PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD MATERI PERKALIAN BERBASIS METODE MONTESSORI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Mianti Dian Pertiwi NIM: 111134042 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI iii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini dipersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas semua berkat dan karunia yang telah dilimpahkan selama proses penyusunan skripsi. Kedua orangtua Budi Caksono dan Puji Rusmini yang tiada henti memberikan kasih dan lantunan doa sampai saat ini. Teman Payung Montessori yang selalu memberikan doa, semangat, dukungan, dan motivasi. Teman-teman kelas D yang tercinta, tawa canda kalian yang selalu menghiburku. Almamaterku Universitas Sanata Dharma. Segala pihak yang mendukung dan membantu dalam setiap proses penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak bias diucapkan satu per satu. iv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI MOTTO “Mintalah maka diberikan kepadamu, carilah maka akan mendapat, ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu”. (Mat 7:7) “Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya”. (Mianti Dian Pertiwi) v PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI vi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI xii vii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABSTRAK Dian, Mianti. (2015). Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran Matematika SD Materi Perkalian Berbasis Montessori. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. Kata kunci: penelitian dan pengembangan, Metode Montessori, alat peraga perkalian, matematika Siswa Sekolah Dasar (SD) mengembangkan kemampuan berpikir ketika dihadapkan langsung dengan objek dan aktivitas konkret, salah satunya dengan menggunakan alat peraga. Metode Montessori adalah salah satu metode belajar yang menggunakan alat peraga dalam pengajarannya. Montessori mendesain alat peraga dengan menggunakan empat ciri, yaitu menarik, bergradasi, autocorrection, dan auto-education. Peneliti menambahkan unsur lain pada penelitian ini, yaitu kontekstual. Jenis Penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian dan pengembangan ini terdiri dari lima tahapan antara lain (1) potensi masalah, (2) perencanaan, (3) pengembangan desain alat peraga, (4) validasi produk, dan (5) uji coba terbatas. Hasil dari penelitian dan pengembangan ini berupa prototype alat peraga papan perkalian berbasis Metode Montessori. Produk yang dikembangkan telah divalidasi oleh ahli di bidangnya. Hasil validasi produk menunjukkan bahwa, (1) alat peraga memiliki lima ciri, yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan kontekstual. (2) memiliki rerata skor 3,55 dan masuk kategori “sangat baik”. Terdapat perbedaan nilai ketika uji coba lapangan terbatas, skor pretest menunjukkan rerata 3,95 sedangkan posttest menunjukkan rerata 8,62. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa alat peraga papan perkalian sudah layak digunakan dan dapat melalui tahap uji coba yang lebih luas. viii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABSTRACT Dian, Mianti. (2015). Development of Elementary School Mathematic Learning Material for Multiplication Based on Montessori Method. A thesis. Yogyakarta: Elementary Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University. Keywords: research and development method, Montessori method, material, multiplication, Mathematic Elementary students develop the ability to think when they face real objects and concrete activities; one of them is by using learning media. One of the ways to do that is used visual aids. The Montessori Method was one of method which was using visual aids to the teaching. The Montessori designed the visual aids using four features; there were interesting, gradation, auto-correction, and autoeducation. The researcher added other element in the research, it was contextual. The researcher used is research and development (R&D). This research and development is consists of by five steps (1) analyzing problem potential,(2) research planning,(3) developing design, (4) product validation, and (5) the trial of specified ground. The result from this research and development in the form of prototype of appliance of physic of multiplication board base on the Montessori Method. The product was validated by credible experts. The result showed: (1) the teaching aids have five characteristics: attractive, gradation, auto-correction, autoeducation, and contextual; (2) the validation score was 3,5 on average and was categorized as “very good”. There are different grading shoun, score pretest show the average 3,95 while posttest show the average 8,62. Therefore, it can be concluded that the Montessori appliance of multiplication board is worthy of use and it is possible to undergone further test. ix PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunianya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran Matematika SD Materi Perkalian Berbasis Metode Montessori sesuai dengan waktu yang diharapkan. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Peneliti menyadari bahwa terselesainya skripsi ini karena adanya bimbingan, perhatian, arahan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan terima kasih kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu memberikan rahmat kesehatan dan kelancaran selama kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi ini. 2. Rohandi., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 3. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Kaprodi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 4. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakaprodi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. x PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd. selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan saran, kritik, dorongan, tenaga, pikiran, dan waktu untuk membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi. 6. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan saran, kritik, dorongan, tenaga, pikiran, dan waktu untuk membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi. 7. Albertus Wargo Tomo, S.E. selaku Kepala Sekolah Dasar Kanisius Kumendaman yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian. 8. Lucia Windu Andari S.Pd. selaku guru kelas II SD Kanisius Kumendaman yang telah memberikan waktu dan bantuan yang bermanfaat bagi peneliti. 9. Siswa-siswi kelas II SD Kanisius Kumendaman yang telah bersedia membantu selama proses penelitian. 10. Kedua orangtua Budi Caksono dan Puji Rusmini yang senantiasa memberikan doa, dukungan dan semangat. 11. Yohanes Arga Pribadi dan Michael Doni Prihantoro yang selalu memberikan doa, dukungan, dan semangat. 12. Teman-teman payung Montessori Noi, Rindi, Fetra, Bowo, Charla, Dita, dan Britiga. 13. Sahabat-sahabatku Paula, Odilla, Tyas, Tiara, Elena, Agnes, mbak Debby, mbak Wulan, mbak Wiwid dan dek Teti untuk motivasi, dukungan, dan doa selama penyusunan skripsi. xi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI xii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv HALAMAN MOTTO ............................................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................... vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ............................................................................................x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xix DAFTAR TABEL ................................................................................................xx DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xxiii DAFTAR RUMUS ........................................................................................... xxiv DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xxv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xxvi BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1 1.1 Latar Belakang Masalah .....................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................6 xiii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................................................6 1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................................6 1.5 Spesifikasi Produk..............................................................................................7 1.6 Definisi Operasional...........................................................................................9 BAB 2 LANDASAN TEORI ..............................................................................11 2.1 Kajian Pustaka. ................................................................................................11 2.1.1 Hakikat Belajar ............................................................................................11 2.1.2 Pembelajaran Montessori .............................................................................12 2.1.2.1 Pengertian Pembelajaran Montessori ........................................................12 2.1.2.2 Prinsip-prinsip dalam Pembelajaran Montessori ......................................13 2.1.3 Tahapan Perkembangan Siswa SD ...............................................................16 2.1.4 Alat Peraga Montessori.................................................................................17 2.1.4.1 Pengertian Alat Peraga ..............................................................................17 2.1.4.2 Pengertian Alat Peraga Montessori ...........................................................18 2.1.4.3 Ciri-ciri Alat Peraga Montessori ...............................................................19 2.1.4.4 Manfaat Alat Peraga ..................................................................................24 2.1.5 Pembelajaran Matematika ............................................................................25 2.1.5.1 Hakikat Matematika ...................................................................................25 2.1.5.2 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar .............................................26 2.1.5.3 Perkalian dalam Matematika SD................................................................27 2.2 Penelitian yang Relevan .................................................................................28 2.2.1 Penelitian tentang Metode Montessori ........................................................28 2.2.2 Penelitian tentang Alat Peraga Perkalian .....................................................30 xiv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2.3 Kerangka Berpikir ...........................................................................................33 BAB 3 METODE PENELITIAN ........................................................................36 3.1 Jenis Penelitian............................................................................................... 36 3.2 Setting Penelitian ............................................................................................37 3.2.1 Objek Penelitian ...........................................................................................37 3.2.2 Subjek Penelitian ..........................................................................................37 3.2.3 Lokasi Penelitian ..........................................................................................38 3.3 Rancangan Penelitian .....................................................................................38 3.4 Prosedur Penelitian dan Pengembangan ....................................................... 41 3.5 Instrumen Penelitian .......................................................................................45 3.5.1 Pedoman Wawancara ...................................................................................45 3.5.1.1 Wawancara Kepala Sekolah ..................................................................... 45 3.5.1.2 Wawancara Guru ........................................................................................46 3.5.1.3 Wawancara Siswa .................................................................................... 46 3.5.2 Pedoman Observasi .................................................................................... 47 3.5.3 Kuesioner .....................................................................................................48 3.5.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan ................................................................. 48 3.5.3.2 Kuesioner Validasi Produk ...................................................................... 49 3.5.3.3 Kuesioner Validasi Produk melalui Uji Coba Terbatas ........................... 49 3.5.4 Tes ............................................................................................................... 51 3.6 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 52 3.6.1 Wawancara ................................................................................................. 52 3.6.2 Observasi .................................................................................................... 52 xv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3.6.3 Kuesioner .................................................................................................... 53 3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan ................................................................. 53 3.6.3.2 Kuesioner Uji Validasi Produk untuk Ahli .............................................. 53 3.6.3.3 Kuesioner Uji Validasi Produk melalui Uji Coba Terbatas ..................... 54 3.6.4 Triangulasi .................................................................................................. 54 3.7 Teknik Analisis Data ..................................................................................... 55 3.7.1 Wawancara ................................................................................................. 55 3.7.2 Observasi ..................................................................................................... 57 3.7.3 Kuesioner ..................................................................................................... 57 3.7.3.1 Teknik Analisis Kebutuhan ...................................................................... 57 3.7.3.2 Teknik Analisis Validasi Ahli .................................................................. 58 3.7.3.3 Teknik Analisis Uji Coba Terbatas ........................................................... 58 3.8 Jadwal Penelitian .......................................................................................... 60 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................61 4.1 Hasil .............................................................................................................. 61 4.1.1 Potensi Masalah ........................................................................................... 61 4.1.1.1 Identifikasi Masalah ................................................................................. 61 4.1.1.2 Wawancara ............................................................................................... 62 4.1.1.2.1 Kepala Sekolah ...................................................................................... 63 4.1.1.2.2 Guru ..................................................................................................... 64 4.1.1.2.3 Siswa ..................................................................................................... 65 4.1.1.3 Observasi .................................................................................................. 67 4.1.1.4 Analisis Kebutuhan .................................................................................. 69 xvi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4.1.1.4.1 Pembuatan Instrumen Analisis Kebutuhan ........................................... 69 4.1.1.4.2 Uji Validitas Instrumen ......................................................................... 70 4.1.1.4.2.1 Ahli Pembelajaran Matematika ......................................................... 70 4.1.1.4.2.2 Ahli Bahasa ........................................................................................ 73 4.1.1.4.2.3 Guru SD Setara ...................................................................................76 4.1.1.4.2.4 Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan oleh Siswa ..............78 4.1.1.4.3 Data Analisis Kebutuhan ...................................................................... 79 4.1.1.4.3.1 Data Hasil Analisis Kebutuhan oleh Guru ......................................... 79 4.1.1.4.3.2 Data Hasil Analisis Kebutuhan oleh Siswa ........................................ 81 4.1.2 Perencanaan ................................................................................................. 87 4.1.2.1 Validitas Instrumen Tes ........................................................................... 87 4.1.2.1.1 Ahli Pembelajaran Matematika ............................................................. 87 4.1.2.1.2 Uji Validasi Guru .................................................................................. 88 4.1.2.1.3 Uji Keterbacaan Instrumen Tes oleh Siswa ......................................... 88 4.1.2.1.4 Uji Empiris ........................................................................................... 89 4.1.2.1.4.1 Uji Validitas ...................................................................................... 89 4.1.2.1.4.2 Uji Reliabilitas ................................................................................... 90 4.1.2.2 Kuesioner Validasi Produk ....................................................................... 91 4.1.2.2.1 Uji Validitas Konstruk Ahli Bahasa ..................................................... 91 4.1.2.2.2 Uji Validitas Konstruk Guru ................................................................. 92 4.1.2.2.3 Uji Keterbacaan Kuesioner Validasi Produk oleh Siswa ....................... 93 4.1.3 Pengembangan Desain ................................................................................ 94 4.1.3.1 Konsep Pembuatan Alat Peraga .............................................................. 94 xvii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4.1.3.2 Desain Alat Peraga ................................................................................... 95 4.1.3.2.1 Alat Peraga Papan Perkalian ................................................................ 95 4.1.3.2.2 Album Alat Peraga ................................................................................ 96 4.1.3.3 Pengumpulan Bahan ................................................................................. 97 4.1.3.4 Pembuatan Alat Peraga Papan Perkalian .................................................. 97 4.1.4 Validasi Produk ............................................................................................ 99 4.1.4.1 Validasi Produk Alat Peraga Papan Perkalian ......................................... 99 4.1.4.1.1 Ahli Pembelajaran Matematika ........................................................... 100 4.1.4.1.2 Ahli Pembelajaran Montessori ............................................................ 100 4.1.4.1.3 Guru Kelas .......................................................................................... 101 4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas ..................................................................... 102 4.1.5.1 Data dan Analisis Hasil Tes ................................................................... 102 4.1.5.2 Data dan Analisis Kuesioner .................................................................. 105 4.1.5.3 Analisis II ............................................................................................... 106 4.2 Pembahasan .................................................................................................. 106 BAB 5 PENUTUP.............................................................................................. 108 5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 108 5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 109 5.3 Saran ............................................................................................................ 109 DAFTAR REFERENSI .....................................................................................110 LAMPIRAN ....................................................................................................... 113 xviii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR BAGAN 2.1 Literature Map dari Penelitian-Penelitian yang Relevan ................................. 33 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode R&D .................................................... 39 3.2 Tahap Pengembangan Alat Peraga ...................................................................... 42 3.3 Analisis Triangulasi Data .................................................................................... 54 3.4 Triangulasi Sumber Data Analisis Kebutuhan ................................................... 55 4.1 Teknik Triangulasi Sumber Data Wawancara .................................................. 66 xix PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara Kepala Sekolah ...................................................... 45 Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Guru ....................................................................... 46 Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Siswa ...................................................................... 46 Tabel 3.4 Kisi-kisi Observasi .................................................................................... 47 Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru dan Siswa .................... 48 Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli ..................................... 49 Tabel 3.7 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk melalui Uji Coba Terbatas ......... 50 Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Empiris ....................................................... 52 Tabel 3.9 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif .................................................. 58 Tabel 4.1 Hasil Validasi Instrumen Wawancara ..................................................... 62 Tabel 4.2 Rekapitulasi Komentar Validasi Instrumen Wawancara oleh Ahli .... 63 Tabel 4.3 Hasil Wawancara Kepala Sekolah ........................................................... 64 Tabel 4.4 Hasil Wawancara Guru .............................................................................. 65 Tabel 4.5 Hasil Wawancara Siswa Kelas II ............................................................. 66 Tabel 4.6 Hasil Validasi Instrumen Observasi ......................................................... 67 Tabel 4.7 Rekapitulasi Komentar Validasi Instrumen Observasi oleh Ahli ........ 68 Tabel 4.8 Hasil Observasi Pembelajaran Matematika ............................................. 68 Tabel 4.9 Skor Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli Matematika ................................................................................................. 71 Tabel 4.10 Rekapitulasi Komentar Validasi Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli Matematika ................................................................................................ 71 Tabel 4.11 Skor Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli Matematika ........ 72 Tabel 4.12 Rekapitulasi Komentar Hasil Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli Matematika ...................................................................................... 72 xx PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Tabel 4.13 Skor Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli Bahasa ...................................................................................................................... 73 Tabel 4.14 Rekapitulasi Komentar Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli Bahasa ...................................................................................... 74 Tabel 4.15 Skor Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli Bahasa ...................................................................................................................... 74 Tabel 4.16 Rekapitulasi Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli Bahasa ....................................................................................................... 75 Tabel 4.17 Skor Validasi Analisis Kebutuhan Guru oleh Guru SD Setara ........... 76 Tabel 4.18 Rekapitulasi Komentar Validasi Analisis Kebutuhan Guru oleh Guru SD Setara ……..……………………………...…………………….. 77 Tabel 4.19 Skor Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh Guru SD Setara ........... 77 Tabel 4.20 Rekapitulasi Komentar Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh Guru SD Setara ................................................................................................... 78 Tabel 4.21 Skor Keterbacaan Analisis Kebutuhan oleh Siswa .............................. 78 Tabel 4.22 Rekapitulasi Analisis Kebutuhan oleh Guru ......................................... 80 Tabel 4.23 Rekapitulasi Analisis Kebutuhan oleh Siswa ....................................... 84 Tabel 4.24 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Hasil Analisis Kebutuhan oleh Siswa ...................................................................................................................... 85 Tabel 4.25 Hasil Validasi Instrumen Tes oleh Ahli Matematika ............................ 88 Tabel 4.26 Hasil Validasi Instrumen Tes oleh Guru SD .......................................... 88 Tabel 4.27 Hasil Uji Empiris ...................................................................................... 89 Tabel 4.28 Hasil Pengujian Reliabilitas .................................................................... 90 Tabel 4.29 Uji Validasi Kuesioner Produk Ahli oleh Ahli Bahasa ....................... 91 Tabel 4.30 Uji Validasi Kuesioner Produk Siswa oleh Ahli Bahasa ..................... 92 Tabel 4.31 Penilaian Kuesioner Validasi Produk Ahli oleh Guru ......................... 92 Tabel 4.32 Uji Validasi Kuesioner Produk Siswa oleh Guru ................................ 93 xxi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Tabel 4.33 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Kelayakan Produk Siswa ……..... 93 Tabel 4.34 Rekapitulasi Penilaian Produk Alat Peraga oleh Ahli Pembelajaran Matematika ……………………….……...……………………….. 100 Tabel 4.35 Rekapitulasi Penilaian Produk Alat Peraga oleh Ahli Pembelajaran Montessori ……………………………………….……………….. 100 Tabel 4.36 Validasi Produk oleh Guru .................................................................... 101 Tabel 4.37 Hasil Rekapitulasi Validasi Keseluruhan …..……..………………. 101 Tabel 4.38 Perolehan Skor Pretest dan Posttest ………………....…...……..... 103 Tabel 4.39 Rekapitulasi Hasil Validasi Produk oleh Siswa ................................. 105 Tabel 4.40 Rekapitulasi Penilaian Produk Alat Peraga Papan Perkalian ........... 106 xxii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1 Perbedaan Skor Pretest dan Posttest Tiap Siswa ................................ 104 Grafik 4.2 Perbedaan Skor Rata-rata Pretest dan Posttest ................................... 105 xxiii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR RUMUS Rumus 3.1 Persentase Jawaban dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan ……...… 57 Rumus 3.2 Mendapatkan Nilai Pretest dan Posttest ................................................. 