BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Kegiatan pemasaran ditujukan supaya produk yang di produksi dapat diterima oleh pasar. Suatu perusahan yang tidak akan mampu bertahan bilamana perusahaan itu tidak mampu memasarkan dan menjual produk yang dihasilkan, sebaliknya perusahaan yang gencar melakukan usaha pemasaran akan mendapat atau meningkatkan tingkat keuntungan yang diperoleh melalui peningkatan omset penjualannya. Pengertian pemasaran menurut Philip Kotler (2002 :9 ) yaitu, pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya antara individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka inginkan dan butuhkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Menurut Basu Swasta (2000 : 4) Mendifinisikan pemasaran sebagai suatu sistem dari keseluruhan dari kegiatan-kegiatan uasaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasayang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada konsumen yang ada maupun konsumen yang potensial. Disisi lain menurut William, J dan Y. Lomarto (2002 :10), pemasaran adalah suatu kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang 10 dan jasa yang dapat memberikan kepuasan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Berdasarkan berbagai difinisi tersebut maka dapat dikatakan bahwa, pemasaran merupakan suatu sistem dan kegiatan bisnis yang saling berhubungan yang ditujukan tidak saja dalam rangka penjualan barang dan jasa, maupun juga ditujukan untuk merencanakan, mendistribusikan, dan mempromosikan barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. 2.1.2 Karakteristik Jasa Kotler dan keller (2007:45) mengemukakan jasa memiliki karakteristik sebagai berikut : 1) Tidak Berwujud (intangibility) Tidak berwujud berarti jasa tidak dapat dilihat, dicicipi, dirasakan, didengar, disaji sebelum dibeli, maka jasa hanya bisa dikonsumsi tetapi tidak dapat dimiliki. 2) Tidak Terpisahkan (Inseparability) Jasa pada umumnya diproduksi secara khusus da dikonsumsi pada waktu bersamaan. Jika jasa diberikan oleh seseorang maka orang tersebut merupakan bagian dari jasa tersebut. 3) Keragaman (Variability) Kualitas jasa dapat sangat beragam, tergantung pada siapa yang menyediakan, waktu, tempat, cara mereka disediakan. 11 4) Tidak Tahan Lama (Perishability) Jasa tidak dapat disimpan, sifat tidak tahan lama untuk pemakaian yang akan datang. 2.1.3 Perilaku Konsumen Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli agar bersedia membeli barang dan jasa perusahaan pada saat mereka membutuhkan adalah penting bagi pihak peruahaan untuk mengetahui dan memahami perilaku pembelian konsumen, sehingga perusahaan mampu mengembangkan barang dan jasa yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan membeli dari konsumen perlu bagi perusahaan untuk mengtaui teori tentang perilaku konsumen. Menurut Basu Swastha dan Hani Handoko (2000 : 10), perilaku konsumen dapat di definisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan danmempergunakan barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Menurut Basu Swastha (2000 : 13), tedapat berbagai macam peranan dalan perilaku konsumen sebagai berikut : pencetus (indiator), pemberi pengaruh (influencer), pengambilan keputusan (decider), pembeli (buyer), pemakai (user). Berdasarkan pendapat tersebut maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan proses pengambilan keputusan melalui evaluasi dan kegiatan individu, yaitu secara langsung terlibat secara fisik dalam 12 mendapatkan dan rnenggunakan barang dan jasa. Agar memudahkan didalam mempelajari perilaku pembeli atau konsumen, digunakan berbagai macam model perilaku konsumen yang merupakan suatu kerangka kerja yang