8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1. Pengertian Komunikasi Massa Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, 2003:188), yakni: “Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people).” Definisi komunikasi massa yang lebih perinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Gerbner (1967): “Mass communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies (komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas di miliki orang dalam masyarakat industri.” 1 Adanya perkembangan yang pesat di bidang teknologi komunikasi seperti internet, newsgroup, mailing list, World Wide Web, televisi kabel multisaluran, dan perbincangan di radio dan televisi yang bersifat interaktif. 1 Elvinaro Ardianto, et.al., op.cit., hal.3. 9 Ciri-ciri media baru ini secara umum antara lain: a). Pengadaan informasi tidak sepenuhnya berada pada sumber informasi b). Kemampuan yang tinggi dalam pengiriman pesan-pesan melalui kabel dan satelit sehingga mengatasi hambatan komunikasi c). Proses komunikasi berjalan dua arah (inter-activity) antara sumber dan penerima. Artinya penerima dapat memilih, menjawab kembali, dan menukar informasi secara langsung d). Adanya kelenturan/flexibility dalam hal bentuk, isi dan penggunaan medium Sehubungan dengan hal tersebut, definisi tentang komunikasi massa juga mengalami perubahan; “Komunikasi massa adalah sebagian keterampilan, sebagian seni, dan sebagian ilmu. Sebagai keterampilan jika komunikasi massa meliputi teknik-teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera televisi, mengoperasikan tape recorder, atau mencatat ketika wawancara. Sebagai seni dalam pengertian meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti menulis naskah untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah atau menampilkan teras berita yang memikat bagi suatu kisah berita. 10 Sebagai ilmu dalam pengertian meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikembangkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik.” 2 2.1.2. Fungsi Komunikasi Massa Effendy (1993) mengemukakan fungsi komunikasi massa secara umum adalah: 3 1. Fungsi Informasi Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau penonton. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya. 2. Fungsi Pendidikan Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada penonton atau pembaca. Media massa melakukannya melalui drama, cerita, diskusi dan artikel. 3. Fungsi Mempengaruhi 2 3 Diringkas dari Riswandi, Ilmu komunikasi, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009, hal.104-105 Diringkas dari Elvinaro Ardianto, et.al., op.cit., hal.18-19. 11 Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk/editorial, features, iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan televisi ataupun surat kabar. 2.1.3. Proses Komunikasi Massa Dengan mengikuti formula Lasswell dapat dipahami bahwa dalam proses komunikasi massa terdapat lima unsur yang disebut komponen atau unsur dalam proses komunikasi, yaitu: 4 - Who (Siapa): Komunikator, orang yang menyampaikan pesan dalam proses komunikasi massa, bisa perorangan atau mewakili suatu lembaga, organisasi maupun instansi. - Says What (apa yang dikatakan): pernyataan umum, dapat berupa suatu ide, informasi, opini, pesan dan sikap, yang sangat erat kaitannya dengan masalah analisis pesan. - In Which Channel (melalui saluran apa): media komunikasi atau saluran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan komunikasi. - To Whom (kepada siapa): komunikan atau audience yang menjadi sasaran komunikasi. - With What Effect (dengan efek apa): hasil yang dicapai dari usaha penyampaian pernyataan umum itu pada sasaran yang dituju. 4 Elvinaro Ardianto, et.al., ibid., hal.29. 