59 Rumus 3.3 Rata-rata Nilai Tes …………………………………………........…. 59 Rumus 3.4 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest……….………………...…….. 59 Rumus 3.5 Rata-rata Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest ………...........…….. 59 xxiv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Desain Papan Perkalian …………………………………………….. 7 Gambar 1.2 Manik Satuan, Puluhan, Ratusan dan Kartu Angka …….......……… 8 Gambar 1.3 Kotak Manik-manik, Kotak Kartu Soal …………………….…..….. 9 Gambar 4.1 Multiplication Board………………………………….....………… 94 Gambar 4.2 Desain Awal Papan Perkalian ………………………….........……. 98 Gamabar 4.3 Manik Satuan, Puluhan, Ratusan dan Kartu Angka ......................... 99 xxv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1. INSTRUMEN IDENTIFIKASI POTENSI MASALAH ..... [1] 1.1 Transkrip Wawancara Kepala Sekolah SD Kanisius Kumendaman ..…...... [1] 1.2 Transkrip Wawancara Guru Kelas II SD Kanisius Kumendaman …..…..... [5] 1.3 Transkrip Wawancara Siswa Kelas II SD Kanisius Kumendaman ...…...… [8] LAMPIRAN 2. INSTRUMEN ANALISIS KEBUTUHAN ......................... [10] 2.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ………………………...…….…….. [10] 2.2 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli ......... [14] 2.3 Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa .............................................................. [20] 2.4 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa oleh Ahli ........ [23] 2.5 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan oleh Siswa SD Setara ................................................................................................................................ [29] 2.6 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan yang Diisi oleh Guru SD Penelitian [35] 2.7 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan yang Diisi oleh Siswa SD Penelitian ................................................................................................................................ [38] LAMPIRAN 3. INSTRUMEN VALIDASI PRODUK ................................ [41] 3.1 TES ............................................................................................................ [41] 3.1.1 Instrumen Soal Tes …………………………………………….……….. [41] 3.1.2 Instrumen Hasil Validasi Soal oleh Ahli …………………………...…... [47] 3.1.3 Uji Keterbacaan Soal oleh Siswa .................................................................. [58] 3.1.4 Uji Empiris ....................................................................................................... [68] 3.1.5 Hasil Uji Validitas .......................................................................................... [74] 3.1.6 Hasil Uji Reliabilitas ...................................................................................... [75] 3.2 KUESIONER …………………………………………………..……...… [76] 3.2.1 Kuesioner Validasi Produk untuk Ahli ………………………...………. [76] 3.2.2 Kuesioner Validasi Produk untuk Siswa ……………………………….. [80] xxvi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3.2.3 Hasil Uji Validitas Konstruk Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli …... [82] 3.2.4 Hasil Uji Validitas Konstruk Kuesioner Validasi Produk untuk Siswa ... [84] 3.2.5 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Validasi Produk oleh Siswa SD Setara ............................................................................................................................. [87] LAMPIRAN 4. VALIDASI PRODUK .......................................................... [89] 4.1 Hasil Validasi Produk oleh Ahli ...................................................................... [89] LAMPIRAN 5. UJI COBA LAPANGAN TERBATAS ............................... [92] 5.1 Hasil Pretest ...................................................................................................... [92] 5.2 Hasil Posttest ...................................................................................................... [95] 5.3 Hasil Validasi Produk oleh Siswa ................................................................... [98] LAMPIRAN 6. SURAT ................................................................................ [100] 6.1 Surat Ijin Melaksanakan Penelitian .............................................................. [100] 6.2 Surat Telah Melaksanakan Penelitian ………...…………………..……. [101] LAMPIRAN 7. DOKUMENTASI ............................................................... [102] LAMPIRAN 8. ALBUM .............................................................................. [103] CURRICULUM VITAE ............................................................................... [121] xxvii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini dijelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk yang dikembangkan, dan definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Proses pembelajaran membutuhkan kemampuan berpikir yang tinggi dan logis karena menggabungkan beberapa kegiatan belajar secara beriringan. Salah satu mata pelajaran yang menuntut kemampuan berpikir siswa secara logis adalah mata pelajaran Matematika (Susanto, 2013: 185). Mata pelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan di SD. Pada tingkat SD, mata pelajaran Matematika mencakup aspek bilangan, geometri dan pengukuran, serta pengolahan data. Dalam matematika, pembelajaran dimulai dengan pemecahan masalah dan menghubungkan gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lainnya (Departemen Pendidikan Nasional, 2008). Siswa SD merupakan anak-anak yang berusia 7-12 tahun. Pada usia ini anak memiliki karakteristik tersendiri dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut teori kognitif Jean Piaget anak usia 7-12 tahun berada pada tahap operasional konkret dan tahap awal operasi formal (Suparno, 2001:25). Pada tahap operasional konkret pemikiran anak sudah berdasarkan logika atau aturan logis tertentu. Anak sudah mampu memecahkan masalah dengan pemikiran yang 1 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2 lebih teratur dan terarah menggunakan logikanya namun masih terbatas pada masalah konkret. Pada aspek afektif anak mulai mencari teman dan menyadari bahwa orang lain memiliki pemikiran yang lain. Aspek psikomotorik ditandai dengan kesukaan anak pada usia ini untuk melakukan aktivitas motorik. Berdasarkan uraian ketiga aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa anak pada usia 7-12 tahun memiliki karakteristik tersendiri. Berkaitan dengan masalah tersebut pentingnya menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Undang-Undang (UU) Pendidikan nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Berdasarkan pasal tersebut dapat diartikan bahwa dalam pembelajaran perlu adanya komunikasi dua arah. Komunikasi tersebut dapat berlangsung antara siswa dengan guru, guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan mengadakan dan memanfaatkan media pembelajaran yang menarik misalnya dengan menggunakan alat peraga. Salah satu metode pembelajaran yang menggunakan alat peraga adalah metode Montessori. Metode Montessori merupakan sebuah metode pembelajaran yang diperkenalkan dan dikembangkan oleh Montessori, seorang dokter wanita Italia yang memiliki keprihatinan khusus terhadap dunia anak-anak dan pendidikan. Metode ini menekankan pembelajaran yang berbasis sensorial. Anak memiliki kesempatan untuk berkembang secara alami sesuai dengan tuntunan dari lingkungannya. Dalam proses tersebut muncul motivasi intrinsik dari seorang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3 anak untuk bekerja yang mendukung terciptanya konsentrasi penuh dan kemampuan untuk menjadi tuan atas dirinya (Kahn, 2003:1). Metode Montessori bukan menjadi hal yang baru dalam pendidikan di Indonesia. Belakangan ini beberapa sekolah di Indonesia mulai menerapkan metode ini seiring dengan banyaknya penelitian yang mengungkapkan keberhasilan metode tersebut. Sekolah Montessori yang pertama di Indonesia berdiri pada tahun 1986 yaitu Jakarta Montessori School. Sekolah Montessori lain yag berkembang saat ini adalah Bali Montessori School, Sekolah Montessori di Bandung, Batam, dan Yogyakarta sendiri. Meskipun demikian sampai saat ini penerapan metode Montessori di Indonesia masih sebatas pada sekolah-sekolah swasta yang berlabel mahal. Hal tersebut menjadi fenomena yang wajar karena alat-alat peraga Montessori belum diproduksi di Indonesia dan masih menggunakan bahan terstandar khusus. Awal sejarah metode ini bermula dari pelayanan pendidikan terhadap anak-anak pinggiran di Itali dan Montessori sendiri mengembangkan media pembelajaran berdasarkan hasil observasinya terhadap kesulitan belajar anak didiknya (Montessori, 2002:36). Hal ini menunjukkan bahwa dikembangkan sendiri sebenarnya sesuai media pembelajaran dengan kemampuan Montessori yang dimiliki dapat oleh penyelenggara pendidikan. Melihat begitu pentingnya penggunaan alat peraga seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, keberadaan dari alat peraga khususnya di Sekolah Dasar menjadi salah satu hal yang pokok. Alat peraga dapat diperoleh dari pemerintah maupun melalui usaha pengadaaan secara mandiri oleh sekolah. Bahkan guru PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4 sebagai pendidik juga dapat membuat sendiri alat peraga yang hendak digunakan. Menurut Scriven (Gall, Gall, & Borg, 2007: 590-591) alat peraga dalam dunia pendidikan yang berguna sebagai alat bantu dalam pembelajaran seharusnya telah melewati serangkaian tahap uji coba secara ilmiah. Berdasarkan sumber yang peneliti dapat dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas II SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta pada tanggal 18 Juli 2014, diperoleh informasi bahwa siswa di kelas II mengalami kesulitan dalam mata pelajaran matematika yang berkaitan dengan materi perkalian. Hasil pengamatan saat siswa belajar di kelas yang dilakukan pada 27 Agustus 2014, peneliti menemukan penyebab kesulitan belajar yaitu kendala ketersedian media dan penggunaan media yang telah tersedia pun masih belum maksimal. Seringkali guru menggunakan jari untuk mengajarkan kepada anak mengenai perkalian. Alat peraga yang ada di kelas kebanyakan masih terbatas pada gambargambar dan dadu kecil-kecil yang tidak setiap saat dapat digunakan dalam pembelajaran. Pengadaan alat peraga yang mahal seringkali menjadi penyebab minimnya penggunaan alat peraga. Alat peraga yang digunakanpun lebih sering dibuat guru secara mandiri berdasarkan kebutuhan materi yang akan diajarkan. Diungkapkan oleh kepala sekolah bahwa alat peraga yang dibuat guru juga sebatas dibuat dan langsung digunakan tanpa melalui uji coba secara ilmiah terlebih dahulu. Kurang dari satu persen alat peraga di Amerika yang sudah diujicobakan terlebih dahulu di lapangan untuk mengetahui kualitasnya (Gall dkk, 2007: 589). Peneliti melihat kenyataan bahwa di Indonesia masih terbatas bukti PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5 atau referensi yang menunjukkan penggunaan alat peraga yang telah melalui serangkaian tahap uji coba secara ilmiah untuk memastikan kualitasnya. Penelitian pengembangan ini merupakan salah satu upaya untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab kebutuhan mengenai alat peraga yang telah teruji secara ilmiah. Penelitian ini memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan yang berguna untuk mengembangkan produk alat peraga dan melakukan serangkaian uji coba untuk mengetahui kualitasnya. Penelitian ini dibatasi pada pengembangan alat peraga matematika berbasis metode Montessori untuk materi perkalian bagi siswa kelas II SD. Peneliti mengambil SD Kanisius Kumendaman yang berlokasi di di Jl. MT Haryono nomor 17, Desa Mantrijeron, Kecamatan Suryodiningratan, Kabupaten Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,sebagai sampel uji coba lapangan terbatas. Materi pembelajaran matematika yang digunakan dibatasi pada Standar Kompetensi (KI) “3. Memahami pengetahuan faktualdengan cara mengamati (mendengar,melihat, membaca) dan menanyaberdasarkan rasa ingin tahu tentangdirinya, makhluk ciptaan Tuhan dankegiatannya, dan benda-benda yangdijumpainya di rumah dan di sekolah”, dengan Kompetensi Dasar (KD) “Mengenal operasi perkalian dan pembagian padabilangan asli yang hasilnya kurang dari 100 melalui kegiatan eksplorasi menggunakan benda konkrit”. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 yang terfokus pada mata pelajaran matematika materi perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka. Tujuan pengembangan alat peraga ini adalah untuk memberikan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6 sumbangan ilmu terhadap pendidikan di Indonesia tentang pengembangan alat yang diuji secara ilmiah guna mengetahui kualitas alat peraga. 1.2 Rumusan masalah 1.2.1 Bagaimana ciri-ciri alat peraga papan perkalian berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk melatih kemampuan perkalian pada siswa kelas II SD? 1.2.2 Bagaimana kualitas alat peraga papan perkalian matematika berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk melatih kemampuan pada siswa kelas II SD? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Mengembangkan alat peraga papan perkalian berbasis metode Montessori sesuai dengan ciri-ciri secara spesifik yang ditetapkan untuk melatih kemampuan perkalian pada siswa kelas II SD. 1.3.2 Mengembangkan alat peraga papan perkalian berbasis metode Montessori yang berkualitas untuk melatih kemampuan perkalian pada siswa kelas II SD. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi guru Menambah referensi dalam penggunaan alat peraga perkalian yang bersifat kontekstual. 1.4.2 Bagi siswa 1.4.2.1 Siswa kelas I SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dapat memahami materi perkalian sampai hasilnya bilangan tiga angka. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7 1.4.2.2 Siswa kelas II SD Kanisius KumendamanYogyakarta tahun ajaran 2014/2015 terbantu dalam belajar perkalian menggunakan alat peraga perkalian berbasis metode Montessori. 1.4.3 Bagi Sekolah Penelitian ini dapat meningkatkan mutu sekolah melalui alat peraga yang telah dikembangkan. 1.4.4 Bagi peneliti Mendapatkan pengalaman baru dalam mengembangkan alat peraga perkalian dalam mengembangkan media pembelajaran matematika berupa alat peraga Montessori. 1.5 Spesifikasi Produk Gambar 1.1 Desain Papan Perkalian PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8 Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah papan perkalian yang berbasis metode Montessori dan dilengkapi dengan album alat peraga. Adapun beberapa komponen yang dikembangkan dalam penelitian ini diantaranya papan perkalian, manik-manik kayu yang diberi warna berbeda terdiri atas manikmanik satuan, puluhan, dan ratusan. Alat peraga ini dilengkapi dengan kartu angka1-50, tempat manik-manik, dan tempat kartu soal dan album alat peraga. Album alat peraga berisi deskripsi alat peraga dan cara penggunaannya. Papan perkalian ini berbentuk persegi panjang dengan ukuran 70cm x 30cm. Papan perkalian ini terdiri dari lubang-lubang kecil untuk menaruh manik-manik, lubang kecil disamping kiri untuk tempat kartu angka, dan terdapat angka satuan, puluhan dan ratusan. Warna angka pada papan perkalian tersebut sudah disesuaikan dengan prinsip metode Montessori, hijau untuk satuan, biru untuk puluhan dan merah untuk ratusan. Warna manik-manik juga disesuaikan dengan prinsip metode Montessori berwarna satuan, puluhan dan ratusan. Kemudian alat ini dilengkapi dengan kartu angka untuk membantu dalam melakukan perkalian dengan ukuran 4cm x 2,5cm. Gambar 1.2 Manik Satuan, Puluhan, Ratusan dan Kartu Angka PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9 Komponen lainnya dari alat peraga ini adalah kotak manik-manik yang berukuran 26cm x 7cm, sedangkan tempat kartu soal dengan alas berbentuk persegi panjang dengan ukuran 11cm x 13cm dan untuk samping berbentuk trapezium siku-siku dengan ukuran depan 3,8cm dan belakang 7,2cm. Gambar 1.3 Kotak Manik-manik, Kotak Kartu Soal 1.6 Definisi Operasional 1.6.1 Alat peraga Montessori adalah media pembelajaran berbentuk 3 dimensi yang menerapkan filosofi pembelajaran Montessori dan memiliki karakteristik yang berbeda dengan alat peraga pada umumnya. 1.6.2 Album alat peraga penjumlahan dan pengurangan Montessori adalah buku panduan yang berisi materi pembelajaran, tema pembelajaran, nama alat peraga, tujuan pembelajaran, dan presentasi penggunaan alat peraga, serta beberapa latihan soal. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10 1.6.3 Pembelajaran matematika adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk membekali keterampilan-keterampilan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif dan memiliki kemampuan kerjasama demi kemajuan teknologi. 1.6.4 Perkalian adalah materi pada mata pelajaran Matematika di SD yang mempelajari penjumlahan bilangan yang dilakukan secara berulang dan menggunakan simbol kali (x) dalam operasi tersebut. 1.6.5 Kontekstual adalah segala sesuatu yang berada di suatu tempat atau daerah dan berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi benda yang memiliki kegunaan. 1.6.6 Alat peraga perkalian berbasis metode Montessori yang bersifat kontekstual adalah alat peraga perkalian yang mengadaptasi alat peraga Montessori dan dikembangkan menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar. 1.6.7 Siswa SD adalah siswa kelas II semester ganjil SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 20 siswa yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB 2 LANDASAN TEORI Bab II yang berupa landasan teori ini akan membahas empat bagian, yaitu kajian pustaka, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir. 2.1 Kajian Pustaka Pada sub bab kajian teori ini memuat hakikat belajar, pembelajaran Montessori, tahapan perkembangan siswa SD, alat peraga Montessori, alat peraga manik-manik emas berbasis metode Montessori, matematika. 2.1.1 Hakikat Belajar Para konstruktivis percaya bahwa siswa mengkonstruksikan sendiri pengalaman-pengalaman pengajaran dan pembelajaran untuk menantang pemikiran siswa sehingga mereka akan mampu membangun pengetahuannya sendiri (Schunk, 2012: 384; Suyono & Hariyanto, 2012: 106). Teori Piaget yang termasuk salah satu teori konstruktivis mengetengahkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang dialami anak dengan melewati serangkaian tahapan yang berbeda-beda (Schunk, 2012: 384). Teori konstruktivisme lain juga dikemukan oleh Vygotsky bahwa pembelajaran merupakan proses dengan mediasi sosial yang memungkinkan anakanak belajar banyak konsep saat berinteraksi dengan banyak orang dan lingkungan (Schunk, 2012:385). Tujuan dari belajar adalah untuk memberikan pengalaman-pengalamn baru yang dapat mendorong siswa untuk belajar. Teori 11 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12 konstruktivis menekankan bahwa belajar merupakan proses penanaman konsepkonsep besar dengan banyak menggunakan aktivitas siswa, interaksi sosial, dan penilaian-penilaian autentik untuk menggali ide-ide siswa (Schunk, 2012: 386). Berdasarkan beberapa teori belajar yang dikemukakan oleh konstruktivis, peneliti menarik kesimpulan bahwa belajar tidak dititikberatkan pada hasil saja, namun juga pada proses untuk membangun pengetahuan siswa secara mandiri. Pada penilitian ini, peneliti ingin mengetahui proses belajar siswa sehingga siswa dapat menemukan konsep matematis secara mandiri dan mengetahui hasil dari proses belajar yang telah berlangsung selama ini. Pada penelitian ini, proses belajar dilakukan siswa dengan menggunakan alat peraga papan perkalian. 2.1.2 Pembelajaran Montessori 2.1.2.1 Pengertian Pembelajaran Montessori Pembelajaran Montessori pada dasarnya menitikberatkan pengembangan kemandirian anak dan memberi kebebasan pada anak untuk memilih dan menentukan atas apa yang dilakukan sesuai dengan perkembangan anak. Pembelajaran yang dilakukan sambil bermain dan penggunaan panca indera secara maksimal selama pembelajaran menciptakan kesenangan pada anak ketika belajar (Montessori, 2003:33). Pendidikan Montessori merupakan pendidikan yang sistematis dan dalam pembelajarannya melibatkan sensorial yang dihubungkan dengan pengorganisasian saraf dan lingkungan anak (Lillard, 2005:324). Pembelajaran yang melibatkan sensorial tersebut dinyatakan dengan penggunaan alat peraga PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13 dalam pembelajaran Montessori. Selama pembelajaran, lingkungan belajar anak juga berpengaruh terhadap proses belajar yang dialaminya. Montessori menjelaskan bahwa dalam pembelajarannya anak belajar dengan terstruktur, berfokus pada suatu proyek tertentu, dan anak juga memiliki kebebasan untuk kapan dan hal apa yang ingin mereka kerjakan. Pembelajaran Montessori juga merupakan belajar penemuan melalui alat peraga yang didesain secara eksplisit dapat memberikan makna bagi anak-anak (Lillard, 2005:328). Deskripsi tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran Montessori menekankan pada pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan anak, mengembangkan kemandirian, menggunakan panca indera selama proses belajar, dan bersifat menyenangkan. Pembelajaran Montessori juga mendukung pengembangan pembelajaran aktif yaitu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk mendominasi aktivitas pembelajaran, aktif melibatkan mental, fisik, dan otak anak (Zaini, dkk, 2008:16). 2.1.2.2 Prinsip-prinsip dalam Pembelajaran Montessori Pembelajaran Montessori menggunakan delapan prinsip, sebagaimana yang dikemukakan oleh Lillard (2005:30-33), yaitu: 1. Keleluasaan dalam beraktivitas Anak-anak dalam kelas Montessori bebas untuk berpindah tempat guna mengerjakan tugas mereka. Anak-anak mendapat keleluasaan untuk bergerak bebas bekerja di meja maupun di lantai dengan beralaskan karpet kecil. 2. Kemerdekaan dalam memilih PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14 Montessori menekankan bahwa anak-anak bertumbuh sesuai pilihannya dan kontrol lingkungan mereka. Anak diberi kebebasan dalam memilih sendiri apa yang mau dipelajari, seberapa lama akan beraktivitas, dan dengan siapa akan bekerja. 3. Pentingnya minat Montessori menyadari betapa penting mengembangkan minat anak. Ia merancang materi yang membuat anak-anak ingin ikut berinteraksi. Montessori mengajarkan guru-guru di sekolah Montessori untuk memberikan pelajaran dengan cara yang dapat menginspirasi anak-anak, contohnya dengan menunjukkan informasi secukupnya untuk memancing keingintahuan anak-anak. Sekolah Montessori juga menyoroti minat unik setiap anak-anak. 4. Pentingnya motivasi intrinsik dengan menghapus hadiah dan hukuman Penghargaan dan penghukuman tidak dikenal di ruang kelas Montessori. Jika anak diberi perhatian yang cukup, anak akan bekerja secara serius dengan cara mereka sendiri. Anak-anak akan melakukan pekerjaan mereka karena dorongan dari dalam dirinya untuk menyempurnakan kemampuan mereka. 5. Pentingnya kolaborasi dengan teman sebaya Melalui kolaborasi dengan teman sebaya, anak dapat memiliki pemahaman yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang lainnya. Anak-anak dapat menemukan pemecahan masalah dalam berbagai hal, mendapat pengetahuan yang lebih banyak tentang kerja sama, meningkatkan motivasi dan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15 kemampuan belajar anak. Teman sebaya juga dapat membantu yang lainnya untuk belajar melalui proses (Lillard, 2005:194-195). 6. Pentingnya konteks dalam pembelajaran Pembelajaran di kelas Montessori secara keseluruhan dilakukan melalui praktek. Dimana anak-anak akan dapat mengaplikasi secara langsung pengetahuan mereka dan makna yang didapat ketika belajar akan lebih dimengerti setiap anak. Proses belajar mereka disituasikan dalam konteks aksi dan objek. 7. Pentingnya gaya interaksi autoritatif dari orang dewasa Montessori memandang bahwa guru adalah cermin bagi anak-anak dalam gaya interaksi sosial. Misalnya ketika di rumah orang tua menyediakan batas yang jelas kepada anak-anak dan memberi tanggapan terhadap keinginan anak-anak ketika memiliki suatu harapan yang tinggi. Dengan gaya interaksi semacam ini, anak-anak akan menunjukkan mutu yang tinggi dalam kedewasaan, prestasi, empati, dan karakter yang diperlukan. 8. Pentingnya keteraturan dan kerapian lingkungan belajar Ruangan kelas di sekolah Montessori sangat teratur dan tertata rapi baik secara jasmani (dalam hal tata ruang) maupun secara konseptual (dalam hal bagaimana penggunaan materi-materi yang berkembang). Salah satu target dari Montessori adalah menciptakan keteraturan di lingkungan sekolah.Penelitian dalam psikologi mengungkapkan bahwa tata tertib ini sangat membantu dalam pembelajaran dan pengembangan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16 2.1.3 Tahapan Perkembangan Siswa SD Seiring dengan perkembangannya, anak-anak mengalami perkembangan kognitif yang bertahap. Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif anak menjadi periode I, periode II, periode III, dan periode IV (Crain, 2007: 17), yang dijelaskan sebagai berikut. 1. Periode I: Kepandaian Sensori-Motorik (usia 0-2 tahun) Pada tahap ini, anak banyak bereaksi secara refleks dan belum terkondisi seperti menghisap, menggenggam, dan memukul. 2. Periode II: Pikiran Praoperasional (2-7 tahun) Pada periode ini anak mulai belajar berpikir dan menggunakan simbol-simbol yang berupa gambaran dan bahasa ucapan, namun pikiran mereka belum sistematis. 3. Periode III: Operasional Konkret (7-11 tahun) Dalam tahap ini anak-anak telah mampu mengembangkan kemampuan berpikir sistematis, namun hanya ketika mereka melihat objek-objek dan melakukan aktivitas nyata. 4. Periode IV: Operasional Formal (lebih dari 11 tahun) Pada periode keempat ini usia anak telah beranjak menuju dewasa. Orang dewasa telah mampu mengembangkan kemampuan berpikir sistematis dan abstrak. Tahapan-tahapan perkembangan anak juga dikemukakan oleh Montessori. Montessori membaginya menjadi usia 0-6, 6-12, dan 12-18 tahun (Holt, 2008: xii). Siswa SD pada umumnya berusia 7-12 tahun jika dilihat dari teori PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17 perkembangan anak menurut Montessori, termasuk ke dalam tahap fanciulezza (612 tahun) yaitu usia anak yang mulai memasuki periode sensitif (Lillard,1996: 44). Periode sensitif tersebut meliputi (1) periode sensitif untuk logika dan pembenaran yang ditandai dengan munculnya banyak pertanyaan “mengapa”, (2) periode sensitif untuk perkembangan imajinasi yang menggunakan bantuan benda nyata, (3) periode sensitif untuk perkembangan mental yang luas, (4) periode sensitif untuk perkembangan rasa berkelompok, (5) periode sensitif untuk pengenalan budaya, (6) periode sensitif untuk menampilkan kekuatan fisik. Berdasarkan teori yang dikemukan oleh Piaget dan Montessori, dapat disimpulkan bahwa siswa SD yang berada pada usia 7-12 tahun termasuk di dalamnya anak usia kelas II telah memasuki tahap operasional konkret dan memasuki periode sensitif. Pada periode ini, anak memiliki kemampuan berpikir yang bersifat holistik dan menyeluruh, memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan memiliki keinginan untuk berkelompok. Pada usia ini, anak juga akan lebih mudah menerima informasi apabila menggunakan objek dan aktivitas nyata. Dengan kata lain penggunaan media (termasuk alat peraga) dalam pembelajaran matematika di SD memang diperlukan, karena sesuai dengan tahap berpikir anak. 2.1.4 Alat Peraga Montessori 2.1.4.1 Pengertian Alat Peraga Alat peraga terdiri atas dua kata, yaitu alat dan peraga. Alat merupakan benda yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu, mencapai suatu maksud tertentu; sedangkan peraga merupakan alat bantu dalam pengajaran untuk mengajarkan sesuatu agar apa yang diajarkan mudah dimengerti siswa (KBBI, 2008). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18 Berdasarkan pengertian tersebut, alat peraga dapat diartikan sebagai benda yang digunakan dalam proses pengajaran agar membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Senada dengan itu, Sudono (2010: 14) mengemukakan bahwa alat peraga berfungsi untuk menerangkan atau memperagakan suatu mata pelajaran dalam proses belajar mengajar. Munadi (2010: 7-8) mengungkapkan bahwa alat peraga adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dan dapat membuat penerima belajar secara efisien dan efektif. Alat peraga digunakan sebagai media untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang disampaikan (Anitah, 2010: 83). Guna mencapai tujuan pembelajaran tersebut, dalam hal ini alat peraga dapat berfungsi sebagai sumber belajar yang dapat mengaktifkan siswa dan penyampai materi (Munadi, 2010: 37). Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa alat peraga adalah bagian dari media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar yang dapat membantu proses belajar mengajar dan dapat berfungsi untuk memperjelas materi yang disampaikan, sehingga tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai. 2.1.4.2 Pengertian Alat Peraga Montessori Montessori mengartikan alat peraga sebagai material yang didesain untuk menarik perhatian anak-anak dan dapat mengajarkan berbagai konsep dengan menggunakan alat tersebut secara berulang-ulang (Lillard, 2005:21). Alat-alat PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI peraga Montessori dirancang untuk mengembangkan kemandirian 19 dan pengetahuan akademik anak, mengandung unsur seni, mengembangkan rasa tanggung jawab dan bangga terhadap alat yang dimilikinya. Alat peraga Montessori didesain dengan mengembangkan unsur kesederhanaan, daya tahan, keindahan, kemungkinan anak belajar secara kreatif dan belajar dari penemuan, dan memungkinkan anak dapat memperbaiki kesalahan mereka sendiri. Alat peraga matematika Montessori mencakup jumlah dan simbol, sistem desimal, dan empat operasi hitung matematika (perkalian, pembagian, penjumlahan, dan pengurangan). Alat yang digunakan di sekolah Montessori didesain bukan untuk “mengajarkan matematika” tetapi untuk membantu mengembangkan kemampuan matematikanya. Pikiran tersebut mencakup kemampuan untuk memahami perintah, urutan, sesuatu yang abstrak, dan memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi konsep-konsep baru sebagai pengetahuan yang diperoleh dalam pembelajaran (Lillard, 1997:137). 2.1.4.3 Ciri-ciri Alat Peraga Montessori Alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran Montessori merupakan alat yang didesain oleh Montessori sendiri dengan menyesuaikan kebutuhan anak sebagai pengguna. Seluruh perabot yang ada di Montessori didesain sesuai dengan ukuran anak agar anak dapat mengambil dan mengembalikan sendiri alat peraga ke tempatnya (Magini, 2013: 50-51). Setiap alat yang dibuat oleh Montessori memiliki ciri tersendiri jika dibandingkan dengan alat peraga yang lain. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut (Montessori, 2002: 170-176). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20 1. Menarik Setiap alat peraga Montessori harus mampu menarik perhatian anak, sehingga secara spontan anak ingin menyentuh, meraba, memegang, merasakan, dan menggunakannya untuk belajar (Montessori, 2002: 174-175). Alat peraga yang menarik adalah alat yang memiliki keindahan dari segi warna dan kecerahannya. Warna yang digunakan merupakan warna yang lembut dan terang. 2. Bergradasi Alat peraga yang baik seharusnya bergradasi. Gradasi yang dimaksudkan adalah rangsangan yang rasional tentang suatu gradasi (Montessori, 2002: 175). Unsur gradasi pada umumnya tampak dari segi warna dan bentuk. Ketika anak bekerja menggunakan alat peraga, anak akan menggunakan lebih dari satu indera. Salah satu alat peraga Montessori yang berguna untuk memperkenalkan gradasi adalah permainan pink tower terdiri dari 10 kubus dengan kubus paling besar memiliki sisi 10 centimeter. Kubus yang lebih kecil berikutnya selalu memiliki ukuran sisi 1 centimeter lebih kecil. Kubus yang paling besar diletakkan paling bawah hingga yang terkecil di posisi paling atas. Kubus-kubus ini akan membentuk sebuah menara. Dengan begitu anak belajar membeda-bedakan besar-kecil dan berat-ringan suatu objek (Montessori, 2002: 174). 3. Auto-correction(Memiliki Pengendalian Kesalahan) Alat peraga harus memiliki pengendali kesalahan, maksudnya melalui alat peraga tersebut anak dapat mengetahui sendiri setiap kesalahan yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21 dilakukannya sehingga dengan sendirinya anak tahu jika ia melakukan kekeliruan. Montessori memberikan contoh tentang model balok yang berlubang-lubang (papan silinder). Dalam lubang-lubang itu terpasang silinder-silinder kecil dari kayu yang memiliki perbedaan ukurandari yang paling kecil sampai paling besar. Silinder-silinder itu dilepas dan ditempatkan di atas meja secara acak, lalu anak diminta untuk memasang kembali ke lubang-lubang yang sesuai. Anak sangat antusias untuk mengamati hubungan antara ukuran lubang dan silinder. Silinder yang ukurannya lebih kecil dari lubang bisa masuk, tetapi yang lebih besar tidak bisa masuk. Anak akan mengetahui kesalahannya dan mengulang berkali-kali jika silinder yang mereka masukkan tidak tepat pada lubangnya (Montessori, 2002: 172). 4. Auto-education(Pembelajaran Mandiri) Seluruh alat peraga Montessori dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan anak melakukan pendidikan diri (auto-education). Hal tersebut akan meningkatkan kemandirian anak dalam belajardan campur tangan pendidik semakin diminimalisir. Montessori menggarisbawahi bahwa “a man is not what he is because of the teachers he has had, but because of what he has done” (Montessori, 2002: 172). Peran pendidik dalam kelas Montessori adalah sebagai pengamat. Oleh sebab itu, Montessori tidak lagi menggunakan istilah “guru” tetapi “direktris” bagi pendidik, sebab direktris bertugas untuk mengarahkan aktivitas psikis anak dan perkembangan fisiologisnya yaitu hidup dan jiwanya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22 5. Kontekstual Montessori telah menyebutkan keempat ciri alat peraga, pada penelitian ini peneliti menambahkan satu ciri yaitu kontekstual. Dalam perkembangannya, metode Montessori sudah semakin meluas dikembangkan ke berbagai negara dan sudah menjadi bisnis tersendiri untuk kalangan tertentu sehingga menjadi sangat mahal. Karena itu, dalam penelitian ini dimasukkan ciri kontekstual sebagai ciri alat peraga. Kontekstual berarti “teralami” oleh siswa, yang artinya menghubungkan materi ajar dengan lingkungan personal dan sosial siswa (Johnson, 2010: 20). Pembelajaran kontekstual atau sering dikenal dengan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pembelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima, dan mereka mampu menangkap makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya (Johnson, 2010: 14). Kontekstual merupakan sistem pengajaran yang cocok dengan otak karena menghubungan muatan akademis dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa sehingga dapat merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna (Johnson, 2010: 57). Pada penelitian ini, kontekstual mengandung arti memanfaatkan potensi local yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah. Pemanfaatan potensi lokal ini terlihat dari penggunaan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat alat peraga berasal dari lingkungan sekitar siswa sehingga mudah ditemukan. Melihat kembali dari PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23 sejarah Montessori yang mulai mengembangkan metode pembelajarannya bagi anak-anak gelandangan di pemukiman kumuh sekitar Roma, alat-alat peraga yang diciptakan saat itu berasal dari material apa adanya di lingkungan sekitar. Itu berarti konteks lingkungan sekitar menjadi sumber yang tidak terbatas untuk pembelajaran. Pengembangan alat peraga Montessori untuk perkalian yang hasilnya kurang dari 100 mengandung kelima ciri alat peraga. Penerapan ciri pertama menarik terlihat dari warna yang digunakan pada manik-manik yaitu warna cerah (hijau, merah, biru). Ciri kedua yaitu bergradasi, ciri ini tampak pada penggunaan indera penglihatan dan perabaan yang bersamaan pada saat menggunakan papan perkalian serta dapat digunakan untuk memahami konsep-konsep yang berbeda, bahkan untuk pembelajaran pada kelas selanjutnya. Ketika menggunakan manikmanik perkalian, siswaakan belajar membedakan manik satuan, puluhan, ratusan dan ribuanmelalui bentuknya. Manik satuan diletakkan paling kanan hingga manik ribuan di posisi paling kiri. Melalui letak manik perkalian ini siswa belajar membedakan nilai tempat suatu bilangan. Alat peraga yang dikembangkan dapat digunakan untuk menjelaskan konsep nilai tempat puluhan dan satuan pada kelas I bahkan dapat juga digunakan untuk memahami nilai tempat ratusan dan ribuan pada kelas II dan melakukan perkalian tiga angka pada kelas berikutnya. Ciri ketiga yaitu pengendali kesalahan (auto-correction). Ciri initampak saat anak meletakan manik di papan perkalian pada satuan atau puluhan. Selain itu, kartu soal juga mengandung pengendali kesalahan yang terletak pada kunci jawaban di bagian belakang setiap soal. Unsur keempat yaitu auto-education terlihat dari PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24 manik perkalian yang memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri. Ciri kelima, kontekstual tampak pada penggunaan potensi lokal di lingkungan sekitar sekolah yang digunakan untuk membuat alat peraga yaitu kayu mlinjo, mindi, dan lidi. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan alat peraga montesori adalah media pembelajaran berbentuk 3 dimensi yang menerapkan filosofi pembelajaran Montessori dan memiliki karakteristik yang berbeda dengan alat peraga pada umumnya. 2.1.4.4 Manfaat Alat Peraga Arsyad (2010: 26-27) menyebutkan lima manfaat dari penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar, yaitu dapat: (1) memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar proses belajar; (2) meningkatkan perhatian dan motivasi belajar anak serta memacu terjadinya interaksi langsung dengan lingkungan; (3) memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri sesuai dengan minat dan kemampuannya; (4) mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu; (5) memberi kesamaan pengalaman bagi siswa terhadap lingkungan. Penggunaan alat peraga Montessori, membuat siswa mampu mengembangkan kemampuan dan pemahamannya mengenai suatu materi yang abstrak. Perlahanlahan siswa akan meninggalkan penggunaan alat peraga dan membangun konsepkonsep baru sehingga dapat menghitung tanpa alat peraga dan mulai menghitung dengan menggunakan daya imajinasinya (Payne & Ridout, 2008: 10). Manfaat dari penggunaan alat peraga sangat sesuai dengan karakteristik pembelajaran Montessori yang telah dikemukakan pada pembahasan sebelumnya. Melihat PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25 begitu banyaknya manfaat dari alat peraga, dipandang sangat perlu untuk mengembangkan alat peraga yang digunakan dalam proses pembelajaran. 2.1.5 Pembelajaran Matematika 2.1.5.1 Hakikat Matematika Kata matematika berasal dari bahasa Latin, yaitu mathematicus dari bahasa Yunani ataumathematikos dengan akar kata manthanein yang berarti belajar atau hal yang dipelajari, sedangkan dalam bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti yang berkaitan dengan penalaran (Susanto, 2013: 184). Matematika merupakan ide-ide abstrak yang berupa simbol-simbol, karena itu konsep-konsep dalam matematika harus terlebih dahulu dipahami (Susanto, 2013: 183). Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1), matematika termasuk dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Kelompok mata pelajaran ini dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif, dan mandiri. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2007, mata pelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan di SD. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia (Depdiknas, 2008: 134). Tujuan dari mata pelajaran Matematika adalah untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26 logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama (Depdiknas, 2008: 135). Dalam kelas Montessori, matematika di SD berfungsi sebagai literasi yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami konsepkonsep yang abstrak dengan menggunakan benda-benda kongkret (Payne & Ridout, 2008: 10). Penekanan matematika bukan hanya mengenai rumus dan ketepatan atau benar salah saja, melainkan lebih kepada bagaimana siswa memahami materi melalui proses trial and error yang harus dilewatinya sehingga dapat membantu mengembangkan kemampuan berpikir logis dan matematis (Payne & Ridout, 2008: 9). Dengan demikian, matematika memiliki kedudukan dan esensi yang penting dalam struktur kurikulum pendidikan, khususnya di Sekolah Dasar. 2.1.5.2 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Mata pelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lainnya. Di Sekolah Dasar, mata pelajaran Matematika meliputi aspek bilangan, geometri dan pengukuran, serta pengolahan data (Depdiknas, 2008: 134-135). Berdasarkan peraturan menteri pendidikan nasional nomor 23 tahun 2006, Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada mata pelajaran Matematika SD/MI meliputi kemampuan memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan sifat-sifatnya; memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsur-unsur dan sifatnya; memahami konsep ukuran dan pengukuran berat, panjang, luas, volume, sudut, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27 waktu, kecepatan, serta debit; memahami konsep koordinat; memahami konsep pengumpulan data dan penyajiannya; memiliki sikap menghargai matematika; serta memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi pada materi pembelajaran mengenal operasi perkalian dan pembagian pada bilangan asli yang hasilnya kurang dari 100 melalui kegiatan eksplorasi menggunakan benda konkrit. Pada penelitian ini, hanya melakukan penelitian tentang perkalian. 2.1.5.3 Perkalian dalam Matematika SD Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang wajib dipelajari oleh siswa SD. Sesuai dengan Kurikulum 2013 tujuan matematika adalah membangun kemampuan siswa untuk berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Perkalian merupakan penjumlahan berulang (Heruman, 2007:17). Materi perkalian pada siswa kelas II SD meliputi perkalian sebagai penjumlahan berulang, mengalikan dua bilangan satu angka, mengalikan bilangan dua angka dengan bilangan satu angka, mengenal sifat pertukaran pada perkalian, sifat perkalian bilangan satu angka dengan bilangan 1, mengalikan bilangan satu angka dengan bilangan 0, mengalikan tiga bilangan berturut-turut, pasangan bilangan dengan hasil kali tertentu. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28 2.2 Penelitian yang Relevan Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian dan pengembangan ini yaitu penelitian tentang metode Montessori dan penelitian pengembangan alat peraga perkalian. 2.2.1 Penelitian tentang Metode Montessori Penelitian tentang Montessori dilakukan oleh Rathunde (2003), Manner (2006), dan Koh & Frick (2010). Rathunde (2003) melakukan penelitian tentang perbandingan mengenai sekolah Montessori dengan sekolah tradisional biasa dalam hal motivasi, kualitas pengalaman, dan konteks sosial. Hubungan antara pembelajaran Montessori dan teori pengalaman yang optimal adalah: (1) teori pengalaman, (2) perhatian terhadap konteks pengalaman, (3) sikap alamiah manusia dalam merayakan motivasi intrinsik pada anak. Disebutkan bahwa sekolah dengan metode Montessori menunjukkan motivasi dan pengalaman yang lebih positif jika dibandingkan dengan siswa di sekolah tradisional. Sekolah Montessori memiliki orientasi yang sangat kuat pada pengalaman, sangat memperhatikan konteks terjadinya pengalaman yang diharapkan, dan pentingnya mengembangkan pembelajaran berdasarkan motivasi intrinsik anak. Sementara itu, siswa di sekolah-sekolah yang tradisionalyang selalu menjadi pemikir banyak mengalami stres dan memiliki tingkat emosional tinggi. Sekolah tradisional pada umumnya lebih menekankan prestasi belajar tanpa memberikan perhatian cukup pada pengembangan kualitas pengalaman anak. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa anak-anak di sekolah Montessori memiliki motivasi intrinsik, tingkat PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29 konsentrasi, kontrol emosi, kesadaran, pengalaman, dan kontesks sosial yang jauh lebih baik dibandingkan sekolah dengan metode biasa. Manner (2006) juga membandingkan prestasi akademis antara sekolah Montessoridengan sekolah tradisional biasa. Penelitian ini membandingkan kemampuan membaca dan kemampuan matematika dengan skor yang sama antara sekolah Montessori dan sekolah tradisonal biasa dengan menggunakan instrumen tes prestasi Standford dalam periode tiga tahun berturut-turut. Penelitiannya menunjukkan bahwa pada tahun pertama anak-anak sekolah Montessori dan sekolah tradisional biasa tidak mengalami perbedaan dalam mencapai skor Standford. Perbedaan yang signifikan mulai muncul di tahun kedua. Pada tahun ketiga anak-anak di sekolah Montessori memperlihatkan kemampuan yang sangat drastis dibandingkan anak-anak di sekolah tradisonal biasa. Koh & Frick (2010) meneliti penerapan dukungan untuk kebebasan individu (autonomy support) dalam kelas Montessori. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik guru yang memiliki autonomy support dalam kelas Montessori dan bagaimana hal tersebut berpengaruh terhadap motivasi intrinsik siswa dalam bekerja. Penelitian ini dilakukan terhadap guru dan asistennya pada sekolah Montessori serta kelas Montessori yang terdiri dari 28 siswa yang berusia 9-11 tahun, sejajar dengan kelas 4-6 pada sekolah dasar tradisional. Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah Montessori yang terletak di Indiana, USA. Hasil penelitian ini terdiri atas dua hal, yaitu (1) guru dan asistennya memiliki strategi yang sesuai dengan filosofi Montessori dalam mendukung kemandirian siswa dan (2) siswa Montessori memiliki motivasi instrinsik dalam mengerjakan tugasnya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30 Berkaitan dengan hasil yang pertama, guru dan asistennya mendukung kemandirian siswa melalui memberikan kesempatan pada siswa untuk memilih sendiri jenis aktivitas yang akan dilakukannya dan teman bekerjanya. Guru mengembangkan kemandirian berpikir siswa melalui pemberian dorongan terhadap kebebasan berpikir siswa, inisiatif diri, dan menghormati pendapat siswa. Dalam menerapkan kontrol, guru dan asistennya mengakui dan menghargai perasaan siswa, mendukung rasional untuk tingkah laku yang diharapkan, dan menekan kecaman. Berkaitan dengan hasil yang kedua, siswa Montessori memiliki kecenderungan untuk mengerjakan setiap tugas belajarnya dikarenakan siswa menyadari pentingnya aktivitas tersebut untuk dirinya dan tujuan yang dicapai dari aktivitas tersebut. Ketiga penelitian terhadap metode Montessori tersebut menunjukkan bahwa metode Montessori berpengaruh positif terhadap perkembangan diri seorang anak secara menyeluruh. Hal tersebut ditunjukkan dengan tingginya motivasi intrinsik, kemandirian, pencapaian nilai akademik, dan tingkah laku (sosial) anak ketika belajar di sekolah Montessori. Seorang anak mengalami perkembangan secara alami baik dalam kemampuan maupun kepribadiannya. 2.2.2 Penelitian Pengembangan Alat Peraga Perkalian Beberapa penelitian yang berkaitan dengan pengembangan alat peraga perkalian di SD adalah penelitian oleh Rahmawati (2009), Fariha (2010), dan Sugiarni (2012). Rahmawati (2009) meneliti pengaruh penggunaan alat peraga perkalian model matriks terhadap kemampuan menghitung hasil kali pada siswa kelas III B PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31 SD N Balun 3 Cepu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika dengan pembelajaran menggunakan alat peraga perkalian model matriks lebih baik daipada prestasi belajar matematika dengan menggunakan alat peraga pada pokok bahasan perkalian. Fariha (2010) meneliti efektivitas alat peraga model matriks dengan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT siswa kelas II SD N Sukorejo 02 Tunjungan Blora. Hasil penelitian ini ditunjukkan dengan meningkatnya kriteria efektivitas hasil 80 menjadi 100 dan nilai rata-rata evaluasi kelas menjadi 95,6 dari yang semula 72,8 dan dapat meningkatkan efektivitas proses pembelajaran siswa dari kriteria efektivitas proses 61,82 menjadi 93,33. Pada persentase keefektivitasan belajar siswa sebelum tindakan sebesar 61,82 dan meningkat pada akhir tindakan sebesar 93,33. Sugiarni (2012) meneliti hasil peningkatan proses dan hasil belajar matematika dengan memanfaatkan media dan alat peraga materi operasi hitung campuran pada siswa kelas II semester 2 di SDN Suniarsih, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal. Penelitian ini merupakan penelitian yang memanfaatkan media dan alat peraga dalam pembelajaran matematika pada materi operasi hitung campuran. Hasil penelitian ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan terhadap pemahaman dan prestasi belajar siswa pada materi operasi hitung campuran melalui aktivitas-aktivitas pemberian apersepsi yang menarik melalui tanya jawab interaktif, perlibatan siswa dalam demonstrasi, pengaktifan siswa dalam tanya jawab, pengaktifan siswa dalam latihan pengerjaan soal, dan pemanfaatan alat peraga. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32 Secara garis besar ketiga penelitian tersebut meneliti tentang manfaat penggunaan alat peraga untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi yang dipelajari. Hasil dari ketiga penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan keaktifan siswa selama mengikuti pelajaran, peningkatan terhadap pemahaman siswa, dan prestasi belajar pada materi perkalian. Berdasarkan studi literatur penelitian di Indonesia mengenai pengembangan alat peraga perkalian, peneliti belum menemukan adanya penelitian yang meneliti dan mengembangkan alat peraga perkalian. Berdasarkan penelitian-penelitian yang relevan, belum ditemukan penelitian pengembangan produk alat peraga berbasis metode Montessori yang menggunakan perkalian dan metode Montessori, peneliti belum menemukan adanya penelitian mengenai pengembangan alat peraga perkalian yang berlandaskan pada filosofi pembelajaran Montessori. Kerangka penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat di literature map pada bagan 2.1. Penelitian ini akan memberikan pengetahuan baru dalam dunia penelitian mengenai pengembangan alat peraga perkalian. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Metode Montessori Alat peraga matematika Rathunde (2003) Metode Montessori, motivasi, kualitas pengalaman, dan konteks sosial. Rahmawati (2009) dan Fariha (2010) Alat peraga perkalian model matriks. Manner (2006) Membandingkan prestasi akademis antara sekolah Montessori dengan sekolah tradisional biasa Sugiarni (2012) Media dan alat peraga 33 Dewi (2012) Peningkatan hasil belajar matematika dengan metode Montessori Yang perlu diteliti: Pengembangan alat peraga Montessori untuk materi perkalian Bagan 2.1 Literature map dari penelitian-penelitian yang relevan 2.3 Kerangka Berpikir Siswa usia SD (7-11 tahun) umumnya masih senang untuk bermain, bergerak, dan bekerja di dalam kelompok. Anak pada usia tersebut menurut Jean Piaget (dalam Suparno, 2001:70) merupakan anak yang berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini anak mulai mencari validitas dengan temannya melalui penggunaan bahasa yang lebih komunikatif. Pemikiran anak dalam banyak hal PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34 sudah lebih teratur dan terarah karena sudah dapat berpikir serasi, klasifikasi dengan lebih baik, bahkan mengambil secara probabilitas. Anak sudah mampu mengembangkan berpikir logisnya namun masih terbatas pada hal-hal atau benda konkret. Dari hal tersebut, perlu adanya penggunaan benda konkret yang dapat ditangkap dengan panca indera anak sehingga anak lebih mudah memahami suatu hal. Alat peraga merupakan salah satu komponen dalam pembelajaran yang bermanfaaat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran dapat memudahkan siswa untuk memahami materi. Interaksi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa juga dapat terwujud dengan penggunaan alat peraga. Metode Montessori merupakan salah satu metode pembelajaran yang menerapkan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran. Metode ini merupakan sebuah metode pembelajaran yang diperkenalkan dan dikembangkan oleh seorang dokter wanita Italia yang bernama Maria Montessori. Montessori terus mengembangkan metodenya dengan adanya observasi yang dilakukan terhadap anak didiknya di Casa Dei Bambini. Observasi yang dilakukan oleh Montessori menjadikan beliau untuk terus mengoreksi dan memperbaiki alat peraga yang ada. Berdasarkan berbagai observasi yang dilakukan oleh Montessori, akhirnya beliau dapat mengembangkan alat peraga yang kekhasan tersendiri dan sesuai dengan karakteristik perkembangan anak. Berdasarkan fenomena yang ada, peneliti berinisiatif untuk mengembangkan metode pembelajaran Montessori melalui pengembangkan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35 media pembelajaran berbasis metode Montessori yang ekonomis. Peneliti akan mengembangkan alat peraga perkalian berbasis metode Montessori untuk siswa kelas II SDKanisius Kumendaman Yogyakarta.Alat peraga yang dikembangkan oleh peneliti disesuaikan dengan ciri-ciri alat peraga Montessori dengan memanfaatkan potensi lokal, alat ini diharapkan dapat membantu siswa memahami konsep perkalian. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB 3 METODE PENELITIAN Bab 3 membahas metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan metode penelitian yaitu mencakupjenis penelitian, setting penelitian, rancangan penelitian, prosedur pengembangan, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data danjadwal penelitian. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D). Metode R&D adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan kemudian menguji produk tersebut (Sugiyono, 2011: 297). R&D juga dapat diartikan sebagai suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada dan dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2011: 164). Penelitian ini berbasis pada model pengembangan industri yang menggunakan penelitian untuk menemukan suatu desain produk dan prosedur yang baru (Borg & Gall, 2007:589). Penelitian R&D lebih menekankan pengembangan model-model proses, bahan, dan sarana yang berawal dari adanya kebutuhan akan sebuah produk untuk memecahkan suatu permasalahan. Penelitian jenis ini dapat menghasilkan produk berupa perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). Penelitian ini mengembangkan alat peraga yang sudah ada di Montessori yaitu Multiplication Board dengan 36 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37 tujuan untuk meningkatkatkan kualitas dari yang sudah baik menjadi lebih baik lagi. Produk yang akan dihasilkan dalam penelitian ini berupa prototipealat peraga Montessori untuk materi perkalian yang diberi nama papan perkalian. 3.2 Setting Penelitian Setting penelitian pengembangan alat peraga berbasis metode Montessori akan menguraikan tentang objek penelitian, subjek penelitian, lokasi penelitian. 3.2.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah alat peraga Matematika Montessori yang berupa papan perkalian. Alat peraga yang berupa papan perkalian ini dilengkapi dengan manik-manik (satuan, puluhan dan ratusan), kartu bilangan, kartu soal, dan album pembelajaran. 