BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Persaingan dalam dunia bisnis semakin kuat seiring dengan kondisi
perekonomian yang membaik. Hal ini dikarenakan setiap perusahaan berusaha
untuk dapat mencapai tujuan perusahaan yaitu dengan meningkatkan kemakmuran
pemilik serta pemegang saham melalui peningkatan dari nilai perusahaan. Nilai
perusahaan sangat penting karena mencerminkan kinerja perusahaan yang dapat
mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Nilai perusahaan yang
dimaksud merupakan sejumlah harga yang bersedia dibayarkan oleh investor jika
perusahaan tersebut akan dijual.
Nilai perusahaan dapat mencerminkan aset yang dimiliki oleh perusahaan
dan semakin tinggi nilai perusahaan maka perusahaan akan memiliki citra yang
semakin baik. Nilai perusahaan sering dikaitkan dengan harga saham, sehingga
semakin tinggi harga saham maka akan semakin tinggi pula nilai perusahaan dan
sebaliknya. Harga saham merupakan harga yang terjadi pada saat saham
diperdagangkan di pasar.
Perusahaan yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang baik.
Salah satunya, pandangan nilai perusahaan bagi kreditur. Bagi pihak kreditur nilai
perusahaan berkaitan dengan liquiditas perusahaan, yaitu perusahaan dinilai
mampu atau tidaknya mengembalikan pinjaman yang diberikan oleh pihak
1
2
kreditur. Apabila nilai perusahaan tersirat tidak baik maka investor akan menilai
perusahaan dengan nilai rendah.
Namun terkadang perusahaan tidak berhasil untuk meningkatkan nilai
perusahaan. Hal tersebut dapat dikarenakan ketika pihak manajemen bukanlah
pemegang saham. Ketika pemegang saham mempercayakan pengelolaan kepada
pihak lain, para pemilik mengharapkan pihak manajemen akan berjuang sekuat
tenaga untuk meningkatkan nilai perusahaan, yang akhirnya akan meningkatkan
nilai kemakmuran pemegang saham. Para pemegang saham membayar jasa
profesional pihak manajemen untuk mengedepankan kepentingan pemegang
saham, yaitu kesejahteraan pemegang saham. Agency theory menyatakan berbeda,
pihak manajemen bisa saja bertindak mengutamakan kepentingan dirinya (Jensen
& Meckling, 1976 dalam Apriada, 2013). Oleh karena itu terjadilah konflik antara
pemegang saham dengan pihak manajemen.
Ketidak berhasilan tersebut juga dapat disebabkan oleh tidak cermatnya
pihak manajemen mengaplikasikan faktor-faktor yang dapat memaksimalkan nilai
perusahaan. Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor eksternal maupun faktor
internal dari perusahaan. Faktor eksternal yang dapat memaksimalisasi nilai
perusahaan berupa tingkat bunga, fluktuasi nilai valas, dan keadaan pasar modal.
Namun nilai perusahaan juga dapat turun karena faktor eksternal tersebut.
Misalnya keadaan krisis ekonomi yang terjadi tahun 1999 yang mengakibatkan
tidak lakunya saham di bursa efek. Tidak lakunya saham sebuah perusahaan dapat
mengakibatkan turunnya nilai perusahaan bagi perusahaan yang sudah go public.
Sedangkan faktor internal yang dapat memaksimalisasi nilai perusahaan berupa
3
keputusan pendanaan, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, pertumbuhan,
pembayaran pajak, profitabilitas. Variabel-variabel dalam faktor internal tersebut
dapat dikendalikan oleh perusahaan.
Terdapat banyak faktor-faktor yang dapat menentukan nilai perusahaan.
Dalam dunia bisnis saat ini, masalah pendanaan sangat berpengaruh terhadap
berlangsungnya suatu perusahaan. Untuk mengantisipasinya, manajer keuangan
harus berhati-hati dalam menentukan struktur modal yang tepat dan diharapkan
dapat meningkatkan nilai perusahaan. Struktur modal merupakan perbandingan
antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal sangat
penting bagi perusahaan karena akan berhubungan dan berpengaruh terhadap
besarnya risiko yang ditanggung oleh pemegang saham dan besarnya tingkat
pengembalian atau tingkat keuntungan yang diharapkan. Dengan kata lain,
seandainya perusahaan mengganti modal sendiri dengan menggunakan hutang,
atau sebaliknya apakah harga saham akan mengalami perubahan atau tidak.
Sehingga dengan struktur modal yang tepat, tujuan utama perusahaan untuk
meningkatkan nilai perusahaan dapat tercapai.
Struktur modal yang menunjukkan perbandingan antara total hutang
terhadap modal sendiri dapat diukur menggunakan debt to equity ratio (DER).
DER dapat menunjukkan tingkat risiko pada suatu perusahaan. Semakin tinggi
DER, maka akan semakin tinggi juga risiko yang mungkin terjadi dalam
perusahaan, karena pendanaan perusahaan dari unsur hutang lebih besar daripada
modal sendiri. Namun penggunaan hutang juga memiliki keuntungan yang
diperoleh dari pajak, karena bunga hutang adalah pengurangan pajak.
