BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia bisnis semakin kuat seiring dengan kondisi perekonomian yang membaik. Hal ini dikarenakan setiap perusahaan berusaha untuk dapat mencapai tujuan perusahaan yaitu dengan meningkatkan kemakmuran pemilik serta pemegang saham melalui peningkatan dari nilai perusahaan. Nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan kinerja perusahaan yang dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Nilai perusahaan yang dimaksud merupakan sejumlah harga yang bersedia dibayarkan oleh investor jika perusahaan tersebut akan dijual. Nilai perusahaan dapat mencerminkan aset yang dimiliki oleh perusahaan dan semakin tinggi nilai perusahaan maka perusahaan akan memiliki citra yang semakin baik. Nilai perusahaan sering dikaitkan dengan harga saham, sehingga semakin tinggi harga saham maka akan semakin tinggi pula nilai perusahaan dan sebaliknya. Harga saham merupakan harga yang terjadi pada saat saham diperdagangkan di pasar. Perusahaan yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang baik. Salah satunya, pandangan nilai perusahaan bagi kreditur. Bagi pihak kreditur nilai perusahaan berkaitan dengan liquiditas perusahaan, yaitu perusahaan dinilai mampu atau tidaknya mengembalikan pinjaman yang diberikan oleh pihak 1 2 kreditur. Apabila nilai perusahaan tersirat tidak baik maka investor akan menilai perusahaan dengan nilai rendah. Namun terkadang perusahaan tidak berhasil untuk meningkatkan nilai perusahaan. Hal tersebut dapat dikarenakan ketika pihak manajemen bukanlah pemegang saham. Ketika pemegang saham mempercayakan pengelolaan kepada pihak lain, para pemilik mengharapkan pihak manajemen akan berjuang sekuat tenaga untuk meningkatkan nilai perusahaan, yang akhirnya akan meningkatkan nilai kemakmuran pemegang saham. Para pemegang saham membayar jasa profesional pihak manajemen untuk mengedepankan kepentingan pemegang saham, yaitu kesejahteraan pemegang saham. Agency theory menyatakan berbeda, pihak manajemen bisa saja bertindak mengutamakan kepentingan dirinya (Jensen & Meckling, 1976 dalam Apriada, 2013). Oleh karena itu terjadilah konflik antara pemegang saham dengan pihak manajemen. Ketidak berhasilan tersebut juga dapat disebabkan oleh tidak cermatnya pihak manajemen mengaplikasikan faktor-faktor yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan. Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor eksternal maupun faktor internal dari perusahaan. Faktor eksternal yang dapat memaksimalisasi nilai perusahaan berupa tingkat bunga, fluktuasi nilai valas, dan keadaan pasar modal. Namun nilai perusahaan juga dapat turun karena faktor eksternal tersebut. Misalnya keadaan krisis ekonomi yang terjadi tahun 1999 yang mengakibatkan tidak lakunya saham di bursa efek. Tidak lakunya saham sebuah perusahaan dapat mengakibatkan turunnya nilai perusahaan bagi perusahaan yang sudah go public. Sedangkan faktor internal yang dapat memaksimalisasi nilai perusahaan berupa 3 keputusan pendanaan, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, pertumbuhan, pembayaran pajak, profitabilitas. Variabel-variabel dalam faktor internal tersebut dapat dikendalikan oleh perusahaan. Terdapat banyak faktor-faktor yang dapat menentukan nilai perusahaan. Dalam dunia bisnis saat ini, masalah pendanaan sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya suatu perusahaan. Untuk mengantisipasinya, manajer keuangan harus berhati-hati dalam menentukan struktur modal yang tepat dan diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Struktur modal merupakan perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal sangat penting bagi perusahaan karena akan berhubungan dan berpengaruh terhadap besarnya risiko yang ditanggung oleh pemegang saham dan besarnya tingkat pengembalian atau tingkat keuntungan yang diharapkan. Dengan kata lain, seandainya perusahaan mengganti modal sendiri dengan menggunakan hutang, atau sebaliknya apakah harga saham akan mengalami perubahan atau tidak. Sehingga dengan struktur modal yang tepat, tujuan utama perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan dapat tercapai. Struktur modal yang menunjukkan perbandingan antara total hutang terhadap modal sendiri dapat diukur menggunakan debt to equity ratio (DER). DER dapat menunjukkan tingkat risiko pada suatu perusahaan. Semakin tinggi DER, maka akan semakin tinggi juga risiko yang mungkin terjadi dalam perusahaan, karena pendanaan perusahaan dari unsur hutang lebih besar daripada modal sendiri. Namun penggunaan hutang juga memiliki keuntungan yang diperoleh dari pajak, karena bunga hutang adalah pengurangan pajak. 4 Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hermuningsih (2013) menyatakan bahwa adanya hutang bagi perusahaan dapat membantu mengendalikan penggunaan dana kas secara berlebihan dan bebas oleh pihak manajemen, sehingga struktur modal juga memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Meidiawati dan Mildawati (2016), Manopo dan Arie (2016) mengemukakan hal yang sama, yang menyatakan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara struktur modal dengan nilai perusahaan. Namun Ogolmagai (2013) menyatakan sebaliknya, dikatakan bahwa struktur modal berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Ukuran perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Karena semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hermuningsih (2012), menyatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Wirajaya (2013), Manoppo dan Arie (2016) serta Meidiawati dan Mildawati (2016) menyatakan sebaliknya, nilai perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh besar kecilnya profitabilitas yang dihasilkan oleh perusahaan. Weston dan Coveland (1992) dalam Hermuningsih (2012) mendefinisikan profitabilitas sejauh mana perusahaan menghasilkan laba dari penjualan dan investasi perusahaan. Apabila profitabilitas perusahaan baik maka para stakeholder yang terdiri dari kreditur, supplier, dan 5 juga investor akan melihat sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan laba dari penjualan dan investasi perusahaan. Jika kinerja perusahaan baik maka hal tersebut dapat pula meningkatkan nilai perusahaan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Wirajaya (2013), Manoppo dan Arie (2016) serta Meidiawati dan Mildawati (2016) menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut berarti bahwa setiap kenaikan profitabilitas akan selalu diikuti dengan kenaikan nilai perusahaan. Namun penelitian yang dilakukan oleh Moniaga (2013), profitabilitas memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan penelitian terdahulu yang menunjukkan adanya gap mengenai pengaruh variabel independen yaitu struktur modal, profitabilitas, dan ukuran perusahaan (size) terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan antara penelitian satu dengan penelitian lain, yang ditunjukkan pada tabel research gap sebagai berikut: 6 Tabel 1.1 Research Gap Penelitian Terdahulu Penelitian Terdahulu Variabel Independen Variabel Dependen Hermuningsi h Dewi dan Wirajaya (2012) (2013) Struktur Modal Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Profitabilitas Berpengaruh Berpengaruh Tidak Berpengaruh Berpengaruh Tidak Berpengaruh - - - Tidak Berpengaruh Nilai Perusahaan Size Struktur Biaya Moniaga Ogolmagai (2013) (2013) Manoppo dan Arie Meidiawati dan Mildawati (2016) (2016) Tidak Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh - Berpengaruh Berpengaruh - Tidak Berpengaruh Tidak Berpengaruh - - - Sumber : Disarikan dari berbagai jurnal Perusahaan manufaktur merupakan salah satu jenis perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengartikan mesin, peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual (id.wikipedia.org). Manufaktur ada dalam segala bidang sistem ekonomi. Dalam ekonomi pasar bebas, manufakturing biasanya selalu berarti produksi secara masal untuk dijual ke pelanggan untuk mendapatkan keuntungan. Data empiris nilai rata-rata dari variabel nilai perusahaan (Tobin’s Q) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014 dapat dilihat pada Tabel 1.2 sebagai berikut: 7 Tabel 1.2 Rata-rata Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2014 Variabel Tobin’s Q 2011 3,029 2012 4,459 2013 3,828 2014 3,457 Sumber : BEI, data diolah Berdasarkan Tabel 1.2, dapat terlihat rata-rata Tobin’s Q perusahaan manufaktur tahun 2011 sampai dengan 2014 berfluktuatif dimana pada tahun 2012 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 dari 3,029 menjadi 4,459. Namun, pada tahun 2013 terjadi penurunan Tobin’s Q yaitu 14,14 persen dari 4,459 menjadi 3,828. Pada tahun 2014 terjadi penurunan Tobin’s Q yaitu sekitar 9,69 persen dari 3,828 menjadi 3,457. Penurunan nilai perusahaan (Tobin’s Q) akan menciptakan persepsi negatif investor terhadap kinerja perusahaan yang akan berdampak pada keputusan para investor, sehingga perusahaan harus berusaha meningkatkan nilai perusahaannya. Berdasarkan Tabel 1.2 diatas dapat disimpulkan fenomena yang menarik dalam penelitian ini bahwa nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q saat mengalami penurunan pada tahun 2013 dan 2014, menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur di Indonesia harga sahamnya ada kecenderungan menurun. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena adanya kenaikan rasio struktur modal (DER), struktur modal yang dilakukan secara tidak cermat akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi, yang selanjutnya dapat berakibat pada rendahnya profitabilitas perusahaan. Dengan tingkat hutang 8 yang tinggi bisa mengakibatkan nilai perusahaan akan menurun karena perusahaan dapat beresiko mengalami kebangkrutan. Berdasarkan kondisi ini, maka peneliti tertarik untuk meneliti sejauh mana profitabilitas dan size berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui struktur modal. Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan cenderung tidak konsisten atau berbeda antara peneliti yang satu dengan peneliti yang lain. Dengan adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian ini maka peneliti tertarik untuk mengujinya kembali. Penelitian ini merupakan replikasi dari Hermuningsih (2012) yang membahas tentang pengaruh profitabilitas, size terhadap nilai perusahaan dengan struktur modal sebagai variabel intervening. Selain itu, profitabilitas dan ukuran perusahaan (size) memiliki peran penting dalam struktur modal yang pada akhirnya dapat memaksimalkan nilai perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan (size) terhadap nilai perusahaan dengan struktur modal sebagai variabel intervening. Struktur modal yang diproksikan dengan DER sebagai variabel intervening yaitu untuk memediasi hubungan antara variabel eksogen dengan variabel endogennya. DER sebagai proksi dari struktur modal perusahaan diharapkan dapat memperkuat pengaruh antara ROE sebagai proksi dari profitabilitas dalam mempengaruhi nilai perusahaan (Tobin’s Q). Selain itu DER sebagai proksi dari struktur modal diharapkan dapat memperkuat pengaruh ukuran perusahaan (size) dalam mempengaruhi nilai perusahaan (Tobin’s Q). 9 Objek penelitian ini adalah laporan keuangan yang telah diaudit tahun 2011-2014 dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2014. Pada penelitian sebelumnya menggunakan sampel perusahaan yang masuk kategori LQ45 dan terdaftar di BEI tahun 2006-2010, sedangkan pada penelitian ini periode pemilihan sampel yaitu tahun 2011-2014. Periode 2011-2014 dipilih karena merupakan periode yang belum pernah disajikan sebagai bahan penelitian sejenis serta memberikan gambaran terkini keuangan dari sebuah perusahaan. Berdasarkan uraian permasalahan dan adanya perbedaan hasil penelitian tersebut mendorong peneliti untuk menyusun skripsi dengan judul “PENGARUH PROFITABILITAS, SIZE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014)”. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, dapat diketahui bahwa terdapat dua permasalahan. Permasalahan pertama adanya fenomena gap yang dapat dilihat pada Gambar 1.2 diatas, dapat disimpulkan research problem dalam penelitian ini bahwa nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q saat mengalami penurunan selama periode penelitian, menunjukkan ada kecenderungan bahwa perusahaan manufaktur di Indonesia harga sahamnya ada kecenderungan menurun. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena adanya 10 kenaikan rasio struktur modal (DER) yang terjadi selama tahun 2011-2014. Dengan tingkat hutang yang tinggi pada struktur modal bisa mengakibatkan nilai perusahaan akan menurun karena perusahaan dapat beresiko mengalami kebangkrutan. Permasalahan yang kedua yaitu adanya ketidak konsistensian hasil penelitian antara peneliti yang satu dengan yang lain. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka akan muncul pertanyaan yaitu: 1) Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014? 2) Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014? 3) Bagaimana pengaruh size terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014? 4) Bagaimana pengaruh size terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014? 5) Bagaimana pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014? 6) Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan melalui struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014? 7) Bagaimana pengaruh size terhadap nilai perusahaan melalui struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014? 11 1.3. Tujuan dan Kegunaan Penulisan 1.3.1. Tujuan Penelitian 1) Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014. 2) Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014. 3) Untuk menganalisis pengaruh size terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014. 4) Untuk menganalisis pengaruh size terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014. 5) Untuk menganalisis pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014. 6) Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan melalui struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014. 7) Untuk menganalisis pengaruh size terhadap nilai perusahaan melalui struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014. 1.3.2. Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak, antara lain: 1) Bagi Perusahaan 12 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan solusi terkait dengan permasalahan mengenai profitabilitas, size, struktur modal dan nilai perusahaan. 2) Bagi Investor Penelitian ini dapat dijadikan sebagai input informasi terkait dengan pengambilan keputusan di dalam investasi sehingga investor dapat mengambil keputusan secara efektif dan efesien.. 3) Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber referensi maupun acuan bagi mahasiswa maupun pembaca untuk melakukan penelitian di waktu yang akan datang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Dalam bab ini membahas variabel penelitian dan definisi operasional. Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas dimana terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan dalam penelitian ini merupakan hubungan kausal yaitu sebab akibat, dimana ada variabel eksogen (bebas) yaitu variabel yang mempengaruhi dan variabel endogen (terikat) yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada empat variabel yang terdiri dari dua variabel endogen, dua variabel eksogen. Variabel endogennya yaitu nilai perusahaan dan struktur modal. Variabel eksogennya yaitu profitabilitas dan ukuran perusahaan (size). 3.1.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2015). Dalam penelitian ini variabel yang digunakan ada dua jenis variabel, yaitu variabel endogen (terikat) dan variabel eksogen (bebas). 47 48 3.1.1.1. Variabel Endogen (Variabel Terikat) Variabel endogen adalah variabel yang mempunyai anak panah menuju kearah variabel tersebut. Variabel yang mencakup di dalamnya adalah mencakup variabel perantara dan tergantung/terikat. Variabel perantara endogen mempunyai anak panah yang menuju ke arahnya dan dari arah variabel tersebut dalam suatu model diagram jalur, yang dijadikan variabel perantara adalah struktur modal (Z). Sedangkan variabel tergantung/terikat mempunyai anak panah yang menuju ke arahnya, yang dijadikan variabel tergantung/terikat adalah nilai perusahaan (Y), (Kusumajaya, 2011). 3.1.1.2. Variabel Eksogen (Variabel Bebas) Variabel-variabel eksogen dalam model jalur ialah semua variabel yang tidak ada penyebab-penyebab eksplisitnya atau dalam diagram tidak ada anakanak panah menuju ke arahnya, selain pada bagian kesalahan pengukuran, (Kusumajaya, 2011). Dalam penelitian ini yang dijadikan variabel eksogen adalah: profitabilitas (X1) dan size (X2). 3.1.2. Definisi Operasional Definisi operasional adalah penjelasan definisi dari variabel yang telah dipilih oleh peneliti. Definisi operasional dapat didasarkan pada satu atau lebih sumber atau referensi, dengan disertai alasan yang mendasari penggunaan definisi yang dimaksud. Setelah didefinisikan, variabel penelitian harus dapat diukur menurut kaidah atau ukuran yang lazim diterima secara akademis. 49 3.1.2.1. Variabel Dependen 3.1.2.1.1. Nilai Perusahaan Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan terbuka, yang sering dikaitkan dengan harga saham (Sujoko dan Soebiantoro, 2007 dalam Ayuningtyas dan Kurnia, 2013). Bagi perusahaan yang menerbitkan saham di pasar modal, harga saham yang diperjualbelikan di bursa merupakan indikator nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat diukur dengan Tobin’Q yang merupakan rasio yang membandingkan nilai pasar saham perusahaan dengan nilai buku ekuitas perusahaan (Smithers dan Wright, 2000 dalam Hermuningsih, 2012). Pengukuran Tobin’Q dapat menggunakan rumus sebagai berikut: Q= 𝑬𝑴𝑽+𝑫 𝑬𝑩𝑽+𝑫 ...............................................................................(1) Dimana: Q = Nilai Perusahaan D = Nilai buku dari total hutang EMV = Nilai Pasar dari ekuitas EBV = Nilai buku dari ekuitas EMV (Equity Market Value) diperoleh dari hasil perkalian harga saham penutupan dengan jumlah saham yang beredar. EBV (Equity Book Value) diperoleh dari selisih total aset dengan total kewajiban. 50 3.1.2.2. Variabel Independen 3.1.2.2.1. Profitabilitas Profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal, atau penjualan perusahaan (Sudana, 2011). Variabel profitabilitas dapat dirumuskan sebagai berikut: Return On Equity (ROE) ROE = 𝑳𝑨𝑩𝑨 𝑩𝑬𝑹𝑺𝑰𝑯 𝑴𝑶𝑫𝑨𝑳 𝑺𝑬𝑵𝑫𝑰𝑹𝑰 .....................................................(2) Return On Equity (ROE) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio ini penting bagi pihak pemegang saham untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pengelolaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efisien penggunaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. 3.1.2.2.2. Ukuran Perusahaan (Size) Ukuran perusahaan adalah skala untuk menentukan besar kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan beberapa cara, antara lain total aktiva, total penjualan, dan jumlah karyawan yang bekerja di perusahaan (Purwanto, 2004 dalam Wihardjo, 2014). Ukuran perusahaan dalam penelitian ini 51 dihitung dengan menggunakan logaritma natural dari total aktiva, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut (Hermuningsih, 2012): Size = Logarithm natural (Ln) of Total Assets ......................................