3.2.2 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah sekelompok siswa kelas II semester ganjil di SD Kanisius Kumendaman tahun ajaran 2014/2015. Pemilihan sekelompok siswa yang terdiri atas enam siswa didasarkan atas rekomendasi guru kelas. Siswa yang direkomendasikan oleh guru kelas adalah siswa-siswa yang memiliki nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran Matematika. KKM yang ditetapkan guru adalah 70, siswa yang memiliki nilai di bawah KKM dipilih dengan alasan siswa tersebut masih mengalami kesulitan dalam berhitung, sehingga diperlukan pendampingan dalam belajar. Sekelompok siswa dipilih sebagai subjek karena mengacu pada filosofi pembelajaran Montessori, yaitu pembelajaran yang bersifat individual. Secara keseluruhan, siswa kelas PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38 IISDKanisius Kumendaman Yogyakarta berjumlah 20 anak yang terdiri atas 8 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. 3.2.3 Lokasi Penelitian Peneliti melaksanakan penelitian di SDK Kumendaman yang berlokasi di Jl. MT Haryono nomor 17, Desa Mantrijeron, Kecamatan Suryodiningratan, Kabupaten Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, 55182.Alasan pemilihan SD tersebut antara lain yaitu pertama letak sekolah yang berada di dekat dengan SD PPL dan memiliki akreditasi ”A”, memiliki prestasi yang cukup baik. Prestasi tersebut terlihat dari hasil belajar siswa berupa nilai rata-rata UN pada tahun ajaran 2013/2014. Alasan kedua karena siswa yang bersekolah di SDK Kumendaman memiliki latar belakang keluarga yang sangat beragam. Keberagaman ini dilihat dari latar belakang keluarga, pekerjaan orang tua, juga tingkat kemampuan ekonomi yaitu mulai dari menengah ke bawah hingga menengah ke atas. 3.3 Rancangan Penelitian Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini mengadopsidari dua model. Model pengembangan yang pertama yaitu dariSugiyono (2011: 298) menyebutkan 10 langkah yang harus dilaksanakan dalam penelitian dan pengembangan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39 Langkah-langkah pengembangan menurut Sugiyono adalah sebagai berikut: Potensi Masalah Pengumpulan Data Desain Produk Validasi Desain Ujicoba Pemakaian Revisi Produk Ujicoba Produk Revisi Desain Revisi Produk Produksi Massal Bagan 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode R&D (Sugiyono, 2014:409) Langkah-langkah penggunaan metode R&D seperti yang dikemukakan Sugiyono pada bagan 3.1 berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi atau masalah yang dikemukakan harus ditunjukkan dengan data empirik yang diperoleh berdasarkan laporan penelitian atau dokumentasi laporan tertentu yang masih up to date. Data sebagai sumber informasi tersebut kemudian dikumpulkan dan digunakan sebagai perencanaan produk tertentu untuk mengatasi masalah tersebut. Produk yang akan dihasilkan didesain dalam wujud gambar atau bagan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Desain produk ini kemudian dinilai atau divalidasi dengan menghadirkan beberapa pakar yang sudah berpengalaman di bidangnya. Hasil dari validasi kemudian menjadi dasar pertimbangan perbaikan desain (Sugiyono, 2011: 298-302). Desain produk kemudian dibuat dalam bentuk prototipe yang selanjutnya digunakan dalam uji PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 40 coba produk secara terbatas untuk mengetahui penilaian dari ahli. Penilaian ahlimenjadi dasar revisi atau perbaikan produk yang dikembangkan. Setelah direvisi, produk perlu diujicobakan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang lebih luas dan jika dalam pemakaiannya terdapat kekurangan atau kelemahan produk tersebut akan direvisi kembali. Jika produk dinyatakan layak digunakan, produk tersebut dapat diproduksi secara massal. Jika masih ada kekurangan, peneliti harus melakukan revisi produk lagi dan kemudian produk dapat dilakukan produksi massal. Model penelitian dan pengembangan yang kedua adalah langkah-langkah penelitian R and D menurut Borg & Gall (2007) dengan sepuluh langkah, yaitu 1) penelitian dan pengumpulan data dengan mengumpulkan informasi terkait literatur yang relevan; 2) perencanaan dengan kegiatan meliputi perumusan tujuan penelitian, kompetensi, sasaran, langkah-langkah penelitian, dan pengujian dalam lingkup terbatas; 3) pengembangan draft produk yang meliputi perancangan media pembelajaran, pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran, dan evaluasinya; 4) uji lapangan awal pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai 12 subjek uji coba (guru), selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara, dan pengedaran angket; 5) revisi produk berdasarkan masukan yang diperoleh dari uji coba terbatas; 6) uji coba produk di lapangan yaitu dengan melakukan uji coba lebih luas; 7) penyempurnaan produk hasil uji lapangan; 8) uji pelaksanaan lapangan melalui angket, wawancara, dan hasil observasi; 9) revisi produk akhir berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh dari langkah ke-6; dan 10) diseminasi hasil penelitian dan implementasi untuk melaporkan hasil penelitian PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41 dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal, bekerja sama dengan penerbit, dan melakukan monitor pada penyabaran produk serta kontrol kualitas. Pengembangan alat peraga matematika Montessori terdiri dari 5 tahapan yang dimodifikasi dari Sugiyono dan Borg dan Gall.Peneliti melakukan modifikasi karena terbatasnya waktu penelitian yang menyesuaikan pelaksanaan pembelajaran dengan kalender akademik di SD Kanisius Kumendaman. Lima tahapan penelitian dan pengembangan ini antara lain (1) potensi masalah, (2) perencanaan, (3) pengembangan desain alat peraga, (4) validasi produk alat peraga, (5) uji coba terbatas. 3.4 Prosedur Penelitian dan Pengembangan Prosedur penelitian dan pengembangan ini mengadopsi dan memodifikasi model Sugiyono (2010) dan langkah-langkah menurut Borg dan Gall (2007).Penelitian melakukan modifikasi karena terbatasnya waktu penelitian yang menyesuaikan pelaksanaan pembelajaran dengan kalender di SD Kanisius Kumendaman. Lima tahapan penelitian dan pengembangan ini antara lain (1) potensi masalah, (2) perencanaan, (3) pengembangan desain alat peraga, (4) validasi produk alat peraga, (5) uji coba terbatas. Berikut bagan prosedur penelitian dan pengembangan alat peraga papan perkalian. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI TAHAP PERTAMA Potensi Masalah Wawancara Analisis Karakteristik Alat Peraga Montessori Identifikasi Permasalahan Analisis Kebutuhan Pembuatan Kuesioner Analisis Kebutuhan Analisis Karakteristik Siswa Observasi Validasi Ahli Bahasa Penyebaran Kuesioner Analisis Kebutuhan Uji Keterbacaan Siswa Revisi Revisi Validator Ahli Matematika Validasi Guru SD Setara TAHAP KEDUA Perencanaan Uji Validasi Ahli Bahasa Kuesioner Uji Validasi Ahli Matematika Revisi Uji Keterbacaan Instrumen oleh Siswa Revisi Instrumen siap digunakan Revisi Uji Keterbacaan Soal oleh Siswa Revisi Uji Empiris Uji Validasi Guru SD Setara Instrumen Uji Validasi Ahli Pembelajaran MTK Tes Uji Validasi Ahli Guru SD Setara Uji Validasi Ahli Guru SD Penelitian TAHAP KETIGA Pengembangan Desain Desain Alat Peraga Pengumpulan Bahan Pembuatan Alat Peraga dan Album Konsep Desain Album Alat Perga TAHAP KEEMPAT Validasi Produk Validasi oleh ahli pembelajaran Montessori Validasi Alat Peraga Validasi oleh ahli pembelajaran Matematika Analisis I Validasi oleh guru kelas TAHAP KELIMA Uji Coba Lapangan Terbatas Pretest Uji Coba Lapangan Terbatas Posttest Analisis II Revisi Produk Prototipe Alat Peraga Pembelajaran Matematika SD Materi Perkalian Berbasis Metode Montessori Bagan 3.2 Tahap Pengembangan Alat Peraga Papan Perkalian 42 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43 Berdasarkan langkah-langkah penelitian pengembangan yang telah diungkapkan oleh Sugiyono serta Borg dan Gall, dalam membuat prosedur pengembangan untuk penelitian pengembangan alat peraga papan perkalian di SD Kanisius Kumendaman peneliti memodifikasi beberapa langkah sesuai bagan 3.2. Tahap pertama dari penelitian yang dilakukan adalah mengidentifikasi masalah dengan wawancara kebutuhan.Berdasarkan hasil dan wawancara observasi dan untuk observasi menganalisis tesebut peneliti menganalisis kebutuhan yang terdiri dari analisis karakteristik alat peraga Montessori dan analisis karakteristik siswa.Kedua karakteristik tersebut digunakan untuk pedoman pembuatan kuesioner analisis kebutuhan.Sebelum kuesioner analisis kebutuhan disebarkan kepada siswa maka dilakukan pengujian validasi oleh ahli bahasa, ahli matematika, dan guru SD setara.Lalu melakukan revisi berdasarkan masukan yang telah diberikan oleh para ahli.Setelah melakukan revisi kuesioner diuji keterbacaannya kepada siswa.Kemudian melakukan revisi, lalu penyebaran kuesioner.Penyebaran dilakukan kepada siswa dan guru, maka analisis kebutuhan diperoleh dari siswa, dan guru serta observasi keadaan sekolah. Tahap kedua adalah rangkaian perencanaan.Perencanaan merupakan tahap membuat instrumen penelitian yaitu tes dan kuesioner.Instrumen tes dan kuesioner sebelum digunakan dilakukan pengujian.Kuesioner diujikan kepada ahli bahasa, matematika, dan guru.Sedangkan tes diujikan kepada ahli pembelajaran matematika, guru SD setara dan guru SD penelitian.Kemudian merevisi instrumen, lalu menguji keterbacaannya kepada siswa agar dalam penyebarannya, kalimat mudah dimengerti oleh siswa. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44 Tahap ketiga adalah pengembangan desain.Pengembangan desain terdiri dari konsep pembuataan alat peraga dan desain album alat peraga.Desain alat peraga mengacu pada hasil analisis kebutuhan siswa dan guru.Setelah desain selesai maka langkah selanjutnya adalah pengumpulan bahan untuk pembuatan alat peraga.Kemudian, alat peraga dan album siap dibuat. Tahap keempat adalah validasi produk.Produk yang telah selesai dalam langkah pembuatan, lalu diujikan kepada ahli pembelajaran metematika, ahli pembelajaran matematika, dan kepada guru kelas.Hasil uji kepada tiga ahli tersebut kemudian dianalisis.Hasil analisis merupakan nilai kualitas alat peraga yang telah diciptakan. Tahap kelima adalah ujicoba lapangan terbatas.Uji coba lapangan terbatas dilakukan kepada siswa yang menjadi sampel penelitian yaitu, enam siswa SD kelas II SD Kanisius Kumendaman.Langkah tahap uji coba lapangan terbatas dimulai dengan pretest untuk menguji kemampuan awal siswa.Kemudian dilakukan uji coba lapangan menggunakan alat peraga yang telah diciptakan.Langkah selanjutnya adalah posttes untuk mengetahui kemampuan siswa setelah menggunakan alat peraga.Hasil dari pretest, proses ujicoba lapangan, dan hasil posttes dianalisis.Berdasarkan hasil analisis kemudian merevisi apabila ada yang kurang tepat.Hasil revisi tersebut merupakan prototipe alat peraga pembelajaran matematika SD materi perkalian berbasis metode Montessori. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45 3.5 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti ada empat yaitu pedoman wawancara, pedoman observasi, kuesioner, dan tes.Berikut penjelasan mengenai instrumen penelitian. 3.5.1 Pedoman Wawancara Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara.Jenis wawancara terstruktur.Wawancara tidak dilakukan terstruktur adalah adalah wawancara wawancara tidak yang bebas mengajukan pertanyaan tanpa menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan data. 3.5.1.1 Wawancara kepala sekolah Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah SD Kanisius Kumendaman.Wawancara tersebut digunakan untuk mengumpulkan data analisis kebutuhan yang berada di sekolah.Berikut ini kisi-kis wawancara kepada kepala sekolah. Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara Kepala Sekolah No. 1. 2. 3. 4. Topik Pertanyaan Informasi berkaitan dengan sekolah Ketersediaan alat peraga di sekolah antara lain: a. Alat peraga matematika yang sudah ada di sekolah b. Pengadaan alat peraga matematika di sekolah c. Perawatan alat peraga matematika di sekolah Penggunaan alat peraga matematika dalam pembelajaran Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan alat peraga. Kisi-kisi tersebut kemudian disusun menjadi pertanyaan wawancara.Sebelum pedoman digunakan, dilakukan validasi kepada guru SD PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46 setara, ahli matematika dan ahli bahasa.Hasil validasi pedoman tersebut memperoleh skor 3,62 dengan kategori “sangat baik”. 3.5.1.2 Wawancara guru Wawancara dilakukan kepada guru sekolah SD Kanisius Kumendaman.Wawancara tersebut digunakan untuk mengumpulkan data analisis kebutuhan.Berikut ini kisi-kisi wawancara kepada guru kelas II. Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Guru No. 1. 2. 3. 4. 5. Topik Pertanyaan Ketersediaan alat peraga di kelas antara lain: a. Alat peraga matematika yang dimiliki oleh kelas b. Pengadaan alat peraga matematika oleh guru Penggunaan alat peraga matematika dalam pembelajaran Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran matematika Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan di atas Kisi-kisi tersebut kemudian disusun menjadi pertanyaan wawancara.Sebelum pedoman digunakan, dilakukan validasi kepada guru SD setara, ahli matematika dan ahli bahasa. Hasil validasi pedoman tersebut memperoleh skor 3,62 dengan kategori “sangat baik”. 3.5.1.3 Wawancara siswa Wawancara dilakukan kepada guru sekolah SD Kanisius Kumendaman.Wawancara tersebut digunakan untuk mengumpulkan data analisis kebutuhan.Berikut ini kisi-kisi wawancara kepada siswa kelas II. Tabel. 3.3 Kisi-kisi Wawancara Siswa No. 1. 2. 3. Topik Pertanyaan Tanggapan terhadap pembelajaran matematika yang selama ini terjadi. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika . PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Kisi-kisi tersebut kemudian disusun menjadi 47 pertanyaan wawancara.Sebelum pedoman wawancara digunakan untuk mengukur, dilakukan validasi kepada guru.Guru yang memvalidasi pedoman wawancara ialah guru SD Kanisius Pugeran sebagai SD yang setara, ahli matematika dan ahli bahasa. Hasil validasi pedoman tersebut memperoleh skor 3,62 dengan kategori “sangat baik”. 3.5.2 Pedoman Observasi Pedoman observasi yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut adalah observasi tidak terstruktur.Apabila dilihat dari prosesnya merupakan observasi non partisipatif.Berikut ini adalah kisi-kisi observasi. Tabel 3.4 Kisi-kisi Observasi No. Kisi-kisi Observasi Item 1. Ketersediaan alat peraga matematika di kelas 2. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika di kelas 3. Cara penggunaan alat peraga matematika di kelas 4, 5. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika Objek yang Diamati Adanya alat peraga yang didisplay untuk pembelajaran matematika di kelas. Guru menggunakan alat peraga selama pembelajaran matematika di kelas untuk menjelaskan materi pembelajaran. Guru menjelaskan cara penggunaan alat peraga matematika kepada siswa. Siswa mengalami kesulitan mengikuti proses pembelajaran matematika di kelas. Siswa mengalami kesulitan mengerjakan soal matematika yang diberikan guru. Kisi-kisi tersebut kemudian disusun menjadi pedoman observasi.Sebelum pedoman digunakan, dilakukan validasi kepada ahli matematika, ahli bahasa dan guru SD setara. Hasil validasi pedoman tersebut memperoleh skor 3,62 dengan kategori “sangat baik”. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 48 3.5.3 Kuesioner Kuesioner yang digunakan peneliti ada dua, yaitu kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk.Berikut penjelasan mengenai kuesioner yang digunakan peneliti. 3.5.3.1 Kuesioner analisis kebutuhan Kuesioner analisi kebutuhan digunakan untuk mengetahui kebutuhan dilapangan.Kuesioner disusun menggunakan kisi-kisi sebagai berikut. Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru dan Siswa Indikator Auto-education Kontekstual Menarik Bergradasi Auto-correction Deskriptor 1. Penggunaan alat peraga matematika 2. Belajar secara mandiri 1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar 1. Memiliki warna 1. Dapat digunakan untuk lebih dari satu kompetensi 2. Berat alat peraga 1. Membantu menemukan kesalahan sendiri 2. Membantu menenukan jawaban yang benar Nomor Item 1, 2 7, 8 3, 4 5, 6 9, 10 Kisi-kisi tersebut kemudian disusun menjadi pertanyaan.Sebelum pedoman digunakan, dilakukan validasi kepada ahli bahasa, ahli matematika, dan guru SD setara. Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru diperoleh skor 3,58 kategori “sangat baik”. Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan oleh siswa diperoleh skor 3,42 dengan kategori “sangat baik”. Selain validasi kontruk, peneliti juga menguji keterbacaan kalimat kepada siswa SD Kanisius Pugeran untuk kuesioner analisis kebutuhan siswa, dan diperoleh skor 3,74 dengan kategori “sangat baik”.Berdasarkan skor bobot yang diperoleh maka kuesioner layak digunakan sebagai instrumen pengumpulan data, sebagai analisis kebutuhan guru dan siswa. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 49 3.5.3.2 Kuesioner Validasi Produk Kuesioner validasi produk digunakan untuk menguji kelayakan produk yang telah diciptakan.Kuesioner validasi produk diberikan kepada ahli pembelajaran Montessori, ahli pembelajaran matematika dan guru kelas.Kuesioner validasi produk mempunyai kisi-kisi sebagai berikut. Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli Indikator Auto-education Auto-correction Menarik Bergradasi Konstektual Deskriptor 1. Membantu siswa memahami konsep matematika 2. Siswa belajar secara mandiri 1. Membantu siswa menemukan kesalahan sendiri 2. Membantu siswa menemukan jawaban yang benar 1. Memiliki warna yang menarik bagi siswa 2. Bentuk alat menarik bagi siswa untuk belajar 1. Dapat digunakan untuk berbagai kompetensi dasar yang berbeda 2. Memiliki berat yang sesuai dengan siswa 1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar 2. Dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar Nomor Item 1, 2 7, 8 3, 4 5, 6 9, 10 Kuesioner validasi produk telah divalidasi oleh ahli bahasa dan guru kelas SD setara.Validasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan setiap instrumen yang digunakan. Hasil validasi kuesioner validasi produk menunjukkan 3,9 termasuk dalam kategori sangat baik.Oleh karena itu, instrumen tersebut layak digunakan tanpa perbaikan. 3.5.1.3 Kuesioner Validasi Produk melalui Uji Coba Terbatas Kuesioner validasi produk melalui uji coba terbatas disusun berdasarkan 5 karakteristik alat peraga seperti menarik, bergradasi, auto-correction, autoeducation, dan kontekstual.Kuesioner ini diisi oleh siswa kelas II, setelah peneliti PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50 melakukan uji coba lapangan terbatas.Berikut merupakan kisi-kisi kuesioner validasi produk. Tabel 3.7 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk melalui Uji Coba Terbatas Indikator Auto-education Auto-correction Menarik Bergradasi Kontekstual Deskriptor 1. Membantu siswa memahami konsep matematika 2. Siswa belajar secara mandiri 1. Membantu siswa menemukan kesalahan sendiri 2. Membantu siswa menemukan jawaban yang benar 1. Memiliki warna yang menarik bagi siswa 2. Bentuk alat menarik bagi siswa untuk belajar 1. Dapat digunakan untuk berbagai kompetensi dasar yang berbeda 2. Memiliki berat yang sesuai dengan siswa 1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar 2. Dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar Nomor Item 1, 2 7, 8 3, 4 5, 6 9, 10 Kisi-kisi tersebut dikembangankan menjadi 10 pertanyaan.Pertanyaanpertanyaan yang diajukan digunakan sebagai pengendali kesesuaian pengembangan berdasarkan 5 karakteristik alat peraga.Hasil validasi kuesioner validasi produk melalui uji coba terbatas menunjukkan skor 4 termasuk dalam kategori sangat baik. Setelah melalui uji validasi oleh ahli, selanjutnya peneliti melakukan uji keterbacaan kuesioner kepada sekelompok siswa kelas II SD Kanisius Pugeran.Uji keterbacaan instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap bahasa yang digunakan dalam instrumen (Haladyna, dkk, 2002: 326).Berdasarkan hasil uji keterbacaan, didapatkan skor rerata 3,5 termasuk dalam kategori sangat baik sehingga instrumen layak digunakan tanpa perbaikan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51 3.5.4 Tes Tes dalam penelitian dan pengembangan alat peraga papan perkalian menggunakan tes uraian dengan jumlah soal 30 soal diuraikan dari enam indikator dengan kompetensi inti “Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah” dan kompetensi dasar “Mengenal operasi perkalian dan pembagian pada bilangan asli yang hasilnya kurang dari 100 melalui kegiatan eksplorasi menggunakan benda konkrit”.Soal tes diujikan kepada ahli pembelajaran matematika dan guru kelas II.Setelah diperoleh soal yang layak, instrumen tes diujicobakan secara empiriskepada sekelompok siswa SD setara.Instrumen tes diuji validitas dan reliabilitasnya secara empiris.Uji empiris terhadap instrumen tes bertujuan untuk mengkaji teori yang berkaitan dengan konstruk yang relevan oleh tes yang dikembangkan (Kusaeri & Suprananto, 2009: 79).Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu tes.Reliabilitas adalah alat untuk mengukur kestabilan suatu tes.Melalui jawaban seseorang terhadap butir tes dari waktu ke waktu.Tes yang dikembangkan adalah materi perkalian.Uji validitas soal dilakukan menggunakan SPSS 16.0 for Windows dan diperoleh 25 soal valid dengan reliabilitas 0,873.Berikut kisi-kisi intrumen tes yang digunakan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52 Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Empiris 3. Memahami pengetahuan faktualdengan cara mengamati [mendengar,melihat, membaca] dan menanyaberdasarkan rasa ingin tahu tentangdirinya, makhluk ciptaan Tuhan dankegiatannya, dan benda-benda yangdijumpainya di rumah dan di sekolah KD: 3.2 Mengenal operasi perkalian dan pembagian pada bilangan asli yang hasilnya kurang dari 100 melalui kegiatan eksplorasi menggunakan benda konkrit No. Indikator Nomor Soal 1. Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya 1, 3, 8, 18, 21, 23, 24 bilangan dua angka. 2. Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya 2, 19, 20, 22 bilangan tiga angka. 3. Mengubah bentuk penjumlahan berulang kedalam 4, 5, 11, 12, 15, 16 bentuk perkalian. 4. Mengubah bentuk perkalian kedalam bentuk 6, 7, 17 penjumlahan berulang. 5. Menggunakan operasi hitung pertukaran untuk 9, 10 mempermudah perhitungan perkalian. 6. Menyelesaikan masalah berkaitan dengan operasi 13, 14, 25, 26, 27, 28, 29, hitung perkalian. 30 KI: 3.6 Teknik Pengumpulan Data 3.6.1 Wawancara Penelitian dan pengembangan ini menggunakan jenis wawancara terstruktur.Wawancara yang terstruktur adalah wawancara yang menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sitematis (Sugiyono, 2010:319).Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk menganalisis kebutuhan alat peraga matematika dari beberapa narasumber antara lain 5 siswa kelas II, guru kelas II, dan kepala sekolah SD Kanisius Kumendaman. 3.6.2 Observasi Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2011:220). Observasi yang dilakukan peneliti tidak terlibat langsun g dalam kegiatan dan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 53 hanya menjadi pengamat independen (Sugiyono, 2014:204).Melalui observasi peneliti mengetahui perilaku responden dan penggunaan alat peraga di dalam kelas. 3.6.3 Kuesioner 3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan beberapa pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab sesuai dengan keadaan siswa (Widoyoko, 2014: 154-155). Kuesioner yang digunakan pada tahapan ini adalah kuesioner terbuka dengan berisi pertanyaan-pertanyaan pokok yang bisa direspon secara bebas oleh responden (Sukmadinata, 2011:219).Tujuan penggunaan kuesioner pada tahap ini adalah untuk mengetahui kebutuhan penggunaan alat peraga.Penyusunan kuesioner mengacu pada indikator-indikator yang disesuaikan dengan kelima ciri-ciri alat peraga berbasis metode Montessori. 3.6.3.2 Kuesioner Uji Validasi Produk untuk Ahli Uji validasi produk dilakukan dengan tujuan memperoleh data dalam menentukan kualitas produk yang dikembangkan oleh peneliti.Kuesioner uji validasi produk oleh ahli terdiri dari sepuluh pertanyaan yang mengacu pada ciriciri alat peraga berbasis metode Montessori.Tujuan menggunakan kuesioner validasi produk ini untuk mengetahui kualitas produk alat peraga yang dikembangkan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 54 3.6.3.3 Kuesioner Uji Validasi Produk melalui Uji Coba Terbatas Uji validasi produk dilakukan dengan cara uji coba terbatas kepada sekelompok siswa kelas II SD Kanisius Kumendaman. Kuesioner uji validasi produk melalui uji coba terbatas terdiri dari sepuluh pertanyaan yang mengacu pada ciri-ciri alat peraga berbasis metode Montessori.Uji validasi produk melalui uji coba terbatas dilakukan untuk memperoleh masukan dan penilaian dari siswa.Masukan dan penilaian dari siswa menjadi umpan balik mengenai kualitas dan kelayakan produk ketika digunakan dalam pembelajaran matematika materi perkalian. 3.6.4 Triangulasi Triangulasi data digunakan untuk memperoleh data dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam. Analisis data melalui triangulasi dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah pengumpulan data dalam periode tertentu (Sugiyono, 2011: 246). Proses analisis melalui triangulasi data dapat dilihat pada bagan 3.3 berikut. Pengumpulan data Kuesioner Observasi Wawancara Bagan 3.3 Analisis Triangulasi Data PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 55 Berdasarkan bagan 3.3menunjukkan 3teknik yang digunakan oleh peneliti untuk menganalisis kebutuhan alat peraga matematika kelas II untuk guru dan siswa. Hasil analisis, selanjutnya digunakan sebagai bahan pertimbangan pembuatan alat peraga yang disesuaikan dengan kebutuhan guru dan siswa.Selain itu, peneliti juga menggunakan teknik triangulasi untuk menganalisis data wawancara dari tiga sumber data.Penelitian ini menggunakan hasil data yang diperoleh dari hasil wawancara kepala sekolah, guru dan siswa. Kepala Sekolah Wawancara Guru Siswa Bagan 3.4 Triangulasi Sumber Data Analisis Kebutuhan Triangulasi sumber dilakukan kepada responden yang akan menjadi obyek penelitian saat melakukan uji coba produk. Informasi yang diperoleh dari responden, akan mempengaruhi produk yang akan dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan. 3.7 Teknik Analisis Data 3.7.1 Wawancara Wawancara merupakan suatu proses pengumpulan informasi dengan kontak langsung atau tatap muka antara pencari informasi dan sumber informasi yang dilakukan dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 56 dijawab secara lisan pula (Margono, 2010: 165).Dalam penelitian ini, wawancara digunakan untuk memperoleh data secara kualitatif. Pada penelitian ini digunakan jenis wawancara tidak terstruktur. Pewawancara maupun subjek yang diwawancarai dapat dengan bebas memberikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari peneliti karena pada dasarnya jawaban yang diperoleh dari subjek tidak dapat diprediksi sebelumnya sebab sangat bergantung pada realitas yang terjadi sebenarnya (Krathwohl, 2004: 298-299). Wawancara tidak terstruktur biasanya digunakan dalam pertanyaan-pertanyaan tentang pandangan hidup, sikap, keyakinan subjek, atau keterangan lainnya yang dapat diajukan secara bebas kepada subjek (Margono, 2010: 167). Peneliti menggunakan pedoman wawancara sebagai acuan untuk memberikan pertanyaan, namun pertanyaanpertanyaan yang diberikan dapat berkembang sesuai dengan jawaban narasumber dan kondisi di lapangan. Peneliti melakukan wawancara secara langsung di awal pertemuan guna mencari tahu mengenai ketersediaan dan penggunaan alat peraga selama ini. Wawancara awal ini dilakukan sebagai bentuk follow up terhadap hasil kuesioner analisis kebutuhan. Selain itu, wawancara juga dilakukan untuk mengonfirmasi kuesioner validasi produk yang telah diberikan dan untuk mendapatkan informasi secara lebih mendalam mengenai kualitas produk yang dikembangkan. Wawancara juga dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai dampak proses yaitu persepsi siswa dalam penggunaan alat peraga papan perkalian. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 57 3.7.2 Observasi Teknik observasi merupakan salah satu teknik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data tentang ketersediaan dan penggunaan alat peraga.Data yang dihasilkan dari observasi merupakan data kualitatif.Observasi bertujuan untuk memperkuat informasi yang telah diperoleh memperkuat informasi yang telah diperoleh kuesioner dan wawancara dari subjek penelitian.Hasil observasi digunakan untuk mengolah kebutuhan di sekolah.Informasi yang diperoleh dari data tersebut diolah beserta dengan hasil wawancara dari guru, siswa, dan kepada sekolah. 3.7.3 Kuesioner 3.7.3.1 Teknik Analisis Kebutuhan Teknik analisis data pada kuesioner analisis kebutuhan berupa penghitungan nilai dalam bentuk persen.Tujuan dari penghitungan nilai dalam bentuk persen adalah untuk memperoleh data rasio dari analisis kebutuhan.Penghitungan tersebut untuk mengetahui persentase setiap item pada kuesioner. Presentase = Rumus 3.1 Rumus Persentase Jawaban dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan. Selain dalam bentuk presentase, kuesioner analisis kebutuhan memberikan kesempatan kepada responden untuk memberikan pendapat secara terbuka.Teknik analisis data untuk mengolah pendapat yang muncul dengan menginterpretasikan data kualitatif berupa pendapat terbuka dari responden.Analisis tersebut PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58 digunakan untuk mengetahui berbagai alasan sekaligus data penguat dari jawaban responden dalam data kualitatif. 3.7.3.2 Teknik Analisis Validasi Ahli Data yang diperoleh berdasarkan kuesioner dari responden selanjutnya dianalisis dengan statistik deskriptif sebagai pertimbangan dalam pengembangan alat peraga matematika berbasis metode Montessori dan album pembelajarannya. Langkah-langkah analisis statistik deskriptif meliputi, (1) pengumpulan data kasar, (2) pemberian skor untuk analisis kuantitatif, dan (3) skor yang diperoleh melalui uji validasi dikonversikan menjadi data kualitatif dengan skala empat. Pengkonversian tersebut mengacu pada skala Likert yang diadaptasi oleh Widoyoko (2013: 144). Tabel 3.9 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Interval Skor 3,25<X≤4,00 2,50<X≤3,25 1,75<X≤2,50 1,00≤X≤1,75 Klasifikasi Sangat Baik Baik Kurang Sangat Kurang Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan empat kriteriapenilaian alat peraga, yaitu sangat baik (4), baik (3), kurang baik (2), dan sangat kurang baik (1).Konversi skor diatas menjadi acuan peneliti dalam mengukur kelayakan instrumen non tes yang digunakan maupun validasi produk alat peraga. 3.7.4 Teknik Analisis Uji Coba terbatas Sebelum melakukan uji coba lapangan terbatas, peneliti mengadakan pretest dan posttest. Soal tersebut digunakan untuk melihat kemampuan awal siswa PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 59 sebelum uji coba lapangan terbatas dan melihat kemampuan siswa setelah mengikuti uji coba lapangan terbatas. Rumus perhitungan pretest dan posttest. Nilai tes = Rumus 3.2 Nilai Pretest dan Posttest Langkah selanjutnya yaitu menghitung rata-rata nilai tes semua siswa dengan rumus. Rata-rata nilai tes = Rumus 3.3 Rata-rata Nilai Tes Dari nilai rata-rata dapat diketahui perbedaan nilai pretest dan posttest. Perbedaan nilai = (nilai posttest – nilai pretest) Rumus 3.4 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest Perbedaan nilai = Rumus 3.5 Rata-rata Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 60 3.8 Jadwal penelitian Penelitian dan pengembangan ini dilaksanakan dari 12 Juli 2014 hingga 19 Desember 2014. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab 4 berisi hasil penelitian dan pembahasannya yang mencakup hasil dan pembahasan. 4.1 Hasil Bab ini berisi uraian tentang proses penelitian dari persiapan sampai pelaksanaan. Uraian tersebut meliputi potensi masalah, perencanaan, pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. 4.1.1 Potensi Masalah Potensi masalah dikaji dengan mengidentifikasi masalah yang terjadi di lapangan. 4.1.1.1 Identifikasi Masalah Tahap awal penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh penelitian adalah mengidentifikasi permasalahan terkait dengan kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.Peneliti mengkaji permasalahan tersebut dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi.Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru dan sekelompok siswa.Wawancara dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi.Peneliti melakukan observasi secara nonpartisipatif, yakni peneliti sebagai pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dan berperan sebagai pengamat.Peneliti melakukan analisis kebutuhan setelah melakukan wawancara dengan kepala sekolah, guru dan sekelompok siswa dan observasi yang dilakukan di dalam kelas ketika guru mengajar. Data yang diperoleh akan dianalisis sebagai dasar pembuatan kuesioner. Hasil 61 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62 dari triangulasi data wawancara, observasi dan kuesioner akan menjadi analisis kebutuhan untuk menentukan potensi dan masalah. 4.1.1.2 Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik yang dilakukan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran matematika.Kegiatan wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru kelas, dan 5 siswa kelas II.Sebelum dilakukan kegiatan wawancara, instrumen wawancara divalidasi kepada beberapa ahli seperti ahli bahasa, pembelajaran matematika, dan guru SD setara.Validasi yang dilakukan merupakan validasi konstrak yaitu melihat kesesuaian instrumen yang digunakan dengan teori yang ada.Adapun hasil validasi terhadap instrumen wawancara dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Ahli Bahasa Matematika Guru 1 Guru 2 1 4 3 4 4 2 4 4 4 4 Nomor Item 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 Rerata 5 2 3 4 3 6 4 3 4 4 Total Rerata 22 20 22 23 21,75 3,67 3,33 3,67 3,83 3,62 Berdasarkan hasil validasi tersebut, didapatkan rerata skor sebesar 3,62. Hal tersebut menunjukkan bahwa instrumen wawancara layak digunakan.Beberapa ahli tersebut juga memberikan komentar terkait dengan pedoman wawancara.Berikut merupakan hasil rekapitulasi komentar yang disajikan dalam tabel 4.2. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 63 Tabel 4.2 Rekapitlasi Komentar Validasi Instrumen Wawancara oleh Ahli Ahli No. Item Bahasa Matematika Guru 1 1 - 2 - 3 - 4 - Guru 2 - - - Penggunaan huruf kapital 5 Tidak ada Tidak ada pedoman penskoran - 6 - - Beberapa komentar tersebut menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti dalam memperbaiki instrumen wawancara sebelum digunakan. Selanjutnya, pedoman wawancara tersebut digunakan untuk mencari data tentang ketersediaan dan penggunaan alat peraga dengan responden antara lain kepala sekolah, guru, dan siswa kelas II. Berikut akan dipaparkan hasil wawancara ketiga narasumber. 4.1.1.2.1 Wawancara Kepala Sekolah Wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap kepala sekolah SD Kanisius Kumendaman pada tanggal 18 Juli 2014.Wawancara yang dilakukan kepada kepala sekolah telah diperoleh bahwa guru memiliki metode masing-masing untuk mengajar dikelas.Metode yang dilakukan disesuaikan kebutuhan kelas atau kondisi kelas.Pada pembelajaran matematika khususnya, sampai saat ini siswa belum memperoleh prestasi dalam bidang tersebut.Namun untuk hasil ujian nasional, beberapa siswa memperoleh nilai maksimal. Pelajaran bidang matematika sendiri, beberapa anak yang dapat memahaminya, maka akan semakin suka namun, anak merasa ketakutan apabila merasa kesulitan dalam belajar matematika. Kesulitan matematika sendiri, dikarenakan karena anak yang minder, dan kurangnya kreatifitas guru membantu anak yang mengalami kesulitan, misalkan menggunakan alat peraga atau PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64 media.Kesulitan dalam bidang matematika pun tidak dialami oleh siswa kelas tertentu.Kesulitan dapat dialami ketika siswa tidak menyukai sehingga merasa ketakutan dan minder, serta kurangnya pendampingan untuk selalu berlatih.Bukan hanya itu saja, kemampuan guru dalam mendampingi siswa mempengaruhi kemampuan siswa dalam memahami konsep abstrak.Pengadaan alat peraga di SD Kanisius Kumendaman dilakukan dengan menduplikat alat peraga, dan dapat membuatnya sendiri.Pengadaan dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan siswa.Terkait dengan alat peraga, SD Kanisius Kumendaman sudah pernah dilakukan penelitian dengan mengembangkan alat peraga dan diujicobakan secara terbatas, serta pretest dan posttest.Berikut ini adalah hasil wawancara kepala sekolah berkaitan dengan alat peraga. Tabel 4.3 Hasil Wawancara Kepala Sekolah No 1. Topik Pertanyaan Informasi berkaitan dengan sekolah 2. Ketersediaan alat peraga di sekolah antara lain: a. Alat peraga matematika yang sudah ada di sekolah b. Pengadaan alat peraga matematika di sekolah c. Perawatan alat peraga matematika di sekolah Penggunaan alat peraga matematika dalam pembelajaran 3. 4. Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan alat peraga. Hasil Wawancara Siswa SD Kanisius Kumendaman pernah mendapat kejuaran terkait dalam pembelajaran matematika. Sekolah berupaya menyediakan alat peraga meskipun hanya menduplikat atau hanya menggunakan bahan yang ada disekitar sekolah dan tergantung kreatifitas masing-masing guru dalam membuat alat peraga bersama siswa diwaktu pelajaran berlangsung. Penggunaan disesuaikan dengan kondisi kelas. Terbatasnya alat peraga mempengaruhi cara penggunaan. Apabila tersedia alat hanya satu, maka digunakan secara klasikal. Penelitian terkait dengan alat peraga belum pernah dilakukan di SD Kanisius Kumendaman. 4.1.1.2.2Wawancara Guru Berdasarkan wawancara dengan guru kelas II SD KanisiusKumendaman yang dilaksanakan pada tanggal 18 Juli 2014, diperoleh bahwa beberapa siswa merasa kesulitan saat PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 65 melakukan perkalian. Ketika pembelajaran dikelas, guru hanya menggunakan alat peraga seadanya yang ada di sekolah namun alat peraga tersebut belum dapat menarik minat siswa untuk belajar, sehingga saat pembelajaran berhitung siswa bermain dan berlarian di dalam kelas. Guru mengatakan bahwa siswa terlihat mengeluh ketika pembelajaran matematika yakni pada materioperasi hitung perkalian. Meskipun pembelajaran tersebut sudah menggunakan alat peraga dadu kecil-kecil, anak masih merasa kesulitan. Tabel 4.4 Hasil Wawancara Guru No. 1. 2. 3. 4. 5. Topik Pertanyaan Ketersediaan alat peraga di kelas antara lain: a. Alat peraga matematika yang dimiliki oleh kelas b. Pengadaan alat peraga matematika oleh guru Penggunaan alat peraga matematika dalam pembelajaran Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran matematika Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika Hasil Wawancara Alat peraga sudah disediakan sekolah, tetapi hanya terbatas. Guru merasa kerepotan jika diminta untuk menyediakan alat peraga terlebih dahulu. Kadang-kadang siswa diminta untuk membuat alat peraga sendiri. Alat peraga hanya terbatas dan tidak semua materi menggunakan alat peraga. Kemampuan siswa yang berbeda-beda dalam menangkap materi pembelajaran, membuat guru harus menjelaskan ulang. Kesulitan yang dialami siswa kelas II yaitu dalam penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Usaha yang dilakukan untuk mengatasi Memberikan jam tambahan setelah pulang kesulitan-kesulitan di atas sekolah. 4.1.1.2.3 Wawancara Siswa Wawancara kepada siswa kelas II SD Kanisius Kumendaman pada tanggal 1 September 2014.Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui kesulitan dalam belajar matematika.Berikut ini adalah hasil dari wawancara yang ditunjukan kepada siswa. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 66 Tabel 4.5 Hasil Wawancara Siswa Kelas II No. 1. 2. 3. Topik Pertanyaan Hasil Wawancara Tanggapan terhadap pembelajaran Siswa mengatakan pelajaran matematika itu matematika yang selama ini terjadi. susah dan membosankan. Tetapi ada juga yang mengatakan matematika itu menyenangkan. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran Siswa hanya menyebutkan spidol, kapur, papan matematika tulis, balok kecil-kecil, lemari, penggaris. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam Kesulitan belajar yang dialami oleh siswa pembelajaran matematika diantaranya: - Perkalian - Perkalian dengan teknik menyimpan Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa ketersediaan dan penggunaan alat peraga masih terbatas.Hal tersebut dapat terlihat dari jawaban narasumber yang digambarkan dalam bagan berikut. Guru Kelas: Kepala Sekolah: Sekolah sudah menyediakan beberapa alat peraga tetapi ada guru yang kreatif untuk membuat alat peraga sendiri. Alat peraga terbatas dan tidak semua materi menggunakan. Guru merasa kerepotan dalam menjelaskan materi pembelajaran matematika. Siswa: Siswa hanya menyebutkan spidol, kapur, papan tulis, balok kecil-kecil, lemari, penggaris. Bagan 4.1 Teknik Triangulasi Sumber Data Wawancara PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 67 Berdasarkan sumber data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa pengadaan alat peraga masih terbatas dan penggunaan dalam pembelajaran matematika belum optimal.Alat peraga perlu memperhatikan karakteristik siswa, sehingga mampu menarik minat belajarnya, serta memperhatikan karakteristik alat peraga yang baik. 4.1.1.3 Observasi Observasi merupakan salah satu teknik yang digunakan penliti untuk menganalisis permasalahan di sekolah. Secara Khusus, observasi dilakukan untuk mengetahui keberadaan dan penggunaan alat peraga. Selain itu, tujuan lain dari observasi adalah mengetahui kesulitan dan karakteristik siswa pada saat pembelajaran matematika. Validasi instrumen observasi dilakukan beberapa ahli yaitu, ahli bahasa, matematika dan guru SD setara.Validasi yang dilakukan merupakan validasi konstrak yaitu melihat kesesuaian instrumen yang digunakan dengan teori yang ada. Adapun hasil validasi terhadap instrumen observasi dapat dilihat pada tabel 4.6 Tabel 4.6 Hasil Validasi Instrumen Observasi Ahli Bahasa Matematika Guru 1 Guru 2 1 4 3 4 4 2 4 4 3 4 Nomor Item 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 Rerata 5 2 3 4 4 6 4 3 4 4 Total Rerata 22 20 22 23 21,75 3,67 3,33 3,67 3,83 3,62 Berdasarkan hasil validasi tersebut, didapatkan rerata skor sebesar 3,62. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen wawancara layak digunakan.Selain itu, ahli juga memberikan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 68 beberapa komentar terkait dengan pedoman wawancara. Berikut merupakan hasil rekapitulasi komentar yang disajikan dalam tabel 4.7 Tabel 4.7 Rekapitulasi Komentar Validasi Instrumen Observasi oleh Ahli Ahli Bahasa Matematika Guru 1 Guru 2 Nomor Item 1 - 2 - 3 - 4 - Pada lembar observasi tidak ada kolom ya atau tidak - - - Perhatikan ejaan - - - 5 Kriteria Penskoran belum ada - 6 - - - - Observasi dilakukan oleh peneliti pada tanggal 27 Agustus 2014.Observasi dilakukan saat pembelajaran di kelas.Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan saat pembelajaran di kelas II SD Kanisius Kumendaman, diperoleh hasil bahwa beberapa siswa masih mengalami kesulitan dalam melakukan perkalian. Tabel. 4.8 Hasil Observasi Pembelajaran Matematika No. Item 1. 2. 3. 4. 5. Objek yang Diamati Guru mempersiapkan alat peraga yang digunakan untuk pembelajaran matematika di kelas. Guru menggunakan alat peraga selama pembelajaran matematika di kelas untuk menjelaskan materi pembelajaran. Hasil Guru tidak mempersiakan alat peraga untuk pembelajaran matematika disaat pembelajaran berlangsung. Guru menggunakan papan tulis dan spidol untuk menjelaskan materi pembelajaran. Guru hanya memberi contoh gambar yang ada dalam buku pelajaran. Guru menjelaskan cara penggunaan alat Tidak ada. peraga matematika kepada siswa Siswa mengalami kesulitan mengikuti proses Masih ada beberapa siswa yang harus pembelajaran matematika di kelas. dijelaskan ulang ketika guru menerangkan materi perkalian. Siswa mengalami kesulitan mengerjakan soal Siswa mengalami kesulitan ketika ditanya matematika yang diberikan oleh guru. atau disuruh mengerjakan soal yang ada dibuku. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 69 Berdasarkan hasil observasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan alat peraga matematika masih terbatas.Selain itu, guru tidak menggunakan alat peraga selama pembelajaran matematika.Beberapa siswa memperhatikan guru saat menjelaskan namun sebagian besar bermain sendiri.Ketika siswa diminta untuk menuliskan jawaban untuk soal latihan, siswa merasa kesulitan.Setelah guru mengetahui kesulitan siswa, guru menjelaskan kembali dengan papan tulis.Dapat disimpulkan bahwa ketersedian dan penggunaan alat peraga belum optimal digunakan dalam pembelajaran matematika di kelas II. 4.1.1.4 Analisis Kebutuhan Hasil wawancara dan observasi telah ditemukan bahwa masalah di lapangan yang terjadi saat ini adalah kebutuhan akan adanya alat peraga. Hasil wawancara dan observasi digunakan untuk acuan menyusun kuesioner analisis kebutuhan.Berikut dipaparkan proses pembuatan hingga hasil penyebaran kuesioner analisis kebutuhan untuk guru dan siswa. 4.1.1.4.1 Pembuatan Instrumen Analisis Kebutuhan Kuesioner analisis kebutuhan dibuat dengan mengacu pada keempat ciri alat peraga berbasis Metode Montessori.Keempat ciri tersebut yaitu alat yang bisa digunakan secara mandiri (auto education) dapat mengoreksi kesalahan yang dilakukan sendiri (auto correction), alat yang dapat menarik perhatian anak dan bergradasi (Gutek, 2013:240).Selain keempat ciri utama tersebut, peneliti menambahkan satu ciri lagi yaitu kontekstual.Penambahan ciri tersebut bertujuan agar alat peraga yang dikembangkan dapat dibuat dari bahan-bahan yang mudah didapatkan disekitar kita. Ada sepuluh pertanyaan yang disesuaikan dengan kelima unsur alat peraga berbasis metode Montessori.Kuesioner ini ditunjukan kepada guru kelas.Sebelum kuesioner dibagikan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 70 kepada guru dan siswa, kuesioner diuji validitas konstruk oleh dua ahli dibidang bahasa, matematika, guru dan siswa SD setara. 4.1.1.4.2 Uji Validitas Instrumen Instrumen analisis kebutuhan yang digunakan peneliti berupa kuesioner.Kuesioner disusun berdasarkan kelima karakteristik alat peraga yang dikembangkan peneliti dan karakteristik siswa kelas II.Kuesioner tersebut terdapat 10 pertanyaan yang dikembangkan berdasarkan kelima karakteristik alat peraga seperti auto-education, bergradasi, menarik, auto-corretion, dan kontekstual.Masing-masing karakteristik alat peraga dikembangkan ke dalam 2 pertanyaan.Selain itu, kajian bahasa, tata tulis, dan format penyajian kuesioner disusun berdasarkan karakteristik siswa kelas II.Kuesioner yang telah disusun, kemudian diuji validitasnya oleh 2 guru kelas II dan III SD Kanisius Pugeran I dan beberapa dosen ahli.Setelah kuesioner tersebut, diuji oleh beberapa ahli, selanjutnya kuesioner tersebut diuji tingkat keterbacaannya kepada beberapa siswa di SD setara. 4.1.1.4.2.1 Ahli Pembelajaran Matematika Ahli pembelajaran matematika melakukan uji validasi instrumen analisis kebutuhan.Ada dua ahli pembelajaran matematika yang memberikan penilaian terhadap instrumen analisis kebutuhan yang ada.Kedua ahli tersebut merupakan dosen matematika di program Studi Universitas Sanata Dharma yang telah berpengalaman dalam bidangnya. Selain itu, masingmasing ahli tersebut mengampu perkuliahan terkait dengan pembelajaran matematika di program Studi Universitas Sanata Dharma. Kedua ahli tersebut juga memberikan penilaian dan komentar sebagai masukan perbaikan instrumen kuesioner analisis kebutuhan yang akan dibagikan kepada guru dan siswa. Berikut merupakan hasil penilaian ahli matematika tersebut terhadap instrumen kuesioner analisis kebutuan guru yang dikategorikan berdasarkan tabel 4.9. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 71 Tabel 4.9 Skor Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli Matematika Ahli Matematika 1 2 1 4 4 2 4 4 3 3 4 Skor Item Pertanyaan 4 5 6 7 8 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 Rerata 9 4 4 10 4 4 Total Rerata Kategori 36 39 37,5 3,6 3,9 3,75 Sangat baik Sangat baik Sangat baik Hasil penilaian dari kedua ahli matematika menunjukkan bahwa masing-masing ahli memberikan skor rata-rata 3,75. Hasil tersebut menunjukkan bahwa instrumen kuesioner analisis kebutuhan layak digunakan namun masih perlu perbaikan.Perbaikan tersebut didasarkan pada komentar dari kedua ahli matematika.Berikut merupakan hasil rekapitulasi komentar tertulis para ahli matematika yang disajikan pada tabel 4.10. Tabel 4.10 Rekapitulasi Komentar Validasi Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli Matematika Penilai Ahli 1 Ahli 2 Nomor Item Komentar Keputusan/Perbaikan 3 (item pertanyaan untuk Pertanyaan dan pilihan Peneliti memutuskan untuk kategori kontekstual) jawaban tidak sesuai. mengubah pertanyaan dan disesuaikan dengan jawaban 4 (item pertanyaan untuk Penggunaan kata kamu Peneliti memutuskan untuk kategori kontekstual) tidak sopan. mengganti kata “kamu” dengan Pilihan jawaban dapat “bapak/ibu” dan menambah dibuat lebih banyak. pilihan sesuai dengan komentar para ahli - Berdasarkan komentar dari kedua ahli Matematika, peneliti selanjutnya melakukan perbaikan terkait dengan masukan/saran yang telah diberikan.Selain itu, kedua ahli Matematika juga memberikan penilaian terhadap instrumen kuesioner analisis kebutuhan siswa.Berikut merupakan hasil penilaian ahli Matematika tersebut yang dikategorikan berdasarkan tabel 4.11. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 72 Tabel 4.11 Skor Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli Matematika Ahli Matematika 1 2 1 4 3 2 4 3 3 3 3 Skor Item Pertanyaan 4 5 6 7 8 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 Rerata 9 3 3 10 4 3 Total Rerata Kategori 35 31 33 3,5 3,1 3,3 Sangat Baik Baik Sangat Baik Berdasarkan tabel tersebut, dapat terlihat rerata hasil yang diperoleh dari uji validasi kedua ahli Matematika sebesar 3,3. Hasil tersebut menunjukkan bahwa instrumen kuesioner analisis kebutuhan layak digunakan namun masih perlu perbaikan.Perbaikan tersebut didasarkan pada komentar dari kedua ahli Matematika.Berikut merupakan hasil rekapitulasi kedua Ahli Matematika dapat dilihat pada tabel 4.12 komentar keterbacaan analisis kebutuhan siswa oleh ahli matematika. Tabel 4.12 Rekapitulasi Komentar Hasil Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli Matematika Penilai Ahli 1 Ahli 2 Nomor Item Komentar 3 (item pertanyaan untuk Perlu ditanyakan juga kategori kontekstual) benda-benda yang digunakan apa saja. 4 (item pertanyaan untuk Pilihan lebih baik kalau kategori kontekstual) dibuat lebih banyak misal: kertas, plastik. 7 (item pertanyaan untuk Bergradasi tidak hanya kategori bergradasi) dilihat antar kelas namun juga antar sub topik dalam kelas yang sama. 8 (item pertanyaan untuk Ada pengulangan kata yang kategori bergradasi) membuat bingung. Keputusan/Perbaikan Menambahkan pertanyaan tentang contoh benda yang digunakan Menambah pilihan jawaban dengan empat pilihan yaitu, kayu, kertas, besi dan plastik Mengubah pertanyaan dari berbagai kelas menjadi berbagai materi pelajaran Mengubah pertanyaan yang sesuai dnegan perkembangan siswa 9 (item pertanyaan untuk Kondisikan bahwa kategori auto-correction) pernyataan tersebut memang dialami siswa. 1 (item pertanyaan untuk Tanda * justru akan Menghilangkan tanda* kategori auto-education) membingungkan, karena Mengganti huruf depan seperti tidak terkait dengan Matematika dengan huruf soal. capital. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 73 8 (item pertanyaan untuk Jika akan menggunakan Menerima komentar untuk kategori bergradasi) range ukuran tersebut, memastikan siswa tahu pastikan siswa telah paham tentang pengukuran berat tentang menimbang. Berdasarkan penilaian yang diberikan oleh kedua ahli matematika serta komentar sebagai masukan, peneliti melakukan beberapa perbaikan dalam penyusunan kalimat pertanyaan kuesioner analisis kebutuhan guru. 4.1.1.4.2.2 Ahli Bahasa Ahli yang selanjutnya memberikan penilaian terhadap kuesioner analisis kebutuhan adalah ahli bahasa.Ada dua ahli bahasa yang memberikan penilaian terhadap instrumen analisis kebutuhan yang ada.Kedua ahli tersebut merupakan dosen Bahasa Indonesia di Program Studi Universitas Sanata Dharma yang telah berpengalaman dalam bidangnya. Kedua ahli tersebut juga memberikan penilaian dan komentar sebagai masukan perbaikan instrumen kuesioner analisis kebutuhan yang akan dibagikan kepada guru dan siswa. Berikut merupakan hasil penilaian ahli bahasa tersebut terhadap instrumen kuesioner analisis kebutuhan guru yang dikategorikan berdasarkan tabel 4.13. Tabel 4.13 Skor Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli Bahasa Ahli Bahasa 1 2 1 4 4 2 3 4 3 3 4 Skor Item Pernyataan 4 5 6 7 3 4 4 3 2 4 3 3 Rerata 8 3 3 9 3 4 10 4 4 Total Rerata Kategori 35 35 35 3,5 3,5 3,5 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Hasil penilaian dari kedua ahli bahasa menunjukkan bahwa rerata skor uji validasi kuesioner analisis kebutuhan guru sebesar 3,5. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen kuesioner analisis kebutuhan layak digunakan.Walaupun demikian, peneliti PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74 melakukan perbaikan dalam penyusunan kalimat.Perbaikan tersebut didasarkan pada komentar dari kedua ahli bahasa.Berikut merupakan hasil rekapitulasi komentar tertulis para ahli bahasa yang disajikan pada tabel 4.14. Tabel 4.14 Rekapitulasi Komentar Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli Bahasa Penilai Ahli 1 Nomor Item 3 (item pertanyaan kategori kontekstual) 4 (item pertanyaan kategori kontekstual) 5 (item pertanyaan kategori menarik) 7 (item pertanyaan kategori bergradasi) Komentar untuk Soal dan jawaban kurang sesuai. untuk Penggantian kata kamu menjadi Bapak/ Ibu. untuk Diskon huruf atau Memperbaiki kalimat pada pilihan sesuai dengan komentar ahli yaitu cakupan materi lebih ditekankan 8 (item pertanyaan untuk Alat peraga matematika Memperbaiki pertanyaan yang kategori bergradasi) yang . . . . mudah dimengerti 9 (item pertanyaan untuk Pertanyaan perlu dirubah. Melengkapi kalimat kategori auto-correction) pertanyaan agar lebih jelas - Ahli 2 untuk Cakupan materi? Keputusan/Perbaikan Mengubah pertanyaan dan disesuaikan dengan jawaban Mengganti kata “kamu” dengan “bapak/ibu” Menambah huruf fungsi Berdasarkan penilaian dari kedua ahli bahasa, serta komentar sebagai masukan untuk peneliti melakukan beberapa perbaikan dalam penyusunan kalimat pertanyaan.Selain itu, kedua ahli bahasa juga memberikan penilaian terhadap instrumen kuesioner analisis kebutuhan siswa.Berikut merupakan hasil penilaian ahli bahasa tersebut yang dikategorikan berdasarkan tabel 4.15. Tabel 4.15 Skor Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli Bahasa Ahli Bahasa 1 2 1 3 4 2 3 2 3 4 4 Skor Item Pertanyaan 4 5 6 7 4 4 3 4 3 3 3 3 Rerata 8 3 3 9 3 3 10 4 4 Total Rerata Kategori 35 32 67 3,5 3,2 3,35 Sangat Baik Baik Sangat Baik PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75 Hasil penilaian dari para ahli bahasa memberikan skor rata-rata dengan kategori yang sangat baik. