.Ketika siswa diminta untuk menuliskan jawaban untuk soal latihan, siswa
merasa kesulitan.Setelah guru mengetahui kesulitan siswa, guru menjelaskan kembali dengan
papan tulis.Dapat disimpulkan bahwa ketersedian dan penggunaan alat peraga belum optimal
digunakan dalam pembelajaran matematika di kelas II.
4.1.1.4 Analisis Kebutuhan
Hasil wawancara dan observasi telah ditemukan bahwa masalah di lapangan yang terjadi
saat ini adalah kebutuhan akan adanya alat peraga. Hasil wawancara dan observasi digunakan
untuk acuan menyusun kuesioner analisis kebutuhan.Berikut dipaparkan proses pembuatan
hingga hasil penyebaran kuesioner analisis kebutuhan untuk guru dan siswa.
4.1.1.4.1 Pembuatan Instrumen Analisis Kebutuhan
Kuesioner analisis kebutuhan dibuat dengan mengacu pada keempat ciri alat peraga
berbasis Metode Montessori.Keempat ciri tersebut yaitu alat yang bisa digunakan secara mandiri
(auto education) dapat mengoreksi kesalahan yang dilakukan sendiri (auto correction), alat yang
dapat menarik perhatian anak dan bergradasi (Gutek, 2013:240).Selain keempat ciri utama
tersebut, peneliti menambahkan satu ciri lagi yaitu kontekstual.Penambahan ciri tersebut
bertujuan agar alat peraga yang dikembangkan dapat dibuat dari bahan-bahan yang mudah
didapatkan disekitar kita.
Ada sepuluh pertanyaan yang disesuaikan dengan kelima unsur alat peraga berbasis
metode Montessori.Kuesioner ini ditunjukan kepada guru kelas.Sebelum kuesioner dibagikan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
70
kepada guru dan siswa, kuesioner diuji validitas konstruk oleh dua ahli dibidang bahasa,
matematika, guru dan siswa SD setara.
4.1.1.4.2 Uji Validitas Instrumen
Instrumen analisis kebutuhan yang digunakan peneliti berupa kuesioner.Kuesioner disusun
berdasarkan kelima karakteristik alat peraga yang dikembangkan peneliti dan karakteristik siswa
kelas II.Kuesioner tersebut terdapat 10 pertanyaan yang dikembangkan berdasarkan kelima
karakteristik alat peraga seperti auto-education, bergradasi, menarik, auto-corretion, dan
kontekstual.Masing-masing
karakteristik
alat
peraga
dikembangkan
ke
dalam
2
pertanyaan.Selain itu, kajian bahasa, tata tulis, dan format penyajian kuesioner disusun
berdasarkan karakteristik siswa kelas II.Kuesioner yang telah disusun, kemudian diuji
validitasnya oleh 2 guru kelas II dan III SD Kanisius Pugeran I dan beberapa dosen ahli.Setelah
kuesioner tersebut, diuji oleh beberapa ahli, selanjutnya kuesioner tersebut diuji tingkat
keterbacaannya kepada beberapa siswa di SD setara.
4.1.1.4.2.1 Ahli Pembelajaran Matematika
Ahli pembelajaran matematika melakukan uji validasi instrumen analisis kebutuhan.Ada
dua ahli pembelajaran matematika yang memberikan penilaian terhadap instrumen analisis
kebutuhan yang ada.Kedua ahli tersebut merupakan dosen matematika di program Studi
Universitas Sanata Dharma yang telah berpengalaman dalam bidangnya. Selain itu, masingmasing ahli tersebut mengampu perkuliahan terkait dengan pembelajaran matematika di program
Studi Universitas Sanata Dharma. Kedua ahli tersebut juga memberikan penilaian dan komentar
sebagai masukan perbaikan instrumen kuesioner analisis kebutuhan yang akan dibagikan kepada
guru dan siswa. Berikut merupakan hasil penilaian ahli matematika tersebut terhadap instrumen
kuesioner analisis kebutuan guru yang dikategorikan berdasarkan tabel 4.9.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
71
Tabel 4.9 Skor Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli Matematika
Ahli
Matematika
1
2
1
4
4
2
4
4
3
3
4
Skor Item Pertanyaan
4 5 6 7 8
3 4 4 3 3
3 4 4 4 4
Rerata
9
4
4
10
4
4
Total
Rerata
Kategori
36
39
37,5
3,6
3,9
3,75
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Hasil penilaian dari kedua ahli matematika menunjukkan bahwa masing-masing ahli
memberikan skor rata-rata 3,75. Hasil tersebut menunjukkan bahwa instrumen kuesioner analisis
kebutuhan layak digunakan namun masih perlu perbaikan.Perbaikan tersebut didasarkan pada
komentar dari kedua ahli matematika.Berikut merupakan hasil rekapitulasi komentar tertulis para
ahli matematika yang disajikan pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Rekapitulasi Komentar Validasi Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli Matematika
Penilai
Ahli 1
Ahli 2
Nomor Item
Komentar
Keputusan/Perbaikan
3 (item pertanyaan untuk Pertanyaan dan pilihan Peneliti memutuskan untuk
kategori kontekstual)
jawaban tidak sesuai.
mengubah
pertanyaan
dan
disesuaikan dengan jawaban
4 (item pertanyaan untuk Penggunaan kata kamu Peneliti memutuskan untuk
kategori kontekstual)
tidak sopan.
mengganti kata “kamu” dengan
Pilihan jawaban dapat “bapak/ibu” dan menambah
dibuat lebih banyak.
pilihan sesuai dengan komentar
para ahli
-
Berdasarkan komentar dari kedua ahli Matematika, peneliti selanjutnya melakukan
perbaikan terkait dengan masukan/saran yang telah diberikan.Selain itu, kedua ahli Matematika
juga memberikan penilaian terhadap instrumen kuesioner analisis kebutuhan siswa.Berikut
merupakan hasil penilaian ahli Matematika tersebut yang dikategorikan berdasarkan tabel 4.11.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
72
Tabel 4.11 Skor Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli Matematika
Ahli
Matematika
1
2
1
4
3
2
4
3
3
3
3
Skor Item Pertanyaan
4
5
6
7
8
3
4
4
3
3
3
3
3
4
3
Rerata
9
3
3
10
4
3
Total
Rerata
Kategori
35
31
33
3,5
3,1
3,3
Sangat Baik
Baik
Sangat Baik
Berdasarkan tabel tersebut, dapat terlihat rerata hasil yang diperoleh dari uji validasi kedua
ahli Matematika sebesar 3,3. Hasil tersebut menunjukkan bahwa instrumen kuesioner analisis
kebutuhan layak digunakan namun masih perlu perbaikan.Perbaikan tersebut didasarkan pada
komentar dari kedua ahli Matematika.Berikut merupakan hasil rekapitulasi kedua Ahli
Matematika dapat dilihat pada tabel 4.12 komentar keterbacaan analisis kebutuhan siswa oleh
ahli matematika.
Tabel 4.12 Rekapitulasi Komentar Hasil Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli
Matematika
Penilai
Ahli 1
Ahli 2
Nomor Item
Komentar
3 (item pertanyaan untuk Perlu
ditanyakan
juga
kategori kontekstual)
benda-benda
yang
digunakan apa saja.
4 (item pertanyaan untuk Pilihan lebih baik kalau
kategori kontekstual)
dibuat lebih banyak misal:
kertas, plastik.
7 (item pertanyaan untuk Bergradasi tidak hanya
kategori bergradasi)
dilihat antar kelas namun
juga antar sub topik dalam
kelas yang sama.
8 (item pertanyaan untuk Ada pengulangan kata yang
kategori bergradasi)
membuat bingung.
Keputusan/Perbaikan
Menambahkan
pertanyaan
tentang contoh benda yang
digunakan
Menambah pilihan jawaban
dengan empat pilihan yaitu,
kayu, kertas, besi dan plastik
Mengubah pertanyaan dari
berbagai
kelas
menjadi
berbagai materi pelajaran
Mengubah pertanyaan yang
sesuai dnegan perkembangan
siswa
9 (item pertanyaan untuk Kondisikan
bahwa kategori auto-correction)
pernyataan
tersebut
memang dialami siswa.
1 (item pertanyaan untuk Tanda * justru akan Menghilangkan tanda*
kategori auto-education)
membingungkan,
karena Mengganti
huruf
depan
seperti tidak terkait dengan Matematika dengan huruf
soal.
capital.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
73
8 (item pertanyaan untuk Jika akan menggunakan Menerima komentar untuk
kategori bergradasi)
range ukuran tersebut, memastikan
siswa
tahu
pastikan siswa telah paham tentang pengukuran berat
tentang menimbang.
Berdasarkan penilaian yang diberikan oleh kedua ahli matematika serta komentar sebagai
masukan, peneliti melakukan beberapa perbaikan dalam penyusunan kalimat pertanyaan
kuesioner analisis kebutuhan guru.
4.1.1.4.2.2 Ahli Bahasa
Ahli yang selanjutnya memberikan penilaian terhadap kuesioner analisis kebutuhan adalah
ahli bahasa.Ada dua ahli bahasa yang memberikan penilaian terhadap instrumen analisis
kebutuhan yang ada.Kedua ahli tersebut merupakan dosen Bahasa Indonesia di Program Studi
Universitas Sanata Dharma yang telah berpengalaman dalam bidangnya. Kedua ahli tersebut
juga memberikan penilaian dan komentar sebagai masukan perbaikan instrumen kuesioner
analisis kebutuhan yang akan dibagikan kepada guru dan siswa. Berikut merupakan hasil
penilaian ahli bahasa tersebut terhadap instrumen kuesioner analisis kebutuhan guru yang
dikategorikan berdasarkan tabel 4.13.
Tabel 4.13 Skor Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli Bahasa
Ahli
Bahasa
1
2
1
4
4
2
3
4
3
3
4
Skor Item Pernyataan
4
5
6
7
3
4
4
3
2
4
3
3
Rerata
8
3
3
9
3
4
10
4
4
Total
Rerata
Kategori
35
35
35
3,5
3,5
3,5
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Hasil penilaian dari kedua ahli bahasa menunjukkan bahwa rerata skor uji validasi
kuesioner analisis kebutuhan guru sebesar 3,5. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan
bahwa instrumen kuesioner analisis kebutuhan layak digunakan.Walaupun demikian, peneliti
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
74
melakukan perbaikan dalam penyusunan kalimat.Perbaikan tersebut didasarkan pada komentar
dari kedua ahli bahasa.Berikut merupakan hasil rekapitulasi komentar tertulis para ahli bahasa
yang disajikan pada tabel 4.14.
Tabel 4.14 Rekapitulasi Komentar Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli
Bahasa
Penilai
Ahli 1
Nomor Item
3 (item pertanyaan
kategori kontekstual)
4 (item pertanyaan
kategori kontekstual)
5 (item pertanyaan
kategori menarik)
7 (item pertanyaan
kategori bergradasi)
Komentar
untuk Soal dan jawaban kurang
sesuai.
untuk Penggantian kata kamu
menjadi Bapak/ Ibu.
untuk Diskon huruf
atau Memperbaiki kalimat pada
pilihan
sesuai
dengan
komentar ahli yaitu cakupan
materi lebih ditekankan
8 (item pertanyaan untuk Alat peraga matematika Memperbaiki pertanyaan yang
kategori bergradasi)
yang . . . .
mudah dimengerti
9 (item pertanyaan untuk Pertanyaan perlu dirubah. Melengkapi
kalimat
kategori auto-correction)
pertanyaan agar lebih jelas
-
Ahli 2
untuk Cakupan
materi?
Keputusan/Perbaikan
Mengubah pertanyaan dan
disesuaikan dengan jawaban
Mengganti
kata
“kamu”
dengan “bapak/ibu”
Menambah huruf
fungsi
Berdasarkan penilaian dari kedua ahli bahasa, serta komentar sebagai masukan untuk
peneliti melakukan beberapa perbaikan dalam penyusunan kalimat pertanyaan.Selain itu, kedua
ahli bahasa juga memberikan penilaian terhadap instrumen kuesioner analisis kebutuhan
siswa.Berikut merupakan hasil penilaian ahli bahasa tersebut yang dikategorikan berdasarkan
tabel 4.15.
Tabel 4.15 Skor Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli Bahasa
Ahli
Bahasa
1
2
1
3
4
2
3
2
3
4
4
Skor Item Pertanyaan
4
5
6
7
4
4
3
4
3
3
3
3
Rerata
8
3
3
9
3
3
10
4
4
Total
Rerata
Kategori
35
32
67
3,5
3,2
3,35
Sangat Baik
Baik
Sangat Baik
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
75
Hasil penilaian dari para ahli bahasa memberikan skor rata-rata dengan kategori yang
sangat baik. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen kuesioner analisis
kebutuhan layak digunakan namun masih perlu perbaikan.Perbaikan tersebut didasarkan pada
komentar dari kedua ahli bahasa. Berikut merupakan hasil rekapitulasi komentar tertulis para ahli
bahasa yang disajikan pada tabel 4.16
Tabel 4.16 Rekapitulasi Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli Bahasa
Penilai
Ahli 1
Nomor Item
Komentar
1 (item pertanyaan untuk Tanda bintang
kategori auto-education)
diakhir kalimat.
diletakkan
2 (item pertanyaan untuk Penggantian kata seperti
kategori auto-education)
apakah menjadi “seperti apa”
6 (item pertanyaan untuk Warna apa yang kamu suka
kategori menarik)
untuk alat peraga?
