Salah satu upaya untuk melestarian lingkungan hidup adalah konsep bangunan hijau atau green building. Dimana proses pembangunan rumah ( apartemen maupun kondominium ) mulai dari perencanaan desain, pelaksanaan konstruksi, pemanfaatan, pemeliharaan sampai dekonstruksinya dilakukan dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, sehingga pembangunan rumah (apartemen/kondominium) tersebut tidak memberikan atau setidaknya dapat meminimalisasi dampak buruk terhadap alam sekitarnya. “Prinsip yang paling penting dari green building adalah hemat dan kemudian sehat. Penghematan itu bisa dilakukan dari penggunaan energi listrik, air, material-material yang digunakan, bahkan sirkulasi di dalam ruangan,” terang Marketing Director PT Indonesia Environment Consultant, Muhamad Azhar. Dalam tahap desain, seseorang sudah bisa memperkirakan ke arah mana bangunan akan didirikan. “Sebaiknya bangunan didesain untuk menghadap arah utara atau selatan, supaya matahari tidak akan langsung memapar ruangan yang ada. Jadi hanya perlu cahayanya, tidak perlu panasnya. Ini juga berarti pengeluaran energi untuk mendinginkan udara di dalam itu juga menjadi lebih ringan,” lanjutnya. Pemilihan material ramah lingkungan juga perlu diperhatikan. Adapun Azhar mengatakan faktor manusialah yang sangat penting untuk mewujudkan bangunan ramah lingkungan. “Secanggih apa pun bangunannya, atau bahkan sudah memiliki sertifikat bangunan hijau, tetapi kalau orang-orang di dalamnya belum disadarkan untuk melakukan gaya hidup hijau, building performance-nya akan turun,” ungkap Azhar. Tidak selalu untuk mewujudkan bangunan hijau itu harus memiliki teknologi canggih dan mahal. Dan perilaku pemilik rumah, apartemen ataupun kondominiun ini sangat berkaitan erat dengan kesadaran akan pentingnya keseimbangan alam melalui pemanfaatan bangunan hijau. “Memang betul teknologi itu akan membantu kita menjadi lebih hemat. Tetapi yang paling penting dalam konsep green building adalah perilaku hidup kita terlebih dahulu, baru teknologi akan menyusul. Jadi tidak selamanya mahal atau memerlukan teknologi canggih,” ujarnya. Dan perilaku para pemilik rumah, apartemen maupun kondominium sangat berkaitan erat dengan kesadaran akan pentingnya keseimbangan Alam dan lingkungan yang sehat. Jadi untuk menciptakan bangunan hijau yang ramah lingkungan di butuhkan tiga aspek yang tidah dapat dpisah- pisahkan yakni desain, material dan perilaku manusianya. (Eni,RS) Pada saat proses pembangunan rumah, usahakan agar meminimalkan penggunaan bahan bangunan. Anda dapat mengontrol pemakaian bahan bangunan dan bicarakan kepada tukang agar bisa menggunakan bahan secara hemat dan tidak membeli bahan bangunan secara berlebihan dan akhirnya tidak dipakai. Misalnya, ketika Anda membutuhkan triplek dan kayu-kayu sebagai penahan cor an lantai atas. Anda bisa menggunakan kayu-kayu bekas dari rumah yang telah selesai dibangun dan masih bisa dipakai. Atau bagaimana penempatan pasir agar pasir tidak diinjak-injak dan akhirnya tidak dipakai lagi. Desain yang tepat dan matang juga penting agar tidak banyak bahan bangunan yang terbuang. Kesalahan desain atau desain yang diubah, kemungkinan akan ada bagian yang sudah dibangun dibongkar ulang sehingga bahan bangunan terbuang percuma. Berkat perkembangan teknologi, kini banyak material bangunan ramah lingkungan yang dapat digunakan. Salah satu caranya dengan menghemat penggunaan kayu, yang berarti meminimalkan penebangan pohon dan menyelamatkan hutan sebagai bagian penting untuk