disederhanakan untuk menggambarkan aktifitas konsumen. Salah satunya adalah model perilaku konsumen menurut Philip Kotler (2000 : 183) Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen Rangsangan Pemasaran Rangsangan lingkungan Kotak Hitam Pembeli Proses keputusan Keputusan pembelian -Produk -Ekonomi -Budaya -pemahaman -pemilihan produk -harga -Teknologi -Sosial -masalah -pemilihan merek -Sal. Distribusi -Politik -Pribadi -Pencarian Informasi -pemilihan pembelian ssaluran -promosi -Budaya -Psikologi -pemilihan alternative -penentuan pembelian waktu -Keputussan pembelian -Perilaku pasca pembelian -Jumlah pembelian Sumber : Philip Kotler (2002 : 183) Model perilaku konsumen tersebut memperlihatkan adanya rangsangan pemasaran dari lingkungan memasuki kesadaran pembeli. Karakteristikkarakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusan menimbulkan keputusan pembelian tertentu. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaaran pembeli mulai dari kedatangan rangsangan dari luar dan keputusan pembelian dari pembeli. Ada dua komponen yang terjadi dalam diri pembeli 13 mulai dari kedatangan rangsangan dan tanggapan yang diberikan yaitu karakteristik pembeli dan proses keputusan pembeli atau proses pembelian. Menurut Kotler & Amstrong (2001 : 219-222) ada 4 jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan antara lain : 1. Perilaku membeli yang kompleks (complex-buying behavior) adalah perilaku membeli konsumen dalam membeli dalam berbagai situasi bercirikan keterlbatan dalam membeli, dan adanya perbedaan pandangan yang signifikan antara satu merek dengan merek lainnya. 2. Perilaku membeli yang mengurangi ketidak cocokan (dissonance-reducing behavior) adalah perilaku membeli konsumen dalam situaasi bercirikan keterlibatan konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan antara merek-merek yang ada. 3. Perilaku pembelian karena kebiasaan (habitual-buying behavior) adalah perilaku membeli konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan yang dirasakan diantara merek-merek yang ada. 4. Perilaku membeli yang mencari variasi (variety-seeking buying behavior) adalah perilaku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan rendahnya keterlibatan konsumen tetapi perbedaan diantara merek-merek dianggap besar. 14 Gambar 2.2 Jenis Perilaku Pembelian Keterlibatan Tinggi Keterlibatan Rendah Perbedaan mendasar Perlaku membeli yang Perilaku membeli yang diantara merek yang ada kompleks mencari variasi Perilaku membeli yang Perilaku membeli mengurangi Karena kebiasaan Sedikit perbedaan ketidakcocokan diantara merek yang ada Sumber : Kotler & Armstrong,2001 2.1.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Konsumen sebagai pembuat keputusan akan mengalami proses dari pengenalan masalah, pencarian informasi, mengevaluasi dan menyeleksi, pemilihan alternatife dan penerapan keputusan dan yang terakhir adalah proses setelah membeli. Keputusan – keputusan yang telah dibuat oleh konsumen dapat memberikan pengalaman – pengalaman yang dapat mengubah perilaku konsumen tersebut dan pada akhirnya akan menghasilkan sikap dan kebutuhan yang baru serta keputusan – keputusan pembelian yang baru pula. Menurut Basu Swastha (1998 : 81), menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen : 1) Kebudayaan Kebudayaan ini sifatnya sangat luas dan menyangkut segala aspek kehidupan manusia. Dalam kenyataan banyak perilaku manusia ditentukan 15 oleh budaya dan pengaruhnya akan selalu berubah setiap waktu sesuai dengan kemajuan jaman dari masyarakat tersebut. 