7 (item pertanyaan untuk Kata berbagai dihilangkan.
kategori bergradasi)
Ahli 2
8 (item pertanyaan untuk Kalimat diganti, jika dilihat
kategori bergradasi)
dari beratnya alat peraga
matematika manakah yang
kamu suka? Atau yang sesuai
dengan kamu?
9 (item pertanyaan untuk Keterangan untuk pilihan
kategori auto-correction)
jawaban bisa dihilangkan.
2 (item pertanyaan untuk Bagaimana
jika
anak
kategori auto-education)
menjawab tidak? Apakah
pertanyaan-pertanyaan
selanjutnya masih dapat
digunakan.
5 (item pertanyaan untuk Apakah
mungkin
anak
kategori menarik)
menjawab tidak?
7 (item pertanyaan untuk Pertanyaan membingungkan
kategori bergradasi)
anak.
9 (item pertanyaan untuk Perlu
penjelasan
dan
kategori auto-correction)
bimbingan dalam mengisi.
Keputusan/Perbaikan
Menghilangkan
tanda
bintang agar siswa tidak
bingung
Menyempurnakan kalimat
pertanyaan sehingga lebih
mudah dipahami siswa
Memperbaiki
sesuai
komentar ahli
Memperbaiki
kalimat
pertanyaan
dengan
pertimbangan ahli
Memperbaiki sesuai dengan
komentar
ahli
dan
pertimbangan ahli lain
-
Memperbaiki
dengan
pertimbangan ahli lainnya
-
Berdasarkan penilaian yang diberikan oleh para ahli, serta komentar sebagai masukan,
peneliti melakukan beberapa perbaikan dalam penyusunan kalimat pertanyaan kuesioner analisis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
76
kebutuhan guru, maupun siswa. Ahli 1 dan 2 memberikan penilaian dengan kategori “sangat
baik” sehingga layak untuk digunakan, dan setelah adanya revisi dari pihak peneliti.
4.1.1.4.2.3 Validasi Guru SD Setara
Penguji yang selanjutnya melakukan uji validasi instrumen analisis kebutuhan adalah
guru.Ada dua guru dari SD Kanisius Pugeran yang memberikan penilaian terhadap instrumen
analisis kebutuhan yang ada yaitu guru kelas II dan III. Guru tersebut memberikan penilaian dan
komentar sebagai masukan perbaikan instrumen kuesioner analisis kebutuhan yang akan
dibagikan kepada guru dan siswa. Berikut merupakan hasil penilaian ahli bahasa tersebut
terhadap instrumen kuesioner analisis kebutuhan guru yang dikategorikan berdasarkan tabel
4.17.
Tabel 4.17 Skor Validasi Analisis Kebutuhan Guru oleh Guru SD Setara
Guru
1
1
4
2
4
3
3
Skor Item Pertanyaan
4
5
6
7
3
3
4
3
8
4
9
4
10
3
Total
Rerata
Kategori
35
3, 5
Sangat
baik
Sangat
baik
3, 5
Hasil penilaian dari guru tersebut menunjukkan bahwa rerata skor uji validasi kuesioner
analisis kebutuhan guru sebesar 3,5. Hasil tersebut menunjukkan bahwa instrumen kuesioner
analisis kebutuhan guru layak digunakan.Walaupun demikian, peneliti melakukan perbaikan
dalam penyusunan kalimat.Perbaikan tersebut didasarkan pada komentar dari kedua guru.Berikut
merupakan hasil rekapitulasi komentar tertulis para ahli bahasa yang disajikan pada tabel 4.18.
Tabel 4.18 Rekapitulasi Komentar Validasi Analisis Kebutuhan Guru oleh Guru SD Setara
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Penilai
Guru
Nomor Item
7
(item
pertanyaan
untuk
kategori
bergradasi)
Komentar
Kalimat dibuat lebih jelas, kata kamu
bisa
diganti
dengan
menurut
Bapak/Ibu bagaimanakah kriteria dari
sebuah alat peraga yang baik dari
sebuah alat peraga yang baik
berdasarkan fungsinya.
8
(item Alat peraga matematika yang ideal
pertanyaan
menurut Bapak/Ibu jika dilihat dari
untuk
berat alat peraga tersebut.
kategori
bergradasi)
77
Keputusan/Perbaikan
Peneliti
menggunakan
saran
perbaikan kalimat dari guru.
Peneliti
menggunakan
saran
perbaikan kalimat dari guru.
Selain kuesioner analisis kebutuhan guru, kedua guru juga menguji kuesioner analisis
kebutuhan siswa.Berikut hasil penilaian dari kedua guru terhadap kuesioner analisis kebutuhan
siswa.
Tabel 4.19 Skor Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh Guru SD Setara
Guru
1
1
3
2
3
3
3
Skor Item Pertanyaan
4
5
6
7
3
3
4
3
8
4
9
4
10
3
Total
Rerata
Kategori
33
3,3
Sangat
baik
Sangat
baik
3,3
Hasil penilaian dari guru tersebut menunjukkan bahwa rerata skor uji validasi kuesioner
analisis kebutuhan guru sebesar 3,3. Hasil tersebut menunjukkan bahwa instrumen kuesioner
analisis kebutuhan guru layak digunakan.Walaupun demikian, peneliti melakukan perbaikan
dalam penyusunan kalimat.Perbaikan tersebut didasarkan pada komentar dari kedua guru.Berikut
merupakan hasil rekapitulasi komentar tertulis para ahli bahasa yang disajikan pada tabel 4.20.
Tabel 4.20 Rekapitulasi Komentar Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh Guru SD
Setara
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Penilai
Guru
78
Nomor Item
Komentar
Keputusan/Perbaikan
2
(item Pertanyaan diganti dengan cara Peneliti
menggunakan
saran
pertanyaan
mana yang lebih kamu suka perbaikan kalimat dari guru.
untuk kategori ketika belajar matematika?
bergradasi)
4.1.1.4.2.4 Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa
Validasi instrumen analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui keterbacaan kalimat
yang digunakan pada kuesioner analisis kebutuhan. Uji keterbacaan tersebut dilakukan oleh
siswa SD setara. Uji keterbacaan ini dilakukan kepada lima siswa kelas II SD Kanisius Pugeran
Yogyakarta. Berikut merupakan hasil penilaian yang diberikan oleh siswa yang disajikan pada
tabel 4.21.
Tabel 4.21 Skor Keterbacaan Analisis Kebutuhan oleh Siswa
Siswa
1
2
3
4
5
1
4
3
4
4
3
2
4
4
4
4
3
Skor Item Pernyataan
3 4 5 6 7 8
4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 3 4
3 4 3 4 4 4
4 3 4 4 4 3
3 4 4 4 4 4
Rerata
9
4
4
4
4
3
10
3
4
3
4
4
Total
Rerata
Kategori
39
37
37
38
36
37,4
3,9
3,7
3,7
3,8
3,6
3,74
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Berdasarkan tabel 4.21 dapat diketahui bahwa keseluruhan siswa memberikan skor 3
hingga 4. Berdasarkan hasil penilaian dari kelima siswa, memberikan penilaian 3,74 dengan
kategori “sangat baik”. Kelima siswa tidak memberikan komentar pada uji keterbacaan
instrumen analisis kebutuhan.Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen
kuesioner analisis kebutuhan layak digunakan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
79
4.1.1.4.3 Data Analisis Kebutuhan
4.1.1.4.3.1 Data Hasil Analisis Kebutuhan oleh Guru
Pemberian kuesioner analisis kebutuhan dilakukanpada tanggal 13Oktober 2014.
Kuesioner analisis kebutuhan terdiri atas sepuluh pertanyaan dengan beberapa alternatif jawaban.
Berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh sebelas guru di SDKKumendaman, pada item
pertama seluruh guru atau 100% guru menjawab pernah menggunakan alat peraga matematika
ketika mengajar. Hal ini menandakan bahwa selama ini guru telah menggunakan alat peraga.
Pada item kedua, seluruh guru atau 100% guru menjawab bahwa penggunaan alat peraga dapat
membantu siswa memahami konsep-konsep matematika. Hal ini menunjukkan betapa
pentingnya penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran. Pada item ketiga, seluruh guru
atau 100% guru menyatakan pernah menggunakan benda-benda dari lingkungan sekitar untuk
mengajar matematika.Pada item keempat, 45.4% guru setuju jika alat peraga matematika dibuat
menggunakan benda-benda dari lingkungan sekitar seperti kayu, 72.8% guru setuju jika alat
peraga dibuat dari kertas, dan 9% guru memilih lainnya.Hal ini menunjukkan bahwa guru
menghendaki alat peraga terbuat dari kertas tetapi menurut saya alat peraga yang terbuat dari
kertas tidak bertahan lama. Pada item kelima, 100% guru menyatakan bahwa pemberian warna
pada alat peraga dapat membuat alat peraga terlihat lebih menarik. Hal ini menunjukkan
pentingnya pemberian warna terhadap alat peraga agar dapat menarik perhatian siswa. Pada item
keenam, seluruh guru atau 100% guru lebih suka alat peraga diberi warna yang cerah dari pada
warna gelap karena warna cerah pada umumnya lebih disukai dan dapat menarik perhatian siswa.
Pada item ketujuh, seluruh guru menyatakan54.5% menyukai alat peraga hanya dapat digunakan
untuk 1materisaja, 45.4% guru menyukai alat peraga dapat digunakan untuk lebih dari 1
materi.Pada item kedelapan, 100% gurumemilih alat peraga yang ringan. Hal ini menunjukkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
80
bahwa guru menghendaki alat peraga yang berbobot ringan sesuai dengan karakteristik pengguna
alat peraga yaitu siswa kelas II SD. Pada item kesembilan, seluruh guru atau 100% guru
menjawab penggunaan alat peraga dapat membantu siswa menemukan kesalahannya sendiri
pada saat mengerjakan soal. Pada item kesepuluh, 100% guru berpendapat bahwa penggunaan
alat peraga dapat membantu siswa untuk menemukan jawaban yang benar dari kesalahan saat
mengerjakan soal.
Hasil analisis kebutuhan yang dilakukan oleh guru menunjukkan bahwa diperlukan
penggunaan alat peraga untuk siswa kelas II SDKKumendaman. Peneliti juga melakukan
klarifikasi hasil kuesioner melalui wawancara dengan guru kelas IIdan diperoleh informasi
bahwa penggunaan alat peraga itu penting khususnya untuk siswa kelas II. Mengingat
karakteristik siswa dan materi pada mata pelajaran Matematika yang bersifat abstrak. Berikut
hasil rekapitulasinya:
Tabel 4.22 Rekapitulasi Analisis Kebutuhan oleh Guru
Indikator
Autoeducation
Pertanyaan
1. Apakah Bapak/ Ibu guru pernah menggunakan alat
peraga dalam pembelajaran Matematika?
(...) Pernah, sebutkan ..........................
(...) Tidak pernah
Auto2. Apakah penggunaan alat peraga dapat membantu siswa
education
memahami konsep-konsep matematika?
(...) Ya
(...) Tidak
Kontekstual 3. Apakah Bapak/Ibu berniat untuk membuat alat peraga
matematika sesuai dengan kebutuhan siswa dengan
memanfaatkan bahan-bahan di sekitar?
(...) Ya, Alasan …….
(...) Tidak, Alasan …….
Kontekstual 4. Manakah bahan pembuatan alat peraga yang Bapak/Ibu
suka?
(...) Kayu
(…) Besi
(…) Kertas
(…) Plastik
Jumlah
Responden
11
Persentase
11
100%
11
100%
5
45,4 %
8
72,8%
100%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Menarik
Menarik
Bergradasi
Bergradasi
Autocorrection
Autocorecction
(...) Lainnya, sebutkan ....................................
5. Menurutmu Bapak/Ibu, apakah pemberian warna pada
alat peraga membuatnya lebih menarik?
(…) Ya
(…) Tidak
6. Warna apa yang Bapak/Ibu suka untuk alat peraga
Matematika?
(…) Gelap
(…) Cerah
7. MenurutBapak/Ibubagaimana salah satu kriteria dari
sebuah alat peraga yang baik berdasarkan fungsinya?
(…) 1 alat peraga hanya untuk satu materi
(…) 1 alat peraga lebih dari astu materi
8. Menurut Bapak/Ibu, jika dilihat dari beratnya, makah
alat peraga matematika yang ideal untuk siswa kelas II
gunakan?
