4 TINJAUAN PUSTAKA Model Area Kecil Model area kecil biasanya menggunakan model linier campuran dalam bentuk (1) dengan adalah penduga langsung, lah koefisien regresi, adalah matriks peubah penyerta, matriks konstan, kenal sebagai pengaruh area kecil, dan ada- adalah vektor acak yang biasa divektor dari galat contoh (Rao, 2003). Model (1) merupakan model berbasis area dengan satu peubah penyerta yang dapat dinyatakan sebagai (2) (3) dan 0, terdistribusi sebagai dan 0, (Fay Herriot, 1979) ser- ta bebas satu sama lain. Model di atas dikenal sebagai model Fay-Herriot. Da) dengan peu- lam model Fay-Herriot hubungan antara penduga langsung ( bah penyerta ( ) diasumsikan linier. Dalam kenyataannya belum tentu hubungan keduanya itu linier ( Kismiantini, 2007). Penduga diperoleh dengan cara menghitung rata-rata terboboti dari penduga langsung dan penduga sin- tetik dan 1 , yaitu (4) dengan asumsi tidak Jika 0, 1 diketahui. diketahui, ′ ∑ . maka penduga , sehingga dari adalah dan (5) 5 Pendugaan MSE dapat dilakukan dengan metode jacknife, bootstrap atau seperti yang dilakukan oleh Prasadh Rao menggunakan BLUP. Bila terjadi hubungan yang tak linier antara penduga langsung dan peubah penyerta dalam model (1), Mukhopadhyay dan Maiti (2004) memodifikasi model Fay-Herriot tersebut ke dalam bentuk (6) (7) dimana i = 1, 2, …, m menyatakan banyaknya area kecil. Fungsi fungsi mulus yang mendefinisikan hubungan antara dan (6) dan (7) hubungan antara dan . adalah . Dalam model tidak harus linier sehingga memungkin- kan dilakukan pemodelan dengan berbagai macam kemungkinan bentuk hudan bungan antara . adalah rataan area kecil yang tidak teramati, bebas dan identik dengan 0 dan dan ragam contoh yang bebas dengan 0 dan galat acak yang berdistribusi , dan , dengan asumsi diketahui. Penggabungan persamaan (6) dan (7) akan menghasilkan persamaan berikut (8) Pendekatan Berbasis Kernel Mukhopadhyay dan Maiti (2004) menduga dengan mengguna- kan pendugaan kernel Nadaraya-Watson ∑ (9) ∑ dan . adalah fungsi kernel dengan lebar jendela h serta ⁄ dengan K(.) memenuhi : i. K(.) simetri ii. K(.) terbatas dan kontinu pada daerah hasil iii. 1 (sebut X ) 6 Hasil pemulusan yang diperoleh dari metode pemulusan Kernel sangat bergantung dari lebar jendela (h) yang digunakan. Semakin besar lebar jendela yang digunakan, kurva pemulusan yang diperoleh akan semakin mulus, yang menunjukkan bahwa bias pendugaan semakin besar dan ragamnya semakin kecil. Sebaliknya, jika lebar jendela diperkecil, kurva pemulusan akan semakin bergelombang mengikuti data dan mengakibatkan bias yang semakin kecil serta ragam yang besar (Silverman, 1986). Pada penelitian ini rumus lebar jendela (h) yang dipakai adalah / (Silverman, 1986) Terdapat beberapa macam fungsi kernel yang umum dikenal, antara lain Box, Parzen, Triangle, Gaussian (Normal), dan lain-lain (Silverman, 1984). Dalam penelitian ini fungsi kernel yang digunakan adalah kernel Gaussian (Normal) yaitu , ∞ √ berhubungan linier terhadap Penduga ∞ , dan dapat ditulis sebagai ∑ (10) dimana (11) ∑ Dengan menggunakan kernel Nadaraya-Watson tersebut, penduga terbaik dari rataan area kecil adalah | dimana Bila 1 dengan asumsi dan (12) diketahui. merupakan penduga dari maka 1 (13) Mukhopadhyay dan Maiti (2004) merumuskan penduga max 0, ∑ sedangkan penduga MSE dari 1 sebagai (14) adalah 2 (15) 7 Namun demikian, nilai pada persamaan (15) tidak dapat dihi- tung karena ketiadaan informasi dari dan , sehingga dalam penelitian ini akan digunakan pendekatan bootstrap untuk menduga MSE dari . Opsomer et. al. (2005) merumuskan penduga MSE bootstrap sebagai berikut: ∑ dengan j adalah banyaknya populasi bootstrap, area kecil ke-i dari populasi bootstrap ke-j, dan rataan area kecil ke-i dari populasi bootstrap ke-j. (16) adalah penduga rataan adalah ‘nilai sebenarnya’