BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang mengembangkan usaha persuteraan alam. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki keadaan alam yang cocok bagi pertumbuhan ulat sutera maupun murbei sebagai pakan ulat sutera. Persuteraan alam sebagai salah satu kegiatan agribisnis dengan rangkaian usaha yang cukup panjang menjadi bagian dari pengembangan di bidang kehutanan yang dikaitkan dengan kegiatan agroindustri (Subandy, 2008). Pengembangan usaha budidaya sutera alam mencakup dua komponen pokok yaitu perbanyakan ulat sutera (Bornbyx mori L.) dan pengusahaan tanaman murbei (Morus spp.) (Lamangantjo, 2003). Dalam kondisi tropis, keturunan ulat berbeda dalam kebutuhan gizi, pertumbuhan dan parameter kepompong. Konsumsi pakan memiliki dampak langsung pada berat larva, berat badan kepompong, jumlah sutra yang diproduksi dan jumlah telur. Konsumsi makanan dan pemanfaatan pada ulat sutera telah dipelajari oleh Hiratsuka. Perbedaan dalam konsumsi makanan dan pemanfaatan efisiensi telah terlihat di antara ras ulat sutera. Beberapa peneliti menyatakan bahwa efisiensi gizi bervariasi antara keturunan ulat sutera yang satu dengan yang lainnya. Variasi dalam spesies tergantung pada kondisi iklim. Kepompong yang memanfaatkan makanan sampai batas maksimum untuk keuntungan diri sendiri harus dianggap lebih efisien daripada yang lain. Efisiensi konversi pakan pada kepompong yang diserap dan dicerna ke dalam tubuh, sangat bervariasi di bawah pengaruh varietas murbei, musim dan kualitas gizi. Daun murbei memiliki kepentingan yang lebih besar pada regulasi penyerapan, pencernaan dan kecernaan makanan pada ulat. Penyerapan dan pencernaan memiliki hubungan langsung dengan pertumbuhan dan produksi sutera pada ulat sutera (Gangwar, 2011). Universitas Sumatera Utara Daun murbei merupakan pakan utama bagi ulat sutera. Mutu dan jumlah daun murbei akan mempengaruhi ulat, produksi serta kualitas kokon yang dihasilkan. Dengan demikian secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas benang sutera yang dihasilkan (Rahmayanti & Sunarto, 2008). Selain itu penelitian ulat sutera untuk meningkatkan produksi kokon telah banyak dilakukan, seperti pemberian hormon giberelin (Tanjung, 2001), pemberian vitamin B6 (Faruki, 2005), peningkatan kualitas daun murbei (Rahmayanti & Sunarto, 2008) dan evaluasi nilai gizi dari daun murbei (Kumar & Kumar, 2011). Peningkatan kualitas daun murbei akan mempengaruhi proses metabolisme dalam meningkatkan pertumbuhan. Proses metabolisme yang meningkat akan meningkatkan laju respirasi. Respirasi yang dihasilkan dalam fisiologis tubuh hewan terjadi pada saat aktivitas makan dan istirahat yang dimanfaatkan untuk energi dalam tubuh (Tong et al., 2010). Ulat sutera mengkonsumsi daun murbei. Daun murbei mengandung asam amino, tanin serta vitamin dan salah satunya vitamin B1. Vitamin B1 (tiamin) diperlukan dalam metabolisme semua spesies hewan dengan cara meningkatkan efisiensi jumlah pakan. Pada hewan, tiamin diperoleh dari makanannya (Rahayu, 2000). 1.2 Permasalahan Peningkatan pertumbuhan ulat sutera banyak dilakukan seperti penambahan hormon, peningkatan kualitas daun murbei serta peningkatan nilai gizi dari daun murbei. Vitamin B1 (tiamin) dapat dihasilkan terutama pada daun. Vitamin B1 (tiamin) sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan hewan termasuk ulat sutera, maka dibutuhkan vitamin B1 (tiamin) untuk meningkatkan efisiensi konsumsi pakan, serta laju respirasi pada ulat sutera, sehingga dilakukan penelitian tentang penambahan vitamin B1 pada pakan ulat sutera apakah dapat mempengaruhi efisiensi konsumsi pakan dan laju respirasi dari ulat sutera? Universitas Sumatera Utara 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui pengaruh pemberian vitamin B1 (tiamin) pada pakan daun murbei terhadap efisiensi konsumsi pakan ulat sutera (Bombyx mori L.). b. Untuk mengetahui laju respirasi dari ulat sutera pada instar III sampai V yang mengkonsumsi daun murbei yang telah diberi vitamin B1. 1.4 Hipotesis Pemberian vitamin B1 (tiamin) pada daun murbei (Morus sp.) dapat mempengaruhi efisiensi konsumsi pakan dan laju respirasi pada ulat sutera (Bombyx mori L.). 1.5 Manfaat Manfaat dari penelitian ini sebagai masukan bagi petani sutera dalam budidaya ulat sutera dan sebagai sumber ilmu pengetahuan bagi masyarakat luas. Universitas Sumatera Utara