BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kasus Avian Influenza (AI) dan Newcastle Disease (ND) dewasa ini merupakan ancaman yang serius bagi industri perunggasan di Indonesia. Kedua penyakit ini menyebabkan kerugian ekonomi yang besar. Mortalitas yang diakibatkan keduanya dapat mencapai 100%. Produksi telur juga sangat menurun jika suatu peternakan sudah terinfeksi salah satu penyakit ini. Kedua penyakit ini menyebabkan kerugian ekonomi karena biaya penanggulangan penyakit (Tabbu, 2002). Avian influenza (AI) dan ND menyerang berbagai spesies unggas, terutama ayam. Avian Influenza disebabkan oleh Orthomyxovirus tipe A, sedangkan Newcastle Disease disebabkan oleh Avian Paramyxovirus (Alexander dan Senne, 2008; Swayne dan Halvorson, 2008). Gejala klinis bervariasi tergantung strain yang menyerang dan faktor-faktor sekunder. Bentuk subklinis berupa gejala ringan pada saluran pernafasan. Gejala lain dapat berupa penurunan produksi telur atau sistemik ke berbagai organ sehingga menyebabkan mortalitas yang tinggi. Infeksi yang ganas disebabkan oleh strain virus tertentu yaitu highly pathogenic AI dan viscerotropic velogenic ND (Swayne dan King, 2003). Kedua strain virus tersebut merupakan bentuk virulen dan terdapat pada daftar A dalam Office International des Epizooties. Infeksi kedua virus viluren ini mempunyai arti 1 2 yang penting dalam kesehatan perunggasan secara global. Penyakit ini membatasi perdagangan unggas dan produk asal unggas (Swayne dan King, 2003). Penanggulangan AI dan ND mendapat perhatian khusus dari pemerintah Indonesia. Kedua penyakit ini dimasukkan dalam daftar penyakit hewan menular yang mendapat prioritas pengendalian dan pemberantasannya (Dirjennak, 2007). Upaya penanggulangan AI yang dapat dilakukan antara lain isolasi lokasi peternakan, pengawasan lalu lintas hewan, biosekuriti, vaksinasi, depopulasi unggas sakit, pemusnahan menyeluruh, dan peningkatan kesehatan unggas dan masyarakat (Dirjennak, 2004). Salah satu upaya penanggulangan AI dan ND adalah vaksinasi. Vaksinasi merupakan cara untuk meningkatkan resistensi hewan terhadap penyakit (Dirjennak, 2004). Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan vaksinasi antara lain dosis, rute pemberian, kualitas antigen, umur ayam saat vaksinasi, interval pengulangan dan agen immunosupresif (Roy, 2012). Monitoring sesudah vaksinasi dilakukan untuk mengetahui tingkat kekebalan unggas yang divaksin Tingkat kekebalan dapat diketahui dengan berbagai uji, salah satunya hemaglutinasi inhibisi (HI) (Dirjennak, 2004). Monitoring sesudah vaksinasi sangat diperlukan untuk mengetahui program vaksinasi yang paling efektif di lapangan. Suatu program vaksinasi yang baik akan menghasilkan kekebalan yang protektif selama masa pemeliharaan. Kekebalan ayam setelah vaksinasi dinyatakan dengan titer antibodi yang menggambarkan tingkat proteksi terhadap agen infeksi. Penelitian tentang program vaksinasi ND pada ayam buras pernah dilakukan Wibowo dan Amanu 2 3 (2010) yang membuktikan bahwa semakin tinggi titer antibodi semakin tinggi pula tingkat proteksinya. Kelompok ayam yang titer antibodinya di bawah 30 HI unit dalam uji tantang menunjukkan gejala klinis berupa kelesuan dan tidak terjadi kematian. Kelompok ayam yang titer antibodinya di atas 30 HI unit sama sekali tidak teramati gejala klinis maupun kematian. Penelitian Kumar, dkk (2007) tentang hubungan antara respon antibodi AI terhadap tingkat proteksi membuktikan bahwa titer antibodi < 3,5 log 2 ayam tidak terlindungi terhadap gejala klinis dan mungkin terjadi kematian, titer antibodi antara 3,5 log 2 dan 4,5 log 2 ayam tidak mengalami kematian, namun akan terjadi shedding virus, titer antibodi >4,5 log 2 tidak terjadi shedding virus dan kematian. Seromonitoring dengan uji HI setelah vaksinasi sangat membantu untuk menyusun program vaksinasi yang tepat (Roy, 2012). Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan membandingkan titer antibodi AI dan ND dari berbagai peternakan ayam petelur dengan program vaksinasi yang bervariasi. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi untuk penyusunan program vaksinasi ayam petelur komersil di Indonesia sehingga kejadian penyakit yang disebabkan oleh AI dan ND dapat diminimalisir.