(...) Ringan ( kurang dari 1,5 kg)
(…) Sedang ( antara 1,5 sampai 3kg)
(...) Berat ( lebih dari 3kg)
9. Bagaimana salah satu kriteria alat peraga matematika
yang berkualitas menurut Bapak/Ibu?
(...) Dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri
(...) Tidak dapat membantu siswa menyadari kesalahan
sendiri
10. Apakah penggunaan alat peraga dapat membantu siswa
memahami materi dalam pembelajaran matematika?
(…) Ya
(…) Tidak
81
1
11
9%
100%
11
100%
6
54,4%
5
11
45,4%
100%
11
100%
11
100%
4.1.1.4.3.2 Data Hasil Analisis Kebutuhan oleh Siswa
Kuesioner analisis kebutuhan terdiri atas sepuluh pertanyaan dengan beberapa alternatif
jawaban yang dikembangkan berdasarkan indikator-indikator. Pengisian kuesioner analisis
kebutuhan oleh 18 siswa kelas II SDK Kumendaman yang dilakukan pada hari Senin, 10
Oktober 2014. Pengisian kuesioner dilakukan siswa dengan didampingi dan dibimbing oleh
peneliti. Hal ini dikarenakan beberapa siswa kelas II belum lancar membaca.
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner oleh siswa, 72,2% siswa kelas II menjawab bahwa
guru pernah menggunakan alat peraga ketika mengajar matematika. Sementara 27,8% menjawab
gurutidak pernah menggunakan alat peraga ketika mengajar matematika. Hal ini menunjukkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
82
bahwa selama ini, guru kelas II telah menggunakan alat peraga. Pada item pertanyaan kedua,
94,4% siswa menyatakan lebih menyenangkan belajar menggunakan alat peraga matematika,
5.5% siswa menyatakan belajar matematika tidak perlu menggunakan alat peraga. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran. Item
ketigatentang tingkat penggunaan benda-benda dari lingkungan sekitar ketika mengajar
matematika, sebanyak 83.3% siswa menyatakanpernah dan 16.7% siswa menyatakan tidak
pernah. Pada item keempat, 55.5% siswa setuju jika alat peraga matematika dibuat menggunakan
kayu, 16.7% siswa setuju menggunakan besi, 27.8% siswa setuju menggunakan kertas, 5.5%
siswa setuju menggunakan plastik, 11.1% siswa setuju menggunakan benda-benda di lingkungan
sekitar yang lainnya. Selanjutnya pada item kelima, 88.9% siswa menjawab alat peraga yang
diberi warna akan tampak lebih menarik, sedangkan 11.1% menjawab tidak menarik jika alat
peraga diberi warna. Jawaban siswa menunjukkan bahwa pemberian warna terhadap alat peraga
menjadi hal yang penting karena dapat menarik perhatian siswa. Pada item keenam mengenai
warna yang seperti apa yang disukai siswa, 72.2% menjawab warna cerah dan 27.8% menjawab
warna gelap. Hal ini menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai warna cerah sebagai warna dari
alat peraga yang akan mereka gunakan. Pada item ketujuh, 72.2% siswa menyukai penggunaan
alat peraga yang sama dapat dipakai untuk materi yang berbeda, sedangkan 27.8% tidak
menyukai. Hal ini menunjukkan bahwa alat peraga yang memiliki ciri bergradasi sangat
dibutuhkan oleh siswa.Item kedelapan tentang berat alat peraga yang sesuai untuk digunakan
siswa 5.5% memilih alat peraga yang berat,33.3% memilih alat peraga yang beratnya sedang dan
61.1% memilih alat peraga yang ringan. Alat peraga dengan berat yang ringan lebih dipilih siswa
karena akan memudahkan siswa saat menggunakannya ketika belajar. Pada item kesembilan
88.9% siswa menjawab penggunaan alat peraga dapat membantu menemukan kesalahan siswa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
83
sendiri, 11.1% siswa menjawab menggunakan alat peraga dapat mengetahui kesalahan karena
diberitahu guru atau teman. Pada item kesepuluh, 94.4% siswa menyatakan penggunaan alat
peraga dapat membantu untuk menemukan jawaban yang benar dari kesalahan saat mengerjakan
soal-soal latihan, 5.5% siswa menyatakan penggunaan alat peraga tidak dapat membantu untuk
menemukan jawaban yang benar dari kesalahan saat mengerjakan soal-soal latihan.
Berdasarkan kuesioner tersebut, siswa berpendapat bahwa alat peraga lebih membantu
mereka memahami konsep-konsep Matematika.Alat peraga tersebut diharapkan dapat disajikan
dengan tampilan warna yang cerah, digunakan dalam berbagai kompetensi, memiliki berat yang
ringan, dapat membantu siswa menemukan kesalahannya sendiri ketika menggunakannya dan
menemukan jawaban yang benar saat mengerjakan soal latihan.Rekapitulasi data tersebut
digunakan untuk dasar pengembangan alat peraga berbasis metode Montessori.Alat peraga yang
dikembangkan memiliki ciri menarik, bergradasi, memiliki pengendali kesalahan, dan memiliki
nilai kemandirian, serta ciri tambahan yaitu kontekstual. Kesesuaian alat peraga berdasarkan
kebutuhan akan membantu siswa maupun guru menjalin komunikasi dua arah, yang pada
akhirnya tercipta pembelajaran yang berpengaruh pada perkembangan kognitif siswa. Berikut ini
adalah tabel rekapitulasi analisis kebutuhan siswa.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
84
Tabel 4.23 Rekapitulasi Analisis Kebutuhan oleh Siswa
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Pertanyaan
Apakah Bapak/ Ibu gurumu pernah menggunakan alat peraga
dalam pembelajaran Matematika?
(...) Pernah, sebutkan ..........................
(...) Tidak pernah
Seperti apa belajar Matematika yang kamu suka?
(...) Belajar Matematika menggunakan alat peraga
(...) Belajar Matematika tidak menggunakan alat peraga
Apakah kamu pernah menggunakan benda-benda yang ada di
sekitarmu untuk belajar Matematika?
(...) Pernah, pada saat belajar materi ..............
(...) Tidak pernah
Manakah bahan pembuatan alat peraga yang kamu suka?
(...) Kayu
(…) Besi
(…) Kertas
(…) Plastik
(...) Lainnya, sebutkan ....................................
Menurutmu, apakah pemberian warna pada alat peraga
membuatnya lebih menarik?
(…) Ya
(…) Tidak
Warna apa yang kamu suka untuk alat peraga Matematika?
(…) Gelap
(…) Cerah
Apakah kamu lebih suka jika alat peraga yang sama dapat
digunakan untuk berbagai materi pembelajaran yang berbeda?
(…) Ya
(…) Tidak
Jika dilihat dari beratnya, alat peraga Matematika manakah yang
sesuai untuk kamu gunakan?
(...) Ringan ( kurang dari 1,5 kg)
(…) Sedang ( antara 1,5 sampai 3kg)
(...) Berat ( lebih dari 3kg)
Manakah yang lebih kamu suka ketika belajar matematika?
(...) Saat belajar Matematika menggunakan alat peraga, kamu
mengetahui kesalahanmu sendiri melalui alat peraga yang kamu
gunakan
(...) Saat belajar Matematika menggunakan alat peraga, kamu
mengetahui kesalahanmu karena diberitahu guru atau temanmu
Apakah penggunaan alat peraga dapat membantu siswa
memahami materi dalam pembelajaran matematika?
(…) Ya
(…) Tidak
Jumlah
Responden
13
Persentase
5
17
27,8%
94,4%
1
15
5,5%
83,3%
3
10
16,7%
55,5%
3
5
1
2
16
16,7%
27,8%
5,5%
11,1%
88,9%
2
5
11,1%
27,8%
13
13
72,2%
72,2%
5
11
27,8%
61,1%
6
1
16
33,3%
5,5%
88,9%
2
11,1%
17
94,4%
1
5,5%
72,2%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
85
Tabel 4.24 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Hasil Analisis Kebutuhan oleh siswa
Pertanyaan
Deskripsi
Kode
1. Apakah Bapak/ Ibu gurumu pernah
menggunakan alat peraga dalam
pembelajaran Matematika?
(...) Pernah, sebutkan ..........................
Sempoa
Sempoa
Balok
Balok
Sempoa
Balok
Sempoa
Balok
Sempoa
Sempoa
(...) Tidak pernah
2. Seperti apa belajar Matematika yang
kamu suka?
(...) Belajar Matematika menggunakan alat
Biar
cepat
Cepet
peraga
menghitungnya
menghitungn
ya
Bikin gampang
Gampang
Karena tidak susah
Karena lebih mudah
Tidak susah
Bikin gampang
Mudah
Karena lebih mudah
Supaya
lebih
gampang
atau
mudah
Bikin gampang
Lebih gampang
(...)
Belajar
Matematika
tidak
menggunakan alat peraga
3. Apakah kamu pernah menggunakan
benda-benda yang ada di sekitarmu
untuk belajar Matematika?
(...) Pernah, pada saat belajar materi
Almari
Almari
..............
Kecik
Kecik
Contoh benda yang kamu gunakan………..
Kalkulator
Kalkulator
Sempoa
Sempoa
Almari
Pensil
Pensil
Sempoa
Almari
Sempoa
Sempoa
(...) Tidak pernah
4. Manakah bahan pembuatan alat peraga
yang kamu suka?
Responden
5
3
1
4
1
3
3
1
1
4
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(...) Kayu
(…) Besi
(…) Kertas
(…) Plastik
(...)Lainnya,sebutkan ...........................
5. Menurutmu, apakah pemberian warna
pada alat peraga membuatnya lebih
menarik?
(…) Ya
(…) Tidak
6. Warna apa yang kamu suka untuk alat
peraga Matematika?
(…) Gelap
(…) Cerah
7. Apakah kamu lebih suka jika alat
peraga yang sama dapat digunakan
untuk berbagai materi pembelajaran
yang berbeda?
(…) Ya
(…) Tidak
8. Jika dilihat dari beratnya, alat peraga
Matematika manakah yang sesuai
untuk kamu gunakan?
(...) Ringan ( kurang dari 1,5 kg)
(…) Sedang ( antara 1,5 sampai 3kg)
(...) Berat ( lebih dari 3kg)
9. Manakah yang lebih kamu suka ketika
belajar matematika?
(...) Saat belajar Matematika menggunakan
alat peraga, kamu mengetahui kesalahanmu
sendiri melalui alat peraga yang kamu
86
Hitam
Pink
Kuning
Hijau
Biru
1
2
4
2
1
Mudah
1
Gampang
1
Karena enteng
Karena bagus
Karena biar bisa
mengangkat
Karena enteng
Karena enteng
Dari kayu
Enteng
Bagus
Bisa
mengangkat
3
1
1
Dari kayu
1
Supaya mandiri
Supaya mandiri
Mandiri
2
Gampang
1
Hitam
Pink
Kuning
Pink
Kuning
Hiijau
Kuning
Biru
Kuning
Hijau
Membuat
materi
mudah
Supaya
gampang
semua
menjadi
lebih
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
gunakan
(...) Saat belajar Matematika menggunakan
alat peraga, kamu mengetahui kesalahanmu
karena diberitahu guru atau temanmu
10. Apakah penggunaan alat peraga dapat
membantu siswa memahami materi
dalam pembelajaran matematika?
(…) Ya
87
Supaya gampang
Karena lebih teliti
Karena lebih teliti
Karena lebih teliti
Lebih teliti
3
(…) Tidak
4.1.2 Perencanaan
Dalam penelitian ini, peneliti merencanakan instrumen penelitian antara lain instrumen tes
dan non tes. Perencanaan penelitian dan pengembangan ini akan menguraikan tentang instrumen
yang digunakan.
4.1.2.1 Validitas Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan uji coba produk
terbatas.Penguji instrumen dilakukan oleh ahli pembelajaran matematika, guru dan keterbacaan
oleh siswa. Uji validitas ini dilakukan dengan cara melihat kesesuaian isi KI, KD, indikator dan
butir soal tes. Sedangkan siswa memberikan penilaian keterbacaan terhadap kalimat pertanyaan
dalam butir soal.
4.1.2.1.1 Ahli Pembelajaran Matematika
Uji instrumen tes dilakukan oleh ahli pembelajaran Matematika.Ahli pembelajaran
Matematika merupakan dosen Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta program
studi PGSD.Uji validasi oleh ahli pembelajaran Matematika dimaksudkan agar soal yang dibuat
oleh peneliti sesuai dengan KI dan KD dan karakteristik siswa kelas II SD.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
88
Tabel 4.25 Hasil Validasi Instrumen Tes oleh Ahli Matematika
Ahli
Matematika
1
1
4
2
3
3
3
Skor Item Pertanyaan
4
5
6
7
3
3
3
3
8
3
9
3
Total
Rerata
Kategori
31
3,44
Sangat Baik
Hasil validasi yang dilakukan oleh peneliti sudah mendapatkan kategori “sangat baik”
dengan rerata skor 3,3. Hal ini menunjukkan instrumen tes sudah layak digunakan.
