Tung Desem dan Fadhil Hasan Beri Motivasi Entrepreneur di UB Dikirim oleh prasetya1 pada 06 April 2009 | Komentar : 0 | Dilihat : 3691 President Director Indef, M Fadhil Hasan Tung Desem Waringin, motivator ternama di Indonesia menggugah semangat seluruh peserta motivation training bussines revolution di gedung Widyaloka UB, Minggu (5/4). Ratusan peserta begitu antusias mengikuti acara yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian UB (Himatitan FTP UB) dalam salah satu rangkaian acara Himatitan Great Event ini. Dengan gayanya yang penuh semangat, Tung Desem menyampaikan kiat-kiat berbisnis yang tepat. Kepada hadirin ia mengungkap rahasia model-model bisnis yang terbukti telah mampu membawa kesuksesan para wirausahawan selama ini. Menurutnya, orisinalitas model usaha bukan satu-satunya modal sukses berbisnis. "Kita boleh-boleh saja mencontek bisnis tertentu, tapi menconteknya yang baik-baik saja", ungkapnya. Tung mengatakan bahwa ada tiga macam model bisnis yang selama ini dijalankan oleh pra wirausahawan. "Pertama asal bisnis, kedua bisnis tanggung, dan ketiga bisnis dahsyat", tuturnya. Bisnis model pertama memiliki rasio keberhasilan kecil karena biasanya dijalankan secara asal-asalan saja. Bisnis tanggung bersifat medioker, tiak kecil dan tidak besar, sehingga relatif aman dalam margin untung maupun rugi. "Sedangkan bisnis yang ketiga memiliki tingkat keberhasilan yang sangat tinggi, bekerjasamalah dengan yang terbaik", tuturnya. Kepada seluruh peserta training, Pelatih Sukses No. 1 di Indonesia versi Majalah Marketing ini menyampaikan 10 model hubungan bisnis yang terbukti ampuh. Pertama adalah B to C atau Bussines to Customer, yaitu penjualan langsung kepada konsumen. Kedua adalah model B to B atau Bussines to Bussines atau penjualan produk antar pebisnis. Ketiga yaitu model B to G, Bussines to Government, melakukan bisnis untuk memenuhi kebutuhan pemerintah. Keempat adalah B to P, Philanthropies and Charities, pebisnis kepada kelompok sukarelawan atau pendonor. Kelima adalah bisnis model B-B, model bisnis dengan mengambil alih kepemilikan usaha dari pemilik sebelumnya. Model keenam yaitu B to C2, bussines to Custmer Join Venture, yaitu bisnis yang dilakukan nelalui sistem jaringan berjenjang (MLM). Model yang ketujuh adalah B to B2, yaitu mengajak patungan antara beberapa pelaku usaha. Kedelapan adalah L to CBGP, yaitu bisnis dengan model sebagai intrapreneur di dalam suatau lembaga. Intrapreneur digaji berdasarkan kompensasi atas kuantitas kerja yang berhasil didapat dalam rentang waktu tertentu. Model kesembilan adalah L to CBGP, yaitu menciptakan lisensi atas suatu produk. Sedangkan yang terakhir adalah menjadi konsultan kepada para pelaku usaha lainnya. Setiap calon wirausahawan, menurut Tung harus memiliki goal bussines model. Poin-poinnya, pertama adalah usahanya memiliki nilai keuntungan dengan Return of Investment (ROI) sebesar 20% dari modal. Usaha tersebut juga memiliki prospek untuk terus berkembang di masa depan dan memiliki keunggulan bersaing yang jelas. "Jika suatu bisnis tidak menguntungkan, diganti saja manajemennya. Kalo tidak bisa berkembang, dijual saja usahanya. Jika sudah dijual tapi tidak ada yang beli, tutup saja", tuturnya. "Selanjutnya bisnis tersebut tetap jalan ada atau tidak ada kita", tambahnya. Terciptanya mindset model dalam bisnis juga penting. Umtuk itu, bisnis harus menciptakan kondisi dimana kita untung, partner dan konsumen juga untung. Selain menghasilkan banyak keuntungan, bisnis mestinya juga menyenangkan, memudahkan, dan mempercepat selain harus menjadi pemimpin pasar. Tung hari itu benar-benar melibatkan peserta dalam setiap materi yang disampaikannya. Sebagai contoh ia selalu memberi selingan yel-yel di antara materi-materinya. Terakhir ia memberikan bocoran rahasia bisnis yang paling utama. Menurutnya, kunci utama berbisnis bukan terletak pada kualitas produk maupun harga. "Kunci utama kesuksesan bisnis adalah penawaran", ungkapnya. Subsidi Sektor Riil Sementara itu, President Director Indef M Fadhil Hasan, menyampaikan bahwa dalam masa-masa krisis global seperti sekarang ini nyaris tidak ada negara yang mendapatkan efek negatif. Setiap negara juga telah mengambil kebijakan sendiri-sendiri terkait krisis yang tengah terjadi. "Untuk kita, terkait dengan subsidi lebih baik diberikan kepada sektor riil. Karena subsidi harusnya menimbulkan aktivitas perekonomian langsung di masyarakat", ungkapnya. "Jika hanya penurunan pajak, itu tidak langsung menimbulkan aktivitas perekonomian", tambahnya. Menurut Fadhil, pada saat krisis kali ini negara-negara di Asia lebih aman daripada negara-negara barat. Di samping tidak terlalu banyak terpengaruh oleh krisis sektor perumahan AS, negara-negara di Asia, termasuk Indonesia memiliki fundamental ekonomi domestik yang lebih kokoh. Pemenang Lomba Sementara itu, dalam lomba National Agroindustry Product Design Competition 2009 yang juga salah satu rangkaian Himatitan Great Event 2009, delegasi dari SMAN 3 Pamekasan menjadi juara pertama untuk kategori SMA. Dewi Ratna Diana Amelia, Eka Saptaria Nusanti, dan Ilham Vahlevi yang membawakan karya tulis dengan judul Dodol Syiwa: Sebuah Terobosan Baru Penyelamat Ekonomi Petani Madura menjadi yang terbaik menyisihkan 9 finalis lainnya. Juara kedua disabet oleh Astri Utami Wulandari, I'anatul Avifah, dan Zunanik Mufidah dari SMA Wachid Hasim Maduran Lamongan yang membawakan judul Desain Produk ORHAS (Organik Wahas). Sedangkan juara ketiga direbut oleh Aulya Marina, Rahaditya Dimas, Quritaayun Zendikia dari SMAN 1 Jember dengan judul karya tulis Pemanfaatan Kulit Durian Sebagai Selai dan Jeli. Untuk kategori perguruan tinggi, delegasi dari Fakultas Teknologi Pertanian Ipnstitut Pertanian Bogor (FTP IPB) menjadi yang terbaik. Mereka adalah Irene Wijaya, Suhendri, dan Mujiono yang mengetengahkan judul Pengembangan Produk Flower Leather dari Kelopak bunga Rosela sebagai Makanan Ringan yang Bersifat Fungsional. Juara kedua direbut oleh Malariantika Yulianggi, Rafni Akta Prasetya, dan Exsien Setyorini dari tuan rumah FTP UB yang membawakan judul Hot Shoyupia. Sedangkan juara ketiga diperoleh Lydia Wahyu K.A. dan Novita Indrianti dari FTP Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menyajikan judul Tahu Siap Saji Inovasi Produk Makanan yang Praktis, Bernilai Gizi Tinggi dan Ekonomis. [fjr]