12 2.2. Televisi 2.2.1. Pengertian Televisi Televisi dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi yang sangat memuaskan. Hal ini disebabkan dua faktor. Faktor pertama adalah immediacy mencakup pengertian langsung dan dekat. Peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh khalayak pada saat peristiwa itu berlangsung. Faktor kedua adalah realism mengandung makna kenyataan. Ini berarti bahwa stasiun televisi menyiarkan informasinya secara audio dan visual dengan perantara mikrofon dan kamera apa adanya sesuai dengan kenyataan. 5 2.2.2. Sejarah Singkat Televisi Penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan akhir abad 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, serta penemuan Marconi pada tahun 1890. Paul Nipkow dan William Jenkins melalui eksperimennya menemukan metode pengiriman gambar melalui kabel (Heibert, Ungrait, Bohn, 1975:283). Televisi sebagai pesawat transmisi dimulai pada tahun 1925 dengan menggunakan metode mekanikal dari Jenkins. Pada tahun 1928 General Electronic Company mulai menyelenggarakan acara siaran televisi secara reguler. 5 Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, Kalam Indonesia, Jakarta, 2005, hal. 67 13 Pada tahun 1939 Presiden Franklin D.Roosevelt tampil di layar televisi. Sedangkan siaran televisi komersial di Amerika dimulai pada 1 September 1940. 2.2.3. Siaran Televisi di Indonesia Kegiatan penyiaran melalui media televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan Pesta Olahraga se-Asia IV atau Asean Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun (stasiun call) hingga sekarang (Effendy, 1993:54). Selama tahun 1962-1963 TVRI berada diudara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya. 2.2.4. Fungsi Televisi Fungsi televisi yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana hasil penelitian-penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi. 6 6 Diringkas dari Elvinaro Ardianto, et.al.,opcit hal.135-139. 14 2.2.5. Karakteristik Televisi a. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat . b. Berpikir dalam Gambar Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpiir dalam gambar (think in picture). Pertama adalah visualisasi, yakni menerjemahkan katakata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Kedua, yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. c. Pengoperasian Lebih Kompleks Pengoperasian televisi siaran lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang-orang yang terampil dan terlatih. 7 2.2.6. Kekuatan dan Kelemahan Televisi8 a. Kekuatan Televisi: 1). Efisiensi biaya, karena kemampuannya menjangkau khalayak yang sangat luas. 2). Dampak yang kuat, adanya tekanan pada indera penglihatan dan pendengaran. 3). Pengaruh yang kuat. 7 Diringkas dari Elvinaro Ardianto, et.al., ibid., hal.135-139. 8 Rosmawaty, Mengenal Ilmu Komunikasi, Widya Padjajaran, Jakarta, 2010, hal.126. 15 b. Kelemahan Televisi: 1). Biaya yang besar 2). Khalayak yang tidak selektif, kemungkinan menjangkau pasar tidak tepat. 3). Kesulitan teknis, tidak luwes dalam pengaturan teknis dan tidak dapat diubah begitu saja jadwalnya. 2.3. Televisi Satelit 2.3.1. Pengertian Televisi Satelit Televisi satelit adalah yang dipancarkan dengan cara yang mirip seperti komunikasi satelit, serta bisa disamakan dengan televisi lokal dan televisi kabel. Di banyak tempat di bumi, layanan televisi satelit menambah sinyal lokal yang kuno, menghasilkan jangkauan saluran dan layanan yang lebih luas, termasuk untuk layanan berbayar. 2.3.2. Sejarah Televisi Satelit Sinyal televisi satelit pertama disiarkan dari benua Eropa ke satelit Telstar di atas Amerika Utara pada tahun 1962. Satelit komunikasi geosynchronous pertama, Syncom 2 diluncurkan pada tahun 1963. Komunikasi satelit komersial pertama di dunia, disebut Intelsat I (disebut juga Early Bird), diluncurkan ke orbit pada tanggal 6 April 1965. 