[TKTI-O1]T02R-12410100222 - Blog Stikom

advertisement
Keterkaitan antara masing-masing 5 fokus area dan
Keterkaitan 5 fokus area dengan Tata Kelola TI
STIKOM Surabaya
1)
Septian Dwi Jaya 2)M. Mirza Alif 3)Aziz Nur K. Hadi 4)Gilang Ramadhan 5)Tiara Indraswari
6)
Ika Sustianing Ifani 7)Arief Setiawan
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
10.41010.0228 Prodi S1 SI. Email: [email protected]
10.41010.0233 Prodi S1 SI. Email: [email protected]
11.41010.0221 Prodi S1 SI. Email: [email protected]
12.41010.0218 Prodi S1 SI. Email: [email protected]
12.41010.0221 Prodi S1 SI. Email: [email protected]
12.41010.0222 Prodi S1 SI. Email: [email protected]
12.41010.0228 Prodi S1 SI. Email: [email protected]
Abstract
Secara umum, permasalahan yang dihadapi perusahaan saat ini adalah kecepatan dalam memberikan
dan menerima informasi baik internal maupun eksternal, sehingga perusahaan yang memang
mempunyai potensi untuk menjadi besar akan memerlukan Teknologi Informasi yang mampu membantu
dalam mempercepat akses informasi mereka. Solusi kepada perusahaan tersebut adalah dengan adanya
Teknologi Informasi didalam perusahaan, harus bisa membantu perusahaan untuk bisa melayani
pelanggan dengan baik. Untuk mewujudkan perusahaan yang mempunyai Teknologi Informasi yang baik,
tentunya juga diperlukan proses bisnis yang baik terlebih dahulu dari perusahaan yang bersangkutan.
Sehingga Teknologi Informasi yang sudah ditanam didalam perusahaan berguna untuk kebaikan
perusahaan itu sendiri. Jadi, untuk menjadi perusahaan yang maju dan mampu melayani dengan baik
perlu adanya Teknologi Informasi yang membantu, sehingga mampu memaksimalkan kinerja dari
masing-masing bagian yang ada disana. Teknologi Informasi bukan segalanya, karena tanpa ada
keselarasan antara proses bisnis dengan Teknologi Informasi maka semuanya tidak akan berjalan
dengan baik. Jadi diperlukannya kerjasama baik dibidang Teknologi Informasi dan Proses Bisnis dari
perusahaan itu sendiri.
Keyword: Teknologi Informasi
Tata Kelola Teknologi Informasi
ITGI mengenukakan bahwa tata kelola
teknologi informasi adalah tanggung jawab dari
dewan direksi dan manajemen eksekutif, oleh
karenanya tata kelola teknologi informasi harus
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
tata kelola korporat (Surendro, Kridanto. 2009).
Untuk mencapai kesuksesan suatu bisnis, peran
TI sangatlah penting. Oleh karena itu, tata kelola
TI berkaitan dengan Corporate Governance
seperti terlihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 1 – Tata Kelola dalam Organisasi
Tata kelola TI menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari Enterprise Governance dan
Corporate Governance dimana pengelolaan
sumber daya TI untuk mendukung proses bisnis
dalam mencapai tujuan perusahaan harus
dilakukan secara optimal.
Tata kelola TI yang efektif sangat
ditentukan oleh posisi fungsi TI di struktur
organisasi dan bagaiman membuat suatu
keputusan TI dalam suatu organisasi (Van
Grembergen W, 2004).
Menurut IT Governance Institute (2007)
ITGI adalah memberikan definisi tata kelola TI
sebagai “tanggung jawab dari eksekutif dan
manajemen organisasi yang mencakup model
kepemimpinan, struktur organisasi dan proses
serta meyakinkan layanan TI secara keseluruhan
mampu bertahan dalam persaingan dan
merupakan turunan dari strategi organisasi”.