4
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hermuningsih (2013)
menyatakan
bahwa
adanya
hutang
bagi
perusahaan
dapat
membantu
mengendalikan penggunaan dana kas secara berlebihan dan bebas oleh pihak
manajemen, sehingga struktur modal juga memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan. Meidiawati dan Mildawati (2016), Manopo dan Arie
(2016) mengemukakan hal yang sama, yang menyatakan bahwa ada hubungan
positif dan signifikan antara struktur modal dengan nilai perusahaan. Namun
Ogolmagai (2013) menyatakan sebaliknya, dikatakan bahwa struktur modal
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
Ukuran perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan.
Karena semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah
pula perusahaan memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat internal
maupun eksternal. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hermuningsih
(2012), menyatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai hubungan yang positif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun penelitian yang dilakukan oleh
Dewi dan Wirajaya (2013), Manoppo dan Arie (2016) serta Meidiawati dan
Mildawati (2016) menyatakan sebaliknya, nilai perusahaan tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.
Nilai perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh besar kecilnya profitabilitas
yang dihasilkan oleh perusahaan. Weston dan Coveland (1992) dalam
Hermuningsih (2012) mendefinisikan profitabilitas sejauh mana perusahaan
menghasilkan laba dari penjualan dan investasi perusahaan. Apabila profitabilitas
perusahaan baik maka para stakeholder yang terdiri dari kreditur, supplier, dan
5
juga investor akan melihat sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan laba dari
penjualan dan investasi perusahaan. Jika kinerja perusahaan baik maka hal
tersebut dapat pula meningkatkan nilai perusahaan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Wirajaya (2013),
Manoppo dan Arie (2016) serta Meidiawati dan Mildawati (2016) menunjukkan
bahwa profitabilitas memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hal tersebut berarti bahwa setiap kenaikan profitabilitas akan selalu
diikuti dengan kenaikan nilai perusahaan. Namun penelitian yang dilakukan oleh
Moniaga (2013), profitabilitas memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap
nilai perusahaan.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang menunjukkan adanya gap
mengenai pengaruh variabel independen yaitu struktur modal, profitabilitas, dan
ukuran perusahaan (size) terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan antara
penelitian satu dengan penelitian lain, yang ditunjukkan pada tabel research gap
sebagai berikut:
6
Tabel 1.1
Research Gap Penelitian Terdahulu
Penelitian Terdahulu
Variabel
Independen
Variabel
Dependen
Hermuningsi
h
Dewi dan
Wirajaya
(2012)
(2013)
Struktur
Modal
Berpengaruh
Berpengaruh
Berpengaruh
Profitabilitas
Berpengaruh
Berpengaruh
Tidak
Berpengaruh
Berpengaruh
Tidak
Berpengaruh
-
-
-
Tidak
Berpengaruh
Nilai
Perusahaan
Size
Struktur Biaya
Moniaga
Ogolmagai
(2013)
(2013)
Manoppo
dan Arie
Meidiawati
dan
Mildawati
(2016)
(2016)
Tidak
Berpengaruh
Berpengaruh
Berpengaruh
-
Berpengaruh
Berpengaruh
-
Tidak
Berpengaruh
Tidak
Berpengaruh
-
-
-
Sumber : Disarikan dari berbagai jurnal
Perusahaan manufaktur merupakan salah satu jenis perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Manufaktur adalah suatu cabang industri yang
mengartikan mesin, peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk
mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual (id.wikipedia.org).
Manufaktur ada dalam segala bidang sistem ekonomi. Dalam ekonomi pasar
bebas, manufakturing biasanya selalu berarti produksi secara masal untuk dijual
ke pelanggan untuk mendapatkan keuntungan.
Data empiris nilai rata-rata dari variabel nilai perusahaan (Tobin’s Q)
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014 dapat dilihat
pada Tabel 1.2 sebagai berikut:
7
Tabel 1.2
Rata-rata Nilai Perusahaan (Tobin’s Q)
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2014
Variabel
Tobin’s Q
2011
3,029
2012
4,459
2013
3,828
2014
3,457
Sumber : BEI, data diolah
Berdasarkan Tabel 1.2, dapat terlihat rata-rata Tobin’s Q perusahaan
manufaktur tahun 2011 sampai dengan 2014 berfluktuatif dimana pada tahun
2012 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 dari 3,029 menjadi 4,459.
Namun, pada tahun 2013 terjadi penurunan Tobin’s Q yaitu 14,14 persen dari
4,459 menjadi 3,828. Pada tahun 2014 terjadi penurunan Tobin’s Q yaitu sekitar
9,69 persen dari 3,828 menjadi 3,457. Penurunan nilai perusahaan (Tobin’s Q)
akan menciptakan persepsi negatif investor terhadap kinerja perusahaan yang akan
berdampak pada keputusan para investor, sehingga perusahaan harus berusaha
meningkatkan nilai perusahaannya.
Berdasarkan Tabel 1.2 diatas dapat disimpulkan fenomena yang menarik
dalam penelitian ini bahwa nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q saat
mengalami penurunan pada tahun 2013 dan 2014, menunjukkan bahwa
perusahaan manufaktur di Indonesia harga sahamnya ada kecenderungan
menurun. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena adanya kenaikan rasio struktur
modal (DER), struktur modal yang dilakukan secara tidak cermat akan
menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi, yang selanjutnya
dapat berakibat pada rendahnya profitabilitas perusahaan. Dengan tingkat hutang
8
yang tinggi bisa mengakibatkan nilai perusahaan akan menurun karena
perusahaan dapat beresiko mengalami kebangkrutan. Berdasarkan kondisi ini,
maka peneliti tertarik untuk meneliti sejauh mana profitabilitas dan size
berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui struktur modal.
Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil penelitian
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan cenderung tidak
konsisten atau berbeda antara peneliti yang satu dengan peneliti yang lain.
Dengan adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian ini maka peneliti tertarik
untuk mengujinya kembali.
Penelitian ini merupakan replikasi dari Hermuningsih (2012) yang
membahas tentang pengaruh profitabilitas, size terhadap nilai perusahaan dengan
struktur modal sebagai variabel intervening. Selain itu, profitabilitas dan ukuran
perusahaan (size) memiliki peran penting dalam struktur modal yang pada
akhirnya dapat memaksimalkan nilai perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk
memberikan bukti empiris mengenai pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan
(size) terhadap nilai perusahaan dengan struktur modal sebagai variabel
intervening. Struktur modal yang diproksikan dengan DER sebagai variabel
intervening yaitu untuk memediasi hubungan antara variabel eksogen dengan
variabel endogennya. DER sebagai proksi dari struktur modal perusahaan
diharapkan dapat memperkuat pengaruh antara ROE sebagai proksi dari
profitabilitas dalam mempengaruhi nilai perusahaan (Tobin’s Q). Selain itu DER
sebagai proksi dari struktur modal diharapkan dapat memperkuat pengaruh ukuran
perusahaan (size) dalam mempengaruhi nilai perusahaan (Tobin’s Q).
9
Objek penelitian ini adalah laporan keuangan yang telah diaudit tahun
2011-2014 dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2011-2014. Pada penelitian sebelumnya menggunakan sampel
perusahaan yang masuk kategori LQ45 dan terdaftar di BEI tahun 2006-2010,
sedangkan pada penelitian ini periode pemilihan sampel yaitu tahun 2011-2014.
Periode 2011-2014 dipilih karena merupakan periode yang belum pernah
disajikan sebagai bahan penelitian sejenis serta memberikan gambaran terkini
keuangan dari sebuah perusahaan.
Berdasarkan uraian permasalahan dan adanya perbedaan hasil penelitian
tersebut mendorong peneliti untuk menyusun skripsi dengan judul “PENGARUH
PROFITABILITAS, SIZE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN
STRUKTUR MODAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2011-2014)”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, dapat diketahui
bahwa terdapat dua permasalahan. Permasalahan pertama adanya fenomena gap
yang dapat dilihat pada Gambar 1.2 diatas, dapat disimpulkan research problem
dalam penelitian ini bahwa nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q saat
mengalami
penurunan
selama
periode
penelitian,
menunjukkan
ada
kecenderungan bahwa perusahaan manufaktur di Indonesia harga sahamnya ada
kecenderungan menurun. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena adanya
10
kenaikan rasio struktur modal (DER) yang terjadi selama tahun 2011-2014.
Dengan tingkat hutang yang tinggi pada struktur modal bisa mengakibatkan nilai
perusahaan akan menurun karena perusahaan dapat beresiko mengalami
kebangkrutan. Permasalahan yang kedua yaitu adanya ketidak konsistensian hasil
penelitian antara peneliti yang satu dengan yang lain.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
akan muncul pertanyaan yaitu:
1) Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014?
2) Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014?
3) Bagaimana pengaruh size terhadap struktur modal pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014?
4) Bagaimana pengaruh size terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014?
5) Bagaimana pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014?
6) Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan melalui
struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2011-2014?
7) Bagaimana pengaruh size terhadap nilai perusahaan melalui struktur modal
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014?
11
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penulisan
1.3.1. Tujuan Penelitian
1) Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.
2) Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.
3) Untuk menganalisis pengaruh size terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.
4) Untuk menganalisis pengaruh size terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.
5) Untuk menganalisis pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.
6) Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan
melalui struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
tahun 2011-2014.
7) Untuk menganalisis pengaruh size terhadap nilai perusahaan melalui
struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2011-2014.
1.3.2. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang dikemukakan di atas, maka penelitian
ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak, antara lain:
1) Bagi Perusahaan
12
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan solusi terkait
dengan permasalahan mengenai profitabilitas, size, struktur modal dan
nilai perusahaan.
2) Bagi Investor
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai input informasi terkait dengan
pengambilan keputusan di dalam investasi sehingga investor dapat
mengambil keputusan secara efektif dan efesien..
3) Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
referensi maupun acuan bagi mahasiswa maupun pembaca untuk
melakukan penelitian di waktu yang akan datang.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Dalam bab ini membahas variabel penelitian dan definisi operasional.
Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas dimana terdapat hubungan antara
dua variabel atau lebih. Hubungan dalam penelitian ini merupakan hubungan
kausal yaitu sebab akibat, dimana ada variabel eksogen (bebas) yaitu variabel
yang mempengaruhi dan variabel endogen (terikat) yaitu variabel yang
dipengaruhi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada empat variabel
yang terdiri dari dua variabel endogen, dua variabel eksogen. Variabel
endogennya yaitu nilai perusahaan dan struktur modal. Variabel eksogennya yaitu
profitabilitas dan ukuran perusahaan (size).