16 Satelit jaringan televisi nasional pertama, Orbita, dibuat di Uni Soviet pada tahun 1967. Satelit domestik Amerika Utara pertama yang memuat siaran televisi adalah geostasiun Anik 1 milik Kanada, yang diluncurkan pada tahun 1872.9 2.3.3. Teknis Penyiaran Televisi Satelit Televisi satelit adalah siaran televisi yang diproduksi oleh stasiun televisi milik pemerintah maupun swasta melalui satelit. Untuk menontonnya memerlukan antena parabola, dan sebuah alat penerima siaran satelit digital atau DVB. DVB adalah kependekan dari Digital Video Broadcasting (Penyiaran Video Digital). Hanya sinyal-sinyal digital yang bisa diterima dan diproses oleh peralatan elektronik ini sedangkan untuk sinyal analog, perlu penerima analog. Dewasa ini, kebanyakan program televisi satelit disiarkan dalam bentuk digital. Beberapa program adalah program pra-bayar sedangkan yang lainnya gratis. Siaran-siaran televisi ini diudarakan dalam berbagai bahasa. Untuk program berbahasa Inggris, bisa menonton CC televisi I9, NHK World, Al Jazeera, CNA (Channel News Asia), France 24, Euronews, DW televisi dan masih banyak lagi. Kualitas program televisi satelit yang disaksikan bergantung pada antena, alat penerima digital dan pesawat televisi. Jika menonton program televisi 9 id.wikipedia.org/wiki/Televisi_satelit, Sabtu 7 Mei 2011, 09.00 wib 17 menggunakan televisi layar datar, maka bisa menikmati gambar yang cerah dan suara yang jernih dari program-program televisi satelit. Saat ini, beberapa stasiun televisi seperti Luxe televisi, NHK World and kemungkinan besar Arirang televisi telah meluncurkan program dalam format HDTV. Kualitas gambar HDTV lebih baik daripada program standard televisi digital. memerlukan pesawat televisi HD untuk menonton siaran-siaran HDTV. Kebanyakan daripadanya sekarang diluncurkan dalam bentuk LCD televisi yang bobotnya ringan. Di samping itu, televisi layar datar atau layar LCD lebih efisien dalam hal konsumsi listrik. Siarannya membutuhkan sedikit energi listrik daripada layar tabung yang sebelumnya. Layar LCD lebih cocok untuk rumah-rumah yang ruangannya kecil. Program yang bisa disaksikan melalui penerima televisi satelit ada banyak. Program itu berupa musik, olah raga, berita dan siaran perjalanan, dapat menontonnya 24 jam, 7 hari seminggu. Siaran televisi satelit menyediakan cakupan penuh tentang kejadian-kejadian di seluruh dunia. Dengan menonton program televisi satelit, dapat memahami budaya dan tradisi orang-orang dari seluruh dunia. Kebanyakan siaran televisi satelit diudarakan oleh pemerintah-pemerintah asing dengan tujuan mempromosikan berbagai aspek kehidupan di masing-masing negara itu kepada penontonnya di seluruh dunia. 18 Di masa datang, televisi satelit akan lebih dominan daripada stasiun televisi lokal karena kualitas dan keanekaragaman siarannya yang ditawarkan kepada setiap penonton dengan gratis.10 2.4. Kepuasan Masyarakat Terhadap Media Massa 2.4.1. Pengertian Kepuasan Media Massa Teori penggunaan dan kepuasan atau uses and gratification theory disebut-sebut salah satu teori paling populer dalam studi komunikasi massa. Teori ini mengajukan gagasan bahwa perbedaan individu menyebabkan audien mencari, menggunakan dan memberikan tanggapan terhadap isi media secara berbeda – beda, yang disebabkan oleh berbagai faktor sosial dan psikologis yang berbeda diantara individu audien. 11 Pendekatan uses and gratification, dimana dalam sebuah perilaku media yang melibatkan penggunaan sebuah isi media oleh khalayak yang berakibat pada adanya terpaan dalam diri khalayak tersebut, bahwa dalam komunikasi (khususnya media massa) tidak mempunyai kekuatan yang dapat mempengaruhi diri khalayak. Inti uses and gratification theory adalah khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan 10 11 englishland.or.id/04-readings/051b-televisi_satelit.htm, Sabtu 7 Mei 2011, 09.15 wib Morissan, Andi Cory Wardhani, Farid Hamid, Teori Komunikasi Massa, Ghalia Indonesia, Bogor, 2010, hal 77 19 khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya, media yang mampu memenuhi kebutuhan khalayak disebut media yang efektif. Daftar uses (penggunaan) dalam penelitian ini menggunakan operasionalisasi menurut McQuail dan kawan-kawan yang menggunakan kategori-kategori sebagai berikut : 12 1). Pengalihan atau Hiburan (diversion) yaitu pelarian dari rutinitas dan masalah atau pelepasan emosi. 