Secara jelas diungkapkan bahwa tanggung jawab
tata kelola TI berada di tangan organisasi secara
keseluruhan, bukan hanya tanggung jawab dari
manajemen TI saja.
Pengelolaan investasi TI dan prioritasisasi
sebagai salah satu pilar dalam tata kelola TI
mencakup keseluruhan proses pengambilan
keputusan dalam investasi TI. Hal ini termasuk
prioritasisasi yang harus difokuskan dan
menjelaskan prosedur dalam proyek TI, dasar
pembenaran,
proses
persetujuan
dan
akuntabilitas dalam investasi TI. Dengan
demikian, tata kelola TI yang baik, harus
didukung juga oleh pengelolaan investasi TI
yang baik.
FOKUS AREA TATA KELOLA TI
Menurut IT Governance Institute (2007)
ITGI memberikan 5 fokus area dalam tata
kelola TI seperti gambar dibawah ini:
Gambar 2 – Fokus Area Tata Kelola TI (IT
Governance Institute, 2007)
Fokus area Tata Kelola TI meliputi:
1. Keselarasan Strategi (Strategic Alignment).
“IT Alignment is a journey not a
destination” – menggambarkan bahwa
keselarasan strategi TI dengan strategi TI
dengan strategi bisnis adalah sebuah proses
untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam
penerapan tata kelola TI dengan bisnis
untuk masa sekarang dan masa yang akan
dating saja yang menjadi pokok utama
dalam Stategic Alignment , tetapi juga
kemampuan untuk meningkatkan nilai
bisnis yang dapat meningkatkan kinerja
perusahaan (Stenly Cicero Takarendeng,
2008)
2. Penciptaan Nilai (Value Delivery). Menurut
ITGI (IT Governance Institute, 2006),
Layan TI sendiri tidak akan mampu
memberikan manfaat secara langsung
terhadap bisnis. Manfaat tersebut hanya
bisa dihasilkan bila TI (Teknologi
Informasi ) diimplementasikan bersamasama dengan peningkatan dalam bisnis,
bisnis proses, kompetensi dan prinsip kerja
tiap individu dalam perusahaan, serta
perubahan-perubahan
yang
dilakukan
didalam perusahaan itu sendiri.
Prinsip - prinsip dasar IT value
adalah tepat waktu, sesuai anggaran dan
dengan manfaat yang dimaksudkan. Oleh
karenanya proses TI harus dirancang,
digunakan dan dioperasikan dengan cara
yang efisien dan efektif yang memenuhi
tujuan dan harapan perusahaan yang
ditentukan oleh business value driver yang
dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
3. Manajemen Sumber Daya (Resource
Management). Pengelolaan sumber daya TI
harus dilakukan secara tepat untuk
kebutuhan bisnis. Sumber daya TI tersebut
meliputi : perangkat lunak, perangkat keras,
infrastruktur IT, peningkatan kualitas SDM
dalam bidang TI dan hal-hal yang berkaitan
dengan pengembangan dalam bidang
teknologi.
4. Manajemen Risiko (Risk Management).
Manajemen resiko menitikberatkan pada
hal-hal
yang
berkenaan
dengan
pengendalian internal dan hubungan antara
perusahaan dengan pelanggan, stakeholder
dan shareholder. Segala kemungkinan
resiko harus dapat diidentifikasikan
sehingga dapat dilakukan langkah-langkah
antisipasi untuk mengurangi dampak dari
terjadinya
resiko
tersebut.
Untuk
melaksanakan pengelolaan terhadap risiko,
dibutuhkan kesadaran anggota organisasi
dalam memahami adanya risiko, kebutuhan
organisasi, dan risiko-risiko signifikan yang
dapat terjadi, serta menanamkan tanggung
jawab dalam mengelola risiko yang ada di
organisasi.