2) Kelas Sosial Pada pokoknya kelas sosial dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu : a) Golongan atas, meliputi : pengusaha kaya dan pejabat – pejabat tinggi. b) Golongan menengah, meliputi : karyawan instansi pemerintah dan pengusaha. c) Golongan rendah, meliputi : buruh – buruh pabrik, pegawai rendah dan pedagang kecil. Sikap golongan ini memiliki perbedaan persepsi atau pandangan terhadap kebutuhannya. 3) Kelompok referensi Kecil Kelompok referensi kecil ini juga mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembeliaanya dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah : serikat buruh, tim atletik, perkumpulan agama, lingkungan tetangga dan sebagainya. 4) Keluarga Setiap anggota keluarga memelikiselera dan keinginan yang berbeda-bada, dimana mereka dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadasp perilaku pembelian. 16 5) Pengalaman Pengalaman dapat diperoleh dari semua perbuatan dimasa yang lalu atau dapat pula dipelajari, sehingga dapat mempengaruhi pengamatan seseorang bertingkah laku. 6) Kepribadian Kepribadian dapat didefinisikan sebagai pola sikap individu yang daspat menentukan tanggapan untuk bertingkah laku. 7) Sikap kepercayaan Sikap dan kepercayaan merupakan faktor yang ikut mempengaruhi pandangan dan perilaku pembelian konsumen. Sikap itu sendiri mempengaruhi kepercayaan dan kepercayaan mempengaruhi sikkap 8) Konsep Diri Konsep diri merupakan cara bagi seseorang untuk melihat dirinya sendiri dan akan sangat berpengaruh dalam menentukan perilaku pembeliannya. 2.1.5 Sikap Konsumen Menurut Philip kotler (2000 :200), Sikap(Atitude) adalah evaluasi, peranan emosional, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan. Lamb, Jr. (2000 :233) menyebutkan sikap (Atitude) adlah kecenderungan yang dipelajari untuk memberikan respon secara konsisten terhadap suatu obyek yang diberikan. 17 Menurut Ujang Sumarwan (Gede Robi Hermawan, 2005 :25), sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu obyek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bias menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari obyek tersebut. Menurut William J Stanton (1993 :115) mengemukakan bahwa sikap konsumen adalah suatu pengambilan keputusan yang mengandung penilaian perasaan positif atau negatif terhadap sebuah produk, jasa atau merek dagang. Dengan demikian dapat dikatakna bahwa sikap konsumen adalah ungkapan perasaan konsumen untuk memberikan respon secara konsisten tentang suatu produk untuk bertindak terhadap penawaran produk yang dilakukan oleh perusahaan, apakah disukai atau tidak. Sikap merupakan konsep yang penting dalam studi perilaku konsumen karena setiap perusahaan baik produk maupun jasa akan sangat memperhatikan sikap dari konsumennya dan akan berusaha untuk mempengaruhi konsumennya degna kegiatan periklanan, promosi penjualan dan jenis-jenis iklan lainnya, dengan harapan dapat mengubah perilaku konsumen tersebut agar mau membeli atau mengkonsumsi produk tersebut serta memiliki loyalitas akan mendifinisikan sikap sebagai ekspresi perasaan (inner felling), yang mencerminkan apakah orang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka dan setuju atau tidak setuju terhadap suatu objek – objek yang dimaksud biasa berupa merek, layanan, pengecer ataupun perilaku tertentu. 18 2.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap konsumen Bilson Simora(2002 :155), berpendapat ada 3 komponen yang terdapat dalam sikap konsumen : 1. Komponen kongnitif (congnitive componen) Pengetahuan dan keyakinan seseorang mengenai sesuatu mengenai sesuatu yang menjadi obyek sikap. Komponen ini disebut komponen kepercayaan dan dinyatakan melalui peernyataan mengetahui tentang produk. 