2). Hubungan personal yaitu manfaat sosial informasi (berita) dalam percakapan atau menggunakan media sebagai pengganti teman. 3). Identitas personal yaitu penguatan nilai atau penambah keyakinan dan pemahaman diri. 4). Pengawasn atau informasi (surveillance) yaitu informasi mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau informasi media membantu seseorang mencapai sesuatu. Sedangkan daftar gratification (kepuasan) dalam penelitian ini menggunakan operasionalisasi menurut Jay G. Blumler yang menggunakan kategori-kategori sebagai berikut :13 12 Denis McQuail, Sociology of Mass Communication, Penguin Books, 1972 dalam Morissan, Andi Cory Wardhani, dan Farid Hamid, Teori Komunikasi Massa, Ghalia Indonesia, Bogor, 2010, hal 78 13 J.G. Blumler, The Role of Theory in Uses and Gratification Studies, Communication Research 6, 1979 dalam Morissan, Andi Cory Wardhani, dan Farid Hamid, Teori Komunikasi Massa, Ghalia Indonesia, Bogor, 2010, hal 80 20 1). Kegunaan yaitu khalayak mendapatkan manfaat dari kegunaan media. 2). Kehendak yaitu keinginan khalayak menentukan konsumsi media. 3). Seleksi yaitu khalayak menggunakan media berdasarkan ketertarikan atau preferensinya. 4). Tidak terpengaruh hingga terpengaruh yaitu khalayak mampu memfilter tayangan media yang akan mempengaruhi apa yang mereka pikirkan dan kerjakan. 2.4.2. Pentingnya Kepuasan Media Massa Teori penggunaan dan kepuasan menjelaskan mengenai kapan dan bagaimana audien sebagai konsumen media menjadi lebih aktif atau kurang aktif dalam menggunakan media dan akibat atau konsekuensi dari penggunaan media itu. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Katz, Blumler dan Gurevitch menjelaskan mengenai asumsi dasar dari teori pengunaan dan kepuasan, yaitu :14 a). Khalayak dianggap aktif, artinya khalayak sebagai bagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunya tujuan. 14 Op Cit Hal : 78 21 b). Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengkaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak. c). Media Massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya, kebutuhan khalayaknya, kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan itu terpenuhi melalui konsumsi media massa amat bergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan. d). Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak. Artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasisituasi tertentu. e). Penilaian isi media ditentukan oleh audien. Inti teori penggunaan dan kepuasan adalah khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif itu terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Sehingga khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Khalayak aktif dan sangat selektif menerima setiap terpaan dari media massa yang sampai kepadanya dan ia tidak mau begitu saja menerima semua 22 terpaan itu. Khalayak aktif berkaitan dengan terpaan selektif. “Terpaan selektif artinya khalayak memilih media massa dan isi pesan yang mereka yakini paling sesuai dengan pandangan, pendapat dan pengalaman mereka.”15 Dengan kata lain, khalayak akan menggunakan media yang berguna bagi dirinya dan akan cenderung menghindari media yang kurang berguna bagi dirinya. Sehingga studi dalam bidang ini memusatkan perhatiannya pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratification) atas kebutuhan khalayak. 2.5. Khalayak / Audiens 2.5.1 Pengertian Khalayak Konsep “khalayak” (audience) dalam konteks komunikasi telah dikenal sejak jaman Yunani kuno. Pada masa itu pengertian khalayak menunjuk pada sekumpulan orang yang menonton suatu pertunjukan (misalnya drama atau pertandingan). Dengan demikian pengertian khalyak di sini adalah sekumpulan orang yang teroganisir pada waktu dan tempat tertentu, di mana masing-masing secara sukarela datang ke suatu tempat karena memiliki perhatian yang sama serta tujuan yang lebih kurang sama, yaitu ingin memperoleh hiburan. 