3.1.1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2015). Dalam penelitian ini
variabel yang digunakan ada dua jenis variabel, yaitu variabel endogen (terikat)
dan variabel eksogen (bebas).
47
48
3.1.1.1.
Variabel Endogen (Variabel Terikat)
Variabel endogen adalah variabel yang mempunyai anak panah menuju
kearah variabel tersebut. Variabel yang mencakup di dalamnya adalah mencakup
variabel perantara dan tergantung/terikat. Variabel perantara endogen mempunyai
anak panah yang menuju ke arahnya dan dari arah variabel tersebut dalam suatu
model diagram jalur, yang dijadikan variabel perantara adalah struktur modal (Z).
Sedangkan variabel tergantung/terikat mempunyai anak panah yang menuju ke
arahnya, yang dijadikan variabel tergantung/terikat adalah nilai perusahaan (Y),
(Kusumajaya, 2011).
3.1.1.2.
Variabel Eksogen (Variabel Bebas)
Variabel-variabel eksogen dalam model jalur ialah semua variabel yang
tidak ada penyebab-penyebab eksplisitnya atau dalam diagram tidak ada anakanak panah menuju ke arahnya, selain pada bagian kesalahan pengukuran,
(Kusumajaya, 2011). Dalam penelitian ini yang dijadikan variabel eksogen
adalah: profitabilitas (X1) dan size (X2).
3.1.2.
Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penjelasan definisi dari variabel yang telah
dipilih oleh peneliti. Definisi operasional dapat didasarkan pada satu atau lebih
sumber atau referensi, dengan disertai alasan yang mendasari penggunaan definisi
yang dimaksud. Setelah didefinisikan, variabel penelitian harus dapat diukur
menurut kaidah atau ukuran yang lazim diterima secara akademis.
49
3.1.2.1. Variabel Dependen
3.1.2.1.1.
Nilai Perusahaan
Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu nilai perusahaan. Nilai
perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan terbuka, yang sering
dikaitkan dengan harga saham (Sujoko dan Soebiantoro, 2007 dalam Ayuningtyas
dan Kurnia, 2013). Bagi perusahaan yang menerbitkan saham di pasar modal,
harga saham yang diperjualbelikan di bursa merupakan indikator nilai perusahaan.
Nilai perusahaan dapat diukur dengan Tobin’Q yang merupakan rasio yang
membandingkan nilai pasar saham perusahaan dengan nilai buku ekuitas
perusahaan (Smithers dan Wright, 2000 dalam Hermuningsih, 2012). Pengukuran
Tobin’Q dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Q=
𝑬𝑴𝑽+𝑫
𝑬𝑩𝑽+𝑫
...............................................................................(1)
Dimana:
Q
= Nilai Perusahaan
D
= Nilai buku dari total hutang
EMV = Nilai Pasar dari ekuitas
EBV
= Nilai buku dari ekuitas
EMV (Equity Market Value) diperoleh dari hasil perkalian harga
saham penutupan dengan jumlah saham yang beredar. EBV (Equity Book Value)
diperoleh dari selisih total aset dengan total kewajiban.
50
3.1.2.2. Variabel Independen
3.1.2.2.1.
Profitabilitas
Profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba atau keuntungan dengan menggunakan sumber-sumber yang
dimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal, atau penjualan perusahaan (Sudana,
2011). Variabel profitabilitas dapat dirumuskan sebagai berikut:
Return On Equity (ROE)
ROE =
𝑳𝑨𝑩𝑨 𝑩𝑬𝑹𝑺𝑰𝑯
𝑴𝑶𝑫𝑨𝑳 𝑺𝑬𝑵𝑫𝑰𝑹𝑰
.....................................................(2)
Return On Equity (ROE) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang
dimiliki perusahaan. Rasio ini penting bagi pihak pemegang saham untuk
mengetahui efektivitas dan efisiensi pengelolaan modal sendiri yang dilakukan
oleh pihak manajemen perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin
efisien penggunaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen
perusahaan.
3.1.2.2.2.
Ukuran Perusahaan (Size)
Ukuran perusahaan adalah skala untuk menentukan besar kecilnya suatu
perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan beberapa cara, antara lain
total aktiva, total penjualan, dan jumlah karyawan yang bekerja di perusahaan
(Purwanto, 2004 dalam Wihardjo, 2014). Ukuran perusahaan dalam penelitian ini
51
dihitung dengan menggunakan logaritma natural dari total aktiva, sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut (Hermuningsih, 2012):
Size = Logarithm natural (Ln) of Total Assets ......................................(4)
3.1.2.3. Variabel Intervening
3.1.2.3.1.
Struktur Modal
Variabel intervening yaitu variabel yang menghubungkan pengaruh
antara variabel dependen dengan variabel independen. Variabel intervening dalam
penelitian termasuk dalam variabel endogen. Variabel intervening dalam
penelitian ini yaitu struktur modal. Struktur modal adalah perimbangan jumlah
utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham
preferen dan saham biasa yang dipergunakan oleh perusahaan (Sartono, 1990).