kehidupan di bumi. Beberapa bahan bangunan ramah lingkungan adalah baja ringan yang digunakan untuk atap, alumunium / PVC atau UPVC untuk kusen pintu dan jendela, menggunakan pintu PVC yang berasal dari plastik, gypsum sebagai pengganti triplek untuk plafon, sebagai alternatif penggunaan kayu, dapat menggunakan kayu daur ulang atau kayu plastik yang juga merupakan hasil proses daur ulang. Hal positif lain dari menggunakan bahan-bahan tersebut dapat menghemat proses pengerjaan dan karena buatan pabrik, biasanya lebih terjaga kualitasnya. Pernahkah Anda ikut dalam kampanye mematikan lampu selama 1 jam? Hal tersebut bertujuan agar kita sadar untuk hemat energi listrik. Perlu dibuat rancangan agar rumah minim menggunakan energi listrik. Buatlah desain rumah dengan bukaan cahaya alami yang memadai sehingga tidak perlu menggunakan listrik pada pagi dan siang hari. Membuat ventilasi yang baik, bagaimana mengatur agar ada sirkulasi udara juga akan mengurangi penggunaan AC karena udara dalam rumah yang tidak panas. Membuat toran untuk menampung air juga salah satu langkah menghemat listrik karena tidak perlu menggunakan listrik yang besar untuk menyalakan pompa ketika akan menggunakan air. da sistem yang dapat menghasilkan solar listrik atau photovoltaic (PV). Energi ini dapat menggantikan energi listrik. Energi alternatif yang banyak digunakan adalah dengan memanfaatkan energi matahari atau tenaga angin. Contoh umum adalah menggunakan pemanas air dengan menggunakan energi matahari. PV diletakkan di atap untuk menampung panas matahari dan diolah untuk memanaskan air. Dengan sitem yang lebih kompleks, panas matahari ini dapat memenuhi kebutuhan energi listrik untuk seluruh rumah. Air adalah zat penting dalam kehidupan. Di dalam rumah, penggunaan air paling banyak. Air digunakan untuk mencuci pakaian, piring, mobil, sayuran, untuk menyiram tanamana, air untuk mandi dan berbagai keperluan lain di kamar mandi dan untuk keperluan lainnya. Jika digunakan dengan boros bukan hal yang mustahil air akan habis. Maka, perlu pengelolaan penggunaan air di dalam rumah. Cara menghemat air dalam rumah dapat dimulai sejak pembangunan rumah. Contohnya, dengan menggunakan kloset dual flush yang hemat air dan menggunakan kran sensor. Dengan pengetahuan dan penerapan yang tepat, Anda dapat merancang pembuangan dan mengolahan air agar dapat didaur ulang, yaitu dengan memanfaatkan limbah air dari dapur dan kamar mandi diolah kembali sehingga dapat digunakan untuk menyiram tanaman, mobil, dan lainnya. Dalam penggunaannya sehari-hari, air dapat dihemat, misalnya air kaya vitamin yang telah digunakan untuk mencuci sayuran dapat ditampung dan digunakan untuk menyiram tanaman Untuk menabung air, dapat dilakukan dengan membuat sumur resaan yang akan menampung air hujan, atau langkah praktis dengan membuat lubang bipori di taman. Taman rumah menjadi tempat salah satu kita dapat melestarikan lingkungan. Di taman, kita dapat menanam berbagai tanaman yang berfungsi sebagai penahan air hujan, menjaga kestabilan dan kesuburan tanah dan menghasilkan oksigen. Pohon dan tanaman di taman juga dapat berfungsi sebagai pelindung panas dan penahan debu sehingga rumah dapat menjadi lebih nyaman. Anda bebas menentukan model rumah yang akan dibangun, tetapi jangan lupakan agar tetap membuat rumah ramah lingkungan atau green house. Ini merupakan langkah nyata bahwa kita melestarikan lingkungan. Sebagai imbalan, rumah ramah lingkungan dapat menghemat pengeluaran untuk rumah Anda setiap bulannya.