BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori umum Teori yang mendasari untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran konsumen atas pengenaan pajak petambahan nilai dalam penelitian ini adalah teori pembelajaran sosial. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: A. Teori Pembelajaran sosial (Observational learning theory) – Presly & McCormick 1995 Cit Syah 2005 Didalam teori ini memandang tingkah laku manusia bukan semata-mata efleks otomatis dan stimulus (S-R bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif manusia itu sendiri.(Syah,2005). Menurut Psikolog Albert Bandura dan rekan-rekannya, bagian utama dari pembelajaran manusia terdiri atar belajar observasional, yang mana merupakan pembelajaran dengan cara melihat perilaku orang lain, atau model. Karena pendasarannya pada observasi terhadap orang lain-fenomena sosial-sudut pandang yang diambil oleh Bandura ini sering disebut dengan pendekatan kognisi sosial tentang belajar.(Bandura, 1999,2004 cit Feldman,2012). Santrock (2009), mengemukakan bahwa pembelajaran observasional adalah pembelajaran yang meliputi perolehan keterampilan, strategi dan keyakinan dengan cara mengamati orang lain. Wortman et al (2004) menyatakan bahwa melalui pembelajaran observasional kita peroleh representasi kognitif dari pola perilaku lainnya, yang kemudian dapat berfungsi sebagai model untuk perilaku kita sendiri. Teori kognitif sosial menyatakan bahwa banyak dari kebiasaan cara 11 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 kita menanggapi gaya kepribadian kita telah dipengaruhi oleh belajar observasional. Salah satu faktor yang mempengaruhi observational learning menurut Schunk (2004) yaitu status perkembangan, Peningkatan dan perkembangan, termasuk pemusatan perhatian yang lebih lama dan kapasitas untuk memproses informai yang semakin meningkat, menggunakan berbagai strategi, membandingkan kinerja dengan representasi ingatan, dan mengadopsi motivatormotivator intrinsik. 2. Teori Literatur A. Bauran Pemasaran Salah satu strategi yang berhubungan dengan kegiatan pemasaran perusahaan adalah marketing mix strategy yang didefinisikan oleh Kotler dan Armstrong (1997) yang menyatakan bahwa marketing mix as the set of controllable marketing variables that the firm bleads to produce the response it wants in the target market”. (Philip kotler & Gery Amstrong, 2006) Keberhasilan suatu perusahaan mencapai tujuan perusahaan sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam memasarkan produknya. Tujuan perusahaan untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya, berkembang dan mampu bersaing, hanya mungkin apabila perusahaan dapat menjual produknya serta mampu mengatasi tantangan dari para pesaing dalam pemasaran. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan atau laba perusahaan. Usaha ini hanya dapat dilakukan apabila perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan penjualannya melalui usaha mencari dan membina langganan serta usaha menguasai pasar. Tujuan pemasaran adalah merencanakan aktivitas-aktivitas pemasaran dan membentuk program yang terintregasi penuh menciptakan mengkomunikasikan, dan menghantarkan nilai kepada pelanggan. Kotler dan Keller (2009:23) mengklasifikasikan aktifitas-aktifitas ini sebaai sarana bauran pemasaran dari empat jenis yang luas, yang disebut empat P yaitu : Produk (produst), tempat http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 (place) dan promosi (promotion). Keempat unsur bauran pemasaran tersebut saling berhubungan dan berpengaruh satu sama lain, sehingga harus diupayakan untuk menghasilkan suatu kebijakan pemasaran yang bengarah kepada layanan efektif dan kepuasan konsumen. Jadi didalam bauran pemasaran terdapat variablevariabel yang saling mendukung satu dengan yang lainnya, yang kemudian oleh perusahaan yang digabugkan untuk memperoleh tanggapan-tanggapan yang diinginkan didalam pasar sasaran. Dengan perangkat tersebut perusahaan dapat mempengaruhi permintaan akan produknya. Bauran Pemasaran Produk Ragam produk kualitas Desain fitur Nama merk Kemasan Ukuran Layanan Jaminan pengembalian Harga Promosi Harga terdaftar Diskon Potongan harga Periode pembayaran Syarat kredit Promosi penjualan Periklanan Tenaga penjualan Hubungan masyarakat Pemasaran langsung Tempat Saluran Cakupan Pilihan Lokasi Persediaan Transportasi Gambar 2.1.2 Komponen empat P Bauran pemasaran Sumber : Phililip kotler (2008:22) B. Pajak 1. Pengertian Pajak Definisi mengenai pajak yang dikemukakan menurut para ahli dalam bidang perpajakan berbeda-beda, tetapi dari definisi tersebut mempunyai tujuan yang sama. Sebagai perbandingan, beberapa batasan-batasan atau definisi pajak dikemukakan oleh ahli pajak, diantaranya : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 Dalam pasal 1 angka 1 UU KUP 2007, pajak didefinisikan sebagai berikut : “Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.” Definisi pajak yang dikemukakan oleh S.I Djajadiningrat: “Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa tidak ada jasa timbal balik dari Negara secara langsung untuk memelihara kesejahteraan secara umum.” Definisi pajak yang dikemukakan oleh Dr. N. J. Feldmann (2014) : “Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terhutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran – pengeluranan umum. Definisi Pajak Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH., yaitu: “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan UndangUndang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”. Pengertian pajak tersebut kemudian dikoreksinya, dan berbunyi sebagai berikut: “Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment”. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 Definisi Pajak Prof. Dr. P. J. A. Adriani mengemukakan sebagai berikut: “Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (Undang-Undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”. Dari definisi pajak tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsurunsur sebagai berikut : 1. Pembayaran pajak harus berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya 2. Sifatnya dapat dipaksakan. Hal ini berarti pelanggaran atas aturan perpajakan akan berakibat adanya sanksi. 3. Pemungutan pajak dilakukan oleh negara baik pusat maupun daerah (tidak boleh dilakukan oleh swasta yang orientasinya adalah keuntungan) 4. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, digunakan untuk membiayai public investment. 5. Dalam pembayarannya pajak tidak ditunjukkan adaya kontraprestasi individual oleh pemerintah. 2. Fungsi Pajak Terdapat dua fungsi pajak yaitu fungsi budgetair (sumber keuangan Negara) dalam fungsi regularend (pengatur). a. Fungsi Budgetair (Sumber keuangan Negara) Pajak mempunyai fungsi budgetair, artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. Sebagai sumber http://digilib.mercubuana.ac.id/ keuangan Negara, 16 pemerintah berupaya memasukan uang sebanyak-banyaknya untuk kas Negara. Upaya tersebut ditempuh dengan cara ekstensifikasi maupun intensifikasi pemungutan pajak melalui penyempurnaan peraturan berbagai jenis pajak, seperti pajak penghasilan (PPh), Pajak pertambahan nilai (PPn), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan lain-lain. (Siti Resmi, 2014) b. Fungsi Regularend (Pengatur) Dalam buku (Siti Resmi, 2014) yang berjudul Perpajakan: Teori dan Kasus edisi 8 Buku 1 Pajak mempunyai fungsi pengatur, artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksankan kebijakan pemerintah dalam bidang social dan ekonomi serta mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar bidang keuangan. Beberapa contoh penerapan pajak sebagai fungsi pengatur adalah: - Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah. Pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) dikenakan pada saat terjadi transaksi jual beli barang mewah. Makin mewah suatu barang maka tarif pajaknya makin tinggi sehingga barang tersebut makin mahal harganya. Pengenaan pajak ini dimaksudkan agar rakyat tidak berlomba-lomba untuk mengkonsumsi barang mewah (mengurangi gaya hidup mewah). 1. Tarif pajak progresif dikenakan atas penghasilan dimaksudkan agar pihak yang memperoleh penghasilan tinggi memberikan kontribusi (membayar pajak) yang tinggi pula sehingga terjadi pemerataan pendapatan. 2. Tarif pajak ekspor sebesar 0% dimaksudkan agar para pengusaha terdorong mengekspor hasil produksinya dipasar dunia sehingga dapat memperbesar devisa Negara. 3. Pajak penghasilan dikenakan atas penyerahan barang hasil industry tertentu seperti industri semen, rokok, baja, dan lain-lain dimaksudkan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 agar terdapat penekanan produksi terhadap industri tersebut karena dapat mengganggu lingkungan atau menimbulkan polusi (membahayakan kesehatan). 4. Pembebasan pajak penghasilan atas sisa hasil usaha koperasi dimaksudkan untuk mendorong perkembangan koperasi di Indonesia. 5. Pemberlakuan tax holiday dimaksudkan untuk menarik investor asing agar menanamkan modalnya di Indonesia. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa fungsi pajak adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran Negara yang bersifat umum guna meningkatkan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, tidak salah jika kemajuan suatu Negara dapat dilihat dari penerimaan pajaknya. 3. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) a. Definisi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Menurut (Gustian Djuanda,2006) dalam bukunya yang berjudul Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas barang mewah menyatakan bahwa Pajak Pertambahan Nilai yaitu : “Pajak pertambahan nilai adalah nilai atas konsumsi dalam negeri yang dikenakan atas setiap tingkat barang kena pajak dan jasa kena pajak.”. Menurut Djoko Muljono, 2008 dalam bukunya yang berjudul “Pajak Pertambahan Nilai lengkap dengan undang-undang menyatakan bahwa definisi pajak pertambahan nilai adalah : “Pajak Pertambahan Nilai atau Value Added Tax merupakan pajak penjualan yang dipungut atas dasar nilai tambah yang timbul pada setiap transaksi. Nilai tambah adalah setiap tambahan yang dilakukan oleh penjual atas barang atau jasa yang dijual, karena pada prinsipnya setiap penjual menghendaki adanya tambahan tersebut yang bagi penjual merupakan keuntungan”. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 “Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak tidak langsung, yang pada akhirnya dikenakan kepada konsumen terakhir dari barang atau jasa kena pajak. Sedangkan mekanisme pengenaan PPN dilakukan oleh pengusaha kena pajak, dengan melakukan pemungutan, perhitungan, pembayaran dan melaporkan PPN pada setiap transaksi pada setiap bulannya”. (Djoko Muljono, 2008). Pajak pertambahan nilai menurut undang-undang No. 18 Tahun 2000 yang disempurnakan lagi dalam undang-undang no. 42 tahun 2009 adalah : “Pajak atas konsumsi Barang Kena Pajak(BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP) yang dilakukan didalam daerah Pabeaan itu sendiri merupakan wilayah territorial Indonesia”. Dengan demikian, Pajak Pertambahan Nilai bukan hanya dikenakan atas barang saja, melainkan juga atas jasa yang sesuai dengan dengan syarat-syarat yang terdapat dalam Undang-undang perpajakan. b. Pajak Pertambahan Nilai sebagai Pajak Pusat atau Pajak Negara Menurut Undang-undang Dasar 1945 pasal 23A ditentukan bahwa “Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan Negara diatur dengan undang-undang”. Undang-undang, dalam kalimat ini dapat berarti dengan suatu undang-undang atau peraturan perundangan lainnya dibawah undang-undang yang pembuatannya berdasarkan undang-undang. Dalam pemungutan pajak, dapat ditemukan adanya pemungutan yang berdasarkan Undang-undang, dan adapula yang berdasarkan peraturan daerah. Pajak yang dipungut dengan UU yang penerimaan pajaknya merupakan sumber penerimaan bagi anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) biasanya disebut juga sebagai pajak pusat atau pajak Negara. Pajak yang dipungut berdasarkan peraturan daerah yang merupakan sumber pembiayaan yang dimasukkan kedalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 disebut juga pajak daerah. Dalam pengelompokan ini, pajak pertambahan nilai dan pajak atas penjualan atas barang mewah yang dipungut berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983, yang merupakan sumber penerimaan yang tercantum dalam APBN, termasuk dalam pengertian Pajak Pusat atau Pajak Negara. c. Fungsi Pajak Pertambahan Nilai Menurut Muhammad rusjdi, 2006 dalam bukunya yang berjudul Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah edisi keempat, fungsi dari pajak pertambahan nilai yaitu: 1. Penerimaan Negara, Salah satu pemungutan pajak yang umum adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Fungsi ini disebut dengan fungsi Budgeter. Begitupula Pajak pertambahan nilai, sebagai sumber pembiayaan Negara, sebagaimana tercantum dalam Anggaran Pendapatan Pendapatan dan Belanja Negara. Sejak ditetapkan undang-undang Pajak Pertambahan nilai telah cukup berperan sebagai sumber penerimaan utama yang semakin meningkat baik jumlah maupun jumlah relatifnya dibandingkan dengan penerimaaan Negara lainnya. 2. Pemerataan Beban Pajak, PPN sering kali dikatakan sebagai tambahan atau koreksi untuk pajak penghasilan(PPh) mengadakan pengecualian subjek pajak, ada subjek pajak yang dibebaskan dari pengenaan pajak. Dengan diadakannnya PPN, subjek pajak yang terbebaskan pada PPh, secara tidak langsung menjadi penanggung pajak melalui konsumsi yang dilakukannya. Dengan demikian, beban pajak akan terbebani pada setiap orang, tanpa pengecualian, PPN dalam hal ini berperan sebagai alat untuk meratakan beban pajak. 3. Mengatur Pola Konsumsi, PPN sering disebut juga sebagai pajak atas konsumsi. Yang menjadi pemikul beban pajak ini adalah konsumen. Oleh karena itu, PPN dapat juga dijadikan alat untuk membentuk pola konsumsi dengan mengenakan pajak atas barang-barang tertentu, dan tidak http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 mengenakan pajak atas barang lainnya sesuai dengan yang diinginkan. Dengan demikian, pola konsumsi masyarakat diharapkan dapat dipengaruhi dan diarahkan. 4. Mendorong Ekspor, Untuk mendorong dan meningkatkan daya asing barang ekspor dipasaran luar negeri, tariff atas penyerahan ekspor ditetapkan sebesar 0%. 