2. Komponen Afektif (affective componen) Berisikan perasaan terhadap obyek sikap. Komponen ini disebut komponen perasaan yang dinyatakan melalui pertanyaan suka atau tidak suka terhadap suatu obyek. 3. Komponen Konatif (conative component) Kecenderungan melakukan sesuatu terhadap obyek sikap. Komponen ini berhubungan dengan magsud untuk membeli dan perbuatan sunguhsunguh membeli. Magsud membeli merupakan petunjuk tingkah laku membeli dimasa yang akan datang. Ketiga komponen tersebut berada dalam satu hubungan yang konsisten. Sebelum suka atau tidak suka (komponen afektif) terhadap suatu obyek, tentu seorang harus tahu dan yakin lebih dahulu (komponen kognitif). 19 Seseorang membeli suatu produk (komponen konatif), tentu karena suka (komponen afektif), kecuali dalam keadaan terpaksa. Pandangan diatas digolongkan sebagai pandangan tradisional. Teori paling baru menggagap bahwa sikap memiliki sifat multi-demensi, bukan unidimensi. Pendekatannyajuga bersifat multiatribut. Artinya, sikap terhadap suatu obyek sikap didasarkan pada penilaian seseorang terhadap atribut-atribut yang berkaitan dengan obyek sikap tersebut. Penilaian dimaksud menyagkut dua hal, yaitu keyakinan (belief) bahwa suatu obyek memiliki atribut tertentu. Sedangkan penilaian kedua menyangkut evaluasi terhadap atribut tersebut. Pengertian terakhir memiliki kelebihan, di mana pembentukan sikap melibatkan berbagai atribut. Dengan demikian, para pemasar dapat menelusuri atribut apa yang menyebabkan konsumen bersikap positif maupun negative terhadap suatu produk. Demikian pula dalam dalam hal melalui atribut apa pemasar dapat mengubah atau membentuk sikap konsumen. 2.1.7 Tahap-tahap pengambilan keputusan pembelian konsumen Dengan memahami pelaku-pelaku dalam proses pembelian dan pengaruhpengaruh pada perilaku pembelianmereka, pemasar dapat mengembangkan program yang efettif dalam mendukung penawaran yang menarik kepada pasar sasaran. 20 Menurut Basu Swastha dan Irawan (1998 : 120), menyatakan ada 6 tahapan pengambilan keputusan adalah : 1. Menganalisa keinginan dan kebutuhan Pada tahap inilah proses pembelian mulai dilakukan. Penganalisaan dan kebutuhan ditujukan terutama untuk mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang terpenuhi atau terpuaskan. 2. Menilai sumber – sumber Tahap kedua dalam proses pembelian ini sangat berkaitan dengan lamanya waktu dan jumlah uang yang tersedia untuk membeli. 3. Menetapkan tujuan pembelian Tujuan pembelian bagi masing – masing konsumen tidak selalu sama, tergantung pada kebutuhan dan jenis produknya. 4. Mengidentifikahisikan alternative pembelian. Setelah tujuan pembelian ditetapkan, konsumen perlu mengidentifikasikan alternatif pembeliaanya. Pengidentifikasian ini tidak dapat terpisah dari pengaruh sumber – sumber yang dimiliki (waktu, uang dan informasi) maupun resiko keliru dalam pemilihan. 5. Keputusan membeli. Jika dianggap bahwa keputusan yang diambil adalah membeli, maka pembeli akan menjumpai serangkaian keputusan menyangkut jenis 21 produk, bentuk produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayarannya. 6. Perilaku sesudah pembelian Bagi perusahaan, perasaan dan perilaku sesudah pembelian juga sangat penting. Perilaku mereka dapat mempengaruhi ucapan – ucapan pembeli kepada pihak lain tntang produk perusahaan. Secara umum, seseorang konsumen akan melewati keenam tahap tersebut dalam mengambil keputusan pembelian. Tetapi ada beberapa konsumen yang tidak melewati semua tahap itu melainkan langsung pada tahap keputusan membeli. 