Struktur modal dapat diukur dengan rasio perbandingan antara total hutang
terhadap modal sendiri yang biasa disebut debt to equity ratio (DER). Menurut
Brigham dan Houston (2009) dalam Meidiawati dan Mildawati (2016) DER dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
DER =
𝑻𝑶𝑻𝑨𝑳 𝑯𝑼𝑻𝑨𝑵𝑮
𝑻𝑶𝑻𝑨𝑳 𝑴𝑶𝑫𝑨𝑳
............................................................... (5)
DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage
(penggunaan hutang) terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki
perusahaan. Total debt merupakan total liabilities (baik hutang jangka pendek
maupun jangka panjang) sedangkan total shareholder’s equity merupakan total
modal sendiri (total modal saham yang disetor dan laba yang ditahan) yang
52
dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur modal dari
total pinjaman (hutang) terhadap total ekuitas yang dimiliki perusahaan.
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka definisi operasional variabel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu nilai perusahaan, profitabilitas, size, dan
struktur modal dapat diringkas pada tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
No
1
Nama
Variabel
Definisi Variabel
Nilai
Nilai
perusahaan
Perusahaan merupakan persepsi
investor
terhadap
(Y)
perusahaan terbuka,
yang sering dikaitkan
dengan harga saham.
2
Profitabilit
as (X1)
Profitabilitas
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan
laba
atau
keuntungan
dengan menggunakan
sumber-sumber yang
dimiliki perusahaan,
seperti aktiva, modal,
atau
penjualan
perusahaan.
Indikator
Q=
(𝑬𝑴𝑽+𝑫)
(𝑬𝑩𝑽+𝑫)
Sumber
Hermuningsih
, 2012
Nilai perusahaan dapat diukur dengan
Tobin’s Q. Tobin’s Q merupakan rasio yang
memandingkan
nilai
pasar
saham
perusahaan dengan nilai buku ekuitas
perusahaan. EMV diperoleh dari hasil
perkalian harga saham penutupan dengan
jumlah saham yang beredar. EBV diperoleh
dari selisih total asset dengan total
kewajiban.
ROE=
𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡
𝐌𝐨𝐝𝐚𝐥 𝐒𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢
Profitabilitas
dalam
penelitian
ini
diproksikan melalui ROE (Return On
Equity). ROE menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba setelah
pajak dengan menggunakan modal sendiri
yang dimiliki perusahaan. Rasio ini penting
bagi pihak pemegang saham untuk
mengetahui
efektivitas
dan
efisiensi
pengelolaan modal sendiri yang dilakukan
oleh pihak manajemen perusahaan.
Hermuningsih
, 2012
53
Nama
Variabel
No
3
4
Size (X2)
Struktur
Modal
(X3)
Definisi Variabel
Indikator
Sumber
Ukuran
perusahaan
adalah skala untuk
menentukan
besar
kecilnya
suatu
perusahaan. Ukuran
perusahaan
dapat
diukur
dengan
beberapa cara, antara
lain total aktiva, total
penjualan, dan jumlah
karyawan
yang
bekerja di perusahaan.
Size = Logarithm natural (Ln) of Total
Assets
Hermuningsih
, 2012
Struktur modal adalah
perimbangan jumlah
utang jangka pendek
yang
bersifat
permanen,
utang
jangka
panjang,
saham preferen dan
saham biasa yang
dipergunakan
oleh
perusahaan.
DER =
Ukuran perusahaan (size) dapat dihitung
dengan menggunakan logaritma natural dari
total aktiva
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐇𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐌𝐨𝐝𝐚𝐥
Struktur modal dalam penelitian ini
diproksikan melalui Debt to Equity Ratio
(DER). DER merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur tingkat leverage
(penggunaan
hutang)
terhadap
total
shareholder’s
equity
yang
dimiliki
perusahaan. DER dihitung dengan membagi
total hutang (total debt) dibagi dengan total
ekuitas (total shareholder’s equity).
3.2.
Objek Penelitian, Unit Sampel, Populasi, dan Sampel
3.2.1.
Objek Penelitian dan Unit Sampel
Meidiawati
dan
Mildawati,
2016
Objek dalam penelitian ini adalah pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menyediakan laporan keuangan pada
periode 2011–2014. Unit sampel adalah sasaran berupa data kuantitatif maupun
pendapat/opini yang diperlukan dalam pengolahan data di objek penelitian yang
sudah dipilih sesuai dengan topik penelitian. Unit sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data kuantitatif yang berupa laporan keuangan periode tahun
2011–2014 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.
54
3.2.2.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2014. Jumlah populasi sebanyak 130
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah maupun karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Adapun teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria-kriteria yang
digunakan dalam pemilihan sampel pada penelitian ini yaitu :
1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI berturut-turut selama tahun
2011-2014.
2) Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan secara lengkap
dengan periode berakhir per 31 Desember, secara terus menerus sejak tahun
2011-2014.
3) Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan dalam rupiah
secara konsisten selama tahun 2011-2014.
4)
Perusahaan manufaktur dengan laporan keuangan yang tidak mengalami
kerugian selama tahun 2011-2014.
Proses pemilihan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
tampak dalam Tabel 3.2 berikut ini :
55
Tabel 3.2
Proses Pengambilan Sampel
Kriteria
Jumlah
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.
130
Perusahaan manufaktur yang tidak mempublikasikan laporan keuangan secara
berturut-turut dari tahun 2011-2014.
(47)
Perusahaan manufaktur yang tidak menyajikan laporan keuangan dalam rupiah.
Perusahaan manufaktur dengan laporan keuangan yang mengalami kerugian
selama tahun 2011-2014.