4.1.2.1.2 Uji Validasi Guru
Uji validasi instrumen tes diujikan oleh wali kelas II dari SD Kanisius Pugeran, dan guru
SD Kanisius Kumendaman hasil uji validasi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.26 Hasil Validasi Instrumen Tes oleh Guru SD
Guru
SD
1
2
Rerata
Skor Item Pertanyaan
1
2
3
4
4
4
4
3
4
4
4
3
5
3
3
6
3
4
7
3
3
8
4
4
9
3
3
Total
Rerata
Kategori
31
32
63
3,44
3,55
3,49
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Hasil uji validasi tes oleh guru mendapatkan rerata skor 3,49 dan termasuk dalam kategori
“sangat baik”.
4.1.2.1.1.3 Uji Keterbacaan Soal oleh Siswa
Uji keterbacaan siswa dilakukan oleh 5 siswa SD setara, yaitu SD Kanisius Pugeran.Uji
keterbacaan dilakukan setelah peneliti melakukan revisi terhadap instrumen tes yang telah
divalidasi oleh para ahli dan guru. Uji validasi yang dilakukan kepada para ahli akan menjadi
dasar penyempurnaan instrumen kuesioner validasi produk. Masukan dan saran dari para ahli
menjadi pertimbangan bagi peneliti.Kuesioner yang telah direvisi, diuji keterbacaannnya kepada
siswa agar saat penyebaran kalimat dalam kuesioner di SD penelitian mudah di pahami oleh
siswa.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
89
Uji keterbacaan yang diuji oleh siswa SD setara menghasilkan rerata 3,57 dengan kategori
“sangat baik”. Siswa tidak memberikan komentar terhadap instrumen tes tersebut.Data yang
dihimpun, dapat disimpulkan bahwa instrumen layak digunakan.
4.1.2.1.4 Uji Empiris
Uji empiris dilaksanakan di SD setara yaitu SD Kanisius Pugeran dengan jumlah total
siswa 38 siswa.Soal yang diujikan berjumlah 30 soal dengan tipe soal uraian.Materi yang
diujikan adalah perkalian.
Peneliti memilih SD Kanisius Pugeran, karena sekolah tersebut terletak dalam satu Unit
Pelayanan Terpadu Daerah (UPTD) dengan SD Kanisius Kumendaman. Pemilihan SD Kanisius
Pugeran akreditasi sekolah ini juga sama dengan SD Kanisius Kumendaman, yaitu A.
4.1.2.1.4.1 Uji Validitas
Soal yang telah disusun oleh peneliti sebanyak 30 item dengan materi perkalian, diujikan
secara empirik di SD Kanisius Pugeran sebagai SD setara pada tanggal 5 November 2014.Siswa
yang mengikuti tes tersebut sebanyak 38 siswa sebagai dasar untuk menentukan r hitung.Berikut
ini adalah tabel hasil analisis uji empirik.Dari 30 item soal, terdapat 25 item soal yang valid.Soal
yang dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel.
Tabel 4.27 Hasil Uji Empiris.
No.
Item
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
r hitung
r tabel
Keterangan
0,128
0,580
0,557
0,522
0,432
0,341
0,349
0,453
0,597
0,622
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
0,594
0,453
0,259
0,389
0,310
0,573
0,674
0,344
0,352
0,201
0,638
0,482
0,671
0,715
0,414
0,357
0,313
0,490
0,688
0,333
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
0,320
90
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Valid
Soal yang telah teruji kevalidannya, berarti sudah layak sebagai pengukur kemampuan
siswa dalam melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan.Soal-soal tersebut memiliki r
hitung yang lebih besar dari pada r tabel.Soal yang valid tersebut kemudian diuji reliabilitasnya
menggunakan SPSS (Statistics Package for Social Studies) 16.0 for Windows dengan
menggunakan rumus korelasi Product-Moment dari Pearson.
4.1.2.1.4.2 Uji Reliabilitas
Tabel 4.28 Hasil Pengujian Reliabilitas
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
91
Uji reliabilitas juga dilakukan pada item soal yang valid dengan menggunakan program
SPSS (Statistics Package for Sosial Studies) 16.0 for Windows.Linn dan Kaplan dalam
Widoyoko (2014:201) mengatakan bahwa standar reliabilitas yaitu 0,7 instrumen dikatakan
reliabel jika memiliki koefisien Alpha sama atau lebih dari 0,7. Jika dilihat hasil pengujian
reliabilitas diatas menunjukkan koefisien Alpha 0.873, maka dapat dikatakan bahwa instrumen
tes reliabel atau dapat dipercaya.
4.1.2.2 Kuesioner Validasi Produk
Instrumen kuesioner validasi produk divalidasi oleh ahli, guru dan siswa.Aspek penilaian
pada kuesioner penilaian oleh ahli mencakup empat karakteristik alat peraga Montessori yakni
(1) menarik, (2) bergradasi, (3) auto-education, (4) auto-correction, dan satu karakteristik alat
peraga yang ditambahkan oleh peneliti, yaini (5) kontekstual.
4.1.2.2.1 Uji Validasi Konstruk Ahli Bahasa
Kuesioner divalidasi oleh ahli bahasa yang dipilih oleh peneliti, merupakan seorang dosen
yang mengampu mata kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia. Pengujian validasi oleh ahli bahasa
diperlukan untuk mengetahui kesesuaian penggunaan bahasa dengan tujuan yang akan dicapai.
Tabel berikut menunjukkan hasil validasi kuesioner produk untuk guru dan ahli yang diuji oleh
ahli Bahasa.
Tabel 4.29 Uji Validasi Kuesioner Produk Ahli oleh Ahli Bahasa
Ahli
Bahasa
1
1
4
2
4
3
4
Skor Item Pertanyaan
4
5
6
7
4
4
3
4
8
4
9
4
10
4
Total
Rerata
Kategori
39
3,9
Sangat Baik
Berdasarkan hasil yang diperoleh, kuesioner memiliki rerata sebesar 3,9 dengan kategori
“sangat baik”. Dari hasil tersebut kuesioner validasi produk ahli siap untuk digunakan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
92
Selain kuesioner validasi produk ahli, ahli bahasa juga menguji kuesioner validasi produk
siswa.Validasi oleh ahli bahasa untuk kuesioner validasi produk siswa ditunjukkan pada rekapan
tabel berikut ini:
Tabel 4.30 Uji Validasi Kuesioner Produk Siswa oleh Ahli Bahasa
Ahli
Bahasa
1
1
4
2
4
3
4
Skor Item Pertanyaan
4
5
6
7
4
4
4
4
8
4
9
4
10
4
Total
Rerata
Kategori
40
4
Sangat Baik
Berdasarkan hasil yang diperoleh, kuesioner memiliki rerata sebesar 4 dengan kategori
“sangat baik”.Dari hasil tersebut kuesioner validasi produk ahli siap untuk digunakan.
4.1.2.2.2 Uji Validitas Konstruk Guru
Pengujian validasi juga dilakukan oleh guru kelas II SD setara. Guru memberikan penilaian
terhadap instrumen kuesioner. Ada dua kuesioner yang diuji, yaitu kuesioner validasi produk ahli
dan kuesioner validasi produk siswa.Hasil validasi kuesioner produk oleh guru adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.31 Penilaian Kuesioner Validasi Produk Ahli oleh Guru
Guru
1
1
4
2
4
3
4
Skor Item Pertanyaan
4 5 6 7 8
3 4 4 4 4
9
4
10
4
Total
Rerata
Kategori
39
3,9
Sangat Baik
Guru SD setara yang menguji adalah guru kelas II dari SD Kanisius Pugeran. Uji validasi
kuesioner produk ini memperoleh skor rerata 3,9 dan masuk dalam kategori “sangat baik”.Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa kuesioner validasi produk ahli layak digunakan tanpa
perbaikan.
Selain kuesioner validasi produk ahli, guru juga menguji kuesioner validasi produk
siswa.Berikut hasil penilaian dari guru terhadap kuesioner validasi produk siswa.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
93
Tabel 4.32 Uji Validasi Kuesioner Produk Siswa oleh Guru
Ahli
Bahasa
1
1
4
2
4
3
4
Skor Item Pertanyaan
4
5
6
7
4
4
4
4
8
4
9
4
10
4
Total
Rerata
Kategori
40
4
Sangat Baik
Dari hasil penliaian oleh guru, jelas menunjukkan bahwa skor rerata 4 dan masuk dalam
kategori “sangat baik”.Dalam penilaian ini, guru tidak memberikan komentar terhadap kuesioner
validasi produk siswa.Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kuesioner validasi produk siswa
layak digunakan tanpa perbaikan.
4.1.2.2.3 Uji Keterbacaan Kuesioner Instrumen oleh Siswa
Instrumen yang sudah diuji validasi oleh ahli akan diuji keterbacaanya oleh siswa.
Kuesioner disebarkan ke lima siswa untuk diuji keterbacaannya.
Uji keterbacaan instrumen kuesioner ini diuji oleh 5 siswa dari SD Kanisius Pugeran.
Siswa dipilih secara acak, sebab soal akan diujikan kepada seluruh responden dengan berbagai
karakter.
Dalam
pengujian,
setiap
siswa
didampingi
dalam
mengisikan
kuesioner
keterbacaan.Berikut ini merupakan hasil uji validasi penyebaran kuesioner kelayakan produk
siswa.
Tabel 4.33 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Kelayakan Produk Siswa
Siswa
1
2
3
4
5
1
2
Skor Item Pertanyaan
3 4 5 6 7 8
4
4
3
3
4
3
4
3
3
3
4
4
3
3
4
3 3
4 3
3 4
3 4
4 4
Rerata
3
4
4
3
3
4
4
4
3
3
4
3
3
4
4
9
10
4
3
3
3
3
3
4
4
4
4
Total
Rerata
Kategori
35
37
34
33
36
35
3,5
3,7
3,4
3,3
3,6
3,5
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
94
Hasil dari penilaian siswa menunjukkan rerata keseluruhan sebesar 3,5 dengan katergori
“sangat baik”. Kelima siswa yang memberikan penilaian, tidak ada yang memberikan komentar
pada kolom komentar.
4.1.3 Pengembangan Desain
Pengembangan desain terdiri dari proses mengembangkan konsep alat peraga dan desain
album alat peraga.
4.1.3.1 Konsep Pembuatan Alat Peraga
Alat peraga dalam penelitian ini dapat disebut papan perkalian merupakan pengembangan
dari alat peraga Montessori yaitu Multiplication Board.Alat peraga ini terdiri dari papan yang
berlubang-lubang kecil yang berjumlah 10x10, manik-manik berwarna merah, dan kartu angka
yang berfungsi untuk membantu dalam menghitung perkalian.
Gambar 4.1 Multiplication Board
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
95
Peneliti mengembangkan alat peraga papan perkalian berdasarkan multiplication board
dengan dimodifikasi pada bentuk dan gunannya.Pengembangan dilakukan sesuai dengan
karakteristik siswa SD dan penambahan fungsi alat peraga membuatnya lebih efisien.
4.1.3.2 Desain Alat Peraga
Pengembangan alat peraga papan perkalian disertai juga dengan album penggunaannya
yang dijelaskan pada subbab berikutnya.Berikut pengembangan desain alat peraga papan
perkalian berbasis metode Montessori.
4.1.3.2.1 Alat Peraga Papan Perkalian
Desain alat peraga ditentukan sebelum pembuatan alat peraga.Desain yang sudah jadi
adalah pengembangan alat peraga Montesori.Perbedaaan pengembangan dapat dilihat pada
papan perkalian, peneliti mengembangkan papan perkalian dari fungsinya yang tadinya hanya
bisa untuk perkalian sampai 10x10 sekarang dapat digunakan untuk perkalian sampai ratusan.
Papan perkalian ini berbentuk persegi panjang dengan ukuran 70cm x 30 cm. Papan
perkalian ini terdiri dari lubang-lubang kecil yang berjumalah 20 x 45 lubang, bilangan untuk
menentukan nilai tempat dan tempat untuk kartu angka. Warna bilangan sudah disesuaikan yaitu
hijau untuk nilai tempat satuan, biru untuk nilai tempat puluhan, dan merah untuk nilai tempat
ratusan.Fungsi papan perkalian dibuat lubang-lubang kecil tersebut yaitu untuk meletakkan
manik-manik sesuai dengan nilai tempat.Kemudian alat peraga dilengkapi dengan tempat kartu
angka berbentuk bulat berdiameter 5cm.
Komponen lain yang terpisah dari papan perkalian yaitu manik warna-warni terdiri atas
manik satuan, puluhan, dan ratusan beserta tempatnya. Kotak manik berbentuk persegi panjang
dengan ukuran 26cm x 7cm yang terbagi menjadi tiga bagian yang berfungsi untuk meletakkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
96
manik satuan, puluhan dan ratusan.Selain itu ada kartu angka yang berbentuk persegi panjang
dengan ukuran 4cm x 2,5cm yang terdiri dari angka 1-50.
