I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Toksoplasmosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa Toxoplasma gondii dan bersifat zoonosis. T. gondii merupakan parasit koksidia dengan kucing atau felidae lain sebagai hospes definitif dan hewan berdarah panas sebagai hospes intermediet (Dubey, 2010). T. gondii merupakan parasit intraseluler dari berbagai tipe sel, termasuk neuron, mikroglia, endotel, retikulum, parenkim hati, jantung dan epitel kelenjar, otot jantung dan kerangka, selaput fetus dan leukosit (Levine, 1990). Toksoplasmosis telah menyebar ke seluruh dunia dan menjadi salah satu penyakit paling berbahaya bagi manusia maupun hewan. Penularan pada manusia dan hewan sering terjadi akibat memakan daging mentah yang mengandung sista T. gondii. Penularan juga dapat terjadi akibat secara tidak langsung memakan oosista yang berasal dari feses kucing yang terinfeksi T. gondii. Penularan pada manusia juga dapat terjadi secara kongenital, yaitu ditularkan melalui plasenta ibu hamil ke anak; kemudian juga dapat akibat kecelakaan kerja dalam laboratorium, transfusi darah dan transplantasi organ dari penderita toksoplasmosis (Levine, 1990). Kondisi ini mendorong adanya pengobatan yang efektif terhadap infeksi toksoplasmosis. Pengobatan terhadap kasus toksoplasmosis dapat dilakukan dengan pemberian kombinasi antara preparat sulfonamide dengan pyrimethamine. Sulfonamide juga dapat dikombinasikan dengan trimethoprim sebagai alternatif 1 2 karena pyrimethamine bersifat toksik. Golongan sulfonamide yang sering digunakan antara lain: sulfadiazine, sulfamethazine dan sulfamerazine. Beberapa jenis obat lain seperti spiramycin, roxithromycin, piritrexin dan clindamycin juga dapat digunakan untuk terapi toksoplasmosis. Spiramycin dapat bekerja baik pada jaringan dengan konsentrasi yang tinggi dan akan menghambat proses sintesis protein pada T. gondii dan tidak menembus barrier plasenta. Spiramycin dan kombinasi sulfonamide- trimethoprim merupakan pilihan obat yang cukup efektif untuk terapi toksoplasmosis. (Dubey, 2010). B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Aquaprim ® (sulfadiazine/ trimethoprim) dan spiramycin pada mencit toksoplasmosis terhadap gambaran histopatologis organ ginjal, otak dan jantung. C. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh pemberian Aquaprim® dan spiramycin terhadap gambaran histologi mencit toksoplasmosis sehingga dapat diketahui potensi dan efektivitas dari Aquaprim ® dan spiramycin secara pasti sebagai anti toksoplamosis.