Drh Ardilasunu Wicaksono, MSi | Mengenal Jenis Schistosoma, Agen Penyebab Schistoso Copyright Ardilasunu Wicaksono [email protected] http://ardilasunu.staff.ipb.ac.id/mengenal-jenis-schistosoma-agen-penyebab-schistosomiasis/ Mengenal Jenis Schistosoma, Agen Penyebab Schistosomiasis Schistosomiasis disebut juga bilharziasis karena pertama kali ditemukan trematoda dewasa oleh Theodor Bilharz pada tahun 1851 di vena messenterica pada manusia di Kairo, Mesir. Nama lain penyakit ini disebut juga Katayama syndrome. Diduga penyakit ini juga merupakan penyebab hematuria endemic di Mesir yang telah dilaporkan kejadiannya sejak zaman Fir’aun. Penyakit ini bersifat kronis yang disebabkan oleh cacing Trematoda dari genus Schistosoma. Saat ini dikenal 6 spesies yaitu Schistosoma hematobium, S. mansoni, S. intercalatum, S. japonicum, S. bovis, dan S. mattheei. Schistosoma hematobium, Schistosoma mansoni, dan Schistosoma intercalatum memiliki induk semang utamanya adalah manusia, dan terkadang dapat juga menyerang hewan. Pada kasus Schistosoma japonicum, secara alamiah manusia dan hewan sama-sama dapat menjadi induk semang. Pada kasus infeksi oleh Schistosoma bovis, dan Schistosoma mattheei induk semang utamanya adalah hewan sedangkan manusia terkadang dapat terinfeksi. Keenam spesies cacing Schistosoma secara biologis maupun morfologis identik, hidup di vena dari induk semangnya dan memiliki siklus hidup yang serupa. Perbedaan utamanya adalah rincian anatomis setiap spesies, bentuk telur, dan induk semang antaranya. Schistosoma adalah trematoda dengan jenis kelamin page 1 / 2 Drh Ardilasunu Wicaksono, MSi | Mengenal Jenis Schistosoma, Agen Penyebab Schistosom Copyright Ardilasunu Wicaksono [email protected] http://ardilasunu.staff.ipb.ac.id/mengenal-jenis-schistosoma-agen-penyebab-schistosomiasis/ berbeda yang hidup pada pembuluh darah induk semang definitif (berbagai jenis siput). Lokasi akhir parasit ini adalah sistem peredaran darah. Schistosoma mansoni dijumpai di vena mesenterica yang membawahi usus besar terutama di cabang sigmoidea, sedangkan Schistosoma japonicum ditemukan di daerah venulae dari usus halus dan Schistosoma haematobium dijumpai di plexus sistem vena cava yang membawa darah dari vesica urinaria (Soejoedono 2004). Schistosomiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh sejenis parasit cacing dari famili shistosomatidae yang memiliki habitat pada pembuluh darah disekitar usus atau vesica urinaria. Schistosoma merupakan cacing yang mampu menginfeksi berbagai hewan vertebrata termasuk manusia. Hewan yang mampu bertindak sebagai inang definitif untuk cacing ini sangat luas karena bersifat non spesific hospest. Schistosoma japonicum selain menginfeksi manusia juga dapat menginfeksi hewan mamalia. Schistosomiasis dapat ditularkan dari manusia ke hewan mamalia dan dari hewan mamalia ke manusia melalui perantaraan siput Oncomelania hupensis lindoensis (Ridwan 2004). Parasit ini dapat ditemukan pada berbagai spesies hewan, namun masih menjadi pertanyaan apakah hewan tersebut bertindak sebagai reservoir atau hanya secara incidental menjadi hospes. Dari penelitian yang dilakukan, Schistosoma japonicum dapat menginfeksi anjing, kucing, sapi, kerbau, babi, kuda, domba, kambing, tikus, dan mencit. Anjing, sapi, dan kerbau mengeluarkan lebih banyak telur cacing daripada manusia. Daya tetas telur yang berasal dari sapi dan babi mencapai 70% dibandingkan hanya 42% dari manusia Manusia merupakan reservoir utama dari Schistosoma haematobium, Schistosoma mansoni, dan Schistosoma japonicum. Hewan-hewan domestik dan liar memegang peranan penting sebagai reservoir hanya pada Schistosoma japonicum. Penyakit ini dapat dianggap sebagai penyakit yang umum pada manusia dan hewan. Parasit dapat berpindah secara bebas antar spesies melalui induk semang antara kecuali pada beberapa keadaan tertentu karena adaptasi fisiologis/ galur geografis (Soejoedono 2004). page 2 / 2