(4) 3.1.2.3. Variabel Intervening 3.1.2.3.1. Struktur Modal Variabel intervening yaitu variabel yang menghubungkan pengaruh antara variabel dependen dengan variabel independen. Variabel intervening dalam penelitian termasuk dalam variabel endogen. Variabel intervening dalam penelitian ini yaitu struktur modal. Struktur modal adalah perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa yang dipergunakan oleh perusahaan (Sartono, 1990). Struktur modal dapat diukur dengan rasio perbandingan antara total hutang terhadap modal sendiri yang biasa disebut debt to equity ratio (DER). Menurut Brigham dan Houston (2009) dalam Meidiawati dan Mildawati (2016) DER dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: DER = 𝑻𝑶𝑻𝑨𝑳 𝑯𝑼𝑻𝑨𝑵𝑮 𝑻𝑶𝑻𝑨𝑳 𝑴𝑶𝑫𝑨𝑳 ............................................................... (5) DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan. Total debt merupakan total liabilities (baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang) sedangkan total shareholder’s equity merupakan total modal sendiri (total modal saham yang disetor dan laba yang ditahan) yang 52 dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur modal dari total pinjaman (hutang) terhadap total ekuitas yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu nilai perusahaan, profitabilitas, size, dan struktur modal dapat diringkas pada tabel berikut ini: Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel No 1 Nama Variabel Definisi Variabel Nilai Nilai perusahaan Perusahaan merupakan persepsi investor terhadap (Y) perusahaan terbuka, yang sering dikaitkan dengan harga saham. 2 Profitabilit as (X1) Profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal, atau penjualan perusahaan. Indikator Q= (𝑬𝑴𝑽+𝑫) (𝑬𝑩𝑽+𝑫) Sumber Hermuningsih , 2012 Nilai perusahaan dapat diukur dengan Tobin’s Q. Tobin’s Q merupakan rasio yang memandingkan nilai pasar saham perusahaan dengan nilai buku ekuitas perusahaan. EMV diperoleh dari hasil perkalian harga saham penutupan dengan jumlah saham yang beredar. EBV diperoleh dari selisih total asset dengan total kewajiban. ROE= 𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡 𝐌𝐨𝐝𝐚𝐥 𝐒𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢 Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan melalui ROE (Return On Equity). ROE menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio ini penting bagi pihak pemegang saham untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pengelolaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Hermuningsih , 2012 53 Nama Variabel No 3 4 Size (X2) Struktur Modal (X3) Definisi Variabel Indikator Sumber Ukuran perusahaan adalah skala untuk menentukan besar kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan beberapa cara, antara lain total aktiva, total penjualan, dan jumlah karyawan yang bekerja di perusahaan. Size = Logarithm natural (Ln) of Total Assets Hermuningsih , 2012 Struktur modal adalah perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa yang dipergunakan oleh perusahaan. DER = Ukuran perusahaan (size) dapat dihitung dengan menggunakan logaritma natural dari total aktiva 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐇𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐌𝐨𝐝𝐚𝐥 Struktur modal dalam penelitian ini diproksikan melalui Debt to Equity Ratio (DER). DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan. DER dihitung dengan membagi total hutang (total debt) dibagi dengan total ekuitas (total shareholder’s equity). 3.2. Objek Penelitian, Unit Sampel, Populasi, dan Sampel 3.2.1. Objek Penelitian dan Unit Sampel Meidiawati dan Mildawati, 2016 Objek dalam penelitian ini adalah pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menyediakan laporan keuangan pada periode 2011–2014. Unit sampel adalah sasaran berupa data kuantitatif maupun pendapat/opini yang diperlukan dalam pengolahan data di objek penelitian yang sudah dipilih sesuai dengan topik penelitian. Unit sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berupa laporan keuangan periode tahun 2011–2014 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. 54 3.2.2. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2014. Jumlah populasi sebanyak 130 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah maupun karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel pada penelitian ini yaitu : 1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI berturut-turut selama tahun 2011-2014. 2) Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan secara lengkap dengan periode berakhir per 31 Desember, secara terus menerus sejak tahun 2011-2014. 3) Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan dalam rupiah secara konsisten selama tahun 2011-2014. 4) Perusahaan manufaktur dengan laporan keuangan yang tidak mengalami kerugian selama tahun 2011-2014. Proses pemilihan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tampak dalam Tabel 3.2 berikut ini : 55 Tabel 3.2 Proses Pengambilan Sampel Kriteria Jumlah Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014. 130 Perusahaan manufaktur yang tidak mempublikasikan laporan keuangan secara berturut-turut dari tahun 2011-2014. (47) Perusahaan manufaktur yang tidak menyajikan laporan keuangan dalam rupiah. Perusahaan manufaktur dengan laporan keuangan yang mengalami kerugian selama tahun 2011-2014. (18) (31) Jumlah sampel yang digunakan 34 Tahun Pengamatan tahun 2011-2014 4 Jumlah sampel gabungan selama 4 tahun (2011-2014) 136 Sumber : BEI, data diolah Berdasarkan kriteria sampel tersebut, maka pada penelitian ini sampel yang memenuhi syarat adalah sebanyak 34 perusahaan dengan periode waktu tahun 2011 sampai dengan 2014 maka jumlah data dalam penelitian ini sebesar 136 data. Adapun 34 perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 3.3 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Kode ADES AKPI AMFG AUTO ASII BUDI CEKA IGAR CPIN DVLA DLTA GGRM HMSP SMCB INAI Nama Perusahaan Akasha Wira International Tbk Argha Karya Prima Industry Tbk Asahimas Flat Glass Tbk Astra Auto Part Tbk Astra International Tbk Budi Acid Jaya Tbk Cahaya Kalbar Tbk Champion Pasific Indonesia Tbk Charoen Pokphand Indonesia Tbk Darya Varia Laboratoria Tbk Delta Djakarta Tbk Gudang Garam Tbk Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Holcim Indonesia Tbk Indal Aluminium Industry Tbk 56 No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Kode INTP ICBP INDF JPFA KBLM TCID MYOR MLBI ROTI PRAS PYFA RICY SKLT SMSM SMGR SCCO TOTO TRST ULTJ Nama Perusahaan Indocement Tunggal Prakasa Tbk Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Japfa Comfeed Indonesia Tbk Kabelindo Murni Tbk Mandom Indonesia Tbk Mayora Indah Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Nippon Indosari Corporindo Tbk Prima alloy steel Universal Tbk Pyridam Farma Tbk Ricky Putra Globalindo Tbk Sekar Laut Tbk Selamat Sempurna Tbk Semen Gresik Tbk Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk Surya Toto Indonesia Tbk Trias Sentosa Tbk Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk Sumber : IDX 2011-2014, (data diolah) 3.3. Jenis dan Sumber Data 3.3.1. Jenis Data Data berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi data kuantitatif dan data kualitatif (Sugiyono, 2010). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang dijadikan berbentuk angka. Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan auditan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan yaitu tahun 20112014. Menurut sumbernya, data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder eksternal, yaitu data yang tidak langsung diperoleh dari sumbernya, tetapi diperoleh dalam bentuk jadi yang dikumpulkan, diolah, dan dipublikasikan oleh pihak lain di luar perusahaan yang bersangkutan. Data-data yang digunakan 57 dalam penelitian ini adalah publikasi-publikasi perusahaan berupa laporan keuangan auditan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan yaitu tahun 2011-2014. 3.3.2. Sumber Data Adapun sumber data dari penelitian ini adalah laporan keuangan yang dipublikasikan melalui website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Sumber data lain juga penulis dapatkan dari website resmi saham ok dalam memilih sampel yang sesuai kriteria dan yahoo finance untuk melihat harga saham perusahaan maupun harga saham pasar. 3.4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur yang dipublikasikan oleh BEI melalui website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) untuk periode tahun 20112014. 3.5. Metode Analisis Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis penelitian terlihat bahwa hubungan antara variabel yang menjadi fokus penelitian ini secara keseluruhan menunjukkan hubungan kausal kompleks dan berjenjang. Hubungan ini melibatkan variabel endogen yaitu struktur modal dan nilai perusahaan; variabel eksogen yaitu profitabilitas dan ukuran perusahaan (size). Permasalahan yang 58 memiliki karakteristik hubungan berjenjang dan jenis variabel semacam ini memerlukan teknik analisis yang dapat menggunakan persamaan silmutanus dengan teknik estimasi path analysis (Hair et al., 2006 dalam Kusumajaya, 2011). Program aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 20 digunakan untuk membantu dalam menganalisis data yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dan analisis jalur (path analysis) yang digunakan untuk menganalisis uji hipotesis penelitian. Analisis dan pengujian dilakukan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan (size) terhadap nilai perusahaan dengan struktur modal sebagai variabel intervening. Persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan seperti berikut ini: Z = β1X1 + β3X2 + ε1........................................................................................ (1) Y = β2X1 + β4X2 + β5Z + ε2 ............................................................................. (2) Keterangan : X1 adalah Profitabilitas X2 adalah Size Z adalah Struktur modal (DER) Y adalah nilai perusahaan (Q) β1-5 adalah Koefisien regresi standardized ε1-5 adalah Error of term (variabel pengganggu) 59 3.5.1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan alat statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum dari data tersebut. Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan suatu data yang dilihat dari nilai minimum, nilai maksimum, mean dan standar deviasi. Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah dalam memahami variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. 3.5.2. Uji Asumsi Klasik Asumsi klasik adalah suatu pengujian hipotesis yang digunakan dalam suatu penelitian yang menunjukkan bahwa model regresi tersebut layak atau tidak untuk dilakukan ke pengujian selanjutnya (Ghozali, 2011). Adapun penyimpangan asumsi klasik ada empat : uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. 3.5.2.1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya memiliki distribusi data yang normal atau tidak. Untuk menguji normalitas, peneliti akan menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov. Uji ini dilakukan dengan membandingkan probabilitas yang diperoleh dengan taraf signifikansi α 0,05. Apabila p value > α, 60 maka data berdistribusi normal, jika p value < α maka data tidak berdistribusi normal. 3.5.2.2. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2001). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi dan menunjukkan kolinieritas yang tinggi. Nilai cut off bagi angka tolerance adalah sebesar 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10, artinya bahwa semua variabel yang akan dimasukkan dalam perhitungan model regresi harus mempunyai tolerance di atas 0,10. Jika lebih rendah dari dari 0,10 maka terjadi multikolinearitas. Sedangkan hasil perhitungan nilai VIF, jika memiliki nilai VIF kurang dari 10, maka tidak mempunyai persoalan multikolinieritas (Ghozali, 2011). 3.5.2.3. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t – 1 (sebelumnya), (Ghozali, 2011). Kriteria apabila tidak terjadi autokorelasi ditentukan dengan nilai Durbin Watson, yaitu dengan cara membandingkan antara nilai DW test dengan nilai pada tabel pada tingkat k (jumlah variabel bebas), n (jumlah sampel), dan α (tingkat signifikasi) yang ada. Jika nilai DW test > du dan DW test < 4 – du maka disimpulkan bahwa model yang diajukan tidak terjadi autokorelasi pada tingkat signifikasi tertentu. 61 3.5.2.4. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2011). Salah satu cara untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas adalah dengan metode uji glejser. Uji glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas heteroskedastisitas. apabila probabilitas Kriteria tidak signifikansinya terjadi di atas problem tingkat kepercayaan 5%, sehingga disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. 3.5.3. Uji Hipotesis 3.5.3.1. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen, maka peneliti menggunakan uji pengaruh simultan (F test) dengan alat bantu program SPSS. Langkah-langkah untuk melakukan pengujian adalah berikut ini. 1) Menentukan Hipotesis. H0 : b1 = b2 = b3 ........................................................................... (1) Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ........................................................................ (2) 2) Menghitung Fhitung. 62 Kriteria penyimpulannya adalah sebagai berikut ini. 1) H0 ditolak dan Ha tidak ditolak, yaitu apabila p-value lebih kecil dari 5% (p < α), berarti variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen atau dapat dikatakan bahwa model regresi signifikan. 2) H0 tidak ditolak dan Ha ditolak, yaitu apabila p-value lebih besar dari 5% (p > α), berarti variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen atau dapat dikatakan bahwa model regresi tidak signifikan. 3.5.3.2. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2) Pengujian Koefisien Determinasi (uji R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Tingkat ketepatan regresi dinyatakan dalam koefisien determinasi majemuk (R2) yang nilainya antara 0 sampai dengan 1. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen. Jika dalam suatu model terdapat lebih dari dua variabel independen, maka lebih baik menggunakan nilai adjusted R2 . 3.5.3.3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara parsial mempengaruhi variabel terikat dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Langkah-langkah untuk melakukan pengujian adalah berikut ini. 63 1) Menentukan Hipotesis. H0 : b1 = b2 = b3 ......... = 0 ........................................................... (1) Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ......... ≠ 0 ............................................................. (2) 2) Menghitung Fhitung. Kriteria penyimpulannya adalah sebagai berikut ini. 1) H0 ditolak dan Ha tidak ditolak, yaitu apabila p-value lebih kecil dari 5% (p < α), berarti variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen. 2) H0 tidak ditolak dan Ha ditolak, yaitu apabila p-value lebih besar dari 5% (p > α), berarti variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 3.5.3.4. Analisis Jalur (Path Analysis) Untuk menguji pengaruh variabel intervening digunakan metode Analisis Jalur (Path Analysis). Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linear berganda, digunakan untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model causal) yang telah ditetapkan sebelumnya dan untuk menguji pengaruh variabel intervening di dalam model penelitian (Ghozali, 2011). Path analysis dapat dilakukan dengan dua cara pengujian menggunakan program SPSS 20, yaitu dengan: 64 1) Meregresikan model penelitian lalu menghitung pengaruh tidak langsung dengan Sobel test lalu membandingkannya dengan ttabel (Ghozali, 2011), dan 2) menggunakan metode Bootsrap Script (Ghozali, 2011). Path analysis memberikan secara eksplisit hubungan kausalitas antar variabel yang dapat digambarkan dengan gambar berikut ini: Gambar 3.1 Diagram Jalur (Path Diagram) e2 Profitabilitas (X1) p2 p1 Size (X2) p6 Nilai Perusahaan (Y2) p4 p7 p5 p3 Struktur Modal (Z) e1 Diagram jalur memberikan secara eksplisit hubungan kausalitas antar variabel berdasarkan pada teori. Anak panah menunjukkan hubungan antar variabel. Model bergerak dari kiri ke kanan dengan implikasi prioritas hubungan kausal variabel yang dekat ke sebelah kiri. Setiap nilai p menggambarkan jalur dan koefisien jalur. Berdasarkan gambar model jalur diajukan hubungan berdasarkan teori bahwa: 65 1) Profitabilitas mempunyai hubungan langsung dengan Nilai Perusahaan (p2). Namun demikian Profitabilitas juga mempunyai hubungan tidak langsung dengan Nilai Perusahaan yaitu dari Profitabilitas ke Struktur Modal (p1) baru kemudian ke Nilai Perusahaan (p5). Total pengaruh hubungan dari Profitabilitas ke Nilai Perusahaan (korelasi antara Profitabilitas dan Nilai Perusahaan) sama dengan pengaruh langsung Profitabilitas ke Nilai Perusahaan (koefisien path atau regresi p2) ditambah pengaruh tidak langsung yaitu koefisien path dari Profitabilitas ke Struktur Modal yaitu p1 dikalikan dengan koefisien path dari Struktur Modal ke Nilai Perusahaan yaitu p5. Pengaruh langsung = p2 Pengaruh tidak langsung profitabilitas ke struktur modal = p1 x p5 Total pengaruh (korelasi Profitabilitas ke struktur modal) = p2+(p1 x p5) 2) Ukuran Perusahaan (size) mempunyai hubungan langsung dengan Nilai Perusahaan (p4). Namun demikian Ukuran Perusahaan (size) juga mempunyai hubungan tidak langsung dengan Nilai Perusahaan yaitu dari Ukuran Perusahaan (size) ke Struktur Modal (p3) baru kemudian ke Nilai Perusahaan (p5). Total pengaruh hubungan dari Ukuran Perusahaan (size) ke Nilai Perusahaan (korelasi antara Ukuran Perusahaan (size) dan Nilai Perusahaan) sama dengan pengaruh langsung Ukuran Perusahaan (size) ke Nilai Perusahaan (koefisien path atau regresi p4) ditambah pengaruh tidak langsung yaitu koefisien path dari Ukuran Perusahaan (size) ke Struktur Modal yaitu p3 dikalikan dengan koefisien path dari Struktur Modal ke Nilai Perusahaan yaitu p5. 66 Pengaruh langsung = p4 Pengaruh tidak langsung size ke struktur modal = p3 x p5 Total pengaruh (korelasi size ke kebijakan hutang) = p4+(p3 x p5) Untuk menentukan signifikan atau tidaknya besar nilai pengaruh mediasi yang ditunjukkan oleh perkalian koefisien (p1 x p5) dan (p3 x p5), maka peneliti mengujinya dengan Sobel Test yang ditunjukkan sebagai berikut: 1. Hitung standard error dari koefisien indirect effect (Sp1p5). Sp1p5 = √ (p52.Sp12 + p12.Sp52 + Sp12.Sp52) ................................. (1) Kemudian berdasarkan hasil Sp1p5 tersebut dapat dihitung nilai t statistik pengaruh mediasi dengan rumus sebagai berikut. p1p5 t = Sp1p5 ........................................................................................ (2) Dari hasil thitung yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan ttabel (signifikansi 0,05), yaitu sebesar 1,9776. Apabila hasil thitung lebih besar dari ttabel, maka nilai koefisien mediasi adalah signifikan yang berarti ada pengaruh mediasi dalam penelitian ini, sebaliknya jika lebih kecil maka tidak signifikan yang berarti tidak ada pengaruh mediasi dalam penelitian. 2. Hitung standard error dari koefisien indirect effect (Sp3p5). Sp3p5 = √ (p52.Sp32 + p32.Sp52 + Sp32.Sp52) ................................. (1) Kemudian berdasarkan hasil Sp3p5 tersebut dapat dihitung nilai t statistik pengaruh mediasi dengan rumus sebagai berikut. p3p5 t = Sp3p5 ........................................................................................ (2) 67 Dari hasil thitung yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan ttabel (signifikansi 0,05), yaitu sebesar 1,9776. Apabila hasil thitung lebih besar dari ttabel, maka nilai koefisien mediasi adalah signifikan yang berarti ada pengaruh mediasi dalam penelitian ini, sebaliknya jika lebih kecil maka tidak signifikan yang berarti tidak ada pengaruh mediasi dalam penelitian.