5. Mendorong Investasi, Dalam system pajak pertambahan nilai, pajak yang dibayarkan atas perolehan atau impor barang modal, dibebaskan/dapat diminta kembali. Pembebasan/pengembalian PPN barang modal diharapkan akan mendorong investasi. d. Karakteristik PPN di Indonesia Dalam buku yang berjudul “Perpajakan: Teori dan kasus” yang ditulis oleh Siti resmi, 2012, PPN di Indonesia memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh PPn, yaitu: 1. PPN merupakan Pajak Tidak langsung, maksudnya adalah : Secara ekonomis beban Pajak Pertambahan Nilai dapat dialihkan kepada pihak lain. Tanggung jawab pembayaran pajak yang terutang berada pada pihak yang menyerahkan barang atau jasa, akan tetapi pihak yang menanggung beban pajak berada pada penanggung pajak (pihak yang memikul pajak). 2. PPN merupakan Pajak Objektif, maksudnya : Timbulnya kewajiban membayar pajak sangat ditentukan oleh adanya objek pajak. Kondisi subjektif subjek pajak tidak dipertimbangkan. 3. Multi-Stage Tax, maksudnya : PPN dikenakan secara bertahap pada setiap mata rantai jalur produksi dan distribusi. 4. Non-Komulatif, maksudnya : PPN tidak bersifat komulatif, karena PPN mengenal adanya mekanisme pengkreditan pajak masukan. Oleh karena itu, PPN yang dibayar bukan merupakan unsur harga pokok barang atau jasa. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 5. Single Tariff , maksudnya : PPN Indonesia hanya mengenal satu jenis tarif yaitu 10% (sepuluh persen) untuk penyerahan dalam negeri dan 0% (nol persen) untuk ekpor barang kena pajak. 6. Credit Method/Invoice Method/Indirect Substruction Method, maksudnya: Metode ini mengandung pengertian bahwa pajak yang terutang diperoleh dari hasil pengurangan pajak yang dipungut atau pajak keluaran dengan pajak yang dibayar atau disebut pajak masukan. 7. Pajak atas konsumsi dalam negeri, maksudnya : Atas impor BKP dikenakan PPN sedangkan atas BKP tidak dikenakan PPN, prinsip ini menggunakan prinsip tempat tujuan yaitu pajak dikenakan ditempat barang atau jasa akan dikonsumsi. 8. Consumtion Type Value Added Tax: Dalam PPN Indonesia, Pajak Masukan atas pembelian dan pemeliharaan barang modal dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran yang dipungut atas penyerahan BKP dan atau JKP. e. Objek PPN Objek PPN dari waktu ke waktu mengalami perubahan dan cenderung semakin meluar cakupannya. Hal ini dapat dilihat dari awal mula diberlakukannya UU PPN yaitu tahun 1984, ada 6 (enam) objek PPN. Kemudian sejak tahun 1995 bertambah menjadi 8(delapan) objek PPN. Terakhir, dengan UU PPN Nomor 42 tahun 2009 bertambah menjadi 10(sepuluh) objek PPN. Berikut ini secara lengkap objek PPN dimaksud: 1. Objek PPN Pasal 4 UU PPN Penyerahan BKP didalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha. Contoh: PT. Semen baturaja menyerahkan semen kepada pembeli didalam negeri. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 a. Penyerahan JKP didalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha. Contoh: KPP sapto & rekan memberikan jasa konsultasi pajak kepada klien dalam negeri. b. Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah Pabeaan didalam daerah pabeaan. Contoh: PT. Cola-cola Indonesia menggunakan merek dagang milik cola-cola Corp. dari amerika serikat. c. Pemanfaatan JKP dari luar daerah Pabeaan di dalam daerah pabeaan. Contoh : PT. Garuda Indonesia menggunakan jasa manajemen perusahaan konsultan jerman. d. Import BKP, Contoh: PT. Astra Internasional mengimport mobil Toyota dari Jepang. e. Ekspor BKP Berwujud oleh PKP. Contoh : PT. Tekstil Indonesia melakukan ekspor tekstil ke Arab Saudi. f. Ekspor barang tidak berwujud oleh PKP. Contoh : PT. Batik keris Indonesia menyerahkan merek dagang “Batik Keris” kepada perusahaan yang berdomisili di Hongkong untuk bisa dimanfaatkan sebagai media pemasaran bati di Hongkong, PT. Batik Keris Indonesia menerima semacam royalty secara bulanan. g. Ekspor JKP oleh PKP. Contoh : PT. Megatika Internasional menyerahkan jasa perawatan/perbaikan peralatan pabrik pada perusahaan yang berdomisili di Vietnam. 2. Objek PPN Pasal 16c UU PPN Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak lain. Kegiatan membangun sendiri ini akan terutang PPN hanya jika (PMK-163/PMK.03/2012): - Dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan Orang pribadi/Badan yang bersangkutan. - Konstruksi utama untuk membangun terdiri dari kayu, beton, pasangan batu bata atau bahan sejenis, dan/atau baja; - Diperuntukan bagi tempat tinggal atau tempat kegiatan usaha; dan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 - Luas keseluruhan bangunan paling sedikit 200m2(dua ratus meter persegi). Terutang PPN setiap bulan selama kegiatan membangun sebesar 10% X DPP. DPP = 20% X jumlah biaya yang dikeluarkan dan yang dibayarkan untuk membangun bangunan, tidak termasuk harga perolehan tanah. 3. Objek PPN Pasal 16D UU PPN Penyerahan BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan untuk selanjutnya oleh penulis disebutkan secara singkat sebagai aktiva bekas oleh PKP kecuali atas penyerahan aktiva yang pajak masukannya tidak dapat dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c UU PPN. Pajak masukan tidak dapat dikreditkan sesuai dengan Pasal 9 ayat 8 (UU PPN): - Huruf b adalah perolehan atau yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha. - Huruf c adalah perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor berupa swdan dan station wagon, kecuali merupakan barang dagangan atau disewakan. Dengan demikian, Objek PPN Pasal 16D ini sangat luas cakupannya, diibaratkan semua penyerahan aktiva bekas terutang PPN tanpa persyaratan khusus (berbeda dengan ketenttuan UU PPN yang sebelumnya, ada persyaratan khusus). Hanya masih ada sedikit pengecualian yaitu pajak masukannya tidak dapat dikreditkan karena aktiva yang diperoleh tidak dipakai dalam aktifitas kegiatan usaha atau karena yang diperoleh berupa sedan/stasion wagon. Barang atau jasa sebagai objek dari Pajak Pertambahan nilai dapat dibedakan menjadi seperti berikut : Barang kena pajak, Jasa kena pajak Barang Kena Pajak Barang kena pajak adalah barang berwujud, yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa barang yang tidak bergerak atau barang yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 bergerak, dan barang yang tidak berwujud yang dikenakan pajak yang berdasarkan Undang-undang PPN. Dalam Pasal 1 Undang-undang PPN, pengertian barang kena pajak sbb: - Barang adalah barang berwujud, yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa barang bergerak, dan barang tidak berwujud. - Barang kena pajak adalah barang sebagaimana maksud dalam angka 2 yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-undang ini. - Penyerahan Barang kena pajak adalah setiap kegiatan penyerahan barang kena pajak sebagaimana dimaksud dalam angka 3. Barang berwujud adalah aktiva tetap, seperti kendaraan, mesin dan juga berupa persediaan baku, maupun barang jadi serta masih banyak lainnya, sedangkan barang kena pajak tidak berwujud diantara seperti Franchise, Lisensi, Merek Dagang, Hak paten, Hak cipta, dan berbagai hak-hak lainnya. Menurut pasal 4 Undang-undang PPN huruf a, Barang yang merupakan Objek PPN atau yang akan dikenakan PPN harus memenuhi persyaratan seperti berikut : 1. Barang berwujud yang diserahkan merupakan Barang kena pajak. 2. Barang tidak berwujud yang diserahkan merupakan barang kena pajak. 3. Penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaannya. 