Wiga Noeroktiana. F02495065. KAJIAN PEMBUATAN FORMULAS1 PANGAN SEMI BASAH BERGIZI TINGGI. Dibawah birnbingan Soewarno T. Soeliarto dan Dede R. Adawiyah. 2000. RINGKASAN Pangan semi basah merupakan sala!! satu produk pangan yang telah membumi di dalam masyarakat Indonesia dan biasanya dikonsumsi sebagai makanan kecil atau lauk. Bahkan pangan semi basah ini digunakan sebagai pangan pokok di luar angkasa oleh Badan Luar Angkasa dan Pertahanan Amerika. Hal ini disebabkan pangan semi basah memiliki kelebihan dibandingkan makanan lain, antara lain dapat langsung dimakan, padat gizi, awet, ringan, mudah dibawa dan dikemas, serta mudah di-wakan dalam suasana genting. Penelitian ini bertujuan untuk menigkatkan nilai gizi protein dari pangan semi basah yang dibuat secara rakitan (formulasi) antara 2.0-3.0 gram protein per 100 kalori. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengembangkan teknologi pembuatan pangan semi basah secara formulasi (rakitan). Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu pertama adalah tahap percobaan formulasi, yang kedua adalah tahap percobaan kesetirnbangan kadar air dan ketiga adalah tahap percobaan penyimpanan pangan semi basah formulasi. Hasil yang diperoleh dari tahap pertama, tahap percobaan formulasi, yaitu bahwa formulasi yang terbaik dengan kriteria tidak mud& pecah ketika dicetak dan penampakannya tidak terlalu berminyak adalah formulasi V. Formulasi V yang terdiri dari tepung kedelai, dekstrin tapioka, gula merah dan minyak goreng dengan perbandingan 2:2:2:1 ini memiliki nilai ratio protein kalori sebesar 1.8 gram protein1100 kalori. Hasil tahap kedua, percobaan kesetimbangan kadar air, adalah bahwa k u ~ a isothermi sorpsi air untuk pangan semi basah formulasi V ini berbentuk sigmoid. Sedangkan hasil dari analisis air terikat, diperoleh bahwa untuk Air Terikat Primer memiliki kapasitas (mp) sebesar 2.655 yang berkesetimbangan dengan nilai aktivitas air (ao) sebesar 0.18, kapasitas Air Terikat Sekunder (ms) sebesar 8.64% yang berkesetimbangan dengan nilai aktivitas air (as) sebesar 0.72 dan Air Terikat Tertier memiliki kapasitas sebesar 22.36%. Hasil tahap ketiga, percobaan penyimpanan pangan semi basah formulasi selama dua minggu, adalah bahwa produk pangan semi basah formulasi V dengan total kadar air sebesar 7.18% dan 12.18% tidak berbeda jauh dalam ha1 rasa enak dan tekstur dari produk yang dibuat. Kedua produk tersebut juga tidak mengalami pembahan tingkat kekuningan dan kemerahan selama penyimpanan tetapi mengalami pembahan tingkat kecerahan, dimana produk dengan total kadar air 7.18% memiliki tingkat kecerhan lebih baik dibandingkan dengan produk dengan total kadar air 12.18%. Selama penyimpanan dua minggu kedua produk tidak ditumbuhi oleh misellium, tetapi mengalami ketengikan, dimana produk dengan total kadar air 12.18% mengalami ketengikan terlebih dahulu pada minggu ke-2, sedangkan produk dengan total kadar air 7.18% baru mengalami ketengikan pada minggu ke-3.