Manajemen risiko pada teknologi
informasi merupakan hal yang sangat
penting. Risiko yang biasa dihadapi pada
teknologi informasi antara lain serangan
virus yang dapat melumpuhkan kerja
teknologi informasi, serangan pihak lain
dengan tujuan untuk mengacaukan sistem
maupun untuk mencuri data, kesalahan
sistem, kerusakan sistem pendukung
misalnya jaringan listrik putus, dan lainlain. Semua risiko yang mungkin dihadapi
tersebut harus diantisipasi sehingga ketika
risiko tersebut terjadi tidak menyebabkan
kerugian yang fatal.
5. Pengukuran
Kinerja
(Performance
Measurement). Pengukuran kinerja akan
menjadi tolok ukur keberhasilan penerapan
tata kelola teknologi informasi. Hal ini
dapat memberikan gambaran apakah hasil
kinerja terhadap domain tata kelola TI
sudah sesuai dengan tujuan masing-masing.
Pada
accountability,
investasi
teknologi
informasi
harus
dapat
dipertanggung jawabkan. Pertanggung
jawaban ini berdasarkan suatu ukuran /
kriteria tertentu sehingga investasi tersebut
dapat dipertanggung jawabkan. Kriteria
tersebut dinilai berdasarkan kinerja yang
dihasilkan oleh teknologi informasi
terhadap proses bisnis dan tujuan organisasi
secara keseluruhan.
Penelusuran
dan
pengawasan
implementasi dari strategi, pemenuhan
proyek yang berjalan, penggunaan sumber
daya, kinerja proses dan penyampaian
layanan dengan menggunakan kerangka
kerja seperti Balanced Scorecard yang
menerjemahkan strategi ke dalam tindakan
untuk
mencapai
tujuan
terukur
dibandingkan
konvensional.
dengan
akuntansi
Hubungan Fokus Area Tata Kelola TI
Tata Kelola Teknologi Informasi memiliki
5 area yang menjadi fokus, yaitu penyelarasan
strategis
(IT
Starategic
Alignment),
penyampaian nilai (IT Value Delivery),
manajemen
resiko
(Risk
Management),
manajemen sumber daya manusia (IT Resource
Management), dan pengukuran unjuk kerja
(performance Measurement). Manfaat dari 5
fokus area tersebut bisa dihasilkan bila TI
diimplementasikan
bersama-sama
dengan
peningkatan dalam bisnis, proses bisnis,
kompetensi bisnis dan prinsip kerja tiap individu
dalam perusahaan, serta perubahan-perubahan
yang dilakukan di dalam perusahaan itu sendiri.
Berikut Gambar hubungan TKTI dengan 5 fokus
area, pada Gambar 3.
Bussiness + IT
Strategic Alignment
Performance
Measurement
Risk
Management
Resource Management
Driver
Accountability
ITG
Value
Risk Mitigation
IT Value
Delivery
IT Strategic
Alignment
Stakeholder
ValueDriver
Outcome
IT Resource
Management
Risk
Management
Performance
Measurement
- Maintenaining
-Audit
-Evaluation
Waktu
Anggaran
Gambar 3 - Hubungan TKTI dengan 5 fokus
area
Bisnis dan IT mempunyai fungsi
sebagai pendukung bagi strategi alignment yang
nantinya akan menghasilkan sebuah value.
Dimana bisnis dan IT itu akan dapat
mendapatkan sebuah dorongan dari Resource
Management dan Risk Management yang
mempunyai fungsi sebagai driver dan dapat
menghasilkan
accountability.
Dimana
accountability tersebut dapat menghasilkan Risk
Mitigation yang dikenal sebagai outcome.
Accountability itu sendiri akan mempertanggung
jawabkan permasalahan-permasalahan dari Risk
Mitigation. Hubungan antara Risk Mitigation
dengan Value secara tidak langsung adalah
Indirect. Value yang telah dijelaskan di atas
tersebut dapat dilihat dari proyek. Dari
keseluruhan Area yang telah dijelaskan ini
dinilai
dari
Performance
Measurement.
Performance Measurement itu tergantung dari
anggaran
dan
waktu.