4. Penyerahan dilakukan di dalam daerah Pabean. Berbagai macam barang dipandang perlakuannya berkaitan dengan pengenaan PPN dapat digambarkan seperti Gambar 2.1 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 Gambar 2.1 Macam-macam barang Sumber : Djoko Muljono (2008:14) Barang tidak kena pajak Barang yang tidak dikenakan PPN dapat dikelompokan menjadi seperti berikut : 1. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya. Meliputi : Minyak mentah, gas bumi (tidak termasuk yang siap dikonsumsi langsung oleh masyarakat), panas bumi, asbes, batu tulis, batu setengah permata, batu bara sebelum diproses, bijih besi, bijih timah, dll. 2. Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak. Meliputi : beras, gabah, jagung, sagu, kedelai, garam, telur, susu, buahbuahan, sayur-sayuran. 3. Makanan dan minuman yang disajikan dihotel, restoran, rumah makan, warung dan sejenisnya. Merupakan makan dan/atau minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung dan sejenisnya, yang dikonsumsi ditempat maupun yang dibawa pulang (take away), untuk http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 menghindari pengenaan pajak berganda karena sudah merupakan objek pengenaan pajak daearah, termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau catering. 4. Uang, emas batangan, dan surat-surat berharga Jasa Kena Pajak (JKP) Menurut buku yang berjudul (TaxSys,2013), Pada dasarnya semua jasa merupakan Jasa Kena Pajak (JKP), kecuali yang dinyatakan lain oleh Undang-Undang PPN itu sendiri. Jasa kena pajak adalah setiap kegiatan pelayanan berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang/ fasilitas/ kemudahan/ hak tersedia untuk dipakai, termasuk menghasilkan barang berdasarkan pesanan dengan bahan dan petunjuk pemesan, yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang PPN. Diantaranya Jasa konsultan, jasa sewa, jasa konstruksi, jasa perantara, dsb: Jenis jasa yang tidak dikenai PPN adalah jasa tertentu dalam kelompok jasa sebagai berikut: a. Jasa pelayanan kesehatan medis; b. Jasa pelayanan sosial; c. Jasa pengiriman surat dengan perangko; d. Jasa keuangan; e. Jasa asuransi; f. Jasa keagamaan; g. Jasa pendidikan; h. Jasa kesenian dan hiburan; i. Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan; j. Jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara dalam negeri yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri; http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 k. Jasa tenaga kerja; l. Jasa perhotelan; m. Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum; n. Jasa penyediaan tempat parkir; o. Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam; p. Jasa pengiriman uang dengan wesel pos; 4. Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Tarif PPN menurut ketentuan Undang-Undang Dasar No.42 tahun 2009 pasal 7 : 1. Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (sepuluh persen). 2. Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas: Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud Ekspor Jasa Kena Pajak 3. Tarif Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berubah menjadi paling rendah 5% (lima persen) dan paling tinggi sebesar 15% (lima belas persen) sebagaimana diatur oleh Peraturan Pemerintah. 5. Pengusaha Kena Pajak Sebagai Pihak yang Menyetor dan Melaporkan PPN PPN memiliki peranan strategis dan signifikan dalam posisi penerimanaan negara dari sektor perpajakkan. Oleh karena itu para pengusaha di Indonesia wajib melaporkan usahanya agar segera dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP). Kewajiban melaporkan usaha tersebut harus dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya setelah bulan terjadinya jumlah penjualan barang atau jasa kena pajak melebihi Rp. 4.8 M sesuai dengan ketentuan PMK No.197/PMK.03/2013. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 Jika pengusaha tidak dapat mencapai Rp. 4.8 M maka pengusaha dapat langsung mencabut permohonan pengukuhan sebagai PKP. Dengan menjadi PKP pengusaha wajib memungut, menyetor, dan melaporkan PPN yang terutang. Dalam perhitungan PPN yang wajib disetor oleh PKP, disebut dengan pajak keluaran dan pajak masukan. Pajak keluaran ialah PPN yang dipungut ketika PKP menjual produknya, sedangkan pajak masukan ialah PPN yang dibayar ketika PKP membeli, memperoleh maupun membuat produknya. 6. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan Menurut Wikipedia, 2015, Pengetahuan adalah informasi yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menelusuri yang lantas melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Dimana informasi dan data sekedar berkemampuan untuk menginformasikan bahkan menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan berkemampuan untuk mengarahkan tindakan. Pada penelitian ini, akan diulas apakah pengetahuan atas pengenaan PPN terhadap produk bisnis online akan mempengaruhi keputusan konsumen untuk http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 membeli produk online dan apakah juga terdapat pengaruh pada tingkat kepercayaan konsumen untuk membeli produk online untuk kedua kalinya. 7. Pemahaman a. Pengertian Pemahaman Pemahaman didefinisikan proses berpikir dan belajar. Dikatakan demikian karena untuk menuju ke arah pemahaman perlu diikuti dengan belajar dan berpikir. Pemahaman merupakan proses, perbuatan dan cara memahami. Dalam Taksonomi Bloom, pemahaman adalah kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak dipertanyakan sebab untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal. Pemahaman dalam pembelajaran adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini ia tidak hanya hapal secara verbalitas, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan, maka operasionalnya dapat membedakan, menginterpretasikan, mengubah, menjelaskan, mempersiapkan, menyajikan, mendemonstrasikan, mengatur, memberi contoh, memperkirakan, menentukan, dan mengambil keputusan. Ranah kognitif menunjukkan adanya tingkatan-tingkatan kemampuan yang dicapai dari yang terendah sampai yang tertinggi. Dapat dikatakan bahwa pemahaman itu tingkatannya lebih tinggi daripada sekedar pengetahuan. Pengertian pemahaman menurut Anas Sudijono, adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan dan hafalan. Sedangkan menurut Yusuf Anas, yang dimaksud dengan pemahaman adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan yang sudah diingat lebih-kurang sama dengan yang sudah diajarkan dan sesuai dengan maksud penggunaannya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 Dari berbagai pendapat diatas, indikator pemahaman pada dasarnya sama, yaitu dengan memahami sesuatu berarti seseorang dapat mempertahankan, membedakan, menduga, menerangkan, menafsirkan, memerkirakan, menentukan, memperluas, menyimpulkan, menganalisis, memberi contoh, menuliskan kembali, mengklasifikasikan, dan mengikhtisarkan. Indikator pemahaman menunjukkan bahwa pemahaman mengandung makna lebih luas atau lebih dalam dari pengetahuan. Dengan pengetahuan, seseorang belum tentu memahami sesuatu yang dimaksud secara mendalam, hanya sekedar mengetahui tanpa bisa menangkap makna dan arti dari sesuatu yang dipelajari. Sedangkan dengan pemahaman, seseorang tidak hanya bisa menghapal sesuatu yang dipelajari, tetapi juga mempunyai kemampuan untuk menangkap makna dari sesuatu yang dipelajari juga mampu memahami konsep dari pelajaran tersebut. Pada penelitian ini, akan diulas apakah pemahaman atas pengenaan PPN terhadap produk bisnis online akan mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk online dan apakah juga akan berpengaruh pada tingkat kepercayaan konsumen untuk membeli produk online untuk kedua kalinya. 