(18)
(31)
Jumlah sampel yang digunakan
34
Tahun Pengamatan tahun 2011-2014
4
Jumlah sampel gabungan selama 4 tahun (2011-2014)
136
Sumber : BEI, data diolah
Berdasarkan kriteria sampel tersebut, maka pada penelitian ini
sampel yang memenuhi syarat adalah sebanyak 34 perusahaan dengan periode
waktu tahun 2011 sampai dengan 2014 maka jumlah data dalam penelitian ini
sebesar 136 data. Adapun 34 perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan
sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3
Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Kode
ADES
AKPI
AMFG
AUTO
ASII
BUDI
CEKA
IGAR
CPIN
DVLA
DLTA
GGRM
HMSP
SMCB
INAI
Nama Perusahaan
Akasha Wira International Tbk
Argha Karya Prima Industry Tbk
Asahimas Flat Glass Tbk
Astra Auto Part Tbk
Astra International Tbk
Budi Acid Jaya Tbk
Cahaya Kalbar Tbk
Champion Pasific Indonesia Tbk
Charoen Pokphand Indonesia Tbk
Darya Varia Laboratoria Tbk
Delta Djakarta Tbk
Gudang Garam Tbk
Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
Holcim Indonesia Tbk
Indal Aluminium Industry Tbk
56
No
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Kode
INTP
ICBP
INDF
JPFA
KBLM
TCID
MYOR
MLBI
ROTI
PRAS
PYFA
RICY
SKLT
SMSM
SMGR
SCCO
TOTO
TRST
ULTJ
Nama Perusahaan
Indocement Tunggal Prakasa Tbk
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Indofood Sukses Makmur Tbk
Japfa Comfeed Indonesia Tbk
Kabelindo Murni Tbk
Mandom Indonesia Tbk
Mayora Indah Tbk
Multi Bintang Indonesia Tbk
Nippon Indosari Corporindo Tbk
Prima alloy steel Universal Tbk
Pyridam Farma Tbk
Ricky Putra Globalindo Tbk
Sekar Laut Tbk
Selamat Sempurna Tbk
Semen Gresik Tbk
Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk
Surya Toto Indonesia Tbk
Trias Sentosa Tbk
Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
Sumber : IDX 2011-2014, (data diolah)
3.3.
Jenis dan Sumber Data
3.3.1.
Jenis Data
Data berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi data kuantitatif dan data
kualitatif (Sugiyono, 2010). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data
kualitatif yang dijadikan berbentuk angka. Data kuantitatif yang digunakan dalam
penelitian ini adalah laporan keuangan auditan perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan yaitu tahun 20112014.
Menurut sumbernya, data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder eksternal, yaitu data yang tidak langsung diperoleh dari sumbernya,
tetapi diperoleh dalam bentuk jadi yang dikumpulkan, diolah, dan dipublikasikan
oleh pihak lain di luar perusahaan yang bersangkutan. Data-data yang digunakan
57
dalam penelitian ini adalah publikasi-publikasi perusahaan berupa laporan
keuangan auditan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode pengamatan yaitu tahun 2011-2014.
3.3.2.
Sumber Data
Adapun sumber data dari penelitian ini adalah laporan keuangan yang
dipublikasikan melalui website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).
Sumber data lain juga penulis dapatkan dari website resmi saham ok dalam
memilih sampel yang sesuai kriteria dan yahoo finance untuk melihat harga
saham perusahaan maupun harga saham pasar.
3.4.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, yaitu
dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder berupa
laporan keuangan perusahaan manufaktur yang dipublikasikan oleh BEI melalui
website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) untuk periode tahun 20112014.
3.5.
Metode Analisis
Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis penelitian terlihat bahwa
hubungan antara variabel yang menjadi fokus penelitian ini secara keseluruhan
menunjukkan hubungan kausal kompleks dan berjenjang. Hubungan ini
melibatkan variabel endogen yaitu struktur modal dan nilai perusahaan; variabel
eksogen yaitu profitabilitas dan ukuran perusahaan (size). Permasalahan yang
58
memiliki karakteristik hubungan berjenjang dan jenis variabel semacam ini
memerlukan teknik analisis yang dapat menggunakan persamaan silmutanus
dengan teknik estimasi path analysis (Hair et al., 2006 dalam Kusumajaya, 2011).
Program aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 20
digunakan untuk membantu dalam menganalisis data yang digunakan dalam
penelitian.
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dan analisis
jalur (path analysis) yang digunakan untuk menganalisis uji hipotesis penelitian.
Analisis dan pengujian dilakukan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas,
ukuran perusahaan (size) terhadap nilai perusahaan dengan struktur modal sebagai
variabel intervening. Persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan seperti berikut ini:
Z = β1X1 + β3X2 + ε1........................................................................................ (1)
Y = β2X1 + β4X2 + β5Z + ε2 ............................................................................. (2)
Keterangan :
X1 adalah Profitabilitas
X2 adalah Size
Z adalah Struktur modal (DER)
Y adalah nilai perusahaan (Q)
β1-5 adalah Koefisien regresi standardized
ε1-5 adalah Error of term (variabel pengganggu)
59
3.5.1.
Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan alat statistik yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui
data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan
membuat kesimpulan yang berlaku umum dari data tersebut. Statistik deskriptif
digunakan untuk mendeskripsikan suatu data yang dilihat dari nilai minimum,
nilai maksimum, mean dan standar deviasi. Pengujian ini dilakukan untuk
mempermudah dalam memahami variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian.
3.5.2.
Uji Asumsi Klasik
Asumsi klasik adalah suatu pengujian hipotesis yang digunakan dalam
suatu penelitian yang menunjukkan bahwa model regresi tersebut layak atau tidak
untuk dilakukan ke pengujian selanjutnya (Ghozali, 2011). Adapun penyimpangan
asumsi klasik ada empat : uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi dan
uji heteroskedastisitas.
3.5.2.1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya memiliki
distribusi data yang normal atau tidak. Untuk menguji normalitas, peneliti akan
menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov. Uji ini dilakukan dengan membandingkan
probabilitas yang diperoleh dengan taraf signifikansi α 0,05. Apabila p value > α,
60
maka data berdistribusi normal, jika p value < α maka data tidak berdistribusi
normal.
3.5.2.2. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2001). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi dan menunjukkan
kolinieritas yang tinggi. Nilai cut off bagi angka tolerance adalah sebesar 0,10
atau sama dengan nilai VIF diatas 10, artinya bahwa semua variabel yang akan
dimasukkan dalam perhitungan model regresi harus mempunyai tolerance di atas
0,10. Jika lebih rendah dari dari 0,10 maka terjadi multikolinearitas. Sedangkan
hasil perhitungan nilai VIF, jika memiliki nilai VIF kurang dari 10, maka tidak
mempunyai persoalan multikolinieritas (Ghozali, 2011).
3.5.2.3. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan
pada periode t – 1 (sebelumnya), (Ghozali, 2011). Kriteria apabila tidak terjadi
autokorelasi ditentukan dengan nilai Durbin Watson, yaitu dengan cara
membandingkan antara nilai DW test dengan nilai pada tabel pada tingkat k
(jumlah variabel bebas), n (jumlah sampel), dan α (tingkat signifikasi) yang ada.
Jika nilai DW test > du dan DW test < 4 – du maka disimpulkan bahwa model
yang diajukan tidak terjadi autokorelasi pada tingkat signifikasi tertentu.
61
3.5.2.4. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain (Ghozali, 2011). Salah satu cara untuk mendeteksi adanya
heterokedastisitas adalah dengan metode uji glejser. Uji glejser mengusulkan
untuk meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen. Jika variabel
independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada
indikasi
terjadi
heteroskedastisitas
heteroskedastisitas.
apabila
probabilitas
Kriteria
tidak
signifikansinya
terjadi
di
atas
problem
tingkat
kepercayaan 5%, sehingga disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas.
3.5.3.
Uji Hipotesis
3.5.3.1. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara
bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen, maka peneliti
menggunakan uji pengaruh simultan (F test) dengan alat bantu program SPSS.
Langkah-langkah untuk melakukan pengujian adalah berikut ini.
1) Menentukan Hipotesis.
H0 : b1 = b2 = b3 ........................................................................... (1)
Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ........................................................................ (2)
2) Menghitung Fhitung.
62
Kriteria penyimpulannya adalah sebagai berikut ini.
1) H0 ditolak dan Ha tidak ditolak, yaitu apabila p-value lebih kecil dari
5% (p < α), berarti variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen atau dapat dikatakan bahwa
model regresi signifikan.
2) H0 tidak ditolak dan Ha ditolak, yaitu apabila p-value lebih besar dari
5% (p > α), berarti variabel independen secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen atau dapat dikatakan bahwa
model regresi tidak signifikan.
3.5.3.2. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)
Pengujian Koefisien Determinasi (uji R2) bertujuan untuk mengetahui
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
independen. Tingkat ketepatan regresi dinyatakan dalam koefisien determinasi
majemuk (R2) yang nilainya antara 0 sampai dengan 1. Nilai yang mendekati 1
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen. Jika dalam suatu
model terdapat lebih dari dua variabel independen, maka lebih baik menggunakan
nilai adjusted R2 .
3.5.3.3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara parsial
mempengaruhi variabel terikat dengan asumsi variabel independen lainnya
konstan. Langkah-langkah untuk melakukan pengujian adalah berikut ini.
63
1) Menentukan Hipotesis.
H0 : b1 = b2 = b3 ......... = 0 ........................................................... (1)
Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ......... ≠ 0 ............................................................. (2)
2) Menghitung Fhitung.
Kriteria penyimpulannya adalah sebagai berikut ini.
1) H0 ditolak dan Ha tidak ditolak, yaitu apabila p-value lebih kecil dari 5%
(p < α), berarti variabel independen secara individual berpengaruh
terhadap variabel dependen.
2) H0 tidak ditolak dan Ha ditolak, yaitu apabila p-value lebih besar dari 5%
(p > α), berarti variabel independen secara individual tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
3.5.3.4. Analisis Jalur (Path Analysis)
Untuk menguji pengaruh variabel intervening digunakan metode Analisis
Jalur (Path Analysis). Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi
linear berganda, digunakan untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel
(model causal) yang telah ditetapkan sebelumnya dan untuk menguji pengaruh
variabel intervening di dalam model penelitian (Ghozali, 2011). Path analysis
dapat dilakukan dengan dua cara pengujian menggunakan program SPSS 20, yaitu
dengan:
64
1) Meregresikan model penelitian lalu menghitung pengaruh tidak langsung
dengan Sobel test lalu membandingkannya dengan ttabel (Ghozali, 2011), dan
2) menggunakan metode Bootsrap Script (Ghozali, 2011).