15 Wright, C.R. 1985. Sosiologi Komunikasi Massa. Bandung. Remaja Rosda Karya, Hal : 134 23 2.5.2. Karakteristik Khalayak16 1). Khalayak sebagai penggarap informasi Pada dasarnya proses pengolahan informasi yang terjadi pihak penerima (khalayak) bersifat “selektif”. Pihak penerima pesan pada saat berhadapan dengan “bentuk informasi” tertentu akan melakukan “decoding” (pemecahan atau penginterpretasian kode). 2). Khalayak sebagai “problem solver” Dari pihak penerima pesan (khalayak), salah satu fungsi yang diharapkan dari penyebaran informasi melalui media massa adalah bahwa informasi tersebut mampu membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi. 3). Khalayak sebagai mediator Seorang warga khalayak setelah menerima informasi dari suatu medium kemungkinan besar akan kembali meneruskan informasi tersebut kepada orang lain. 4). Khalayak yang mencari pembela Seseorang memilih suatu medium tertentu dengan alasan bahwa informasi yang diperoleh dari medium tersebut mampu mendukung atau memperkuat keyakinannya. 5). Khalayak sebagai anggota kelompok 16 Diringkas dari Riswandi, op.cit., hal.139-143. 24 Sebagai makhluk sosial, seorang individu juga terikat oleh nilai-nilai kelompok yang diikutinya, baik secara formal maupun informal. 6). Khalayak sebagai kelompok Secara sosiologis masyarakat terdiri dari kelompokkelompok orang yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri bisa menyangkut ciri demografis seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan, suku bangsa dan bisa juga berdasarkan ciri-ciri nondemografis seperti nilai, hobi, orientasi, dan lain-lain. 7). Selera Khalayak Selera khalayak ini bisa menyangkut aspek-aspek jenis isi informasi, (misalnya informasi politik, ekonomi, sosial, budaya). 2.5.3. Karakteristik Audiens Komunikasi Massa Dalam komunikasi massa, penerima pesan adalah khalayak pendengar (listeners), khalayak pembaca (readers), dan khalayak penonton (viewers). Audiens komunikasi massa memiliki karakteristik sebagai berikut: 17 a). Audiens biasanya terdiri atas individu-individu yang memiliki pengalaman yang sama dan terpengaruh oleh hubungan sosial dan interpersonal yang sama. Individu-individu ini memilih 17 Elvinaro Ardianto, et.al., op.cit., hal.43. 25 produk media yang mereka gunakan berdasarkan kebiasaan dan atas kesadaran sendiri. b). Audiens berjumlah besar. Menurut Charles Wright, besar di sini dalam artian sejumlah besar khalayak yang dalam waktu singkat dapat dijangkau oleh komunikator komunikasi massa, di mana jumlah khalayak tersebut tidak dapat diraih bila komunikasi dilakukan secara tatap muka (face to face) c). Audiens bersifat heterogen, bukan homogen. Individuindividu dalam audiens mewakili berbagai kategori sosial. Meskipun beberapa media membidik audiens dengan karakteristik tertentu, masing-masing individu itu pun akan heterogen. d). Audiens bersifat anonim. Meskipun mengetahui karakteristik umum khalayaknya, komunikator biasanya tidak mengetahui identitas komunikannya dan pada siapa ia berkomunikasi. e). Audiens biasanya tersebar, dalam konteks ruang dan waktu. 2.5.4. Konsep Alternatif Tentang Khalayak18 a). Khalayak sebagai kumpulan penonton, pembaca, pendengar, dan penonton 18 Diringkas dari Riswandi, op.cit., hal.163-165. 