8. Kesadaran Kesadaran adalah sadar akan perbuatan. Sadar artinya merasa, tau atau ingat (kepada keadaan yang sebenarnya), keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali (dari pingsannya), siuman, bangun (dari tidur) ingat, tau dan mengerti, misalnya , rakyat telah sadar akan politik. Refleksi merupakan bentuk dari penggungkapan kesadaran, dimana ia dapat memberikan atau bertahan dalam situasi dan kondisi tertentu dalam lingkungan. Setiap teori yang dihasilkan oleh seorang merupakan refleksi tetang realitas dan manusia. Secara harfiah, kesadaran sama artinya dengan mawas diri (awareness). Kesadaran juga bisa diartikan sebagai kondisi dimana seorang individu memiliki kendali penuh terhadap stimulus internal maupun stimulus eksternal. Namun, kesadaran juga mencakup dalam persepsi dan pemikiran yang secara samar-samar disadari oleh individu sehingga akhirnya perhatiannya terpusat. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 Pada penelitian ini, akan diulas apakah kesadaran atas pengenaan PPN pada produk bisnis online akan mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk online dan apakah juga terdapat pengaruh pada tingkat kepercayaan konsumen untuk membeli produk online untuk kedua kalinya. 9. Bisnis On-line Internet Internet digunakan untuk mengirim informasi keseluruh pengguna internet di berbagai belahan dunia selama dua puluh empat jam, karena melibatkan clienserver yaitu progran sistem robot yang menjalankan beberapa komputer secara konstanta dan mengelola informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Menurut Bodnar dan william (2006), internet merupakan jalur elektronik yang terdiri dari berbagai standar dan protokol yang memungkinkan komputer di lokasi manapun untuk saling berkomunikasi. Sedangkan intranet adalah sarana kominikasi internal didalam Local Are Network yang mengadopsi berbagai protokol dan teknologi yang terkait dengan internet. Internet akan tampak sebagai intranet dalam arti karyawan dalam organisasi dapat mengakses respositori informasi perusahaan dengan yang sama mereka akan menggunakan untuk mengakses informasi lokal maupun di interlokal. Menurut situs wikipedia.org, Bisnis online dikenal dan digambarkan sebagai Perdagangan elektronik. “Perdagangan elektronik atau e-dagang (bahasa Inggris: Electronic commerce, juga e-commerce) adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, jaringan computer, apikasi dalam smartphone dan lainnya. E-dagang dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis”. (http://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis_online) Berikut ini adalah contoh website bisnis online yang dapat diakses melalui internet : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 Gambar tampilan website salah satu bisnis online di Internet Sumber : www.blibli.com Blibli.com, Toko Online Terlengkap & Terpercaya Dengan Beragam Produk Pilihan Serta Promo Menarik Sebagai salah satu pelopor online mall di Indonesia, Blibli.com hadir dengan beragam produk pilihan yang disertai promo istimewa & menarik setiap hari. Hari Senin, Blibli.com memiliki promo MONDAY MOM'S DAY. Beragam produk spesial untuk ibu serta buah hati akan hadir dengan diskon istimewa, khusus di hari Senin mulai pukul 00.00 hingga 23.59 WIB. RABU CANTIK, promo spesial untuk Anda, wanita Indonesia yang ingin tampil stylish dan tentunya cantik. Rabu cantik hadir setiap Rabu mulai pukul 00.00 hingga 23.59 WIB. Jangan lewatkan pula promo KAMIS GANTENG, 40 produk pilihan akan hadir ke hadapan Anda setiap hari Kamis, pukul 00.00 hingga 23.59 WIB. Tidak hanya itu, Kamis ganteng juga menghadirkan promo flash sale, dimana 5 produk mentereng dengan diskon gila-gilaan akan hadir bergantian selama 1 jam mulai pukul 10.00 WIB – 15.00 WIB. Untuk Shopping holic yang hobi belanja saat weekend, jangan lewatkan promo FUN WEEKEND DEAL (FWD). Promo ini http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 akan hadir ke hadapan customer dengan tema berbeda dan diskon istimewa mulai hari Jumat pukul 15.00 WIB hingga hari Minggu pukul 23.59 WIB. Selain beragam promo dan deals menarik yang hadir setiap harinya, Blibli.com sebagai online shopping mall juga berkomitmen memberikan pengalaman berbelanja online shop yang aman, nyaman, mudah, menyenangkan, dimana saja, dan kapan saja. Nikmati belanja online produk terlengkap di Blibli.com, dengan didukung metode pembayaran yang aman disertai sertifikasi VeriSign dan Credit Card Fraud Detection System. Tersedia pula fasilitas cicilan 0% selama 6 dan 12 bulan dari beragam bank pilihan serta gratis pengiriman ke seluruh wilayah Indonesia. Slogan dari situs ecommerce ini adalah “Blibli.com, Big Choices, Big Deals.” Sumber : www.blibli.com: diakses 13 November 2015 pukul 12:14 Gambar tampilan website Qoo10 salah satu bisnis online di Internet Sumber : www.Qoo10.com Qoo10 & Giosis adalah perusahaan gabungan yang dibentuk dengan eBay, dunia pasar online terbesar, menjadi pasar online terkemuka di Asia. Giosis menyediakan platform pasar online yang kuat yang memungkinkan pembeli menikmati pengalaman belanja yang sangat aman dan nyaman. Saat ini perusahaan beroperasi 7 pasar online lokal di 5 negara termasuk Jepang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 (http://www.qoo10.jp) dan Singapura (http://www.qoo10.sg) dan berencana untuk memperluas ke lebih banyak negara Asia dalam waktu dekat. Visi Qoo10.com adalah untuk menyatukan beragam pembeli dan penjual di seluruh dunia dan meningkatkan kehidupan dimana-mana dan akan berusaha untuk memberikan pengalaman belanja yang menyenangkan dan mendunia. Giosis saat ini memiliki kemitraan dengan berbagai perusahaan yang melibatkan layanan iklan, promosi, acara, pembayaran, dan pengiriman. Jika seller sedang mencari peluang kemitraan dengan Giosis, Sumber : http://www.qoo10.com/gmkt.inc/Company/AboutCompany.aspx: diakses 13 November 2015 pukul 12:37 Gambar tampilan situs elevenia salah satu bisnis online di Internet Sumber : www.elevenia.co.id www.elevenia.co.id, perusahaan gabungan antara XL Axiata dan SK Planet Sejalan dengan ambisi PT XL Axiata untuk memperluas itu bisnis dalam ruang digital dan keyakinan untuk kepentingan Indonesia untuk melakukan belanja online baik diponsel mereka maupun layar komputer mereka. Sebuah perusahaan baru bernama PT XL Planet didirikan terakhir 11 Juli 2013. Elevenia.co.id merupakan perusahaan gabungan antara PT XL Axiata, Tbk dan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 SK Planet dari Korea Selatan (pemilik www.11st.co.kr) dimana tujuannya adalah untuk mempersiapkan pasar online di Indonesia, sehingga lahirlah www.elevenia.co.id - Situs ini terbuka untuk penjual yang mengunjungi dan mendaftar melalui kantor penjual dan pasar online akan membuka secara resmi awal tahun depan. Situs ini terbuka untuk semua dan gratis untuk pendaftaran penjual, penjual yang mendaftar sebelum pembukaan resmi mendapatkan lebih banyak manfaat yang dapat mereka gunakan pada peluncuran. Saat ini elevenia memiliki tim sebanyak 150-orang yang kuat dengan individu dari berbagai latar belakang dan keahlian termasuk orang-orang yang mengalami e-commerce karyawan di