BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Terjadinya

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Terjadinya krisis keuangan yang dialami oleh Yunani pada tahun 2015
berdampak negatif terhadap pemulihan ekonomi Eropa yang akan
terhambat, bahkan bukan tak mungkin akan mengalami krisis kembali.
Amerika Serikat dan Cina pun akan terkena imbasnya karena kawasan
Eropa merupakan tujuan utama ekspor mereka. Efek lanjutnya adalah para
investor asing akan menarik dananya dari negara-negara berkembang,
termasuk Indonesia. Mereka akan melepas assetnya diberbagai instrumen
investasi yang dianggap beresiko tinggi. Mereka lebih aman dengan
menggenggam dollar AS, lalu membawa dananya ke negara yang beresiko
kecil. Aksi lepas yang dilakukan para insvestor asing akan memicu
kejatuhan mata uang di negara–negara asia, termasuk nilai tukar rupiah.
Sinyal kejatuhan rupiah sudah terlihat pada kamis 12 Februari 2015 ketika
rupiah terjun bebas ke level Rp. 12.850 per dollar AS sebelum ahkhirnya
Bank Indonesia menggiring rupiah ke level Rp. 12.802 per dollar AS. Pagi
hari jumat 13 Februari 2015, rupiah dibuka sedikit menguat menjadi Rp.
12.770 per dollar AS (www.indonesiariview.com). Tak hanya itu,
pelemahan rupiah juga akan menurunkan penerimaan APBN, pertumbuhan
ekonomi akan melambat dan akhirnya penerimaan pajak akan menurun.
Perdagangan IHSG pada hari Selasa 7 Juli 2015 dibuka pada level 4.918,29
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
menguat dari penutupan perdagangan Senin 6 Juli 2015 di level 4.916,74.
Pada Tanggal 8 Juli 2015IHSG ditutup melemah 10,69 poin pada level
4.906,05.
Gambar 1.1. Ideks Harga Saham Gabungan
Sumber :www.indonesia-investment.com
Gambar 1.2 Grafik BI Rate
Sumber :www.indonesia-investment.com
Selain krisis keuangan yang terjadi di Yunani, salah satu alasan
mengapa
pertumbuhan Indonesia melambat dibeberapa tahun terakhir
karena kebijakan Bank Indonesia untuk meningkatkan suku bunga (BI Rate)
2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
secara bertahap antara Juni 2013 sampai November 2014 dari 5,75%
menjadi 7,75%. Hal ini menghambat ekspansi kredit dan mengurangi daya
beli masyarakat. Bank Indonesia menetapkan suku bunga yang lebih tinggi
dalam dua tahun terakhir sebagai strategi untuk melawan tingkat inflasi.
Inflasi meningkat tajam setelah pemerintah menaikan harga bahan bakar
minyak pada Juni 2013 dan November 2014. Untuk mengurangi defisit
transaksi berjalan yang mencapai rekor pada tahun 2013 dan untuk
mendukung nilai tukar rupiah yang mulai melemah secara tajam terhadap
dollar AS.
Gambar 1.3 Grafik Rupiah Terhadap Dollar
Sumber :www.bi.go.id
Sepanjang Januari 2015 hingga Desember 2015, IHSG mengalami tren
konsolidasi. Kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat membuat
investor asing mengalihkan sebagian dananya dari instrumen portofolio di
Indonesia yang ditandai dengan nilai jual bersih dana investor asing di pasar
3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
modal domestik sebesar Rp. 22.28 triliun. Menurut data Bursa Efek
Indonesia (BEI), dampak dari kondisi global tersebut menyebabkan Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) per 30 Desember 2015 ditutup di level
4.593 poin atau mengalami penurunan 12,31% dibandingkan penutupan
akhir Desember 2014 yang berada di level 5.226 poin. Nilai kapitalisasi
pasar saham pun ikut berubah turun 7,54% dari Rp. 5.228 triliun pada akhir
desember 2014 menjadi Rp. 4.873 triliun per 30 Desember 2015. Tren
konsolidasi IHSG sejalan dengan bursa-bursa lain seperti Indeks Dow Jones
Industrial Avarage Amerika Serikat (-1,65%), Indeks All Ordanaries
Australia (-2.4%), Indeks PSE Filipina (-3,42%), Indeks FTSE BM KLCI
Malaysia (-5,14%), Indeks BSE Sensex 30 India (-5,33%), Indeks Hang
Seng Hongkong (-7,14%), Ideks SET Thailand (-14,14%) dan Indeks Straits
Times Singapura (-14,56%).
Pada tahun 2015 pasar saham global mengalami penurunan tajam
akibat turunnya harga saham Cina sebesar 9% dan melelemahnya penjualan
minyak. Tahun 2015 merupakan terburuk bagi bursa Amerika sejak tahun
2011. Pada saat yang sama, indeks saham perusahaan-perusahaan besar
Eropa turun sekitar 5%. Sementara itu, saham-saham Australia dan
Indonesia mencatat nilai terendah dalam dua tahun terakhir. Perubahan
bursa global mempengaruhi sikap investor di Indonesia sehingga
mempengaruhi IHSG, hal ini didasarkan pada kondisi pasar yang lemah
4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
akibat isu dari kondisi pasar bursa global sehingga terlihat mudah sekali isu
bursa global mempengaruhi IHSG.