2.1.8 Bauran Pemasaran Kotler dan Keller (2007:23) mendifinisikan bauran pemasaran (marketing mix) sebaai perangkat alat pemasaran yang digunakan perusaaan untuk mengejar tujuan pemasarannya.hal ini berarti bauran pemasaran merupakan elemen-elemen organisasi perusahaan dalam melakukan komunikasi degan konsumen.Berdasarkan difinisi tersebut didapat bahwa marketing Mix merupakan unsur-unsur pemasaran yang saling terkait, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif, sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Zeithhamal dan Bitner (2003:23) selanjutnya mengemukakan konsep bauran pemasaran tradisional (traditioanal marketing mix) terdiri dari 4P, yaitu product, 22 price, place, dan promotion. Sementara itu untuk pemasaran jasa diperlikan bauran pemasaran yang diperluas (expandedmarketing mix) yaitu people (orang), physical evidence (fasilitas fisik), dan process (proses) sehingga menjadi tujuh unsur (7P). Masing-masing ketujuh unsur dari bauran pemasaran tersebut saling berhubungan, tergantung satu sama lainnya dan mempunyai satu bauran yang optimal sesuai dengan karakteristik segmennya. Penambahan unsur bauran pemasaran jasa dilakukan antara lain karena jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk, yaitu tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, beraneka ragam dan mudah lenyap. 2.1.9 Produk (product) Kotler (2002:448) menyatakan, produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kesuatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produkproduk yang dipasarkan meleputi barang fisik, jasa, pengalaman, peristiwa, orang, tempat, property, organisasi dan gagasan. Menurut Boyd, dkk (2000:7) yang dimagsud produk (product) yaitu meliputi produk fisik yang pada intinya adalah objek fisik seperti mobil, kompuer dan sebagainya, sedangkan jasa (services) adalah tidak berwujud dan selain diberikan oleh objek fisik dapat juga diberikan oleh orang, lembaga, tempat, dan kegiatan. Berdasarkan pernyataan diatas dapat disebutkan bahwa produk merupakan alat bauran pemasaran yang paling mendasar. Produk adalah merupakan alat bauran pemasaran yang paling mendasar. Produk adalah segala sesuatu baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan dapat ditawarkan untuk memuaskan kebutuhan dan keingginan konsumen. 23 Level produk yang membentuk herarki nilai pelanggan menurut Kotler (2002:449) yaitu : 1) Manfaat inti (Core Benefit) Yaitu jasa atau manfaat dasar yang sesungguhnya dibeli oleh pelanggan. 2) Produk Dasar (Basic product) Produk dasar adalah produk yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar (merencanakan produk minimal agar dapat berfungsi) 3) Produk Yang Diharapkan (Expected product) Produk harapan adalah serangkaian atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan oleh para pembeli ketika mereka membeli produk itu. 4) Produk Yang Ditinggalkan (Aungmented Product) Yaitu berbagai atribut produk yang dilengkapi atau ditambahi berbagai macam manfaat dan layanan sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing. 5) Produk Potensial (Potential Product) Yaitu produk yang mencakup semua peningkatan dan transformasi yang pada akhirnya akan dialami produk tersebut dimasa depan. 2.1.10 Harga (Price) Kotler dan Amstrong (2001:439) menyatakan harga dalam arti sempit adalah jumlah uang yang dibebeankan atas suatu produk atau jasa, sedangkan dalam arti luas harga adalah junlah dari seluruh nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat memiliki atau mengunakan produk atau jasa tersebut. 