Path analysis memberikan secara eksplisit hubungan kausalitas antar
variabel yang dapat digambarkan dengan gambar berikut ini:
Gambar 3.1
Diagram Jalur (Path Diagram)
e2
Profitabilitas
(X1)
p2
p1
Size
(X2)
p6
Nilai Perusahaan
(Y2)
p4
p7
p5
p3
Struktur Modal
(Z)
e1
Diagram jalur memberikan secara eksplisit hubungan kausalitas antar
variabel berdasarkan pada teori. Anak panah menunjukkan hubungan antar
variabel. Model bergerak dari kiri ke kanan dengan implikasi prioritas hubungan
kausal variabel yang dekat ke sebelah kiri. Setiap nilai p menggambarkan jalur
dan koefisien jalur. Berdasarkan gambar model jalur diajukan hubungan
berdasarkan teori bahwa:
65
1) Profitabilitas mempunyai hubungan langsung dengan Nilai Perusahaan (p2).
Namun demikian Profitabilitas juga mempunyai hubungan tidak langsung
dengan Nilai Perusahaan yaitu dari Profitabilitas ke Struktur Modal (p1) baru
kemudian ke Nilai Perusahaan (p5). Total pengaruh hubungan dari
Profitabilitas ke Nilai Perusahaan (korelasi antara Profitabilitas dan Nilai
Perusahaan) sama dengan pengaruh langsung Profitabilitas ke Nilai
Perusahaan (koefisien path atau regresi p2) ditambah pengaruh tidak langsung
yaitu koefisien path dari Profitabilitas ke Struktur Modal yaitu p1 dikalikan
dengan koefisien path dari Struktur Modal ke Nilai Perusahaan yaitu p5.
Pengaruh langsung
= p2
Pengaruh tidak langsung profitabilitas ke struktur modal
= p1 x p5
Total pengaruh (korelasi Profitabilitas ke struktur modal)
= p2+(p1 x p5)
2) Ukuran Perusahaan (size) mempunyai hubungan langsung dengan Nilai
Perusahaan (p4). Namun demikian Ukuran Perusahaan (size) juga mempunyai
hubungan tidak langsung dengan Nilai Perusahaan yaitu dari Ukuran
Perusahaan (size) ke Struktur Modal (p3) baru kemudian ke Nilai Perusahaan
(p5). Total pengaruh hubungan dari Ukuran Perusahaan (size) ke Nilai
Perusahaan (korelasi antara Ukuran Perusahaan (size) dan Nilai Perusahaan)
sama dengan pengaruh langsung Ukuran Perusahaan (size) ke Nilai
Perusahaan (koefisien path atau regresi p4) ditambah pengaruh tidak langsung
yaitu koefisien path dari Ukuran Perusahaan (size) ke Struktur Modal yaitu p3
dikalikan dengan koefisien path dari Struktur Modal ke Nilai Perusahaan yaitu
p5.
66
Pengaruh langsung
= p4
Pengaruh tidak langsung size ke struktur modal
= p3 x p5
Total pengaruh (korelasi size ke kebijakan hutang)
= p4+(p3 x p5)
Untuk menentukan signifikan atau tidaknya besar nilai pengaruh mediasi
yang ditunjukkan oleh perkalian koefisien (p1 x p5) dan (p3 x p5), maka peneliti
mengujinya dengan Sobel Test yang ditunjukkan sebagai berikut:
1. Hitung standard error dari koefisien indirect effect (Sp1p5).
Sp1p5 = √ (p52.Sp12 + p12.Sp52 + Sp12.Sp52) ................................. (1)
Kemudian berdasarkan hasil Sp1p5 tersebut dapat dihitung nilai t
statistik pengaruh mediasi dengan rumus sebagai berikut.
p1p5
t = Sp1p5 ........................................................................................ (2)
Dari hasil thitung yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan ttabel
(signifikansi 0,05), yaitu sebesar 1,9776. Apabila hasil thitung lebih besar dari ttabel,
maka nilai koefisien mediasi adalah signifikan yang berarti ada pengaruh mediasi
dalam penelitian ini, sebaliknya jika lebih kecil maka tidak signifikan yang berarti
tidak ada pengaruh mediasi dalam penelitian.
2. Hitung standard error dari koefisien indirect effect (Sp3p5).
Sp3p5 = √ (p52.Sp32 + p32.Sp52 + Sp32.Sp52) ................................. (1)
Kemudian berdasarkan hasil Sp3p5 tersebut dapat dihitung nilai t
statistik pengaruh mediasi dengan rumus sebagai berikut.
p3p5
t = Sp3p5 ........................................................................................ (2)
67
Dari hasil thitung yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan ttabel
(signifikansi 0,05), yaitu sebesar 1,9776. Apabila hasil thitung lebih besar dari ttabel,
maka nilai koefisien mediasi adalah signifikan yang berarti ada pengaruh mediasi
dalam penelitian ini, sebaliknya jika lebih kecil maka tidak signifikan yang berarti
tidak ada pengaruh mediasi dalam penelitian.
Download