4.3.3 Album Alat Peraga
Album alat peraga bukanlah album pada umumnya yang berguna untuk menyimpan foto,
melainkan merupakan buku panduan rencana pembelajaran dengan menggunakan alat peraga
menurut Montessori. Secara umum album pembelajaran Montessori pada penelitian ini berisi
tentang deskripsi materi pembelajaran yang hendak dicapai, tema pembelajaran, nama alat
peraga yang digunakan, tujuan pembelajaran yang harus dicapai, usia yang merupakan batasan
minimal umur seorang siswa dalam mempelajari materi, syarat atau kemampuan dasar yang
harus dimiliki oleh siswa, dan presentasi langkah-langkah penggunaan alat peraga. Album alat
peraga papan perkalian dilengkapi dengan gambar-gambar alat peraga yang dapat memudahkan
pembaca saat menggunakan alat peraga sesuai album pembelajaran.
Album pembelajaran Montessori berupa papan perkalian berisi tiga bab materi
pembelajaran yaitu pengantar nilai tempat, konsep dan latihan sifat operasi hitung perkalian, dan
konsep latihan sifat operasi pertukaran pada perkalian. Tiga bab tersebut kemudian dibagi
menjadi enam indikator yang telah ditetapkan peneliti sesuai dengan SK dan KD yang hendak
dicapai.
Pembuatan album pembelajaran Montessori dilakukan sendiri oleh peneliti dengan
mengadopsi sistematika penulisan dan isi dari album Montessori. Album pembelajaran papan
perkalian didesain dengan bantuan Miscrosoft Word 2010. Penulisannya menggunakan jenis
huruf Times New Roman dengan ukuran 12pt yang kemudian dicetak dengan menggunakan
kertas HVS ukuran A4 80 gram.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
97
4.1.3.3 Pengumpulan Bahan
Setelah menyusun desain alat peraga, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan bahan
yang diperlukan.Bahan bahan tersebut diantaranya adalah papan kayu pinus yang mempunyai
karakteristik lunak, ringan dan mempunyai warna cerah.Selain menggunakan kayu pinus,
peneliti menggunakan manik-manik dari kayu sonokeling.Manik-manik tersebut selanjutnya
diberi warna dengan menggunakan teknik penyemprotan. Teknik pewarnaan dengan cara
penyemprotan bertujuan agar warna dapat menempel secara merata pada manik. Cat yang
digunakan adalah cat kayu. Pada penelitian ini, peneliti melakukan modifikasi warna dengan
memberi cat warna hijau, biru dan merah. Pemilihan warna tersebut didasarkan pada hasil
analisis kebutuhan siswa yang lebih menyukai warna cerah. Warna hijau, biru dan merah dipilih
berdasarkan warna yang sudah ditentukan oleh Montessori bahwa hijau yaitu satuan, biru yaitu
puluhan dan merah yaitu ratusan. Manik-manik tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sebuah
benangyang kemudian digantungkan supaya memudahkan dalam proses penyemprotan.
Penyemprotan dilakukan sebanyak dua kali. Setelah disemprot, manik dikeringkan dengan cara
menjemurnya di bawah sinar matahari.Selanjutnya yaitu menggunakan kertas ivory 230 yang
memiliki ketebalan yang sesuai dan harga yang terjangkau.Bahan-bahan yang digunakan tersebut
mudah ditemukan disekitar. Hal ini mendukung sebagi ciri alat peraga yang akan dibuat, yakni
kontekstual.
4.1.3.4 Pembuatan Alat Peraga Papan Perkalian
Pembuatan alat peraga papan perkalian dibantu oleh tukang kayu.Pembuatan alat peraga
membutuhkan waktu 3 minggu.Setiap satu minggu sekali, peneliti berkunjung ke tempat
pembuatan agar alat peraga yang dibuat sesuai dengan desain alat peraga, yang memiliki kelima
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ciri
alat
peraga
yaitu
menarik,
bergradasi,
auto-correction,
auto
education,
98
dan
kontekstual.Berikut desain pembuatan alat peraga papan perkalian.
Gambar 4.2 Desain Awal Papan Perkalian
Pembuatan tahap pertama yaitu membuat papan perkalian. Langkah pertama tukang kayu
mencarikan kayu yang akan digunakan sesuai dengan permintaan peneliti. Langkah kedua kayu
dipotong sesuai ukuran yang di desain awal oleh peneliti.Dalam papan perkalian terdapat lubang
pada samping kiri papan.Fungsi lubang tersebut yaitu untuk menempatkan kartu angka ketika
siswa melakukan operasi hitung perkalian.Selanjutnya langkah berikutnya yaitu penempelan
sticker angka yang telah dibuat peneliti ditoko sticker.
Tahap kedua yaitu memberi warna pada manik kayu, peneliti meminta diberi warna hijau,
biru dan merah.Penyemprotan manik dilakukan kurang lebih 2 minggu tergantung lama pada
proses penjemuran. Selain manik-manik peneliti meminta dibuatkan kartu angka 1-50 dengan
ukuran yang sudah ditentukan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
99
Gambar 4.3 Manik satuan, puluhan dan ratusan dan Kartu Angka
Tahap terakhir yaitu pembuatan tempat manik-manik, kartu angka dan kotak kartu
soal.Pembuatan sesuai dengan desain yang telah dibuat oleh peneliti.Dalam kotak manik-manik
ada sekat untuk membedakan manik satuan, puluhan dan ratusan tidak tercampur.
4.1.4 Validasi Produk
Validasi produk dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan produk alat peraga
sebelum diuji coba terbatas.Validasi dilakukan dengan cara peneliti melakukan presentasi alat
peraga dan validator melakukan penilai kuesioner yang telah disediakan secara langsung. Berikut
penjelasan lebih lanjut validasi produk.
4.1.4.1 Validasi Produk Alat peraga Papan Perkalian
Validasi produk alat peraga dilakukan dengan bantuan oleh tiga validator.Validator 1
merupakan pakar pembelajaran Montessori, yang mengampu pembelajaran Montessori sekaligus
merupakan aktivis Montessori yang memiliki ketertarikan yang tinggi pada metode
Montessori.Validator 2 merupakan dosen pendidikan matematika.Validator 3 merupakan guru
kelas II SD Kanisius Kumendaman.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
100
4.1.4.1.1 Ahli Pembelajaran Matematika
Ahli pembelajaran matematika melakukan validasi produk dengan kuesioner yang
berisikan mengenai aspek penilaian berdasarkan karakteristik alat peraga.Berikut ini merupakan
hasil validasi produk oleh ahli pembelajaran matematika.
Tabel 4.34 Rekapitulasi Penilaian Produk Alat Peraga oleh Ahli Pembelajaran
Matematika
Ahli
Matematika
1
1
4
2
Skor Item Pertanyaan
3 4 5 6 7 8
9
10
4
4
4
4
4
3
3
4
4
Total
Rerata
Kategori
38
3,8
Sangat Baik
Hasil dari validasi produk yang dilakukan oleh ahli pembelajaran matematika sebesar 3,8
dengan kategori “sangat baik”. Produk dengan kategori tersebut dapat diartikan bahwa produk
yang peneliti hasilkan layak untuk digunakan.
4.1.4.1.2 Ahli Pembelajaran Montessori
Validasi produk kepada ahli pembelajaran Montessori dilakukan dengan kuesioner yang
berisikan mengenai aspek penilaian berdasarkan karakteristik alat peraga, yakni menarik,
bergradasi, auto-correction, auto-education dan kontekstual.Berikut ini merupakan hasil validasi
produk oleh ahli pembelajaran Montessori.
Tabel 4.35 Rekapitulasi Penilaian Produk Alat Peraga oleh Ahli Pembelajaran
Montessori
Ahli
Montessori
Skor Item Pertanyaan
1 2 3 4 5 6
7
8
9
10
1
4
3
3
3
3
3
4
4
4
3
Total
Rerata
Kategori
34
3,4
Sangat Baik
Skor terhadap penilaian alat peraga penjumlahan dan pengurangan adalah 3,4 dan masuk
dalam kategori “sangat baik”. Skor tersebut sudah mencerminkan bahwa alat peraga kotak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
101
penjumlahan dan pengurangan sudah dikembangkan sesuai dengan empat karakteristik alat
peraga Montessori dan kontekstual sebagai karakteristik tambahan dari peneliti.
4.1.4.1.3 Guru Kelas
Validasi produk yang dilakukan kepada guru menggunakan kuesioner yang berisikan
mengenai aspek penilaian berdasarkan karakteristik alat peraga.Berikut ini merupakan hasil
validasi produk oleh guru.
Tabel 4.36 Validasi Produk oleh Guru
Guru Kelas
1
1
2
3
4
4
4
Skor Item Pertanyaan
4 5 6 7 8
4
4
4
4
4
9
10
4
4
Total
Rerata
Kategori
40
4
Sangat Baik
Berdasarkan hasil uji validitas produk pada tabel diatas rerata 4 dan masuk dalam kategori
“sangat baik”.Kategori tersebut dapat diartikan bahwa produk yang peneliti hasilkan layak untuk
digunakan.Rekapitulasi hasil validasi produk yang dilakukan oleh ahli pembelajaran Montessori,
matematika dan guru diolah untuk mendapatkan rerata keseluruhan.
Tabel 4.37 Hasil Rekapituasi Validasi Keseluruhan
Validator
Ahli Matematika
Ahli Montessori
Guru
Rerata
Rerata
3,8
3,4
4
3,73
Kategori
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Tabel hasil rekapitulasi validasi keseluruhan menunjukkan rerata sebesar 3,73 dengan
kategori “sangat baik”. Validasi produk dengan kategori tersebut dapat disimpulkan bahwa
produk yang peneliti hasilkan layak untuk digunakan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
102
4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas
Setelah dilakukan validasi produk oleh pakar pembelajaran matematika, pakar Montessori,
dan guru kelas II, selanjutnya dilakukan uji coba lapangan terbatas.Uji coba lapangan terbatas
dilakukan pada enam siswa kelas II SDK Kumendaman yang dipilih berdasarkan rekomendasi
guru.Uji coba lapangan terbatas tersebut dilakukan dalam bentuk pendampingan belajar
menggunakan alat peraga papan perkalian.Pendampingan ini dilaksanakan selama satu minggu.
Keenam siswa tersebut dibagi menjadi dua kelompok (kelompok A dan B). Kelompok A terdiri
atas tiga siswa dan kelompok B tiga siswa.Masing-masing kelompok menerima pendampingan
sebanyak tiga kali dengan durasi waktu 90 menit untuk setiap pertemuannya.
Pelaksanaan uji coba lapangan terbatas dilaksanakan setelah proses belajar mengajar
selesai dilakukan atau sepulang sekolah. Pada pertemuan sebelumnya, peneliti memberikan
pretest guna mengetahui kemampuan awal siswa.Setelah pelaksanaan pendampingan dengan
menggunakan alat peraga papan perkalian selesai, peneliti memberikan posttest dan pengisian
kuesioner.Kedua hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa
setelah mengikuti pendampingan dan untuk mengetahui kualitas alat peraga papan perkalian
yang telah dibuat.Kegiatan pretest dan posttest ini dilakukan bersama-sama oleh kedua
kelompok. Pretest dilakukan pada 13 Desember 2014 sedangkan posttest pada 19 Desember
2014.
4.1.5.1 Data dan Analisis Hasil Tes
Setelah melakukan validasi produk, peneliti melakukan uji coba lapangan terbatas yang
dimulai dengan pretest yang dilaksanakan tanggal 13 Desember 2014. Pada akhir pendampingan,
siswa diberi soal posttest yang dilaksanakan tanggal 19 Desember 2014. Persentase kenaikan
nilai tes dicari menggunakan rumus sebagai berikut.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
103
Tabel 4.38 Perolehan Skor Pretest dan Posttest
Nama
Siswa
1
B
2
C
3
E
4
L
5
A
6
R
Rata-rata
No.
Kelompok
A
A
B
B
A
B
Nilai
Pretest
3,7
5
2,7
2,8
3,5
6
3.95
Posttest
8,8
8,6
9
8
8
9,3
8.62
Kenaikan
(%)
137.84
72
233.33
185.71
128.57
55
118.23
Hasil pretest menunjukkan nilai rata-rata keenam siswa sebesar 3.95. Duasiswa
memperoleh nilai 5 ke atas, sedangkan empat siswa lainnya memperoleh nilai di bawah 4.
Berdasarkan hasil pekerjaan siswa, peneliti menemukan bahwa keenam siswa tersebut belum
lancar perkalian dua bilangan. Mereka mengandalkan jari tangan dan jari kaki untuk menghitung.
Ketika angkanya lebih dari 20 siswa akan bingung dan lupa urutan angka selanjutnya. Faktor lain
yang mempengaruhi rendahnya nilai pretest adalah siswa belum memahami nilai tempat satuan,
puluhan, dan ratusan sehingga ketika melakukan perkalian dengan teknik menyimpan, siswa
masih kebingungan. Selain itu, siswa juga belum mengenal materi sifat operasi pertukaran. Hal
ini membuat siswa bingung dan hanya mengisi sesuai angka yang mereka ketahui.