Indonesia. Beberapa karyawan XL telah pindah ke usaha gabungan, bersama-sama dengan orang-orang dari 11st.co.kr yang membawa pengalaman panjang dan pengetahuan ke pantai Indonesia. elevenia.co.id sini sebagai jembatan bagi mereka yang selalu ingin diperbarui dengan tren terbaru, belanja menemukan, gadget dan layanan untuk beberapa yang bersedia untuk mengalami berbagai jenis belanja nama - melalui e-commerce. Tujuan situs ini adalan menginginkan orang-orang untuk menikmati surga belanja di www.elevenia.co.id. Sumber : http://www.elevenia.co.id: diakses 13 November 2015 pukul 13:06 Gambar tampilan website Lazada salah satu bisnis online di Internet Sumber : www. lazada.co.id http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 ONLINE SHOPPING MALL TERKEMUKA DI INDONESIA Lazada adalah perintis e-commerce dibeberapa Negara dengan pertumbuhan tercepat di dunia yang menawarkan pengalaman belanja online cepat, aman dan nyaman dengan produk-produk dalam kategori mulai dari fashion, peralatan elektronik, peralatan rumah tangga, mainan anak-anak dan peralatan olahraga. Lazada selalu berjuang untuk memberikan pelanggan yang terbaik termasuk pengembalian Lazada.co.id dengan gratis, terus menawarkan layanan memperluas beberapa konsumen dan jangkauan pilihan pembayaran, garansi produk komitmen. kami seperti kategori Fashion dan Jam Tangan Kami menawarkan pilihan kualitas produkter baik yang akan buyer temukan semua pada ujung jari saja. Belanja online di Indonesia tidak pernah semudah ini! Tetap terhubung dan dapatkan penawaran terbaru dan transaksi setiap harinya. Ingat, setiap hari adalah hari belanja di Lazada! Terakhir, lazada ingin menekankan bahwa kami lebih dari sekedar salah satu toko online e-commerce di Indonesia. Lazada.co.id adalah prioritas tertinggi lazada untuk menciptakan pengalaman belanja online terbaik untuk setiap pelanggan di Indonesia. Sumber : http://www.lazada.co.id: diakses 13 November 2015 pukul 13:32 9. Keputusan Membeli Keputusan pembelian konsumen merupakan suatu keputusan sebagai pemilikan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif (Sumarwan, 2003:289). Definisi lain keputusan pembelian adalah keputusan pembeli tentang merek mana yang dibeli (Kotler dan Amstrong,2008:181). Pengertian lain keputusan pembelian adalah keputusan konsumen mengenai preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan (Kotler dan Keler,2009:240). Untuk memahami pembuatan keputusan konsumen, terlebih dahulu harus dipahami sifat-sifat keterlibatan konsumen dengan produk atau jasa (Sutisna, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 2003:11). Memahami tingkat keterlibatan konsumen terhadap produk atau jasa berarti pemasar berusaha mengidentifikasi hal-hal yang menyebabkan seseorang merasa harus terlibat atau tidak dalam pembelian suatu produk atau jasa. Tingkat keterlibatan konsumen dalam suatu pembelian dipengaruhi oleh stimulus (rangsangan). Dengan perkataan lain, apakah seseorang merasa terlibat atau tidak terhadap suatu produk ditentukan apakah dia merasa penting atau tidak dalam pengambilan keputusan pembelian produk atau jasa. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa ada konsumen yang mempunyai keterlibatan tinggi dalam pembelian suatu produk atau jasa, dan ada juga konsumen yang mempunyai keterlibatan yang rendah atas pembelian suatu produk atau jasa (Sutisna,2003: 11). Jenis-Jenis Perilaku Keputusan Pembelian Perilaku keputusan pembelian sangat berbeda untuk masing-masing produk. Keputusan yang lebih kompleks biasanya melibatkan peserta pembelian dan pertimbangan pembeli yang lebih banyak. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:177), perilaku keputusan pembelian terbagi menjadi empat jenis, yaitu : 1. Perilaku pembelian kompleks Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks ketika mereka sangat terlibat dalam pembelian dan merasa ada perbedaan yang signifikan antar merek. Konsumen mungkin sangat terlibat ketika produk itu mahal, beresiko, jarang dibeli, dan sangat memperlihatkan eskpresi diri. Umumnya konsumen harus mempelajari banyak hal tentang kategori produk. Pada tahap ini, pembeli akan melewati proses pembelajaran, mula-mula mengembangkan keyakinan tentang produk, lalu sikap, dan kemudian membuat pilihan pembelian yang dipikirkan masak-masak. Pemasar produk yang memerlukan keterlibatan tinggi harus memahami pengumpulan informasi dan perilaku evaluasi yang dilakukan konsumen dengan keterlibatan tinggi. Para pemasar perlu membantu konsumen untuk membelajari atribut produk dan kepentingan relatif atribut tersebut. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 38 Konsumen harus membedakan fitur mereknya, mungkin dengan menggambarkan kelebihan merek lewat media cetak dengan teks yang panjang. Konsumen harus memotivasi wiraniaga toko dan orang yang memberi penjelasan kepada pembeli untuk mempengaruhi pilihan merek akhir. 2. Perilaku pembelian pengurangan disonansi (ketidaknyamanan) Perilaku pembelian pengurangan disonansi terjadi ketika konsumen sangat terlibat dalam pembelian yang mahal, jarang dilakukan, atau beresiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan antar merek. Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaknyamanan pasca pembelian ketika mereka mengetahui kerugian tertentu dari merek yang dibeli atau mendengar hal-hal menyenangkan tentang merek yang tidak dibeli. Untuk menghadapi disonansi semacam itu, komunikasi pasca penjualan yang dilakukan pemasar harus memberikan bukti dan dukungan untuk membantu konsumen merasa nyaman dengan pilihan merek mereka. 3. Perilaku pembelian kebiasaan Perilaku pembelian kebiasaan terjadi ketika dalam keadaan keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan merek. Konsumen hanya mempunyai sedikit keterlibatan dalam kategori produk ini, mereka hanya pergi ke toko dan mengambil satu merek. Jika mereka terus mengambil merek yang sama, hal ini lebih merupakan kebiasaan daripada loyalitas yang kuat terhadap sebuah merek. Konsumen seperti ini memiliki keterlibatan rendah dengan sebagian besar produk murah yang sering dibeli. Konsumen tidak secara ekstensif mencari informasi tentang merek, mengevaluasi karakteristik merek, dan mempertimbangkan keputusan tentang merek yang akan dibeli. Sebagai gantinya, konsumen menerima informasi secara pasif ketika merek menonton televisi atau membaca majalah. Pengulangan iklan menciptakan kebiasaan akna suatu merek dan bukan keyakinan merek. Konsumen tidak membentuk sikap yang kuat terhadap sebuah merek, mereka memilih merek karena terbiasa dengan merek tersebut, konsumen mungkin tidak mengevaluasi pilihan bahkan setelah melakukan pembelian. Oleh karena itu, proses pembelian melibatkan keyakinan merek yang dibentuk oleh http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 pembelajaran pasif, diikuti oleh perilaku pembelian, yang mungkin diikuti oleh evaluasi atau mungkin tidak. 4. Perilaku pembelian mencari keragaman Perilaku pembelian mencari keragaman dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen rendah, tetapi anggapan perbedaan merek yang signifikan. Dalam kasus ini, konsumen sering melakukan banyak pertukaran merek. Pemimpin pasar akan mencoba mendorong perilaku pembeli kebiasaan dengan mendominasi ruang rak, membuat rak tetap penuh, dan menjalankan iklan untuk mengingatkan konsumen sesering mungkin. Perusaahan penantang akan mendorong pencarian keragaman dengan menawarkan persepsi harga yang lebih murah, kesepakatan kupon khusus, sampel gratis, dan iklan yang menampilkan alasan untuk mencoba sesuatu yang baru. Keputusan pembelian diukur dengan indikator (Goenadhi,2011:159): menarik perhatian. 