PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak bumi di dunia. Namun, kebutuhan akan bahan bakar minyak yang semakin meningkat dengan adanya pertumbuhan ekonomi dan populasi menyebabkan produksi dalam negeri tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut (Sugiyono 2005), sehingga Indonesia mengimpor bahan bakar minyak. Oleh karena itu, diperlukan suatu energi alternatif yang dapat menggantikan penggunaan minyak bumi. Biodiesel merupakan salah satu alternatif solusi krisis sumber energi. Bahan bakar alternatif ini diproduksi dari minyak nabati dan lemak hewan dengan reaksi esterifikasi (Knothe et al. 2005). Beberapa bahan baku untuk pembuatan biodiesel ialah kelapa sawit; minyak kedelai, bunga matahari, jarak pagar; tebu; serta minyak kelapa. Bahan baku yang mempunyai prospek untuk diolah menjadi biodiesel di Indonesia adalah kelapa sawit dan jarak pagar (Prakoso & Hidayat 2005, Rahayu 2007). Akan tetapi, untuk daerah-daerah terpencil potensi kelapa lebih besar. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan minyak kelapa. Esterifikasi minyak kelapa untuk biodiesel diperoleh melalui proses transesterifikasi atau alkoholisis dengan katalis basa atau asam. Alkohol yang biasa digunakan dalam reaksi tersebut adalah metanol (Knothe et al. 2005). Metanol memiliki sifat racun yang tinggi (Saifudin & Chua 2004). Dalam hal ini penggunaan metanol dapat diganti dengan etanol yang lebih rendah toksisitasnya dan dapat diproduksi oleh masyarakat melalui fermentasi dari sumber pati yang mudah didapat seperti ubi kayu. Etanol yang digunakan diperoleh dari hasil distilasi minuman beralkohol yang biasa digunakan untuk mabuk. Katalis basa yang lazim digunakan ialah logam alkali alkoksida, NaOH, KOH, dan K2CO3 (Yoeswono et al. 2006). Hidrogen asam pada alkohol diambil oleh OH– dari katalis sehingga terbentuk alkoksida yang akan menyerang atom C pada gugus karbonil. Reaksi ini diikuti tahap eliminasi yang menghasilkan ester dan alkohol baru. Menurut Yoeswono et al. (2006), abu tandan kosong kelapa sawit dapat digunakan sebagai katalis pada transesterifikasi minyak kelapa sawit dan etanol. Abu tersebut memiliki kandungan kalium yang cukup tinggi sebagai K2CO3 sehingga sifat kebasaannya cukup tinggi. Penggunaan katalis ini kemungkinan dapat diganti dengan abu sabut kelapa. Kebasaan abu sabut kelapa dapat diketahui melalui uji alkalinitas secara titrimetri. Kebasaan dapat ditimbulkan oleh adanya logamlogam alkali dan alkali tanah, seperti logam kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan unsur logam lainnya. Penelitian ini bertujuan menentukan potensi abu sabut kelapa sebagai katalis reaksi, potensi etanol sebagai pengganti metanol, dan pengaruh penambahan air pada reaksi transesterifikasi. Kesempurnaan proses transesterifikasi dan kualitas ester ditentukan melalui penentuan bilangan penyabunan, bilangan asam, bilangan ester, dan asam lemak bebas. Diharapkan, penelitian ini dapat bermanfaat pada dunia bioenergi dalam hal studi pendahuluan potensi minyak kelapa sebagai sumber energi alternatif di daerah terpencil. TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Pohon kelapa termasuk jenis Palmae yang berumah satu dan merupakan tanaman monokotil. Pohon kelapa masuk ke dalam genus Cocos dan spesies cocos nucifera. Pohon kelapa bisa mencapai ketinggian 6-30 meter, bergantung pada variasinya. Pohon kelapa ditemukan di daerah tropis. Batang tanaman ini tumbuh lurus keatas dan tidak bercabang. Pohon kelapa dapat pula bercabang, namun hal ini merupakan keadaan yang abnormal, misalnya akibat serangan hama tanaman (Warisno 2003). Tanaman kelapa merupakan tanaman tahunan yang mempunyai sistem perakaran serabut, termasuk tanaman berdaun majemuk menyirip (menjari) dengan anak daun berbentuk pita (Warisno 2003). Komposisi kimia daging buah kelapa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain varietas pohon, keadaan pohon, dan umur buah. Kandungan lemak buah kelapa tergantung pada umur buah kelapa (Ketaren 1986). Pohon kelapa sering disebut pohon kehidupan karena sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia di seluruh dunia. Hampir semua bagian tanaman kelapa memberikan manfaat bagi manusia. Bahan baku yang biasa digunakan dalam pembuatan minyak kelapa murni atau biasa