Hasil posttest menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata sebesar 118,23% yang
diperoleh dari perhitungan pada rumus 3.3. Nilai rata-rata keenam siswa saat posttest adalah
8.62. Sementara itu, dua orang siswa memperoleh nilai 9 ke atas, sedangkan empat orang siswa
mendapatkan nilai 8 ke atas. Berdasarkan pengamatan, empat siswa tersebut mengerjakan soal
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
104
dengan kurang serius dan tidak teliti dalam menghitung sehingga berdampak pada perolehan
nilai posttest. Perbandingan nilai pretest dan posttest dapat dilihat pada diagram 4.1.
10
8.8
9
9.3
9
8.6
8
8
8
7
6
6
5
Pretest
5
4
3.7
Posttest
3.5
2.7
3
2.8
2
1
0
B
C
E
L
A
R
Grafik 4.1 Perbedaan Skor Pretest dan Posttest Tiap Siswa
Berdasarkan diagram 4.1, dapat dilihat bahwa perbedaan antara nilai pretest dan posttest
tampak sangat tinggi. Pada nilai pretest, kisaran nilai berada di antara 2.8 hingga 6. Secara lebih
lanjut, perbandingan skor rata-rata antara nilai pretest dan posttest dapat dilihat pada diagram
4.2. Pada diagram tersebut, rata-rata skor pretest adalahsebesar 3.95 sedangkan rata-rata skor
posttest 8.62.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
105
8.62
Pretest
3.95
Posttest
Grafik 4.2 PerbedaanSkor Rata-rata Pretest dan Posttest
4.1.5.2 Data dan Analisis Kuesioner
Penilaian kualitas produk pada uji coba terbatas dilakukan oleh enam siswa kelas II SD
Kanisius Kumendaman.Penilaian Produk dilakukan setelah posttest dilaksanakan dengan
menggunakan kuesioner yang telah melalui tahap uji validitas konstruk oleh ahli dan siswa SD
setara.Berikut hasil penilaian kualitas produk alat peraga.
Tabel 4.39 Rekapitulasi Hasil Validasi Produk oleh Siswa
Siswa
B
C
E
L
A
R
1
3
3
4
3
3
3
2
4
4
3
3
3
4
3
3
4
4
4
3
3
Skor Item Pertanyaan
4 5 6 7 8
4 3 3 4 3
3 4 4 3 4
4 3 4 3 4
3 4 4 3 3
4 4 3 4 4
4 3 3 3 4
Rerata
9
4
3
3
3
3
3
10
3
4
4
3
3
4
Total
Rerata
Kategori
34
37
36
33
34
34
34,66
3,4
3,7
3,6
3,3
3,4
3,4
3,46
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Dari hasil penilaian oleh siswa, jelas menunjukkan bahwa skor rerata 3,46 dan termasuk
dalam kategori “sangat baik”. Siswa tidak memberikan komentar pada kolom yang telah
disediakan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
106
4.1.5.3 Analisis II
Analisis ini dilakukan untuk mempertimbangkan revisi produk alat peraga yang telah
divalidasi dan diujicobakan.Analisis terangkum dalam tabel rekapitulasi penilaian produk alat
peraga oleh ahli, guru dan siswa.Berikut hasil rekapitulasi tersebut.
Tabel 4.40 Rekapitulasi Penilaian Produk Alat Peraga Papan Perkalian
Validator
Ahli Matematika
Ahli Montessori
Guru
B
C
E
L
A
R
Rerata
Rerata
3,8
3,4
4
3,4
3,7
3,6
3,3
3,4
3,4
3,55
Kategori
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Rerata yang diperoleh dalam penilaian alat peraga papan perkalian yaitu 3,55 yang
termasuk dalam kategori “sangat baik”.
4.2 Pembahasan
Penelitian dan pengembangan papan perkalian mempunyai, yaitu (1) potensi masalah, (2)
perencanaan, (3) pengembangan desain, (4) validasi produk, dan (5) uji coba lapangan
terbatas.Berpijak dari akar masalah yang muncul di lapangan bahwa minimnya penggunaan alat
peraga dan ketersediaan alat peraga di sekolah, peneliti melakukan observasi dan
wawancara.Tujuan penyusunan pedoman wawancara dan observasi adalah untuk mengetahui
ketersediaan alat peraga di sekolah.Pedoman kemudian divalidasi oleh ahli bahasa.Hasil
penilaian dari ahli, kemudian digunakan sebagai revisi untuk pedoman melakukan wawancara
dan observasi.Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru, dan siswa, sedangkan
observasi dilakukan di kelas II saat pembelajaran berlangsung.Hasil wawancara dan observasi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
107
digunakan sebagai dasar penyususnan kuesioner dalam menganalisis kebutuhan.Penyusunan
dilakukan dengan memperhatikan karakteristik siswa dan karakteristik metode yang digunakan
untuk mengatasi masalah yang muncul, yaitu Metode Montessori.Kuesioner divalidasi oleh para
ahli.Peneliti menentukan ahli yang berlatar belakang pendidikan terkait dengan matematika,
memahami Metode Montessori, dan mengetahui karakteristik siswa SD kelas II.Kuesioner yang
telah dilakukan revisi kemudian diuji keterbacaan kepada siswa, lalu disebarkan kepada siswa di
SD kelas II.Berdasarkan hasil kuesioner tersebut ditemukan bahwa siswa SD Kelas II mengalami
kesulitan dalam melakukan operasi perkalian, karena minimnya penggunaan alat peraga yang
menyebabkan siswa kurang tertarik dalam belajar matematika.Terkait dengan hal ini peneliti
menyusun instrumen, diantaranya kuesioner dan tes.Kuesioner dan tes divalidasi oleh ahli
kemudian diuji keterbacaannya kepada siswa.Hasil dari validasi tersebut menghasilkan kuesioner
yang digunakan untuk mengetahui bahwa papan perkalian memiliki karakteristik alat peraga
Montessori, yaitu menarik, bergradasi, memiliki pengendali kesalahan, mandiri dan
kontekstual.Sedangkan tes dalam bentuk soal uraian disusun berdasarkan kompetensi dasar yang
menjadi masalah di sekolah.Soal tes diujikan empiris kepada siswa di SD setara, dan
menghasilkan soal yang valid dan reliabel untuk mengetahui mengetahui perkembangan
kemampuan belajar siswa.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB 5
PENUTUP
Bab 5 ini akan diuraikan mengenai kesimpulan,keterbatasan penelitian,
dan saran.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai
berikut.
5.1.1
Alat peraga papan perkalian berbasis metode Montessori yang
dikembangkan mengandung empat ciri alat peraga yang dikembangkan
oleh Montessori dan satu ciri yang ditambahakan peneliti. Ciri tersebut
adalah (1) menarik, (2) bergradasi, (3) auto-education, (4) autocorrection, (5) kontekstual. Menarik terlihat dari warna yang digunakan
pada manic warna-warni yaitu warna cerah (hijau, biru, danmerah).
Bergradasi tampak pada penggunaan indera penglihatan dan perabaan
pada saat yang bersamaan serta dapat digunakan untuk memahami
konsep-konsep yang berbeda, bahkan untuk pembelajaran pada kelas
selanjutnya. Auto-correction tampak pada manik satuan, puluhan, dan
ratusan yang memiliki warna yang berbeda-beda. Selain itu, kartu soal
juga mengandung pengendali kesalahan yang terletak pada kunci
jawaban di bagian belakang setiap soal. Auto-education terlihat dari
108
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
109
papan perkalian dan manic warna-warni dengan operasi hitung yang
memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri. Kontekstual tampak
pada penggunaan potensi lokal di lingkungan sekitar sekolah yang
digunakan untuk membuat alat peraga yaitu kayu sonokeling dan pinus.
5.1.2
Alat peraga papan perkalian berbasis metode Montessori yang
dikembangkan memiliki kualitas “sangat baik”. Kategori ini didasarkan
pada perolehan skor rata-rata validasi produk oleh ahli pembelajaran
matematika, ahli Montessori, guru kelas II SDK Kumendaman, dan
siswa kelas II SD Kanisius Kumendaman sebesar 3,55.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Alat peraga papan perkalian yang dikembangkan memiliki beberapa
keterbatasan, yaitu:
5.2.1
Terbatasnya waktu pendampingan dilakukan selama enam kali dengan
durasi waktu 90 menit untuk setiap pertemuan.
5.3 Saran
Saran diberikan untuk penelitian selanjutnya yang akan mengembangkan
alat peraga Montessori adalah sebagai berikut:
5.3.1
Durasi waktu pendampingan perlu disesuaikan dengan jumlah siswa dan
ketersediaan alat peraga.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
110
DAFTAR REFERENSI
Arifin, Z. (2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Azwar,S. (2012). Tes Prestasi: fungsi dan pengukuran prestasi belajar. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Ball, L.A., dan Washburn, G.S. (2001). Teaching Students to think: Practical
Applications of Bloom’s Taxonomy. International Journal of Education.
Depdiknas. (2004). Undang-undang tentang sistem pendidikan nasional. Jakarta:
Balitbang Depdiknas.
Eeftink, M. (2012). Nienhuis Montessori catalog. California: Global Standart.
Gall, M.D., Gall J.P., dan Borg W. R. (2007). Educational research: a introduction
eighth edition. Boston: Pearson Education, Inc.
Hainstock, E.G (1997). The essential Montessori: an introduction to the woman, the
writings, the method, and the movement. New York: Penguin Book USA Inc.
Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Lillard, A.S. (2005). Montessori-the science behind the genius. New York: Oxford
University Press, Inc.
Magini, Agustina Prasetyo. 2013. Sejarah Pedekatan Montessori. Yogyakarta:
Kanisius.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
111
Manner, J.C. (2006). Montessori vs. Tradisional Edication in the Public Sector:
Seeking Appropriate Comparisons of Academic Achievement. East Carolina
University: Associate Professor of Education.
Montessori, M. (2002). The Montessori method. New York Schocken Books.
Morrison, G.S. (2012). Dasar-dasarpendidikananakusiadini (PAUD). Jakarta: Indeks
Siregar, E & Nara, H. (2011).Teoribelajardanpembelajaran. Bogor: PenerbitGhalia
Indonesia
Sadiman.(1986). Media Pendidikan. Jakarta: PustekkomDikbud.
Smaldino, S.E., Lowter, D.L., Russell, J.D. (2011). Instructional Technology and
media for learning (9th edition). (ArifRahman, Trans.). New Jersey: Pearson
Education Inc.
Sugiyono. (2012). MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatifdan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2014). MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatifdan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Suparno, P. (2001). Teoriperkembangankognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.
SuyonodanHariyanto. (2011). Belajardanpembelajaran:
Bandung: RemajaRosdakarya.
Sukmadinata,
N.S.
(2010).
RemajaRodakarya.
teoridankonsepdasar.
Metodepenelitianpendidikan.
Bandung:
PT
Tim PenyusunKamusBesarBahasa Indonesia.(2005). KamusBesarBahasa Indonesia
(edisiketiga). Jakarta: DepartemenPendidikanNasional.
Tim PenyusunKamusBesarBahasa Indonesia.(2011). KamusBesarBahasa Indonesia
(edisiketiga). Jakarta: DepartemenPendidikanNasional.
Triyanto.(2009). Mendesain model pembelajaraninovasiprogresif.Jakarta: Kencana.
WahyudindanSudrajat.(2003). EnsiklopediMatematika&PeradabanManusia. Jakarta:
TaritySamudraBerlian.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
112
Widoyoko, S. E. P. (2009). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
113
LAMPIRAN
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 1. INSTRUMEN IDENTIFIKASI POTENSI MASALAH
1.1
Transkrip Wawancara Kepala Sekolah SD Kanisius Kumendaman
P
: Bagaimana proses kegiatan belajar mengajar secara umum di SD Kanisius
Kumendaman terkait dengan pembelajaran matematika?
KS
: Matematika….. untuk kelas atas kan dipegang guru kelas, untuk tahun ini
yaitu tematik sehingga guru kelas hanya mengolah. Kemudian kalau untuk
media pembelajarannya ada diruang alat peraga dan biasanya guru membuat
sendiri, untuk kurikulum baru anak terlibat aktif dan guru hanya sebagai
fasilitator.
P
: Apa saja pretasi belajar yang didapatkan siswa SD Kanisius Kumendaman
terkait dengan mata pelajaran matematika?
KS
: Untuk matematika Kumendaman kemarin juara di Stero tapi kelompok kalau
olimpiade belum ada.
P
: Bagaimana kesan siswa terkait dengan mata pelajaran matematika?
KS
: Kalau untuk siswa, seperti kesan kebanyakan anak-anak pasti matematika itu
sulit tetapi tidak semua anak berpresepsi seperti itu, ada yang memang suka
kalau dilihat dari prestasinya motivasi belajar di matematika ditingkatan bawah
sampai sedang.