10. Kepercayaan konsumen untuk membeli produk online yang kedua kalinya. Kepercayaan telah mendapat banyak perhatian penelitian dan telah diidentifikasi sebagai suatu kunci penggerak kesuksesan e-commerce (Jarvenpaa & Staples, 2000). Konsumen yang telah memiliki kepercayaan terhadap suatu produk/ merek, akan menimbulkan minat pembelian terhadap produk/ merek tersebut. Kepercayaan menurut Mayer et al. (2007) merupakan kesediaan satu pihak untuk menerima risiko dari tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya. Indikator kepercayaan terdiri dari kemampuan, niat baik dan integritas pemasar, serta emosi konsumen. Penelitian lain mengenai keputusan pembelian tidak hanya dilakukan pada produk, tetapi juga pada jasa. Beberapa faktor yang ikut mempengaruhi kepercayaan diantaranya ada risiko dan harga. Kedua faktor ini dalam perdagangan di internet menjadi suatu http://digilib.mercubuana.ac.id/ 40 pertimbangan yang dominan bagi konsumen (Gefen et al., 2003). Risiko dianggap lebih tinggi daripada perdagangan fisik karena terbatasnya kontak fisik konsumen terhadap produk, sehingga konsumen tidak dapat melakukan pengawasan kinerja produk sebelum melakukan pembelian. Dalam perdagangan online kepercayaan berperan mengurangi masalah spesifik risiko yang mungkin ditemui oleh konsumen dalam melakukan pembelian secara online(Luhman, 1988). B. Tinjauan Penelitian Sebelumnya Penelitian ini mengenai pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Tabel 2.8.1 menunjukan penelitian terdahulu mengenai pengenaan pajak pertambahan nilai. Tabel 2.8.1 Tabel Penelitian sebelumnya Peneliti Judul Penelitian Nur Imaniyah dan Bestari Dwi handayani (2008) Pengaruh penghasilan dan pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB di kelurahan Tegalrejo kota Pekalongan 1. Penghasilan wajib pajak 2. Pengetahuan perpajakan 3. Kepatuhan membayar PBB Arief Rachman, Rindah Febriana suryawati, dan Gita Arsy Harwida (2008) Pengaruh Pemahaman,kesadaran, serta kepatuhan Wajib pajak PBB terhadap keberhasilan penerimaan PBB dikecamatan kota Sumenep kabupaten Sumenep 1. Pemahaman wajib pajak 2. Kesadaran wajib pajak 3. Kepatuhan wajib pajak 4. Keberhasilan penerimaan PBB McEnally and Do perceived time brown (1998) pressure, life cycle stage Variabel 1. Belanja Online di pengaruhi oleh factor http://digilib.mercubuana.ac.id/ Kesimpulan 1. Penghasilan Wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan membayar PBB 2. Pengetahuan Wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan membayar PBB. 1. Pemahaman wajib pajak tidak berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan PBB 2. Kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan PBB 3. Kepatuhan wajib pajak tidak berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan PBB Pada penelitian ini disimpulkan bahwa dalam 41 dalam Lee (2007) and demographic characteristics affect the demand for convenience? Yohana Retno Triyantoro (2012) Analisis sikap konsumen atas pembelian melalui toko online dan pengaruhnya terhadap niat pembelian. (Studi kasus : pembelian peralatan / perlengkapan bayi dan balita) Chen dan Dubinsky (2003) A conceptual model of perceived customer value in e-commerce: A preliminary investigation Hery Suwondo Model pemajakan ecommerce (pembelajaran dari Jepang dan Australia) Fakultas ilmu social dan ilmu politik universitas Indonesia (2006) kenyamanan. konteks belanja online, 2.Pengelompokan kenyamanan dibentuk atas dua dimensi yaitu waktu Siklus umur, Variabel demografi dan energy. Dimensi waktu 3.Presepsi waktu dan biasanya ditunjuk pada tekanan luas pada keterbatasan waktu yang kenyamanan produk. dimiliki konsumen. Sikap Konsuen atas 1. Risk Averseness tidak pembelian melalui memiliki pengaruh toko online terhadap sikap konsumen 2. Convisience orientation berpengaruh terhadap sikap konsumen 3. Impluse tendency tidak berpengaruh pada sikap konsumen 4. Sikap berpengaruh pada niat pemberlian 1. Kualitas produk Penelitian ini menemukan 2. Keinginan membeli hubungan negative antara nilai yang dipresepsikan atas kualitas produk dan nilai yang dipresepsikan dalam keinginan membeli secara online. Mereka saling memberi dukungan negative antara nilai yang dipresepsikan atas kualitas produk dengan nilai yang dipresepsikan atas resiko. System Perpajakan, ecomerce http://digilib.mercubuana.ac.id/ 1. Model serta pengawasan pihak otoritas perpajakan di Jepang telah lebih maju dalam melakukan pengawasan atas transaksi e-commerce. 2. Model pemajakan atas transaksi e-commerce yang dilakukan oleh Negara Jepang yang dapat diterapkan pemerintah Indonesia diantaranya adalah : Pembentukan gugus tugas khusus yang diberi nama PROTECT (Professional for Ecommerce Taxion) 3. Model Pemajakan atas 42 transaksi E-commerce yang dilakukan oleh pemerintah Australia diantaranya adalah mengantisipasinya penghindaran pajak atas transaksi E-commerce, mengatur pembentukan harga dimana semua pelaku bisnis e-commerce yang melakukan penyerahan di Australia harus mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku, dan memberikan penegasan atas Permanent Estabilishment. Niki (2015) Pengaruh Pengetahuan, Pemahaman, Kesadaran pengenaan Pajak pertambahan nilai pada produk online pada barang kena pajak terhadap pola konsumsi konsumen (Studi kasus pada swalayan) 1. 2. 3. 4. 5. Pengetahuan PPN Pemahaman PPN Kesadaran PPN Barang Kena Pajak Pola konsumsi 1. Pengetahuan PPN tidak berpengaruh terhadap pola konsumsi konsumen 2. Pemahaman PPN berpengaruh terhadap pola konsumsi konsumen 3. Kesadaran PPN berpengaruh terhadap pola konsumsi konsumen Sumber : Berbagai jurnal nasional dan internasional C. Rerangka Pemikiran Rerangka pemikiran pada penelitian ini menjelaskan bahwa Pengaruh Pengetahuan, Pemahaman dan Kesadaran atas pengenaan pajak pertambahan nilai pada produk bisnis online terhadap keputusan dan kepecayaan konsumen. Pajak pertambahan nilai merupakan aspek yang penting dalam meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak. Berdasarkan uraian diatas maka alur pemikiran peneliti dalam penelitian adalah sebagai berikut : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 43 Gambar 2.3 Rerangka Pemikiran Pengetahuan Pengenaan atas pajak pertambahan nilai (PPN) pada produk bisnis online (X1) Keputusan konsumen untuk membeli (Y1) Pemahaman Pengenaan atas pajak pertambahan nilai (PPN) pada produk bisnis online (X2) Kepercayaan konsumen (Y2) Kesadaran Pengenaan atas pajak pertambahan nilai (PPN) pada produk bisnis online (X3) D. Pengembangan Hipotesis 1. Pengaruh Pengetahuan pengenaan atas pajak pertambahan nilai (PPN) pada produk online terhadap keputusan konsumen untuk membeli. Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. (Wikipedia.com, 2015) Pengetahuan akan peraturan dan ketentuan pajak atas konsumsi yang dikenakan oleh setiap konsumen penikmat produk online diharapkan akan membatu meningkatkan penerimaan pajak Negara. Menurut Yuli, dkk (2012) Informasi yang dimiliki oleh wajib pajak akan mempengaruhi mereka terhadap kepatuhan wajib pajak. Semakin banyak informasi yang merkea ketahui maka akan membantu mereka untuk bias memberikan tanggapan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Yuli, dkk (2012) diperoleh hasil bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan pajak. Sehingga dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 44 H1: Pengetahuan atas pengenaan PPN terhadap produk online berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk membeli produk online. 2. Pengaruh pemahaman pengenaan atas pajak pertambahan nilai (PPN) pada produk bisnis online terhadap keputusan konsumen untuk membeli produk online. Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan merupakan penalaran dan penangkapan makna tentang peraturan perpajakan. Masyarakat hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, karena untuk memenuhi kewajiban perpajakannya, pembayar pajak harus mengetahui tentang pajak terlebih dahulu. Dengan adanya pemahaman pajak yang baik, masyarakat akan lebih mengerti pentingnya membayar pajak dan manfaat apa yang dapat dirasakan langsung maupun tidak langsung. Pada penelitian ini, pemahamanan atas pengenaan PPn pada produk online akan diuji apakah berpengaruh pada tingkat keputusan konsumen untuk membeli. Maka dari uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H2 :Pemahaman atas pengenaan pajak pertambahan nilai pada produk online berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk membeli. 3. Pengaruh Kesadaran Pengenaan atas pajak PPN pada produk bisnis online terhadap keputusan pembelian. Kesadaran adalah kesadaran akan perbuatan. Sadar artinya merasa, tau atau ingat (kepada keadaan yang sebenarnya), keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali (dari pingsannya), siuman, bangun (dari tidur) ingat, tau dan mengerti, misalnya , rakyat telah sadar akan politik. Irianto (2005) menguraikan beberapa bentuk kesadaran dalam mendorong wajib pajak untuk membayar pajak. Pertama, kesadaran atas pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan negara. Dengan menyadari hal ini, wajib pajak mau membayar pajak karena merasa tidak dirugikan dari pemungutan pajak yang dilakukan. Kedua, kesadaran bahwa penundaan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 45 pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak berdampak pada kurangnya sumber daya finansial yang dapat mengakibatkan terhambatnya pembangunan negara. Ketiga, kesadaran bahwa pajak diterapkan dengan undang-undang yang dapat dipaksakan. Wajib pajak akan membayar pajak karena pembayaran pajak disadari memiliki landasan hukum yang kuat dan merupakan kewajiban mutlak setiap warga negara. Kesadaran pengenan atas PPN pada produk online disini merupakan hal yang patut dicermati, karena pada dasarnya apabila omset dari perusahaan yang menjual barang kena pajak / jasa kena pajak sudah melebihi 4.8 miliar, perusahan tersebut wajib mengenakan PPN pada setiap produk yang dijualnya. Pada fenomena seperti ini customer pun akan sadar dengan adanya pengenaan pajak saat mereka berbelanja di situs ecommerce, dengan demikian penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut : H3 :Kesadaran atas pengenaan pajak pertambahan nilai pada produk online berpengaruh terhadap keputusan dan kepercayaan konsumen. 4. Pengaruh Pengetahuan pengenaan atas pajak pertambahan nilai (PPN) pada produk online terhadap Kepercayaan konsumen. Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli produk online diperlukan beberapa pertimbangan antara risiko dan besarnya harga yang dibayar jika produk yang dipesan tidak sesuai dengan barang yang diterima. Ketika konsumen memiliki pengetahuan bahwa terdapat PPN pada barang yang mereka beli pada situs ecommerce tersebut, konsumen akan mempertimbangkan kembali untuk memutuskan membeli barang tersebut dan membeli lagi pada toko online yang sama. Semakin tinggi kepercayaan konsumen, akan meningkatkan keputusan pembeliannya, meskipun semakin tinggi tingkat risiko yang mungkin muncul dan semakin tinggi harga yang harus dibayarkan konsumen. Sehingga beberapa faktor yang tadinya dipertimbangkan tidak lagi berpengaruh jika tingkat kepercayaan konsumen sudah terbangun. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 46 H4: Pengetahuan atas pengenaan PPN terhadap produk online berpengaruh terhadap Kepercayaan konsumen. 5. Pemahaman pengenaan atas pajak pertambahan nilai (PPN) pada produk online terhadap Kepercayaan konsumen. Kepercayaan merupakan keyakinan satu pihak mengenai maksud dan perilaku pihak yang lainnya. Menurut kutipan Morgan dan Hunt(2006) mendefinisikan kepercayaan sebagai suatu kondisi ketika salah satu pihak yang terlibat dalam proses pertukaran yakin dengan keandalan dan integritas pihak yang lain. Dari kutipaan tersebut juga menjelaskan bahwa kepercayaan adalah kesediaan atau kerelaan untuk bersandar pada rekan yang terlibat dalam pertukaran yang diyakini. Kerelaan merupakan hasil dari sebuah keyakinan bahwa pihak yang terlibat dalam pertukaran akan memberikan kualitas yang konsisten, kejujuran dan bertanggung jawab. Pada penelitian ini, pemahamanan atas pengenaan PPn pada produk online akan diuji apakah berpengaruh pada tingkat kepercayaan konsumen untuk membeli. Maka dari uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut H5: Pemahaman atas pengenaan PPN terhadap produk online berpengaruh terhadap Kepercayaan konsumen. 6. Kesadaran pengenaan atas pajak pertambahan nilai (PPN) pada produk online terhadap Kepercayaan konsumen. Kesadaran mempengaruhi keputusan pembelian dan kepercayaan pelanggan terhadap suatu produk. Dimana pelanggan lebih memiliki persepsi sendiri-sendiri. Contohnya seperti pelanggan yang lebih mengutamakan produk yang mereka perhatikan pada lingkungan atau kualias mutu dari pada harga, pengenaan pajak atau risiko yang akan diperolehnya. Dari sini produk yang memiliki criteria tersebut memiliki pelanggan yang fanatik terhadap merknya. Sehingga pelanggan cenderung memilih merk yang sudah terbiasa dipakai dibandingkan merk lain meskipun harganya lebih mahal dan produk tersebut dikenakan pajak. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 47 Pada penelitian ini, kesadaran atas pengenaan PPn pada produk online akan diuji apakah berpengaruh pada tingkat kepercayaan konsumen untuk membeli. Maka dari uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut H6: Kesadaran atas pengenaan PPN terhadap produk online berpengaruh terhadap Kepercayaan konsumen. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 48 Contents BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Kajian Pustaka ................................................................................................ 11 A. 1. Teori umum ................................................................................................. 11 2. Teori Literatur ............................................................................................. 12 B. Tinjauan Penelitian Sebelumnya .................................................................... 40 C. Rerangka Pemikiran ....................................................................................... 42 D. Pengembangan Hipotesis ................................................................................. 43 http://digilib.mercubuana.ac.id/