Menjinakan Resiko yang muncul saat berinvestasi Pak Devie, Trend suku bunga cenderung menurun dengan turunnya angka inflasi. Selain Deposito, saya berencana untuk mencoba berinvestasi pada produk keuangan yang lain. Mohon diberi penjelasan resiko apa saja yang harus saya hadapi ketika berinvestasi. Terimakasih. Dian Wahyuni, Surabaya Resiko adalah kemungkinan terjadinya sesuatu yang tidak diharapkan. Apabila dikaitkan dengan investasi, maka resiko berarti kemungkinan tidak diperolehnya hasil (return) sesuai dengan yang diharapkan bahkan kemungkinan hilangnya uang yang diinvestasikan. Secara sederhana, ada dua jenis resiko yang senantiasa menghantui setiap orang yang berinvestasi yaitu resiko yang dapat dikendalikan (controllable risk) dan resiko yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable risk). Ada dua jenis Controllable Risk yang dihadapi ketika berinvestasi yaitu resiko kegagalan bisnis dan resiko likuiditas. Anda harus membeli obligasi atau saham yang dimiliki perusahaan yang piawai dalam berbisnis agar terhindar dari resiko kegagalan bisnis. Oleh karena itu, anda harus menelanjangi kinerja perusahaan tersebut dengan melakukan analisa fundamental, seperti mengevaluasi kemampuan menghasilkan laba, kemampuan membayar hutang, kemampuan bertumbuh. Setelah mengetahui kinerja perusahaan, anda juga wajib melakukan porfolio investasi. Jangan taruh telur dalam satu keranjang. Sebagai investor, anda juga harus menghadapi resiko likuiditas. Resiko likuiditas adalah mudah tidaknya produk investasi dikonversikan menjadi uang tunai. Agar terhindar dari resiko likuiditas. Belilah produk investasi yang banyak diminati investor atau memiliki jumlah pembeli dan penjual yang banyak. Selain kemudahan menjual, produk investasi yang likuid cenderung memiliki harga pasar yang lebih jelas. Uncontrollable Risk merupakan resiko yang berada di luar kendali investor. Resiko ini berkaitan dengan kondisi ekonomi negara. Bahkan resiko ini juga dapat melebar karena kondisi sosial dan politik negara. Hanya pemerintah dan wakil rakyat yang bonafit yang mampu menghilangkan resiko ini. Ada tiga contoh resiko yang tidak dapat dikendalikan oleh investor yaitu resiko inflasi, resiko suku bunga, dan resiko persepsi pemain pasar modal. Resiko inflasi terjadi jika besaran angka inflasi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Meningkatnya angka inflasi akan menggerus hasil investasi. Anda harus membandingkan apakah hasil investasi diatas inflasi atau sebaliknya. Peningkatan inflasi akan memicu peningkatan suku bunga. Naiknya suku bunga akan menurunkan harga pasar surat berharga. Surat berharga yang sangat sensitif dengan pergerakan suku bunga adalah ORI dan Reksadana pendapatan tetap. Selain inflasi dan suku bunga, persepsi para pemain pasar modal juga turut mempengaruhi resiko berinvestasi. Persepsi negatif pasti akan menjungkir balikkan harga saham. Anjloknya beberapa harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada saat krisis global merupakan contohnya. Sebaik apapun kinerja perusahaan kadang tidak dapat menghalau negatifnya persepsi pemain pasar modal. Resiko persepsi makin sulit dikendalikan karena banyaknya pemain asing dalam BEI. Bahkan, persepsi pemain asing seringkali mendominasi pergerakan harga saham BEI. Selain masalah ekonomi, persepsi pemain pasar juga dipengaruhi kondisi sosial dan politik yang sedang terjadi. Semoga amannya pilpres 2009 memberi persepsi positif bagi pelaku pasar. Walaupun sulit menghilangkan uncontrollable risk. Anda dapat menjinakkanya dengan melakukan antisipasi terhadap kondisi ekonomi yang akan terjadi. Juallah obligasi ketika akan terjadi trend peningkatan inflasi dan (diikuti) peningkatan suku bunga. Atau beli obligasi sekarang jika terjadi sebaliknya. Anda juga dapat membeli saham ketika banyak ekonom memperkirakan ekonomi menuju ke arah positif, politisi berdamai, dan tidak ada konflik dalam masyarakat. Selamat Mencoba. Devie Deviesa