26 Kumpulan inilah yang disebut sebagai audiens dalam bentuk yang paling dikenal dan menjadi perhatian seluruh penelitian media. Fokusnya adalah pada jumlah total orang yang dapat dijangkau oleh satuan isi media tertentu dan jumlah orang dalam karakteristik demografi tertentu yang penting bagi pengirim. b). Khalayak sebagai massa Audiens sebagai massa lebih menekankan pada ukurannya yang besar, heterogenitas, penyebaran, dan anonimitasnya serta lemahnya organisasi sosial dan komposisi yang selalu berubah dengan cepat dan tidak konsisten. c). Khalayak sebagai publik atau kelompok sosial Unsur penting dalam versi audiens ini adalah praeksistensi dari kelompok sosial yang aktif, interaktif, dan sebagian besar otonom yang sebagian besar dilayani oleh media tertentu, tetapi keberadaannya tidak tergantung pada media. d). Khalayak sebagai pasar Audiens sebagai pasar muncul sebagai akibat perkembangan ekonomi. Produk media merupakan komoditi atau jasa yang ditawarkan untuk dijual kepada sekumpulan konsumen tertentu yang potensial, bersaing dengan produk media lainnya. 27 2.6. Teori Uses And Gratification Dalam bukunya The Uses on Mass Communications: Current Perspectives on Gratification Research. Teori uses and gratifications milik Blumer dan Katz ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya, teori uses and gratifications mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya.19 Elihu Katz, Herbert Blumler, dan Michel Gurevitch menjelaskan mengenai asumsi dasar dari teori uses and gratifications, yaitu: 20 1). Khalayak dianggap aktif, artinya khalayak sebagai bagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan; 2). Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak; 3). Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media lebih 19 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hal.191-192. 20 Elvinaro Ardianto, et.al., op.cit., hal.74. 28 luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan; 4). Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak. Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasisituasi tertentu. 5). Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti terlebih dahulu orientasi khalayak. Teori uses and gratification lebih menekankan pada pendekatan manusiawi dalam melihat media massa. Artinya manusia itu mempunyai otonomi, wewenang untuk memperlakukan media. Blumer dan Katz percaya bahwa tidak hanya ada satu jalan bagi khalayak untuk menggunakan media. Sebaliknya, mereka percaya bahwa ada banyak alasan khalayak untuk menggunakan media. Menurut pendapat teori ini, konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana (lewat media mana) mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan berdampak pada dirinya. 21 ‘Teori Penggunaan dan Kepuasan’ atau uses-and-gratification, mengajukan gagasan bahwa perbedaan individu menyebabkan audien mencari, menggunakan dan memberikan tanggapan terhadap isi media secara berbeda-beda yang disebabkan berbagai faktor sosial dan psikologis yang berbeda di antara individu audien. 21 Nurudin, op.cit., hal.192 29 Teori ini menilai bahwa audien dalam menggunakan media berorientasi pada tujuan, bersifat aktif, sekaligus diskriminatif. Audien dinilai mengetahui kebutuhan mereka dan mengetahui serta bertanggung jawab terhadap pilihan media yang dapat memenuhi kebutuhan mereka tersebut. 22 Uses and gratification model meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain (atau keterlibatan pada kegiatan lain) dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan. Penelitian yang menggunakan uses and gratification model memusatkan perhatian pada kegunaan isi media untuk memperoleh gratifikasi atau pemenuhan kebutuhan. 23 Dengan ungkapan lain asumsi teori ini mengatakan bahwa orang sebenarnya aktif bahkan proaktif dan berorientasi pada tujuan (active, take proactive role and goal directed) membuat pilihan sesuai dengan apa yang menjadi orientasi, kebutuhan atau keinginannya. Orang aktif menentukan penggunaan media dalam kehidupannya. Teori ini digunakan untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh orang terhadap media (what the people do with mass media). Uses and Gratification merupakan salah satu bentuk efek sekunder karena meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan pengetahuan dan sikap) dan perubahan perilaku (menerima dan memilih).24 22 Morissan, op.cit., hal. Elvinaro Ardianto, et.al., op.cit., hal.74. 24 Nurudin, op.cit., hal.206-210. 23