[1]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
P
: Mungkin ada faktor lain dari luar bu? Yang dapat menyebabkan anak untuk
malas belajar matematika.
KS
: Ya persepsi awal dimasyarakat ada ya kira mungkin sudah ada didiri anak
masing-masing seperti itu dan juga mungkin persepsi orangtua, pokoknya
matematika itu susah nah sehingga anak tersugesti kalau matematika itu susah.
P
: Berarti anak menjadi ketakutan terlebih dahulu ya bu?
KS
: Iya betul, karena sudah gak mau dulu jadi anak tidak mau untuk berusaha.
Padahal kalau orangtua pendampingan begitu guru-guru disekolah membantu
anak untuk menyenangi matematika kan mudah. Nah tetapi kalau orangtuanya
tidak mendukung dari persepsi awalnya untuk keberhasilannya juga susah.
Kalau orangtuanya ngajarin, lho matematika ki gampang, ohh ternyata umtuk
mengerjakan matematika itu ada seribu cara sehingga matematika itu
menyenangkan.
P
: Kalau menurut saya kalau matematika itu tidak mengunakan alat peraga yang
berwarna-warni itu kurang menarik dan menyenangkan. Hehehe…
KS
: Lalu, apakah siswa mengalami kesulitan dalam mata pelajaran matematika?
P
: Menurut saya iya, karena terlihat dari tidak terdampingi secara baik
orangtuanya jadi ketika kelas 1, 2 masih muda mulai dikelas 3 kan sudah mulai
yang mereka harus hafal, mau tidak mau harus mengerti dan hafal. Nah ketika
[2]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
orangtua sudah tidak bisa, ketika saya mendengar masukan orangtua diluar
sana. Saya sebagai orangtua yang juga mempunyai anak merasa berat, kenapa
saya tidak bisa mendampingi anak hanya menerima dari gurunya tok di sekolah
kan cuma beberapa jam dan seminggu hanya 5-6 jam pelajaran jadi susah tidak
efektif ketika di rumah tidak diberi pendampingan khusus. Tetapi tidak semua
orangtua seperti, ada juga orangtua yang menyadari. Bila orangtua tidak
mampu mendampingi atau tidak bisa, anak dicarikan guru les agar anak dapat
didampingi secara khusus.
P
: Apakah sekolah pernah mengupayakan penggunaan alat peraga dalam proses
pembelajaran?
KS
: Alat peraga sudah ada disediakan di sekolah, kadang-kadang guru juga
mengajarkan langsung kepada anak mengajarkan membuat alat peraga.
Misalnya membuat jaring-jaring kubus.
P
: Lalu, proses pengadaan alat peraga itu juga ditentukan beberapa faktor atau
bagaimana bu? Selain dari dinas atau anak membuat sendiri.
KS
: Biasanya membeli, karena alat matematika itu agak terbatas ya. Jadi mungkin
kita hanya menggambar di papan tulis.
P
: Kalau misalnya membeli alat peraga, dilihat dari segi menarik atau alat peraga
dapat membantu siswa dalam mengendalikan kesalahan sendiri, atau
bagaimana bu?
[3]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KS
: Kalau itu belum ada, lebih melihat dari segi fungsi saja.
P
: Bagaimana penggunaan alat peraga matematika dalam pembelajaran di kelas
dengan terkait materi pembelajaran yang disampaikan? Untuk kelas atas atau
maupun kelas bawah, 1 alat buat berkelompok atau 1 anak memegang 1 alat
peraga?
KS
: Anak tidak bisa mendapatkan alat tersebut, kecuali anak membuat sendiri.
Ketersediaan alat tidak mencukupi dan alat itu kan sudah lama sekali, ada juga
alat yang rusak.
P
: Apakah sudah pernah dilaksanakan penelitian tentang alat peraga di SD ini?
KS
: Belum pernah dilaksanakan.
P
: Oh gitu ya bu, mungkin cukup sekian pertanyaan dari saya bu. Terimakasih
untuk waktunya mungkin saya akan sering datang kesini untuk penelitian.
KS
: Iya mbak tidak apa-apa, saya malah senang kalau ada yang penelitian disini
karena belum pernah ada yang penelitian di SD sini mengenai alat peraga.
P
: Iya bu, terimakasih.
[4]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 1. INSTRUMEN IDENTIFIKASI POTENSI MASALAH
1.2
Transkrip Wawancara Guru Kelas II SD Kanisius Kumendaman
P
: Bagaimana proses kegiatan belajar mengajar secara umum di SD Kanisius
Kumendaman terkait dengan pembelajaran matematika?
G
: Oh ini matematika ya? Karena ini kan baru, saya mengajar matematika kelas
2 biasanya kan kelas 3 dan masuk pelajaran itu baru kemarin dan belum efektif
tetapi anak-anak sudah saya beri matematika sudah bagus. Tentang mengenal
matematika sudah mengenal banyak, tentang angka dan penghitungan sudah
lancar.
P
: Apa saja pretasi belajar yang didapatkan siswa SD Kanisius Kumendaman
terkait dengan mata pelajaran matematika?
G
: Prestasinya itu kalau kelas 2 kan kemarin itu bu Anggun jadi sekarang belum
kelihatan, jadinya kalau saya rasa ini mereka mudah menangkap “Seperti ini
lho anak-anak” kalau dikasih tau kayak gini mereka langsung “oh iya bu” tetapi
ada beberapa memang itu yang susah bahkan ada yang belum bisa membaca.
P
: Bagaimana kesan siswa terkait dengan mata pelajaran matematika?
G
: oh kesannya, saya rasa mereka itu senang dengan matematika, mereka itu
senang dengan berhitung.
P
: Apakah siswa mengalami kesulitan dalam mata pelajaran matematika?
[5]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
G
: Ya ada dua, ada yang mengalami kesulitan dan ada yang tidak. Karena itu tadi
ada yang daya ingat rendah dan memang anak ini benar-benar pintar, jadi ada
dua karakter. Tetapi dari 20 siswa 75% anak mudah menangkap.
P
: Siswanya berapa to bu disini?
G
: 20 anak.
P
: Apa yang menyebabkan siswa kelas II ini mengalami kesulitan, mengenai
metode atau alat peraga atau strategi pembelajarannya?
G
: Kalau itu kan dari kelas 1, dari pertamanya memang anak tersebut belum bisa
apa-apa.kalau dari sini metode kami sesauikan dengan umur anak juga to, kami
juga ada media alat peraga.
P
: Kalau disini biasanya menggukana alat peraga apa bu? Kalau matematika.
G
: Kalau disini itu menggunakan kayak hitungan itu lho mbak, kayak sempoa.
P
: Bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan terkait dengan kesulitan
belajar yang dialami siswa kelas II bu?
G
: Kesulitannya?
P
: Proses belajarnya.
[6]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
G
: Oh ya biasanya kami mendampingi, biasanya kami kalau ada kesulitan kami
ada jam tambahan jadi diluar jam pelajaran nanti kami menghubungi orangtua
bahwa nanti kami ada jam belajar khususnya pada materi yang belum bisa.
P
: Disini materi apa ya bu yang masih sulit?
G
: Pembagian sama perkalian tetapi karena ini masih awal jadi yang masih
kesulitan yaitu penjumlahan dan pengurangan.
P
: Apakah bu Guru pernah mengupayakan penggunaan alat peraga dalam proses
pembelajaran untuk mengatasi kesulitan tersebut bu?
G
: Iya kami menggunakan alat peraga itu, supaya anak ikut praktek. Ini lho
mereka tau “dua tambah dua” mereka langsung praktek menggunakan alat.
Mereka senang juga kalau menggunakan alat peraga.
P
: Oh ya bu cukup sekian wawancara untuk hari ini, terimakasih banyak atas
waktu yang sudah diluangkan.
G
: Iya mbak sama-sama.
[7]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 1. INSTRUMEN IDENTIFIKASI POTENSI MASALAH
1.3
Transkrip Wawancara Siswa kelas II SD Kanisius Kumendaman
P
: Hallo dek, mbak mia boleh tanya-tanya sebentar tidak?
S
: Mau tanya apa mbak?
P
: Mbak mia mau tanya seputar pelajaran, bagaimana perasaanmu waktu
belajar matematika? Senang atau susah atau bagaimana?
S
: Susah mbak, tapi kadang-kadang ada yang gampang kalau cuma
penjumlahan sama pengurangan.
P
: Kalau susah waktu materi pelajaran apa dek?
S
: Perkalian sama pembagian
P
: Oh gitu ya, kalau di kelas bu guru suka pakai alat peraga tidak?
S
: Alat peraga itu apa mbak?
P
: Alat peraga itu seperti benda atau gambar yang mempermudah kita dalam
memahami suatu materi. Misalnya waktu menjelaskan pulau, gurumu
menggunakan peta untuk menjelaskan.
S
: Ohh… pernah mbak
P
: Kalau waktu pelajaran matematika pernah tidak dek?
[8]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
S
: Pernah mbak, menggunakan balok kecil-kecil, sempoa, papan tulis, lemari.
Tapi seringnya kalau menghitung hanya menggunakan jari kalau tidak di
coret-coret dikertas.
P
: Oh ya udah dek, makasih ya udah menyediakan waktu untuk ditanya-tanya.
S
: Sama-sama mbak.
[9]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 2. INSTRUMEN ANALISIS KEBUTUHAN
2.1
Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru
Nama Lengkap
:
Tugas Mengajar
:
Nama SD
:
Tanda Tangan
…………………………..
Berilah tanda centang (√) pada pilihan di bawah dan isilah jawaban sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya!
1.
Apakah Bapak/ Ibu pernah
menggunakan alat peraga dalam pembelajaran
Matematika?
(...) Pernah
Sebut dan Jelaskan!
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
.........................
(...) Tidak Pernah
Alasan :
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
..........................
[10]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.
Apakah penggunaan alat peraga dapat membantu siswa memahami konsepkonsep Matematika?
(…) Ya
(…) Tidak
3.
Apakah Bapak/ Ibu berniat untuk membuat alat peraga Matematika sesuai
dengan kebutuhan siswa dengan memanfaatkan bahan-bahan di lingkungan
sekitar?
(...) Ya
Alasan :
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...................................
(...) Tidak
Alasan :
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
....................................
4.
Manakah bahan pembuatan alat peraga yang Bapak/ Ibu suka?
(…) Kayu
(…) Besi
(…) Kertas
(…) Plastik
(…) Lainnya,
sebutkan..........................................................................................................
*)jawaban boleh lebih dari satu
5.
Menurut Bapak/ Ibu apakah pemberian warna pada alat peraga membuat alat
peraga tersebut lebih menarik?
(…) Ya
[11]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(…) Tidak
6.
Warna seperti apa yang Bapak/Ibu suka untuk alat peraga?
(…) Gelap
Sebutkan contoh warnanya!
………………………………………………………………………………
…………
………………………………………………………………………………
…………
(…) Cerah
Sebutkan contoh warnanya!
......………………………………….…...……………………………………
……….
………………………………………………………………………………
…………
7.
Menurut Bapak/ Ibu bagaimana salah satu kriteria dari sebuah alat peraga yang
baik berdasarkan fungsinya?
(...) 1 alat peraga hanya untuk 1 materi
Alasan:
………………………………………………………………………………
…………
………………………………………………………………………………
…………
………………………………………………………………………………
…………
(...) 1 alat peraga untuk lebih dari 1 materi
Alasan:
...........................................................................................................................
[12]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
...........................................................................................................................
....................................
………………………………………………………………………………
…………….
8.
Menurut Bapak/ Ibu , jika dilihat dari beratnya, manakah alat peraga Matematika
yang ideal untuk siswa kelas II gunakan?
(...) Ringan (<1,5 kg)
(…) Sedang (1,5-3kg)
(...) Berat (>3kg)
Mengapa?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………………………
9.
Bagaimana salah satu kriteria alat peraga Matematika yang berkualitas menurut
Bapak/ Ibu?
(...) Dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri.
Alasan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………………………
(...) Tidak dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri.
Alasan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………………………
10. Apakah penggunaan alat peraga Matematika dapat membantu siswa untuk
menemukan jawaban yang benar?