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen kuesioner analisis kebutuhan layak digunakan namun masih perlu perbaikan.Perbaikan tersebut didasarkan pada komentar dari kedua ahli bahasa. Berikut merupakan hasil rekapitulasi komentar tertulis para ahli bahasa yang disajikan pada tabel 4.16 Tabel 4.16 Rekapitulasi Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli Bahasa Penilai Ahli 1 Nomor Item Komentar 1 (item pertanyaan untuk Tanda bintang kategori auto-education) diakhir kalimat. diletakkan 2 (item pertanyaan untuk Penggantian kata seperti kategori auto-education) apakah menjadi “seperti apa” 6 (item pertanyaan untuk Warna apa yang kamu suka kategori menarik) untuk alat peraga? 7 (item pertanyaan untuk Kata berbagai dihilangkan. kategori bergradasi) Ahli 2 8 (item pertanyaan untuk Kalimat diganti, jika dilihat kategori bergradasi) dari beratnya alat peraga matematika manakah yang kamu suka? Atau yang sesuai dengan kamu? 9 (item pertanyaan untuk Keterangan untuk pilihan kategori auto-correction) jawaban bisa dihilangkan. 2 (item pertanyaan untuk Bagaimana jika anak kategori auto-education) menjawab tidak? Apakah pertanyaan-pertanyaan selanjutnya masih dapat digunakan. 5 (item pertanyaan untuk Apakah mungkin anak kategori menarik) menjawab tidak? 7 (item pertanyaan untuk Pertanyaan membingungkan kategori bergradasi) anak. 9 (item pertanyaan untuk Perlu penjelasan dan kategori auto-correction) bimbingan dalam mengisi. Keputusan/Perbaikan Menghilangkan tanda bintang agar siswa tidak bingung Menyempurnakan kalimat pertanyaan sehingga lebih mudah dipahami siswa Memperbaiki sesuai komentar ahli Memperbaiki kalimat pertanyaan dengan pertimbangan ahli Memperbaiki sesuai dengan komentar ahli dan pertimbangan ahli lain - Memperbaiki dengan pertimbangan ahli lainnya - Berdasarkan penilaian yang diberikan oleh para ahli, serta komentar sebagai masukan, peneliti melakukan beberapa perbaikan dalam penyusunan kalimat pertanyaan kuesioner analisis PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76 kebutuhan guru, maupun siswa. Ahli 1 dan 2 memberikan penilaian dengan kategori “sangat baik” sehingga layak untuk digunakan, dan setelah adanya revisi dari pihak peneliti. 4.1.1.4.2.3 Validasi Guru SD Setara Penguji yang selanjutnya melakukan uji validasi instrumen analisis kebutuhan adalah guru.Ada dua guru dari SD Kanisius Pugeran yang memberikan penilaian terhadap instrumen analisis kebutuhan yang ada yaitu guru kelas II dan III. Guru tersebut memberikan penilaian dan komentar sebagai masukan perbaikan instrumen kuesioner analisis kebutuhan yang akan dibagikan kepada guru dan siswa. Berikut merupakan hasil penilaian ahli bahasa tersebut terhadap instrumen kuesioner analisis kebutuhan guru yang dikategorikan berdasarkan tabel 4.17. Tabel 4.17 Skor Validasi Analisis Kebutuhan Guru oleh Guru SD Setara Guru 1 1 4 2 4 3 3 Skor Item Pertanyaan 4 5 6 7 3 3 4 3 8 4 9 4 10 3 Total Rerata Kategori 35 3, 5 Sangat baik Sangat baik 3, 5 Hasil penilaian dari guru tersebut menunjukkan bahwa rerata skor uji validasi kuesioner analisis kebutuhan guru sebesar 3,5. Hasil tersebut menunjukkan bahwa instrumen kuesioner analisis kebutuhan guru layak digunakan.Walaupun demikian, peneliti melakukan perbaikan dalam penyusunan kalimat.Perbaikan tersebut didasarkan pada komentar dari kedua guru.Berikut merupakan hasil rekapitulasi komentar tertulis para ahli bahasa yang disajikan pada tabel 4.18. Tabel 4.18 Rekapitulasi Komentar Validasi Analisis Kebutuhan Guru oleh Guru SD Setara PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Penilai Guru Nomor Item 7 (item pertanyaan untuk kategori bergradasi) Komentar Kalimat dibuat lebih jelas, kata kamu bisa diganti dengan menurut Bapak/Ibu bagaimanakah kriteria dari sebuah alat peraga yang baik dari sebuah alat peraga yang baik berdasarkan fungsinya. 8 (item Alat peraga matematika yang ideal pertanyaan menurut Bapak/Ibu jika dilihat dari untuk berat alat peraga tersebut. kategori bergradasi) 77 Keputusan/Perbaikan Peneliti menggunakan saran perbaikan kalimat dari guru. Peneliti menggunakan saran perbaikan kalimat dari guru. Selain kuesioner analisis kebutuhan guru, kedua guru juga menguji kuesioner analisis kebutuhan siswa.Berikut hasil penilaian dari kedua guru terhadap kuesioner analisis kebutuhan siswa. Tabel 4.19 Skor Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh Guru SD Setara Guru 1 1 3 2 3 3 3 Skor Item Pertanyaan 4 5 6 7 3 3 4 3 8 4 9 4 10 3 Total Rerata Kategori 33 3,3 Sangat baik Sangat baik 3,3 Hasil penilaian dari guru tersebut menunjukkan bahwa rerata skor uji validasi kuesioner analisis kebutuhan guru sebesar 3,3. Hasil tersebut menunjukkan bahwa instrumen kuesioner analisis kebutuhan guru layak digunakan.Walaupun demikian, peneliti melakukan perbaikan dalam penyusunan kalimat.Perbaikan tersebut didasarkan pada komentar dari kedua guru.Berikut merupakan hasil rekapitulasi komentar tertulis para ahli bahasa yang disajikan pada tabel 4.20. Tabel 4.20 Rekapitulasi Komentar Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh Guru SD Setara PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Penilai Guru 78 Nomor Item Komentar Keputusan/Perbaikan 2 (item Pertanyaan diganti dengan cara Peneliti menggunakan saran pertanyaan mana yang lebih kamu suka perbaikan kalimat dari guru. untuk kategori ketika belajar matematika? bergradasi) 4.1.1.4.2.4 Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa Validasi instrumen analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui keterbacaan kalimat yang digunakan pada kuesioner analisis kebutuhan. Uji keterbacaan tersebut dilakukan oleh siswa SD setara. Uji keterbacaan ini dilakukan kepada lima siswa kelas II SD Kanisius Pugeran Yogyakarta. Berikut merupakan hasil penilaian yang diberikan oleh siswa yang disajikan pada tabel 4.21. Tabel 4.21 Skor Keterbacaan Analisis Kebutuhan oleh Siswa Siswa 1 2 3 4 5 1 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 Skor Item Pernyataan 3 4 5 6 7 8 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 Rerata 9 4 4 4 4 3 10 3 4 3 4 4 Total Rerata Kategori 39 37 37 38 36 37,4 3,9 3,7 3,7 3,8 3,6 3,74 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Berdasarkan tabel 4.21 dapat diketahui bahwa keseluruhan siswa memberikan skor 3 hingga 4. Berdasarkan hasil penilaian dari kelima siswa, memberikan penilaian 3,74 dengan kategori “sangat baik”. Kelima siswa tidak memberikan komentar pada uji keterbacaan instrumen analisis kebutuhan.Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen kuesioner analisis kebutuhan layak digunakan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79 4.1.1.4.3 Data Analisis Kebutuhan 4.1.1.4.3.1 Data Hasil Analisis Kebutuhan oleh Guru Pemberian kuesioner analisis kebutuhan dilakukanpada tanggal 13Oktober 2014. Kuesioner analisis kebutuhan terdiri atas sepuluh pertanyaan dengan beberapa alternatif jawaban. Berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh sebelas guru di SDKKumendaman, pada item pertama seluruh guru atau 100% guru menjawab pernah menggunakan alat peraga matematika ketika mengajar. Hal ini menandakan bahwa selama ini guru telah menggunakan alat peraga. Pada item kedua, seluruh guru atau 100% guru menjawab bahwa penggunaan alat peraga dapat membantu siswa memahami konsep-konsep matematika. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran. Pada item ketiga, seluruh guru atau 100% guru menyatakan pernah menggunakan benda-benda dari lingkungan sekitar untuk mengajar matematika.Pada item keempat, 45.4% guru setuju jika alat peraga matematika dibuat menggunakan benda-benda dari lingkungan sekitar seperti kayu, 72.8% guru setuju jika alat peraga dibuat dari kertas, dan 9% guru memilih lainnya.Hal ini menunjukkan bahwa guru menghendaki alat peraga terbuat dari kertas tetapi menurut saya alat peraga yang terbuat dari kertas tidak bertahan lama. Pada item kelima, 100% guru menyatakan bahwa pemberian warna pada alat peraga dapat membuat alat peraga terlihat lebih menarik. Hal ini menunjukkan pentingnya pemberian warna terhadap alat peraga agar dapat menarik perhatian siswa. Pada item keenam, seluruh guru atau 100% guru lebih suka alat peraga diberi warna yang cerah dari pada warna gelap karena warna cerah pada umumnya lebih disukai dan dapat menarik perhatian siswa. Pada item ketujuh, seluruh guru menyatakan54.5% menyukai alat peraga hanya dapat digunakan untuk 1materisaja, 45.4% guru menyukai alat peraga dapat digunakan untuk lebih dari 1 materi.Pada item kedelapan, 100% gurumemilih alat peraga yang ringan. Hal ini menunjukkan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80 bahwa guru menghendaki alat peraga yang berbobot ringan sesuai dengan karakteristik pengguna alat peraga yaitu siswa kelas II SD. Pada item kesembilan, seluruh guru atau 100% guru menjawab penggunaan alat peraga dapat membantu siswa menemukan kesalahannya sendiri pada saat mengerjakan soal. Pada item kesepuluh, 100% guru berpendapat bahwa penggunaan alat peraga dapat membantu siswa untuk menemukan jawaban yang benar dari kesalahan saat mengerjakan soal. Hasil analisis kebutuhan yang dilakukan oleh guru menunjukkan bahwa diperlukan penggunaan alat peraga untuk siswa kelas II SDKKumendaman. Peneliti juga melakukan klarifikasi hasil kuesioner melalui wawancara dengan guru kelas IIdan diperoleh informasi bahwa penggunaan alat peraga itu penting khususnya untuk siswa kelas II. Mengingat karakteristik siswa dan materi pada mata pelajaran Matematika yang bersifat abstrak. Berikut hasil rekapitulasinya: Tabel 4.22 Rekapitulasi Analisis Kebutuhan oleh Guru Indikator Autoeducation Pertanyaan 1. Apakah Bapak/ Ibu guru pernah menggunakan alat peraga dalam pembelajaran Matematika? (...) Pernah, sebutkan .......................... (...) Tidak pernah Auto2. Apakah penggunaan alat peraga dapat membantu siswa education memahami konsep-konsep matematika? (...) Ya (...) Tidak Kontekstual 3. Apakah Bapak/Ibu berniat untuk membuat alat peraga matematika sesuai dengan kebutuhan siswa dengan memanfaatkan bahan-bahan di sekitar? (...) Ya, Alasan ……. (...) Tidak, Alasan ……. Kontekstual 4. Manakah bahan pembuatan alat peraga yang Bapak/Ibu suka? (...) Kayu (…) Besi (…) Kertas (…) Plastik Jumlah Responden 11 Persentase 11 100% 11 100% 5 45,4 % 8 72,8% 100% PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Menarik Menarik Bergradasi Bergradasi Autocorrection Autocorecction (...) Lainnya, sebutkan .................................... 5. Menurutmu Bapak/Ibu, apakah pemberian warna pada alat peraga membuatnya lebih menarik? (…) Ya (…) Tidak 6. Warna apa yang Bapak/Ibu suka untuk alat peraga Matematika? (…) Gelap (…) Cerah 7. MenurutBapak/Ibubagaimana salah satu kriteria dari sebuah alat peraga yang baik berdasarkan fungsinya? (…) 1 alat peraga hanya untuk satu materi (…) 1 alat peraga lebih dari astu materi 8. Menurut Bapak/Ibu, jika dilihat dari beratnya, makah alat peraga matematika yang ideal untuk siswa kelas II gunakan? (...) Ringan ( kurang dari 1,5 kg) (…) Sedang ( antara 1,5 sampai 3kg) (...) Berat ( lebih dari 3kg) 9. Bagaimana salah satu kriteria alat peraga matematika yang berkualitas menurut Bapak/Ibu? (...) Dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri (...) Tidak dapat membantu siswa menyadari kesalahan sendiri 10. Apakah penggunaan alat peraga dapat membantu siswa memahami materi dalam pembelajaran matematika? (…) Ya (…) Tidak 81 1 11 9% 100% 11 100% 6 54,4% 5 11 45,4% 100% 11 100% 11 100% 4.1.1.4.3.2 Data Hasil Analisis Kebutuhan oleh Siswa Kuesioner analisis kebutuhan terdiri atas sepuluh pertanyaan dengan beberapa alternatif jawaban yang dikembangkan berdasarkan indikator-indikator. Pengisian kuesioner analisis kebutuhan oleh 18 siswa kelas II SDK Kumendaman yang dilakukan pada hari Senin, 10 Oktober 2014. Pengisian kuesioner dilakukan siswa dengan didampingi dan dibimbing oleh peneliti. Hal ini dikarenakan beberapa siswa kelas II belum lancar membaca. Berdasarkan hasil pengisian kuesioner oleh siswa, 72,2% siswa kelas II menjawab bahwa guru pernah menggunakan alat peraga ketika mengajar matematika. Sementara 27,8% menjawab gurutidak pernah menggunakan alat peraga ketika mengajar matematika. Hal ini menunjukkan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82 bahwa selama ini, guru kelas II telah menggunakan alat peraga. Pada item pertanyaan kedua, 94,4% siswa menyatakan lebih menyenangkan belajar menggunakan alat peraga matematika, 5.5% siswa menyatakan belajar matematika tidak perlu menggunakan alat peraga. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran. Item ketigatentang tingkat penggunaan benda-benda dari lingkungan sekitar ketika mengajar matematika, sebanyak 83.3% siswa menyatakanpernah dan 16.7% siswa menyatakan tidak pernah. Pada item keempat, 55.5% siswa setuju jika alat peraga matematika dibuat menggunakan kayu, 16.7% siswa setuju menggunakan besi, 27.8% siswa setuju menggunakan kertas, 5.5% siswa setuju menggunakan plastik, 11.1% siswa setuju menggunakan benda-benda di lingkungan sekitar yang lainnya. Selanjutnya pada item kelima, 88.9% siswa menjawab alat peraga yang diberi warna akan tampak lebih menarik, sedangkan 11.1% menjawab tidak menarik jika alat peraga diberi warna. Jawaban siswa menunjukkan bahwa pemberian warna terhadap alat peraga menjadi hal yang penting karena dapat menarik perhatian siswa. Pada item keenam mengenai warna yang seperti apa yang disukai siswa, 72.2% menjawab warna cerah dan 27.8% menjawab warna gelap. Hal ini menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai warna cerah sebagai warna dari alat peraga yang akan mereka gunakan. Pada item ketujuh, 72.2% siswa menyukai penggunaan alat peraga yang sama dapat dipakai untuk materi yang berbeda, sedangkan 27.8% tidak menyukai. Hal ini menunjukkan bahwa alat peraga yang memiliki ciri bergradasi sangat dibutuhkan oleh siswa.Item kedelapan tentang berat alat peraga yang sesuai untuk digunakan siswa 5.5% memilih alat peraga yang berat,33.3% memilih alat peraga yang beratnya sedang dan 61.1% memilih alat peraga yang ringan. Alat peraga dengan berat yang ringan lebih dipilih siswa karena akan memudahkan siswa saat menggunakannya ketika belajar. Pada item kesembilan 88.9% siswa menjawab penggunaan alat peraga dapat membantu menemukan kesalahan siswa PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83 sendiri, 11.1% siswa menjawab menggunakan alat peraga dapat mengetahui kesalahan karena diberitahu guru atau teman. Pada item kesepuluh, 94.4% siswa menyatakan penggunaan alat peraga dapat membantu untuk menemukan jawaban yang benar dari kesalahan saat mengerjakan soal-soal latihan, 5.5% siswa menyatakan penggunaan alat peraga tidak dapat membantu untuk menemukan jawaban yang benar dari kesalahan saat mengerjakan soal-soal latihan. Berdasarkan kuesioner tersebut, siswa berpendapat bahwa alat peraga lebih membantu mereka memahami konsep-konsep Matematika.Alat peraga tersebut diharapkan dapat disajikan dengan tampilan warna yang cerah, digunakan dalam berbagai kompetensi, memiliki berat yang ringan, dapat membantu siswa menemukan kesalahannya sendiri ketika menggunakannya dan menemukan jawaban yang benar saat mengerjakan soal latihan.Rekapitulasi data tersebut digunakan untuk dasar pengembangan alat peraga berbasis metode Montessori.Alat peraga yang dikembangkan memiliki ciri menarik, bergradasi, memiliki pengendali kesalahan, dan memiliki nilai kemandirian, serta ciri tambahan yaitu kontekstual. Kesesuaian alat peraga berdasarkan kebutuhan akan membantu siswa maupun guru menjalin komunikasi dua arah, yang pada akhirnya tercipta pembelajaran yang berpengaruh pada perkembangan kognitif siswa. Berikut ini adalah tabel rekapitulasi analisis kebutuhan siswa. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 84 Tabel 4.23 Rekapitulasi Analisis Kebutuhan oleh Siswa No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Pertanyaan Apakah Bapak/ Ibu gurumu pernah menggunakan alat peraga dalam pembelajaran Matematika? (...) Pernah, sebutkan .......................... (...) Tidak pernah Seperti apa belajar Matematika yang kamu suka? (...) Belajar Matematika menggunakan alat peraga (...) Belajar Matematika tidak menggunakan alat peraga Apakah kamu pernah menggunakan benda-benda yang ada di sekitarmu untuk belajar Matematika? (...) Pernah, pada saat belajar materi .............. (...) Tidak pernah Manakah bahan pembuatan alat peraga yang kamu suka? (...) Kayu (…) Besi (…) Kertas (…) Plastik (...) Lainnya, sebutkan .................................... Menurutmu, apakah pemberian warna pada alat peraga membuatnya lebih menarik? (…) Ya (…) Tidak Warna apa yang kamu suka untuk alat peraga Matematika? (…) Gelap (…) Cerah Apakah kamu lebih suka jika alat peraga yang sama dapat digunakan untuk berbagai materi pembelajaran yang berbeda? (…) Ya (…) Tidak Jika dilihat dari beratnya, alat peraga Matematika manakah yang sesuai untuk kamu gunakan? (...) Ringan ( kurang dari 1,5 kg) (…) Sedang ( antara 1,5 sampai 3kg) (...) Berat ( lebih dari 3kg) Manakah yang lebih kamu suka ketika belajar matematika? (...) Saat belajar Matematika menggunakan alat peraga, kamu mengetahui kesalahanmu sendiri melalui alat peraga yang kamu gunakan (...) Saat belajar Matematika menggunakan alat peraga, kamu mengetahui kesalahanmu karena diberitahu guru atau temanmu Apakah penggunaan alat peraga dapat membantu siswa memahami materi dalam pembelajaran matematika? (…) Ya (…) Tidak Jumlah Responden 13 Persentase 5 17 27,8% 94,4% 1 15 5,5% 83,3% 3 10 16,7% 55,5% 3 5 1 2 16 16,7% 27,8% 5,5% 11,1% 88,9% 2 5 11,1% 27,8% 13 13 72,2% 72,2% 5 11 27,8% 61,1% 6 1 16 33,3% 5,5% 88,9% 2 11,1% 17 94,4% 1 5,5% 72,2% PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 85 Tabel 4.24 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Hasil Analisis Kebutuhan oleh siswa Pertanyaan Deskripsi Kode 1. Apakah Bapak/ Ibu gurumu pernah menggunakan alat peraga dalam pembelajaran Matematika? (...) Pernah, sebutkan .......................... Sempoa Sempoa Balok Balok Sempoa Balok Sempoa Balok Sempoa Sempoa (...) Tidak pernah 2. Seperti apa belajar Matematika yang kamu suka? (...) Belajar Matematika menggunakan alat Biar cepat Cepet peraga menghitungnya menghitungn ya Bikin gampang Gampang Karena tidak susah Karena lebih mudah Tidak susah Bikin gampang Mudah Karena lebih mudah Supaya lebih gampang atau mudah Bikin gampang Lebih gampang (...) Belajar Matematika tidak menggunakan alat peraga 3. Apakah kamu pernah menggunakan benda-benda yang ada di sekitarmu untuk belajar Matematika? (...) Pernah, pada saat belajar materi Almari Almari .............. Kecik Kecik Contoh benda yang kamu gunakan……….. Kalkulator Kalkulator Sempoa Sempoa Almari Pensil Pensil Sempoa Almari Sempoa Sempoa (...) Tidak pernah 4. Manakah bahan pembuatan alat peraga yang kamu suka? Responden 5 3 1 4 1 3 3 1 1 4 1 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI (...) Kayu (…) Besi (…) Kertas (…) Plastik (...)Lainnya,sebutkan ........................... 5. Menurutmu, apakah pemberian warna pada alat peraga membuatnya lebih menarik? (…) Ya (…) Tidak 6. Warna apa yang kamu suka untuk alat peraga Matematika? (…) Gelap (…) Cerah 7. Apakah kamu lebih suka jika alat peraga yang sama dapat digunakan untuk berbagai materi pembelajaran yang berbeda? (…) Ya (…) Tidak 8. Jika dilihat dari beratnya, alat peraga Matematika manakah yang sesuai untuk kamu gunakan? (...) Ringan ( kurang dari 1,5 kg) (…) Sedang ( antara 1,5 sampai 3kg) (...) Berat ( lebih dari 3kg) 9. Manakah yang lebih kamu suka ketika belajar matematika? (...) Saat belajar Matematika menggunakan alat peraga, kamu mengetahui kesalahanmu sendiri melalui alat peraga yang kamu 86 Hitam Pink Kuning Hijau Biru 1 2 4 2 1 Mudah 1 Gampang 1 Karena enteng Karena bagus Karena biar bisa mengangkat Karena enteng Karena enteng Dari kayu Enteng Bagus Bisa mengangkat 3 1 1 Dari kayu 1 Supaya mandiri Supaya mandiri Mandiri 2 Gampang 1 Hitam Pink Kuning Pink Kuning Hiijau Kuning Biru Kuning Hijau Membuat materi mudah Supaya gampang semua menjadi lebih PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI gunakan (...) Saat belajar Matematika menggunakan alat peraga, kamu mengetahui kesalahanmu karena diberitahu guru atau temanmu 10. Apakah penggunaan alat peraga dapat membantu siswa memahami materi dalam pembelajaran matematika? (…) Ya 87 Supaya gampang Karena lebih teliti Karena lebih teliti Karena lebih teliti Lebih teliti 3 (…) Tidak 4.1.2 Perencanaan Dalam penelitian ini, peneliti merencanakan instrumen penelitian antara lain instrumen tes dan non tes. Perencanaan penelitian dan pengembangan ini akan menguraikan tentang instrumen yang digunakan. 4.1.2.1 Validitas Instrumen Tes Instrumen tes yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan uji coba produk terbatas.Penguji instrumen dilakukan oleh ahli pembelajaran matematika, guru dan keterbacaan oleh siswa. Uji validitas ini dilakukan dengan cara melihat kesesuaian isi KI, KD, indikator dan butir soal tes. Sedangkan siswa memberikan penilaian keterbacaan terhadap kalimat pertanyaan dalam butir soal. 4.1.2.1.1 Ahli Pembelajaran Matematika Uji instrumen tes dilakukan oleh ahli pembelajaran Matematika.Ahli pembelajaran Matematika merupakan dosen Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta program studi PGSD.Uji validasi oleh ahli pembelajaran Matematika dimaksudkan agar soal yang dibuat oleh peneliti sesuai dengan KI dan KD dan karakteristik siswa kelas II SD. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 88 Tabel 4.25 Hasil Validasi Instrumen Tes oleh Ahli Matematika Ahli Matematika 1 1 4 2 3 3 3 Skor Item Pertanyaan 4 5 6 7 3 3 3 3 8 3 9 3 Total Rerata Kategori 31 3,44 Sangat Baik Hasil validasi yang dilakukan oleh peneliti sudah mendapatkan kategori “sangat baik” dengan rerata skor 3,3. Hal ini menunjukkan instrumen tes sudah layak digunakan. 4.1.2.1.2 Uji Validasi Guru Uji validasi instrumen tes diujikan oleh wali kelas II dari SD Kanisius Pugeran, dan guru SD Kanisius Kumendaman hasil uji validasi dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.26 Hasil Validasi Instrumen Tes oleh Guru SD Guru SD 1 2 Rerata Skor Item Pertanyaan 1 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 5 3 3 6 3 4 7 3 3 8 4 4 9 3 3 Total Rerata Kategori 31 32 63 3,44 3,55 3,49 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Hasil uji validasi tes oleh guru mendapatkan rerata skor 3,49 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. 4.1.2.1.1.3 Uji Keterbacaan Soal oleh Siswa Uji keterbacaan siswa dilakukan oleh 5 siswa SD setara, yaitu SD Kanisius Pugeran.Uji keterbacaan dilakukan setelah peneliti melakukan revisi terhadap instrumen tes yang telah divalidasi oleh para ahli dan guru. Uji validasi yang dilakukan kepada para ahli akan menjadi dasar penyempurnaan instrumen kuesioner validasi produk. Masukan dan saran dari para ahli menjadi pertimbangan bagi peneliti.Kuesioner yang telah direvisi, diuji keterbacaannnya kepada siswa agar saat penyebaran kalimat dalam kuesioner di SD penelitian mudah di pahami oleh siswa. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 89 Uji keterbacaan yang diuji oleh siswa SD setara menghasilkan rerata 3,57 dengan kategori “sangat baik”. Siswa tidak memberikan komentar terhadap instrumen tes tersebut.Data yang dihimpun, dapat disimpulkan bahwa instrumen layak digunakan. 4.1.2.1.4 Uji Empiris Uji empiris dilaksanakan di SD setara yaitu SD Kanisius Pugeran dengan jumlah total siswa 38 siswa.Soal yang diujikan berjumlah 30 soal dengan tipe soal uraian.Materi yang diujikan adalah perkalian. Peneliti memilih SD Kanisius Pugeran, karena sekolah tersebut terletak dalam satu Unit Pelayanan Terpadu Daerah (UPTD) dengan SD Kanisius Kumendaman. Pemilihan SD Kanisius Pugeran akreditasi sekolah ini juga sama dengan SD Kanisius Kumendaman, yaitu A. 4.1.2.1.4.1 Uji Validitas Soal yang telah disusun oleh peneliti sebanyak 30 item dengan materi perkalian, diujikan secara empirik di SD Kanisius Pugeran sebagai SD setara pada tanggal 5 November 2014.Siswa yang mengikuti tes tersebut sebanyak 38 siswa sebagai dasar untuk menentukan r hitung.Berikut ini adalah tabel hasil analisis uji empirik.Dari 30 item soal, terdapat 25 item soal yang valid.Soal yang dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel. Tabel 4.27 Hasil Uji Empiris. No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 r hitung r tabel Keterangan 0,128 0,580 0,557 0,522 0,432 0,341 0,349 0,453 0,597 0,622 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 0,594 0,453 0,259 0,389 0,310 0,573 0,674 0,344 0,352 0,201 0,638 0,482 0,671 0,715 0,414 0,357 0,313 0,490 0,688 0,333 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 90 Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Soal yang telah teruji kevalidannya, berarti sudah layak sebagai pengukur kemampuan siswa dalam melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan.Soal-soal tersebut memiliki r hitung yang lebih besar dari pada r tabel.Soal yang valid tersebut kemudian diuji reliabilitasnya menggunakan SPSS (Statistics Package for Social Studies) 16.0 for Windows dengan menggunakan rumus korelasi Product-Moment dari Pearson. 4.1.2.1.4.2 Uji Reliabilitas Tabel 4.28 Hasil Pengujian Reliabilitas PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 91 Uji reliabilitas juga dilakukan pada item soal yang valid dengan menggunakan program SPSS (Statistics Package for Sosial Studies) 16.0 for Windows.Linn dan Kaplan dalam Widoyoko (2014:201) mengatakan bahwa standar reliabilitas yaitu 0,7 instrumen dikatakan reliabel jika memiliki koefisien Alpha sama atau lebih dari 0,7. Jika dilihat hasil pengujian reliabilitas diatas menunjukkan koefisien Alpha 0.873, maka dapat dikatakan bahwa instrumen tes reliabel atau dapat dipercaya. 4.1.2.2 Kuesioner Validasi Produk Instrumen kuesioner validasi produk divalidasi oleh ahli, guru dan siswa.Aspek penilaian pada kuesioner penilaian oleh ahli mencakup empat karakteristik alat peraga Montessori yakni (1) menarik, (2) bergradasi, (3) auto-education, (4) auto-correction, dan satu karakteristik alat peraga yang ditambahkan oleh peneliti, yaini (5) kontekstual. 4.1.2.2.1 Uji Validasi Konstruk Ahli Bahasa Kuesioner divalidasi oleh ahli bahasa yang dipilih oleh peneliti, merupakan seorang dosen yang mengampu mata kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia. Pengujian validasi oleh ahli bahasa diperlukan untuk mengetahui kesesuaian penggunaan bahasa dengan tujuan yang akan dicapai. Tabel berikut menunjukkan hasil validasi kuesioner produk untuk guru dan ahli yang diuji oleh ahli Bahasa. Tabel 4.29 Uji Validasi Kuesioner Produk Ahli oleh Ahli Bahasa Ahli Bahasa 1 1 4 2 4 3 4 Skor Item Pertanyaan 4 5 6 7 4 4 3 4 8 4 9 4 10 4 Total Rerata Kategori 39 3,9 Sangat Baik Berdasarkan hasil yang diperoleh, kuesioner memiliki rerata sebesar 3,9 dengan kategori “sangat baik”. Dari hasil tersebut kuesioner validasi produk ahli siap untuk digunakan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92 Selain kuesioner validasi produk ahli, ahli bahasa juga menguji kuesioner validasi produk siswa.Validasi oleh ahli bahasa untuk kuesioner validasi produk siswa ditunjukkan pada rekapan tabel berikut ini: Tabel 4.30 Uji Validasi Kuesioner Produk Siswa oleh Ahli Bahasa Ahli Bahasa 1 1 4 2 4 3 4 Skor Item Pertanyaan 4 5 6 7 4 4 4 4 8 4 9 4 10 4 Total Rerata Kategori 40 4 Sangat Baik Berdasarkan hasil yang diperoleh, kuesioner memiliki rerata sebesar 4 dengan kategori “sangat baik”.Dari hasil tersebut kuesioner validasi produk ahli siap untuk digunakan. 