Dimana
cara
mengontrolnya anggaran dan waktu itu dengan
Maintananing, audit, dan evaluasi agar efektif
dan efisien.
Hubungan Cobit dengan Val IT
Menurut Campbell (2005, p.11) COBIT
merupakan suatu cara untuk menerapkan IT
Governance. COBIT berupa kerangka kerja
yang harus digunakan oleh suatu organisasi
bersamaan dengan sumber daya lainnya untuk
membentuk suatu standar yang umum berupa
panduan pada lingkungan yang lebih spesifik.
Secara terstruktur, COBIT terdiri dari
seperangkat control objectives untuk bidang
teknologi
informasi,
dirancang
untuk
memungkinkan tahapan bagi audit.
COBIT
merupakan
sekumpulan
dokumentasi dan panduan yang mengarahkan
pada IT governance yang membantu auditor,
manajemen, dan pengguna (user) untuk
menjembatani pemisah (gap) antara resiko
bisnis, kebutuhan kontrol, dan permasalahanpermasalahan teknis. COBIT dikembangkan
oleh IT Governance Institute (ITGI) yang
merupakan bagian dari Information Systems
Audit and Control Association (ISACA).
Adapun kerangka kerja COBIT secara
keseluruhan terdiri atas arahan seperti:
 Control objectves: terdiri atas 4 tujuan
pengendalian tingkat tinggi yang tercermin
dalam 4 domain.
 Audit guidelines: berisi 318 tujuan
pengendalian bersifat rinci.

Management guidelines: berisi arahan, baik
secara umum dan spesifik mengenai hal-hal
yang menyangkut kebutuhan manajemen.
Sedangkan VAL IT sebagai pelengkap
COBIT lebih fokus pada pengelolaan investasi
TI dan realisasi manfaat yang bisa didapatkan
perusahaan dari investasi TI (IT Governance
Institute, 2006).
Hubungan anatar VAL IT dan COBIT (IT
Governance Institute, 2006) dapat dilihat pada
Gambar berikut.
Gambar 4 - Hubungan VAL IT dan COBIT (IT
Governance Institute, 2006)
Dari Gambar 4 terlihat bahwa manfaat
dari investasi TI dapat diwujudkan dengan
mengikuti prinsip-prinsip dasar dalam proses
manajemen nilai yang dimungkinkan karena
adanya Key Management Practices yang berelasi
dengan COBIT dan hasilnya bisa diukur
menggunakan matriks kinerja setiap proses dan
VAL IT.
KESIMPULAN
Jadi perusahaan yang sudah memiliki
Teknologi Informasi tidak selamanya mereka
akan mengalami kemudahan, diperlukan adanya
maintenance secara berkala untuk bisa
memaksimalkan
penggunaan
Teknologi
Informasi. Karena manfaat dari investasi TI
dapat diwujudkan dengan mengikuti prinsipprinsip dasar dalam proses manajemen nilai
yang dimungkinkan karena adanya Key
Management Practices yang berelasi dengan
COBIT dan hasilnya bisa diukur menggunakan
matriks kinerja setiap proses dan VAL IT.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Philip L. 2005. A COBIT Primer.
USA : Sandia National
Cicero, Stenly, Takarendeng. 2008. Kajian
Keterlibatan
Unit
(Online)
(http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/125959-T749-Kajian%20keterlibatan-Literatur.pdf,
diakses 4 Maret 2013)
[ITGI] IT Governance Institute. 2006. COBIT
Mapping (Overview of International IT
Guidance). IT Governance Institute.
[ITGI] IT Governance Institute. 2007. COBIT
4.1
Framework,
Control
Objectives,
Management Guidelines, Maturity Models. IT
Governance Institute.
Surendro, Kridianto. 2009. Implementasi Tata
Kelola
Teknologi
Informasi.
Penerbit
Informatika. Bandung.
Van Grembergen W. 2004. Strategies for
Information technology Governance, IDEA
Group Publishing.
Download