(…) Ya
(…) Tidak
[13]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.2
Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli
[14]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[15]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[16]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[17]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[18]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[19]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.3
Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa
[20]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[21]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[22]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.4
Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa oleh Ahli
[23]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[24]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[25]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[26]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[27]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[28]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.5
Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan oleh Siswa SD Setara
[29]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[30]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[31]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[32]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[33]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[34]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.6
Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan yang Diisi oleh Guru SD Penelitian
[35]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[36]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[37]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.7
Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan yang Diisi oleh Siswa SD Penelitian
[38]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[39]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[40]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 3. INSTRUMEN VALIDASI PRODUK
3.1
TES
3.1.1
Instrumen Soal Tes
[41]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[42]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[43]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[44]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[45]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[46]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3.1.2 Instrumen Hasil Validasi Soal oleh Ahli
[47]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[48]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[49]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[50]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[51]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[52]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[53]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[54]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[55]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[56]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[57]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3.1.3
Uji Keterbacaan Soal oleh Siswa
[58]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[59]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[60]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[61]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[62]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[63]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[64]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[65]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[66]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[67]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3.1.4
Uji Empiris
[68]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[69]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[70]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[71]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[72]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[73]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[74]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3.1.6
Hasil Uji Reliabilitas
[75]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3.2 KUESIONER
3.2.1 Kuesioner Validasi Produk untuk Ahli
[76]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[77]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[78]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[79]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3.2.2 Kuesioner Validasi Produk untuk Siswa
[80]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[81]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3.2.3 Hasil Uji Validitas Konstruk Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli
[82]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[83]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3.2.4
Hasil Uji Validitas Konstruk Kuesioner Validasi Produk untuk Siswa
[84]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[85]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[86]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3.2.5
Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Validasi Produk oleh Siswa SD Setara
[87]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[88]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 4. VALIDASI PRODUK
4.1 Hasil Validasi Produk oleh Ahli
[89]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[90]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[91]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 5. UJI COBA LAPANGAN TERBATAS
5.1
Hasil Pretest
[92]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[93]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[94]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 5. Uji Coba Lapangan Terbatas
5.2
Hasil Posttest
[95]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[96]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[97]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 5. Uji Coba Lapngan Terbatas
5.3 Hasil Validasi Produk oleh Siswa
\
[98]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[99]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 6. SURAT
6.1 Surat Ijin Melaksanakan Penelitian
[100]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 6. Surat
6.2 Surat Telah Melaksanakan Penelitian
[101]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 7. DOKUMENTASI
[102]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 8. ALBUM
Album Papan Perkalian
A. Materi Pembelajaran
A.1 Submateri
: Nilai Tempat
: Nilai Tempat Satuan, Puluhan, Ratusan
Tujuan langsung
Mengenalkan nilai tempat satuan, puluhan dan ratusan
Tujuan tidak langsung
Membentuk konsep abstrak tentang nilai tempat bilangan
Syarat
Siswa mampu membilang
Usia
8 Tahun (kelas II SD)
Alat peraga
1. Papan perkalian Montessori
2. Manik-manik
3. Lembar kerja
4. Penghapus
5. Pensil
Pengendali kesalahan
Jawaban pada kartu soal, warna pada alat peraga, lambing
bilangan pada alat peraga.
Presentasi awal
1. Guru menyiapkan tempat kerja.
2. Guru mengajak anak sambil berkata, “Mari belajar
dengan menggunakan papan perkalian bersama ibu.”
3. Guru mengajak anak untuk mengambil alat peraga
sambil berkata, “Mari bantu ibu membawa papan
[103]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
perkalian.”
4. Guru meminta anak duduk disamping kirinya.
Latihan pertama
5. Guru mengenalkan konsep satuan sambil berkata, “Ini
satuan” sambil menunjukkan angka pada papan
perkalian.
6. Guru mengenalkan konsep puluhan sambil berkata,
“Ini puluhan” sambil menunjukkan angka pada papan
perkalian.
7. Guru mengenalkan konsep ratusan sambil berkata,
“Ini ratusan” sambil menunjukkan angka pada papan
perkalian.
[104]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8. Guru bertanya kepada anak sambil berkata, “Mana
satuan?”
9. Guru bertanya kepada anak sambil berkata, “Mana
puluhan?”
10. Guru bertanya kepada anak sambil berkata, “Mana
ratusan?”
11. Guru kembali bertanya kepada anak sambil berkata,
“Apa ini?”
Latihan kedua
12. Guru mengambil 1 manik hijau dan meletakkan
ditempat satuan.
13. Guru menunjuk manik-manik sambil berkata, “Ini
satu.”
[105]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14. Guru mengambil 2 manik biru dan meletakkan
ditempat puluhan.
15. Guru menunjuk manik-manik sambil berkata, “Ini dua
puluh.”
16. Guru mengambil 3 manik merah dan meletakkan
ditempat ratusan.
17. Guru menunjuk manik-manik sambil berkata, “Ini tiga
ratus.”
18. Guru mengambil 5 manik hijau dan meletakkan
ditempat satuan serta mengambil 1 manik biru dan
[106]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
meletakkan ditempat puluhan.
19. Guru menunjuk manik-manik sambil berkata, “Ini
lima belas.”
20. Guru mengambil 3 manik biru dan meletakkan
ditempat puluhan.
21. Guru meminta anak untuk menukarkan 1 manik biru
dengan 10 manik hijau sambil berkata, “Coba
tukarkan 1 manik biru dengan 10 manik hijau?”
[107]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22. Jika anak masih ingin belajar dapat bergantian secara
berpasangan, yang satu menjadi siswa dan yang satu
menjadi guru.
Penutup
23. Guru meminta anak untuk mengembalikan alat peraga
sambil berkata, “Mari bantu ibu mengembalikan
papan perkalian.”
24. Anak mengembalikan papan perkalian.
25. Anak membereskan tempat.
B. Materi Pembelajaran : Perkalian
B.1 Submateri
: Perkalian yang hasilnya dua angka
Tujuan langsung
Mengenalkan konsep perkalian yang hasilnya dua angka
Tujuan tidak langsung
Mengenalkan konsep abstrak perkalian
Syarat
Siswa mampu membilang
Usia
8 Tahun (kelas II SD)
Alat peraga
1. Papan perkalian Montessori
2. Manik-manik
3. Kartu angka
4. Kartu soal
5. Lembar kerja
[108]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6. Penghapus
7. Pensil
Pengendali kesalahan
Presentasi awal
Jawaban pada kartu soal
1. Guru menyiapkan tempat kerja.
2. Guru mengajak anak sambil berkata, “Mari belajar
dengan menggunakan papan perkalian bersama ibu.”
3. Guru mengajak anak untuk mengambil alat peraga
sambil berkata, “Mari bantu ibu membawa papan
perkalian.”
4. Guru meminta anak duduk disamping kirinya.
Inti
5. Guru mengambil kartu soal perkalian yang hasilnya
dua angka.
6. Guru menunjuk soal yang akan dikerjakan sambil
berkata, “Mari kita selesaikan soal ini.”
7. Guru memasukkan kartu angka dan tanda petunjuk
pengali pada papan perkalian.
[109]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8. Guru menunjuk kartu angka dan angka yang ditunjuk
oleh tanda petunjuk yang pertama dilakukan sambil
berkata, “lima kali tiga.”
9. Guru mengambil 3 manik warna hijau sebanyak 5
kali dan meletakkan ditempat satuan.
10. Guru menukar setiap 10 manik hijau dengan 1 manik
biru.
[110]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[111]
11. Selanjutnya guru meminta anak untuk menghitung
sisa manik hijau dan banyak manik biru yang
ditukarkan sambil berkata, “Coba hitung banyak
manik sekarang!”
12. Guru menunjuk banyak manik sambil berkata, “5x3
sama dengan 15.”
13. Guru meminta anak untuk mencoba sambil berkata,
“Mau mencoba?”
14. Anak mencoba mengerjakan beberapa soal yang ada
pada lembar kerja.
Penutup
15. Guru meminta anak untuk mengembalikan alat
peraga
sambil
berkata,
“Mari
mengembalikan papan perkalian.”
16. Anak mengembalikan papan perkalian.
17. Anak membereskan tempat.
bantu
ibu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
B. Materi Pembelajaran
B.2 Submateri
: Perkalian
: Perkalian yang hasilnya tiga angka
Tujuan langsung
Mengenalkan konsep perkalian yang hasilnya tiga angka
Tujuan tidak langsung
Mengenalkan konsep abstrak perkalian
Syarat
Siswa mampu membilang
Usia
8 Tahun (kelas II SD)
Alat peraga
1. Papan perkalian Montessori
2. Manik-manik
3. Kartu angka
4. Kartu soal
5. Lembar kerja
6. Penghapus
7. Pensil
Pengendali kesalahan
Presentasi awal
Jawaban pada kartu soal
1. Guru menyiapkan tempat kerja.
2. Guru mengajak anak sambil berkata, “Mari belajar
dengan menggunakan papan perkalian bersama ibu.”
3. Guru mengajak anak untuk mengambil alat peraga
sambil berkata, “Mari bantu ibu membawa papan
perkalian.”
[112]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4. Guru meminta anak duduk disamping kirinya.
Inti
5. Guru mengambil kartu soal perkalian yang hasilnya
tiga angka.
6. Guru menunjuk soal yang akan dikerjakan sambil
berkata, “Mari selesaikan soal ini.”
18. Guru memasukkan kartu angka dan tanda petunjuk
pengali pada papan perkalian.
19. Guru menunjuk kartu angka dan angka yang ditunjuk
oleh tanda petunjuk yang pertama dilakukan sambil
berkata, “ lima belas kali tujuh.”
20. Guru mengambil 7 manik hijau sebanyak 15 kali dan
diletakkan ditempat satuan.
[113]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[114]
21. Guru menukarkan 10 manik hijau dengan 1 manik
biru dan seterusnya.
22. Selanjutnya guru meminta anak untuk menghitung
sisa manik hijau dan banyak manik biru yang
ditukarkan sambil berkata, “Coba hitung banyak
manik sekarang!”
23. Guru menunjuk banyak manik sambil berkata, “15x7
sama dengan 105.”
24. Guru meminta anak untuk mencoba sambil berkata,
“Mau mencoba?”
25. Anak mencoba mengerjakan beberapa soal yang ada
pada lembar kerja.
Penutup
26. Guru meminta anak untuk mengembalikan alat
peraga
sambil
berkata,
“Mari
mengembalikan papan perkalian.”
27. Anak mengembalikan papan perkalian.
28. Anak membereskan tempat.
bantu
ibu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
B. Materi Pembelajaran
B.3 Submateri
Tujuan langsung
[115]
: Perkalian
: Perkalian dengan menggunakan sifat pertukaran
Mengenalkan
konsep
perkalian
menggunakan
sifat
pertukaran.
Tujuan tidak langsung
Mengenalkan konsep abstrak perkalian
Syarat
Siswa mampu membilang
Usia
8 Tahun (kelas II SD)
Alat peraga
1. Papan perkalian Montessori
2. Manik-manik
3. Kartu angka
4. Kartu soal
5. Lembar kerja
6. Penghapus
7. Pensil
Pengendali kesalahan
Presentasi awal
Jawaban pada kartu soal
1. Guru menyiapkan tempat kerja.
2. Guru mengajak anak sambil berkata, “Mari belajar
dengan menggunakan papan perkalian bersama ibu.”
3. Guru mengajak anak untuk mengambil alat peraga
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
sambil berkata, “Mari bantu ibu membawa papan
perkalian.”
4. Guru meminta anak duduk disamping kirinya.
Inti
5. Guru mengambil kartu soal perkalian.
6. Guru menunjuk soal yang akan dikerjakan sambil
berkata, “Mari kita selesaikan soal ini.”
7. Guru memasukan kartu angka dan tanda petunjuk
pengali pada papan perkalian.
8. Guru menunjuk kartu angka dan angka yang ditunjuk
oleh tanda petunjuk yang pertama dilakukan sambil
berkata, “dua belas dikali dua puluh.”
[116]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9. Guru mengambil 2 manik puluhan sebanyak 12 kali
dan diletakkan ditempat puluhan.
10. Guru menukarkan 10 manik puluhan dengan 1 manik
ratusan dan seterusnya.
11. Selanjutnya guru meminta anak untuk menghitung
banyak manik hijau dan banyak manik biru yang
ditukarkan sambil berkata, “Coba hitung banyak
manik sekarang!”
12. Guru menunjuk banyak manik sambil berkata, “12x20
sama dengan 240.”
13. Guru memasukan kartu angka dan tanda petunjuk
[117]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
pengali pada papan perkalian.
14. Guru menunjuk kartu angka dan angka yang ditunjuk
oleh tanda petunjuk yang pertama dilakukan sambil
berkata, “dua puluh kali dua belas.”
15. Guru mengambil 1 manik puluhan sebanyak 20 kali
dan 2 manik satuan sebanyak 20 kali dan meletakkan
ditempat puluhan.
[118]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16. Guru menukarkan 10 manik puluhan dengan 1 manik
ratusan dan seterusnya.
17. Selanjutnya guru meminta anak untuk menghitung
banyak manik hijau dan banyak manik biru yang
ditukarkan sambil berkata, “Coba hitung banyak
manik sekarang!”
18. Guru menunjuk banyak manik sambil berkata, “20x12
sama dengan 240.”
19. Guru bertanya kepada anak, “Hasilnya sama tidak
dengan 12x20?”
[119]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20. Guru meminta anak untuk mencoba sambil berkata,
“Mau mencoba?”
21. Anak mencoba mengerjakan beberapa soal yang ada
pada lembar kerja.
Penutup
22. Guru meminta anak untuk mengembalikan alat peraga
sambil berkata, “Mari bantu ibu mengembalikan
papan perkalian.”
23. Anak mengembalikan papan perkalian.
24. Anak membereskan tempat.
[120]
Download