24 Harga merupakan satu-satunya dari bauran pemasaran yang menghasilkan uang atau pendapatan dan bauran pemasaran yang paling fleksibel karena dapat berubah sewaktu-waktu dan dengan sangat cepat.Perusahaan yang tidak memperhatikan dalam penetapan harga akan mengalami kesulitan dalam persaingan harga yang terus berubah setiap saat. Sebaliknya perusahaan yang dengan tepat mengelola strategi penetapan harga yang sesuai akan dapat dengan segera merespon setiap perubahaan yang ada, den segera menyesuaikannya. Kotler (2002:520) menyatakan bahwa harga merupakan alat bagi perusahaan dalam memposisikan tawaran pasarnya dan harus diketahui tujuan perusahaan sebelum menetapkan harga. Tujuan utama perusahaan dalam penetapan haraga adalah untuk kelangsungan hidup, Laba sekarang maksimum, skiming pasar maksimum, atau kepemimpinan mutu produk. Dari kelima tujuan penetapan harga yang dikemukakan oleh Kotler maka jelas strategi penetapan harga akan sangat bermanfaat bagi penciptaan laba perusahaan dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menjadikan penetapan harga meruoakan strategi perusahaan. 2.1.11 Tempat /Distribusi (Place) Suatu produk tidak akan akan beguna jika produk tersebut tidak dapat ditemukan oleh pengguna produk tersebut, oleh karena itu perusahaan harus memikirkan bagaimana caranya produk yang mereka hasilkan dapat sampai dan mudah ditemukan oleh konsumen yang menjadi sasarannya. Untuk itu diperlukan saluran pemasaran atau distribusi yang efektif dan efisien untuk dapat memudahkan konsumen dalam menemukan dan mengkonsumsi produk yang 25 dihasilkan oleh yang dimagsud dengan saluran pemasaran (marketing channel) adlah himpunan organisai yang saling bergantung yang terlibat dalam proses untuk membuat produk atau jasa yang siap untuk dikonsumsi atau digunakan oleh konsumen atau pengguna industrial. Menurut Hurriyati (2005:55) dalam produk industri jasa place diartikan sebagai tempat pelayanan jasa. Lokasi pelayanan yang akan digunakan melibatkan pertimbangan bagaimana penyerahan jasa kepada pelanggan dan dimana itu akan berlangsung. Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa saluaran distribusi adalah sekumpulan organisasi yang saling tergantung satu sama lainya, yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk atau pelayanan yang digunakan atau dikonsumsi. Dengan kata lain saluran yang digunakan untuk menyalurkan produk ddari produsen ke konsumen baik secara langsung oleh produsen sendiri maupu secara tidak langsung. 2.1.12 Promosi (promotion ) Promosi meliputi kegiatan yang akan digunakan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran. Menurut buchari Alma dan Hurriyati (2005:58) yang dimagsud dengan promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal kepada produk yang ditawarkan. Beberapa tugas promosi secara umum dikenal dengan promotion mix atau konsep 4P melipti 26 kegiatan personal selling, mass selling, sales promotion, public relation, dan direct marketing. Secara umum maka tujuan kegiatan promosi suatu perusahaan pada dasarnya untuk : 1) Modifikasi tingkah laku Dengan adanya informasi melalui komunikasi promosi, diharapkan dapat menanamkan ide baru pada pasar. Pasar akan menilai informasi tersebut, menerima, dan pada akhirnya akan merubah pola tingkah lakunya untuk berkomunikasi sesuai tujuan promosi. 2) Memberi tahu (inform) Kegiatan promsi dapoat ditunjukan untuk memberi pasar yang akan dituju tentang penawaran perusahaan. Promosi yang bersifat informasi umumnya lebih sesuai dilakukan pada tahap-tahap awal siklus hidup produk. 3) Membujuk (persuade) Promosi yang bersifat membujuk atau persuasif terutama diharapkan untuk mendorong pembelian. Promosi yang seperti ini mengandung pesan-pesan yang persuasif untuk merangsang pembelian. 4) Mengingat (remain) Kgiatan promosi dengan tujuan seperti ini ditujukan untuk tetap menjaga eksistensi produk perusahaan dipasar. Perusahaan tidak ingin memperoleh tanggapan secepatnya tapi lebih mengutamakan kesan positif. 