4.1.2.2.2 Uji Validitas Konstruk Guru Pengujian validasi juga dilakukan oleh guru kelas II SD setara. Guru memberikan penilaian terhadap instrumen kuesioner. Ada dua kuesioner yang diuji, yaitu kuesioner validasi produk ahli dan kuesioner validasi produk siswa.Hasil validasi kuesioner produk oleh guru adalah sebagai berikut: Tabel 4.31 Penilaian Kuesioner Validasi Produk Ahli oleh Guru Guru 1 1 4 2 4 3 4 Skor Item Pertanyaan 4 5 6 7 8 3 4 4 4 4 9 4 10 4 Total Rerata Kategori 39 3,9 Sangat Baik Guru SD setara yang menguji adalah guru kelas II dari SD Kanisius Pugeran. Uji validasi kuesioner produk ini memperoleh skor rerata 3,9 dan masuk dalam kategori “sangat baik”.Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kuesioner validasi produk ahli layak digunakan tanpa perbaikan. Selain kuesioner validasi produk ahli, guru juga menguji kuesioner validasi produk siswa.Berikut hasil penilaian dari guru terhadap kuesioner validasi produk siswa. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 93 Tabel 4.32 Uji Validasi Kuesioner Produk Siswa oleh Guru Ahli Bahasa 1 1 4 2 4 3 4 Skor Item Pertanyaan 4 5 6 7 4 4 4 4 8 4 9 4 10 4 Total Rerata Kategori 40 4 Sangat Baik Dari hasil penliaian oleh guru, jelas menunjukkan bahwa skor rerata 4 dan masuk dalam kategori “sangat baik”.Dalam penilaian ini, guru tidak memberikan komentar terhadap kuesioner validasi produk siswa.Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kuesioner validasi produk siswa layak digunakan tanpa perbaikan. 4.1.2.2.3 Uji Keterbacaan Kuesioner Instrumen oleh Siswa Instrumen yang sudah diuji validasi oleh ahli akan diuji keterbacaanya oleh siswa. Kuesioner disebarkan ke lima siswa untuk diuji keterbacaannya. Uji keterbacaan instrumen kuesioner ini diuji oleh 5 siswa dari SD Kanisius Pugeran. Siswa dipilih secara acak, sebab soal akan diujikan kepada seluruh responden dengan berbagai karakter. Dalam pengujian, setiap siswa didampingi dalam mengisikan kuesioner keterbacaan.Berikut ini merupakan hasil uji validasi penyebaran kuesioner kelayakan produk siswa. Tabel 4.33 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Kelayakan Produk Siswa Siswa 1 2 3 4 5 1 2 Skor Item Pertanyaan 3 4 5 6 7 8 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 Rerata 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 9 10 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 Total Rerata Kategori 35 37 34 33 36 35 3,5 3,7 3,4 3,3 3,6 3,5 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 94 Hasil dari penilaian siswa menunjukkan rerata keseluruhan sebesar 3,5 dengan katergori “sangat baik”. Kelima siswa yang memberikan penilaian, tidak ada yang memberikan komentar pada kolom komentar. 4.1.3 Pengembangan Desain Pengembangan desain terdiri dari proses mengembangkan konsep alat peraga dan desain album alat peraga. 4.1.3.1 Konsep Pembuatan Alat Peraga Alat peraga dalam penelitian ini dapat disebut papan perkalian merupakan pengembangan dari alat peraga Montessori yaitu Multiplication Board.Alat peraga ini terdiri dari papan yang berlubang-lubang kecil yang berjumlah 10x10, manik-manik berwarna merah, dan kartu angka yang berfungsi untuk membantu dalam menghitung perkalian. Gambar 4.1 Multiplication Board PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 95 Peneliti mengembangkan alat peraga papan perkalian berdasarkan multiplication board dengan dimodifikasi pada bentuk dan gunannya.Pengembangan dilakukan sesuai dengan karakteristik siswa SD dan penambahan fungsi alat peraga membuatnya lebih efisien. 4.1.3.2 Desain Alat Peraga Pengembangan alat peraga papan perkalian disertai juga dengan album penggunaannya yang dijelaskan pada subbab berikutnya.Berikut pengembangan desain alat peraga papan perkalian berbasis metode Montessori. 4.1.3.2.1 Alat Peraga Papan Perkalian Desain alat peraga ditentukan sebelum pembuatan alat peraga.Desain yang sudah jadi adalah pengembangan alat peraga Montesori.Perbedaaan pengembangan dapat dilihat pada papan perkalian, peneliti mengembangkan papan perkalian dari fungsinya yang tadinya hanya bisa untuk perkalian sampai 10x10 sekarang dapat digunakan untuk perkalian sampai ratusan. Papan perkalian ini berbentuk persegi panjang dengan ukuran 70cm x 30 cm. Papan perkalian ini terdiri dari lubang-lubang kecil yang berjumalah 20 x 45 lubang, bilangan untuk menentukan nilai tempat dan tempat untuk kartu angka. Warna bilangan sudah disesuaikan yaitu hijau untuk nilai tempat satuan, biru untuk nilai tempat puluhan, dan merah untuk nilai tempat ratusan.Fungsi papan perkalian dibuat lubang-lubang kecil tersebut yaitu untuk meletakkan manik-manik sesuai dengan nilai tempat.Kemudian alat peraga dilengkapi dengan tempat kartu angka berbentuk bulat berdiameter 5cm. Komponen lain yang terpisah dari papan perkalian yaitu manik warna-warni terdiri atas manik satuan, puluhan, dan ratusan beserta tempatnya. Kotak manik berbentuk persegi panjang dengan ukuran 26cm x 7cm yang terbagi menjadi tiga bagian yang berfungsi untuk meletakkan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 96 manik satuan, puluhan dan ratusan.Selain itu ada kartu angka yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran 4cm x 2,5cm yang terdiri dari angka 1-50. 4.3.3 Album Alat Peraga Album alat peraga bukanlah album pada umumnya yang berguna untuk menyimpan foto, melainkan merupakan buku panduan rencana pembelajaran dengan menggunakan alat peraga menurut Montessori. Secara umum album pembelajaran Montessori pada penelitian ini berisi tentang deskripsi materi pembelajaran yang hendak dicapai, tema pembelajaran, nama alat peraga yang digunakan, tujuan pembelajaran yang harus dicapai, usia yang merupakan batasan minimal umur seorang siswa dalam mempelajari materi, syarat atau kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh siswa, dan presentasi langkah-langkah penggunaan alat peraga. Album alat peraga papan perkalian dilengkapi dengan gambar-gambar alat peraga yang dapat memudahkan pembaca saat menggunakan alat peraga sesuai album pembelajaran. Album pembelajaran Montessori berupa papan perkalian berisi tiga bab materi pembelajaran yaitu pengantar nilai tempat, konsep dan latihan sifat operasi hitung perkalian, dan konsep latihan sifat operasi pertukaran pada perkalian. Tiga bab tersebut kemudian dibagi menjadi enam indikator yang telah ditetapkan peneliti sesuai dengan SK dan KD yang hendak dicapai. Pembuatan album pembelajaran Montessori dilakukan sendiri oleh peneliti dengan mengadopsi sistematika penulisan dan isi dari album Montessori. Album pembelajaran papan perkalian didesain dengan bantuan Miscrosoft Word 2010. Penulisannya menggunakan jenis huruf Times New Roman dengan ukuran 12pt yang kemudian dicetak dengan menggunakan kertas HVS ukuran A4 80 gram. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 97 4.1.3.3 Pengumpulan Bahan Setelah menyusun desain alat peraga, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan bahan yang diperlukan.Bahan bahan tersebut diantaranya adalah papan kayu pinus yang mempunyai karakteristik lunak, ringan dan mempunyai warna cerah.Selain menggunakan kayu pinus, peneliti menggunakan manik-manik dari kayu sonokeling.Manik-manik tersebut selanjutnya diberi warna dengan menggunakan teknik penyemprotan. Teknik pewarnaan dengan cara penyemprotan bertujuan agar warna dapat menempel secara merata pada manik. Cat yang digunakan adalah cat kayu. Pada penelitian ini, peneliti melakukan modifikasi warna dengan memberi cat warna hijau, biru dan merah. Pemilihan warna tersebut didasarkan pada hasil analisis kebutuhan siswa yang lebih menyukai warna cerah. Warna hijau, biru dan merah dipilih berdasarkan warna yang sudah ditentukan oleh Montessori bahwa hijau yaitu satuan, biru yaitu puluhan dan merah yaitu ratusan. Manik-manik tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sebuah benangyang kemudian digantungkan supaya memudahkan dalam proses penyemprotan. Penyemprotan dilakukan sebanyak dua kali. Setelah disemprot, manik dikeringkan dengan cara menjemurnya di bawah sinar matahari.Selanjutnya yaitu menggunakan kertas ivory 230 yang memiliki ketebalan yang sesuai dan harga yang terjangkau.Bahan-bahan yang digunakan tersebut mudah ditemukan disekitar. Hal ini mendukung sebagi ciri alat peraga yang akan dibuat, yakni kontekstual. 4.1.3.4 Pembuatan Alat Peraga Papan Perkalian Pembuatan alat peraga papan perkalian dibantu oleh tukang kayu.Pembuatan alat peraga membutuhkan waktu 3 minggu.Setiap satu minggu sekali, peneliti berkunjung ke tempat pembuatan agar alat peraga yang dibuat sesuai dengan desain alat peraga, yang memiliki kelima PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ciri alat peraga yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto education, 98 dan kontekstual.Berikut desain pembuatan alat peraga papan perkalian. Gambar 4.2 Desain Awal Papan Perkalian Pembuatan tahap pertama yaitu membuat papan perkalian. Langkah pertama tukang kayu mencarikan kayu yang akan digunakan sesuai dengan permintaan peneliti. Langkah kedua kayu dipotong sesuai ukuran yang di desain awal oleh peneliti.Dalam papan perkalian terdapat lubang pada samping kiri papan.Fungsi lubang tersebut yaitu untuk menempatkan kartu angka ketika siswa melakukan operasi hitung perkalian.Selanjutnya langkah berikutnya yaitu penempelan sticker angka yang telah dibuat peneliti ditoko sticker. Tahap kedua yaitu memberi warna pada manik kayu, peneliti meminta diberi warna hijau, biru dan merah.Penyemprotan manik dilakukan kurang lebih 2 minggu tergantung lama pada proses penjemuran. Selain manik-manik peneliti meminta dibuatkan kartu angka 1-50 dengan ukuran yang sudah ditentukan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 99 Gambar 4.3 Manik satuan, puluhan dan ratusan dan Kartu Angka Tahap terakhir yaitu pembuatan tempat manik-manik, kartu angka dan kotak kartu soal.Pembuatan sesuai dengan desain yang telah dibuat oleh peneliti.Dalam kotak manik-manik ada sekat untuk membedakan manik satuan, puluhan dan ratusan tidak tercampur. 4.1.4 Validasi Produk Validasi produk dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan produk alat peraga sebelum diuji coba terbatas.Validasi dilakukan dengan cara peneliti melakukan presentasi alat peraga dan validator melakukan penilai kuesioner yang telah disediakan secara langsung. Berikut penjelasan lebih lanjut validasi produk. 4.1.4.1 Validasi Produk Alat peraga Papan Perkalian Validasi produk alat peraga dilakukan dengan bantuan oleh tiga validator.Validator 1 merupakan pakar pembelajaran Montessori, yang mengampu pembelajaran Montessori sekaligus merupakan aktivis Montessori yang memiliki ketertarikan yang tinggi pada metode Montessori.Validator 2 merupakan dosen pendidikan matematika.Validator 3 merupakan guru kelas II SD Kanisius Kumendaman. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 100 4.1.4.1.1 Ahli Pembelajaran Matematika Ahli pembelajaran matematika melakukan validasi produk dengan kuesioner yang berisikan mengenai aspek penilaian berdasarkan karakteristik alat peraga.Berikut ini merupakan hasil validasi produk oleh ahli pembelajaran matematika. Tabel 4.34 Rekapitulasi Penilaian Produk Alat Peraga oleh Ahli Pembelajaran Matematika Ahli Matematika 1 1 4 2 Skor Item Pertanyaan 3 4 5 6 7 8 9 10 4 4 4 4 4 3 3 4 4 Total Rerata Kategori 38 3,8 Sangat Baik Hasil dari validasi produk yang dilakukan oleh ahli pembelajaran matematika sebesar 3,8 dengan kategori “sangat baik”. Produk dengan kategori tersebut dapat diartikan bahwa produk yang peneliti hasilkan layak untuk digunakan. 4.1.4.1.2 Ahli Pembelajaran Montessori Validasi produk kepada ahli pembelajaran Montessori dilakukan dengan kuesioner yang berisikan mengenai aspek penilaian berdasarkan karakteristik alat peraga, yakni menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education dan kontekstual.Berikut ini merupakan hasil validasi produk oleh ahli pembelajaran Montessori. Tabel 4.35 Rekapitulasi Penilaian Produk Alat Peraga oleh Ahli Pembelajaran Montessori Ahli Montessori Skor Item Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 Total Rerata Kategori 34 3,4 Sangat Baik Skor terhadap penilaian alat peraga penjumlahan dan pengurangan adalah 3,4 dan masuk dalam kategori “sangat baik”. Skor tersebut sudah mencerminkan bahwa alat peraga kotak PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 101 penjumlahan dan pengurangan sudah dikembangkan sesuai dengan empat karakteristik alat peraga Montessori dan kontekstual sebagai karakteristik tambahan dari peneliti. 4.1.4.1.3 Guru Kelas Validasi produk yang dilakukan kepada guru menggunakan kuesioner yang berisikan mengenai aspek penilaian berdasarkan karakteristik alat peraga.Berikut ini merupakan hasil validasi produk oleh guru. Tabel 4.36 Validasi Produk oleh Guru Guru Kelas 1 1 2 3 4 4 4 Skor Item Pertanyaan 4 5 6 7 8 4 4 4 4 4 9 10 4 4 Total Rerata Kategori 40 4 Sangat Baik Berdasarkan hasil uji validitas produk pada tabel diatas rerata 4 dan masuk dalam kategori “sangat baik”.Kategori tersebut dapat diartikan bahwa produk yang peneliti hasilkan layak untuk digunakan.Rekapitulasi hasil validasi produk yang dilakukan oleh ahli pembelajaran Montessori, matematika dan guru diolah untuk mendapatkan rerata keseluruhan. Tabel 4.37 Hasil Rekapituasi Validasi Keseluruhan Validator Ahli Matematika Ahli Montessori Guru Rerata Rerata 3,8 3,4 4 3,73 Kategori Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Tabel hasil rekapitulasi validasi keseluruhan menunjukkan rerata sebesar 3,73 dengan kategori “sangat baik”. Validasi produk dengan kategori tersebut dapat disimpulkan bahwa produk yang peneliti hasilkan layak untuk digunakan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 102 4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas Setelah dilakukan validasi produk oleh pakar pembelajaran matematika, pakar Montessori, dan guru kelas II, selanjutnya dilakukan uji coba lapangan terbatas.Uji coba lapangan terbatas dilakukan pada enam siswa kelas II SDK Kumendaman yang dipilih berdasarkan rekomendasi guru.Uji coba lapangan terbatas tersebut dilakukan dalam bentuk pendampingan belajar menggunakan alat peraga papan perkalian.Pendampingan ini dilaksanakan selama satu minggu. Keenam siswa tersebut dibagi menjadi dua kelompok (kelompok A dan B). Kelompok A terdiri atas tiga siswa dan kelompok B tiga siswa.Masing-masing kelompok menerima pendampingan sebanyak tiga kali dengan durasi waktu 90 menit untuk setiap pertemuannya. Pelaksanaan uji coba lapangan terbatas dilaksanakan setelah proses belajar mengajar selesai dilakukan atau sepulang sekolah. Pada pertemuan sebelumnya, peneliti memberikan pretest guna mengetahui kemampuan awal siswa.Setelah pelaksanaan pendampingan dengan menggunakan alat peraga papan perkalian selesai, peneliti memberikan posttest dan pengisian kuesioner.Kedua hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mengikuti pendampingan dan untuk mengetahui kualitas alat peraga papan perkalian yang telah dibuat.Kegiatan pretest dan posttest ini dilakukan bersama-sama oleh kedua kelompok. Pretest dilakukan pada 13 Desember 2014 sedangkan posttest pada 19 Desember 2014. 4.1.5.1 Data dan Analisis Hasil Tes Setelah melakukan validasi produk, peneliti melakukan uji coba lapangan terbatas yang dimulai dengan pretest yang dilaksanakan tanggal 13 Desember 2014. Pada akhir pendampingan, siswa diberi soal posttest yang dilaksanakan tanggal 19 Desember 2014. Persentase kenaikan nilai tes dicari menggunakan rumus sebagai berikut. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 103 Tabel 4.38 Perolehan Skor Pretest dan Posttest Nama Siswa 1 B 2 C 3 E 4 L 5 A 6 R Rata-rata No. Kelompok A A B B A B Nilai Pretest 3,7 5 2,7 2,8 3,5 6 3.95 Posttest 8,8 8,6 9 8 8 9,3 8.62 Kenaikan (%) 137.84 72 233.33 185.71 128.57 55 118.23 Hasil pretest menunjukkan nilai rata-rata keenam siswa sebesar 3.95. Duasiswa memperoleh nilai 5 ke atas, sedangkan empat siswa lainnya memperoleh nilai di bawah 4. Berdasarkan hasil pekerjaan siswa, peneliti menemukan bahwa keenam siswa tersebut belum lancar perkalian dua bilangan. Mereka mengandalkan jari tangan dan jari kaki untuk menghitung. Ketika angkanya lebih dari 20 siswa akan bingung dan lupa urutan angka selanjutnya. Faktor lain yang mempengaruhi rendahnya nilai pretest adalah siswa belum memahami nilai tempat satuan, puluhan, dan ratusan sehingga ketika melakukan perkalian dengan teknik menyimpan, siswa masih kebingungan. Selain itu, siswa juga belum mengenal materi sifat operasi pertukaran. Hal ini membuat siswa bingung dan hanya mengisi sesuai angka yang mereka ketahui. Hasil posttest menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata sebesar 118,23% yang diperoleh dari perhitungan pada rumus 3.3. Nilai rata-rata keenam siswa saat posttest adalah 8.62. Sementara itu, dua orang siswa memperoleh nilai 9 ke atas, sedangkan empat orang siswa mendapatkan nilai 8 ke atas. Berdasarkan pengamatan, empat siswa tersebut mengerjakan soal PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 104 dengan kurang serius dan tidak teliti dalam menghitung sehingga berdampak pada perolehan nilai posttest. Perbandingan nilai pretest dan posttest dapat dilihat pada diagram 4.1. 10 8.8 9 9.3 9 8.6 8 8 8 7 6 6 5 Pretest 5 4 3.7 Posttest 3.5 2.7 3 2.8 2 1 0 B C E L A R Grafik 4.1 Perbedaan Skor Pretest dan Posttest Tiap Siswa Berdasarkan diagram 4.1, dapat dilihat bahwa perbedaan antara nilai pretest dan posttest tampak sangat tinggi. Pada nilai pretest, kisaran nilai berada di antara 2.8 hingga 6. Secara lebih lanjut, perbandingan skor rata-rata antara nilai pretest dan posttest dapat dilihat pada diagram 4.2. Pada diagram tersebut, rata-rata skor pretest adalahsebesar 3.95 sedangkan rata-rata skor posttest 8.62. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 105 8.62 Pretest 3.95 Posttest Grafik 4.2 PerbedaanSkor Rata-rata Pretest dan Posttest 4.1.5.2 Data dan Analisis Kuesioner Penilaian kualitas produk pada uji coba terbatas dilakukan oleh enam siswa kelas II SD Kanisius Kumendaman.Penilaian Produk dilakukan setelah posttest dilaksanakan dengan menggunakan kuesioner yang telah melalui tahap uji validitas konstruk oleh ahli dan siswa SD setara.Berikut hasil penilaian kualitas produk alat peraga. Tabel 4.39 Rekapitulasi Hasil Validasi Produk oleh Siswa Siswa B C E L A R 1 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 Skor Item Pertanyaan 4 5 6 7 8 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 Rerata 9 4 3 3 3 3 3 10 3 4 4 3 3 4 Total Rerata Kategori 34 37 36 33 34 34 34,66 3,4 3,7 3,6 3,3 3,4 3,4 3,46 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Dari hasil penilaian oleh siswa, jelas menunjukkan bahwa skor rerata 3,46 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Siswa tidak memberikan komentar pada kolom yang telah disediakan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 106 4.1.5.3 Analisis II Analisis ini dilakukan untuk mempertimbangkan revisi produk alat peraga yang telah divalidasi dan diujicobakan.Analisis terangkum dalam tabel rekapitulasi penilaian produk alat peraga oleh ahli, guru dan siswa.Berikut hasil rekapitulasi tersebut. Tabel 4.40 Rekapitulasi Penilaian Produk Alat Peraga Papan Perkalian Validator Ahli Matematika Ahli Montessori Guru B C E L A R Rerata Rerata 3,8 3,4 4 3,4 3,7 3,6 3,3 3,4 3,4 3,55 Kategori Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Rerata yang diperoleh dalam penilaian alat peraga papan perkalian yaitu 3,55 yang termasuk dalam kategori “sangat baik”. 4.2 Pembahasan Penelitian dan pengembangan papan perkalian mempunyai, yaitu (1) potensi masalah, (2) perencanaan, (3) pengembangan desain, (4) validasi produk, dan (5) uji coba lapangan terbatas.Berpijak dari akar masalah yang muncul di lapangan bahwa minimnya penggunaan alat peraga dan ketersediaan alat peraga di sekolah, peneliti melakukan observasi dan wawancara.Tujuan penyusunan pedoman wawancara dan observasi adalah untuk mengetahui ketersediaan alat peraga di sekolah.Pedoman kemudian divalidasi oleh ahli bahasa.Hasil penilaian dari ahli, kemudian digunakan sebagai revisi untuk pedoman melakukan wawancara dan observasi.Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru, dan siswa, sedangkan observasi dilakukan di kelas II saat pembelajaran berlangsung.Hasil wawancara dan observasi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 107 digunakan sebagai dasar penyususnan kuesioner dalam menganalisis kebutuhan.Penyusunan dilakukan dengan memperhatikan karakteristik siswa dan karakteristik metode yang digunakan untuk mengatasi masalah yang muncul, yaitu Metode Montessori.Kuesioner divalidasi oleh para ahli.Peneliti menentukan ahli yang berlatar belakang pendidikan terkait dengan matematika, memahami Metode Montessori, dan mengetahui karakteristik siswa SD kelas II.Kuesioner yang telah dilakukan revisi kemudian diuji keterbacaan kepada siswa, lalu disebarkan kepada siswa di SD kelas II.Berdasarkan hasil kuesioner tersebut ditemukan bahwa siswa SD Kelas II mengalami kesulitan dalam melakukan operasi perkalian, karena minimnya penggunaan alat peraga yang menyebabkan siswa kurang tertarik dalam belajar matematika.Terkait dengan hal ini peneliti menyusun instrumen, diantaranya kuesioner dan tes.Kuesioner dan tes divalidasi oleh ahli kemudian diuji keterbacaannya kepada siswa.Hasil dari validasi tersebut menghasilkan kuesioner yang digunakan untuk mengetahui bahwa papan perkalian memiliki karakteristik alat peraga Montessori, yaitu menarik, bergradasi, memiliki pengendali kesalahan, mandiri dan kontekstual.Sedangkan tes dalam bentuk soal uraian disusun berdasarkan kompetensi dasar yang menjadi masalah di sekolah.Soal tes diujikan empiris kepada siswa di SD setara, dan menghasilkan soal yang valid dan reliabel untuk mengetahui mengetahui perkembangan kemampuan belajar siswa. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB 5 PENUTUP Bab 5 ini akan diuraikan mengenai kesimpulan,keterbatasan penelitian, dan saran. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut. 5.1.1 Alat peraga papan perkalian berbasis metode Montessori yang dikembangkan mengandung empat ciri alat peraga yang dikembangkan oleh Montessori dan satu ciri yang ditambahakan peneliti. Ciri tersebut adalah (1) menarik, (2) bergradasi, (3) auto-education, (4) autocorrection, (5) kontekstual. Menarik terlihat dari warna yang digunakan pada manic warna-warni yaitu warna cerah (hijau, biru, danmerah). Bergradasi tampak pada penggunaan indera penglihatan dan perabaan pada saat yang bersamaan serta dapat digunakan untuk memahami konsep-konsep yang berbeda, bahkan untuk pembelajaran pada kelas selanjutnya. Auto-correction tampak pada manik satuan, puluhan, dan ratusan yang memiliki warna yang berbeda-beda. Selain itu, kartu soal juga mengandung pengendali kesalahan yang terletak pada kunci jawaban di bagian belakang setiap soal. Auto-education terlihat dari 108 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 109 papan perkalian dan manic warna-warni dengan operasi hitung yang memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri. Kontekstual tampak pada penggunaan potensi lokal di lingkungan sekitar sekolah yang digunakan untuk membuat alat peraga yaitu kayu sonokeling dan pinus. 5.1.2 Alat peraga papan perkalian berbasis metode Montessori yang dikembangkan memiliki kualitas “sangat baik”. Kategori ini didasarkan pada perolehan skor rata-rata validasi produk oleh ahli pembelajaran matematika, ahli Montessori, guru kelas II SDK Kumendaman, dan siswa kelas II SD Kanisius Kumendaman sebesar 3,55. 5.2 Keterbatasan Penelitian Alat peraga papan perkalian yang dikembangkan memiliki beberapa keterbatasan, yaitu: 5.2.1 Terbatasnya waktu pendampingan dilakukan selama enam kali dengan durasi waktu 90 menit untuk setiap pertemuan. 5.3 Saran Saran diberikan untuk penelitian selanjutnya yang akan mengembangkan alat peraga Montessori adalah sebagai berikut: 5.3.1 Durasi waktu pendampingan perlu disesuaikan dengan jumlah siswa dan ketersediaan alat peraga. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 110 DAFTAR REFERENSI Arifin, Z. (2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Azwar,S. (2012). Tes Prestasi: fungsi dan pengukuran prestasi belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ball, L.A., dan Washburn, G.S. (2001). Teaching Students to think: Practical Applications of Bloom’s Taxonomy. International Journal of Education. Depdiknas. (2004). Undang-undang tentang sistem pendidikan nasional. Jakarta: Balitbang Depdiknas. Eeftink, M. (2012). Nienhuis Montessori catalog. California: Global Standart. Gall, M.D., Gall J.P., dan Borg W. R. (2007). Educational research: a introduction eighth edition. Boston: Pearson Education, Inc. Hainstock, E.G (1997). The essential Montessori: an introduction to the woman, the writings, the method, and the movement. New York: Penguin Book USA Inc. Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Lillard, A.S. (2005). Montessori-the science behind the genius. New York: Oxford University Press, Inc. Magini, Agustina Prasetyo. 2013. Sejarah Pedekatan Montessori. Yogyakarta: Kanisius. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 111 Manner, J.C. (2006). Montessori vs. Tradisional Edication in the Public Sector: Seeking Appropriate Comparisons of Academic Achievement. East Carolina University: Associate Professor of Education. Montessori, M. (2002). The Montessori method. New York Schocken Books. Morrison, G.S. (2012). Dasar-dasarpendidikananakusiadini (PAUD). Jakarta: Indeks Siregar, E & Nara, H. (2011).Teoribelajardanpembelajaran. Bogor: PenerbitGhalia Indonesia Sadiman.(1986). Media Pendidikan. Jakarta: PustekkomDikbud. Smaldino, S.E., Lowter, D.L., Russell, J.D. (2011). Instructional Technology and media for learning (9th edition). (ArifRahman, Trans.). New Jersey: Pearson Education Inc. Sugiyono. (2012). MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatifdan R & D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2014). MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatifdan R & D. Bandung: Alfabeta. Suparno, P. (2001). Teoriperkembangankognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius. SuyonodanHariyanto. (2011). Belajardanpembelajaran: Bandung: RemajaRosdakarya. Sukmadinata, N.S. (2010). RemajaRodakarya. teoridankonsepdasar. Metodepenelitianpendidikan. Bandung: PT Tim PenyusunKamusBesarBahasa Indonesia.(2005). KamusBesarBahasa Indonesia (edisiketiga). Jakarta: DepartemenPendidikanNasional. Tim PenyusunKamusBesarBahasa Indonesia.(2011). KamusBesarBahasa Indonesia (edisiketiga). Jakarta: DepartemenPendidikanNasional. Triyanto.(2009). Mendesain model pembelajaraninovasiprogresif.Jakarta: Kencana. WahyudindanSudrajat.(2003). EnsiklopediMatematika&PeradabanManusia. Jakarta: TaritySamudraBerlian. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 112 Widoyoko, S. E. P. (2009). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 113 LAMPIRAN PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN 1. INSTRUMEN IDENTIFIKASI POTENSI MASALAH 1.1 Transkrip Wawancara Kepala Sekolah SD Kanisius Kumendaman P : Bagaimana proses kegiatan belajar mengajar secara umum di SD Kanisius Kumendaman terkait dengan pembelajaran matematika? KS : Matematika….. untuk kelas atas kan dipegang guru kelas, untuk tahun ini yaitu tematik sehingga guru kelas hanya mengolah. Kemudian kalau untuk media pembelajarannya ada diruang alat peraga dan biasanya guru membuat sendiri, untuk kurikulum baru anak terlibat aktif dan guru hanya sebagai fasilitator. P : Apa saja pretasi belajar yang didapatkan siswa SD Kanisius Kumendaman terkait dengan mata pelajaran matematika? KS : Untuk matematika Kumendaman kemarin juara di Stero tapi kelompok kalau olimpiade belum ada. P : Bagaimana kesan siswa terkait dengan mata pelajaran matematika? KS : Kalau untuk siswa, seperti kesan kebanyakan anak-anak pasti matematika itu sulit tetapi tidak semua anak berpresepsi seperti itu, ada yang memang suka kalau dilihat dari prestasinya motivasi belajar di matematika ditingkatan bawah sampai sedang. [1] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI P : Mungkin ada faktor lain dari luar bu? Yang dapat menyebabkan anak untuk malas belajar matematika. KS : Ya persepsi awal dimasyarakat ada ya kira mungkin sudah ada didiri anak masing-masing seperti itu dan juga mungkin persepsi orangtua, pokoknya matematika itu susah nah sehingga anak tersugesti kalau matematika itu susah. P : Berarti anak menjadi ketakutan terlebih dahulu ya bu? KS : Iya betul, karena sudah gak mau dulu jadi anak tidak mau untuk berusaha. Padahal kalau orangtua pendampingan begitu guru-guru disekolah membantu anak untuk menyenangi matematika kan mudah. Nah tetapi kalau orangtuanya tidak mendukung dari persepsi awalnya untuk keberhasilannya juga susah. Kalau orangtuanya ngajarin, lho matematika ki gampang, ohh ternyata umtuk mengerjakan matematika itu ada seribu cara sehingga matematika itu menyenangkan. P : Kalau menurut saya kalau matematika itu tidak mengunakan alat peraga yang berwarna-warni itu kurang menarik dan menyenangkan. Hehehe… KS : Lalu, apakah siswa mengalami kesulitan dalam mata pelajaran matematika? P : Menurut saya iya, karena terlihat dari tidak terdampingi secara baik orangtuanya jadi ketika kelas 1, 2 masih muda mulai dikelas 3 kan sudah mulai yang mereka harus hafal, mau tidak mau harus mengerti dan hafal. Nah ketika [2] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI orangtua sudah tidak bisa, ketika saya mendengar masukan orangtua diluar sana. Saya sebagai orangtua yang juga mempunyai anak merasa berat, kenapa saya tidak bisa mendampingi anak hanya menerima dari gurunya tok di sekolah kan cuma beberapa jam dan seminggu hanya 5-6 jam pelajaran jadi susah tidak efektif ketika di rumah tidak diberi pendampingan khusus. Tetapi tidak semua orangtua seperti, ada juga orangtua yang menyadari. Bila orangtua tidak mampu mendampingi atau tidak bisa, anak dicarikan guru les agar anak dapat didampingi secara khusus. P : Apakah sekolah pernah mengupayakan penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran? KS : Alat peraga sudah ada disediakan di sekolah, kadang-kadang guru juga mengajarkan langsung kepada anak mengajarkan membuat alat peraga. Misalnya membuat jaring-jaring kubus. P : Lalu, proses pengadaan alat peraga itu juga ditentukan beberapa faktor atau bagaimana bu? Selain dari dinas atau anak membuat sendiri. KS : Biasanya membeli, karena alat matematika itu agak terbatas ya. Jadi mungkin kita hanya menggambar di papan tulis. P : Kalau misalnya membeli alat peraga, dilihat dari segi menarik atau alat peraga dapat membantu siswa dalam mengendalikan kesalahan sendiri, atau bagaimana bu? [3] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KS : Kalau itu belum ada, lebih melihat dari segi fungsi saja. P : Bagaimana penggunaan alat peraga matematika dalam pembelajaran di kelas dengan terkait materi pembelajaran yang disampaikan? Untuk kelas atas atau maupun kelas bawah, 1 alat buat berkelompok atau 1 anak memegang 1 alat peraga? KS : Anak tidak bisa mendapatkan alat tersebut, kecuali anak membuat sendiri. Ketersediaan alat tidak mencukupi dan alat itu kan sudah lama sekali, ada juga alat yang rusak. P : Apakah sudah pernah dilaksanakan penelitian tentang alat peraga di SD ini? KS : Belum pernah dilaksanakan. P : Oh gitu ya bu, mungkin cukup sekian pertanyaan dari saya bu. Terimakasih untuk waktunya mungkin saya akan sering datang kesini untuk penelitian. KS : Iya mbak tidak apa-apa, saya malah senang kalau ada yang penelitian disini karena belum pernah ada yang penelitian di SD sini mengenai alat peraga. P : Iya bu, terimakasih. [4] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN 1. INSTRUMEN IDENTIFIKASI POTENSI MASALAH 1.2 Transkrip Wawancara Guru Kelas II SD Kanisius Kumendaman P : Bagaimana proses kegiatan belajar mengajar secara umum di SD Kanisius Kumendaman terkait dengan pembelajaran matematika? G : Oh ini matematika ya? Karena ini kan baru, saya mengajar matematika kelas 2 biasanya kan kelas 3 dan masuk pelajaran itu baru kemarin dan belum efektif tetapi anak-anak sudah saya beri matematika sudah bagus. Tentang mengenal matematika sudah mengenal banyak, tentang angka dan penghitungan sudah lancar. P : Apa saja pretasi belajar yang didapatkan siswa SD Kanisius Kumendaman terkait dengan mata pelajaran matematika? G : Prestasinya itu kalau kelas 2 kan kemarin itu bu Anggun jadi sekarang belum kelihatan, jadinya kalau saya rasa ini mereka mudah menangkap “Seperti ini lho anak-anak” kalau dikasih tau kayak gini mereka langsung “oh iya bu” tetapi ada beberapa memang itu yang susah bahkan ada yang belum bisa membaca. P : Bagaimana kesan siswa terkait dengan mata pelajaran matematika? G : oh kesannya, saya rasa mereka itu senang dengan matematika, mereka itu senang dengan berhitung. P : Apakah siswa mengalami kesulitan dalam mata pelajaran matematika? [5] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI G : Ya ada dua, ada yang mengalami kesulitan dan ada yang tidak. Karena itu tadi ada yang daya ingat rendah dan memang anak ini benar-benar pintar, jadi ada dua karakter. Tetapi dari 20 siswa 75% anak mudah menangkap. P : Siswanya berapa to bu disini? G : 20 anak. P : Apa yang menyebabkan siswa kelas II ini mengalami kesulitan, mengenai metode atau alat peraga atau strategi pembelajarannya? G : Kalau itu kan dari kelas 1, dari pertamanya memang anak tersebut belum bisa apa-apa.kalau dari sini metode kami sesauikan dengan umur anak juga to, kami juga ada media alat peraga. P : Kalau disini biasanya menggukana alat peraga apa bu? Kalau matematika. G : Kalau disini itu menggunakan kayak hitungan itu lho mbak, kayak sempoa. P : Bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan terkait dengan kesulitan belajar yang dialami siswa kelas II bu? G : Kesulitannya? P : Proses belajarnya. [6] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI G : Oh ya biasanya kami mendampingi, biasanya kami kalau ada kesulitan kami ada jam tambahan jadi diluar jam pelajaran nanti kami menghubungi orangtua bahwa nanti kami ada jam belajar khususnya pada materi yang belum bisa. P : Disini materi apa ya bu yang masih sulit? G : Pembagian sama perkalian tetapi karena ini masih awal jadi yang masih kesulitan yaitu penjumlahan dan pengurangan. P : Apakah bu Guru pernah mengupayakan penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran untuk mengatasi kesulitan tersebut bu? G : Iya kami menggunakan alat peraga itu, supaya anak ikut praktek. Ini lho mereka tau “dua tambah dua” mereka langsung praktek menggunakan alat. Mereka senang juga kalau menggunakan alat peraga. P : Oh ya bu cukup sekian wawancara untuk hari ini, terimakasih banyak atas waktu yang sudah diluangkan. G : Iya mbak sama-sama. [7] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN 1. INSTRUMEN IDENTIFIKASI POTENSI MASALAH 1.3 Transkrip Wawancara Siswa kelas II SD Kanisius Kumendaman P : Hallo dek, mbak mia boleh tanya-tanya sebentar tidak? S : Mau tanya apa mbak? P : Mbak mia mau tanya seputar pelajaran, bagaimana perasaanmu waktu belajar matematika? Senang atau susah atau bagaimana? S : Susah mbak, tapi kadang-kadang ada yang gampang kalau cuma penjumlahan sama pengurangan. P : Kalau susah waktu materi pelajaran apa dek? S : Perkalian sama pembagian P : Oh gitu ya, kalau di kelas bu guru suka pakai alat peraga tidak? S : Alat peraga itu apa mbak? P : Alat peraga itu seperti benda atau gambar yang mempermudah kita dalam memahami suatu materi. Misalnya waktu menjelaskan pulau, gurumu menggunakan peta untuk menjelaskan. S : Ohh… pernah mbak P : Kalau waktu pelajaran matematika pernah tidak dek? [8] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI S : Pernah mbak, menggunakan balok kecil-kecil, sempoa, papan tulis, lemari. Tapi seringnya kalau menghitung hanya menggunakan jari kalau tidak di coret-coret dikertas. P : Oh ya udah dek, makasih ya udah menyediakan waktu untuk ditanya-tanya. S : Sama-sama mbak. [9] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN 2. INSTRUMEN ANALISIS KEBUTUHAN 2.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru Nama Lengkap : Tugas Mengajar : Nama SD : Tanda Tangan ………………………….. Berilah tanda centang (√) pada pilihan di bawah dan isilah jawaban sesuai dengan kondisi yang sebenarnya! 1. Apakah Bapak/ Ibu pernah menggunakan alat peraga dalam pembelajaran Matematika? (...) Pernah Sebut dan Jelaskan! ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ......................... (...) Tidak Pernah Alasan : ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... .......................... [10] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2. Apakah penggunaan alat peraga dapat membantu siswa memahami konsepkonsep Matematika? (…) Ya (…) Tidak 3. Apakah Bapak/ Ibu berniat untuk membuat alat peraga Matematika sesuai dengan kebutuhan siswa dengan memanfaatkan bahan-bahan di lingkungan sekitar? (...) Ya Alasan : ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ................................... (...) Tidak Alasan : ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... .................................... 4. Manakah bahan pembuatan alat peraga yang Bapak/ Ibu suka? (…) Kayu (…) Besi (…) Kertas (…) Plastik (…) Lainnya, sebutkan.......................................................................................................... *)jawaban boleh lebih dari satu 5. Menurut Bapak/ Ibu apakah pemberian warna pada alat peraga membuat alat peraga tersebut lebih menarik? (…) Ya [11] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI (…) Tidak 6. Warna seperti apa yang Bapak/Ibu suka untuk alat peraga? (…) Gelap Sebutkan contoh warnanya! ……………………………………………………………………………… ………… ……………………………………………………………………………… ………… (…) Cerah Sebutkan contoh warnanya! ......………………………………….…...…………………………………… ………. ……………………………………………………………………………… ………… 7. Menurut Bapak/ Ibu bagaimana salah satu kriteria dari sebuah alat peraga yang baik berdasarkan fungsinya? (...) 1 alat peraga hanya untuk 1 materi Alasan: ……………………………………………………………………………… ………… ……………………………………………………………………………… ………… ……………………………………………………………………………… ………… (...) 1 alat peraga untuk lebih dari 1 materi Alasan: ........................................................................................................................... [12] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ........................................................................................................................... .................................... ……………………………………………………………………………… ……………. 8. Menurut Bapak/ Ibu , jika dilihat dari beratnya, manakah alat peraga Matematika yang ideal untuk siswa kelas II gunakan? (...) Ringan (<1,5 kg) (…) Sedang (1,5-3kg) (...) Berat (>3kg) Mengapa? ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………… 9. Bagaimana salah satu kriteria alat peraga Matematika yang berkualitas menurut Bapak/ Ibu? (...) Dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan: ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………… (...) Tidak dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan: ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………… 10. Apakah penggunaan alat peraga Matematika dapat membantu siswa untuk menemukan jawaban yang benar? (…) Ya (…) Tidak [13] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2.2 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli [14] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [15] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [16] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [17] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [18] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [19] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2.3 Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa [20] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [21] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [22] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2.4 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa oleh Ahli [23] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [24] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [25] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [26] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [27] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [28] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2.5 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan oleh Siswa SD Setara [29] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [30] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [31] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [32] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [33] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [34] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2.6 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan yang Diisi oleh Guru SD Penelitian [35] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [36] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [37] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2.7 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan yang Diisi oleh Siswa SD Penelitian [38] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [39] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [40] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN 3. INSTRUMEN VALIDASI PRODUK 3.1 TES 3.1.1 Instrumen Soal Tes [41] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [42] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [43] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [44] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [45] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [46] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3.1.2 Instrumen Hasil Validasi Soal oleh Ahli [47] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [48] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [49] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [50] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [51] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [52] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [53] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [54] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [55] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [56] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [57] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3.1.3 Uji Keterbacaan Soal oleh Siswa [58] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [59] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [60] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [61] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [62] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [63] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [64] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [65] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [66] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [67] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3.1.4 Uji Empiris [68] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [69] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [70] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [71] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [72] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [73] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [74] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3.1.6 Hasil Uji Reliabilitas [75] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3.2 KUESIONER 3.2.1 Kuesioner Validasi Produk untuk Ahli [76] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [77] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [78] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [79] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3.2.2 Kuesioner Validasi Produk untuk Siswa [80] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [81] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3.2.3 Hasil Uji Validitas Konstruk Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli [82] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [83] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3.2.4 Hasil Uji Validitas Konstruk Kuesioner Validasi Produk untuk Siswa [84] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [85] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [86] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3.2.5 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Validasi Produk oleh Siswa SD Setara [87] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [88] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN 4. VALIDASI PRODUK 4.1 Hasil Validasi Produk oleh Ahli [89] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [90] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [91] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN 5. UJI COBA LAPANGAN TERBATAS 5.1 Hasil Pretest [92] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [93] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [94] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 5. Uji Coba Lapangan Terbatas 5.2 Hasil Posttest [95] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [96] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [97] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 5. Uji Coba Lapngan Terbatas 5.3 Hasil Validasi Produk oleh Siswa \ [98] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [99] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN 6. SURAT 6.1 Surat Ijin Melaksanakan Penelitian [100] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 6. Surat 6.2 Surat Telah Melaksanakan Penelitian [101] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN 7. DOKUMENTASI [102] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN 8. ALBUM Album Papan Perkalian A. Materi Pembelajaran A.1 Submateri : Nilai Tempat : Nilai Tempat Satuan, Puluhan, Ratusan Tujuan langsung Mengenalkan nilai tempat satuan, puluhan dan ratusan Tujuan tidak langsung Membentuk konsep abstrak tentang nilai tempat bilangan Syarat Siswa mampu membilang Usia 8 Tahun (kelas II SD) Alat peraga 1. Papan perkalian Montessori 2. Manik-manik 3. Lembar kerja 4. Penghapus 5. Pensil Pengendali kesalahan Jawaban pada kartu soal, warna pada alat peraga, lambing bilangan pada alat peraga. Presentasi awal 1. Guru menyiapkan tempat kerja. 2. Guru mengajak anak sambil berkata, “Mari belajar dengan menggunakan papan perkalian bersama ibu.” 3. Guru mengajak anak untuk mengambil alat peraga sambil berkata, “Mari bantu ibu membawa papan [103] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI perkalian.” 4. Guru meminta anak duduk disamping kirinya. Latihan pertama 5. Guru mengenalkan konsep satuan sambil berkata, “Ini satuan” sambil menunjukkan angka pada papan perkalian. 6. Guru mengenalkan konsep puluhan sambil berkata, “Ini puluhan” sambil menunjukkan angka pada papan perkalian. 7. Guru mengenalkan konsep ratusan sambil berkata, “Ini ratusan” sambil menunjukkan angka pada papan perkalian. [104] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8. Guru bertanya kepada anak sambil berkata, “Mana satuan?” 9. Guru bertanya kepada anak sambil berkata, “Mana puluhan?” 10. Guru bertanya kepada anak sambil berkata, “Mana ratusan?” 11. Guru kembali bertanya kepada anak sambil berkata, “Apa ini?” Latihan kedua 12. Guru mengambil 1 manik hijau dan meletakkan ditempat satuan. 13. Guru menunjuk manik-manik sambil berkata, “Ini satu.” [105] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14. Guru mengambil 2 manik biru dan meletakkan ditempat puluhan. 15. Guru menunjuk manik-manik sambil berkata, “Ini dua puluh.” 16. Guru mengambil 3 manik merah dan meletakkan ditempat ratusan. 17. Guru menunjuk manik-manik sambil berkata, “Ini tiga ratus.” 18. Guru mengambil 5 manik hijau dan meletakkan ditempat satuan serta mengambil 1 manik biru dan [106] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI meletakkan ditempat puluhan. 19. Guru menunjuk manik-manik sambil berkata, “Ini lima belas.” 20. Guru mengambil 3 manik biru dan meletakkan ditempat puluhan. 21. Guru meminta anak untuk menukarkan 1 manik biru dengan 10 manik hijau sambil berkata, “Coba tukarkan 1 manik biru dengan 10 manik hijau?” [107] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22. Jika anak masih ingin belajar dapat bergantian secara berpasangan, yang satu menjadi siswa dan yang satu menjadi guru. Penutup 23. Guru meminta anak untuk mengembalikan alat peraga sambil berkata, “Mari bantu ibu mengembalikan papan perkalian.” 24. Anak mengembalikan papan perkalian. 25. Anak membereskan tempat. B. Materi Pembelajaran : Perkalian B.1 Submateri : Perkalian yang hasilnya dua angka Tujuan langsung Mengenalkan konsep perkalian yang hasilnya dua angka Tujuan tidak langsung Mengenalkan konsep abstrak perkalian Syarat Siswa mampu membilang Usia 8 Tahun (kelas II SD) Alat peraga 1. Papan perkalian Montessori 2. Manik-manik 3. Kartu angka 4. Kartu soal 5. Lembar kerja [108] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6. Penghapus 7. Pensil Pengendali kesalahan Presentasi awal Jawaban pada kartu soal 1. Guru menyiapkan tempat kerja. 2. Guru mengajak anak sambil berkata, “Mari belajar dengan menggunakan papan perkalian bersama ibu.” 3. Guru mengajak anak untuk mengambil alat peraga sambil berkata, “Mari bantu ibu membawa papan perkalian.” 4. Guru meminta anak duduk disamping kirinya. Inti 5. Guru mengambil kartu soal perkalian yang hasilnya dua angka. 6. Guru menunjuk soal yang akan dikerjakan sambil berkata, “Mari kita selesaikan soal ini.” 7. Guru memasukkan kartu angka dan tanda petunjuk pengali pada papan perkalian. [109] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8. Guru menunjuk kartu angka dan angka yang ditunjuk oleh tanda petunjuk yang pertama dilakukan sambil berkata, “lima kali tiga.” 9. Guru mengambil 3 manik warna hijau sebanyak 5 kali dan meletakkan ditempat satuan. 10. Guru menukar setiap 10 manik hijau dengan 1 manik biru. [110] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [111] 11. Selanjutnya guru meminta anak untuk menghitung sisa manik hijau dan banyak manik biru yang ditukarkan sambil berkata, “Coba hitung banyak manik sekarang!” 12. Guru menunjuk banyak manik sambil berkata, “5x3 sama dengan 15.” 13. Guru meminta anak untuk mencoba sambil berkata, “Mau mencoba?” 14. Anak mencoba mengerjakan beberapa soal yang ada pada lembar kerja. Penutup 15. Guru meminta anak untuk mengembalikan alat peraga sambil berkata, “Mari mengembalikan papan perkalian.” 16. Anak mengembalikan papan perkalian. 17. Anak membereskan tempat. bantu ibu PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI B. Materi Pembelajaran B.2 Submateri : Perkalian : Perkalian yang hasilnya tiga angka Tujuan langsung Mengenalkan konsep perkalian yang hasilnya tiga angka Tujuan tidak langsung Mengenalkan konsep abstrak perkalian Syarat Siswa mampu membilang Usia 8 Tahun (kelas II SD) Alat peraga 1. Papan perkalian Montessori 2. Manik-manik 3. Kartu angka 4. Kartu soal 5. Lembar kerja 6. Penghapus 7. Pensil Pengendali kesalahan Presentasi awal Jawaban pada kartu soal 1. Guru menyiapkan tempat kerja. 2. Guru mengajak anak sambil berkata, “Mari belajar dengan menggunakan papan perkalian bersama ibu.” 3. Guru mengajak anak untuk mengambil alat peraga sambil berkata, “Mari bantu ibu membawa papan perkalian.” [112] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4. Guru meminta anak duduk disamping kirinya. Inti 5. Guru mengambil kartu soal perkalian yang hasilnya tiga angka. 6. Guru menunjuk soal yang akan dikerjakan sambil berkata, “Mari selesaikan soal ini.” 18. Guru memasukkan kartu angka dan tanda petunjuk pengali pada papan perkalian. 19. Guru menunjuk kartu angka dan angka yang ditunjuk oleh tanda petunjuk yang pertama dilakukan sambil berkata, “ lima belas kali tujuh.” 20. Guru mengambil 7 manik hijau sebanyak 15 kali dan diletakkan ditempat satuan. [113] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [114] 21. Guru menukarkan 10 manik hijau dengan 1 manik biru dan seterusnya. 22. Selanjutnya guru meminta anak untuk menghitung sisa manik hijau dan banyak manik biru yang ditukarkan sambil berkata, “Coba hitung banyak manik sekarang!” 23. Guru menunjuk banyak manik sambil berkata, “15x7 sama dengan 105.” 24. Guru meminta anak untuk mencoba sambil berkata, “Mau mencoba?” 25. Anak mencoba mengerjakan beberapa soal yang ada pada lembar kerja. Penutup 26. Guru meminta anak untuk mengembalikan alat peraga sambil berkata, “Mari mengembalikan papan perkalian.” 27. Anak mengembalikan papan perkalian. 28. Anak membereskan tempat. bantu ibu PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI B. Materi Pembelajaran B.3 Submateri Tujuan langsung [115] : Perkalian : Perkalian dengan menggunakan sifat pertukaran Mengenalkan konsep perkalian menggunakan sifat pertukaran. Tujuan tidak langsung Mengenalkan konsep abstrak perkalian Syarat Siswa mampu membilang Usia 8 Tahun (kelas II SD) Alat peraga 1. Papan perkalian Montessori 2. Manik-manik 3. Kartu angka 4. Kartu soal 5. Lembar kerja 6. Penghapus 7. Pensil Pengendali kesalahan Presentasi awal Jawaban pada kartu soal 1. Guru menyiapkan tempat kerja. 2. Guru mengajak anak sambil berkata, “Mari belajar dengan menggunakan papan perkalian bersama ibu.” 3. Guru mengajak anak untuk mengambil alat peraga PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI sambil berkata, “Mari bantu ibu membawa papan perkalian.” 4. Guru meminta anak duduk disamping kirinya. Inti 5. Guru mengambil kartu soal perkalian. 6. Guru menunjuk soal yang akan dikerjakan sambil berkata, “Mari kita selesaikan soal ini.” 7. Guru memasukan kartu angka dan tanda petunjuk pengali pada papan perkalian. 8. Guru menunjuk kartu angka dan angka yang ditunjuk oleh tanda petunjuk yang pertama dilakukan sambil berkata, “dua belas dikali dua puluh.” [116] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9. Guru mengambil 2 manik puluhan sebanyak 12 kali dan diletakkan ditempat puluhan. 10. Guru menukarkan 10 manik puluhan dengan 1 manik ratusan dan seterusnya. 11. Selanjutnya guru meminta anak untuk menghitung banyak manik hijau dan banyak manik biru yang ditukarkan sambil berkata, “Coba hitung banyak manik sekarang!” 12. Guru menunjuk banyak manik sambil berkata, “12x20 sama dengan 240.” 13. Guru memasukan kartu angka dan tanda petunjuk [117] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI pengali pada papan perkalian. 14. Guru menunjuk kartu angka dan angka yang ditunjuk oleh tanda petunjuk yang pertama dilakukan sambil berkata, “dua puluh kali dua belas.” 15. Guru mengambil 1 manik puluhan sebanyak 20 kali dan 2 manik satuan sebanyak 20 kali dan meletakkan ditempat puluhan. [118] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16. Guru menukarkan 10 manik puluhan dengan 1 manik ratusan dan seterusnya. 17. Selanjutnya guru meminta anak untuk menghitung banyak manik hijau dan banyak manik biru yang ditukarkan sambil berkata, “Coba hitung banyak manik sekarang!” 18. Guru menunjuk banyak manik sambil berkata, “20x12 sama dengan 240.” 19. Guru bertanya kepada anak, “Hasilnya sama tidak dengan 12x20?” [119] PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20. Guru meminta anak untuk mencoba sambil berkata, “Mau mencoba?” 21. Anak mencoba mengerjakan beberapa soal yang ada pada lembar kerja. Penutup 22. Guru meminta anak untuk mengembalikan alat peraga sambil berkata, “Mari bantu ibu mengembalikan papan perkalian.” 23. Anak mengembalikan papan perkalian. 24. Anak membereskan tempat. [120]