17 3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian di lapangan dilaksanakan pada bulan Maret–April 2010. Penelitian dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lampulo, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Lampiran 1 dan 2). 3.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu kuesioner dan kamera. Pengisian kuesioner dilakukan oleh peneliti berdasarkan wawancara langsung terhadap responden. 3.3 Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kasus. Adapun aspek-aspek yang diteliti adalah kondisi aktual dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sanitasi dan higienitas di TPI dan dermaga PPP Lampulo, tingkatan mutu hasil tangkapan yang dijual di TPI dan pengaruh sanitasi terhadap mutu hasil tangkapan, serta besaran potensi kerugian dari pengaruh faktor sanitasi dan higienitas yang tidak baik. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan yang disertai dengan wawancara terhadap responden nelayan, konsumen, pedagang ikan, pengelola TPI, pihak pelabuhan, serta Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) mengenai aspek-aspek yang akan diteliti. Kondisi aktual dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sanitasi dan higienitas di TPI PPP Lampulo diketahui dengan melakukan pengamatan dan wawancara. (1) Pengamatan a. Aktivitas pendistribusian hasil tangkapan dari dermaga ke TPI serta penanganan yang dilakukan terhadap hasil tangkapan dalam penjagaan mutu; b. Aktivitas pemasaran yang berlangsung; 17 18 c. Banyaknya sampah fisik yang terdapat di dermaga dan di dalam gedung TPI yaitu botol/kaleng bekas seperti botol air mineral baik berukuran besar, sedang, dan kecil; plastik bekas yang berukuran besar, sedang, dan kecil; puntung rokok, genangan lendir dan darah, serta potongan tubuh ikan (seperti potongan kepala, sisik, insang, ekor dan ikan utuh yang rusak). Banyaknya sampah fisik ini dihitung dengan membuat gambar kotakan sesuai dengan luas dermaga dan TPI yang telah diskalakan, lalu kotakan diamati berdasarkan penyebab dampak (genangan lendir, puntung rokok, dan lain-lain). Penentuan kotakan di dermaga dan TPI berdasarkan luas dermaga dan TPI yang digunakan untuk beraktivitas. Luasan amatan di dermaga dibagi menjadi 8 kotak dengan ukuran tiap kotakan sebesar 15x3 m, sedangkan di TPI sebanyak 10 kotak dengan ukuran tiap kotakan sebesar 10x5 m (Lampiran 3). Pengamatan sampah fisik dilakukan dengan metode sensus yaitu sampah diamati pada seluruh kotakan yang terdapat di dermaga dan TPI PPP Lampulo. Pengamatan sampah fisik dilakukan dalam 2 waktu yaitu pada pukul 10.00-11.00 dan 17.00-18.00 WIB, dimana kedua waktu tersebut adalah waktu-waktu terdapatnya aktivitas perikanan di dermaga dan TPI PPP Lampulo; d. Pola aliran limbah atau saluran pembuangan di TPI, e. Ketersediaan fasilitas sanitasi atau fasilitas pembuangan limbah di TPI, f. Banyaknya orang yang berada di dermaga dan TPI menurut kelompok orang (pedagang ikan, pembeli, toke bangku, dan pedagang non-ikan). Jumlah orang pada masing-masing tempat yang telah ditentukan, dihitung secara manual dengan menggunakan turus. Jumlah orang dihitung selama 2 waktu yaitu pada pukul 10.00-11.00 dan 17.00-18.00 WIB. Penentuan waktu amatan berdasarkan waktu orang-orang yang melakukan aktivitas di dermaga dan TPI PPP Lampulo. (2) Wawancara Wawancara dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang didalamnya terdapat beberapa pertanyaaan mengenai fasilitas sanitasi (kondisi, kapasitas, dan jumlah) dan kondisi sanitasi dan higienitas di TPI serta daerah sekitarnya. Wawancara tersebut dilakukan terhadap nelayan (5 orang), pedagang ikan (5 18 19 orang), pengelola TPI PPP Lampulo (2 orang), pihak PPP Lampulo (2 orang), serta Dinas Kelautan dan Perikanan NAD (1 orang). Pemilihan sampel dalam menentukan jumlah responden untuk masing-masing kelompok orang dilakukan dengan metode purposive sampling dimana jumlah responden yang diambil dianggap dapat mewakili kepentingan penelitian. Tingkatan mutu hasil tangkapan yang dijual di TPI dan pengaruh sanitasi terhadap mutu hasil tangkapan diketahui melalui pengamatan dan wawancara dengan menggunakan kuesioner. Adapun pengamatan dan wawancara yang dilakukan yaitu: 1) Pengamatan Pengamatan