Ada beberapa kondisi dan situasi yang menentukan fluktuasi suatu
saham, antara lain yaitu : kondisi mikro dan makro ekonomi, kebijakan
perusahaan dalam memustuskan untuk melakukan ekspansi (perluasan
usaha), kinerja perusahaan, risiko sistemis yaitu suatu bentuk resiko yang
terjadi secara menyeluruh dan telah menyebabkan perusahaan ikut terlibat,
efek dari psikologi pasar. Oleh karenanya sebelum memutuskan untuk
berinvestasi dalam pada saham perusahaan tertentu, investor harus
melakukan penilaian atau analisis terhadap kinerja saham dan perusahaan
tersebut.
Nilai mata uang lokal yang selalu lemah pada valuta asing akan
sangat merugikan investor asing. Negara yang selalu mendevaluasi mata
uangnya mencerminkan lemahnya nilai mata uang lokal. Kekuatan atau
kelemahan mata uang lokal bisa dengan mudah diketahui dari daftar kurs
yang bisa dipantau diseluruh dunia. Investor asing akan memasuki suatu
negara dengan membawa mata uang yang lebih kuat (hard currency) dan
ketika kembali pulang, juga akan menghitung dengan menilai mata uang
mereka. Investor yang berinvestasi di negara yang mata uang lokalnya
lemah akan menanggung resiko yang amat besar, yang disebut currency
riks, yaitu bukan keuntungan yang didapatkan melainkan kebuntungan,
bahkan sampai kebangkrutan.
5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Faktor lain yang mempengaruhi pergerakan IHSG adalah perubahan
bursa global terhadap sikap investor di Indonesia. Hal ini didasarkan pada
kondisi pasar yang lemah akibat isu dari kondisi pasar global sehingga
terlihat mudah sekali isu dari kondisi bursa global mempengaruhi IHSG.
Globalisasi ekonomi telah mendorong percepatan dalam sektor ekonomi,
khususnya sektor perdagangan dan investasi. Globalisasi ekonomi juga
menciptakan sebuah fenomena interdepensi antar negara yang semakin
intens dan bersifat globlal. Globalisasi bisnis keuangan telah memiliki
kekuatan yang lebih besar dibandingankan dengan globalisasi bisnis
perdagangan. Investasi melalui pasar modal sebagai bentuk investasi bisa
dilakukan dimana saja diseluruh dunia termasuk di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Investor menginvestasikan uangnya berdasarkan perfensi keuntungan
yang optimal melalui investasi portofolio.
Pasar modal Indonesia melalui Bursa Efek Indonesia merupakan
bagian tidak terpisahkan dari kegiatan bursa saham globlal. Fenomena yang
sering terjadi karena globalisasi serta Indonesia sebagai anggota World
Trade Organization telah membuka bursa saham bagi investor asing yang
berinvestsi diseluruh dunia. Oleh karena itu, perubahan disatu bursa juga
akan ditansmisikan ke bursa Negara lain. Dalam hal ini, biasanya bursa
yang lebih besar akan mempengaruhi bursa yang lebih kecil.
Pasar modal dikatakan efisien jika perubahan harga saham tidak dapat
diprediksi atau random. Dengan kata lain pasar modal efisien didefinisikan
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sebagai pasar dimana harga sekuritasnya telah mencerminkan semua
informasi yang relevan. Dimana semakin cepat informasi baru tercermin
pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modat tersebut. Harga saham
yang bergerak secara random tersebut merupakan konsekuensi dari reaksi
para investor yang rasional yang salin berkompetensi untuk mendapatkan
informasi yang baru sebelum informasi tersebut untuk pengambilan
keputusan membeli atau menjual saham diapasar modal. Jika harga saham
ditentukan secara rasional maka hanya informasi saja, yang menyebabkan
harga saham berubah. Bila harga saham dimasa datang dapat diprediksi
dengan informasi terdahulu, maka dapat dikatakan bahwa pasar modal
tersebut tidak efisien.
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dilihat pergerakan IHSG
tidak hanya berpengaruh pada paktor internal seperti kinerja keuangan suatu
perusahaan tetapai beberapa faktor eksternal yang akan mempengaruhi
pergerakan IHSG. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat
masalah ini sebagai bahan ilmiah dengan judul : “PENGARUH NILAI
TUKAR MATA UANG, TINGKAT SUKU BUNGA DAN INDEKS
SAHAM GLOBAL TERHADAP PERGERAKAN IHSG PERIODE
2011-2015”
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1.2. Identifikasi, Perumusan, dan BatasanMasalah
1.2.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,
masalah dapat didentifikasikan sebagai berikut :
1. Kurs merupakan salah satu harga penting dalam perekonomian terbuka.
Ketidakstabilan nilai tukar akan mempengaruhi arus modal atau
investasi dan perdagangan internasional.
2. Kebijakan peningkatan suku bunga acuan bank central akan berdampak
dengan menghambatnya ekspansi kredit dan mengurangi daya beli
masyarakat.
