JURNAL KEDOKTERAN YARSI 10 (2) 10-16 (2002) Profil IL-2 pada serum penderita kanker nasofaring yang terinfeksi virus Epstein-Barr Profile of IL-2 in serum of nasophaynx carcinoma patient with Epstein-Barr virus infection Dyah Ratna Budianil, Sofia Mubarika Wihaskoro Sosroseno3 Adi Prayitno4 Haryana2, l ~ o r t Sumatera h University School of Mathematica and Natural Sciences, Medan *Gajah Mada University School of Medicine, Yogyakarta. 3 ~ a j a Mada h University School of Dentistry, Yogyakarta. 411thMarch University School of Medicine, Surakarta. KEYWORDS IL-2, serum, carcinoma nasophay n x , EBV ABSTRACT Interleukin 2 (IL-2) known as a T cell Growth Factor. IL-2 production is a key for the production of other cytokine by T-cell as an immune response against virus. The aim of this study is to know the profile of IL-2 serum in nasophaynx carcinoma (NPC) patient with Epstein-Barr virus infection. Thirty two sample with NPC, five with Mononucleosis lnfectiosa (MI) and 10 as control are collected. The concentration of IL-2 is confirmed by ELISA method. The serological test to catch the Epstein-Ban virus is done by applying the IgA anti VCA and IgA anti ABNA test. The Statistical test shows that the highest concentration of lL-2 seems to be found in NPC, compared with that found in MI, while the lowest concentration of that substance is found in the control. The study on IL-2 in serum of patlent infected with EBV is strongly suggested. Karsinoma nasofaring (KNF) adalah penyakit neoplasma maligna epitel nasofaring. Penyakit ini memiliki pola geografis tertentu sebagai daerah endemis epidemiologis (Yao et al., 1998), dan diketahui menunjukkan insiensi yang tinggi pada ras Cina (Ho, 1972). Di Yogyakarta penyakit ini banyak ditemukan pada suku Jawa dengan tingkat insidensi yang cukup tinggi, terutama KNF tipe WHO I11 atau KNF dengan gambaran histopatologik tidak terdiferensiasi. Karsinoma nasofaring dengan gambaran histopatologik tidak terdiferensiasi (WHO 111) memiliki keterkaitan yang kuat dengan infeksi virus EpsteinBarr (Wustrow et al., 1981). Infeksi primer virus Epsten Barr (EB) berkaitan dengan tejadinya mononuklesis infeksiosa (MI), sedangkan infeksi yang bersifat litik produktif berkaitan dengan terjadinya malignansi seperti halnya KNF (Rickinson et al ., 1996). Interleukin 2 (IL-2) dikenal sebagai T Cell Growth Factor. Meningkatnya produksi IL-2 oleh sel T helper rest diawali oleh interaksi antara sel pemapar antigen dengan sel T helper rest (Roitt et al., 1993). Lebih lanjut dikatakan oleh Roitt et al. (1993) bahwa produksi IL-2 merupakan kunci dari produksi sitokin-sitokin sel T yang lain sebagai respon imunitas terhadap infeksi virus. Tingginya tingkat kejadian KNF (WHO 111) pada suku Jawa mendorong untuk mempelajari status imunitas penderita KNF dalam hubungannnya dengan infeksi virus EB, dibandingkan dengan kelompok MI dan kelompok sehat. Status imunitas penderita KNF dan MI dipelajari melalui respon imun Correspondence: Dyah Retno Budiani, SSi, MSi, North Sumatera University School of Mathematics and Natural Science, Medan, Jalan Sisingamangaraja, Medan. - - ~ -. -