dilakukan terhadap 3 jenis hasil tangkapan yang dominan didaratkan menurut volume di PPP Lampulo selama masa penelitian yaitu ikan tongkol (Auxis sp.), tembang (Sardinella gibbossa), dan teri (Stolepharus sp.) (Lampiran 4). Pengamatan organoleptik dilakukan dalam 3 hari dimana tiap harinya diamati 1 jenis ikan dengan 3 waktu pengamatan yaitu waktu pertama (09.20-10.05 WIB), waktu kedua (10.05-10.20 WIB), waktu ketiga (10.20-11.05 WIB); dan diambil 20 sampel per jenis ikan per waktu amatan. Masing-masing tingkatan mutu yang diamati dicatat dalam tabel organoleptik yang telah dibuat. Aspek yang diamati yaitu mata, insang, daging dan perut, dan konsistensi. Khusus untuk pengamatan organoleptik ikan teri dilakukan modifikasi pengamatan yaitu pada pengamatan daging dan perut tidak dilakukan pembedahan, hanya dilakukan pengamatan tubuh ikan dari bagian luarnya saja. 2) Wawancara Wawancara dilakukan terhadap pedagang ikan dan konsumen mengenai pengaruh sanitasi terhadap mutu hasil tangkapan. Pedagang ikan yang akan diwawancarai sebanyak 5 orang, sedangkan konsumen sebanyak 3 orang. Besaran potensi kerugian dari pengaruh faktor sanitasi dan higienitas dapat diketahui melalui wawancara terhadap nelayan sebanyak 10 orang. Wawancara yang dilakukan untuk mengetahui pendapatan bersih nelayan dalam sekali pendaratan dan harga hasil tangkapan dengan mengelompokkan masing-masing HT sesuai dengan harga dan nilai organoleptik masing-masing. 19 20 A. Data Utama 1) Data primer meliputi: a. Fasilitas sanitasi (jumlah, kondisi, kapasitas) di TPI seperti saluran pembuangan, tangki air bersih, dan lain-lain; b. Jumlah sampah fisik di dalam TPI; c. Jumah orang yang beraktivitas di TPI menurut kelompok orang (pedagang ikan, pembeli, toke bangku, dan pedagang non-ikan); d. Frekuensi pencucian TPI; e. Kondisi mutu hasil tangkapan yang dilelang sesuai dengan tingkatan organoleptik; dan f. Kondisi harga hasil tangkapan untuk setiap tingkatan organoleptik. 2) Data sekunder meliputi: a. Aktivitas distribusi hasil tangkapan dari dermaga ke TPI; b. Aktivitas pelelangan yang berlangsung; c. Penanganan yang dilakukan terhadap hasil tangkapan yang akan dilelang; d. Jumlah/berat hasil tangkapan yang dilelang per hari/bulan/tahun; e. Volume sampah dan limbah per hari/bulan/tahun; dan f. Jenis dan jumlah fasilitas pelelangan. B. Data Tambahan Data tambahan yang dibutuhkan adalah data sekunder yang meliputi : a. Peta daerah penelitian; b. Keadaan umum daerah penelitian berupa letak geografis lokasi penelitian dan kependudukan; dan c. Data dan nilai produksi perikanan PPP Lampulo. 3.4 Analisis Data A) Kondisi sanitasi dan higienitas di TPI Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lampulo, Kuta Alam, Banda Aceh dapat diketahui melalui analisis deskriptif terhadap: (1) Perolehan informasi mengenai kondisi fasilitas sanitasi yang tersedia melalui hasil pengamatan dan kuesioner yang telah dikumpulkan. 20 21 (2) Jumlah sampah yang terdapat pada dermaga dan TPI PPP Lampulo berdasarkan hasil pengamatan per kotak amatan dan jenis sampah. B) Tingkatan mutu hasil tangkapan yang dijual di tempat pelelangan ikan dapat diketahui melalui 3 hal, yaitu: (1) Pengaruh sanitasi terhadap mutu hasil tangkapan yang dilihat secara organoleptik, dianalisis secara deskriptif untuk melihat seberapa besar pengaruh sanitasi terhadap mutu hasil tangkapan. (2) Penyebab penurunan mutu hasil tangkapan akan dianalisis dengan menggunakan diagram sebab-akibat/fishbone diagram (Ishikawa, 1989 vide Faubiany, 2008). Diagram ini penting untuk mengidentifikasi secara tepat hal-hal yang berpengaruh terhadap mutu hasil tangkapan, khususnya penyebab yang ditinjau dari aspek sanitasi dan higienitas di TPI. (3) Pengaruh lama waktu penjualan dengan mutu hasil tangkapan diuji statistik menggunakan korelasi Pearson dengan software SPSS 12. C) Besar kerugian terhadap pendapatan bersih nelayan dalam sekali pendaratan akibat pengaruh faktor sanitasi dan higienitas yang tidak baik, dapat diketahui setelah dilakukan analisis dengan menghitung nilai kerugian ekonomi akibat penurunan mutu hasil tangkapan per jenisnya dengan rumus (Rusmali, 2004): Besar nilai kerugian = produksi (kg) x selisih harga (Rp/kg) per jenis ikan 21