3. Naik turunya IHSG sangat mempengaruhi pada pergerakan harga saham
bursa.
4. Adanya keterbatasan dan kesulitan bagi investor untuk melakukan
analisis fundamental atas indeks harga saham gabungan dimasa yang
akan datang untuk memprediksi waktu yang profitable untuk melakukan
investasi.
5. IHSG mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2015 akibat
adanya krisis Yunani dan devaluasi mata uang Cina, pemegang saham
harus mewaspadai faktor ekstenal (luar negri) yang akan berdampak
pada IHSG.
6. Adanya kesulitan bagi investor untuk mengidentifikasi faktor yang
paling berpengaruh terhadap IHSG.
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7. Pergerakan nilai IHSG yang sangat fluktuatif.
8. Naiknya mata uang Dollar Amerika pada tahun 2015 sejak 5 tahun
terakhir.
1.2.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
masalah
yang
telah
diuraikan
sebelumnya, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian Adalah
sebagai berikut:
1. Apakah Nilai Tukar Rupiah Terhadap US Dollar terhadap pergerakan
IHSG periode 2009-2015 ?
2. Apakah Nilai Tukar Rupiah Terhadap Yuan terhadap pergerakan IHSG
periode 2009-2015 ?
3. Apakah Tingkat Suku Bunga Indonesia terhadap pergerakan IHSG
periode 2009-2015 ?
4. Apakah Indeks NYSE terhadap pergerakan IHSG periode 2009-2015 ?
5. Apakah Indeks SSE Composite terhadap pergerakan IHSG periode
2009-2015 ?
6. Apakah Indeks STI terhadap pergerakan IHSG periode 2009-2015 ?
7. Apakah secara bersama-sama antara Nilai Tukar Mata Uang, Tingkat
Suku Bunga dan Indeks Saham Global terhadap pergerakan IHSG
periode 2009-2015 ?
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1.2.3. Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah yang terpapar diatas diperoleh gambaran
yang begitu luas. Namun menyadari adanya keterbatasan waktu dan
kemampuan, maka penulis memandang perlu memberi batasan masalah
secara jelas dan terfokus.
Adapun keterbatasan penelitian ini dalam mencari korelasi (hubungan
timbal balik) antara variable dependent IHSG (Y) terhadap variabel
independent yang terdiri dari variabel nilai tukar mata uang yang
menggunakan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika Serikat(X1),
Nilai Tukar Rupiah Terhadap Yuan (X2) Tingkat Suku Bunga yaitu BI Rate
(X3) yang merupakan suku bunga kebijakan dan mencerminkan sikap atau
arah kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Variabel
indeks harga saham global yang terdiri dari Indeks NYSE (New York Stock
Exchange) (X4) yang mewakili indeks saham global dari bursa saham
Amerika yang menjadi tolak ukur perekonomian dunia, Indeks SSE
Composite (Shanghai Stock Excange Composite) (X5) adalah bursa saham
terbesar di Cina yang merupakan indikator paling sering digunakan untuk
mencerminkan kinerja pasar SSE serta Strait Time Index Singapura (X6)
yang dalam letak geografis lebih dekat dengan Indonesia. Dimana data-data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbandingan persentasi
kenaikan atau penurunan setiap bulan dari data-data yang telah diperoleh
oleh penulis.
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1. Maksud Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap hubungan timbal balik
antara faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan IHSG periode 20112015 seperti nilai tukar mata uang, tingkat suku bunga dan harga saham
global.
1.3.2. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengkaji pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap US Dollar
terhadap pergerakan IHSG periode 2009-2015.
2. Untuk mengkaji pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Yuan terhadap
pergerakan IHSG periode 2009-2015.
3. Untuk mengkaji pengaruh Tingkat Suku Bunga Indonesia terhadap
pergerakan IHSG periode 2009-2015.
4. Untuk mengkaji pengaruh Indeks NYSE terhadap pergerakan IHSG
periode 2009-2015.
5. Untuk mengkaji pengaruh Indeks SSE Composite terhadap pergerakan
IHSG periode 2009-2015
6. Untuk mengkaji pengaruh Indeks STI terhadap pergerakan IHSG
periode 2009-2015
7. Untuk mengkaji pengaruh secara bersama-sama antara Nilai Tukar Mata
Uang, Tingkat Suku Bunga dan Indeks Saham Global terhadap
pergerakan IHSG periode 2009-2015.
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1.4. Manfaat dan Kegunaan Penelitian
1.4.1. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan pengetahuan
mengenai berbagai makro ekonomi pengaruhnya terhadap IHSG serta
sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya dan akan menjadi masukan
berguna bagi penelitian selanjutnya.
1.4.2. Kegunaan Penelitian
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi peneliti,
praktisi maupun kalangan akademis mengenai pasar modal, serta menambah
wawasan pengetahuan mengenai pergerakan IHSG.
Sebagai sebuah informasi bagi investor untuk mengambil keputusan
investasi yang lebih baik setelah mengetahui informasi mengenai berbagai
faktor makro ekonomi yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG.
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download