27 5) Meyakinkan (convenience) Promosi dilakukan bertujuan untuk meyakinkan pembeli, bahwa produk yang ditawarkan tersebut memiliki kegunaan untuk menilai lebh jika dibandingkan produk yang ditawarkan oleh pesaing. 2.1.13 Orang (people) Dalam perusahaan jasa orang atau karyawan merupakan kunci utama dalam menciptakan pelayanan kepada konsumen. Karena karyawan ini merupakan titik kontak utama yang akan melakukan interaksi secara langsung dengan konsumen didalam memberikan pelayanan. Setiap sikap dan tindakan karyawandapat dijadikan petunjuk tentang karakteristik maupun kualitas jasa yang akan diterima oleh konsumen. Menurut Zeithhaml dan Bitner dalam Hurriyati (2005:62) yang dimagsud dengan orang adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehigga dapat mempengaruhi perepsi pembeli atau konsumen. Elemenelemen orang (people) adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Hurriati (2005:63) membagi elemen orang (people) ini memiliki dua aspek yaitu : 1) Sercice People Untuk organisasi jasa, service people biasanya memegang jabatan ganda, yaitu mengadakan jasa dan menjual jasa tersebut. Melalui pelayanan yang baik, cepat, ramah, teliti, dan akurat dapat menciptakan kepuasan dan kesetiaan pelanggan terhadap perusahaan yang akhirnya meningkatkan nama baik perusahaan. 28 2) Customer Faktor lain yang mempengaruhi adalah hubungan yang ada di antra para pelanggan. Pelanggan dapat memberikan persepsi kepada pelanggan lain tentang kualitas jasa yang pernah didapatnya dari perusahaan. 2.1.14 Lokasi Fisik (physical evidence) Lokasi fisik adalah lingkungan fisik beserta fasilitas-fasilitas fisik dan aset-aset yang tersembunyi dari pandangan umum yang digunakan perusahaan untuk mendukung kinerja perusahaan dalam menyediakan pelayanan kepada konsemen. Lokasi fisik berfungsi sebagai fasilitas panjang bagi perusahaan untuk membagun cirri khas tau kepribadian perusahaan dan komunikasi saling berintegrasi Lovelock (2002:248) mengemukakan bahwa perusahaan melalui tenaga pemasaran menggunakn tiga cara dalam mengelola bukti fisik yang strategis yaitu : 1) An attention creting medium, yaitu perusahaan melakukan diferensiasi dengan pesaing dan membuat saran fisik semenarik mungkin untuk menjaring pelanggan dan target pasarnya. 2) As a massage creting medium, yaitu menggunakan simbul atau isyarat untuk mengkomunikasikan secara intensif kepada audience mengenai kekhususan kualitas dari produk jasa. 3) An effect creting medium, yaitu baju seragam yang berwarna, bercorak, suara dan desain untuk menciptakan suatu yang lain dari produk jasa yang ditawarkan. 29 2.1.15 Proses (process) Menurut Zeithaml dan Bitner dalam Hurriyati (2005:64) yang dimagsud dengan proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa, elemen proses mempunyai arti suau upaya perusahaan dalam menjalankan dan melaksanakan aktivitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumenya. Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa proses merupakan aliran atau aturan pekerjaan atau kegiatan operasi yang dilakukan oleh manajemen perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa untuk melayani dan memenuhi kebutukan konsumen. 2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian pertama yang dijadikan sebagai acuan adalah penelitian yang dilakukan oleh Nyoman Putri Arini Sangging yang berjudul analisis penilaian konsumen terhadap bauran pemasaran pada fitness Centre Odiseus Fitnes And Spa Hotel Sanur Beach Bali (2006) . Variabel yang digunakan terdiri dari produk, harga, saluran distribisi, promosi, personal, fasilitas fisik, dan proses. Populasi digunakan rata-rata pelanggan selama tahun 2005 yang berjumlah 522 dan sample dicari dengan rumus slovin sebanyak 84 sample. Teknik sampling digunakan dengan teknik acidential sampling. Analisis yang digunakan teknik analisis rata-rata tertimbang dengan cara menyebarkan angket kuisioner kepada konsumen. Hasilnya diketahui bahwa variabel produk, harga, saluran distribisi, promosi, personal, fasilitas fisik, mendapat pnilaian baik oleh konsumen dengan nilai masing-masing 3,88, 3,42, 4,14, 30 3,78, 4,12, dan 3,84sedangkan proses manajemen dinilai sangat baik oleh knsumen dengan nilai 4,28. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terletak pada kesamaan variabel bebasnya yaitu bauran pemasaran jasa (7P) sedangkan perbedaanya terletak pada variabel terikat yaitu keputusan pengguanaan jasa, lokasi penelitian dan teknik analisis data. Penelitian lainya yang dijadikan sebagai acuan adalah penelitian yang dilakukan oleh Ida Ayu putu Wedayani dengan judul penilaian Wisatawan dan Implementasinya Terhadap Penerapan Bauran Pemasaran pada Griyasari Tours & Trevel Denpasar (2006). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bauaran pemasaran yaitu Product, price, promotion, place, people, physical evidence, dan process. Sampel yang digunakan adalah wisatawan yang telah menggunakan jasa PT. Griyasari Tours & Trevel Denpasar. Teknik sampling yang digunakan adalah accidential random dengan jumlah responden 96 orang. Analisis yang digunakan adalah analisis rata-rata tertimbang dan diperoleh hasil bahwa secara keseluruhan penilaian wisatawan terhadap penerapan bauran pemasaran pada PT. Griyasari Tours & Trevel Denpasar adalah baik dengan nilai yang diperoleh sebesar 3,50 selanjutnya hasil penelitian di implikasikan pada bauran pemasaran yang selanjutnya diterapkan oleh perusahaan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terletak pada jenis variabel bebas yang digunakan yaitu bauran pemasaran jasa, sedangkan perbedaanya terletak pada variabel terikat yaitu keputusan pengguanaan jasa , 31 teknik analisis yang berbeda, teknik sampling yang berbeda, serta lokasi dan objek penelitian yang berbeda pula. Luh Putu Hanry Satriani (2006) “pengaruh kualitas pelayanan jasa GraPari terhadap kepuasan pelanggan kartu HALO di PT. TELKOMSEL Denpasar. Dalam penelitian ini terdapat persamaan pada penelitian sebelumnya yaitu mengenai penelitian tentang kualitas jasa. Konsep teori yang dipakai dan teknik analisis data, sedangkan perbedaanya terletak pada lokasi penelitian, latar belakang masalah, dan teknik penentuan sampelnya. Kesimpulan yang biasa diambil dari penelitian ini adalah : Kemampuan cepat tanggap dalam menyelesaikan keluhan pelanggan dan memuaskan bagi pelanggan, sedangkan penampilan bukti fisik GraPari yang berupa are parkir yang luas, ruang tunggu yang nyaman saat memuaskan pelanggandengan memberikan kualitas dan pelayanan jasa yang maksimal maka perusahaan perusahaan akan memiliki perbedaan yang menonjol dan unggul dibandingkan perusahaan sejenis di kota Denpasar, dan prioritasnya harus dibenahi oleh perusahaan adalah kemampuan kariawan. 2.3 Rumusan Hipotesis Sesuai dengan teori-teori yang telah dikemukakan pada bab sebelumya dan hasil penelitian sebelumnya maka dapat diajukan rumusan hipotesis sebagai berikut : 32 2.3.1 Variabel bauran pemasaran yang terdiri dari ( produk, harga, promosi, tempat, orang, fasilitas fisik, dan proses) secara simultan berpengaruh nyata terhadap keputusan konsumen untuk menggunkan jasa Maestro Foto Studio Di Denpasar. 2.3.2 Variabel buran pemasaran pemasaran yang terdiri dari ( produk, harga, promosi, tempat, orang, fasilitas fisik, dan proses) berpengaruh secara parsial berpengaruh nyata terhadap keputusan konsumen untuk menggunkan jasa Maestro Foto Studio Di Denpasar. 33