I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini

advertisement
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai bahan
pangan alternatif pengganti beras. Salah satunya adalah mi instan yang
merupakan salah satu makanan berenergi tinggi yang terbuat dari tepung
terigu, air, dan garam. Makanan ini sangat umum dikonsumsi oleh
masyarakat di dunia terutama di Asia karena makanan ini mengenyangkan,
sifatnya yang praktis, mudah dibuat, rasanya dapat diterima oleh hampir
seluruh kalangan, dan harganya lebih ekonomis sehingga dapat dijangkau
oleh berbagai kalangan masyarakat.
Pergeseran pola konsumsi masyarakat ini ternyata berdampak positif
terhadap industri mi instan yaitu dengan meningkatnya permintaan terhadap
mi instan. Permintaan yang semakin meningkat ini menyebabkan persaingan
yang semakin meningkat pula. Kondisi ini menuntut produsen mi instan
untuk selalu meningkatkan kualitas produk dan mencermati kondisi pasar
yang cenderung dinamis dengan cara mengidentifikasi kebutuhan konsumen
yang heterogen.
Gambar 1. Pangsa Pasar Mi Instan Tahun 2003, 2005, dan 2007
(www.finance.dir.groups.yahoo.com)
2
PT Indofood CBP Sukses Makmur hingga kini menjadi penguasa
mutlak pasar mi instan di Indonesia, bahkan pada tahun 2003 menguasai
sekitar 90% pangsa pasar mi instan dengan produk andalannya Indomie.
Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa pangsa pasar Indomie tetap berada
pada urutan pertama, meskipun jumlah pangsa pasar Indomie cenderung
menurun setiap tahun. Padahal, Indomie dapat bertahan sebagai Top of
Mind merek mi instan dan bahkan dianugerahi Diamond ICSA (tahun 2008)
yang merupakan simbol penghargaan atas kepemimpinan Indomie di
kategori mi instan selama 8 tahun berturut (www.indofood.com). Indofood
tidak boleh lengah pada tahap ini, dalam artian Indofood masih tetap harus
fokus pada sejumlah tantangan perusahaan. Salah satu tantangannya berasal
dari sumber daya manusia perusahaan yang harus diimbangi kompetensi
karyawan sebagai penggerak organisasi.
Kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang sudah baik perlu
didukung lebih lanjut oleh pengelolaan SDM yang handal meliputi:
rekrutmen dan seleksi, pelatihan dan pengembangan, kompensasi dan
faedah, manajemen kinerja, perencanaan dan pengembangan karir,
hubungan karyawan, manajemen PHK, dan administrasi personalia serta
sistem informasi SDM. Satu hal yang menarik pada karyawan PT Indofood
CBP Sukses Makmur Cabang Makassar bahwa optimalisasi kinerja
karyawan diproyeksikan melalui modal sosial yang melekat pada karyawan
dalam mendukung perilaku individu karyawan. Bisa saja, adanya sifat atau
karakter sebagai kearifan lokal Bugis-Makassar yang terdiri dari Sipakatau'
(saling menghormati), Sipakainge' (saling mengingatkan) dan Sipakalebbi
(saling menghargai) dapat menjadi salah satu bentuk modal sosial dalam
mendukung perilaku individu karyawan yang ada.
Modal sosial yang terbentuk dari adanya pola interaksi timbal balik
di antara para karyawan dengan manajemen perusahaan dan antar sesama
keduanya yang didasarkan pada adanya rasa saling percaya antar sesama
mengakar pada suatu budaya perusahaan dan etika sosial. Modal sosial yang
melekat pada setiap individu karyawan akan mampu memberikan
keunggulan tertentu baik pada individu karyawan yang bersangkutan
3
maupun pada perusahaan secara umum. Keunggulan tersebut yaitu mampu
meningkatkan kinerja karyawan yang merupakan basis dari kinerja
perusahaan secara umum. Selain itu dengan pengelolaan yang baik dari
modal sosial yang kuat yang dimiliki suatu perusahaan, akan membuat
perusahaan tersebut memiliki keunggulan kompetitif yang sulit ditiru oleh
perusahaan lain.
Perusahaan percaya bahwa untuk mencapai keunggulan harus
mengusahakan kinerja individual yang setinggi-tingginya, karena pada
dasarnya kinerja individual mempengaruhi kinerja tim atau kelompok kerja
dan pada akhirnya mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Kinerja yang baik menuntut “perilaku sesuai” karyawan yang diharapkan
oleh perusahaan. Perilaku yang menjadi tuntutan perusahaan saat ini adalah
tidak hanya perilaku in-role, tetapi juga perilaku extra-role. Perilaku extrarole ini disebut dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB).
OCB lebih berkaitan dengan manifestasi karyawan sebagai makhluk
sosial. Jika karyawan dalam perusahaan memiliki OCB, maka usaha untuk
mengendalikan karyawan menurun. Karyawan dapat mengendalikan
perilakunya sendiri, sehingga mampu memilih perilaku yang terbaik untuk
kepentingan perusahaannya. Berdasarkan fenomena yang dikemukakan
dalam latar belakang ini, maka penting untuk melakukan penelitian yang
bertujuan menganalisis pengaruh modal sosial terhadap OCB karyawan PT
Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana modal sosial yang terdapat pada karyawan PT Indofood CBP
Sukses Makmur Cabang Makassar?
2. Bagaimana OCB pada karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur
Cabang Makassar?
3. Bagaimana pengaruh modal sosial OCB pada karyawan PT Indofood
CBP Sukses Makmur Cabang Makassar?
4. Dimensi modal sosial apakah yang paling berpengaruh terhadap OCB?
4
1.3. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis modal sosial yang terdapat pada karyawan PT Indofood
CBP Sukses Makmur Cabang Makassar.
2. Menganalisis OCB pada karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur
Cabang Makassar.
3. Menganalisis pengaruh modal sosial terhadap OCB pada karyawan PT
Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar.
4. Menganalisis dimensi modal sosial yang paling berpengaruh terhadap
OCB.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
menjadi
masukan
bagi
Depertemen Personalia PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang
Makassar dalam memperhatikan modal sosial terhadap OCB.
2. Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan peneliti dan sebagai
referensi bidang Sumber Daya Manusia (SDM) terutama permasalahan
seputar karyawan yang bekerja di perusahaan-perusahaan.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini tentang pengaruh dimensi modal sosial terhadap OCB,
dimana ruang lingkup penelitian dibatasi hanya dimensi modal sosial yang
mempengaruhi dimensi OCB. Obyek penelitian ini adalah karyawan PT
Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar. Data yang digunakan
adalah data primer dan data sekunder. Lokasi penelitian di karyawan PT
Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar, mulai dari Februari Maret 2012.
Download