BAB III KERANGKA KONSEP Kopi Arabika memiliki peranan strategis dalam sektor Perkebunan di Bali, dan di Kecamatan Kintamani pada khususnya. Kualitas kopi yang baik tidak saja ditentukan pada pembudidayaan, tetapi juga pada penanganan pasca panen. Perkebunan kopi Arabika di Kecamatan Kintamani tidak saja dikembangkan pada sektor produksi (on farm) tetapi juga dapat dikembangkan untuk industri pengolahan. Dengan demikian, kawasan ini dapat berkembang menjadi daerah agroindustri kopi Arabika. Perencanaan kawasan agroindustri sangat penting dilakukan untuk dicapainya pengelolaan kawasan yang efisien. Untuk itu, harus dilakukan penataan kawasan yang didukung sistem informasi, sehingga terjadi organisasi yang efektif dan efesien antara sektor produksi (on farm) dengan industri hilirnya (pabrik pengolahan). Penataan kawasan agroindustri kopi Arabika dibutuhkan sistem informasi geografis yang komprehensif, dalam menetapkan keputusan ekonomi yang terkait dengan industri hilir yang efisien. Beberapa instrumen industri hilir yang penting, meliputi tata letak lokasi pabrik, potensi produksi, lokasi bahan baku, fasilitas jalan, dan komponen lain yang terkait. Penataan komponen-komponen tersebut memiliki kendala geografis, sehingga harus diperhitungkan dengan cermat. Dengan demikian, kawasan agroindustri kopi Arabika di Kecamatan Kintamani dapat dikelola secara efektif dan efisien. Penataan kawasan agroindustri di Kecamatan Kintamani dilakukan dengan analisis sistem informasi georafis (SIG). Analisis SIG dengan sofeware ArcView 3.3 akan menghasilkan data berupa: (1) 41 42 point (titik) yaitu menggambarkan letak dan lokasi pabrik yang telah ada, (2) poliline (garis ganda) akan mengambarkan fasilitas jalan, batas desa dan sebagainya, dan (3) poligone (keruangan) yang menujukkan lokasi produksi (perkebunan kopi), lokasi strategis pendirian pabrik, zonasi pengelolaan, serta (3) hasil statistik. Berdasarkan analisis SIG, maka dapat diketahui sebaran produksi, lokasi potensial untuk mendirikan pabrik, lokasi pabrik yang telah ada, dan zona pengelolaan. Dengan demikian pengembangan industri hilir dapat dilakukan dan layak secara ekonomi tanpa meninggalkan kesesuaian aspek lingkungan. Selain faktor lingkungan, penanganan pascapanen dipengaruhi faktorfaktor ekonomi. Dengan demikian, dalam penentuan lokasi pabrik yang feasible, Maka dilakukan penentuan zona pengelolaan berdasarkan referensi geografis, dan akses jalan yang tersedia di lokasi penelitian. Penentuan zona pengelolaan akan mempermudah menentukan kapasitas produksi pabrik yang harus dibangun, serta daerah buffer stock bahan bakunya. Dengan demikian kawasan agroindustri kopi Arabika dapat tertata secara efektif dan efisien. Untuk lebih jelas, kerangka konsep dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 3.1. 43 Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian